Karangan Bunga Untuk Motivator

6
KARANGAN BUNGA UNTUK MOTIFATOR Diora Agnesa gadis kecil yang mempunyai semangat besar. kini dia tepat berumur 7 tahun , namun di usia segitu dia sudah banyak memotifasi orang walau pun tidak semua orang tahu bahwa motifator cilik ini menderita penyakit kanker darah dan hidupnya di fonis tidak akan lama lagi. Bukan diora malu orang mengetahui penyakitnya tapi dia tidak mau membuat orang lain sedih dan kasihan padanya , walaupun terkadang dia merasa sedikit iri melihat anak seusianya memiliki rambut yang indah yang bisa mereka ubah kapanpun mereka mau , tapi tidak dengan diora karna kanker darahlah rambut indahnya harus dia relakan gugur , karena itulah dia menutupi kepalanya dengan kerudung. Diora tidak pernah kehilangan kasih sayang sedikitpun , karena dia sangat di sayangi oleh orang –orang yang dia motifasi , sebab itulah diora mempunyai keinginan yang kuat untuk hidup lebih lama lagi , walaupun takdir telah menentukan dia akan pergi dari dunia ini , akan tetapi kehendak tuhan tidak bisa di elakan kalau suatu saat nanti dia panjang umur dan bisa menggapai cita-citanya sebagai seorang polisi wanita. Siang itu diora pulang sekolah ,karena mamanya tidak dapat menjemput diorapun menunggu bus

description

Cerita pendek berisikan motivasi

Transcript of Karangan Bunga Untuk Motivator

KARANGAN BUNGA UNTUK MOTIFATOR

Diora Agnesa gadis kecil yang mempunyai semangat besar. kini dia tepat berumur 7 tahun , namun di usia segitu dia sudah banyak memotifasi orang walau pun tidak semua orang tahu bahwa motifator cilik ini menderita penyakit kanker darah dan hidupnya di fonis tidak akan lama lagi. Bukan diora malu orang mengetahui penyakitnya tapi dia tidak mau membuat orang lain sedih dan kasihan padanya , walaupun terkadang dia merasa sedikit iri melihat anak seusianya memiliki rambut yang indah yang bisa mereka ubah kapanpun mereka mau , tapi tidak dengan diora karna kanker darahlah rambut indahnya harus dia relakan gugur , karena itulah dia menutupi kepalanya dengan kerudung.

Diora tidak pernah kehilangan kasih sayang sedikitpun , karena dia sangat di sayangi oleh orang orang yang dia motifasi , sebab itulah diora mempunyai keinginan yang kuat untuk hidup lebih lama lagi , walaupun takdir telah menentukan dia akan pergi dari dunia ini , akan tetapi kehendak tuhan tidak bisa di elakan kalau suatu saat nanti dia panjang umur dan bisa menggapai cita-citanya sebagai seorang polisi wanita.

Siang itu diora pulang sekolah ,karena mamanya tidak dapat menjemput diorapun menunggu bus di halte , saat dia sedang duduk menunggu di halte ada seorang polwan cantik menghampirinya dan bertanya padanya adik mau kemana , kok sendirian .? tanya polwan itu padanya , diora menjawab saya , mau pulang kerumah kak, mama tidak sempat menjemput saya sehingga saya naik bus saja polwan itu tersenyum padanya , dan kemudian bertanya kembali kakak boleh tidak tahu cita-cita adik diora membalas senyum polwan itu , kemudian dia mengambil buku gambarnya dan memperlihatkanya pada polwan itu , polwan itu terkejut melihat gambaran diora yang menggambarkan cita-citanya oh ya , kamu ingin jadi polwan seperti kakak , mulia sekali cita-citamu. Diora tersenyum kembali . Lama diora menunggu di halte itu bersama polwan yang baru saja dia kenal , mereka nampak akrab seperti kakak dan adik . entah mengapa polwan itu panik melihat dirinya dan segera mengambil sesuatu dari kantong seragamnya , setelah menyadari dirinya mimisan , kepalanya terasa pusing pandanganya buram , hanya bisa melihat bayangan polwan itu mengusab hidungnya dan tiba-tiba gelap gulita.

Setelah diora terperangkap dalam kegelapan selama berjam-jam , akhirnya dia pun sadar , saat dia membuka mata dengan perlahan dia melihat di sekelilingnya suatu lingkungan yang tidak asing baginya , dia hanya di temani inpus , alat pendeteksi denyut jantung dan seorang suster . dalam hatinya itu tempat yang sangat membosankan di mana dia hanya bisa berbaring, tidak lama kemudian seorang wanita , yang sering dia panggil mama membuka pintu itu dan mengusap pipinya.

Tiga hari berlalu dengan membosankan , tanpa aktifitas yang berarti , diora hanya melamun memandang keluar jendela hmmm, dimana kakak polwan kemarin ya.? Berangan angan , kemudian dia tersadar astaga buku diary ku ( menoleh kearah tas sekolahnya , dan mengambil sesuatu ), huuh untung saja ada di dalam tas. Dalam hatinya lega bisa menemukan buku diarinya , ketika dia membuka buku itu , dia memandang ke arah , hitungan hari yang dia tulis oh , tidak mengapa begitu cepat hidup ku tinggal tiga hari lagi , apa yang harus aku lakukan .? .

Diam-diam dia keluar dari kamar itu, lalu berniat ke halte tempat dia bertemu kakak polwan kemarin , namun dia tidak menjumpai polwan itu , diora menunggu sampai petang tiba , tanpa menghiraukan mama yang sedang khawatir mencarinya , orang yang lewat di halte itu terheran-heran melihatnya karna memakai baju pasien , namun diora tidak menghiraukanya , dia tetap menunggu dan menunggu hingga malam pun tiba , dia bangun dari penantianya , samar-samar seperti seseorang yang pernah dia kenal , suaranya pun lembut menyejukan hati, dengan spontan , diora memeluk orang itu yang ternyata kakak polwan . diora pun di ajak polwan itu kembali ke rumah sakit karna mamanya meminta polwan untuk mencarinya.

Sesampainya di kamar rumah sakit , diora di temani oleh polwan yang masih berpakaian seragam , tapi diora tidak melihat mamanya , diora tidak terlalu memusing kan itu karena yang dia ingin kan bisa bersama polwan itu kak , kakak ada masalah tidak ?, kalau ada cerita dong sama aku. Diora mengajukan pertanyaan yang membuat polwan itu , terperangak mengerutkan keningnya , emm , ada sih , haaa kakak tahu motifator cilik ini mulai beraksi nih kaya wartawan saja . kata polwan itu saat mencubit pipi diora karena gemes , dari mana kakak tahu aku motifator cilik , yeee kakak sok tahu nih. Kata diora karna tidak mau di sebut motifator ,.

Jam menunjukan tepat 09.00 malam , polwan itu segera pulang karena melihat diora telah tertidur pulas , polwan itu berdiri dan beranjak dari kursi , tiba-tiba tanganya di tarik oleh diora kakak jangan lupa datang ya jenguk aku lagi besok . melepas genggamanya lalu tidur kembali , polwan itu hanya tersenyum kemudian merapatkan kembali selimut diora , lalu pulang.

Ke esokan harinya diora menunggu polwan itu lagi , namun tidak kunjung datang , pikirnya mungkin sedang sibuk bertugas , diora mencoba sabar hingga dia tertidur , dan di bangunkan oleh suara wanita diora , ini waktunya kamu bangun nak suara itu menggugahnya dan kemudian terbangun kakak tidak ada siapa-siapa selain mamanya yang membangunkan dia dari tidurnya , kemudian dia bertanya pada mamanya ma , kakak polwan tadi datang tidak.? Namun mamanya hanya menggeleng .

Malam pundatang kembali sayangnya diora telah menunggu sampai jam 09.00 orang yang dia tunggu tidak datang juga padahal diora ingin menyampaikan sesuatu yang penting sebelum hari kematianya esok , di tempat tidur rumah sakit itu , diora tidak merasa nyaman , badanya mulai terasa dingin , padahal ruangan itu telah di pasang mesin penghangat , air matanya tidak berhenti berlinang , tidak seperti biasanya karena diora tidak suka tipikal orang yang cengeng , bahkan diora tidak pernah menangis saat dia di fonis dokter dengan penyakit yang mematikan itu.

Diora mencoba untuk tidur nyenyak tapi dia selalu di hantui mimpi buruk , hingga dia merasakan dirinya tidak terkendali sampai dia menjerit menyebut mamanya mamaaaaaa. Mendengar teriakan diora dari dalam kamar, mamanya pun masuk dan menemukan diora telah pingsan tertelungkup di lantai dengan darah yang tidak hentinya mengalir dari hidung dan mulut juga telinganya , dokter, dokter anak saya dok bagaimana ini , nak sadar nak ini mama .

Setelah dokter telah menangani diora denyut jantungnya mulai stabil , matanya mulai terbuka lebar walaupun dia susah berbicara karena terhalang alat bantu pernafasan , namun suaranya terdengar lirih meminta pada sang mama ma , a,aku mi , nta .polwan da di sini,? Walaupun suaranya kurang jelas tapi mamanya sangat mengerti apa maksut dan permintaanya , karena mungkin ini permintaanya yang terakhir. Diora melihat mamanya pergi ke luar ruangan dan menggenggam handpon di tanganya , setelah itu gelap kembali mendera. Hingga dia membuka mata hari telah pagi.

Pandanganya tidak terlalu jelas , terasa sebuah tangan yang dingin menggenggam tanganya , kemudian dia menoleh sedikit , betapa senang hatinya ada kakak polwan yang dia tunggu-tunggu , bersama sahabatnya juga orang-orang yang pernah dia motifasi kenapa kamu tidak mau kasih tahu kalau kamu mempunyai penyakit separah ini,? Polwan itu bertanya , sambil tidak bisa menahan air matanya yang jatuh , diora melepas alat bantu pernafasanya aku tidak mau kakak dan semua orang yang ada di sini sedih , makanya aku rahasiakan. Seorang sahabatnya maju mendekati diora dan mengusap pipinya , aku akan sangat sedih karena kehilangan mu diora tersenyum lebar jangan sedih , kalian seharusnya lega karena aku lepas dari penyakit yang mebebaniku selama ini. Diora meyakinkan sahabatnya , kemudian polwan itu meminta diora untuk duduk di kursi roda. Setelah diora duduk , dia di antar ke depan rumah sakit dan betapa terkejutnya dia sebuah karangan bunga yang besar bertuliskan kami sayang kamu diora , semua orang yang ada di situ memeluknya , hingga dia menangis sekencang kencangnya , dan ketika itu telinganya berdengung kencang , dadanya terasa sesak. Akhirnya diora menghembuskan nafas terakhir di pelukan orang-orang dia cintai dan yang mencintainya .

Itulah kisah motifator cilik yang dapat menginpirasi semua orang hingga kebaikanya tidak dapat di lupakan bahkan sampai dia telah tiada sekalipun , walau semangatnya untuk hidup lebih lama telah kandas , namun kebaikan dan jasanya tidak akan pernah kandas di hati semua orang.