Karya Ilmiah
description
Transcript of Karya Ilmiah
SEMINAR ILMIAH
PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2012
LATAR BELAKANG SERTA DAMPAK
KEMISKINAN DAN KELAPARAN
SUB TEMA : MENANGGULANGI KEMISKINAN
DAN KELAPARAN
TOPIK : AVITAMINOSIS
Oleh :
Ardhana Kusuma Reswari (7121020010)
Gabriella Dini Melati ( )
Rahmawati (6121103406)
Rani Youningsih (125070300111002)
Rayi Dyah Ajeng K ( )
Ryan Pritaningtyas (125070301111017)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan seminar ilmiah yang berjudul ‘Latar
Belakang serta Dampak Kemiskinan dan Kelaparan’. Meskipun banyak rintangan
dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi berkat rahmat
Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikannnya dengan baik.
Dalam penyelesaian karya mahasiswa ini, kami sebagai penulis banyak
mengalami kesulitan terutama disebabkan akan kurangnya pengetahuan. Namun,
berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya seminar ilmiah mahasiswa ini
dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan didalamnya. Karena itu,
sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Allah SWT dan Kakak-kakak pendamping selaku pembimbing yang telah
banyak memberi bimbingan dan masukan-masukan.
Kedua Orang tua yang telah banyak memberi dukungan baik secara materi
ataupun moral.
Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, terima kasih atas
dukungan dan doanya.
Penulis menyadari karya mahasiswa ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar
karya mahasiswa ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang.
Malang, 25 Agustus 2012
Kelompok 82
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... ١
1.2 Perumusan Masalah............................................................................. ٢
1.3 Tujuan................................................................................................. ٢
1.4 Manfaat............................................................................................... ٢
1.5 Ruang Lingkup................................................................................... ٣
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1Definisi Vitamin…...........................................................................................٣
2.1.1 Manfaat Berbagai Vitamin........................................................... ٣
2.2 Definisi Avitaminosis..................................................................................... ٥
2.2.1 Jenis – Jenis Avitaminosis........................................................... ٦
2.2.2 Contoh – Contoh Avitaminosis pada Manusia............................ ٧
BAB III METODE PENULISAN...................................................................... ١١
BAB IV ANALIS DAN SINTESIS................................................................... ١٢
4.1 Analis................................................................................................. ١٢
4.2 Sintesis............................................................................................... ١٤
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................١٦
5.1 Kesimpulan........................................................................................ ١٦
5.2 Saran................................................................................................. ١٦
Daftar Pustaka ......................................................................................................١٧
ii
١
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan dan kelaparan merupakan problematika kemanusiaan yang telah
mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun.
Kelaparan dan kemiskinan merupakan penyakit social ekonomi yang tidak hanya
dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara-negara maju
seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di
penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industry di Eropa.
Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada
tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat
tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia.
Pada kesempatan ini kami mencoba memaparkan secara spesifik kemiskinan dan
kelaparan di negara Indonesia. Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan
bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami
terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan tekhnologi
yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan dikarenakan oleh imbas dari
para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai
fasilitas yang tersedia , sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari
kemelut kemiskinan tersebut.
Kelaparan juga merupakan salah satu akibat dari kemiskinan. Kurang lebih 24.000
orang meninggal karena kelaparan. Kebanyakan dari negara-negara miskin yang
tidak memiliki cukup makanan. Dan tiga per empat dari angka kematian ini adalah
anak-anak. Kelaparan dan kemiskinan sesungguhnya dapat teratasi dan bukanlah
hal yang hanya dapat dipasrahkan saja. Dan suatu negara dapat menjadi lebih
berkembang jika angka kemiskinan dapat lebih ditekan lagi.
Akibat kemiskinan tersebut banyak sekali masyarakat yang mempunyai masalah
gizi. Gizi buruk merupakan salah satu masalah gizi dari empat masalah gizi utama
di Indonesia. Gizi buruk dikategorikan sebagai masalah gizi makro, sedangkan
٢
masalah kurang vitamin A, anemia, dan gangguan akibat kekurangan yodium
diklasifikasikan sebagai masalah gizi mikro.
I.2 Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur kelompok ini penyusun yang membahas mengenai
masalah kemiskinan dan kelaparan, di dapatkan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam analisin dan sintesis permasalahan. Rumusan masalah tersebut
adalah sebagai berikut :
“Apa dampak kemiskinan dan kelaparan di Indonesia dan bagaimana cara
menanggulanginya?”
I.3 Tujuan
Adapun dibuatnya seminar ilmiah yang membahas tentang kemiskinan dan
kelaparan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal
materi agar ikut dalam berperan serta untuk menanggulangi kemiskinan
dan kelaparan di Indonesia yang menyebabkan penyakit kekurangan gizi
terus meningkat.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi
kemiskinan dan kelaparan yang merupakan tantangan global dunia.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan, serta masalah gizi di Indonesia.
I.4 Manfaat
A. Bagi Penulis
Penulisan seminar ilmiah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas
terstruktur dari Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru 2012
٣
B. Bagi Pembaca
Seminar ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
informasi yang berhubungan dengan permasalahan dan penanggulangan
kemiskinan dan kelaparan, serta gizi di Indonesia.
I.5 Ruang Lingkup
Dalam penyusunan seminar ilmiah ini penyusun mengambil sampel
ruang lingkup berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
٤
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui
bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari
sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal
2.1.1 Manfaat Berbagai Vitamin
1. Vitamin A
Mencegah dan menghindarkan kita dari gangguan mata.
Mencegah penyakit kulit.
Sebagai Antioksidan dan pelindung dari penyakit kanker.
Menambah sistem kekebalan.
2. Vitamin B
Untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan fungsi
sel darah putih.
Merawat dan menjaga kesehatan kulit, mata, otot, rambut, liver, saraf,
hingga otak.
Sebagai pembentuk sel darah merah.
Asam folat sering digunakan pada penderita kanker.
3. Vitamin C
Sebagai Antioksidan alami yang sangat baik
٥
Membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Menjaga dan Membantu pertumbuhan serta memperbaiki jaringan
yang rusak.
Menghindarkan kita dari penyakit kanker.
Membantu menyerap zat besi ke dalam tubuh.
4. Vitamin D
Sebagai pelindung otot.
Membantu penyerapan kalsium dan fosfor.
Membantu perkembangan dan pertumbuhan gusi maupun gigi.
5. Vitamin E
Sebagai Antioksidan untuk menghindarkan kita dari penyakit
kanker maupun serangan jantung.
Membantu menjaga maupun meningkatkan fertilitas/kesuburan
Mencegah radikal bebas yang menyerang sel tubuh.
Membantu mempercepat proses pembekuan darah saat terjadi luka.
6. Vitamin K
Mempercepat proses pembekuan darah saat terjadi luka.
Memperbaiki susunan pertumbuhan tulang.
2.2 Definisi Avitaminosis
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.
Avitaminosis merupakan peristiwa badan kekurangan sesuatu semacam vitamin.
Avitaminosis bisa juga disebabkan oleh suatu keadaan atau kelainan tubuh yang
menganggu penyerapan vitamin.
٦
Biasanya orang menderita avitaminosis karena kurang asupan makanan yang
banyak mengandung vitamin.
Penyebab lainnya adalah kurang baiknya proses penyerapan vitamin oleh usus,
seperti pada penderita gangguan pencernaan dan muntaber.
Orang yang kurang makan lemak, yang terdapat di dalam daging dan susu, dapat
mengalami kekurangan vitamin A, D, E dan K (karena vitamin-vitamin ini larut
dalam lemak). Anak-anak, remaja, dan orang sakit membutuhkan tambahan
vitamin selain vitamin yang terkandung dalam makanan. Tanpa tambahan
vitamin, mereka dapat menderita avitaminosis.
2.2.1 Jenis-Jenis Avitaminosis
1. Avitaminosis B12
Avitaminosis B12 menyebabkan anemia pernisiosa, yakni suatu anemia
berat. Penderita penyakit ini mengalami gangguan pencernaan dan
gangguan indera perasa. Anggota tubuh seperti ditusuk-tusuk, ingatan
menjadi buruk, bicara gagap, mulut terasa sakit, sulit berjalan, dan semua
refleks memburuk. Keadaan kekurangan vitamin B12 yang terus-menerus
melalui makanan.
2. Avitaminosis C
Avitaminosis C dapat menyebabkan penyakit yang disebut skorbut.
Gejalanya antara lain guzi berdarah, mimisan, sendi-sendi terasa nyeri,
seluruh tubuh sangat lemah dan penyembuhan luka berjalan sangat lambat
3. Avitaminosis B1
Avitaminosis bisa menyebabkan buta ayam atau rabun senja. Avitaminosis
B1 atau tiamina akan menyebabkan penyakit beri-beri.
Avitaminosis niasin (salah satu jenis vitamin B kompleks) menimbulkan
sariawan, sakit kepala dan gangguan pencernaan. Pada kekurangan yang
٧
lebih parah bisa terjadi penyakit Pelagra, yakni kulit penderita yang tidak
tertutup pakaian
akan berwarna merah seperti terbakar matahari. Terasa gatal terutama jika
tergosok, badan lemah, dan kehilangan nafsu makan.
4. Avitaminosis D
Avitaminosis D akan menyebabkan penyakit rakhitis. Provitamin D
banyak terdapat pada susu. Dibadan, pembentukan vitamin D memerlukan
sinar matahari. Jika sinar matahari mengenai kulit maka provitamin D
yang tidak aktif akan berubah menjadi vitamin D aktif. Oleh sebab itu
penyakit rakhitis dahulu banyak ditemukan di Inggris karena orang Inggris
sedikit mendapatkan sinar matahari. Gejala utamanya adalah tulang
menjadi rapuh dan sendi-sendi membesar. Akibatnya bentuk tulang dan
gigi dapat berubah, kepala menjadi lunak, dan tulang tungkai bawah
membengkok membentuk huruf O atau X.
2.2.2 Contoh Kasus Avitaminosis pada Manusia
1. Contoh 1
Beri-beri : Beri-beri adalah penyakit yang gejalanya adalah penurunan
berat badan, kelemahan tubuh dan nyeri, kerusakan otak, denyut jantung
tidak teratur, gagal jantung, dan kematian jika tidak ditangani. Itu adalah
endemik di Asia untuk waktu yang lama. Anehnya, Beri-beri terjadi
hampir secara eksklusif di antara anggota masyarakat yang lebih kaya,
dan tidak dikenal di masyarakat miskin. Meskipun diakui menjadi
kekurangan gizi, dokter bingung mengapa orang-orang kaya dengan
makanan yang berlimpah dan bersih akan menjadi korban beri-beri
sedangkan orang miskin dengan makanan yang terbatas tidak. Ternyata,
beri-beri adalah kekurangan vitamin B1 (tiamin) yang ditemukan dalam
sekam gandum sereal.
٨
Orang kaya telah mencuci beras mereka dengan baik sehingga mereka
dihapus kulit dengan vitamin B1 nya, sedangkan orang miskin tidak
mencuci makanan mereka juga dan dikonsumsi cukup vitamin B1. Roti
putih juga dapat berpotensi menyebabkan beri-beri, jadi hari ini negara-
negara maju menambah vitamin B1 tambahan untuk itu. Beri-beri
sekarang kebanyakan ditemukan pada pecandu alkohol yang tubuhnya
menjadi miskin dalam menyerap vitamin B1.
2. Contoh 2 :
Biotin : Biotin disebabkan oleh kurangnya vitamin B7 (biotin). Hal ini
menyebabkan ruam, rambut rontok, anemia, dan gangguan mental
termasuk halusinasi, mengantuk, dan depresi. Vitamin B7 itu sendiri
ditemukan dalam daging, hati, susu, kacang tanah, dan beberapa sayuran.
Defisiensi yang sangat langka, namun ada lonjakan singkat dalam jumlah
kasus ketika menjadi populer untuk binaragawan untuk mengkonsumsi
telur mentah. Salah satu protein yang ditemukan dalam putih telur mentah
mengikat B7 vitamin dan membuat sulit bagi tubuh untuk menggunakan,
yang menyebabkan kekurangan. Memasak putih telur membuat protein ini
tidak aktif. Kekurangan biotin ringan juga ditemukan adalah sekitar
setengah dari semua wanita hamil karena penggunaan yang lebih tinggi
dari vitamin B7 dalam tubuh mereka, dan suplemen yang
direkomendasikan untuk wanita seperti oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
3. Contoh 3 :
Rakhitis : Rakhitis menyebabkan otot dan tulang menjadi lunak, yang
dapat menyebabkan cacat permanen pada anak. Hal ini paling sering
terjadi pada anak dan bayi yang memiliki pola makan yang buruk atau
yang tinggal di rumah, tetapi saat ini relatif jarang di negara maju. Bayi
yang diberi ASI memiliki resiko lebih tinggi jika mereka atau ibu mereka
tidak menerima cukup sinar matahari, dan formula bayi kini dirancang
untuk mencegah hal ini.
٩
Rakhitis disebabkan oleh kekurangan vitamin D atau kalsium.
Vitamin D diperlukan untuk kalsium harus benar diserap ke dalam tulang
untuk memperkuat mereka. Dewasa jarang mengembangkan rakhitis
karena tulang mereka tidak tumbuh dan tidak perlu kalsium banyak.
Vitamin D sendiri diperoleh dari banyak makanan tapi tubuh hanya dapat
menggunakannya jika telah diubah menjadi bentuk aktifnya melalui sinar
matahari. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi sedikit peningkatan
pada anak dengan rakhitis mungkin karena terlalu banyak dari mereka
tinggal di dalam rumah.
Contoh 4 :
Kekurangan Vitamin K : Kekurangan ini mempengaruhi hampir setengah
dari semua bayi yang baru lahir di seluruh dunia. Pada kasus yang berat
menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol dan wajah terbelakang dan
tulang. Banyak rumah sakit bayi baru lahir memberikan suntikan vitamin
K untuk menghindari gejala lebih parah. Sayangnya bayi yang lahir di luar
rumah sakit secara statistik pada risiko yang jauh lebih tinggi dari
kekurangan serius. Vitamin K ditemukan terutama dalam sayuran hijau
berdaun, meskipun bakteri usus manusia membantu memproduksinya pada
manusia. Bayi yang baru lahir belum mengembangkan bakteri usus yang
mengapa mereka begitu rentan terhadap kekurangan. Selain bayi baru
lahir, vitamin K defisiensi ditemukan pada pecandu alkohol, bulimia,
pelaku diet ketat, dan orang dengan penyakit berat berbagai seperti cystic
fibrosis. Orang dewasa yang memar atau mudah berdarah kadang-kadang
memiliki kekurangan vitamin K yang sendiri mungkin menunjukkan salah
satu gangguan yang lebih serius.
Contoh 5 :
Paraesthesia : Vitamin B5 ditemukan di hampir setiap makanan, dan kekurangan
yang ditemukan pada orang yang telah kelaparan, relawan
١.
penelitian medis tertentu, dan orang-orang di diet terbatas pada jumlah
yang sangat kecil makanan.
Defisiensi vitamin B5 menyebabkan kronis parestesia. Paraesthesia yang
paling akrab bagi kita sebagai sensasi mati rasa kita merasa sebagai
'kesemutan' atau anggota tubuh 'tertidur'. Jenis parestesia adalah hal yang
normal, namun pada kekurangan vitamin B5 itu terjadi terus-menerus.
Kurang gizi tahanan perang kadang-kadang dilaporkan menusuk-nusuk
dan rasa panas pada tangan dan kaki mereka yang sekarang diduga
parestesia. Karena ini adalah hampir tak terlihat hari ini, suplemen vitamin
yang paling tidak termasuk B5.
١١
BAB III
METODE PENULISAN
Karya tulis ini merupakan tinjauan pustaka yang membahas tentang masalah
kemiskinan dan kelaparan di Indonesia. Data dalam karya tulis ini dikumpulkan
dari membaca, menemukan, membahas dengan analisa sesuai data-data yang
selanjutnya menghasilkan alternatif pemecahan masalah dan menyimpulkannya.
Data dari internet didapat dengan menggunakan mesin pencari www.google.com,
www.yahoo.com dan www.msn.com. Data dianalisa dengan menggunakan
metode pendekatan terhadap masalah yang ada di masyarakat dan dilanjutkan
dengan menjabarkan secara rinci mengenai kemiskinan dan kelaparan di
Indonesia beserta solusinya.
١٢
BAB IV
ANALIS DAN SINTESIS
4.1 Analis
Kemiskinan yang terjadi di Indonesia bukan hal baru lagi. Kemiskinan sudah
dapat kita jumpai hampir di seluruh pelosok tanah air. Padahal Indonesia termasuk
negara subur dan kelimpahan sumber daya alamnya hampir ada di seluruh
Indonesia. kemiskinan yang terjadi diIndonesia bukan hal baru lagi. Kemiskinan
sudah dapat kita jumpai hampir di seluruh pelosok tanah air. Padahal Indonesia
termasuk negara subur dan kelimpahan sumber daya alamnya hampir ada di
seluruh Indonesia.
Namun, Masyarakat Indonesia banyak yang tidak dapat memanfaatkan sumber
daya alam yang ada. Justru kekayaan sumber daya alam dijadikan lahan bisnis
oleh orang-orang golongan atas. Salah satu faktor dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat Indonesia untuk mengelola hasil alam dengan benar dan
kemajuan teknologi yang lambat. Pemerintah justru menyuruh negara lain untuk
mengelola kelimpahan Sumber daya alam
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan
kompleks. Dengan banyaknya kemiskinan berarti banyak masyarakat yang
berpenghasilan kurang sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan
pangannya. Hal ini akan memberikan dampak langsung terhadap tingkat
kesehatan masyarakat tersebut. Karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
inilah masyarakat dapat terkena masalah gizi mikro (kurang gizi). Dan mudah
terserang penyakit.
Sekarang isu gizi yang marak timbul adalah masalah kekurangan gizi mikro
(hidden hunger), menyangkut defisiensi besi, yodium, asam folat, vitamin A dan
beberapa jenis vitamin B. Rendahnya asupan zat gizi mikro tersebut menyebabkan
tingginya kasus penyakit kurang zat gizi mikro (KGM). Dampaknya dapat terlihat
jelas dengan meningkatnya angka kematian ibu dan anak, penyakit infeksi,
menurunnya kecerdasan anak serta produktivitas kerja.
١٣
Di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, prevalensi kurang zat gizi
mikro sebesar 50-60 persen, dengan 9 persen angka kematian anak dan 13 persen
kematian ibu disebabkan karena kekurangan vitamin A. Bahkan, data tahun 2004
menunjukkan 10 juta anak balita di Indonesia kurang vitamin A.
Berikut adalah tabel terkait dengan kemiskinan yang terjadi di Indonesia:
١
١٤
Apabila diikuti data nasional di mana 2-4 anak dari 10 anak di 72% kabupaten di
Indonesia menderita kurang gizi atau gizi buruk.
Berikut adalah tabel perkembangan kasus gizi buruk di Indonesia:
4.2 Sintesis
Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan
penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk
menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu
memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga
sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada
perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang
ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor
terkait.
١٥
Masalah yang berhubungan dengan gizi tidak hanya terjadi di negara berkembang
seperti Indonesia. Negara maju pun memiliki masalah yang berhubungan dengan
gizi. Oleh sebab itu, pada beberapa tahun terakhir PBB mengembangkan tujuan
pembangunan milenium atau MDGs (Millenium Development Goals) tahun 2015
dengan sasaran mengatasi beberapa masalah yang erat kaitannya dengan gizi.
Sebenarnya pemerintah telah berupaya keras untuk mengatasi masalah gizi buruk
yang terjadi di negara kita. Pada tahun 2007, pemerintah telah menggelontorkan
dana sebesar Rp 600 miliar untuk menangani masalah gizi buruk. Di antaranya
melalui program pemberian makanan untuk balita dan ibu hamil, penyuluhan
kesehatan melalui posyandu, program kesehatan murah bahkan gratis kepada
masyarakat. Namun sebagian besar program yang telah diupayakan pemerintah
tersebut belum dapat berjalan dengan baik. Sehingga pelaksanaannya masih jauh
dari yang diharapkan. Seperti kebanyakan upaya atau kebijakan yang sebelumnya
telah dilakukan, program pelayanan posyandu pun belum juga dapat dioptimalkan
sebaik mungkin.
Untuk mengatasi khususnya masalah avitaminosis, hal yang bisa dilakukan
adalah:
melakukan penyuluhan terhadap masyarakat tentang pentingnya
mengonsumsi vitamin dan bahaya yang akan dialami apabila kekurangan
vitamin.
pembagian makanan sehat bervitamin kepada masyarakat secara gratis
pelayanan ke komunitas-komunitas miskin atau menerapkan sistem
pelayanan keliling.
meningkatkan aktivitas petugas kesehatan dan posyandu, mengefektifkan
kembali fungsi posyandu untuk monitoring/deteksi dini.
mengadakan kegiatan Indonesia peduli dengan menyumbangkan sebagian
uang setiap hari/minggu/bulan, untuk disumbangkan kepada masyarakat
yang membutuhkan.
١٦
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Masalah gizi mikro akibat kemiskinan yang menimpa bangsa kita menjadi
indikasi bahwa proses pembinaan kesehatan bangsa selama ini belum berhasil.
Meskipun upaya pembinaan kesehatan bangsa, bukan merupakan upaya yang
sesekali jadi namun harus tetap diupayakan kerjasama antara Departemen
Kesehatan (sebagai leading sektor) dengan stake holder perlu terus digalakkan dan
ditingkatkan.
Setiap upaya pencegahan dan penanggulangan harus membangkitkan dan
mendorong masyarakat untuk lebih mengutamakan kesehatan. Upaya tersebut di
masa mendatang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia
yang sehat, sehingga obsesi Indonesia sehat bisa tercapai.
5.2 Saran
Setelah membaca pembahasan diatas maka kita dapat mengetahui penyebab serta
dampak dari kurang gizi. Untuk mengantisipasi terjadi nya hal tersebut terutama
pada bayi, diharapkan bagi para ibu untuk memperbaiki pola makan dengan
menyiapkan pola makan 4 sehat 5 sempurna setiap sebagai upaya untuk mencegah
terjadi gizi buruk.
١٧
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, Soekidjo 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka
Cipta, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama:36
2. http://www.unjabisnis.net/pengertian-vitamin-dan-peranan-nya-dalam-fungsi-
enzim.html
3. books.google.co.id/pengertian+avitaminosis
4. http://joyteamsent.blogspot.com/2012/07/avitaminosis-c.html
5. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090212222254AAUiQ4V
6. http://libas-habis.blogspot.com/2012/03/10-contoh-kekurangan-vitamin-
dan.html