Karat Daun Pada Kedelai
-
Upload
riaartajunistia -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Karat Daun Pada Kedelai
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
1/7
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 5 Nopember 2008
EFEKTIVITAS AGENS HAYATIVe rtic ill iumsp. UNTUK PENGENDALIANPENYAKIT KARAT PADA KEDELAI
Sri Hardaningsih
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
ABSTRAK
Penyakit karat yang disebabkan oleh Phakopspora pachyrh iz imerupakan penyakit
penting pada kedelai. Penggunaan jamur parasit Ve rtic illium sp. merupakan alternatif
pengendalian di samping cara pengendalian menggunakan fungisida, varietas tahan
dan secara kultur teknik yang selama ini dilakukan. Penelitian sebelumnya menyatakan
bahwa Ve rtic illiumsp. dengan kepadatan spora 104/ml cukuo efektif menekan sporulasi
jamur karat pada persentase serangan kurang 25% luas daun. Untuk mengetahui
efektivitas atau persentase parasitisasi Ve rtic illium perlu dilakukan percobaan waktu
aplikasi yang tepat. Pada tanaman kedelai di rumah kasa dengan perlakuan 5x, 4x, 3x, 2x,
dibandingkan tanpa perlakuan dan fungisida difenoconazole. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa perlakuan Verticillium dengan konsentrasi spora 104/ml efektif
menekan serangan karat dari 9,54% - 5,54% pada umur 30 hari menjadi 2,28% - 0,15%
pada umur 58 hari. Tidak terdapat perbedaan nyata pada hasil kedelai yang
diperlakukan dengan Verticillium 5x, 4x, 3x, 2x, tanpa perlakuan dan fungisida
difenoconazole. Hal yang sama juga terjadi pada hasil biji/tanaman, di antara perlakuan
Ve rticillium, tanpa perlakuan, dan fungisida.
Kata Kunci : Efektivitas, Agensia Hayati, Penyakit Karat, Kedelai
PENDAHULUAN
Penyakit karat pada kedelai yang disebabkan oleh jamur P.Pa c hy rhizimerupakanpenyakit utama pada tanaman kedelai di Indonesia
di samping penyakit lain yaitu pustul bakteri yang disebabkan oleh
Xa n thomo nas a xonop od is, antraknose yang disebabkan oleh jamur
Co lle to t ric hum d em a t iumvar t r uncatum, penyakit tular tanah dan penyakit
yang disebabkan oleh virus (Semangun, 2008).
Penyakit karat yang disebabkan jamur Phakopspora pachyrh iz i
merupakan penyakit penting pada kedelai. Penyakit karat dapat
menurunkan hasil karena daun daun yang terserang akan mengalami
defoliasi lebih awal sehingga akan mengakibatkan berkurangnya berat biji
dan jumlah polong yang bervariasi antara 10-90%, tergantung pada fase
perkembangan tanaman, lingkungan dan varietas kedelai (Hartman danSinclair, 1999).
Pengendalian menggunakan fungisida memang efektif tetapi untuk
menghindari dampak negatifnya diperlukan cara pengendalian lain yang
ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi jamur parasit. J amur
parasit Ve rt ic illium le c a nidilaporkan dapat memparasit jamur karat pada
225
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
2/7
Sri Hardaningsih : Efektivitas Agens Hayati Verticillium sp. Untuk Pengendalian Penyakit Karat Pada Kedelai
tanaman kac ang tanah (Subrahmanyam dan McDonald, 1987). Penelitian
pendahuluan di laboratorium awal tahun 2005 pada daun kedelai yang
dipetik menunjukkan bahwa Ve rtic illium sp. mampu memparasit jamur
karat kedelai lebih 40%.
Tujuan penelitian berikut adalah untuk menguji efektivitas atau dayaparasitisasi Ve rtic illium sp. terhadap jamur karat P. Pa c hy rhizi. pada
tanaman kedelai di rumah kasa.
TINJAUAN PUSTAKA
J amur Ve rtic illiumlecani, Da rluc a fi lum, dan Am p elom yc es q uisq ua lis
merupakan jamur yang bersifat hiperparasit masing-masing terhadap jamur
karat secara umum, jamur karat pada tanaman kacang-kacangan dan
jamur penyebab embun tepung (Erysiphe polygoni) pada tanaman
kacang hijau (Arx, 1981; Barnet dan Hunter, 1972; Sri Hardaningsih, 2007 ).
Pada penelitian di laboratorium, jamur parasit Ve rtic illium sp. danDa rluc a f ilummampu menekan sporulasi jamur karat pada kedelai sebesar
27% - 34% dan juga mampu menekan sporulasi jamur karat dan jamur
penyebab bercak daun kacang tanah pada daun yang dipetik
(d e tac hed lea f cu lt u re) sebesar 57% 66% dan 53% 56% pada (Sri
Hardaningsih, 2004).
Penelitian efektivitas jamur parasit Ve rtic illium lec a nidan Ve rtic illium
sp. di laboratorium dan rumah kasa dengan kepadatan spora 104.ml
mampu memparasit jamur karat lebih dari 40% pada kondisi serangan
kurang dari 25% luas daun (Sri Hardaningsih, 2005).
BAHAN DAN METODA
Penelitian dilakukan di rumah kasa, menggunakan rancangan acak
kelompok dengan lima ulangan. Perlakuan adalah waktu aplikasi jamurV.
Lecan i dengan konsentrasi 104/ml :
1. Verticillium 5 x (30, 37, 44, 51, 58 hst)2. Verticillium 4x (37, 44, 51, 58 hst)3. Verticillium 3x (44, 51, 58 hst)4. Verticillium 2x (51,58 hst)5.Tanpa Verticillium6. Fungisida difenokonazol 30, 37, 44, 51, 58 hst
Kedelai varietas Wilis ditanam dalam plastik po l y bag , 6-7
tanaman/pot. Penyakit karat diinokulasikan secara buatan dengan
menyemprotkan suspensi spora Phakopsora pachyrhiz i pada tanaman
umur 3 mst. Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman contoh. Parameter
yang diamati adalah intensitas penyakit karat dengan skoring, persentase
226
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
3/7
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 5 Nopember 2008
parasitisasi, hasil, dan komponen hasil. Cara pengamatan karat
berdasarkan persentase keparahan penyakit sebagai berikut :
Skor 0 : Tidak ada serangan
Skor 1 : Serangan 1 25% luas daun
Skor 2 : Serangan 26 - 50% luas daunSkor 3 : Serangan 50 75% luas daun
Skor 4 : Serangan lebih dari 75% luas daun
Untuk mengetahui perkembangan penyakit karat yang diperlakukan
Ve rtic illiummaka satu hari sebelum aplikasi Ve rtic illiumdiamati intensitas
penyakitnya. Persentase parasitisasi diperoleh dengan menghitung :
Jumlah pustul yang tidak bersporulasi / jumlah pustul total x 100%
J umlah pustul diamati pada daun trifoliate dengan menggunakan
mikroskop stereo merk Zeiss dengan perbesaran 20x. Setiap bidang
pandangan dihitung jumlah pustul total, jumlah pustul bersporulasi dan
jumlah pustul yang tidak bersporulasi.
Gambar 1. Gejala serangan karat pada permukaan
bawah daun kedelai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keefektifan Ve rtic illiumsp. dapat diketahui dari daya parasitisasinya
dengan cara menghitung persentase jumlah pustul yang tidak bersporulasi.
Makin tinggi persentase jumlah pustul yang tidak bersporulasi maka dayaparasitisasinya juga makin tinggi.
Serangan karat terjadi pada daun-daun pertama dan daun - daun
trifoliate pertama saat tanaman umur tiga minggu, dengan intensitas
serangan skor 1, yaitu kurang dari 25% luas daun.
Persentase serangan karat satu hari sebelum aplikasi I (29 hst) pada
perlakuan Verticillium 5x adalah 9,54%; aplikasi 4x, 6,84%; aplikasi 3x,
227
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
4/7
Sri Hardaningsih : Efektivitas Agens Hayati Verticillium sp. Untuk Pengendalian Penyakit Karat Pada Kedelai
7,66%; aplikasi 2x, 5,54%; tanpa Verticillium 7,37%, dan fungisida 8,55%.
(Tabel 1)
Serangan karat tersebut semakin menurun sejak sebelum aplikasi
pertama pada 29 hari setelah tanam (9,54%) sampai sebelum aplikasi
terakhir pada 57 hst, yaitu 1,84%. pada perlakuan aplikasi Verticillium 5x.Demikian juga untuk aplikasi 4x, 3x, 2x, difenokonasol 5x, dan tanpa
Verticillium menunjukkan penurunan intensitas serangan dari aplikasi
pertama sampai aplikasi terakhir. Pada perlakuan tanpa Verticillium
intensitas karat juga menurun sampai 1,84%, dan 0,13% pada perlakuan
difenokonasol.
Tabel 1. Presentase serangan karat sehari sebelum aplikasi Verticillium (%).
Perlakuan Apl I
(29hst)
Apl II
(36hst)
Apl III
(43hst)
Apl IV
(50hst)
Apl V
(57hst)
Verticill ium 5 x 9.54 4.77 4.94 3.06 1.84
Verticillium 4 x 6.84 6.73 5.72 5.76 2.88
Verticillium 3 x 7.66 5.27 8.10 3.23 1.45
Verticillium 2 x 5.54 4.38 3.34 2.15 0.15
Tanpa Verticillium 7.37 5.76 6.65 4.86 1.84
Difenokonasol 5 x 8.55 5.08 1.58 0.79 0.13
Intensitas serangan karat pada percobaan ini rendah terutama
pada pengamatan ketiga, keempat, dan kelima berturut-turut pada umur
44 , 51, dan 58 hst. Hal ini disebabkan pada saat itu daun-daun yang
terserang parah sudah banyak yang gugur sehingga serangan karat pada
daun di atasnya nampak semakin rendah.Pada perlakuan tanpa Verticillium terdapat juga pustul jamur karat
yang tidak bersporulasi (Tabel 2). Hal ini diduga selain faktor biotik, juga
faktor abiotik yang berperanan menghambat sporulasi jamur karat, yaitu
ketersediaan air dan panas yang memadai untuk perkembangan penyakit
karat. Karena untuk terjadinya sporulasi suatu jamur diperlukan adanya air,
suhu, aerasi, radiasi, dan hara tertentu pada substratnya (Tuite, 1969).
Persentase parasitisasi Ve rtic illium terhadap jamur karat meningkat
sejak aplikasi pertama pada 30 hari setelah tanam (0%) sampai aplikasi
terakhir pada 57 hst, yaitu 98,7%. pada perlakuan aplikasi Verticillium 5x.
(Tabel 2.). Demikian juga untuk aplikasi 4x, 3x, 2x, dan tanpa Verticillium
menunjukkan peningkatan persentase parasitisasi sejak pengamatanpertama pada 30 hari, 17%, sampai pengamatan terakhir pada 58 hari.
Pada perlakuan tanpa Verticillium persentase parasitisasi 17% pada
pengamatan pertama (30 hari), kemudian menurun menjadi 6% pada
pengamatan kedua (37 hari) dan 5% pada pengamatan ketiga (44 hari)
228
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
5/7
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 5 Nopember 2008
dan menjadi 0% pada pengamatan keempat dan kelima berturut-turut
pada 41 hari dan 58 hari.
Tabel 2. Presentase parasitisasi jamur karat oleh Verticillium (%)
Perlakuan Apl I(30hst)
Apl II(37hst)
Apl III(44hst)
Apl IV(51hst)
Apl V(58hst)
Verticill ium 5 x 0 100 95.4 100 98.7
Verticillium 4 x 0 100 95.9 100 100
Verticillium 3 x 0 100 95.4 100 100
Verticillium 2 x 0 100 96.9 100 99.3
Tanpa Verticillium 17,00 6,00 5,0 0 0
Difenokonasol 5 x -- -- -- -- --
J amur parasit Ve rtic illium le c a ni, Pe nic illium isla nd ic um , Eud a rluc a
c a ric is, Ac rem onium p ersic inumdidugamampu memparasit jamur karat
pada kacang tanah (Subrahmanyam dan McDonald, 1987), Da rluc a f ilummampu memparasit jamur karat pada rumput Axonop us c om p resus(Sri
Hardaningsih, 2004), dan Ve rtic illium sp. memparasit jamur karat pada
kopi, Hem ile ia va sta trix (pengamatan sendiri, 2003). Secara umum
dilaporkan bahwa Ve rt ic illium le c a ni da n Da rluc a f ilumdapat memparasit
jamur karat (Barnet dan Hunter, 1972; Von Arx, 1981).
Tabel 3. J umlah tanaman, jumlah polong, dan komponen hasil kedelai
Perlakuan J .Tbh* J .Pan * J .Plg * B.Plg* B.Biji*
Verticill ium 5 x 10 6 26.4 5.88 3.32
Verticillium 4 x 10 7 42.2 8.62 5.64Verticillium 3 x 10 6 15.4 2.54 1.80
Verticillium 2 x 10 6 28.0 5.18 3.30
Tanpa Verticillium 10 7 30.4 6.62 4.42
Difenokonasol 5 x 10 7 22.6 6.88 4.14
Keterangan :
J .Tbh = J ml tanaman tumbuh J .Pan = J ml tanaman panen J .Plg = J ml polong B.Plg = Berat polong (gram) B.Biji = Berat biji (gram)
Tabel 3 menunjukkan bahwa komponen hasil dan hasil kedelai
sangat rendah berkisar antara 1,80 5,64 gram/tanaman, dan tidak
menunjukkan perbedaan antara yang diperlakukan Verticillium 5x, 4x, 3x,
tanpa Verticillium, dan difenokonazole. Hal ini disebabkan selain terserang
229
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
6/7
Sri Hardaningsih : Efektivitas Agens Hayati Verticillium sp. Untuk Pengendalian Penyakit Karat Pada Kedelai
karat tanaman kedelai ini juga terserang kutu kebul cukup parah sehingga
sangat mempengaruhi hasil dan komponen hasil.
KESIMPULAN
Dari percobaan keefektifan agens hayati Ve rtic illium sp. dapat
disimpulkan :
Perlakuan Verticillium konsentrasi spora 104/ml efektif menekanserangan karat dari 9,54% - 5,54% sebelum aplikasi I menjadi 2,28% -
0,15% setelah aplikasi terakhir.
Tidak terdapat perbedaan nyata pada hasil kedelai yangdiperlakukan Verticillium 5x, 4x, 3x, 2x, tanpa perlakuan fungisida
difenoconazole.
DAFTAR PUSTAKA
Arx, J .A. Von. 1981. The Genera of Fungi Sporulating in Pure Culture. A.R.
Gantner Verlag KG, FL 9490 Vaduz Printed in Germany 1981. 424 p.
Barnet, H.L. dan B.B. Hunter. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi
(Third Edition). Burgess Publishing Company. 241 p.
Semangun, H. 2008. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia.
Gadjah Mada University Press. 475 h.
Sinclair, J .B. and G.L. Hartman. 1999. Soybean Rust. In G.L. Hartman, J .B.
Sinclair, J .C. Rupe (Eds.) Compendium of Soybean Diseases (FourthEdition). APS Press The American Phytopathologica l Society. p..25-26.
Sri Hardaningsih. 2004. Potensi Jamur Parasit Da rluc a filumdan Ve rtic illium
sp. Sebagai Agens Pengendali J amur Patogen Pada Tanaman
Kacang-kacangan. Dalam Sri Hardaningsih, J . Soejitno, A.A.
Rahmianna, Marwoto, Heriyato, I.K.Tastra, E. Ginting, M.M. Adie,
Trustinah (Penyunting) Teknologi Inovatif Agribisnis Kacang-kacangan
dan Umbi-umbian. Puslitbangtan. Hal. 501-507.
Sri Hardaningsih. 2005. Keefektifan Agens Hayati Ve rtic illium sp. UntukPengendalian Penyakit Karat Pada Kedelai. Laporan Tahunan
Balitkabi 2005. 5 hlm.
Sri Hardaningsih. 2007. Penelitian pendahuluan penyakit karat kedelai
Menggunakan jamur hiperparasit Ve rtic illiumsp. Risalah Seminar Hasil
230
-
7/23/2019 Karat Daun Pada Kedelai
7/7
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 5 Nopember 2008
231
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Tahun
2006, Malang: 445-460.
Subrahmanyam, P. and D. McDonald. 1983. Groundnut Rust Disease :
Epidemiology and Control. InD. McDonald, P. Subrahmanyam, J .A.Wightman (Eds.) Groundnut Rust Disease Proceedings of a Discussion
Group Meeting held at ICRISAT Center, Patancheru. India. P.27-39.
Tuite, J ohn. 1969. Plant Pathological Methods Fungi and Bacteria. Burgess
Publishing Company. 239 p.