Karya Ilmiah

download Karya Ilmiah

of 22

Transcript of Karya Ilmiah

  • PEMANFAATAN CANGKANG DAN KEPALA UDANG WINDU SEBAGAI

    BAHAN PENYEDAP MASAKAN YANG AMAN DIKONSUMSI

    Disusun oleh :

    1. Adik Istanto

    2. Kori Ning Retnani

    PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

    DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

    SMA NEGERI 1 COMAL

    Alamat : Jalan Jend. A. Yani No.77 Telp. (0285) 577190 Comal 52363

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Karya tulis dengan judul Pemanfaatan Cangkang dan Kepala Udang

    Windu Sebagai Bahan Penyedap Masakan yang Aman Dikonsumsi ini telah

    disahkan oleh Kepala SMA Negeri 1 Comal.

    Pemalang, September 2011

    Kepala SMA Negeri 1 Comal, Pembimbing,

    Drs. H. Supaat, M.Pd Endang Listiowati, S.Pd

    NIP.1990805 199302 1 001 NIP. 19770121 200701 2 010

  • ABSTRAK

    Hasil ternak udang merupakan salah satu hasil ternak yang memiliki nilai

    jual cukup tinggi. Tidak hanya dagingnya saja yang dapat dimanfaatkan,

    melainkan juga cangkang dan kepala udang yang sering kali menjadi limbah dan

    dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Tidak banyak yang tahu, bahwa

    cangkang dan kepala udang memiliki kandungan gizi yang tidak kalah pentingnya

    dengan daging udang. Cangkang atau kulit udang ini memiliki kandungan

    senyawa kitin yang sangat berprospek untuk dimanfaatkan. Dengan membuat

    serbuk penyedap dari cangkang dan kepala udang, penulis ingin menggunakannya

    sebagai pengganti MSG atau vetsin yang sarat akan bahan kimia berbahaya.

    Selain bahan baku yang mudah untuk diperoleh, proses pembuatannya pun sangat

    mudah dipraktikkan oleh masyarakat dan para ibu rumah tangga pada khususnya.

    Satu hal yang terpenting adalah masyarakat tidak tergantung pada produk-produk

    yang tidak aman untuk dikonsumsi. Dan tentunya hal ini merupakan langkah awal

    masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan

    mengkonsumsi bahan pangan yang aman dikonsumsi.

    Kata Kunci : cangkang udang windu, , MSG, serbuk penyedap

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang

    telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pemanfaatan Cangkang dan Kepala

    Udang Windu sebagai Bahan Penyedap Masakan yang Aman Dikonsumsi.

    Penyusunan karya tulis ini didasari pada hasil eksperimen dan telaah pustaka yang

    berhubungan dengan pemanfaatan hasil peternakan udang. Karya tulis ini disusun

    dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah UNDIP Bidang Peternakan

    Tingkat Nasional 2011 untuk pelajar SMA dan yang sederajat. Atas

    terselesaikannya karya tulis ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Drs. H. Supaat, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Comal

    2. Ibu Endang Listiowati, S.Pd, selaku pembimbing

    3. Ibu Eni Yuliati, S.Pd, selaku pembimbing

    4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ini

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari

    sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata semoga karya tulis ini

    dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pembaca pada

    umumnya.

    Comal, September 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii

    ABSTRAK.............................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR............................................................................ iv

    DAFTAR ISI.......................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah................................................................. 2

    1.3. Tujuan Penelitian................................................................... 2

    1.4. Manfaat Penelitian................................................................. 2

    BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 4

    BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 7

    3.1. Jenis Penelitian........................................................................ 7

    3.2. Tempat dan waktu penelitian.................................................. 7

    3.3. Pelaksanaan penelitian............................................................ 7

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 9

    BAB V PENUTUP..................................................................................... 11

    5.1. Simpulan.................................................................................. 11

  • 5.2. Saran........................................................................................ 11

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

    LAMPIRAN

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Seiring dengan perkembangan jaman yang pesat ini, dimana berbagai macam

    temuan muncul dan dijadikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup

    manusia, maka setiap orang diharapkan mampu berinteraksi dan selalu

    menyesuaikan diri. Berbagai pemikiran yang kreatif dan inovatif pun sangar

    diperlukan dalam hal ini agar manusia dapat mengimbangi laju perkembangan

    jaman.

    Penemuan-penemuan di era globalisasi ini pun tidak hanya seputar piranti

    elektronik, melainkan juga penemuan di bidang pangan. Seperti kita ketahui,

    banyak beredar di pasaran penemuan bidang pangan seperti penyedap, pewarna

    dan pengawet makanan. Namun dari penemuan-penemuan tersebut sering kali

    mengandung bahan kimia yang sangat tidak aman untuk dikonsumsi.

    Dalam upaya peningkatan ketahanan pangan nasional, peran dari masyarakat

    sebagai konsumen terbesar sangat penting mengingat sekarang ini banyak sekali

    beredar bahan pangan yang mengandung senyawa-senyawa kimia yang tidak

    aman dikonsumsi. Disini masyarakat dituntut mampu memunculkan sebuah

    pemikiran yang kreatif dan inovatif. Selain itu untuk memaksimalkan tujuan ini,

    di samping menjadi konsumen terbesar, masyarakat juga diharapkan dapat

  • menjadi produsen yang mampu menciptakan ide-ide segar yang dapat merubah

    paradigma bahan pangan yang tidak aman dikonsumsi menjadi suatu produk yang

    aman untuk dikonsumsi. Pemikiran yang kreatif dan inovatif bisa diwujudkan

    dengan pemanfaatan hasil ternak secara optimal. Salah satu hasil ternak yang

    masih dipandang sebelah mata oleh khalayak yaitu pemanfaatan ternak udang.

    Masyarakat sering kali menyisakan ataupun melupakan bagian yang tak kalah

    pentingnya dari hasil ternak udang, dalam hal ini adalah cangkang dan kepala

    udang yang berdasarkan data tijauan pustaka, cangkang udang merupakan limbah

    ternak yang besarnya bisa mencapai 40-60% dari bobot total jumlahnya.

    1.2. Rumusan Masalah

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana memanfaatkan hasil ternak udang secara optimal?

    2. Bagaimanakah cara membuat cangkang dan kepala udang menjadi bahan

    penyedap masakan yang aman untuk dikonsumsi?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil ternak udang secara optimal.

    2. Untuk mengetahui cara membuat cangkang dan kepala udang menjadi bahan

    penyedap masakan yang aman untuk dikonsumsi.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat merangsang rasa

    kepedulian dan meningkatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam upaya

  • pengendalian pemakaian bahan penyedap makanan yang tidak aman untuk

    dikomsumsi sehari-hari. Selain itu juga diharapkan masyarakat dapat

    memanfaatkan hasil ternak udang secara optimal dengan mengolah cangkang dan

    kepala udang menjadi suatu olahan yang memiliki nilai guna tinggi sebagai suatu

    produk.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Udang windu (penaeus monodon)

    Udang windu (penaeus monodon) merupakan salah satu jenis ternak yang

    banyak dimanfaakan oleh masyarakat. Namun, sebagian besar masyarakat hanya

    memanfaatkan dagingnya saja. Seperti yang kita ketahui bahwa udang memiliki

    limbah yang sangat besar mencapai 40-60 % dari bobot total jumlahnya. Limbah

    tersebut berupa cangkang dan kepala dari udang tersebut.

    Udang mengandung senyawa protein yang lengkap, karena kadar asam

    amino yang tinggi, berprofil lengkap dan sekitar 85-95 persennya mudah dicerna

    tubuh. 100 gr udang mentah mengandung 20,3 gr protein atau cukup untuk

    memenuhi kebutuhan protein harian sebanyak 41 %. Profil asam amino udang

    (per 100 gr) berturut-turut yang termasuk tinggi adalah asam gulamat (3465 mg),

    asam aspartat (2100 mg), arginine (1775 mg), lysine (1768 mg), leucine (1612

    mg), glycine (1225 mg), isoleucine (985 mg), dan valine (956 mg). Artinya,

    udang sangat cocok dikonsumsi bagi mereka yang membutuhkan protein untuk

    membentuk otot. (http://id.wikipedia.org/wiki/Protein)

    Udang juga mengandung antioksidan yang cukup kuat, yaitu selenium

    yang dapat melindungi risiko kebotakan dan kanker. Juga sangat berguna untuk

    sintesa hormon thyroid, suatu hormon yang jika levelnya sangat rendah bisa

    menimbulkan obesitas atau pertumbuhan sel yang tidak normal. Udang juga sudah

  • terkenal di dalam pengobatan tradisional cina untuk menambah darah,

    meningkatkan kesuburan dan kekuatan tulang. Semua ini karena kandungan

    vitamin B12 dan vitamin D nya tinggi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Udang)

    2.2 Cangkang udang

    Cangkang udang banyak mengandung kitin dan kitosan yang memiliki

    banyak manfaat, salah satunya adalah untuk pengawetan pangan. Kitosan banyak

    diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat

    makanan, penurunan kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik.

    2.3 Chitosan

    Chitosan pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Perancis, Ojier, pada tahun

    1823. Ojier meneliti chitosan hasil ekstrak kerak binatang berkulit keras, seperti

    udang, kepiting, dan serangga.

    Dijelaskan DR. Ir. Linawati Hardjito, Ketua Departemen Teknologi Hasil

    Perikanan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor,

    chitosan merupakan produk turunan dari polymer chitin, yakni produk limbah dari

    pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan. Limbah kepala

    udang mencapai 35-50 persen dari total berat udang.

    2.4 MSG atau vetsin

    MSG merupakan penyedap berbahan kimia yang sering dikonsumsi oleh

    masyarakat. Bahan penyedap ini dapat ditambahkan ke berbagai jenis masakan.

  • Banyak yang bergantung pada MSG karena harganya yang ekonomis dan mudah

    didapat.

    Ternyata MSG berbahaya bagi kesehatan, karena mengandung senyawa-

    senyawa berbahaya yang dapat memicu kerusakan beberapa sel syaraf didalam

    bagian otak (Hypothalamus) pada bayi. MSG juga berisiko kanker, ginjal, dan

    merusak jaringan lemak.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah eksperimen dan studi pustaka.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia SMA Negeri 1 Comal mulai

    tanggal 10 sampai 26 Agustus 2011.

    3.3 Pelaksanaan Eksperimen

    a. Persiapan alat dan bahan

    Bahan : - cangkang dan kepala udang windu

    - air 400 ml

    - garam secukupnya

    Alat : - blender

    - pinggan penguap

    - neraca

    - kain penyaring

    - kompor spiritus

    - kasa

    - kaki tiga

    - gelas kimia

    - pengaduk

    b. Cara kerja

    - Persiapkan alat dan bahan

  • - Pisahkan antara danging udang dengan cangkang dan kepalanya

    - Cuci besih cangkang dan kepala udang tersebut

    - Larutkan garam

    - Haluskan menggunakan blender dan tambahkan sedikit larutan

    - Saring hasil blenderan menggunakan kain penyaring untuk

    memisahkan ampasnya

    - Rebus hasil saringan untuk menghilangkan kandungan airnya.

    - Rebus sambil diaduk sesekali hingga menjadi serbuk

    - Kemas serbuk udang menggunakan toples yang tertutup rapat

    supaya tahan lama.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Tabel hasil praktikum :

    Jumlah

    Udang ( kg )

    Cangkang dan

    kepala udang

    (kg)

    Daging

    udang (kg)

    Larutan garam

    3,1 M Produk (kg)

    2 0, 73 1, 27 400 ml 0, 1784

    4.2 Pembahasan

    Dari keseluruhan hasil kerja dihasilkan serbuk penyedap berbahan dasar

    cangkang dan kepala udang. Proses pembuatan produk ini mudah untuk

    dipraktikan bahkan dapat dibilang sangat sederhana. Namun, hasilnya sangat

    bermanfaat karena produk yang dihasilkan merupakan bahan penyedap masakan

    yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

    Penyedap yang dihasilkan berasal dari cangkang dan kepala udang windu

    yang sangat mudah untuk didapatkan, karena banyak dibudidayakan oleh

    masyarakat Indonesia. Jika diamati dari tabel hasil praktikum, terlihat bahwa

    perbandingan antara cangkang dan daging udang cukup kecil. Diketahui dari 2 kg

    udang windu segar dihasilkan 0,73 kg cangkang dan kepala udang, sedangkan

    dagingnya hanya 1,27 kg. Ini menunjukkan bahwa 36,5% adalah limbah berupa

  • cangkang dan kepala udang. Tentunya hal ini sangat disayangkan mengingat

    hanya sebagian kecil saja yang dapat diolah sebagai masakan.

    Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu adanya ide kreatif untuk

    memanfaatkan limbah yang jumlahnya cukup besar. Dari situ kami mempunyai

    gagasan untuk mengolah cangkang dan kepala udang tersebut menjadi produk

    yang cukup bermanfaaat. Produk yang kami buat sangat sederhana, hanya berawal

    dari udang windu yang umum dikonsumsi oleh masyarakat. Prosesnya diawali

    dari pemisahan cangkang dan kepala udang dari dagingnya. Proses ini mudah

    namun perlu berhati-hati karena cangkang udang bersifat tajam. Kemudian

    cangkang dan kepala udang yang telah terpisah dari dagingnya diblender dengan

    larutan garam sebanyak 400 ml. Setelah cangkang dan kepala udang halus

    tercampur dengan larutan garam, lakukan penyaringan dengan menggunakan kain

    yang telah disediakan. Kemudian didihkan ekstrak cangkang dan kepala udang

    tersebut sampai terbentuk serbuk.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :

    1. Cangkang dan kepala udang dapat diolah menjadi serbuk penyedap

    masakan.

    2. Produk penyedap hasil pengolahan cangkang dan kepala udang tidak

    mengandung senyawa kimia berbahaya.

    3. Hasil pengolahan cangkang dan kepala udang sangat bermanfaat

    karena dapat digunakan sebagai pengganti MSG yang aman dan

    mudah dalam pembuatannya.

    5.2 Saran

    1. Kepada masyarakat yang sering mengkonsumsi udang, sebaiknya

    mengolah limbah cangkang dan kepala udang menjadi serbuk

    penyedap masakan.

    2. Masyarakat diharapkan dapat menggunakan penyedap masakan yang

    tanpa bahan kimia seperti penyedap masakan dari cangkang dan

    kepala udang ini.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim.(2006). Industri Kitin: Dari Limbah Menjadi Bernilai Tambah, (online), http://www.dkp.go.id/content.php?c=2779, diakses 12 September 2006.

    http://forum.scpgsm.net/kesehatan/22781-dampak-mengkonsumsi-msg-mecin-bagi-tubuh.html http://media.isnet.org/islam/Etc/MSG.html

    http://kompas.com

    http://metrotvnews.com

  • LAMPIRAN

    Gambar : Udang windu segar

  • Gambar : Cangkang dan kepala udang windu dipisahkan dari dagingnya

  • Gambar : Proses pemblenderan cangkang dan kepala udang windu beserta larutan garam

  • Gambar : Serbuk penyedap dari cangkang dan kepala udang yang telah jadi