Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin),...

77
KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN TEKNIK PEMELIHARAAN TOKEK DAN CICAK DI PENANGKARAN PT MEGA CITRINDO ANDINA NUGRAHANI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin),...

Page 1: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN TEKNIK PEMELIHARAAN TOKEK DAN CICAK DI PENANGKARAN

PT MEGA CITRINDO

ANDINA NUGRAHANI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN TEKNIK PEMELIHARAAN TOKEK DAN CICAK DI PENANGKARAN

PT MEGA CITRINDO

ANDINA NUGRAHANI

E34062757

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 3: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

RINGKASAN

ANDINA NUGRAHANI (E34062757) Karakteristik Morfologis dan Teknik Pemeliharaan Tokek dan Cicak di Penangkaran PT Mega Citrindo. Dibimbing LIN NURIAH GINOGA dan BUHANUDDIN MASYUD.

Keberadaan tokek dan cicak belum menjadi salah satu jenis yang banyak

diincar orang untuk diperdagangkan sebelum tahun 2010. Salah satu perusahaan yang telah melakukan perdagangan tokek dan cicak adalah PT Mega Citrindo, yang telah bergerak di usaha perdagangan famili Gekkonidae sejak tahun 2000. Status perlindungan dari tokek dan cicak tersebut belum masuk dalam daftar satwa dilindungi dalam APPENDIX CITES, namun keadaan tersebut dikhawatirkan akan mengalami kepunahan di masa yang akan datang.

Hingga tahun 2010 kegiatan untuk budidaya terhadap tokek dan cicak masih belum banyak dilakukan. Faktor yang melatarbelakanginya adalah perilaku alaminya yang rentan stres terhadap sentuhan tangan manusia. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui karakteristik morfologis tokek biasa, tokek bergaris dan cicak terbang; (2) mengetahui teknik pemeliharaan tokek biasa, tokek bergaris dan cicak terbang di penangkaran di PT Mega Citrindo.

Secara umum seluruh data yang di ambil menggunakan beberapa metode yaitu pengukuran, pengamatan, dan studi literatur. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan. Hasil pengamatan terhadap karakteristik morfologi menunjukan bahwa dalam kriteria perdagangan hanya ukuran berat badan yang mempengaruhi penjualan kepada konsumen. Ukuran panjang total dan SVL digunakan untuk membedakan jantan dan betina dalam suatu penelitian ilmiah. Hasil analisis terhadap teknik pemeliharaan di PT Mega Citrindo menunjukan bahwa sistem kandang dilakukan secara berkelompok. Seluruh jenis tokek dan cicak yang menjadi objek penelitian berasal dari pengumpul besar yang berasal dari wilayah Jawa Tengah, Maluku, dan Papua. Jenis pakan yang disukai oleh tokek dan cicak adalah jangkrik hidup. Pakan tambahan hanya diberikan pada jenis tokek bergaris. Upaya pemeliharaan kesehatan dilakukan setiap hari dan tidak dilakukan pemberian obat terhadap penyakit yang menyerang tokek dan cicak. Pemanfaatan hasil terhadap tokek dan cicak yang diperdagangkan hanya digunakan sebagai satwa peliharaan. Terdapat beberapa perilaku khusus yang diamati yakni meliputi aktivitas meluncur pada cicak terbang, aktivitas penumpukan pada tokek dan cicak, aktivitas memakan kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin.

Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik morfologis

dan teknik pemeliharaan.

Page 4: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

SUMMARY

ANDINA NUGRAHANI (E34062757) Morphological Characteristics and Technical Maintenance of Gecko and Lizard in PT Mega Citrindo Captivity. Supervised by LIN NURIAH GINOGA and BURHANUDDIN MASYUD.

The existence of gecko and lizard have not become one of the many types of people targeted to be traded before the year 2010. One of the companies that were trading gecko and lizard are PT Mega Citrindo, who has been engaged in trading business Gekkonidae family since 2000. Protection status of the gecko and lizard is not in the list of protected species in APPENDIX CITES, but the situation is feared to be extinct in the future.

Until the year 2010 activities for the captivity of the gecko and lizard still not much done. Factors that lie behind them is a natural behavior that stress susceptible to a touch of human hands. The purpose of this study were (1) know the morphological characteristics of the tokay gecko, striped gecko and kuhl’s flying gekko, (2) know the technical maintenance of tokay gecko, striped gecko and kuhl’s flying in PT Mega Citrindo.

In general, all data taken using several methods of measurement, observation, and literature studies. Data collected include morphological characteristics and maintenance techniques. The observation of morphological characteristics showed that the trade criteria measure only affects the weight that sales to consumers. Total length and SVL are used to distinguish male and female in a scientific study. Based on analysis of technical maintenance at PT Mega Citrindo show that the system is done in group cages. All types of gecko and lizard who becomes the object of research comes from the large gathering that came from Central Java, Maluku and Papua. Type of feed which is favored by the gecko and lizard is live crickets. Additional feed given only on the type of striped geckos. The efforts of health maintenance is done every day and not do the drugs against diseases that attack the gecko and lizard. Utilization of the results of the gecko and lizard are traded only be used as pets. There are some specific behaviors that include the activity observed in the lizard gliding flight, the accumulation of activity in the gecko and lizard, leather-consuming activity that escapes (Shed skin), and mating season.

Key word: tokay gecko, striped gecko, kuhl’s flying gekko, morphological

characteristics, maintenance techniques.

Page 5: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Karakteristik

Morfologis dan Teknik Pemeliharaan Tokek dan Cicak di Penangkaran PT

Mega Citrindo” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen

pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi

atau lembaga manapun. Semua sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2011

Andina Nugrahani

NRP E34062757

Page 6: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

 

 

Judul Skripsi : Karakteristik Morfologis dan Teknik Pemeliharaan

Tokek dan Cicak di PT Mega Citrindo

Nama : Andina Nugrahani

NRP : E34062757

Program Studi : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS NIP. 19651116 199203 2 001 NIP. 19581121 198603 1 003

Mengetahui : Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S. NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus :

Page 7: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada tanggal 17 April

1988 sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis terlahir dari orang tua yang

bernama Bapak Haji Sujono Sastro Joyohardjo, S.H, M.M. dan Ibu Hajjah Dedeh

Rostina Choruddin, S.H. Penulis memulai pendidikan formal di TK Tunas Sejahtera

Bogor tahun 1992-1994. Penulis melanjutkan pendidikan formal di SD Negeri Polisi

1 Bogor tahun 1994−2000, dilanjutkan SLTP Negeri 6 Bogor tahun 2000−2003, dan

SMU Negeri 2 Bogor tahun 2003−2006. Selanjutnya tahun 2006 penulis diterima

sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2007 penulis

diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas

Kehutanan, Institiut Pertanian Bogor.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai anggota

Fotografi Konservasi (2007).

Selama perkuliahan di IPB, penulis telah mengikuti Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan (PPEH) di Cilacap-Baturraden, Jawa Tengah (2008); Praktek

Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat

(2009); serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Baluran

Propinsi Jawa Timur (2010). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan di Institut Pertanian Bogor, penulis menyelesaikan skripsi

berjudul “Karakteristik Morfologis dan Teknik Pemeliharaan Tokek dan Cicak

di Penangkaran PT Mega Citrindo” di bawah bimbingan Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.

Si. dan Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, M.S.

Page 8: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT, Rabb yang senantiasa memberikan keberuntungan dan

kebarakahan dalam setiap langkah kehidupan.

2. Ibunda Dedeh Rostina Choiruddin dan Ayahanda Sujono Sastro

Joyohardjo, guru terbaik dalam hidup. Terima kasih atas semua nasehat

kehidupan dan semangatnya. Semoga Allah SWT memberikan balasan

yang lebih baik, Allohummaghfirlii waliwaalidaiya warhamhuma kamaa

robbayaanii sighoroo.

3. Aristyo Dwi Putro, adik yang selalu mendukung dan membantu dalam

kegiatan penelitian.

4. Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

5. Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si dan Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, M.S. atas

kasih sayang, pengertian dan kesabaranya selama membimbingku.

Allohumma nawwir qolbii bi nuuri hidaayatika kamaa nawwartal ardho bi

nuuri syamsyika wa qomarika abadan abadaa.

6. Prof. Dr. Ir. Hardjanto, M.S. selaku dosen penguji dan Prof. Dr. Endang

Koestati Sri Harini, M.S. selaku ketua sidangku.

7. Pengelola Penangkaran PT Mega Citrindo beserta staff, khususnya kepada

Mas Ali, Mas Yudi, Mas Komeng, Mas Tama, yang membantu kelancaran

penelitian di PT Mega Citrindo.

8. Ibu Evan, Ibu Titin, Ibu Ratna, Bapak Hasan, Bapak Acu, Bapak Yatna,

dan Bapak Sutoro yang selalu siap membantu pengurusan administrasi

selama penelitian.

9. Septa Febrina Heksaputri, S.Hut, Noor Aenni, S.Hut, Arga Pandiwijaya,

S.Hut, Maiser Syaputra, S.Hut, Raya Akbar Ramadhan, S.Hut, Catur

Wulandari Dono Saputro, S.Hut, Ari Listyowati, S.Hut, Reni Lestari,

S.Hut, Fiona Hanberia Innayah, S.Hut, Indri Nilasari, S.Hut, Agung

Gunawan S.Hut, Amrizal Yusri, S.Hut, Setya Gunawan A.Md, Sigit

Nugraha Putra, S.Kom dan segala segala pihak yang membantu penelitian

ini.

Page 9: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

10. KSHE “Cendrawasih” 43 terimakasih telah menjadikanku seorang sekretaris

umum. Kalian tidak akan tergantikan. Keluarga yang menemaniku selama

kegiatan perkuliahan. Salam hangat dan sukses untuk kita semua.

11. Untuk kamu yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsiku hingga

tuntas dan terimakasih atas semangat yang kamu berikan. Terimkasih pula

telah menemaniku.

12. Rezky Juliano Gumay, S.E, Yoga Rokhmana, S.KM, terimaksih telah

menemaniku selama kegiatan penelitian.

Page 10: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah

memberikan kenikmatan kepada kita, diantaranya meningkatkan derajat bagi orang

orang yang berilmu. Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW yang memberikan cahaya yang menerangi jalan hidup manusia

beserta keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada para pengikutnya yang

senantiasa setia sampai akhir zaman.

Skripsi ini merupakan laporan akhir dari penelitian yang berjudul

”Karakteristik Morfologis dan Teknik Pemeliharaan Tokek dan Cicak di

Penangkaran PT Mega Citrindo”, disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Karya ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Lin

Nuriah Ginoga, M.Si. dan Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, M.S. selaku dosen

pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Pengelola PT Mega

Citrindo beserta seluruh staff. Tak lupa pula ucapan terima kasih penulis ucapkan

kepada seluruh keluarga dan sahabat atas dukungan, do’a dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diperlukan untuk

perbaikan dan pengembangan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2011

Penulis

Page 11: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

DAFTAR ISI Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. 2 Tujuan ......................................................................................................... 3

1. 3 Manfaat ....................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Bio-ekologi Tokek dan Cicak ..................................................................... 4

2. 2 Habitat dan Distribusi ................................................................................. 7

2. 3 Pakan ........................................................................................................... 8

2. 4 Perilaku ....................................................................................................... 9

2. 5 Penangkaran ................................................................................................ 10

BAB III METODE PENGAMBILAN DATA

3. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 14

3. 2 Alat dan Objek Penelitian ........................................................................... 14

3. 3 Metode Pengambilan Data .......................................................................... 14

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. 1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 19

4. 2 Sejarah Lokasi .............................................................................................. 19

4. 3 Jenis Satwa yang Dipelihara ........................................................................ 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1 Karakteristik Morfologis ............................................................................. 21

5. 2 Asal Tokek dan Cicak ................................................................................. 27

5. 3 Teknik Pemeliharaan .................................................................................. 29

5. 4 Pemanfaatan Hasil ...................................................................................... 44

5. 5 Perilaku Khusus Tokek dan Cicak .............................................................. 49

Page 12: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan ................................................................................................. 53

6. 2 Saran ........................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 54

LAMPIRAN ............................................................................................................ 58

Page 13: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

iii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Penentuan jenis kelamin pada tokek dan cicak ............................................. 12

2. Jenis dan metode pengambilan data .............................................................. 14

3. Karakteristik morfologis kuantitatif tokek dan cicak

di PT Mega Citrindo ...................................................................................... 21

4. Daerah asal dan jumlah tokek dan cicak yang dipelihara

di PT Mega Citrindo periode Juli 2010 ......................................................... 27

5. Kelemahan dan kelebihan sistem perkandangan bersama ............................. 29

6. Perlengkapan di dalam kandang pemeliharaan tokek dan cicak ................... 32

7. Aspek pakan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo ...................................... 37

8. Jenis penyakit dan tindakan kesehatan pada tokek dan cicak

di PT Mega Citrindo ...................................................................................... 43

9. Aspek pemanfaatan hasil tokek dan cicak

di PT Mega Citrindo per minggu ................................................................... 45

Page 14: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

iv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Morfologi tokek ................................................................................................ 5

2. Tokek biasa ....................................................................................................... 5

3. Tokek bergaris sorong ....................................................................................... 6

4. Tokek bergaris ambon ....................................................................................... 6

5. Cicak terbang .................................................................................................... 7

6. Metode pengukuran panjang total dan SVL .................................................... 16

7. Abnormalitas fisik tokek ................................................................................. 23

8. Abnormalitas jumlah ekor tokek ..................................................................... 24

9. Determinasi jantan dan betina tokek dan cicak ............................................... 25

10. Jenis tokek dan cicak ....................................................................................... 27

11. Kandang pemeliharaan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo ....................... 30

12. Grafik suhu dalam kandang tokek dan cicak .................................................. 34

13. Grafik kelembaban dalam kandang tokek dan cicak ...................................... 35

14. Perbandingan tokek yang tidak ekonomis (kiri)

dan ekonomis (kanan) ............................................................................... 46

15. Persentase pengiriman ekspor tokek dan cicak

ke negara tujuan ........................................................................................ 47

16. Urutan packing di PT Mega Citirindo ............................................................ 48

17. Jalur pemasaran tokek dan cicak ..................................................................... 49

18. Cicak terbang (a) saat meluncur (b) sebelum meluncur ................................. 50

Page 15: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

v

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tabel suhu kandang tokek dan cicak ............................................................. 58

2. Tally sheet pakan tokek dan cicak ................................................................. 59

3. Jadwal pembersihan kandang ........................................................................ 60

4. Manajemen perkandangan dan habitat buatan ............................................... 61

Page 16: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tokek merupakan bagian dari keanekaragaman hayati Indonesia yang

bernilai ekonomi tinggi, bila telah mencapai berat badan tertentu. Sebelum tahun

2010 tokek belum menjadi sorotan masyarakat untuk menjadi komoditi

perdagangan, padahal sejak tahun 2000 PT Mega Citrindo telah melakukan

kegiatan perdagangan tokek ke luar negeri.

Famili Gekkonidae terdiri dari 83 genus dan 670 spesies di seluruh dunia

(Grizemk’s 1975). Di Indonesia terdapat 13 genus dan 50 spesies (Schmidt 1997),

sedangkan dalam data statistik kehutanan terdapat 6 genus dan 13 spesies yang

terdaftar sebagai reptil yang diperdagangkan ke luar negeri Departemen

Kehutanan (2009). Di PT Mega Citrindo terdapat 4 genus dan 5 spesies yang

diperdagangkan dan sebagai objek pengamatan digunakan 2 genus dan 3 spesies

yang diamati.

Keberadaan tokek banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Dalam

penelitian Arisnagara (2009) tokek digunakan sebagai penyembuh gatal-gatal

pada tubuh, eksim, koreng, panu, kadas, dan kurap. Tokek juga dimanfaatkan

sebagai sumber makanan baru yang disajikan dalam bentuk sate.

Tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus, 1758) merupakan salah satu spesies

tokek yang kini banyak diburu orang karena dimanfaatkan sebagai obat kanker.

Tokek yang dimanfaatkan sebagai obat kanker harus memenuhi salah satu syarat

yaitu memiliki berat minimal 350 gram. Harga tokek dengan berat tubuh minimal

350 gram mencapai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Tokek dengan berat

minimal 350 gram memiliki empedu dan lidah yang sempurna sehingga cocok

dimanfaatkan sebagai obat, berdasarkan hasil penelitian beberapa dokter di Cina

pada awal tahun 2010 (Susilo & Rahmat 2010). Zat aktif pada tokek mampu

menginduksi sel-sel tumor apotosis, yang membuat sel-sel tersebut

menghancurkan dirinya sendiri dengan cara menekan ekspresi protein bFGF dan

VEGF yaitu senyawa yang mendukung perkembangan kanker dalam tubuh.

Bagian tubuh tokek lainnya yang dapat digunakan sebagai obat adalah pada

bagian pangkal ekornya karena mampu beregenerasi menjadi ekor yang utuh

Page 17: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

2

kembali setelah terlepas (autotomi), sehingga pangkal ekor tokek ini juga

dipercaya dapat memperbaiki sel tubuh yang rusak dan menambah vitalitas pria

(Susilo dan Rahmat 2010; Angga 2010).

Pemanfaatan tokek bergaris (Gekko vittatus Houttyun, 1782) dan cicak

terbang (Ptychozoon kuhli Stejneger, 1902) hingga tahun 2010 hanya digunakan

sebagai satwa peliharaan. Pemanfaatan tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus, 1758)

yang di ekspor oleh PT Mega Citrindo juga digunakan sebagai satwa peliharaan.

Tokek tidak termasuk satwa yang dilindungi dalam Appendix CITES

(Soehartono dan Mardiastuti 2003 dan Dephut 2009). Berdasarkan Data Statistik

Kehutanan 2008 hingga 2009 jumlah kuota tokek biasa mencapai 45 000 kepala,

tokek bergaris mencapai 19 800 kepala, dan cicak terbang mencapai 15 300

kepala. Hasil penelitian Arisnagara (2009), sekitar 93% reptil yang dijual oleh

pedagang reptil di Jakarta diperoleh dari alam. Kegiatan ini akan memberikan

dampak negatif bagi kelestarian tokek di alam. Penangkapan langsung tokek di

alam akan mengancam populasi tokek pada masa yang akan datang.

Kegiatan penangkaran merupakan salah satu jalan dan upaya dalam

menjaga kelesarian populasi tokek di alam dan dapat memberikan keuntungan

ekonomi serta menambah devisa bagi negara. Pengetahuan dan perhatian terhadap

reptil di Indonesia masih sangat kurang, terlihat dari belum banyaknya informasi

yang akurat dan penelitian ilmiah yang mengkaji reptil pada umumnya serta tokek

pada khususnya (Yusuf 2008).

Karakteristik morfologi famili Gekkonidae terutama dari motif dan warna

merupakan salah satu aspek untuk mengidentifikasi dan membedakan suatu jenis

dengan jenis yang lain. Kondisi fisik juga diduga dipengaruhi oleh kondisi habitat

alam.

PT Mega Citrindo merupakan salah satu eksportir tokek dan cicak yang

ada di Indonesia, namun hingga tahun 2011 belum menekankan pada upaya

penangkaran tokek dan cicak. Kegiatan yang dilakukan adalah memelihara tokek

dan cicak sebelum di ekspor keluar negeri.

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa secara khusus data dan

informasi yang terkait dengan teknik pemeliharaan tokek dan cicak belum

diketahui, padahal untuk dapat mengembangkan usaha penangkaran sangat

Page 18: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

3

diperlukan informasi tersebut. Oleh karena itu penelitian tentang teknik

pemeliharaan tokek dan cicak ini penting dilakukan.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik morfologis tokek biasa (Gekko gecko), tokek

bergaris (Gekko vittatus), dan cicak terbang (Ptychozoon kuhli).

2. Mengetahui teknik pemeliharaan tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus,

1758), tokek bergaris (Gekko vitatus), dan cicak terbang (Ptychozoon

kuhli) di PT Mega Citrindo.

1.3 Manfaat

1. Memberikan informasi tentang karakteristik morfologis tokek dan

cicak bagi ilmu pengetahuan.  

2. Memberikan informasi tentang teknik pemeliharaan tokek dan cicak

di penangkaran, dalam upaya pemanfaatan tokek secara ekonomi.

Page 19: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bio-ekologi Tokek dan Cicak

2.1.1 Klasifikasi tokek biasa, tokek bergaris dan cicak terbang

Jenis tokek dan cicak termasuk dalam filum Chordata, kelas Reptilia, ordo

Squamata dan sub-ordo Sauria (Cogger & Zweifel 2003). Tokek biasa (Gekko

gecko), tokek bergaris (Gekko vittatus), dan cicak terbang (Ptychozoon kuhli)

termasuk dalam famili Gekkonidae. Departemen Kehutanan (2009) menyebutkan

bahwa nama daerah untuk Gekko gecko adalah tokek biasa, tokek rumah (Bahasa

Indonesia), tokek (Sunda), teko, tekek (Jawa), tokkek (Sulawesi). Dalam Bahasa

Inggris disebut tokay gecko atau tucktoo, sedangkan dalam Bahasa Jerman disebut

dengan tokeh (J. Craigh Venter Instistute 2009; Susilo & Rahmat 2010).

Departemen Kehutanan (2009) menyatakan bahwa nama daerah untuk

Gekko vittatus adalah tokek bergaris, tokek striped atau tokek vitatus.

Berdasarkan J. Craigh Venter Instistute (2009) Gekko vittatus dalam bahasa

Inggris disebut white lined gekko. Cicak terbang dalam bahasa Inggris disebut

Kuhl’s flying gekko, sedangkan dalam Bahasa Jerman disebut dengan Kuhls

faltengecko.

2.1.2 Morfologi

Morfologi pertama kali digunakan oleh filosofi Jerman bernama Johann

Wolfgang von Goette (1749–1832) pada awal abad ke 19. Kata morfologi

kemudian digunakan dalam konteks keilmuan biologi yang memiliki arti ilmu

yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup (Aronoff & Fudeman

2007).

Pada umumnya semua jenis tokek memiliki morfologi yang sama yaitu

memiliki tubuh pendek, lebar, dan gemuk seperti tersaji pada Gambar 1. Memiliki

jari kaki yang besar disertai cakar yang melengkung ke belakang. Tokek memiliki

kaki yang lengket dan berbentuk seperti bantalan penghisap atau scansor,

sehingga memungkinkan tokek untuk berjalan di dinding, bahkan pada permukaan

yang terbalik dan licin (Susilo & Rahmat 2010).

Page 20: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

5

Keterangan : 1. Kepala, 2. Perut, 3. Kaki, 4. Ekor.

Gambar 1 Morfologi tokek.

2.1.2.1 Tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus, 1758)

Perbedaan motif warna dapat membedakan antara tokek satu dengan tokek

yang lainnya. Tokek biasa (Gambar 2) memiliki ciri fisik berupa benjolan-

benjolan kecil yang rendah dalam deret yang tidak beraturan di tubuhnya.

Kepalanya yang besar menopang otot rahang yang kuat. Tubuhnya berwarna

kebiruan atau kehijauan, dengan totol-totol putih dan merah. Terkadang warna

totol merah bisa terlihat menjadi berawarna jingga yang menyatu menjadi deretan

berwarna gelap dan terang pada ekor. Di siang hari warna biru dapat tersamarkan

dan terlihat menjadi lebih tua. Hal ini terjadi karena warna biru menyatu dengan

warna merah dan terlihat warna cokelat tua atau cokelat kemerahan. Bagian

bawah tokek biasa berwarna putih. Spesies ini dapat memiliki panjang tubuh

hingga 250 mm dengan panjang tubuh maksimal 350 mm (McKay 2006).

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2010)

Gambar 2 Tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus, 1758).

2.1.2.2 Tokek bergaris (Gekko vittatus Houttyun, 1782)

Belum banyak penelitian mengenai tokek bergaris (Gekko vittatus

Houttyun, 1782). Tokek bergaris memiliki warna dasar cokelat hingga kehitaman

Page 21: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

6

dengan dua garis putih memanjang di sisi mata kanan maupun kiri. Dua garis ini

menyatu pada bagian kepala dan memanjang di bagian punggung dan berakhir di

pangkal ekor. Pada bagian ekor terdapat garis terang yang berselang dengan

warna gelap. Pada umumnya spesies ini memiliki kaki yang tidak berselaput

seperti tokek biasa. PT Mega Citrindo (2010) mendapat pasokan tokek bergaris

dari Sorong (Papua) dan Ambon (Maluku). Tokek bergaris dari Sorong memiliki

warna lebih gelap serta motif yang tidak cerah (Gambar 3), sedangkan tokek

bergaris dari ambon memiliki warna dan motif yang cerah (Gambar 4).

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2010)

Gambar 3 Tokek bergaris sorong (Gekko vittatus Houttyun, 1782).

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2010)

Gambar 4 Tokek bergaris ambon (Gekko vittatus Houttyun, 1782).

2.1.2.3 Cicak terbang (Ptychozoon kuhli Stejneger, 1902)

Cicak terbang memiliki corak lurik bergelombang transversal dari kepala

leher hingga punggung seperti pada Gambar 5. Cicak terbang memiliki SVL

(Snout Vent Length) 98 mm. Ciri lain dari spesies ini yaitu memiliki garis yang

terletak di sisi mata baik kanan maupun kiri yang berwarna cokelat kehitaman.

Garis ini memanjang hingga pada corak lurik pada punggung bagian pertama.

Bagian bawah tubuh tidak memiliki corak dan berwarna kuning (Das 2007).

Page 22: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

7

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2010)

Gambar 5 Cicak terbang (Ptychozoon kuhli Stejneger, 1902). 2.2 Habitat dan Distribusi

Alikodra (2002) menyatakan bahwa habitat adalah satu kesatuan kawasan

yang dapat menjamin segala keperluan hidup satwaliar baik makanan, air, udara

bersih, garam mineral, tempat berlindung, berkembangbiak, maupun tempat

mengasuh anak-anaknya. Setiap jenis satwa memiliki karakteristik habitat

tersendiri.

Habitat yang ideal untuk hidup tokek berada pada ketinggian 0-850 m dpl

dengan suhu yang dibutuhkan sekitar 32°C dan kelembaban 25-35 % (Susilo &

Rahmat 2010). Lebih lanjut dinyatakan bahwa tokek dan cicak lebih menyukai

habitat yang kering, terutama dataran rendah.

2.2.1 Distribusi tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus, 1758)

Cakupan wilayah tokek biasa sangat luas di Indonesia diantaranya:

Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Pulau Aru, Pulau

Komodo. PT Mega Citrindo memperoleh pasokan tokek biasa dari Cilacap dan

Purbalingga Propinsi Jawa Tengah. Penyebaran tokek biasa di wilayah Asia

Tenggara meliputi: Bangladesh, India, Nepal, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Laos, Vietnam, Malaysia, Kepulauan Filipina (Palawan, Calamian, Islands,

Panay, Luzon). Wilayah Asia Timur hanya terdapat di negara China Selatan

(Termasuk Hong Kong dan Taiwan). Penyebaran di Amerika Serikat merupakan

hasil introduksi yang dilakukan ke wilayah Florida, Hawaii, dan Martinique di

Page 23: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

8

Kepulauan Karibia. Penyebaran spesies ini di negara Perancis juga merupakan

hasil introduksi (Das 2007 dan J. Craigh Venter Instistute 2009).

2.2.2 Distribusi tokek bergaris (Gekko vittatus Houttyun, 1782)

Tokek bergaris (Gekko vittatus Houttyun, 1782) dapat ditemukan di

wilayah Indonesia. PT Mega Citrindo memperoleh pasokan tokek bergaris dari

Ambon, (Propinsi Maluku) dan Sorong (Propinsi Papua) sejak tahun 2000. Tokek

bergaris juga dapat ditemukan di India, Guinea Baru, Pulau Admiralti, Kepulauan

Bismarck, Kepulauan Solomon, Rennell, Bellona, dan Pulau Santa Cruz (J.

Craigh Venter Instistute 2009).

2.2.3 Distribusi cicak terbang (Ptychozoon kuhli Stejneger, 1902)

Penyebaran cicak terbang (Ptychozoon kuhli Stejneger, 1902) di Indonesia

dapat ditemukan di wilayah Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Pulau Enggano. PT

Mega Citrindo memperoleh pasokan cicak terbang dari Cilacap dan Purbalingga

(Propinsi Jawa Tengah). Di luar wilayah Indonesia cicak terbang dapat ditemukan

di Sarawak, Sabah, Brunei Darusalam, dan Malaysia Barat, serta Thailand,

Myanmar, India, Pulau Nicobar, Singapura (Das 2007 dan J. Craigh Venter

Instistute 2009).

2.3 Pakan

Tokek merupakan satwa karnivora (pemakan daging). Tokek menyukai

pakan yang berasal dari berbagai jenis serangga seperti jangkrik, ulat hongkong,

dan kroto sebagai pakan utama. Sebagai pakan tambahan tokek dapat diberi udang

kering, telur rebus, anak katak, dan ulat sagu. Lemak babi juga dipercaya dapat

menambah berat tubuh tokek, karena dapat meningkatkan daya tubuh tokek

(Susilo & Rahmat 2010).

2.4 Perilaku

Perilaku satwa merupakan ekspresi dari seekor satwa yang disebabkan

oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah faktor

dalam (Endogenous factors), faktor luar (Exogenous factors), faktor pengalaman

(Experience factors) dan faktor fisiologis (Suratmo 1979). Satwaliar melakukan

proses fisiologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui

Page 24: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

9

persaingan dan berkerjasama untuk mendapatkan makanan, tempat berlindung,

dan pasangan untuk kawin (Alikodra 2002).

Suratmo (1979) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkah laku satwa disebut sebagai rangsangan. Aktifitas yang ditimbulkan oleh

rangsangan disebut dengan respon. Setiap perilaku satwa memiliki rangsangan

primer yaitu rangsangan yang dapat menimbulkan respon tanpa adanya

pengalaman lebih dahulu (Alikodra 2002).

2.4.1 Perilaku bergerak

Tokek merupakan satwa yang aktif di malam hari (nocturnal) (Cogger dan

Zweifel 2003). Nama tokek diambil dari suara khas yang dikeluarkan oleh tokek

itu sendiri yang berbunyi tokek…tokek…tokek (Susilo & Rahmat 2010).

Tokek memiliki kebiasaan menjilati mata bila kotoran menempel hingga

bersih (Cogger & Zweifel 2003). Tokek akan melepaskan ekornya (autotomi) bila

dalam keadaan terdesak, hal itu dilakukan untuk mengelabui musuhnya.

Melepaskan ekornya juga merupakan salah satu cara tokek untuk berlari dengan

cepat. Ekor akan tumbuh sekitar 3 minggu kemudian dan akan kembali seperti

bentuk semula dalam waktu 4 bulan (Susilo & Rahmat 2010).

Tokek akan mengalami proses ganti kulit setiap satu bulan sekali. Proses

ganti kulit memerlukan energi yang cukup besar sehingga pada saat proses ini

tokek banyak berdiam diri dan tidak aktif. Proses pergantian kulit diawali dengan

berubahnya warna tubuh menjadi lebih keputihan dan lama-lama menjadi

memudar. Dalam proses ini terdapat 2 bagian yaitu proses penglupasan kulit dan

pergantian kulit. Proses penglupasan kulit terjadi selama 7-9 hari. Interval ganti

kulit terjadi selama 3-6 minggu sekali pada tokek usia 2 tahun (Susilo & Rahmat

2010).

2.4.2 Perilaku makan

Tokek memangsa hewan yang ukuran tubuhnya lebih kecil. Sebagian

besar tokek mencari makan di malam hari (Cogger & Zweifel 2003 dalam

Endarwin 2006). Tokek juga memiliki kebiasaan memakan kulit yang

dilepaskannya (Halliday & Adler 2000 dalam Endarwin 2006).

Page 25: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

10

2.4.3 Perilaku kawin

Perilaku kawin merupakan hubungan yang dilakukan oleh satwaliar jantan

dan betina dewasa (Alikodra 2002). Tokek merupakan satwa yang memiliki

jalinan hubungan erat dan permanen diantara jantan dan betinanya (J. Craigh

Venter Instistute 2009). Proses kopulasi tokek ditandai dengan posisi betina

berada di bawah dan jantan berada di atas. Sebelum terjadi kopulasi biasanya

kedua tokek atau cicak saling mengibaskan ekornya dan jantan lebih aktif

mengelilingi betina. Proses kopulasi sangatlah singkat. Bila proses tersebut sudah

terjadi biasanya betina akan selalu menghindar dan menjauh dari pejantan (Susilo

& Rahmat 2010).

2.5 Penangkaran

2.5.1 Pengertian penangkaran

Penangkaran merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk memperbanyak

populasi dengan tetap mempertahankan kemurnian genetiknya. Penangkaran

digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan jenis-jenis satwaliar atau

tumbuhan alam yang meliputi kegiatan pendukung yaitu pengadaan bibit atau

induk, pembiakan, perkawinan, penetasan, parental care, dan pemulihan populasi

di alam bebas (Thohari 1987).

2.5.2 Aspek-aspek teknis penangkaran

Beberapa tahapan dalam usaha penangkaran meliputi tahap

pengumpulan/penangkapan satwa yang akan digunakan sebagai bibit dari alam,

tahap pengangkutan, tahap pemeliharaan, dan yang terakhir adalah tahap

pemanfaatan dan restocking (pengembalian ke alam beberapa individu satwa hasil

penangkaran dengan tujuan untuk memulihkan tingkat populasinya secara wajar).

Thohari (1987) menambahkan bahwa dalam proses penangkaran teknologi yang

diperlukan mencakup aspek yang sangat luas yaitu meliputi perkandangan,

makanan, reproduksi, kesehatan dan kegiatan pasca panen. Suatu penangkaran

dikatakan berhasil apabila teknologi reproduksi satwa tersebut telah dikuasai dan

satwa yang ditangkarkan dapat dikembangbiakkan dengan baik.

Page 26: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

11

2.5.2.1 Bibit

Para peternak mengambil tokek dari alam sebagai indukan. Tokek dapat

ditemukan di sekitar hutan jati, pemakaman, dan rumah penduduk di pedalaman.

Berburu tokek paling baik adalah pada waktu malam bulan purnama di musim

kemarau. Pada waktu tersebut banyak tokek yang berkeliaran di malam hari di

banding pada musim hujan (Susilo & Rahmat 2010).

2.5.2.2 Kandang

Kandang dimaksudkan untuk menempatkan satwa (Department of

Conservation 1999). Kandang tokek dapat dibuat dari kayu, kaca, fiber atau besi.

Ukuran kandang dapat disesuaikan dengan jumlah tokek yang akan ditangkarkan

atau di rawat. Ukuran kandang ideal untuk seekor tokek adalah 30 x 25 x 40 cm.

Ukuran ideal untuk kandang bersama yang dapat berisi 10 ekor tokek adalah 90 x

30 x 60 cm (Susilo & Rahmat 2010).

Syarat yang perlu diperhatikan dalam penempatan kandang tokek menurut

Susilo dan Rahmat (2010) yaitu:

1. Terletak pada lokasi yang terlindung dari sinar matahari langsung,

2. Harus dalam keadaan bersih, kering, dan tidak lembab,

3. Memiliki sirkulasi udara yang bagus, yaitu bisa dilengkapi dengan kawat

kasa berukuran 0,2 cm atau 0,5 cm pada sebagian dinding dan atap

kandang. Kawat kasa juga berguna untuk menghindari masuknya tikus ke

dalam kandang,

4. Harus jauh dari jangkauan binatang pengganggu seperti kucing dan tikus,

5. Terletak pada lokasi yang jauh dari sumber kebisingan,

6. Tidak langsung terkena air hujan ketika musim hujan tiba,

7. Terletak pada lokasi yang jauh dari sumber bau yang dapat mengganggu

pernafasan tokek.

2.5.2.3 Reproduksi

Musim kawin tokek biasanya terjadi pada akhir musim kemarau hingga

menjelang awal musim hujan, yaitu pada bulan September hingga Oktober.

Peneluran terjadi satu bulan setelah kopulasi (Susilo & Rahmat 2010). Tokek

betina menghasilkan 2 telur sekaligus. Telur yang dihasilkan memiliki diameter

11-15 mm. Telur tokek akan menetas dalam kurun waktu ± 73 hari (Das 2007).

Page 27: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

12

Tokek dapat berkembangbiak sebelum mencapai usia setahun penuh, paling

lambat hingga usia 2 tahun. Hal ini merupakan keistimewaan pada pertumbuhan

tokek. Tokek muda (juvenil) dapat tumbuh dengan cepat kemudian terjadi

kelambatan pertumbuhan (Cogger & Zweifel 2003). Ciri yang membedakan

antara tokek jantan dan betina tersaji pada Tabel 1 (Susilo & Rahmat 2010):

Tabel 1 Penentuan jenis kelamin pada tokek dan cicak No. Bagian tubuh Jantan Betina 1 Bentuk kepala Besar dan memanjang Lebih kecil dan membulat 2 Bentuk badan Kokoh dan lebih panjang Gemuk dan pendek 3 Ekor Panjang dan berduri tajam Pendek dan halus 4 Perilaku Agersif Jinak 5 Warna kulit Gelap Cerah 6 Sorot mata Tajam Redup

2.5.2.4 Manajemen kesehatan

Tokek memiliki beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang. Penyakit

ini harus dihindari terutama bila akan melakukan kegiatan penangkaran. Penyakit

yang umum ditemukan menyerang tokek berdasarkan Geckocare 2007 antara lain:

1. Kehilangan nafsu makan (Appetite loss)

Penyebab utama adalah lingkungan yang bising. Tokek yang kehilangan

nafsu makan harus ditangani secara intensif. Namun, bila tokek tetap bugar dan

berat badan tetap meskipun dalam keadaan hilang nafsu makan, tidak perlu

dikhawatirkan. Apabila tokek kehilangan berat badan yang cukup tajam dalam

waktu singkat, perlu dikonsultasikan kepada dokter hewan.

2. Muntah (Regurgitation)

Muntah biasanya banyak terjadi pada tokek muda (juvenil). Hal ini terjadi

karena tokek muda belum terbiasa untuk mengunyah makanannya dan biasanya

akan berhenti setelah membiasakan diri untuk mengunyah makanan terus

menerus.

3. Diare (Diarrhea)

Tokek cenderung memasukkan benda-benda yang ada di dalam kandang

ke dalam mulutnya. Hal ini menjadi salah satu penyebab diare, karena diduga

Page 28: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

13

benda-benda tersebut telah tercemar bakteri E. coli. Diare ditandai dengan adanya

darah di feses tokek.

4. Infeksi mata (Eye Infection)

Infeksi mata pada tokek dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

debu dan serpihan kecil benda asing yang menempel pada mata. Bila terjadi

infeksi mata harus ditangani dengan serius karena dapat menyebabkan kebutaan.

5. Infeksi kulit (Skin Infection)

Tokek dapat terserang infeksi kulit. Penyebab infeksi kulit adalah apabila

tokek melewati substrat tanah yang lembab dan menempel pada kulit. Indikator

bila terjadi infeksi pada tokek terlihat dari adanya bercak hitam atau cokelat pada

kulit. Infeksi kulit dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Untuk menghindari

infeksi menjalar keseluruh tubuh dapat dilakukan dengan pemberian kertas atau

tissue dalam kandang dan pembersihan areal kandang dengan desinfektan.

6. Infeksi pernafasan (Respiratory problem)

Gangguan pernafasan biasanya terjadi akibat suhu yang dingin. Bila

terserang gangguan pernafasan biasanya tokek akan menujukan perilaku sulit

bernafas dan selalu membuka mulutnya (Geckocare 2007). Penyakit ini ditandai

dengan adanya gelembung lendir disekitar lubang hidung. Penyebabnya adalah

virus herpes dan virus calici (Susilo & Rahmat 2010).

7. Infeksi mulut

  Infeksi pada mulut dicirikan dengan adanya pembengkakan pada mulut.

Biasanya terjadi akibat perkelahian antar tokek. Pengobatan dapat dilakukan

dengan memberikan Teramycin cair 150 mg 1-2 kali sehari yang dicampur dengan

pakan tokek (Susilo & Rahmat 2010).

8. Saling memakan (Kanibalism)

  Penyakit ini biasanya timbul bila tokek ditempatkan dalam kandang

bersama (masal). Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat tokek merupakan

karnivora. Kanibal adalah suatu naluri yang timbul dari tokek untuk memangsa

dan memakan tokek lain. Naluri ini timbul karena faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan. Kandang yang teralu gaduh, ruang yang terlalu sempit karena

jumlah populasi yang cukup banyak dan tempat persembunyian tidak memadai,

pakan kurang mencukupi, dan suhu kandang meningkat (Susilo & Rahmat 2010).

Page 29: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Penangkaran PT Mega Citrindo terletak di Jalan

Mutiara 7 no 33 Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilakukan selama 2 bulan dimulai

dari tanggal 11 Juli 2010 sampai dengan 11 September 2010.

3.2 Alat dan Objek penelitian

Alat-alat yang digunakan meliputi termometer dry-wet, meteran jahit (150

cm), timbangan digital (1 kg), kamera digital, kalkulator, tally sheet, panduan

wawancara, alat tulis, serta sarana dan prasarana di PT Mega Citrindo. Objek

penelitian adalah tokek biasa (Gekko gecko Linnaeus, 1758), tokek bergaris

(Gekko vittatus Houttyun, 1782), dan cicak terbang (Ptychozoon kuhli Stejneger,

1902) dengan jumlah 5 ekor per jenis.

3.3 Metode Pengambilan Data

Jenis data dan metode pengambilan data terangkum dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Jenis dan metode pengambilan data

No. Jenis data Metode pengambilan data Jenis data

Pengamatan Pengukuran Studi Pustaka

Primer Sekunder

I.

Karakteristik Morfologis Tokek dan Cicak

1 Karakteristik morfologis kuantitatif

• Pajang total dan SVL (cm) √ √ √

• Berat badan (gram) √ √ √ 2 Karakteristik

morfologis kualitatif

• Bentuk tubuh √ √ √ • Warna iris mata √ √ √ • Determinasi jenis

kelamin Tokek dan Cicak

√ √ √

3. Asal Tokek dan Cicak √ √ √ √

Page 30: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

15

Tabel 2 Lanjutan

No. Jenis data Metode pengambilan data Jenis data

Pengamatan Pengukuran Studi Pustaka

Primer Sekunder

II. Teknik Pemeliharaan 1. Kandang • Kandang √ √ √ • Lokasi kandang √ √ √

• Perlengkapan kandang √ √ √

• Suhu dan kelembaban kandang √ √ √

• Perawatan kandang √ √ √ 2. Pakan dan Air a. Pakan • Jenis pakan √ √ √

• Waktu pemberian pakan √ √ √

• Jumlah pakan √ √ √

• Cara pemberian pakan √ √ √

b. Air • Jenis air √ √ √

• Jumlah dan waktu pemberian air √ √ √ √

• Cara pemberian air √ √ √

3. Pemeliharaan kesehatan

• Waktu pemeliharaan

dan pemberian obat dan vitamin

√ √ √

• Upaya pencegahan dan penanggulangan √ √ √

• Jenis penyakit √ √ √ √

• Jenis obat dan

desinfektan yang diberikan

√ √ √ √

4. Pemanfaatan hasil

• Bentuk pemanfaatan hasil √ √ √

• Harga jual dan beli √ √

• Kriteria penentuan

nilai ekonomi tokek dan cicak

√ √ √ √

• Jumlah panen (ekor) √ √ • Negara tujuan ekspor √ √ √

• Teknik packing dan pengiriman √ √

• Resiko kuantitas

dalam pengiriman (ekspor)

√ √

• Jalur pemasaran tokek dan cicak √ √

Page 31: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

16

Tabel 2 Lanjutan

No. Jenis data Metode pengambilan data Jenis data

Pengamatan Pengukuran Studi Pustaka

Primer Sekunder

5. Perilaku khusus tokek dan cicak

• Aktifitas meluncur pada cicak terbang √ √ √

• Aktifitas penumpukan individu pada tokek dan cicak

√ √ √

• Aktifitas memakan

kulit yang terlepas (Shed skin)

√ √ √

• Musim kawin √ √ √

3.3.1 Pengukuran karakteristik morfologi tokek dan cicak

3.3.1.1 Karakteristik morfologi kuantitatif

Pengukuran karakteristik kuantitatif tokek dan cicak dilakukan dengan

mengukur panjang total (mulut hingga ekor) dan panjang SVL (Snout Vent

Length) (mulut hingga pangkal ekor) serta pengukuran berat badan seperti yang

tersaji dalam Gambar 6. Pengukuran dilakukan pada setiap jenis dengan

menggunakan meteran jahit. Mengukur berat badan dilakukan dengan

menggunakan timbangan digital 1 kg.

Pengukuran panjang dan berat badan selama 5 minggu dengan 5 kali

pengulangan. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui pertambahan panjang

tubuh dan berat badan. Disediakan sebanyak 4 unit kandang intensif dengan

ukuran kandang 31 21,5 15,5 . Setiap unit kandang intensif

dipelihara 5 ekor tokek dan cicak.

Gambar 6 Metode pengukuran panjang total dan panjang SVL.

Page 32: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

17

3.3.1.2 Karakteristik morfologi kualitatif

Identifikasi karakteristik morfologis kualitatif dilakukan dengan

pengamatan langsung dan pengambilan gambar terhadap tokek dan cicak.

Karakteristik morfologi kualitatif yang diamati meliputi bentuk tubuh dan warna

iris mata.

3.3.2 Teknik pemeliharaan di penangkaran

3.3.2.1 Kondisi kandang

Penjelasan mengenai kondisi kandang diantaranya bentuk, jumlah, ukuran,

konstruksi, fasilitas, daya tampung dan suhu di kandang dilakukan secara

deskriptif dengan metode berupa pengamatan langsung dan pengukuran.

3.3.2.2 Suhu dan kelembaban kandang

Pengukuran suhu dan kelembaban kandang digunakan alat yaitu

termometer dry wet. Termometer diletakan di dalam kandang. Pengamatan

langsung terhadap suhu dilakukan selama dua minggu dengan pengulangan setiap

3 jam, dimulai dari jam 06.00 WIB.

3.3.2.3 Pakan

Aspek pakan yang diamati dan diukur meliputi jenis pakan, waktu

pemberian pakan, pengukuran jumlah pakan, dan cara pemberian pakan pada

tokek dan cicak.

3.3.2.4 Pemeliharaan kesehatan

Pengamatan pemeliharaan satwa dalam kandang dilakukan dengan, studi

pustaka, pengamatan langsung dan wawancara terhadap animal keeper, meliputi

jenis penyakit, upaya pencegahan dan penanggulangan, jenis obat atau desifektan,

dan waktu pemberian obat atau desinfektan.

3.3.2.5 Pemanfataan hasil

Kegiatan pemanfaatan hasil (panen) dilakukan bila ada permintaan,

biasanya disebut dengan packing. Kriteria panen ditentukan oleh umur tokek dan

cicak, menghitung jumlah tokek dan cicak pada saat panen, harga tokek dan cicak,

dan wawancara kepada pengelola untuk negara tujuan pengiriman.

Page 33: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

18

3.3.3 Analisis dan penyajian data

3.3.3.1 Analisis deskriptif

Data yang telah diperoleh selama pengamatan dan wawancara di

penangkaran dianalisis secara deskriptif.

3.3.3.2 Analisis kuantitatif

Perhitungan nilai tengah dari parameter yang meliputi berat badan dan

panjang badan dengan menggunakan persamaan statistik sebagai berikut (Walpole

1988):

nx χ∑=

Keterangan :

x = Nilai tengah setiap parameter

χ∑ = Jumlah data setiap parameter

n = Jumlah spesies

Rumus yang digunakan dalam perhitungan nilai standar deviasi, karena

data yang dianalisis merupakan data sample serta dikelompokkan, sehingga

persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

S = Standar deviasi

= Nilai ke

= Nilai rata-rata

n = Jumlah populasi

Page 34: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

19

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penangkaran PT Mega Citrindo terletak di jalan Mutiara VII No.31 Desa

Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan

luas total kawasan sekitar 2860 m³ berada pada ketinggian 1100 mdpl (diatas

permukaan laut).

4.2 Sejarah Lokasi

PT Mega Citrindo hanya bertindak sebagai pengumpul dan menampung satwa

sitaan, yaitu reptil. Satwa yang dikumpulkan kemudian diekspor keluar negeri.

Sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi ini hanya sebagai transit. Pemenuhan

permintaan pasar konsumen, reptil diambil langsung dari daerah-daerah atau

ditempat-tempat penampungan lainnya. Penghindaran kematian satwa pada

penampungan biasanya ditanggung oleh pihak pengelola, pihak pengelola

menerapkan aturan bahwa satwa yang akan dikirim selalu disesuaikan dengan order

permintaan.

PT. Mega Citrindo bergerak dalam bidang perdagangan reptil yang dilindungi

undang-undang ataupun yang tidak dilindungi undang-undang. Orientasi kegiatan

eksport reptil ini berdasarkan peraturan pemerintah, yaitu Direktur Jenderal

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No 100/KPTS/DJ-IV/2001 tentang

penangkaran reptil dan keputusan Bupati Bogor No 522. 51 /52.KPTS/HUK/2003

tentang izin usaha eksport untuk satwaliar yang tidak dilindungi dan NON

APPENDIX CITES.

4.3 Jenis Satwa yang Dipelihara

PT Mega Citrindo menekankan pada pemeliharaan reptil dan amfibi untuk

dikirim keluar negeri sebagai komoditi perdagangan. Pemilihan reptil dan amfibi

diawali dengan kegemaran pengelola untuk memelihara reptil yang dilanjutkan

Page 35: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

20

dengan inisiatif untuk mengelola usaha perdagangan satwa dengan komoditi reptil

dan amfibi. Reptil dan amfibi dari negara Indonesia yang terletak di kawasan tropis,

memberikan nilai tersendiri di mata konsumen luar negeri.

Jenis reptil dan amfibi yang dipelihara antara lain :

1. Kura-kura ambon (Cuora amboinensis)

2. Kura-kura macan (Leopard tortoise)

3. Kura-kura kaki gajah (Manouria emys)

4. Kura-kura mocong babi (Amyda cartilaginea)

5. Kura-kura long neck (Chelodina maccrodi)

6. Biawak bunga tanjung (Varanus salvadorii)

7. Biawak ekor biru (Varanus doreanus)

8. Biawak dumeril (Varanus melinus)

9. Kadal lidah biru (Tiliqua gigas)

10. Kadal kebun (Eutrophis multifasciata)

11. Soa layar (Hydrosaurus sp.)

12. Soa payung (Draco sp.)

13. Bunglon (Bronchela cristatella)

14. Tokek biasa (Gekko gekko)

15. Tokek bergaris (Gekko vittatus)

16. Cicak terbang (Pthychozoon kuhli)

17. Tokek belang (Cyrtodactilus lousiadensis)

18. Tokek ganas (Gekko vorax)

19. Sanca (Python sp.)

20. Katak pohon (Rana sp.)

Page 36: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Morfologis Tokek dan Cicak

5.1.1 Karakteristik morfologis kuantitatif

Karakteristik morfologis kuantitatif pada tokek dan cicak diketahui dengan

melakukan pengambilan beberapa varibel peubah yang meliputi berat badan, panjang

badan dan panjang SVL. Kandang intensif yang digunakan untuk memperoleh nilai

variabel peubah berukuran 31 21,5 15,5 . Menurut Susilo dan

Rahmat (2010) varibel peubah di dalam kriteria penjualan tokek dan cicak adalah

berat badan. Hasil pengukuran karakteristik morfologis kuantitatif tersaji dalam Tabel

3.

Tabel 3 Karakteristik morfologis kuantitatif tokek dan cicak di PT Mega Citrindo

Variabel peubah

Spesies (n = 5)

Tokek biasa Tokek bergaris sorong

Tokek bergaris ambon Cicak terbang

Sd Sd Sd Sd Berat badan (gram)

16.48 1.01 9.22 2.17 13.90 2.30 6.50 1.73

Panjang badan (cm)

23.30 0.33 23.10 0.76 24.60 0.41 17.56 0.29

Panjang SVL (cm)

11.65 0.17 11.55 0.38 12.30 0.21 8.70 0.14

5.1.1.1 Berat badan

Hasil pengukuran menunjukan bahwa tokek dan cicak memiliki berat badan

dibawah rata-rata berat badan minimal yaitu sebesar 350 gram yang menjadi batas

minimal berat badan sebagai satwa berkhasiat obat. Selama kegiatan penelitian tidak

ditemukan tokek dan cicak dengan berat badan mencapai 350 gram. Ditinjau dari

tujuan pemeliharaannya tokek dan cicak yang dijual hanya dimanfaatkan sebagai

satwa peliharaan (pets), berat badan tidak menjadi patokan karena tidak digunakan

sebagai penghasil obat.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan berat badan tokek adalah

manusia. Tokek merupakan satwa yang rentan stres bila tersentuh oleh tangan

Page 37: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

22

manusia, perilaku stres yang ditunjukan adalah mengecilnya bagian perut karena

hanya berisi angin. Perlakuan khusus terhadap tokek untuk mendapatkan berat badan

minimal dengan tujuan komersial perlu dilakukan, dengan menciptakan kondisi

kandang yang gelap, sunyi dan penempatan seekor tokek dalam kandang tunggal

(Susilo & Rahmat 2010). Penempatan tokek di PT Mega Citrindo menerapkan sistem

kandang masal dan dalam kondisi langsung terkena sinar matahari ataupun hujan,

sehingga dalam pengamatan belum ditemukan tokek yang memiliki berat badan

minimum 350 gram.

5.1.1.2 Panjang badan

Hasil pengukuran menunjukan panjang badan tokek dan cicak berkisar antara

17 cm hingga 23 cm. Hasil pengamatan menunjukan pertumbuhan panjang tokek dan

cicak bersifat relatif karena tokek bergaris ambon ditinjau dari kondisi daerah asal

dengan intensitas sinar matahari tinggi, memiliki panjang total yang lebih unggul.

Panjang SVL tokek dan cicak bukan merupakan suatu ukuran dalam penjualan, dalam

studi literatur menunjukan bahwa hanya ukuran berat badan yang mempengaruhi

penjualan dan ketertarikan dari konsumen. Dalam kegiatan penelitian ilmiah ukuran

panjang SVL digunakan untuk membedakan jenis kelamin tokek jantan dan betina,

dalam kegiatan perdagangan ukuran SVL bukan menjadi standar (Xu dan Ji 2006).

Tokek madagaskar (Phelsuma madagascariensis) yang merupakan satwa

diurnal (aktif di siang hari) memiliki panjang badan 20 cm (Taniguchi et al 1998).

Pada jenis leaf-toed gecko (Hemidactylus bowringii) yang hidup di selatan negara

Cina memiliki panjang SVL 57–60 mm (Xu dan Ji 2006). Setengah atau lebih dari

total panjang badan tokek merupakan ekor (Van Hoeve 2003).

a. Jari kaki

Jari kaki merupakan salah satu kelengkapan fisik tokek dan cicak yang

mempengaruhi harga jual. Hasil pengukuran jumlah jari kaki normal adalah 5, baik

kaki depan maupun belakang. Dalam pengamatan dan perhitungan ditemukan seekor

tokek yang mempunyai 4 jari seperti yang tersaji dalam Gambar 7. Abnormalitas

seperti yang terjadi tokek berjari 4 adalah penyimpangan lapisan embrional

Page 38: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

23

mesoderm pada hewan triploblastik. Aryulina et al (2004) menjelaskan bahwa

mesoderm akan mengalami differensiasi membentuk tulang. Diduga faktor terjadinya

abnormalitas pada fisik tokek dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan pada saat embrio

yang berupa infeksi penyakit.

Sumber: Dokumetasi Pribadi (2010)

Gambar 7 Abnormalitas fisik tokek.

Keunikan fisik sering terjadi pada tokek bergaris. Gambar 14 merupakan

cotoh bentuk fisik yang tidak sempurna. Biasanya tokek yang memiliki keunikan fisik

dipelihara oleh pengelola sebagai koleksi pribadi. Bila dalam suatu kesempatan

digelar acara pameran reptil, tokek tersebut dijadikan objek pameran dalam

terrarium. Kebanyakan pengunjung tertarik untuk melihat satwa unik, sehingga

mejadi daya tarik tersendiri.

d. Ekor

Ekor bagi seekor tokek dan cicak sangat penting saat merayap di dinding atau

untuk menghindari terjatuh dari langit-langit. Ekor berfungsi sebagai kaki ke 5 saat

merayap di dinding yang basah dan menjadi penyeimbang saat jatuh, sehingga selalu

mendarat sempurna dengan ke 4 kakinya. Selama ini tokek dan cicak dikenal sebagai

satwa yang pandai memanjat karena terdapat scansor ditelapak kakinya, sehingga

memungkinkan merekat kuat pada permukaan vertikal. Menurut Angga (2010) tokek

menggunakan ekornya untuk bermanuver selama jatuh bebas dan mengubah arah

jatuhnya. Saat jatuh diawali dengan punggung yang menghadap ke bawah, namun

saat mulai meluncur ekornya diputar sehingga posisi perut berada dibawah. Saat

Page 39: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

24

melayang diudara ekor berperan untuk mengarahkan gerakan. Ekor jika dikibaskan ke

kiri, maka badanya akan berbelok ke kiri, saat dikibaskan ke kanan, maka badanya

akan mengarah ke kanan.

Jumlah ekor normal tokek adalah satu, tokek dengan ekor bercabang jarang

ditemukan termasuk di PT Mega Citrindo. Dari hasil pengukuran dan pengamatan

dijumpai seekor tokek dengan ekor bercabang seperti yang tersaji dalam Gambar 8.

Sumber: Dokumetasi Pribadi (2010)

Gambar 8 Abnormalitas jumlah ekor tokek.

Berbagai mitos berkembang dalam masyarakat tentang tokek yang memiliki

ekor bercabang. Memelihara tokek dan cicak ekor bercabang di dalam rumah

dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya, terutama masyarakat

Tionghoa (Cina). Selain itu tokek dan cicak ekor bercabang sangat sulit ditemukan

sehingga harga jualnya pun tinggi (Angga 2010). Umumnya, tokek dan cicak

bercabang memiliki bentuk yang beragam. Berikut beberapa spesies tokek bercabang

yang berada di alam (Susilo & Rahmat 2010).

a. Tokek yang cabang ekornya sama besar dengan ekor aslinya.

b. Tokek yang cabang ekornya lebih kecil daripada ekor aslinya.

c. Tokek dengan cabang ekornya hanya satu buah.

d. Tokek dengan cabang ekornya lebih dari satu.

e. Tokek yang cabang ekornya hanya satu, lebih kecil dan menghadap ke atas.

f. Tokek yang cabang ekornya hanya satu, lebih kecil dan menghadap ke bawah.

Page 40: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

25

5.1.2 Pengukuran morfologis kualitatif

5.1.2.1 Bentuk tubuh

Hasil pengataman terhadap bentuk tubuh tokek dan cicak tidak berbeda antara

jantan dan betina. Pada umumnya semua spesies tokek memiliki ciri fisik yang sama

yaitu memiliki tubuh pendek, lebar, dan gemuk (Susilo & Rahmat 2010).

5.1.2.2 Mata

Hasil pengamatan menunjukan warna mata tokek dan cicak berwarna kuning

terang dengan iris mata vertikal. Van Hoeve (1992) menyebutkan bahwa mata tokek

biasanya berukuran besar dan memiliki warna yang indah. Schmidt (1997)

menyatakan bahwa terdapat dua bentuk iris mata pada Gekkonidae, yaitu vertikal dan

horisontal.

Fotoreseptor sel pada mata hewan bertulang belakang memiliki bentuk

kerucut atau batang. Secara umum bentuk batang beradaptasi di malam hari,

sedangkan bentuk kerucut beradaptasi dengan di siang hari. Tokek dan cicak yang

menjadi objek penelitian, seluruhnya merupakan satwa nocturnal (aktif di malam

hari) memiliki bentuk fotoreseptor batang. Pigmen mata yang terdapat dalam

fotoreseptornya terdiri dari hijau, biru dan ultraviolet (Taniguchi et al 1998).

5.1.2.3 Determinasi Jenis Kelamin Tokek dan Cicak

Berdasarkan hasil pengamatan PT Mega Citrindo tidak mempermasalahkan

jenis kelamin tokek dan cicak, karena tidak digunakan sebagai indukan. Cara yang

paling tepat membedakan jantan dan betina adalah dengan melihat bentuk pada

pangkal ekor tokek dan cicak seperti yang tersaji dalam Gambar 9.

(a) (b)

Page 41: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

26

(a) (b)

Sumber: Dokumetasi Pribadi (2010)

(a) (b) Keterangan: (a) jantan; (b) betina

Gambar 9 Determinasi jantan dan betina pada tokek dan cicak.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa seluruh jantan pada tokek dan cicak

memiliki ciri khusus pada pangkal ekor. Ukuran jantan dan betina bersifat relatif pada

spesies cicak terbang, namun ukuran jantan lebih besar dan warna tubuh jantan lebih

gelap pada spesies tokek bergaris dan tokek biasa. Sesuai dengan pernyataan Susilo

dan Rahmat (2010) yang menyatakan bahwa warna kulit jantan lebih gelap dari

warna kulit betina. Ukuran jantan dapat terlihat dengan membandingkan bagian

kepala dan ekor. Pada bagian kepala dan ekor jantan terlihat lebih besar dibandingkan

betina baik di usia muda dan dewasa (Xu dan Ji 2006).

Page 42: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

27

5.2 Asal Tokek dan Cicak

PT Mega Citrindo memperoleh tokek dan cicak dari wilayah Jawa Tengah,

Ambon dan Sorong seperti yang tersaji dalam Tabel 4. Gambar spesies tokek dan

cicak disajikan pada Gambar 10.

Tabel 4 Daerah asal dan jumlah tokek dan cicak yang dipelihara PT Mega Citrindo periode Juli 2010

No. Jenis Nama latin

Daerah asal

Jumlah (ekor)

Jumlah kandang

(unit)

Waktu pengiriman

Umur

1 Tokek biasa

Gekko gecko

Jawa Tengah

306 1 ± Setiap 7 hari Tidak menjadi syarat bagi setiap spesies

2 Tokek bergaris ambon

Gekko vittatus

Ambon, Maluku

220 1 ± Setiap 10 hari

3 Tokek bergaris sorong

Gekko vittatus

Sorong, Papua

205 1 ± Setiap 10 hari

4 Cicak terbang

Ptychozoon kuhli

Jawa Tengah

70 1 ± Setiap 14 hari

(a) (b)

(c) (d) Sumber: Dokumetasi Pribadi (2010) Gambar 10 Jenis tokek dan cicak (a) tokek biasa (b) tokek bergaris ambon (c) tokek bergaris sorong (d) cicak terbang.

Page 43: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

28

Wilayah Jawa Tengah, Maluku, dan Papua merupakan pengumpul besar tokek

dan cicak. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara PT Mega Citrindo

memperoleh tokek dan cicak dari pengumpul besar sejak tahun 2000 sampai 2010.

Tokek dan cicak yang diperoleh pengumpul besar merupakan hasil tangkapan

langsung dari alam.

Berdasarkan hasil pengamatan yang tersaji dalam Tabel 3 menunujukan

jumlah pengiriman tokek dan cicak bersifat relatif karena jumlah tokek biasa

menempati jumlah tertinggi dalam pengiriman, namun jumlah tersebut dapat berubah

sewaktu-waktu. Faktor yang mempengaruhi jumlah pengiriman bergantung dari

jumlah penangkapan dari alam, jumlah permintaan pengelola dan konsumen di luar

negeri. Terkait jumlah penangkapan bergantung pada kondisi populasi tokek dan

cicak di alam.

Prosedur kegiatan yang dilakukan oleh animal keeper pada saat menerima

pengiriman tokek dan cicak dari daerah asal adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan jenis dan penghitungan jumlah tokek dan cicak yang hidup

dilakukan di dalam kandang masal yang disediakan dalam keadaan bersih.

Penempatan tokek dan cicak tanpa membedakan jantan dan betina.

2. Memisahkan tokek dan cicak yang mati. Individu mati dibuang dalam

tungku pembakaran sampah.

3. Memberi pakan dan air pada tokek dan cicak.

4. Melaporkan pencatatan kepada pengelola.

Sejak mulai beroperasi pada tahun 2000 PT Mega Citrindo belum

menekankan pada usaha pengembangbiakan tokek dan cicak. Usaha yang dilakukan

hanya terbatas pada usaha memelihara tokek dan cicak agar tetap sehat dan tidak

terjadi kematian menjelang dijual keluar negeri. Waktu pemeliharaan hingga dijual

dilakukan selama kurang lebih selama satu minggu yang terhitung sejak diterima dari

daerah asal sampai pengiriman keluar negeri.

Page 44: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

29

5.3 Teknik Pemeliharaan

5.3.1 Kandang

PT Mega Citrindo menerapkan sistem kandang pemeliharaan massal, yakni

menggabungkan tokek dan cicak dalam satu jenis di satu kandang tanpa membedakan

jantan dan betina. Penempatan tanpa memperhitungkan sex ratio ideal yang

diterapkan oleh pengelola dipandang belum sesuai dengan sex ratio pada perilaku

kopulasi tokek, karena menurut Department of Conservation (1999) dalam sebuah

kandang sex ratio ideal bagi seekor tokek jantan adalah berbanding dengan dua ekor

tokek betina pada seluruh jenis, namun dalam penerapan tokek dan cicak di PT Mega

Citrindo bukan bertujuan untuk reproduksi.

Penempatan yang diterapkan pihak pengelola tersebut dapat mengakibatkan

kanibalisme (perilaku saling memakan antar tokek dan cicak). Luasan kandang yang

terlalu sempit dan kondisi kandang yang penuh sesak dengan individu lain juga

mempengaruhi perilaku jantan giant gekko (Hoplodactylus duvaucelii) yang

memakan individu lain (Department of Conservation 1999).

Sistem kandang pemeliharaan yang diterapkan di PT Mega Citrindo

memberikan beberapa kelemahan dan kelebihan menurut Susilo & Rahmat (2010)

diantaranya tersaji pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Kelemahan dan kelebihan sistem perkandangan bersama No. Kelemahan Kelebihan 1 Persaingan makanan antar individu besar Material bangunan lebih sedikit 2 Pertumbuhan badan dan berat badan relatif

lebih lama Modal pembuatan kandang lebih murah

3 Mudah stres Tidak membutuhkan tempat yang luas 4 Tingginya perilaku kanibal Waktu pemberian pakan menjadi lebih efisien 5 Penularan penyakit antar individu cepat Perawatan tokek dan kandang menjadi lebih

singkat 6 Kondisi dalam kandang cepat kotor Lebih efektif, efisien, dan ekonomis dalam

segala hal 7 Ruang gerak menjadi lebih sempit Bisa berkembangbiak karena melakukan

proses kopulasi

Kandang pemeliharaan berbentuk bujur sangkar, disediakan sebanyak 4 unit

yang diperuntukan sebagai kandang pemeliharaan seperti yang tersaji dalam Gambar

11. Kandang masal disediakan sebanyak satu unit untuk tokek biasa, tokek bergaris

Page 45: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

30

ambon, tokek bergaris sorong dan cicak terbang, berbentuk bujur sangkar dengan

ukuran 200 × 312 × 228 cm. Kandang masal merupakan kandang luar ruangan yang

mendapatkan sinar matahari langsung.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 11 Kandang pemeliharaan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo (a) foto tampak depan (b) foto tampak samping (c) sketsa tampak depan (d) sketsa tampak samping. Berdasarkan hasil penelusuran dalam studi pustaka sistem pemeliharaan yang

diterapkan oleh PT Mega Citrindo belum diterapkan pada penangkaran lain, baik di

dalam maupun di luar negeri. Kebanyakan sebuah penangkaran hanya menempatkan

seekor tokek dalam sebuah kandang pemeliharaan, dengan ukuran minimal

Tampak samping Tampak depan

Page 46: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

31

60 90 . Ukuran tunggal dapat diisi oleh 1 sampai 2 ekor tokek (berpasangan).

Kandang luar ruangan merupakan kandang yang tepat untuk memelihara tokek

karena tokek merupakan reptil yang memerlukan sinar matahari untuk menjalankan

aktifitas metabolismnya, namun tidak dengan intensitas sinar matahari yang

berlebihan karena dapat membahayakan bagi kelangsungan hidup tokek tersebut

(Departmen of Conservation1999).

5.3.2 Konstruksi kandang

Kandang masal merupakan kandang permanen yang terbuat dari beton dengan

kombinasi kawat ram, seng, dan besi. Seluruh atap kandang masal dilapis oleh kawat

ram dan sebagian tertutup seng. Kandang yang terbuat dari kayu merupakan kandang

ideal untuk tokek dan cicak, karena habitat asli tokek dan cicak yang biasa tinggal di

daerah yang banyak terdapat kayu. Lebih baik lagi apabila seluruh bagian kandang

baik lantai, atap, dan dinding menggunakan material kayu agar membuat tokek

merasa nyaman. Bentuk kandang kayu umumnya dapat dibentuk menyerupai

akuarium (Susilo & Rahmat 2010; Angga 2010).

Penggunaan material kandang yang terbuat dari plastik dan kaca harus

dihindari dalam upaya penangkaran tokek. Hal terpenting dalam menciptakan kondisi

kandang yang ideal bagi kelangsungan hidup tokek adalah suhu dan kelembaban.

Material plastik dan kaca tidak mendukung terciptanya kondisi suhu dan kelembaban

optimal bagi hidup tokek di luar habitat alaminya. Kayu lapis, bambu, dan fiberglass

merupakan material yang tepat untuk digunakan sebagai bahan pembuatan kandang

pemeliharaan tokek (Departmen of Conservation 1999).

Kandang pemeliharaan di PT Mega Citrindo merupakan kandang horisontal

dan vertikal dilihat dari ukuran panjang dan lebar kandang. Penggunaan jenis

kandang horisontal dikatakan sudah sesuai untuk pemeliharaan tokek, karena seluruh

objek yang diamati merupakan tipe tokek pemanjat yang hidup dan mencari makan di

atas pohon (tersetrial). Menurut Bartlett (1995) kandang ideal untuk spesies tokek

arboreal (hidup di lantai hutan) harus memiliki bentuk vertikal (tegak lurus),

sedangkan untuk tokek terestrial (hidup di atas pohon) harus memiliki bentuk

horisontal (mendatar).

Page 47: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

32

5.3.3 Lokasi kandang

Hasil pengamatan menunjukan lokasi kandang pemeliharaan tokek di

penangkaran PT Mega Citrindo terletak jauh dari jalan raya sehingga tercipta kondisi

sunyi. Kondisi lingkungan yang sunyi baik untuk kelangsungan hidup tokek dan

cicak, menurut Susilo dan Rahmat (2010); Angga (2010) tokek biasanya rentan stres.

Umumnya penyebab stres adalah kondisi lingkungan yang terlalu berisik, kondisi

yang terlalu terang, dan tokek sering di pegang untuk ditimbang.

5.3.4 Perlengkapan di dalam kandang

Kandang tokek dan cicak dilengkapi dengan fasilitas untuk menunjang

keberlangsungan hidup satwa. Perlengkapan kandang tokek dan cicak yang terdapat

di PT Mega Citindo tersaji dalam Tabel 6.

Tabel 6 Perlengkapan di dalam kandang pemeliharaan tokek dan cicak No. Perlengkapan Ukuran Fungsi Tersedia dalam kandang 1 Tempat makan 28 x 36 x 5 cm

berat 100 gram Wadah bubur nasi dan buah

Tokek bergaris

2 Tempat minum 35 x 45 x14 cm berat 120 gram

Wadah air Seluruh jenis

3 Kran air 15 inchi Sarana penyediaan air Seluruh jenis

4 Bambu dan kayu 200 cm Mengesankan seperti habitat aslinya

Seluruh jenis

5 Daum palem 1 lembar Tempat bersembunyi Tokek bergaris dan cicak terbang

Perlengkapan yang digunakan antara lain adalah tempat makan, tempat

minum, kran air, daun palem, batang bambu, dan kayu. Tempat makan digunakan

untuk meletakan bubur nasi dan buah-buahan karena jika ditebarkan dilantai kandang,

dapat mengundang kehadiran semut dan kondisi kandang menjadi cepat kotor (Susilo

& Rahmat 2010).

Di dalam setiap kandang disediakan satu buah tempat makan, biasanya

diletakan dilantai kadang. Selain tempat makan, di dalam kandang juga disediakan

satu buah tempat minum yang diletakan di lantai kandang. Tempat makan ini terbuat

dari plastik. Menurut Susilo dan Rahmat (2010) tempat minum bisa dibuat dari

potongan bambu atau wadah plastik selayaknya tempat air minum di kandang burung

yang ditempelkan di tengah-tengah dinding kandang. Untuk tempat makan hampir

Page 48: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

33

sama dengan tempat minum, tetapi ukurannya lebih besar dengan cara

penempatannya sama dengan tempat minum. Kran air disediakan dalam kandang

untuk memudahkan penyediaan air baik untuk memenuhi kebutuhan air minum

maupun untuk keperluan pembersihan kandang.

Sebagaimana di habitat aslinya memerlukan cover sebagai salah satu

komponen habitat untuk bersembunyi, di dalam kandang juga disediakan daun palem

sebagai cover untuk tempat bersembunyi bagi tokek dan cicak. Intensitas penggantian

daun dilakukan dalam waktu yang tidak menentu, tergantung pada kondisi daun.

Daun akan diganti apabila sudah banyak helaian daun yang gugur dan membusuk.

Pengkayaan kandang untuk kandang tokek biasa tidak disediakan daun palem,

karena tokek biasa kurang menyukai daun palem sebagai tempat bersembunyi. Tokek

biasa lebih menyukai berdiam diri di pinggiran dinding yang berbatasan dengan atap,

terutama yang tertutup oleh seng. Biasanya di siang hari tokek biasa tampak berjajar

dan berhimpit satu sama lain memenuhi pinggiran tersebut.

Upaya menciptakan kondisi kandang agar sama dengan kondisi habitat

alaminya, maka di dalam kandang tokek dan cicak juga berisi batang bambu dan kayu

karena menurut Susilo dan Rahmat (2010); Angga (2010) tokek adalah jenis satwa

yang senang bersembunyi di balik atau di sela-sela kayu, batu, dan tempat yang

gelap. Penggunaan bambu sendiri ternyata memberikan beberapa keuntungan bagi

tokek dan cicak sebagai tempat bersembunyi. Selain itu, ternyata tokek dan cicak juga

diduga menyukai aroma bambu, ditandai oleh seringnya tokek terdengar bernyanyi

atau bersuara. Keberadaan batang kayu dan bambu harus dipertahankan di dalam

kandang, agar tokek dan cicak merasa nyaman.

Penempatan bambu dan kayu juga memiliki fungsi lainnya yaitu sebagai

tempat menempelnya telur tokek dan cicak. Keberadaan telur ini terjadi tanpa

disengaja. Dalam pengamatan selama penelitian banyak telur baik dari tokek maupun

cicak menempelkan telurnya dibatang bambu, kayu, dan daun. Selain itu, tokek juga

menempelkan telurnya di dinding dan besi di dalam kandang atau box pemeilharaan.

Page 49: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

34

5.3.5 Suhu dan kelembaban kandang

Hasil pengukuran diketahui bahwa suhu dalam kandang berkisar antara 26ºC-

29ºC seperti yang tersaji dalam Gambar 11. Susilo dan Rahmat (2010) berpendapat

bahwa suhu ideal untuk hidup tokek berada pada kisaran suhu 32ºC. Frye (1991)

menyatakan bahwa kondisi suhu optimal untuk reptil di daerah tropis berkisar

29,5ºC-37,5 ºC. Dengan demikian sebaran suhu di dalam kandang tokek dan cicak

tersebut masih dalam batas normal.

Suhu berpengaruh terhadap pembentukan jenis kelamin di masa pertumbuhan

embrio pada jenis kadal, kura-kura dan alligator. Selain itu suhu juga mempengaruhi

pada karakteristik pada jenis kelamin. Beberapa jenis kura-kura dan alligator

amerika, suhu pada masa embrio memberikan pengaruh pada jumlah telur

perkelahiran dan ukuran individu muda (juvenil), cadangan energi, metabolisme dan

pertubuhan, pigmentasi, fisiologi kelamin, pertumbuhan kelamin sekunder, dan

perilaku harian satwa ektotermal (membutuhkan panas dari luar tubuh) (Rhen et al

2000).

Gambar 12 Grafik suhu dalam kandang tokek dan cicak.

Hasil pengukuran kelembaban dalam kandang tokek dan cicak berkisar antara

74% hingga 89% seperti yang tersaji dalam Gambar 13. Menurut Susilo dan Rahmat

(2010) kelembaban ideal untuk hidup tokek dan cicak berada pada kisaran 25%

hingga 35%. Kelembaban kandang reptil di daerah tropis sekurang-kurangnya

berkisar antara 80% hingga 90% (Frye 1991).

26.9

28.8

29.4

28.529 28.8

27.1 27.1

27.927.4

27.7 27.6 27.7

29.1

25.526

26.527

27.528

28.529

29.530

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Suhu

(ºC

)

Hari

Page 50: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

35

Gambar 13 Grafik kelembaban dalam kandang tokek dan cicak.

Gambar 12 menunjukan suhu berfluktuasi karena hujan turun setiap hari.

Fenomena La Nina yang mulai terjadi pada bulan Juli (BMKG 2010) menyebabkan

hujan terjadi sepanjang hari. Suhu ekstrim akan menimbulkan gangguan pada fungsi

biologis tokek dan cicak. Warwick (1990) menyatakan bahwa suhu lingkungan

merupakan faktor utama keberlangsungan kehidupan ular begitu pula dengan tokek

dan cicak yang mempengaruhi perilaku dan fungsi biologi tubuh. Penelitian terhadap

leopard gecko (Eublepharis macularius) dalam perlakuan suhu memberikan

pengaruh terhadap jenis kelamin pada telur yang akan menetas (Crews et al 1998).

Pada suhu 26ºC dan 29ºC seluruh telur yang menetas berjenis kelamin betina,

sedangkan pada suhu 32 ºC telur yang menetas akan berjenis kelamin jantan (Viets et

al 1993)

Suhu dan kelembaban di dalam kandang tidak berpengaruh terhadap perilaku

harian tokek dan cicak, namun berpengaruh terhadap tingkat kematian terutama pada

spesies tokek bergaris. Dengan kisaran tingkat kematian sebesar 4-5 ekor per hari.

Kematian tokek bergaris terjadi setiap hari, sedangkan tokek biasa dan cicak terbang

memiliki tingkat kematian yang kecil yaitu 0-1 ekor per bulan.

Faktor nyata yang diduga sebagai penyebab tingginya kematian tokek bergaris

adalah tingkat curah hujan yang tinggi terutama di wilayah Bogor. Ambon dan

Sorong memiliki intensitas curah hujan relatif rendah lebih dari wilayah Bogor.

Untuk mengatasi banyaknya jumlah tokek bergaris yang mati pengelola memberikan

pakan tambahan berupa bubur nasi. Sementara itu, tingginya curah hujan tidak

87.3

75.979.7

85

80.1 80.4

89 88.185.9

80.7 81.9 83 83.6

74.4

65

70

75

80

85

90

95

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kel

emba

ban

(%)

Hari

Page 51: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

36

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tokek biasa dan cicak terbang. Diduga

karena kondisi habitat alami dari keduanya, khususnya suhu dan kelembaban wilayah

Jawa Tengah relatif sama dengan kondisi lingkungan pengelola yang berada di

wilayah Bogor.

5.3.6 Perawatan kandang

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan animal keeper paling

tidak terdapat dua kegiatan perawatan kandang yang dilakukan secara rutin yaitu

penyemprotan dan penyikatan. Penyemprotan dilakukan ke seluruh bagian dalam

kandang dengan media air dengan tujuan kotoran kandang yang menempel akan lebih

mudah terangkat dan terbawa ke saluran pembuangan. Penyikatan merupakan

kegiatan menyikat kotoran kandang dengan tujuan agar kandang menjadi bersih, dan

selanjutnya adalah diikuti dengan penyemprotan.

Kegiatan pembersihan kandang dilakukan setiap hari karena tokek sering

membuang kotorannya di sembarang tempat dalam kandang. Kegiatan pembersihan

juga dilakukan terhadap sisa pakan tokek karena selalu berceceran di lantai kandang.

Pembersihan kandang dilakukan dalam kondisi tokek dan cicak masih berada di

dalam kandang. Tempat minum dan makan juga dicuci setiap hari, sedangkan air

minum diganti setiap 2 hari. Dharmojono (1998) dalam Sentanu (1999) menyatakan

bahwa kandang dan peralatannya sebaiknya dicucihamakan setiap 2-4 minggu sekali.

5.3.7 Pakan dan Air

5.3.7.1 Pakan

Pakan merupakan faktor pembatas (limited factor) yang mempengaruhi

makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Setiap makhluk hidup

memerlukan pakan dan air sebagai sumber energi untuk melakukan aktifitasnya

(Departmen of Conservation 1999). Dalam teknik pemeliharaan tokek dan cicak di

PT Mega Citrindo selain pemberian jangkrik sebagai pakan juga diberikan pakan

tambahan berupa bubur nasi. Aspek pakan yang diamati dalam kegiatan penelitian

tersaji dalam Tabel 7 berikut.

Page 52: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

37

Tabel 7 Aspek pakan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo

Spesies Jenis pakan

Jumlah pemberian

pakan (ekor / minggu)

Kebutuhan pakan (ekor / pemberian)

Cara pemberian pakan

Waktu pemberian

pakan

Tokek biasa Jangkrik 17 84* Ditebarkan dalam kandang

Rabu dan Sabtu

Tokek bergaris Jangkrik 17 - Pepaya ± 124,5 gram - Ditempatkan

dalam wadah Tidak menentu

Nanas ± 50 gram - Bubur nasi ± 900 gram - Setiap hari Cicak terbang Jangkrik 17 - Ditebarkan dalam

kandang Rabu dan sabtu

Keterangan *: Susilo dan Rahmat (2010); Angga (2010)

Hasil pengamatan menunjukan bahwa pakan tambahan diberikan pada tokek

bergaris. Pakan utama yakni berupa jangkrik diberikan pada seluruh tokek dalam

kandang pemeliharaan.

5.3.7.2 Jenis pakan

Jangkrik sebagai pakan utama diberikan kepada seluruh tokek dan cicak,

karena jangkrik merupakan makanan kegemaran tokek (Redaksi Agromedia 2010a;

Redaksi Agromedia 2010b; Angga 2010; Supriyadi 2010; Susilo & Rahmat 2010).

Dalam kegiatan pemeliharaan tokek tidak dibenarkan memberikan serangga

penyengat untuk pakan utama seperti lebah, semut, ngengat, lalat sampah, lalat buah

dan ulat bulu (Department of Conservation 1999).

Pakan tambahan yang diberikan berupa buah dan bubur. Buah yang diberikan

antara lain nanas dan pepaya afkir (reject), sedangkan bubur yang diberikan berupa

bubur nasi dengan campuran gula merah. Menurut Angga (2010) selain buah tokek

juga dapat diberikan pakan tambahan berupa aprikot, brocoli (daun dan kuntumnya),

collard greens, dandelion greens, kol, sawi, ubi jalar, peterseli (sejenis seledri), lobak

dan labu kuning.

Hasil pengamatan praktek pemberian buah dan bubur nasi diberikan pada

tokek bergaris, berdasarkan pengalaman yang diutarakan oleh pengelola tokek

bergaris menyukai buah dan bubur, sedangkan tokek biasa dan cicak terbang tidak

menyukainya. Tidak semua tokek nocturnal adalah karnivora. Sebagian besar spesies

Page 53: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

38

yang aktif pada siang hari seperti tokek madagaskar (Phelsuma madagascariensis)

mendapatkan asupan gizi dari tanaman dan buah. Sama seperti tokek jepang (Gekko

japonicus) dalam terrarium bisa memakan buah bahkan permen. Cicak rumah

(Gehyra mutilata) memiliki kecenderungan memakan yang manis dan hasil

fermentasi, sehingga disebut kadal gula (Grzimek’s 1975). Menurut Bartlett (1995)

sebagian besar tokek adalah omnivora (pemakan segala).

Wortel (Daucus carota) merupakan pakan tambahan yang paling tepat untuk

diberikan pada tokek, Redaksi Agromedia (2010a); Angga (2010) menerangkan

bahwa buah wortel (Daucus carota) dapat mencerahkan warna tokek. Praktek

pemberian bubur nasi mulai dilakukan pada tokek bergaris bulan Agustus di tahun

2010 dan berlanjut hingga saat ini. Pemberian bubur dilakukan untuk menekan

tingkat kematian tokek bergaris.

Pakan tambahan tidak diberikan pada tokek biasa dan cicak terbang. Faktor

yang melatar-belakanginya adalah tingkat kesukaan (palatabilitas) terhadap buah dan

bubur yang rendah. Pemberian bubur sebagai pakan tambahan biasa dilakukan

berselang 3 jam setelah pemberian jangkrik, sedangkan waktu pemberian buah

sebagai pakan tambahan tidak ditentukan secara khusus.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa tokek dan cicak tidak memakan

jangkrik yang telah mati karena tokek memerlukan pakan pokok berupa serangga

hidup memangsa satwa yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya (Department of

Conservation 1999). Jangkrik mati meupakan salah satu penyebab keberadaan semut,

keberadaan semut ini dapat mengganggu keberlangsungan hidup tokek dan cicak.

Menurut Susilo dan Rahmat (2010) semut diketahui dapat merajahi tokek dan cicak

yang mati di dalam kandang dan biasanya semut datang dalam jumlah berkelompok.

Upaya pencegah keberadaan semut oleh pihak pengelola menyatakan tidak

memberikan tindakan khusus. Menurut Susilo dan Rahmat (2010) penggunaan obat

anti semut bisa dipoleskan di sekitar kandang seperti menempel di dinding, namun

praktek penggunaan anti semut ini harus dilakukan dengan hati-hati karena obat anti

semut merupakan insektisida yang bersifat racun yang dapat membahayakan apabila

Page 54: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

39

termakan oleh tokek, sebaiknya penempatan obat anti semut di kandang diusahakan

jauh dari jangkauan tokek dan cicak.

5.3.7.3 Waktu pemberian pakan

Jadwal pemberian jangkrik disesuaikan dengan datangnya pengantar jangkrik

ke PT Mega Citrindo yaitu setiap hari Rabu dan Sabtu pukul 11.00 WIB. Menurut

Susilo dan Rahmat (2010) waktu pemberian pakan tokek sebaiknya dilakukan dua

kali sehari, yaitu pada sore hari menjelang malam dan menjelang tengah malam hal

ini didasarkan pada pertimbangan waktu pemberian pakan harus disesuaikan dengan

kebiasaan tokek yang mulai aktif berburu mangsa pada malam hari hingga menjelang

pagi.

Waktu pemberian pakan pada tokek perlu diperhatikan secara intensif

terutama dalam pemeliharaan di penangkaran, hal ini dilakukan untuk menjaga

jumlah pakan yang dikonsumsi tetap stabil. Kondisi suhu dan iklim di penangkaran

berbeda dengan di habitat alaminya, sebab kondisi suhu dan iklim berpengaruh

terhadap jumlah konsumsi pakan (Department of Conservation 1999).

5.3.7.4 Jumlah pakan

Jumlah jangkrik yang diberikan pada tokek dan cicak dalam 1 kali pemberian

adalah ± 48-50 ekor. Susilo dan Rahmat (2010); Angga (2010) berpendapat jumlah

jangkrik yang diberikan untuk seekor tokek adalah 5-7 ekor dalam 1 kali pemberian.

Hasil rata-rata pengukuran jangkrik adalah 0,0346 gram/ekor dan jumlah

jangkrik yang diberikan di PT Mega Citrindo rata-rata 49 ekor per kandang per 1 kali

pemberian, maka total rata-rata berat jangkrik yang diberikan berat setara dengan

berat 16,954 gram. Pemberian biasa dilakukan 2 kali per minggu atau setara 33,908

gram. Berdasarkan hasil pengukuran terdapat ± 200 ekor tokek dalam kandang, maka

seekor tokek mendapat jangkrik sebanyak ± 17 ekor per minggu.

Porsi jangkrik untuk seekor tokek menurut Susilo dan Rahmat (2010); Angga

(2010), adalah 5-7 ekor per 1 kali pemberian (rata-rata 6 ekor). Dalam sehari

jangkrik diberikan sebanyak 2 kali pemberian per ekor, yaitu pada sore hari

menjelang malam dan menjelang tengah malam. Berat 6 ekor jangkrik adalah 2,076

Page 55: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

40

gram, sehingga berat jangkrik yang harus diberikan dalam 1 hari adalah 4,152 gram.

Dalam hitungan minggu berat jangkrik yang diberikan pada seekor tokek adalah

sebesar 29,064 gram atau ± 84 ekor jangkrik per ekor.

Perbandingan berat jangkrik yang diberikan oleh pengelola dan pustaka

menunjukan perbedaan. Pengelola memberikan ± 16,831% porsi pakan seekor tokek

dan cicak, sedangkan dalam pustaka mencapai ± 83,168%. Jumlah ini membuktikan

tokek dan cicak di PT Mega Citrindo mengalami kelaparan, meskipun tahan lapar dan

tahan serta bisa tidak makan selama 1-2 minggu (Angga 2010), keadaan tokek di

alam dan di penangkaran berbeda. Di alam tokek dan cicak dapat mencari mangsa

sendiri untuk memenuhi kebutuhan pakan, sedangkan di penangkaran masalah pakan

diatur oleh manusia. Persaingan memperebutkan makan juga terjadi dalam kandang

masal karena harus bersaing dengan ratusan ekor tokek dan cicak lain, ditambah lagi

jantan dan betina ditempatkan dalam 1 kandang.

Dalam penangkaran biaya untuk pakan hampir mencapai 75% dari total biaya

produksi (Thohari 1987). Pengelola juga berpendapat demikian, tingginya biaya

untuk memenuhi kebutuhan pakan mengharuskan pengelola untuk mencari solusi

agar biaya pakan dapat ditekan. Salah satu cara yaitu dengan mengurangi jumlah

porsi pakan. Bila keadaan finansial pengelola tidak memenuhi untuk pengadaan

pakan, tokek dan cicak hanya diberikan air.

5.3.7.5 Cara pemberian pakan

Hasil pengamatan menunjukan bahwa pemberian jangkrik dilakukan dengan

ditebarkan secara perlahan di lantai kandang agar tokek dan cicak dapat menikmati

pakan dengan tenang serta mencegah saling berebut pakan antar sesama individu.

Susilo dan Rahmat (2010); Angga (2010) berpendapat pemberian pakan bagi tokek

yang ideal adalah dilakukan dengan ditebarkan di lantai kandang dan tidak

memasukan pakan (jangkrik) secara tiba-tiba serta bersamaan ke dalam kandang,

karena getaran dan bunyi tumpahan makanan yang tiba-tiba bisa membuat tokek

berhamburan di dalam kandang sehingga saling bertabrakan dan rentan terluka.

Alternatif yang lain direkomendasikan untuk pemberian jangkrik adalah

dengan ditusukan ke lidi dan menyodorkannya ke arah tokek dan cicak (Angga 2010).

Page 56: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

41

Redaksi Agromedia (2010a) berpendapat pilih jangkrik yang ukurannya lebih kecil

dari kepala tokek dan cicak, hal ini dilakukan untuk mencegah tokek memuntahkan

kembali makanannya.

5.3.8 Air

5.3.8.1 Jenis air

Hasil pegamatan menunjukan sumber air untuk tokek dan cicak berasal dari

air sumur, namun tidak jarang air hujan yang masuk dalam kandang dikonsumsi oleh

tokek dan cicak. Hasil pengamatan menunjukan tokek dan cicak juga mengkonsumsi

genangan air yang tertinggal di lantai kandang karena air hujan langsung masuk ke

dalam kandang.

Sumber air ideal untuk tokek menurut Susilo dan Rahmat (2010) berasal dari

air hujan yang langsung ditampung dengan wadah plastik atau tanah liat. Hindari

menampung air hujan menggunakan logam berat karena dikhwatirkan akan bereaksi

kimia, sehingga mengganggu pertumbuhan tokek. Air hujan yang akan disediakan

pada tokek sebaiknya diendapkan sebelumnya selama 1 hingga 2 hari. Selain air

hujan, air sumur juga baik untuk diberikan pada tokek karena banyak mengandung

mineral seperti mangan, yodium, kalium, fosfor, natrium, zat besi, kalsium, kromium,

zink, selenium, dan tembaga yang sangat dibutuhkan tokek untuk menjaga stamina

dan mempercepat pertumbuhan.

5.3.8.2 Jumlah dan waktu pemberian air

Air diberikan pada seluruh jenis tokek dan cicak diganti setiap 2 hari sekali.

Jumlah air yang diberikan adalah satu liter per kandang. Jumlah dan waktu pemberian

air yang diberikan dalam kandang mempengaruhi perilaku makan. Tokek dan cicak

tidak lahap untuk mengkonsumsi jangkrik yang dibuktikan dengan banyaknya

jangkrik yang tersisa di kandang. Diduga karena tindakan pemberian air minum

dilakukan terlebih dahulu dibandingkan dengan pakan utamanya yaitu jangkrik,

menunjukan bahwa tokek sudah lebih dahulu meminum air sebelum makan.

Tokek yang diberi minum sebelum makan, biasanya menjadi tidak lahap lagi

untuk makan sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tokek. Pemberian air

Page 57: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

42

minum yang berlebihan bisa menyebabkan pertumbuhan tokek menjadi lambat,

karena konsumsi air minum yang berlebihan dapat mempengaruhi terhadap nafsu

makan. Fakta di lapangan menunjukan bahwa banyak tokek dan cicak mengalami

pertumbuhan yang lambat, karena konsumsi air minum yang berlebihan (Susilo dan

Rahmat 2010). Meskipun demikian belum ada keterangan yang pasti tentang

pengaruh jumlah konsumsi air terhadap pertumbuhan tokek dan cicak.

5.3.8.3 Cara pemberian air

Hasil pengamatan menunjukan tempat air diletakkan di lantai kandang.

Penempatan ini tidak efisien dilihat dari perilaku tokek dan cicak yang aktif. Air

menjadi cepat kotor karena tokek sering jatuh masuk ke dalam tempat air, tokek juga

terkadang menjatuhkan kotoran (feses) ke dalam tempat air, bahkan individu yang

mati pun sering masuk ke dalam tempat air, meskipun terkesan kotor, kondisi air

tersebut belum diketahui secara tepat dampaknya terhadap tokek dan cicak.

Pemberian air minum dengan cara menyemprotkan air ke dinding kandang

dipandang lebih efektif dibandingkan dengan memberikan minum di dalam wadah

yang biasanya cepat kotor karena aktifitas tokek (Susilo & Rahmat 2010). Menurut

Department of Conservation (1999) pemberian minum untuk tokek ditempatkan

dalam wadah yang lebar, datar, dan dangkal, yang dimaksudkan agar mempermudah

tokek dalam memperoleh air.

5.3.9 Pemeliharaan Kesehatan

5.3.9.1 Waktu pemeliharaan dan pemberian obat dan vitamin

Upaya pemeliharaaan kesehatan terhadap tokek dan cicak dilakukan setiap

hari di mulai sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Kegiatan

pemeliharaan kesehatan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan perawatan

kandang.

Waktu yang tepat untuk melakukan upaya pemeliharaan bagi tokek adalah

pada waktu malam hari. Tokek yang aktif di malam hari (nocturnal) akan

menunjukan perilaku hariannya sesuai dengan di habitat alaminya. Pemisahan

terhadap tokek yang agresif serta menyerang individu lain pun dapat dilakukan pada

malam hari (Departmen of Conservation 1999).

Page 58: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

43

5.3.9.2 Upaya pencegahan dan penanggulangan

Tindakan perawatan kesehatan untuk tokek yang memiliki kelainan fisik

seperti mata bengkak karena terinfeksi oleh virus atau bakteri, tubuh yang terluka

akibat berkelahi dengan individu lain juga menunjukan bahwa pihak pengelola tidak

dilakukan tindakan penanggulangan apapun.

Hasil wawancara kepada pengelola dan animal keeper menunjukan bahwa

tidak ada kegiatan pemberikan obat dan desifektan untuk menanggulangi masalah

kesehatan pada tokek dan cicak. Beberapa tindakan perawatan kesehatan yang

dilakukan di PT Mega Citrindo disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Jenis penyakit dan tindakan kesehatan pada tokek dan cicak di PT Mega Citrindo Spesies tokek Jenis penyakit Upaya pencegahan dan

penanggulangan Obat dan

desinfektan Waktu

pemantauan Tokek biasa - - - Setiap hari Tokek bergaris Infeksi mata

Mata bengkak - - Setiap hari

Cicak terbang - - - Setiap hari

Sumber: PT Mega Citrindo (2010). 5.3.9.3 Jenis penyakit

Berdasarkan Tabel 7 dapat dinyatakan bahwa secara umum terdapat 2 jenis

penyakit yang biasa ditemukan menyerang tokek dan cicak di PT Mega Citrindo. Dari

2 jenis penyakit yang diamati, seluruhnya menyerang tokek bergaris. Berikut

diuraikan secara singkat jenis penyakit yang ditemukan pada tokek dan cicak di

kandang PT Mega Citrindo.

(1) Infeksi mata

Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi mata adalah terjadi perubahan warna

pada mata tokek dan cicak. Dalam pengamatan selama penelitian umunya ditemukan

tokek bergaris yang mengalami infeksi mata. Faktor terjadinya infeksi mata pada

tokek ini belum atau tidak diketahui dengan tepat.

(2) Mata bengkak

Penyakit ini juga menyerang hanya tokek bergaris saja. Faktor penyebab

penyakit ini merupakan lanjutan dari infeksi mata yang tidak tertanggulangi dengan

perawatan medis.

Page 59: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

44

5.3.9.4 Jenis obat dan desinfektan yang diberikan

Manajemen pemeliharaan kesehatan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo

belum dilakukan dengan baik karena terbatas pada perlengkapan perawatan kesehatan

dan informasi yang tersedia di Indonesia.

Di Indonesia belum banyak upaya pemeliharaan yang bergerak untuk

penangkaran tokek sebab diyakini jumlah yang di alam dapat memenuhi kuota

permintaan konsumen dan belum masuk dalam satwa dilindungi dalam APPENDIX

CITES menurut Susilo dan Rahmat (2010), sehingga masih belum banyak data

pendukung mengenai obat dan desinfekatan yang cocok untuk tokek dan cicak.

Meskipun demikian untuk keperluan perawatan kesehatan dan penanggulangan

penyakit pada tokek dan cicak dapat menggunakan beberapa jenis obat-obatan seperti

betadine cair dan bubuk PK yang dirrekomendasikan oleh Angga (2010).

5.4 Pemanfaatan Hasil

5.4.1 Bentuk pemanfaatan hasil

Berdasarkan hasil wawancara menunjukan tokek yang dijual keluar negeri

hanya digunakan sebagai satwa peliharaan (pets). Pihak pengelola penangkaran

belum yakin akan manfaat tokek dapat digunakan sebagai obat yang dapat

menyembuhkan suatu penyakit karena lebih percaya pada kedokteran modern.

Pemanfaatan tokek sebagai obat ditemukan di wilayah Jakarta berdasarkan

penelitian Arisnagara (2008) tokek digunakan untuk menyembuhkan gatal-gatal pada

tubuh, eksim, koreng, panu, kadas yang disajikan dalam bentuk kapsul. Pembuatan

kapsul dilakukan dengan memanfaatkan daging dan tulang reptil. Bahan-bahan

tersebut dikeringkan dalam oven, apabila bahan sudah kering lalu ditumbuk sampai

halus dan dimasukkan ke dalam kapsul.

5.4.2 Harga beli dan harga jual

Harga beli dan harga jual tokek dan cicak memiliki kisaran yang berbeda-

beda. Konsumen yang berasal dari luar negeri membayar dengan mata uang dollar ($)

yang disesuaikan dengan kurs rupiah seperti yang tersaji dalam Tabel 9.

Page 60: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

45

Tabel 9 Aspek pemanfaatan hasil tokek dan cicak di PT Mega Citrindo per minggu

No. Spesies tokek dan cicak

Umur panen tokek dan

cicak

Jumlah panen* (ekor)

Harga beli per ekor

(Rp)

Harga jual per ekor

($)

Negara konsumen

1 Tokek biasa Tidak ada data

195 1.200,- 1.00 – 1.50 APBJK

2 Tokek bergaris Tidak ada data

150 7.000– 8.000,-

2.75 – 3.00 APBJK

3 Cicak terbang Tidak ada data

25 4.000,- 2.50 – 2.75 APBJK

Keterangan APBJK: Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Jerman, dan Kanada. Keterangan*: berubah sewaktu-waktu.

Pada umumnya tokek yang dijual memiliki kisaran harga yang berbeda-beda.

Tokek dengan berat 3,5 ons akan dihitung per ekor, sedangkan tokek dengan berat 4-

5 ons akan di hitung per ons. Misalnya, seekor tokek seberat 3,5 ons akan dibeli oleh

buyer (pembeli) dengan harga Rp 100 000 000. Sementara untuk tokek dengan berat

di atas 4 ons, akan dibeli dengan kesepakatan antara owner (pemilik) tokek dan buyer

per ons tokek dihargai Rp 50 000 000. Jika berat tokek adalah 4 ons, harga jual tokek

tersebut adalah Rp 200 000 000. Jika berat tokek tersebut lebih besar, tentu nilai jual

yang disepakati per onsnya lebih besar (Susilo & Rahmat 2010).

5.4.3 Kriteria Penentuan Nilai Ekonomi Tokek dan Cicak

Pengelola memiliki cara tersendiri untuk menentukan kriteria tokek dan cicak

yang di jual, yaitu dengan memilih tokek dan cicak sebelum dikirim. Pengelola tidak

mengukur panjang total dan berat badan tokek atau cicak sebagai kriteria, namun dari

tampilan fisik yang sempurna tanpa cacat tubuh yang dinilai secara visual. Gambar 14

menunjukan perbandingan antara tokek yang tidak ekonomis (kiri) dan tokek yang

ekonomis (kanan).

Hasil penelusuran dalam studi literatur dan wawancara menunjukan bahwa

konsumen yang menyukai tokek sebagai satwa peliharaan (pets) menentukan kriteria

dari tampilan fisik saja diantaranya kecerahan warna, namun menurut Susilo dan

Rahmat (2010) konsumen yang menyukai tokek dengan berat mencapai 350 ons

merupakan kolektor yang berminat memelihara satwa unik, biasanya dari kalangan

pengusaha.

Page 61: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

46

Sumber: Dokumetasi Pribadi (2010)

Gambar 14 Perbandingan tokek yang tidak ekonomis (kiri) dan ekonomis (kanan).

Berdasarkan ukuran kepala, ekor, dan warna, tokek sebelah kanan (Gambar

14) lebih berisi serta lebih menarik perhatian konsumen untuk di beli dibandingkan

tokek sebelah kiri. Dalam proses packing biasanya tokek sebelah kiri akan dilepas

dari kandang karena tidak lama lagi akan mati.

5.4.4 Jumlah panen

Setiap kegiatan panen tidak dapat ditentukan jumlah pasti untuk setiap

pengiriman. Menurut pengelola jumlah tersebut memang tidak dapat dipastikan,

karena tokek dan cicak yang dikirim berdasarkan jumlah yang diminta konsumen

sendiri.

Tabel 8 menunjukan jumlah tokek dan cicak dalam sekali packing. Jumlah

tokek biasa yang dikirim sebanyak 195 ekor lebih banyak dari tokek bergaris

sebanyak 150 ekor dan cicak terbang sebanyak 50 ekor. Jumlah bisa berubah

sewaktu-waktu, terkadang jumlah tokek bergaris dan cicak terbang lebih banyak

diminta dari tokek biasa. Susilo dan Rahmat (2010) berpendapat berapapun jumlah

tokek dan cicak yang dikirim akan diterima tidak ada batasannya.

5.4.5 Negara tujuan ekspor

Hasil wawancara dan pengamatan diketahui sejak tahun 2000 PT Mega

Citrindo mengekspor tokek dan cicak ke negara Amerika Serikat, Perancis, Jerman,

Kanada, dan Belanda. Gambar 15 menunjukan bahwa frekuensi permintaan tertinggi

adalah negara bagian Miami, Florida Amerika Serikat yakni sekitar 60%. Negara lain

Page 62: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

47

kosumen cicak dan tokek adalah Perancis, Kanada, Jerman, dan Belanda dengan

persentase sekitar 10%.

Gambar 15 Persentase pengiriman ekspor tokek dan cicak ke negara tujuan.

Perhitungan 60% diperoleh dari rataan selama 6 minggu. Pengiriman tokek

dan cicak dilakukan ke negara Amerika Serikat sebanyak ± 6 kali, sedangkan

pengiriman untuk negara Perancis, Kanada, Jerman, dan Belanda terjadi ± 1 kali.

Amerika Serikat mejadi konsumen tetap PT Mega Citrindo sejak tahun 2000 hingga

tahun 2010. Tidak ada faktor khusus yang melatarbelakangi seringnya permintaan

konsumen dari negara tersebut. Dalam Susilo dan Rahmat (2010) menyatakan bahwa

pesanan tokek berdatangan dari berbagi negara, seperti Jepang, Korea, Kanada, dan

Belanda yang digunakan untuk berbagai objek penelitian.

Pada bulan September hingga November dan Januari hingga Februari

merupakan bulan dengan permintaan tertinggi terhadap tokek dan cicak. Pengelola

juga menambahkan bahwa pada bulan November hingga Januari jumlah tokek biasa

dari pengumpul besar lebih sedikit dari bulan yang lain, hal ini disebabkan tokek

biasa mengalami hibernasi (tidur panjang). Pada November hingga Januari tokek

biasa akan menghilang, untuk menghindar dari musim hujan. Tokek biasa akan

muncul kembali pada pertengahan atau di akhir bulan Februari (Grzimek’z 1975).

5.4.6 Teknik packing dan pengiriman

Kegiatan pemanfaatan hasil di PT Mega Citrindo disebut packing. Packing

dilakukan dalam waktu yang tidak menentu. Selama kegiatan penelitian diketahui

jumlah pengiriman rata-rata terjadi 4 kali pengiriman per bulan. Urut-urutan packing

60%

10%

10%

10%

10%

AS Perancis Kanada Jerman Belanda

Page 63: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

48

di PT Mega Citrindo tersaji dalam Gambar 16. Packing dilakukan bila terdapat

informasi dari konsumen.

Gambar 16 Urutan packing di PT Mega Citrindo.

Kegiatan pertama adalah mengumpulkan tokek dan cicak dari dalam kandang.

Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh animal keeper termasuk pengelola. Sebelum

pengumpulan tokek dan cicak dilakukan persiapan alat berupa kantung kanvas yang

berisi kertas koran. Tahap selanjutnya adalah pemberian keterangan pada kantung

tokek dan cicak. Pemberian keterangan dilakukan setelah tokek dan cicak dimasukan

dalam kantung. Setelah rampung tahap selanjutnya adalah pengepakan kantung dalam

box.

5.4.7 Resiko kematian dalam pengiriman (ekspor)

Tokek dan cicak yang dijual PT Mega Citrindo akan dibayar 50% sebagai

uang muka melalui bank sebelum pengiriman. Sisa pembayaran akan dibayar setelah

tokek dan cicak sampai ditangan konsumen. Sisa pembayaran tersebut belum tentu

dibayar penuh. Apabila terdapat kecacatan pada tubuh tokek dan cicak seperti

ekornya terlepas, kaki yang tidak sempurna, dan mati biasanya akan dibayar kurang

dari 50%.

Hasil wawancara pengelola tingkat kematian tokek dan cicak setelah sampai

ditujuan sebesar 5 hingga 7% dalam kondisi normal. Dalam kondisi ekonomis

kematian tokek dan cicak bisa lebih dari 7%. Kerugian tidak bisa dihindari oleh

pengelola dalam setiap pengiriman. Diduga perbedaan iklim menjadi faktor yang

tidak bisa dihindari.

Permintaan barang

Pengumpulan tokek dan cicak dan di masukan dalam kantung kasa

Pemberian keterangan kantung kasa

Pengepakan barang dalam box

Penulisan keterangan pada box

Pengiriman barang

Page 64: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

49

5.4.8 Jalur pemasaran tokek dan cicak

Alur perdagangan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo tersaji dalam Gambar

17. Menurut pengelola pengumpul besar mendapat tokek dan cicak dari pengumpul-

pengumpul kecil dan dijual pada pengumpul besar. Untuk mendapatkan tokek dan

cicak, pengelola harus menghubungi pengumpul besar yang ada di Cilacap, Sorong,

dan Ambon.

Kota Cilacap merupakan pengumpul besar reptil dan Jakarta menjadi salah

satu kota pengekspor tokek dan cicak menurut Kartikasari (2008). Pada Gambar 17

kota Cilacap menjadi salah satu distributor bagi PT Mega Citrindo sejak tahun 2000.

Jalur pemasaran tokek dan cicak dari pengumpul besar sampai kepada konsumen

tersaji dalam Gambar 17.

Gambar 17 Jalur pemasaran tokek dan cicak.

5.5 Perilaku Khusus Tokek dan Cicak

5.5.1 Aktifitas meluncur pada cicak terbang

Keuntungan bagi cicak terbang di dalam kandang masal terutama cicak

terbang adalah memiliki luasan cukup untuk meluncur dari dinding yang vertikal ke

lantai yang horizontal. Sesuai dengan morfologi tubunya yang memiliki pelebaran

kulit sepanjang 1 cm pada bagian perut, tengkuk, dan kaki belakang (Bioone 2010

dalam Handershott 1996) seperti yang yang tersaji dalam Gambar 18 berikut.

Satwaliar di alam

Pemungut dan pengumpul kecil

Pengumpul besar (Cilacap, Purbalingga, Ambon, Sorong)

Ekportir 

(PT Mega Citrindo, Jakarta)

Konsumen luar negeri 

(Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Perancis, Belanda )

Page 65: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

50

Sumber: Hendershott (1996)

(a) (b) Gambar 18 Cicak terbang (a) saat meluncur (b) sebelum meluncur.

Di alam bebas cicak terbang dapat meluncur sejauh 8 meter dari tempatnya

semula, sedangkan lebar kandang masal sebesar ± 3 meter (Hendershott 1996).

Keterbatasan ruang gerak bagi cicak terbang tidak diperahatikan oleh pemeliharaan

karena seluruh kandang untuk tokek dan cicak dibuat seragam. Keterbatasan lahan

juga menjadi kendala, sebab akan merugi jika alokasi dengan luasan lahan

berdasarkan studi pustaka untuk menempatkan satu jenis saja. Pertimbangan lain dari

pembuatan kandang yang seragam adalah tujuan dari usaha pemanfaatan tokek dan

cicak itu sendiri yaitu dirawat sebelum dijual kembali.

5.5.2 Aktifitas penumpukan individu tokek dan cicak

Kandang yang penuh ditandai dengan banyaknya penumpukan tokek dan

cicak terutama di pojok antara dinding dan atap. Kebanyakan tokek dan cicak

menyukai pojok antara dinding dan atap untuk berdiam diri di siang hari. Lokasi

tersebut cukup teduh karena tertutup seng, sehingga sinar matahari tidak bisa

mencapainya. Penumpukan sering terlihat pada spesies tokek biasa dan tokek

bergaris. Selain di pojok antara dinding dan atap, tokek juga ditemukan bersembunyi

diantara daun palem dan lubang pada batang bambu, namun jumlahnya tidak lebih

dari belasan ekor dan jaraknya berjauhan satu sama lain.

Page 66: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

51

Penumpukan tidak terjadi pada spesies cicak terbang. Dalam kandang masal

cicak terbang kebanyakan melakukan aktifitasnya masing-masing (soliter), sehingga

seluruh individu terlihat menyebar meskipun tidak merata dalam dinding kandang.

Tokek akan berhenti beraktifitas bila kondisi cuaca dalam keadaan angin kencang dan

cuaca menjadi sangat dingin (Bartlett 1995).

Berdasarkan hasil pengamatan tokek dan cicak tidak menunjukan aktifitas

bersuara di siang maupun di malam hari. Kondisi dalam kadang cenderung hening.

Susilo dan Rahmat (2010); Angga (2010) berpendapat seekor tokek yang bersuara

lantang pada malam hari bisa diartikan bahwa tokek sedang mencari teman atau

pasangannya, namun jika tokek tersebut telah memiliki pasangan, tetapi tetap

bersuara lantang, bisa diartikan bahwa tokek tersebut ingin menampakan jati diri atau

kejantanannya. Di kandang bersama, baik tokek jantan maupun tokek betina

umumnya tidak berbunyi, namun tokek yang berada di kandang tunggal pasti

mengeluarkan suara. Apabila tokek dan cicak tidak bersuara dapat disimpulkan tokek

dan cicak telah memiliki pasangan yang didukung oleh dengan diakuinya seluruh

tokek dan cicak oleh individu lain karena telah menunjukan jati diri dan

kejantanannya.

5.5.3 Aktifitas memakan kulit yang terlepas (Shed skin)

Hasil pengamatan pada kebiasaan memakan kulit yang terkelupas (Shed skin)

merupakan hal yang biasa terjadi pada tokek biasa dan tokek bergaris. Tokek akan

kehilangan kulit lama dan segera terganti dengan kulit baru dengan memakan kulit

lamanya. Kejadian ini akan berlangsung kurang dari 2 jam di akhir masa kulit lama

terlepas seluruhnya, kejadian ini harus disaksikan sebab memiliki daya tarik tersendiri

(Geckocare 2010). Dalam Grzimek’s (1975) kebanyakan tokek akan memakan kulit

yang terkelupas di akhir masa pergantian kulit. Kulit yang baru berganti dan akan

mulai terkelupas mulai dari kepala yang berakhir hingga ujung kaki.

5.5.4 Musim Kawin

Bagi seluruh jenis tokek dan cicak yang dipelihara, baik jantan maupun betina

kandang masal memungkinkan untuk terjadinya kopulasi karena berada dalam 1

kandang. Kopulasi dibuktikan dengan adanya telur di dalam kandang. Tokek dan

Page 67: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

52

cicak biasanya menempelkan telurnya ke dinding kandang atau sarang agar aman dan

tidak terganggu dari tokek lainnya (Susilo & Rahmat 2010; Angga 2010).

Hasil pengamatan menunjukan telur ditemukan pada seluruh jenis dalam

waktu yang bersamaan yaitu sejak akhir bulan Mei hingga bulan Agustus. Pendugaan

waktu bertelur tokek dan cicak juga ditegaskan dalam Grzimek’s (1975) pada

pertengahan Mei dan Agustus, tokek betina akan menghasilkan telur sebanyak 4-5

kali kelahiran dengan jeda 2 hingga 4 minggu setiap kelahiran.

Sekali bertelur betina mampu menghasilkan 2 butir. Telur yang dihasilkan

berdiameter 11-15 mm yang akan menetas dalam waktu ± 73 hari (Das 2007).

Menurut Mattison (1989) bila suhu disekitar telur berada pada kisaran 28ºC

kemungkinan telur yang menetas bejenis kelamin betina, sedangkan bila suhu

disekitar telur berada pada suhu 32ºC kemungkinan telur yang menetas akan berjenis

kelamin jantan. Berkaitan dengan pengukuran suhu selama penelitian berkisar 28,1ºC

kemungkinan tokek yang menetas berkelamin betina. Pada suhu 26ºC dan 29ºC

seluruh telur yang menetas berjenis kelamin betina, sedangkan pada suhu 32 ºC telur

yang menetas akan berjenis kelamin jantan (Viets et al 1993)

Telur dari beberapa spesies berbeda jenis bisa menetas sesudah 50 – 70 hari

pada suhu 30ºC. Telur cicak termasuk besar menjelang embrio didalamnya menetas.

Panjangnya mencapai sudah mencapai 1 3 bahkan 1 2 dari panjang induknya (Van

Hoeve 2003). Pengukuran terhadap 2 ekor anak cicak terbang yang berumur 1

minggu memiliki ukuran panjang 5 cm. Kemungkinan panjang tubuh induknya

adalah 150 mm. Pada cicak dewasa dari spesies Ptyodactylus hasselquistii memiliki

ukuran panjang tubuh 150 mm, ternyata telurnya berukuran 13 - 15 mm. Anak yang

baru menetas panjang tubuhnya lebih dari 55 mm (Van Hoeve 2003).

Page 68: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Karakteristik morfologi tokek dan cicak terdiri dari 2 karakteristik yaitu

karakteristik kuantitatif dan karakteristik kualitatif. Karakteristik morfologi

tidak berpengaruh dalam pemanfaatan hasil karena kriteria hanya dilakukan

dengan menilai secara visual.

2. Teknik pengelolaan tokek dan cicak di PT Mega Citrindo terdiri dari 5 kegiatan

yaitu manajemen pengadaan tokek dan cicak, manajemen perkandangan,

manajemen pakan dan air, manajemen kesehatan, dan manajemen pemanfaatan

hasil. Tokek dan cicak seluruhnya berasal dari alam. Pemeliharaan

menggunakan kandang masal. Ketersediaan pakan tidak mencukupi kebutuhan

tokek dan cicak. Ketersediaan air cukup. Tidak ada kegiatan dalam aspek

manajemen kesehatan. Pemanfaatan hanya berupa ekspor tokek dan cicak ke

negara Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Belanda, dan Jerman setiap minggu.

6.2 Saran

1. Melakukan kegiatan desinfeksi pada kandang

2. Penggunaan material kadang yang sesuai seperti di kondisi alami

3. Memberikan pakan dalam jumlah cukup

Page 69: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

54

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra H. S. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Bogor : Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan.

Angga D. 2010. Untung Besar Dari Bisnis Tokek. Yogyakarta: Atma Media Press.

Arisnagara F. 2009. Pemanfaatan reptil sebagai obat dan makanan di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Aronoff M, Fudeman K. 2010. What is morphology. New Zeland: Blackwell Publishing.

Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. 2004. Biologi SMA dan MA. Jakarta: Erlangga.

Bartllet R. 1995. Geckos : Everything about selection, care nutrition, diaseae, breeding and behavior. New York: Barron’s Education Series Inc.

Cogger HG, Zweifel RG. 2003. Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. San Francisco: frog City Press.

Crews, D. Sakata, J. and Rhen, T. 1998. Developmantal Effect On Intersexual And Intrasexual Variation In Growth And Reproduction In A Lizard With Temperature Sex Determination. J, Comp. Biochem. Physiol. C199 : 229-241.

Das I. 2007. Amphibian and Reptiles of Brunei. Kota Kinabalu: Natural History Publications.

Departemen Kehutanan. 2009. Statistik Ekpor-Impor Hutan, Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar, Penerimaan Negara dari Perdagangan Tumbuhan dan Satwaliar ke Luar Negeri serta Kontribusi Subsektor Kehutanan terhadap PDB Triwulan I. Tabel 14 hal 77-87. Jakarta: Departemen Kehutanan.

Departmen of Conservation. 1999. A Guide to Keeping New Zeland Lizard in Captivity. New Zealand Herpetological Society’s. 1-9.

Page 70: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

55

Endarwin W. 2006. Keanekaragaman jenis reptil dan biologi Cyrtodactylus cf fumosus di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung-Bengkulu [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Frey F.L .1991. Reptil Care: An Atlas of Deaseae and Treatment Vol. 1. New Jersey : Neptune City.

Geckocare. 2007. Possible problems. http://www.geckocare.net/communication.php. [22 juni2010].

Grizemk’s B. 1975. Encyclopedia of Ecology. Melbourne : Van Nostrad Reinhold Company.

Hendershott AJ. 1996. Locomotor Performance and Energetics in the Flying Gecko (Ptychozoon kuhli) [tesis]. Springfield : Southeast Missouri State University. Unpubl.

J. Craigh Venter Instistute. 2009. Gekko gecko Linnaeus, 1758. http:// www.jcvi.org/reptiles/species.php?genus=Gekko&species=gecko.[22Juni 2010].

J. Craigh Venter Instistute. 2009. Gekko vittatus Houttuyn,1782. http://www.jcvi.org /reptiles/species.php?genus=Ptychozoon&species=kuhli.[22Juni2010].

J. Craigh Venter Instistute. 2009. Ptychozoon kuhli Stejneger, 1902. http://www.jcvi.org/reptiles/species.php?genus=Gekko&species=vittatus.[22 Juni 2010].

Kartikasari D. 2008. Keanekaragaman jenis dan nilai ekonomi satwa liar yang digunakan sebagai obat di Jawa Tengah [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mattison C. 1989. Lizard of The World. Britain: Octopus Publishing Ltd.

McKay JL. 2006. Reptil dan Amphibi di Bali. Krieger: Publishing company.

Page 71: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

56

Redaksi Agromedia. 2010. Tip Jitu Memelihara 9 Hewan Kesayangan Populer. Tangerang: PT Agromedia Pustaka.

Redaksi Agromedia. 2010. Memilih dan Merawat Kura-kura, Ular, & Gecko Reptil Unik nan Eksotik. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Rhen T, Jon TS, Mark Z, David C. 2000. Sex Steroid Levels Across The Reproductive Cycle of Female Leopard Geckos, Eublepharis macularius, from different Incubation Temperature. General and Comparative Endocrinology 118: 332-331.

Schmidt M. 1997. Amphibien & Reptilien Sǘdostasiens. Jerman : Mǘnster.

Sentanu AB. 1999. Studi Penangkaran dan perilaku kawin ular sanca hijau (Morelia viridis) di CV Teraria Indonesia [skripsi]. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soehartono T. dan Mardiastuti A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES (Convention International on Trade of Endangered Species of Fauna and Flora) di Indonesia. Jakarta : JICA.

Soedjoedono R. R. 2004. Zoonosis. Bogor. Fakultas Kedokteran IPB.

Supriyadi. B. 2010. Menjadi Jutawan dari Bisnis Tokek. Yogyakarta: Pustaka Araska Media Utama.

Suratmo, F.G. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwa Liar. Bogor : ATA 190 dan Fakultas Kehutanan IPB.

Susilo, A. B. dan Rahmat P. 2010. Dahsyatnya Bisnis Tokek. Tangerang: PT. Agro Media Pustaka.

Taniguchi Y, Osamu H, Masao Y, Fumio T. 1998. Evolution of Visual Pigment in Geckos. FEBS Letter 445: 36-40.

Thohari M. 1987. Upaya Penangkaran Satwaliar. Media Konservasi I (3): 23-25.

Van Hoeve UW. 2003. Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Reptil Dan Amfibia. Jakarta: PT Ichtiar Baru.

Page 72: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

57

Veits, B. E., Tousignant, A., Ewert, M. A., Nelson, C. E., and Crews, D. (1993). Temperature-dependent Sex Determination in the Leopard Gecko, Eublepharis macularius. J. Exp Zool. 265: 679-683.

Walpole, R. E. 1988. Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Gramedia.

Warwick C. 1990. Observation of Some Problem and An Evolution of Their Aetiologi.http://www.Anapsid.org/warwickketh2b.html.[2 februari 2011]

Xu D, Ji X. 2006. Sexual Dimorphism, Female Reproduction and Egg Incubation in The Oriental leaf-toed gecko (Hemidactylus bowringii) from Southern China. Science Direct 110 : 20-27.

Yusuf L R. 2008. Studi kenaekaragaman jenis reptil pada beberapa tipe habitat di eks-HPH PT RKI Kabupaten Bungo Propinsi Jambi [skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak Dipublikasikan.

Page 73: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

LAMPIRAN

Page 74: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

59

Lampiran 1 Tabel suhu kandang tokek dan cicak Hari/Tanggal Dry Wet Kelembaban

Senin/ 9 agustus 2010

26.9º 25.1º 87.3%

Selasa/ 10 agustus 2010

28.8º 25.8º 75.9%

Rabu/ 11 agustus 2010

29.4º 26.6º 79.7%

Kamis/ 12 agustus 2010

28.5º 26.1º 85%

Jumat/ 13 agustus 2010

29º 26.2º 80.1%

Sabtu/ 14 agustus 2010

28.8º 26º 80.4%

Minggu/ 15 agustus 2010

27.1º 25.7º 89%

Senin/ 16 agustus 2010

27.1º 25.6º 88.1%

Selasa/ 17 agustus 2010

27.9º 26º 85.9%

Rabu/ 18 agustus 2010

27.4º 24.9º 80.7%

Kamis/ 19 agustus 2010

27.7º 25.3º 81.9%

Jumat/ 20 agustus 2010

27.6º 25.4º 83%

Sabtu/ 21 agustus 2010

27.7º 25.8º 83.6%

Minggu/ 22 agustus 2010

29.1º 25.4º 74.4%

Rata-rata 28.1 ºC 25.7 ºC 82.5 %

Page 75: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

Lampiran 2 Tally sheet pakan jangkrik pada tokek biasa, tokek bergaris, dan cicak terbang Waktu pemberian pakan Jenis pakan Jumlah pakan Cara pemberian pakan

Sabtu Jangkrik 4 kali genggaman tangan orang dewasa* Di letakan di lantai kandang

Rabu Jangkrik 4 kali genggaman tangan orang dewasa* Di letakan di lantai kandang

Sumber: PT Mega Citrindo 2010. Keterangan*: satu genggam tangan orang dewasa berisi 10-12 ekor jangkrik sehingga bila di total dapat berisi 48-50 ekor dalam setiap pemberian jangkrik dalam kandang masal yang bisa berisi ratusan ekor. Lampiran 3 Jadwal pembersihan kandang bulan juli Waktu pembersihan kandang Kegiatan yang dilakukan dalam pembersihan kandang Setiap hari 1. Semprot kandang dengan air

2. Sikat lantai dan dinding kandang 3. Menyikat tempat minum dan membuang air minum kemarin 4. Membuang sisa pakan kemarin, kotoran dan bangkai tokek yang mati (bila ada).

Sumber: PT Mega Citrindo 2010.

60

Page 76: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

Lampiran 4 Manajmen perkandangan dan habitat buatan (kandang masal) Jenis tokek Bentuk

kandang Jumlah kandang

Ukuran kandang

Konstruksi kandang

Fasilitas kandang

Daya tampung kandang (ekor)

Keterangan

Tokek biasa (Gekko gecko)

Kotak dangan sisi kanan dan kiri berbentuk trapesium

1 Kandang masal memiliki ukuran panjang 130 cm, lebar 320 cm, tinggi bagian depan 200, cm dan tinggi bagian belakang 227 cm.

Terbuat dari beton dengan kobinasi kawat ram yang berukuran 0,5 cm. Dengan batang besi sebagai penyangga.

Batang bambu atau kayu pohon, daun palm botol, tempat makan, tempat minum, kran air

± 500

Tokek bergaris (Gekko vitatus)

2 Tokek bergaris Ambon dan tokek bergaris Sorong

Cicak terbang (Ptychozoon kuhli)

1

Sumber: PT Mega Citrindo 2010.

61

Page 77: Karakteristik morfologis dan teknik pemeliharaan tokek dan ... · kulit yang terlepas (Shed skin), dan musim kawin. Kata kunci: tokek biasa, tokek bergaris, cicak terbang, karakteristik

Lampiran 5 Manajmen perkandangan dan habitat buatan (kandang intensif) Jenis tokek Bentuk

kandang Jumlah kandang

Ukuran kandang

Konstruksi kandang

Fasilitas kandang

Daya tampung kandang (ekor)

Keterangan

Tokek jawa (Gekko gecko)

Persegi panjang 1 Kandang intensif memiliki ukuran panjang bagian bawah 31 cm, lebar 21,5 cm dan tinggi 15,5 cm. Bagian atas berukuran 33 cm dan lebar 23 cm. Dengan tutup yang berukuran 36 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 1,5 cm

Terbuat dari plastik

Tempat makan, dan kertas koran sebagai enrichment

± 5

Tokek bergaris (Gekko vitatus)

2 Tokek bergaris Ambon dan tokek bergaris Sorong

Cicak terbang (Ptychozoon kuhli)

1

Sumber: PT Mega Citrindo 2010.

62