Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan...

53
KARAKTERISTIK SIFAT FISIK BUNGKIL KEDELAI, BUNGKIL KELAPA DAN BUNGKIL SAWIT SKRIPSI AHMAD JA’FAR ALI PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Transcript of Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan...

Page 1: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK BUNGKIL KEDELAI, BUNGKIL KELAPA DAN BUNGKIL SAWIT

SKRIPSI

AHMAD JA’FAR ALI

PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 2: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

RINGKASAN

Ahmad Ja’far Ali. D24102001. 2006. Karakteristik Sifat Fisik Bungkil Kedelai, Bungkil Kelapa dan Bungkil Sawit. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Erika. B. Laconi, MS Pembimbing Anggota : Ir. Abdul Djamil Hasjmy, MS

Salah satu faktor yang menentukan kualitas ransum adalah bahan baku. Kualitas bahan baku dapat di uji dengan menggunakan beberapa metode, antara lain uji secara kimia, biologi dan uji fisik, pada penelitian ini melakukan uji kualitas bahan baku secara fisik. Sifat fisik pakan sangat penting dalam industri pakan, karena berhubungan dengan efisiensi proses penangan, pengolahan dan penyimpanan. Keterbatasan data sifat fisik beberapa bahan pakan terutama bahan pakan lokal menyebabkan belum adanya standar mutu secara baku tentang sifat fisik bahan baku pakan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengukur sifat fisik dan kadar air pada bungkil kedelai, bungkil sawit, dan bungkil kelapa dari dua industri yang berbeda. Sifat fisik yang diteliti adalah berat jenis (BJ), Sudut Tumpukan (ST), kerapatan tumpukan (KT), kerapatan pemadatan tumpukan (KPT) dan daya ambang (DA).

Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial, ulangan masing-masing perlakuan sebanyak 4 kali. Faktor pertama yaitu industri dan faktor kedua kedua yaitu jenis bahan. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut kontras orthogonal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bungkil sawit mempunyai Kadar air = 5,47%, Berat jenis = 1177,66 kg/m3 , Kerapatan tumpukan = 627,50 kg/m3, Kerapatan pemadatan tumpukan = 810,00 kg/m3, Sudut tumpukan = 39,400, Daya ambang = 5,32 m/detik. Bungkil kedelai mempunyai Kadar air = 10,16%, Berat jenis = 1213,94 kg/m3, Kerapatan tumpukan = 582,50 kg/m3, Kerapatan pemadatan tumpukan = 722,50 kg/m3, Sudut tumpukan = 29,640 , Daya ambang = 4,56 m/detik. Bungkil kelapa mempunyai Kadar air = 7,90%, Berat Jenis = 1016,86 kg/m3, Kerapatan tumpukan = 538,75 kg/m3, Kerapatan pemadatan tumpukan = 672,50 kg/m3, Sudut tumpukan = 34,550 , Daya ambang = 4,52 m/detik. Perbedaan sifat fisik ini menunjukkan bahwa setiap bahan memiliki karakter yang spesifik.

Kata-kata kunci : kadar air, berat jenis, sudut tumpukan , kerapatan tumpukan,

kerapatan pemadatan tumpukan, daya ambang

Page 3: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

ABSTRACT

Physical Properties Characteristic of Soy Bean Meal, Coconut Bean Meal and Palm Kernel Cake

A. J. Ali, E. B. Laconi, and A. D. Hasjmy

One of factor determined quality ration was feedstuff. Quality of feedstuff can be tested by using some methods, for examples chemical test, biology and physical test. Physical properties of feedstuff were important aspect in feed mill industry, because relating to handling efficiency, processing and depository. This research was conducted to measure physical properties of feedstuff quality. The objectives of this experiment were to measure and compare the physical properties of soy bean meal, palm kernel cake and coconut bean meal took from different industry. The physical properties consisted of angle of repose, bulk density, compacted bulk density, specific gravity and floating rate. The data were statistically analyzed by using the analysis of variance in completely randomized factorial design with four replications. First factor consisted of industry and the second was types of feedstuff, if they were significantly different among parameters, the test was continued by using contrast orthogonal. The results of this experiment showed that palm kernel cake had the mean value of moistures (5.47%), specific gravity (1177.66 kg/m3), bulk density (627.50 kg/m3), compacted bulk density (810.00 kg/m3), angle of repose (39.400), floating rate (5.39 m/sec), soy bean meal had the mean value of moistures (10.16%), specific gravity (1213.94 kg/m3), bulk density (582.50 kg/m3), compacted bulk density (722.50 kg/m3), angle of repose (29.640), floating rate (4.56 m/sec) and coconut bean meal had the mean value of moistures (7.90%), specific gravity (1016.86 kg/m3), bulk density (538.75 kg/m3), compacted bulk density (672.50 kg/m3), angle of repose (34.550), floating rate (4.52 m/sec). Difference existence of this physical properties indicated that every feedstuff had own specific character.

Keywords : Specific gravity, bulk density, compacted bulk density, angle of repose,

floating rate, moisture

Page 4: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK BUNGKIL KEDELAI,

BUNGKIL KELAPA DAN BUNGKIL SAWIT

AHMAD JA’FAR ALI

D24102001

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 5: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK BUNGKIL KEDELAI,

BUNGKIL KELAPA DAN BUNGKIL SAWIT

Oleh

AHMAD JA’FAR ALI

D24102001

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 6 Oktober 2006

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Ir. Erika. B. Laconi, MS Ir. Abdul Djamil Hasjmy, MS NIP. 131 671 591 NIP. 130 516 996

Dekan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc NIP. 131 624 188

Page 6: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tuban, Jawa Timur pada tanggal 19 Maret 1984, putra

dari Bapak H. Abdul Ghofur Ali dan Ibu Hj. Munikmah. Penulis anak pertama dari

dua bersaudara ( Adik Siti Nurlailiah).

Pada tahun 1990 penulis mulai mengenyam pendidikan formal di Madrasyah

Ibtidaiyah (MI) Tarbiatul Banin-Banat sampai tahun 1996, kemudian melanjutkan ke

Madrasyah Tsanawiyah (MTs) dan selesai tahun 1999, kemudian melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Darul Ulum Jombang dan selesai

pada tahun 2002.

Pada tahun 2002 penulis diterima sebagai Mahasiswa Departemen Ilmu

Nutrisi Dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui

jalur USMI (Undangan seleksi mahasiswa IPB).

Selama mengikuti pendidikan aktif di IPB, penulis aktif sebagai Dewan

Perwakilan Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (DPM-TPB) pada tahun 2002-

2003 dan pernah aktif dalam kepanitian Open House penyambutan mahasiswa baru

(angkatan 40) sebagai koordinator LOGSTRAN (logistik dan transportasi) pada

tahun 2003. penulis juga aktif sebagai pengurus HIMASITER (Himpunan

Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak) bidang PSDM (Pengembangan

Sumber Daya Manusia) pada tahun 2003-2004. Penulis juga pernah melaksanakan

pendidikan praktek lapangan di peternakan ayam petelur komersil PT. Karya Mulya

Sembada di Kecamatan Parung kuda Sukabumi.

Page 7: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Alloh SWT. Atas segala Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ”Karakteristik Sifat Fisik Bungkil

Kedelai, Bungkil Kelapa dan Bungkil Sawit” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Sholawat serta salam selalu dicurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga dan sahabat beliau.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur sifat fisik bahan baku pakan sumber

protein nabati yang biasa digunakan oleh industri-industri pakan yang ada di

Indonesia yaitu antara lain bungkil kedelai, bungkil kelapa dan bungkil sawit. Dalam

industri pakan, kualitas bahan baku sangatlah penting untuk menghasilkan ransum

yang baik, sifat fisik merupakan salah satu uji kualitas bahan baku yang penting

untuk diketahui selain uji secara biologis dan uji kualitas secara kimiawi.

Mengetahui sifat fisik pada setiap bahan baku pakan sangat berguna untuk

merancang alat penanganan, penyimpanan dan proses di industri pakan sehingga

efisiensi biaya dan keuntungan dapat tercapai.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri

maupun bagi pembaca. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan dorongan semangat,

menyumbangkan saran dan kritiknya dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor,Oktober 2006

Penulis

Page 8: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ........................................................................................... ii

ABSTRACT............................................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

PENDAHULUAN...................................................................................... 1

Latar Belakang ............................................................................... 1 Perumusan Masalah ........................................................................ 2 Tujuan ............................................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

Sifat Fisik Pakan ............................................................................ 3 Berat Jenis (BJ) ....................................................................... 3 Kerapatan Tumpukan (KT) ..................................................... 4 Kerapatan Pemadatan Tumpukan (KPT).................................. 5 Sudut Tumpukan (ST) ............................................................. 5 Daya Ambang (DA) ................................................................ 8 Bungkil Kedelai ............................................................................ 8 Bungkil Sawit ............................................................................... 10 Bungkil Kelapa ............................................................................. 13

METODE................................................................................................. 15

Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 15 Materi ........................................................................................... 15 Bahan.................................................................................... 15 Peralatan ............................................................................... 15 Rancangan Percobaan ................................................................... 15

Peubah yang Diamati............................................................. 16 Analisa Data.......................................................................... 16

Prosedur........................................................................................ 16 Pengukuran Kadar Air ........................................................... 16 Pengukuran Sifat Fisik........................................................... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 19

Keadaan Umum Penelitian ........................................................... 19 Kadar Air ..................................................................................... 20 Sifat Fisik Ketiga Bahan dari Dua Sumber Industri yang Berbeda...21

Page 9: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

Berat Jenis............................................................................. 21 Kerapatan Tumpukan ............................................................ 23 Kerapatan Pemadatan Tumpukan........................................... 25 Sudut Tumpukan ................................................................... 26 Daya Ambang ....................................................................... 28

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 30

Kesimpulan .................................................................................. 30 Saran............................................................................................. 30

UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 32

LAMPIRAN ............................................................................................ 34

Page 10: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Kerapatan Tumpukan Beberapa Bahan Pakan.......................... 4

2 Sudut Tumpukan Beberapa Jenis Pakan yang Dikelompokkan Berdasarkan Tingkat Kemudahan dalam Pengangkutan dengan Alat Mekanik. ................................................................................. 7

3 Persyaratan Mutu Bungkil Kedelai .................................................. 9

4 Nilai Rataan Sifat Fisik Bungkil Kedelai, Bungkil Kelapa dan Bungkil Sawit ............................................................................... 11

5 Persyaratan Mutu Bungkil Kelapa ................................................. 14

6 Rataan Kadar Air (%) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda.............................................................. ............................. 20

7 Rataan Berat Jenis (kg/m3) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda......................................................................................... 21

8 Rataan Kerapatan Tumpukan (kg/m3) Bahan pada Perlakuan Industri yang Berbeda ................................................................... 23

9 Rataan Kerapatan Pemadatan Tumpukan (kg/m3) Bahan pada Perlakuan Industri yang Berbeda. .................................................. 25

10 Rataan Sudut Tumpukan (0) Bahan pada Perlakuan Industri Berbeda......................................................................................... 27

11 Rataan Daya Ambang (m/detik) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda ................................................................................ 29

Page 11: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Metode Sudut Tumpukan Bahan Pakan ........................................... 6

2. Metode Pengukuran Daya Ambang ................................................. 8

3. Proses Pembuatan Bungkil Kedelai (Harris dan Karmas, 1989) .... .10

4. Komponen Hasil Pongolahan Tandan Buah Kelapa Sawit dan Proses Ekstraksi Bungkil Inti Sawit (Aritonang, 1984)....................12

5. Proses Pembuatan Bungkil Kelapa(Child,1964) ............................ 13

6. Penampakan Visual Bungkil Kedelai, Bungkil Sawit dan Bungkil Kelapa……………………............................................... 15

7. Perbandingan Penampakan Bahan dari Industri A dan Industri B........................................................................................ 19

8. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Berat Jenis......................................... ............................................. 23

9. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Kerapatan Tumpukan....................... .............................................. 24

10. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Kerapatan Pemadatan Tumpukan.... .............................................. 25

11. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Sudut Tumpukan............................... ............................................. 28

12. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Daya Ambang .................................................................. ............... 29

Page 12: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kadar Air Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda ............. 35

2. Berat Jenis Beberapa Bahan dari Industri yang Berbeda..................36

3. Kerapatan Tumpukan Beberapa Bahan dari Industri yang Berbeda............................................ .............................................. 37

4. Kerapatan Pemadatan Tumpukan Beberapa Bahan pada Industri yang Berbeda .................................................................. 38

5. Sudut Tumpukan Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda......................................................................................... 39

6. Daya Ambang Beberapa Bahan dari Industri yang Berbeda........... 40

Page 13: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri yang bergerak di bidang pakan ternak di Indonesia bervariasi, mulai

dari industri besar sampai industri kecil. Industri-industri tersebut mempunyai hasil

produk berupa pakan ternak dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda. Bahan baku

merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas ransum. Sifat fisik merupakan

salah satu metode uji kualitas bahan baku yang sangat penting selain uji secara kimia

dan biologis. Data mengenai sifat fisik beberapa bahan baku pakan masih jarang,

sehingga belum ada standar mutu secara baku mengenai sifat fisik bahan baku

pakan.

Data sifat fisik seperti sudut tumpukan, kerapatan tumpukan, kerapatan

pemadatan tumpukan, Berat jenis dan daya ambang pada bahan baku pakan yang

akan diterima di industri merupakan data awal yang penting selain hasil uji secara

kimia, untuk menentukan suatu bahan baku diterima atau tidak dan untuk

menentukan metode pengangkutan, penyimpanan, dan proses selanjutnya di pabrik.

Dengan demikian bahan pakan akan tetap terjaga kualitasnya, karena pada setiap

proses disesuaikan dengan karakteristik bahan tersebut.

Sifat fisik bahan pakan berperan sangat penting dalam pengendalian proses

pengolahan. Tanpa melakukannya maka pengendalian sifat fisik pakan dan

pencampuran secara homogen tidak dapat tercapai. Pengetahuan tentang karakteristik

bahan ini sangat penting dalam menyediakan data teknis yang diperlukan dalam

rancangan mesin, struktur, proses dan pengendalikan serta dalam menganalisis dan

menentukan efisiensi suatu mesin atau operasi dalam pengembangan suatu produk

pakan baru dalam mengevaluasi dan mempertahankan kualitas produk pakan akhir.

Kualitas nutrisi bahan baku pakan merupakan faktor utama dalam

menentukan kebijakan dalam pemilihan dan penggunaan bahan baku pakan tersebut

sebagai sumber zat makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan

produksinya. Kegunaan dari protein bahan makanan relatif tergantung pada

keperluan hewan terhadap banyaknya protein, beberapa hewan seperti ayam dan babi

tergantung pada asam-asam amino esensial yang terkandung dalam bahan makanan

tersebut. Protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak lebih baik dari protein

hewani, protein nabati cenderung kekurangan beberapa asam-asam amino esensial.

Page 14: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

2

Bahan baku pakan sumber protein nabati yang biasa digunakan oleh

industri-industri makanan ternak di Indonesia akhir-akhir ini antara lain bungkil

kedelai, bungkil kelapa, dan bungkil sawit.

Perumusan Masalah

Data sifat fisik berbagai bahan baku pakan khususnya yang khas berasal dari

Indonesia masih sangat terbatas, sehingga diperlukan studi tentang karakteristik sifat

fisik dalam rangka untuk mendapatkan standar baku tentang sifat fisik bahan baku

pakan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sifat fisik (berat jenis, kerapatan

tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, sudut tumpukan dan daya ambang) pada

bungkil kedelai, bungkil sawit, dan bungkil kelapa dari dua industri yang berbeda.

Page 15: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

3

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat Fisik Pakan

Sifat fisik pakan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk

diketahui. Karakteristik fisik bahan dapat mencakup aspek yang sangat luas mulai

dari sifat-sifat fisik itu sendiri seperti ukuran, bentuk, struktur, tekstur, warna, sifat-

sifat optik dan penampakan, kemudian sifat-sifat yang menyangkut dengan panas,

seperti panas jenis, panas laten, konduktifitas, dan difusi panas. Selain itu masih

terdapat sifat-sifat yang berhubungan dengan kelistrikan seperti konduktifitas listrik,

konstanta dielektrik dan sebagainya. Lebih luas lagi sifat-sifat fisik bahan dapat

dikembangkan menjadi sifat-sifat mekanik seperti elastisitas dan kekentalan ( Syarief

dan Irawan, 1988). Keberhasilan teknologi pakan, homogenitas pengadukan ransum,

laju aliran pakan dalam organ pencernaan, proses absorbsi dan deteksi kadar nutrien

semuanya terkait erat dengan sifat fisik pakan ( Sutardi, 1997)

Sifat fisik dan tekstur bahan menentukan parameter yang penting untuk

merancang alat proses (pengolahan), memenuhi syarat pengemasan, serta kondisi

penyimpanan (Wirakartakusumah,1992)

Kling dan Woehlbier (1983) dalam Khalil (1999a) menjelaskan ada enam

sifat fisik pakan yang penting, yaitu: berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan

pemadatan tumpukan, sudut tumpukan, daya ambang, dan faktor higroskopis.

Berat Jenis (BJ)

Berat jenis adalah perbandingan antara massa bahan terhadap volumenya,

satuannya adalah kg/m3. Berat jenis (BJ) memegang peranan penting dalam berbagai

proses pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Berat jenis memberikan

pengaruh berat terhadap daya ambang dari partikel. Selain itu berat jenis merupakan

faktor penentu dari densitas curah. Berat jenis dan ukuran partikel bertanggung

jawab terhadap homogenitas penyampuran partikel dan stabilitasnya dalam

pencampuran pakan. Pakan atau ransum yang terdiri atas partikel yang perbedaan

berat jenisnya cukup besar, maka campuran ini tidak stabil dan cenderung terpisah

kembali. Oleh karena itu, keadaan ini tidak dikehendaki dalam proses pembuatan

pakan campuran(ransum). Berat jenis sangat mempengaruhi tingkat ketelitian dalam

proses penakaran secara otomatis pada pabrik pakan, seperti dalam proses

Page 16: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

4

pengemasan dan pengeluaran dari dalam silo untuk dicampur atau digiling (Kling

and Woehlbier, 1983 dalam Khalil, 1999a).

Menurut Gauthama (1998) bahwa berat jenis suatu bahan dipengaruhi oleh

komposisi kimia bahan. Ditambahkan pula oleh Suadnyana (1998) bahwa adanya

variasi dalam nilai berat jenis dipengaruhi oleh kandungan nutrisi bahan, distribusi

ukuran partikel dan karakteristik permukaan partikel.

Kerapatan Tumpukan (KT)

Kerapatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan dengan

volume ruang yang ditempati, dengan satuan kg/m3 (Khalil, 1999a). Kerapatan

tumpukan berpengaruh terhadap daya campur dan ketelitian penakaran secara

otomatis, begitu juga dengan berat jenis (Kling and Woehlbier, 1983 dalam Khalil

1999a). Sifat ini juga berperan penting dalam perhitungan volume ruang yang

dibutuhkan oleh suatu bahan dengan berat tertentu seperti dalam pengisian alat

pencampur, elevator dan juga silo. Menurut Ruttloff (1981) dalam Khalil(1999a)

pencampuran bahan dengan ukuran partikel yang sama tetapi mempunyai perbedaan

kerapatan tumpukan yang besar (lebih dari 500 kg/m3) akan sulit dicampur dan

campurannya akan mudah terpisah kembali. Pakan yang memiliki KT yang rendah

(kurang dari 450 kg/m3) waktu jatuh atau waktu mengalir lebih lama dan dapat

ditimbang lebih teliti dengan alat penakar otomatis, baik volumetrik maupun

gravimetrik. Pakan yang mempunyai nilai KT lebih dari 1000 kg/m3 bersifat

sebaliknya. Nilai kerapatan tumpukan beberapa bahan pakan dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Kerapatan Tumpukan Beberapa Bahan Pakan

Bahan pakan Kerapatan tumpukan (kg/m3)

Jagung pipil (*)

Sorghum (cantel)

Kacang tanah pipil

Bungkil kedelai

Tepung ikan

720,9

640,8 - 720,9

240,3 - 304,4

311,7 – 407,0

562,0

Sumber : Khalil (1999a) (*) Syarief dan Irawan (1988)

Page 17: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

5

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (KPT)

Densitas berwadah merupakan perbandingan berat bahan terhadap volume

ruang yang ditempati setelah melalui proses pemadatan seperti digoncangkan dengan

satuan kg/m3 (Khalil, 1999a). Kerapatan pemadatan tumpukan (KPT) adalah

perbandingan antara berat bahan terhadap volume ruang yang ditempatinya setelah

melalui proses pemadatan seperti penggoyangan. Kapasitas silo, kontainer dan

kemasan seperti karung terletak antara kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan

tumpukan. Komposisi kimia bahan turut mempengaruhi sifat fisik, terutama terhadap

nilai kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan berat jenis.

Kerapatan pemadatan tumpukan dan kerapatan tumpukan mempunyai

hubungan sangat erat dan sangat berperan pada penentuan kapasitas silo, dan

pencampuran bahan. Kerapatan pemadatan tumpukan secara umum nilai kerapatan

pemadatan tumpukan menurun dengan semakin tingginya kandungan air

(Suadnyana, 1998)

Sudut Tumpukan (ST)

Sudut tumpukan merupakan sudut yang dibentuk jika bahan dicurahkan dari

suatu tempat pada bidang datar yang akan bertumpukan dan terbentuk suatu

gundukan menyerupai kerucut antara bidang datar dan kemiringan tumpukan yang

terbentuk jika bahan dicurahkan serta menunjukkan kebebasan bergerak suatu

partikel dari suatu tumpukan bahan (Pratomo, 1976). Bentuk kerucut itu akan

menandakan mudah tidaknya bahan meluncur pada bidang masing-masing karena

pengaruh gaya gravitasi. Sudut lancip yang terbentuk oleh lereng gundukan dengan

bidang datar disebut sudut tumpukan. Tangent sudut tersebut adalah koefisien

gesekan antara butir yang satu dengan butir yang lainnya dalam bahan tersebut.

Pratomo (1976) menambahkan bahwa kegunaan praktis dari sifat sudut

tumpukan ini adalah di dalam pemindahan dan pengangkutan bahan karena akan

mempengaruhi kapasitas belt conveyor dan alat material handling lainnya. Sifat

tersebut juga penting untuk menentukan derajat kemiringan dari dasar suatu gudang

penyimpanan bahan untuk keperluan pengosongannya oleh gaya gravitasi.

Ruttloff (1981) dalam Khalil (1999a) menyatakan bahwa kemampuan

mengalir (Flowability) bahan sangat mempengaruhi penanganan, misalnya kecepatan

Page 18: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

6

dan efisiensi pengosongan silo untuk memindahkan barang menuju unit pemindahan

atau pencampuran.

15 cm

tg ø

t

d

Gambar 1. Metode Sudut Tumpukan Bahan Pakan

Penerapan sudut tumpukan dalam proses pengolahan, penanganan dan

penyimpanan adalah (a) sudut tumpukan mempengaruhi daya alir suatu bahan

terutama berpengaruh dalam kecepatan dan efisiensi proses pengosongan silo baik

secara vertikal pada saat memindahkan bahan menuju unit penimbangan atau pada

saat pencampuran bahan (Khalil 1999b); (b) berpengaruh terhadap tingkat efisiensi

pengakutan bahan secara mekanik, kemudahan dan kecepatan pengangkutan suatu

bahan dengan traktor sekop (shove) atau conveyor (Gauthama 1998); (c) serta sudut

tumpukan berpengaruh terhadap ketepatan dalam proses penakaran baik secara

volumetrik maupun gravimetris. Ransum dengan sudut tumpukan yang lebih rendah

akan lebih mudah dan akurat ditimbang dibandingkan dengan ransum yang

mempunyai sudut tumpukan tinggi. Ketepatan penakaran ini berkaitan pula dengan

berat jenis dan kerapatan tumpukan. Pada Tabel 2 diperlihatkan contoh data sudut

tumpukan beberapa jenis pakan yang dikelompokkan berdasarkan kemudahan dalam

penanganan dan pengangkutan secara mekanik.

Page 19: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

7

Tabel 2. Sudut Tumpukan Beberapa Jenis Pakan yang Dikelompokkan Berdasar pada Tingkat Kemudahan dalam Pengangkutan dengan Alat Mekanik

Jenis pakan Sudut tumpukan (0) Rataan (0)

Grup 1: Mudah diangkut dengan alat mekanik

Tepung bijian, dipellet

Gandum

Jelai

Jagung

Bungkil biji rape, dipellet

Tepung darah

Grup 2: Sedang

Bungkil biji rape

Mineral campuran untuk sapi

Bungkil kacang tanah (ekstraksi)

Bungkil kedelai (ekstraksi)

Bungkil kacang tanah (penekanan)

Urea

Bungkil biji matahari (ekstrasi)

Protein sel tunggal (ragi)

Tepung susu skim

Mineral campuran untuk unggas

Bungkil kelapa (ekstraksi)

Butiran giling

Grup 3 : Sulit diangkut dengan alat mekanik

Tepung ikan

Mineral campuran untuk babi

Tepung daging

Dedak gandum

Tepung hijauan

Bungkil biji kapas (ekstraksi)

*)

23-29

19-31

20-29

*)

28-30

28-35

29-39

28-38

28-38

33-38

*)

36-37

30-46

31-40

30-45

25-41

32-45

32-48

35-49

38-47

39-49

33-52

45-50

24

25

25

26

29

29

32

32

33

33

35

35

36

36

37

38

38

39

40

42

43

44

45

48

Keterangan : *) data tidak tersedia Sumber : Ruttloff (1981) dalam Nurcahaya (1999)

Page 20: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

8

Daya Ambang (DA)

Daya ambang adalah jarak yang ditempuh oleh suatu partikel bahan jika

dijatuhkan dari atas ke bawah pada bidang datar selama jangka waktu tertentu,

dengan satuan m/detik. Semakin pendek jarak jatuh partikel bahan yang dicapai per

satuan waktu pada jarak yang telah ditetapkan maka daya ambangnya besar. Daya

ambang berperan penting dalam efisiensi pengangkutan bahan dengan alat penghisap

(Pneumatic conveyor), agar bahan tidak terpisah berdasarkan ukuran dan berat

partikel. Partikel yang mempunyai daya ambang besar akan lebih dahulu terhisap,

sehingga bahan dengan daya ambang kecil akan jatuh lebih cepat dan cenderung

bertumpuk pada bagian bawah (Khalil, 1999a).

3 m

Gambar 2. Metode Pengukuran Daya Ambang

Bungkil Kedelai

Bungkil kedelai adalah produk hasil ikutan penggilingan biji kedelai setelah

diekstraksi minyaknya secara mekanis (ekspeller) atau secara kimia (solvent).

Bungkil kedelai yang dihasilkan secara mekanis lebih banyak mengandung minyak

dan serat kasar, serta lebih sedikit kandungan proteinnya dibandingkan dengan

bungkil kedelai yang dihasilkan dengan menggunakan larutan hexan (Suryahadi et

al., 1997)

Bungkil kedelai ini mensuplai hampir 25% kebutuhan protein pada unggas

(McNoughton et al., 1981). Dibandingkan dengan sumber protein nabati lainnya

kedelai mengandung lisin yang tinggi, namun memiliki pembatas tripsin yang oleh

banyak ahli dipandang sebagai inhibitor proteolitik yang paling penting dalam pakan

unggas karena menyebabkan ketersediaan beberapa asam amino esensial terutama

Page 21: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

9

lisin dan argini menjadi berkurang (Renner et al., 1953). Ditambahkan pula oleh

Waldroup et al., (1985) bahwa penghambat tripsin bukanlah satu-satu faktor dalam

kedelai mentah yang dapat mengambat pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian

Kakade et al., (1973) dalam Waldroup et al., (1985) bahwa perlakuan panas yang

diberikan pada kedelai mentah menyebabkan penghambat tripsin berkurang bahkan

sampai hilang, sehingga mampu meningkatkan protein efisiensi rasio (PER) sebesar

40%. Selain penghambat tripsin, berkurangnya ketersediaan asam amino dan

penurunan nilai nutrisi dalam bungkil kedelai disebabkan pula oleh proses

pemanasan yang berlebih. Mutu bungkil kedelai digolongkan dalam 3 golongan

yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persyaratan Mutu Bungkil Kedelai

Bungkil Kedelai komposisi

Mutu 1 Mutu 2 Mutu 3

Air (%) Maksimum

Protein kasar (%) Minimum

Serat Kasar (%) Maksimum

Abu (%) Maksimum

Lemak (%) Maksimum

Ca (%)

P (%)

Aflatoksin (ppb) Maksimum

12

47

6,0

6

3,5

0,2-0,4

0,5-0,8

40

12

44

6,5

7

3,5

0,2-0,4

0,5-0,8

50

12

41

9

8

5

0,2-0,4

0,5-0,8

50

Sumber : SNI. 01-4227-1996

Bungkil kedelai merupakan limbah dari industri minyak kedelai. Bungkil ini

sangat disukai ternak (Mcdonald et al., 1995) Secara kualitatif kualitas bungkil

kedelai dapat di uji dengan menggunakan kerapatan tumpukan dan uji apung.

Kerapatan tumpukan yang baik adalah 594,1-610.2 kg/m3. Proses pembuatan bungkil

kedelai dapat dilihat pada Gambar 3. di bawah ini.

Page 22: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

10

Kedelai

Pembersihan, pemecah, pemilihan kulit

Kulit (8%) Keping Biji (89%) Hipokotil (3%)

Pemanasan

Penggilingan ekstraksi pelarut heksana

Pakan Ternak Pemisahan Pemisahan

Pelarut Pelarut

Bungkil bungkil Minyak kasar

Gambar 3. Proses Pembuatan Bungkil Kedelai (Harris dan Karmas, 1989)

Bungkil Sawit

Kelapa sawit (Elaeis quneensis jacq) merupakan tanaman yang termasuk

keluarga palma yang tumbuh baik di daerah tropis, di Nigeria disebut Orbignya

cohune (Hartadi et al., 1980 dalam Aritonang, 1984). Kelapa sawit berasal dari

Afrika Barat yang mempunyai iklim tropis sejalan dengan perdagangan budak dari

Afrika, bangsa Inggris dan Portugis membawa kelapa sawit ke Amerika (Hartley,

1967 dalam Simanjuntak, 1998).

Kelapa sawit mempunyai bunga yang terdapat dalam satu tandan dan

bergerombol. Buah kelapa sawit berwarna merah kehitaman dan mengkilap. Bagian

luar dinding buah tebal dan sangat berserat sedangkan bagian dalam buah berwarna

putih, bagian dinding tersebut sangat kasar (Simanjuntak, 1998)

Tanaman kelapa sawit mulai dipanen pada umur 3,5-4,5 tahun sejak

pembibitan. Tanaman ini menghasilkan buah sepanjang tahun dan umur

ekonomisnya 25 tahun. Buah umumnya berupa berondolan yang terpaut erat dalam

bentuk tandan buah. Buah terdiri dari tiga bagian yaitu dinding buah (mesocorp),

tempuraung (cangkang atau shell), dan inti (kernel). Setiap pohon mengandung 6

tandan buah yang tumbuh dan matang secara berurutan. Setiap tandan mengandung

sekitar 250-600 buah berbentuk berondolan, jumlahnya meningkat menurut umur

dan semakin baik penyebarannya. Setiap tandan buah beratnya sekitar 5-30 kg,

sekitar 60-65% adalah berondolan. Dalam buah kelapa sawit terdapat biji (nut) dan

didalam biji terdapat inti sawit sekitar 4-4,5% dari berat tandan segar. Produksi pada

Page 23: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

11

tahun pertama panen berkisar 10-15 ton tandan per hektar per tahun. Produksi ini

meningkat setiap tahunnya dan mencapai puncak pada umur 8-9 tahun dengan

tingkat produksi sekitar 25-30 ton tandan (Aritonang, 1984)

Simanjuntak (1998) menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit masuk

pertama kali ke Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda dari Suriname ke Kebun

Raya Bogor sekitar tahun 1879 dan tanaman ini menyebar ke seluruh tanah air yaitu

pada 15 propinsi. Daerah penanaman kelapa sawit adalah Jawa Barat (daerah Lebak

dan Tangerang), Lampung, Riau, Sumatra Utara, Sumatera Barat dan Aceh.

Tanaman ini mula-mula dikembangkan oleh industri besar seperti perkebunan negara

dan swasta asing kemudian diikuti oleh swasta nasional dan rakyat.

Tabel 4. Nilai Rataan Sifat Fisik Bungkil Kedelai, Bungkil Kelapa dan Bungkil Sawit

Sifat Fisik Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

BJ (Kg/m3)

KT (Kg/m3)

KPT (Kg/m3)

ST ( 0 )

DA (m/detik)

912,2

340,5

320,0

12,5

6,00

1301,3

476,7

406,0

25,3

4,53

1574,3

700,7

503,2

45,2

3,11

Sumber : Khalil (1999a) *) Khalil (1999b)

Hasil utama pengolahan tandan sawit adalah minyak sawit (CPO) dan

minyak inti sawit (Palm Kernel Oil = PKO). Sebagai hasil ikutan diperoleh bungkil

inti sawit (BIS = PKC (Palm Kernel Cake)), serat perasan buah (SPB atau PPF(Palm

Press Fiber)), lumpur sawit kering (POS = Palm Oil Sludge), tandan buah kosong

dan tempurung. Bungkil inti sawit sebagian besar di ekspor sebagai bahan mentah

industri peternakan di negara maju, serat dan tempurung digunakan sebagai bahan

bakar. Tandan kosong merupakan sumber selulosa dan lumpur dapat digunakan

sebagai komponen makanan ternak (Naiboha, 1990). Gambaran tentang komponen

hasil pengolahan kelapa sawit terlihat pada Gambar 4.

Page 24: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

12

HAL 12 ADA PADA FILE TERPISAH JUDUL= TANDAN BUAH SEGAR

Page 25: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

13

Bungkil Kelapa

Menurut SNI (1996) bungkil kelapa adalah hasil ikutan yang didapat dari

ekstraksi daging buah kelapa segar/kering. Mutu bungkil kelapa digolongkan dalam

2 tingkat. Kopra merupakan buah kelapa yang dikeringkan dan digunakan sebagai

sumber minyak. Pengeringan kelapa tersebut biasanya dilakukan dibawah sinar

matahari atau dengan menggunakan pengering buatan (Woodrof,1979).

Menurut Child (1964) bahwa bungkil kopra masih mengandung protein,

karbohidrat, mineral dan sisa-sisa minyak yang masih tertinggal. Karena kandungan

protein yang cukup tinggi, maka bungkil kelapa cukup baik apabila digunakan

sebagai makanan ternak. Proses pembuatan bungkil ini didapat dilihat pada

Gambar 4.

Kelapa

Pengeringan dengan sinar matahari

Penghancuran

Pemasakan pada suhu 115,5 0C

Pengepresan

Minyak Bungkil

Gambar 5. Proses Pembuatan Bungkil Kelapa (Child, 1964)

Bungkil kelapa mengandung lemak yang tinggi maka ketengikan mudah

terjadi, sehingga disarankan untuk tidak terlalu lama dalam penyimpanan bungkil ini.

Kadar air yang baik untuk menyimpan bungkil ini adalah kurang dari 13%

(Suryahadi et al., 1997). Persyaratan mutu bungkil kelapa meliputi kandungan nutrisi

dan toleransi aflatoksin. Persyaratan mutu bungkil kelapa menurut SNI dapat dilihat

pada Tabel 5.

Page 26: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

14

Tabel 5. Persyaratan Mutu Bungkil Kelapa

Jenis Komposisi

A B

Air (%) Maksimum

Protein kasar (%) Minimum

Serat Kasar (%) Maksimum

Abu (%) Maksimum

Lemak (%) Maksimum

Asam Lemak Bebas (% terhadap lemak)

Ca (%)

P (%)

Aflatoksin (ppb) Maksimum

12

18

14

7

12

7

0,05-0,30

0,40-0,75

100

12

16

16

9

15

9

0,05-0,30

0,40-0,75

100

Sumber : Revisi SNI. 01-2904-1992

Page 27: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

15

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut

Pertanian Bogor, mulai bulan Juni-Nopember 2005.

Materi

Bahan

Penelitian ini menggunakan bahan pakan sumber protein nabati yang sering

digunakan dalm penyusunan ransum di industri pakan yaitu : bungkil kedelai,

bungkil sawit dan bungkil kelapa. Bahan pakan yang digunakan merupakan sampel

pakan yang diperoleh dari 2 industri, yaitu industri(A) dan industri (B), masing-

masing sebanyak 5 kg.

Bungkil kedelai Bungkil sawit Bungkil kelapa

Gambar 6. Penampakan Visual Bungkil Kedelai, Bungkil Sawit dan Bungkil Kelapa

Peralatan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain oven, mistar,

segitiga siku-siku, corong plastik, gelas ukur 100 ml dan 1000 ml, kertas karton,

alumunium foil, kantong plastik, jangka, stopwatch, pengaduk, pemanas air, kaca

pembesar, suntikan, sendok makan, sendok teh dan alat penjepit.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap pola faktorial 2 x 3. Faktor pertama adalah industri yang berbeda yaitu

industri A dan industri B, faktor kedua adalah jenis bahan yaitu bungkil kedelai,

Page 28: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

16

bungkil kelapa dan bungkil sawit. Setiap perlakuan terdiri atas 4 ulangan. Model

matematik yang digunakan sebagai berikut:

Xijk = ì + ái + âj + áâij + åijk

Keterangan :

Xijk = X perlakuan Faktor A ke-i Faktor B ke-j ulangan ke-k

µ = nilai rata – rata umum

ái = efek faktor A ke-i

ßj = efek faktor B ke-j

áßij = efek interaksi faktor A ke-i faktor B ke-j

åijk = eror faktor A ke-i faktor B ke-j ulangan ke-k

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

• Pengukuran kadar air

• Pengukuran sifat fisik antara lain berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan

pemadatan tumpukan, sudut tumpukan dan daya ambang.

Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan sidik ragam (ANOVA), jika data yang

diperoleh berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Kontras Orthogonal (Steel And

Torrie (1993).

Prosedur

Pengukuran Kadar Air

Setiap sempel yang diperoleh diukur kadar airnya untuk mengetahui kadar air

awal. Kadar air diukur dengan menggunakan oven 105o C selama 24 jam sampai

bobot stabil.

Pengukuran Sifat Fisik

Berat Jenis

Bahan dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml dengan menggunakan sendok

teh melalui corong sampai volume 50 ml. Gelas ukur yang telah berisi sempel

ditimbang untuk mengetahui beratnya, setelah itu dimasukkan aquades sebanyak 5

ml. Pembacaan volume akhir dilakukan setelah volume tidak berubah lagi.

Page 29: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

17

Perubahan volume aquades merupakan volume bahan yang sesungguhnya (Khalil,

1999a).

Bobot Bahan (gram) BJ = Perubahan Volume aquades (ml)

Kerapatan Tumpukan

Metode pengukuran kerapatan tumpukan dengan mencurahkan bahan

kedalam gelas ukur 1000 ml, kemudian ditimbang untuk mengetahui beratnya.

Pencurahan bahan diusahakan rata permukaan gelas ukur. Pencurahan bahan melalui

corong dan menggunakan sendok teh untuk mencurahkan sempel pada posisi yang

sama. Setiap pengamatan hindari terjadinya goncangan selama pengukuran.

Satuannya adalah kg/m3. Nilai kerapatan tumpukan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus dibawah ini (Khalil, 1999a).

Berat bahan yang di tempatkan (gram) KT = Volume ruang yang ditempati (ml)

Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Besarnya kerapatan pemadatan tumpukan ditentukan dengan cara yang sama

seperti penentuan kerapatan tumpukan, tetapi volume dibaca setelah dilakukan

pemadatan dengan cara menggoyang - goyangkan gelas ukur dengan tangan sampai

volumenya tidak berubah. Satuannya adalah kg/m3 (Khalil, 1999a)

Sudut Tumpukan

Pengukuran sudut tumpukan dilakukan di dalam ruang dengan menjatuhkan

bahan pada ketinggian 15 cm melalui corong pada bidang datar dengan

menggunakan kertas karton manila berwarna putih yang telah diberi tanda untuk

mengukur diameter.

Besarnya sudut tumpukan bahan dapat di tentukan dengan mengukur

diameter dasar ( d) dan tinggi tumpukan ( t ).

Besarnya sudut tumpukan dihitung dengan rumus = (Khalil, 1999b)

tg ø = t / 0,5 d

Daya Ambang

Page 30: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

18

Daya ambang bahan diukur dengan menjatuhkan sempel pada ketinggian 3 m

dari lantai kemudian diukur lama waktu ( detik ) yang dibutuhkan untuk mencapai

lantai dengan menggunakan stopwatch. Lantai tepat jatuh bahan diberi alas

alumunium foil untuk meminimumkan kesalahan. Diusahakan bahan jatuh tegak

lurus dengan membuat bulatan pada alumunium foil. Untuk meminimumkan

pengaruh angin semua lubang yang memungkinkan angin masuk selama pengukuran

daya ambang di tutup dengan kertas karton.

Daya ambang diukur dengan rumus : (Khalil, 1999b)

Jarak jatuh (m) Daya Ambang = Waktu yang dibutuhkan(detik)

Page 31: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Penelitian

Bungkil kedelai, bungkil kelapa dan bungkil sawit yang digunakan dalam

penelitian, berasal dari dua industri yang berlokasi didaerah Bekasi dan Bogor.

Ketiga bahan yang digunakan dalam penelitian di ambil dari industri tersebut melalui

staf kualiti kontrol untuk pengambilan sampel penelitian. Sampel yang di dapat

sebanyak 5 kg, kemudian di bagi menjadi 4 wadah sesuai dengan ulangan perlakuan

untuk tiap sampel bahan.

Selama penelitian sampel bahan di simpan dalam toples dan dimasukkan

dalam lemari pendingin, hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada bahan

penelitian, sehingga dalam penelitian kualitas bahan tetap terjaga. Perbandingan

warna dan tekstur bahan dari industri A dan industri B ditunjukan pada Gambar 7

dibawah ini.

Gambar Bahan dari Industri A

Bungkil Kedelai Bungkil Sawit Bungkil Kelapa

Gambar Bahan dari Industri B

Page 32: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

20

Bungkil Kedelai Bungkil Sawit Bungkil Kelapa

Gambar 7. Perbandingan Penampakan Bahan dari Industri A dan Industri B

Kadar Air

Kadar air antara industri A dan industri B yang berbeda pada bahan pakan

bungkil sawit, bungkil kedelai dan bungkil kelapa memberikan perbedaan yang

sangat nyata (P<0,01), begitu juga pada perbandingan bahan bungkil sawit, bungkil

kedelai dan bungkil kelapa dari dua industri yang berbeda memberikan perbedaan

yang sangat nyata. Berdasarkan uji sidik ragam untuk kadar air terhadap industri

dapat dilihat pada Table 6.

Tabel 6. Rataan Kadar Air (%) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

Industri Bahan

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

A

B

8,85AC±0,10

11,47BC±0,52

6,78AB±0,14

9,03BB±2,05

5,56BA±0,15

5,29AA±0,37

*) superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) ditandai dengan huruf kecil dan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) ditandai dengan huruf besar.

Bungkil kedelai dan bungkil kelapa dari industri (A) memiliki kadar air

yang lebih rendah daripada kadar air dari industri (B), sedangkan pada bungkil sawit

dari industri A memiliki kadar air yang lebih tinggi daripada industri B. Rataan kadar

air bahan antara kedua industri menunjukkan bahwa bungkil sawit dari industri B

menunjukkan nilai terkecil yaitu 5,29%, sedamgkan bungkil kedelai dari industri B

munujukkan nilai kadar air bahan terbesar yaitu 11,47%. Industri A mempunyai

rataan kadar air bahan yang lebih rendah dibandingkan dengan rataan kadar air bahan

pada industri B.

Perbedaan kadar air bahan bungkil sawit, bungkil kedelai dan bungkil

kelapa berdasarkan Tabel 6. menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01).

Nilai kadar air rata-rata bungkil kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan bungkil

sawit dan bungkil kelapa dari dua industri. Perbedaan kadar air dari ketiga bahan

tersebut mungkin disebabkan oleh tekstur permukaan bahan yang berbeda antara

bungkil sawit, bungkil kedelai dan bungkil kelapa, sehingga mempengaruhi daya

Page 33: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

21

serap bahan terhadap uap air dari luar yang berbeda antara ketiga bahan tersebut,

selain kandungan air pada bahan itu sendiri. Bahan baku dalam industri pakan

diharapkan mengandung kadar air yang rendah, karena tingginya kadar air dapat

mempengaruhi keefisienan dalam penyusunan ransum dan dapat mengakibatkan

kerusakan bahan pakan akibat serangan cendawan dan kutu selama proses

penyimpanan. Penentuan kadar air bahan berguna dalam pembahasan sifat-sifat fisik

bahan pakan tersebut.

Sifat Fisik Ketiga Bahan dari Dua Sumber Industri yang Berbeda

Sifat fisik dan tekstur bahan mementukan parameter yang penting untuk

merancang alat proses (pengolahan), memenuhi syarat pengemasan, serta kondisi

penyimpanan (Wirakartakusumah,1992)

Berat Jenis

Berat jenis adalah perbandingan antara berat bahan terhadap volumenya,

satuannya adalah kg/m3. Berat jenis (BJ) memegang peranan penting dalam berbagai

proses pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Berat jenis memberikan

pengaruh berat terhadap daya ambang dari partikel. Selain itu berat jenis merupakan

faktor penentu dari densitas curah. Berat jenis dan ukuran partikel bertanggung

jawab terhadap homogenitas penyampuran partikel dan stabilitasnya dalam

pencampuran pakan. Berat jenis sangat mempengaruhi tingkat ketelitian dalam

proses penakaran secara otomatis pada pabrik pakan, seperti dalam proses

pengemasan dan pengeluaran dari dalam silo untuk dicampur atau digiling (Kling

and Woehlbier, 1983 dalam Khalil, 1999). Nilai berat jenis berbagai bahan pada

industri yang perbeda dapat dilihat pada Tabel 7. dibawah ini.

Tabel 7. Rataan Berat Jenis(kg/m3) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

Bahan

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

A

B

1130,23Ab±28,89

1297,65Bb±100,99

966,03AA±23,34

1067,70BA±45,74

1204,55Bb±62,74

1150,78Ab±43,17

*) superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) ditandai dengan huruf kecil dan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) ditandai dengan huruf besar.

Page 34: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

22

Berat jenis bungkil kedelai, bungkil kelapa dan bungkil sawit antara industri

A dan industri B menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Nilai rataan

berat jenis tertinggi berdasarkan hasil pengamatan dimiliki oleh bungkil kedelai dari

industri B, rataan nilai berat jenis pada bungkil kelapa menunjukkan pengaruh yang

sangat nyata (P<0,01) terhadap bungkil sawit dan bungkil kedelai. Perbedaan nilai

berat jenis selain dipengaruhi oleh perbedaan kandungan nutrisi bahan dalam hal ini

nutrisi bahan yang dipengaruhi oleh kadar air juga dipengaruhi oleh perbedaan

karakteristik permukaan partikel.

Berat jenis bungkil kedelai dari industri B pada penelitian ini menunjukkan

nilai tertinggi, dibandingkan bungkil sawit dan bungkil kelapa. Perbedaan ini diduga

dipengaruhi oleh karakteristik permukaan partikel. Bungkil kedelai dilihat dari

penampakannya kelihatan kompak dengan rongga antar partikel kecil. Struktur yang

padat dan kompak menyebabkan nilai berat jenis bungkil kedelai yang lebih tinggi.

Bungkil kelapa memiliki nilai berat jenis yang paling kecil, hal ini diduga karena

kandungan air yang terdapat dalam bungkil kelapa rendah. Sehingga daya tarik antar

partikel sejenis (kohesi) pada bungkil kelapa lebih kecil dari pada daya tarik dari

partikel lain (adesi). Hal ini menyebabkan rongga antar partikel besar dan kurang

kompak.

Rataan nilai berat jenis bungkil kedelai dan bungkil kelapa pada industri A

lebih kecil jika dibandingkan nilai rataan berat jenis pada industri B, sedangkan nilai

berat berat jenis bungkil sawit pada industri A lebih besar daripada nilai berat jenis

bungkil sawit pada industri B. Perbedaan nilai ini diduga selain dipengaruhi oleh

perbedaan karakteristik permukaan bahan juga dipengaruhi oleh kandungan air yang

terdapat dalam bahan. Pada Tabel 6. yang menunjukkan bahwa nilai kadar air

bungkil sawit pada industri A lebih tinggi daripada nilai kadar air pada industri B.

kadar air yang rendah menyebabkan kohesivitas rendah sehingga rongga antar

partikel besar dan kurang kompak, hal ini menyebabkan nilai berat jenis bungkil

sawit pada industri B lebih rendah.

Porositas adalah rasio antara kerapatan tumpukan dengan berat jenis.

Porositas ini menunjukkan besarnya volume ruang antar partikel di dalam suatu

tumpukan pakan. Porositas ini memegang peranan penting misalnya dalam mencapai

efisiensi proses pengeringan bahan, kerana berkaitan erat dengan daya hantar panas

Page 35: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

23

di dalam tumpukan bahan (Chung dan Lee, 1985 dalam Khalil, 1999a). ditambahkan

pula oleh Kling dan Woehlbier (1983), dalam Khalil (1999a) menyatakan bahwa

Pakan atau ransum yang terdiri atas partikel yang perbedaan berat jenisnya cukup

besar, maka campuran ini tidak stabil dan cenderung mudah terpisah kembali. Oleh

karena itu, keadaan ini tidak diinginkan dalam proses pembuatan pakan campuran

(ransum). Gambar 8. di bawah ini menunjukkan interaksi antara jenis bahan pada

industri yang berbeda.

Gambar 8. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat

Fisik Berat Jenis Kerapatan Tumpukan

Kerapatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan dengan

volume ruang yang ditempati, dengan satuan kg/m3 (Khalil, 1999a). Densitas curah

berpengaruh terhadap daya campur dan ketelitian penakaran secara otomatis, begitu

juga dengan berat jenis (Kling and Woehlbier, 1983 dalam Khalil 1999a). Sifat ini

juga berperan penting dalam perhitungan volume ruang yang dibutuhkan oleh suatu

bahan dengan berat tertentu seperti dalam pengisian alat pencampur, elevator dan

juga silo.

Tabel 8. Rataan Kerapatan Tumpukan (kg/m3) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda.

Industri Bahan

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

A

B

622,50AB±5,00

542,50BB±17,08

617,50AC±9,75

460,00BC±0

665,00AA±5,77

590,00BA±16,33

*) superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) ditandai dengan huruf kecil dan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) ditandai dengan huruf besar.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

B ungk il K edelai B ungk il K elapa B ungk il S awit

Indus tri A

Indus tri B

Page 36: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

24

Data kerapatan tumpukan bungkil sawit, bungkil kedelai dan bungkil kelapa

dari dua industri yang berbeda disajikan pada Tabel 8. Bungkil kedelai, bungkil

sawit, dan bungkil kelapa dari industri yang berbeda mempunyai kerapatan

tumpukan yang sangat nyata (P<0,01) berbeda. Bungkil kedelai, bungkil kelapa dan

bungkil sawit dari industri A mempunyai kerapatan tumpukan lebih besar daripada

bungkil kedelai, bungkil sawit dan bungkil kelapa dari industri B. Tingginya nilai

kerapatan tumpukan bahan dari industri A pada penelitian ini diperkirakan karena

kadar air dan kohesifitas bahan.

Kerapatan tumpukan pada ketiga bahan yang berbeda menunjukkan

pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). Berdasarkan pengamatan Rataan nilai

kerapatan tumpukan yang paling tinggi terdapat pada bungkil sawit dari industri A

yaitu 665,00 g/l, dibandingkan nilai rataan kerapatan tumpukan yang terdapat pada

bungkil kelapa dan bungkil kedelai. Kerapatan tumpukan dipengaruhi oleh intensitas

gaya kohesi. Selanjutnya Peleg dan Bagley (1983) dalam Prambudi (2001)

menjelaskan bahwa tepung yang halus serta mengandung kadar air yang rendah

seperti seperti krimer kopi memiliki gaya kohesi yang rendah. Dari Tabel 6. dapat

dilihat bahwa bungkil sawit memiliki kandungan air yang rendah oleh karena itu

bungkil sawit memiliki daya kohesi yang rendah, sehingga hal ini menyebabkan

bungkil tersebut bebas bergerak. Nilai kerapatan tumpukan rendah dapat disebabkan

karena rendahnya kadar air dalam bungkil yang diukur (wijayanti, 2000).

Menurut Ruttloff (1981) dalam Khalil (1999a) pencampuran bahan dengan

ukuran partikel yang sama tetapi mempunyai perbedaan kerapatan tumpukan yang

besar (lebih dari 500 kg/m3) akan sulit dicampur dan campurannya akan mudah

terpisah kembali. Pakan yang memiliki KT yang rendah (kurang dari 450 kg/m3)

waktu jatuh atau waktu mengalir lebih lama dan dapat ditimbang lebih teliti dengan

alat penakar otomatis, baik volumetrik maupun gravimetrik. Gambar 9. di bawah ini

menunjukkan interaksi antara jenis bahan pada industri yang berbeda.

0 100 200 300 400 500 600 700

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

Industri A Industri B

Page 37: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

25

Gambar 9. Interaksi Jenis Bahan dan Industri yang Berbeda pada Kerapatan Tumpukan

Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Kerapatan pemadatan tumpukan adalah perbandingan antara berat bahan

dengan volume yang ditempati bahan setelah melalui proses pemadatan seperti

penggoyangan (Khalil, 1999a). Nilai kerapatan pemadatan tumpukan pada industri

yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 9. dibawah ini.

Tabel 9. Rataan Kerapatan Pemadatan Tumpukan (kg/m3) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

Industri Bahan

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

A

B

747,50Aa±9,57

697,50Ba±15,00

742,50Aa±9,57

602,50Ba±9,57

822,50Aa±9,57

797,50Ba±18,93

*) superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) ditandai dengan huruf kecil dan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) ditandai dengan huruf besar.

Nilai kerapatan pemadatan tumpukan berbagai bahan dari industri A lebih

tinggi dari pada industri B penunjukkan pengaruh yang sangt nyata (P<0,01). Nilai

kerapatan pemadatan tumpukan tertinggi dicapai oleh bungkil sawit pada industri A

kemudian bungkil kedelai, dan bungkil kelapa. Dengan adanya proses pemadatan

maka partikel-partikel dipaksa untuk mengisi celah-celah yang kosong (Peleg dan

Bagley, 1983 dalam Prambudi, 2001). Kejadian tersebut erat hubungannya dengan

sifat kohesifitas bahan, apabila suatu bahan mempunyai sifat kohesifitas yang tinggi

maka partikel bahan tersebut akan sulit mengisi celah kosong yang tersedia. Gambar

10. di bawah ini menunjukkan interaksi antara jenis bahan pada industri yang

berbeda.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

B ungk il K edelai B ungk il K elapa B ungk il S awit

Indus tri A

Indus tri B

Page 38: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

26

Gambar 10. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Gambar 10. menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara jenis bahan

dengan industri yang berbeda. Hasil pengamatan pada Tabel 9. menunjukkan bahwa

nilai rataan kerapatan tumpukan pada bahan pakan yang berbeda memperlihatkan

perbedaaan yang tidak nyata. Perbedaan kandungan air tidak nyata berpengaruh

terhadap nilai kerapatan pemadatan tumpukan pakan hijauan. Akan tetapi pada

kelompok pakan yang lain, kerapatan pemadatan tumpukan cenderung menurun

dengan meningkatnya kandungan air (Khalil, 1999a).

Sudut Tumpukan

Sudut tumpukan merupakan sudut yang dibentuk jika bahan dicurahkan dari

suatu tempat pada bidang datar yang akan bertumpukan dan terbentuk suatu

gundukan menyerupai kerucut antara bidang datar dan kemiringan tumpukan yang

terbentuk jika bahan dicurahkan serta menunjukkan kebebasan bergerak dari suatu

partikel dari suatu tumpukan bahan (Pratomo, 1976). Semakin bebas suatu partikel

bergerak, maka sudut tumpukan yang terbentuk semakin kecil. Pergerakan partikel

yang ideal ditunjukkan oleh ransum dengan sudut tumpukan 200-500 (Ruttloff, 1981

dalam Khalil 1999b).

Pratomo (1976) menambahkan bahwa kegunaan praktis dari sifat sudut

tumpukan ini adalah di dalam pemindahan dan pengangkutan bahan karena akan

mempengaruhi kapasitas belt conveyor dan alat material handling lainnya. Sifat

tersebut juga penting untuk menentukan derajat kemiringan dari dasar suatu gudang

penyimpanan bahan untuk keperluan pengosongannya oleh gaya gravitasi.

Hasil pengamatan sudut tumpukan bungkil kedelai, bungkil kelapa dan

bungkil sawit berkisar antara 24,100 - 42,190. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa

bungkil kedelai dari industri A mempunyai sudut tumpukan yang lebih kecil yaitu

24,100,sedangkan bungkil kedelai dari industri B mempunyai sudut tumpukan lebih

besar yaitu 35,180, begitu juga dengan bungkil sawit dari industri A lebih kecil yaitu

36,610 daripada industri B yang mempunyai sudut tumpukan 42,190 dan bungkil

Page 39: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

27

kelapa yang mempunyai sudut tumpukan 31,510 dari industri A dan 37,600 dari

industri B. Rataan Sudut tumpukan ketiga bahan dari industri A lebih rendah dari

pada industri B. Rataan nilai sudut tumpukan bahan dari dua industri yang berbeda

menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) berbeda, hal ini dapat dilihat

pada Tabel 10. Perbedaan ini dipengaruhi oleh kadar air bahan, karena bahan yang

memiliki sudut tumpukan tinggi umumnya memiliki kadar air yang tinggi

(Qomariyah,2004).

Berdasarkan analisa sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 10. bahwa

Perbedaan bahan pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) antara bungkil kedelai

dengan bungkil kelapa dan bungkil sawit, begitu juga dengan bungkil kelapa dan

bungkil sawit menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Rata-rata sudut tumpukan

paling besar adalah bungkil sawit pada industri B yaitu 42,190, sedangkan sudut

tumpukan terendah adalah pada bungkil kedelai industri A, hal ini karena pengaruh

kadar air dan kohesifitas yang berbeda. Bungkil kedelai mengandung kadar air bahan

yang lebih tinggi daripada bungkil sawit, tetapi memiliki sudut tumpukan yang lebih

kecil, hal ini mungkin karena kandungan kimia bahan yang berbeda. Karena selain

dipengaruhi kadar air dan ukuran partikel bahan, kohesifitas juga dipengaruhi oleh

kandungan kimia bahan seperti lemak dan serat kasar. Sudut tumpukan ini

berhubungan dengan kohesivitas (hubungan antar partikel sejenis). Jika sudut

tumpukan besar maka kohesivitasnya besar. Selain itu sudut tumpukan juga

merupakan metode cepat untuk mengukur laju aliran/daya luncur suatu bahan (Carr,

1976 dalam Qomariah 2004)

Tabel 10. Rataan Sudut Tumpukan (0) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

Industri Bahan

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

A

B

24,10AA±1,09

35,18BA±1,69

31,51AB±2,02

37,60BB±2,35

36,61AC±1,13

42,19BC±1,40

*) superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) ditandai dengan huruf kecil dan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) ditandai dengan huruf besar.

Hasil pengamatan sudut tumpukan bungkil kedelai, bungkil kelapa dan

bungkil sawit berkisar antara 24,100 - 42,190. Sudut tumpukan kurang dari 350

Page 40: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

28

memiliki kebebasan bergerak yang baik, sedangkan sudut tumpukan 350 – 450

memiliki kebebasan bergerak yang sedang (Peleg and Bagley, 1983 dalam Prambudi,

2001). Fenomena yang terjadi erat kaitannya dengan kohesifitas bahan. Hasil rataan

sudut tumpukan pada bungkil sawit dan bungkil kelapa menandakan bahwa bungkil

sawit dan bungkil kelapa memiliki gaya kohesi yang lebih tinggi daripada gaya

kohesi bungkil kedelai. Gaya kohesi yang tinggi menyebabkan partikel-partikel yang

dicurahkan tidak bebas bergerak, disebabkan oleh gaya tarik menarik anterpartikel

bahan sejenis. Faktor tersebut menyebabkan terbentuknya sudut repost yang besar.

Bungkil kedelai memperlihatkan kebebasan bergerak partikel yang tinggi, yang

ditandai oleh rendahnya sudut repost yang terbentuk, pada saat dicurahkan terjadi

pergerakan partikelnya yang cepat sehingga sudut tumpukan yang terbentuk menjadi

landai. Gambar 11. di bawah ini menunjukkan interaksi antara jenis bahan pada

industri yang berbeda.

Gambar 11. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat Fisik Sudut Tumpukan.

Daya Ambang

Daya ambang adalah jarak yang ditempuh oleh suatu partikel bahan jika

dijatuhkan dari atas ke bawah pada bidang datar selama jangka waktu tertentu,

dengan satuan m/detik. Semakin pendek jarak jatuh partikel bahan yang

dicapai/satuan waktu pada jarak yang telah ditetapkan maka daya ambangnya

basar.daya ambang berperan penting dalam efisiensi pengangkutan bahan dengan

alat penghisap (Pneumatic conveyor), agar bahan tidak terpisah berdasarkan ukuran

dan berat partikel. Partikel yang mempunyai daya ambang besar akan lebih dahulu

terhisap, sehingga bahan dengan daya ambang kecil akan jatuh lebih cepat dan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

Industri A

Industri B

Page 41: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

29

cenderung bertumpuk pada bagian bawah. Nilai daya ambang beberapa bahan yang

berbeda yang berasal dari industri yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 10. dibawah

ini.

Nilai daya ambang bungkil kedelai dari industri A mempunyai nilai yang

lebih besar daripada bungkil kedelai dari industri B, Berbeda dengan bungkil kedelai,

bungkil sawit dan bungkil kelapa mempunyai daya ambang dari industri A lebih

kecil daripada industri B, tetapi berdasarkan analisa sidik ragam pada Tabel 11. tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata.

Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa nilai daya ambang pada

bahan bungkil sawit berbeda nyata (P<0,05) dengan bungkil kelapa dan bungkil

kedelai. Berbeda dengan bungkil sawit, nilai rataan daya ambang pada bungkil

kelapa dan bungkil kedelai tidak memberikan perbedaan yang nyata. Hal ini sangat

erat kaitannya dengan kadar air bahan dan ukuran partikel bahan, karena nilai daya

ambang dipengaruhi oleh kadar air dan ukuran partikel bahan (Khalil, 1999b).

Tabel 11. Rataan Daya Ambang (m/detik) Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

Industri Bahan

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

A

B

5,11ab±1,05

3,81ab±0,21

4,30ab±0,29

4,74ab±0,57

4,96aa±0,61

5,69aa±1,01

*) superskrip yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) ditandai dengan huruf kecil dan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) ditandai dengan huruf besar.

Gambar 12. di bawah ini menunjukkan interaksi antara jenis bahan pada

industri yang berbeda.

0

1

2

3

4

5

6

Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Bungkil Sawit

Industri A

Industri B

Page 42: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

30

Gambar 12. Interaksi Jenis Bahan dengan Industri yang Berbeda pada Sifat

Fisik Daya Ambang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bungkil sawit mempunyai Kadar air =

5,47%, Berat jenis = 1177,66 kg/m3, Kerapatan tumpukan = 627,50 kg/m3,

Kerapatan pemadatan tumpukan = 810,00 kg/m3, Sudut tumpukan = 39,4000, Daya

ambang = 5,32 m/detik. Bungkil kedelai mempunyai Kadar air = 10,16%, Berat jenis

= 1213,94 kg/m3, Kerapatan tumpukan = 582,50 kg/m3, Kerapatan pemadatan

tumpukan = 722,50 kg/m3, Sudut tumpukan = 29,640, Daya ambang = 4,56 m/detik.

Bungkil kelapa mempunyai Kadar air = 7,90%, Berat jenis = 1016,86 kg/m3,

Kerapatan tumpukan = 538,75 kg/m3, Kerapatan pemadatan tumpukan = 672,50

kg/m3, Sudut tumpukan = 34,550, Daya ambang = 4,52 m/detik. Adanya Perbedaan

sifat fisik ini menunjukkan bahwa setiap bahan memiliki karakter yang spesifik.

Saran

Pemilihan bahan dalam formulasi ransum hendaknya memperhatikan sifat

fisik tiap bahan agar homogenitas ransum dapat tercapai dan kesalahan akibat

pemilihan bahan dapat dihindari. Perlu diadakan penelitian tentang sifat fisik pakan

dan hubungannya dengan sifat kimia bahan.

Page 43: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

31

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillahirobbil alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Alloh SWT. Atas segal Rahmat dan Karuniahnya sehingga penulis dapat

menyelesaiakan penulisan skripsi dengan judul ”Karakteristik Sifat Fisik Bunkil

Kedelai, Bungkil Kelapa dan Bungkil Sawit” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Sholawat serta salam selalu

dicurakkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan

sahabat beliau.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Ibu, bapak dan adik lia tercinta atas segala materi, doa, dukungan, perhatian dan

kasih sayang yang diberikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada

Dr. Ir. Erika Budiarti Laconi, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan Ir. Abdul

Djamil Hasjmy, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik

yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran selama penulis melaksanakan

penelitian dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada Ir. Lidy Herawati, MS.

Selaku dosen penguji seminar serta Ir. Dwi Margi Suci, MS dan Ir. Bernadent Nenny

Polii, SU selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan masukan dan

sarannya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada staf pengajar dan staf

Lab. Ilmu dan teknologi Pakan (Pak Opiq, Ibu Eneh, Ibu Welly, Pak Sufyan, Endar

dan Dadang) atas saran, bantuan dan nasehatnya. Rekan-rekan penelitian Haris dan

Fauzan. Farid terimakasih komputernya, teman-teman Darul Ulum. Terimakasih

pada teman-teman Nutrisi 39, Nutrisi 40, TIP 41 dan Formatin. Terimakasih banyak

pada Reka, Budi, Adit, Alva, Hamzah, Sigit, teman-teman jogja dan semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Oktober 2006

Penulis

Page 44: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

32

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, D. 1984. Pengaruh penggunaan bungkil inti sawit dalam ransum babi yang sedang bertumbuh. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Child, R. 1964. Coconut. Longman. London

Gauthama, P. 1998. Sifat fisik pakan lokal sumber energi, sumber mineral serta hijauan pada kadar air dan ukuran partikel yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Harris, R.S. dan E. Karmas. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Penerbit ITB. Bandung

Khalil. 1999a. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan perilaku fisik bahan pakan lokal: kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan berat jenis. Media Peternakan Vol. 22, No 1: 1-11

Khalil. 1999b. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan perilaku fisik bahan pakan lokal: sudut tumpukan, daya ambang dan faktor higroskopis. Media Peternakan Vol. 22, No 1.

Mcdonald, P., R.A Edwards, J.F.D. Greenhalg, C.A. Morgan. 1995. Animal Nutrition, 5th Edition. John Wiley & Sons inc., New York.

McNaughten, J.L., F.N. Reece, and J.W. Deaton. 1981. Relationships between colour, trypsin inhibitor contents, and urease index of soybean meal and effect on broiller performance. Poultry Sci. 60: 393-400.

Naibaho, P.M. 1990. Prospek pengembangan industri hilir kelapa sawit. Kumpulan makalah teknis kelapa sawit. Pekanbaru.

Prambudi, Eko. 2001. Sifat fisik dan kandungan protein tepung bahan pakan hasil pengolahan limbah cair industri tempe dengan penambahan berbagai sumber pati. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Protomo, M. 1976. Teknik Pengolahan Hasil Pertanian. Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Qomariyah, N. 2004. Uji Keasaman (pH), kelarutan, kerapatan tumpukan dan sudut tumpukan untuk mengetahui kualitas bahan pakan sumber protein. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Renner, R., D.R. Clandinin, and A.R. Robblee. 1953. Action of moisture on damage done during over-heating of soybean oil meal. Poultry Sci. 32: 582-585.

Simanjuntak, S.D. 1998. Penggunaan Aspergillus niger untuk meningkatkan nilai gizi Bungkil Inti sawit dalam ransum Broiller. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

Standar Nasional Indonesia. 1996. SNI Bungkil Kelapa. Revisi SNI. 01-2904-1992

Page 45: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

33

Standar Nasional Indonesia. 1996. SNI Bungkil Kedelai. SNI. 01-4227-1996

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suadnyana, I.W., 1998. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan sifat fisik pakan lokal sumber protein. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB.

Sutardi, T. 1997. Peluang dan tantangan pengembangan ilmu – Ilmu Nutrisi Ternak. Makalah orasi ilmiah sebagai guru besar tetap Ilmu Nutrisi Ternak pada Fakultas Peternakan. IPB.

Syarief, R dan A. Irawan. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian. PT. Melton Putra. Jakarta.

Waldroup, P., B.E. Ramsey., H.M. Hellwing, and N.K. Smith. 1985. Optimum processing for soybean meal used in broiller diets. Poultry Sci. 64: 2314-2320.

Wijayanti, S 2000. Mempelajari pembuatan tepung whey tahu dengan pengering semprot dan karakteristik sifat fisiko kimia dan fungsional tepung yang dihasilkan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Wirakartakusumah, A., K.Abdullah, dan A. M. 1992. Sifat Fisik Pangan. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Woodrof, J.G. 1979. Coconut: Production, Processing ang Product, 2nd Edition. The AVI Publ. Co., Inc., Wesport, Connecticut

Page 46: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

34

LAMPIRAN

Page 47: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

35

Lampiran 1. Kadar Air Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

BAHAN INDUSTRI 1 2 3 4 Xij •Xijk2 Industri A B. Sawit 5,6702 5,4697 5,8393 5,6317 22,6109 127,8822555 B. Kedelai 8,7355 8,8368 8,9640 8,8806 35,4169 313,6163469 B. Kelapa 6,6986 6,6199 6,8627 6,9181 27,0993 183,6510769 Industri B B. Sawit 5,8168 5,2087 5,1586 4,9728 21,1569 112,3056117 B. Kedelai 11,608 12,108 10,884 11,2967 45,896 527,4097087 B. Kelapa 8,5289 7,7934 12,061 7,7469 36,1304 338,9662238 188,3104 1603,831223 JK(T) = 126,297609 JK(P) = 112,3275612 jk (E) = 13,97004781 JK (A) = 13,5844316 JK (B) = 88,14175866 JK(AB) = 10,6013709 A Xj ë1 c ë12 ë2 c ë12 B. Sawit 43,7678 -2 -87,536 4 B. Kedelai 81,3129 1 81,313 1 1 81,3129 1 B. Kelapa 63,2297 1 63,23 1 -1 -63,2297 1 62,77013333 57,007 6 18,0832 2 JK (Ked vs Kel,S) 67,70412602 JK (Kel vs S) 20,43763264 SV JK db KT F F.05 F,01 Perlakuan 112,3275612 5 22,466 28,946 2,77 4,25 faktor A 13,5844316 1 13,584 17,503 4,41 8,29 faktor B 88,14175866 2 44,071 56,784 3,55 6,01 JK (S vs Kel,Ked) 67,70412602 1 67,704 87,235 4,41 8,29 JK (Kel vs Ked) 20,43763264 1 20,438 26,333 4,41 8,29 interaksi AB 10,6013709 2 5,3007 6,8298 4,41 8,29 eror 13,97004781 18 0,7761 total 126,297609 23 5,4912

Page 48: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

36

Lampiran 2. Berat Jenis Beberapa Bahan dari Industri yang Berbeda

BAHAN INDUSTRI 1 2 3 4 Xij •Xijk2 Industri A B. Sawit 1155,6 1287,5 1156,3 1218,8 4818,2 5815571 B. Kedelai 1148,6 1161,1 1105,6 1105,6 4520,9 5112138 B. Kelapa 961,1 1000 947,4 955,6 3864,1 3734451 Industri B B. Sawit 1114,3 1212,1 1148,1 1128,6 4603,1 5302722 B. Kedelai 1228,6 1213,3 1315,4 1433,3 5190,6 6766181 B. Kelapa 1061,5 1130,8 1057,1 1021,4 4270,8 4566209 27267,7 31297273 JK(T) = 316961,6196 JK(P) = 258550,8971 jk (E) = 58410,7225 JK (A) = 30909,90375 JK (B) = 176029,5233 JK(AB) = 51611,47 A Xj ë1 c ë12 ë2 c ë12 B. Sawit 9421,3 1 9421,3 1 -1 -9421,3 1 B. Kedelai 9711,5 1 9711,5 1 1 9711,5 1 B. Kelapa 8134,9 -2 -16269,8 4 9089,233333 2863 6 290,2 2 JK (kel vs S,Ked) 170766,0208 JK (S vs Kel) 5263,5025 SV JK db KT F F.05 F,01 Perlakuan 258550,8971 5 51710,17942 15,93514 2,77 4,25 faktor A 30909,90375 1 30909,90375 9,525276 4,41 8,29 faktor B 176029,5233 2 88014,76167 27,12286 3,55 6,01 JK (kel vs Ked,S) 170766,0208 1 170766,0208 52,6237 4,41 8,29 JK (S vs Ked) 5263,5025 1 5263,5025 1,622015 4,41 8,29 interaksi AB 51611,47 2 25805,735 7,952362 4,41 8,29 eror 58410,7225 18 3245,040139 total 316961,6196 23 13780,93998

Page 49: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

37

Lampiran 3. Kerapatan Tumpukan Beberapa Bahan dari Industri yang Berbeda

BAHAN INDUSTRI 1 2 3 4 Xij •Xijk2 Industri A B. Sawit 660 670 660 670 2660 1769000 B. Kedelai 630 620 620 620 2490 1550100 B. Kelapa 630 610 620 610 2470 1525500 Industri B B. Sawit 610 590 590 570 2360 1393200 B. Kedelai 560 550 540 520 2170 1178100 B. Kelapa 460 460 460 460 1840 846400 13990 8262300 JK(T) = 107295,8333 JK(P) = 105170,8333 jk (E) = 2125 JK (A) = 65104,16667 JK (B) = 31508,33333 JK(AB) = 8558,333333 A Xj ë1 c ë12 ë2 c ë12 B. Sawit 5020 2 10040 4 B. Kedelai 4660 -1 -4660 1 -1 4660 1 B. Kelapa 4310 -1 -4310 1 1 -4310 1 4663,333333 1070 6 350 2 JK (S vs Kel,Ked) 23852,08333 JK (Kel vs Ked) 7656,25 SV JK db KT F F.05 F,01 Perlakuan 105170,8333 5 21034,17 178,1718 2,77 4,25 faktor A 65104,16667 1 65104,17 551,4706 4,41 8,29 faktor B 31508,33333 2 15754,17 133,4471 3,55 6,01 JK (S vs Kel,Ked) 23852,08333 1 23852,08 202,0412 4,41 8,29 JK (Kel vs Ked) 7656,25 1 7656,25 64,85294 4,41 8,29 interaksi AB 8558,333333 2 4279,167 36,24706 4,41 8,29 eror 2125 18 118,0556 total 107295,8333 23 4665,036

Page 50: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

38

Lampiran 4. Kerapatan Pemadatan Tumpukan Beberapa Bahan pada Industri yang Berbeda

BAHAN INDUSTRI 1 2 3 4 Xij •Xijk2 Industri A B. Sawit 810 820 830 830 3290 2706300 B. Kedelai 740 760 750 740 2990 2235300 B. Kelapa 750 740 750 730 2970 2205500 Industri B B. Sawit 810 800 810 770 3190 2545100 B. Kedelai 710 680 690 710 2790 1946700 B. Kelapa 610 600 590 610 2410 1452300 17640 13091200 JK(T) = 125800 JK(P) = 122950 jk (E) = 2850 JK (A) = 30816,6667 JK (B) = 77500 JK(AB) = 14633,3333 A Xj ë1 c ë12 ë2 c ë12 B. Sawit 6480 2 630,363 4

B. Kedelai 5780 -1 -237,111 1 1 -

237,111 1 B. Kelapa 5380 -1 -276,431 1 -1 276,431 1 5880 116,8209 6 39,32 2 JK (S vs Kel,Ked) 284,315056 JK (Kel vs Ked) 96,6289 SV JK db KT F F.05 F,01 Perlakuan 122950 5 24590 155,3053 2,77 4,25 faktor A 30816,6667 1 30816,67 194,6316 4,41 8,29 faktor B 77500 2 38750 244,7368 3,55 6,01 JK (S vs Kel,Ked) 284,315056 1 284,3151 1,795674 4,41 8,29 JK (Kel vs Ked) 96,6289 1 96,6289 0,610288 4,41 8,29 interaksi AB 14633,3333 2 7316,667 46,21053 4,41 8,29 eror 2850 18 158,3333 total 125800 23 5469,565

Page 51: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

39

Lampiran 5. Sudut Tumpukan Bahan Pada Perlakuan Industri yang Berbeda

BAHAN INDUSTRI 1 2 3 4 Xij •Xijk2 Industri A B. Sawit 38,2291 35,7091 35,9982 36,4934 146,4298 5364,243 B. Kedelai 24,6022 22,466 24,7286 24,6148 96,4116 2327,381 B. Kelapa 29,0063 33,4096 32,8504 30,7627 126,029 3983,059 Industri B B. Sawit 44,0242 41,4407 40,8151 42,4717 168,7517 7125,179 B. Kedelai 34,1359 33,3497 36,6486 36,5651 140,6993 4957,589 B. Kelapa 34,8894 40,4622 36,8012 38,2494 150,4022 5671,805 828,7236 29429,26 JK(T) = 813,3059339 JK(P) = 762,6604889 jk (E) = 50,64544501 JK (A) = 344,9112457 JK (B) = 380,9454303 JK(AB) = 36,80381298 A Xj ë1 c ë12 ë2 c ë12 B. Sawit 315,1815 1 315,1815 1 1 315,1815 B. Kedelai 237,1109 -2 -474,222 4 1 B. Kelapa 276,4312 1 276,4312 1 -1 -276,431 1 276,2412 117,3909 6 38,7503 2 JK (S vs Kel,Ked) 287,0963209 JK (Kel vs Ked) 93,84910938 SV JK db KT F F.05 F,01 Perlakuan 762,6604889 5 152,5321 54,21174 2,77 4,25 faktor A 344,9112457 1 344,9112 122,5856 4,41 8,29 faktor B 380,9454303 2 190,4727 67,69629 3,55 6,01 JK (Ked vs Kel,S) 287,0963209 1 287,0963 102,0375 4,41 8,29 JK (Kel vs S) 93,84910938 1 93,84911 33,3551 4,41 8,29 interaksi AB 36,80381298 2 18,40191 6,540259 4,41 8,29 eror 50,64544501 18 2,813636 total 813,3059339 23 35,36113

Page 52: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

40

Lampiran 6. Daya Ambang Beberapa Bahan dari Industri yang Berbeda

BAHAN INDUSTRI 1 2 3 4 Xij •Xijk2 Industri A B. Sawit 4,918 5,4545 4,1096 5,3571 19,8392 99,52563 B. Kedelai 4,2857 5,5556 6,383 4,2254 20,4497 107,8286 B. Kelapa 4,1096 4,6875 4,3478 4,0541 17,199 74,20056 Industri B B. Sawit 5,4545 4,5455 6,9767 5,7692 22,7459 132,3712 B. Kedelai 3,6585 3,8961 3,6145 4,0541 15,2232 58,06455 B. Kelapa 5,4545 4,0541 4,6875 4,7619 18,958 90,83564 114,415 562,8261 JK(T) = 17,37647232 JK(P) = 8,579633153 jk (E) = 8,796839165 JK (A) = 0,013104027 JK (B) = 3,722222136 JK(AB) = 4,844306991 A Xj ë1 c ë12 ë2 c ë12 B. Sawit 42,5851 2 85,1702 4

B. Kedelai 35,6729 -1 -35,6729 1 1 -

35,6729 1 B. Kelapa 36,157 -1 -36,157 1 -1 36,157 1 38,13833333 13,3403 6 0,4841 2 JK (S vs Kel,Ked) 3,707575085 JK (Kel vs Ked) 0,014647051 SV JK db KT F F.05 F,01 Perlakuan 8,579633153 5 1,715927 3,511111 2,77 4,25 faktor A 0,013104027 1 0,013104 0,026813 4,41 8,29 faktor B 3,722222136 2 1,861111 3,808186 3,55 6,01 JK (S vs Kel,Ked) 3,707575085 1 3,707575 7,586401 4,41 8,29 JK (Kel vs Ked) 0,014647051 1 0,014647 0,029971 4,41 8,29 interaksi AB 4,844306991 2 2,422153 4,956185 4,41 8,29 eror 8,796839165 18 0,488713 total 17,37647232 23 0,755499

Page 53: Karakteristik Sifat Bungkil Kedelai, bungkil Kelapa dan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32619/D06aja1.pdf · uji secara kimia, biologi dan uji fisik, ... untuk

12

Tandan buah segara (fresh fruit bunches)

Ampas tandan (bunches trash) Buah (fruit) Serat buah(12%) Minyak sawit kasar Inti sawit(4-4,5%) Cangkang sawit (Palm press fiber) (Crude palm oil) (Palm kernel) (Palm nut shell) Minyak sawit murni Lumpur minyak sawit Proses preparasi (Palm oil) (Palm oil sludge) Proses ekstraksi Proses Destilasi Proses Pengeringan Proses pengutipan kembali N-Hexana Bungkil inti sawit(2,3%) Minyak inti sawit N-hexana Air proses pembuatan pelet

Gambar 4. Komponen Hasil Pengolahan Tandan Buah Kelapa Sawit dan Proses Ekstraksi Bungkil Inti Sawit (Aritonang,1984).