KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA...

80
KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA DAUN LAMUN YANG BERBEDA DI PERAIRAN SEKATAP TANJUNGPINANG NORA JURUSANMANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIMRAJAALIHAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA...

Page 1: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON

PADA DAUN LAMUN YANG BERBEDA DI PERAIRAN

SEKATAP TANJUNGPINANG

NORA

JURUSANMANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIMRAJAALIHAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Karakteristik dan

Distribusi Perifiton Pada Daun Lamun yang Berbeda di Perairan Sekatap

Tanjungpinang adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa

pun. Kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

selain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka

dibagian akhir skripsi ini.

Tanjungpinang, Agustus 2017

Nora

Page 3: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

ABSTRAK

NORA.2017. Karakteristik dan Distribusi Perifiton pada Daun Lamun yang

Berbeda di Perairan Sekatap, Tanjungpinang. Skripsi. Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas

Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing Diana Azizah, S.Pi., M.Si., dan Tri Apriadi,

S.Pi., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan sebaran perifiton

pada daun lamun yang berbedadi Perairan Sekatap, Tanjungpinang. Penelitian ini

dilaksanakan pada Februari-Juli 2017.Pengambilan sampel dilakukansecara

random sampling pada 30 titik. Jenis-jenis perifiton yang dijumpai diantaranya

yakni Asterionella sp., Biddulphia sp., Fragillaria sp., Nitzchia sp., Pleurosigma

sp., Rhizosolenia sp., Streptotheca sp., Thlassionema sp., Euchampia sp.,

Ceratium sp., Climacosphenia sp., Navicula sp.,dan Striatella sp.Kelimpahan

perifiton dengan jenis lamun Enhalus acoroides sebesar 3304 sel/cm2, pada jenis

lamun Thalassia hemprichii total sebesar 5909 sel/cm2,dan Cymodocea serullata

total sebesar 427,6 sel/cm2. Sebaran jenis perifiton secara mengelompok, artinya

perifiton hidup saling berkoloni (berkelompok).

Kata kunci : perifiton, lamun, karakteristik dan distribusi, sekatap, tanjungpinang

Page 4: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

ABSTRACT

NORA. 2017. Characteristics and Distribution of Perifiton on Different

Seagrasses in Sekatap, Tajungpinang. Undergraduate Thesis. Department of

Aquatic Resources Management. Faculty of Marine Science and Fisheries. Raja

Ali Haji Maritime University. Supervisor: Diana Azizah, S.Pi., M.Si., and Tri

Apriadi, S.Pi., M.Si.

The objective of this study was detemine the characteristics and distribution of

perifiton on different seagrass leaves in Sekatap, Tanjungpinang. This research

was conducted on February - July 2017. The research was conducted by random

sampling at 30 sampling points. The types of periphytones found are Asterionella

sp., Biddulphia sp., Fragillaria sp., Nitzchia sp., Pleurosigma sp., Rhizosolenia

sp., Streptotheca sp., Thlassionema s.p, Euchampia sp., Ceratium sp.,

Climacosphenia sp., Navicula sp.,and Striatella sp. The total abundance of

periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia hemprichii

seagrass species of 5909 cells / cm2, and Cymodocea serullata total of 427.6 cells

/ cm2. Distribution of periphyton species is known that the dominant in the

distribution of clusters, meaning perifiton live colonize each other (in groups).

Keywords: perifiton, seagrasses, characteristics and distribution, sekatap

tanjungpinang

Page 5: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

© Hak cipta milik Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tahun 2017

Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Universitas Maritim Raja Ali Haji, sebagian atau seluruhnya dalam

betuk apa pun, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

Page 6: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA

DAUN LAMUN YANG BERBEDA DI PERAIRAN

SEKATAP TANJUNGPINANG

NORA

NIM.130254242055

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar

Sarjana Perikanan (S.Pi.) pada

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIMRAJAALIHAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 7: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia
Page 8: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi dengan judul

Karakteristik dan Distribusi Perifiton pada Daun Lamun yang Berbeda di

Perairan Sekatap, Tanjungpinang ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan penulis juga

mengucapkanterimakasih kepadasemua pihak yang telahmemberikan masukan

dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini,Diana Azizah, S.Pi.,M.Si. selaku

pembimbing utama. Tri Apriadi, S.Pi., M.Si. Selaku pembimbing pendamping,

Dedy Kurniawan, S.Pi.,M.Si. selaku ketua penguji dan Jumsurizal, S.Pi., M.Si.

selaku anggota penguji. Dan terimakasih kepada Hj.Ir.Khdijah Ismail,M.Si selaku

pembibimbing akademik yang telah membimbing penulis, termakasih Seluruh

Teman-teman MSP 2013 yang juga menjadi pendorong peneliti dalam

menyelesaikan tugas akhir skripsi

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca sangat diperlukan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Tanjungpinang, Agustus 2017

Nora

Page 9: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Mentuda pada tanggal 05 Mei 1995 sebagai putri dari

pasangan Bapak Awang.A dan Ibu Dewi. Penulis merupakan anak pertama dari

dua bersaudara. Penulis mengawali pendidikan formal ditempuh di SD Negeri 027

Mentuda (2001-2006), MTs Aqidatun Najin Daik Lingga (2007 - 2010), SMA

Negeri 1 Daik Lingga (2011 - 2013). Pada tahun 2013 penulis diterima di

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) melalui jalur Mandiri. Penulis

diterima pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan, Universitas Martim Raja Ali Haji (UMRAH).

Penulis pernah menyelesaikan Praktik Lapang dengan judul Kondisi Umum

Biofisik Ekosistem Mangrove di Perairan Pasir Tarah Desa Mensanak,

Kabupaten Lingga Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana, penulis

menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul Karakteristik dan Distribusi

Perifiton pada Daun Lamun yang Berbeda di Perairan Sekatap,Tanjungpinang.

Berkat restu orang tua, pembimbing bapak/ibu dosen , dan teman seperjuangan ,

penulis dapat menyelesaikan Progam Sarjana (S1) pada Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

Page 10: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ............................................................................................................ v

LAMPIRAN ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. LatarBelakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ................................................................................................... 2

1.5. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

2.1. Ekosistem Padang Lamun ....................................................................... 4

2.2. Karakter Morfologi Lamun ..................................................................... 5

2.3. Sebaran Jenis Lamun............................................................................... 6

2.4. Produktivitas Lamun ............................................................................... 7

2.5. Perifiton ................................................................................................... 8

2.6. Komunitas Perifiton ................................................................................ 8

2.7. Pola Hubungan Kerapatan Lamun Dengan Kelimpahan Perifiton ......... 10

2.8. Faktor Pembatas Perairan ........................................................................ 11

2.8.1. Suhu ...................................................................................... 11

2.8.2. Salinitas ................................................................................. 11

2.8.3. Kecepatan Arus ..................................................................... 11

2.8.4. Kekeruhan ............................................................................. 11

2.8.5. Derajat Keasaman ................................................................. 12

2.8.6. Oksigen Terlarut.................................................................... 12

2.8.7. Nutrient ................................................................................. 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 14

3.1. Waktu dan Tempat .................................................................................. 14

3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................ 15

3.3. Penentuan Titik Sampling ....................................................................... 16

3.4. Prosuder Pengamatan di Lapangan ......................................................... 16

3.4.1. Sumber data Penelitian ................................................................ 16

3.4.2. Pengamatan Lamun ..................................................................... 17

3.4.3. Sampling Perifiton pada Daun Lamun ........................................ 17

3.4.3. Pengamatan Sampel Daun Lamun .............................................. 18

3.5. Prosuder Analisis Laboratorium ............................................................. 18

Page 11: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

3.5.1. Prosedur Pengamatan Lamun ...................................................... 18

3.5.2. Identifikasi dan Karakteristik Perifiton ....................................... 18

3.6. Pengukuran Parameter Perairan .............................................................. 18

3.6.1. Suhu ............................................................................................ 18

3.6.2. Kecepatan Arus ........................................................................... 19

3.6.3. Kekeruhan ................................................................................... 19

3.6.4. Derajat Keasaman ....................................................................... 19

3.6.5. Oksigen Terlarut.......................................................................... 20

3.6.6. Nutrient ....................................................................................... 20

3.6.7. Salinitas ....................................................................................... 20

3.7. Analisis Data .......................................................................................... 21

3.7.1. Kerapatan Jenis Lamun ............................................................... 21

3.7.2. Kelimpahan Perifiton .................................................................. 21

3.7.3. Sebaran / Distribusi Perifiton ...................................................... 22

3.7.4. Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Perifiton ..... 23

3.8. Tahapan Analisis Data ............................................................................ 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 24

4.1. Kondisi Umum lokasi ............................................................................ 24

4.2. Jenis Lamun di Perairan Sekatap ............................................................ 24

4.3. Kmposisi Lamun dan Kerapatan Lamun ................................................ 30

4.4. Jenis Perifiton .......................................................................................... 32

4.5. Kelimpahan Perifiton Bedasakan Kelas Perifiton pada Daun lamun ..... 33

4.6. Sebaran Jenis Perifitn ............................................................................. 36

4.7. Kualitas Air ............................................................................................. 39

4.8. Hubngan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan perifiton .................... 41

4.9. Aspek Pengelolaan lamun ...................................................................... 44

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 45

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 45

5.2. Saran ..................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 47

LAMPIRAN ..................................................................................................... 49

Page 12: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

DAFTAR TABEL

1. Jenis-jenis lamun di perairan Pulau Bintan dan Perairan Dompak ........ 7

2. Komunitas Perifiton ................................................................................ 9

3. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.................................. 15

4. Skala Kondisi Padang Lamun Berdasarkan Kerapatan ........................... 21

5. Nilai kerapatan lamun di perarian sekatap .............................................. 30

6. Jenis-jenis perifiton ................................................................................. 32

7. Kelimpahan Perifiton berdasarkan kelas pada daun lamun .................. 34

8. Sebaran jenis perifiton............................................................................. 36

9. Parameter kualitas air .............................................................................. 39

Page 13: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 3

2. Morfologi lamun ..................................................................................... 5

3. Peta lokasi Penelitian .............................................................................. 14

4. Peta titik sampling ................................................................................... 16

5. Jenis lamun Enhalus aoroides ................................................................. 25

6. Jenis lamun Thalassia hemprici .............................................................. 26

7. Jenis lamun Cymodocea serullata ........................................................... 27

8. Jenis lamun Halopolia ovalis .................................................................. 28

9. Jenis lamun Haldule uninervis ................................................................ 29

10. Komposisi jenis lamun ............................................................................ 30

11. Kelimpahan perifiton pada jenis lamun Enhalus acoroides, Thalassia

hempricii dan Cymodocea serullata ....................................................... 34

12. Sebaran perifitn pada jenis Enhalus acoroides ..................................... 37

13. Sebaran perifitn pada jenis Thalassia hempricii .................................... 38

14. Sebaran perifitn pada jenis Cymodocea serullata ............................... 38

15. Hubngan kerapatan lamun dengan kelimpahan perifitonpada jenis

Enhalus acoroides, Thalassia hempricii dan Cymodocea serullata ..... 42

Page 14: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

DAFTAR LAMPIRAN

1. Titik Koordinat ........................................................................................ 50

2. Kelimpahan perifiton jenis lamun Enhalus acoroides ............................ 51

3. Kelimpahan perifiton jenis lamun Thalassia hempricii ........................ 52

4. Kelimpahan perifiton jenis lamun Cymodocea serullata ...................... 53

5. Sebaran perifiton ................................................................................... 54

6. Kerapatan lamun ..................................................................................... 55

7. Kualitas air .............................................................................................. 56

8. Uji Nitrat dan Posfat................................................................................ 57

9. Baku mutu Biota Laut Menurut Kepmenlh No.51 Tahun 2004 ............ 59

10. Identifikasi jenis perifiton ...................................................................... 61

11. Alat dan bahan......................................................................................... 64

12. Dokumentasi kegiatan penelitian ............................................................ 66

Page 15: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perairan Sekatap termasuk kedalam wilayah administrasi Kota

Tanjungpinang, yang menyimpan berbagai potensi sumberdaya alam pesisir. Pada

perairan tersebut terdapat beberapa ekosistem produktif yang menunjang

kehidupan serta keberlangsungan hidup biota akuatik. Selain itu, ekosistem yang

ada di perairan Sekatap berfungsi sebagai habitat yang menjamin kelestarian

sumberdaya kelautan perikanan. Salah satu ekosistem yang dijumpai di perairan

Sekatap yakni ekosistem padang lamun.

Ekosistem lamun merupakan salah satu kesatuan ekosistem perairan laut yang

memiliki fungsi ekologis sebagai penahan abrasi pantai, habitat biota laut serta

menunjang ketersediaan makanan bagi biota akuatik. Seperti diketahui bahwa

lamun memiliki jenis yang tinggi dari 15 jenis di Indonesia 10 jenis yang dijumpai

Perairan Pulau Bintan (Nainggolan, 2011). Di perairan Sekatap teridentifikasi

sebanyak 5 jenis lamun sepenjang perairan Sekatap (Izuan,2014), yang terdiri dari

Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata Haloiphila

ovalis dan Thalassodendron ciliatum. Jenis-jenis lamun tersebut dimanfaatkan

sebagai habitat bagi keberlanjutan hidup dan perkembangan organisme perifiton.

Perifiton merupakan organisme mikro yang memiliki asosiasi dengan cara

menempel pada bagian daun lamun. Alhanif (1996) mengatakan bahwa salah satu

peranan lamun adalah sebagai habitat hidup berbagai jenis biota. Kerapatan daun

lamun sangat mendukung sejumlah besar organisme epifit (perifiton) dengan

kondisi substrat yang cocok untuk penempelannya.

Perbedaan jenis lamun yang terdapat di perairan Sekatap memungkinkan

ditumbuhi oleh organisme perifiton yang berbeda-beda pula. Namun sejauh ini

belum ada kajian/ penelitian terkait sebaran perifiton pada berbagai jenis lamun di

perairan Sekatap. Dengan demikian peneliti tertarik untuk menyediakan data

terkini menegenai karakter dan distribusi perifiton pada daun lamun yang berbeda

di perairan Sekatap, Tanjungpinang.

Page 16: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

2

1.2. Rumusan Masalah

Beranekaragam jenis lamun yang terdapat di Perairan Sekatap menjadi habitat

bagi komunitas perifiton (epifit). Untuk masing-masing jenis lamun memiliki

struktur morfologi yang berbeda, sehingga memungkinkan adanya perbedaan jenis

perifiton yang menempel. Namun belum ada penelitian yang dilakukan terkait

jenis serta sebaran pada jenis lamun yang berbeda di perairan Sekatap,

Tanjungpinang. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan

permasalahan yaitu :

1. Bagaiman karakteristik jenis perifiton disetiap jenis daun lamun yang

dijumpai di perairan Sekatap, Tanjungpinang ?

2. Bagaimana distribusi perifiton di setiap jenis daun lamun yang dijumpai di

perairan Sekatap, Tanjungpinang ?

3. Bagaimana hubungan kelimpahan perifiton dengan kerapatan lamun

berdasakan jenis daun lamun yang dijumpai di perairan Sekatap,

Tanjungpinang ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui karakteristik perifiton jenis dan kelimpahan perifiton pada daun

lamun yang berbeda di perairan Sekatap, Tanjungpinang

2. Mengetahui pola distribusi perifiton di setiap jenis daun lamun yang dijumpai

di perairan Sekatap,Tanjungpinang

3. Mengetahui hubungan kelimpahan perifiton dengan kerapatan lamun

berdasakan jenis daun lamun yang dijumpai di perairan Sekatap,

Tanjungpinang.

1.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta informasi

mengenai pentingnya organisme perifiton pada daun lamun. Hasil penelitian ini

memberikan gambaran nilai produktivitas lamun melalui keberadaan perifiton.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan pengelolaan perairan pada

masa yang akan datang dan perannya terhadap kehidupan biota akuatik.

Page 17: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

3

1.5. Kerangka Pemikiran

Penelitian yang dilakukan menggunakan kerangka pemikiran yang berfungsi

sebagai gambaran yang menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam

teori.Secara skematis, kerangka pemikiran penelitian karakteristik dan distribusi

perifiton pada daun lamun yang berbeda di Perairan Sekatap, Tanjungpinang

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Karakteristik dan Distribusi Perifiton

pada daun lamun yang berbeda di Perairan Sekatap Tanjungpinang

Ekosistem Padang Lamun dan Perairan Sekatap

Tanjungpinang

Biotik

Abiotik

Vegetasi Lamun Karakteristik Perifiton

Jenis-jenis lamun Jenis –jenis perifiton

Kerapatan lamun Kelimpahan Perifiton

Parameter Perairan

1. Fisika 2. Kimia

- Suhu -pH

- Sainitas - Do

- Kecepatan Arus -Nitrat

- Kekeruhan -Posfat

- - Karakteristik Perifiton

- - Jenis- jenis perifiton

- - Pola distribusi Perifiton

-

-

Informasi bagi pengelolaan

kondisi perairan

Page 18: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Padang Lamun

Hukomet al. (2012) ,menyatakan bahwa lamun merupakan tumbuhan yang

hidup di perairan yang relatif dangkal yaitu antara 1 – 10 meter. Jenis tumbuhan

ini juga tumbuh di daerah tropik dan sub-tropik. Tumbuhan lamun biasanya

tumbuh dengan membentuk suatu hamparan yang sering disebut dengan padang

lamun. Padang lamun menyerupai hamparan padang rumput didaratan dengan

berbagai organisme didalamnya. Secara ekologis, padang lamun memiliki fungsi

yang sangat potensial. Padang lamun merupakan tempat perlindungan bagi

invertebrata dan ikan kecil. Daun–daun lamun yang padat dan saling berdekatan

dapat meredam gerak arus, gelombang dan arus materi organik sehingga padang

lamun merupakan kawasan yang lebih tenang dengan produktifitas tinggi.

Lamun adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi

secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di

dalam air (Haris ,Gosari, 2012). Menurut Asriyana , Yuliana. (2012), padang

lamun adalah suatu hamparan ekoistem yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan

lamun dan dihuni oleh berbagai jenis biota seperi bintang laut, rumput laut

(ganggang laut), dan berbagai jenis ikan. Padang lamun dapat membentuk

vegetasi tunggal dan dapat juga membentuk vegetasi campuran. Vegetasi tunggal

adalah vegetasi yang terdiri dari satu jenis lamun yang membentuk padang lebat

(monospesifik), sedangkan vegetasi campuran adalah vegetasi yang terdiri dari 2

sampai 12 jenis lamun yang tumbuh bersama–sama dalam satu substrat.

Dalam proses dekomposisi, fitoperifiton yang ikut berperan, mempercepat

proses pemutusan daun akibat padatnya penempelan fitoperifiton, sehingga daun

yang jatuh akan didekomposisi oleh bakteri menghasilkan serasah-serasah,

endapan-endapan serasah akan dikonsumsi oleh fauna dasar, sedangkan partikel

serasah yang tersuspensi dalam air merupakan makanan bagi invertebrata

penyaring. Pada langkah selanjutnya hewan-hewan tersebut akan menjadi mangsa

dari berbagai jenis ikan dan invertebrate penyaring (filter feeder) pada langkah

Page 19: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

5

selanjutnya hewan-hewan tersebut akan menjadi mangsa hewan karnivor yang

terdiri dari berbagai jenis ikan dan invertebrata (Novianti, 2013).

2.2. Karakter Morfologi Lamun

Secara morfologi, tumbuhan lamun mempunyai bentuk yang sama, terdiri

dari akar, batang, dan daun. Daun umumnya memanjang kecuali jenis Halophila

sp. yang memiliki bentuk daun lonjong, (Tuwo, 2011). Bagian–bagian lamun

secara morfologi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2Morfologi Lamun (Den Hartog, 1970 in Isabella, 2011)

2.1.1. Akar

Secara morfologi dan anatomi, akar lamun memiliki perbedaan yang jelas.

Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar maupun akar rambut pada

tumbuhan lamun tidak berkembang baik sebaik pada tanaman darat. Akar dan

rhizoma lamun memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan darat. Akar–akar

halus yang tumbuh pada rhizoma memiliki adaptasi khusus perairan. Melalui

sistem akar rhizoma, lamun mampu menyerap nutrien dari dalam substrat ( Tuwo,

2011).

2.1.2. Rhizoma dan Batang

Rhizoma (batang terbenam atau akar rimpang) merupakan batang yang

merayap secara mendatar dan berbuku–buku atau dikenal sebagai akar rimpang.

Pada buku–buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan

berbunga (Kordi, 2011). Tumbuhan lamun memiliki rhizoma atau rimpang yang

Page 20: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

6

dapat menstabilkan dasar perairan. Struktur rhizoma dan batang lamun bervariasi

dari satu jenis ke jenis lainnya, tergantung pada susunan saluran di dalam stele.

Rhizoma berperan penting dalam proses reproduksi secara vegetatif. Jenis lamun

tertentu memiliki rhizoma berkayu, misalnya jenis T.ciliatum, yang

memungkinkan jenis ini mampu hidup berkoloni pada hamparan terumbu karang

(Tuwo, 2011).

2.1.3. Daun dan Pelepah

Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda, yaitu pelepah dan daun.

Pelepah pada lamun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun

muda. Tidak semua lamun memiliki pelepah, contohnya Halophila sp. Sedangkan

daun lamun memiliki ciri anatomi yang khas, yaitu pada daun lamun tidak ada

stomata dan memiliki kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat

menahan pergerakan ion dan difusi karbon, sehingga daun dapat menyerap nutrien

langsung dari air laut (Tuwo, 2011).

2.3. Sebaran Jenis Lamun

Dari penelitian mengenai jenis-jenis lamun yang terdapat di beberapa lokasi di

Pulau Bintan 10 jenis antara lain adalah: C. rotundata, Cymodicea serrulata, E.

acroides, Halodule uninervis, Halophila pinifolia, H.ovalis, Halophila spinulosa,

T. hemprichii, T. ciliatum, dan Syringodium isoetifolium. Lokasi yang memiliki

keanekaragaman jenis lamun tinggi berada pada sisi utara dan timur Kabupaten

Bintan, yaitu yang terletak di Desa Malang Rapat, Teluk Bakau, Desa Pengudang,

dan Desa Berakit (Arkham, 2015).

Menurut Kepmenlh No. 200 Tahun 2004, dari 50 jenis lamun tersebut, ada 12

jenis yang telah ditemukan di Indonesia yaitu Syringodium isotifolium, H. ovalis,

H. spinulosa, Halophila minor, Halophila decipiens, H. pinifolia, H. uninervis,

T.ciliatum, C. rotundata, C. serrulata, T. hemprichii, dan E. acoroides.

Berdasarkan hasil penelitian tentang jenis lamun dalam beberapa tahun terakhir di

kawasan perairan Dompak diantaranya dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 21: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

7

Tabel 1 Jenis-jenis lamun di perairan Pulau Bintan dan Perairan Dompak

No. Jenis di Indonesia Pulau Bintan* Tahun 2014**

1. C. serrulata + -

2. C. rotundata + +

3. S. isotifolium + -

4. E. acoroides + +

5. H. ovalis + +

6. T. hemprichii + +

7. T. ciliatum + +

8. H. pinifolia + -

9. H. uninervis + -

10. H. spinulosa + -

11. H. decipiens - -

12. H. minor - -

Jumlah 12 10 5

Sumber : *Nontji (2009) in Nainggolan (2011)

** Izuan et al.,(2014)

2.4. Produktivitas Lamun

Menurut Novianti. (2013), komposisi perifiton pada lamun sangat dipengaruhi

oleh umur, letak atau tempat hidup lamun, pada lamun yang lebih tua yaitu bagian

ujung daun lamun komposisi dan kepadatan perifiton akan berbeda dengan lamun

yang lebih muda yaitu bagian pangkal daun lamun, karena proses penempelan dan

pembentukan koloni perifiton memerlukan waktu yang cukup lama untuk

penempelan organisme laut.

Detritus daun lamun yang tua didekomposisikan oleh sekumpulan jasad bentik

(seperti teripang, kerang, kepiting dan bakteri) sehingga dihasilkan bahan organik,

baik yang tersuspensi maupun yang terlarut dalam bentuk nutrien. Nutrien

tersebut tidak hanya bermanfaat bagi tumbuhan lamun, tetapi juga bermanfaat

bagi pertumbuhan fitoplankton dan selanjutnya zooplankton, dan juvenil ikan dan

udang (Kordi, 2011).

2.5. Perifiton

Menurut (Apriliana et al. 2014), perifiton merupakan jasad nabati dan hewani

yang hidupnya melekat di batang, daun vegetasi akuatik, permukaan benda-benda

yang muncul atau keluar dari permukaan dasar perairan.Menurut Hill, Webster.

(1982) in Hertanto. (2008), perifiton adalah mikroalga menempel yang umumnya

merupakan sumber energi utama di perairan, sangat melimpah dan memiliki

Page 22: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

8

peranan yang lebih besar dalam menentukan produktivitas primer dibanding

fitoplankton.

Menurut Sheppard et al. (1992) in Hertanto. (2008) perifiton merupakan

algae mikroskopis yang hidup menempel pada daun lamun. Keberadaan

fitoperifiton yang menempel pada daun lamun diduga sebagai faktor penunjang

produktivitas primer kawasan lamun melalui jaring makanan, (Apriliana et al.,

2014). Berdasarkan tipe tempat menempelnya, perifiton , diklasifikasikan sebagai

berikut (Wetzel, 1982 in Hertanto, 2008).

1. Epifitik, menempel pada permukaan tumbuhan,

2. Epipelik, menempel pada permukaan sedimen,

3. Epilitik, menempel pada permukaan batuan,

4. Epizooik, menempel pada permukaan hewan,

5. Epipsammik, hidup dan bergerak diantara butir-butir pasir.

2.6. Komunitas Perifiton

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis perifiton

yang menempel pada daun lamun. Beberapa penelitian tersebut disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2 Jenis-jenis perifiton pada daun lamun No. Jenis lamun Kelas perifiton Jenis perifiton Peneliti

1. E. acoroides Bacillariophyceae Fragilaria sp. Desi (2016)

Surirella sp.

Skeletonema sp.

Coscinodiscus sp.

Melosira sp.

Nitschia sp.

Asterionella sp.

Chaetoceros sp.

Rhizosolenia sp.

Thalassiosira sp.

Isthimia sp.

Frustulia sp.

Navicula sp.

Synedra sp.

Cyanophyceae Oscillatoria sp

Chlorophceae Spirogyra sp.

Closterium sp.

Chlorella sp.

Dinophyceae Ceratium sp.

Page 23: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

9

2. Ekosistem Padang

Lamun (Thalasia Sp,

Chymodocea Sp,

Enhalus Sp, Haludule

Sp)

Bacillariophyceae,Ch

lorophyta,

Chyanophya dan

Rhodophyta

Synedra sp.

Nitzchia sp.

Coconeus sp.

Gramatophora sp.

Flagilaria sp.

Achates sp.

Licmophora sp.

Coleochaeta sp.

Pediastrum sp.

Lyngbya sp.

Anabaena sp.

Spermathomnion sp.

Polysipphonia sp.

Spaerotrichia sp.

Dasya sp.

Novianti et al.l

(2013)

3. E. acoroides Bacillariophyceae - Alhanif (1996)

T.hemprichi -

C. rotundata -

C.serrulata -

T. ciliatum Bacillariophyceae -

Chrysophyceae -

Cyanophyceae -

Hydrozoa -

Sarcodina -

Perifiton merupakan jasad nabati dan hewani yang hidupnya melekat di

batang, daun vegetasi akuatik, permukaan benda-benda yang muncul atau keluar

dari permukaan dasar perairan. Keberadaan fitoperifiton yang menempel pada

daun lamun diduga sebagai faktor penunjang produktivitas primer kawasan lamun

melalui jaring makanan.Kelimpahan organisme tersebut dapat mendukung

terselenggaranya produktivitas yang tinggi di ekosistem lamun. Padang lamun

merupakan tempat naungan, mencari makan bagi biota air laut dan habitat bagi

berbagai biota air termasuk fitoperifiton. Fitoperifiton mempunyai peranan

penting sebagai salah satu penentu produktivitas primer di lingkungan lamun

(Apriliana et al.,2014).

2.7. Pola Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Perifiton

Berdasarkan hasil penelitian Novianti. (2013), pada kondisi lamun dengan

kerapatan jarang yakni 106,10 tegakan/m2 kelimpahan perifiton diketahui sebesar

Page 24: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

10

24028,33 individu. Lamun dengan kerapatan sedang yakni 243,64 tegakan/m2

memiliki kelimpahan perifiton 25.036,78 individu/ cm2 dan pada lamun dengan

kerapatan padat yaitu 354,50 tegakan/m2 kelimpahan perifitonnya mencapai

26.752,89 individu/cm2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerapatan

lamun merupakan faktor yang dapat memengaruhi kelimpahan perifiton. Setiap

kenaikan kerapatan lamun kelimpahan perifitonnya juga semakin meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian Apriliana et al.(2014), pada lokasi dengan

jumlah tegakan lamun mencapai 4.968 tegakan diketahui memiliki kelimpahan

perifiton berkisar antara 4.505-2.1236 individu/cm2 dengan dominan pada jenis

Nitzschia sp. Pada area dengan jumlah tegakan lamun mencapai 8.325 tegakan

kelimpahan perifitonnya berkisar 3.192-2.3649 individu/cm2. Hal ini juga

membuktikan bahwa semakin meningkatnya kerapatan lamun menunjukkan

semakin pula kelimpahan perifiton.

Menurut Alhanif. (1996), pada lamun dengan kerapatan 236 tegakan/m2

memiliki kelimpahan perifiton berkisar antara 10.287-24.705 individu/cm2

dengan total perifiton yang dijumpai keseluruhan yaitu 51.759 individu/cm2.

Lamun dengan kerapatan 258 tegakan/m2 memiliki kelimpahan perifiton berkisar

14.661-17.982 individu/cm2 dengan total kelimpahan 49.896 individu/cm

2 lamun

dengan kerapatan 236 tegakan/m2 memiliki kelimpahan perifiton berkisar 5.589-

16.605individu/cm2 dengan jumlah perifiton total 39.366 individu/cm

2 dan pada

lamun dengan kerapatan 534 tegakan/m2 memiliki kelimpahan perifiton berkisar

6.075-11.988 individu/cm2dengan total kelimpahan mencapai 34.020

individu/cm2.

2.8. Faktor Pembatas Perairan

2.8.1. Suhu

Suhu merupakan faktor yang penting bagi kehidupan organisme di laut karena

memengaruhi aktivitasmetabolisme atau pun perkembangbiakan organisme

tertentu (Effendi, 2003). Mengacu pada Kepmenlh No.51 tahun 2004

menyebutkan bahwa kondisi suhu optimal untuk pertumbuhan lamun adalah pada

kisaran 28 – 30 °C.

Page 25: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

11

2.8.2. Salinitas

Menurut Zulkifli. (2000), penurunan salinitas diperairan menyebabkan laju

fotosintesis dan pertumbuhan lamun menurun dan berpengaruh terhadap

perkecambahan dan pembentukan bunga lamun. Kordi.( 2011), menyatakan

bahwa lamun memiliki nilai rentang toleransi salinitas yang panjang yaitu antara

10-40o/oo, namun akan lebih baik jika salinitas berada pada titik optimal yaitu

sebesar 35o/oo .

2.8.3. Kecepatan Arus

Pertumbuhan dan kehidupan padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan

arus perairan. Pada ekosistem padang lamun, arus menentukan tingginya produksi

primer melalui penyebaran unsur hara dan gas–gas. Namun, kecepatan arus yang

tinggi dapat menyebabkan naiknya padatan tersuspensi, yang berlanjut pada

reduksi penetrasi cahaya kedalam air atau turunnya kecerahan air. Kondisi ini

menyebabkan rendahnya laju produksi tanaman (Kordi, 2011). Haris, Gosari.

(2012) menyatakan bahwa distribusi lamun tergantung oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah kecepatan arus. Kecepatan arus yang sesuai bagi lamun

adalah sekitar 0,5 m/dt.

2.8.4. Kekeruhan

Effendi. (2003), menyatakan bahwa kekeruhan merupakan sifat optik yang

ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh

bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan diakibatkan dari adanya

bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut seperti lumpur dan

pasir halus maupun bahan anorganik dan organik berupa plankton dan

mikroorganisme lain.

Effendi. (2003), menyatakan bahwa padatan tersuspensi berkorelasi positif

terhadap kekeruhan perairan dimana semakin tinggi nilai padatan tersuspensi

maka nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut

belum tentu selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan, khususnya pada air laut

yang memiliki nilai padatan terlarut tinggi tetapi tingkat kekeruhannya justru lebih

rendah. Kekeruhan perairan yang tergenang, misalnya danau umumnya lebih

Page 26: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

12

banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-

partikel halus. Tinggi nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan

dan mengurangi efektifitas desenfeksi pada proses penjernihan air (Effendi, 2003).

2.8.5. Derajat keasaman

Besaran pH berkisar antara 0-14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan

lingkungan yangasam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang

basa, untuk pH = 7 disebut sebagai netral (Kordi, 2011). Mengacu pada Kepmenlh

No.51 Tahun (2004) Mengatakan bahwa kisaran Derajat Keasaman optimal untuk

kehidupan lamun berkisar antara 7 – 8,5. Menurut Effendi (2003), Nilai pH sangat

memengaruhi proses biokomiawi perairan, pada kisaran pH < 4.00, sebagian besar

tumbuhan akuatik akan mati karena tidak dapat bertoleransi pada pH rendah.

2.8.6. Oksigen terlarut

Menurut Kepmenlh No.51 Tahun (2004) kondisi oksigen terlarut yang layak

untuk kehidupan organisme akuatik adalah >5 mg/L. Rendahnya nilai oksigen

terlarut di perairan diperkirakan karena kondisi panas yang cukup terik sehingga

suhu perairan meningkat yang berpengaruh terhadap kelarutan gas oksigen di

perairan. Menurut Effendi. (2003), sumber oksigen terlarut dapat berasal dari

difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis

oleh tumbuhan air. Kadar oksigen terlarut di perairan biasanya kurang dari 10

mg/L, sedangkan di perairan laut berkisar antara 7-11 mg/L, namun hampir semua

organisme akuatik menyukai kondisi dimana kadar oksigen terlarut >5,0 mg/L

(Effendi, 2003).

2.8.7. Nutrien (Nitrat dan fosfat)

Lamun sebagian besar memanfaatkan unsur nitrat dan fosfat di perairan untuk

menunjang produksi primer bagi kesuburan komunitas. Perkembangan perifiton

sebagai komponen biota autotrof (menghasilkan makanan sendiri) melalui tahapan

fotosintesis, sangat dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara di perairan. Unsur

hara yang penting bagi pertumbuhan perifiton adalah nitrat dan fosfat (Isabela,

2011).

Page 27: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

13

Nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan dan perkembangan

organisme mikroskopis salah satunya yaitu perifiton. Nitrat digunakan sebagai

bahan pembentuk protein dan metabolisme yang menjamin perkembangan lamun

dalam suatu komunitas. Jika kosentrasi fosfat pada kolom air pada area padang

lamun cukup tinggi maka akan memicu perkembangan epifit perifiton yang hidup

di daun lamun (Nitajohan, 2008). Menurut Effendi. (2003), kadar nitrat yang

melebihi 0,2 mg/L dapat berakibat pada eutrofikasi atau pertumbuhan alga yang

berlebihan.

Page 28: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

BABIII

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Februari-Juli 2017. Penelitian ini

dilaksanakan di Perairan Sekatap, Kelurahan Dompak, Kecamatan Bukit Bestari,

Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi penelitian di Perairan

Sekatap dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian di Perairan Sekatap, Tanjungpinang (Sumber :

Citra Landast 2014)

Page 29: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

15

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian No

Parameter

Sampling

Satuan

Alat

bahan Larutan

1. Perifiton Epifitik -Identifikasi

Perifiton epifitik

-Sel/cm 2

- Transek kuadrat 1 x 1 m2

- Gunting

- Botol sampel

- Penggaris

- Alat tulis

- Kertas label

- Sikat halus/kuas

- Wadah

- Botol semprot aquades

- Kamera

- Buku identifikasi

- Mikroskop

- Sedgewick-Rafter counting

cember

- Objek dan cover glass

- Pipet tetes

- Icebox

Daun lamun

Lugol 4%

Aquades

Tissue

2. Fisika Air

- Suhu

- Kecepatan arus

- Kekeruhan

- Salinitas

- 0C

- cm/dt

-NTU

- ‰

- Multi tester

- Current draogt

- Turbidimeter

-Hand Refraktometer

Tidak ada

3. Kimia Air

- DO

- pH

- Nitrat (NO3) dan

fosfat

- mg/L

- mg/L

- mg/L

- Multitester

- Mul tester

Untuk NO3 :

- Spektrofotometer, Kertas

saring, gelas piala, pipet

tetes

Untuk PO4:

Spektrofotometer, Kertas

saring, gelas piala, pipet tetes

- Brucin

- Sodium

arsenit

- H2SO4

- Amonium

molybdate

,

- SnCl2,

Aquades

Untuk NO3 dan

PO4 :

Larutan standar

nitrat dan

posfat,

aquades,

ammonium

molibdat, asam

askorbat,

pereaksi brusin,

timah klorida

25%, larutan

phenolptalein,

asam sulfat,

dan asam sulfat

pekat

Page 30: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

16

3.3. Penentuan Titik Sampling

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode

survei. Metode survei yaitu pengamatan langsung di lokasi penelitian. Penentuan

lokasi sampling berdasarkan metode acak (random sampling). Titik sampling

ditentukan dengan metode random sampling menggunakan software visual

sampling plan. Apabila titik sampling yang telah ditentukan tidak ditemukan

lamun maka akan digantikan titik sampling lagi sekitar area titik sampling yang

dijumpai lamun dengan menggunakan GPS. Berdasarkan hasil pemetaan awal

ditentukan sebanyak 30 titik sampling seperti yang tertera pada Gambar 4.

Gambar 4 Titik Stasiun Penelitian di Perairan Sekatap,Tanjungpinang (Sumber :

Citra Landast 2014)

3.4. Prosedur Pengamatan di Lapangan

3.4.1. Sumber Data Penelitian

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh langsung dari lapangan meliputi data komunitas perifiton pada berbagai

jenis lamun. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

literatur, sumber lain terkait, serta data demografi desa.

Page 31: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

17

3.4.2. Pengamatan Lamun

Untuk pengamatan jenis lamun dilakukan pengambilan contoh pada transek-

transek yang telah ditetapkan. Pada setiap titik (plot) diambil contoh dengan

menggunakan bingkai besi (kuadrat) ukuran 1x1 meter. Contoh lamun yang ada

dalam kuadran dihitung jumlah tegakannya untuk setiap jenis. Kemudian contoh

lamun diambil dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Contoh-contoh lamun

tersebut diberi tanda (label) dan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.

Identifikasi jenis dilakukan dengan mencocokkan data-data di lapangan seperti

bentuk daun, bunga dan akar lamun dengan katalog, kemudian jenis–jenis lamun

yang didapat di lapangan disajikan dalam bentuk tabel (Kepmenlh No. 200 Tahun

2004).

3.4.3. Sampling Daun Lamun

Metode pengukuran yang digunakan yaitu metode transek garis dan transek

kuadrat (Kepmenlh No. 200 tahun 2004). Metode tersebut menggunakan petak

contoh berukuran 1 x 1 meter. Alhanif. (1996), juga menyebutkan bahwa dalam

penyamplingan lamun untuk komunitas perifiton menggunakan ukuran plot 1 x 1

m2. Lamun yang diambil merupakan lamun yang memiliki ukuran daun yang

memiliki luasan yang cukup untuk dikerik.Pengambilan perifiton tidak dilakukan

pada jenis-jenis lamun pionir kecil seperti H. ovalis, H. uninervis, S.isoetifolium,

serta jenis pionir kecil lainya. Terdapat dua jenis lamunyang tidak bisa dikerik

pada penelitian ini yaitu H. ovalis dan H. uninervis. Menurut Alhanif.(1996),

umumnya lamun dengan ukuran yang kecil tidak memungkinkan untuk

disampling perifitonnya karena sulit untuk menentukan luasan daun yang

ditempati oleh perifiton. Untuk jenis lamun yang sangat kecil tidak

memungkinkan melakukan pengerikan. Selain itu, daun yang relatif kecil akan

mempersulit untuk menentukan luasan area pengamatan pada bidang daun,

sehingga sulit ditentukan nilai kelimpahan perifitonnya. Contoh perifiton diambil

pada masing-masing plot untuk semua titik. Pada masing-masing plot yang

terpilih, sampel daun diambil pada berbagai jenis lamun yang ada ketika air surut

siang hari.

Page 32: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

18

3.4.4. Pengamatan Sampel Perifiton pada Daun Lamun

Sampel perifiton diambil dari daun lamun semua jenis yang dijumpai pada

masing-masing plot. Pada setiap lokasi diambil 1 helai daun lamun dengan jenis

daun lamun yang berbeda. Daun lamun yang akan di ambil untuk sampel perifiton

yaitu daun yang banyak di tumbuhi perifiton (daun lamun yang berlumut) contoh

perifiton yaitu daun lamun yang akan dikerik akan dipotong di pangkal daun

diambil dengan mengerik dengan luasan 1 x 6 cm2,

, kemudian pengerikan daun

lamun ini dilakukan dengan menggunakan kuas. Sampel daun lamun dikerik

secara langsung di lapangan dan dibilas dengan aquades serta diletakkan di dalam

botol sampel yang bewarna gelap dan ditambahkan hingga volumenya menjadi 50

mL. Setelah dilakukan pengerikan sampel perifiton diberikan lugol 4% sampai

merah bata. Setiap sampel diberi label sesuai titik kuadrannya.

3.5. Prosedur Analisis Laboratorium

3.5.1. Prosedur Pengamatan Perifiton

Prosedur perhitungan sampel perifiton dilakukan dengan metode sensus yaitu

pengamatan dilakukan secara total pada alat Sedgewick-Rafter Counting Chamber

berkapasitas 1 mL. Pengamatan perifiton dilakukan di bawah mikroskop

binokuler dengan perbesaran 10-40 kali dengan menggunakan Sedgewick-Rafter

Counting Chamber berkapasitas 1 ml.

3.5.2. Identifikasi dan Karakteristik Perifiton

Identifikasi jenis-jenis perifiton menggunakan buku identifikasi menurut

Davis (1955). Kegiatan identifikasi perifiton dilakukan di laboratorium.

3.6. Pengukuran Parameter Perairan

Parameter fisika dan kimia perairan diukur pada waktu siang hari di saat air

pasang di Perairaan Sekatap, Tanjungpinang. Pengukuran parameter fisika dan

kimia perairan yang akan diukur yaitu meliputi :

3.6.1. Suhu

Pengujian suhu dilakukan dengan multi tester, pengukuran dilakukan dengan

menghidupkan multi tester dengan menekan tombol “ON” kemudian probe

Page 33: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

19

dimasukan untuk prngukuran suhu. Kemudian probe pada alat tersebut dicelupkan

kedalam perairan. Setelah itu didiamkan beberapa menit sampai dapat dipastikan

angka yang ditunjukan pada layar dalam kondisi stabil. Kemudian nilai suhu yang

ditunjukan pada layar multitester sebelah kiri bawah terebut dicatat.

3.6.2. Kecepatan Arus

Pengukuran kecepatan arus menggunakan current drought model flowatch FL

03 . Cara kerja current drought yakni membaca hasil kecepatan putaran baling-

baling yang dicelupkan keperairan. Pembacaan data dibaca dilakukan beberapa

saat hingga layar pada alat current drought menunjukkan angka tetap, data yang

ditampilkan pada layar alat berupa data.

3.6.3. Kekeruhan

Kekeruhan dapat diukur dengan turbidimeter. Pada alat turbidimeter terdapat

botol sampel yang kosong, dan botol yang telah diisi larutan standar. Botol

kosong diisi dengan air sampel dengan volume 10 mL, kemudian dibandingkan

dengan larutan standar. Sebelum alat turbidymeter digunakan dikalibrasi terlebih

dahulu dengan menggunakan larutan standar. Dimasukkan larutan standar

kedalam turbidymeter kemudian ditekan “call” hingga menunjukkan nilai

kekeruhan larutan standar tersebut. Kemudian dimasukkan larutan sampel

kedalam Turbiditimeter tersebut dantekan tombol “test”. Nilai yang tertera

dicatat sebagai nilai kekeruhan dengan satuan Nephelo Turbidy Unit (NTU). Cara

pengukuran diulangi hingga 3 kali untuk mendapatkan pengukuran yang akurat.

3.6.4. Derajat keasaman

Derajat Keasaman (pH) diukur menggunakan alat multitester. Halyang

pertama kali dilakukan yaitu menyiapkan probe elektroda pH dan dimasukkan

kedalam socket pada alat dengan benar dan pada posisi yang tepat,Tombol

“POWER” ditekan untuk menghidupkan alat. Tombol “MODE” pada alat ditekan

hingga layar alat menunjukkan tampilan “pH” dan masukkan indikator manual

untuk suhu. Larutan “Buffer Solution” yang akan digunakan pada pH 4,00

disiapkan untuk mengkalibrasi alat yang ditempatkan pada botol kalibrasi. Proses

kalibrasi alat dilakukan sebelum melakukan pengukuran, dengan cara menekan

Page 34: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

20

tombol “REC” dan “HOLD” secara bersamaan hingga pada layar alat

menunjukkan angka 4,00. Tombol “ENTER” ditekan untuk mengakhiri proses

kalibrasi, lalu buka botol kalibrasi pada ujung alat, dan pengukuran pH dapat

dilakukan,kemudian hasil yang ditunjukkan pada layar alat dicatat setelah angka

yang ditunjukkan stabil (tidak berubah).

3.6.5. Oksigen terlarut

Untuk mengukur oksigen terlarut, dilakukan menggunakan multitester.

Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan cara probe oksigen terlarut (DO)

disiapkan dan dimasukkan kedalam socket DO, tekan tombol power untuk

menghidupkan alat. Tekan tombol mode hingga menunjukan tampilan % 0,2 dan

indikator suhu dimasukan tunggu 5 menit biarkan angka stabil. Kalibrasi dahulu

alatnya sebelum dilakukan pengukuran. Tekan enter lalu biarkan selama 30 detik

hingga tampilan berubah % 0.2 menunjukan angka 20.9, tekan tombol func untuk

menunjukan mg/L lalu celupkan alat ke perairan.

3.6.6. Nutrien ( Nitratdan Fosfat)

Pengambilan sampel untuk analisis nitrat (NO3) dan fosfat (PO4) dilakukan di

masing-masing titik lokasi penelitian. Pengukuran nitrat (NO3) dan fosfat (PO4)

menggunakan alat spektrofotometer. Pengukuran nitrat (NO3) dan fosfat (PO4)

dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam,

dari lapangan hanya membawa sampel air yang diisi ke dalam botol sampel yang

bewarna gelap.

3.6.7. Salinitas

Penentuan kadar salinitas air dapat dilakukan menggunakan

handrefraktometer. Handrefraktometer terlebih dahulu dikalibrasi dengan

menggunakan aquades sehingga pada alat menunjukkan skala 0, kemudian

diambil sampel air dengan menggunakan pipet tetes dan di teteskan pada lensa

yang terdapat pada handrefraktometer kearah sumber cahaya agar mudah dilihat,

setelah itu dilihat pada layar yang ada pada handrefraktometer nilai salinitas dari

air sampel yang diambil. Pengukuran ini dilakukan sebanyak 3 kali sehingga

dapat meminimalisasi kesalahan dan di dapat data yang valid.

Page 35: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

21

3.7. Analisis Data

3.7.1. Kerapatan Jenis Lamun

Kerapatan jenis yaitu jumlah individu lamun (tegakan) per satuan luas.

Kerapatan lamun dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Ira et al.,2013).

D

Keterangan:

D :Kerapatan jenis (tegakan/m2)

ni : Jumlah tegakan spesies i (tegakan)

A : Luas transek kuadrat (m2)

Nilai kerapatan jenis lamun dapat dibandingkan dengan skala kondisi

kerapatan lamun, skala kondisi kerapatan lamun dapat dilahat pada Tabel 4.

Tabel 4 Skala Kondisi Padang Lamun Berdasarkan Kerapatan (Brun-

Blanquet,1995) in Haris, Gosari, (2012) Skala Kerapatan (ind/m

2) Kondisi

5 >175 Sangat rapat

4 125-175 Rapat

3 75-125 Agak rapat

2 25-75 Jarang

1 <25 Sangat jarang

3.7.2. Kelimpahan Perifiton

Menurut APHA (1995) in Harahap et al. (2015), kelimpahan sel perifiton

diperoleh melalui perhitungan terhadap jumlah sel yang ditemukan per luasan

daun lamun (sel/cm2). Perhitungan kelimpahan dan komposisi perifiton dilakukan

dengan SRCC. Perhitungan jumlah fitoperifiton dilaksanakan dengan

menggunakan rumus yaitu:

N (se )

Page 36: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

22

Pada metode sensus nilai Acg (Luas penampang cover glass) dan Aa (Luas

amatan) adalah sama dengan ( 1000 mm2)

Sehingga :

N (se )

Maka rumus kelimpahan perifiton menjadi:

N (se )

Dimana:

N = Kelimpahan perifiton (sel/cm2)

n = Jumlah perifiton yang tercacah (sel)

Vp = Volume pengencer (50 mL)

Vcg = Volume sampel dibawah cover glass SRC (1 mL)

A = Luasan kerikan (6x1 cm2)

3.7.3. Sebaran/ Distribusi Perifiton

Untuk mengetahui pola penyebaran perifiton pada daun lamun digunakan

rumus disperse morosita dengan persamaan sebagai berikut (Brower dan Zar,

1977 in Alhanif, 1996).

Id = n (∑x2 - N)

N (N-1)

Keterangan:

Id : Indeks penyebaran morisita

n : Jumlah plot pengambilan contoh

N : Jumlah individu dalam n plot

x : Jumlah individu pada tiap-tiap plot

Page 37: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

23

Dengan kriteria Indeks:

Id = 1,0 : Penyebaran acak

Id < 1,0 : penyebaran merata

Id > 1,0 : penyebaran mengelompok

3.7.4. Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Perifiton

Untuk melihat hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan perifiton dapat

dianalisis dengan regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana menjelaskan

besar hubungdengan rumus sebagai berikut (Kholisoh,1994).

Y = a + bX

Keterangan :

Y = subjek variable dependen (kelimpahan perifiton)

X = subjek variable independen (kerapatan lamun)

a = harga Y bila X = 0

b = angka arah atau koefesien regresi yang menunjukkan angka peningkatan

atau penurunan dependen yang didasarkan pada variabel independen.

3.8. Tahapan Analisis Data

Data perifiton dan kualitas air disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

disesuaikan kemudian dibahas dalam sub bab yang disusun secara sistematis.

Hasil perhitungan kerapatan lamun, kelimpahan perifiton, dan pola sebaran

perifiton disajikan kedalam tabel. Hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan

perifiton akan di analisis dengan regresi linier berganda dengan bantan ms.excel

pola sebaran perifiton akan disajikan dalam bentuk peta dengan bantuan citra

satelit (ArcGis) menggunakan surfer atau ocean data view.

Data yang diperoleh disajikan dengan menampilkan kisaran nilai kualitas

perairan untuk setiap parameter. Data kualitas air yang telah dianalisis dibahas

secara deskriptif melalui studi literatur dan dibandingkan dengan penelitian-

penelitian terdahulu. Hasil pengukuran kualitas air dibahas dengan mengacu pada

Kepmenlh No. 51 Tahun 2004 serta literatur pendukung.

Page 38: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Perairan Sekatap secara administratif termasuk kedalam kawasan kelurahan

Dompak, kota Tanjungpinang. Luas wilayahnya ±4.280 Ha dengan kondisi lahan

terdiri dari perdagangan, perkebunan, perternakan, dan sumberdaya kelautan.

Secara geografis, wilayah penelitian bebatasan dengan:

- Sebelah utara : Kelurahan Batu Sembilan

- Sebelah Selatan : Laut

- Sebelah Barat : Kelurahan Sungai Jang dan Laut

- Sebelah Timur : Kelurahan Gunung Lengkuas (Kab.Bintan).

Secara keseluruhan mata pencaharian masyarakat Desa Sekatap,

Tanjungpinang umumnya masih mengandalkan hasil laut. Ini dibuktikan dengan

jumlah masyarakat nelayan sebanyak 392 orang yang merupakan salah satu

pekerjaan yang banyak dilakukkan masyarakat sekitar Dompak.

Aktivitas yang ada disekitar perairan Sekatap diantaranya aktivitas perikanan

terutama penangkapan udang dengan menggunakan alat sondong dan tombak,

lokasi penelitian juga umumnya dijadikan kawasan pengambilan siput gonggong.

Aktivitas lainnya yakni adanya tambat labuh kapal nelayan dan jalur transportasi

nelayan menuju ke pulau-pulau terdekat. Sebelumnya lokasi daratan sekitar

Kampung Sekatap juga dijadikan sebagai area penambangan bauksit dan saat ini

hanya tersisa bekas penambangan bauksit berupa kolam-kolam bekas galian.

4.2. Jenis Lamun di Perairan Sekatap

Lamun yang ditemukan di perairan desa Sekatap terdiri dari 5 jenis yakni E.

acoroides, T. hemprichii, H. ovalis, H. uninervis, dan C. serullata. Secara

lengkap, jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian E. acoroides di

peraian Sekatap, Tanjungpinang dapat dilihat pada Gambar 5

Page 39: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

25

(a)

(b)

Gambar 5 Jenis lamun E. acoroides (Sumber :(a) data primer 2017 dan (b)

Hernawan et al., 2017)

Adapun hasil klasifikasi E. acoroides sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Enhalus

Spesies : Enhalus acoroides

E. acoroides merupakan spesies lamun yang termasuk ke dalam family

Hydrocharitaceae dan genus E. acoroides. Jenis lamun ini memilik ciri yaitu

rimpang daunnya yang panjang seperti pita berkisar antara 300-1500 mm dan

lebar 13-17 berwarna hijau tua dan memiliki benang atau rambut-rambut kaku

yang berwarna hitam. (Kepmenlh No.200 tahun 2004). Dalam panduan

identifikasi lamun menurut McKenzie. (2003), E. acoroides memiliki ciri yaitu

daunnya panjang seperti pita (>30 cm) dan pinggiran daun yang melengkung,

rhizomanya tebal dengan rambut hitam panjang.

Jenis lamun lain yang dijumpai adalah T. hemprichii yang secara jelas dapat

dilihat pada Gambar 6.

Page 40: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

26

(a)

(b)

Gambar 6 Jenis lamun T. hemprichii (Sumber :(a) data primer ,2017 dan (b)

Hernawan et al., 2017)

Adapun hasil klasifikasi T. hemprichii sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Thalassia

Spesies : Thalassia hemprichii

Jenis T. hemprichii memiliki bentuk daun seperti pita dan sedikit melengkung.

Panjang daun mencapai 40 cm dan lebar daun 0,4–1 cm. Tekstur pada pinggiran

daun halus, kecuali pada ujung daun teksturnya bergerigi dan berbentuk bulat.

Spesies ini memiliki batang yang pendek vertikal, pada setiap batang terdapat 2–6

helai daun dan memiliki rhizoma yang tebal (Shaffai, 2011).

Jenis lamun selanjutnya yang dijumpai di perairan Desa Sekatap adalah C.

serulata yang secara jelas dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 41: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

27

(a)

(b)

Gambar 7 Jenis lamun C. serullata (Sumber :(a) data primer ,2017dan (b)

Hernawan et al., 2017)

Adapun hasil klasifikasi C. serullata sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Famili : Potamagetonaceae

Genus : Cymodoceae

Spesies : Cymodocea serullata

Jenis C. serullata memiliki bentuk daun seperti pita dan pipih, panjang helai

daun yaitu 7–15 cm dan lebar 0,2–0,4 cm. Pada daunnya terdapat 9–15 urat daun

yang membujur, tekstur pada pinggiran daun bergerigi, dan pada ujung daun

sedikit berbentuk seperti hati. C. serullata memiliki pelepah daun dengan panjang

berkisar antara 1,5–5,5 cm. Spesies ini memiliki batang yang tegak lurus, pada

setiap batang terdapat 2–7 helai daun, memiliki rhizome yang halus dengan 1–3

cabang (Shaffai, 2011).

Jenis lamun lain yang dijumpai adalah H. ovalis yang secara jelas dapat

dilihat pada Gambar 8.

Page 42: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

28

(a)

(b)

Gambar 8 Jenis lamun H. ovalis (Sumber: (a) data primer, 2017dan (b) Hernawan

et al., 2017)

Adapun hasil klasifikasi H. ovalis sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Halophila

Spesies : Halophila ovalis

Jenis H. ovalis memiliki bentuk daun oval, dengan panjang 1–4 cm dan lebar

0,5–2 cm. Tekstur pada pinggiran daun halus, terdapat 10–28 urat daun yang

bercabang, dan pada pertengahan daun terdapat bintik–bintik kecil yang berwarna

gelap. Spesies ini memiliki pangkal pelepah dengan panjang 0,4–8 cm, yang

tumbuh langsung dari rhizoma, tiap pangkal pelepah terdapat sepasang helai daun.

H. ovalis memiliki rhizoma yang halus, tipis, dan berwarna cerah (Shaffai, 2011).

Jenis lamun lain yang dijumpai adalah H. uninervis yang secara jelas dapat

dilihat pada Gambar 9.

Page 43: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

29

(a)

(b)

Gambar 9 Jenis lamun H. uninervis (Sumber:(a) data primer ,2017 dan (b)

Hernawan et al., 2017)

Adapun hasil klasifikasi H. uninervis sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledoneae

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Halodule

Spesies : Halodule uninervis

Jenis H. uninervis memiliki bentuk daun yang memanjang dan pipih. Panjang

daun dapat mencapai 15 cm dan lebar daun berkisar 0,05–0,5 cm. Pada setiap

helai daun terdapat 3 urat daun yang membujur. Tekstur pada pinggiran daun

halus dan pada ujung daun berbentuk seperti gigi.Spesies ini memiliki batang

yang pendek, tegak vertikal, dan pada tiap batang terdapat 1–4 helai daun

(Shaffai, 2011).

4.3. Komposisidan Kerapatan Lamun

Komposisi jenis lamun dilihat berdasarkan jumlah tegakan per jenis yang

terhitung dibandingkan dengan jumlah secara keseluruhan. Komposisi jenis lamun

di Perairan Sekatap dapat dilihat pada Gambar10 .

Page 44: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

30

Gambar 10 Komposisi Jenis lamun di perairan Sekatap Tanjungpinang (Sumber :

data primer ,2017)

Berdasarkan gambar 10 diketahui bahwa jenis E. acoroides dengan nilai

komposisi sebesar 40%, T. hemprichii dengan nilai komposisi sebesar 41%, H.

ovalis dengan nilai komposisi sebesar 4%, H. uninervis dengan nilai komposisi

sebesar 8%, dan C. serullata dengan nilai komposisi sebesar 7%. Bila

dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Izuan et al., (2014), bahwa

komposisi tertinggi terdapat pada jenis lamun T. hemprichii dengan nilai

persentase sebesar 74%. Pada penelitian ini dominansi T. hemprichii

dibandingkan dengan E. acoroides hanya berselisih sebesar 1 % dibandingkan

dengan E.acoroides .

Kerapatan lamun menggambarkan jumlah tegakan lamun yang terdpat pada

suatu luasan tertentu. Nilai kerapatan lamun di Perairan Sekatap, Dompak dapat

dilihat secara lengkap seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai rata-rata kerapatan lamun di perairan Sekatap, Dompak

No Jenis

Rata-rata Kerapatan

(Tegakan/m2)

1 E. acoroides 26,27

2 T. hemprichii 25,87

3 H. uninervis 2,53

4 C. serullata 4,60

5 H. ovalis 5,33

Jumlah 65

41%

40%

4% 7% 8% E. acoroides

T. hemprichii

H. uninervis

C. serullata

H. ovalis

Page 45: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

31

Rata-ratakerapatan lamun di perairan Sekatap sebesar 65 tegakan/m2. Menurut

Gosari, Haris. (2012), skala kondisi lamun berdasarkan kerapatan dikategorikan

atas 5 skala, skala 1 untuk lamun dengan kerapatan < 25 ind/m2 yang termasuk

dalam kondisi lamun sangat jarang, skala 2 untuk lamun dengan kerapatan

berkisar 25-75 ind/m2 yang termasuk dalam kondisi lamun jarang, skala 3 untuk

lamun dengan kerapatan berkisar 75-125 ind/m2 yang termasuk dalam kondisi

lamun agak rapat, skala 4 untuk lamun dengan kerapatan berkisar 125-175 ind/m2

yang termasuk dalam kondisi lamun rapat, sedangkan skala 5 untuk lamun

dengan kerapatan > 175 ind/m2 yang termasuk dalam kondisi lamun sangat rapat.

Dengan demikian kondisi lamun di perairan Sekatap tergolong jarang.

Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Izuan. (2014) di Pulau Dompak

dijumpai 5 jenis lamun yaitu E. acoroides, T. hemprichii, H. ovalis, C.Rotundata,

dan T. cilliatum. Kerapatan lamun rata-rata berkisar 62-152 ind/m2. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa dari tahun ke tahun lamun mengalami penurunan

tingkat kerapatannya. Hal ini diduga akibat pengaruh aktivitas yang ada di

Perairan Sekatap, Tanjungpinang.

Penurunan kondisi tersebut dipengaruhi oleh semakin meningkatnya ragam

aktivitas pesisir yang ada di sekitar perairan Dompak yang semakin hari

mengalami peningkatan. Pramudiyanto. (2014), menyebutkan bahwa jumlah

penduduk di wilayah pesisir perkotaan yang makin meningkat, ternyata

mengakibatkan sumberdaya di daratan semakin terbatas. Maka wilayah pesisir

dan laut beserta sumberdayanya menjadi alternatif pendukung pembangunan

daerah maupun nasional yang strategis di masa mendatang, namun efek buruknya

ialah pencemaran lingkungan perairan.

Kerapatan lamun yang jarang disebabkan oleh adanya aktivitas masyarakat

seperti jaring sondong (langgai) yang beroperasi pada dasar perairan sehingga

akan mencabut lamun dan menyebabkan penurunan kerapatannya. Kemudian dari

hasil pengamatan di lapangan, terlihat bahwa terjadi penumpukan lapisan bauksit

pada sedimen menggambarkan terjadinya transportasi sedimen dari daratan

menuju laut sehingga memengaruhi bahkan menutupi daun lamun. Daun lamun

yang tertutupi akan memengaruhi fotosintesis lamun dan kekeruhan air yang

Page 46: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

32

tinggi. Sehingga lamun menjadi semakin rusak dan tidak berkembang

mengakibatkan penurunan kerapatan lamun.

Menurut Amri et al. (2011), aktivitas yang disebabkan oleh kegiatan manusia

mempengaruhi nilai kekeruhan dan padatan tersupensi yang bersumber dari

pembuangan sampah rumah tangga dan aliran limbah dari daratan. Tingkat

kekeruhan yang tinggi ini mengakibatkan intensitas cahaya yang semakin terbatas

dan akan memengaruhi kondisi fotosintesis lamun.

Menurut Paramudiyanto. (2014), secara umum kegiatan atau aktivitas di

daratan yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan laut dan merusak

ekosistem perairan yakni buangan limbah industri (disposal of industrial wastes),

buangan limbah pertanian (disposal of agricultural wastes), buangan limbah cair

domestik (sewege disposal), buangan limbah padat (solid waste disposal),

konvensi lahan mangrove dan lamun (mangrove swamp conversion), serta

reklamasi di kawasan pesisir (reclamation).

4.4. Jenis Perifiton

Jenis perifiton yang dijumpai dari total sebanyak 13 spesies hidup pada jenis

lamun yang sama ataupun berbeda. Jenis perifiton yang dijumpai di perairan

Sekatap disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Jenis –jenis perifiton N0

. Kelas Spesies

E.

acooroide

T.

hemprichii

C.

serullata

1 Bacillariophyceae

Asterionella sp. + + -

Biddulphia sp. + + -

Fragillaria sp. + + -

Nitzchia sp. + + +

Pleurosigma sp. + + -

Rhizosolenia sp. + + +

Streptotheca sp. + + -

Thlassionema sp. + + -

Euchampia sp . + + -

2 Dinophyceae Ceratium sp. + + -

3 Euglenoiceae

Climacosphenia

sp.

+ +

-

4 Cyanophyceae Navicula sp. + + -

Striatella sp. + + -

Keteterangan : + (Ada) / - ( Tidak ada )

Page 47: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

33

Jenis-jenis perifiton yang dijumpai diantaranya yakni Asterionella

sp.,Biddulphia sp., Fragillaria sp., Nitzchia sp., Pleurosigma sp., Rhizosolenia

sp., Streptotheca sp., Thlassionema sp., Euchampia sp.,Ceratium sp.,

Climacosphenia sp., Navicula sp., dan Striatella sp.,keseluruhan dari 13 spesies

dijumpai pada jenis lamun E. acoroides maupun T. hemprichii, akan tetapi jenis

perifiton pada lamun C.Serullata hanya dijumpai Nitzchia sp dan Rhizosolenia sp.

Berdasrkan penelitian Wibowo et al. (2014), jenis-jenis perifiton yang

dijumpai pada jenis lamun C. rotundata, C. serrulata, T. hemprichii, E. acoroides

dan H. uninervis umumnya adalah jenis perifiton Fragilaria, Anabaenopsis,

Diploneis, Synedra, Amphora, Nitzchia, Coleochaeta, Atractomorpha, Stylonema,

Spermothamnion dan Acnanthes.Ada beberapa jenis perifiton yang juga dijumpai

di lokasi penelitian yang sama dengan literatur diatas, yakni pada spesies

Fragilaria sp. dan Nitzhia sp., yang juga memang dominan jenis ini pada lokasi

penelitian.

Diantara jenis yang dijumpai, terlihat jelas bahwa jenis yang dominan terdapat

pada kelompok Bacillariophyceae. Bramburger et al,. (2017), menyebutkan

bahwa Bacillariophyceae (diatom) memiliki kemampuan untuk hidup dengan

perubahan kondisi lingkungan. Bahkan berdasarkan penelitiannya jenis

Bacillariophyceae mampu hidup pada kondisi musim dingin hingga musim panas

dan tetap dominan pada komunitas fitoplankton di perairan. Komunitas

Bacillariophyceae (diatom) kelimpahan akan meningkat relatif tinggi pada saat

musim panas dengan sebaran yang cukup luas dari ekosistem danau maupun

lautan.

4.5. Kelimpahan Rata-rata Perifiton Berdasarkan Kelas Perifiton pada

Daun Lamun yang Berbeda

Data kelimpahan perifiton pada jenis lamun E. acoroides, T. hemprichii dan

C.serullata dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 48: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

34

Tabel 7 Kelimpahan rata-rata perifiton berdasarkan kelas perifiton pada daun

lamun yang berbeda .

No. Kelas

E. acoroides

(sel/cm2)

T.hemprichii

(sel/cm2)

C.serulata

(sel/cm2)

1 Bacillariophyceae 600,9 2928,2 427,6

2 Dinophyceae 107,2 85,4 0,0

3 Euglenoiceae 173,8 497,7 0,0

4 Cyanophyceae 2422,1 110,6 0,0

Jumlah 3304,0 3621,8 427,6

Kelimpahan perifiton dengan jenis lamun E. acoroides total sebesar sebesar

3304 sel/cm2, pada jenis lamun T. hemprichii total sebesar sebesar 3621.8 sel/cm

2,

dan C. serullata total sebesar sebesar 427,6 sel/cm2.

Menurut data penelitian Isabella (2011), kepadatan perifiton jenis lamun, yaitu

E. acoroides berkisar 6279-8468 sel/cm2. Penelitian Ismail. (2016), pada jenis

lamun C. serulata berkisar 228.536 – 28.607 sel/cm2. Kemudian Alhanif. (1996),

menyebutkan bahwa kelimpahan perifiton pada jenis lamun T. hemprichii berada

pada kisaran 5.589 – 14.243 sel/cm2. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan

hasil penelitian bahwa kelimpahan perifiton di perairan Sekatap tergolong rendah.

Rendahnya kelimpahan disebabkan perairan Sekatap yang sangat keruh sehinga

berpengaruh terhadap proses fotosentesis yang kurang optimal.

Kelimpahan perifiton pada jenis lamun E. accoroides, T. hemprichii, dan C.

serullata disajikan pada Gambar 11.

(a)

600,9

107,2 173,8

2422,1

0,0

500,0

1000,0

1500,0

2000,0

2500,0

3000,0

Bacillariophyceae Dinoflagellaceae Euglenoiceae Cyanophyceae

sel/cm2

Page 49: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

35

(b)

(c)

Gambar 11Kelimpahan Perifiton pada jenis lamun E. acoroide (a) , T.hemprichii

(b), dan C. serullata (c)

Kelimpahan jenis perifiton tertinggi pada lamun E. acoroides adalah pada

kelas Cyanophyceae, namun pada jenis lamun T. hemprichii dan C.serullata

tertinggi pada kelas Bacillariophyceae. Secara keseluruhan juga terlihat bahwa

kelimpahan tertinggi perifiton pada kelas Bacillariophyceae. Isabella. (2011),

menyebutkan bahwa kelas Bacillariophyceae merupakan kelas perifiton yang

mempunyai jumlah genera paling banyak dan terlihat cukup dominan

dibandingkan dengan kelas lainnya.

Ismail. (2016), menyatakan bahwa dominansi kelas Bacillariophyceaepada

komunitas perifiton dengan dominan jenis yakni Thalassiothrix sp. dan Cocconeis

sp.Menurutnya jenis yang kelimpahan mampu bertahan dalam kondisi apapun

2928,2

85,4

497,7 110,6

0,0

500,0

1000,0

1500,0

2000,0

2500,0

3000,0

3500,0

Bacillariophyceae Dinoflagellaceae Euglenoiceae Cyanophyceae

sel/cm2

427,6

0,0 0,0 0,0 0,0

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

350,0

400,0

450,0

Bacillariophyceae Dinoflagellaceae Euglenoiceae Cyanophyceae

Page 50: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

36

yang jika dilihat sebagian besar perifiton tersebut merupakan bagian dari kelas

Bacillariophyceaekarena kelas ini merupakan sumber epifit utama pada tumbuhan.

Dapat disimpulkan dari sumber literatur tersebut diketahui bahwa memang jenis

yang lebih dominan pada komunitas perifiton ialah Bacillariophyceae.

4.6. Sebaran Jenis Perifiton

Sebaran jenis perifiton berdasarkan indeks morisita diperoleh sebaran

mengelompok dan seragam untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sebaran jenis perifiton

No Kelas Spesies E. acoroides T. hemprichii C.serullata

1 Bacillariophyceae

Asterionella

sp.

Mengelompok Mengelompok -

Biddulphia sp. Mengelompok Mengelompok

-

Fragillaria sp. Mengelompok Mengelompok

-

Nitzchia sp. Mengelompok Mengelompok

Mengelompok

Pleurosigma

sp.

Mengelompok Mengelompok

-

Rhizosolenia

sp.

Mengelompok Mengelompok

Mengelompok

Streptotheca

sp.

Seragam Mengelompok

-

Thlassionema

sp.

Mengelompok Mengelompok -

Euchampia sp. Mengelompok Mengelompok

-

2 Dinophyceae Ceratium sp. Seragam Mengelompok

-

3 Euglenophyceae

Climacospheni

a sp.

Seragam Mengelompok

-

4 Cyanophyceae Navicula sp.

Seragam Mengelompok -

Striatella sp. Mengelompok Mengelompok

-

Keterangan : - ( Tidak ada data)

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa Sebaran jenis perifiton pada daun lamun

di perairan Sekatap dominan pada sebaran yang mengelompok, artinya perifiton

hidup saling berkoloni (berkelompok) dan tidak dijumpai pola sebaran yang acak

yang mencirikan adanya kehidupan perifiton secara sendiri (soliter). Namun dari

data pada jenis E. acoroides beberapa jenis perifiton mendapatkan pola sebaran

Page 51: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

37

yang seragam yang mencirikan adanya kemungkinan hidup secara soliter maupun

dapat hidup secara berkoloni.

Sebaran jenis perifiton digambarkan dalam peta sebaran surfer seperti tertera

pada Gambar 12.

Gambar 12 Sebaran Perifiton pada jenis lamun E. acoroides di perairan

Sekatap,Tanjungpinang

Berdasarkan peta dapat dilihat pada jenis E. acoroides ditemukan 4 kelas

perifiton pada kelas Bacillariophyceae, Dinophyceae, Eeuglenophyceae, dan

Cyanophyceae. Namun dari peta sebaran diatas, diketahui bahwa sebaran jenis

perifiton secara umum dan dominan adalah pada kelas Cyanophyceae. Pada tititk

yang dekat dengan pesisir umumnya didominansi oleh kelas Cyanophyceae

sedangkan pada area lamun jenis E.s acoroides yang lebih kearah laut (pulau

sekatap laut) didominansi oleh kelompok jenis perifiton pada kelas

Bacillariophyceae. Untuk melihat peta sebaran jenis perifiton pada lamun jenis

T.hemprichii secara jelas disajikan seperti pada Gambar 13.

Page 52: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

38

Gambar 13 Sebaran Perifiton pada jenis lamun T. hemprichii di perairan

Sekatap,Tanjungpinang

Untuk jenis lamun T. hemprichii secara umum juga dijumpai sebanyak 4 kelas

perifiton yakni Bacillariophyceae, Dinophyceae, Eeuglenophyceae, dan

Cyanophyceae. Untuk perifiton pada lamun jenis T. hemprichii sepertinya

didominansi oleh kelas Bacillariophyceae yang tersebar sepanjang area pantai

hingga ke arah laut. Sebaran jenis yang juga tinggi terdapat pada kelas

Dinophyceaee.Sedangkan sebaran jenis perifiton pada lamun C. serullata

disajikan pada Gambar 14.

Gambar 14 Sebaran Perifiton pada jenis lamun C. serullata di perairan

Sekatap,Tanjungpinang

Page 53: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

39

Pada jenis lamun C. serullata perifiton terlihat dominan 100% pada kelas

Bacillariophyceae. Akan tetapi umumnya pada titik sampling lamun sebanyak 30

titik, jenis lamun C. serullata hanya dijumpai pada 3 titik saja, ini

menggambarkan bahwa jenis ini sebaranya tidak luas. Namun pada 3 titik

sampling tersebut hanya dijumpai kelas Bacillariophyceae.

4.7. Kualitas Air

Parameter fisika dan kimia yang diukur di perairan Sekatap disajikan pada

Tabel 9.

Tabel 9 Parameter Kualitas Perairan di perairan Sekatap,Tanjungpinang

No. Parameter Satuan Rata-rata Baku Mutu KepMen LH

No. 51 Thn 2004

Fisika

1 Suhu oC 27,42± 0,47 28-30 ˚C (Alami)

2 Arus m/s 0,06± 0,01 -

3 Kekeruhan NTU 21,12± 15,32 <5

Kimia

1 DO mg/L 6,92± 0,17 >5

2 pH - 7,88± 0,10 7-8,5

3 Nitrat mg/L 0,48± 0,15 0,008

4 Fosfat mg/L 0,14± 0,10 0,015

5 Salinitas 0/00 28,50± 0,63 33-34 ‰ (Alami)

Suhu merupakan faktor yang penting bagi kehidupan organisme di laut karena

memengaruhi aktivitas metabolisme atau pun perkembangbiakan organisme

tertentu (Effendi, 2003). Dari hasil penelitian didapatkan hasil pengukuran suhu

pada kisaran 26,3-28,3°C dengan rata – rata suhu perairan sebesar 27.42°C,

mengacu pada Kepmenlh No. 51 tahun 2004 menyebutkan bahwa kondisi suhu

optimal untuk pertumbuhan lamun adalah pada kisaran 28 – 30 °C.

Salinitas berada pada kisaran 27-30o/oo dengan rata-rata 28,5

o/oo. Penurunan

salinitas diperairan menyebabkan laju fotosintesis dan pertumbuhan lamun

menurun dan berpengaruh terhadap perkecambahan dan pembentukan bungga

lamun. Kordi .(2011), menyatakan bahwa lamun memiliki nilai rentang toleransi

salinitas yang panjang yaitu antara 10-40 o

/oo, namun akan lebih baik jika salinitas

berada pada titik optimal yaitu sebesar 35 o/oo.

Pertumbuhan dan kehidupan padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan

arus perairan. Pada ekosistem padang lamun, arus menentukan tingginya produksi

Page 54: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

40

primer melalui penyebaran unsur hara dan gas-gas. Namun, kecepatan arus yang

tinggi dapat menyebabkan naiknya padatan tersuspensi, yang berlanjut pada

reduksi penetrasi cahaya kedalam air atau turunnya kecerahan air.Kondisi ini

menyebabkan rendahnya laju produksi tanaman (Kordi, 2011). Gosari in Haris.

(2012), menyatakan bahwa distribusi lamun tergantung oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah kecepatan arus. Kecepatan arus yang sesuai bagi lamun

adalah sekitar 0,5 m/dt. Sedangkan di perairan Sekatap rata-rata arus hanya 0,06

m/dt, tergolong arus yang lemah.

Effendi. (2003), menyatakan bahwa kekeruhan merupakan sifat optik yang

ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh

bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan diakibatkan dari adanya

bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut seperti lumpur dan

pasir halus maupun bahan anorganik dan organik berupa plankton dan

mikroorganisme lain. Kekeruhan tergolong tinggi jika dibandingkan dengan

Kepmenlh No. 51 (2004) yang mengharuskan kekeruhan sebesar <5 NTU yang

baik bagi organisme sedangkan pada lokasi penelitian rata-rata sebesar 21,12

NTU.

Derajat keasaman rata-rata sebesar 7,88 dengan demikian tegolong masih baik

bagi kehidupan perifiton. Mengacu pada Kepmenlh No.51 Tahun (2004) bahwa

kisaran derajat keasaman optimal untuk kehidupan lamun berkisar antara 7 – 8,5.

Menurut Effendi. (2003), nilai pH sangat memengaruhi proses biokomiawi

perairan, pada kisaran pH < 4.00, sebagian besar tumbuhan akuatik akan mati

karena tidak dapat bertoleransi pada pH rendah.

Menurut Kepmenlh No.51 Tahun (2004), kondisi oksigen terlarut yang layak

untuk kehidupan organisme akuatik adalah >5 mg/L. Rendahnya nilai oksigen

terlarut di perairan Sekatap diperkirakan karena kondisi panas yang cukup terik

sehingga suhu perairan meningkat yang berpengaruh terhadap kelarutan gas

oksigen di perairan. Dengan demikian, nilai oksigen terlarut masih baik karena

rata-ratanya sebesar 6,9 mg/L.

Nitrat perairan Sekatap rata-rata sebesar 0,48 mg/L dengan fosfat sebesar 0,14

mg/L tergolong melebihi baku mutu namun tergolong kelebihan bahan organik.

Nitrat merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme

Page 55: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

41

mikroskopis salah satunya yaitu perifiton. Nitrat digunakan sebagai bahan

pembentuk protein dan metabolisme yang menjamin perkembangan lamun dalam

suatu komuitas. Jika kosentrasi fosfat pada kolom air pada area padang lamun

cukup tinggi maka akan memicu perkembangan epifit perifiton yang hidup di

daun lamun (Nitajohan, 2008). Menurut Effendi. (2003), kadar nitrat yang

melebihi 0,2 mg/L dapat berakibat pada eutrofikasi atau pertumbuhan alga yang

berlebihan.

4.8. Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Perifiton

Hubungan antara kerapatan lamun dengan kelimpahan Perifiton di Perairan

Sekatap,Tanjungpinang dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.

(a)

y = 27.49x + 2581.

R² = 0.128

r = 0.358

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 20 40 60 80 100

Keli

mp

ha

n (

sel

/cm

2

)

Kerapatan (ind/m2 )

Page 56: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

42

( b )

( c )

Gambar 15Hubungan Kerapatan Lamun dengan Kelimpahan Perifiton di perairan

Sekatap, Tanjungpinang pada jenis lamun E. acoroides (a), T.

hemprichii (b), dan C. serullata(c)

Berdasarkan Gambar 15 diketahui nilai hubungan regresi linier sederhana

antara kerapatan lamun dengan kelimpahan perifiton pada jenis lamun E.

acoroides didapatkan nilai koeffisien regresi sebesar 0,36 yang menyatakan nilai

hubungan yang lemah. Nilai hubungan regresi linier hubungan kerapatan lamun

y = 23.44x + 1757.

R² = 0.114

r = 0.337

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 20 40 60 80 100

Kel

imp

ha

n

(sel

/cm

2 )

Kerapatan (ind/m2 )

y = 9.120x + 0.808

R² = 0.998

r = 0.999

0

100

200

300

400

500

600

700

800

0 20 40 60 80 100

Kel

imp

han

(s

el/

cm2

)

Kerapatan (ind/m2 )

Page 57: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

43

dengan kelimpahan perifiton pada jenis lamun T. hemprichii didapatkan nilai

koeffisien sebesar 0,34 artinya memiliki tingkat hubungan yang lemah. Nilai

hubungan regresi linier sederhana hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan

perifiton pada jenis lamun C. serullata didapatkan nilai koeffisien sebesar 0,99

yang menyatakan nilai hubungan antara kedua variabel sangat kuat.

Secara keseluruhan diketahui bahwa hubungan kerapatan lamun E. acoroides

dengan kelimpahan perifiton lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis T.

hemprichii akan tetapi jenis C. serullata memiliki kelimpahan lebih tinggi dengan

nilai koefisien korelasi tergolong kuat meskipun hanya dijumpai pada 3 titik

sampling. Namun, data regresi dapat menjelaskan bahwa jenis lamun E. acoroides

adalah jenis lamun yang umum ditempeli oleh organisme perifiton sehingga

jumlahnya lebih banyak dengan kelimpahan yang juga meningkat.

Secara ekologi, jenis perifiton lebih tinggi kelimpahan pada jenis lamun T.

hemprichii dengan kelimpahan mencapai 3621,8 sel/cm2 dibandingkan dengan

jenis lain yakni E. acoroides dan C. serullata. Perbedaan kelimpahan jenis ini

dipengaruhi oleh kondisi penempelan perifiton yang lebih stabil pada jenis lamun

T. hemprichii. Meskipun daun lamun E. acoroides ukurannya lebih besar

dibandingkan dengan jenis lamun T. hemprichii dan C. serullata, akan tetapi daun

jenis lamun E. acoroides umumnya memanjang ke permukaan air sehingga

pengaruh arus serta pergerakan air akan juga mengganggu kestabilan penempelan

perifiton, sedangkan untuk jenis lamun C. serullata memang jens lamun yang

memiliki ukuran daun lebik kecil sehingga perifiton yang menempel sangat

terbatas.

Terdapat perbedaan komposisi jenis perifiton pada jenis lamun T.hemprichii

dan E. acoroides dengan jenis lamun C.serullata. Pada jenis lamun T.hemprichii

dan E. acoroides terdiri atas kelas perifiton Bacillariophyceae, Dinophyceae,

Euglenophyceae, dan Cyanophyceae. Sedangkan pada jenis lamun C. serullata

hanya terdapat 1 kelas perifiton saja yakni Bacillariophyceae. Perbedaan jenis ini

dipengaruhi oleh kondisi atau luasan area penempelan pada jenis lamun C.

serullata yang lebih sempit karena ukuran daun yang lebih kecil sehingga jenis

yang menempel juga hanya jenis yang umumnya dominan saja yakni

Bacillariophyceae.

Page 58: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

44

4.9. Aspek Pengelolaan Lamun

Diketahui bahwa dari nilai kerapatan lamun tergolong jarang, sehingga

diperlukan pengeloaan lebih lanjut. Dalam pengelolaan lamun di perairan Sekatap

perlu melibatkan masyarakat yang umumnya melakukan penangkapan biota di

perairan tersebut. Pemahaman kepada masyarakat dapat dilakukan dengan cara

sosialisasi terkait pentingnya ekosistem lamun dalam keseimbangan ekologi.

Disamping itu, perlu upaya-upaya khusus untuk meningkatkan kondisi padang

lamun menjadi lebih baik melalui transpantasi atau penanaman kembali lamun

yang terdegradasi.

Untuk komunitas perifiton, sangat tergantung pada kondisi lamunnya. Jika

lamun dalam keadaan subur maka sangat memungkinkan jenis perifiton untuk

menempel dan tumbuh dengan baik. Untuk itu untuk tetap menjaga

keberlangsungan keseimbangan ekosistem lamun dan komunitas perifiton, maka

perlu tetap menjaga kelestarian lingkungan perairan. Tidak membuang sampah

organik yang berlebihan di perairan yang akan mengakibatkan unsur hara

mengalami over kapasitas yang berimbas pada dominansi suatu jenis lamun saja.

Page 59: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Terdapat 13 jenis perifiton yang dijumpai pada daun lamun E.acoroides, T.

Hempricii, dan C. serullata di perairan Sekatap, Dompak. Kelimpahan perifiton

dengan jenis lamun E. acoroides sebesar 3304 sel/cm2, pada jenis lamun T.

hemprichii total sebesar 5909 sel/cm2,dan C. serullata total sebesar 427,6 sel/cm

2.

Sebaran jenis perifiton secara mengelompok, artinya perifiton hidup saling

berkoloni (berkelompok). Semakin besar dan lebar daun lamun, maka kelimpahan

perifiton semakin banyak, karena ketersediaan penempelan semakin luas.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diharapkan semua

pihak dan instansi terkait serta masyarakat untuk menjaga kondisi perairan

Sekatap,Tanjungpinang. Selain itu, penulis menyarankan untuk melanjutkan

kajian fokus pada hubungan antara kandungan nutrien di perairan terhadap

kelimpahan perifiton. Peneliti berharap akan ada peneliti selanjutnya meneliti

tentang perifiton sebagai bioindikatorperairan.

Page 60: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

46

DAFTAR PUSTAKA

Alhanif. R., 1996. Struktur Komunitas Lamun dan Kepadatan Perifiton Pada

Padang Lamun di Perairan Pesisir Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida,

Propinsi Bali.[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor

Amri. K.., Setiadi. D., Qayim. I., Djokosetyanto., 2011. Dampak Aktivitas

Antropogenik Terhadap Kualitas Perairan Habitat Padang Lamun di Kepulaan

Spermode Sulawesi Selatan. [Skripsi]. Universitas Hasanudin

Apriliana. A, Prijadi.S., Pujiono, W., 2014. Hubungan Kelimpahan Fitoperifiton

dengan Konsentrasi Nitrat dan Ortofosfat pada Daun Enhalus acoroides di

Perairan Pantai Jepara. Diponegoro Journal Of Maquares Management Aquatic

Resources 3(3):19-27.

Arkham. M. N., Adrianto,L.,Wardiano,Y., 2015. Studi Keterkaitan Ekosistem

Lamun Skala Kecil (Studi Khasus: Desa Malang Rapatdan Berakit Kabupaten

Bintan,Kepulauan Riau.10(2): 137-148.

Asriyana., Yuliana., 2012. Produktivitas Perairan. Bumi Aksara. Jakarta.300 Hal.

Bramburger. A.J., Reavie1E.D., Sgro G.V., Estepp L.R., Shaw C V.L. And

Pillsbury R.W., 2017. Decreases in diatom cell size during the 20th century in

the Laurentian Great Lakes: a response to warming waters.Jurnal. Plankton

Research. 39(2): 199–210.

Davis. C., 1955.The Marine and freshwater plankton.Michigan State

University.Press.United State of America. 318 Hal.

Effendi. H., 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan.Kanisius. Yogyakarta. 258 Hal.

Haris. A., Gosari, J.A., 2012.Studi Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di

Kepulauan Spermonde.Torani.[Jurnal] Ilmu Kelautan dan Perikanan 22 (3):

256-162.

Harahap, H. A., Adriman., Sumiarsih. E., 2015. Struktur Komunitas Perifiton

Pada Ekosistem Padang Lamun Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan

Kepulauan Riau.[Jurnal].Unversitas Riau

Hertanto. Y., 2008. Sebaran Asosiasi Perifiton Pada Ekoistem Padang Lamun

(Enhalus acoroides) Di Perairan Pulau Tidung Besar, Kepulauan Seribu,

Jakarta Utara. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.

Page 61: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

47

Hernawan U E., Sjafrie N D.M., Spriyadi I H., Suyars, Iswari M Y., Kasih A., dan

Rahmat .2017. Status Padang Lamun Indonesia. Jakarta. Pusat Penelitian

Oseanografi LIPI. 24 Hal.

Hukom, F D., & Pelasuia D., 2012. Baseline Studi Kondisi Terumbu Karang,

Lamun Dan Mangrove Di Perairan Pantai Utara Sebelah Timur (Lautem,

S.D. Com ) Timor-Leste. Pusat penelitian Oseanografi LIPI. 99 Hal.

Ismail, J S., 2016. Perifiton Pada Daun Lamun Thaslasia hempricii dan

Cyamdceae rotundata di Perairan Kampung Kampe Desa Malang Rapat.

[Skripsi]. Unversitas Maritim Raja Ali Haji

Ira., Oetama. D., Juliati., 2013. Kerapatan dan Penutupan Lamun pada Daerah

Tanggul Pemecah Ombak di Perairan Desa Terebino Provinsi Sulawesi

Tengah. AQUASAINS Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan. 2(1)

:89-96

Isabella. D., 2011. Analisis Keberadaan Perifiton Dalam Kaitannya Dengan

Parameter Fisika-Kimia Dan Karakteristik Padang Lamun Di Pulau Pari.

[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.

Izuan, M., 2014. Kajian Kerapatan Lamun Terhadap Kepadatan Siput Gonggong

(Strombus epidromis) di Pulau Dompak. [Skripsi]. Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

Keputusan lingkungan hidup, 2004. Keputusan lingkungan hidup Nomor 200.

Kriteria Baku kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Jakarta

Keputusan lingkungan hidup, 2004. Keputusan lingkungan hidup Nomor 51.

Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut. Jakarta

Kholisoh, L., 1994. Teori Dan Soal Statistika Dan Probilitas . Penerbit Gurindam.

Jakarta. 136 Hal.

Kordi, H., 2011. Ekosistem Lamun (Seagrass). Rineka Cipta. Jakarta. 191 Hal.

McKenzi, L. J., Campbell, S. J., 2003. Manual For Community (Citizen)

Monitoring Of Seagrass Habitat Wester Pasific Edition. Seagrass-

wach.Dapartemen Of Primary Industis Queensland.40 Hal.

Nainggolan. P., 2011. Distribusi Spasial dan Pengelolaan Lamun (Seagrass) di

Teluk Bakau, Kepulauan Riau. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.

Page 62: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

48

Novianti,M ., Widyorini,N., Suprapto., 2013. Analisis Kelimpahan Perifiton Pada

Kerapatan Lamun Yang Berbeda Di Perairan Pulau Panjang,Jepara. Journal of

Managemen Of Aquatiq Resources 2(3):219-225.

Nitajohan.Y.P., 2008. Kelimpahan Dinoflagelata Efebentik Pada Lamun Enhalus

acoroides (L.F) Royle Dalam Kaitannya Dengan Parameter Fisika Kimia Di

Ekosistem Lamun Pulau Pari,Kepulauan Seribu .Jakarta.[Skripsi]. Institut

Pertanian Bogor.

Pramudiyanto B., 2014. Pengendalian dan Kerusakan di Wilayah Pesisir .

Journal. Lingkar Widiyaswara. (4): 21-40.

Sari, D.M. 2016., Perifiton Efitik Bioindikator Perairan Perairan Padang Lamun

(Enhalus acoroides)Di Desa Pengudang Kabupaten Bintan.[Skripsi] Universitas Maritim Raja Ali Haji

Shafaii El,A. 2011., Field Gide to Seagress of The Red Sea.IUCN and

Courevoie. Total Fondation.France.56 Hal.

Supriadi, Kaswadji, R. F. Bengen, D. G., dan Hutomo, M., 2012. Produktivitas

Komunitas Lamun di Pulau Barranglompo Makassar. Journal Akuatika. 3(2) :

159-168.

Tuwo A., 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional.

Surabaya.412 Hal.

Wibowo, A., Umroh, dan Rosalina, D., 2014. Keanekaragaman Perifiton Pada

Daun Lamun Di Pantai Tukak Kabupaten Bangka Selatan. Akuatik-Jurnal

Sumberdaya Perairan. 8 (2) : 7–16.

Zulkifli., 2000. Sebaran Spasial Komunitas Perifiton dan Asosiasinya Dengan

Lamun di Perairan Teluk Pandan Lampung Selatan.[Tesis]. Institut Pertanian

Bogor.

Page 63: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

LAMPIRAN

Page 64: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

50

Lampiran 1. Titik koordinat Perairan Sekatap, Tanjungpinang

X Coord Y Coord Type

104.4576 0.8598 Random

104.4573 0.8589 Random

104.4569 0.8603 Random

104.4573 0.8586 Random

104.4571 0.8576 Random

104.4566 0.859 Random

104.457 0.8595 Random

104.453 0.8567 Random

104.4554 0.8605 Random

104.4537 0.8647 Random

104.455 0.8622 Random

104.4519 0.866 Random

104.4521 0.8651 Random

104.4546 0.8588 Random

104.4552 0.8593 Random

104.4531 0.8657 Random

104.4523 0.8572 Random

104.4547 0.861 Random

104.4541 0.8585 Random

104.4514 0.8564 Random

104.4557 0.8627 Random

104.4545 0.8633 Random

104.4515 0.8569 Random

104.4549 0.8599 Random

104.4542 0.8574 Random

104.4523 0.8663 Random

104.4541 0.8641 Random

104.4553 0.8616 Random

104.4513 0.8654 Random

104.4571 0.8546 Random

Page 65: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

51

Lampiran 2.Kelimpahan perifiton pada jenis lamun Enhallus accoroides (sel/cm2

)

no perifiton T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 T13 T14 T15 T16 T17 T18 T19 T20 T21 T22 T23 T24 T25 T26 T27 T28 T29 T30 rata-rata

1 Asterionella sp 449.82 499.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 133.28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99.96 39

2 Biddulphia sp 524.79 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 133.28 882.98 51

3 Ceratium sp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 399.84 0 0 0 133.28 2582.3 0 0 99.96 0 0 107

4 Climacosphenia sp 399.84 1499.4 0 0 516.46 666.4 0 0 1057.9 0 0 0 0 0 716.38 0 0 0 0 166.6 0 0 0 0 0 0 191.59 0 0 0 174

5 Euchampia sp 999.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 558.11 0 0 0 0 0 0 0 52

6 Fragillaria sp 0 0 0 0 0 499.8 0 0 0 649.74 0 224.91 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 224.91 0 53

7 Navicula sp 1232.8 1149.5 1299.5 799.68 1182.9 2115.8 3831.8 4265 699.72 3173.7 5497.8 1499.4 5431.2 1666 1749.3 2998.8 3998.4 1749.3 3665.2 4331.6 2332.4 1374.5 0 2107.5 2007.5 3506.9 1557.7 2665.6 2698.9 1541.1 2404

8 Nitzchia sp 0 449.82 0 0 0 0 49.98 0 116.62 0 0 0 0 0 0 558.11 0 0 0 0 0 0 0 0 133.28 0 0 0 0 0 44

9 Pleurosigma sp 658.07 0 549.78 383.18 0 0 99.96 0 0 0 0 0 149.94 0 549.78 0 0 0 0 0 0 224.91 0 0 0 0 0 0 0 0 87

10 Rhizosolenia sp 0 0 0 0 0 0 0 0 191.59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 999.6 0 0 0 40

11 Streptotheca sp 0 0 0 0 0 0 116.62 149.94 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1032.9 0 0 449.82 0 0 0 0 0 0 99.96 0 516.46 79

12 Striatella sp 0 399.84 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 133.28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18

13 Thlassionema sp 0 1032.9 0 0 474.81 0 0 0 949.62 524.79 333.2 0 0 0 0 0 0 0 0 116.62 0 0 133.28 499.8 0 133.28 466.48 0 0 0 155

Jumlah 4265 5031 1849 1183 2174 3282 4098 4415 3015 4348 5831 1724 5581 1799 3015 3557 3998 2782 3665 5148 2782 1599 691 2741 4723 3640 3215 2866 3057 3040 3304

Page 66: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

52

Lampiran 3. Kelimpahan perifiton pada jenis lamun Thalassia hemprichii (sel/cm2

)

no perifiton T1 T2 T3 T5 T6 T7 T12 T13 T14 T15 T16 T17 T18 T19 T20 T21 T22 T24 T25 T26 T28 T29 rata-rata

1 Asterionella sp 874.65 0 0 1016.26 0 0 0 0 374.85 466.48 0 249.9 0 0 0 0 0 0 133.28 0 0 224.91 152

2 Biddulphia sp 233.24 0 0 0 0 216.58 0 0 0 0 116.62 0 0 283.22 0 0 0 0 0 0 0 0 39

3 Ceratium sp 466.48 133.28 0 0 0 0 0 0 0 0 374.85 0 0 0 0 0 0 0 49.98 0 0 0 47

4 Climacosphenia sp 99.96 0 116.62 0 0 199.92 1207.85 0 1132.88 0 0 0 0 0 0 1915.9 0 0 0 0 0 1299.48 271

5 Euchampia sp 0 0 0 0 0 1024.59 0 99.96 0 0 99.96 199.92 708.05 599.76 0 416.5 374.85 0 0 0 0 0 160

6 Fragillaria sp 0 249.9 0 241.57 1499.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 90

7 Navicula sp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 266.56 0 0 0 0 0 0 1066.24 0 61

8 Nitzchia sp 3831.8 1940.89 3506.93 0 1599.36 1999.2 2357.39 2832.2 3223.71 1207.85 1057.91 2832.2 1649.34 0 2149.14 0 2532.32 1924.23 1999.2 1507.73 1982.54 2715.58 1948

9 Pleurosigma sp 266.56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 333.2 0 0 383.18 249.9 424.83 0 541.45 0 0 100

10 Rhizosolenia sp 0 0 0 999.6 0 0 1549.38 0 0 374.85 0 0 0 0 0 0 391.51 0 358.19 0 1041.25 0 214

11 Streptotheca sp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 283.22 233.24 0 191.59 441.49 0 0 0 249.9 0 166.6 0 0 71

12 Striatella sp 0 0 216.58 0 0 366.52 0 266.56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 249.9 0 50

13 Thlassionema sp 0 0 0 349.86 0 0 0 0 0 0 0 99.96 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

Jumlah 192.423 77.469 128.0043 86.90967 103.292 126.8937 170.4873 106.624 157.7147 77.74667 62.75267 112.7327 96.07267 53.03433 71.638 90.51933 118.286 86.632 84.68833 73.85933 144.6643 141.3323 3223

Page 67: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

53

Lampiran 4.Kelimpahan perifiton pada jenis lamun Cymodocea serullata (sel/cm2

)

No Perifiton T12 T13 T19 rata-rata

1 Asterionella sp. 0 0 0 0

2 Biddulphia sp. 0 0 0 0

3 Ceratium sp. 0 0 0 0

4 Climacosphenia sp. 0 0 0 0

5 Euchampia sp. 0 0 0 0

6 Fragillaria sp. 0 0 0 0

7 Navicula sp. 0 0 0 0

8 Nitzchia sp. 0 258.23 0 86

9 Pleurosigma sp. 0 0 0 0

10 Rhizosolenia sp. 341.53 441.49 241.57 342

11 Streptotheca sp. 0 0 0 0

12 Striatella sp. 0 0 0 0

13 Thlassionema sp. 0 0 0 0

Jumlah 342 700 242 428h

Page 68: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

54

Lampiran 5. Sebaran Perifiton

Enhalus acoroides

No. Jenis Id-morisita Sebaran

1 Asterionella sp. 1.56 Mengelompok

2 Biddulphia sp. 1.20 Mengelompok

3 Ceratium sp. 0.57 Seragam

4 Climacosphenia sp. 0.35 Seragam

5 Euchampia sp. 1.18 Mengelompok

6 Fragillaria sp. 1.15 Mengelompok

7 Navicula sp. 0.03 Seragam

8 Nitzchia sp. 1.41 Mengelompok

9 Pleurosigma sp. 0.70 Seragam

10 Rhizosolenia sp. 1.55 Mengelompok

11 Streptotheca sp. 0.78 Seragam

12 Striatella sp. 3.49 Mengelompok

13 Thlassionema sp. 0.39 Mengelompok

Thalassia hemprichii

No. Jenis Id-morisita Sebaran

1 Asterionella sp. 6.09 Mengelompok

2 Biddulphia sp. 7.89 Mengelompok

3 Ceratium sp. 10.66 Mengelompok

4 Climacosphenia sp. 6.83 Mengelompok

5 Euchampia sp. 5.46 Mengelompok

6 Fragillaria sp. 17.88 Mengelompok

7 Navicula sp. 20.34 Mengelompok

8 Nitzchia sp. 1.74 Mengelompok

9 Pleurosigma sp. 5.27 Mengelompok

10 Rhizosolenia sp. 6.58 Mengelompok

11 Streptotheca sp. 5.45 Mengelompok

12 Striatella sp. 7.64 Mengelompok

13 Thlassionema sp. 19.43 Mengelompok

Cymodocea serullata

No. Jenis Id-morisita Sebaran

1 Nitzchia sp. 3.00 Mengelompok

2 Rhizosolenia sp. 1.04 Mengelompok

Page 69: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

55

Lampiran 6. Kerapatan Lamun ( Tegakan /m2

)

Titik E. accoroides T. hemprichii

H.

uninervis

C.

serullata

H.

ovalis

Kerapatan

Total

T1 45 37 0 0 0 82

T2 30 68 0 0 0 98

T3 18 5 0 0 0 23

T4 33 0 0 0 0 33

T5 22 12 0 0 0 34

T6 15 88 0 0 0 103

T7 14 40 0 0 0 54

T8 18 0 0 0 0 18

T9 36 0 0 0 0 36

T10 69 0 0 0 0 69

T11 87 0 0 0 0 87

T12 36 20 0 36 0 92

T13 32 7 0 78 0 117

T14 16 32 64 0 0 112

T15 22 18 0 0 91 131

T16 12 76 0 0 0 88

T17 23 56 0 0 0 79

T18 30 24 0 0 0 54

T19 18 28 12 24 0 82

T20 16 16 0 0 0 32

T21 18 33 0 0 0 51

T22 16 20 0 0 69 105

T23 17 50 0 0 0 67

T24 12 63 0 0 0 75

T25 16 18 0 0 0 34

T26 14 20 0 0 0 34

T27 22 0 0 0 0 22

T28 11 38 0 0 0 49

T29 36 7 0 0 0 43

T30 34 0 0 0 0 34

Page 70: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

56

Lampiran 7. Kualitas Air

Titik Suhu

(0C)

Arus

(cm/dtk)

Do

(mg/L) Kekeruhan

Salintas

(0/00)

pH Nitrat

(mg/L)

Phospat

(mg/L)

T1 27.3 0.0667 6.8 22.34 29 7.94 0.4 0.45

T2 27.3 0.0833 6.8 14.28 28 7.93 0.36 0.23

T3 28.1 0.0714 6.8 36.7 28 7.96 0.37 0.15

T4 27.1 0.0833 7.2 19.43 29 7.97 0.36 0.12

T5 27.1 0.0833 6.7 14.71 29 7.95 0.48 < 0.02

T6 27.7 0.0667 7.01 12.52 28 7.85 0.44 < 0.02

T7 27 0.0769 6.9 19.52 28 7.86 0.45 0.1

T8 27.3 0.0667 6.9 27.78 27 7.93 0.38 < 0.02

T9 27.1 0.0588 6.9 60 28 7.91 0.47 0.13

T10 26.5 0.0625 6.8 10.01 29 7.81 0.43 0.12

T11 26.7 0.0625 6.9 10.91 29 7.86 0.37 0.03

T12 27.3 0.0769 6.8 34.99 29 7.97 0.38 < 0.02

T13 27.2 0.0556 6.9 1.45 28 7.98 0.44 < 0.02

T14 26.9 0.0588 6.93 5.03 28 7.89 0.48 0.14

T15 26.8 0.0476 7.1 5.3 29 7.59 0.48 0.28

T16 27.2 0.0500 6.9 12.54 28 7.88 1.01 < 0.02

T17 27.1 0.0476 7.1 62 29 7.65 0.89 0.14

T18 27.7 0.0714 7.4 15.6 28 7.72 0.62 < 0.02

T19 27.1 0.0667 7.2 18 28 7.85 0.52 < 0.02

T20 27.7 0.0435 6.9 12.6 29 7.83 0.58 < 0.02

T21 27.3 0.0500 6.8 47.92 29 7.72 0.4 < 0.02

T22 27.2 0.0435 6.8 43.6 28 7.97 0.39 0.06

T23 28.1 0.0476 7.3 16.71 29 7.99 0.33 0.08

T24 27.9 0.0476 6.8 11.1 29 7.98 0.52 0.03

T25 28.3 0.0435 6.9 12.33 28 7.89 0.38 0.06

T26 28 0.0435 6.8 17.13 29 7.92 0.38 < 0.02

T27 28.1 0.0526 6.7 11.48 28 7.92 0.56 < 0.02

T28 27.8 0.0476 6.8 19.8 28 7.87 0.56 0.11

T29 27.9 0.0556 6.8 11.1 29 7.96 0.55 0.12

T30 27.8 0.0526 6.9 26.6 30 7.99 0.35 0.13

Page 71: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

57

Lampiran 8. Hasil Laboratorium BTKL BatamUji Nitrat dan Posfat

Page 72: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

58

Lanjutan Lampiran 8

Page 73: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

59

Lampiran 9. Baku mutu untuk Biota Laut Menurut Kepmen LH NO.51 Tahun

2004

Page 74: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

60

Lanjutan Lampiran 9

Page 75: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

61

Lampiran 10. Identifikasi Jenis perifiton

Asterionella sp.

Biddulphia sp.

Ceratium sp.

Climacosphenia sp.

Fragillaria sp.

Page 76: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

62

Navicula sp.

Nitzchia sp.

Pleurosigma sp.

Rhizosolenia sp.

Streptotheca sp.

Page 77: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

63

Striatella sp.

Thlassionema sp.

Page 78: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

64

Lampiran 11. Alat dan Bahan yang digunakan

Botol Sampel Perifiton Transek kuadran 1x1 m2

Gunting,Pengaris dan botol semprot

aquades

Multitester

Handrafractometer NTU

Page 79: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

65

Microskop Lugol

Spektrofotometer Botol sampel nitrat dan phospat

Page 80: KARAKTERISTIK DAN DISTRIBUSI PERIFITON PADA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/NORA-130254242055.pdf · periphitone on Enhalus acoroides 3304 cells / cm2, in total Thalassia

66

Lampiran 12.Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Pengerikan Daun Lamun Pengecekan Kualitas air

Pengamatan Perifiton