Karya Ilmiah

107
KARYA ILMIAH RANCANGAN LISTRIK SEMESTER IV PENGENDALIAN PROYEK PROYEK PEMASANGAN KONTROL MESIN FILING DAN PACKING AQUA GELAS BERBASIS PLC Disusun oleh: Hilmawati Fauzia Pratiwi Puji Haryati TL : 4b Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

description

Alat kontrol logika yang dapat diprogram (PLC) memproses sinyal masukan binari untuk menghasilkan sinyal keluaran atau output, yang secara langsung mempengaruhi proses, pengoprasian dan urutan teknis.Programmable Logic Controller (PLC) menjamin, bahwa semua langkah dalam rangkaian industrial tersebut diset dalam gerakan sesuai urutan yang benar dan dengan ketentuan waktu yang terkoordinasi.PLC selalu memonitor status-status tertentu dalam instalasi tersebut (misalnya : suhu, tekanan, level dsb). Jika nilai yang telah ditetapkan terlewati atau tidak tercapai, maka PLC tersebut, akan memicu reaksi untuk mengatasi gejala tersebut atau memberi sinyal yang sesuai kepada staf operasional.

Transcript of Karya Ilmiah

Page 1: Karya Ilmiah

KARYA ILMIAH

RANCANGAN LISTRIK SEMESTER IV

PENGENDALIAN PROYEK

PROYEK PEMASANGAN KONTROL

MESIN FILING DAN PACKING AQUA GELAS BERBASIS PLC

Disusun oleh:

Hilmawati Fauzia

Pratiwi Puji Haryati

TL : 4b

Jurusan Teknik ElektroProgram Studi Teknik Listrik

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA2011

Page 2: Karya Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia industri saat ini, efisiensi sudah menjadi tuntutan disegala bidang sebagai

salah satu kunci sukses dalam persaingan industri. Orang cenderung mencari cara yang termudah

dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan, terutama terhadap penyelesaian

pekerjaan yang memerlukan cukup banyak waktu dan tenaga.

Bila pekerjaan tersebut dilakukan hanya satu periode, tentu belum menjadi masalah besar,

akan tetapi bila dilakukan secara berulang-ulang dari waktu-ke waktu, maka hal ini menimbulkan

beberapa masalah antara lain :

o Efektifitas pekerjaan cenderung menurun, karena timbulnya kelelahan

o Efisiensi waktu penyelesaian pekerjaan menurun

o Ketelitian terhadap mutu pekerjaan berkurang

o Keseragaman hasil pekerjaan relative sulit untuk dicapai

o Cenderung terjadi dan kelalaian (Human Error)

Untuk menjawab atau menyelesaiakan masalah tersebut, salah satu cara yang dapat

diberikan adalah dengan membuat alat pengisi dan pengemas gelas air mineral yang terprogram

di dalam PLC. Disini operator hanya bertugas meng-ON-kan atau meng-OFF-kan mesin

pemgemasan botol ini serta memonitor pelaksanaan kerja mesin tersebut.

Page 3: Karya Ilmiah

1.2 Permasalahan

Dalam mengendalikan sebuah proyek kontrol industri, sebagai project engineer harus

memperhatikan benar hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana mengatasi efektifitas pekerjaan, efisiensi waktu dan keseragaman produk

suatu industri?

2. Bagaimana cara membuat program PLC mesin pengisi dan pengemas air mineral (gelas)

agar berjalan dengan baik dan benar ?

3. Bagaimana melakukan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan sebuah proyek

industri?

1.3 Tujuan

Pengendalian proyek kontrol industri dimaksudkan agar proyek tersebut dapat selesai dengan

baik sesuai dengan waktu dan biaya yang telah disepakati. Serta berfungsi dengan baik dan

benar sesuai dengan program berbasis PLC yang telah dibuat.

Tujuan perencanaan proyek industri ini antara lain :

1. Menemukan solusi mengatasi permasalahan efektifitas pekerjaan, efisiensi waktu dan

keseragaman produk suatu industri.

2. Mengetahui cara membuat program PLC mesin pengisi dan pengemas air mineral.

3. Mengetahui bagaimana melakukan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan sebuah

proyek industri.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam pengerjaan proyek industri ini perlu diadakan sistematika penulisan guna tercapainya

tujuan penulisan laporan. Ada beberapa bab yang terdapat dalam penulisan ini :

Page 4: Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Kerja Mesin Pengemas Botol

3.2 Gambar Lay Out

3.3 Identifikasi Input/Output

3.4 Flow Chart

3.5 Gambar Rancangan Kontrol

3.6 Diagram Daya Motor

3.7 Analisa Rangkaian Kontrol

3.8 Lay Out Panel

3.9 Analisa Perhitungan dan Komponen Kontrol dan Pengaman

3.10 Bill Of Quantity

3.11 Analisa Harga Satuan

3.12 Rencana Anggaran Biaya

3.13 Time Schedule

3.14 Jadwal Rencana Kegiatan

3.15 Rencana kerja dan Syarat-syarat

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Page 5: Karya Ilmiah

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Programabel Logic Control

PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah kontrol sistem yang menggunakan

sistem solid state (bukan mekanikal) yang mempunyai memory yang dapat diprogram oleh

pemakainya yang membaca kondisi input dan menghasilkan kondisi output untuk mengontrol

sebuah mesin atau proses. PLC bekerja dengan cara menerima sinyal-sinyal dari peralatan input,

misalnya tombol tekan, saklar, limit switch, sensor, dan lain sebagainya. Sinyal-sinyal tersebut

diubah menjadi sinyal-sinyal yang bersifat logika yang disimpan dalam memory PLC untuk

diolah. Selanjutnya informasi hasil pengolahan tersebut diteruskan ke peralatan-peralatan output,

yang dapat berupa lampu tanda, buzzer, solenoid valve, motor listrik, dan lain sebagainya.

A. Klasifikasi PLC

Hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan dan menentukan PLC yang akan

digunakan adalah sebagai berikut:

1). Keanekaragaman bentuk (variasi bentuk) PLC

2). Tipe atau model CPU

3). Fasilitas hardware dan software yang dimiliki

4). Buku manual atau petunjuk operasi

5). Layanan purna jual

hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi efektifitas dan efesiensi dari penggunaan plc

sebagai sistem kendali proses produsi atau sistem kendali lainnya.

Page 6: Karya Ilmiah

Adapun variasi dari plc dapat dilihat dari:

1). Jumlah I/O

2). Bentuk konfigurasu mesin PLC

Berdasarkan jumlah I/O, PLC dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Micro PLC: jumlah I/O < dari 32

b. Small (kecil) PLC: jumlah I/O < 128

c. Medium (Sedang) PLC: Jumlah I/O < 1024

d. Large (Besar) PLC: Jumlah I/O >1024

Berdasarkan bentuk konfigurasi tipe, PLC dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Tipe Paket (packaged) è PLC dimana modul-modul I/O, catu daya, dan CPU

terdapat dalam satu paket/ tidak terpisah.

b. Paket dengan ekspansi è tipe PLC yang jumlah I/Onya dapat dikembangkan dengan

menambah modul ekspansi.

c. Tipe Rak (Rack) è tipe PLC dengan modul-modul dan ditempatkan pada rak-rak.

Perlu diperhatikan juga bahwa sistem pengawatan atau instalasi suatu PLC berbeda-beda,

bergantung pada tipe atau model PLC dari suatu pabrik pembuatnya. Misalnya pengawatan PLC

OMRON berbeda dengan PLC LG ataupu dengan PLC MITSHUBISHI.

B. Konstruksi PLC

Perangkat keras/ hardware suatu PLC tidak jauh berbeda dengan hardware suatu

computer. Ada 4 modul perangkat keras yang minimal harus dimiliki oleh sebuah PLC, yaitu:

1. Modul masukan/keluaran (I/O module)

2. Modul Pusat Pengolah Data (Cebtral Processing Unit)

3. Modul Penyimpan Data (Memory Unit)

4. Modul Layar Monitor (Video Screen/ Programme Consule)

Page 7: Karya Ilmiah

Pada setiap modul PLC diperlukan catu daya. Berikut diagram blok dari PLC:

-CPU (Central Prossesing Unit)

CPU (Central Prossesing Unit) adalah otak dari PLC itu sendiri. CPU-lah yang mengatur

segala aktivitas PLC. CPU menerima atau membaca data input dari bermacam-macam peralatan

input, melaksanakan program dan mengirim perintah output yang tepat untuk peralatan output

yang dikontrolnya.

- Modul Masukan dan Keluaran (I/O Module)

Masukan berfungsi untuk memberikan sinyal/data atau perintah yang diperlukan dimana

selanjutnya sinyal/data tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan

keluaran. Sinyal-sinyal masukan biasanya berupa berbagai macam tranducer.tranducer

tersebut dapat berupa tombol tekan, saklar, thermostat, sensor fotoelektrik, limit switch, dan

lain-lain. Jenis informasi yang dikirim dapat berupa informaso biner (tidak kontinyu) atau

informasi analog (kontinyu), bergantung dari jenis tranducer yang digunakan.

Page 8: Karya Ilmiah

Keluaran dapat dispesifikasi menjadi dua hal, yakni keluaran kontrol dan keluaran beban.

Keluaran kontrol merupakan keluaran yang berhubungan langsung dengan proses dari sistem

kontrol, dimana output kontrol ini adalah interface bagi sistem kendali agar dapat

mengkontrol suatu beban berdaya besar dengan sinyal masukan kecil. Keluran beban adalah

bagian akhir dari sistem kontrol yang digunakan untuk melaksanakan proses yang telah

ditentukan.

-Programming Device

Programming Device adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk memasukkan,

mengubah atau memonitor suatu kontrol ke dalam CPU PLC. Dengan kata lain Programming

Device adalah alat untuk pemrograman PLC.

Pada dasarnya pemrograman PLC dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : melalui

Programming Consule dan melalui Komputer. Programming Consule berfungsi untuk

memasukkan, mengubah, memonitor, dan memodifikasi program dalam bentuk bahasa

mnemonic. Begitu pula dengan pemrograman melalui Komputer. Hanya saja pada pemrograman

Komputer, kita membuat program sekaligus dengan diagram ladder.

C. Pemograman PLC

Ada 3 hal yang utama yang perlu dketahui mengenai PLC sebagai sistem kendali, 3 hal

tersebut adalah:

1. Sistem Program PLC

2. Penulisan Program PLC

3. Pengawatan PLC

Berikut pembahasan mengenai ketiga hal tersebut diatas.

1. Sistem Program PLC

PLC adalah salah satu aplikasi unik dari pengembangan komputer dengan memadukan

teknologi digital dan pengetahuan logika. Dengan begitu konsep dasar penulisan program PLC

tidak terlepas dari teknik digital dan pengetahuan logika. Sistem PLC merupakan penerapan dari

teknik digital yang berupa gerbang-gerbang logik, dan penerapan pada sistem bilangan berupa

konversi sistem bilangan itu sendiri. Salah satu konsep konversi bilangan yang ada pada PLC

yaitu konversi bilangan hexadesimal ke desimal dan sebaliknya.

Page 9: Karya Ilmiah

PLC dapat diprogram sesuai apa yang diinginkan, dapat berupa apa saja yang berarti

informasi atau data. Data dimasukkan ke PLC, melalui PDT (programmer controller atau

komputer), kemudian CPU akan mengolah data tersebut dan disimpan dalam RAM. Jika data

masukkan dijalankan /RUN, data akan dikirim ke ke modul keluaran dan menghasilkan keluaran

untuk mengatur atau mengendalikan alat-alat yang diubungkan ke modal keluaran..

2. Penginstalasian (Pengawatan ) PLC

Pengawatan dan penempatan PLC yang tepat dan benar adalah hal yang penting. Hal ini

disebabkan karna penempatan dan penginstalasian PLC akan mempengaruhi kinerja dan life-time

dari plc yang digunakan.perlu diketahui bahwa plc adalah prranti elektronika yang peka terhadap

ganggua, gangguan berupa listrik statis ataupu gangguan noise.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penginstalasi PLC:

Kelembaban udara ruang dibawah 35% atau diatas 85%

Hindari ruangan yang menimbulkan karatan atau terdapat gas yang mudah meledak

Hindari ruangan yang menghasilkan banyak debu, terutama yang mengandung garam atau

partikel logam besi.

Hindari tempat yang memiliki getaran yang tidak normal.

Hindari ruangan yang memungkinkan sinar matahri langsung mengenai PLC.

Jauhi tempat yang memungkinkan PLC terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.

Jauhkan plc dari noise, minimal plc harus berjarak 200mm dari sumber noise.

Note: sunber-sumber noise dapat sangat beragam, diantaranya adalah saluran kabel atau instalasi

listrik yang bertegangan dan arus besar.

Instruksi Dasar PLC

Instruksi dasar dalam PLC sangat penting peranannya, dan harus diketahui. Berikut merupakan

beberapa instruksi dasar dari pemograman PLC.

Page 10: Karya Ilmiah

a. Load

Instruksi yang merupakan inputan awal dari suatu program, dan dalam kondisi normal

kontaknya terbuka (NO).

b. Load Not

Instruksi yang merupakan inputan awal dari suatu program, dan dalam kondisi normal

kontaknya tertutup (NC).

c. And

Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan serial dari suatu kontak, dan dalam

kondisi normal kontaknya terbuka (NO).

d. Or

Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan paralel dari suatu kontak, dan dalam

kondisi normal kontaknya terbuka (NO).

e. And Not

Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan serial dari suatu kontak, dan dalam

kondisi normal kontaknya tertutup(NC).

Page 11: Karya Ilmiah

f. Or Not

Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan paralel dari suatu kontak, dengan

kontak lain berkontakkan NC.

g. Out

Instruksi yang merupakan tanda dari akhir suatu step, dapat berupa coil maupun output yang

menandakan bebannya.

h. And Load

Instruksi yang digunakan apabila terjadi hubungan seri dengan banyak kontak paralelnya.

i. Or Load

Instruksi yang digunakan apabila terjadi hubungan parallel dengan banyak kontak.

Page 12: Karya Ilmiah

PLC

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih PLC:

1. Jumlah input atau output

Menentukan jumlah I/O akan dipakai dalam rancangan kontrol. Untuk Memilih

model atau jenis PLC, jumlah I/O hendaknya dilebihkan dari jumlah I/O yang akan

digunakan diminimal 10 %s/d 20%.Hal ini dikarenakan untuk pengembangan sistem

kontrol pada masa yang akan datang.

2. Kapasitas memori

Pada pemilihan Kapasitas memori hendaknya dilebihkan sebesar 20%.Hal ini

dikarenakan untuk pengembangan sistem kontrol dimasa yang akan datang Kapasitas

memori yang dibutuhkan tegantung pada rancangan kontrol yang dipakai.

3. Fungsi-fungsi proses

Fungsi-fungsi proses yang lengkap pada PLC,dimaksudkan agar dalam dapat

membuat sistem rancangan kontrol yang kompleks.

4. Jenis I/O

Spesifikasi sinyal I/O untuk hubungan luar adalah AC, unit I/O seharusnya diseleksi

dalam pertimbangan dari karakteristik peralatan eksternal.

5. Daya tahan

PLC yang digunakan harus mempunyai ketahanan terhadap guncangan, getaran, gas-

gas korosif dan perbedaan temperatur.

Dalam perancangan kontrol automatic Punching Machine diperlukan PLC dengan

input sebanyak 18 buah dan output sebanyak 12 buah.

Page 13: Karya Ilmiah

6. Perawatan

PLC hendaknya mudah didalam perawatan .

7. Spesifikasi PLC

- Merek GLOFA GM7

- Kapasitas Memori program 68 Kbytes

- Input 18 point

- Output 12 point

- Jumlah I/O 30 Point

8. Spesifikasi module input

- Jumlah I/O 30 Point

- Insullation metode =Photocoupler

- Rate input tegangan = DC,24 V

- Rated Input current = 7 mA

- ON Voltage/Current = DC 9,5V/4,3mA

- OFF Voltage = DC 5V/1,8mA

- Input resistance =3,3k

9. Spesifikasi output

- Tipe GM7-DR30A

- Insullation metode =Relay insulation

- Rate input tegangan/Current = DC24V/2A-220V/2A

- Min load Voltage/Current = DC 5V/1mA

- Maxload Voltage/Current =AC 250 V DC 110V

Page 14: Karya Ilmiah

10. Alasan pemilihan PLC dengan spesifikasi tersebut adalah:

- Pengembangan I/O tidak membutuhkan power module

- Harga yang relatif ekonomis

- Handal ,umur pemakaian yang relatif lama

Penghitung/Counter

Merupakan suatu relay dimana kontak kontaknya akan ON atau OFF bila batas jumlah hitungnya

telah sampai pada suatu nilai yang telah ditentukan sebelumnya,jenis relay hitung terbagi atas

tiga macam, yaitu:

1.Relay hitung maju (Up Cunter)

2.Relay hitung mundur (Down Counter)

3.Relay hitung maju mundur (Reversible Counter)

Counter dapat digunakan sebagai sebuah relay yang bekerja dengan pengaturan hitungan

yang telah ditentukan sebelumnya,dimana nilai hitungan berkisar pada nilai 0 sampai dengan

9999.Counter bekerja dengan hitungan mundur pada angka 0000.

Output counter dapat dikirim ke exsternal relay dengan melalui titik kontak NO/NC dari

counter tersebut,dan kedua titik kontak NO dan NC dapat digunakan secara bersamaan dengan

jumlah sesuai dengan yang diperlukan.

Setelah jumlah hitungan yang telah ditentukan sebelum selesai dihitung sehingga counter

menghasilkan output maka segala hitungan tambahan dari stack register tidak direspon oleh

counter dan bila reset input dimasukan maka counter akan reset atau akan kembali kenilai

hitungan yang telah ditentukan sebelumnya.

Program counter meliputi Count input,reset input dan coil conter.Jika coun input

dimasukan,hitungan mundur akan dikurangi 1,dan jika reset input dimasukan lalu count input

dimasukan,hitungan tidak akan dilaksanakan walaupun reset input dilepasakan.

Page 15: Karya Ilmiah

Bila terjadi kesalahan pada supplay,maka hitungan yang sedang berlangsung akan

tersimpan kememori dan counter tidak akan kembali dari awal.Nomor counter yang dapat dipakai

yaitu nomor 0 sampai 127, jangan memberikan nomor yang sama untuk counter dan timer.

Push Button

Push button atau tombol tekan ini digunakan untuk pengendalian peralatan guna memberikan

tanda-tanda hubung putus dan sebagainya.

Tombol tekan ini terdiri beberapa macam,yaitu:

1.Tombol tekan normaly open (NO)

2.Tombol tekan normali close (NC)

3.Tombol tekan gabungan dari keduanya.

Pada pengoperasiannya tombol ini mempunyai dua fungsi logic,yaitu:

1.Logic mekanis

2.Logic elektrik

a b c

Keterangan:

a.Tombol tekan normaly open

b.Tombol tekan normaly close

c.Tombol tekan NO-NC

Page 16: Karya Ilmiah

Selector Switch

Selector switch digunakan apabila kerja suatu rangkaian control diinginkan lebih dari satu

system.Cara kerja selector switch ini adalah untuk menswitch kontak dengan putaran dari

melalui pengoperasian bagian strukturnya pada sudut tertentu,tetapi kondisi kontak switchnya

berbeda-beda sesuai dengan bentuk strukturnya.

Selector switch digunakan sebagai ON dan OFF sumber daya,pemilihan tempat

pengoperasian,pemilihan metode pengerjaan dan sebagainya.

Berbagai macam jenis switch, ada Changeover dan ada Cam-switch dalam switch select, tetapi

berbagai jenis switch ini penggunaannya sesuai dengan keperluannya. Switch select ini

digunakan unutk conveyencecontrol devices, changeover circuit dan sebagainya, seperti switch

button lainnya.

è Switch changeover

Switching kontak ini dilakukan melalui perputaran pada sudut batas tertentu dari

berbagai push button (bagian yang bergerak) yang menyebabkan knob atau level

tipe dan dengan gerkan atas bawahkontak gerak dengan pengoperasian

strukturcam adalah susunan pengoperasian.

Dari segi penggunaannya dan pembuatannya, ada 2 notch dan ada 3 notch.

3 NOTCH 2 NOTCH

Page 17: Karya Ilmiah

Kegunaan switch cahngeover digunakan sebagai switch control (CS) untuk ON

dan OFF sumber daya dan lainnya sedngakan Changeover switch (COS) untuk

pemilihan temapat pengoperasian (remote direct) langsung.

Cara kerja switch changeover adalah untuk menswitchkan kontak dengan

putaran melalui pengoperasian dan strukturnya pda sudut te4rtentu, tetapi kontak

swicthnya berbeda-beda dengan bentuk strukturnya.

Relay Magnetik

Relay magnetic disebut juga relay pembantu atau relay sederhana,dan memainkan peranan

sebagai alat bantu untuk menjalankan peralatan rangkaian utama atau alat pengatur tambahan

dengan penggunaan sebagai rangkain pengendali.

Cara kerjanya adalah apabila arus dialirkan pada koil maka kontak NO dan NC

bekerja,sedangkan bila arus diputuskan maka kontak NO dan NC kembali keposisi semula.

Cara Kerjanya:

Kumparan terbuat gulungan kawat pada batang jarum yang dihubungkan dengan bater.

Bila arus dialirkan pada kumparan, pada switch tertutup, maka batang jarum menjadi

magnet menggerakan batang jarum. Pada keadaan terbukanya switch akan kembali pada

posisi semula.

Rele magnetik dibagi atas dua type, yaitu:

Type Hinge (relay kontrol)

Secara sedehana terbagi menjadi dua dari keadaan bentuknya, yaitu bagian

magnit dan juga bagian kontak (bagian switch). Inti besi bergerak (kontak

bergerak) adalah kontak switch dengan gerakan berputar pada titik sebagai

penumpu dengan membangkitkan dari kumparan magnit.

Page 18: Karya Ilmiah

Type Plunger (relay bantu)

Terbagi atas bagian magnit dan bagian kontak dalam bentuk strukturnya, sama

seperti type Hinge, bagian penggerak men-switch kontak dengan gerakan lurus

(gerak paralel) didalam kumparan magnit dibangkitkan atau dihilangkan.

Bila arus dialirkan kumparan magnit yang berada pada inti tetap ini akan

menjadi magnit, menggambarkan inti bergerak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan relay:

Tegangan koil yang digunakan

Kemampuan kontak yang digunakan

Jumlah kontak yang digunakan

Jenis kontak yang digunakan,jenis NO-NC atau CO

Berdasarkan beban yang memiliki daya dan arus terbesar yaitu :

P SV 1 = 15 Watt.

In Buzzer = 2 A.

Maka dipilihlah relay jenis OMRON MK – 3P dengan spesifikasi

Rating koil

V = 220 V AC.

In = 2,3 A.

Rating kontak.

Tegangan maksimum 500 Volt AC.

250 Volt DC.

Beban maksimun 1200VA / 72 watt.

Relay dan Simbol beserta kontaknya

Page 19: Karya Ilmiah

Kontaktor Magnet

Adalah switch yang mengerjakan bagian kontak dengan mendayagunakan gaya penggerak

magnit,dan umumnya digunakan untuk pengoperasian rangkain motor,kontaktor magnit ini

adalah untuk tegangan tinggi 600V-7000V.

Struktur kontaktor magnit ini adalah sama dengan relay magnit,hal yang berbeda dari relay

magnit adalah bagian kontak utama dan kontak tambahan adalah untuk kapasitas arus yang besar

yang dapat menswitch rangkaian utama.Sedangkan relay magnit digunakan untuk pengaturan

atau pengendalian rangkaian dan memiliki kapasitas arus yang kecil.

Kontaktor terdiri dari koil,kontak utama dan kontak bantu (NO dan NC).Jumlah kontak

utama pada kontaktor magnit adalah tiga kontak dan kemampuannya adalah bervariasi,sedangkan

jumlah kontak bantu maksiomum adalah lima kontak dan kemapuan maksimal 10A.

Cara kerja kontaktor adalah apabila koil dialiri arus maka kontak utama dan kontak bantu

bekerja.Apabila arus pada koil diputus,maka kontak utama dan kontak bantu akan kembali

keposisi semula.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Kontaktor adalah sbb:

Tipe/Jenis Kontaktor yang akan dipakai.

Umur pemakaian Kontaktor yang diperlukan untuk mengoperasikan

beban

Siklus pengoperasisan beban /switching frequensi

Harga yang Ekonomis

Jumlah pemakaian/pengoperasian kontaktor tiap harinya

Jenis Beban yang digunakan pada rancanagan mesin.

Handal,dan aman dari tegangan sentuh langsung.

Pemilihan Kontaktor pada Mesin ini adalah Kontaktor dengan katagori AC 3. Kontaktor

Katagori AC 3 ini dipilih karena kontaktor katagori ini dapat men-switch beban induktif,

misalnya motor rotor sangkar, dimana kontaktor ini mampu memutuskan beban dengan

baik setelah beban berjalan normal. Pada saat menutup kontak, kontaktor harus mampu

menahan arus start 5 – 7 kali In.

Page 20: Karya Ilmiah

Contoh pemakaian :Lift, Conveyor, Fans, Pump.

Pemilihan Kontaktor untuk beban motor konveyor 1

Beban Motor konveyor 1 :

Tegangan (V) = 380 V

Daya (P) = 15 KW

Arus nominal (In) = 30 A

Hubungan Motor : DOL (Direct On Line)

Pemilihan Kontaktor untuk beban motor konveyor 2

Beban Motor konveyor 2

Tegangan (V) = 380 V

Daya (P) = 15 KW

Arus nominal (In) = 30 A

Hubungan Motor : DOL (Direct On Line)

Pemilihan Kontaktor untuk beban motor konveyor 3

Beban Motor konveyor 3

Tegangan (V) = 380 V

Daya (P) = 15 KW

Arus nominal (In) = 30 A

Hubungan Motor : DOL (Direct On Line)

Lampu Tanda (Pilot Lamp)

Lampu tanda (pilot lamp) disebut juga dengan lampu ekstension.Lampu ini digunakan untuk

perhatian atas/bagi pekerja (operator) yang mengindikasikan sumber tenaga,kondisi switching

dari pemutus dan penghubung,kondisi kerja suatu peralatan seperti alat startnya,pengoperasian

kerja,pengendalian atau pengaturan,stop dan sebagainya,sifatnya dapat berupa kondisi ON dan

OFF.

Page 21: Karya Ilmiah

Warna dari bola lampu berbeda-beda dari setiap warna mempunyai arti,fungsi dan kegunaan yang

berbeda. Klasifikasi warna lampu:

1. Merah

Dengan simbol RL untuk penggunaan utama yaitu untuk Close Operation.

2. Hijau

Dengan simbol GL untuk penggunaan utma yaitu untuk pengopersian Open dan

Stop.

3. Kuning-Oranye

Dengan simbol YL (OL) untuk pengggunaan utam yaitu untuk pengopersian

under operation dan Starting.

4. Putih

Dengan simbol huruf WL untuk penggunaan utama yaitu untuk break medium

power source indication.

5. Colourless

Dengan simbol CL untuk penggunaan utma yaitu untuk earth phase indication.

Katup Pengontrol

Untuk mengendalikan kerja dari silinder harus menggunakan valve (katup).Katup itu sendiri

dapat bekerja secara elektromagnetik atau secara mekanik.

Sakelar ( switch )

Digunakan sebagai pengendali atau pengaturan peralatan guna memberikan tanda-tanda hubung

putus dan saklar berhubungan menekan dan menarik dengan tangan.

Ada 4 Type Switch Button

1. Type Flat

Bersifat konvensional dan banyak digunakan untuk start, stop dan sebagainya.

Page 22: Karya Ilmiah

2. Type Proyek

Digunakan dengan menggunakan kaos tangan seperti diproyeksikan. Untuk start

dan stop.

3. Type Mushroom

Type ini mudah ditempatkan dan mudah dijalankan untuk penghentian

mendadak (emergency stop)

4. Type Pull

Untuk tempat seperti pengoprasian dengan pulling (dorong) pekerja sehingga

menghindarkan pengerjaan yang salah, seperti interlocking dan sebagainya.

Switch

Klasifikasi warna pada Switch Botton

1. Warna Merah

Difungsikan untuk stop pada pemakaian satu atau sebagian motor stop, tanpa

menggunakan chuck magnet, unit penghenti, penghenti putaran, ataupun stop

emergency untuk semua stop.

2. Warna Kuning

Difungsikan untuk start kembali dari operasi mendadak untuk kondisi balik

yang berbahaya.

3. Warna Hijau dan Hitam

Difungsikan untuk start putaran pada urutan tertentu, start sebuah atau sebagian,

pada rangkaian, unit start.

4. Warna Putih

Digunakan pada keadaan lain selain warna diatas.

Page 23: Karya Ilmiah

Kabel (Penghantar)

Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar (urat), baik yang berbentuk solid

maupun serabut yang masing-masing dilengkapi dengan isolasinya sendiri dan membentuk satu

kesatuan. Ada 3 hal pokok dari kabel, yaitu :

1. Konduktor atau penghantar, merupakan media untuk menghantarkan

listrik.

2. Isolasi, merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir dari yang satu

terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungannya.

3. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan

mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, api, atau pengaruh luar lainnya

yang merugikan.

Kabel penghantar yang digunakan untuk mensupply motor tunggal tidak boleh

mempunyai KHA kurang dari 110% arus nominal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak kabel

penghantar yang digunakan harus sesuai dengan ukuran, sehingga tidak terjadi rugi tegangan

yang berlebihan.

Jenis-jenis kabel instalasi :

a. Kabel NYA

Merupakan kabel yang mempunyai inti pejal. Kabel NYA mempunyai

berbagai ukuran dari kecil sampai yang terbesar, ukuran luas penampang kabel

NYA (dalam mm2) adalah 0,75; 1; 1,5; 2,5; 4; 6; 10; 25; 35; 50; 70; 100; 125;

150; dan 200. Pada pengginstalasian digunakan minimal 1,5 mm2 dengan

kemampuan maksimal 500 v (untuk instalasi penerangan) sedangkan untuk

penyambungan dari PLN sebagai supply dipakai 2,5 mm2.

b. Kabel NYAF

Kabel NYAF mempunyai cirri-ciri yang hampir sama dengan kabel NYA,

tetapi memiliki kawat baja pipih didalamnya dan sifatnya lentur, karena berinti

banyak (serabut), sehingga jauh lebih fleksibel daripada NYA.

Page 24: Karya Ilmiah

c. Kabel NYM

Kabel NYM memiliki penghantar tembaga polos berisolasi PVC, jadi

mempunyai isolasi ganda dan kabel ini mirip dengan kabel NYA yaitu kabel

yang mempunyai inti pejal.Kabel NYM mempunyai inti lebih dari satu yang

dilengkapi dengan isolasi dan selubung luar. Kabel NYM mempunyai luas

penampang 1,5mm2 sampai dengan 10mm2 penhantarnya terdiri dari kawat

tunggal, untuk 16mm2 ke atas penghantarnya terdiri dari sejumlah kawat yang

dipilin jadi satu. Inti terbuat dari tembaga, mempunyai inti lebih dari satu yaitu

2, 3, 4, dan 5 penghantar. Selubung luar berwarna putih, hitam dan merah sesuai

dengan tegangan nominalnya.

d. Kabel NYY

Kabel NYY mempunyai ukuran kabel yang besar. Pada prinsipnya susunan

NYY sama dengan susunan NYM, hanya tebal isolasi selubung luar serta jenis

komponen PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam untuk

kabel tegangan rendah, tegangan nominal 0,6/1kV.

Terminal

Penyambungan kabel pada pipa instalasi dilaksanakan didalam kotak cabang, tetapi pada

peralatan listrik papan hubung bagi rangkaian pengatur yang masuk dan keluar digunakan

terminal atau terminal blok dengan dudukan rel. Terminal berfungsi untuk mempermudah

melakukan penyambungan. Karena didalam penginstalasian terdapat sambungan maka setiap

kabel yang akan disambung terlebih dahulu dihubungkan pada terminal. Dalam penginstalasian

sering juga memparalelkan rangkaian, sehingga penggunaan terminal juga dapat mempermudah

dalam mengenali arah dan tujuan dari kabel yang telah di instalasi.

Page 25: Karya Ilmiah

Sensor

Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.

Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu

foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor cahaya sangat luas penggunaannya, salah satu

yang paling populer adalah kamera digital. Pada saat ini sudah ada alat yang digunakan untuk

mengukur cahaya yang mempunyai 1 buah foton saja.

Pemilihan peralatan output beban

Motor konveyor 1.

Dasar pemilihan :.

a. Memiliki torsi konstan pada bagian putar.

b. Jenis motor yang digunakan

c. Output nominal motor

d. Kecepatan putar motor.

e. Harga yang ekonomis.

f. Jenis pengaturan/pengasutan yang dipergunakan.

g. Handal,memiliki umur pemakaian yang lama

h. Mudah dalam perawatan dan perbaikan motor

Sesuai dengan kebutuhan tersebut diatas, maka didapat motor dengan

Klasifikasi/jenis motor roda gigi dengan perbandingan reduksi kecepatan putar

motor 1:10, jenis pengasutan DOL, spesifikasi :

-. Daya (P) = 15 Kw/20 Hp.

-. Teg/Freq (V/Hz) = 380/660V 50 Hz.

-. Kecepatan (N) =1450 rpm,karena reduksi roda gigi

kecepatan 1:10, kecepatan menjadi 145 rpm.

-. Arus nominal (In) = 30 A.

Page 26: Karya Ilmiah

Motor konveyor 2.

Dasar pemilihan :

a. Memiliki torsi konstan pada bagian putar.

b. Jenis motor yang dipegunakan

c. Output nominal motor.

d. Kecepatan putar motor

e. Jenis pengaturan /pengasutan yang dipergunakan.

f. Mudah didalam Perawatan dan perbaikan motor

g. Handal Memiliki umur pemakaian yang lama.

Berdasarkan dengan kebutuhan tersebut diatas, maka didapat motor dengan

Klasifikasi/jenis motor roda gigi dengan perbandingan reduksi kecepatan putar

motor 1:10, jenis pengasutan DOL, spesifikasi :

-. Daya = 15 Kw/20 Hp

-. Teg/Freq (V/Hz) = 380/660V 50 Hz.

-. Kecepatan (N) = 1450 rpm,karena reduksi roda gigi

kecepatan 1:10 kecepatan menjadi 145 rpm

-. Arus nominal (In) = 30 A

2.2 Peralatan Input dan Output

2.2.1 Pengaman Lebur

Pengaman lebur bentuknya lebih berupa pengaman lebur/fuse/ sekering yang

terbuat dari kawat perak, timah, tembaga serta kombinasi yang bervariasi, atau

dengan kawat pita yang bermacam-macam bentuk dengan isolasi keramik plastik.

Page 27: Karya Ilmiah

Sekering kawat tunggal (rewirable) adalah peralatan yang tertua untuk

mengamankan rangkaian dari arus yang berlebihan. Sebuah sekering dihubungkan

seri pada masing-masing hantaran yang tidak diketanahkan (jala-jala fasa atau L1,

L2, L3). Pemlihan sekering fuse trutama adalah arus kerja normal sekering yang

merupakan nilai yang sudah ditentukan oleh pabrik, yang dijamin tidak mengalami

kerusakan pada kondisi normal, tanpa terjadi peleburan pada bagian elemennya atau

tanpa terjadi keadaan yang memburuk karena suatu arus pada sekering.

Sebuah sekering dengan tempat kedudukannya harus mampu:

1. Menghantarkan arus beban tanpa menimbulkan panas yang lebih atau

keadaannya makin memburuk.

2. Menahan atau memutuskan arus maksimum hubung singkat tanpa

kesulitan.

3. Membatasi hubung singkat sehingga melindungi peralatan-peralatan dan

kabel-kabelnya .

4. Tidak menyebabkan timbul tegangan lebih ketikan sekering bekerja.

5. Pada waktu bekerja tidak menimbulkan panas yang berlebihan, pecah,

menyala-nyala, gas-gas panas, uap logam, atau kegagalan atau hal-hal

yang berbahaya.

6. Karakteristik waktu/ arus cocok dengan sekering-sekering, MCB lain, rele

beban lebih dan sebagainya. Juga harus dipilih secara diskriminasi yang

benar, yaitu bahwa dua bentuk pelindung jangan bekerja pada bagian/

kelas yang sama.

7. Sekering cartridge dan tempat kedudukannya atau kedudukan dari sekering

harus sesuai dengan tempat kedudukannya pada rangkaian.

8. Diperhitungkan sedemikian rupa sehingga untuk mengganti sekering atau

tempat kedudukannya tanpa bahaya kemungkinan tersentuhnya bagian

yang bertgangan atau yan menyebabkan tanpa bahaya kemungkinan

tersentuhnya bagian yang bertegangan atau yang menyebabkan hubung

singkat, serta bahaya-bahayanya pada rangkaian lainnya.

Page 28: Karya Ilmiah

9. Sekering harus sesuai dengan dengan tegangan dari rangkaian tempat

digunakannya.

Macam-macam kontruksi/ bentuk-bentuk sekering tegangan rendah:

1. Sekering-sekering tipe ulir (sistem Diazed)

2. Sekering-sekering pemutus pisau (sistem NH/Sekering HRC (High

Rupturing Capacity).

3. Sekering-sekering isolator tabung/ peluru dimana elemen sekeringnya

dapat diganti.

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan dan perancangan sistem

pengaman arus lebur/ fuse/ sekering adalah diskriminasi, yang sangat penting untuk

menjamin bahaya apabila terjadi gangguan yang disebabkan bban lebih atau hubung

singkat maka hanya pengaman yang terdekat dengan sumber gangguan itu yang

akan bekerja.

2.2.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)

Suatu alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman sistem tenaga listri terhadap

hubung singkat dan beban lebih, karena didalam MCB terdapat dua sistem

pengaman yaitu:

1. Sistem pemutusan hubung singkat, yaitu yang dikerjakan oleh coil/

elektromagnetik trip, dimana coil akan bekerja menarik kontak atau

memutuskan supplay rangkaian apabila terdapat gangguan hubung singkat.

2. Sistem beban lebih, yaitu yang dikerjakan oleh lempengan bimetal apabila

terjadi gangguan beban lebih dengan arus yang melebihi arus nominal,

sehingga aliran listrik akan terputus.

MCB terdiri dari beberapa elemen operasi yang sangat prinsip, yaitu:

1. Thermal Trip (bimetal)

2. Elektromagnetik Trip (coil)

3. Pemadaman Api

4. Mekanisme Pemutus

Page 29: Karya Ilmiah

MCB juga mempunyai beberapa tipe sesuai dengan pemakaiannnya atau

secara umum digunakan, yaitu:

1. Type G

MCB jenis ini digunaka untuk mengamankan motor-motor kecil AC

maupun DC, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar ubtuk

penerangan-penerangan bangsal pabrik. Pengaman elektromagnetiknya

berfungsi pada 8-11x ln untuk AC dan 14x ln untuk DC.

2. Type L

MCB jenis ini, pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya

suhu hantaran. Jika terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu

nilai tertentu, elemen bimetalnya akan memutuskan rangkaian. Jika terjadi

hubung singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman elektromagnetik. Untuk

AC sama dengan 4-6x ln dan DC 8x ln pemutusan arusnya berlangsung

dalam waktu 0,2 secound.

3. Type H

Secara termis jenis ini sama dengan jenis Type L, tetapi pengaman

elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 second. Untuk AC 2,5-3x

ln. Jenis ini digunakan untuk instalasi rumah arus gangguan yang rendah dan

penggunaanya diputuskan dengan cepat. Jika terjadi gangguan tanah bagian-

bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.

4. Type K dan U

MCB jenis ini biasanya digunakan untuk rangkaian elektronika atau

transformator.

Page 30: Karya Ilmiah

Sifat umum dari Miniature Circuit Breaker (MCB) adalah:

Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi panas yang

diijinkan .

Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya kelambatan.

Setelah dilakukan perbaikan pada instalasi, MCB dapat digunakan kembali.

Miniature Circuit Brake 3 Phase

2.2.3 Thermal OverLoad Relay ( TOR )

Sistem alat pelindung beban lebih atau thermal berfungsi untuk mengetahui

atau melindungi arus beban lebih, mengisolirkan dan hanya memutuskan pada

bagian yang berbeban saja. Pengaman beban lebih berarti mengamankan motor dari

kelebihan arus yang diizinkan.

2.3 Estimasi Engineering

Adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi tentang berapa besar dana yang

dibutuhkan dalam membuat sebuah proyek. Seorang yang mengatur dan merancang besar dana

adalah seorang estimator. seorang estimator tidak hanya mampu melakukan kualifikasi atau

semua yang tersaji dalam gambar kerja dan spesifikasi tetapi mampu mengantisipasi semua

kegiatan yang akan terjadi.

Page 31: Karya Ilmiah

2.3.1 Rencana kerja

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dimulai, biasanya didahului dengan

penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat yang disesuaikan dengan metoda

konstruksi yang akan digunakan, dalam menyusun rencana kerja ada beberapa hal

yang harus menjadi pertimbangan antara lain:

1. Keadaan lapangan proyek, hal ini dilakukan untuk memperkirakan hambatan

yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek

2. Kemampuan tenaga kerja, informasi detail tentang jenis dan macam kegiatan

berguna yang memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja

3. Pengadaan meterial konstruksi, harus mengetahui dengan pasti macam, jenis

dan jumlah material yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.

4. Pengadaan alat pembangunan, untuk kegiatan yang memerlukan perlatan

pendukung pembangunan harus dapat dideteksi secara jelas.

5. Gambar kerja, selain gambar rancangan, pelaksanaan proyek konstruksi

memerlukan gambar kerja untuk bagian-bagian tertentu/ khusus.

6. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan, penyusunan rencana kerja, faktor

penting yang harus dijamin oleh pengelola proyek adalah kelangsungan dari

susunan rencana kegiatan setiap item pekerjaan.

2.3.2 Daftar harga peralatan ( Bill Of Quantity)

Adalah sederetan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek

lengkap dengan spesifikasi peralatan, dan harga satuan. Kegunaan BOQ ini adalah

sebagai acuan dalam merancang Rencana Anggaran Biaya.

Nilai BOQ harus berdasarkan kenyataan pasar tidak bisa diprediksi

dengan.perkiraan.

Page 32: Karya Ilmiah

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Kerja Mesin Pengemas Botol

Mesin dioperasikan dalam dua kondisi, yakni kondisi manual dan otomatis

Mesin dioperasikan oleh dua panel, yaitu panel daya dan panel kontrol.

A. Kondisi Kerja Normal Otomatis

1) Untuk kerja otomatis digunakan tombol start untuk menjalankan sistem dan tombol

stop untuk memberhentikan sistem.

2) Jika tombol start ditekan maka konveyor 1 akan bekerja dengan sendirinya. Disaat

yang bersamaan, tuas pendorong gelas plastik pun langsung bekerja. Konveyor 2 dan

3 baru akan bekerja bila gelas plastik telah slesai sampai proses sealing.

3) Pada saat barisan gelas kosong yang dibawa oleh konveyor telah melewati

photoelectric 1, maka konveyer akan berhenti sejenak dan selanjutnya pneumatik akan

mendorong barisan gelas hingga mendekati solenoid valve pada tank. Lalu (solenoid

water tap) akan bekerja dan membuka katupnya untuk mengisikan air ke dalam gelas.

4) Pengisian air dalam gelas adalah berdasarkan waktu isi yang diinginkan. Kerja kontrol

menggunkan setting timer yang telah disesuaikan dengan volume gelas. Jika waktu

yang diinginkan sudah tercapai maka proses pengisian telah selesai dengan ditandai

oleh menutup kembalinya solenoid valve (s.v. water tap) selanjutnya barisan gelas

yang terangkat akan kembali keposisi semula.

5) Setelah pengisian selesai, konveyer kembali berjalan, proses berikutnya adalah

pengepresan atau lebih dikenal dengan istilah sealing. Proses sealing dilakukan

dengan alat pemanas plastik.

Page 33: Karya Ilmiah

6) Selama proses dijalankan heater selalu ON. Bila barisan gelas sampai pada titik

dimana terdapat heater, maka secara otomatis konveyor akan kembali berhenti. Mesin

pencetak seal plastik akan turun guna menempelkan seal ke gelas plastik, Setelah seal

tertempel maka motor penggulung seal akan bekerja untuk menggulung seal.

7) Setelah di tutup dengan seal plastik, konveyer kembali bergerak hingga menjatuhkan

produk tepat diatas konveyer 2 yang telah berjalan. Pada saat yang bersamaan

konveyer 1 akan menggulung/ berputar hingga proses berikutnya.

8) Sampai di konveyor 2, produk mengalami proses penyeleksian apakah produk layak

atau tidak layak dengan menggunakan media sensor quality. Apabila produk baik

maka konveyer akan meneruskan perjalanan membawa produk sampai pos terakhir.

Tetapi apabila sensor quality menunjukan produk tidak layak maka secara otomatis

produk akan didorong ke dalam box yang telah disediakan dibawah mesin quality

control.

9) Produk yang baik akan dihitung jumlahnya dengan menggunakan counter. Counter

menghitung sampai dengan 48 gelas. Setelah counter selesai menghitung produk

sebanyak 48 buah, selanjutnya konveyer berhenti sesuai dengan letak sensor.

Sedangkan lama konveyer berhenti disesuaikan dengan setting timer dalam proses

packing. Penyusunan produk dalam kardus dilakukan secara manual oleh manusia.

B. Kondisi Kerja Manual

1) Motor conveyor 1, 2 dan 3 bisa dioperasikan melalui tombol ON-OFF Conveyor.

2) Setelah conveyer berhenti, selanjutnya tuas dinaikan sampai mendekati solenoid valve

untuk proses pengisian. Katup solenoid valve akan terbuka dan tertutup sesuai dengan

tombol ON-OFF water tap.

3) Jika poses pengisian telah selesai, selanjutna adalah proses sealing menggunakan

heater. Tombol ON-OFF digunakan untuk menurunkan alat pencetak seal plastik,

sekaligus digunakan untuk menempelkan seal.

Page 34: Karya Ilmiah

4) Untuk meng-ON-OFF-kan sensor quality control digunakan tombol tekan, selanjutnya

sensor akan mendeteksi apakah produk layak untuk dipasarkan atau tidak layak. Jika

layak, maka proses selanjutnya adalah packing. Tetapi bila tidak layak maka produk

akan direject.

5) Semua peralatan daya dan kontrol dioperasikan secara momentary melalui push

button, selama tombol ditekan maka selama itu juga peralatan ON kedmudian OFF

kembali setelah tombol dilepas.

C. Kondisi Kerja Penunjang

1) Panel dioperasikan dengan menggunakan saklar daya / main switch.

2) Untuk menentukan pengoperasian secara manual atau otomatis menggunakan

selector switch.

3) Kondisi lampu tanda bisa diketahui dengan menekan tombol Test Lamp.

4) Kondisi kerja mesin bisa dimonitor dengan panel melalui lampu tanda.

5) Pilihan mode kerja menggunakan selector switch auto-manual.

Page 35: Karya Ilmiah

3.2 Gambar Lay Out

Page 36: Karya Ilmiah
Page 37: Karya Ilmiah
Page 38: Karya Ilmiah
Page 39: Karya Ilmiah

3.3 Indentifikasi Input/Output

No Input Masukan PLC Fungsi

1 Start I0.0.0 Tombol start2 stop I0.0.1 Tombol stop

No Jenis Masukan Luar Masukan

PLC

Fungsi

1 Penurunan Q0.0.0 Menurunkan gelas plastik

2 Motor Conveyor 1 Q0.0.1 Konveyor gelas

3 Filling machine Q0.0.2 Pengisian air ke dalam gelas

4 Heater Q0.0.3 Menutup gelas plastic

5 Motor konveyor 2 Q0.0.16 Konveyor quality kontrol

6 Quality control Q0.0.17 Mengecek kemasan tersebut

7 Conveyor A Q0.0.11 Pengepakan

8 Conveyor B Q0.0.12 Pengepakan

9 Conveyor C Q0.0.14 Pengepakan

10 Pendorong Q0.0.19 sensor

3.4 Flow Chart

Page 40: Karya Ilmiah
Page 41: Karya Ilmiah
Page 42: Karya Ilmiah
Page 43: Karya Ilmiah
Page 44: Karya Ilmiah

3.5 Gambar Rancangan Kontrol

Page 45: Karya Ilmiah
Page 46: Karya Ilmiah

3.6 Diagram Daya Motor

Page 47: Karya Ilmiah

3.7 Analisa Rangkaian Kontrol

Kondisi Kerja Normal

Pada kondisi ini selector switch berada pada posisi otomatis, dimana pengoperasian

sistem kerja otomatis terpisah dengan pengoperasian sistem kerja manual sehingga

apabila pada keadaan pengoperasian sistem kerja otomatis, maka rangkaian control

manualnya tidak dapat dilakukan. Syarat operasinya adalah:

a. Main switch pada posisi ON.

b. Pengaman control ON.

c. Selector switch berada pada posisi Auto.

Setelah kondisi tersebut diatas terpenuhi, maka lampu tanda auto ON dan selanjutnya

PLC akan mengeksekusikan program yang telah dibuat sebelumnya. Untuk

mempermudah membaca rangkaian tersebut , akan dijelaskan fungsi kontrol per baris :

NO Row Fungsi

1. Row 0 (M0) Relay mengunci tombol start dan stop pada rangkaian

2. Row 2 (INSTO TON) Timer untuk mengaktifkan proses penurunan gelas plastik ke

konveyor

3 Row 2 (M1) Relay untuk mengaktifkan Timer selanjutnya

4. Row 5 (INST1 TON) Timer untuk mengaktifkan konveyor gelas yang membawa ke

filling dan sulling

5. Row 5 (M2) Relay yang digunakan untuk mengunci proses Filling

6. Row 8 (M3) Start awal untuk mengaktifkan konveyor kembali

7. Row 10 (INST4 TON) Timer untuk mengaktifkan kembali konveyor

8. Row 10 (M4) Keluaran dari Timer

9. Row 13 (M5) Relay pengunci untuk timer selanjutnya

10. Row 16 (INST6 TON) Timer untuk mengaktifkan proses sulling dengan menggunakan

heater

11. Row 16 (M6) Keluaran dari timer

12 Row 19 (INST7 TON) Timer untuk mengaktifkan kembali konveyor

Page 48: Karya Ilmiah

13. Row 19 (M8) Keluaran dari timer

14. Row 22 (M9) Penguncian untuk relay M8

15. Row 24 (INST8 TON) Timer untuk konveyor 2 yaitu , proses quality control

16. Row 24 (M10) Keluaran dari timer

17. Row 27 (INST9 TON) Timer proses quality control

18. Row 27 (M11) Keluaran timer untuk penguncian

19. Row 30 ( INST10 TON) Timer untuk quality control , ketika barang tersebut rusak

20. Row 30 (M14) Keluaran timer

21. Row 33 (M15) Penguncian M14

22. Row 36 (Sensor1) Pengaktifan barang baik untuk diproses ke packing

23 Row 36 (M12) Penguncian sensor1

24. Row 38 (Sensor2) Pengaktifan barang rusak dan akan didorong keluar konveyor

25. Row 39 (M13) Penguncian sensor2

26. Row 40 (_T1s) Relay pengaktifan counter yang bekerja dalam 1 detik

27. Row 40 (C1) Counter untuk menghitung banyaknya barang yang dating

28. Row 41 (RST) Mereset counter agar kembali seperti semula

Page 49: Karya Ilmiah

3.8 Lay Out Panel

Page 50: Karya Ilmiah
Page 51: Karya Ilmiah

3.9 Analisa Perhitungan Dan Komponen Kontrol dan Pengaman

1. Motor Konveyor 1

- Tegangan 380/660 V

- Daya 15 KW/20 Hp

- Frekuensi 50 Hz.

- Arus nominal 30A.

2. Motor Konveyor 2

- Tegangan 380/660 V

- Daya 15 KW/20 Hp

- Frekuensi 50 Hz.

- Arus nominal 30A.

3. Motor Konveyor 3

- Tegangan 380/660 V

- Daya 15 KW/20 Hp

- Frekuensi 50 Hz.

- Arus nominal 30A.

1. Analisa Perhitunagan Type Kontaktor

Motor konveyor 1 Putaran Maju → SF = 60 Kali/jam, operasi selama 10 jam/perhari, m =

40%.

Motor konveyor 2 Putaran Maju → SF = 60 Kali/jam, operasi selama 10 jam/perhari, m =

40%.

Motor konveyor 3 Putaran Maju → SF = 60 Kali/jam, operasi selama 10 jam/perhari, m =

40%.

Page 52: Karya Ilmiah

Perhitungan dari kontaktor adalah:

SF total 15 th = SF jam + jumlah operasi/perhari + jumlah operasi

hari/bulan + jumlah operasi bulan /pertahun + jangka

waktu

Motor konveyor 1 = 60 x 10 x 30 x 12 x 15 = 3,24 juta kali operasi

Type kontaktor adalah LC1. LP1. D25.A65.

Motor konveyor 2 = 60 x 10 x 30 x 12 x 15 = 3,24 juta kali operasi

Type kontaktor adalah LC1. LP1. D25.A65.

Motor konveyor 3 = 60 x 10 x 30 x 12 x 15 = 3,24 juta kali operasi

Type kontaktor adalah LC1. LP1. D25.A65.

2. Analisa Perhitungan TOR (termal Overload Relay)

Setting dan tipe TOR

Range Setting = 7-10 A.

Arus nominal /In Motor 1 = 9A

Daya = 5,5 Hp atau 4 Kw

Type TOR adalah LR1- D09314A65.

Range Setting = 7-10 A.

Arus nominal/ InMotor 2 = 9A

Daya = 5,5 Hp atau 4 Kw

Type TOR adalah LR1- D09314A65.

Page 53: Karya Ilmiah

Range Setting = 2,5 – 4 A

Motor Bor ,In =3,7 A

Daya = 2 Hp atau 1,5 Kw

Type TOR adalah LR1- D09308A65

3. Analisa Perhitungan Rating Pengaman

Motor 1 Motor 2 Motor 3

M 3Φ M 3Φ

KHA 2

CB 2 CB 3 CB 4

CB 1

KHA 1

KHA 4

KHA 3

M 3

Page 54: Karya Ilmiah

Pada Motor 1 memakai pengasutan DOL

Maka CB 2 = 250 % x 15 A = 37,5 A

CB yang dipakai mempunyai rating 40 A

Pada Motor 2 memakai pengasutan DOL

Maka CB 3 = 250 % x 15 A = 37,5 A

CB yang dipakai mempunyai rating 40 A

Pada Motor 3 memakai pengasutan DOL

Maka CB 4 = 250 % x 15 = 37,5 A

CB yang dipakai mempunyai rating 40A

Pada CB 1 = In masing – masing motor + In pengaman motor yang tertinggi

= 15 A+ 15 A+ 15 A + 37,5 A

= 82,5 A CB yang dipakai mempunyai rating 100 A

CB utama diambil 1 tingakat diatas CB1 120 A

No Jenis Motor

Prosentase Arus Nominal Beban

Penuh

Pengaman Lebur Pemutus

Tenaga

1. Motor DOL, atau serempak dengan

pengasutan bintang segitiga.

400 % 250 %

2. Motor sangkar atau serempak dengan

pengasutan autotrafo

400 % 200 %

3. Motor lilit atau motor arus searah 400 % 150 %

Page 55: Karya Ilmiah

4. Analisa Perhitungan Penghantar (KHA)

Penghantar pada rangkaian terakhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh memiliki

Kemampuan Hantar Arus (KHA) kurang dari 125% dari besarnya arus nominal beban penuh

motor. KHA harus lebih besar dari 125% x In motor dan bila jaraknya jauh harus

mempergunnakan penggantar yang cukup agar tidak terjadi rugi tegangan yang berlebihan.

KHA 1 =125% x 15 A = 18,75 A

Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 1,5 mm²

KHA 2 =125% x 15 A = 18,75 A

Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 1,5 mm²

KHA 3 = 125% x 15 A = 18,75 A

Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 1,5 mm²

KHA 4 = In 1 + In 2 + In 3 + (25 % x In 3)

= 15 A + 15 A + 15 A + (0,25 x 15 A)

= 48,75 A

Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 4 mm²

5. Analisa Perhitungan Bus bar

= In masing- masing motor + In kabel yang tertinggi.

= 15 A + 15 A + 15 A + 49 A

= 94 A

Page 56: Karya Ilmiah

Bus bar yang digunakan ukuran 15 x 2 mm²

Karena ada 5 penghantar, yaitu L1 ,L2 ,L3 ,N dan PE maka bus bar yang digunakan

adalah 5 x 12 x 2 mm².

Ukuran Bus Bar

Page 57: Karya Ilmiah

3.10 Bill Of Quantity

NO URAIAN PEKERJAAN UNIT VOLUME KETERANGANPek. Perangkat Kerangka Panel

1 Pek. Box panel bh 1  2 Pek. Din profile bh 2  3 Pek. Wiring chanel bh 7  4 Pek. Terminal Blok bh 4  5 Pek. Line up terminal 35 mm2 pcs 4  6 Pek. Line up terminal 16 mm2 pcs 4  7 Pek. Line up terminal 4 mm2 pcs 20  8 Pek. Line up terminal 2,5 mm2 pcs 20  9 Pek. mur + baut pcs 30  

Pek. Peralatan Pintu Panel1 Pek. Fitting pilot lamp bh 8  2 Pek. Pilot lamp bh 8  3 Pek. Push button bh 14  4 Pek. Selector switch bh 1  5 Pek. Main Switch bh 1  6 Pek. Amperemeter bh 1  7 Pek. Voltmeter bh 1  

Pek. Peralatan Panel Kontrol1 Pek. Pems PLC bh 1  2 Pek. Pems MCB 3 ph bh 3  3 Pek. Pems MCB 1 ph bh 4  4 Pek. Pems MCCB 3 ph bh 1  

5Pek. Pems Thermal over load

relaybh 3  

6 Pek. Pems Kontaktor bh 5  7 Pek. Pems Relay AC + socket bh 8  8 Pek. Photo Elektrik bh 3  9 Pek. Instalasi kabel I/O PLC m 20  10 Pek. Instalasi kabel MCB 3 ph m 20  11 Pek. Instalasi kabel MCCB 3 ph m 5  12 Pek. Instalasi kabel control m 50  

Pek. Peralatan Plant1 Pek. Motor konveyor bh 3  2 Pek. Selenoid Valve (filing) bh 6  3 Pek. Pneumatik bh 3  4 Pek. Sensor bh 3  5 Pek. Heater (sealing) bh 1  

Page 58: Karya Ilmiah

6 Pek. Quality Control bh 1  

3.11 Analisa Harga Satuan

No Uraian Pekerjaan

Bahan Upah

Unit

Harga Bahan Perunit

(Rp)

FO

Total Biaya Bahan Perunit

(Rp)

Waktu Perunit (Jam)

Upah Perjam (jam)

Upah perunit

(Rp)FO

1 Pem. Perangkat Kerangka Panel pcs 1,174,000 1.2 1,408,800 1 20,000 20,000

2 Pem. Peralatan Pintu Panel pcs 1,247,900 1.2 1,497,480 1 20,000 20,000

3 Pem. Peralatan Panel Kontrol pcs 3,272,500 1.2 3,927,000 1.25 20,000 25,000

4 Pem. Instalasi Kabel Kontrol m 50,000 1.2 60,000 0.3 20,000 6,000

5 Pem. Instalasi Kabel I/O PLC m 50,000 1.2 60,000 0.3 20,000 6,000

6 Pem. Konveyor + Motor bh 1,000,000 1.2 1,200,000 2.5 20,000 50,000

7 Pem. tank + Solenoid Valve bh 50,000 1.2 60,000 2 20,000 40,000

8 Pem. Pneumatik bh 100,000 1.2 120,000 1.5 20,000 30,000

9 Pem. Sensor (photoelectric) bh 500,000 1.2 600,000 1.5 20,000 30,000

10 Pem. Heater (sealing) bh 250,000 1.2 300,000 2 20,000 40,000

11 Pem. Quality Control bh 1,000,000 1.2 1,200,000 1.75 20,000 35,000

Page 59: Karya Ilmiah

3.12 Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Pekerjaan Unit Vol Harga Perunit (Rp) Harga Penawaran (Rp)

1 Pemasangan Perangkat Kerangka Panel pcs 1 Rp

1,430,800 Rp

1,430,800

2 Pemasangan Peralatan Pintu Panel pcs 1 Rp

1,519,480 Rp

1,519,480

3 Pemasangan Peralatan Panel Kontrol pcs 1 Rp

3,954,500 Rp

3,954,500

4 Pemasangan Instalasi Kabel Kontrol m 50 Rp

66,000 Rp

3,300,000

5 Pemasangan Instalasi Kabel I/O PLC m 30 Rp

66,000 Rp

1,980,000

6 Pemasangan Konveyor + Motor bh 3 Rp

1,255,000 Rp

3,765,000

7 Pemasangan Tank + Solenoid Valve bh 6 Rp

104,000 Rp

624,000

8 Pemasangan Pneumatik bh 3 Rp

153,000 Rp

459,000

9 Pemasangan Sensor (Photoelectric) bh 3 Rp

633,000 Rp

1,899,000

10 Pemasangan Heater (Sealing) bh 1 Rp

344,000 Rp

344,000

11 Pemasangan Quality Control bh 1 Rp

1,238,500 Rp

1,238,500

TOTAL 20,514,280 Pajak 10% Rp 2,051,428

Rp 22,565,708 Profit 20% Rp 4,513,142

Rp 27,078,850

Page 60: Karya Ilmiah

3.13 Time Schedule

No Jenis Pekerjaan Biaya (Rp)Bobot (%)

Waktu ( hari )1 2 3 4 5

Pekerjaan Panel Kontrol1 Pek. Perangkat Kerangka Panel 1,430,800 13% 3% 3% 4% 3%  2 Pek. Peralatan Pintu Panel 1,519,480 14% 3% 4% 4% 3%  3 Pek. Peralatan Panel Kontrol 3,954,500 37%   6% 6% 6% 7%4 Pek. Instalasi Kabel Kontrol 66,000 1%   1%      5 Pek. Instalasi Kabel I/O PLC 66,000 1%   1%      

Pekerjaan Peralatan Plant Industri1 Pek. Pemasangan Konveyor + Motor 1,255,000 12%     4% 4% 4%

2Pek. Pemasangan tank + Solenoid

Valve104,000

1%     1%    3 Pek. Pemasangan Pneumatik 153,000 1%     1%    

4Pek. Pemasangan Sensor

(photoelectric)633,000

6%       3% 3%5 Pek. Pemasangan Heater (sealing) 344,000 3%       1% 2%6 Pek. Pemasangan Quality Control 1,238,500 12%         4%

TOTAL 10,764,280 100% 6% 15% 20% 20% 20%    Rencana (%)          

    Pelaksanaan (%)          

Page 61: Karya Ilmiah

3.14 Jadwal Rencana Kegiatan

No Jenis Pekerjaan VolBiaya (Rp)

Bobot (%)

Waktu (hari)1 2 3 4 5

I Pekerjaan Panel Kontrol              

1 Pek. Perangkat Perangkat Panel pcs 1,430,800 13% 3% 3% 4% 3%  2 Pek. Peralatan Pintu Panel pcs 1,519,480 14% 3% 4% 4% 3%  3 Pek. Peralatan Panel Kontrol pcs 3,954,500 37%   6% 6% 6% 7%4 Pek. Instalasi Kabel Kontrol meter 66,000 1%   1%      5 Pek. Instalasi Kabel I/O PLC meter 66,000 1%   1%      II Pekerjaan Peralatan Plant Industri                

1 Pek. Pemasangan Konveyor + Motor buah 1,255,000 12%     4% 4% 4%2 Pek. Pemasangan Tank + Solenoid Valve buah 104,000 1%     1%    3 Pek. Pemasangan Pneumatik buah 153,000 1%     1%    4 Pek. Pemasangan Sensor (photoelectric) buah 633,000 6%       3% 3%5 Pek. Pemasangan Heater (sealing) buah 344,000 3%       1% 2%6 Pek. Pemasangan Control Quality buah 1,238,500 12%         4%

TOTAL   10,764,280            Rencana Hari Ke-       6% 15% 20% 20% 20%Total Rencana (%)       6% 21% 41% 61% 81%

Page 62: Karya Ilmiah

3.15 Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB I

TINJAUAN UMUM

Pasal 1

Syarat Umum

Pemberi Tugas

Pemberi tugas adalah:

Politeknik Negeri Jakarta

Kampus baru UI, Jl. Margonda raya

depok 16424

Pelaksana

Pelaksana adalah:

PT. MM Jaya

Consultant Engineering and Electrical Installation Contractor

Direksi pekerjaan

Adalah wakil pemberi tugas dalam pengawasan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan,

memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dalam proyek ini yang ditunjuk sebagai direksi pelaksanaan pekerjaan adalah Drs. A

Tatang selaku dosen Perancangan Listrik Semester IV Politeknik Negeri Jakarta.

Page 63: Karya Ilmiah

Syarat-syarat peserta pelelangan

1. 1.Yang diperkenankan mengikuti pelelangan adalah :

a) Rekanan yang tercatat dalam DRM propinsi DKI Jakarta untuk tahun anggaran

2009/2010 dan diundang mengikuti pelelangan;

b) Rekanan yang telah mengambil dokumen lelang;

c) Peserta pelelangan yang telah mengikuti penjelasan pekerjaan.

2. Yang tidak diperkenankan sebagai peserta atau penjamin adalah :

a) Pegawai Negeri;

b) Pegawai badan usaha milik negara;

c) Pegawai bank milik pemerintah;

d) Mereka yang dinyatakan pailit;

e) Mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya;.

3. Peserta pelelangan harus menyertakan pada surat penawarannya :

a) Neraca perusahaan terakhir;

b) Daftar susunan pemilikan modal;

c) Susunan pengurus;

d) Copy akta pendirian beserta perubahan-perubahannya;

e) Ijin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan

diserahkan.

f) Pengalaman kerja dalam pekerjaan sejenis;

g) Daftar peralatan yang diperlukan;

h) Rekaman surat fiscal yang masih berlaku;

i) Referensi bank;

j) Surat jaminan dari bank pemerintah atau bank lain atau lembaga keuangan lain

yang ditetapkan oleh menteri keuangan;

k) Perincian biaya;

l) Harga satuan pekerjaan;

m) Harga satuan bahan atau upah;

Page 64: Karya Ilmiah

n) Metoda pelaksanaan yang memuat antara lain : perincian kegiatan dan cara

pelaksanaan pekerjaan. Bila akan menggunakan metoda yang berhubungan dengan

perkembangan teknologi agar hal ini diuraikan dengan jelas.

o) tata cara pelaksanaan (construction schedule) yang memuat antara lain perincian

bagian-bagian pekerjaan, serta jadwal pelaksanaannya dengan menggunakan Bar-Chart.

p) Struktur organisasi pelaksanaan yang menyatakan bagan organisasi untuk

melaksanakan pekerjaan dilengkapi dengan nama petugas inti disertai dengan keterangan

mengenai pendidikan, dan pengalaman pekerjaan yang pernah dilakukan;

q) Struktur organisasi perusahaan yang dilengkapi dengan daftar tenaga ahli;

r) Daftar perkiraan volume pemakaian bahan dan upah kerja.

Pengawas pelaksana

a) Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh pengawas yang telah

ditunjuk oleh Politeknik Negeri Jakarta, yang kemudian disebut sebagai pengawas

pelaksana.

b) Untuk pengawasan di tempat akan ditunjuk pengawas pel;aksana lapangan yang akan

diberitahukan secara tertulis oleh pengawas pelaksana kepada kontraktor.

c) Kontraktor setuju atas pengawas pelaksana lapangan serta berkewajiban untuk membantu

pelaksanaan tugasnya. Kontraktor wajib memenuhi petunjuk dan atau perintah pengawas

pelaksana dan pengawas pelaksana, sepanjang petunjuk atau perintah tersebut mengenai

lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor menurut perjanjian ini.

Kontraktor

Kontraktor adalah peserta pelelangan yang telah diserahi tugas oleh pemberi tugas untuk

melaksanakan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya.

Page 65: Karya Ilmiah

Pelelang

Pelelang adalah Politeknik Negeri Jakarta, yang berkedudukan di Jl. Kampus baru UI, Depok.

Pelaksana pembangunan proyek

Untuk proyek ini, pemberi tugas diwakili oleh Drs. A Tatang selaku dosen perancangan

listrik semester V dari Politeknik Negeri Jakarta.

Pemimpin proyek

Dalam mengelola proyek ini telah ditunjuk sebagai wakil dari Politeknik Negeri Jakarta, Drs.

A Tatang sebagai pemimpin proyek dan dibantu oleh staf-staf dari Politeknik Negeri Jakarta yang

telah ditunjuk untuk itu.

Pasal 2

Dokumen RKS

Para peserta lelang harus mengajukan surat penawaran harga berdasarkan atas data dari dokumen

RKS.

Isi dokumen RKS adalah ssebagai berikut :

1. peraturan dan persyaratan administrasi;

2. spesifikasi teknik;

2. peraturan dan persyaratan penawaran;

3. gambar rencana;

4. berita acara rapat penjelasan.

Page 66: Karya Ilmiah

Pasal 3

Rapat Penjelasan Pekerjaan

Rapat penjelasan pekerjaan akan diselenggarakan pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 14 Desember 2009

Waktu : Pukul 09.00 -15.00 WIB

Tempat : Crown Plaza Hotel , Jakarta Pusat

Catatan : Rapat penjelasan akan dilanjutkan dengan peninjauan ke lokasi

proyek. Peserta lelang harus hadir.

Berita acara rapat penjelasan di atas harus disahkan oleh kedua wakil peserta lelang dan Panitia

Pelelangan.

Berita acara rapat dapat diambil peserta lelang mulai :

Hari : Kamis

Tanggal : 18 Desember 2009

Waktu : 09.00 -15.00 WIB

Tempat : Crown Plaza Hotel , Jakarta Pusat

◦ Peserta lelang yang tidak mengikuti rapat penjelasan dan peninjauan lokasi proyek, dianggap

menyetujui hasil yang telah disepakati antara pihak Politeknik Negeri Jakarta dengan peserta

lelang.

◦ Risalah rapat penjelasan merupakan bagian yang tidak termasuk dari dokumen RKS atau

dokumen pelelangan.

◦ Walaupun para peserta lelang akan mendapatkan berita acara rapat penjelasan dari panitia

lelang, dianjurkan kepada para peserta lelang untuk membuatr catatan mengenai hal yang

telah diputuskan dalam rapat tersebut, agar supaya tidak hilang waktu, untuk menunggu

penggandaan berkas berita acara.

Page 67: Karya Ilmiah

◦ Peserta lelang yang telah membeli dokumen RKS tetapi tidak menghadiri rapat penjelasan,

tidak diperbolehkan mengajukan surat penawaran harga.

Pasal 4

Penjelasan Pekerjaan

Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dari biaya sendiri

untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan tempat

pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaan yang

akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.

Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan atau pedoman atau

dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia lelang dan akan

diberikan oleh panitia lelang dan minimal yang hadir dalam rapat penjelasan ini diikuti oleh tiga

peserta.

Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan di luar ketentuan jadwal rapat

penjelasan di atas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat penjelasan.

Dari hasil penjelasan RKS dalam rapat penjelasan akan dibuatkan berita acaranya.

Berita acara rapat penjelasan dibuat oleh panitia lelang dan dibantu oleh perencana dan akan

disahkan oleh dua wakil peserta lelang. Berita acara rapat dapat diambil oleh peserta lelang sesuai

dengan jadwal dalam bagian pasal 3, di atas.

Page 68: Karya Ilmiah

BAB II

PENJELASAN UMUM

Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek PERANCANGAN KONTROL INDUSTRI

PENGEMASAN DAN PENGEPACK – AN GELAS AIR MINERAL yang berlokasi di

Politeknik Negeri Jakarta, Depok.

Sumber daya utama adalah sebesar 380V/220V, 50 Hertz dilayani oleh PLN. Sumber tersebut

akan masuk ke panel daya, diteruskan ke panel kontrol berbasis PLC, panel remote, dan terakhir

adalah berupa hubungan langsung ke plant.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang kontrol listrik pada proyek tersebut adalah

sebagai berikut:

Persyaratan perancangan

◦ Mesin ini dioperasikan secara otomatis dan manual

1. Rangkaian kontrol secara otomatis

a. Untuk kerja otomatis digunakan tombol start untuk menjalankan sistem dan

tombol stop untuk memberhentikan sistem.

b. Jika tombol start ditekan maka konveyor 1 akan bekerja dengan sendirinya.

konveyor 2 baru akan bekerja bila gelas plastik telah slesai sampai proses sealing.

c. Pada saat barisan gelas kosong yang dibawa oleh konveyor telah melewati

photoelectric 1, maka konveyer akan berhenti sejenak dan selanjutnya piston akan

mendorong barisan gelas hingga mendekati solenoid valve pada tank. Lalu

(solenoid water tap) akan bekerja dan membuka katupnya untuk mengisikan air ke

dalam gelas.

Page 69: Karya Ilmiah

d. Pengisian air dalam gelas adalah berdasarkan waktu isi yang diinginkan. Kerja

kontrol menggunkan setting timer yang telah disesuaikan dengan volume gelas.

Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai maka proses pengisian telah selesai

dengan ditandai oleh menutup kembalinya solenoid valve (s.v. water tap)

selanjutnya barisan gelas yang terangkat akan kembali keposisi semula.

e. Setelah pengisian selesai, konveyer kembali berjalan, proses berikutnya adalah

penutupan atau lebih dikenal dengan istilah sealing. Proses sealing dilakukan

dengan alat pemanas plastik.

f. Selama proses dijalankan heater selalu ON. Barisan gelas sampai pada titik

dimana terdapat heater, maka secara otomatis konveyor akan kembali berhenti.

Mesin pencetak seal plastik akan turun guna menempelkan seal ke gelas plastik,

dan timer akan bekerja dan mulai menghitung waktu yang diperlukan untuk

tertempelnya seal ke gelas. Setelah seal tertempel maka motor penggulung seal

akan bekerja untuk menggulung seal.

g. Setelah di tutup dengan seal plastik, konveyer kembali bergerak hingga

menjatuhkan produk pada konveyer 2. Pada saat yang bersamaan konveyer 1 akan

menggulung/ berputar hingga proses berikutnya.

h. Sampai di konveyor 2, produk mengalami proses penyeleksian apakah produk

layak atau tidak layak dengan menggunakan media sensor quality. Apabila

produk baik maka konveyer akan meneruskan perjalanan membawa produk

sampai pos terakhir. Tetapi apabila sensor quality menunjukan produk tidak layak

maka secara otomatis konveyer akan terbuka dan membuang produk ke box yang

telah disediakan tepat dibawah mesin quality control.

i. Produk yang baik akan ditampung di pos pemberhentian yang terakhir,

selanjutnya proses packing atau pengkardusan akan dilakukan secara manual oleh

manusia.

Page 70: Karya Ilmiah

2. Rangkaian kontrol manual

1) Motor Conveyor 1 dan 2 bisa dioperasikan melalui tombol ON-OFF Conveyor.

2) Setelah conveyer berhenti, selanjutnya tuas piston dinaikan sampai mendekati

solenoid valve untuk proses pengisian. Katup solenoid valve akan terbuka dan tertutup

sesuai dengan tombol ON-OFF water tap.

3) Jika poses pengisian telah selesai, selanjutna adalah proses sealing menggunakan

heater. Tombol ON-OFF digunakan untuk menurunkan alat pencetak seal plastik,

sekaligus digunakan untuk menempelkan seal.

4) Pengoperasian secara manual tidak melibatkan sensor quality control tetapi dilakukan

oleh manusia. Manusia tersebut akan mentukan apakah produk tersebut layak pakai

atau tidak. Jika iya proses slanjutnya adalah packing. Tetapi jika tidak maka produk

akan direject.

5) Semua peralatan daya dan kontrol dioperasikan secara momentary melalui push

button, selama tombol ditekan maka selama itu juga peralatan ON kedmudian OFF

kembali setelah tombol dilepas.

3. Kondisi Kerja Penunjang

6) Panel dioperasikan dengan menggunakan saklar daya / main switch.

7) Untuk menentukan pengoperasian secara manual atau otomatis menggunakan selector

switch.

8) Kondisi lampu tanda bisa diketahui dengan menekan tombol Test Lamp.

9) Kondisi kerja mesin bisa dimonitor dengan panel melalui lampu tanda.

10) Pilihan mode kerja menggunakan selector switch auto-manual.

Page 71: Karya Ilmiah

BAB III

PERATURAN TEKNIS

Pasal 1

Ruang lingkup pekerjaan

Politeknik Negeri Jakarta menyerahkan pekerjaan borongan kepada kontraktor seperti

kontraktor menerima penyerahan pekerjaan tersebut dari Politeknik Negeri Jakarta dan berjanji

untuk melaksanakan pekerjaan kelistrikan. Dalam hal ini melakukan perancangan kontrol

pengemas botol dan packing aqua gelas yang berlokasi di Politeknik Negeri Jakarta, kampus baru

UI Depok.

Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan perancangan

kontrol elektrik mixture machine plant. Pekerjaan perancangan ini adalah seluruh perancangan

sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, setelah diuji dengan seksama dan siap

untuk dipergunakan.

Pekerjaan listrik disini adalah :

1. Perancangan sistem kontrol elektrik untuk mixture machine plant, mulai dari :

· Perancangan sistem kontrol kodisi otomatis, manual serta gangguan menggunakan PLC,

· Pemilihan peralatan,

· Perancangan Kontrol Daya.

2. Perancangan system suplai utama

3. Instalasi panel kontrol dengan peralatan output dan peralatan input.

Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan tenaga kerja dan lain-

lain untuk pemasangan pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk

seluruh instalasi seperti yang dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukan dalam

gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan-pekerjaan

Page 72: Karya Ilmiah

kecil lain yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci dalam buku ini tetapi dianggap perlu

untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem kontrol.

Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

· Panel Kontrol, pekerjaan ini meliputi pekerjaan perpanelan sistem kontrol berbasis PLC dan

seluruh komponen yang ada didalam panel tersebut yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem

kontrol.

· Instalasi daya, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk

menyambungkan perangkat daya listrik seperti: motor, solenoid valve, dsb dengan panel sistem

kontrol, serta peralatan-peralatan lain yang letaknya terpisah untuk supply daya listrik sesuai

gambar perancangan.

· Peralatan penunjang instalasi kontrol, pekerjaan ini termasuk blok terminal, juntion box,

condduit, doos penyambungan, doos klem dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk sistem

kontrol dan distribusi dayanya meskipun tidak disebutkan dan digambarkan pada gambar

perencanaan.

· Penyambungan catu daya dari supply listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sistem Kontrol Daya dan Suply Utama

Ketentuan umum

1. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan dari supply PLN ke pusat-pusat beban

digunakan kabel tegangan menegah NYY sampai ke panel distribusi.

2. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN dan SII atau standard-

standard lain yang diakui pemerintah Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.

3. Data teknis.

◦ jenis kabel : NYY

◦ bahan konduktor : tembaga

◦ isolasi : PVC

◦ tegangan nominal : 680V

◦ ukuran kabel : sesuai dengan gambar perencanaan

Page 73: Karya Ilmiah

4. Persyaratan pemasangan kabel :

◦ · Pemasangan kabel distribusi daya harus sesuai dengan peraturan PLN dan

PUIL atau peraturan-peraturan lain yang berlaku di negara Republik Indonesia.

◦ · Kabel harus diatur dengan rapih dan terpasang dengan kokoh sehingga

tidak akan lepas atau rusak apabila terjadi gangguan-gangguan mekanis maupun termal.

◦ · Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran

sesuai dengan diameter penampang kabel.

◦ · Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu, yang

sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan

oleh pabrik pembuat.

◦ · Sebelum dilakukan penyambungan kabel daya, bagian ujung dan bagian

awal kabel harus dilindungi dengan “sealing and cable”, sehingga bagian konduktor

maupun bagian isolator tidak rusak.

Instalasi Panel Kontrol

Syarat Umum

a) Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas :

1. Nama pembuat dan merk dagang

2. Daya, tegangan, dan arus nominal

3. Data teknis lain

b) Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika:

1. Memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000

2. Mendapat izin atau pengesahan dari instalasi yang berwenang

c) Setiap perlengkapan listrik tidak boleh dibebani melebihi kemampuanya.

Page 74: Karya Ilmiah

Syarat Mekanis

◦ Perlengkapan listrik harus terpasang kokoh pada tempatnya sehingga tidak

berubah oleh gangguan mekanis.

◦ Perlengkapan listrik harus dipasang rapi dengan cara yang baik dan tepat.

◦ Perlengkapan listrik harus dipasang dan ditempatkan secara aman dan jika

perlu harus dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya

◦ Pelindung perlengkapan listrik harus kuat dan terpasang secara kokoh.

◦ Semua sambungan atau hubungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga

tidak dapat lepas atau kendur sendiri.

Syarat Listrik

◦ Bagian yang dapat bergerak, tidak boleh bertegangan pada waktu sakelar dalam keadaan

terbuka atau tidak terhubung.

◦ Tegangan nominal perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan

tegangan nominal rangkaian / sirkuit.

◦ Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik harus diamankan

terhadap bahaya sentuhan langsung.

◦ Semua pengawatan harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari

hubung singkat (Short Circuit) dan hubung bumi.

◦ Semua penghantar harus mempunyai KHA (Kemampuan Hantar Arus)

sekurang-kurangnya sama dengan arus yang akan melaluinya.

Syarat Khusus

◦ Untuk pemutus arus harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama dengan

hasil perkalian tegangan nominal dan arus putus.

◦ Bagian perlengkapan listrik yang pada waktu kerja normal mengeluarkan atau

menimbulkan bunga api, busur api atau logam leleh, harus diberi selungkup, kecuali jika

terpisah atau terisolasi dari bahan yang mudah menyala atau terbakar.

◦ Semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama dengan

arus hubung singkat yang dapat terjadi ditempat pemutus daya.

Page 75: Karya Ilmiah

Pasal 2

Syarat Pelaksanaan

Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta surat-surat ijin

dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun surat ijin lain

yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana lapangan.

Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang telah digariskan

dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan maupun kuantitasnya.

Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak PLN

terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan pekerjaan, dengan

hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur instalasi baik dan layak untuk dipergunakan.

Pasal 3

Sistim Instalasi

Dalam pemasangan instalasi kontrol elektrik mixture machine plant di lokasi proyek kampus

Politeknik Negeri Jakarta ini, diharuskan menggunakan sistim penginstalasian onbow.

GAMBAR-GAMBAR

Gambar Perancangan

- Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang menyertai buku ini,

gambar-gambar penjelasan dan segala gambar-gambar beserta addendumnya.

- Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan secepatnya

melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat hal-hal yang dianggap harus jelas,

dalam waktu tidak kurang dari 3 ( tiga ) minggu setelah diadakan rapat pra-pelaksanaan.

Page 76: Karya Ilmiah

- Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk mencantumkan semua

detail konstruksi detail pemasangan terutama yang berhubungan dengan peralatan yang akan

disediakan / dipasang oleh kontraktor.

- Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan tersebut sesuai dengan

praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil yang terbaik, dalam hal ini kontraktor

diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal tersebut diatas.

- Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan /

ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat penjelasan

selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum masalah tersebut terlibat dilapangan baik

dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang.

- Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan pada gambar

perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran-ukuran efektif.

Gambar kerja ( shop drawing )

- Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh kontraktor,

pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara pemasangan maupun

cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung.

- Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk

memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan dilapangan terdiri atas :

1. Gambar-gambar, seperti :

a. Gambar perancangan

b. Gambar layout mesin

c. Gambar kontrol daya

d. Dan gambar-gambar lainnya

2. Detail-detail, seperti :

a. Detail panel dan intalasi IO PLC.

b. Detail pemasangan panel.

c. Detail pemasangan peralatan.

d. Detail-detail lain yang diperlukan.

Page 77: Karya Ilmiah

e. Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan pekerjaan yang sedang

dikerjakan.

f. Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan,

spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,

sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan.

g. Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan kepada

manajemen konstruksi untuk diperiksa dan disahkan.

h. Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara pelaksanaan sesuai

yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan,

unit mesin atau peralatan yang dipasang.

i. Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti,

Kontraktor harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat

kejelasan tentang hal tersebut.

j. Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan maka

pengambilan keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang

berwenang.

BAB IV

PERSYARATAN PELAKSANAAN

Pasal 1

Syarat Pelaksanaan pekerjaan lainnya

Persyaratan bagi kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan adalah :

a. Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta surat-

surat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun

surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana

lapangan.

Page 78: Karya Ilmiah

b. Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang telah

digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan maupun

kuantitasnya.

c. Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak

PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan

pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur instalasi baik dan

layak untuk dipergunakan.

Pasal 2

Syarat Pemasangan Bahan

Syarat pemasangan bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini :

a. semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta sebelumnya

harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

b. Bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam SPLN,

LMK, SII, dan PUIL.

Page 79: Karya Ilmiah

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan analisis maka dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Untuk merancang sistem kontrol yang handal maka diperlukan konsep dasar yang jelas,

perencanaan rancangan kontrol yang sesuai dengan deskripsi kerja dan penempatan

peralatan kontrol yang tetap.

2. Penempatan peralatan kontrol sistem harus sesuai dengan keperluan kerja sistem kontrol

yang dibuat.

3. Dalam menyusun estimasi perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain : dokumen

kontrak, lokasikerja, dan kapan proyek akan dilaksanakan.

4. Dalam menentukan biaya langsung perlu diperhatikan hal-hal berikut, antara lain : Bahan

sekaligus dengan faktor overheadnya, Upah karyawan sekaligus dengan faktor

overheadnya.

5. PLC merupakan suatu program sistem control yang dapat diaplikasikan dalam dunia

industri ataupun non industri.

6. Mesin pengemasan botol ini dapat digunakan untuk memudahkan operator untuk

menghemat efisiensi waktu dan tenaga.

7. Dengan sistem control yang sistematis, pengembangan dan pembahasan suatu sistem

lebih mudah dilakukan.

8. Dalam proyek tender harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Page 80: Karya Ilmiah

4.2 Saran-Saran

1. Perancang berharap alat ini dapat dikembangkan dimasa yang akan datang untuk

memudahan manusia dalam punching.

2. Kesabaran, keuletan dan sikap optimis didalam diri anda bahwa dapat membuat dan

menyelesaikan proyek tugas akhir tersebut dengan baik atau tepat waktu.

3. Survei lapangan atau melihat kerja sistem yang sebenarnya sangatlah penting sebagai data

pegangan dan acuan dalam proses perancangan sistem kontrol pencucian mobil berbasis

PLC maupun perancangan kontrol lainya.

4. Untuk memperluas bahan kajian sumber seperti text book, catalogue atau referensi-

referensi lainnya yang ada kaitannya dengan sistem kontrol sangat diperlukan sebagai

bahan perbandingan dalam proses perancangan kontrol dengan sumber yang telah

digunakan di lapangan.