karantina tanaman

14
MAKALAH KEGIATAN KULIAH LAPANGAN “KARANTINA TANAMAN” Disusun Oleh : Ardiyanti Nur Utami K4309011 Bryan Dion Pramana K4309019 Dahlia Heranita K4309021 Dewi Noviana K4309023 Isthika Wahyuningtiasista K4309044 Januarita K4309046 Muhyani Rintiarno K4309053 Novieta Ayu Pratiwi K4309057 Yayuk Widiastuti K4309089 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Transcript of karantina tanaman

Page 1: karantina tanaman

MAKALAH

KEGIATAN KULIAH LAPANGAN

“KARANTINA TANAMAN”

Disusun Oleh :

Ardiyanti Nur Utami K4309011

Bryan Dion Pramana K4309019

Dahlia Heranita K4309021

Dewi Noviana K4309023

Isthika Wahyuningtiasista K4309044

Januarita K4309046

Muhyani Rintiarno K4309053

Novieta Ayu Pratiwi K4309057

Yayuk Widiastuti K4309089

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: karantina tanaman

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun kami haturkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunianya

kami telah selesai meakukan Kegiatan Kuliah Lapangan, dan dapat menyusunan Makalah

Kegiatan Kuliah Lapangan dengan judul “ KARANTINA TANAMAN” ini dapat berjalan

lancar dan terselesaikan.

Penyusunan Makalah ini dalamm rangka memenuhi tugas Mata Kulih

Keanekaragaman dan Klasifikasi phanerogamae. Dalam kesempatan ini, kami selaku

penyusun masih mengharapkan kritik dan saran atas sempurnanya makalah ini.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Surakarta, 22 April 2011

Penyusun

Page 3: karantina tanaman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 4: karantina tanaman

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karantina Tanaman

Karantina adalah tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya

pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit atau organisme

pengganggu dari luar negeri dan dari suatu Area ke Area lain di dalam negeri, atau

keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. 

B. Tujuan Karantina Tanaman

1. Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar

negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia;

2. Mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu

area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia;

3. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah

negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya.

C. Prosedur Karantina Tanaman

Tanpa pengecualian, semua komoditas ekspor dan impor harus diperiksa

kesehatannya oleh Petugas Karantina di lokasi penyimpanannya/penimbunannya.

1. Pemilik barang, paling lambat 2 (dua) hari sebelum komoditas ekspor dan impor

diperiksa untuk dibawa ke luar negeri atau dimasukkan ke dalam wilayah

Republik Indonesia, pemilik atau pengurus yang ditunjuknya sudah menyerahkan

Laporan Pengeluaran atau pemasukan Media Pembawa Ekspor atau Impor

(contoh form Laporan Pengeluaran atau Pemasukan Media Pembawa telah

disediakan) kepada Petugas Pelayanan Depan Kantor Balai Karantina Tumbuhan

Kelas 1 Tanjung Emas.

2. Pemilik barang, pada waktu menyerahkan Surat Permohonan, pemilik atau

pengurus yang ditunjuknya diharap sudah menginformasikan perihal lokasi

Page 5: karantina tanaman

komoditas untuk diperiksa dan waktu kapan komoditas dapat dilakukan

pemeriksaan. Nama dan lokasi pemeriksaan harus jelas, bila pemilik atau

pengurus yang ditunjuknya tidak sempat menjemput dan mengantar petugas,

informasi tentang cara mencapai lokasi perlu disampaikan.

3. Petugas Pelayanan Depan, menerima Surat Permohonan dan merekam semua data

ke komputer, mencatat semua informasi tambahan (misal waktu dan lokasi

pemeriksaan). Berdasarkan data pada Laporan Pemasukan atau Pengeluaran,

petugas juga harus segera menyampaikan kepada pemilik barang atau agen yang

ditunjuk pengurusannya tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi. Baik syarat

pengeluarannya dari Wilayah Republik Indonesia maupun syarat-syarat karantina

di negara tujuan atau syarat-syarat pemasukannya kedalam Wilayah Republik

Indonesia.

4. Petugas Pelayanan Depan, berdasarkan data komoditas yang akan diperiksa dan

Jadual Tugas Pemeriksa yangtelah ditetapkan Koordinator Fungsional, mencetak

Surat Perintah Pemeriksaan (form KT-12) dan meneruskan kepada Kepala

Subseksi Pelayanan Teknis untuk penetapan OPT sasaran dan penelitian ulang

Surat Perintah Pemeriksaan sebelum diajukan kepada Kepala Balai untuk

ditandatangani;

5. Kepala Subseksi Pelayanan Teknis, mendistribusikan Perintah Pemeriksaan

Tumbuhan (setelah ditandatangani Kepala Balai) kepada petugas yang ditunjuk;

6. Tim Pemeriksa, setelah diterimanya Perintah Pemeriksaan segera menyesuaikan

rencana dan jadwal kegiatannya, mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana

yang diperlukan kepada Kepala Subseksi Pelayanan Teknis;

7. Tim Pemeriksa, segera melaksanakan pemeriksaan barang dilokasi yang telah

ditunjuk. Proses pemeriksaan harus berpedoman kepada Petunjuk Pelaksanaan

Pemeriksaan dan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Tumbuhan (termasuk tata cara

pengambilan contoh) yang berlaku;

8. Tim Pemeriksa, pemeriksaan laboratoris perlu dilakukan untuk memastikan pra

identifikasi OPT yang dilakukan dilapangan atau yang tidak bisa diidentifikasi di

lapangan;

9. Tim pemeriksa, segera membuat Laporan Hasil Pemeriksaan, dan merekam

datanya di komputer (Sistem Informasi Karantina Tumbuhan Tanjung Emas

disingkat KARTUMAS) serta menyampaikannya kepada Kepala Balai melalui

Kepala Subseksi Pelayanan Teknis;

Page 6: karantina tanaman

10.  Kepala Balai, berdasarkan saran dari Tim Pemeriksa dan informasi yang ada

segera mengambil keputusan tentang Tindakan Karantina yang dikenakan

terhadap komoditas yang bersangkutan dan memerintahkan kepada Tim

pemeriksa yang bertugas untuk segera melaksanakannya.

11.  Komoditas yang bersangkutan, bila semua syarat telah terpenuhi segera dapat

diterbitkan Phytosanitary Certificate untuk komoditas eksporatau Sertifikat

Pelepasan Karantina Tumbuhan Luar Negeri untuk komoditas impor.

12. Komoditas yang bersangkutan, tindakan perlakuan dikenakan apabila disyaratkan

oleh negara tujuan atau komoditas tidak bebas dari OPT yang dicegah

pemasukannya ke Wilayah Republik Indonesia. Perlakuan yang dilaksanakan oleh

pihak ketiga sebagai akibat dari pengenaan Tindakan Perlakuan wajib dibawah

pengawasan Tim Pemeriksa yang bertugas.

13. Komoditas yang bersangkutan, tidak dapat diberikan Phytosanitary Certificate

karena: a. Tidak dapat memenuhi persyaratan dari negara tujuan. b. Komoditas

sudah tidak berada di Wilayah Negara Republik Indonesia. c. Tidak dapat

dibebaskan dari OPT yang dicegah pemasukkannya ke Negara tujuan. d. Tidak

dilengkapi dengan Surat Ijin Pengeluaran dari Menteri Pertanian (Bibit Tanaman

tertentu). e. Tidak dilengkapi dengan CITES (untuk   tanaman   langka   yang

dilindungi).

14. Komoditas yang bersangkutan, tidak dapat diberikan Sertifikat Pelepasan

Karantina Tumbuhan Luar Negeri karena: a. Tidak dapat memenuhi persyaratan

negara Indonesia untuk pemasukannya. b. Tidak dapat dibebaskan dari OPT yang

dicegah pemasukkannya ke Wilayah Negara Republik Indonesia. c. Tidak

dilengkapi dengan Surat Ijin Pemasukan dari Menteri Pertanian (Bibit Tanaman).

15. Phytosanitary Certificate dan Setifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Luar

Negeri, pencetakannya menjadi tanggung jawab Petugas Pelayanan Depan, setelah

siap (sudah ditandatangani oleh pejabat POPT yang ditunjuk ) didistribusikan

kepada : a. Asli dan lembar kedua kepada Pemilik Barang. b. Lembar ketiga dan

keempat ke Pelaksana data untuk bahan pelaporan serta arsip. c. Lembar kelima

untuk Bendaharawan Penerima sebagai dasar penarikan jasa dan penerbitan

kuitansi penerimaan.

16. Bendahara penerima, walaupun jasa karantina yang harus dibayar pemilik barang

telah dihitung oleh sistern, Bendaharawan Penerima wajib menghitung ulang

besarnya biaya yang harus diterimanya.

Page 7: karantina tanaman

17. Penyerahan Phytosanitary Certificate dan Setifikat Pelepasan Karantina

Tumbuhan Luar Negeri, setelah membayar jasa karantina pemilik akan langsung

menerima Phytosanitary Certificate danSetifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan

Luar Negeri dan kuitansi pembayaran jasa dari Petugas Pelayanan Depan.

Sementara itu ada juga syarat dalam karantina tanaman, yaitu :

Persyaratan Pemasukan Media Pembawa

1. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan negara transit bagi

tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali media pembawa yang tegolong benda lain;

2. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan;

3. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-tempat

pemasukan untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan;

4. Dalam hal tertentu sehubungan dengan sifat OPT, Pemerintah dapat menetapkan

kewajiban tambahan.

Setiap pemasukan benih/ bibit tanaman ke dalam wilayah Negara RI harus disertai Surat Izin

Pemasukan ( Import Permit ) dari Menteri.

 

Persyaratan Pengeluaran Media Pembawa

1. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran bagi tumbuhan

dan bagian-bagiannya, kecuali media pembawa yang tegolong benda lain;

2. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan;

3. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-tempat

pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan;

Setiap pengeluaran benih/ bibit tanaman dari wilayah Negara RI Harus disertai Surat Izin

Pengeluaran ( Export Permit ) dari Menteri.

Page 8: karantina tanaman

Prosedur Tetap Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Hasil Tumbuhan di

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia

1. Setiap hasil tumbuhan yang dimasukan ke dalam Wilayah Negara Asal Republik

Indonesia wajib : Dilengkapi sertifikat kesehatan tumbuhan dari Negara Asal dan

Negara Transit; Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan; Dilaporkan

dan diserahkan kepada petugas karantina tumbuhan setibanya di tempat pemasukan

untuk keperluan tindakan karantina tumbuhan.

2. Dalam hal tertentu, terhadap pemasukan hasil tumbuhan ke dalam Wilayah Negara

Republik Indonesia dapat dikenakan kewajiban tambahan berdasarkan analisis resiko

organisme pengganggu tumbuhan.

3. Hasil analisis resiko organisme pengganggu tumbuhan akan menentukan status

pemasukan dan persyaratan teknis yang diperlukan terhadap pemasukan hasil

tumbuhan.

4. Pemeriksaan karantina di Negara asal di lakukan berdasarkan pertimbangan kesulitan

teknis dilakukannya tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau analisis resiko

organisme pengganggu tumbuhan Negara asal merupakan daerah sebar organisme

pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang beresiko tinggi.

5. Pemeriksaan di Negara asal dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan.

6. Apabila diperlukan pemerintah Republik Indonesia dapat melakukan kerjasama

bilateral dengan negara pengirim hasil tumbuhan, melalui program klarifikasi (pre-

clearance program).

7. Pemasukan hasil tumbuhan yang tidak memenuhi ketentuan dalam prosedur tetap ini

ditolah pemasukannya ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

 

Prosedur Tetap Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Benih Tumbuhan ke

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia

1. Setiap benih tumbuhan yang dimasukan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia

wajib : Dilengkapai sertifikat kesehatan tumbuhan (Phytosanitary Certifikate) dari

Negara Asal dan Negara Transit; Disertai Surat Ijin Pemasukan (SIP) dari Menteri

Pertanian atau pejabat yang ditunjuknya; Melalui tempat-tempat pemasukan yang

telah ditetapkan; Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan

setibanya di tempat pemasukan untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.

Page 9: karantina tanaman

2. Untuk penerbitan Surat Ijin Pemasukan (SIP) benih Tumbuhan, Menteri Pertanian

atau Pejabat yang mengatasnamakannya akan memperhatikan persyaratan teknis

karantina dan kelengkapan dokumen yang ditetapkan berdasarkan Analisis Resiko

Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT).

3. Analisis Resioko Organisme Pengganggu Tumbuhan dilaksanakan dengan

berpedoman kepada standar internasional pengaturan Fitosanitari (International

Standar For Phytosanitary Measures) yang diterbitkan oleh Sekretariat IPPC

( International Plant Protection Convention).

4. Kajian analisis resiko organisme pengganggu tumbuhan meliputi : Kajian awal

tentang informasi pengelolaan sertifikasi benih dan sertifikasi kesehatan benih serta

situasi organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di Negara Asal; Hasil

kajian AROPT merupakan rekomendasi tentang persyaratan teknis yang dikenakan

terhadap benih tumbuhan yang akan diimpor dan rekomendasi tersebut disampaikan

kepada Pejabat yang berwenang memberikan Surat Ijin Pemasukan (SIP).

5. Pemeriksaan Karantina di Negara Asal dilakukan berdasarkan pertimbangan keulitan

teknis dilakukannya tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau analisis resiko

organisme pengganggu tumbuhan di negara Asal yang merupakan daerah sebar

organisme pengganggu tumbuhan karantina yang beresiko tinggi.

6. Pemeriksaan di Negara Asal dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan dan

Petugas Ahli lainnya yang diperlukan.

7. Apabila diperlukan Pemerintah Republik Indonesia dapat melakukan kerjasama

bilateral dengan negara pengirim benih, melalui program klarifikasi (pre clearance

program).

8. Pemasukan benih tumbuhan yang memenuhi ketentuan dalam prosedur tetap ini

ditolak pemasukannya ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Page 10: karantina tanaman