kartu bank

33
Jenis-jenis Kartu Bank BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha membuat semakin mudahnya pelaku usaha untuk melakukan transaksi. Dengan dukungan teknologi yang semakin canggih menjadikan beberapa jenis transaksi dalam lalu lintas pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan seketika. Dalam dunia perbankan misalnya, untuk mempermudah dalam berbagai transaksi khususnya dalam lalu lintas pembayaran pihak perbankan banyak menyediakan fasilitas seperti transfer, kliring, inkaso / collection. Dewasa ini telah muncul bentuk-bentuk cek jenis khusus sebagai derivasi baru seperti Traveler’s Check, Chasier’s Chek, Cek, yang beberapa diantaranya memiliki pengaturan yang berbeda dengan yang dipersyaratkan dalam KUHD, misalnya tidak mengenal waktu kadaluarsa. Terkait dengan hal tersebut, cek yang tidak mengikuti KUHD harus dipertimbangkan penggunaan istilahnya selain Cek. Sesuai dengan Pasal 183 ayat (3)KUHD : Cek dapat diterbitkan atas penerbitnya sendiri (Cek perjalanan) sepanjang ketentuannya sesuai dengan KUHD. Salah satu jenis cek yang dapat digunakan dalam transaksi lalu lintas pembayaran adalah Traveller’s Check baik dalam rupiah atau valuta asing. Penerbitan cek ini dilakukan perbankan tidak lain untuk memberikan kemudahan atau sebagai fasilitas dan bentuk servis guna memberikan layanan terbaik bagi para nasabahnya khususnya yang sedang melakukan perjalanan. Tidak jarang pula nasabah yang memanfaatkan jasa tersebut. Dengan dalih keamanan dan kenyamanan dalam melakukan perjalanan, maka yang menjadi salah satu alternatif yaitu dengan memanfaatkan jasa berupa traveller’s check (TC). Penggunaan Traveller’s Check sangat menghemat biaya dan waktu. Selain aman dan nyaman TC dinilai lebih praktis daripada membawa uang tunai, apalagi dengan jumlah nominal yang relatif besar. Begitu pesatnya perkembangan penggunaan traveller’s check sehingga di Indonesia telah dapat beredar traveller’s check rupiah yang pertama kali diintroduksi oleh Bank Bumi Daya yang saat ini Bank Mandiri.

description

silahkan

Transcript of kartu bank

Page 1: kartu bank

Jenis-jenis Kartu Bank

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha membuat semakin mudahnya pelaku usaha untuk melakukan transaksi. Dengan dukungan teknologi yang semakin canggih menjadikan beberapa jenis transaksi dalam lalu lintas pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan seketika. Dalam dunia perbankan misalnya, untuk mempermudah dalam berbagai transaksi khususnya dalam lalu lintas pembayaran pihak perbankan banyak menyediakan fasilitas seperti transfer, kliring, inkaso / collection.

Dewasa ini telah muncul bentuk-bentuk cek jenis khusus sebagai derivasi baru seperti Traveler’s Check, Chasier’s Chek, Cek, yang beberapa diantaranya memiliki pengaturan yang berbeda dengan yang dipersyaratkan dalam KUHD, misalnya tidak mengenal waktu kadaluarsa. Terkait dengan hal tersebut, cek yang tidak mengikuti KUHD harus dipertimbangkan penggunaan istilahnya selain Cek. Sesuai dengan Pasal 183 ayat (3)KUHD : Cek dapat diterbitkan atas penerbitnya sendiri (Cek perjalanan) sepanjang ketentuannya sesuai dengan KUHD. Salah satu jenis cek yang dapat digunakan dalam transaksi lalu lintas pembayaran adalah Traveller’s Check baik dalam rupiah atau valuta asing. Penerbitan cek ini dilakukan perbankan tidak lain untuk memberikan kemudahan atau sebagai fasilitas dan bentuk servis guna memberikan layanan terbaik bagi para nasabahnya khususnya yang sedang melakukan perjalanan. Tidak jarang pula nasabah yang memanfaatkan jasa tersebut. Dengan dalih keamanan dan kenyamanan dalam melakukan perjalanan, maka yang menjadi salah satu alternatif yaitu dengan memanfaatkan jasa berupa traveller’s check (TC). Penggunaan Traveller’s Check sangat menghemat biaya dan waktu. Selain aman dan nyaman TC dinilai lebih praktis daripada membawa uang tunai, apalagi dengan jumlah nominal yang relatif besar. Begitu pesatnya perkembangan penggunaan traveller’s check sehingga di Indonesia telah dapat beredar traveller’s check rupiah yang pertama kali diintroduksi oleh Bank Bumi Daya yang saat ini Bank Mandiri.

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kartu bank dan jenis – jenis kartu bank?

2. Apa yang dimaksud dengan traveller’s chaque dan jenis – jenis traveller cheque?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Bank card (Kartu Bank)

Kartu bank merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Perkembangan penggunaan kartu plastik dalam berbagai bentuk menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran saja, tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai. Berdasarkan pertimbangan dapat dibawa bepergian dengan praktis, dapat digunakan sewaktu-waktu dan kemudahan penggunaan yang lain kartu plastik ini semakin luas digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Kartu plastik ini dapat berupa kartu kredit, kartu debit,

Page 2: kartu bank

kartu penarikan uang tunai melalui anjungan tunai mandiri (automated teller machine – ATM) dan charge card.

Perusahaan yang menerbitkan berbagai bentuk kartu plastik ini dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan bukan bank, karena kartu plastik tersebut pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat untuk kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana dari dan kepada masyarakat.

1. Jenis kartu bank

a. Kartu kredit (credit card)

Pengertian kartu kredit

Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, yang sewaktu-waktu dapat ditukarkan apa saja yang kita inginkan dimana saja ada cabang yang dapat menerima kartu kredit dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkannya.

Pengertian lain dari kartu kredit adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan secara umum, A. F. Elly Erawaty dan J. S. Badudu, menjelaskan bahwa pengertian kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga lain yang diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan uang, barang, atau jasa secara kredit.

Dengan mempunyai kartu kredit, seseorang dapat melakukan pembelian barang dan jasa pada tempat-tempat khusus yang menjalin kerja sama dengan perusahaan kartu kredit yang bersangkutan tanpa harus menggunakan uang tunai. Pembayaran dilakukan dengan cara menggesekkan kartu kredit pada perangkat yang sudah disiapkan oleh penjual barang dan jasa, sehingga transaksi pembelian tersebut tercatat pada alat tersebut dan dapat dicetak. Pembayaran atau angsuran oleh pihak lain yang ditunjuk.

Pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme kartu kredit

1. Penerbit (issuer)

Penerbit di sini merupakan pihak atau lembaga yang menerbitkan kartu. Penerbit dapat berupa bank, lembaga keuangan, dan perusahaan lain yang berfungsi mengeluarkan dan megelola suatu kartu dalam hal ini kartu kredit. Perusahaan yang khusus akan menerbitkan kartu terlebih dahulu harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan, apabila penerbit adalah bank, harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia.

2. Acquirer

Acquirer adalah pihak yang mengelola penggunaan kartu kredit. Accuirer merupakan pihak yang mewakili kepentingan penerbit untuk menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit dan melakukan pembayaran kepada merchant.

Page 3: kartu bank

3. Pemegang Kartu (Card Holder)

Pemegang kartu terdiri dari individu yang telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan berhak menggunakan kartu tersebut sesuai dengan kegunaannya.

4. Merchant

Merchant atau penjual adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu kredit. Sebelum menerima pembayaran dengan kartu kredit, merchant tersebut terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerja sama dengan issuer dan acquirer.

Istilah Pada Kartu Kredit

a. Annual fee

Annual fee adalah iuran tahunan, yaitu biaya yang diwajibkan oleh bank penerbit kartu kredit atas kartu kredit setiap tahunnya. Namun Jika dikenakan bulanan, disebut iuran bulanan atau Monthly fee. Biasanya Annual fee itu bervariasi dari 150 ribu (Rupiah) hingga ada yang sejutaan lebih bagi premium card.

b. Credit Shield

Program Tambahan yang dimaksudkan sebagai perlindungan tagihan. Dimana akan dikenakan biaya tertentu terhadap tagihan kartu kredit pemilik. Manfaat dari program ini adalah apabila anda tidak mampu sementara, akan dibayarkan pembayaran minimum dan pembayaran full apabila terjadi cacat tetap atau kematian.

c. Kartu Tambahan

Fasilitas yang diberikan oleh penerbit kartu kredit apabila pemegang kartu ingin memberikan fasilitas kartu kredit kepada anggota keluarga nya yang lain. Pemegang kartu utama bertanggung jawab penuh atas kartu tambahan ini.

d. Transfer Balance

Program memindahkan tagihan Kartu Kredit anda ke rekening Kartu Kredit lainnya. (Bank A to Bank B)

e. Limit Kartu Kredit

Merupakan batas maksimum yang dapat di gunakan untuk berbelanja dan cash advance dan besarnya tergantung dari jenis kartu kredit yang dimiliki (silver, gold, atau platinum). Apabila kita belanja melebihi angka ini, transaksi anda bisa ditolak(decline) atau kadang disetujui namun akan dikenakan biaya over-limit.

f. Kredit Limit Gabungan

Apabila memiliki kartu kredit dengan kartu tambahan, maka dua kartu tersebut kredit limitnya adalah gabungan. Misalnya kartu kredit limitnya adalah 5 juta kemudian memiliki

Page 4: kartu bank

kartu tambahan atas nama istri, maka dua kartu ini limitnya total adalah 5 juta. Limit inilah yang disebut sebagai limit gabungan.

g. Cash Advance

Fasilitas penarikan tunai dengan memotong limit dari kartu kredit kita. Cash Advance dapat dilakukan melalui ATM atau di counter bank penerbit kartu kredit. Cash advance biasanya dikenakan bunga lebih besar dari pembelanjaan.

h. Limit Cash Advance

Merupakan jumlah maksimum pengambilan uang tunai dengan menggunakan kartu kredit di mesin ATM. Pemilik kartu kredit dapat mengambil uang tunai melalui ATM dengan menggunakan kartu kredit tersebut, tetapi biasanya bank memberi batasan sekitar 70-80 persen dari total limit kartu kredit. Bila limit kartu kredit adalah 5 juta, maka uang tunai maksimum yang dapat diambil adalah 80 % x 5 juta, yaitu 4 juta.

i. Tanggal Cetak Billing

Ada yang menyebut sebagai “tanggal rekening”, sebagai tanggal ketika semua transaksi yang telah dilakukan dalam satu bulan ke belakang dibukukan. Misalnya tanggal cetak billing tanggal 10 setiap bulannya, maka misalnya sekarang tanggal 10 Mei, semua transaksi yang dilakukan per tanggal 11 April sampai 10 Mei akan dibukukan di billing tagihan kartu kredit tersebut.

j. Tanggal jatuh Tempo

Merupakan batas akhir untuk membayar tagihan kartu kredit. Tanggal jatuh tempo biasanya berkisar 14 sampai 20 hari dari tanggal cetak billing (tergantung bank bersangkutan). Proses pembayaran dapat memakan waktu hingga 3 hari kerja. Bank tidak akan perduli tanggal berapa nasabah melakukan pelunasan/pembayaran. yang digunakan adalah tanggal dimana pembayaran tersebut sukses masuk pembukuan bank. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk membayar 3-4 hari sebelum tanggal jatuh tempo. Kelalaian membayar melewati tanggal jatuh tempo akan dikenakan biaya keterlambatan pembayaran dan juga akan tercatat di SID sehingga akan merugikan reputasi anda (Bad reputation). Misalkan tanggal cetak billing kartu kredit tanggal 10 setiap bulan-nya, maka tanggal jatuh tempo kartu kredit tersebut berkisar tanggal 24 setiap bulannya.

k. Pembayaran Minimum (minimum payment)

Merupakan jumlah tagihan minimum yang wajib dibayar sebelum tanggal jatuh tempo. Bank Indonesia mensyaratkan bahwa pembayaran minimum kartu kredit adalah sebesar 10% dari total tagihan. Artinya bila memiliki tagihan sebesar 10.000.000, maka kewajiban membayar adalah 10% x 10.000.000, yaitu 1.000.000. Apabila tidak membayar dari jumlah yang ditentukan maka akan menjadi tunggakan yang itu artinya merupakan bunga besar.

l. Suku Bunga Tahunan

Merupakan jumlah bunga yang dihitung dari total tagihan apabila tidak membayar penuh. Jika tagihan 1 juta dan pada tanggal jatuh tempo membayar 1 juta, maka tidak akan

Page 5: kartu bank

dikenakan bunga. Tapi, jika hanya membayar minimum atau kurang dari 1 juta, billing nasabah bulan depan akan dikenakan bunga.

m. Biaya Administrasi

Beberapa biaya administrasi yang harus dibayar, antara lain biaya materai, biaya late charge (timbul akibat tidak membayar tepat waktu), biaya overlimit (biaya yang dikenakan karena transaksi kita melampaui batas kredit kartu kredit).

n. Personal Loan

Merupakan pinjaman dana diperuntukkan kepada perorangan yang digunakan untuk keperluan apa saja dan tanpa jaminan. Perhitungan bunga pinjaman dengan sistem bunga flat dan berjangka hingga 36 bulan, produk tersebut di bawah pengelolaan consumer finance.

Konsep dasar penerbitan kartu kredit

Dalam penggunaannya, kartu kredit melewati beberapa mekanisme atau prosedur penggunaan, yaitu :

1) Pemegang kartu mengadakan perjanjian dengan penerbit kartu kredit, dan mendasarkan perjanjian ini pihak penerbit menerbitkan kartu kredit atas nama pemegang kartu. Dengan ini pemegang kartu dapat berbelanja pada toko-toko atau bidang jasa lainnya yang bersedia melayani, yang mana sebelumnya pedagang (merchant) telah pula mengadakan perjanjian dengan pihak penerbit kartu.

2) Pemegang kartu kredit mengadakan perjanjian jual beli dengan pedangang (merchant)

3) Selanjutnya pedagang (merchant) menagih pembayaran kepada penerbit kartu kredit dan penerbit kartu mengadakan pembayaran terlebih dahulu atas utang pemegang kartu kredit (dalam hal pembayaran ini perusahaan penerbit kartu kredit mendapat komisi dari pihak pedagang)

4) Pada waktu yang ditentukan, perusahaan penerbit kartu kredit melakukan penagihan kepada pemegang kartu kredit.

Macam-Macam Kartu Kredit :[4]

1. Kartu kredit lokal

Yaitu kartu kredit yang hanya dapat dilakukan dalam suatu wilayah tertentu, misalnya di seluruh wilayah negara Indonesia saja. Semakin pesatnya penggunaan kartu kredit ini menyebabkan beberapa perusahaan jasa penerbit kartu kredit sendiri guna memberikan pelayanan yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya.

Misalnya : Hero, Astra Card, Garuda Executive Card, dll.

2. Kartu kredit internasional

Yaitu kartu kredit yang dapat digunakan lintas negara atau dapat digunakan di seluruh negara.

Page 6: kartu bank

Kartu kredit internasional yang dapat dipergunakan melakukan transaksi di berbagai tempat dunia.

Misalnya : Visa, Master Card, Dinners Club, Carte Blanc, American Express.

a. Visa

Untuk Visa, ada beberapa tingkatan kartu kredit dari mulai yang kelas untuk semua golongan sampai kelas golongan yang super eksklusif yang tidak ditawarkan ke semua orang.

Visa Classic, ini adalah jenis kartu kredit paling rendah pagu batas (limit) belanja dan fitur yang menyertainya. Pagu batas kredit jenis kartu kredit ini umumnya hanya sampai sekitar 5 juta rupiah tidak berbeda jauh dengan batas transaksi kartu debit beberapa bank lokal. Umumnya orang dengan gaji / penghasilan sedikit di atas UMR sampai kelas penghasilan 50 juta setahun dapat memiliki kartu kredit ini, asalkan tidak terdaftar di daftar hitam Bank Indonesia dan memiliki akun bank yang lancar (ada saldo yang positif dan penghasilan / gaji di transfer 100% ke rekening, bukan yang tipe penghasilan cash on hand atau bayar gaji harian pakai cash).

Visa Gold, ini adalah jenis kartu kredit yang sedikit lebih eksklusif, dengan beberapa fitur tambahan seperti diskon spesial untuk beberapa merchant (produk/jasa), dan pagu batas kredit yang lebih tinggi. Start awal untuk orang yang layak memiliki kartu kredit jenis ini adalah dari mulai yang berpenghasilan sekitar 5 juta sebulan hingga sekitar 20-25 juta sebulan. Pagu batas kreditnya pun bervariasi tergantung dari jumlah penghasilan yang bersangkutan dan penilaian kelayakan kredit dari bank. Beberapa ada yang menyediakan hingga 50-100 juta sebulan meskipun sebenarnya sudah terlalu besar, namun untuk kartu kredit Gold khusus perusahaan (Corporate Client) memang ada yang menyediakan hingga batas 100 juta rupiah.

Visa Platinum, biasanya kartu kredit ini lebih banyak untuk ajang gengsi-gengsian para pekerja atau salary man yang ogah statusnya disamakan oleh para manajer di bawahnya yang rata-rata memiliki kartu kredit jenis Gold. Atau dipakai oleh beberapa pengusaha untuk menjamu relasi bisnis / klien di beberapa tempat mewah yang butuh “penghargaan” tersendiri. Kelayakan untuk memiliki kartu kredit jenis ini adalah mereka yang penghasilannya di atas 25 juta sebulan, setidaknya sudah menyentuh angka 28 juta sebulan. Meskipun tidak menutup kemungkinan penghasilan yang lebih rendah bisa memiliki kartu ini, tergantung penilaian bank dan negosiasi calon pengaju kartu ini. Pagu batas kartu kredit jenis ini mulai dari 75 juta hingga nyaris unlimit tergantung kemampuan dari pemegang kartu membayar tagihannya saja.

Visa Signature, kartu kredit jenis ini tergolong sangat eksklusif, tidak untuk orang kantoran atau buruh (pegawai). Umumnya diterbitkan hanya untuk para pengusaha atau kalaupun profesional hanya bagi para pengacara papan atas ataupun akuntan publik papan atas dan beberapa dokter terkemuka saja. Itupun masih dinilai kelayakan pundi-pundi keuangannya, entah deposito, rekening koran, rekening tabungan, investasi dan lain sebagainya. Pagu batasnya sangat tinggi start awal dari mulai 100 jutaan hingga unlimited. Fasilitas nya pun beragam dari mulai airport lounge (rata-rata Gold Card juga sudah bisa) hingga ke travel assist, Golf membership, special travel dan sebagainya.

Visa Infinite, ini adalah kartu kredit yang tidak ditawarkan kepada umum. Hanya dibuatkan

Page 7: kartu bank

khusus kepada beberapa orang yang dinilai memiliki asset di atas 100 ribu USD dalam bentuk cash, dan biasanya khusus hanya kepada nasabah premium pemilik rekening tabungan / deposito / investasi dari bank penerbit kartu itu. Pagu batasnya dari mulai 50 juta rupiah hingga unlimited, namun umumnya berkisar pada angka 250 juta rupiah (jika hanya memiliki saldo deposito 100 ribu USD atau 1 milyar rupiah). Makin banyak simpanan uangnya semakin tidak terbatas limitnya. Fasilitasnya pun beragam dari mulai asuransi perjalanan, travel assist, hingga special priority pass yang mempermudah urusan by pass petugas imigrasi di airport di hampir seluruh dunia. Pemilik kartu ini juga umumnya punya fasilitas akses untuk membooking jet pribadi.

b. Master Card

Untuk kartu kredit terbitan Mastercard, ada beberapa tingkatan keanggotaan kartu kredit jenis ini, mencakup beberapa tingkatan yakni:

Mastercard Classic, pemilik jenis kartu Mastercard Classic ini biasanya hanya mendapat pagu batas kredit yang rendah sekitar 5 juta rupiah dan minimum penghasilan yang diharapkan adalah sedikit di atas UMR hingga 50 juta rupiah per tahun. Fasilitas diskon nya pun tidak banyak, kecuali jika sedang ada big sale.

Mastercard Gold, sama juga dengan Visa Gold, memiliki pagu batas kredit sedikit lebih tinggi dari Classic hingga batas sekitar 100 juta rupiah. Fitur spesial diskon dan bonus rewards poin juga kurang lebih sama dengan Visa Gold. Standar penghasilan minimumnya juga tidak berbeda jauh.

Mastercard Platinum, agak sedikit berbeda dengan Visa Platinum, biasanya kartu kredit jenis Mastercard Platinum menawarkan fitur lebih jor-joran sedikit dari mulai rewards poin hingga berbagai layanan lain yang ada. Mungkin ini karena beberapa saat yang yang lalu Master Card International sedang aktif untuk menggalakan program promosi. Soal pagu batas kredit, mininum penghasilan tidak berbeda jauh dengan Visa Platinum.

Mastercard World, kartu jenis ini sebenarnya setingkat dengan kartu Visa Infinite, namun tidak jelas seberapa luas fitur cakupan layanannya. Minimum penggunaannya adalah harus 75 juta setahun, di bawah itu anda kemungkinan akan dikenai biaya / iuran tahunan atau mungkin bulanan (tergantung bank penerbit) yang jumlahnya cukup besar. Lebih Cocok untuk para pengusaha dengan jenis NPWP usaha perorangan mandiri, lumayan untuk pembayaran bahan baku / material, bisa borongan partai besar.

Kegunaan dari Kartu Kredit :

1. Sebagai alat ganti pembayaran.

Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti pembayaran, sehingga kita tak perlu membawa banyak uang tunai, yang dapat berisiko hilang atau jatuh di jalan.

2. Sebagai cadangan.

Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan untuk keperluan mendadak, seperti jika

Page 8: kartu bank

tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang muka dapat menggunakan kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke ATM dulu atau mencairkan uang di Bank.

3. Membantu melakukan pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga.

Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand phone, tagihan PDAM, tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan sekaligus melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap bulannya.

b. Charge card

Charge card merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya harus dilakukan oleh pembeli secara sekaligus pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran.

Pembayaran dilakukan pada akhir bulan yang sama dengan tanggal transaksi atau bulan berikutnya dengan disertai biaya tambahan. Penyelenggara kartu ada yang menetapkan biaya tambahan, tetapi ada juga yang tidak, sehingga pelunasan yang dibayarkan oleh pemilik kartu ada yang terdiri dari pokok pinjaman beserta tambahan dan ada pula yang berupa pokok pinjaman saja.[5]

Pemegang charge card ini harus melunasi seluruh tagihan yang disodorkan kepadanya tanpa diberi waktu untuk menunda atau mengangsur. Apabila pembayaran tidak dilakukan secara penuh dari tagihan yang akan dikenakan denda keterlambatan sebesar presentase tertentu. Pada setiap pembayaran tagihan tidak dikenakan tingkat bunga.

Di antara keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskannya menutup total dana yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang diperkenankan, atau sebagian dari dana tersebut. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari, namun terkadang bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat membayarnya dalam waktu yang telah ditentukan, ia akan dikenai denda keterlambatan. Dan kalau ia menolak membayar, keanggotaannya dicabut, kartunya ditarik kembali dan persoalannya diangkat ke pengadilan.

c. Kartu debit (Debit Card)

Kartu debit atau merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan (issuer) dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa dengan cara mendebit atau mengurangi saldo rekening simpanan pemilik kartu (card holder) serta pada saat yang sama mengkredit saldo rekening penjual (merchant) sebesar nilai transaksi barang dan jasa.

Sistem penggunaan kartu debit ada yang sudah online dan ada juga yang belum online. Sistem yang belum online berarti bahwa pada saat pemilik kartu menggunakan kartunya untuk berbelanja maka transaksi pendebitan rekening simpanannya tidak secara otomatis

Page 9: kartu bank

pada saat bersamaan.

Pendebitan rekening pemilik kartu dan pengkreditan rekening penjual pada bank pengelola kartu hanya akan dilakukan setelah merchant menyerahkan bukti penggunaan kartu (pembayaran dengan kartu debit) pada toko atau tempat usahanya. Sistem ini mengandung resiko bahwa saldo rekening simpanan pemilik kartu tidak cukup untuk menutupi transaksi pembelian yang dilakukan. Apabila sistem ini telah online, maka pada saat itu juga merchant dapat melihat saldo rekening simpanan pemilik kartu bank pengelola kartu debit tersebut. Dengan cara ini merchant dapat menentukan apakah kartu tersebut masih cukup untuk menutupi nilai transaksi yang akan dilakukan ataukah tidak. Pada saat bersamaan mesin atau peralatan yang ada pada merchant dapat melakukan pendebitan rekening simpanan pemilik kartu debit dan sekaligus pengkreditan rekening merchant sendiri. Dengan demikian, setiap kali pemilik kartu menggunakan debitnya untuk berbelanja, maka pada saat yang bersamaan saldo rekening pinjamannya akan berkurang dalam nilai yang sama.[6]

Adanya kartu ini syaratnya bahwa si pemilik harus terlebih dahulu mempunyai kartu rekening atau ATM dari pihak bank bersangkutan. Kalau kartunya sedang On-Line Debit, transfer akan berjalan sempurna pada hari tersebut. Namun kartu tersebut sedang Off-Line Debit proses transfer tersebut bisa membutuhkan waktu beberapa hari. Kartu ini tidak memberikan pinjaman kepada pemiliknya dan tidak memberikan peluang kepadanya untuk melakukan transaksi pembelian melebihi jumlah dana yang dia miliki dalam rekeningnya.

Bank yang mengeluarkan kartu ini tidak membayar jumlah dana yang dikeluarkan dari kasnya kepada para pedagang untuk kemudian menagihnya dari pemilik kartu. Namun kartu ini hanya berfungsi mendebit rekening pemilik kartu untuk ditransfer ke rekening pedagang bersangkutan. Fungsinya mirip dengan cek. Kartu Debit semacam ini banyak digunakan di negara-negara yang memang berkeinginan menerapkan budaya konsumtif dan mendorong masyarakat agar menabungkan uangnya di bank-bank yang ada.

Kegunaan kartu debit

Kartu Debit berguna sebagai alat bantu untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi perbankan secara elektronis.

Jenis transaksi yang tersedia antara lain:

1. Penarikan tunai

2. Setoran tunai

3. Transfer dana

4. Pembiayaan

5. Pembelanjaan

Tujuan penerbitan kartu debit

1. Peningkatan Penghasilan

Page 10: kartu bank

a. Potongan Pedagang (Merchant Discount) : Bank anggota membayar pedagang kurang dari jumlah nominal weselnya. Selisihnya adalah discount yang sekarang rata-rata 2.5 %.

b. Fee Saling Tukar (Interchange Fee) : Jika bank pembeli adalah juga penerbit kartu, bank menahan jumlah penuh discount. Jika tidak, maka bank pedagang membayar bagian discount kepada bank penerbit untuk biaya pengolahannya (fee saling tukar)

c. Fee Kartu : Lembaga penerbit akan memperoleh penghasilan dari fee kartu tahunan jika memilih untuk membebankan fee yang demikian kepada para nasabahnya.

2. Pelayanan Nasabah

a. Kartu debit nasional meluaskan pemakaian rekening cek ke tempat-tempat dimana membayar dengan cek ternyata sulit.

b. Kartu debit mengikat nasabah lebih dekat pada lembaga penerbit kartu tersebut.

Operasi Kartu Debit

Arus transaksi yang lazim dari kartu debit nasional :

ü Kartu debit diterbitkan untuk nasabah

ü Pemegang kartu mengajukan kartu di lokasi pedagang dimana kartu tersebut diterima

ü Pedagang memeriksa daftar kartu ”panas” atau menelpon meminta pengesahan, bergantung pada floor limit

ü Jika transaksi telah disahkan, maka pedagang memakai seperangkat formulir standar

ü Nasabah menandatangani dan menahan copynya.

ü Pedagang menyerahkan semua transaksinya kepada bank yang ditunjuk

ü Transaksi diolah bersama dengan item-item kredit melalui jaringan kerja pengolahan dan penyelesaian elektronik nasional.

ü Anggota-anggota penerbit memperoleh transaksi interchange mereka setiap hari dan diselesaikan dengan transfer. Setiap anggota penerbit menerima informasi deskriptif yang sama mengenai transaksi debit maupun transaksi kredit. Transaksi kemudian dikirimkan ke rekening nasabah.

Keuntungan

1. Mudah.

Tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi atau memperoleh informasi.

2. Aman.

Page 11: kartu bank

Tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi belanja di toko.

3. Fleksibel.

Transaksi penarikan tunai/ pembelanjaan via ATM/EDC dapat dilakukan di jaringan bank sendiri, jaringan lokal dan internasional.

4. Leluasa.

Dapat bertransaksi setiap saat meskipun hari libur.

d. Cash card

Merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan yang dapat digunakan alat penarikan uang tunai secara manual melalui teller bank atau melalui ATM, tetapi pembayan tidak dapat dilakukan di luar bank. Cash card tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana dengan Credit Card, Charge Card, Debit Card. Penerbitan kartu penarikan uang tunai ini dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada nasabah yang telah memiliki simpanan di bank yang bersangkutan. Bank menetapkan limit penarikan tunai atau di transfer melalui ATM. Untuk penarikan melalui ATM pemegang kartu diberikan kartu identifikasi pribadi (Personal Identification Number, PIN) dan untuk pemegang kartu harus menjaga kerahasiaan PIN tersebut.

Terdapat dua cara penarikan uang tunai dengan cash card, yaitu :

a. Melalui petugas / teller pada kantor cabang pengelola

b. Melalui ATM yang terdapat pada berbagai tempat

Pihak bank atau pengelola kartu biasanya sudah mendapatkan batas jumlah penarikan maksimum per hari atau per minggu yang dapat dilakukan dengan menggunakan cash card. Mengingat cara penarikan dengan menggunakan ATM adalah sangat mudah, dapat dilakukan di banyak tempat yang telah disediakan, tanpa konfirmasi atau berhubungan dengan pihak bank, dan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kerusakan pada perangkat ATM, maka batas penarikan ini ditetapkan. Dengan adanya batas tersebut jumlah penarikan yang dilakukan dengan masing-masing kartu relatif lebih dapat dikendalikan. Batas jumlah penarikan ini juga ditetapkan untuk mengantisipasi keterbatasan penyediaan uang tunai dalam ATM yang dapat dilakukan oleh pihak bank.

Jadi kartu cash adalah kartu yang bisa digunakan untuk menarik tunai tidak hanya di mesin-mesin ATM, teller bank, melainkan juga di toko-toko yang memang menerima kartu cash seperti ini. Contoh kartu cash yang yang ada di Indonesia adalah PASPOR BCA.

PASPOR BCA merupakan satu-satunya kartu cash di Indonesia hingga saat ini dan teknologi ini diadopsi dari sistem perbankan negeri Australia. Bagi Anda yang punya kartu PASPOR BCA, logo warna merah yang bertulis TUNAI BCA merupakan logo yang berfungsi sebagai kartu cash. Dengan adanya logo ini, menunjukkan lokasi kita dapat mengambil uang secara cash. Misalnya di Indomaret dan Alfamart.

Page 12: kartu bank

Penggunaan kartu cash ini ada persyaratannya tergantung dari merchant tersebut. Misalnya di minimarket Anda harus berbelanja minimal Rp 25.000 baru bisa sekalian mengambil uang tunai. Jadi jika membutuhkan uang tunai Rp 500.000 maka kartu PASPOR BCA akan digesek Rp 525.000. Dua puluh lima ribu rupiah tersebut untuk membayar belanja Anda.

e. Private Label Card

Private label card, merupakan kartu yang diterbitkan oleh suatu badan usaha (bukan bank) dan penggunaan kartu hanya sebatas pada perusahaan yang mengeluarkan.

f. Smart Card

Smart card merupakan kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu, kartu ini dapat dihubungkan dengan rekening pribadi, dan dapat menyimpan dan memperbaruhi data dalam micro chip sehingga pemegang kartu dapat mengetahui keadaan semua rekeningnya.

g. Check Guarantee Card

Check guarantee merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek dan dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai. Kartu jenis ini sangat populer di eropa terutama inggris. Disamping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan penarikan uang melalui ATM.

2. Kartu kredit dipandang dari sudut pandang islam

Dipandang dari sudut syariat, maka dalam penggunaan kartu kredit ini telah terjadi tolong-menolong yang diperbolehkan, dimana pemegang kartu tertolong dalam hal kebutuhan pembayaran dengan uang tunai pada satu sisi, dan di sisi lain pedagang juga tertolong, karena barangnya terjual yang pembayarannya dilakukan oleh perusahaan kartu kredit, sedangkan perusahaan penerbit atau perbankan menerima komisi atas jasa yang dilakukan.

a. Kartu kredit syariah

Di Indonesia saat ini telah dipraktikan penerbitan Kartu Kredit Syariah oleh Bank Syariah. Mengenai kartu kredit syariah dapat dilihat dasar hukum operasionalnya di Indonesia dan ketentuan – ketentuan yang diatur di dalamnya.

1. Dasar hukum penerbitan kartu kredit syariah

a) Peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah.

Pasal 36 huruf m menyatakan bank dapat melakukan kegiatan usaha kartu debit, charge card berdasarkan Prinsip Syariah.

b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 42/DSN-MUI/V/2004.

Pada fatwa tersebut telah ditetapkan, bahwa penggunaan charge card (salah satu dari macam kartu kredit) secara syariah dibolehkan dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

Page 13: kartu bank

2. Ketentuan-ketentuan dalam Operasional Kartu Kredit Syariah

a) Ketentuan umum

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

· Syariah Charge Card adalah fasilitas kartu talangan yang digunakan oleh pemegang kartu (hamil al-bithaqah) sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai pada tempat-tempat tertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan (musdir al-bithaqah) pada waktu yang telah ditetapkan.

· Membership fee (rusum al-udhuwiyah) adalah iuran keanggotaan, termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan izin menggunakan fasilitas kartu.

· Merchant fee adalah fee yang diambil dari objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan (tahsil al-dayn)

· Fee penarikan uang tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk penarikan uang tunai (rusum sahb al-nuqud)

· Denda keterlambatan (Late Charge) adalah denda akibat keterlambatan pembayaran yang akan dikenai sebagai dana sosial.

· Denda karena melampaui pagu (overlimit charge) adalah denda yang dikenakan karena melampau pagu yang diberikan tanpa persetujuan penerbit kartu akan diakui sebagai dana sosial.

b) Ketentuan akad

Akad yang dapat dipergunakan untuk Syariah Charge Card adalah :

ü Untuk transaksi pemegang kartu (hamil al-bithaqah) melalui merchant (Qabil al-bithaqal / penerima kartu), yang akan digunakan adalah kafalah wal ijarah.

ü Untuk transaksi pengambilan uang tunai digunakan akad al-Qardh wal Ijarah.

ü Ketentuan dan batasan (dhawabith wa hudud) Syariah Charge Card :

1) Tidak boleh menimbulkan riba

2) Tidak digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat

3) Tidak mendorong israf (pengeluaran yang berlebihan antara lain dengan cara menetapkan pagu)

4) Tidak mengakibatkan utang yang tidak pernah lunas (ghalabah al-dayn)

5) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada waktunya.

Page 14: kartu bank

c) Ketentuan Fee (uang administrasi)

Ø Iuran keanggotaan (Membership Fee)

Penerbit kartu boleh menerima iuran keanggotaan (rusum al-udwiyah) termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan izin penggunaan fasilitas kartu.

Ø Ujrah (Merchant Fee)

Penerbit kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga objek transaksi atau pelayanan sebagai upah / imbalan (ujrah samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan (tahsil al-dayn)

Ø Fee penarikan uang tunai

Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai (Rusum sahb al nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan.

d) Ketentuan denda

v Denda keterlambatan (Late Charge)

Penerbit kartu boleh mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui sebagai dana sosial.

v Denda karena melampaui pagu (overlimit charge)

Penerbit kartu boleh mengenakan denda karena pemegang kartu melampaui pagu yang diberikan tanpa persetujuan penerbit kartu dan diakui sebagai dana sosial.

3. Perbedaan Charge Card, Credit Card dan Debit Card

a. Charge Card

1. Biasanya tidak memiliki ketentuan limit dalam bertransaksi.

2. Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya sehingga bila pembayaran tidak dilakukan secara penuh dari tagihan akan dikenakan denda keterlambatan (late charge) sebesar presentase tertentu.

3. Tidak dibebankan bunga atas setiap pembayaran tagihan.

b. Credit Card

1. Biasanya limit credit diberikan setiap pemegang kartu yang tergantung dari jenis kartu (Gold, Regular, atau Classic).

2. Pembayaran minimum 10% dari total saldo tagihan dan dibayarkan selambatnya pada tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap bulan.

Page 15: kartu bank

3. Tingkat bunga dibebenkan atas saldo kredit, besarnya tidak sama antar setiap penerbit.

4. Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) biasanya dikenakan denda keterlambatan (Late Charge) sebesar presentase tertentu dari pembayaran minimum atau sejumlah tertentu tanpa dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum.

c. Debit Card

1. Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank.

2. Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang mencukupi pada rekening untuk biaya transaksinya.

3. Pembayaran dilakukan dengan mendebet langsung atas saldo rekening pemegang kartu dan mengkredit pihan merchant.

B. Traveller’s Check

Pengertian Traveller’s Check

Traveller Cheque in foreign currency issued by Bank or Non-Bank Financial Institution which can be disbursed in Bank or payment agent after the owner signed the cheque completely in front of the Bank or agent.[7]

Traveller check adalah cek perjalanan dalam valuta asing yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank (LKBB) yang dapat diuangkan di bank / agen pembayar setelah pemilik menandatangani cek dengan lengkap di hadapan bank/agen.

Travelers check merupakan tipe cek yang sengaja diadakan untuk orang yang berpergian, untuk kepentingan bisnis atau berlibur. Si orang yang akan berpergian itu akan membayar terlebih dahulu cek tersebut dengan jumlah tertentu. Lalu, cek itu akan dicairkan oleh perusahaan penerbit berdasarkan permintaan.[8]

Traveller’s check pertama kali diterbitkan pada tanggal 1 januari 1772 oleh London Credit Exchange Company untuk digunakan dalam sembilan puluh kota-kota Eropa, dan pada tahun 1874 Thomas Cook telah mengeluarkan ‘circular notes’ (surat edaran) yang beroperasi pada Travellers cheque tersebut.[9]

Cek perjalanan merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank, yang mengandung nilai, dimana bank penerbit (issuer) sanggup membayar sejumlah uang sebesar nilai nominalnya kepada orang yang tanda tangannya tertera pada cek perjalanan itu. Traveler check sering disebut juga dengan cek pelancong karena kebanyakan digunakan oleh orang – orang yang sedang melancong atau bepergian. Agen penjualan yaitu bank devisa mengajukan traveller’s check, setelah terbit traveller’s cheque menggunakan mata uang asing dalam setiap transaksi menggunakan kurs yang berupa Valuta Asing sebagai kurs perjalanan. Jenis cek ini dapat dibeli dan ditukar kembali dengan mata uang yang kita inginkan dimana kita berada.

Tujuan

Page 16: kartu bank

1. Pihak pembeli

a. Pembayaran-pembayaran yang akan dilakukan menjadi semakin praktis karena tidak perlu membawa beberapa helai uang tunai. Dengan demikian, pembayaran – pembayaran tersebut menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien sebab tidak perlu lagi menghitung pecahan-pecahan seperti halnya dilakukan pada uang tunai.

b. Penukaran traveller’s check dengan uang tunai hanya dapat dilakukan bank yang bertindak sebagai agen penjual (selling agent atau paying agent) tetapi juga dapat dilakukan di travel biro, pusat – pusat perbelanjaan dan sebagainya yang ditunjuk oleh bank penerbit.

c. Dengan membawa traveller’s check keamanan dalam perjalanan dan lebih terjamin jika dibandingkan dengan membawa uang tunai. Pemegang traveller’s check tidak perlu khawatir jika taveller’s check nya hilang atau dicuri orang ketika melakukan perjalanan. Traveller’s check yang hilang dapat diganti.

d. Pembayaran dengan traveller’s check biasanya lebih dipercaya dibandingkan dengan pembayaran dengan cek atau bilyet giro. Cek atau bilyet giro bisa saja tidak memiliki dana, sedangkan traveller’s check sudah pasti ada dananya.

2. Pihak bank

a. Traveller’s check ditujukan untuk menarik dana masyarakat sebab dengan menjual traveller’s check berarti uang masuk bagi bank.

b. Uang masuk berarti akan meningkatkan likuiditas bank.

c. Semakin besar likuiditas bank, berarti semakin besar kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan bank tersebut. Semakin besar besar kepercayaan masyarakat berarti semakin besar kemungkinan masyarakat menitipkan uangnya baik melalui rekening giro maupun deposito dan lain-lain.

d. Antara waktu terjadinya penjualan traveller’s check dengan waktu terjadinya penguangan traveller’s check terdapat jangka waktu. Selama jangka waktu ini (traveller’s check masih dalam peredaran) dana yang terkumpul tersebut mengendap di bank. Dana yang mengendap itu dapat digunakan / dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan operasi bank seperti :

1) Menyalurkan kembali dalam bentuk pembelian valuta asing

2) Sebagai jaminan untuk pembelian valuta asing

3) Menyalurkan melalui jasa bank yang lebih menguntungkan seperti membantu bank-bank lain yang kesulitan likuiditas untuk menutup kalah kliring.

e. Penjualan traveller’s check merupakan pelaksanaan dari salah satu tugas bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan melayani nasabah dalam perjalanan.

f. Dengan menjual traveller’s check, bank akan memperoleh imbalan jasa atau pendapatan, yaitu berupa komisi.

Page 17: kartu bank

Traveller cheque pada umumnya :

1. Diterbitkan oleh bank-bank terkemuka di dunia

2. Bank devisa selaku Selling Agent dan atau Paying Agent

3. Dalam mata uang yang kuat (hard Currency) seperti: US Dollar, Pundsterling, Yen, Euro

4. Membayar biaya penginapan, restoran, belanja, tiket pesawat

5. Dapat ditukar dengan uang tunai, disimpan dalam rekening giro, dapat diwariskan

Fitur Traveller’s Cheque Valas

1. Tersedia di cabang devisa

2. Pembayaran dananya dijamin oleh Issuer

3. Tersedia dalam berbagai valuta dan nominal

4. Dijual seharga nilai nominal (Face Value)

5. Tidak ada batas kadaluwarsa

6. Tersedia untuk nasabah pemegang rekening dan bukan pemegang rekening

7. Dijual blangko dan non blangko

Syarat formal yang harus ada di dalam traveller’s check

1. Nama travels check secara tersendiri

2. Nilai nominal dari treveller’s check

3. Nama bank yang mengeluarkan

4. Nomor seri dari tanggal pengeluaran cek perjalanan

5. Tanda tangan orang yang bepergian pada waktu pembelian traveller’s check tanda tangan pada waktu penguangan cek perjalanan

6. Perintah membayar tanpa syarat

7. Dapat dibayarkan sebagai alat pembayaran yang sah

8. Tanda tangan dari bank penerbit.

Jenis – jenis traveller’s check

Traveller’s cheque Valas ini sendiri terbagi dua, yaitu :

Page 18: kartu bank

1. Cek perjalanan atas unjuk.

Dengan cek ini siapaun pembawanya bisa langsung mencairkan ke bank maupun yang ditunjuk. Cek ini tidak ditandatangani, dapat dipindahkan dan tidak diganti oleh penerbit apabila hilang (travell check blangko).

2. Cek perjalanan atas nama.

Cek ini hanya dapat diuangkan oleh mereka yang nama dan tanda tangannya tertera di bagian traveller’s check tersebut dengan menunjukkan kartu identitas dan tandatangan. Cek ini ditandatangani, tidak dapat dipindahkan dan diganti oleh penerbit apabila hilang (travell check bukan blangko).

Nominal traveller’s check[10]

Nominal dari travel chek tergantung dari tiap bank yang menerbitkan. Tetapi biasanya mulai dari Rp. 100.000,00 hingga Rp 50.000.000,00.

Prosedur pembelian traveller’s check

Nasabah datang ke bank mengisi formulir permohonan pembelian traveller’s check sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan kopures yang diperlukan. Mencantumkan keterangan diri pembeli dan menandatanganinya.

Dangan tanda tertentu (pening), si pembeli diminta menyetor uang tunai ke kasir, dari mana nantinya ia menerima bukti penyetoran. Jika pembelian dilakukan dengan cek, cukup menyerahkan cek tersebut kepada petugas bank. Setelah diketahui dananya cukup, pembeli kembali ke bagian traveller’s check.

Setelah penyetoran dilakukan, petugas bank menyerahkan traveller’s check sesuai dengan kopur yang dimintanya. Dengan disaksikan petugas bank si pembeli menandatangi di bagian yang tersedia di bagian bawah dari traveller’s check. Penandatangan itu hanya sekali.

Selesai menandatangani oleh si pembeli, sekali lagi petugas bank memeriksa tanda tangan di KTP atau keterangan lainnya sesuai dengan keterangan yang dicantumkan dalam formulir permohonan pembelian (purchase application). Setelah semuanya selesai, petugas bank menyerahkan traveller’s check disertai satu lembar formulir pembelian, dimana tercantum persetujuan pembeli atas syarat-syarat yang berlaku untuk traveller’s check. Formulir pembelian tersebut hendaknya disimpan terpisah dari trevelller’s check sendiri.

Prosedur penjualan / penggunaan treveller’s check

Si pemilik traveller’s check menunjukkan ke bank atau ke hotel atau badan lain sesuai dengan yang diperjanjikan dari kopur yang hendak diuangkan, sekaligus harus menunjukkan bukti diri yang dipergunakan waktu membeli traveller’s check tersebut.

Petugas bank meneliti kebenaran tanda tangan pada bukti diri dengan tanda tangan di bagian bawah taveller’s check. Jika semuanya benar, di hadapan petugas bank, pemilik menandatangani sekali lagi traveller’s check di bagian atas yang telah tersedia.

Page 19: kartu bank

Setelah petugas bank meneliti kecocokan tanda tangan pertama (di bagian bawah) dengan tanda tangan kedua (di bagian atas) dan benar, mana bank / hotel / badan lain membayarkan kepadanya jumlah nominal yang tertera pada traveller’s check tanpa pungutan atau potongan.

Pada bagian formulir pembelian yang dipegang nasabah, si nasabah mencatat nomor yang telah diuangkannya.

Traveller’s check yang hilang

Ada kalanya treveller’s check tersebut hilang. Sebagaimana lazimnya setiap kehilangan surat berharga lainnya harus selalu dilaporkan kepada polisi. Berdasarkan laporan polisi akan didapatkan surat keterangan kehilangan. Dengan syarat keterangan kehilangan tersebut, pemilik traveller’s check harus segera melaporkannya kepada bank yang menerbitkan / mengeluarkan traveller’s check tersebut atau ke bank lain dan atau ke hotel / dan atau badan lainnya yang dapat segera memberitahukan kehilangan tersebut kepada kantor pusat bank yang menerbitkan traveller’s check.

Dalam laporanya kepada bank tersebut, nasabah yang kehilangan traveller’s check harus menyerahkan surat keterangan kehilang disertai bukti diri dan formulir permohonan pembelian traveller’s check. Kemudian, ia akan diminta mengisi formulir permohonan penggantian traveller’s check yang hilang. Dengan demikian, dalam waktu tertentu nasabah dapat menerima penggantian traveller’s check yang hilang baik secara tunai, maupun dengan cara penggantian dengan sebuah traveller’s check yang baru, serta cara memasukkan penggantiannya ke rekening yang bersangkutan di salah satu pihak.

Kesulitan-kesulitan yang sering ditemui nasabah dalam traveller’s check

Sering kali terjadi nasabah ingin membayarkan secara langsung kepada orang lain. Padahal ini tidak mungkin kecuali orang atau badan yang telah mempunyai perjanjian peragenan dengan bank yang menerbitkan traveller’s check (accepting agent).

Dapat pula terjadi bahwa ada perbedaan tanda tangan di KTP dengan tanda tangan pada traveller’s check. Hal ini mungkin karena ada perubahn tanda tangan si pembeli.

Selain itu, adanya kesalahan pemilik traveller’s check di dalam membawa bukti dirinya, misalnya saja waktu membeli traveller’s check dipergunakan KTP, tetapi waktu bepergian yang bersangkutan membawa paspor.

Dalam hal kehilangan, sering terjadi bahwa traveller’s check tersebut hilang bersama-sama dengan formulir pembeliannya. Penyimpanannya yang tidak dipisahkan akan sedikit melambatkan pelayanan bank. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk memisahkan penyimpanan traveller’s check dengan formulir pembelian.

Beberapa hal yang perlu diketahui pembeli traveller’s check

Tanyakan kepada bank penerbit cek, apakah di kota tujuan terdapat cabang bank atau agen tempat pemegang cek bisa menukarkan kembali cek perjalanan tersebut. Pergunakan bukti diri yang sama akan dibawa bepergian pada saat membeli traveller’s check. Formulir pembelian hendaknya disimpan di tempat yang terpisah dengan traveller’s check sehingga

Page 20: kartu bank

jika terjadi kehilangan salah satu unsur untuk penjelasan masih dapat dipergunakan untuk memudahkan penggantian. Catat nomor seri cek perjalanan dan simpan catatan tersebut secara terpisah. Nomor ini berguna untuk mengajukan klaim jika pemegang kehilangan cek perjalanan tersebut. Jika terjadi kehilangan traveller’s check, segera melapor kepada polisi, ke kantor bank penerbit / yang mengeluarkan traveller’s check, atau ke bank lain.

Keuntungan traveller’s cheque[11]

a. Praktis, karena dapat dibeli dan dicairkan di berbagai cabang bank yang menerbitkan.

b. Mudah disimpan

c. Memberikan rasa percaya diri

d. Masa berlakunya tidak terbatas

e. Lebih aman daripada uang tunai, karena pada saat pencairan, pemilik TC harus melakukan tanda tangan didepan counter kembali dan harus sama seperti tanda tangan yang pertama pada saat pembelian TC tersebut.

f. Dapat dicairkan / ditukarkan langsung ke dalam mata uang negara yang bersangkutan (yang ada hubungannya dengan Bank yang mengeluarkan TC tersebut)

g. Sebagai pengganti uang tunai untuk melakukan pembayaran-pembayaran dalam travel / perjalanan anda.

h. Risiko hilang tidak menjadi persoalan. Bila terjadi kehilangan, asalkan pemilik melaporkannya dalam batas waktu yang telah ditentukan, pengambilan nominal traveller’s check tersebut dapat dijamin. dan dapat diberikan refund (penggantian) kepada pemilik jika terjadi kehilangan atau rusak.

Cek Pelawat dalam Kasus Korupsi

Kasus

Terdakwa

Jenis

Jumlah

Pengadaan alkes flu burung tahun 2006 di Kemenko Kesra

Mantan Sekretaris Menko Kesra Sutedjo Yuwono

Page 21: kartu bank

Mandiri Travellers Check (MTC) dan BNI Cek Multi Guna

Rp200 juta

Pemilihan Deputi Gubernur Senior BI tahun 2004

Poltak Sitorus (alm), Agus Condro, Max Moein, Rusman Lumbantoruan, Willem Max Tutuarima, Asep Ruchimat Sudjana, Teuku Muhammad Nurlif, Reza Kamarullah, Baharuddin Aritonang, Ni Luh Mariani, Sutanto, Soewarno, Matoes Pormes, dan Hengky Baramuli

Cek BII

Total nilai Rp23 miliar, 480 lembar @Rp50 juta

Proses rekomendasi alih fungsi hutan tanjung api-ap

Al Amin Nur Nasution

Mandiri Travellers Check (MTC)

Total nilai Rp75 juta, 3 lembar @Rp25 juta

Korupsi Penyusunan APBD Perubahan Kota Tomohon, Sulawesi Utara

Walikota non aktif Tomohon Jefferson Soleiman Montesqiue Rumajar

Cek BII

Rp136 juta

Pengamanan Pilkada Jabar

Susno Duadji

Mandiri Travellers Check (MTC)

Page 22: kartu bank

70 lembar @Rp25 juta

BAB IIIPENUTUP

Cek perjalanan atau Traveller’s Cheque pertama kali diterbitkan pada tanggal 1 Januari 1772 oleh London Credit Exchange Company yang digunakan dalam sembilan puluh kota – kota Eropa. Cek perjalanan merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank, yang mengandung nilai, dimana bank penerbit (issuer) sanggup membayar sejumlah uang sebesar nilai nominalnya kepada orang yang tanda tangannya tertera pada cek perjalanan itu. Traveller’s cheque Valas ini sendiri terbagi dua, yaitu :

1. Cek perjalanan atas unjuk. Dengan cek ini siapaun pembawanya bisa langsung mencairkan ke bank maupun yang ditunjuk.

2. Cek perjalanan atas nama. Cek ini hanya dapat diuangkan oleh mereka yang nama dan tanda tangannya tertera di bagian traveller’s check tersebut dengan menunjukkan kartu identitas dan tandatangan.

Kartu bank merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Perkembangan penggunaan kartu plastik dalam berbagai bentuk menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran saja, tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai.

Jenis-jenis Kartu Bank

a. Credit Card

b. Charge Card

c. Debit Card

d. Cash Card

e. Private Label Card

f. Smart Card

g. Check Guarantee Card

LAMPIRAN

[1] Triandri, Sigit, Totok Budi Santoso. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : Salemba empat hal. 253.

[2] A. Dewi Gemal,2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana hal.208

[3] A. Dewi Gemal,2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana hal.335.

Page 23: kartu bank

[4] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Hal. 1366

[5] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Hal. 1363

[6] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Hal. 1364

[7] http://www.bankmandiri.co.id/artikel

[8] www.bankingglossary.net

[9] www.awalludin181189blogspot.com/2011/04/traveller-cheques.html

[10] http://www.bankmandiri.co.id/article/177564228454.asp

[11] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Hal.604