Karena Cincin - Analisis Buku

26
LAPORAN ANALISIS BUKU CERITA ANAK Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Sastra SD yang dibina oleh Bapak Muhana Gipayana Oleh: Ranny Rachmani Safitri NIM. 110151408581 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Transcript of Karena Cincin - Analisis Buku

Page 1: Karena Cincin - Analisis Buku

LAPORAN ANALISIS BUKU CERITA ANAK

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Pendidikan Sastra SD

yang dibina oleh Bapak Muhana Gipayana

Oleh:

Ranny Rachmani Safitri

NIM. 110151408581

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA SEKOLAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Mei 2012

Page 2: Karena Cincin - Analisis Buku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kebiasaan membaca sangat penting ditanamkan pada anak sejak dini. Hal ini

dikarenakan membaca sangat besar sekali manfaatnya terutama jenis bacaan sastra yang

lebih memanusiakan manusia. Namun pada kenyataannya saat ini sulit sekali menemukan

remaja-remaja yang gemar membaca sastra . Ini dikarenakan kebiasaan membaca kurang

diterapkan semenjak dini ataupun kurang tepatnya pemilihan bacaan anak.

Anak-anak jaman sekarang bisa dikatakan kecanduan komik, terlebih komik yang

sedikit sekali akan pesan-pesan moral dan kurang mendidik. Untuk itu penting sekali

menumbuhkan tentang minat bacaan anak tentang cerita yang sesui dengan

perkembangannya. Jangan terburu-buru memberikan bacaan sastra yang berat dengan tata

bahasa yang levelnya tinggi kepada mereka. Dikhawatirkan hal ini lah yang menyebabkan

anak kurang menyukai sastra dengan alasan penggunaan bahasa yang rumit.

Buku cerita anak berjudul Karena Cincin karya Yunus St. Majolelo ini nampaknya

sangat sesuai dengan tahap perkembangan bacaan anak. Berisi tentang cerita yang tidak

begitu panjang, bahasa yang digunakan pun baik, indah, dan komunikatif, konflik dalam

cerita ini tidak kompleks namun tidak juga membosankan dan sarat akan nilai-nilai

kehidupan. Untuk itulah mengapa buku ini perlu dikupas lebih dalam mengenai segala

sesuatu yang terkandung di dalamnya.

1.2 Tujuan

1. Memahami isi buku dalam konteks pembelajaran

2. Mengkomunikasikan hasil analisis

3. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Sastra SD

1.3 Rumusan masalah

1. Apakah jenis dan judul buku cerita yang sesuai untuk anak yang akan dianalisis?

2. Bagaimanakah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita tersebut secara

mendalam?

Page 3: Karena Cincin - Analisis Buku

3. Apa saja dan bagaimanakah unsur-unsur ekstrinsik yang dapat diidentifikasi dari buku

tersebut?

BAB II

ISI

2.1 Identitas Buku

Judul Buku : Karena Cincin (Angka

17

yang Keramat)

Penulis : Yunus St. Majolelo

Tahun terbit : 1996 (Cetakan keempat)

Kota Terbit : Jakarta

Penerbit : Balai Pustaka

Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm

Jumlah Halaman : 48 halaman

Gender : Fiksi Anak-anak

Karena Cincin, sebuah cerita fiksi untuk anak-anak yang dalam satu buku

terdiri dari 7 segmen cerita yang berkesinambungan, diantaranya :

Segmen 1 : Keluarga Bujang Pasaman,

Segmen 2 : Angka 17 yang Keramat,

Segmen 3 : Ulang Tahun,

Segmen 4 : Menangkap Ikan di Daratan,

Segmen 5 : Jadi Penilik Sekolah,

Segmen 6 : Pentingnya Bahasa Persatuan, dan

Segmen 7 : Tujuh Belas Tahun Kemudian.

2.2 Analisis Unsur Cerita

a. Sinopsis

Berawal dari sebuah Kecamatan Pasaman yang juga mempunyai nama yang

sama dengan Kabupatennya, yaitu Kabupaten Pasaman, bagian utara propinsi

Sumatera Barat dan ibu kotanya Lubuksikaping. Seorang anak lahir pada tanggal 17

Page 4: Karena Cincin - Analisis Buku

Agustus bernama AMRI, yaitu kependekan dari Anak Merdeka Republik Indonesi. Ia

biasa dipanggil BUJANG PASAMAN. Muhammad Yamin, ayah Amri, adalah

kepala sekolah dimana tempatnya belajar. Si Bujang mempunyai dua saudara.

Kakaknya, Kartini sedang belajar di Sekolah Kesejahteraan Keluarga. Adiknya, Andi

namanya. Baru berumur dua tahun. Banyak orang yang sayang kepada Bujang sebab

perilakunya yang berbudi luhur.

Pada suatu hari Amri berulang tahun. Sejak pagi ia menyiapkan hidangan

untuk teman-temannya yang akan datang untuk merayakan ulang tahunnya. Seekor

ayam telah dipotong oleh tetangga Amri, dan sekarang ia bergiliran untuk mencabuti

bulunya dan membersihkan bagian dalam ayam itu. Ketika Amri menoreh usus ayam

itu tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah benda aneh semacam logam. Tidak disangka-

sangka ternyata benda itu adalah sebuah cincin emas berinisial “SRKS” pada sisi

dalamnya. Pada akhirnya cincin itu menjadi milik Amri. Kebahagiaan Amri terasa

lengkap ketika pada sore harinya teman-teman Amri memeriahkan hari ulang

tahunnya dengan antusias dan bersuka cita.

Musim hujan tiba. Suatu ketika ayah Amri mendapatkan seekor ikan gabus

yang sangat besar terdampar di halaman rumah akibat hujan deras pada hari

sebelumnya. Seisi rumah berbahagia karena mendapat begitu banyak limpahan rizki

yang diberikan Tuhan, mengingat pada peristiwa sebelumnya mereka juga tidak

sengaja mendapatkan sebuah cincin emas. Rupannya hal tersebut merupakan sebuah

pertanda baik. Beberapa hari kemudian muncullah kabar gembira tentang

pengangkatan ayah Amri sebagai Penilik sekolah di wilayah Talamau, di Talu.

Sudah tiga bulan Bapak Muhammad Yamin menjadi Penilik sekolah. Esoknya

beliau akan pergi ke Kantor Pendidikan dan Kebudayaan di Lubuksikaping. Bujang

Pasaman juga diperbolehkan turut serta untuk berlibur di sana sebagai hadiah dari

prestasinya dengan menjadi juara kelas. Ibu serta adiknya juga ikut bersama mereka.

Keluarga Amri berangkat ke Lubuksikaping bersama Pak Camat Talamu yang

kebetulan juga pergi ke sana. Saat rombongan keluarga Bujang Pasaman, Bapak

Camat, dan sopirnya dalam perjalanan banyak sekali hambatan yang dilewati, sehingga

ban mobil kempes. Akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti sejenak, dan tepat

berada pada tempat yang dinamakan Kuburan Nan Dua.

Sejarah Kuburan Nan Dua diawali dari kisah seorang Minangkabau dan

seorang Mandahiling. Keduanya melihat seekor rusa dan berencana untuk

menangkapnya. Saat mereka bercakap-cakap terjadilah kesalahpahaman akibat bahasa

Page 5: Karena Cincin - Analisis Buku

daerah masing-masing yang mereka pergunakan. Timbul konflik besar dan membuat

keduanya berkelahi sampai jatuh ke tebing hingga akhirnnya mati. Mereka berdua

dikuburkan dalam satu liang lahat.

Kemudian ayah Amri membari nasihat kepadanya tentang pentingnya bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan. Andai saja dua orang tadi mengerti akan bahasa

persatuan maka peristiwa fatal itu tidak akan pernah terjadi.

Tujuh belas tahun kemudian. Amri benar-benar menepati janjinya untuk

belajar dengan rajin dan menggapai cita-citanya. Ia diangkat menjadi Kepala SMA

Simpangempat. Pagi hari setelah subuh Amri berjalan-jalan hendak ke Pasar

Simpangempat. Di pinggir jalan besar ia bertemu dengan Ibu Guru Ratna yang

merupakan salah satu guru juga di SMA Simpangempat. Bu Ratna menawarkannya

untuk mampir ke warung neneknya yang ada di situ. Nenek Limah sangat senang

berbincang-bincang dengan Amri. Nenek mengira Amri telah berkeluarga melihat

cincin yang tersemat di jari manisnya. Kemudian Amri menceritakan sejarah cincin

tersebut. Ketika Nenek meminjamnya, ia terkejut mendapati cincin itu berinisial

SRKS.

Esok hari Amri memenuhi undangan Nenek Limah dan Ratna untuk pergi ke

rumahnya. Di sana Nenek menceritakan bahwa sebenarnya cincin yang ditemukan

Amri adalah cincin Ratna yang hilang waktu ia kecil. Terbukti dengan inisial SRKS –

Siti Ratna Kemala Sari- yang terukir dalam cincin itu. Nenek bersama paman Ratna,

Datuk Sinaro, ingin menebud cincin itu berapapun harganya. Namun Amri yang telah

lama memakainya tak sampai hati untuk melepaskannya. Akhirnya Nenek memberikan

pilihan, yaitu ditebus atau sama dipakai cincin itu.

Tiga bulan kemudian keluarlah sepasang suami istri dari pekarangan rumah

nomor tiga deretan SMA Simpangempat yang berjalan menuju ke sekolah. Mereka

ialah Ratna dan Amri. Mukanya jernih berseri-seri, senyum simpul bergumam di

bibirnya. Sangat berbahagia sekali mereka. Dan memang ternyata, Amri lebih memilih

kepada pilihan yang kedua.

b. Unsur Intrinsik Cerita

1) Tema

Tema dalam cerita ini adalah cita-cita. Dapat disimpulkan demikian karena

banyak bagian cerita yang menceritakan perjuangan-perjuangan Amri untuk

mencapai cita-cita. Meskipun berjudul “Karena Cincin”, ini hanya digunakan

Page 6: Karena Cincin - Analisis Buku

untuk menarik minat pembaca saja. Seakan-akan nampaknya adalah bertema

cinta, namun cerita tentang cinta akibat cincin ini hanya diceritakan pada bagian

awal dan akhir, selebihnya tentang perjuangan dan semangat Amrilah yang lebih

mendominasi.

2) Penokohan

Amri

Merupakan sosok yang baik, rajin, penurut baik kepada orang tua maupun

gurunya, sopan santun dan menghormati orang lain (bukti : diceritaka oleh

penulis pada segmen 1 hal 13 paragraf terakhir) serta mempunyai semangat

yang tinggi dalam mengapai cita-cita (bukti : Amri bercita-cita bersekolah di

SPG dan pada akhirnya ia menjadi kepala sekolah).

Muhammad Yamin (Ayah Amri)

Seseorang yang hangat kepada keluarga, pekerja keras, bijaksana.

Bukti : selalu menciptakan suasan yang menyenangkan di keluarga, suka

memberi petuah kepada anak-anaknya dan semangaat kerja yang tinggi

sehingga diangkat menjadi penilik sekolah.

Ibu Amri

Rajin, keibuan.

Bukti : Ibu Amri sangat suka memasak, menjalankan tugas rumah tangga

dengan baik, dan selalu menenagkan hati anak-anaknya.

Kartini

Cekatan, cepat kaki ringan tangan.

Bukti : diceritakan penulis pada segmen 1 halaman 13 paragraf pertama.

Si Padat (teman Amri)

Pintar bernyanyi.

Bukti : pada ulang tahun Amri Padat membuka acara dengan menyanyikan

pantun.

Rasmani (teman Amri)

Lucu, menghibur.

Bukti : membalas pantun Si padat dengan baik dan lucu sehingga membuat

teman-temannya tertawa.

Page 7: Karena Cincin - Analisis Buku

Kadir (teman Amri)

Tidak senang menyinggung perasaan orang lain.

Bukti : ia tidak berani menjawab teka-tekinya sendiri saat ulang tahun Amri

yang jawabannya adalah ingus, karena di tempat itu ada salah satu temannya

yang beringus.

Jasubor (teman Amri)

Lucu dan cerdas.

Bukti : Jasubor mahir dalam bermain kata-kata dan memancing tawa teman-

temannya.

Faiza (teman Amri)

Cerdas.

Bukti : satu-satunya pemecah teka-teki yang diberikan Jasubor.

Sukirman (teman Amri)

Cerdas, terutama dalam hal matematika.

Bukti : pada saat perayaan ulang tahun Amri ia membuat teka-teki tentang

pola angka dan hanya ia sendiri yang dapat memecahkannya.

Pak Camat Talamau

Suka menolong, tegas.

Bukti : mau menolong Pak Yamin dengan memberikan tumpangan untuk

pergi ke Lubuksikaping. Segera memerintahkan sopirnya untuk mengganti ban

yang kempes dengan cekatan

Sopir Pak Camat

Lucu, senang bergurau dengan pantun.

Bukti : menyindir Pak Camat dengan melagukan pantun dan yang membuat

ayah dan ibu Amri tertawa.

Orang Minangkabau

Sok tahu, temperamental.

Bukti : ia begitu saja mengambil pemahaman sepihak dtentang perkataan

orang Mandahiling dan tidak mengklarifikasinya terlebih dahulu, berbicara

dengan suara yang keras sehingga memancing emosinya dan emosi orang

Mandahiling.

Orang Mandahiling

Page 8: Karena Cincin - Analisis Buku

Tidak tegas.

Bukti : dia tidak segera membenarkan kesalah pahaman orang Minangkabau

atas perkataannya.

Pemuda

Tidak Peka dengan keadaan.

Bukti : ketika dia melihat orang Minagkabau dan orang Mandahiling berkelahi

dia tidak melerai mereka.

Ibu Ratna

Ramah.

Bukti : mempersilakan Amri mampir ke warung neneknya untuk sekedar

berbincang-bincang dan menyajikan beberapa hidangan.

Nenek Limah

Ramah, bersemangat.

Bukti : sangat antusias menyambut kedatangan Amri yang merupakan rekan

kerja cucunya.

Datuk Sinarno

Cenderung sebagai penengah.

Bukti : memberikan pilihan kepada Amri untuk menebus cincin Ratna yang

ditemukan oleh Amri atau Amri dapat memiliki cincin itu bersama dengan

Ratna (dipersatukan dengan ikatan pernikahan).

3) Alur

Alur dalam cerita ini merupakan alur maju. Cerita berawal dari kisah

Amri saat ia berusia 13 tahun. Kemudian perayaan ulang tahunnya serta

keajaiban-keajaiban yang terjadi pada Amri dan keluarganya seperti menemukan

cincin emas di perut ayam yang di potong. Kemudian dengan ditemukannya ikan

gabus yang terdampar di halaman rumah sebagai pertanda baik dan ternyata tidak

lama kemudian ayah amri diangkan menjadi penlik sekolah.

Namun meskipun alur ini maju, ada bagian cerita yang seakan flash

back yaitu ketika ayah Amri menceritakan tentang kisah Kuburan Nan Dua. Ini

hanya bagian dari cerita yang dapat disebut “sebuah cerita dalam cerita”. Jadi alur

pada cerit ini tetap tergolong alur maju, karena diceritakan pula kehidupan Amri

selanjutnya ketika ia telah dewasa dan menikah dengan Ratna yang tidak lain

adalah pemilik cincin yang ditemukan Amri saat ia kecil.

Page 9: Karena Cincin - Analisis Buku

4) Latar

Mengingat begitu banyaknya segmen cerita maka latar tempat dan

waktu yang ada juga sangat banyak, secara garis besar dapat dimasukkan dalam

tabel sebagai berikut :

Segmen

CeritaLatar Waktu Latar Tempat Peristiwa/ Keterangan

1.

-

Simpangempat,

Kecamatan Pasaman,

Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat.

Prolog : perkenalan tentang

keluarga Amri.

2. Hari Minggu pagi,

hari ulang tahun

Amri

Di belakang rumah

Amri.

Toko emas yang

tidak jauh dari

rumah Amri.

Amri membersihkan bagian

dalam ayam yang telah dicelur

dan menemukan sebuah cincin

emas di perut ayam tersebut.

Amri dan Ibunya membenahi

bentuk cincin yang baru saja

ditemukan.

3. Hari Minggu jam 3

sore.

Rumah Amri. Perayaan hari ulang tahun Amri

bersama teman-teman kelas VI.

4. Suatu hari pukul 5

pagi.

Siang hari.

Sudut pekarangan

rumah Amri.

Rumah Amri.

Pak Yamin menemukan ikan

gabus terdampar yang sangat

besar akibat banjir semalam.

Amri dan keluarga menikmati

ikan hasil tengkapan ayahnya

dengan penuh rasa syukur .

5. Seminggu setelah

peristiwa

penagkapan ikan.

Rumah Amri. Pak Yamin mendapat surat yang

berupa nota dinas dalam rangka

pengangkatannya menjadi

Penilik Sekolah di Talu.

Page 10: Karena Cincin - Analisis Buku

Dua hari

kemudian.

Kantor Pendidikan dan

Kebudayaan di

Bukittinggi, bagian

Urusan Pegawai.

Pak Yamin mengambil surat

pengangkatannya sebagai

Penilik Sekolah.

6. Sepulang Amri

sekolah.

Keesokan hari.

Keesokan hari

berikutnya.

Sore hari jam 5.

Kampung Jambak,

Talu, (tempat tinggal

baru Amri dan

kelurga).

Batas Kecamatan

Talamau dengan

Kecamatan Rao

Mapat Tunggul.

Tepi jalan.

Rumah Paman

Amri.

Kota

Lubuksikaping.

Amri meraih ranking pertama di

kelas, karenanya Pak Yamin

akan mengajaknya turut serta

bersama ibunya dan Andi ke

Kantor.

Pendidikan dan Kebudayaan.

Rombongan Amri sekelurga

beserta Pak Camat Talamau dan

sopirnya mengalami hambatan

dalam perjalanan ke Kantor di

Lubuksikaping.

Sambil menunggu mobil

dibenahi, Pak Yamin

menceritakan kepada Amri

tentang sejarah “Kuburan Nan

Dua” yang tempatnya tidak jauh

dari tempat mereka berhenti.

Amri dan kelurga tiba di rumah

pamannya dan menginap.

Amri bersama ibunya berjalan-

jalan sementara ayahnya pergi

ke Kantor Pendidikan dan

Kebudayaan.

Page 11: Karena Cincin - Analisis Buku

Rumah Paman Amri.

Amri dan keluarga kembali

pulang ke Talu.

7. Tujuh belas tahun

kemudian.

Hari Minggu,

setelah waktu

shubuh.

Keesokan

harinya.

Tiga bulan

berikutnya.

SMA Simpangempat.

Di pinggir jalan

besar sebelum

masuk pasar

Simpangempat.

Bagian belakang

warung Nenek

Limah.

Rumah Ratna.

Pekarangan rumah

nomor 3 deretan SMA

Simpangempat.

Amri telah diangkat menjadi

Kepala SMA Simpangempat.

Amri yang sedang berjalan-jalan

bertemu dengan Ibu Ratna yang

menawarkannya untuk mampir

ke warung nenek Bu Ratna.

Amri, Ratna, dan Nenek

berbincang-bincang sejenak

yang pada akhirnya berujung

pada misteri cincin yang

ditemukan Amri saat ia berusia

13 tahun.

Nenek serta paman Ratna

menjelaskan bahwa cincin yang

ditemukan Amri sbenarnya

adalah cincin ratna yang hilang

saat ia kecil, terbukti dengan

adanya inisial SRKS.

Sepasang suami istri keluar dari

rumah berjalan menuju ke

sekolah, tidak lain dan tidak

bukan ialah Amri dan Ratna.

5) Sudut pandang

Page 12: Karena Cincin - Analisis Buku

Sudut pandang penceritaan dalam cerita Karena Cincin adalah orang

ketiga sebagai pelaku utama, karena penulis dalam menuliskan ceritanya

menggunakan tokoh Amri sebagai tokoh utama, bukan tokoh “aku” yang

menceritakan tentang penulis sendiri atau pun “aku” yang diciptakan oleh penulis.

Sudut pandang orang ketiga sebagai pelaku utama bisa dilihat pada contoh kutipan

cerita berikut ini : “Hari ulang tahu ketiga belas Bujang Pasaman (Amri)

dirayakan dengan meriah…… ”

6) Amanat

a. Berperilakulah yang baik, hormat, dan sopan santun, maka banyak yang akan

sayang kepada kita.

b. Tuhan Maha Baik.

c. Rezeki telah ada yang mengatur dan jauh telah direncanakan olah Tuhan.

d. Sesuatu yang terjadi di dunia ini bukan semata-mata kebetulan, namun

memang telah direncanakan oleh Tuhan.

e. Sesuatu yang diawali dengan niat yang mulia dan usaha yang sungguh-

sungguh pasti akan terwujud.

f. Takdir manusia, termasuk jodoh, telah di rancang oleh Tuhan dengan skenario

yang tak terduga-duga.

7) Gaya Penceritaan

Karena Cincin, diceritakan dalam setting dan suasana Sumatera Barat

karena pengaruh penulis yang juga orang Pasaman. Cerita ini bemain dengan

kekeramatan angka 17 mulai dari akronim nama AMRI karena ia lahir pada hari

kemerdekaan RI pukul 17.00, jumlah rakaat shalat dalam sehari, turunnya Al-

Quran yang pertama kali, dan kedewasaan manusia yang semuanya berkaitan

dengan angka 17.

Cerita ini sarat akan nasionalisme ketika sebuah nama saja diambil dari

hal yang berhubungan dengan kemerdekaan dan sangat menjunjung tinggi sekali

bahasa persatuan selain bahasa ibu.

Namun konflik dan ending dalam cerita ini sudah bisa ditebak, karena ini

untuk konsumsi anak-anak jadi alur cerita dirancang sedemikian rupa agar tidak

terlalu kompleks dan menyulitkan pemahaman anak. Kelebihannya adalah

menggunakan bahasa yang komunikatif dan begitu banyak pesan moral yang

Page 13: Karena Cincin - Analisis Buku

dituliskan secara persuasif sehingga memacu semangat anak untuk

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cerita ini tidak ada peran

antagonis hanya peran protagonis dan banyak sekali figuran.

2.2 Unsur Ekstrinsik

a. Nilai Personal

1) Perkembangan Emosional

Setelah anak dapat memahami cerita ini mereka akan memperoleh

gambaran tentang hidup yang telah diperankan oleh tokoh-tokoh dalam cerita,

terutama Amri yang sangat layak dijadikan sebagai teladan. Amri yang bertingkah

laku baik akan menunjukkan emosionalnya seperti gembira, terkejut, simpati, dan

lainnya secara kontekstual sesuai alu cerita. Dengan membaca buku ini anak akan

belajar bersikap dan bertingkah laku benar dan belajar mengelola emosinya agar

tidak merugikan diri dan orang lain sebagai hasil belajar tanpa harus mengalami

kejadian langsung dalam cerita itu.

2) Perkembangan Intelektual

Hubungan antar peristiwa juga melatih logika melalui hubungan antara

sebab dan akibat. Untuk memahami sebuah cerita, anak harus mengikuti logika

hubungan tersebut. Hal ini secara tidak langsung muncul pikiran yang kritis pada

anak tentang tindakan tokoh dan reaksi tokoh yang menimbulkan banyak

pertanyaan “mengapa”. Oleh karena itu aspek perkembangan intelektual anak

akan berkembang.

Contoh : Mengapa Amri lebih memilih untuk menikahi Ratna daripada merelakan

cincinnya ditebus nenek Ratna? Padahal dalam cerita tidak dikisahkan

bahwa mereka sedang jatuh cinta.

3) Perkembangan Imajinasi

Ketika anak membaca cerita ini maka imajinasinya dibawa berpetualang

tanpa mengenal batas ruang dan waktu namun tetap berada di tempat, terbawa

dalam arus cerita yang dapat menarik diri. Melalui cerita ini anak dapat merasakan

setting tradisional (cetakan pertama telah terbit tahun 1986) yang mesih kental

akan rasa kekeluargaan dan tolong menolong yang amat tinggi. Selain itu mereka

juga merasakan di bawa terbang ke dimensi lain ketika sejarah Kuburan Nan Dua

Page 14: Karena Cincin - Analisis Buku

seakan berputar kembali. Setelah selesai anak akan kembali ke alam nyata dengan

pengalaman baru dan kemudian mengalami perubahan yang positif. Intensitas

Imajinasi ini akan berpengaruh sangat besar terhadap kreativitas sang anak.

4) Pertumbuhan Rasa Sosial

Cerita ini mencontohkan bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita saling

berinteraksi seperti saat Pak Camat dengan senang hati memeberikan tumpangan

kepada Amri sekeluarga untuk pergi ke Lubuksikaping, rasa kekerabatan yang

hangat antara keluarga Amri dan tetangganya serta hubungan baik Amri dengan

teman-temannya. Hal ini akan membuat anak sadar bahwa ada orang lain di luar

dirirnya dan kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri karena kita adalah

makhluk sosial. Kesadaran inilah yang dapat ditumbuhkembangkan dalam diri

anak lewat perilaku tokoh.

5) Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius

Dalam sebuah cerita, keseluruhan aspek personalitas manusia ditampilkan,

namun di sini penekanannya terletak pada pribadi Amri yang dominan dalam

cerita. Penyampaian nila-nilai pembentukan kepribadian sangat mudah dipahami

anak karena terlihat langsung pada karakter Amri yang baik, rajin, pintar, dan

menjunjung tinggi nasionalisme yang dapat dijadikan sebagai salah satu cara

penanaman nilai-nilai etis dan religius (aspek religius tidak begitu dominan dalam

cerita ini, penekanannya terletak pada nilai etis).

b. Nilai Pendidikan

1) Eksplorasi dan Penemuan

Ketika membaca sebuah cerita, pada dasarnya anak diajak untuk

menjelajah dan berpetualang ke dalam dunia yang imajinatif. Dalam penjelajahan

ini anak diharapkan untuk mampu menemukan atau memprediksi peristiwa-

peristiwa yang mungkin terjadi. Sikap kritis anak sangat di asah dalam hal ini.

Seperti pada contoh Mengapa terjadi kesalahpahaman antara orang Mandahiling

dan Minangkabau? Karena mereka tidak saling memahami bahasa masing-masing

dan ternate saat itu masih belum lahir Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Eksplorasi lewat penemuan-penemuan ini dapat membiasakan anak untuk berpikir

kritis dan logis.

Page 15: Karena Cincin - Analisis Buku

2) Perkembangan Bahasa

Semakin anak banyak membaca bacaan-bacaan tentang sastra maka

perkembangan bahasa yang dimilikinya juga semakin baik dan benar. Anak akan

belajar cepat karena bahasa yang diperolehnya langsung berada dalam konteks

pemakaian yang sesunggguhnya. Dalam cerita ini yang diketahui bukanlah hanya

tata bahasa Indonesia baku saja melainkan anak juga dapat mengetahui ragam

bahasa daerah lain seperti bahasa Minang dan Mandahiling.

3) Pengembangan Nilai Keindahan

Banyak sekali keindahan yang terdapat dalam cerita ini, terutama dalam

permainan kata-kata. Banyak ragam pantun yang dilagukan dengan sangat indah

dan jenaka. Selain itu dengan menjadikan pantun menjadi sebuah sindiran halus

disertai irama-irama yang terasa enak di telinga dan memancing tawa. Hal seperti

ini dapat membangkitkan minat anak terhadap pantun yang sudah mulai langka

digemari anak-anak saat ini.

4) Penanaman Wawasan Multikultural

Anak dapat mengetahui budaya masyarakat Sumatera Barat yang

nampaknya gemar sekali berpantun. Kemudian mereka juga akan mengenal

budaya dan cerita-cerita tradisional,dari masyarakat tersebut, misalnya saja

tentang asal-usul Kuburan Nan Dua yang dimiliki masyarakat Sumatera Barat.

Dengan demikian akan menimbulkan kesadaran kepada anak bahwa ada budaya

lain selain yang ia miliki serta kesadaran untuk menghargainya. Cerita-cerita yang

seperti ini perlu diperbanyak mengingat kita berada di pulau yang berbeda, dan

aktivitas membaca buku sastra komparatif merupakan wawasan multicultural yang

penting untuk memberanikan anak mengidentifikasi dan mengapresiasi kemiripan

serta perbedaan lintas budayanya.

5) Penanaman Kebiasaan Membaca

Bacaan sastra ini dapat memotivasi anak untuk mau membaca karena

cerita yang dikisahkan ini adalah penggambaran dari diri mereka sendiri dan

sesuai dengan konteks. Oleh karena itu mereka akan tertarik dan terpacu untuk

mencari tahu sedikit banyak tentang jati dirinya lagi dan lagi. Kebiasaan ini akan

Page 16: Karena Cincin - Analisis Buku

bertahan tentu saja dengan diusahakan dan difasilitasi dengan baik agar anak tidak

kesulitan mencari sumber bacaan dan pada akhirnya menyebabkannya malas

membaca.

BAB III

PENUTUP

Page 17: Karena Cincin - Analisis Buku

3.1 Kesimpulan

Karena cincin karya Yunus St. Majolelo, merupakan sebuah cerita anak inspiratif

yang layak menjadi konsumsi bacaan anak karena banyak sekali pesan-pesan moral di

dalamnya.

Unsur intrinsik yang terdapat di dalamnya antara lain cerita yang bertema tentang

cita-cita, penokohan terdiri dari seorang anak yang dapat dijadikan teladan yaitu Amri,

kelurga Amri, teman-teman Amri, Orang Minangkabau dan Mandahiling, Ratna (istri

Amri), nenek serta paman Ratna. Cerita ini jenis alurnya adalah alur maju. Setting tempat

dan waktu dalam cerita terdapat di Sumatera Barat saat Amri berusia 13 tahun dan 17

tahun. Sudut pandang penceritaan ialah orang ketiga sebagai pelaku utama. Amanat

dalam cerita ini sangatlah banyak, tidak hanya menyentuh hubungan manusia dengan

Tuhan saja namun juga antara manusia dengan manusia dan tentang membangun diri.

Gaya penceritaan menggunakan bahasa yang komunikatif dan konflik dalam cerita tidak

terlalu kompleks demi menghindari kesulitan pemahaman terhadap anak.

Unsur ekstrinsik di dalam cerita ini telah mencakup semuanya mulai dari nilai

personal, meliputi perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan

imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, serta pertumbuhan rasa etis dan religious. Selain itu

juga banyak sekali mengandung nilai pendidikan, meliputi eksplorasi dan penemuan,

perkembangan bahasa, pengembangan nilai keindahan, penanaman wawasan

multicultural, serta penanaman kebiasaan membaca.

3.2 Saran

Penanaman kebiasaan membaca wajib diterapkan kepada anak sejak dini, namun

hal ini harus disertai dengan fasilitas dan pemilihan bacaan yang tepat untuk anak. Salah

satu jenis bacaan yang tepat untuk anak adalah bacaan yang sesuai dengan tahap

perkembangan sang anak, contohnya buku berjudul Karena Cincin ini yang layak sekali

untuk dibaca oleh mereka. Jadi dengan membaca buku berjenis sastra anak ini di

harapkan pembentukan karakter pada anak juga bisa dimulai sejak dini dan dapat

berkembang pada tahap selanjutnya menjadi sosok yang lebih manusiawi.