Artikel Ilmiah/Karya Ilmiah/Karya Seni/Buku Yang Dihasilkan ...
Karya Ilmiah
-
Upload
bayu-setiyawan -
Category
Documents
-
view
50 -
download
2
description
Transcript of Karya Ilmiah
KARYA ILMIAH
RANCANGAN LISTRIK SEMESTER IV
PENGENDALIAN PROYEK
PROYEK PEMASANGAN KONTROL
MESIN FILING DAN PACKING AQUA GELAS BERBASIS PLC
Disusun oleh:
Hilmawati Fauzia
Pratiwi Puji Haryati
TL : 4b
Jurusan Teknik ElektroProgram Studi Teknik Listrik
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia industri saat ini, efisiensi sudah menjadi tuntutan disegala bidang sebagai
salah satu kunci sukses dalam persaingan industri. Orang cenderung mencari cara yang termudah
dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan, terutama terhadap penyelesaian
pekerjaan yang memerlukan cukup banyak waktu dan tenaga.
Bila pekerjaan tersebut dilakukan hanya satu periode, tentu belum menjadi masalah besar,
akan tetapi bila dilakukan secara berulang-ulang dari waktu-ke waktu, maka hal ini menimbulkan
beberapa masalah antara lain :
o Efektifitas pekerjaan cenderung menurun, karena timbulnya kelelahan
o Efisiensi waktu penyelesaian pekerjaan menurun
o Ketelitian terhadap mutu pekerjaan berkurang
o Keseragaman hasil pekerjaan relative sulit untuk dicapai
o Cenderung terjadi dan kelalaian (Human Error)
Untuk menjawab atau menyelesaiakan masalah tersebut, salah satu cara yang dapat
diberikan adalah dengan membuat alat pengisi dan pengemas gelas air mineral yang terprogram
di dalam PLC. Disini operator hanya bertugas meng-ON-kan atau meng-OFF-kan mesin
pemgemasan botol ini serta memonitor pelaksanaan kerja mesin tersebut.
1.2 Permasalahan
Dalam mengendalikan sebuah proyek kontrol industri, sebagai project engineer harus
memperhatikan benar hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana mengatasi efektifitas pekerjaan, efisiensi waktu dan keseragaman produk
suatu industri?
2. Bagaimana cara membuat program PLC mesin pengisi dan pengemas air mineral (gelas)
agar berjalan dengan baik dan benar ?
3. Bagaimana melakukan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan sebuah proyek
industri?
1.3 Tujuan
Pengendalian proyek kontrol industri dimaksudkan agar proyek tersebut dapat selesai dengan
baik sesuai dengan waktu dan biaya yang telah disepakati. Serta berfungsi dengan baik dan
benar sesuai dengan program berbasis PLC yang telah dibuat.
Tujuan perencanaan proyek industri ini antara lain :
1. Menemukan solusi mengatasi permasalahan efektifitas pekerjaan, efisiensi waktu dan
keseragaman produk suatu industri.
2. Mengetahui cara membuat program PLC mesin pengisi dan pengemas air mineral.
3. Mengetahui bagaimana melakukan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan sebuah
proyek industri.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam pengerjaan proyek industri ini perlu diadakan sistematika penulisan guna tercapainya
tujuan penulisan laporan. Ada beberapa bab yang terdapat dalam penulisan ini :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Kerja Mesin Pengemas Botol
3.2 Gambar Lay Out
3.3 Identifikasi Input/Output
3.4 Flow Chart
3.5 Gambar Rancangan Kontrol
3.6 Diagram Daya Motor
3.7 Analisa Rangkaian Kontrol
3.8 Lay Out Panel
3.9 Analisa Perhitungan dan Komponen Kontrol dan Pengaman
3.10 Bill Of Quantity
3.11 Analisa Harga Satuan
3.12 Rencana Anggaran Biaya
3.13 Time Schedule
3.14 Jadwal Rencana Kegiatan
3.15 Rencana kerja dan Syarat-syarat
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Programabel Logic Control
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah kontrol sistem yang menggunakan
sistem solid state (bukan mekanikal) yang mempunyai memory yang dapat diprogram oleh
pemakainya yang membaca kondisi input dan menghasilkan kondisi output untuk mengontrol
sebuah mesin atau proses. PLC bekerja dengan cara menerima sinyal-sinyal dari peralatan input,
misalnya tombol tekan, saklar, limit switch, sensor, dan lain sebagainya. Sinyal-sinyal tersebut
diubah menjadi sinyal-sinyal yang bersifat logika yang disimpan dalam memory PLC untuk
diolah. Selanjutnya informasi hasil pengolahan tersebut diteruskan ke peralatan-peralatan output,
yang dapat berupa lampu tanda, buzzer, solenoid valve, motor listrik, dan lain sebagainya.
A. Klasifikasi PLC
Hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan dan menentukan PLC yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
1). Keanekaragaman bentuk (variasi bentuk) PLC
2). Tipe atau model CPU
3). Fasilitas hardware dan software yang dimiliki
4). Buku manual atau petunjuk operasi
5). Layanan purna jual
hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi efektifitas dan efesiensi dari penggunaan plc
sebagai sistem kendali proses produsi atau sistem kendali lainnya.
Adapun variasi dari plc dapat dilihat dari:
1). Jumlah I/O
2). Bentuk konfigurasu mesin PLC
Berdasarkan jumlah I/O, PLC dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Micro PLC: jumlah I/O < dari 32
b. Small (kecil) PLC: jumlah I/O < 128
c. Medium (Sedang) PLC: Jumlah I/O < 1024
d. Large (Besar) PLC: Jumlah I/O >1024
Berdasarkan bentuk konfigurasi tipe, PLC dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tipe Paket (packaged) è PLC dimana modul-modul I/O, catu daya, dan CPU
terdapat dalam satu paket/ tidak terpisah.
b. Paket dengan ekspansi è tipe PLC yang jumlah I/Onya dapat dikembangkan dengan
menambah modul ekspansi.
c. Tipe Rak (Rack) è tipe PLC dengan modul-modul dan ditempatkan pada rak-rak.
Perlu diperhatikan juga bahwa sistem pengawatan atau instalasi suatu PLC berbeda-beda,
bergantung pada tipe atau model PLC dari suatu pabrik pembuatnya. Misalnya pengawatan PLC
OMRON berbeda dengan PLC LG ataupu dengan PLC MITSHUBISHI.
B. Konstruksi PLC
Perangkat keras/ hardware suatu PLC tidak jauh berbeda dengan hardware suatu
computer. Ada 4 modul perangkat keras yang minimal harus dimiliki oleh sebuah PLC, yaitu:
1. Modul masukan/keluaran (I/O module)
2. Modul Pusat Pengolah Data (Cebtral Processing Unit)
3. Modul Penyimpan Data (Memory Unit)
4. Modul Layar Monitor (Video Screen/ Programme Consule)
Pada setiap modul PLC diperlukan catu daya. Berikut diagram blok dari PLC:
-CPU (Central Prossesing Unit)
CPU (Central Prossesing Unit) adalah otak dari PLC itu sendiri. CPU-lah yang mengatur
segala aktivitas PLC. CPU menerima atau membaca data input dari bermacam-macam peralatan
input, melaksanakan program dan mengirim perintah output yang tepat untuk peralatan output
yang dikontrolnya.
- Modul Masukan dan Keluaran (I/O Module)
Masukan berfungsi untuk memberikan sinyal/data atau perintah yang diperlukan dimana
selanjutnya sinyal/data tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan
keluaran. Sinyal-sinyal masukan biasanya berupa berbagai macam tranducer.tranducer
tersebut dapat berupa tombol tekan, saklar, thermostat, sensor fotoelektrik, limit switch, dan
lain-lain. Jenis informasi yang dikirim dapat berupa informaso biner (tidak kontinyu) atau
informasi analog (kontinyu), bergantung dari jenis tranducer yang digunakan.
Keluaran dapat dispesifikasi menjadi dua hal, yakni keluaran kontrol dan keluaran beban.
Keluaran kontrol merupakan keluaran yang berhubungan langsung dengan proses dari sistem
kontrol, dimana output kontrol ini adalah interface bagi sistem kendali agar dapat
mengkontrol suatu beban berdaya besar dengan sinyal masukan kecil. Keluran beban adalah
bagian akhir dari sistem kontrol yang digunakan untuk melaksanakan proses yang telah
ditentukan.
-Programming Device
Programming Device adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk memasukkan,
mengubah atau memonitor suatu kontrol ke dalam CPU PLC. Dengan kata lain Programming
Device adalah alat untuk pemrograman PLC.
Pada dasarnya pemrograman PLC dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : melalui
Programming Consule dan melalui Komputer. Programming Consule berfungsi untuk
memasukkan, mengubah, memonitor, dan memodifikasi program dalam bentuk bahasa
mnemonic. Begitu pula dengan pemrograman melalui Komputer. Hanya saja pada pemrograman
Komputer, kita membuat program sekaligus dengan diagram ladder.
C. Pemograman PLC
Ada 3 hal yang utama yang perlu dketahui mengenai PLC sebagai sistem kendali, 3 hal
tersebut adalah:
1. Sistem Program PLC
2. Penulisan Program PLC
3. Pengawatan PLC
Berikut pembahasan mengenai ketiga hal tersebut diatas.
1. Sistem Program PLC
PLC adalah salah satu aplikasi unik dari pengembangan komputer dengan memadukan
teknologi digital dan pengetahuan logika. Dengan begitu konsep dasar penulisan program PLC
tidak terlepas dari teknik digital dan pengetahuan logika. Sistem PLC merupakan penerapan dari
teknik digital yang berupa gerbang-gerbang logik, dan penerapan pada sistem bilangan berupa
konversi sistem bilangan itu sendiri. Salah satu konsep konversi bilangan yang ada pada PLC
yaitu konversi bilangan hexadesimal ke desimal dan sebaliknya.
PLC dapat diprogram sesuai apa yang diinginkan, dapat berupa apa saja yang berarti
informasi atau data. Data dimasukkan ke PLC, melalui PDT (programmer controller atau
komputer), kemudian CPU akan mengolah data tersebut dan disimpan dalam RAM. Jika data
masukkan dijalankan /RUN, data akan dikirim ke ke modul keluaran dan menghasilkan keluaran
untuk mengatur atau mengendalikan alat-alat yang diubungkan ke modal keluaran..
2. Penginstalasian (Pengawatan ) PLC
Pengawatan dan penempatan PLC yang tepat dan benar adalah hal yang penting. Hal ini
disebabkan karna penempatan dan penginstalasian PLC akan mempengaruhi kinerja dan life-time
dari plc yang digunakan.perlu diketahui bahwa plc adalah prranti elektronika yang peka terhadap
ganggua, gangguan berupa listrik statis ataupu gangguan noise.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penginstalasi PLC:
Kelembaban udara ruang dibawah 35% atau diatas 85%
Hindari ruangan yang menimbulkan karatan atau terdapat gas yang mudah meledak
Hindari ruangan yang menghasilkan banyak debu, terutama yang mengandung garam atau
partikel logam besi.
Hindari tempat yang memiliki getaran yang tidak normal.
Hindari ruangan yang memungkinkan sinar matahri langsung mengenai PLC.
Jauhi tempat yang memungkinkan PLC terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
Jauhkan plc dari noise, minimal plc harus berjarak 200mm dari sumber noise.
Note: sunber-sumber noise dapat sangat beragam, diantaranya adalah saluran kabel atau instalasi
listrik yang bertegangan dan arus besar.
Instruksi Dasar PLC
Instruksi dasar dalam PLC sangat penting peranannya, dan harus diketahui. Berikut merupakan
beberapa instruksi dasar dari pemograman PLC.
a. Load
Instruksi yang merupakan inputan awal dari suatu program, dan dalam kondisi normal
kontaknya terbuka (NO).
b. Load Not
Instruksi yang merupakan inputan awal dari suatu program, dan dalam kondisi normal
kontaknya tertutup (NC).
c. And
Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan serial dari suatu kontak, dan dalam
kondisi normal kontaknya terbuka (NO).
d. Or
Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan paralel dari suatu kontak, dan dalam
kondisi normal kontaknya terbuka (NO).
e. And Not
Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan serial dari suatu kontak, dan dalam
kondisi normal kontaknya tertutup(NC).
f. Or Not
Instruksi yang digunakan jika terjadi suatu hubungan paralel dari suatu kontak, dengan
kontak lain berkontakkan NC.
g. Out
Instruksi yang merupakan tanda dari akhir suatu step, dapat berupa coil maupun output yang
menandakan bebannya.
h. And Load
Instruksi yang digunakan apabila terjadi hubungan seri dengan banyak kontak paralelnya.
i. Or Load
Instruksi yang digunakan apabila terjadi hubungan parallel dengan banyak kontak.
PLC
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih PLC:
1. Jumlah input atau output
Menentukan jumlah I/O akan dipakai dalam rancangan kontrol. Untuk Memilih
model atau jenis PLC, jumlah I/O hendaknya dilebihkan dari jumlah I/O yang akan
digunakan diminimal 10 %s/d 20%.Hal ini dikarenakan untuk pengembangan sistem
kontrol pada masa yang akan datang.
2. Kapasitas memori
Pada pemilihan Kapasitas memori hendaknya dilebihkan sebesar 20%.Hal ini
dikarenakan untuk pengembangan sistem kontrol dimasa yang akan datang Kapasitas
memori yang dibutuhkan tegantung pada rancangan kontrol yang dipakai.
3. Fungsi-fungsi proses
Fungsi-fungsi proses yang lengkap pada PLC,dimaksudkan agar dalam dapat
membuat sistem rancangan kontrol yang kompleks.
4. Jenis I/O
Spesifikasi sinyal I/O untuk hubungan luar adalah AC, unit I/O seharusnya diseleksi
dalam pertimbangan dari karakteristik peralatan eksternal.
5. Daya tahan
PLC yang digunakan harus mempunyai ketahanan terhadap guncangan, getaran, gas-
gas korosif dan perbedaan temperatur.
Dalam perancangan kontrol automatic Punching Machine diperlukan PLC dengan
input sebanyak 18 buah dan output sebanyak 12 buah.
6. Perawatan
PLC hendaknya mudah didalam perawatan .
7. Spesifikasi PLC
- Merek GLOFA GM7
- Kapasitas Memori program 68 Kbytes
- Input 18 point
- Output 12 point
- Jumlah I/O 30 Point
8. Spesifikasi module input
- Jumlah I/O 30 Point
- Insullation metode =Photocoupler
- Rate input tegangan = DC,24 V
- Rated Input current = 7 mA
- ON Voltage/Current = DC 9,5V/4,3mA
- OFF Voltage = DC 5V/1,8mA
- Input resistance =3,3k
9. Spesifikasi output
- Tipe GM7-DR30A
- Insullation metode =Relay insulation
- Rate input tegangan/Current = DC24V/2A-220V/2A
- Min load Voltage/Current = DC 5V/1mA
- Maxload Voltage/Current =AC 250 V DC 110V
10. Alasan pemilihan PLC dengan spesifikasi tersebut adalah:
- Pengembangan I/O tidak membutuhkan power module
- Harga yang relatif ekonomis
- Handal ,umur pemakaian yang relatif lama
Penghitung/Counter
Merupakan suatu relay dimana kontak kontaknya akan ON atau OFF bila batas jumlah hitungnya
telah sampai pada suatu nilai yang telah ditentukan sebelumnya,jenis relay hitung terbagi atas
tiga macam, yaitu:
1.Relay hitung maju (Up Cunter)
2.Relay hitung mundur (Down Counter)
3.Relay hitung maju mundur (Reversible Counter)
Counter dapat digunakan sebagai sebuah relay yang bekerja dengan pengaturan hitungan
yang telah ditentukan sebelumnya,dimana nilai hitungan berkisar pada nilai 0 sampai dengan
9999.Counter bekerja dengan hitungan mundur pada angka 0000.
Output counter dapat dikirim ke exsternal relay dengan melalui titik kontak NO/NC dari
counter tersebut,dan kedua titik kontak NO dan NC dapat digunakan secara bersamaan dengan
jumlah sesuai dengan yang diperlukan.
Setelah jumlah hitungan yang telah ditentukan sebelum selesai dihitung sehingga counter
menghasilkan output maka segala hitungan tambahan dari stack register tidak direspon oleh
counter dan bila reset input dimasukan maka counter akan reset atau akan kembali kenilai
hitungan yang telah ditentukan sebelumnya.
Program counter meliputi Count input,reset input dan coil conter.Jika coun input
dimasukan,hitungan mundur akan dikurangi 1,dan jika reset input dimasukan lalu count input
dimasukan,hitungan tidak akan dilaksanakan walaupun reset input dilepasakan.
Bila terjadi kesalahan pada supplay,maka hitungan yang sedang berlangsung akan
tersimpan kememori dan counter tidak akan kembali dari awal.Nomor counter yang dapat dipakai
yaitu nomor 0 sampai 127, jangan memberikan nomor yang sama untuk counter dan timer.
Push Button
Push button atau tombol tekan ini digunakan untuk pengendalian peralatan guna memberikan
tanda-tanda hubung putus dan sebagainya.
Tombol tekan ini terdiri beberapa macam,yaitu:
1.Tombol tekan normaly open (NO)
2.Tombol tekan normali close (NC)
3.Tombol tekan gabungan dari keduanya.
Pada pengoperasiannya tombol ini mempunyai dua fungsi logic,yaitu:
1.Logic mekanis
2.Logic elektrik
a b c
Keterangan:
a.Tombol tekan normaly open
b.Tombol tekan normaly close
c.Tombol tekan NO-NC
Selector Switch
Selector switch digunakan apabila kerja suatu rangkaian control diinginkan lebih dari satu
system.Cara kerja selector switch ini adalah untuk menswitch kontak dengan putaran dari
melalui pengoperasian bagian strukturnya pada sudut tertentu,tetapi kondisi kontak switchnya
berbeda-beda sesuai dengan bentuk strukturnya.
Selector switch digunakan sebagai ON dan OFF sumber daya,pemilihan tempat
pengoperasian,pemilihan metode pengerjaan dan sebagainya.
Berbagai macam jenis switch, ada Changeover dan ada Cam-switch dalam switch select, tetapi
berbagai jenis switch ini penggunaannya sesuai dengan keperluannya. Switch select ini
digunakan unutk conveyencecontrol devices, changeover circuit dan sebagainya, seperti switch
button lainnya.
è Switch changeover
Switching kontak ini dilakukan melalui perputaran pada sudut batas tertentu dari
berbagai push button (bagian yang bergerak) yang menyebabkan knob atau level
tipe dan dengan gerkan atas bawahkontak gerak dengan pengoperasian
strukturcam adalah susunan pengoperasian.
Dari segi penggunaannya dan pembuatannya, ada 2 notch dan ada 3 notch.
3 NOTCH 2 NOTCH
Kegunaan switch cahngeover digunakan sebagai switch control (CS) untuk ON
dan OFF sumber daya dan lainnya sedngakan Changeover switch (COS) untuk
pemilihan temapat pengoperasian (remote direct) langsung.
Cara kerja switch changeover adalah untuk menswitchkan kontak dengan
putaran melalui pengoperasian dan strukturnya pda sudut te4rtentu, tetapi kontak
swicthnya berbeda-beda dengan bentuk strukturnya.
Relay Magnetik
Relay magnetic disebut juga relay pembantu atau relay sederhana,dan memainkan peranan
sebagai alat bantu untuk menjalankan peralatan rangkaian utama atau alat pengatur tambahan
dengan penggunaan sebagai rangkain pengendali.
Cara kerjanya adalah apabila arus dialirkan pada koil maka kontak NO dan NC
bekerja,sedangkan bila arus diputuskan maka kontak NO dan NC kembali keposisi semula.
Cara Kerjanya:
Kumparan terbuat gulungan kawat pada batang jarum yang dihubungkan dengan bater.
Bila arus dialirkan pada kumparan, pada switch tertutup, maka batang jarum menjadi
magnet menggerakan batang jarum. Pada keadaan terbukanya switch akan kembali pada
posisi semula.
Rele magnetik dibagi atas dua type, yaitu:
Type Hinge (relay kontrol)
Secara sedehana terbagi menjadi dua dari keadaan bentuknya, yaitu bagian
magnit dan juga bagian kontak (bagian switch). Inti besi bergerak (kontak
bergerak) adalah kontak switch dengan gerakan berputar pada titik sebagai
penumpu dengan membangkitkan dari kumparan magnit.
Type Plunger (relay bantu)
Terbagi atas bagian magnit dan bagian kontak dalam bentuk strukturnya, sama
seperti type Hinge, bagian penggerak men-switch kontak dengan gerakan lurus
(gerak paralel) didalam kumparan magnit dibangkitkan atau dihilangkan.
Bila arus dialirkan kumparan magnit yang berada pada inti tetap ini akan
menjadi magnit, menggambarkan inti bergerak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan relay:
Tegangan koil yang digunakan
Kemampuan kontak yang digunakan
Jumlah kontak yang digunakan
Jenis kontak yang digunakan,jenis NO-NC atau CO
Berdasarkan beban yang memiliki daya dan arus terbesar yaitu :
P SV 1 = 15 Watt.
In Buzzer = 2 A.
Maka dipilihlah relay jenis OMRON MK – 3P dengan spesifikasi
Rating koil
V = 220 V AC.
In = 2,3 A.
Rating kontak.
Tegangan maksimum 500 Volt AC.
250 Volt DC.
Beban maksimun 1200VA / 72 watt.
Relay dan Simbol beserta kontaknya
Kontaktor Magnet
Adalah switch yang mengerjakan bagian kontak dengan mendayagunakan gaya penggerak
magnit,dan umumnya digunakan untuk pengoperasian rangkain motor,kontaktor magnit ini
adalah untuk tegangan tinggi 600V-7000V.
Struktur kontaktor magnit ini adalah sama dengan relay magnit,hal yang berbeda dari relay
magnit adalah bagian kontak utama dan kontak tambahan adalah untuk kapasitas arus yang besar
yang dapat menswitch rangkaian utama.Sedangkan relay magnit digunakan untuk pengaturan
atau pengendalian rangkaian dan memiliki kapasitas arus yang kecil.
Kontaktor terdiri dari koil,kontak utama dan kontak bantu (NO dan NC).Jumlah kontak
utama pada kontaktor magnit adalah tiga kontak dan kemampuannya adalah bervariasi,sedangkan
jumlah kontak bantu maksiomum adalah lima kontak dan kemapuan maksimal 10A.
Cara kerja kontaktor adalah apabila koil dialiri arus maka kontak utama dan kontak bantu
bekerja.Apabila arus pada koil diputus,maka kontak utama dan kontak bantu akan kembali
keposisi semula.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Kontaktor adalah sbb:
Tipe/Jenis Kontaktor yang akan dipakai.
Umur pemakaian Kontaktor yang diperlukan untuk mengoperasikan
beban
Siklus pengoperasisan beban /switching frequensi
Harga yang Ekonomis
Jumlah pemakaian/pengoperasian kontaktor tiap harinya
Jenis Beban yang digunakan pada rancanagan mesin.
Handal,dan aman dari tegangan sentuh langsung.
Pemilihan Kontaktor pada Mesin ini adalah Kontaktor dengan katagori AC 3. Kontaktor
Katagori AC 3 ini dipilih karena kontaktor katagori ini dapat men-switch beban induktif,
misalnya motor rotor sangkar, dimana kontaktor ini mampu memutuskan beban dengan
baik setelah beban berjalan normal. Pada saat menutup kontak, kontaktor harus mampu
menahan arus start 5 – 7 kali In.
Contoh pemakaian :Lift, Conveyor, Fans, Pump.
Pemilihan Kontaktor untuk beban motor konveyor 1
Beban Motor konveyor 1 :
Tegangan (V) = 380 V
Daya (P) = 15 KW
Arus nominal (In) = 30 A
Hubungan Motor : DOL (Direct On Line)
Pemilihan Kontaktor untuk beban motor konveyor 2
Beban Motor konveyor 2
Tegangan (V) = 380 V
Daya (P) = 15 KW
Arus nominal (In) = 30 A
Hubungan Motor : DOL (Direct On Line)
Pemilihan Kontaktor untuk beban motor konveyor 3
Beban Motor konveyor 3
Tegangan (V) = 380 V
Daya (P) = 15 KW
Arus nominal (In) = 30 A
Hubungan Motor : DOL (Direct On Line)
Lampu Tanda (Pilot Lamp)
Lampu tanda (pilot lamp) disebut juga dengan lampu ekstension.Lampu ini digunakan untuk
perhatian atas/bagi pekerja (operator) yang mengindikasikan sumber tenaga,kondisi switching
dari pemutus dan penghubung,kondisi kerja suatu peralatan seperti alat startnya,pengoperasian
kerja,pengendalian atau pengaturan,stop dan sebagainya,sifatnya dapat berupa kondisi ON dan
OFF.
Warna dari bola lampu berbeda-beda dari setiap warna mempunyai arti,fungsi dan kegunaan yang
berbeda. Klasifikasi warna lampu:
1. Merah
Dengan simbol RL untuk penggunaan utama yaitu untuk Close Operation.
2. Hijau
Dengan simbol GL untuk penggunaan utma yaitu untuk pengopersian Open dan
Stop.
3. Kuning-Oranye
Dengan simbol YL (OL) untuk pengggunaan utam yaitu untuk pengopersian
under operation dan Starting.
4. Putih
Dengan simbol huruf WL untuk penggunaan utama yaitu untuk break medium
power source indication.
5. Colourless
Dengan simbol CL untuk penggunaan utma yaitu untuk earth phase indication.
Katup Pengontrol
Untuk mengendalikan kerja dari silinder harus menggunakan valve (katup).Katup itu sendiri
dapat bekerja secara elektromagnetik atau secara mekanik.
Sakelar ( switch )
Digunakan sebagai pengendali atau pengaturan peralatan guna memberikan tanda-tanda hubung
putus dan saklar berhubungan menekan dan menarik dengan tangan.
Ada 4 Type Switch Button
1. Type Flat
Bersifat konvensional dan banyak digunakan untuk start, stop dan sebagainya.
2. Type Proyek
Digunakan dengan menggunakan kaos tangan seperti diproyeksikan. Untuk start
dan stop.
3. Type Mushroom
Type ini mudah ditempatkan dan mudah dijalankan untuk penghentian
mendadak (emergency stop)
4. Type Pull
Untuk tempat seperti pengoprasian dengan pulling (dorong) pekerja sehingga
menghindarkan pengerjaan yang salah, seperti interlocking dan sebagainya.
Switch
Klasifikasi warna pada Switch Botton
1. Warna Merah
Difungsikan untuk stop pada pemakaian satu atau sebagian motor stop, tanpa
menggunakan chuck magnet, unit penghenti, penghenti putaran, ataupun stop
emergency untuk semua stop.
2. Warna Kuning
Difungsikan untuk start kembali dari operasi mendadak untuk kondisi balik
yang berbahaya.
3. Warna Hijau dan Hitam
Difungsikan untuk start putaran pada urutan tertentu, start sebuah atau sebagian,
pada rangkaian, unit start.
4. Warna Putih
Digunakan pada keadaan lain selain warna diatas.
Kabel (Penghantar)
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar (urat), baik yang berbentuk solid
maupun serabut yang masing-masing dilengkapi dengan isolasinya sendiri dan membentuk satu
kesatuan. Ada 3 hal pokok dari kabel, yaitu :
1. Konduktor atau penghantar, merupakan media untuk menghantarkan
listrik.
2. Isolasi, merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir dari yang satu
terhadap yang lain dan juga terhadap lingkungannya.
3. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan
mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, api, atau pengaruh luar lainnya
yang merugikan.
Kabel penghantar yang digunakan untuk mensupply motor tunggal tidak boleh
mempunyai KHA kurang dari 110% arus nominal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak kabel
penghantar yang digunakan harus sesuai dengan ukuran, sehingga tidak terjadi rugi tegangan
yang berlebihan.
Jenis-jenis kabel instalasi :
a. Kabel NYA
Merupakan kabel yang mempunyai inti pejal. Kabel NYA mempunyai
berbagai ukuran dari kecil sampai yang terbesar, ukuran luas penampang kabel
NYA (dalam mm2) adalah 0,75; 1; 1,5; 2,5; 4; 6; 10; 25; 35; 50; 70; 100; 125;
150; dan 200. Pada pengginstalasian digunakan minimal 1,5 mm2 dengan
kemampuan maksimal 500 v (untuk instalasi penerangan) sedangkan untuk
penyambungan dari PLN sebagai supply dipakai 2,5 mm2.
b. Kabel NYAF
Kabel NYAF mempunyai cirri-ciri yang hampir sama dengan kabel NYA,
tetapi memiliki kawat baja pipih didalamnya dan sifatnya lentur, karena berinti
banyak (serabut), sehingga jauh lebih fleksibel daripada NYA.
c. Kabel NYM
Kabel NYM memiliki penghantar tembaga polos berisolasi PVC, jadi
mempunyai isolasi ganda dan kabel ini mirip dengan kabel NYA yaitu kabel
yang mempunyai inti pejal.Kabel NYM mempunyai inti lebih dari satu yang
dilengkapi dengan isolasi dan selubung luar. Kabel NYM mempunyai luas
penampang 1,5mm2 sampai dengan 10mm2 penhantarnya terdiri dari kawat
tunggal, untuk 16mm2 ke atas penghantarnya terdiri dari sejumlah kawat yang
dipilin jadi satu. Inti terbuat dari tembaga, mempunyai inti lebih dari satu yaitu
2, 3, 4, dan 5 penghantar. Selubung luar berwarna putih, hitam dan merah sesuai
dengan tegangan nominalnya.
d. Kabel NYY
Kabel NYY mempunyai ukuran kabel yang besar. Pada prinsipnya susunan
NYY sama dengan susunan NYM, hanya tebal isolasi selubung luar serta jenis
komponen PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam untuk
kabel tegangan rendah, tegangan nominal 0,6/1kV.
Terminal
Penyambungan kabel pada pipa instalasi dilaksanakan didalam kotak cabang, tetapi pada
peralatan listrik papan hubung bagi rangkaian pengatur yang masuk dan keluar digunakan
terminal atau terminal blok dengan dudukan rel. Terminal berfungsi untuk mempermudah
melakukan penyambungan. Karena didalam penginstalasian terdapat sambungan maka setiap
kabel yang akan disambung terlebih dahulu dihubungkan pada terminal. Dalam penginstalasian
sering juga memparalelkan rangkaian, sehingga penggunaan terminal juga dapat mempermudah
dalam mengenali arah dan tujuan dari kabel yang telah di instalasi.
Sensor
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.
Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu
foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor cahaya sangat luas penggunaannya, salah satu
yang paling populer adalah kamera digital. Pada saat ini sudah ada alat yang digunakan untuk
mengukur cahaya yang mempunyai 1 buah foton saja.
Pemilihan peralatan output beban
Motor konveyor 1.
Dasar pemilihan :.
a. Memiliki torsi konstan pada bagian putar.
b. Jenis motor yang digunakan
c. Output nominal motor
d. Kecepatan putar motor.
e. Harga yang ekonomis.
f. Jenis pengaturan/pengasutan yang dipergunakan.
g. Handal,memiliki umur pemakaian yang lama
h. Mudah dalam perawatan dan perbaikan motor
Sesuai dengan kebutuhan tersebut diatas, maka didapat motor dengan
Klasifikasi/jenis motor roda gigi dengan perbandingan reduksi kecepatan putar
motor 1:10, jenis pengasutan DOL, spesifikasi :
-. Daya (P) = 15 Kw/20 Hp.
-. Teg/Freq (V/Hz) = 380/660V 50 Hz.
-. Kecepatan (N) =1450 rpm,karena reduksi roda gigi
kecepatan 1:10, kecepatan menjadi 145 rpm.
-. Arus nominal (In) = 30 A.
Motor konveyor 2.
Dasar pemilihan :
a. Memiliki torsi konstan pada bagian putar.
b. Jenis motor yang dipegunakan
c. Output nominal motor.
d. Kecepatan putar motor
e. Jenis pengaturan /pengasutan yang dipergunakan.
f. Mudah didalam Perawatan dan perbaikan motor
g. Handal Memiliki umur pemakaian yang lama.
Berdasarkan dengan kebutuhan tersebut diatas, maka didapat motor dengan
Klasifikasi/jenis motor roda gigi dengan perbandingan reduksi kecepatan putar
motor 1:10, jenis pengasutan DOL, spesifikasi :
-. Daya = 15 Kw/20 Hp
-. Teg/Freq (V/Hz) = 380/660V 50 Hz.
-. Kecepatan (N) = 1450 rpm,karena reduksi roda gigi
kecepatan 1:10 kecepatan menjadi 145 rpm
-. Arus nominal (In) = 30 A
2.2 Peralatan Input dan Output
2.2.1 Pengaman Lebur
Pengaman lebur bentuknya lebih berupa pengaman lebur/fuse/ sekering yang
terbuat dari kawat perak, timah, tembaga serta kombinasi yang bervariasi, atau
dengan kawat pita yang bermacam-macam bentuk dengan isolasi keramik plastik.
Sekering kawat tunggal (rewirable) adalah peralatan yang tertua untuk
mengamankan rangkaian dari arus yang berlebihan. Sebuah sekering dihubungkan
seri pada masing-masing hantaran yang tidak diketanahkan (jala-jala fasa atau L1,
L2, L3). Pemlihan sekering fuse trutama adalah arus kerja normal sekering yang
merupakan nilai yang sudah ditentukan oleh pabrik, yang dijamin tidak mengalami
kerusakan pada kondisi normal, tanpa terjadi peleburan pada bagian elemennya atau
tanpa terjadi keadaan yang memburuk karena suatu arus pada sekering.
Sebuah sekering dengan tempat kedudukannya harus mampu:
1. Menghantarkan arus beban tanpa menimbulkan panas yang lebih atau
keadaannya makin memburuk.
2. Menahan atau memutuskan arus maksimum hubung singkat tanpa
kesulitan.
3. Membatasi hubung singkat sehingga melindungi peralatan-peralatan dan
kabel-kabelnya .
4. Tidak menyebabkan timbul tegangan lebih ketikan sekering bekerja.
5. Pada waktu bekerja tidak menimbulkan panas yang berlebihan, pecah,
menyala-nyala, gas-gas panas, uap logam, atau kegagalan atau hal-hal
yang berbahaya.
6. Karakteristik waktu/ arus cocok dengan sekering-sekering, MCB lain, rele
beban lebih dan sebagainya. Juga harus dipilih secara diskriminasi yang
benar, yaitu bahwa dua bentuk pelindung jangan bekerja pada bagian/
kelas yang sama.
7. Sekering cartridge dan tempat kedudukannya atau kedudukan dari sekering
harus sesuai dengan tempat kedudukannya pada rangkaian.
8. Diperhitungkan sedemikian rupa sehingga untuk mengganti sekering atau
tempat kedudukannya tanpa bahaya kemungkinan tersentuhnya bagian
yang bertgangan atau yan menyebabkan tanpa bahaya kemungkinan
tersentuhnya bagian yang bertegangan atau yang menyebabkan hubung
singkat, serta bahaya-bahayanya pada rangkaian lainnya.
9. Sekering harus sesuai dengan dengan tegangan dari rangkaian tempat
digunakannya.
Macam-macam kontruksi/ bentuk-bentuk sekering tegangan rendah:
1. Sekering-sekering tipe ulir (sistem Diazed)
2. Sekering-sekering pemutus pisau (sistem NH/Sekering HRC (High
Rupturing Capacity).
3. Sekering-sekering isolator tabung/ peluru dimana elemen sekeringnya
dapat diganti.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan dan perancangan sistem
pengaman arus lebur/ fuse/ sekering adalah diskriminasi, yang sangat penting untuk
menjamin bahaya apabila terjadi gangguan yang disebabkan bban lebih atau hubung
singkat maka hanya pengaman yang terdekat dengan sumber gangguan itu yang
akan bekerja.
2.2.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)
Suatu alat listrik yang berfungsi sebagai pengaman sistem tenaga listri terhadap
hubung singkat dan beban lebih, karena didalam MCB terdapat dua sistem
pengaman yaitu:
1. Sistem pemutusan hubung singkat, yaitu yang dikerjakan oleh coil/
elektromagnetik trip, dimana coil akan bekerja menarik kontak atau
memutuskan supplay rangkaian apabila terdapat gangguan hubung singkat.
2. Sistem beban lebih, yaitu yang dikerjakan oleh lempengan bimetal apabila
terjadi gangguan beban lebih dengan arus yang melebihi arus nominal,
sehingga aliran listrik akan terputus.
MCB terdiri dari beberapa elemen operasi yang sangat prinsip, yaitu:
1. Thermal Trip (bimetal)
2. Elektromagnetik Trip (coil)
3. Pemadaman Api
4. Mekanisme Pemutus
MCB juga mempunyai beberapa tipe sesuai dengan pemakaiannnya atau
secara umum digunakan, yaitu:
1. Type G
MCB jenis ini digunaka untuk mengamankan motor-motor kecil AC
maupun DC, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar ubtuk
penerangan-penerangan bangsal pabrik. Pengaman elektromagnetiknya
berfungsi pada 8-11x ln untuk AC dan 14x ln untuk DC.
2. Type L
MCB jenis ini, pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya
suhu hantaran. Jika terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu
nilai tertentu, elemen bimetalnya akan memutuskan rangkaian. Jika terjadi
hubung singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman elektromagnetik. Untuk
AC sama dengan 4-6x ln dan DC 8x ln pemutusan arusnya berlangsung
dalam waktu 0,2 secound.
3. Type H
Secara termis jenis ini sama dengan jenis Type L, tetapi pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 second. Untuk AC 2,5-3x
ln. Jenis ini digunakan untuk instalasi rumah arus gangguan yang rendah dan
penggunaanya diputuskan dengan cepat. Jika terjadi gangguan tanah bagian-
bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.
4. Type K dan U
MCB jenis ini biasanya digunakan untuk rangkaian elektronika atau
transformator.
Sifat umum dari Miniature Circuit Breaker (MCB) adalah:
Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi panas yang
diijinkan .
Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya kelambatan.
Setelah dilakukan perbaikan pada instalasi, MCB dapat digunakan kembali.
Miniature Circuit Brake 3 Phase
2.2.3 Thermal OverLoad Relay ( TOR )
Sistem alat pelindung beban lebih atau thermal berfungsi untuk mengetahui
atau melindungi arus beban lebih, mengisolirkan dan hanya memutuskan pada
bagian yang berbeban saja. Pengaman beban lebih berarti mengamankan motor dari
kelebihan arus yang diizinkan.
2.3 Estimasi Engineering
Adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi tentang berapa besar dana yang
dibutuhkan dalam membuat sebuah proyek. Seorang yang mengatur dan merancang besar dana
adalah seorang estimator. seorang estimator tidak hanya mampu melakukan kualifikasi atau
semua yang tersaji dalam gambar kerja dan spesifikasi tetapi mampu mengantisipasi semua
kegiatan yang akan terjadi.
2.3.1 Rencana kerja
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dimulai, biasanya didahului dengan
penyusunan rencana kerja dan syarat-syarat yang disesuaikan dengan metoda
konstruksi yang akan digunakan, dalam menyusun rencana kerja ada beberapa hal
yang harus menjadi pertimbangan antara lain:
1. Keadaan lapangan proyek, hal ini dilakukan untuk memperkirakan hambatan
yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek
2. Kemampuan tenaga kerja, informasi detail tentang jenis dan macam kegiatan
berguna yang memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja
3. Pengadaan meterial konstruksi, harus mengetahui dengan pasti macam, jenis
dan jumlah material yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.
4. Pengadaan alat pembangunan, untuk kegiatan yang memerlukan perlatan
pendukung pembangunan harus dapat dideteksi secara jelas.
5. Gambar kerja, selain gambar rancangan, pelaksanaan proyek konstruksi
memerlukan gambar kerja untuk bagian-bagian tertentu/ khusus.
6. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan, penyusunan rencana kerja, faktor
penting yang harus dijamin oleh pengelola proyek adalah kelangsungan dari
susunan rencana kegiatan setiap item pekerjaan.
2.3.2 Daftar harga peralatan ( Bill Of Quantity)
Adalah sederetan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
lengkap dengan spesifikasi peralatan, dan harga satuan. Kegunaan BOQ ini adalah
sebagai acuan dalam merancang Rencana Anggaran Biaya.
Nilai BOQ harus berdasarkan kenyataan pasar tidak bisa diprediksi
dengan.perkiraan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Kerja Mesin Pengemas Botol
Mesin dioperasikan dalam dua kondisi, yakni kondisi manual dan otomatis
Mesin dioperasikan oleh dua panel, yaitu panel daya dan panel kontrol.
A. Kondisi Kerja Normal Otomatis
1) Untuk kerja otomatis digunakan tombol start untuk menjalankan sistem dan tombol
stop untuk memberhentikan sistem.
2) Jika tombol start ditekan maka konveyor 1 akan bekerja dengan sendirinya. Disaat
yang bersamaan, tuas pendorong gelas plastik pun langsung bekerja. Konveyor 2 dan
3 baru akan bekerja bila gelas plastik telah slesai sampai proses sealing.
3) Pada saat barisan gelas kosong yang dibawa oleh konveyor telah melewati
photoelectric 1, maka konveyer akan berhenti sejenak dan selanjutnya pneumatik akan
mendorong barisan gelas hingga mendekati solenoid valve pada tank. Lalu (solenoid
water tap) akan bekerja dan membuka katupnya untuk mengisikan air ke dalam gelas.
4) Pengisian air dalam gelas adalah berdasarkan waktu isi yang diinginkan. Kerja kontrol
menggunkan setting timer yang telah disesuaikan dengan volume gelas. Jika waktu
yang diinginkan sudah tercapai maka proses pengisian telah selesai dengan ditandai
oleh menutup kembalinya solenoid valve (s.v. water tap) selanjutnya barisan gelas
yang terangkat akan kembali keposisi semula.
5) Setelah pengisian selesai, konveyer kembali berjalan, proses berikutnya adalah
pengepresan atau lebih dikenal dengan istilah sealing. Proses sealing dilakukan
dengan alat pemanas plastik.
6) Selama proses dijalankan heater selalu ON. Bila barisan gelas sampai pada titik
dimana terdapat heater, maka secara otomatis konveyor akan kembali berhenti. Mesin
pencetak seal plastik akan turun guna menempelkan seal ke gelas plastik, Setelah seal
tertempel maka motor penggulung seal akan bekerja untuk menggulung seal.
7) Setelah di tutup dengan seal plastik, konveyer kembali bergerak hingga menjatuhkan
produk tepat diatas konveyer 2 yang telah berjalan. Pada saat yang bersamaan
konveyer 1 akan menggulung/ berputar hingga proses berikutnya.
8) Sampai di konveyor 2, produk mengalami proses penyeleksian apakah produk layak
atau tidak layak dengan menggunakan media sensor quality. Apabila produk baik
maka konveyer akan meneruskan perjalanan membawa produk sampai pos terakhir.
Tetapi apabila sensor quality menunjukan produk tidak layak maka secara otomatis
produk akan didorong ke dalam box yang telah disediakan dibawah mesin quality
control.
9) Produk yang baik akan dihitung jumlahnya dengan menggunakan counter. Counter
menghitung sampai dengan 48 gelas. Setelah counter selesai menghitung produk
sebanyak 48 buah, selanjutnya konveyer berhenti sesuai dengan letak sensor.
Sedangkan lama konveyer berhenti disesuaikan dengan setting timer dalam proses
packing. Penyusunan produk dalam kardus dilakukan secara manual oleh manusia.
B. Kondisi Kerja Manual
1) Motor conveyor 1, 2 dan 3 bisa dioperasikan melalui tombol ON-OFF Conveyor.
2) Setelah conveyer berhenti, selanjutnya tuas dinaikan sampai mendekati solenoid valve
untuk proses pengisian. Katup solenoid valve akan terbuka dan tertutup sesuai dengan
tombol ON-OFF water tap.
3) Jika poses pengisian telah selesai, selanjutna adalah proses sealing menggunakan
heater. Tombol ON-OFF digunakan untuk menurunkan alat pencetak seal plastik,
sekaligus digunakan untuk menempelkan seal.
4) Untuk meng-ON-OFF-kan sensor quality control digunakan tombol tekan, selanjutnya
sensor akan mendeteksi apakah produk layak untuk dipasarkan atau tidak layak. Jika
layak, maka proses selanjutnya adalah packing. Tetapi bila tidak layak maka produk
akan direject.
5) Semua peralatan daya dan kontrol dioperasikan secara momentary melalui push
button, selama tombol ditekan maka selama itu juga peralatan ON kedmudian OFF
kembali setelah tombol dilepas.
C. Kondisi Kerja Penunjang
1) Panel dioperasikan dengan menggunakan saklar daya / main switch.
2) Untuk menentukan pengoperasian secara manual atau otomatis menggunakan
selector switch.
3) Kondisi lampu tanda bisa diketahui dengan menekan tombol Test Lamp.
4) Kondisi kerja mesin bisa dimonitor dengan panel melalui lampu tanda.
5) Pilihan mode kerja menggunakan selector switch auto-manual.
3.2 Gambar Lay Out
3.3 Indentifikasi Input/Output
No Input Masukan PLC Fungsi
1 Start I0.0.0 Tombol start2 stop I0.0.1 Tombol stop
No Jenis Masukan Luar Masukan
PLC
Fungsi
1 Penurunan Q0.0.0 Menurunkan gelas plastik
2 Motor Conveyor 1 Q0.0.1 Konveyor gelas
3 Filling machine Q0.0.2 Pengisian air ke dalam gelas
4 Heater Q0.0.3 Menutup gelas plastic
5 Motor konveyor 2 Q0.0.16 Konveyor quality kontrol
6 Quality control Q0.0.17 Mengecek kemasan tersebut
7 Conveyor A Q0.0.11 Pengepakan
8 Conveyor B Q0.0.12 Pengepakan
9 Conveyor C Q0.0.14 Pengepakan
10 Pendorong Q0.0.19 sensor
3.4 Flow Chart
3.5 Gambar Rancangan Kontrol
3.6 Diagram Daya Motor
3.7 Analisa Rangkaian Kontrol
Kondisi Kerja Normal
Pada kondisi ini selector switch berada pada posisi otomatis, dimana pengoperasian
sistem kerja otomatis terpisah dengan pengoperasian sistem kerja manual sehingga
apabila pada keadaan pengoperasian sistem kerja otomatis, maka rangkaian control
manualnya tidak dapat dilakukan. Syarat operasinya adalah:
a. Main switch pada posisi ON.
b. Pengaman control ON.
c. Selector switch berada pada posisi Auto.
Setelah kondisi tersebut diatas terpenuhi, maka lampu tanda auto ON dan selanjutnya
PLC akan mengeksekusikan program yang telah dibuat sebelumnya. Untuk
mempermudah membaca rangkaian tersebut , akan dijelaskan fungsi kontrol per baris :
NO Row Fungsi
1. Row 0 (M0) Relay mengunci tombol start dan stop pada rangkaian
2. Row 2 (INSTO TON) Timer untuk mengaktifkan proses penurunan gelas plastik ke
konveyor
3 Row 2 (M1) Relay untuk mengaktifkan Timer selanjutnya
4. Row 5 (INST1 TON) Timer untuk mengaktifkan konveyor gelas yang membawa ke
filling dan sulling
5. Row 5 (M2) Relay yang digunakan untuk mengunci proses Filling
6. Row 8 (M3) Start awal untuk mengaktifkan konveyor kembali
7. Row 10 (INST4 TON) Timer untuk mengaktifkan kembali konveyor
8. Row 10 (M4) Keluaran dari Timer
9. Row 13 (M5) Relay pengunci untuk timer selanjutnya
10. Row 16 (INST6 TON) Timer untuk mengaktifkan proses sulling dengan menggunakan
heater
11. Row 16 (M6) Keluaran dari timer
12 Row 19 (INST7 TON) Timer untuk mengaktifkan kembali konveyor
13. Row 19 (M8) Keluaran dari timer
14. Row 22 (M9) Penguncian untuk relay M8
15. Row 24 (INST8 TON) Timer untuk konveyor 2 yaitu , proses quality control
16. Row 24 (M10) Keluaran dari timer
17. Row 27 (INST9 TON) Timer proses quality control
18. Row 27 (M11) Keluaran timer untuk penguncian
19. Row 30 ( INST10 TON) Timer untuk quality control , ketika barang tersebut rusak
20. Row 30 (M14) Keluaran timer
21. Row 33 (M15) Penguncian M14
22. Row 36 (Sensor1) Pengaktifan barang baik untuk diproses ke packing
23 Row 36 (M12) Penguncian sensor1
24. Row 38 (Sensor2) Pengaktifan barang rusak dan akan didorong keluar konveyor
25. Row 39 (M13) Penguncian sensor2
26. Row 40 (_T1s) Relay pengaktifan counter yang bekerja dalam 1 detik
27. Row 40 (C1) Counter untuk menghitung banyaknya barang yang dating
28. Row 41 (RST) Mereset counter agar kembali seperti semula
3.8 Lay Out Panel
3.9 Analisa Perhitungan Dan Komponen Kontrol dan Pengaman
1. Motor Konveyor 1
- Tegangan 380/660 V
- Daya 15 KW/20 Hp
- Frekuensi 50 Hz.
- Arus nominal 30A.
2. Motor Konveyor 2
- Tegangan 380/660 V
- Daya 15 KW/20 Hp
- Frekuensi 50 Hz.
- Arus nominal 30A.
3. Motor Konveyor 3
- Tegangan 380/660 V
- Daya 15 KW/20 Hp
- Frekuensi 50 Hz.
- Arus nominal 30A.
1. Analisa Perhitunagan Type Kontaktor
Motor konveyor 1 Putaran Maju → SF = 60 Kali/jam, operasi selama 10 jam/perhari, m =
40%.
Motor konveyor 2 Putaran Maju → SF = 60 Kali/jam, operasi selama 10 jam/perhari, m =
40%.
Motor konveyor 3 Putaran Maju → SF = 60 Kali/jam, operasi selama 10 jam/perhari, m =
40%.
Perhitungan dari kontaktor adalah:
SF total 15 th = SF jam + jumlah operasi/perhari + jumlah operasi
hari/bulan + jumlah operasi bulan /pertahun + jangka
waktu
Motor konveyor 1 = 60 x 10 x 30 x 12 x 15 = 3,24 juta kali operasi
Type kontaktor adalah LC1. LP1. D25.A65.
Motor konveyor 2 = 60 x 10 x 30 x 12 x 15 = 3,24 juta kali operasi
Type kontaktor adalah LC1. LP1. D25.A65.
Motor konveyor 3 = 60 x 10 x 30 x 12 x 15 = 3,24 juta kali operasi
Type kontaktor adalah LC1. LP1. D25.A65.
2. Analisa Perhitungan TOR (termal Overload Relay)
Setting dan tipe TOR
Range Setting = 7-10 A.
Arus nominal /In Motor 1 = 9A
Daya = 5,5 Hp atau 4 Kw
Type TOR adalah LR1- D09314A65.
Range Setting = 7-10 A.
Arus nominal/ InMotor 2 = 9A
Daya = 5,5 Hp atau 4 Kw
Type TOR adalah LR1- D09314A65.
Range Setting = 2,5 – 4 A
Motor Bor ,In =3,7 A
Daya = 2 Hp atau 1,5 Kw
Type TOR adalah LR1- D09308A65
3. Analisa Perhitungan Rating Pengaman
Motor 1 Motor 2 Motor 3
M 3Φ M 3Φ
KHA 2
CB 2 CB 3 CB 4
CB 1
KHA 1
KHA 4
KHA 3
M 3
Pada Motor 1 memakai pengasutan DOL
Maka CB 2 = 250 % x 15 A = 37,5 A
CB yang dipakai mempunyai rating 40 A
Pada Motor 2 memakai pengasutan DOL
Maka CB 3 = 250 % x 15 A = 37,5 A
CB yang dipakai mempunyai rating 40 A
Pada Motor 3 memakai pengasutan DOL
Maka CB 4 = 250 % x 15 = 37,5 A
CB yang dipakai mempunyai rating 40A
Pada CB 1 = In masing – masing motor + In pengaman motor yang tertinggi
= 15 A+ 15 A+ 15 A + 37,5 A
= 82,5 A CB yang dipakai mempunyai rating 100 A
CB utama diambil 1 tingakat diatas CB1 120 A
No Jenis Motor
Prosentase Arus Nominal Beban
Penuh
Pengaman Lebur Pemutus
Tenaga
1. Motor DOL, atau serempak dengan
pengasutan bintang segitiga.
400 % 250 %
2. Motor sangkar atau serempak dengan
pengasutan autotrafo
400 % 200 %
3. Motor lilit atau motor arus searah 400 % 150 %
4. Analisa Perhitungan Penghantar (KHA)
Penghantar pada rangkaian terakhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh memiliki
Kemampuan Hantar Arus (KHA) kurang dari 125% dari besarnya arus nominal beban penuh
motor. KHA harus lebih besar dari 125% x In motor dan bila jaraknya jauh harus
mempergunnakan penggantar yang cukup agar tidak terjadi rugi tegangan yang berlebihan.
KHA 1 =125% x 15 A = 18,75 A
Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 1,5 mm²
KHA 2 =125% x 15 A = 18,75 A
Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 1,5 mm²
KHA 3 = 125% x 15 A = 18,75 A
Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 1,5 mm²
KHA 4 = In 1 + In 2 + In 3 + (25 % x In 3)
= 15 A + 15 A + 15 A + (0,25 x 15 A)
= 48,75 A
Pengahantar yang digunakan NYY 4 x 4 mm²
5. Analisa Perhitungan Bus bar
= In masing- masing motor + In kabel yang tertinggi.
= 15 A + 15 A + 15 A + 49 A
= 94 A
Bus bar yang digunakan ukuran 15 x 2 mm²
Karena ada 5 penghantar, yaitu L1 ,L2 ,L3 ,N dan PE maka bus bar yang digunakan
adalah 5 x 12 x 2 mm².
Ukuran Bus Bar
3.10 Bill Of Quantity
NO URAIAN PEKERJAAN UNIT VOLUME KETERANGANPek. Perangkat Kerangka Panel
1 Pek. Box panel bh 1 2 Pek. Din profile bh 2 3 Pek. Wiring chanel bh 7 4 Pek. Terminal Blok bh 4 5 Pek. Line up terminal 35 mm2 pcs 4 6 Pek. Line up terminal 16 mm2 pcs 4 7 Pek. Line up terminal 4 mm2 pcs 20 8 Pek. Line up terminal 2,5 mm2 pcs 20 9 Pek. mur + baut pcs 30
Pek. Peralatan Pintu Panel1 Pek. Fitting pilot lamp bh 8 2 Pek. Pilot lamp bh 8 3 Pek. Push button bh 14 4 Pek. Selector switch bh 1 5 Pek. Main Switch bh 1 6 Pek. Amperemeter bh 1 7 Pek. Voltmeter bh 1
Pek. Peralatan Panel Kontrol1 Pek. Pems PLC bh 1 2 Pek. Pems MCB 3 ph bh 3 3 Pek. Pems MCB 1 ph bh 4 4 Pek. Pems MCCB 3 ph bh 1
5Pek. Pems Thermal over load
relaybh 3
6 Pek. Pems Kontaktor bh 5 7 Pek. Pems Relay AC + socket bh 8 8 Pek. Photo Elektrik bh 3 9 Pek. Instalasi kabel I/O PLC m 20 10 Pek. Instalasi kabel MCB 3 ph m 20 11 Pek. Instalasi kabel MCCB 3 ph m 5 12 Pek. Instalasi kabel control m 50
Pek. Peralatan Plant1 Pek. Motor konveyor bh 3 2 Pek. Selenoid Valve (filing) bh 6 3 Pek. Pneumatik bh 3 4 Pek. Sensor bh 3 5 Pek. Heater (sealing) bh 1
6 Pek. Quality Control bh 1
3.11 Analisa Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan
Bahan Upah
Unit
Harga Bahan Perunit
(Rp)
FO
Total Biaya Bahan Perunit
(Rp)
Waktu Perunit (Jam)
Upah Perjam (jam)
Upah perunit
(Rp)FO
1 Pem. Perangkat Kerangka Panel pcs 1,174,000 1.2 1,408,800 1 20,000 20,000
2 Pem. Peralatan Pintu Panel pcs 1,247,900 1.2 1,497,480 1 20,000 20,000
3 Pem. Peralatan Panel Kontrol pcs 3,272,500 1.2 3,927,000 1.25 20,000 25,000
4 Pem. Instalasi Kabel Kontrol m 50,000 1.2 60,000 0.3 20,000 6,000
5 Pem. Instalasi Kabel I/O PLC m 50,000 1.2 60,000 0.3 20,000 6,000
6 Pem. Konveyor + Motor bh 1,000,000 1.2 1,200,000 2.5 20,000 50,000
7 Pem. tank + Solenoid Valve bh 50,000 1.2 60,000 2 20,000 40,000
8 Pem. Pneumatik bh 100,000 1.2 120,000 1.5 20,000 30,000
9 Pem. Sensor (photoelectric) bh 500,000 1.2 600,000 1.5 20,000 30,000
10 Pem. Heater (sealing) bh 250,000 1.2 300,000 2 20,000 40,000
11 Pem. Quality Control bh 1,000,000 1.2 1,200,000 1.75 20,000 35,000
3.12 Rencana Anggaran Biaya
No Uraian Pekerjaan Unit Vol Harga Perunit (Rp) Harga Penawaran (Rp)
1 Pemasangan Perangkat Kerangka Panel pcs 1 Rp
1,430,800 Rp
1,430,800
2 Pemasangan Peralatan Pintu Panel pcs 1 Rp
1,519,480 Rp
1,519,480
3 Pemasangan Peralatan Panel Kontrol pcs 1 Rp
3,954,500 Rp
3,954,500
4 Pemasangan Instalasi Kabel Kontrol m 50 Rp
66,000 Rp
3,300,000
5 Pemasangan Instalasi Kabel I/O PLC m 30 Rp
66,000 Rp
1,980,000
6 Pemasangan Konveyor + Motor bh 3 Rp
1,255,000 Rp
3,765,000
7 Pemasangan Tank + Solenoid Valve bh 6 Rp
104,000 Rp
624,000
8 Pemasangan Pneumatik bh 3 Rp
153,000 Rp
459,000
9 Pemasangan Sensor (Photoelectric) bh 3 Rp
633,000 Rp
1,899,000
10 Pemasangan Heater (Sealing) bh 1 Rp
344,000 Rp
344,000
11 Pemasangan Quality Control bh 1 Rp
1,238,500 Rp
1,238,500
TOTAL 20,514,280 Pajak 10% Rp 2,051,428
Rp 22,565,708 Profit 20% Rp 4,513,142
Rp 27,078,850
3.13 Time Schedule
No Jenis Pekerjaan Biaya (Rp)Bobot (%)
Waktu ( hari )1 2 3 4 5
Pekerjaan Panel Kontrol1 Pek. Perangkat Kerangka Panel 1,430,800 13% 3% 3% 4% 3% 2 Pek. Peralatan Pintu Panel 1,519,480 14% 3% 4% 4% 3% 3 Pek. Peralatan Panel Kontrol 3,954,500 37% 6% 6% 6% 7%4 Pek. Instalasi Kabel Kontrol 66,000 1% 1% 5 Pek. Instalasi Kabel I/O PLC 66,000 1% 1%
Pekerjaan Peralatan Plant Industri1 Pek. Pemasangan Konveyor + Motor 1,255,000 12% 4% 4% 4%
2Pek. Pemasangan tank + Solenoid
Valve104,000
1% 1% 3 Pek. Pemasangan Pneumatik 153,000 1% 1%
4Pek. Pemasangan Sensor
(photoelectric)633,000
6% 3% 3%5 Pek. Pemasangan Heater (sealing) 344,000 3% 1% 2%6 Pek. Pemasangan Quality Control 1,238,500 12% 4%
TOTAL 10,764,280 100% 6% 15% 20% 20% 20% Rencana (%)
Pelaksanaan (%)
3.14 Jadwal Rencana Kegiatan
No Jenis Pekerjaan VolBiaya (Rp)
Bobot (%)
Waktu (hari)1 2 3 4 5
I Pekerjaan Panel Kontrol
1 Pek. Perangkat Perangkat Panel pcs 1,430,800 13% 3% 3% 4% 3% 2 Pek. Peralatan Pintu Panel pcs 1,519,480 14% 3% 4% 4% 3% 3 Pek. Peralatan Panel Kontrol pcs 3,954,500 37% 6% 6% 6% 7%4 Pek. Instalasi Kabel Kontrol meter 66,000 1% 1% 5 Pek. Instalasi Kabel I/O PLC meter 66,000 1% 1% II Pekerjaan Peralatan Plant Industri
1 Pek. Pemasangan Konveyor + Motor buah 1,255,000 12% 4% 4% 4%2 Pek. Pemasangan Tank + Solenoid Valve buah 104,000 1% 1% 3 Pek. Pemasangan Pneumatik buah 153,000 1% 1% 4 Pek. Pemasangan Sensor (photoelectric) buah 633,000 6% 3% 3%5 Pek. Pemasangan Heater (sealing) buah 344,000 3% 1% 2%6 Pek. Pemasangan Control Quality buah 1,238,500 12% 4%
TOTAL 10,764,280 Rencana Hari Ke- 6% 15% 20% 20% 20%Total Rencana (%) 6% 21% 41% 61% 81%
3.15 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BAB I
TINJAUAN UMUM
Pasal 1
Syarat Umum
Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah:
Politeknik Negeri Jakarta
Kampus baru UI, Jl. Margonda raya
depok 16424
Pelaksana
Pelaksana adalah:
PT. MM Jaya
Consultant Engineering and Electrical Installation Contractor
Direksi pekerjaan
Adalah wakil pemberi tugas dalam pengawasan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
memberikan bimbingan dan petunjuk yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam proyek ini yang ditunjuk sebagai direksi pelaksanaan pekerjaan adalah Drs. A
Tatang selaku dosen Perancangan Listrik Semester IV Politeknik Negeri Jakarta.
Syarat-syarat peserta pelelangan
1. 1.Yang diperkenankan mengikuti pelelangan adalah :
a) Rekanan yang tercatat dalam DRM propinsi DKI Jakarta untuk tahun anggaran
2009/2010 dan diundang mengikuti pelelangan;
b) Rekanan yang telah mengambil dokumen lelang;
c) Peserta pelelangan yang telah mengikuti penjelasan pekerjaan.
2. Yang tidak diperkenankan sebagai peserta atau penjamin adalah :
a) Pegawai Negeri;
b) Pegawai badan usaha milik negara;
c) Pegawai bank milik pemerintah;
d) Mereka yang dinyatakan pailit;
e) Mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya;.
3. Peserta pelelangan harus menyertakan pada surat penawarannya :
a) Neraca perusahaan terakhir;
b) Daftar susunan pemilikan modal;
c) Susunan pengurus;
d) Copy akta pendirian beserta perubahan-perubahannya;
e) Ijin usaha dalam bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan
diserahkan.
f) Pengalaman kerja dalam pekerjaan sejenis;
g) Daftar peralatan yang diperlukan;
h) Rekaman surat fiscal yang masih berlaku;
i) Referensi bank;
j) Surat jaminan dari bank pemerintah atau bank lain atau lembaga keuangan lain
yang ditetapkan oleh menteri keuangan;
k) Perincian biaya;
l) Harga satuan pekerjaan;
m) Harga satuan bahan atau upah;
n) Metoda pelaksanaan yang memuat antara lain : perincian kegiatan dan cara
pelaksanaan pekerjaan. Bila akan menggunakan metoda yang berhubungan dengan
perkembangan teknologi agar hal ini diuraikan dengan jelas.
o) tata cara pelaksanaan (construction schedule) yang memuat antara lain perincian
bagian-bagian pekerjaan, serta jadwal pelaksanaannya dengan menggunakan Bar-Chart.
p) Struktur organisasi pelaksanaan yang menyatakan bagan organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan dilengkapi dengan nama petugas inti disertai dengan keterangan
mengenai pendidikan, dan pengalaman pekerjaan yang pernah dilakukan;
q) Struktur organisasi perusahaan yang dilengkapi dengan daftar tenaga ahli;
r) Daftar perkiraan volume pemakaian bahan dan upah kerja.
Pengawas pelaksana
a) Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh pengawas yang telah
ditunjuk oleh Politeknik Negeri Jakarta, yang kemudian disebut sebagai pengawas
pelaksana.
b) Untuk pengawasan di tempat akan ditunjuk pengawas pel;aksana lapangan yang akan
diberitahukan secara tertulis oleh pengawas pelaksana kepada kontraktor.
c) Kontraktor setuju atas pengawas pelaksana lapangan serta berkewajiban untuk membantu
pelaksanaan tugasnya. Kontraktor wajib memenuhi petunjuk dan atau perintah pengawas
pelaksana dan pengawas pelaksana, sepanjang petunjuk atau perintah tersebut mengenai
lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor menurut perjanjian ini.
Kontraktor
Kontraktor adalah peserta pelelangan yang telah diserahi tugas oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya.
Pelelang
Pelelang adalah Politeknik Negeri Jakarta, yang berkedudukan di Jl. Kampus baru UI, Depok.
Pelaksana pembangunan proyek
Untuk proyek ini, pemberi tugas diwakili oleh Drs. A Tatang selaku dosen perancangan
listrik semester V dari Politeknik Negeri Jakarta.
Pemimpin proyek
Dalam mengelola proyek ini telah ditunjuk sebagai wakil dari Politeknik Negeri Jakarta, Drs.
A Tatang sebagai pemimpin proyek dan dibantu oleh staf-staf dari Politeknik Negeri Jakarta yang
telah ditunjuk untuk itu.
Pasal 2
Dokumen RKS
Para peserta lelang harus mengajukan surat penawaran harga berdasarkan atas data dari dokumen
RKS.
Isi dokumen RKS adalah ssebagai berikut :
1. peraturan dan persyaratan administrasi;
2. spesifikasi teknik;
2. peraturan dan persyaratan penawaran;
3. gambar rencana;
4. berita acara rapat penjelasan.
Pasal 3
Rapat Penjelasan Pekerjaan
Rapat penjelasan pekerjaan akan diselenggarakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Desember 2009
Waktu : Pukul 09.00 -15.00 WIB
Tempat : Crown Plaza Hotel , Jakarta Pusat
Catatan : Rapat penjelasan akan dilanjutkan dengan peninjauan ke lokasi
proyek. Peserta lelang harus hadir.
Berita acara rapat penjelasan di atas harus disahkan oleh kedua wakil peserta lelang dan Panitia
Pelelangan.
Berita acara rapat dapat diambil peserta lelang mulai :
Hari : Kamis
Tanggal : 18 Desember 2009
Waktu : 09.00 -15.00 WIB
Tempat : Crown Plaza Hotel , Jakarta Pusat
◦ Peserta lelang yang tidak mengikuti rapat penjelasan dan peninjauan lokasi proyek, dianggap
menyetujui hasil yang telah disepakati antara pihak Politeknik Negeri Jakarta dengan peserta
lelang.
◦ Risalah rapat penjelasan merupakan bagian yang tidak termasuk dari dokumen RKS atau
dokumen pelelangan.
◦ Walaupun para peserta lelang akan mendapatkan berita acara rapat penjelasan dari panitia
lelang, dianjurkan kepada para peserta lelang untuk membuatr catatan mengenai hal yang
telah diputuskan dalam rapat tersebut, agar supaya tidak hilang waktu, untuk menunggu
penggandaan berkas berita acara.
◦ Peserta lelang yang telah membeli dokumen RKS tetapi tidak menghadiri rapat penjelasan,
tidak diperbolehkan mengajukan surat penawaran harga.
Pasal 4
Penjelasan Pekerjaan
Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dari biaya sendiri
untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan lapangan tempat
pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.
Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan atau pedoman atau
dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia lelang dan akan
diberikan oleh panitia lelang dan minimal yang hadir dalam rapat penjelasan ini diikuti oleh tiga
peserta.
Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan di luar ketentuan jadwal rapat
penjelasan di atas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat penjelasan.
Dari hasil penjelasan RKS dalam rapat penjelasan akan dibuatkan berita acaranya.
Berita acara rapat penjelasan dibuat oleh panitia lelang dan dibantu oleh perencana dan akan
disahkan oleh dua wakil peserta lelang. Berita acara rapat dapat diambil oleh peserta lelang sesuai
dengan jadwal dalam bagian pasal 3, di atas.
BAB II
PENJELASAN UMUM
Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek PERANCANGAN KONTROL INDUSTRI
PENGEMASAN DAN PENGEPACK – AN GELAS AIR MINERAL yang berlokasi di
Politeknik Negeri Jakarta, Depok.
Sumber daya utama adalah sebesar 380V/220V, 50 Hertz dilayani oleh PLN. Sumber tersebut
akan masuk ke panel daya, diteruskan ke panel kontrol berbasis PLC, panel remote, dan terakhir
adalah berupa hubungan langsung ke plant.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang kontrol listrik pada proyek tersebut adalah
sebagai berikut:
Persyaratan perancangan
◦ Mesin ini dioperasikan secara otomatis dan manual
1. Rangkaian kontrol secara otomatis
a. Untuk kerja otomatis digunakan tombol start untuk menjalankan sistem dan
tombol stop untuk memberhentikan sistem.
b. Jika tombol start ditekan maka konveyor 1 akan bekerja dengan sendirinya.
konveyor 2 baru akan bekerja bila gelas plastik telah slesai sampai proses sealing.
c. Pada saat barisan gelas kosong yang dibawa oleh konveyor telah melewati
photoelectric 1, maka konveyer akan berhenti sejenak dan selanjutnya piston akan
mendorong barisan gelas hingga mendekati solenoid valve pada tank. Lalu
(solenoid water tap) akan bekerja dan membuka katupnya untuk mengisikan air ke
dalam gelas.
d. Pengisian air dalam gelas adalah berdasarkan waktu isi yang diinginkan. Kerja
kontrol menggunkan setting timer yang telah disesuaikan dengan volume gelas.
Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai maka proses pengisian telah selesai
dengan ditandai oleh menutup kembalinya solenoid valve (s.v. water tap)
selanjutnya barisan gelas yang terangkat akan kembali keposisi semula.
e. Setelah pengisian selesai, konveyer kembali berjalan, proses berikutnya adalah
penutupan atau lebih dikenal dengan istilah sealing. Proses sealing dilakukan
dengan alat pemanas plastik.
f. Selama proses dijalankan heater selalu ON. Barisan gelas sampai pada titik
dimana terdapat heater, maka secara otomatis konveyor akan kembali berhenti.
Mesin pencetak seal plastik akan turun guna menempelkan seal ke gelas plastik,
dan timer akan bekerja dan mulai menghitung waktu yang diperlukan untuk
tertempelnya seal ke gelas. Setelah seal tertempel maka motor penggulung seal
akan bekerja untuk menggulung seal.
g. Setelah di tutup dengan seal plastik, konveyer kembali bergerak hingga
menjatuhkan produk pada konveyer 2. Pada saat yang bersamaan konveyer 1 akan
menggulung/ berputar hingga proses berikutnya.
h. Sampai di konveyor 2, produk mengalami proses penyeleksian apakah produk
layak atau tidak layak dengan menggunakan media sensor quality. Apabila
produk baik maka konveyer akan meneruskan perjalanan membawa produk
sampai pos terakhir. Tetapi apabila sensor quality menunjukan produk tidak layak
maka secara otomatis konveyer akan terbuka dan membuang produk ke box yang
telah disediakan tepat dibawah mesin quality control.
i. Produk yang baik akan ditampung di pos pemberhentian yang terakhir,
selanjutnya proses packing atau pengkardusan akan dilakukan secara manual oleh
manusia.
2. Rangkaian kontrol manual
1) Motor Conveyor 1 dan 2 bisa dioperasikan melalui tombol ON-OFF Conveyor.
2) Setelah conveyer berhenti, selanjutnya tuas piston dinaikan sampai mendekati
solenoid valve untuk proses pengisian. Katup solenoid valve akan terbuka dan tertutup
sesuai dengan tombol ON-OFF water tap.
3) Jika poses pengisian telah selesai, selanjutna adalah proses sealing menggunakan
heater. Tombol ON-OFF digunakan untuk menurunkan alat pencetak seal plastik,
sekaligus digunakan untuk menempelkan seal.
4) Pengoperasian secara manual tidak melibatkan sensor quality control tetapi dilakukan
oleh manusia. Manusia tersebut akan mentukan apakah produk tersebut layak pakai
atau tidak. Jika iya proses slanjutnya adalah packing. Tetapi jika tidak maka produk
akan direject.
5) Semua peralatan daya dan kontrol dioperasikan secara momentary melalui push
button, selama tombol ditekan maka selama itu juga peralatan ON kedmudian OFF
kembali setelah tombol dilepas.
3. Kondisi Kerja Penunjang
6) Panel dioperasikan dengan menggunakan saklar daya / main switch.
7) Untuk menentukan pengoperasian secara manual atau otomatis menggunakan selector
switch.
8) Kondisi lampu tanda bisa diketahui dengan menekan tombol Test Lamp.
9) Kondisi kerja mesin bisa dimonitor dengan panel melalui lampu tanda.
10) Pilihan mode kerja menggunakan selector switch auto-manual.
BAB III
PERATURAN TEKNIS
Pasal 1
Ruang lingkup pekerjaan
Politeknik Negeri Jakarta menyerahkan pekerjaan borongan kepada kontraktor seperti
kontraktor menerima penyerahan pekerjaan tersebut dari Politeknik Negeri Jakarta dan berjanji
untuk melaksanakan pekerjaan kelistrikan. Dalam hal ini melakukan perancangan kontrol
pengemas botol dan packing aqua gelas yang berlokasi di Politeknik Negeri Jakarta, kampus baru
UI Depok.
Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan perancangan
kontrol elektrik mixture machine plant. Pekerjaan perancangan ini adalah seluruh perancangan
sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, setelah diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan.
Pekerjaan listrik disini adalah :
1. Perancangan sistem kontrol elektrik untuk mixture machine plant, mulai dari :
· Perancangan sistem kontrol kodisi otomatis, manual serta gangguan menggunakan PLC,
· Pemilihan peralatan,
· Perancangan Kontrol Daya.
2. Perancangan system suplai utama
3. Instalasi panel kontrol dengan peralatan output dan peralatan input.
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan tenaga kerja dan lain-
lain untuk pemasangan pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk
seluruh instalasi seperti yang dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukan dalam
gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan-pekerjaan
kecil lain yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci dalam buku ini tetapi dianggap perlu
untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem kontrol.
Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
· Panel Kontrol, pekerjaan ini meliputi pekerjaan perpanelan sistem kontrol berbasis PLC dan
seluruh komponen yang ada didalam panel tersebut yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
kontrol.
· Instalasi daya, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk
menyambungkan perangkat daya listrik seperti: motor, solenoid valve, dsb dengan panel sistem
kontrol, serta peralatan-peralatan lain yang letaknya terpisah untuk supply daya listrik sesuai
gambar perancangan.
· Peralatan penunjang instalasi kontrol, pekerjaan ini termasuk blok terminal, juntion box,
condduit, doos penyambungan, doos klem dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk sistem
kontrol dan distribusi dayanya meskipun tidak disebutkan dan digambarkan pada gambar
perencanaan.
· Penyambungan catu daya dari supply listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sistem Kontrol Daya dan Suply Utama
Ketentuan umum
1. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan dari supply PLN ke pusat-pusat beban
digunakan kabel tegangan menegah NYY sampai ke panel distribusi.
2. Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN dan SII atau standard-
standard lain yang diakui pemerintah Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
3. Data teknis.
◦ jenis kabel : NYY
◦ bahan konduktor : tembaga
◦ isolasi : PVC
◦ tegangan nominal : 680V
◦ ukuran kabel : sesuai dengan gambar perencanaan
4. Persyaratan pemasangan kabel :
◦ · Pemasangan kabel distribusi daya harus sesuai dengan peraturan PLN dan
PUIL atau peraturan-peraturan lain yang berlaku di negara Republik Indonesia.
◦ · Kabel harus diatur dengan rapih dan terpasang dengan kokoh sehingga
tidak akan lepas atau rusak apabila terjadi gangguan-gangguan mekanis maupun termal.
◦ · Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan diameter penampang kabel.
◦ · Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu, yang
sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat.
◦ · Sebelum dilakukan penyambungan kabel daya, bagian ujung dan bagian
awal kabel harus dilindungi dengan “sealing and cable”, sehingga bagian konduktor
maupun bagian isolator tidak rusak.
Instalasi Panel Kontrol
Syarat Umum
a) Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas :
1. Nama pembuat dan merk dagang
2. Daya, tegangan, dan arus nominal
3. Data teknis lain
b) Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika:
1. Memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000
2. Mendapat izin atau pengesahan dari instalasi yang berwenang
c) Setiap perlengkapan listrik tidak boleh dibebani melebihi kemampuanya.
Syarat Mekanis
◦ Perlengkapan listrik harus terpasang kokoh pada tempatnya sehingga tidak
berubah oleh gangguan mekanis.
◦ Perlengkapan listrik harus dipasang rapi dengan cara yang baik dan tepat.
◦ Perlengkapan listrik harus dipasang dan ditempatkan secara aman dan jika
perlu harus dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya
◦ Pelindung perlengkapan listrik harus kuat dan terpasang secara kokoh.
◦ Semua sambungan atau hubungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak dapat lepas atau kendur sendiri.
Syarat Listrik
◦ Bagian yang dapat bergerak, tidak boleh bertegangan pada waktu sakelar dalam keadaan
terbuka atau tidak terhubung.
◦ Tegangan nominal perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan
tegangan nominal rangkaian / sirkuit.
◦ Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik harus diamankan
terhadap bahaya sentuhan langsung.
◦ Semua pengawatan harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari
hubung singkat (Short Circuit) dan hubung bumi.
◦ Semua penghantar harus mempunyai KHA (Kemampuan Hantar Arus)
sekurang-kurangnya sama dengan arus yang akan melaluinya.
Syarat Khusus
◦ Untuk pemutus arus harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama dengan
hasil perkalian tegangan nominal dan arus putus.
◦ Bagian perlengkapan listrik yang pada waktu kerja normal mengeluarkan atau
menimbulkan bunga api, busur api atau logam leleh, harus diberi selungkup, kecuali jika
terpisah atau terisolasi dari bahan yang mudah menyala atau terbakar.
◦ Semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama dengan
arus hubung singkat yang dapat terjadi ditempat pemutus daya.
Pasal 2
Syarat Pelaksanaan
Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta surat-surat ijin
dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun surat ijin lain
yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana lapangan.
Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang telah digariskan
dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan maupun kuantitasnya.
Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak PLN
terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan pekerjaan, dengan
hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur instalasi baik dan layak untuk dipergunakan.
Pasal 3
Sistim Instalasi
Dalam pemasangan instalasi kontrol elektrik mixture machine plant di lokasi proyek kampus
Politeknik Negeri Jakarta ini, diharuskan menggunakan sistim penginstalasian onbow.
GAMBAR-GAMBAR
Gambar Perancangan
- Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang menyertai buku ini,
gambar-gambar penjelasan dan segala gambar-gambar beserta addendumnya.
- Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan secepatnya
melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat hal-hal yang dianggap harus jelas,
dalam waktu tidak kurang dari 3 ( tiga ) minggu setelah diadakan rapat pra-pelaksanaan.
- Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk mencantumkan semua
detail konstruksi detail pemasangan terutama yang berhubungan dengan peralatan yang akan
disediakan / dipasang oleh kontraktor.
- Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan tersebut sesuai dengan
praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil yang terbaik, dalam hal ini kontraktor
diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal tersebut diatas.
- Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan /
ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat penjelasan
selambat-lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum masalah tersebut terlibat dilapangan baik
dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang.
- Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan pada gambar
perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran-ukuran efektif.
Gambar kerja ( shop drawing )
- Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh kontraktor,
pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara pemasangan maupun
cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung.
- Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk
memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan dilapangan terdiri atas :
1. Gambar-gambar, seperti :
a. Gambar perancangan
b. Gambar layout mesin
c. Gambar kontrol daya
d. Dan gambar-gambar lainnya
2. Detail-detail, seperti :
a. Detail panel dan intalasi IO PLC.
b. Detail pemasangan panel.
c. Detail pemasangan peralatan.
d. Detail-detail lain yang diperlukan.
e. Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai dengan pekerjaan yang sedang
dikerjakan.
f. Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan,
spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya,
sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan.
g. Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan kepada
manajemen konstruksi untuk diperiksa dan disahkan.
h. Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara pelaksanaan sesuai
yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan,
unit mesin atau peralatan yang dipasang.
i. Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus diikuti,
Kontraktor harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat
kejelasan tentang hal tersebut.
j. Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan maka
pengambilan keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang
berwenang.
BAB IV
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 1
Syarat Pelaksanaan pekerjaan lainnya
Persyaratan bagi kontraktor pelaksana instalasi kelistrikan adalah :
a. Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta surat-
surat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat, maupun
surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas pelaksana
lapangan.
b. Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi ketenyuan yang telah
digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas bahan maupun
kuantitasnya.
c. Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak
PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan atau keur instalasi baik dan
layak untuk dipergunakan.
Pasal 2
Syarat Pemasangan Bahan
Syarat pemasangan bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini :
a. semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik serta sebelumnya
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
b. Bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi pasal-pasal dalam SPLN,
LMK, SII, dan PUIL.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan analisis maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Untuk merancang sistem kontrol yang handal maka diperlukan konsep dasar yang jelas,
perencanaan rancangan kontrol yang sesuai dengan deskripsi kerja dan penempatan
peralatan kontrol yang tetap.
2. Penempatan peralatan kontrol sistem harus sesuai dengan keperluan kerja sistem kontrol
yang dibuat.
3. Dalam menyusun estimasi perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain : dokumen
kontrak, lokasikerja, dan kapan proyek akan dilaksanakan.
4. Dalam menentukan biaya langsung perlu diperhatikan hal-hal berikut, antara lain : Bahan
sekaligus dengan faktor overheadnya, Upah karyawan sekaligus dengan faktor
overheadnya.
5. PLC merupakan suatu program sistem control yang dapat diaplikasikan dalam dunia
industri ataupun non industri.
6. Mesin pengemasan botol ini dapat digunakan untuk memudahkan operator untuk
menghemat efisiensi waktu dan tenaga.
7. Dengan sistem control yang sistematis, pengembangan dan pembahasan suatu sistem
lebih mudah dilakukan.
8. Dalam proyek tender harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
4.2 Saran-Saran
1. Perancang berharap alat ini dapat dikembangkan dimasa yang akan datang untuk
memudahan manusia dalam punching.
2. Kesabaran, keuletan dan sikap optimis didalam diri anda bahwa dapat membuat dan
menyelesaikan proyek tugas akhir tersebut dengan baik atau tepat waktu.
3. Survei lapangan atau melihat kerja sistem yang sebenarnya sangatlah penting sebagai data
pegangan dan acuan dalam proses perancangan sistem kontrol pencucian mobil berbasis
PLC maupun perancangan kontrol lainya.
4. Untuk memperluas bahan kajian sumber seperti text book, catalogue atau referensi-
referensi lainnya yang ada kaitannya dengan sistem kontrol sangat diperlukan sebagai
bahan perbandingan dalam proses perancangan kontrol dengan sumber yang telah
digunakan di lapangan.