karbohidratku

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati, kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi. Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.

description

Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati, kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi.Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.Nama karbohidrat pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Prancis dengan unsur-unsur peenyusunnya adalah unsur C, H, dan O. Dimana, dua unsur berupa H dan O memiliki perbandingan yang hampir sama dengan unsur H dan O pada air. Perbandingan unsur H dan O tersebut adalah 2:1. Dengan rumus umum Cn(H2O)m dimana n = m merupakan bilangan bulat. Contohnya, glukosa memiliki rumus C6H12O6. Namun, ada beberapa senyawa organik yang bukan karbohidrat, seperti asam asetat memiliki rumus perbandingan molekul yang sama dengan karbohidrat.Dalam percobaan ini beberapa jenis karbohidrat akan diidentifikasikan berdasarkan reaksi kimia, dimana pengujian tersebut akan memberikan reaksi yang spesifik. Untuk mengetahui pengidentifikasian tersebut maka dilakukanlah percobaan ini

Transcript of karbohidratku

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati, kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi.

Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.

Nama karbohidrat pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Prancis dengan unsur-unsur peenyusunnya adalah unsur C, H, dan O. Dimana, dua unsur berupa H dan O memiliki perbandingan yang hampir sama dengan unsur H dan O pada air. Perbandingan unsur H dan O tersebut adalah 2:1. Dengan rumus umum Cn(H2O)m dimana n = m merupakan bilangan bulat. Contohnya, glukosa memiliki rumus C6H12O6. Namun, ada beberapa senyawa organik yang bukan karbohidrat, seperti asam asetat memiliki rumus perbandingan molekul yang sama dengan karbohidrat.

Dalam percobaan ini beberapa jenis karbohidrat akan diidentifikasikan berdasarkan reaksi kimia, dimana pengujian tersebut akan memberikan reaksi yang spesifik. Untuk mengetahui pengidentifikasian tersebut maka dilakukanlah percobaan ini

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Percobaan uji karbohidrat secara khusus ini dilakukan dengan maksud untuk mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat.

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Molisch

2. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Benedict

3. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Fehling

4. Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Tollens

1.3 Prinsip Percobaan

Penentuan sifat beberapa golongan karbohidrat dengan melakukan pengamatan terhadap endapan sewaktu dipanaskan dan didinginkan dengan pereaksi Molisch, Benedict, Fehling dan Tollens.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting dalam tumbuhan maupun hewan. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida atau gula sederhana yang tak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, oligosakarida mengandung paling sedikit 2 dan biasanya 8 atau 10 satuan monosakarida, contoh maltosa dan sukrosa, polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan contoh pati dan selulosa bila polisakarida ini dihidrolisis maka akan dihasilkan satuan-satuan monosakarida (Tim Dosen Biomedik, 2004).

Karbohidrat merupakan sumber energi yang terdiri atas C, H, dan O, nama-nama karbohidrat ini berasal dari percobaan. Bila gula didalam tabung reaksi yang terbuka dibakar untuk waktu yang lama maka akan memberikan sisa karbon hitam dan tetesan air yang menembus pada dinding tabung, berdasarkan hasil dari hidrolisis maka karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga yaitu, monosakrida, oligosakarida, dan polisakarida (Wilbraham dan Matta, 1992).

Monosakarida atau gula sederhana pada hakekatnya adalah merupakan aldehid dan keton polihidrokasi, walaupun dapat mencakup pula glikoaldehida yang mempunyai satu gugus hidroksil.Monosakarida berupa senyawa tanpa warna, aktif optic, dan laru dalam air serta sebagian besar berupa rantai karbon lurus (Wilbraham dan Matta, 1992).

Jika struktur kimianya ditulis tegak lurus dngan gugus karbonil berada pada atas rantai, konfigurasi pada atom karbon menentukan apakah gula termasuk deret D atau L. kedua deret gula terdapat di alam walaupun L arabinose merupakan satu-satunya gula L yang lazim, (sebagai komponen banyak polisakarida yang dapat atau terdapat bebas dalam kayu Coniferae). Rumus aldehida rantai terbuka disajikan agar memudahkan walaupun kita ketahui bahwa gula biasanya terdapat sebagai hemiasetal siklik karena struktur seperti itu mungkin. Heksosa lebih sering dijumpai sebagai cincin piranosa anggota enam. Tetapi dalam beberapa kasus dapat dijumpai pula sebagai cincin furanosa atau cincin piranosa. (Wilbraham dan Matta, 1992).

Gula bebas utama dalam tumbuhan monosakarida, yaitu glukosa dan fruktosa (dan disakarida, yaitu sukosa) bersama-sama dengan sesepora xilosa, ramose, an glaktosa. Gula lain yang terdapat dalam jumalah sesepora ialah gula fosfat, yang terlibat dalam metabolisme, senyawa ini mudah sekali, terhidrolisis menjadi gula ( Pine, dkk., 1998 )

Ada lima gula yang biasanya dijumpai sebaai komponen glikosida dan polisakarida serta kebanyakan analisis tumbuhan menyangkut pemisahan dan identifikasi mereka. Dua berupa heksosa, yaitu glukosa dan galaktosa, dua lagi berupa xilosa dan arabinose dan satu lagi berupa metil pentosa yaitu ramnosa. Yang terdapat agak umum ialah asam uronat yaitu asam glukuronat dan galakturonat. Hetiga yaitu menosa, juga terdapat umum dalam polisakarida. Gula pentosa, yaitu ribose dan doksiribosa, yang berturut-turut merupakan komponen RNA dan DNA, perlu disebutkan disini, tetapi jenis gula ini jarang dijumpai dalam tumbuhan ( Pine, dkk., 1998 ).

Oligosakarida adalah polimer yang terbentuk dengan, menggabungkan beberapa satuan monosakarida melalui ikatan glikosida. Walaupun oligosakarida menurut perjanjian terbatas dalam molekul yang mengandung satuan monosakarida kurang dari sepuluh, oligosakarida paling umum hanya mempunayai 2,3 dan 4 satuan, dan satuan yang paling sering adalah heksosa. Satu kasus yang aneh ilaha gulukan (poliglukosida) yang larut pada air akar barli (Hordeum vulgare) yang mempunayai tujuh sampai sepuluh satuan dan akrena itu dapat digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Kelompok rafinosa dan platinosa yang termaksud dalam oligosakarida, keduanya terdapat secara luas dalam tumbuhan tinggi, rafinosa mungkin lebih tersebar luas. Oligosakarida larut dalam air, bersifat aktif optic, paling mudah dibedakan dari monosakarida dengan cara hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat mereduk hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat merenduksi atau tidak mereduksi, bergantung pada apakah gugus karbonil yang berpotensi mereduksi atau tidak terlibat dalam pembentukan ikatan gilkosida atau tidak oligosakarida terdapat pula sbagai komponen glikosida. Misalnya, rutinose merupakan bagian senyawa flafonoid rutin dan hesferidin tetapi tampaknya tidak trdapat dalam bentuk bebas. Oligosakarida langkah lain yang merupakan bagian dari glikosida steroid dan triterpenoid. Beberapa fruktosil sukrosa (ketosa) yang terdapat dalam monocot mungkin senyawa antara biosintesis fruktan. (Petrucci dan Suminar, 1985).

Polisakarida atau glikan berdasarkan kesepakatan didenifisikan sebagai polimer monosakarida (dan turunannya) mengandung sepuluh satuan atau lebih. (Petrucci dan Suminar, 1985).

Karbohidat adalah senyawa kompleks yang terdiri atas unsure karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Pada respirasi sel, satu gram molekul karbohidrat menghasilkan energi 4,1 kilokalori, serta menghasilkan gas CO2 dan uap air. Hasil pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang merupakan bagian penting dalam reaksi kompleks. Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan dalam setiap reaksi pemecahan glukosa. (Fessenden dan Fessenden, 1999).

Rumus molekul umum karbohidrat adalah CH2O. Dari penulisan rumus ini maka dapat dimengerti mengapa karbohidrat itu dikira merupakan suatu karbon yang berair, tetapi kenyataannya ialah bahwa susunan atom-atom tidak ada hubungan dengan molekul air. Dua jenis karbohidrat yang lazim adalah pati dan selulosa. Keduanya mempunyai molekul yang besar sekali dengan berat molekul sampai ratusan ribu. Keduanya begitu besar sehingga disebut makromolekul. Masing-masing merupakan suatu polimer, yang berarti bahwa molekul pati dan selulosa terbentuk dari unit-unit tertentu secara berulang-ulang seperti halnya seuntai rantai yang terdiri atas mata-mata rantai. Mata rantai pada selulosa sama dengan mata rantai pada pati, yaitu unit dari suatu gula yang disebut glukosa. Jadi molekul glukosa adalah rantai ,monomer yang dapat disusun menjadi polimer. (Fessenden dan Fessenden, 1999).

GULA

Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6. Lima dari enam atom karbon dan satu atom oksigen tersusun dalam suatu cincin. Atom lainnya menjulur diatas dan dibawah cincin tersebut. Karena jumlah atom karbon glukosa itu berjumlah enam maka ia disebut heksosa. Dua heksosa lain yang lazim didapat adalah galaktosa, gula yang terdapat dalam susu dan toghurt, dan fruktosa yang terdapat dalam madu. Baik galaktosa maupun fruktosa mempunyai rumus molekul yang sama dengan glukosa, yaitu C6H12O6, tetapi susunan atom sebenarnya berbeda-beda. Galaktosa berbeda dengan glukosa dalam letak atom hydrogen dan gugus hidroksil yang terikat pada atom No.4. Pada galaktosa gugus hidroksil menjulur keatas cincin sedangkan pada glukosa kebawah. Pada fruktosa, hanya 5 atom yang ikut membentuk cincin. Zat-zat seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda rumus bangun disebut isomer. (Respati, 1986).

PATI

Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan amilosa karena bercabang banyaknya Jumlah seluruh residu glukosa didalam satu amilopektin ada beberapa ribu. Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat dimanfaatkan sebagai depot penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan glukosa merubahnya menjadi pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk atau keluar sel, maka pati tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang panjang itu harus dirombak kembali Hewan menyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasinya untuk membentuk glikogen. Struktur glikogen sama dengan struktur amilopektin , tetapi cabangnya pada glikogen lebih pendek dan lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)

SELULOSA

Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang diperlukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa sedangkan kapas dan kertas hampir merupakan selulosa murni (Sastrohamidjojo, 2005)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Bahan

Larutan Glukosa, Larutan amonium hidroksida, larutan perak nitrat, larutan fehling A dan B, larutan Benedict, larutan sukrosa 10 %, larutan amilum 10 %, larutan iodium , larutan tembaga sulfat ( Pb(NO3)2 ) 0,1 M, larutan HCl 0,1 M, larutan AgNO3, larutan natrium hidroksida ( NaOH ) 2 M dan larutan FeCl3 0,1 M

3.2 Alat

Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia, lampu spiritus, kaki tiga, kawat kasa, gegep tabung.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 MONOSAKARIDA

A. Reaksi Glukosa dengan Larutan perak Beramoniak

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M. Menambahkan NH4OH sampai endapan terbentuk tepat larut kembali, selanjutnya memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan glukosa 10 %. Mengocok dan memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Mengamati perubahan yang terjadi.

B. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B kocok, menambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 1 menit. Mengamati Perubahan yang terjadi.

C. Uji Benedict

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict. Menambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Mendinginkan dan mengamati perubahan yang terjadi.

3.3.2 DISAKARIDA

A. Reaksi Sukrosa dengan Larutan perak Beramoniak

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M. Menambahkan NH4OH sampai endapan terbentuk tepat larut kembali, selanjutnya memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10 %. Mengocok dan memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Mengamati perubahan yang terjadi.

B. Uji Benedict

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan benedict. Menambahkan 1 ml larutan sukrosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Mendinginkan dan mengamati perubahan yang terjadi.

3.3.3 POLISAKARIDA

A. Reaksi Amilim dengan Yodium

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %. Menambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 M. Mengamati perubahan yang terjadi. Memanaskan tabung reaksi selama beberapa menit. Mendinginkan dan mengamati perubahan yang terjadi selanjutnya.

B. Hidrolisis amilum

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2 %, menambahkan 10 tetes larutan HCl pekat, memanaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa menit.

Menambahkan beberapa tetes NaOH 10 % sampai larutan bersifat basa. Mengambil 3 mil larutan ini dan memasukkna ke dalam tabung reaksi yang lain dan manambahkan 2 ml larutan benedict kemudian panaskan selama 5 menit. Mengamati perubahan yang terjadi.

C. Reaksi Trommer

Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %. Menambahkan 10 tetes larutan NaOH 10 % kemudia menambahkan tetes per tetes larutan CuSO4 0,1 M sambil dikocok sampai endapan yang terjadi tepat larut kembali, kemudian memanaskan tabung reaksi perlahan lahan dan mengamati perubahan yang terjadi.BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pengamatan

A.Monosakarida

1.Reaksi Adisi

Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan

AgNO3 + sedikit NH4OHPutih keruh

AgNO3 kelebihan NH4OHBening

AgNO3 + NH4OH + glukosaBening

AgNO3 + NH4OH + glukosa dipanaskanEndapan cermin perak

2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling

Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan

Fehling A + Fehling BBiru jernih

Fehling + GlukosaBiru Keruh

Fehling + Glukosa dipanaskanEndapan merah bata

3. Uji Benedict

Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan

Benedict + GlukosaBiru

Benedict + Glukosa dipanaskanEndapan merah bata

B. Disakarida

1. larutan Sukrosa dengan larutan perak beramoniak

Zat zat yang direaksikanWarna endapan /larutan

Larutan perak beramoniakBening

Larutan perak beramoniak + SukrosaBening

Larutan perak beramoniak + Sukrosa dipanaskan Endapan cermin perak

2. Uji Benedict

Zat zat yang direaksikanWaena endapan /larutan

Benedict + SukrosaLarutan biru

Benedict + Sukrosa dipanaskanLarutan biru

C. Polisakarida

1. Reaksi Amilum dengan Yodium

Zat zat yang direaksikanWaena endapan /larutan

Larutan amilumBening

Amilum + I2Biru ungu

Amilum + I2 panasBening

Amilum + I2 dinginBiru

2. Reaksi Trommer

Zat zat yang direaksikanWaena endapan /larutan

Amilum + NaOH + CuSO4Biru muda

Amilum + NaOH + CuSO4 dipanaskan 1 menitEndapan biru muda ke bawah

Amilum + NaOH + CuSO4 dipanaskan 2 menitEndapan biru muda ke atas

Amilum + NaOH + CuSO4 dipanaskan 3 menitEndapan biru muda ke bawah

4. 2 Reaksi

4.2.1 Monosakarida

Mutarotasi

Glukosa + Perak Beramoniak

AgNO3 + NH4OH Ag2O + NH4NO3 Ag2O + NH4OH 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-

+ 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-

+ 2Ag + 4NH3 + 4H2O

cermin perak

Glukosa + Fehling

+ 2CuO + Cu2O

orange

Glukosa + Benedict

+ 2CuO + Cu2O

merah bata

4.2.2 Disakarida

Sukrosa + Perak Beramoniak

HOH2C O H

O OH H + 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-

CH2OH

H OH

Sukrosa + Benedict

HOH2C O H

O OH H + 2CuO

CH2OH

H OH

4.2.3 Polisakarida

Amilum + Iodium

n

CH2OH

O

H

O

OH H

H OH

CH2OH

CH2OH

O O

H H

O O O

OH H OH H didinginkan

H OH H OH n

Reaksi Trommer

CH2OH CH2OH

O O

H H H H

O +

OH OH H OH H OH

H OH H OH

+ 2CuO + Cu2O

merah bata4.3 Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, jika glukosa direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung reaksi, demikian pula dengan glukosa direaksikan dengan larutan fehling maka akan memberikan endapan merah bata, yang merupakan endapan dari Cu2O. Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada, yang membuktikan bahwa larutan glukosa dapat mereduksi. Menurut teori, uji benedict akan memberikan endapan kuning tetapi pada percobaan ini memberikan endapan merah bata. Setelah lerutan benedict ditambahkan larutan glukosa, aldehida akan mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ yang ditandai dengan berubahnya larutan dari biru menjadi merah bata.

Untuk golongan Disakarida yaitu dengan menggunakan sukrosa, jika direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung reaksi setelah dipanaskan, hal ini karena bila dipanaskan iodnya akan hilang atau lemas. Bila direaksikan dengan larutan benedict akan memberikan warna biru muda. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan hasil reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu glukosa yang beraksi dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak

Pada polisakarida yang digunakan dalam percobaan ini adalah amilum, jika amilum direaksikan dengan yodium akan memberikan larutan yang berwarna biru, yang disebabkan adanya molekul amilosa pada amilum yang membentuk senyawa dengan I2, bila larutan dipanaskan, maka warna biru akan hilang menjadi larutan jernih, tetapi bila didinginkan maka akan berwarna biru lagi. Hal ini disebabkan karena ikatan antara yodium dan amilum merupakan ikatan semu yaitu ikatan yang mudah lepas, sedangkan pada reaksi Trommer warna larutan sebelum dipanaskan biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan biru yang merupakan hasil oksidasi

Pada percobaan ini hasil percobaan terdapat sedikit perbedaan dengan teori yang ada, hal itu disebabkan karena adanya kesalahan dalam skala pencampuran dan pengamatan reaksi serta kurang cermat dalam penentuan warna hasil reaksi faktor yang lain yaitu alat yang digunakan belum bersih sehingga larutan dapat bereaksi dengan zat lain.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada reaksi adisi glukosa dan sukrosa memberikan reaksi positif dengan membentuk cermin perak

2. Sukrosa tidak bereaksi dengan larutan perak beramoniak dan benedict

3. Amilim bereaksi positif dengan larutan iod dan Trommer.

5.2 Saran

Alangkah baiknya bila asisten menjelaskan lebih rinci lagi mengenai prosedur kerja percobaan yang akan dilakukan.

Asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya dalam melakukan percobaan

- Alat percobaan yang akan digunakan oleh para praktikan hendaknya memadai jumlahnya.

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR PUSTAKAFassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Pine, S. H., Hendrickson, J. B., Cram, D., Jack Hammand, Kimia Organik 2, ITB, Bandung.

Petrucci, R. dan Suminar, 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.

Respati, 1986, Dasar-dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas, Aksara Baru, Jakarta.

Sastrohamidjojo, H., 2005, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Wilbraham, C. A. dan Matta, S. M., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bandung.

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

KARBOHIDRAT

NAMA : Muh. Mulyadi Nahrun

NIM

: H31106023

GOL/ KELOMPOK : MIPA 5/ III

HARI/ Tgl PERCOBAAN : SELASA/ 14 November 2006

ASISTEN

: Erna Mayasari

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2006

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H H

H OH

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H OH

H OH

CH2OH

O

H H H

OH OH H OH

H OH

CH2OH CH2OH

O O

H H

O O O + n NaOH

OH H OH H

H OH H OH n

CH2OH CH2OH

O I O

H H

O O O

OH H OH H

I

H OH H OH n

CH2OH

I O

H

O O

OH H

I

H OH n

CH2OH

O

H H

OH OH H

H OH

CH2OH

O

H H

OH OH H

H OH

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H H

H OH

CH2OH

O O

H H

C

OH OH H H

H OH

CH2OH

OH O

H

C

OH OH H H

H OH

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H H

H OH

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H OH

H OH

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H H

H OH

CH2OH

O

H H H

OH OH H OH

H OH

CH2OH

OH O

H H

C

OH OH H H

H OH

Makassar, 14 November 2006

Praktikan

( Muh. Mulyadi Nahrun )

Asisten

( Erna Mayasari )