Karya ilmiah koperasi
-
Upload
rietz-wiguna -
Category
Education
-
view
3.525 -
download
2
Transcript of Karya ilmiah koperasi
SISTEM EKONOMI KERAKYATAN MELALUI WADAH GERAKAN KOPERASI INDONESIA
NAMA : HARITS WIGUNA
KELAS : 2EA21
NPM : 13210146
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMENUNIVERSITAS GUNADARMA
2011
Mata Kuliah : EKONOMI KOPERASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-Nya serta
shalawat dan salam saya panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang
dengannya saya penulis bias menyelesaikan karya tulis ini walau mengalami berbagai
kesulitan dalam menyusunnya. Dengan tekat yang kuat dan rasa tanggung jawab yang tinggi
akhirnya makalah ini dapat disusun guna melengkapi tugas Ekonomi Koperasi. Dengan kerja
keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan serta
mencapai hasil yang sesempurna mungkin dan sesuai dengan harapan, walau di dalam
pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan
waktu yang begitu mendesak. Tidak luput saya selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran kepada Bapak Nurhadi selaku dosen pembimbing Ekonomi Koperasi. Saya menyadari
bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam penulisan karya ilmiah ini untuk dapat
menyempurnakan dimasa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.
Bekasi, Oktober 2011
Hormat Saya
II
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. II
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… III
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………... 1
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………….1
1.2 TUJUAN …………………………………………………………………..……. .2
1.3 SASARAN …………………………………………………………………..…... 2
1.4 Sistematika Penulisan………………………………………………………..… .3
BAB II ISI........................................................................................................................4
A. Sistem Ekonomi Kerakyatan............................................................................4
B. Koperasi Sistem Ekonomi Indonesia................................................................5
C .Kendala Reposisi Koperasi..................... ........................................................6
a. Kelembagaan koperasi.........................................................................7
b. Usaha Koperasi....................................................................................8
c. Aspek Lingkungan...............................................................................9
D . Upaya Penangan Masalah..............................................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................... ....11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....12
III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang be-
ranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12
Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama den-
gan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya
penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).
Ekonomi Kerakyatan dalam arti yang lebih luas mencakup kehidupan petani, nelayan, peda-
gangan asongan, tukang ojek dan pedagang kaki lima, yang kepentingan-kepentingan
ekonominya selalu dapat lebih mudah dibantu atau diperjuangkan melalui koperasi. Kepentin-
gan-kepentingan ekonomi rakyat seperti inilah yang kurang mendapat perhatian oleh pengam-
bil kebijakan ekonomi. Ekonomi rakyat seperti ini dapat dikategorikan sebagai bisnis tetapi
sesunguhnya merupakan kegiatan hidup sehari-hari yang sama sekali bukan kegiatan bisnis
yang mengejar untung.
Kini Wadah koperasi yang di bentuk di kampung-kampung merupakan sebuah wadah untuk
memperkuat ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat terutama yang dikampung dapat diperkuat
melalui wadah Koperasi. Wadah koperasi ini mempunyai peran yang sangat besar dalam
membuka kesempatan dan peluang usaha masyarakat di kampung, selain sebagai agen pendis-
tribusian hasil-hasil produk masyarakat, dan media penyedia barang-barang konsumsi.
Wadah ini juga sebagai sebuah kegiatan produksi dan konsumsi yang apabila dikerjakan
sendiri-sendiri tidak akan berhasil, tetapi melalui organisasi koperasi yang menerima tugas
dari anggota untuk memperjuangkannya dapatberhasil.ekonomi masyarakat dapat bangkit dan
tersedia sebuah wadah koperasi yang sangat membantu perekonomian masyarakatnya.
1
1.2 Tujuan
Sesuai dengan judul Karya tulis ini yaitu Sistem ekonomi kerakyatan melalui
wadah gerakan koperasi indonesia. Karya tulis ini ini disusun agar pembaca lebih
mengenal tentang sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah koperasi yang ada
disekeliling kita dan agar kita semua tergugah untuk berpartisipasi dalam menangani
masalah ekonomi di kehidupan rakyat kecil yang makin berat,contohnya penduduk
desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja pada kebun-kebun milik pemerintah
yang menjadi semacam pajak. Produksi pangan rakyat merosot dan timbul kelaparan di
berbagai tempat. Dengan demikian kalau konsep Ekonomi kerakyatan ini benar-benar
bangkit maka secara otomatis mata pencaharian sebagian besar rakyat memiliki daya
tahan tinggi terhadap ancaman dan goncangan-goncangan harga internasional. Dan ini
adalah satu wujud kepedulian masyarakat terhadap keadaan ekonomi yang semakin
merosot.
Disamping hal diatas diharapkan pembaca peduli terhadap masalah-masalah
system perekonomian masyarakat sekitarnya demi tercapainya tujuan nasional bangsa
mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
1.3 Sasaran
Melihat pentingnya masalah ekonomi kerakyatan yang ada di Negara kita ini.
Dengan dibuatnya karya tulis ini saya sangat berharap pembaca dapat menerapkan
sistem ekonomi kerakyatan melalui wadah koperasi. karena apabila diterapkan secara
baik dan benar maka kesejahteraan dan masa depan bangsa akan terwujud. Generasi
muda adalah satu-satunya harapan bagi bangsa untuk melestarikan kesejahteraan
bangsa ini,karena mereka merupakan calon pemimpin bangsa ini di masa depan.
2
1.4 Sistematika Penulisan
Penyebaran
Hingga kini penyebaran koperasi di Indonesia hampir merata,meskipun ada
beberapa daerah yang belum menerapkan sistem perekonomian melalui sebuah
koperasi.karena rendah nya tingkat pendidikan masyarakat sehingga ada sebagian
masyarakat yang kesulitan menjalan kan sistem ini,tetapi pemerintah tetap berupaya keras
agar sistem ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses.dengan cara memberikan
pembelajaran atau seminar,pengenalaan dunia koperasi serta keuntungan dan manfaat
yang di dapat apabila sistem ekonomi melalui koperasi berjalan dengan baik dan benar.
Manfaat Sistem ekonomi koperasi
Berdasarkan fungsi dan peran koperasi, maka manfaat koperasi dapat dibagi menjadi dua
bidang, yaitu manfaat koperasi di bidang ekonomi dan manfaat koperasi di bidang sosial.
Manfaat koperasi di bidang ekonomi
Berikut ini beberapa manfaat koperasi di bidang ekonomi.
a) Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi
dibagikan kembali kepada para anggotanya sesuai dengan jasa dan aktivitasnya.
b) Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Barang dan jasa yang
ditawarkan oleh koperasi lebih murah dari yang ditawarkan di toko-toko. Hal ini bertujuan
agar barang dan jasa mampu dibeli para anggota koperasi yang kurang mampu.
c) Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi tidak semata-
mata mencari keuntungan tetapi melayani dengan baik keperluan anggotanya.
d) Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi. Setiap anggota
berhak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui laporan keuangan koperasi.
e) Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara lebih efektif dan
membiasakan untuk hidup hemat.
3
Manfaat koperasi di bidang sosial
Di bidang sosial, koperasi mempunyai beberapa manfaat berikut ini.
a) Mendorong terwujudnya kehidupan masyarakat damai dan tenteram.
b) Mendorong terwujudnya aturan yang manusiawi yang dibangun tidak di atas hubungan-
hubungan kebendaan tetapi di atas rasa kekeluargaan.
c) Mendidik anggota-anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dan semangat
kekeluargaan.
3
BAB II ISI
SISTEM EKONOMI KERAKYATAN
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.Di-
mana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh
rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi
apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Ke-
cil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan,
dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa
harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah
ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam mempertahan kan
kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keter-
ampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah
mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub
sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan
lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan.
Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis
masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup
masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan
masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
4
Koperasi dalam Sistem Ekonomi Indonesia
Menurut Haryoso et., al.(2006: 13-16), secara ideologis, masalah utama yang dihadapi
bangsa Indonesia adalah bagaimana membangun sistem ekonomi yang sesuai dengan cita-cita
tolong menolong. Pertanyaan ideologis tersebut terjawab bahwa dasar perekonomian yang
sesuai dengan cita-cita tolong menolong ialah koperasi. Koperasi mendahulukan keperluan
bersama dan menomorduakan kepentingan individual. Oleh karena itu, koperasi harus
memiliki fungsi mendidik masyarakat dalam hal mengurus kepentingan bersama.
Dalam konsep pemikiran Hatta pada dasarnya segala usaha yang hanya dapat dikerjakan
bersama-sama oleh banyak orang, mestilah memakai bangun koperasi. Usaha yang dikerjakan
secara bersama-sama ini dilawan dengan usaha perorangan. Usaha-usaha yang dapat
dikerjakan secara perorangan dan tidak menguasai hajat hidup orang banyak ini tidak harus
berbentuk koperasi. Meskipun usaha-usaha perorangan tidak harus berbentuk koperasi,
mereka secara sukarela dapat bersatu dan membentuk koperasi. Jika bangsa tidak
mengindahkan sistem ini, maka lambat laun dikuatirkan akan terjadinya semangat kapitalisme
yang berakibatkan pada pemerasan dan penindasan terhadap orang banyak yang lemah oleh
sekelompok kecil masyarakat yang cerdik dan bermodal.
Hatta melihat, mayoritas penduduk Indonesia bertempat tinggal di desa, maka gerakan
koperasi hendakmnya dimulai dari pedesaan. Hatta menegaskan, bahwa tugas koperasi
Indonesia sangatlah luas terkait masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu
keterbelakangan. Dalam hal ini Hatta menjelaskan tujuh tugas koperasi Indonesia.
1. Memperbaiki Produksi
Ada tiga jenis barang utama yang produksinya harus segera diperbaiki, yaitu pangan, barang
kerajinan dan barang-barang pertukangan yang diperlukan oleh rakyat Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Memperbaiki Kualitas Barang
Koperasi harus memperbaiki kualitas barang-barang yang dihasilkan oleh rakyat Indonesia.
Salah satu sebab rendahnya kualitas barang-barang adalah tidak cukupnya sarana produksi
yang dimiliki oleh rakyat, maka kopersi memiliki peran untuk secara bersama-sama memiliki
sarana produksi yang diutuhkan.
5
3. Memperbaiki Distribusi
Para pedagang umumnya telah mempermainkan distribusi untuk kepentingan mereka sendiri,
misalnya menimbun barang pada saat barang mulai langka untuk mendapatkan laba sebesar-
besarnya. Maka koperasi mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama, memiliki
peluang besar untukmemperbaiki sistem distribusi barang.
4. Memperbaiki Harga
Pedagang selalu berusaha untuk menjual barang dangn harga yang setinggi-tinginya, kondisi
demikian merugikan masyarakat luas. Koperasi yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat luas seharusnya memperbaiki harga pasar.
5. Menyingkirkan Penghisapan
Kalau suatu desa ingin makmur maka harus dibebaskan dari “lintah darat” atau sistem ijon
karena secara nyata telah merugikan masyarakat. Lintah darat bisa diberantas dengan
pendirian koperasi-kopersi sompan pinjam.
6. Memperkuat Permodalan
Masyarakat pada umumnya mengalami kesulitan permodalan. Dengan koperasi masyarakat
harus digerakan untuk menabung sebagai sumber modal.
7. Memelihara Lumbung
Sistem lumbung harus diperbaharui disesuaikan dengan tuntutan masa. Lumbung harus
menjadi alat untuk menyesuaikan produksi dan konsumsi atau srbagai buffer stock. Dengn
adanya lumbung akan mengurangi gejolak harga pada saat panen dan masa paceklik.
Lumbung pasi juga berfungsi untuk penyediaan bibit pada musim tanam.
Ajaran dan konsepsi ekonomi Bung Hatta menggariskan bahwa kopersi harus menjadi
wadah utama dalam perekonomian Indonesia. Koperasi diselenggarakan oleh orang-orang
kecil dengan modal kecil pula, maka koperasi dapat juga disebut sebagai wadah “rakyat
kecil” (petit people).
5
Latar Belakang Masalah
Kendala dan Reposisi Koperasi
Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi krisis ekonomi,
gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting.
Keikutsertaan warga masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya
mencapai sasaran-sasaran makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi
nasional. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa pembangunan koperasi tidak dapat
lagi hanya disandarkan pada pendanaan dari pemerintah, terlebih lagi dengan kondisi
keuangan pemerintah sekarang ini yang semakin menyempit karena lebih banyak bersandar
pada pinjaman dari luar negeri (terutama IMF).
Jika dari sisi yang satu penyembuhan ekonomi nasional diharapkan dapat dipercepat
dengan mengembangkan eksistensi usaha kecil dan koperasi, namun di sisi lain terlihat bahwa
kebijaksanaan makro pembangunan ekonomi masih memberikan kesempatan yang lebih besar
bagi para pengusaha besar terutama di sektor moneter. Kebijaksanaan moneter khususnya di
bidang perkreditan adalah penyebab utama kehancuran sistem ekonomi Indonesia yang harus
dibayar bukan saja dari segi materi tetapi juga biaya sosial (social cost) yang sangat besar.
Untuk itu mutlak diadakan reformasi total di bidang moneter secara lebih khususnya adalah
reformasi kredit (credit reform). Paradigma pembangunan yang menitik beratkan pada
pertumbuhan, dengan asumsi akan menciptakan efek menetes ke bawah jelas-jelas sudah gagal
total karena yang dihasilkan adalah keserakahan yang melahirkan kesenjangan. Pembangunan
pertumbuhan, memang perlu tetapi pencapaian pertumbuhan ini hendaknya melalui
pemerataan yang berkeadilan.
6
Melihat perkembangan akhir-akhir ini jelas tidak tampak adanya reformasi di bidang
ekonomi lebih-Iebih di sektor moneter, bahkan kecenderungan yang ada, adalah untuk
membangun kembali usaha konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasi
kemampuan keuangan dengan rekapitulasi bank-bank. Dalam menghadapi situasi seperti ini,
alternatif terbaik bagi koperasi dan usaha kecil adalah menghimpun kekuatan sendiri, baik
kekuatan ekonomi maupun kekuatan politis, atau baik sebagai badan usaha maupun sebagai
gerakan ekonomi rakyat, untuk memperkuat posisi tawar (bargaining position) mereka. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah mereka harus membangun koperasi, baik sebagai badan
usaha maupun sebagai gerakan dalam satu kiprah yang simultan, Dengan berkoperasi mereka
dapat menghimpun kekuatan kecil-kecil yang ada padanya, untuk digerakan dan diarahkan
dalam rangka memperbaiki posisi ekonominya. Dengan menguatnya posisi ekonomi dari
mereka, pada gilirannya posisi politisnya pun akan membaik sehingga posisi tawar mereka
akan menguat, yang pada gilirannya eksistensinya dalam penentuan kebijaksanaan
perekonomian nasional juga akan semakin membaik. Hal tersebut dimungkinkan karena
koperasi memiliki peluang yang cukup besar mengingat potensi ekonomi anggota koperasi
walaupun kecil-kecil tetapi sangat banyak dan tersebar, sehingga mampu membentuk
kekuatan yang cukup besar baik dari aspek produksi, konsumsi maupun jasa-jasa.
Namun pada saat yang sama, pembangunan sistem ekonomi ini juga mengalami suatu
kendala yang besar. Permasalahan yang dihadapi dalam membangun sistem ekonomi
kerakyatan khususnya koperasi adalah masalah struktural dengan berbagai cirinya. Misalnya
saja, masalah kelemahan pengelolaan/manajemen dan kelangkaan akan modal. Kelemahan
pengelolaan/ manajemen disebabkan olen tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
masyarakat masih terbatas. Sedangkan kelangkaan akan modal disebabkan oleh kondisi
ekonomi masyarakat kita umumnya masih lemah, dan justru dengan berkoperasi mereka
bersatu dan berupaya untuk tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang lebih
kuat dan dapat diandalkan.
6
Permasalahan yang dihadapi koperasi dalam tiga dekade terakhir ini dapat
dikemukakan sebagai berikut
a. Kelembagaan Koperasi
Sejumlah masalah kelembagaan koperasi yang memerlukan langkah pemecahan di masa
mendatang meliputi hal-hal: 1) Kelembagaan koperasi beum sepenuhnya mendukung gerak
pengembangan usaha. Hal ini disebabkan adanya kekuatan, struktur dan pendekatan
pengembangan kelembagaan yang kurang memadai bagi pengembangan usaha.
Mekanismenya belum dapat dikembangkan secara fleksibel untuk mendukung meluas dan
mendalamnya kegiatan usaha koperasi. Aspek kelembagaan yang banyak dipermasalahahkan
antara lain adalah daerah kerja, model kelembagaan koperasi produksi, koperasi konsumsi dan
koperasi jasa, serta pemusatan koperasi. 2) Alat perlengkapan organisasi koperasi belum
sepenuhnya berfungsi dengan baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh: a) Pengurus dan
Badan Pemeriksa (BP) yang terpilih dalam rapat anggota serta pelaksana usaha pada
umumnya tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga kurang
mampu untuk melaksanakan pengelolaan organisasi, manajemen dan usaha dengan baik, serta
kurang tepat dalam menanggapi perkembangan nngkungan. b) Mekanisme hubungan dan
pembagian kerja antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan Pelaksana Usaha (Manajer) masih
belum berjalan dengan serasi dan saling mengisi. c) Penyelenggaraan RAT koperasi masih
belum dapat dilakukan secara tepat waktu dan dirasakan masih belum sepenuhnya
menampung kesamaan kebutuhan, keinginan dan kepentingan dari pada anggotanya.
7
b. UsahaKoperasi
Masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan usaha koperasi tidak dapat
dipisahkan dari masalah kelembagaan serta alat kelengkapan organisasi koperasi dan
kemampuan para pengelolanya seperti yang diuraikan di atas. Adapun masalah yang berkaitan
dengan pengembangan usaha adalah :
1) Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan
kegiatan di berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki kemampuan memanfaatkan
kesempatan usaha yang tersedia.
2) Belum sepenuhnya tercipta jaringan mata rantai tataniaga yang efektif dan efisien, baik
dalam pemasaran hasil produksi anggotanya maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok
para anggotanya.
3) Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan
lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang sesuai
dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Selain itu koperasi masih
belum mampu melaksanakan pemupukan modlal sendiri yang mengakibatkan sangat
tergantung pada kredit dari bank walaupun biayanya lebih mahal.
4) Keterbatasan jumlah dan jenis sarana usaha yang dimiliki koperasi, dan kemampuan
para pengelola koperasi dalam mengelola sarana usaha yang telah dimiliki.
5) Belum terciptanya pola dan bentuk-bentuk kerjasama yang serasi, baik antar koperasi
secara horizontal dan vertikal maupun kerjasama antara koperasi dengan BUMN dan Swasta.
8
c. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan yang terdiri dari kondisi ekonomi, politik, sosial dan budaya, tidak
dapat dilepaskan dari proses pengembangan koperasi. Di satu pihak kondisi tersebut dapat
memberikan kesempatan, di pihak lain dapat menimbulkan hambatan bagi perkembangan
koperasi. Adapun kondisi lingkungan yang dapat diidentifikasikan, sebagai berikut
1) Kemauan politik yang kuat dari amanat GBHN 1999-2004 dalam upaya
pengembangan koperasi, kurang diikuti dengan tindakan-tindakan yang konsisten dan
konsekuen dari seluruh lapisan struktur birokrasi pemerintah.
2) Kurang adanya keterpaduan dan konsistensi antara program pengembangan koperasi
dengan program pengembangan sub-sektor lain, sehingga program pengembangan sub-sektor
koperasi seolah-olah berjalan sendiri, tanpa dukungan dan partisipasi dari program
pengembangan sektor lainnya.
3) Dirasakan adanya praktek dunia usaha yang mengesampingkan semangat usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan gotong-royong.
4) Masih adanya sebagian besar masyarakat yang belum memahami dan menghayati
pentingnya berkoperasi sebagai satu pilihan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan.
5) Sikap sebagian besar masyarakat di lingkungan masyarakat yang miskin dirasakan
masih sulit untuk diajak berusaha bersama, sehingga di lingkungan semacam itu kehidupan
berkoperasi masih sukar dikembangkan.
6) Sebagai organisasi yang membawa unsur pembaruan, koperasi sering membawa nilai-
nilai baru yang kadang-kadang kurang sesuai dengan nilai yang dianut oleh masyarakat yang
lemah dan miskin terutama yang berada di pedesaan.
9
D. Upaya Penanganan Masalah
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan reposisi
peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha kecil.
Keikutsertaan pemerintah dalam program ini dibatasi hanya sebagai fasilitator dan regulator,
melalui suatu mekanisme yang menempatkan koperasi dan usaha kecil sejajar dengan
perusahaan-perusahaan milik swasta dan perusahaan milik pemerintah. Strategi tersebut
merupakan langkah yang perlu diLempuh berdasarkan pemikiran bahwa dengan program ini
memungkinkan permasalahan yang dihadapi koperasi dapat ditangani sekangus. Dalam hal
ini, selain koperasi memiliki kesempatan untuk eksis dalam usaha-usaha yang selama ini
seakan "diharamkan" untuk koperasi, seperti dalam pengelolaan hutan dan ekspor/impor.
Program ini juga sekaligus juga dapat membuktikan bahwa koperasi dan usaha kecil mampu
berperan sebagai kelembagaan yang menopang pemberdayaan ekonomi rakyat dalam sistem
ekonomi kerakyatan.
Pola Reposisi Peran Koperasi
Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan peranannya antara lain sangat ditentukan
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak antara
lain dengan cara:
1) Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan kekuatan dari
anggota;
2) Memperpendek jaringan pemasaran;
3) Memiliki alat perlengkapan organisasi yang berfungsi dengan baik seperti pengurus,
Rapat Anggota, dan Badan Pemeriksa, serta manajer yang terampil dan
berdedikasi;
4) Memiliki kemampuan sebagai suatu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas
barang-barang yang dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang
cermat dan sebagainya
b. Kemampuan koperasi untuk menghimpun dan menanamkan kembali modal,
dengan cara penumpukan modal anggota;
c. Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal untuk
mempertinggi efisiensi.
d. Terciptanya keterampilan teknis di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran
yang tidak mungkin dapat dicapai oleh anggota secara sendiri-sendiri.
e. Pembebanan resiko dari anggota kepada koperasi sebagai satu unit usaha, yang
selanjutnya kembali ditanggung secara bersama oleh anggotanya.
f. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota yang berkaitan dengan perubahan sikap
dan perilaku yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, diantaranya
perubahan teknologi, pasar dan dinamika masyarakat.
Selanjutnya hubungan dan pola kerjasama koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya
haruslah serasi. Sifat hubungan tersebut haruslah saling menguntungkan dan tidak
menimbulkan ketergantungan koperasi kepada bangun ekonomi yang lain, serta dilandasi oleh
pola kerjasama antar koperasi sendiri secara horizontal dan vertikal. Pembangunan kerja sama
dengan pelaku ekonomi lainnya diprioritaskan pada pengembangan hubungan dengan
pengusaha menengah dan perusahaan besar milik negara.Dengan kedudukan dan peranan
koperasi yang demikian dan sesuai dengan kebijaksanaan program pembangunan koperasi
dalam era reformasi yang dititik beratkan pada upaya memandirikan koperasi, reposisi peran
koperasi pada hakikatnya ditujukan menyelaraskan peran koperasi, sesuai dengan ide dan
prinsip dasarnya. Di samping untuk mengembalikan tujuan pembangunan koperasi, reposisi
koperasi diprogramkan untuk mengeliminir permasalahan yang dihadapi koperasi.
10
BAB III PENUTUP
Penerapan sistem ekonomi kerakyatan Indonesia melalui wadah lembaga koperasi harus
ditangani dengan serius.baik dari golongan pemerintah,masyarakat dan juga individual-
individual yang terkait.segala bentuk-bentuk permasalahan yang telah di jabarkan di atas
hendaknya kita benahi kembali,mulai dari penyebaran koperasi yang sampai saat ni belum
merata,keterbelakangan koperasi,dan kelembagaan koperasi dll.
Usaha-usaha penanggulangan masalah telah dipaparkan dengan jelas di karya tulis mulai
dari memperbaiki distribusi,memperbaiki harga,reposisi koperasi semuanya telah
dijelaskan dengan jelas.
Saya berharap pembaca dapat mengerti dan menerapkan pola-pola ekonomi berbasis
koperasi ini sesuai dengan aturan-aturan nya di lingkungan masyarakat sekitar nya,agar
salah satu tujuan pemerataan koperasi Indonesia dapat berjalan.dan dengan sistem ini kita
terapkan sistem ekonomi gotong-royong sesuai dengan prinsip koperasi yang tidak
mengutamakan kepantingan individual melain kan kepentingan bersama.
Dan bila semua nya telah berjalan maka ekonomi masyarakat dapat bangkit dan tersedia se-
buah wadah koperasi yang sangat membantu perekonomian masyarakatnya
11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://Koperasi/dalam/sistem/ekonomi-indonesia.html.
2. http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/07/15/ .
3. Harian kompas 20 juli 2011.
4. www.ekonomi rakyat.org/index 1 php.
5. Perekonomian Indonesia,Faisal basri,PT.Penerbit Erlangga.
12