Karangan korups1

7
Karangan Korupsi Dewasa ini, Negara kita banyak menghadapi berbagai persoalan internal Negara yang bisa membuat pemerintah jungkir-balik untuk mengatasinya. Salah satunya adalah masalah korupsi yang makin menjamur di Indonesia. Dan ditambah lagi yang membuat kita shok itu koruptor tersebut adalah para pejabat yang sekian lama telah mengabdi kepda bangsa kita. Rupanya mereka masih belum bisa menempatkan diri sebagai apa mereka di Negara ini. Mereka telah kita percaya untuk memajukan dan mensejahterakan kehidupan kita para rakyat,ehh tapi justru membuat kita semakin terpuruk dalam gerbang kemiskinan yang tak kunjung berhenti jika mereka terus seperti itu. Masalah pejabat yang seperti anak kecil itu masih ditambah lagi dengan masalah aparatur keamanan Negara yang bertugas mengawasi praktek- praktek seperti praktek korupsi ini. Mereka terkesan kurang serius dan kurang ketat dalam bertugas, buktinya semakin lama praktek korupsi makin merajalela di kalangan pejabat tingkat tinggi maupun pejabat tingkat rendah. Bahkan tidak jarang ada yang justru membantu melancarkan aksi tersebut, dengan imbalan uang alias suap. Siapa yang tidak mau uang? Namun kita juga harus melihat situasi dan kondisi atas dasar apa kita mendapatkan uang itu. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kalau perlu langsung copot aparatur keamanan Negara yang berlaku menyeleweng. Masalah korupsi yang telah masuk dalam kategori yang cukup rumit untuk dipecahkan atau diselesaikan ini juga dapat mengalihkan perhatian pemerintah terhadap masalah-masalah lain. Percaya tidak percaya, kenyataan yang berbicara. Salah satu hal penting yang justru terabaikan akibat adanya masalah korupsi ini adalah masalah pembangunan. Karena bisa kita lihat bahwa Negara kita adalah Negara yang sedang berkembang, jadi masih perlu adanya banyak pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan Negara. Namun jika pemerintah justru mengatasi masalah korupsi seperti ini, kapan Negara kita akan maju? Kapan pembangunan akan berjalan lancer tanpa adanya perhatian dan usaha dari pemerintah? Oleh karena hal itu, maka ujung-ujungnya pembangunan akan tersendat ditengah jalan. Setuju atau tidak, tapi itulah yang terjadi di Negara kita sekarang. Pembangunan yang telah kita rencanakan sejak lama , hanya tinggal mewujudkan rencana tersebut dalam kehidupan bernegara tiba- tiba berhenti ditengah jalan akibat masalah korupsi yang terus saja muncul dan makin sulit diselesaikan. Pembangunan yang tidak sempurna malah akan membawa Negara kita menuju gerbang kemiskinan. Segala yang telah direncanakan harus berantakan karena ulah anggotanya sendiri. Bukankah sudah merupakan bukti bahwa korupsi sangat meresahkan Negara dan para warganya? Nah, sekarang kita menemukan lagi sebuah masalah yang membuktikan bahwa korupsi harus diberantas karena sangat menghambat pembangunan. Yaitu jika modal yang akan digunakan untuk membangun bangsa jatuh ke tangan orang yang salah dan hanya dimanfaatkan secara individu untuk memperkaya diri maka darimana kita akan mendapatkan lagi uang untuk pembangunan? Maka otomatis pembangunan yang telah kita rencanakan akan berhenti sampai disini saja tanpa menemui garis finishnya. Modal juga merupakan unsure utama untuk mendukung pembangunan di sebuah Negara. Maka jika tidak ada modal, pembangunan juga tidak akan berjalan lancer. Dan cara yang paling utama untuk melancarkan pembangunan di Negara kita adalah dengan cara memberantas korupsi yang kini sedang

Transcript of Karangan korups1

Page 1: Karangan korups1

Karangan KorupsiDewasa ini, Negara kita banyak menghadapi berbagai persoalan internal Negara yang bisa membuat pemerintah jungkir-balik untuk mengatasinya. Salah satunya adalah masalah korupsi yang makin menjamur di Indonesia. Dan ditambah lagi yang membuat kita shok itu koruptor tersebut adalah para pejabat yang sekian lama telah mengabdi kepda bangsa kita. Rupanya mereka masih belum bisa menempatkan diri sebagai apa mereka di Negara ini. Mereka telah kita percaya untuk memajukan dan mensejahterakan kehidupan kita para rakyat,ehh tapi justru membuat kita semakin terpuruk dalam gerbang kemiskinan yang tak kunjung berhenti jika mereka terus seperti itu.            Masalah pejabat yang seperti anak kecil itu masih ditambah lagi dengan masalah aparatur keamanan Negara yang bertugas mengawasi praktek-praktek seperti praktek korupsi ini. Mereka terkesan kurang serius dan kurang ketat dalam bertugas, buktinya semakin lama praktek korupsi makin merajalela di kalangan pejabat tingkat tinggi maupun pejabat tingkat rendah. Bahkan tidak jarang ada yang justru membantu melancarkan aksi tersebut, dengan imbalan uang alias suap. Siapa yang tidak mau uang? Namun kita juga harus melihat situasi dan kondisi atas dasar apa kita mendapatkan uang itu. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kalau perlu langsung copot aparatur keamanan Negara yang berlaku menyeleweng.            Masalah korupsi yang telah masuk dalam kategori yang cukup rumit untuk dipecahkan atau diselesaikan ini juga dapat mengalihkan perhatian pemerintah terhadap masalah-masalah lain. Percaya tidak percaya, kenyataan yang berbicara. Salah satu hal penting yang justru terabaikan akibat adanya masalah korupsi ini adalah masalah pembangunan. Karena bisa kita lihat bahwa Negara kita adalah Negara yang sedang berkembang, jadi masih perlu adanya banyak pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan Negara. Namun jika pemerintah justru mengatasi masalah korupsi seperti ini, kapan Negara kita akan maju? Kapan pembangunan akan berjalan lancer tanpa adanya perhatian dan usaha dari pemerintah?            Oleh karena hal itu, maka ujung-ujungnya pembangunan akan tersendat ditengah jalan. Setuju atau tidak, tapi itulah yang terjadi di Negara kita sekarang. Pembangunan yang telah kita rencanakan sejak lama , hanya tinggal mewujudkan rencana tersebut dalam kehidupan bernegara tiba-tiba berhenti ditengah jalan akibat masalah korupsi yang terus saja muncul dan makin sulit diselesaikan. Pembangunan yang tidak sempurna malah akan membawa Negara kita menuju gerbang kemiskinan. Segala yang telah direncanakan harus berantakan karena ulah anggotanya sendiri. Bukankah sudah merupakan bukti bahwa korupsi sangat meresahkan Negara dan para warganya?            Nah, sekarang kita menemukan lagi sebuah masalah yang membuktikan bahwa korupsi harus diberantas karena sangat menghambat pembangunan. Yaitu jika modal yang akan digunakan untuk membangun bangsa jatuh ke tangan orang yang salah dan hanya dimanfaatkan secara individu untuk memperkaya diri maka darimana kita akan mendapatkan lagi uang untuk pembangunan? Maka otomatis pembangunan yang telah kita rencanakan akan berhenti sampai disini saja tanpa menemui garis finishnya. Modal juga merupakan unsure utama untuk mendukung pembangunan di sebuah Negara. Maka jika tidak ada modal, pembangunan juga tidak akan berjalan lancer.            Dan cara yang paling utama untuk melancarkan pembangunan di Negara kita adalah dengan cara memberantas korupsi yang kini sedang menjamur. Cara ini sangat efektif kita gunakan untuk mewujudkan rencana pembangunan yang sempat terhenti. Karena dengan tidak menjamurnya lagi para koruptor di Negara kita, pemerintah dapat berkonsentrasi pada pembangunan dan persediaan modal untuk pembangunan tidak akan terusik sedikitpun. Sehingga pembangunan akan berjalan dengan lancer. Karena saat ini masalah terbesar yang sedang kita hadapi adalah masalah korupsi. Jika korupsi tak ditemukan lagi didalam masyarakat kita maka pemerintah akan dengan leluasa untuk mengatur pembangunan Negara.

Page 2: Karangan korups1

Korupsi semakin marak akhir-akhir ini, dan pemerintah sampai saat ini belum bisa mengatasinya.Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pejabat-pejabat yang terjerat kasus korupsi. Hal tersebut mengakibatkan negara kita mengalami kerugian yang tidak sedikit. Seharusnya di negara yang kaya seperti Indonesia ini, pendidikan sembilan tahun bisa gratis, tapi mengapa malah bertambah mahal?? Dan juga sering kita temukan banyak terdapat dana-dana yang tidak tepat sasaran. Kepedulian pemerintah sepertinya sangat rendah dalam segi pendidikan. Ini terlihat dari anggaran negara untuk pendidikan. Hal tersebut bila dibandingkan dengan anggaran malaysia yang 25% dan thailand 30%. dan pada kenyataanya korupsi tidak hanya tren dikalangan pemerintah pusat saja, tapi juga pemerintah daerah, kabupaten & propinsi. Jika demikian, kapan kita akan terbebas dari korupsi?        Itu yang slalu menjadi tanda tanya besar dikalangan rakyat seperti kita. Tapi kita juga harus sadar bahwa semua juga tergantung pada kita. Kapan kita akan terbebas dari korupsi, jika kita sendiri tidak mau berubah menjadi lebih baik dan lebih maju. Setiap hari kita membaca dan mendengar hal-hal tentang korupsi. Dan media juga berlomba-lomba untuk memberitakan pemberitaan terbaru tentang korupsi. Dan banyak yang mengatakan bahwa korupsi bisa merusak moral bangsa. Korupsi juga sangat merugikan. Bukan hanya bagi kalangan masyarakat saja, tapi juga para pemerintah, negara, bahkan para koruptor itu sendiri. Karena meskipun mereka (para koruptor) kaya raya, tapi mereka juga harus hidup dalam lingkungan yang buruk, dan tidak aman (bagi mereka). Dan korupsi juga termasuk gejala sosial. dan sesungguhnya para pemerintah harus sadar, bahwa seharusnya mereka menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Bukan malah sebaliknya. Dan mereka juga harus memikirkan kerugian negara. Dengan tanpa kesadaran dari mereka, kita tidak akan bisa bernafas lega. Karena masyarakat perlu bukti bukan janji. Korupsi tidak akan pernah selesai, jika pemerintah hanya melontarkan janji dengan tanpa adanya bukti. Dan tanpa adanya kesadaran dari mereka bahwa mereka telah mengemban amanat yang sangat besar dari negara. dan seharusnya pemerintah tidak hanya mengumbar janji semata. Dengan tanpa adanya bukti, negara tidak akan berubah menjadi lebih maju. dan pemerintah juga harus lebih memperhatikan pendidikan, agar pendidikan lebih maju. Mengadili dengan tuntas atas tindak korupsi yang terjadi. dan menghukumnya dengan hukuman yang setimpal.

Berita tentang korupsi mungkin sudah sering kita dengar sehari-hari di surat kabar, televisi, radio, dan media publikasi lain. Maraknya kasus korupsi di Indonesia karena belum adanya tindakan atau hukuman tegas dari pemerintah yang dapat membuat para koruptor tidak lagi melakukan korupsi. Korupsi tidak hanya terjadi di kursi pemerintahan saja, melainkan hampir di seluruh aspek kehidupan masyarakat.            Korupsi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara, perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi berasal dari bahasa Belanda koruptie, yang berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, penyuapan, penggelapan, kerakusan, amoralitas dan segala penyimpangan dari kebenaran. Pengertian tentang korupsi sangatlah banyak, mulai dari para ahli filosofi sampai tertulis di dalam UUD Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999.            Para pelaku korupsi bukanlah orang-orang bodoh. Mereka adalah orang-orang berpendidikan yang dengan sengaja memanfaatkan jabatan dan ilmunya untuk mendapatkan keuntungan besar untuk dirinya sendiri.

Banyak alasan dan sebab mengapa mereka melakukan korupsi. Nafsu untuk hidup mewah dengan cepat, jiwa Pancasila yang belum mantap di setiap warga negara, pengawasan yang belum memadai, mental dan rasa keagamaan yang rendah, gaji atau pendapat yang rendah, dorongan keluarga, rasa malu yang rendah dan kesadaran hukum yang masih rendah.

Salah satu korupsi yang sangat parah adalah di dunia pendidikan. Banyak bangunan gedung sekolah yang sudah tidak layak huni masih dipakai untuk sekolah. Atap, dinding, kursi, bahkan meja pun banyak yang sudah tidak layak pakai. Contohnya keadaan sekolah dasar yang tidak jauh dari ibu kota Jakarta. Bangunan gedung sekolah yang hampir rubuh masih ada.

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 4 bahwa negara memprioritaskan angggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Dengan kenaikan anggaran ini seharusnya juga diikuti dengan program yang tepat pula. Perluasaan akses dan pemerataan mutu pendidikan di level pendidikan dasar perlu diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah tidak cukup hanya mengejar mutu di level nasional dengan menggenjot target minimum untuk lulus ujian, membangun sekolah unggul dan mengandalkan sejumlah murid berprestasi di ajang nasional

Page 3: Karangan korups1

maupun internasional. Sekolah unggul dan siswa berprestasi hanyalah di titik-titik tertentu saja, namun kenyataannya di sebagian besar daerah, khususnya kawasan miskin dan terpencil, mutu pendidikan sangat rendah.

Dalam Pasal 31, antara lain disebutkan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Selain itu, pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban. Sederhananya, anak Indonesia tidak boleh lagi terhambat menempuh pendidikan dasar. Namun apa yang terjadi kenyataannya, masih banyak anak yang tidak dapat mengenyam bangku pendidikan karena masalah biaya.

Lalu bagaimana dengan bangunan gedung pendidikan di daerah miskin dan terpencil? Kemana larinya dana pendidikan itu? Bukankah gedung pendidikan juga merupakan hal yang fital di dunia pendidikan. Oleh karena itu perlunya peninjauan kembali tentang keadaan lapangan pendidikan di Indonesia untuk para pemerintah.

Page 4: Karangan korups1

Korupsi bukan barang baru di Indonesia. Sejak zaman VOC sampai bubarnya VOC karena korupsi, korupsi sudah lama dikenal. Upeti dizman kerajaan dimasa lalu adalah sa;ah satu bentuk korupsi.

Korupsi merupakan budaya peninggalan masa lalu. Ini merupakan suatu budaya yang sulit dirubah karena melekat pada diri manusia itu sendiri yang merupakan moralitas atau akhlak.Untuk merubah itu semua perlu dicari sebab-sebab dan bagaimana untuk mengatasinya. Penyebab utama adanya korupsi adalah berasal dari masing-masing individu dan untuk mengatasinya harus dimulai dari penyusunan akhlak yang baik dalam diri manusia itu sendiri selain upaya-upaya lain yang bersifat eksternal berupa pencegahan-pencegahan melalui penegakan hukum itu sendiri.

Masalah korupsi ini bukan lagi sebagai masalah baru dalam persoalan hukum dan ekonomi bagi suatu negara karena masalah korupsi telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Bahkan perkembangan masalah korupsi di Indonesia saat ini sudah demikian parahnya dan menjadi masalah yang sangat luar biasa karena sudah meningkat dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Menyadari kompleksnya permasalahan korupsi di tengah-tengah krisis multimedimensial serta ancaman nyata yang pasti akan terjadi yaitu dampak dari kejahatan ini. Maka tindak pidana korupsi dapat dikategorikan sebagai permasalahan nasional yang harus dihadapi secara sungguh-sungguh melalui keseimbangan langkah-langkah yang tegas dan jelas dengan melibatkan seluruh potensi yang ada di dalam masyarakat khususnya pemerintah dan aparat penegak hukum. Meningkatnya Tindak Pidana Korupsi yang terkendali akan membawa bencana, tidak hanya bagi perekonomian nasional melainkan juga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hasil survei Transvaransi Internasional Indonesia (TII) menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara paling korup nomor 6 (enam) dari 133 negara. Di Universitas Sumatera Utara kawasan Asia, Bangladesh dan Myanmar lebih korup dibandingkan Indonesia. Nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK), ternyata Indonesia lebih rendah dari pada negara Papua Nugini, Vietnam, Philipina, Malaysia dan Singapura. Sedangkan pada tingkat dunia, negara-negara yang ber-IPK lebih buruk dari Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami konflik.1 Masalah korupsi terkait dengan kompleksitas masalah, antara lain masalah moral/sikap mental, masalah pola hidup kebutuhan serta kebudayaan dan lingkungan sosial, masalah kebutuhan/tuntutan ekonomi dan kesejahteraan sosial-ekonomi, masalah struktur/sistem ekonomi, masalah sistem/budaya politik, masalah mekanisme pembangunan dan lemahnya birokrasi/prosedur administrasi (termasuk sistem pengawasan) di bidang keuangan dan pelayanan publik”.2 Korupsi juga menjadi pintu masuk berkembang suburnya terorisme dan kekerasan oleh sebab kesenjangan sosial dan ketidakadilan masih berlanjut atau berlangsung sementara sebagian kecil masyarakat dapat hidup lebih baik, lebih sejahtera, mewah di tengah kemiskinan dan keterbatasan masyarakat pada umumnya. Munculnya aksi-aksi terror disebabkan oleh menganganya kesenjangan dan ketidak adilan dalam masyarakat. Hal yang sering kurang disadari oleh pelaku-pelaku korupsi, tindak pidana korupsi merupakan kejahatan kompleks dan berimplikasi sosial kepada orang lain 1 Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal. 2 2 Barda Nawawi Arif, Kapita Selekta Hukum Pidana, Penerbit Alumni Bandung, 2003, hal. 85-86 Universitas Sumatera Utara karena menyangkut hak orang lain untuk memperoleh kesejahteraan yang sama. Bahkan korupsi dapat disebut sebagai dosa sosial dimana sebuah dosa atau kejahatan yang dilakukan dan berdampak bagi banyak orang, nilai kedosaan jauh lebih besar ketimbang dosa yang sifatnya personal.3 Diberlakukannya Undang-undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-undang No. 20 Tahun 2001 dimaksudkan untuk menanggulangi dan memberantas korupsi. Politik kriminal merupakan

Page 5: Karangan korups1

strategi penanggulangan korupsi yang melekat pada Undangundang tersebut. Mengapa dimensi politik kriminal tidak berfungsi, hal ini terkait dengan sistem penegakkan hukum di negara Indonesia yang tidak egaliter. Sistem penegakkan hukum yang berlaku dapat menempatkan koruptor tingkat tinggi diatas hukum. Sistem penegakkan hukum yang tidak kondusif bagi iklim demokrasi ini diperparah dengan adanya lembaga pengampunan bagi konglomerat korup hanya dengan pertimbangan selera, bukan dengan pertimbangan hukum. 4 Budaya hukum elit penguasa tidak menghargai kedaulatan hukum, tetapi lebih mementingkan status sosial si koruptor dengan melihat kekuasaan politik atau kekuatan ekonominya. Praktik penegakan hukum seperti ini bertentangan dengan kaidah prasyarat bernegara hukum. Membiarkan para koruptor menjarah kekayaan atau asset negara berarti menjadi bagian dari pengkhianat negara. Budaya antikorupsi harus dimobilisasi melalui gerakan hukum dan gerakan sosial politik secara simultan. Gerakan ini harus dimotori integritas moral moral para personal dan keandalan 3 Paulus Mujiran, Republik Para Maling, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004, hal. 2 4 Evi Hartanti, Opcit, hal. 4 Universitas Sumatera Utara jaringan institusional. Dengan demikian, arus tersebut pada gilirannya secara signifikan mampu membuat teloransi nol terhadap fenomena korupsi. Dampak yang ditimbulkan korupsi ini dapat menyentuh berbagai bidang kehidupan. Korupsi merupakan hal yang serius karena tindak pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas serta membahayakan pembangunan sosial ekonomi karena keuangan negara secara otomatis akan mengalami kerugian. Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mengembalikan kerugian negara tersebut adalah dengan memberikan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti. Upaya ini telah memberikan hasil yaitu berupa pemasukan ke kas negara dari hasil pembayaran uang pengganti dari beberapa terpidana yang telah ditetapkan jumlah pembayaran uang penggantinya oleh pengadilan. Uang pengganti sebagai pidana tambahan dalam perkara korupsi harus dipahami sebagai bagian dari upaya pemidanaan terhadap mereka yang melanggar hukum. Dalam hal ini hukum yang dilanggar adalah tindak pidana korupsi. Namun pengembalian kerugian keuangan negara ini tidak hanya melalui jalur atau upaya pemidanaan saja. Melainkan dapat juga dilakukan melalui upaya Hukum Perdata seperti yang diatur dalam Pasal 34 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-undang No. 20 Tahun 2001. Dimana dalam hal si terdakwa dalam kasus korupsi meninggal dunia pada saat dilakukan pemeriksaan di sidang di pengadilan, sedangkan secara nyata telah ada kerugian negara. Maka yang dituntut untuk Universitas Sumatera Utara melakukan pembayaran kerugian negara tersebut adalah ahli warisnya. Dimana hal tersebut dilakukan gugatan perdata oleh Jaksa Pengacara Negara