Karakteristik Peserta Didik

13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Hakikat manusia sebagai makhluk sosial membuat manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. Bantuan yang diberikan oleh manusia lain itu sebagai perwujudan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Salah satu bentuk interaksi pembuktian bahwa manusia adalah makhluk sosial adalah, bahwasanya manusia memerlukan bantuan dari seorang pendidik. Bisa orang tua, bisa dari guru dan tokoh masyarakat . A nak berperan sebagai peserta ddik sehingga setiap guru harus mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan dalam membentuk kepribadian yang lebih baik dan mengajarkan ilmu agar kelak dapat menjadi insan yang berintelegensi dan berguna bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Memahami karakteristik kepribadian peserta didik tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik masih sama-sama belajar. Dari proses belajar tersebut, banyak pendapat-pendapat atau hasil penelitian tentang macam-macam 1

description

Berisi tentang karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik. Jurusan KSDP, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang, 2014

Transcript of Karakteristik Peserta Didik

Page 1: Karakteristik Peserta Didik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hakikat manusia sebagai makhluk sosial membuat manusia tidak

dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. Bantuan yang diberikan oleh

manusia lain itu sebagai perwujudan bahwa manusia adalah makhluk

sosial. Salah satu bentuk interaksi pembuktian bahwa manusia adalah

makhluk sosial adalah, bahwasanya manusia memerlukan bantuan dari

seorang pendidik. Bisa orang tua, bisa dari guru dan tokoh

masyarakat. Anak berperan sebagai peserta ddik sehingga setiap

guru harus  mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan dalam

membentuk kepribadian yang lebih baik dan mengajarkan ilmu agar kelak

dapat menjadi insan yang berintelegensi dan berguna bagi keluarga dan

lingkungan sekitarnya.

Memahami karakteristik  kepribadian peserta didik tidaklah mudah.

Sehingga antara pendidik dengan peserta didik masih sama-sama belajar.

Dari proses belajar tersebut, banyak pendapat-pendapat atau hasil penelitian

tentang macam-macam kepribadian peserta didik yang bertujuan agar terjadi

kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Jika dalam kehidupan atau

ruang lingkup pendidikan, salah satunya dapat bertujuan untuk

memperlancar proses pembelajaran agar sasaran dan ilmu yang disampaikan

dapat maksimal saat diterima masing-masing peserta didik. Sehingga dapat

dikatakan bahwa memahami kepribadian peserta dapat dianggap modal atau

langkah awal para pendidik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Karakteristik peserta didik sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta didik

saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas. Sebelum

membuat peserta didik fokus terhadap materi atau pelajaran yang pendidik

berikan, langkah awal pendidik adalah membuat peserta didik fokus kepada

1

Page 2: Karakteristik Peserta Didik

pendidik. Apabila para pendidik telah berhasil membuat fokus para peserta

didik kepada pendidik, maka dengan mudahnya para pendidik

melangsungkan kegiatan belajarnya. Maka dari itu, penulis tertarik untuk

memberi tahu tentang macam-macam kepribadian anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas,

adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?

2. Apakah dasar-dasar karakteristik peserta didik?

3. Apa macam-macam kepribadian atau karakteristik pada  peserta

didik?

4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan materi ini:

1. Mengetahui arti atau maksud tentang peserta didik.

2. Untuk mengetahui dasar-dasar karakteristik peserta didik.

3. Mengetahui macam-macam kepribadian atau karakteristik

pada  peserta didik.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

kepribadian.

2

Page 3: Karakteristik Peserta Didik

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peserta Didik

Peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan proses

pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, peserta didik adalah setiap siswa

yang belajar di sekolah. Peserta didik merupakan subjek fokus utama dalam

penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para guru

(pendidik) harus merasa  atau menganggap bahwa pemahaman dan

perlakuan terhadap peserta didik sebagai suatu totalitas atau kesatuan.

2.2 Dasar-Dasar Karakteristik Peserta Didik

Setiap peserta didik mempunyai kemampuan dan pembawaan yang

berbeda. Peserta didik juga berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama.

Kemampuan, pembawaan dan lingkungan sosial peserta didik

membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola

perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan

aktivitas yang dilakukan peserta didik baik di sekolah maupun di luar

sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita peserta

didik, tentunya dengan bimbingan guru (pendidik).

2.3 Macam-Macam Karakteristik Kepribadian

Begitu banyak tipe kepribadian menurut para ilmuwan. Berikut ini

adalah tipe-tpe kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih

memahami kepribadian peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar

dan mengajar berlangsung dengan maksimal.

3

Page 4: Karakteristik Peserta Didik

2.3.1 Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982)

Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Kepribadian Ekstrovert

Dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati

kegembiraan, aktif  bicara, impulsif, menyenangkan spontan,

ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.

2. Kepribadian Introvert

Dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai

kontrol diri yang baik.

3. Kepribadian Neurosis

Dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan

kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat,

pucat, dan gugup.

2.3.2 Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009)

Kepribadian terbagi menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi

kepribadian sebagai berikut:

1. Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.

2. Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-

sungguh, tidak kreatif.

3. Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka

menghindar (evasive) dan neurotik.

4. Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.

5. Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah

berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.

6. Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak

emosional.

7. Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.

8. Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS

emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.

9. Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik

diri.

4

Page 5: Karakteristik Peserta Didik

10. Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban,

malas, mudah lelah.

11. Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.

12. Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

2.3.3 Menurut Hippocrates dan Galenus (dalam Kurnia 2007)

Tipologi kepribadian yang tertuang bersifat jasmaniah atau fisik.

Mereka mengembangkan tipologi kepribadian berdasarkan cairan

tubuh yang menentukan temperamen seseorang. Tipe kepribadian

itu antara lain:

1. Tipe kepribadian choleric (empedu kuning), yang dicirikan

dengan pemilikan temperamen cepat marah, mudah

tersinggung dan tidak sabar.

2. Tipe melancholic (empedu hitam), yang berkaitan dengan

pemilikan temperamen pemurung, pesimis, mudah sedih dan

mudah putus asa.

3. Tipe phlegmatic (lendir), yang bertemperamen yang serba

lamban, pasif, malas dan kadang apatis/ masa bodoh.

4. Tipe sanguinis (darah), yang memiliki temperamen dan sifat

periang, aktif, dinamis dan cekatan.

2.3.4 Menurut Kretchmer dan Sheldon (dalam Kurnia 2007)

Tipologi kepribadian berdasarkan bentuk tubuh atau bersifat

jasmaniah. Macam-macaam kepribadian ini adalah:

1. Tipe asthenicus atau ectomorpic pada orang-orang yang

bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir

abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.

2. Tipe pycknicus atau mesomorphic pada orang yang betubuh

gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, populer

dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman dan suka

makan.

5

Page 6: Karakteristik Peserta Didik

3. Tipe athleticus atau mesomorphic pada orang yang bertubuh

sedang/ atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang

membutuhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah

menyesuaikan diri.

2.3.5 Menurut Jung (dalam Sudianto 2009)

Tipologi kepribadian dikelompokan berdasarkan kecenderungan

hubungan sosial seseorang, yaitu:

1. Tipe Ekstrovert yang perhatiannya lebih banyak tertuju di luar.

2. Tipe Introvert yang perhatiannya lebih tertuju ke dalam

dirinya, dan dikuasai oleh nilai-nilai subjektif.

3. Tetapi, umumnya manusia mempunyai tipe campuran atau

kombinasi antara ekstrovert dan introvert yang disebut

ambivert.

Pada periode anak sekolah, kepribadian anak belum terbentuk

sepenuhnya seperti orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses

pengembangan. Wijaya (1988) menyatakan “karakteristik anak secara

sederhana dapat dikelompokkan atas:

1. Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan.

2. Anak yang biasa-biasa saja.

3. Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial, khususnya dalam

melakukan kegiatan pembelajaran di dekolah.”

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian

Sikap dapat terbentuk karena faktor subyektif seseorang namun juga

karena adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh indpenden. Melalui

interaksi sosial akan terjadi hubungan antar independen sebagai anggota

kelompok sosial. Menurut Azwar (2002) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pembentukan sikap seorang yaitu pengalaman pribadi,

kebudayaan, orang lain yang dianggap penting. Media massa, instalasi atau

6

Page 7: Karakteristik Peserta Didik

lembaga pendidikan dan lembaga Agama serta Emisi dalam diri

indenpenden. Tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian

seseorang termasuk peserta didik, yaitu:

1. Faktor bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya,

misalnya sifat sabar anak dikarenakan orang tuanya juga memiliki

sifat sabar, demikian juga wawasan sosial anak dipengaruhi oleh

tingkat kecerdasannya.

2. Pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil.

Pengalaman itu membentuk konsep diri primer yang sangat

mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam mengadakan

penyesuaian diri dan sosial pada perkembangan kepribadian periode

selanjutnya.

3. Pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan

dasar kepribadian yang sudah ada, atau karena pengalaman yang

sangat kuat sehingga mengubah konsep diri dan sifat-sifat yang sudah

terbentuk pada diri seseorang.

7

Page 8: Karakteristik Peserta Didik

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk yang berfikir atau homo sapiens, makhluk

yang berbuat atau homo faber dan makhluk yang dapat dididik atau homo

educandum, berbagai pandangan telah membuktikan bahwa manusia adalah

makhluk yang kompleks. Keseimbangan tersebut menggambarkan

keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan

manusia lainnya, manusia dengan alam dan lingkungan sekitar serta

manusia dengan Tuhannya.

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan

lingkungan (environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter

keturunan yang dibawa sejak lahir, baik yang berkaitan dengan faktor

biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian, prilaku, apa yang

diperbuat, dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang merupakan hasil dari

perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh

lingkungan.

Individu dalam perkembangannya senantiasa ditandai oleh

karakteristik pribadinya yang berbeda dengan individu yang lain. Perbedaan

individu terjadi pada:

1. Kognitif

2. Kecakapan bahasa

3. Kecakapan motorik

4. Latar belakang

5. Bakat

6. Kesiapan belajar

8

Page 9: Karakteristik Peserta Didik

DAFTAR PUSTAKA

Buchori, M. 1982. Psikologi Pendidikan. Bandung: Jemars.

Wijaya, Juhana. 1988. Psikologi Bimbingan. Bandung: PT Eresco.

Kurnia, Ingridwati, dkk. 2007. Perkembangan belajar Peserta Didik. Jakarta:

Depdiknas.

Suadianto. 2009. Pentingnya Mengenak Ke[ribadian Siswa untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar, Online (http://h2dy.wordpress.com/2009/02/17/pentingnya-

mengenal-kepribadian-siswa-untuk-meningkatkan-prestasi-belajar, diakses

tanggal 6 November 2009).

9