Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... ·...

16
Karakteristik Tanaman Jagung Fathan Muhadjir Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor PENDAHULUAN Jagung, Zea mays L. merupakan tanaman berumah satu Monoecious di mana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat yang kemudian didistribusikan, memiliki sel-sel seludang pembuluh yang mengandung khlorofil. Di dalam sel ini terjadi dekarboksilasi malat dan aspartat yang menghasilkan CO2 yang kemudian memasuki siklus Calvin membentuk pati dan sukrosa (3). Ditinjau dari segi kondisi lingkungan, tanaman C4 teradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu siang dan malam tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Sifat-sifat yang menguntungkan dari jagung sebagai tanaman C4 antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil. Kedudukan tanaman jagung dalam taksonomi adalah sebagai berikut: Ordo : Tripsaceae Famili : Poaceae Sub-famili : Panicoideae Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Jagung mempunyai 10 khromosom di dalam sel-sel reproduktif (haploid), 20 khromosom di dalam sel-sel somatik (diploid) dan 30 khromosom di dalam sel-sel endosperm (triploid). Secara umum semua tipe tanaman jagung mempunyai 10 pasang khromosom (13).

Transcript of Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... ·...

Page 1: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Karakteristik Tanaman Jagung

Fathan Muhadjir Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor

PENDAHULUAN

Jagung, Zea mays L. merupakan tanaman berumah satu

Monoecious di mana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina

pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu

beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil

(3). Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat yang

kemudian didistribusikan, memiliki sel-sel seludang pembuluh yang

mengandung khlorofil. Di dalam sel ini terjadi dekarboksilasi malat

dan aspartat yang menghasilkan CO2 yang kemudian memasuki

siklus Calvin membentuk pati dan sukrosa (3). Ditinjau dari segi

kondisi lingkungan, tanaman C4 teradaptasi pada terbatasnya

banyak faktor seperti intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu

siang dan malam tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya musiman

tinggi disertai suhu tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah.

Sifat-sifat yang menguntungkan dari jagung sebagai tanaman C4

antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi,

fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam

penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan

anatomis yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil.

Kedudukan tanaman jagung dalam taksonomi adalah sebagai

berikut:

Ordo : Tripsaceae

Famili : Poaceae

Sub-famili : Panicoideae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Jagung mempunyai 10 khromosom di dalam sel-sel reproduktif

(haploid), 20 khromosom di dalam sel-sel somatik (diploid) dan 30

khromosom di dalam sel-sel endosperm (triploid). Secara umum semua

tipe tanaman jagung mempunyai 10 pasang khromosom (13).

Page 2: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

ANATOMI DAN MORFOLOGI

Akar dan Perakaran

Sistem perakaran jagung terdiri dari akar-akar seminal yang

tumbuh ke bawah pada saat biji berkecambah; akar koronal yang

tumbuh ke atas dari jaringan batang setelah plumula muncul; dan

akar udara (brace) yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan

tanah. Akar-akar seminal terdiri dari akar-akar radikal atau akar

primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul

sebagai akar adventious pada dasar dari buku pertama di atas

pangkal batang. Pada umumnya akar-akar seminal berjumlah 3-5,

tetapi dapat bervariasi dari 1-13. Akar koronal adalah akar yang

tumbuh dari bagian 'dasar pangkal batang. Akar udara tumbuh dari

buku-buku kedua, ketiga atau lebih di atas permukaan tanah, dapat

masuk ke dalam tanah. Akar udara ini berfungsi dalam assimilasi dan

juga sebagai akar pendukung untuk memperkokoh batang terhadap

kerebahan. Apabila masuk ke dalam tanah, akar ini akan berfungsi

juga membantu penyerapan hara (14).

Batang

Batang jagung beruas-ruas yang jumlahnya bervariasi antara 10-

40 ruas, umumnya tidak bercabang kecuali ada beberapa yang

bercabang beranak yang muncul dari pangkal batang, misalnya pada

jagung manis. Panjang batang berkisar antara 60-300 cm tergantung

dari tipe jagung. Ruas-ruas bagian atas berbentuk agak silindris,

sedangkan bagian bawah bentuknya agak bulat pipih. Tunas batang

yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Bagian

tengah batang terdiri dari sel-sel parensim dengan seludang

pembuluh yang diselubungi oleh kulit yang keras di mana termasuk

lapisan epidermis (7, 14).

Daun

Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah

daun menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang

daun jagung bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan

ibu-tulang daun yang sangat keras. Tepi helaian daun halus dan

kadang-kadang berombak. Terdapat juga lidah daun (ligula) yang

transparan dan tidak mempunyai telinga daun (auriculae). Bagian

atas epidermis umumnya berbulu dan mempunyai barisan

memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform.

Page 3: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman
Page 4: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Adanya perubahan turgor menyebabkan daun menggulung. Bagian

bawah permukaan daun tidak berbulu (glabrous) dan umumnya

mengandung stomata lebih banyak dibanding dengan di permukaan

atas.

Jumlah stomata bagian atas permukaan daun diperkirakan 7000-

10.000/ cm2, sedangkan di bagian bawah permukaan daun

jumlahnya sekitar 10.000-16.000/cm2 (6). Jumlah daun jagung tiap

tanaman bervariasi antara 12-18 helai (5). Duduk daun bermacam-

macam tergantung dari genotipe mulai dari hampir mendatar sampai

vertikal (6).

Bunga

Hal yang unik dari tanaman jagung dibanding dengan tanaman

serealia yang lain adalah karangan bunganya. jagung merupakan

tanaman berumah satu (monoecious) di mana bunga jantan

(staminate) terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina

(pistilate) terletak pada pertengahan batang (6, 13). Tanaman jagung

bersifat protrandy di mana bunga jantan umumnya tumbuh 1-2 hari

sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina. Oleh karena

bunga jantan dan bunga betina terpisah ditambah dengan sifatnya

yang protrandy, maka jagung mempunyai sifat penyerbukan silang.

Produksi tepung-sari (polen) dari bunga jantan diperkirakan

mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman (6). Bunga jantan terdiri

dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Adapun

bagian-bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas,

kelobot, calon biji, calon janggel, penutup kelobot dan rambut-tambut

(Gambar 2).

Biji

Berdasarkan bentuk biji, kandungan endosperm, serta sifat-sifat

lain, jagung dibagi menjadi tujuh tipe (Tabel 1 dan Gambar 3). Tipe

yang sekarang banyak dijumpai di dunia adalah tipe gigi dan mutiara

(2, 14).

Morfologi Biji

Kulit biji merupakan bagian dari biji yang terdiri dari dua lapis

sel yang menyelubungi biji yang disebut integumen. Pada biji yang

telah masak, dinding sel telur (perikarp) melekat sangat erat pada

kulit biji, sehingga perikarp dan kulit biji ini seolah-olah merupakan

selaput tunggal. Kulit biji dan perikarp yang bersatu dan merupakan

satu lapisan disebut hull yang merupakan ciri khas dari tanaman

Page 5: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

rumput-rumputan. Embrio dan endosperm yang merupakan sumber

makanan terdiri dari dua bagian yaitu eksternal dan internal. Bagian

eksternal adalah endosperm, sedangkan bagian internal terdapat

pada kotiledon atau skutellum. Skutellum merupakan penghubung

yang terletak di bagian tengah kotiledon. Pada umumnya endosperm

terdiri dari dua macam yaitu endosperm lunak dan endosperm keras.

Kotiledon diselubungi oleh lapisan sel-sel tipis yang disebut

epithelium yang terletak di antara kotiledon dan endosperm. Koleoptil

adalah calon daun yang berfungsi untuk penetrasi ke atas permukaan

tanah selama proses perkecambahan (13, 14).

Page 6: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Tabel 1. Tipe-tipe jagung serta sifat-sifatnya.

Tipe jagung Sifat-sifat Jagung Gigi Kuda Biji berbentuk gigi, pati yang keras menyelu-

bungi pati yang lunak sepanjang tepi biji tetapi tidak sampai ke ujung.

(Dent corn) Zea mays indentata Jagung Mutiara Biji sangat keras, pati yang lunak sepenuhnya

diselubungi oleh pati yang keras, tahan terha-dap serangan hama gudang.

(Flint corn) Zea mays indurata Jagung Bertepung Endosperm hampir seluruhnya berisi pati yang

lunak, biji mudah dibuat tepung, biji yang sudah kering permukaannya berkerut

(Floury corn/soft corn) Zea mays amylacea Jagung Berondong Butir .biji sangat kecil, keras seperti halnya

pada tipe flint, proporsi pati yang lunak lebih kecil dibanding dengan tipe flint.

/pop (Pop corn) Zea mays everta Jagung manis Endosperm berwarna bening, kulit biji tipis,

kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut

(Sweet corn) Zea mays saccharata Jagung Berlilin Biji berwarna buram, endosperm lunak, pati

mengandung amilopektin, merupakan sumber energi terbaik untuk makanan ternak.

(Waxy corn) Zea mays ceratina Jagung Polong Tiap butiran biji diselubungi oleh polong/

kelobot, membentuk tongkol yang juga diselu-bungi oleh kelobot, merupakan keajaiban ge¬netik (genetic curiosity), jagung ini tidak di¬gunakan untuk produksi.

(Pod corn) Zea mays aunicula

Page 7: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

2

Page 8: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Gambar 4. Penampang longitudinal biji jagung (14).

PERTUMBUHAN

Perkecambahan

Setelah biji ditanam, biji akan menyerap air dari sekelilingnya

dan calon tanaman mulai tumbuh. Akar radikal memanjang dengan

cepat diikuti oleh plumula dan akar-akar seminal. Akar radikal

muncul dari ujung biji dan arahnya berlawanan dengan calon tajuk.

Akar-akar seminal biasanya 2-5 muncul dari ujung biji dekat dengan

tajuk. Semua akar, kecuali akar radikal, tumbuh membentuk sudut

25-300 terhadap horisontal. Ruas yang pertama memanjang untuk

mencapai permukaan tanah. Jika ujung koleoptil muncul dari

permukaan tanah, maka pemanjangan ruas yang pertama berhenti

dan daun mulai muncul dari koleoptil. Di bawah kondisi yang panas

lembab, ujung koleoptil muncul, 4-5 hari setelah tanam. Sebaliknya

pada kondisi dingin dan kering, koleoptil baru muncul dua minggu

atau lebih. Selain oleh kondisi lingkungan tersebut. perkecambahan

dipengaruhi juga oleh dalamnya penanaman dan jenis tanah (11, 14).

Page 9: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman
Page 10: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Stadia Pertumbuhan

Stadia pertumbuhan sebelum keluar bunga betina (silking)

dapat-diidentifikasi dengan menghitung jumlah daun yang telah

sempurna (telah terlihat pangkal daunnya). Stadia pertumbuhan

setelah silking dapat diidentifikasi pada perkembangan bijinya

(11). Stadia pertumbuhan mulai tanam sampai dengan masak

fisiologis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Stadia pertumbuhan jagung (11).

Kode stadium Keterangan Stadia 0 Saat tanam sampai pemunculan dari permukaan tanah. Stadia 0,5 Daun ke-2 telah tumbuh sempurna. Stadia 1,0 Daun ke-4 telah tumbuh sempurna, calon bunga jantan

sudah mulai dibentuk pada ujung calon batang, tetapi masih berada di bawah permukaan tanah.

Stadia 1,5 Daun ke-6 telah tumbuh sempurna, ruas-ruas di bawah daun ke-5, 6 dan 7 mulai memanjang, ujung batang (titik tumbuh) sudah berada di atas permukaan tanah.

Stadia 2,0 Daun ke-8 ..telah tumbuh sempurna, laju pertumbuhan daun dan batang cepat, calon bunga jantan berkembang cepat.

Stadia 2,5 Daun ke-10 telah tumbuh sempurna, calon bunga betina mulai terbentuk dan berkembang pada bukir ke 6-8 di atas permukaan tanah.

Stadia 3,0 Daun ke-12 telah tumbuh sempurna, empat helai daun terbawah mulai coati, batang dan calon btinga jantan tumbuh dengan cepat, akar udara mulai tumbuh pada buku pertama di atas permukaan tanah, calon bunga betina berkembang cepat.

Stadia 3,5 Daun ke-14 telah tumbuh sempurna, perkembangan bunga jantan mendekati ukuran penuh, rambut-rambut pada bunga betina mural berkembang, akar-akar udara dari buku ke 7 berkembang.

Stadia 4,0 Daun ke-16 telah tumbuh sempurna, ujung bunga jantan mulai muncul, ruas-ruas batang dan rambut-rambut bunga betina

Tabel 2. Lanjutan

Kode stadium Keterangan

Page 11: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Stadia 5,0 Rambut-rambut mulai muncul, polen mulai terbentuk, daun dan bunga jantan telah sempurna, pemanjangan ruas-ruas batang terhenti, tangkai tongkol dan kelobot mendekati pertumbuhan penuh, seluruh rambut akan terus memanjang sampai saat dibuahi.

Stadia 6,0 Disebut stadia blister; tongkol, kelobot dan janggel telah sempurna, pati mulai diakumulasi ke endosperm, bobot kering biji meningkat dan akan berlangsung sampai stadia 9,0.

Stadia 7,0 Disebut stadia masak susu (dough), biji berkembang dengan cepat, pembelahan sel pada lapisan epidermis dari epidermis terhenti.

Stadia 8,0 Stadia pembentukan biji, beberapa biji mulai sempurna terbentuk, di dalam embryo, radikal, calon daun dan calon akar seminal mulai terbentuk.

Stadia 9,0 Seluruh biji sudah sempurna terbentuk, embryo sudah masak, akumulasi bahan kering dalam biji akan segera terhenti.

Stadia 10,0 Stadia masak fisiologis, akumulasi bahan kering sudah terhenti, kadar air dalam biji menurun, kelobot luar mulai me¬ngering.

HUBUNGAN IKLIM DAN PERTUMBUHAN

Pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh proses

fisiologi yang berlangsung di dalamnya. Proses fisiologi tersebut

dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti suhu, air (hujan),

radiasi surya, serta kelembaban. Dengan demikian maka basil

produksi tanaman mutlak merupakan konversi energi radiasi

surya, air dan Kara dalam tanah ke dalam produk akhir (biomasa)

yang bernilai ekonomi (19).

Di daerah tropis dan subtropis, kecuali pada elevasi tinggi,

faktor pembatas untuk pertumbuhan jagung adalah suhu rendah.

Jagung merupakan tanaman yang dapat beradaptasi balk dengan

lingkungan. Suhu minimum untuk pertumbuhan jagung adalah 8-

10°C, walaupun telah ditemukan varietas yang dapat

berkecambah pada. suhu 5°C. Suhu maksimum untuk

pertumbuhan jagung yang pernah dilaporkan adalah 40°C. Untuk

pertumbuhan terbaik bagi tanaman jagung diperlukan suhu rata-

rata 24() C selama periode pertumbuhan (1, 14, 15).

Page 12: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Jagung merupakan tanaman yang memerlukan suhu siang

dan suhu malam yang tinggi. Kebutuhan panas untuk jagung

tergantung dari stadia pertumbuhan. Pada stadia perkecambahan

diperlukan panas antara 150-250 Kal, tasseling 970-1900° Kal, silking

1200-1800 Kal, dan pada stadia pemasakan diperlukan 2500-

3000° Kal (7).

Seperti halnya dengan tanaman lain, maka faktor air juga

merupakan salah satu faktor pembatas untuk pertumbuhan

jagung. Kebutuhan air yang terbanyak pada tanaman jagung

adalah pada stadia pembungaan dan stadia pengisian biji. Dalam

hal ini distribusi curah hujan lebih penting daripada total curah

hujan, karena kebutuhan air meningkat secara cepat dengan

meningkatnya perkembangan daun selama pertumbuhan

vegetatif. Distribusi curah hujan yang tidak teratur di daerah

tropis akan menyebabkan terjadinya kekeringan. Penurunan hasil

jagung karena kekurangan air diperkirakan mencapai 15% (8, 28).

hasil penelitian mengenai areal pertanaman jagung di Jawa yang

dihubungkan dengan peta curah hujan dari Oldeman

menunjukkan bahwa sebagian besar areal pertanaman ada pada

zone C, D, dan E. Zone-zone tersebut pada umumnya ada di Jawa

Timur. Ditinjau dari potensi hasil maka zone B mempunyai potensi

hasil per hektar paling tinggi. Kebutuhan air pada tanaman jagung

berdasarkan curah hujan diperkirakan 85-100 mm per bulan (17,

18).

Pada mulanya tanaman jagung adalah tanaman berhari

pendek, tetapi dengan adanya perkembangan dalam budidaya dan

juga varietas, maka tanaman jagung dikenal sebagai tanaman

berhari netral (7). Bagian terbesar dari sinar surya yang jatuh ke

bumi akan diserap oleh daun-dan akan digunakan untuk proses

fotosintesis dan transpirasi. Usaha manusia untuk mendapatkan

kanopi daun yang besar untuk menyerap sinar lebih banyak

dilakukan dengan mengatur duduk daun, bentuk daun, waktu

tanam, dan pola tanam. Jagung merupakan tanan-ian C4 yang

sangat efisien dalam pemanfaatan radiasi surya (20). Jumlah

radiasi surya yang diterima oleh tanaman selama fase berbunga

merupakan faktor yang penting untuk penentuan jumlah biji.

Untuk jagung di daerah tropis, jumlah biji per satuan luas

dipengaruhi oleh laju produksi asimilat (9,-10).

Indeks Luas Daun

Indeks Luas daun (ILD) merupakan rasio luas daun per satuan

luas tanah. Jumlah sinar yang menembus permukaan daun pada

Page 13: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

suatu nilai ILD tergantung pada pola susunan daun (21, 24). Daun

mempunyai peranan yang penting dalam penyerapan radiasi surya

dan variasi pengaruhnya terhadap pertumbuhan dapat dikaji

melalui ILD, sudut daun, dan kerapatan daun. Ketiga faktor ini

berhubungan dengan bentuk pertanaman di lapang yang dapat

dikaitkan dengan pengaturan populasi tanaman. Menurut hasil

penelitian, apabila ILD jagung lebih besar dari 3.0 maka 95 % sinar

surya diserap, dan apabila lebih besar dari 5,0 maka penyerapan

menurun karena daun saling menutupi <26). Indeks luas daun

dapat ditingkatkan nilainya dengan berbagai cara, misalnya

dengan meningkatkan populasi tanaman dan pemupukan nitrogen

(11). Hasil penelitian populasi tanaman dan pemupukan N pada

varietas Harapan menunjukkan bahwa dengan populasi 62.500

tanaman/ha dipupuk dengan 120 kg N + 60 kg P2O5 + 60 kg K2O

per hektar memberikan nilai 1LD 4,20. Dengan ILD 4,20 ini

varietas Harapan memberi hasil biji kering sebesar 4,67-ton/ha

(17).

Produksi Bahan Kering

Produksi bahan kering tanaman merupakan keseimbangan antara

fotosintesis dan respirasi. Laju proses-proses fisiologi ini berbeda-beda

tergantung dari organ tanaman, umur, kondisi budidaya tanaman, dan

iklim. Pola distribusi bahan kering tanaman jagung ke bagian-bagian

organ tanaman pada umumnya hampir sama untuk semua varietas. Pola

distribusi bahan kering tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ter-

dapat pada tongkol 60%, daun 20 %, batang 13 % dan pelepah 7% dari

total produksi bahan kering (11, 15). Produksi bahan kering tanaman

merupakan parameter yang digunakan untuk analisis pertumbuhan

tanaman seperti laju assimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman dan

indeks panen.

Laju assimilasi bersih (LAB) tergantung dari tingkat penyinaran

matahari ke tanaman. Penyebaran radiasi surya pada tajuk menentukan

laju produksi bahan kering per satuan luas daun selama pertumbuhan

vegetatif. Parameter LAB merupakan ukuran rataan efisiensi daun untuk

menghasilkan bahan kering (24, 26). Laju assimilasi bersih yang pernah

dicoba dan dilaporkan berkisar 1,23-5,14 g.m2.hari-1 (15). Pada penelitian

pemangkasan daun untuk keperluan pakan, pemangkasan dapat

meningkatkan LAB. Varietas Arjuna dan Hibrida Cl dengan berbagai cara

pemangkasan, nilai LABnya berkisar antara 4,23-6,45 (12). Sebaliknya,

pengaruh naungan akan menyebabkan turunnya LAB (24).

Pertumbuhan tanaman di lapang dikaji lewat sistem analisis

Page 14: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

berdasarkan laju akumulasi bahan kering. Laju akumulasi bahan kering

per satuan luas tanah disebut laju pertumbuhan tanaman (LPT). Laju

pertumbuhan tanaman maksimum dicapai jika tanaman cukup besar

sehingga tanaman dapat memanfaatkan faktor lingkungan pada tingkat

tertinggi. Oleh karena itu dalam lingkungan yang rnenguntungkan, LPT

maksimum terjadi pada waktu penutupan daun sempurna sehingga dapat

menghasilkan bahan kering yang potensial dan laju konversi energi

matahari yang maksimum (24). Laju pertumbuhan tanaman pada jagung

di daerah beriklim sedang mempunyai kisaran 28-51 g.m-2 hari-1 (9, 24).

Untuk varietas jagung di daerah tropis misalnya H6, Kretek, Madura,

Arjuna, dan Hibrida Cl, kisaran dari LPT adalah 7,96-28,17 g.rn-2.hari-1

(17). Pada varietas berumur genjah nilai LPT lebih tinggi daripada varietas

yang berumur menengah maupun berumur dalam (17). Apabila nilai

indeks luas daun (ILD) lebih dari 5,0 maka tambahan bahan kering dari

LPT yang tinggi akan diakumulasikan ke batang. Maksimum LPT yang

pernah diteliti dicapai adalah pada ILD = 7,5 (9, 27).

Indeks panen (IP) adalah rasio hasil bobot kering yang bernilai. eko-

nomi (biji) dengan hasil bobot kering total tanaman. lndeks panen untuk

jagung yang pernah diteliti di daerah beriklim sedang mempunyai kisaran

antara 0,50-0,56 (4, 23). Hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman

pangan Bogor, IP untuk jagung tropis sekitar 0,39 (17). Beberapa sif at

tanaman jagung di daerah tropis seperti rendahnya ILD, rendahnya hasil

biji dengan total bahan kering yang relatif tinggi menyebabkan rendahnya

IP.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aldrich, S.R. and E.R. Leng. 1972. Modern corn production. F & W

Publ. Corp., USA.

2. Bland, B.F. 1980. Crop production cereal and legumes. Academic

Press Inc., New York.

3. Carlson, S.P. 1980. The biology of crop productivity. Academic Press

Inc., New York.

4. Daynard, T.B., J.W. Tanner, and D.J. Hume. 1969.

Contribution of stalk soluble carbohydrates to grain yield of

corn (Zea mays L.). Crop. Sci. 9: 831-834.

5. Effendi, S. 1982. Bercocok tanam jagung. C.V. Yasa Guna,

Jakarta.

6. Fischer, K.S., and A.F.E. Palmer. 1984. Tropical maize.

International Maize and Wheat Improvement Center (CIMMYT),

Page 15: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

Mexico.

7. Franke, G. 1981. Mais (Zea mays L.). In Nutzpflanzen der Tropen and

Subtropen. Band II: 70-92.

8. Gardner, B.R., B.L. Blad, R.E. Maurer, and D.G. Watts. 1981. Rela-

tionships between crop temperature and physiological and

phenological development of differentially irrigated corn. Agron. J. 73:

743-747.

9. Goldsworthy, P.R. 1.974. Maize physiology. In Proc. Worldwide Maize Improvement in the 70's and the Role for CIMMYT, Mexico.

10. Goldsworthy, P.R., and N.M. Fischer. 1984. The physiology of tropical field crops. John Wiley & Sons, New York.

11. Hanway, J.J. 1971. How a corn plant develops. Iowa State Univ. of Sci. and Techn. - Coop. ext. Services, Ames, Iowa, USA.

12. Kountul, S.A., G. Satari, H. Djayasukanta, D.S. Satiaatmadja, dan F. Muhadjir. 1986. Pengaruh pemangkasan terhadap hasil biji dan kualitas daun dua kultivar tanaman jagung (Zea mays L.). Thesis MS., UNPAD, Bandung.

13. Leonard, W.H. and J.H. Martin. 1973. Cereal crops. The Macmillan Co., Collier-Macmillan Ltd., London pp 131-170.

14. Martin, J.H., W.H. Leonard, and Stamp. 1976. Principles of field crop production. Macmillan Publ. Co. pp. 337-339.

15. Muhadjir, F., L. Sibma, and H. van Keulen. 1977. The influence of weather conditions on growth and development of maize crop in the Netherlands Verslag Nr. 13.Centrumoor Agrobiologisch Onderzoek, Wageningen, the Netherlands.

16. Muhadjir, F. 1980. Effect of plant density on leaf area index, light penetration, and yield components of six corn (Zea mays L.) hybrids. MS Thesis Univ. of Wisconsin-Madison, USA.

17. Muhadjir, F. 1984. Studies on the growth and yield of tropical maize (Zea mays L.). Ph.D. Thesis, Kyoto Univ., Kyoto, Japan.

18. Oldeman, L.R. 1975. An agroclimatic map of Java. Contr. Centr. Res.Inst. Agric., Bogor No. 17, 22pp.

19. Oldeman, L.R. 1977. Climate of Indonesia. Proc. Sixth Asian-Pacific Weed Science Soc. Conf., Jakarta, Indonesia. pp 14.30.

20. Pierre, W.H., S.R. Aldrich, and W.P. martin. 1967. The Iowa State Univ. Press Building, Ames, Iowa, USA.

21. Salisbury, F.B., and C.W. Ross. 1978. Plant physiology. Wodsworth Publ. Co., Inc., Belmount, California.

22. Sprague, G.F. 1977. Corn and corn improvement. Am. Soc. of Agron., Inc., Publisher, Madison, Wisconsin, USA.

23. Tanaka, A., and J. Yamaguchi. 1972. Dry matter production, yield components, and grain yield of the maize plant. J. Fac. of Agric. Hokkaido Univ. 57: 71-132.

24. Tesar, M.B. 1984. Physiological basis of crop growth and

Karakteristik Tanaman Jagung 47

Page 16: Karakteristik Tanaman Jagungbalitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/08/3... · beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil (3). Daun tanaman

development. Am. Soc. of Agron., Crop Sci. Soc. of Am., Madison Wisconsin, USA.

25. Tollenaar, M. 1977. Sink-source, relationships during reproductive development in maize. A review, Maydica, XXII, 49-75.

26. Wareing, P.E. and J.P. Cooper. 1971. Potential crop production. Heinmann Educational Books Ltd., London.

27. Williams, W.A., R.S. Loomis, R.S. Duncan, W.G. Dovrat, and A.F. Nunez. 1968. Canopy architecture at various population densities and the growth and grain yield of corn. Crop Sci. 8: 303-308.

28. Wolf, J.M., G. Levine, G.C. Nederman, and E. Gonzales. 1974. Adverse soil-water condition in central Brazil. Page 47. In Abstracts of the 66th Annual Meeting of the Am. Soc. of Agron., Chicago,-111.