KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU (LM35)

download KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU (LM35)

of 22

description

KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU (LM35)

Transcript of KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU (LM35)

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    INSTRUMENTASI

    KARAKTERISTIK DAN KALIBRASI SENSOR SUHU (LM35)

    Oleh :

    Irviana Trisna Ramadhani

    NIM A1H012065

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    PURWOKERTO

    2014

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sensor merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi suatu

    keadaan dan keadaan ini dapat dirubah menjadi keadaan yang lain, misalnya

    sensor suhu, sensor suhu dapat digunakan untuk mendeteksi adanya suhu pada

    lingkungan tersebut dan suhu tersebut dapat diubah menjadi besaran listrik yang

    besarnya dapat diketahui dengan mudah. Sensor dapat berupa sensor suhu, sensor

    cahaya, dan lain-lain.

    Sensor suhu dapat digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan

    panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.

    Ada beberapa komponen elektronika yang dapat digunakan sebagai sensor suhu,

    contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda,

    photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, LM35, dan lain-

    lain. Pada praktikum kali ini yang akan dibahas adalah sensor suhu jenis LM35,

    LM35 sendiri mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan dibanding

    sensor suhu lainnya. Nilai keluaran dari sensor LM35 berupa tegangan yang

    nilainya berubah sesuai dengan perubahan suhu.

    Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen

    elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35

    memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

    dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang

  • rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

    dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

    B. Tujuan

    1. Mengenal dan mengetahui karakteristik (linieritas) sensor LM35.

    2. Mendapat persamaan kalibrasi LM35.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    Sensor merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengubah besaran

    fisik tertentu agar dapat diukur. Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi

    untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan

    suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi,

    energi mekanik dan sebagainya. (D Sharon, dkk, 1982).

    Perkembangan sensor sangat cepat sesuai kemajuan teknologi otomasi,

    semakin kompleks suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis

    sensor yang digunakan. Dalam sistem pengukuran dikenal beberapa jenis sensor

    diantaranya yaitu:

    1. Sensor thermal

    Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala

    perubahan panas/ temperatur/ suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang

    tertentu. Contoh: resistance temperature detector (RTD), thermistor thermocouple,

    LM-35.

    2. Sensor mekanik

    Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,

    seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar,

    tekanan, aliran, level dsb. Contoh: potensiometer, linear variabel differential

    transformer (LVDT), strain gauge plezoelectric

    3. Sensor optic

  • Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya

    dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai benda

    atau ruangan. Contoh: photoconductive detectors, photovoltaic detectors,

    photodiode detectors, photoemisive detectors, light dependent resistant (LDR).

    Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi

    untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.

    Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen

    elektronika-elektronika yang diproduksi oleh National Semi conductor. LM35

    memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

    dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang

    rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan

    dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

    IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk

    Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadanan

    dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis

    suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /OC yang

    berarti bahwa kenaikan suhu 1OC maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10

    mV.

    Gambar. Bentuk dan simbol IC LM 35.

  • Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :

    Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.

    Lineritas +10 mV/ C.

    Akurasi 0,5 C pada suhu ruang.

    Range +2 C 150 C.

    Dioperasikan pada catu daya 4 V 30 V.

    Arus yang mengalir kurang dari 60 A.

    Setiap sensor membutuhkan uji kalibrasi atau proses verifikasi bahwa suatu

    akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Oleh karena itu karakterisasi sangat

    diperlukan sehingga dapat mengetahui apakah sensor tersebut layak pakai atau

    mempunyai tingkat presisi yang tinggi dalam membaca besaran suhu.

    Alat ukur perlu diteliti kalibrasinya sebelum dipergunakan agar hasil

    ukurnya dapat dipercaya. Saat kalibrasi harus selalu menempatkan jarum

    penunjuk pada titik nol yang sesungguhnya, saat alat ukur akan digunakan. Sering

    pada sebuah alat ukur jarum penunjuk tidak berada pada titik nol yang semestinya

    sehingga saat digunakan nilai baca selalu lebih besar atau lebih kecil dari yang

    seharusnya sehingga menyumbang apa yang disebut ralat sistematis.

    Secara umum pengertian kalibrasi di sini adalah membandingkan alat ukur

    kita dengan referensi. Referensi (standar) yang digunakan dapat berupa:

    1. Standar Primer

    Apabila ada standar primer maka sebaiknya acuan ini yang digunakan untuk

    mengecek kalibrasi alat. NIST (National Institute of Standard and Technology)

    dalam hal ini termasuk yang memiliki wewenang untuk selalu memelihara dan

  • menyediakan standar-standar yang diperlukan dalam pengukuran, misalnya

    temperatur, massa, dan waktu.

    2. Standar Sekunder

    Biasanya apabila standar primer tidak dapat ditemukan maka dapat

    menggunakan standar sekunder berupa alat ukur lain yang diyakini mempunyai

    akurasi yang lebih baik. Sebagai contoh, voltmeter Anda pada waktu digunakan

    menunjukkan pembacaan 4,5 volt. Alat lain yang diyakini akurasinya (standar

    sekunder) menghasilkan nilai 4,4 volt. Dengan ini berarti voltmeter dapat di

    kalibrasi 0,1 volt lebih kecil.

    3. Standar Lain yang Diketahui

    Apabila standar sekunder juga tidak dapat diperoleh, dapat menggunakan

    acuan lain, misalnya nilai hasil perhitungan teoritik.

  • III. METODOLOGI

    A. Alat dan Bahan

    1. Sensor suhu (LM 35)

    2. Termometer

    3. Elemen pemanas (solder)

    4. Stopwatch

    5. Power supply

    6. Terminal listrik.

    B. Prosedur Kerja

    1. Mengambil sebuah sensor LM35, menggambar dan mencatat bentuk fisik

    serta konfigurasi kaki atau pin-nya pada lembar data.

    2. Mengambil sebuah unit power supply dan mengatur pada tegangan 5, 7, dan

    10 volt (mencatat besarnya tegangan keluaran pada power supply).

    3. Mematikan power supply terlebih dahulu dan memasang kabel konektor

    sesuai dengan posisi pin LM35 dengan power supply, yaitu:

    a. Kaki 1 dengan (+) power supply

    b. Kaki 2 dengan probe merah multimeter (output)

    c. Kaki 3 dengan (-) power supply dan probe hitam multimeter.

    4. Meletakkan sensor LM35 dan thermometer dekat dengan sumber panas

    (solder). Mengukur dan mencatat besarnya keluaran LM35 dan suhu yang

  • terbaca pada thermometer sebelum sumber panas dihubungkan ke sumber

    listrik.

    5. Menghubungkan sumber panas ke sumber listrik dan mengukur besarnya

    keluaran LM35 dan suhu yang terbaca pada thermometer tiap 3 detik selama

    3 menit. Mencatat data pengukuran pada lembar data.

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Tabel 1. Hasil Pengukuran (Dengan Tegangan Supply 6,8 Volt)

    No Waktu (S) LM35 ( Volt ) Suhu Standar (C )

    1 3 316 32

    2 6 319 33

    3 9 320 34

    4 12 317 34

    5 15 319 34

    6 18 318 35

    7 21 320 35

    8 24 319 35

    9 27 318 36

    10 30 319 36

    11 33 318 36

    12 36 320 36

  • 13 39 318 36

    14 42 319 36

    15 45 319 36

    16 48 320 36

    17 51 320 36

    18 54 316 36

    19 57 321 36

    20 60 321 36

    21 63 320 36

    222 66 321 36

    23 69 321 36

    24 72 323 37

    25 75 322 37

    26 78 323 37

    27 81 322 37

    28 84 324 37

    29 87 322 37

    30 90 323 37

    31 93 327 37

    32 96 325 37

    33 99 323 37

    34 102 325 37

    35 105 323 37

    36 108 324 37

    37 111 326 37

    38 114 324 37

    39 117 326 37

    40 120 324 37

    41 123 325 37

    42 126 324 37

    43 129 325 37

    44 132 324 37

    45 135 325 37

    46 138 326 37

    47 141 325 37

    48 144 328 37

    49 147 328 38

    50 150 328 38

    51 153 327 38

    52 156 327 38

    53 159 327 38

  • 55 162 329 38

    54 165 328 38

    56 168 330 38

    57 171 329 38

    58 174 331 38

    59 177 329 38

    60 180 331 38

    B. Pembahasan

    Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas

    menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada

    beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan

    cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik

    sesuai dengan suhunya (Anonim, 2013).

    Sensor LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk

    mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor

    Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika yang

    diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan

    kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35

    juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi

    sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus

    serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

    Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang

    diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu

    daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60

  • A hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-

    heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah

    yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C.

    Sensor LM35 memiliki karakteristik yang lebih spesifik, yaitu:

    1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan

    suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

    2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C.

    3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.

    4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

    5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.

    6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1

    C pada udara diam.

    7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

    8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

    Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :

    a. Thermocouple

    Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang

    berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk hot atau

    sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan

    sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuranmdengan

    sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai

    thermocouple.

  • (a) (b)

    Gambar 3. (a)Thermocouple (b) Simbol thermocouple

    b. Detektor Suhu Tahanan

    Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu

    tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam

    yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi

    dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang

    konsisten melalui pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD

    adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.

    (a)

  • (b)

    Gambar 4. (a) Detektor suhu tahanan (b) Simbol RTD.

    c. Thermistor

    Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai

    koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya.

    Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per C) oleh karena itu

    mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.

    (a)

    Gambar 5. (a) Thermistor

    d. Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)

    Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang

    merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun

    terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 C), tetapi menghasilkan output yang

    sangat linear di atas rentang kerja.

  • (a)

    Gambar 6. (a) Sensor suhu IC.

    Penggunaan sensor LM35 dalam bidang keteknikan pertanian antara lain:

    1. Dapat diaplikasikan dalam penggunaan blower pada rumah kaca (green

    house). Penggunaan sensor LM35 digunakan untuk mengontrol suhu pada

    rumah kaca. Sehingga kondisi suhu di dalam rumah kaca akan selalu dalam

    keadaan stabil dan sesuai dengan keadaan yang optimum untuk

    perkembangan tanaman.

    2. Digunakan untuk monitoring suhu pada laboratorium kimia sehingga sampel

    yang sedang diteliti dapat terjaga dalam kondisi yang stabil.

    Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik

    berfungsi mengubah besaran fisik (misalnya : temperatur, gaya, kecepatan

    putaran) menjadi besaran listrik yang proposional. Sensor dalam teknik

    pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan kualitas

    yakni :

    1. Linieritas

  • Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus

    linier.

    2. Tidak tergantung temperatur

    Keluaran konverter tidak boleh tergantung pada temperatur di sekelilingnya,

    kecuali sensor suhu.

    3. Kepekaan

    Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai

    masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.

    4. Waktu tanggapan waktu tanggapan

    Waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai nilai akhirnya pada

    nilai masukan yang berubah secara mendadak. Karakteristik ini menuntut, dalam

    aplikasi sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat

    sensor tersebut berubah.

    5. Batas frekuensi terendah dan tertinggi

    Batas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan periodik terendah dan

    tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh sensor secara benar. Pada kebanyakan

    aplikasi disyaratkan bahwa frekuensi terendah adalah 0Hz.

    6. Stabilitas waktu

    Untuk nilai masukan (input) tertentu sensor harus dapat memberikan

    keluaran (output) yang tetap nilainya dalam waktu yang lama.

    7. Histerisis

  • Gejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat pula dijumpai pada

    sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu sebuah sensor dapat memberikan

    keluaran yang berlainan.

    Empat sifat diantara syarat-syarat dia atas, yaitu linieritas, ketergantungan

    pada temperatur, stabilitas waktu dan histerisis menentukan ketelitian sensor

    (Link, 1993).

    Pertama-tama pasang LM35 pada papan project board. Kemudian

    hubungkan kaki 1 dengan + power supply, kaki 2 dengan probe merah multimeter

    (output), dan kaki 3 dengan - power supply dan probe hitam multimeter . setelah

    dihubungkan ke PLN(sumber listrik), nyalakan solder dan dekatkan pada LM35,

    dekatkan juga termometer untuk mengetahui suhu yang diterima atau dihasilkan

    oleh solder.

    Dapat dilihat pada hasil diatas, pengukuran keluaran LM35 terhadap

    perubahan suhu menunjukkan hasil yang bervariasi. Seiring berjalannya waktu

    maka suhu atau panas yang dihasilkan oleh solder semakin meningkat. Hal ini

    dapat dilihat dari naiknya suhu termometer.

    Dapat disimpulkan disini bahwa semakin meningkat suhu maka semakin

    meningkat pula keluaran atau resistansi LM35. Data-data yang telah diperoleh

    kemudian dibuat sebuah grafik.

    Dari data tersebut dengan tegangan supply sebesar 7,2 volt, maka

    diperoleh persamaan kalibrasi :

  • Hasil ini tidak sesuai dengan nilai karakterisasi dari sensor LM35 yaitu jika

    suhu naik sebesar 10C maka nilai tegangan akan naik sebesar 10 V. Karena hasil

    tersebut menunjukan bahwa setiap kenaikan suhu sebesar 10C nilai tegangan naik

    sebesar 1,552 mV. Banyak faktor yang menyebabkan ketidak sesuaian ini

    diantaranya kesalahan alat mungkin karena alat yang sudah tidak berfungsi baik,

    ataupun kesalahan dalam membaca hasil di alat.

    y = 1,5527x + 265,03

    R = 0,4902

    314

    316

    318

    320

    322

    324

    326

    328

    0 10 20 30 40

    Teg

    angan

    (m

    V)

    Suhu (0C)

    Hubungan Tegangan dan Suhu

  • V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Karakteristik dari sensor LM35 :

    Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan

    dan suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam

    celcius.

    Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C.

    Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150

    C.

    Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

    Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.

    Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang

    dari 0,1 C pada udara diam.

    Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1

    mA.

    Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

    2. Persamaan kalibrasi LM35 yang didapat pada praktikum kali ini adalah:

    y = 1.552x + 265.0

    Jadi gradiennya sebesar 1,552 yang artinya perubahan suhu setiap 1 0C diikuti

    perubahan tegangan keluaran LM35 sebesar 1,552 mV. Tidak sesuai dengan

    karakteristik LM35 yaitu 265 mVolt/ 0C.

  • B. Saran

    1. Harus teliti dan konsentrasi tinggi untuk membaca hasil pengukuran tegangan

    suhu.

    2. Akan lebih baik membawa balok es untuk menurunkan suhu thermometer,

    terutama saat pengukuran dilakukan berulang-ulang sementara jumlah

    thermometer jumlahnya terbatas.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Sensor_suhu

    Anonim. 2008. Sensor LM3, (online) http://shatomedia.com/2008/12/sensor-suhu-

    lm35/ diakses tanggal 13 Maret 2014 pukul 20.35. WIB.

    Aditya. 2007. Tahapan Pembuatan Sensor Suhu Sederhana LM35. (online)

    http://aditya0707.wordpress.com/2011/10/10/Tahapan-sensor-suhu-

    sederhana-LM35/ Diakses tanggal 13 Maret 2014 pukul 19.32 WIB.

    Hayt, William dkk. 1998. Rangkaian Listrik. Erlangga. Jakarta.

    Lister. 1998. Mesin dan Rangkaian Listrik. Erlangga. Jakarta.

    Yoga Setiando dkk. 2011. Thermal Sensor LM35. Jurusan Teknik Elektro

    Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha. Bandung.