kartu persediaan barang

30
A. Kegiatan Belajar Pengelolaan Kartu Persediaan barang dagangan pada suatu perusahaan dagang merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan suatu ketelitian dalam pelaksanaannya. Untuk itu dalam pelaksanaannya peserta didik harus memiliki kemampuan yang komplek dalam penanganan pengelolaan persediaan barang dagangan. Kegiatan Belajar 1 a. Tujuan Pembelajaran - Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta didik diharapkan mampu memahami dan menjelaskan prosedur penanganan persediaan barang dagangan yang terdapat dalam perusahaan dagang dengan benar. - Peserta didik mampu menjelaskan fungsi dan jenis persediaan pada perusahaan dagang dengan benar. Uraian Materi 1. Prosedure Penanganan Persediaan Pendahuluan Berdasarkan dokumen faktur pembelian dan faktur penjualan serta nota retur yang diterima dari bagian pembelian dan penjualan. Bagian pembukuan dalam hal ini pemegang Kartu Persediaan melakukan pencatatan kartu

description

kartu persediaan barang

Transcript of kartu persediaan barang

A

A. Kegiatan Belajar

Pengelolaan Kartu Persediaan barang dagangan pada suatu perusahaan dagang merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan suatu ketelitian dalam pelaksanaannya. Untuk itu dalam pelaksanaannya peserta didik harus memiliki kemampuan yang komplek dalam penanganan pengelolaan persediaan barang dagangan.

Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta didik diharapkan mampu memahami dan menjelaskan prosedur penanganan persediaan barang dagangan yang terdapat dalam perusahaan dagang dengan benar. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi dan jenis persediaan pada perusahaan dagang dengan benar.

Uraian Materi

1. Prosedure Penanganan Persediaan

Pendahuluan

Berdasarkan dokumen faktur pembelian dan faktur penjualan serta nota retur yang diterima dari bagian pembelian dan penjualan. Bagian pembukuan dalam hal ini pemegang Kartu Persediaan melakukan pencatatan kartu persediaan mengenai penerimaan dan pengeluaran barang dagang dengan pencatatan secara perpectual.

Untuk pengendalian terhadap persediaan barang dagangan, perusahaan pada umumnya melakukan perhitungan fisik persediaan secara periodik. Tujuan dari perhitungan fisik barang dagangan adalah untuk mencocokkan jumlah fisik persediaan dengan catatan perpectual dalam kartu persediaan. Hasil perhitungan persediaan akan menjadi dasar untuk mengkoreksi catatan dalam buku persediaan. Apabila terjadi selisih dan untuk memisahkan unsur biaya dan aktiva yang terkandung bercampur dalam nilai persediaan. Perbedaan yang timbul antara hasil perhitungan fisik persediaan dan catatan persediaan antara lain disebabkan kerusakan, atau penyusutan barang, kehilangan serta kesalahan dalam pencatatan.

Frekuensi perhitungan persediaan sangat tergantung pada jenis bisnis yang dilakukan perusahaan, tingkat internal check yang terjalin dalam perusahaan, serta kebijakan manajemen mengenai frekuensi laporan yang perlu dibuat. Perhitungan persediaan bias dilakukan tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, dua mingguan atau bahkan seminggu sekali. Perhitungan dengan frekuensi tinggi dapat dilakukan untuk sebagian departemen. Sedangkan perhitungan keseluruhan dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih rendah. Bahkan perhitungan fisik dapat dilakukan tiap hari, apabila nilai barang yang dimiliki tinggi dan jumlahnya terbatas.

Persiapan Perhitungan Fisik

Karena perhitungan fisik persediaan pasti akan mengganggu jalannya kegiatan operasional perusahaan, maka pelaksanaannya sebaiknya dilakukan ketika kegiatan perusahaan dalam jumlah persediaan tengah turun. Selain itu sebelum perhitungan dilaksanakan perlu dilakukan beberapa persiapan sebagai berikut:

1. Membentuk tim khusus yang benar-benar menguasai tehnik penghitungan barang.

2. Barang-barang yang akan dihitung sebaiknya dipersiapkan dan disusun rapi dan lengkap.

3. Menggunakan formulir perhitungan persediaan sebagai alat control.

Pelaksanaan Perhitungan

Perhitungan dilakukan oleh tim yang menghitung, menimbang, mengukur atau mengestimasi jumlah berbagai kelompok persediaan di berbagai departemen, serta mencatat hasil. Dalam proses perhitungan fisik hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:1. Pemilihan anggota tim

Anggota tim terdiri dari petugas bukan pengelola persediaan disertai petugas persediaan. Namun yang penting anggota tim yang dipilih hendaknya benar-benar memahami tahapan procedure dan alur penanganan persediaan

2. Penyusunan procedure perhitungan

Ketua Tim yang biasanya adalah Manajer Akuntansi atau pimpinan satuan pengawas intern (internal auditor), harus membuat kerangka procedure yang harus diikuti dalam proses perhiutngan. Prosedure harus dibuat tertulis dan di instruksikan agar anggota tim benar-benar memahami dan mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam procedure.

3. Petugas Penghitung

Perhitungan tidak boleh dilakukan oleh petugas pengelola persediaan seluruhnya, Melainkan harus dilakukan oleh dua pihak, dimana salah satu pihak adalah petugas bukan pengelola persediaan.

4. Barang Berkualitas Rendah

Jika dalam penghitungan itu ditemukan barang-barang yang berkualitas rendah atau rusak, hendaknya barang-barang tersebut dipisahkan dan dilaporkan secara terpisah pula, untuk memperoleh keputusan lebih lanjut oleh manajemen.

5. Pergerakan Barang

Selama proses perhitungan, setiap pergerakan barang, baik masuk ataupun keluar lingkungan perhitungan, dapat diijinkan sepanjang memang benar-benar diperlukan, dan pergerakan itu harus dicatat dalam suatu formulir khusus. Pergerakan barang harus benar-benar diawasi sehingga kemungkinan terjadinya perhitungan dua kali atau luputnya barang dari perhiutngan di dua lokasi dapat dihindari.

6. Penyusunan Barang

Barang hendaknya ditata dengan rapi sedemikian rupa sehingga memudahkan perhitungan, barang-barang titipan dan konsinyasi, barang rusak, barang usang, serta barang lain yang tidak termasuk dalam persediaan harus diberikan tanda yang jelas.7. Pengawasan Perhitungan

Ketua tim perhitungan harus senantiasa mengawasi proses perhitungan dan memperoleh keyakinan bahwa procedure perhitungan dilaksanakan dengan baik.

8. Penggunaan Blind Copy

Agar proses perhitungan bias terjamin kecermatannya, dapat digunakan perhitungan ulang tanpa petunjuk (blind second count). Dua hasil perhitungan itu harus dicocokan oleh petugas ketiga dan perbedaan yang muncul harus diselesaikan dengan melakukan penghitungan ulang yang segera dilaksanakan.

9. Formulir Perhitungan

Formulir yang digunakan sebagai alat pencatat hasil perhitungan harus diberi nomor tercetak (prenumbered) terlebih dahulu dan semua nomor harus dipertanggungjawabkan segera setelah formulir-formulir bersangkutan dikumpulkan, sehingga tidak ada formulir yang tidak tercatat pada nilai persediaan final.

10. Penyelesaian selisih hasil perhitungan dengan catatan.

Jika perusahaan mempergunakan system perpectual dalam pencatatan persediaan. Selisih antara hasil perhitungan dengan catatan persediaan harus ditelaah. Ada kemungkinan bahwa perbedaaan itu timbul karena persediaan disimpan di dua lokasi dan salah satu lokasi luput dari perhitungan, ada penerimaan atau pengiriman yang tidak tercatat atau ada barang yang tidak diidentifikasi dengan baik.

11. Pemberian Harga

Setelah perhitungan fisik persediaan, setiap jenis barang dapat diberi harga dan dikalikan dengan kuantitas penghitung. Nilai Persediaan yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan master file persediaan.

2. Fungsi Kartu Persediaan

Kartu persediaan berfungsi untuk mencatat mutasi barang dagangan yang terjadi di perusahaan, baik dikarenakan pembelian maupun penjualan dalam suatu periode tertentu. Pencatatan dengan Kartu Persediaan dilakukan dengan system perpectual, dimana setiap perubahan barang dagangan dicatat dalam pembukuan yang disebut kartu persediaan. Sehingga saldo persediaan barang setiap waktu dapat diketahui melalui kartu persediaan.

3. Jenis Persediaan

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan, sangat bervariasi tergantung jenis usaha yang dilakukan. Apabila perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan, industri, maupun jasa. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, persediaan yang dimiliki meliputi:

Persediaan Barang dagangan

Persediaan Perlengkapan

Sedangkan untuk perusahaan industri jenis persediaan lebih bervariasi, dimana jenis persediaan yang dimiliki meliputi:

Persediaan Bahan Baku

Persediaan barang dalam Proses

Persediaan Barang Jadi

Persediaan perlengkapan

Persediaan Bahan Penolong

B. Rangkuman

Prosedur penanganan persediaan merupakan langkah-langkah kegiatan yang dibuat perusahaan dalam upaya untuk pengendalian persediaan, sehingga dapat memperkecil kehilangan, kerusakan dan ketidakefisienan dalam pengelolaan persediaan. Untuk mencapat pengelolaan persediaan yang baik diperlukan perhitungan fisik barang secara berkala, untuk membandingkan kondisi barang menurut catatan dengan kondisi barang yang sesungguhnya agar data persediaan menunjukkan nilai yang riel/sesungguhnya.

Media yang digunakan untuk membukukan persediaan barang dagangan secara continue, berdasarkan terjadinya transaksi adalah kartu persediaan yang sekaligus berfungsi untuk mengetahui mutasi persediaan dan saldo yang dimiliki setiap waktu.

C. Tugas

Peserta Didik melakukan observasi ke perusahaan secara berkelompok untuk mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan penanganan persediaan yang meliputi:

Jenis barang dagangan yang terdapat di perusahaan yang dikunjungi

Format Kartu Persediaan yang dipergunakan

Prosedure Penanganan persediaan yang diterapkan dalam perusahaan

Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan Bukti Belajar /Fortofolio

D. Test Formatif

Tuliskan jawaban pertanyaan berikut ini, dengan singkat dan jelas:

1. Apa yang di maksud persediaan barang dagangan ?

2. Apa Fungsi Kartu Persediaan ?

3. Ada berapa jenis Persediaan yang terdapat pada perusahaan dagang ?

4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perpectual ?

E. Kunci Jawaban

1. Persediaan barang dagangan adalah sejumlah barang/asset yang dibeli dan dimiliki oleh perusahaan untuk dijual tanpa pengolahan lebih lanjut.

2. Kartu Persediaan berfungsi untuk mencatat mutasi persediaan baik dikarenakan pembelian maupun penjualan serta retur yang terjadi selama periode tertentu.

3. Jenis persediaan pada perusahaan dagang, yaitu:

Persediaan barang dagangan

Persediaan Perlengkapan.

4. Sistem Perpectual adalah system pencatatan persediaan, dimana setiap perubahan persediaan baik disebabkan penjualan maupun pembelian dan lainnya dicatat dalam kartu persediaan

KEGIATAN BELAJAR 2

MENGIDENTIFIKASI DATA MUTASI

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Kegiatan Belajar 2:

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta didik mampu mengidentifikasi data mutasi persediaan barang dagangan yang terjadi dalam perusahaan dagang dengan benar.

Uraian Materi 2

Dalam pencatatan system perpectual, transaksi pembelian, penjualan dan retur dicatat secara kronologis, berdasarkan tanggal transaksinya, baik dilakukan dalam jurnal maupun dalam kartu persediaan.

Kartu persediaan dibuat untuk tiap jenis barang dagangan yang dimiliki, untuk mempermudah melakukan pengendalian persediaan dan memudahkan dalam proses pencatatan persediaan. Selain itu untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan persediaan, bagian pembukuan harus melakukan identifikasi terhadap bukit transaksi yang digunakan sebagai dasar pencatatan, baik bukti faktur penjulan, pembelian maupun Nota Retur, agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan ke dalam kartu persediaan.

Perbedaan pokok antara akuntansi sistem persediaan secara periodeik dengan sistem secara perpetual adalah bahwa dalam sistem persediaan perpetual, rekening persediaan barang dangangan secara terus menerus disesuaikan karena transaksi-transaksi pembelian, penjualan dan persediaan lainnya dimasukkan kedalam rekening persediaan barang dagangan, dan retur pembelian menguranginya. Pada saat berlangsung penjualan barang dagangan, biaya pokok barang dagangan yang dijual akan ditransfer dari rekening persediaan barang dagangan ke persediaan biaya pokok penjualan. Sedangkan dalam sistem persediaan periodic, rekening persediaan barang dagangan akan senantiasa tetap seperti saldo awalnya sampai dilakukan perhitungan fisik pada akhir periode akuntansi. Dalam sistem periodek ini dipakai rekening pembelian untuk mengumpulkan pembelian barang dagangan selama periode akuntansi, dan rekening retur dan keringanan pembelian dipakai utnuk menghimpun retur dan keringanan pembelian.

Dalam sistem persediaan periodic, tidak dilakukan uapaya untuk membuat catatan persediaan barang yang rinci dari jumlah barang dagangan yang ada di gudang sepanjang periode akuntansi. Sebagai gantinya, perusahaan hanya mencatat kuantitas dan biaya perolehan persediaan barang dagangan yang baru dalam sebuah rekening temporer pembelian (purchase Account). Pada saat barang dagangan itu dijual, hanya pendapatan (revenue) yang dicatat. Pada akhr periode akuntansi dipersiapkan suatu daftar rinci saldo persediaan (disebut persediaan fisik). Daftar persediaan yang ada digudang pada akhir periode dan biaya pokok penjualan barang yang dijual selama periode.

Perusahaan-perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual dalam berbagai latar belakang bisnis. Secara histories, perusahaan-perusahaan yang menjual barang dagangan dengan masing-masing nilai per unit, memakai sisitem persediaan perpetual. Dewasa ini, cash register yang terkomputerisasi, mesin scanner dan peragam lunak akuntansi secara otomatis melacak arus masuk dan keluar dari setiap jenis persediaan. Dibawah sistem persediaan perpetual, dibuat catatan-catatan perihal kuantitas dan biaya perolehan masing-masing jenis persediaan pada saat barang dagangan tesebut dibeli atau dijual. Dengan demikian, sepanjang waktu saldo rekening persediaan barang dagangan adalah sama dengan saldo barang dagangan, dan saldo biaya pokok penjualan adalah sama dengan biaya perolehan barang dagangan yang dijual kepada pelanggan. Sistem perpetual tidak memakai rekening pembelian.

Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode.

Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi pembelian bersih.

B. Rangkuman

Dalam pencatatan transaksi persediaan, bagian pembukuan perlu melakukan identifikasi terhadap bukti transaksi yang diterima, baik transaksi pembelian, penjualan maupun retur. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pencatatan baik itu kesalahan pencatatan angka, dua kali/double pencatatan, maupun tidak tercatatnya bukti transaksi yang diterima.

C. Tugas dalam bentuk Kasus Soal.

PT. ABADI bergerak dalam bidang perdagangan, selama bulan juni 2005 mempunyai data persediaan sebagai berikut:

01 Juni: Saldo awal

200 unit@ Rp. 1.000,00

03 Juni: Pembelian

400 unit@ Rp. 1.200,00

05 Juni: Pembelian

600 unit@ Rp. 1.300,00

07 Juni: Penjualan

300 unit@ Rp. 2.000,00

09 Juni: Pembelian

500 unit@ Rp. 1.200,00

12 Juni: Retur Penjualantanggal 07 Juni sebanyak 50 unit

16 Juni: Pembelian

200 unit@ Rp. 1.400,00

18 Juni: Penjualan

150 unit@ Rp. 2.200,00

22 Juni: Penjualan

100 unit@ Rp. 2.100,00

26 Juni: Retur pembelian tanggal 16 Juni sebanyak 20 unit

28 Juni: Penjualan

100 unit@ Rp. 2.200,00

29 Juni: Pembelian

500 unit@ Rp. 1.300,00

Diminta:

Buat Bukti Transaksi Persediaan Diatas

Buat Identifikasi transaksi yang berhubungan persediaan diatas

Setelah dilakukan identifikasi, catat transaksi tersebut dalam kartu persediaan.

D. Test Formatif

Berikut transaksi yang berhubungan dengan transaksi persediaan pada UD.KARTIKA di Jakarta selama bulan April Tahun 2005, yaitu:

2005 adalah sebagai berikut:

01 April: Persediaan

4.000 unit

@ Rp. 800,00

3.000 unit

@ Rp 850,00

07 April: Penjualan

5.000 unit

@ Rp.

13 April: Pembelian

4.000 unit

@ Rp. 875,00

19 April: Penjualan

5.000 unit

@ Rp.

22 April: Pembelian

2.000 unit

@ Rp. 900,00

26 April: Penjualan

2.000 unit

@ Rp.

30 April: Pembelian

5.000 unit

@ Rp. 850,00

Diminta:

a. Lakukan identifikasi dari transaksi yang berhubungan dengan persediaan diatas.

a. b. Tentukan Saldo akhir persediaan dengan metode penilain First in First Out. (FIFO)

Diminta:

Buat Identifikasi transaksi yang berhubungan persediaan diatas

Setelah dilakukan identifikasi, catat transaksi tersebut dalam kartu persediaan.

E. Kunci Jawaban

Kunci Jawaban untuk test formatif terlampir dibelakang.

a. Melakukan identifikasi dari bukti transaksi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap kartu persediaan apakah harus mengurangi atau menambah persediaan

b. Membuat mutasi persediaan berdasarkan data transaksi yang ada dengan hasil pembahasan sebagai berikut:

KARTU PERSEDIAAN

Metode: FIFO

TglPembelianPenjualanSaldo

UnitHargaJumlahUnitHargaJumlahUnitHargaJumlah

1/44.0008003.200.000

3.0008502.550.000

7/44.0008003.200.000

1.000850850.0002.0008501.700.000

13/44.0008753.500.0004.0008753.500.000

19/42.0008501.700.000

3.0008752.625.0001.000875875.000

22/42.0009001.800.0002.0009001.800.000

26/41.000875875.000

1.5009001.350.000500900450.000

30/45.0008504.250.0005.0008504.250.000

14.00012.100.00012.50010.600.0005.5004.700.00

BAB III

EVALUASI

Kegiatan Belajar 1

Pertanyaan :

1. Dalam metode fisik, pencatatan pada akun persediaan barang dagang dilakukan setiap

a. Awal periode akuntansi.

b. Ada pembelian barang dagang.

c. Ada penjualan barang dagang.

d. Terjadi mutasi persediaan barang dagang.

e. Akhir periode

2. Pencatatan persediaan dengan metode fisik berdasarkan atas

a. Transaksi yang terjadi.

b. Nilai penjualan bersih

c. Nilai pembelian bersih

d. Nilai stock opname

e. Harga pokok barang yang dijual.

3. Dalam metode perpetual, pencatatan pada akun persediaan barang dagang dengan metode perpetual sebesar

a. Harga beli.

b. Harga perolehan.

c. Harga Jual.

d. Hasil stock opname.

e. Harga pasar.

4. Dalam metode perpetual, pencatatan persediaan barang dagang dilakukan setiap

a. Awal Periode.

b. Ada pembelian barang dagang.

c. Ada penjualan barang dagang.

d. Terjadi mutasi persediaan barang dagang.

e. Akhir periode.

5. Metode pencatatan persediaan barang dagang ada dua macam, yaitu

a. Metode special identification & general identification.

b. Metode periodical system & perpetual system.

c. Metode Low price & price market.

d. Metode Specific identification & general identification.

e. Metode Direct Recording & Indirect Recording.

6. Penilaian persediaan barang dagang berdasarkan pada harga pokok/cost terdiri dari berapa metode.

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

e. 6

7. Penilaian persediaan barang dagang berdasarkan harga taksiran terdiri dari

a. Metode nilai pengganti & taksiran.

b. Metode harga pasar & harga eceran.

c. Metode harga eceran & laba kotor.

d. Metode harga pasar & harga perolehan.

e. Metode Taksiran & low market.

8. Dalam metode MPKP, persediaan barang dagang akhir yang masih ada terhitung berdasarkan

a. Harga barang yang dibeli terlebih dahulu.

b. Harga barang yang dibeli belakangan.

c. Harga rata-rata.

d. Harga pasar pada akhir periode.

e. Harga terendah antara harga pasar dengan harga perolehan.

9. Apabila persediaan barang dagang awal dalam suatu periode dinyatakan terlalu kecil, maka

a. Laba bersih akan terlalu kecil.

b. Sisa laba akan terlalu besar.

c. Harga pokok penjualan akan terlalu besar.

d. Total modal akan terlalu besar.

e. Laba bruto akan terlalu kecil.

10. Perusahaan Industri/manufaktur hanya memiliki jenis persediaan.

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

Kunci Jawaban

No.ABCDE

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pertanyaan

Berikut transaksi yang berhubungan dengan transaksi persediaan pada UD.KARTIKA di Jakarta selama bulan April Tahun 2005, yaitu:

2005 adalah sebagai berikut:

01 April: Persediaan

4.000 unit

@ Rp. 800,00

3.000 unit

@ Rp 850,00

07 April: Penjualan

5.000 unit

@ Rp.

13 April: Pembelian

4.000 unit

@ Rp. 875,00

19 April: Penjualan

5.000 unit

@ Rp.

22 April: Pembelian

2.000 unit

@ Rp. 900,00

26 April: Penjualan

2.000 unit

@ Rp.

30 April: Pembelian

5.000 unit

@ Rp. 850,00

Diminta:

a. Tentukan Saldo akhir persediaan dengan metode penilain First in First Out. (FIFO)Kunci Jawaban soal praktek

Metode: FIFO

TglPembelianPenjualanSaldo

UnitHargaJumlahUnitHargaJumlahUnitHargaJumlah

1/44.0008003.200.000

3.0008502.550.000

7/44.0008003.200.000

1.000850850.0002.0008501.700.000

13/44.0008753.500.0004.0008753.500.000

19/42.0008501.700.000

3.0008752.625.0001.000875875.000

22/42.0009001.800.0002.0009001.800.000

26/41.000875875.000

1.5009001.350.000500900450.000

30/45.0008504.250.0005.0008504.250.000

14.00012.100.00012.50010.600.0005.5004.700.00

FORMAT PENILAIAN

Kompetensi

: Mengelola Kartu Persediaan Barang dagang

Sub Kompetensi: Mengidentifikasi Data Mutasi Persediaan Barang Dagang

Kode

: AK-DG-009A

NoIndikator/ Aspek PenilaianUnsur AspekKriteriaBobotSkor Perolehan

1Persiapan

Persiapan alat dan bahan Persiapan Substansi

Persiapan alat dan bahan Alat-alat tulis dan alat hitung lengkap

10

2Proses kerja Identifikasi data transaksi Data transaksi Pencatatan dalam kartu persediaan barang dagang.Proses pengerjaan dilakukan tahap demi tahap, sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan.45

3Sikap kerja Rapi

Teliti

Cermat

Benar

LengkapHasil dari pekerjaan semua pekerjaan harus memiliki semua unsure sikap kerja, untuk memperoleh nilai sempurna.10

4Produk Kerja Format kartu persediaan barang dagang teridentifikasi Sesuai dengan yang diminta25

5WaktuPenyelesaian sesuai waktu yang telah ditentukan10

Jumlah100