Karakteristik Dan Sifat Karbon Monoksida

10
Karakteristik Dan Sifat Karbon Monoksida Karbon monoksida ( CO ), terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi atara atom karbon dan oksigen. Molekul CO memiliki panjang ikat 0,1128 nm. Alasannya adalah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi memiliki energi yang lebih dekat dengan orbital p karbon, yang berarti bahwa terdapat rapatan elektron yang lebih besar dekat karbon. Dan sifat ke elektro negativan karbon yang lebih rendah menghasilkan ” awan elektron” yang lebih baur, sehingga menambah momen dipol. Hal ini juga merupakan alasan mengapa kebanyakan reaksi kimia yang melibatkan karbon monoksida terjadi pada atom karbon, bukan pada atom oksigen ( Ahmad, 2004). Sumber Pencemaran Karbon Monoksida Di lingkungan, karbon monoksida dapat terbentuk secara alamiah, namun sumber utama dari gas tersebut adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam yaitu akibat kebakaran hutan, oksidasi metal di atmosfer, lautan, serta badai listrik alam. Sementara sumber karbon monoksida buatan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar fosil. Pada daerah yang macet tingkat bahayanya cukup tinggi terhadap kasus keracunan. Asap rokok juga mengandung gas karbon dioksida, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari

description

uii

Transcript of Karakteristik Dan Sifat Karbon Monoksida

Karakteristik Dan Sifat Karbon Monoksida

Karbon monoksida ( CO ), terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi atara atom karbon dan oksigen. Molekul CO memiliki panjang ikat 0,1128 nm. Alasannya adalah orbital molekul yang terpenuhi paling tinggi memiliki energi yang lebih dekat dengan orbital p karbon, yang berarti bahwa terdapat rapatan elektron yang lebih besar dekat karbon. Dan sifat ke elektro negativan karbon yang lebih rendah menghasilkan awan elektron yang lebih baur, sehingga menambah momen dipol. Hal ini juga merupakan alasan mengapa kebanyakan reaksi kimia yang melibatkan karbon monoksida terjadi pada atom karbon, bukan pada atom oksigen ( Ahmad, 2004).Sumber Pencemaran Karbon Monoksida

Di lingkungan, karbon monoksida dapat terbentuk secara alamiah, namun sumber utama dari gas tersebut adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam yaitu akibat kebakaran hutan, oksidasi metal di atmosfer, lautan, serta badai listrik alam. Sementara sumber karbon monoksida buatan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar fosil. Pada daerah yang macet tingkat bahayanya cukup tinggi terhadap kasus keracunan. Asap rokok juga mengandung gas karbon dioksida, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 % tetapi pada perokok yang berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 10 %. Pada wanita hamil yang merokok, kemungkinan dapat membahayakan janinnya. Dan tidak bisa dianggap remeh untuk polusi atau pencemaran udara di dalam ruangan indoor karena banyak juga fakta dilapangan menurut sumber yang saya baca polusi di ruangan itu juga sangat berbahaya , contohnya pada ruangan rapat atau ruangan yang sering di pakai berkumpul banyak orang, ditemukan hasil pengujian di laboratorium banyak gas yang merugikan kesehatan yang jumlah atau kadarnya di atas takaran normal, dan itu berbahaya contoh gas atau pencemaran udara indoor karbon dioksida dan karbon monoksida, ( L.J. Mjann, 2013 ). Berdasarkan estimasi, Departemen Kesehatan (2003) mencatat jumlah pencemaran gas karbon monoksida dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta ton/tahun.Akibat dari Karbon Monoksida Terhadap Kesehatan

Karbon monoksida tidak mengiritasi tetapi sangat berbahaya / beracun maka gas CO dijuluki sebagai silent killer. Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena gas itu akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan haemoglobin dalam darah. Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ vital. Terjadinya reaksi antara CO dan heamoglobin membentuk karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan haemoglobin, ( Lindell, 2009 ). Bahaya utama terhadap kesehatan adalah mengakibatkan gangguan pada darah, Batas pemaparan karbon monoksida yang diperbolehkan oleh OSHA (Occupational Safety and Health Administration) adalah 35 ppm untuk waktu 8 jam/hari kerja, sedangkan yang diperbolehkan oleh ACGIH TLV-TWV adalah 25 ppm untuk waktu 8 jam. Kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit dapat menyebabkan 50% kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal. Keracunan gas karbon momoksida gejala didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, rasa lelah, berkeringat banyak, pyrexia, pernafasan meningkat, confusion, gangguan penglihatan, kebinganan, hipotensi, takikardi, kehilangan kesadaran dan sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang yang menderita nyeri dada. Kematian kemungkinan disebabkan karena sukar bernafas dan edema paru. Kematian akibat keracunan karbon monoksida disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tingkat seluler. Sel darah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain. Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida dari pada oksigen. Sehingga kalau terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung berikatan dengan CO ( Lindell, 2009 ).Mekanisme Perubahan Jaringan Yang Terjadi Akibat Toksikasi Karbon Monoksida

Bila terhirup, karbon monoksida akan berikatan dengan Haemoglobin (Hb) dalam darah membentuk Karboksihaemoglobin sehingga oksigen tidak dapat terbawa. Sifat karbon monoksida dapat mengikat 200 kali lebih cepat dari oksigen , ( Ahmad : 2004). Gas ini juga dapat mengganggu aktifitas seluler lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung. Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel otot jantung, juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf, ( Buckley, 2011 ).

Akibatnya sangat fatal, pertama, oksigen akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan molekul haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan berkurang. Padahal seperti diketahui oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel dan jaringan tubuh untuk melakukan fungsi metabolisme. Kedua, gas CO akan menghambat komplek oksidasi sitokrom. Hal ini menyebabkan respirasi intraseluler menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang ( Lindell, 2009 ). Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel tersebut, juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf.Pencegahan Untuk Meminimalisir Akibat Intoksikasi Karbon Monoksida

Dengan adanya pengaruh yang cukup membahayakan dari gas CO terutama di yang menghasilkan CO. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan terhadap munculnya CO, pencegahan tersebut meliputi pencegahan munculnya CO pada sumber bergerak dan sumber yang tidak bergerak. Pada sumber bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari kendaraan bermotor. Untuk mencegah munculnya CO, langkah awal yaitu merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik, misalnya melakukan servis yang teratur. Pada saat servis, sebaiknya meminta mekanik agar kadar CO dalam emisi gas buang selalu memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah .Selanjutnya, perlu dilakukan uji emisi yang dilakukan pada setiap mobil dan melakukan KIR kendaraan secara berkala, serta melakukan pemasangan filter pada knalpot. Emisi dari gas CO dapat diturunkan dengan pengaturan pemasukan udara. Seperti perbandingan bahan bakar (berat : berat) kira 16 : 1, dalam pembakaran mesin mobil. Sekarang ini, mobil-mobil yang modern sudah banyak yang menggunakan Catalytic Exhaust Reaktors untuk menurunkan emisi CO. Kelebihan udara dipompakan ke dalam tempat pembuangan gas dan campuran tersebut dilewatkan melalui ruang katalitik dalam sistem pembuangan dimana akan terjadi oksidasi dari CO menjadi CO2 ( Santoso, 1999). Dan pada sumber yang tidak bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari pabrik industri. Untuk mencegah munculnya CO, maka perlunya melakukan perawatan pada mesin industri agar tetap baik dan melakukan pengujian secara berkala, perlunya pemasangan scruber pada cerobong asap serta perlunya penggunaan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah. Jika di lihat dari dampak yang ditimbulkan akibat adanya CO serta pencegahan pada sumber-sumber munculnya CO, maka perlu diketahui bahwa manusia di lingkungan merupakan salah satu subjek yang terkena langsung dampak yang ditimbulkan CO. Oleh karena itu, untuk mencegah dampak kesehatan maka perlu dilakukan beberapa hal, diantaranya yaitu : penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker gas, menutup/menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua, gua, dll. Dan perlunya pemasangan detektor karbon monoksida yang dapat mendeteksi gas CO pada tingkat tertentu dalam sebuah ruangan atau kendaraan. Detector Karbon monoksida akan memberikan peringatan erupa alarm jika dalam ruangan atau kendaraan tersebut terdapat gas CO ( Santoso, 1999).

Adanya karbonmonoksida yang telah mencemari lingkungan sudah tidak dapat dihindari lagi, maka dari itu perlu adanya penanggulangan terhadap karbon monoksida tersebut. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya, yaitu :

Mengatur pertukaran udara di dalam ruang seperti menggunakan exhaustfan

Bila terjadi korban keracunan CO maka diberikan pengobatan atau pernafasan buatan serta segera melarikan korban ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

Kesimpulan

Dari bahasan yang sudah cukup jelas mengatakan bahwa dari sifat karbon monoksida mempunyai efek yang sangat merugikan untuk kesehatan, salah satunya adalah karbon monoksida dapat mengikat hemoglobin sampe 200 kali lipat lebih kuat dari pada oksigen, jika jumlah agen tersebut melebihi batas toleransi tubuh kita akan terjadi hal yang sangat merugikan bagi kesehatan kita. Dan negara kita Indonesia merupakan salah satu negara yang memjadi paru- paru dunia tapi apa artinya jika kita sebagai manusia tidak menjaga keseimbangan itu dan selamanya tidak akan mungkin terjadi keseimbangan. Bagi pekerja kantoran mungkin sebagian praktisi kesehatan yang ada di Indonesia khusunya kota, perlu di ketahui kondisi ruangan kerja sirkulasi atau ventilasi udaranya di karenakan dimana tempat yang paling banyak gas yang bisa merugikan bagi tubuh kita itu akan berakumulasi pada ruangan yang sering di pakai dengan waktu lama dan dengan populasi yang mencukupi. Pentingnya pencegahan intoksikasi karbon dioksida ini harus betul- betul di pahami.Saran

Kita sebagai manusia harus senantiasa menjaga keseimbangan alam dan lingkungan. Mau tidak mau alam akan memberi keputusan dengan apa yang kita manusia telah perbuat. Saran kepada pemerintah dan rakyat Negara kita tercinta Indonesia, pemerintah harus benar- benar kompeten dan ber akhlak dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan, maka dari itu kepercayaan rakyat akan kembali lagi terbangun dengan adanya contoh baik dari pemerintah pusan sampe ke oknum masyarakat. Tidak hanya itu kita sebagai rakyat Indonesia sebisa mungkin kita menjaga tanah pertiwi yang kita pijak ini. Saran kepada pihak fakultas kedokteran, khususnya ketua tim blok KMPL saya sangat mendukung dengan adanya penugasan akhir blok berupa referat dan critical analisis/ appraisal. Sangat menambah ilmu pengetahuan kita sehingga kita sebagai calon praktisi kesehatan akan lebih terbuka wawasannya.Daftar PustakaAhmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi YogyakartaSantoso Budi, 1999, Ilmu Lingkungan Industri, Universitas Gunadarna, DepokN.A, Buckley, D.N, Juurlink, G. Isbister, et al. (2011). ThisHyperbaric oxygen for carbon monoxide poisoning. The Cochrane Library, 7, 127-138Carbon Monoxide Poisoning, N Engl I Med 360;12 nejm.org march 19, 2009 www.nejm.org. Downloaded from www.nejm.org on October 3, 2013

McCann, L. J, Close R, Staines, Weaven, et al. Indoor Carbon Monoxide: A Case Study in England for Detection and Interventions to Reduce Population Exposure Hindawi Publishing Corporation, Journal of Environmental and Public Health,Volume 2013, Article ID 735952, 5