Karya Ilmiah Hidroponik

12
KARYA TULIS ILMIAH HIDROPONIK UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN RUANG HIJAU Disusun sebagai partisipasi atas Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA/SMK oleh Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Oleh: Paramita Koriston Theresia Loelita Lisya Limadhy SMA Karuna Dipa Palu November 2013

description

Karya ilmiah ini tentang mengapa kita dapat menggunakan tanaman hidroponik untuk menanam tanaman di lahan sempit, keuntungan serta langkah-langkah menanam secara hidroponik.

Transcript of Karya Ilmiah Hidroponik

Page 1: Karya Ilmiah Hidroponik

KARYA TULIS ILMIAH

HIDROPONIK UNTUK MEMAKSIMALKAN

PEMANFAATAN RUANG HIJAU

Disusun sebagai partisipasi atas

Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA/SMK

oleh Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Daerah

Provinsi Sulawesi Tengah

Oleh:

Paramita Koriston

Theresia Loelita

Lisya Limadhy

SMA Karuna Dipa Palu

November 2013

Page 2: Karya Ilmiah Hidroponik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ‘Hidroponik untuk

Memaksimalkan Pemanfaatan Ruang Hijau’ sebagai bentuk partisipasi atas lomba karya tulis

ilmiah tingkat SMA/SMK se-Sulawesi Tengah tahun 2013, yang diselenggarakan oleh Dinas

Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Meskipun

banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses penelitian, pengkajian ulang

dan penyusunan, tetapi akhirnya penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyusun karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada keluarga, teman-teman sesama pelajar, serta semua pihak yang sudah turut

memberi kontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan karya

ilmiah ini.

Dengan selesainya karya ilmiah ini penulis berharap dapat memberikan pengetahuan

tambahan tentang manfaat hidroponik dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau

kepada siapapun yang akan membacanya, dan juga sebagai bahan referensi di masa yang akan

datang bagi mereka yang membutuhkan informasi tentang hidroponik.

Penulis pun sadar bahwa karya ilmiah yang telah penulis susun ini masih sangat jauh

dari sempurna. Seperti kata pepatah, "Tak ada gading yang tak retak,", maka begitu pula

karya ilmiah ini, masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan di sana-sini. Untuk itu

penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun,

demi penyempurnaan karya ilmiah ini di masa yang akan datang.

Palu, 31 Oktober 2013

Tim Penulis

Page 3: Karya Ilmiah Hidroponik

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, kita semua dihadapkan oleh masalah keterbatasan lahan. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan menata

ruang yang ada secara efisien. Karena keterbatasan lahan tersebut, semakin banyak

pembangunan yang mulai merambah ke daerah yang seharusnya diperuntukkan

sebagai lahan hijau. Apalagi, Indonesia merupakan suatu negara yang sedang dalam

tahap perkembangan, sehingga banyak pembangunan yang masih direncanakan. Lalu

bagaimana ke depannya? Tentu saja lahan hijau kita akan semakin berkurang. Padahal,

lahan hijau adalah salah satu kekayaan Indonesia yang sangat penting untuk

dipertahankan.

Mengapa kita semua membutuhkan lahan hijau? Seperti yang telah kita

ketahui, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dampak dari pemanasan global

semakin dapat kita rasakan. Peningkatan suhu yang cukup drastis pada atmosfer bumi,

laut dan daratan, meningkatnya resiko kanker kulit karena efek rumah kaca yang

menyebabkan penipisan pada lapisan atmosfer, mencairnya es di kutub utara dan

kutub selatan yang berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut, serta

berbagai dampak lainnya.

Namun, dampak-dampak dari pemanasan global tersebut dapat diminimalisir.

Penghijauan merupakan salah satu pencegahan yang paling mudah dan dapat

dilakukan oleh siapa saja. Dengan penghijauan, kadar karbondioksida di udara akan

dapat dikurangi, dan sebaliknya, kadar oksigen di udara akan dapat ditingkatkan.

Itulah mengapa lahan hijau menjadi sangat penting untuk dipertahankan, dan

bahkan diperluas. Hidroponik—atau budidaya tanaman tanpa tanah—adalah suatu

alternatif penghijauan yang dapat diterapkan bahkan di area yang sempit sekalipun.

Hidroponik bahkan dapat dilakukan dengan menyusun rak-rak secara vertikal,

sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan ruang yang ada. Selain itu metode

budidaya tanaman secara hidroponik juga lebih hemat tenaga dan air.

Hidroponik juga dapat membantu memberi solusi atas masalah pangan yang

sedang kita hadapi, karena dapat diterapkan untuk membudidayakan sayur-sayuran.

Page 4: Karya Ilmiah Hidroponik

4

Sayur-sayuran yang dihasilkan juga memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih, serta

lebih mudah dipanen. Hasilnya juga dapat dimanfaatkan secara komersial.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merasa terdorong untuk

meneliti dan mengkaji ulang sebaik mungkin mengenai metode bercocok tanam secara

hidroponik, dengan harapan metode tersebut dapat diterapkan di kemudian hari untuk

mengatasi pemanasan global dengan penggunaan ruang yang lebih efektif. Penelitian

ini dituangkan dalam suatu karya ilmiah sederhana yang berjudul “Hidroponik untuk

Memaksimalkan Pemanfaatan Ruang Hijau”.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Apa sajakah keunggulan dari metode cocok tanam secara hidroponik sehingga

dapat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau?

1.2.2 Apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membudidayakan

tanaman secara hidroponik?

1.2.3 Bagaimana penerapan metode hidroponik dalam berbagai skala?

1.2.4 Bagaimana peran serta masyarakat dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang

hijau dengan metode hidroponik?

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup karya ilmiah ini meliputi keunggulan dari metode cocok tanam

secara hidroponik, langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan budidaya

tanaman secara hidroponik, penerapan metode hidroponik dalam berbagai skala, serta

bagaimana peran serta masyarakat dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau

dengan metode hidroponik.

Page 5: Karya Ilmiah Hidroponik

5

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

2.1 Menjelaskan keunggulan dari metode cocok tanam secara hidroponik untuk

memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau.

2.2 Memaparkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan budidaya

tanaman secara hidroponik.

2.3 Menjelaskan penerapan metode hidroponik dalam berbagai skala.

2.4 Menjelaskan peran serta masyarakat dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau

dengan metode hidroponik.

Page 6: Karya Ilmiah Hidroponik

6

BAB III

HASIL PEMBAHASAN

3.1 Keunggulan dari Metode Cocok Tanam Secara Hidroponik untuk

Memaksimalkan Pemanfaatan Ruang Hijau

a. Dalam sistem hidroponik, tanaman dapat ditanam berdekatan. Dengan luas area

yang sama, sistem hidroponik dapat menanam empat kali lebih banyak jika

dibandingkan dengan tanaman yang ditanam secara tradisional. Apalagi apabila

tanaman hidroponik tersebut ditempatkan di atas rak-rak yang disusun secara

vertikal, maka ruang yang ada akan dapat lebih dimaksimalkan.

b. Pada sistem hidroponik, kadar nutrisi dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Nutrisi yang diserap juga lebih maksimal. Ini mengakibatkan tanaman hidroponik

tumbuh relatif lebih cepat. Hal ini juga bisa menghemat penggunaan pupuk.

c. Sistem hidroponik berbeda dengan berkebun secara konvensional, karena dalam

sistem hidroponik penanam tidak perlu repot dalam mencari-cari dan menebak-

nebak tanah mana yang cocok dengan tanaman yang akan ditanam.

d. Penyakit yang berasal dari tanah tidak akan menyerang karena bertanam

hidroponik tidak menggunakan tanah.

e. Hidroponik dapat meminimalkan masalah yang berhubungan dengan pertanian

tradisional, karena relatif lebih tahan hama dan lebih sehat.

f. Konsumsi air dalam hidroponik relatif lebih sedikit. Dalam banyak kasus,

tanaman hidroponik hanya menggunakan sepersepuluh air dibanding tanaman

yang ditanam di tanah, sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu

tertampung di dalam wadah yang dipakai. Selain itu, air juga dapat digunakan

secara lebih efektif, karena gulma dan tumbuhan pengganggu tidak dapat tumbuh

dan mengambil persediaan air dari tanaman utama.

g. Sistem hidroponik dalam perawatannya tidak memerlukan tenaga kerja yang

banyak.

h. Lingkungan kerja dalam penanaman secara hidroponik cenderung lebih bersih.

i. Sistem hidroponik dapat diterapkan dimana saja (selama tanaman mendapat

cahaya matahari yang cukup), dan kapan saja karena tidak mengenal musim.

Page 7: Karya Ilmiah Hidroponik

7

3.2 Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan untuk Membudidayakan Tanaman

Secara Hidroponik

3.2.1 Penyemaian Benih Tanaman

Pertama-tama penanam perlu menyediakan benih yang akan ditanam.

Lalu benih tersebut disemai hingga menjadi bibit tanaman yang siap dipindah

tanam. Penyemaian dapat dilakukan pada wadah semai, lebih baik apabila

tingkat germinasi benih diatas 80%. Media semai yang baik dan umum

digunakan adalah rockwool. Rockwool sangat praktis dan steril, merupakan

penahan air dan udara yang baik, penyedia nutrisi yang baik, serta dapat

berfungsi sebagai struktur penyangga bagi tanaman. Setelah disemai, jika

benih sudah siap (sekitar 2 minggu), maka benih tersebut dapat dipindahan ke

media tanam.

3.2.2 Pemilihan Sistem Hidroponik

Ada banyak sistem yang bisa dipilih untuk menanam secara

hidroponik. Beberapa contoh sistem hidroponik yaitu sistem wick, kultur air

statis, aeroponik, sub-irigasi pasif, run to waste, deep water culture,

bubbleponics dan bioponik.. Apabila penanaman hanya dimaksudkan untuk

skala hobi, maka dapat mencoba sistem wick/sumbu terlebih dahulu, karena

sistem wick tersebut relatif lebih mudah dan murah.

3.2.3 Media yang Diperlukan

Sebelum melakukan penanaman, penanam perlu menyediakan media

tanam terlebih dahulu sebagai tempat tumbuh tanaman nantinya. Untuk media

tanam, penanam bisa menggunakan media tanam seperti rockwool, sabut

kelapa, sekam bakar, pasir, serbuk gergaji, kerikil, dan lain sebagainya. Media

tanam tersebut juga dapat dicampur, misalnya sekam bakar dengan kerikil,

atau rockwool dengan pasir.

3.2.4 Pemberian Nutrisi Hidroponik

Nutrisi hidroponik sangat penting untuk keberhasilan dalam

penanaman secara hidroponik. Tanpa nutrisi hidroponik, tanaman hidroponik

tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Nutrisi hidroponik tersebut dapat dibeli

Page 8: Karya Ilmiah Hidroponik

8

di pasaran atau bisa juga dibuat/diracik sendiri. Pembuatan nutrisi hidroponik

dapat dilakukan dengan mencampurkan masing-masing 1000 gram pupuk

urea, pupuk KCL dan pupuk NPK, serta 50 gram pupuk daun gandasil ke

dalam air, hingga didapatkan 20 liter nutrisi hidroponik. Pada saat tanaman

memasuki fase pertumbuhan generatif, komposisi pupuk urea dapat dikurangi

sampai 50% sehingga tinggal 500 gram. Sebaliknya komposisi pupuk NPK

ditambah sampai 50% hingga menjadi 1500 gram.

3.2.5 Pemeliharaan

Jika hal-hal di atas sudah siap, maka bibit dapat ditanam secara

hidroponik. Selanjutnya tinggal memperhatikan pemeliharaan tanaman.

Usahakan nutrisi tanaman terpenuhi, agar pertumbuhan tanaman lebih optimal.

3.3 Penerapan Metode Hidroponik dalam Berbagai Skala

3.3.1 Penerapan dalam Skala Kecil

Metode hidroponik dalam skala kecil biasanya hanya diterapkan

sebagai hobi. Penanaman dilakukan di dalam pot-pot kecil berisi media-media

hidroponik. Penanaman dalam skala kecil ini biasanya dilakukan untuk

membudidayakan tanaman hias. Nilai produksi tanaman diabaikan dan hanya

mementingkan nilai estetikanya saja. Beberapa contoh tanaman hias yang

cocok untuk ditanam secara hidroponik yaitu anggrek, mawar, bromelia, aralia,

kaktus, krisan, gerberra dan kaladium.

3.3.2 Penerapan dalam Skala Menengah

Metode hidroponik dalam skala menengah biasanya diterapkan untuk

pemenuhan kebutuhan dalam rumah tangga. Misalnya untuk keperluan bumbu

dapur, sayur-sayuran, buah-buahan dan/atau apotek hidup. Beberapa contoh

tanaman yang cocok untuk ditanam secara hidroponik yaitu cabai, bawang

merah dan bawang putih untuk bumbu dapur; kangkung, sawi, dan brokoli

untuk sayur-sayuran; stroberi, semangka dan anggur untuk buah-buahan; serta

temu lawak, mahkota dewa dan rosella untuk apotek hidup.

Kuantitas tanaman yang ditanam pada skala ini lebih besar dibanding

pada skala kecil yang telah dibahas pada poin sebelumnya. Tujuan dari

Page 9: Karya Ilmiah Hidroponik

9

penanaman dalam skala ini juga cenderung lebih menekankan pada nilai

produksi.

3.3.3 Penerapan dalam Skala Besar

Penerapan metode hidroponik dalam skala besar tidak berbeda jauh

dengan penerapan metode hidroponik dalam skala menengah, hanya saja

kuantitas tanaman yang ditanam cenderung lebih banyak, dan ditujukan untuk

kepentingan komersial.

Selain itu, dalam skala besar, metode penanaman secara hidroponik

juga dapat diterapkan oleh pemerintah dalam membuat rumah hijau

(greenhouse), dan dapat dijadikan suatu peluang wisata, lapangan kerja baru,

serta dapat menambah pemasukan kas pemerintah dengan produksi yang

dihasikan.

3.4 Peran Serta Masyarakat dalam Memaksimalkan Pemanfaatan Ruang Hijau

dengan Metode Hidroponik

Jika membicarakan mengenai penghijauan oleh masyarakat, banyak orang

yang akan berasumsi bahwa hal ini akan memerlukan tempat yang luas, sehingga

dapat memunculkan keengganan. Padahal, penghijauan oleh masyarakat justru

sangatlah penting. Apalagi, jumlah penduduk di Indonesia menduduki peringkat

keempat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Jika

setengah saja dari seluruh penduduk Indonesia melakukan penghijauan bahkan dalam

skala kecil sekalipun, Indonesia dapat menjadi negara sangat asri dengan tingkat

polusi yang rendah.

Oleh karena itulah, masyarakat harus lebih didorong dan dimotivasi untuk

melakukan penghijauan. Karena sekecil apapun partisipasi yang dilakukan, akan

berpengaruh positif terhadap lingkungan. Masyarakat perlu dikenalkan pada suatu

metode penghijauan yang tidak memerlukan tempat luas, lebih ekonomis dalam

jangka panjang, serta lebih mudah dalam perawatannya, contohnya saja metode

hidroponik. Dengan metode hidroponik, masyarakat dapat dengan mudah menjalankan

perannya dalam usaha penghijauan, dengan pemanfaatan ruang yang maksimal.

Page 10: Karya Ilmiah Hidroponik

10

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kini penulis berada pada tahap akhir dari karya ilmiah ini, yaitu kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

4.1.1 Metode hidroponik memiliki banyak keunggulan, diantaranya yaitu lebih

sehat, lebih ekonomis dalam perawatan jangka panjang, serta dapat lebih

memaksimalkan pemanfaatan ruang.

4.1.2 Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membudidayakan tanaman

secara hidroponik yaitu meliputi penyemaian benih tanaman, pemilihan sistem

hidroponik, media yang diperlukan, nutrisi hidroponik, serta pemeliharaan.

4.1.3 Metode hidroponik dapat diterapkan dalam berbagai skala, yaitu skala kecil,

skala menengah dan skala besar.

4.1.4 Masyarakat dapat berperan serta dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang

hijau dengan metode hidroponik karena metode tersebut merupakan metode

penghijauan yang tidak memerlukan tempat luas, lebih ekonomis dalam jangka

panjang, serta lebih mudah dalam perawatannya.

4.2 Saran

Dalam penulisan karya ilmiah yang sederhana ini, penulis telah mempelajari

dan meneliti mengenai hidroponik untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau,

sehingga penulis mempunyai beberapa saran:

a. Bagi pemerintah, penulis berharap agar pemerintah dapat menerapkan metode hidroponik

dalam pembuatan rumah hijau (greenhouse), karena pembuatan rumah hijau dapat

dijadikan suatu peluang wisata, membuka lapangan kerja yang baru, serta dapat

menambah pemasukkan kas pemerintah dengan produksi yang dihasilkan.

b. Bagi pemerintah, dapat memperkenalkan metode hidroponik secara lebih luas kepada

masyarakat agar bisa dimanfaatkan sebagai suatu solusi dalam usaha penghijauan.

c. Bagi masyarakat, diharapkan agar dapat berpartisipasi lebih dalam usaha penghijauan,

contohnya dengan metode hidroponik ini.

Page 11: Karya Ilmiah Hidroponik

11

DAFTAR PUSTAKA

Istiqomah, Siti. (2007). Menanam Hidroponik. Jakarta: Azka Press. ISBN 978-979-1211-

48-2.

Nicholls, R.C. (2000). Beginning Hydroponics: Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah.

Semarang: Dahara Prize. ISBN 979-501-090-5.

Sameto, Hudoro. (2009). Hidroponik Sederhana Penyejuk Ruangan. Jakarta: Penebar

Swadaya. ISBN 979-489-717-5.

Tim Karya Tani Mandiri. (2012). Pedoman Bercocok Tanam dengan Hidroponik. Bandung:

Nuansa Aulia. ISBN 978-979-071-083-2.

Harianti, Devi & Oktoyournal. (2005). Buku Ajar Hidroponik dan Rumah Kaca.

Payakumbuh: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Anonim. Apa Itu Tanaman Hidroponik. http://yukiwaterfilter.com/in/artikel-152-apa-itu-

tanaman-hidroponik.html (diakses pada tanggal 31 Oktober 2013).

Bramanti, Azmi. Dampak Pemanasan Global bagi Kehidupan Manusia.

http://sirmanggisak.blogspot.com/2013/07/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan

.html (diakses pada tanggal 31 Oktober 2013).

Shyro, Amien. Berbagai Keunggulan Hidroponik. http://shyro-

group.blogspot.com/2012/06/berbagai-keunggulan-hidroponik.html (diakses pada

tanggal 1 November 2013).

Isnan, Mukhiban. Cara Menanam Tanaman Secara Hidroponik.

http://pertanianorganik.net/cara-menanam-tanaman-secara-hidroponik (diakses pada

tanggal 1 November 2013).

Tirtonoto, Ichsan. Media Tanam Hidroponik. http://ichsantirtonotolife.com/go-green/media-

tanam-hidroponik (diakses pada tanggal 2 November 2013).

Page 12: Karya Ilmiah Hidroponik

LAMPIRAN GAMBAR