KARAKTERISTIK TERMOELEKTRIK PARALEL BERPENDINGIN...
Transcript of KARAKTERISTIK TERMOELEKTRIK PARALEL BERPENDINGIN...
-
KARAKTERISTIK TERMOELEKTRIK PARALEL BERPENDINGIN AIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA
TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin Jurusan Sains dan Teknologi
Disusun oleh :
SUPRIADY NIM : 045214003
Kepada
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA, Januari 2008
-
THE CHARACTERISTIC OF WATER COOLED PARALLEL THERMOELECTRIC
FOR SOLAR POWER GENERATOR
A FINAL PROJECT Submitted For The Partial Fulfillment Of The Requirements
For The Degree Of Mechanical Engineering
Mechanical Engineering Program Study Faculty of Sains and Technology
By : SUPRIADY
NIM : 045214003
FOR
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA, January 2008
2
-
3
-
4
-
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 20 Desember 2007
Supriady
Tanda tangan dan nama terang
5
-
6
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya hanturkan kepada Tuhan atas berkat, rahmat dan
bimbinganNya selalu sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) saya
dengan judul “karakteristik termoelektrik paralel berpendingin air untuk
pembangkit listrik tenaga surya” ini dengan baik dan lancar. Dalam penulisan
Tugas Akhir ini saya menyadari banyaknya bantuan, bimbingan serta dukungan
yang diberikan dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini sehingga naskah ini
dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatnya sehingga Tugas Akhir
ini berjalan dengan lancar.
2. Romo Ir. Greg. Heliarko, S.J, S.S, B.S.T., M.Sc., M.A. selaku Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Orangtua tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
4. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan I (satu) Jurusan
Fakultas Teknik Mesin.
5. Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin.
6. Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang
telah sungguh-sungguh membimbing.
7
-
7. Laboran laboratorium mekanika fluida, laboratorium teknologi mekanik
dan laboratorium perpindahan panas atas bantuannya selama pembuatan
Alat untuk Tugas Akhir.
8. Vivi, Juwanta Yeonardy, Fendi, Hengky Setiyawan, Shirleen Yohana dan
Yanuar Nanang yang telah memberikan masukan dan dukungannya.
9. Seluruh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin (khususnya angkatan 2004)
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat berguna, baik bagi
penulis maupun pihak lain, sebagai modal pengetahuan dan informasi. Penulis
menyadari bahwasanya isi dari subtansial dari Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka dan hati lapang
siap menerima berbagai kritik, saran, masukan konstruktif demi peningkatan
kualitas dan kompetensibilitas di kemudian hari.
Yogyakarta, Desember 2007
Penulis
8
-
INTISARI
Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi
di Indonesia khususnya daerah yang terpencil. Di daerah perkotaan dan desa-desa
yang sudah maju energi listrik amat mudah didapatkan tetapi di daerah-daerah
terpencil yang belum terdapat jaringan listrik, energi listrik tidak mudah
didapatkan atau bahkan tidak tersedia.
Karakteristik termoelektrik paralel pembangkit listrik tenaga surya dengan
pendingin air merupakan salah satu solusi alternatif masalah krisis energi. Alat ini
terdiri dari modul termoelektrik TEC1-12706 yang dapat mengkonversi energi
panas menjadi energi listrik, termoelektrik ini berbahan bismuth telluride dan
berukuran 4cm x 4cm. Alat ini juga dilengkapi dengan kolektor surya pelat rata
tipe pipa paralel berukuran 0,6m x 1m. Di tempat inilah fluida minyak dipanaskan
sehingga tangki penyimpan panas dapat mentransferkan panas ke salah satu sisi
termoelektrik. Sisi bersebelahan didinginkan oleh tangki air pendingin.
Perbedaan temperatur pada kedua sisi termoelektrik mengakibatkan munculnya
energi listrik. Termoelektrik yang digunakan pada penelitian sebanyak 20 buah
disusun dengan 2 variasi yaitu :susunan paralel dan susunan seri-paralel.
Hasil yang dicapai dari penelitian adalah rangkaian termoelektrik yang
disusun secara seri-paralel merupakan susunan yang paling baik untuk
menghasilkan efisiensi total dan daya. Susunan seri-paralel menghasilkan efisiensi
total 0,0109 % dan daya 0,716 W sedangkan susunan paralel menghasilkan
efisiensi total 0,0057 % dan daya 0,168 W.
9
-
DAFTAR ISI
TITLE PAGE ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
DAFTAR DEWAN PENGUJI .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN.......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
INTISARI .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
I.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 2
I.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
I.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
I.5 Batasan Masalah ............................................................................ 4
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Termoelektrik .............................................................. 5
2.2 Perhitungan Pada Termoelektrik.................................................... 7
2.2.1 Perhitungan Pada Satu Termoelektrik ................................. 10
10
-
2.2.2 Perhitungan Pada Beberapa Termoelektrik ......................... 12
2.3 Perhitungan Pada Radiasi Surya .................................................... 13
2.4 Perhitungan Pada Kolektor ........................................................... 14
2.5 Perhitungan Efisiensi Alat Penelitian ........................................... 16
BAB III METODE PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Skema Alat .................................................................................... 17
3.2 Peralatan Penelitian ....................................................................... 18
3.3 Langkah Penelitian ........................................................................ 19
3.3.1 Pembuatan Alat .................................................................... 19
3.3.2 Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 20
3.3.3 Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 21
3.4 Parameter yang Diukur ................................................................. 21
BAB IV HASIL PENGAMBILAN DATA
4.1 Data Penelitian Susunan Paralel .................................................. 22
4.2 Data Penelitian Susunan Seri-Paralel ............................................ 23
BAB V ANALISA PENELITIAN
5.1 Perhitungan ................................................................................... 25
5.2 Grafik Karakteristik Modul Termoelektrik.................................... 38
5.3 Pembahasan ................................................................................... 57
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 64
11
-
6.2 Saran ............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66
LAMPIRAN ................................................................................................. 67
12
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembangkit energi listrik termoelektrik.................................... 5
Gambar 2.2 Cara kerja termoelektrik............................................................ 7
Gambar 2.3 Modul termoelektrik yang terangkai seri dan paralel .............. 12
Gambar 2.4 Bagian-bagian kolektor datar ................................................... 15
Gambar 3.1. Skema alat penelitian ............................................................... 17
Gambar 3.2. Detil pemasangan pembangkit listrik termoelektrik ................ 18
Gambar 5.1 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan paralel........................................ 38
Gambar 5.2 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan paralel........................................ 39
Gambar 5.3 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan paralel........................................ 39
Gambar 5.4 Grafik hubungan efisiensi generator ( Gη ) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan paralel........................................ 40
Gambar 5.5 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan paralel........................................ 40
Gambar 5.6 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan temperatur
sisi dingin (TC) pada susunan paralel....................................... 41
13
-
Gambar 5.7 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur
sisi dingin (TC) pada susunan paralel....................................... 41
Gambar 5.8 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur
sisi dingin (TC) pada susunan paralel....................................... 42
Gambar 5.9 Grafik hubungan efisiensi generator ( Gη ) dengan temperatur
sisi dingin (TC) pada susunan paralel....................................... 42
Gambar 5.10 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur
sisi dingin (TC) pada susunan paralel....................................... 43
Gambar 5.11 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih
temperatur ( T) pada susunan paralel ................................... 43 Δ
Gambar 5.12 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan selisih
temperatur ( T) pada susunan paralel ................................... 44 Δ
Gambar 5.13 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan selisih
temperatur ( T) pada susunan paralel .................................... 44 Δ
Gambar 5.14 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan selisih
temperatur ( T) pada susunan paralel .................................. 45 Δ
Gambar 5.15 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih
temperatur ( Δ T) pada susunan paralel .................................. 45
Gambar 5.16 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan seri-paralel................................ 46
14
-
Gambar 5.17 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan seri-paralel................................ 46
Gambar 5.18 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan seri-paralel................................ 47
Gambar 5.19 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan seri-paralel................................ 47
Gambar 5.20 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur
sisi panas (TH) pada susunan seri-paralel................................ 48
Gambar 5.21 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih temperatur
sisi dingin (Tc) pada susunan seri-paralel............................... 48
Gambar 5.22 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur
sisi dingin (Tc) pada susunan seri-paralel............................... 49
Gambar 5.23 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur
sisi dingin (Tc) pada susunan seri-paralel............................... 49
Gambar 5.24 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan temperatur
sisi dingin (Tc) pada susunan seri-paralel............................... 50
Gambar 5.25 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur
sisi dingin (Tc) pada susunan seri-paralel............................... 50
Gambar 5.26 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 51 TΔ
15
-
Gambar 5.27 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 51 TΔ
Gambar 5.28 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 52 TΔ
Gambar 5.29 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 52 TΔ
Gambar 5.30 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 53 TΔ
Gambar 5.31 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 53 TΔ
Gambar 5.32 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 54 TΔ
Gambar 5.33 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan selisih
temperatur ( ) pada susunan seri-paralel ............................ 54 TΔ
Gambar 5.34 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan selisih
temperatur (ΔT) pada susunan seri-paralel ............................. 55
Gambar 5.34 Grafik hubungan efisiensi kolektor ( η) dengan ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
GTaTi ..... 55
Gambar 5.35 Grafik hubungan efisiensi total ( ηTOTAL) dengan selisih
temperatur ( ) ..................................................................... 56 TΔ
Gambar 5.36 Grafik hubungan IO dengan NP.............................................. 58
Gambar 5.37 Grafik hubungan IO dengan NP/NS ....................................... 58
16
-
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran untuk termoelektrik susunan paralel .............. 23
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran untuk termoelektrik susunan seri-paralel ........ 24
Tabel 5.1 Hasil perhitungan koefisien Seebeck, tahanan termal dan konduktansi
termal variasi rangkaian paralel termoelektrik .................................... 34
Tabel 5.2 Hasil perhitungan efisiensi kolektor dan efisiensi total variasi
pemasangan termoelektrik secara paralel ............................................ 36
Tabel 5.3 Hasil perhitungan koefisien Seebeck, tahanan termal dan konduktansi
termal variasi rangkaian seri-paralel termoelektrik .............................. 38
Tabel 5.4 Hasil perhitungan efisiensi kolektor dan efisiensi total variasi
pemasangan termoelektrik secara seri-paralel ...................................... 40
17
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
sehari-hari, hampir semua aktivitas manusia saat ini sangat tergantung pada energi
ini baik di industri, rumah tangga, kantor-kantor, hotel, dan sebagainya. Di daerah
perkotaan dan desa-desa yang sudah maju energi listrik amat mudah didapatkan
tetapi di daerah-daerah terpencil yang belum terdapat jaringan listrik, energi listrik
tidak mudah didapatkan atau bahkan tidak tersedia.
Banyak penelitian dan pengembangan teknologi dilakukan untuk mencari
pembangkit energi listrik alternatif guna memenuhi kebutuhan energi listrik di
daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik. Selain itu
penelitian mencari pembangkit energi listrik alternatif ini dilakukan secara
intensif terutama sejak krisis energi (1973) yang bertujuan mengantisipasi
habisnya sumber energi alam yang tidak terbarukan seperti bahan bakar minyak
yang saat ini merupakan salah satu sumber pembangkit energi listrik.
Sumber alam yang terbarukan dan tersedia di daerah seperti energi surya,
angin, air, panas bumi, biomassa, dan sebagainya menjadi perhatian para peneliti
untuk dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi sumber pembangkit energi listrik
alternatif. Termoelektrik merupakan suatu cara alternatif yang digunakan untuk
18
-
mengkonversikan panas menjadi energi listrik, panas yang diperlukan dapat
berasal dari surya, uap atau panas buangan suatu proses produksi.
Pada prinsipnya termoelektrik mengkonversi panas menjadi listrik
berdasarkan efek Seebeck. Metode ini sangat sesuai terutama jika sumber
panasnya mempunyai temperatur di bawah 500 K. Pada umumnya termoelektrik
digunakan sebagai pendingin atau pemanas sehingga literatur tentang penggunaan
termoelektrik sebagai pembangkit energi listrik belum banyak.
1.2 Perumusan Masalah
Penggunaan termoelektrik sebagai salah satu cara alternatif pembangkit
energi listrik dapat menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
terutama di daerah terpencil seperti yang banyak terdapat di Indonesia. Hal ini
disebabkan termoelektrik dapat mengkonversikan panas dari energi surya menjadi
energi listrik. Tetapi energi surya hanya tersedia pada pagi sampai sore dengan
jumlah yang tidak konstan karena sangat tergantung pada cuaca.
Pada penelitian ini panas dari energi surya yang diterima oleh kolektor
termal pelat datar tidak langsung dimanfaatkan untuk memanasi termoelektrik
tetapi digunakan untuk memanasi minyak dalam tangki penyimpan yang
terhubung dengan kolektor. Panas yang digunakan untuk memanasi termoelektrik
diambil dari panas minyak yang tersimpan dalam tangki. Dalam hal ini minyak
berfungsi sebagai penyimpan panas sehingga pemanasan termoelektrik tetap dapat
19
-
dilakukan walaupun cuaca mendung atau pada malam hari. Selain itu peralatan
termoelektrik dapat diletakkan di dalam rumah sehingga terlindung dari cuaca.
Penelitian ini mengamati karakteristik (unjuk kerja dan batasan
operasional yang ada) termoelektrik yang ada di pasaran di Yogyakarta jika
digunakan sebagai pembangkit energi listrik menggunakan sumber panas energi
surya dengan menggunakan kolektor termal pelat datar.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu :
1. Menjajagi kemungkinan penggunaan termoelektrik sebagai pembangkit
energi listrik dengan energi surya.
2. Mengamati karakteristik (unjuk kerja dan batasan kondisi operasi)
termoelektrik sebagai pembangkit listrik energi surya.
3. Membuat model pembangkit energi listrik tenaga surya dengan
menggunakan termoelektrik.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini :
1. Dapat mengetahui karakteristik pembangkit listrik menggunakan
termoelektrik dengan memanfaatkan energi surya.
20
-
2. Dapat dikembangkan untuk membuat prototipe pembangkit listrik energi
surya dengan termoelektrik yang sesuai dengan kondisi daerah terpencil
yang ada di Indonesia.
3. Menambah kepustakaan teknologi pembangkit listrik alternatif
menggunakan termoelektrik.
1.5 Batasan Penelitian
Batasan penelitian karakteristik termoelektrik pembangkit listrik tenaga
surya dengan pendingin air adalah
1. Menghitung effisiensi keseluruhan pada model pembangkit listrik tenaga
surya.
2. Variasi pemasangan modul termoelektrik paralel dan seri-paralel.
21
-
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Prinsip Kerja Termoelektrik
Modul termoelektrik berbahan dasar bismuth telluride umumnya
digunakan untuk pendinginan dengan arus listrik DC sebagai masukkannya.
Dengan modul termoelektrik yang sama tetapi penggunaannya yang dibalik yakni
masukkannya bukan arus listrik DC tetapi justru energi panas maka dimungkinkan
untuk membangkitkan daya listrik. Skema modul termoelektrik untuk pembangkit
energi listrik dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Pembangkit energi listrik termoelektrik
(sumber : www.thermo.com)
22
-
Di dalam sebuah termoelektrik terdapat banyak pembawa bebas muatan
dan panas. Prinsip kerja termoelektrik lebih mudah dijelaskan dengan
menggunakan sebuah kotak berisi gas partikel bermuatan. Pada sisi kotak
ditempel pada permukaan yang panas dan sisi bersebelahan pada permukaan
dingin. Molekul di sisi panas akan bergerak lebih cepat dibanding sisi dingin.
Molekul panas yang lebih cepat akan menyebar lebih lanjut dibanding molekul
dingin sehingga akan terbangun molekul dengan kerapatan tinggi di sisi dingin.
Perbedaan kerapatan akan menyebabkan molekul berdifusi kembali ke sisi panas.
Dalam keadaan steadi, secara persis efek dari perbedaan kerapatan berbanding
terbalik dengan perbedaan temperatur sehingga tidak ada aliran molekul.
Termoelektrik terdapat molekul-molekul bermuatan maka bangunan muatan pada
sisi dingin juga akan menghasilkan pulsa gaya elektrostatik (tegangan listrik)
untuk mendorong muatan balik ke sisi panas. Tegangan listrik dihasilkan oleh
perbedaan temperatur dikenal sebagai Efek Seebeck dan secara perbandingan
konstan dinamakan koefisien Seebeck.. Oleh karena itu, pembawa bebas
semikonduktor tipe n akan memproduksi potensial negatif pada sisi dingin dan
potensial potensial positif pada sisi panas sehingga elektron akan bergerak dari
potensial positif ke negatif, sedangkan pembawa bebas semikonduktor tipe p
sebaliknya. Skema prinsip kerja termoelektrik dapat dilihat pada gambar 2.2.
23
-
Gambar 2.2 Cara kerja termoelektrik
(sumber : www.PELTIER-INFO.com)
2.2 Perhitungan Pada Termoelektrik
Harga-harga koefesien Seebeck (SM), tahanan listrik (RM), dan
konduktansi termal (KM) pada modul termoelektrik tergantung dari temperatur
dan harga-harganya dapat dihitung dengan persamaan (berlaku untuk kisar
temperatur –100OC sampai +150OC) :
• Koefisien Seebeck (Buist, halaman 4):
4Ts
3Ts
2Ts
TsSatau S4
43
32
21MTCMTH +++= (1)
SM = (SMTh - SMTc) / DT (2)
24
http://www.peltier-info.com/
-
dengan :
SMTH : koefisien Seebeck modul pada sisi panas TH (V/K)
SMTC : koefisien Seebeck modul pada sisi dingin TC (V/K)
Koefisien untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 amper :
s1 = 1,3345.10-2, s2 = - 5,37574 x 10-5 , s3 = 7,42731 x 10-7, s4 = - 1,27141 x 10-9
• Tahanan listrik modul termoelektrik (Buist, halaman 5):
4Tr
3Tr
2Tr
TrRatau R4
43
32
21MTCMTH +++= (3)
RM = (RMTH - RMTC) / DT (4)
dengan :
RM : tahanan listrik modul (ohm)
T : temperatur rata-rata modul (K)
RMTH : tahanan listrik modul pada sisi panas TH (ohm)
RMTC : tahanan listrik modul pada sisi dingin TC (ohm)
Koefisien untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 amper :
r1 = 2,08317, r2 = - 1,98763 x 10-2 , r3 = 8,53832 x 10-5, r4 = - 9,03143 x 10-8
• Konduktansi termal modul (Buist, halaman 5):
4Tk
3Tk
2Tk
TkKatau K4
43
32
21MTCMTH +++= (5)
KM = (KMTH - KMTC) / DT (6)
dengan :
25
-
KM : konduktansi termal modul (W/K)
T : temperatur rata-rata modul (K)
KMTH : konduktansi termal modul pada sisi panas TH (W/K)
KMTC : konduktansi termal modul pada sisi dingin TC (W/K)
Koefisien untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 amper :
k1= 4,76218x10-1 , k2 = -3,89821x10-6, k3= -8,64864x10-6 , k4= 2,20869x10-8
Untuk modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor dan arus selain
71 pasang dan 6 amper maka harga SM, RM, dan KM diatas harus dikonversi
dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut (Buist, halaman 6):
71
N x SS newMnew = (7)
71
N x
I6 x RR new
newMnew = (8)
71
N x
6I
x KK newnewMnew = (9)
dengan :
Snew : koefisien Seebeck untuk modul yang baru (V/K)
Rnew : tahanan listrik untuk modul yang baru (Ω)
Knew : konduktansi termal untuk modul yang baru (W/K)
Nnew : jumlah pasangan semikonduktor untuk modul yang baru
Inew : arus optimum atau maksimum untuk modul yang baru (A)
26
-
Perhitungan daya keluaran dan efisiensi pada termoelektrik dapat dihitung
tergantung pada jumlah termoelektrik yaitu satu termoelektrik dan beberapa
termoelektrik.
2.2.1 Perhitungan Pada Satu Termoelektrik
Pada keadaan tanpa beban (RL) tegangan open circuit adalah
V = S x DT (10)
dengan :
V : tegangan keluaran dari termoelektrik (generator) (V)
S : koefisien Seebeck rata-rata (V/K)
DT : beda temperatur sisi panas dan sisi dingin (K) = TH – TC
Pada saat beban dihubungkan tegangan keluaran turun dan karena adanya
tahanan dalam generator. Arus yang melalui beban dapat dihitung dengan
persamaan (Duffie, halaman 22) :
LC RR
DT x SI+
= (11)
dengan :
I : arus keluaran generator (A)
RC : tahanan dalam rata-rata termoelektrik (ohm)
RL : tahanan beban (ohm)
Total masukkan energi panas (QH) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (Duffie, halaman 24):
27
-
QH = (S x TH x I) – (0,5 x I2 x RC) + (KC x DT) (12)
dengan :
QH : masukkan energi panas (watt)
KC : konduktansi termal termoelektrik (W/K)
TH : temperatur sisi panas termoelektrik (K)
Efisiensi generator (ηG) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (Duffie,
halaman 26):
H
G QI x V
=η (13)
Persamaan di atas berlaku untuk sepasang semikonduktor dalam sebuah
modul termoelektrik tetapi karena sebuah modul termoelektrik terdiri dari
sejumlah pasangan semikonduktor maka persanaan-persamaan di atas harus
disesuaikan dengan keadaan sebenarnya sebagai berikut (Duffie, halaman 30):
VO = SM x DT = I x (RM + RL) (14)
dengan :
VO : tegangan keluaran generator (V)
SM : koefisien Seebeck rata-rata modul termoelektrik (V/K)
RM : tahanan rata-rata modul termoelektrik (ohm)
Daya keluaran modul termoelektrik (PO) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (Duffie, halaman 37) :
2
LM
MLO RR
DT x S x RP ⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+
= (15)
28
-
2.2.2 Perhitungan Pada Beberapa Termoelektrik
Pada pemakaiannya generator termoelektrik terdiri dari beberapa modul yang
terhubung seri atau pararel, seperti dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Modul termoelektrik yang terangkai seri dan paralel
Satu rangkaian seri terdiri atas NS modul dan satu rangkaian paralel terdiri atas NP
modul, total modul NT dapat dihitung dengan persamaan (Duffie, halaman 32):
NT = NS x NP (16)
Arus (I) dalam Amper yang melewati tahanan beban RL dapat dihitung dengan
persamaan (Duffie, halaman 34) :
L
M
M
RNP
R x NSDT x S x NS
I+
= (17)
Tegangan keluaran generator (VO) dalam Volt dapat dihitung dengan persamaan
(Duffie, halaman 36) :
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+=
2L
M
MLO
RNP
R x NSDT x S x NS x RV (18)
29
-
Daya keluaran generator (PO) dalam watt dapat dihitung dengan persamaan
(Duffie, halaman 37):
( )
M
2M
OO R x 4DT x S x NT
I x VP == (19)
Total energi panas masuk ke generator QH dalam watt dapat dihitung dengan
persamaan (Buist, halaman 8):
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎥⎦
⎤⎢⎣⎡−= DT x KRx
NPI x 0,5
NPI x T x S
x NTQ MM2
HMH (20)
Efisiensi generator (ηG) dapat dihitung dengan persamaan (Buist, halaman 10):
% 010 x QP
H
OG =η (21)
2.3 Perhitungan Pada Radiasi Surya
Pengukuran radiasi matahari dengan menggunakan sel surya tidak bisa
langsung diukur tetapi berupa tegangan keluaran dari sel surya (VG). Oleh karena
itu tegangan keluaran diubah menjadi arus (IG). Arus sel surya dapat dihitung
dengan persamaan :
G
GG R
VI = (22)
Dengan :
RG : Hambatan yang digunakan pada sel surya, berupa 10 ohm
30
-
Radiasi yang datang yang dihitung dengan persamaan (23) dan mengukur
arus pada sel surya (buku panduan alat):
1000x4,0
IG G= (23)
2.4 Perhitungan Pada Kolektor
Efisiensi kolektor termal surya sangat menentukan unjuk kerja secara
keseluruhan pembangkit listrik dan bagian-bagian kolektor pelat datar yang
terlihat pada gambar 2.4. Efisiensi kolektor merupakan fungsi temperatur fluida
kerja masuk kolektor, temperatur lingkungan dan radiasi matahari. Efisiensi
kolektor dapat dinyatakan dengan persamaan (Arismunandar, halaman 68):
( ) ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ −−τα=η
GTT
UFF aiLRR (24)
dengan :
FR : faktor pelepasan panas
G : radiasi yang datang (W/m2)
Ta : temperatur sekitar (K)
Ti : temperatur fluida kerja masuk kolektor (K)
UL : koefisien kerugian (W/(m2.K))
(τα) : faktor transmitan-absorpan kolektor
31
-
Gambar 2.4 Bagian-bagian kolektor datar
Faktor pelepasan panas kolektor (FR) dihitung dengan persamaan (Arismunandar,
halaman 218):
( )
( )[ ]aiLCiOPFF
.
R TTU)(GATTC.mF
−−τα−
= (25)
dengan :
AC : luasan kolektor (m2)
CPF : panas jenis fluida kerja (J/(kg.K))
G : radiasi yang datang (W/m2)
mF : massa fluida kerja dalam pipa di kolektor (kg)
Ta : temperatur sekitar (K)
Ti : temperatur fluida kerja masuk kolektor (K)
TO : temperatur fluida kerja keluar kolektor (K)
UL : koefisien kerugian (W/(m2.K) ≈ 8 W/(m2.K)
(τα) : faktor transmitan-absorpan kolektor
32
-
2.5 Perhitungan Efisiensi Alat Penelitian
Efisiensi secara keseluruhan (ηTOTAL) dapat dihitung dengan persamaan :
ηη=η x GTOTAL (26)
33
-
BAB III
METODE PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Skema Alat
Gambar 3.1. Skema alat penelitian
Peralatan-peralatan yang terdapat pada penelitian terlihat pada gambar 3.1
dan detil pembangkit listrik termoelektrik dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 :
34
-
Gambar 3.2. Detil pemasangan pembangkit listrik termoelektrik
3.2 Peralatan Penelitian
Peralatan-peralatan yang digunakan saat penelitian sebagai berikut :
• Termoelektrik dengan seri TEC1-12706 sebanyak 20 buah
• Kolektor plat datar pipa paralel
• Tangki penyimpan panas
• Tangki pendingin termoelektrik dan tangki suplai air
• Penampil termokopel dan termokopel
• Multitester
• Hambatan 10 ohm dan 2 ohm
• Tangki ekspansi
• Pompa
• Sel surya
35
-
3.3 Langkah Penelitian
Jalannya penelitian yang dilakukan dengan 3 tahap yaitu pembuatan alat,
pelaksanaan penelitian, pengolahan dan analisa data. Langkah-langkah pada tiap
tahap sebagai berikut :
3.3.1 Pembuatan Alat
Sebelum pembuatan alat, penelitian diawali dengan konsultasi pembuatan
alat, survei termoelektrik dan survei harga termokopel. Setelah melakukan survei
maka peralatan dan perlengkapan dipersiapkan. Kolektor plat datar tidak dibuat
dalam penelitian tetapi meminjam dari laboratorium mekanika fluida. Pembuatan
alat penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perancangan dan pembuatan tangki penyimpan panas.
2. Pengisolasian tangki penyimpan panas.
3. Perancangan dan pembuatan rangka.
4. Perancangan dan pembuatan tangki pendingin air.
5. Pemasangan tangki penyimpan panas dan kolektor plat datar pada
rangka.
6. Pemasangan selang, pipa ekspansi dan termoelektrik.
7. Pemasangan tangki pendingin.
36
-
3.3.2 Pelaksanaan Penelitian
Sebelum ujicoba maka perlu pengisian fluida pada alat. Fluida yang
digunakan adalah minyak goreng. Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 3.1.
2. Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan susunan yaitu
susunan paralel pada 20 buah termoelektrik.
3. Variasi susunan dilakukan pengambilan data sebanyak 19 data tiap 10
menit.
4. Data yang dicatat adalah temperatur sisi panas termoelektrik,
temperatur sisi dingin termoelektrik, arus keluaran, tegangan keluaran,
temperatur udara sekitar, temperatur fluida kerja masuk kolektor,
temperatur fluida kerja keluar kolektor, radiasi surya yang datang pada
permukaan kolektor dan waktu. Pengukuran temperatur digunakan
termokopel dan pengukuran radiasi surya digunakan sel surya yang
telah dikalibrasi.
5. Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk variasi berikutnya
kondisi alat harus didiamkan agar kembali ke kondisi awal sebelum
dilakukan penelitian
6. Penelitian dilanjutkan dengan variasi susunan termoelektrik seri-
paralel.
37
-
3.3.3 Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan pada
parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (1)
sampai dengan persamaan (26). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan
membuat grafik hubungan arus (IO), tegangan (VO), daya (PO), efisiensi generator
(ηG) dan efisiensi total (ηtotal) dengan TH, TC dan ΔT.
3.4 Parameter yang Diukur
Data-data penelitian yang diperlukan dalam pengolahan dan analisa
dengan mengukur parameter-parameter sebagai berikut :
• TH : temperatur sisi panas termoelektrik
• TC : temperatur sisi dingin termoelektrik
• IO : arus keluaran
• VO : tegangan keluaran
• Ta : temperatur udara sekitar
• Ti : temperatur fluida kerja masuk kolektor
• TO : temperatur fluida kerja keluar kolektor
• VG : tegangan keluaran pada sel surya
38
-
BAB IV
HASIL PENGAMBILAN DATA
4.1 Data Penelitian Susunan Paralel
Penelitian karakteristik termoelektrik dengan susunan paralel dilaksanakan
dengan keterangan sebagai berikut :
Tanggal : 25 Oktober 2007
Tempat Percobaan : Depan Laboratorium Konversi Energi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Jam : 11:00
Lama percobaan : 3 jam
Jenis kolektor : pelat datar pipa paralel
Kemiringan kolektor : 60o
Luasan kolektor : 0,6 m2
Termoelektrik yang digunakan : TEC-12706
Jumlah termoelektrik pada rangkaian : Seri 1 buah dan paralel 20 buah
Tahanan beban (Resistor) : 2 ohm
Hasil pengambilan data variasi susunan termoelektrik secara paralel dapat dilihat
pada tabel 4.1
39
-
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran untuk termoelektrik susunan paralel
Jam TH(OC) TC
(OC) VO
(volt) IO
(amper)Ta
(OC) Ti
(OC) TO
(OC) VG
(volt) TAtas(OC)
11:00 40,5 35,0 0,0496 0.0247 31,0 42,0 72,1 3,00 68,5 11:10 41,6 34,7 0,0515 0.0257 31,2 44,4 83,2 1,80 68,4 11:20 39,9 34,6 0,0411 0.0205 28,7 40,6 66,9 3,12 64,6 11:30 39,4 34,4 0,0451 0.0225 33,7 46,3 82,3 3,94 65,3 11:40 42,2 33,8 0,0611 0.0305 29,7 48,6 88,2 4,07 76,6 11:50 44,3 34,2 0,0659 0.0330 28,3 45,4 83,0 2,50 78,6 12:00 43,2 34,5 0,0500 0.0250 28,7 48,1 83,5 3,93 72,4 12:10 45,3 36,2 0,0593 0.0297 29,1 48,4 85,6 3,57 76,7 12:20 46,0 30,1 0,0651 0.0326 27,0 49,1 89,6 3,54 81,5 12:30 47,9 35,3 0,0681 0.0341 27,2 50,1 89,3 3,47 80,8 12:40 46,0 34,3 0,0634 0.0316 26,1 46,6 85,4 3,48 81,0 12:50 47,4 40,4 0,0558 0.0279 28,0 44,0 71,6 0,80 76,3 13:00 44,3 39,0 0,0383 0.0192 29,3 40,0 60,9 0,67 61,9 13:10 41,5 38,8 0,0274 0.0137 29,6 39,3 55,5 1,27 53,9 13:20 40,3 35,2 0,0243 0.0122 29,7 38,0 56,5 0,81 52,4 13:30 41,4 38,3 0,0222 0.0110 29,5 39,3 55,2 0,70 52,8 13:40 39,3 36,5 0,0140 0.0070 30,4 36,5 49,8 0,54 48,5 13:50 39,5 38,9 0,0113 0.0056 30,5 37,8 50,5 0,64 47,0 14:00 38,8 36,5 0,0085 0.0042 29,6 36,6 48,8 0,61 45,1
* TAtas : Temperatur fluida minyak goreng pada selang aliran minyak goreng panas di dekat tangki penyimpan panas
4.2 Data Penelitian Susunan Seri-Paralel
Penelitian karakteristik termoelektrik dengan susunan seri-paralel dilaksanakan
dengan keterangan sebagai berikut :
Tanggal : 7 Agustus 2007
Tempat Percobaan : Depan Laboratorium Konversi Energi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Jam : 11:00
Lama percobaan : 3 jam
40
-
Jenis kolektor : pelat datar pipa paralel
Kemiringan kolektor : 60o
Luasan kolektor : 0,6 m2
Termoelektrik yang digunakan : TEC-12706
Jumlah termoelektrik pada rangkaian : Seri 10 buah dan paralel 2 buah
Tahanan beban (Resistor) : 2 ohm
Hasil pengambilan data variasi rangkaian termoelektrik secara seri-paralel dapat
dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran untuk termoelektrik susunan seri-paralel
Jam TH(OC) TC
(OC) VO
(volt) IO
(amper)Ta
(OC) Ti
(OC) TO
(OC) VG
(volt) TAtas(OC)
11:00 44,5 34,8 0,0208 0.0103 28,6 45,3 89,5 3,52 81,4 11:10 46,0 30,6 0,0206 0.0103 32,5 49,8 90,1 3,46 80,2 11:20 45,0 35,9 0,0209 0.0102 30,1 50,7 90,0 3,42 80,4 11:30 41,6 32,0 0,0206 0.0103 29,1 51,4 86,9 3,44 80,8 11:40 46,5 36,1 0,0210 0.0105 31,5 50,6 89,3 3,46 82,4 11:50 44,2 31,3 0,0224 0.0112 29,0 51,8 88,3 3,38 81,9 12:00 48,8 36,6 0,0219 0.0110 29,1 52,2 89,6 3,39 82,4 12:10 49,4 31,7 0,0205 0.0103 27,2 53 90,1 3,16 81,8 12:20 48,5 40,3 0,0179 0.0091 30,0 50,3 85,8 3,27 81,0 12:30 50,4 38,6 0,0191 0.0096 29,5 52,3 88,5 3,30 81,9 12:40 49,7 39,1 0,0188 0.0094 31,0 51,9 85,5 3,07 81,7 12:50 48,8 38,0 0,0180 0.0090 29,0 51,2 85,7 2,63 81,4 13:00 47,5 41,3 0,0161 0.0081 31,9 44,5 68,5 1,60 74,5 13:10 46,5 37,9 0,0119 0.0060 33,4 48,2 73,3 2,92 63,8 13:20 43,3 35,5 0,0101 0.0051 28,7 48,1 73,3 2,75 65,1 13:30 46,5 37,0 0,0091 0.0045 32,2 49,2 70,8 2,55 69,7 13:40 45,7 36,5 0,0093 0.0047 29,3 48,9 75,1 2,63 69,8 13:50 47,9 36,3 0,0125 0.0063 31,2 49,6 77,3 2,40 74,2 14:00 47,8 39,8 0,0208 0.0061 30,4 44,2 66,3 0,53 72,2
* TAtas : Temperatur fluida minyak goreng pada selang aliran minyak goreng panas di dekat tangki penyimpan panas
41
-
BAB V
ANALISA PENELITIAN
5.1 Perhitungan
Berdasarkan data pertama pada variasi pemasangan termoelektrik secara
paralel, maka didapatkan :
1. Beda temperatur sisi panas dan sisi dingin (∆T)
∆T = TH – TC
= 313,5-308
= 5,5 K
2. Koefisien Seebeck (Sm)
Koefisien Seebeck dapat dihitung dengan persamaan (1) dan (2):
SMTH 4Ts
3Ts
2TsTs
44
33
22
1 +++=
= +++3
313,57,42731.102
.313,55,37574.10-.313,51,3345.10 3-72-5
2-
4
.313,51,27141.10- 4-9
= 6,1 V/K
42
-
4Ts
3Ts
2TsTsS
44
33
22
1MTC +++=
= +++3
0837,42731.102
08.35,37574.10-.3081,3345.10 3-72-5
2-
4
08.31,27141.10- 4-9
= 5,934 V/K
SM = (SMTh - SMTc) / DT
= (6,1-5,934)/5,5
= 0,03 V/K
3. Koefisien Seebeck untuk jumlah modul yang dipakai (Snew)
Modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor 127 pasang dan arus 6
ampere maka harga dikonversi menjadi dengan menggunakan
persamaan (7) :
MS newS
newS 71N x S newM=
71
127 x 0,03=
= 0,054 V/K
43
-
4. Tahanan listrik (Rm)
Tahanan listrik dapat dihitung dengan persamaan (3) dan (4) :
R MTH 4Tr
3Tr
2TrTr
44
33
22
1 +++=
= +++3
.313,58,53832.102
.313,51,98763.10-3,52,08317.313-52-2
4
.313,59,03143.10- 4-8
= 335,162 ohm
R MTC 4Tr
3Tr
2TrTr
44
33
22
1 +++=
= +++3
08.38,53832.102
08.31,98763.10-82,08317.303-52-2
4
08.39,03143.10- 4-8
= 327,234 ohm
RM = (RMTh -RMTc) / DT
= (335,162 – 327,234) / 5,5
=1,442 ohm
44
-
5. Tahanan listrik untuk jumlah modul yang dipakai (Rnew)
Modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor 127 pasang dan arus 6
ampere maka harga dikonversi menjadi dengan menggunakan
persamaan (8) :
MR newR
=newR 71N
x I
6 x R newnew
M
= 71
127 x 66 x 1,442
= 2,579 ohm
6. Konduktansi termal (Km)
Konduktansi termal dapat dihitung dengan persamaan (5) dan (6):
KMTH = 4Tk
3Tk
2TkTk
44
33
22
1 +++
= +++3
.313,58,64864.10-2
.313,53,89821.10-.313,54,76218.103-62-6
1-
4
.313,52,20869.10 4-8
= 113,614 W/K
45
-
MTCK = 4Tk
3Tk
2TkTk
44
33
22
1 +++
= +++3
3088,64864.10-2
.3083,89821.10-.3084,76218.103-62-6
1-
4
3082,20869.10 4-8
= 111,949 W/K
KM = (KMTH - KMTC) / DT
=(113,614 -111,949)/5,5
=0,303 W/K
7. Konduktansi termal (Km)
Modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor 127 pasang dan arus 6
ampere maka harga dikonversi menjadi dengan menggunakan
persamaan (9) :
MK newK
newK = 71N
x 6
I x K newnewM
= 71
127 x 660,303x
= 0.541 W/K
46
-
8. Total modul
Satu rangkaian paralel terdiri atas NS 1 modul dan NP 20 modul, total modul
NT dapat dihitung dengan persamaan (16) :
NT = NS x NP
= 1 x 20
= 20
9. Arus keluaran generator (I)
Arus yang melewati tahanan beban RL dapat dihitung dengan persamaan (17) :
A 14,0
2202,579 x 1
5,5 x 0,054 x 1
RNP
R x NSDT x S x NS
IL
M
M
=
+=
+=
10. Tegangan keluaran generator (VO)
Tegangan keluaran generator dapat dihitung dengan persamaan (18) :
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
+=
2L
M
MLO
RNP
R x NSDT x S x NS x RV
47
-
V 144,0
2202,579 x 1
5,5 x 0,054 x 1 x 2 2
=⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+=
11. Daya keluaran generator (PO)
Daya keluaran generator dapat dihitung dengan persamaan (19) :
( )
( )
Watt02,0 2,579 x 4
5,5 x 0,054 x 20
R x 4DT x S x NTP
2M
2M
O
=
=
=
12. Total energi panas masuk ke generator (QH)
Total energi panas masuk ke generator dapat dihitung dengan persamaan (20)
:
Watt855,59
5,5 x 541,02,579x 20
0,14 x 0,520
0,14 x 313,5 x 0,054 x 02
DT x KRx NPI x 0,5
NPI x T x S
x NTQ
2
MM
2HM
H
=⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎥⎦
⎤⎢⎣⎡−=
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡+⎥⎦
⎤⎢⎣⎡−=
13. Efisiensi generator ( ) Gη
Efisiensi generator dapat dihitung dengan persamaan (21) :
48
-
% 032,0
% 010 x 59,8550,02
% 010 x QP
H
OG
=
=
=η
14. Radiasi matahari (G)
Radiasi matahari yang datang dapat dihitung menggunakan persamaan (22)
dan (23) :
2
G
W/m750
1000x4,03,0
1000x4,0
IG
=
=
=
A 0,3 103
RV
IL
G
=
=
=
15. Faktor pelepasan panas kolektor (FR)
Pencarian nilai panas jenis fluida minyak goreng dapat dilihat dalam lampiran
2. Nilai Faktor transmitan-absorpan kolektor dapat dilihat pada lampiran 3. Faktor
pelepasan panas kolektor dapat dihitung menggunakan persamaan (25) dengan :
• Massa fluida kerja dalam pipa di kolektor : 0,12 kg
• Panas jenis fluida : 2927,72 J/kg.K
• Luasan kolektor : 0,6 m2
• faktor transmitan-absorpan kolektor : 0,84
49
-
( )( )[ ]( )( )[ ]
054,0 304315884,0.750.6,03151,345.72,2927.0002,0
TTU)(GATTC.mF
aiLC
iOPFF
.
R
=−−−
=
−−τα−
=
16. Efisiensi kolektor ( ) η
Efisiensi kolektor dapat dihitung menggunakan persamaan (24) :
( )
% 917,3
%100750
304315.8.054,084,0.054,0
%100G
TTUFF aiLRR
=
×⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−=
×⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−τα=η
17. Efisiensi total (ηTOTAL)
Efisiensi secara keseluruhan dapat dihitung dengan persamaan (26) :
% 0013,0 % 3,917 x % 0336,0
x GTOTAL
==
ηη=η
Untuk data-data berikutnya pada variasi pemasangan termoelektrik dapat dilihat
pada tabel 5.1, tabel 5.2, tabel 5.3 dan tabel 5.4
50
-
51
-
52
-
53
-
54
-
5.2 Grafik Karakteristik Modul Termoelektrik
Dari hasil perhitungan di atas maka karakteristik modul termoelektrik
dapat dilihat dengan membuat grafik hubungan arus (IO), tegangan (VO), daya
(PO), efisiensi generator (ηG) dan efisiensi total (ηtotal) dengan TH, TC dan ΔT.
Grafik-grafik tersebut dapat dilihat pada variasi rangkaian sebagai berikut :
1. Variasi rangkaian paralel
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
35 40 45 50TH, oC
I O, A
Gambar 5.1 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan temperatur sisi panas
(TH) pada susunan paralel
55
-
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
35 40 45 50TH, oC
VO, V
Gambar 5.2 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur sisi
panas (TH) pada susunan paralel
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,14
0,16
0,18
35 40 45 50TH, oC
P O,W
att
Gambar 5.3 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur sisi panas
(TH) pada susunan paralel
56
-
0,000,010,020,030,040,050,060,070,080,090,10
35 40 45 50TH, oC
η G, %
Gambar 5.4 Grafik hubungan efisiensi generator ( Gη ) dengan temperatur sisi
panas (TH) pada susunan paralel
0,000
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,006
35 40 45 50TH, oC
η to
tal,
%
Gambar 5.5 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi panas
(TH) pada susunan paralel
57
-
0,000,050,100,150,200,250,300,350,400,45
25 30 35 40 45
TC,oC
I O, A
Gambar 5.6 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan temperatur sisi dingin
(TC) pada susunan paralel
0,000,050,100,150,200,250,300,350,400,450,50
25 30 35 40 45TC, oC
VO
, V
Gambar 5.7 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur sisi
dingin (TC) pada susunan paralel
58
-
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,14
0,16
0,18
25 30 35 40 45TC, oC
PO, W
att
Gambar 5.8 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur sisi dingin
(TC) pada susunan paralel
0,000,010,020,030,040,050,060,070,080,090,10
25 30 35 40 45
TC, oC
η G, %
Gambar 5.9 Grafik hubungan efisiensi generator ( Gη ) dengan temperatur sisi
dingin (TC) pada susunan paralel
59
-
0,000
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,006
25 30 35 40 45TC, oC
η to
tal,
%
Gambar 5.10 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi dingin
(TC) pada susunan paralel
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0 5 10 15 20ΔT, oC
I O, A
Gambar 5.11 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih temperatur
( T) pada susunan paralel Δ
60
-
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,45
0 5 10 15 20
ΔT, oC
V O, V
Gambar 5.12 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan selisih temperatur
(ΔT) pada susunan paralel
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,14
0,16
0,18
0 5 10 15 20ΔT, oC
PO,W
att
Gambar 5.13 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan selisih temperatur
(ΔT) pada susunan paralel
61
-
0,000,010,020,030,040,050,060,070,080,090,10
0 5 10 15 20
ΔT, oC
η G, %
Gambar 5.14 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan selisih temperatur
(ΔT) pada susunan paralel
0,000
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,006
0,007
0 5 10 15 20ΔT, oC
η to
tal,
%
Gambar 5.15 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih temperatur
(ΔT) pada susunan paralel 2. Variasi rangkaian seri-paralel
62
-
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
40 45 50 55TH, oC
I O, A
Gambar 5.16 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan temperatur sisi panas
(TH) pada susunan seri-paralel
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
40 45 50 55TH, oC
VO,V
Gambar 5.17 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur sisi
panas (TH) pada susunan seri-paralel
63
-
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
40 45 50 55TH, oC
P O, W
att
Gambar 5.18 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur sisi panas
(TH) pada susunan seri-paralel
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
40 45 50 55TH, oC
η G, %
Gambar 5.19 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan temperatur sisi
panas (TH) pada susunan seri-paralel
64
-
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
40 45 50 55TH, oC
η to
tal,
%
Gambar 5.20 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi panas
(TH) pada susunan seri-paralel
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
30 35 40 45
TC, oC
I O, A
Gambar 5.21 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih temperatur sisi
dingin (Tc) pada susunan seri-paralel
65
-
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
30 35 40 45TC, oC
V O, V
Gambar 5.22 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan temperatur sisi
dingin (Tc) pada susunan seri-paralel
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
30 35 40 45TC, oC
P O, W
att
Gambar 5.23 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan temperatur sisi dingin
(Tc) pada susunan seri-paralel
66
-
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
30 35 40 45TC, oC
η G, %
Gambar 5.24 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan temperatur sisi
dingin (Tc) pada susunan seri-paralel
0,000
0,002
0,004
0,006
0,008
0,010
0,012
30 35 40 45TC, oC
η to
tal,
%
Gambar 5.25 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi dingin
(Tc) pada susunan seri-paralel
67
-
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
5 10 15ΔT, oC
I O, A
20
Gambar 5.26 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih temperatur ( )
pada susunan seri-paralel TΔ
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
5 10 15ΔT, oC
VO, V
20
Gambar 5.27 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan selisih temperatur
(ΔT) pada susunan seri-paralel
68
-
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
5 10 15ΔT, oC
PO,W
att
20
Gambar 5.28 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan selisih temperatur
( ) pada susunan seri-paralel TΔ
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
5 10 15
ΔT, oC
η G, %
20
Gambar 5.29 Grafik hubungan efisiensi generator ( ηG) dengan selisih temperatur
( ) pada susunan seri-paralel TΔ
69
-
0,000
0,002
0,004
0,006
0,008
0,010
0,012
0,014
5 10 15
ΔT, oC
η to
tal,,
20
%
Gambar 5.30 Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih temperatur
( ) pada susunan seri-paralel TΔ
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0 5 10 15 20
ΔT, oC
I O, A
Paralel Seri-paralel
Gambar 5.31 Grafik hubungan arus generator (Io) dengan selisih temperatur ( ) TΔ
70
-
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
0 5 10 15 20
ΔT, oC
V O, V
Paralel Seri-paralel
Gambar 5.32 Grafik hubungan tegangan generator (Vo) dengan selisih temperatur ( TΔ )
0,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0 5 10 15 20ΔT, oC
P O,W
att
Paralel Seri-paralel
Gambar 5.33 Grafik hubungan daya generator (Po) dengan selisih temperatur ( TΔ )
71
-
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0 5 10 15 20
ΔT, oC
η G, %
Paralel Seri-paralel
Gambar 5.34 Grafik hubungan efisiensi generator (ηG) dengan selisih temperatur ( TΔ )
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
0,00 0,01 0,02 0,03
K.m2/W
η , %
G
TaTi −
Gambar 5.35 Grafik hubungan efisiensi kolektor ( η) dengan ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
GTaTi
72
-
0,000
0,002
0,004
0,006
0,008
0,010
0,012
0 5 10 15 20ΔT, oC
η tot
al, %
Paralel Seri-paralel
Gambar 5.36 Grafik hubungan efisiensi total (ηTOTAL) dengan selisih temperatur ( TΔ )
73
-
5.3 Pembahasan
Unjuk kerja termoelektrik susunan paralel sebagai pembangkit listrik
tenaga surya pendingin air dinyatakan dengan arus, tegangan, daya dan efisiensi
yang dapat dihasilkan. Dalam penelitian ini unjuk kerja termoelektrik susunan
paralel ditinjau pula unjuk kerja susunan seri-paralel. Arus maksimal yang dapat
dihasilkan susunan paralel sebesar 0,404 A sementara susunan seri-paralel dapat
menghasilkan arus 0,558 A. Arus keluaran generator semakin besar dengan
bertambahnya temperatur sisi panas (gambar 5.1 dan 5.6) atau berkurangnya
temperatur sisi dingin (gambar 5.16 dan 5.21). Secara keseluruhan arus listrik
yang dapat dihasilkan oleh kedua susunan tersebut dapat dilihat pada gambar
5.11, 5.26 dan 5.31. Gambar 5.31 menunjukkan arus pada susunan seri-paralel
lebih tinggi dibandingkan susunan paralel disebabkan pada rangkaian
termoelektrik. Arus keluaran generator mengikuti persamaan 17.
Dari persamaan tersebut dapat disimulasikan pengaruh jumlah susunan
seri dan paralel pada jumlah termoelektrik tertentu terhadap arus yang dihasilkan.
Data yang dipergunakan untuk menghitung arus keluaran generator adalah selisih
temperatur 9,1 oC, koefisien seebeck 0,054 V/K, hambatan listrik 2,616 ohm dan
hambatan beban 2 ohm. Hasil simulasi dapat dilihat pada gambar 5.47 dan gambar
5.48. Gambar 5.48 menunjukkan bahwa arus keluaran generator maksimum dapat
dicapai apabila perbandingan jumlah termoelektrik antar variasi sama dengan
satu.
74
-
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0 4 8 12 16 20
Np
I O, A
Gambar 5.47 Grafik hubungan IO dengan NP
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0 4 8 12 16 20
Np/Ns
I O, A
Gambar 5.48 Grafik hubungan IO dengan NP/NS
Dilihat dari segi tegangan yang dihasilkan maka tegangan keluaran
generator meningkat dengan berkurangnya temperatur sisi dingin (gambar 5.7 dan
5.22). Selain itu bertambahnya temperatur sisi panas (gambar 5.2 dan 5.17) dan
75
-
selisih temperatur kedua sisi termoelektrik (gambar 5.7, 5.22 dan 5.32). Gambar
5.32 menunjukkan tegangan yang dihasilkan pada susunan paralel lebih rendah
dibandingkan dengan susunan seri-paralel. Tegangan maksimum yang dicapai
susunan paralel sebesar 0,416 volt dan susunan seri-paralel 1,124 volt. Tegangan
pada susunan paralel lebih rendah dari seri-paralel disebabkan hubungan tegangan
dan sifat susunan pada termoelektrik mengikuti persamaan 18. Penyebab lain juga
berpengaruh terhadap hal ini adalah sistem pendinginan. Berdasarkan hubungan
tegangan, nilai tegangan total pada beberapa termoelektrik susunan paralel
diambil dari mendekati tegangan terkecil dan tegangan total pada termoelektrik
susunan seri-paralel ditambahkan. Sebagai contoh misal ada 4 buah termoelektrik
(masing-masing termoelektrik 1,5 volt, 3 volt, 6 volt dan 12 volt) maka tegangan
total pada termoelektrik susunan paralel sekitar 1,7 volt. Pada tiap termoelektrik
menghasilkan tegangan berbeda-beda yang disebabkan oleh permukaan plat
pemanas tidak merata dan panas minyak goreng tidak merata. Panas minyak
goreng sebagian besar berada di sisi masuk fluida tangki penyimpan panas.
Daya merupakan kemampuan kerja alat untuk menghasilkan listrik.
Kemampuan alat dapat dilihat pada gambar 5.3, 5.8, 5.13, 5.18, 5.23, 5.28 dan
5.33. Gambar 5.8 dan 5.23 menunjukkan daya berbanding terbalik dengan
temperatur sisi dingin. Gambar 5.3 dan 5.18 menunjukkan daya berbanding lurus
dengan temperatur sisi panas. Demikian juga dengan gambar 5.13, 28 dan 5.33.
Daya pada susunan paralel lebih rendah daripada seri-paralel (gambar 5.33). Daya
pada susunan paralel lebih rendah daripada seri-paralel merupakan akibat dari
76
-
tegangan dan arus yang dikeluarkan pada susunan paralel lebih rendah dibanding
seri-paralel. Secara matematis daya adalah perkalian antara tegangan dan arus.
Efisiensi total pada alat meningkat apabila temperatur sisi panas semakin
bertambah (gambar 5.5 dan 5.20) atau selisih temperatur kedua sisi termoelektrik
semakin besar (gambar 5.15 dan 5.30). Jika temperatur sisi dingin semakin besar
maka efisiensi total menurun (gambar 5.10 dan 5.25). Perbandingan Efisiensi total
pada kedua susunan termoelektrik dapat dilihat pada gambar 5.36. Efisiensi pada
termoelektrik susunan paralel lebih rendah dibanding dengan susunan seri-paralel.
Efisiensi maksimal yang dihasilkan pada susunan paralel 0,0057 % dan susunan
seri-paralel 0,0109 %. Faktor-faktor yang menentukan efisiensi total termoelektrik
sebagai pembangkit listrik adalah efisiensi generator dan efisiensi kolektor. Pada
efisiensi keseluruhan alat, susunan paralel lebih rendah daripada susunan seri-
paralel dikarenakan efisiensi generator pada susunan paralel jauh lebih rendah
daripada susunan seri-paralel sedangkan efisiensi kolektor pada saat pengambilan
data kedua susunan termoelektrik tidak jauh berbeda. Penyebab efisiensi generator
pada susunan paralel jauh lebih rendah dibanding susunan seri-paralel adalah hasil
keluaran daya pada tiap jenis susunan. Karakteristik efisiensi generator pada
susunan termoelektrik terlihat pada gambar 5.4, 5.9, 5.14, 5.19, 5.24, 5.29 dan
5.34. Gambar 5.4 dan 5.19 menunjukkan temperatur sisi panas termoelektrik
semakin besar maka efisiensi generator semakin besar pula. Demikian juga untuk
selisih temperatur sisi termoelektrik (gambar 5.14 dan 5.29). Lain halnya dengan
77
-
temperatur sisi dingin semakin besar maka efisiensi generator semakin kecil
(gambar 5.9 dan 5.24).
Selain efisiensi generator, karakteristik efisiensi kolektor dapat
digambarkan pada gambar 5.35. Gambar 5.35 menunjukkan efisiensi kolektor
menurun jika nilai ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
GTaTi semakin besar. Hal ini disebabkan temperatur sisi
masuk kolektor semakin besar maka panas diserap minyak goreng semakin
berkurang. Temperatur lingkungan menurun menyebabkan pelepasan panas pada
kolektor apabila isolasi kolektor tidak sempurna. Penyebab lainnya adalah
intensitas cahaya matahari akan sangat mempengaruhi peningkatan suhu minyak
goreng di pipa-pipa kolektor. Efisiensi kolektor tertinggi pada saat pengambilan
data percobaan adalah susunan paralel 13,468 % dan seri-paralel 5,855 %.
Pada tabel 5.4 dan tabel 5.5 tidak menggunakan hasil perhitungan data
terakhir pada semua grafik dikarenakan pada perhitungan mendapatkan nilai
faktor pelepas panas 23,964. Faktor pelepas panas merupakan perbandingan
antara kemampuan fluida menyerap panas dengan energi bersih terdapat pada
kolektor (energi diberikan matahari dikurangi dengan rugi-rugi kalor akibat
perpindahan panas). Nilai tertinggi faktor pelepas panas adalah satu.
Nilai efisiensi total pada alat penelitian ini rendah, kurang dari 0,1 %
dapat disebabkan oleh tiga faktor. Tiga faktor tersebut adalah masih ada udara
terjebak pada tangki penyimpan panas, plat pemanas tidak rata, isolasi tangki
penyimpan panas tidak sempurna dan volumenya terlalu besar. Faktor pertama
78
-
terjadi pada saat pengisian fluida. Minyak goreng diisi lewat katup pengatur dan
udara mula-mula berada di alat dikeluarkan melalui selang minyak goreng dingin
sehingga selesai pengisian selang minyak goreng dingin masih terdapat udara
pada ujung selang dipasang ke katup pengatur tersebut. Akibatnya udara terjebak
pada kotak pemanas.
Faktor kedua, pelat pemanas yang digunakan adalah pelat aluminium
berukuran 600 mm x 150 mm x 7 mm. pelat aluminium terbuat dari hasil
pengecoran sehingga terdapat rongga-rongga baik di dalam dan luar pelat
tersebut. Faktor ketiga ditunjukkan suhu fluida keluar dari kolektor sekitar 80 oC
merambat ke ujung selang minyak goreng panas bersuhu sekitar 70 oC dan berada
di kotak pemanas 45oC. Hal ini membuktikan bahwa isolasi tangki penyimpan
panas tidak sempurna dan volume minyak goreng di tangki tersebut terlalu
banyak. Volume minyak goreng terlalu banyak menyebabkan kalor yang
seharusnya ditransfer ke termolektrik tetapi juga memanaskan minyak goreng di
dalam tangki penyimpan panas. Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan efisiensi
karakteristik termoelektrik penghasil listrik rendah.
Penyebab lainnya adalah sistem pendinginan yang tidak optimal. Letak
tangki penyimpan air terlalu tinggi sehingga air panas sulit merambat ke tangki
tetapi tertahan di selang. Perambatan pada air panas adalah perambatan yang
disebabkan oleh perbedaan massa jenis. Air panas memiliki massa jenis lebih
rendah dibandingkan air disekitarnya sehingga terjadi perambatan. Selama
perambatan air panas melepaskan kalor ke sekeliling sehingga temperatur
79
-
menurun dan massa jenisnya naik. Sampai ketinggian tertentu air panas tidak
dapat merambat
80
-
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian karakteristik termoelektrik dengan susunan paralel
untuk menghasilkan energi listrik dengan pendingin air maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Termoelektrik bisa digunakan untuk pembangkit energi listrik.
2. Semakin tinggi beda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin
termoelektrik maka akan diperoleh keluaran yang tinggi.
3. Berdasarkan hasil simulasi, arus dan tegangan keluaran generator
maksimal diperoleh jika perbandingan jumlah termoelektrik pada
rangkaian seri dan paralel sama dengan satu.
4. Arus, tegangan, daya dan efisiensi keseluruhan maksimal yang dapat
dicapai oleh alat penelitian termoelektrik penghasil listrik dengan
menggunakan susunan seri-paralel.
5. Unjuk kerja dari termoelektrik sebagai pembangkit listrik adalah arus,
tegangan, daya, efisiensi keseluruhan maksimal yang dicapai 0,5577
amper, 1,1242 volt, 0,7158 watt, 0,0109 % dengan menggunakan
termoelektrik susunan seri-paralel.
81
-
6. Penelitian berhasil membuat model pembangkit energi listrik tenaga surya
dengan menggunakan termoelektrik.
6.2 Saran
Sebagai alat yang baru dikembangkan, alat ini meruapakan salah satu
wujud masyarakat-masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau pasokan
listrik. Untuk pengembangan alat ini dikemudian hari ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1. Plat aluminium harus rata supaya panas dari tangki penyimpan dapat
merambat dengan baik ke termoelektrik.
2. Letak tangki suplai air perlu dicermati dengan melihat sifat-sifat
perambatan air panas.
3. Pada pengisian fluida, paling baik dilakukan tanpa melepaskan salah satu
komponen alat penelitian sehingga tidak adanya udara terjebak di dalam
alat. Bagian bawah fluida masuk kolektor diberi katup pengatur bentuk T
supaya salah satu sisinya dapat digunakan sebagai saluran masuk fluida.
4. Tangki penyimpan panas hendaknya diisolasi dengan baik.
5. Celah antara plat aluminium dengan tangki penyimpan harus ditutup rapat
dan hindari kebocoran apabila menggunakan baut sebagai pengikat. Plat
penyangga tangki pendingin harus diisolasi supaya panas dari tangki
penyimpan panas tidak merambat.
82
-
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W., 1995. “Teknologi Rekayasa Surya”. Jakarta : Pradnya Paramita.
Duffie, J.A.; Beckman, W.A., 1991. “Solar Engineering of Thermal Processes”, New York : John Wiley.
Burke, E., Buist. R., (August 21-26, 1983), Thermoelectric Coolers as Power Generators, 18th Intersociety Energy Conversion Engineering Conference, Orlando, Florida.
Paul G. L. and Richard J. B., (August 26-29, 1997), Calculation of Thermoelectric Power Generation Performance Using Finite Element Analysis, XVI International Conference on Thermoelectrics, Dresden, Germany.
Richard J. B. and Paul G. L.,( August 26-29, 1997), Thermoelectric Power Generator Design and Selection from TE Cooling Module Specifications, XVI International Conference on Thermoelectrics, Dresden, Germany.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (2003), Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi (Energi Hijau), Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jakarta
Thermoelectric/peltier cooling,www.thermo.com, 8 Agustus 2007
Peltier Device Information Directory, www.PELTIER-INFO.com, 8Agustus 2007
83
http://www.thermo.com/http://www.peltier-info.com/
-
LAMPIRAN
Lampiran 1: Gambar –gambar alat
(a) Kolektor pelat rata tipe paralel
(b) Kolektor, termoelektrik dan solar cell dari pandangan depan
84
-
(c) Konstruksi pendinginan air
(d) Penempatan termoelektrik pada tangki penyimpan panas
85
-
Lampiran 2: Perhitungan kalor jenis minyak goreng
Perhitungan kalor jenis minyak goreng dimulai dengan menyiapkan
peralatan-peralatan yang digunakan adalah panci, pemanas (heater), timbangan,
stopwatch, termokopel dan display termokopel. Pengambilan data dilakukan
pemanasan selama 5 menit. Data-data hasil pengamatan setelah melakukan
percobaan sebagai berikut :
Massa Panci = 230 gram
Massa total = 1200 gram
Tabel Data suhu fluida dengan pemanasan selama 5 menit
Fluida Massa Waktu pemanasan Suhu awal Suhu akhir Air 970 gram 5 menit 28,2 º C 53,5 º C Minyak goreng 970 gram 5 menit 29,0 º C 64,6 º C
• Perhitungan kalor pemanasan air
Kalor pemanasan air dapat dihitung dengan Kalor jenis air pada tekanan
atmosfir dan temperatur 27 oC adalah 4183 J/kg oC.
Qair = M Cp air/ t TΔ Δ
= 0,97 . 4183 . (53,5-28,2)/(5.60)
= 342,18 Watt
• Perhitungan kalor jenis minyak goreng (Cp minyak)
Kalor memanasi air dijadikan acuan untuk menghitung Cp minyak
Cpminyak = minyak..
TMtQair
ΔΔ
= )296,64.(97,0
60.5.18,342−
= 2927,72 J/kgoC
86
-
Lampiran 3 : Faktor transmitan-absorpan kolektor
Transmisivitas kolektor terletak di kaca. Asumsi kaca yang digunakan
adalah kaca kadar besi rendah dengan ketebalan 6mm. Radiasi matahari sebagian
besar adalah radiasi visible. Radiasi visible rata-rata adalah 0,6 μm. Nilai
transimivitas kaca berdasarkan Figure 12.24 adalah 0,9.
87
-
Absorptivitas kolektor terletak di pelat penyerap. Pelat penyerap berbahan
besi cor. Asumsi bahan besi pada pelat penyerap adalah besi cor maka nilai
absorptivitas pada kolektor berdasarkan daftar 8-3 adalah 0,9.
Faktor transmitan-absorpan kolektor merupakan perkalian nilai
transmisivitas kaca dengan nilai absorptivisitas pelat penyerap. Nilai faktor
transmitan-absorpan kolektor adalah :
τα = 0,9 x 0,94
= 0,84
88
2.2 Perhitungan Pada Termoelektrik 7 DAFTAR GAMBAR 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menjajagi kemungkinan penggunaan termoelektrik sebagai pembangkit energi listrik dengan energi surya. 2. Mengamati karakteristik (unjuk kerja dan batasan kondisi operasi) termoelektrik sebagai pembangkit listrik energi surya. 3. Membuat model pembangkit energi listrik tenaga surya dengan menggunakan termoelektrik. 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Batasan Penelitian BAB II
DASAR TEORI METODE PELAKSANAAN PENELITIAN 3.2 Peralatan Penelitian
BAB IV HASIL PENGAMBILAN DATA
LAMPIRAN