KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan...

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI SUNTIK DI WILAYAH GAJAHAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Fiqih Faruz Romadhon G0009084 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013

Transcript of KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan...

Page 1: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF

DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI SUNTIK DI

WILAYAH GAJAHAN SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Fiqih Faruz Romadhon

G0009084

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2013

Page 2: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Page 3: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 4: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 5: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK Fiqih Faruz Romadhon, G.0009084, 2013. Karakteristik Akseptor KB Baru dan Aktif dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Wilayah Gajahan Surakarta. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan karakteristik akseptor KB baru dan aktif khususnya tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik. Metode Penelitian: Desain penelitian: analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel: akseptor KB baru dan aktif di Puskesmas Gajahan Surakarta. Jumlah sampel: 86 orang. Teknik sampling: simple random sampling. Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada sampel. Setelah data diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square Test. Hasil Penelitian: Pengujian statistik dengan menggunakan Chi Square Test dilakukan terhadap tiga variabel penelitian. Variabel pertama adalah tingkat pengetahuan akseptor terhadap kontrasepsi suntik. Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 6,880 dengan signifikansi (p) sebesar 0,009. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel signifikan. Variabel kedua adalah tingkat pendidikan formal akseptor. Pengujian statistik dilakukan dengan uji Chi Square menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 2,140 dengan signifikansi (p) sebesar 0,144. Nilai p > 0,05 berarti bahwa pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel tidak signifikan. Variabel ketiga adalah status pekerjaan akseptor. Pengujian statistik dilakukan dengan uji Chi Square menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 6,351 dengan signifikansi (p) sebesar 0,012. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel signifikan. Dari hasil uji statistik analisis regresi dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan memiliki nilai uji statistik (wald) terbesar yaitu 4,084 dan signifikansi (p) terkecil yaitu 0,043. Tingkat pengetahuan merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik. Simpulan Penelitian: 1) Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik dengan pemilihan kontrasepsi suntik 2) Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemillihan kontrasepsi suntik 3) Terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan pemillihan kontrasepsi suntik 4) Tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

Kata kunci: keluarga berencana, suntik, pengetahuan, pendidikan formal, status

pekerjaan

Page 6: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Fiqih Faruz Romadhon, G.0009084, 2013. The Characteristic of New and Active Family Planning Acceptor Using Injection Contraception Method in Gajahan Surakarta. Mini Thesis, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objective: To know the relationship of the characteristics of new family planning acceptors and active in particular the level of knowledge, level of education and employment with the selection of injectable contraceptive method. Methods: Samples: new and active acceptors of family planning in Gajahan Health Centre, Surakarta. The number of sample: 86 persons. Sampling technique: simple random sampling. The people who were chosen as the sample are given the questionnaire, and then they answered the question in the questionnaire. After the data collected, then the data was analyzed using Chi Square test. Results: Statistical tests using Chi Square test performed on the three variables. The first variable is the level of knowledge of family planning acceptors on injectable contraceptives. The result of the statistic test showed that (X2) of 6.880 with a significance (p) of 0.009. P value <0.05 means that the level of 95% or 5% significance level are significant for both variables. The second variable is the level of formal education of family planning acceptors. Statistical tests performed with the Chi Square test showed that (X2) of 2.140 with significance (p) of 0.144. P-value > 0.05 means that the level of 95% or 5% significance levels were not significant for both variables. The third variable is the employment status of family planning acceptors. Statistical tests performed with Chi Square test showed that (X2) of 6.351 with a significance (p) of 0.012. P value < 0.05 means that the level of 95% or 5% significance level are significant for both variables. From the results of statistical tests of regression analysis can be seen that the level of knowledge has a value of statistical test (wald) is 4.084 and the greatest significance (p) is the smallest 0.043. The level of knowledge is the most dominant factor associated with the selection of injectable contraceptives. Conclusion: 1) There is a correlation between the level of knowledge with the selection of injection method 2) There was no relationship between the level of education with the selection of injection method 3) There is a relationship between job with the selection of injection method 4) The level of knowledge is the most dominant factor associated with the selection of injectable contraceptives. Keywords: family planning, injection, knowledge, formal education, employment

status

Page 7: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang “Karakteristik Akseptor KB Baru dan Aktif dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Wilayah Gajahan Surakarta” Shalawat dan salam terkirim kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnahnya.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan dokter di FK UNS Surakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR.FINASIM selaku Dekan FK UNS Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS Surakarta. 3. Dr. H. Endang Sutisna Sulaiman, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam penelitian ini.

4. Prof. Dr. H.A.A. Subijanto, dr., M.S., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam penelitian ini.

5. Suparman, dr., M.Kes., selaku Penguji Utama yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. H. Rifai Hartanto, dr., M.Kes., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Laboratorium IKM dan Bagian Skripsi FK UNS Surakarta.

8. Seluruh Staf Puskesmas Gajahan Surakarta yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

9. Orang tua dan seluruh kerabat yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku yang tak tergantikan Mustafa, Ami, Regina, Rifa, Rully,yang telah memberikan dukungan dan motivasi dan selalu membantu penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, 14 Januari 2013

Fiqih Faruz R

Page 8: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kependudukan mendasar yang dihadapi negara yang

sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju

pertumbuhan penduduk serta kurang seimbangnya penyebaran dan

struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian mempersulit

usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi

pertumbuhan penduduk, semakin besar usaha yang diperlukan untuk

mempertahankan tingkat kesejahteraan rakyat (BKKBN, 2004).

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut pemerintah

Indonesia telah melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) sejak

tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional

(LKBN) kemudian dalam perkembangannya menjadi Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Gerakan Keluarga Berencana

Nasional bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan

juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2002).

Dua aspek pokok dalam program KB Nasional yaitu kegiatan

Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) dan pelayanan kontrasepsi.

Definisi dari kontrasepsi adalah melawan/mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma

(Suratun, 2008). Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi

meliputi: IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. (BKKBN, 2004).

Salah satu kontrasepsi yang banyak dipakai di Indonesia adalah

kontrasepsi suntik, yaitu suntikan Depo Medroksi Progesteron Acetat

(DMPA) dan Cyclofem.

Penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA adalah pilihan yang tepat

karena memberikan solusi bagi permasalahan kepatuhan, tidak harus

diminum setiap hari, seperti penggunaan pil kontrasepsi (Donovan ,

2000). Menurut hasil studi the Women’s Contraceptive and Reproductive

1

Page 9: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Experiences (CARE), penggunaan suntikan DMPA cukup aman, tidak

meningkatkan risiko kanker payudara, menekan gejala vasomotor pada

wanita sedangkan efek sampingnya adalah penurunan densitas tulang

(Kaunitz, 2008). Adapun hasil penelitian lain menyebutkan bahwa

suntikan DMPA dapat meningkatkan berat badan, terutama pada wanita

yang sudah memiliki berat badan berlebih (Adams, 2007).

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, pada tahun

2006 pencapaian peserta KB baru (semua metode kontrasepsi) terdiri atas

kontrasepsi suntikan 484.615 (68.33%), pil 122.512 (17,27%), implant

41.984 (5,92%), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 21.535

(3,04%), kondom 21.208 (2,99%), dan Medis Operasi Pria (MOP)/Medis

Operasi Wanita (MOW) 17.396 (2,45%).

Pencapaian peserta KB aktif (semua metode kontrasepsi) pada

tahun 2006 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.752.993 yang terdiri

atas kontrasepsi suntikan 2.538.389 (53.41%), peserta pil 860.049

(18,09%), peserta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak

497.985 (10.48%), implant sebanyak 442.243 (9.3%), Medis Operasi

Pria (MOP)/Medis Operasi Wanita (MOW) sebanyak 358.743 (7.55%),

dan kondom sebanyak 55.584 (1.17%) (Dinkes Prov Jateng, 2006). Dari

data yang telah dipaparkan, terlihat variasi penggunaan metode

kontrasepsi suntik dengan penggunaan metode kontrasepsi lainnya.

Metode kontrasepsi suntik menjadi pilihan sebagian besar akseptor KB.

Berdasarkan teori Green (Notoatmojo, 2007) perilaku kesehatan

termasuk di dalamnya pemilihan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh tiga

faktor yaitu faktor predisposing (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan,

usia, paritas), faktor-faktor pendukung (pelayanan KB, ketersediaan alat

KB, jarak ke tempat pelayanan KB) serta faktor pendorong (budaya,

sikap petugas, dukungan keluarga). Berdasarkan uraian di atas peneliti

bermaksud untuk mengetahui hubungan karakteristik akseptor KB baru

dan aktif khususnya tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan dan

pekerjaan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik.

Page 10: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB

baru dan aktif dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik?

2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal akseptor

KB baru dan aktif dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik?

3. Apakah terdapat hubungan antara status pekerjaan akseptor KB baru

dan aktif dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan akseptor KB baru dan aktif dengan pemilihan metode

kontrasepsi suntik.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

formal akseptor KB baru dan aktif dengan pemilihan metode

kontrasepsi suntik.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status pekerjaan

akseptor KB baru dan aktif dengan pemilihan metode kontrasepsi

suntik.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi pengelola program KB

mengenai pemilihan metode kontrasepsi suntik.

2. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai bahan perbandingan

untuk melakukan penelitian yang akan datang.

Page 11: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Program Keluarga Berencana Nasional

Menurut BKKBN, KB adalah upaya peningkatan

kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia sejahtera. Selain itu, sesuai World Health Organisation

(WHO) expert committee 1970, KB adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan

tujuan-tujuan tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval

di antara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Tujuan dari program KB menurut BKKBN adalah

membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi

suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Suratun (2008), sasaran langsung dari program

KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang

wanitanya berusia antara 15-49 tahun, karena kelompok ini

merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan

setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS

diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB aktif lestari

sehingga memberi efek langsung terhadap penurunan fertilisasi.

Sementara itu, sasaran tidak langsung program KB menurut

Hartanto (2002) adalah organisasi-organisasi, lembaga-lembaga

kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta,

tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda).

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dalam

ikatan perkawinan sah yang menggunakan salah satu alat/obat

4

Page 12: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kontrasepsi (BKKBN, 2007). Jenis-jenis akseptor KB: 1) Akseptor

aktif, yaitu akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu

cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau

mengakhiri kesuburan. 2) Akseptor aktif kembali, yaitu PUS yang

telah menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang

tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat

kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara

setelah berhenti/istirahat kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan

bukan karena hamil. 3) Akseptor KB Baru, yaitu akseptor yang baru

pertama kali menggunakan alat/obat kontrasepsi atau PUS yang

kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau

abortus. 4) Akseptor KB Dini, yaitu para ibu yang menerima salah

satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan

atau abortus. 5) Akseptor langsung, yaitu para istri yang memakai

salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan

abortus. 6) Akseptor Drop Out, yaitu akseptor yang menghentikan

pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).

Kontrasepsi menurut Suratun (2008) berasal dari kata

kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”,

sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.

Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang

membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan

hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal

namun tidak menghendaki kehamilan.

Metode kontrasepsi adalah suatu cara yang digunakan

untuk mencegah/menghindari terjadinya kehamilan. Tidak ada

satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua

klien, karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan

Page 13: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

individual bagi setiap klien. Faktor yang mempengaruhi pemilihan

suatu metode kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi

pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk

melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut,

pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran

dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor

lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali

hamil lagi, efek samping terhadap laktasi, dan efek dari kontrasepsi

tersebut di masa depan (Saifuddin, 2006).

Metode kontrasepsi yang akan diteliti adalah suntik.

Menurut Sulistyawati (2011), metode suntik sangat efektif, aman,

dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,

kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan cocok

untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya

mengandung progestin, yaitu sebagai berikut :

a. Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA), mengandung 150

mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik

intramuskuler (di daerah bokong).

b. Cyclofem, mengandung 25 mg Medroksi Progesteron Acetat dan

5 mg Estrogen Sipinate diberikan setiap bulan (Untoro dkk,

1997).

Cara kerja dari metode kontrasepsi suntik menurut

Sulistyawati (2011) adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir

serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,

menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi, dan menghambat

transportasi gamet oleh tuba. Selain itu keuntungan dari metode ini

adalah pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mengandung

estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit

jantung dan gangguan pembekuan darah, dapat digunakan oleh

perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai menopause, membantu

Page 14: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, dan klien

tidak perlu menyimpan obat suntik.

Efektivitas dari kedua jenis kontrasepsi suntik tersebut

cukup tinggi, dengan angka keegagalan kurang dari 0,1% per 100

tahun wanita (Untoro dkk, 1997). Berdasarkan sumber yang sama,

keterbatasan dari metode ini adalah kemungkinan terlambatnya

pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian, harus

kembali ke sarana pelayanan, tidak dapat dihentikan sewaktu-

waktu sebelum suntikan berikut, dapat menyebabkan

ketidakteraturan masalah haid, dan tidak menjamin perlindungan

terhadap perlindungan terhadap penularan penyakit seksual,

hepatitis B, atau infeksi HIV.

Klien yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan

progestin adalah klien yang berada pada usia reproduksi, telah

memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang

memiliki efektivitas tinggi, menyusui dan membutuhkan

kontrasepsi yang sesuai, dan sering lupa menggunakan pil

kontrasepsi (Sulistyawati, 2011). Klien yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah klien yang

hamil, menderita karsinoma payudara, karsinoma traktus genitalia,

dan perdarahan uterus (Hartanto, 2002).

Menurut Sulistyawati (2011), waktu untuk mulai

menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah setiap saat

selama siklus haid dengan syarat tidak hamil, mulai hari pertama

sampai hari ke-7 siklus haid, pada perempuan yang tidak haid,

injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak

hamil dan selama tujuh hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual, perempuan yang menggunakan kontrasepsi

hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik.

Apabila telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya

Page 15: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

secara benar dan tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan

tanpa perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

Cara penggunaan kontrasepsi suntiknya adalah sebagai

berikut:

1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan

cara disuntik intramuscular dalam di daerah bokong. Apabila

suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi

suntikan akan lambat dan tidak bekerja secara efektif. Suntikan

diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan

Cyclofem diberikan setiap sebulan sekali.

2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibasahi oleh etil/isopropil alkohol 60-90%, biarkan kulit kering

sebelum disuntik, lalu setelah kering baru disuntik.

3) Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara.

Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Apabila terdapat

endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya

dengan menghangatkannya (Sulistyawati, 2011).

Manfaat kesehatan dari metode KB suntik ini adalah dapat

meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui, dapat

digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell,

mencegah terjadinya kanker endometrium, dan dapat melindungi

kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur

karena progestin menyebabkan serviks menebal, sehingga

mempersulit penularan infeksi dari liang sanggama atau serviks

untuk mencapai saluran telur (Untoro dkk, 1997).

2. Karakteristik Akseptor KB yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Kontrasepsi Suntik

Karakteristik adalah ciri yang membedakan suatu objek

penelitian dengan objek penelitian lainnya. Karakteristik yang dinilai

pada penelitian ini meliputi:

Page 16: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Tingkat Pengetahuan Mengenai Alat Kontrasepsi Suntik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan

didefinisikan segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang

diketahui berkenaan dengan hal. Sedangkan Notoatmodjo (2003)

mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil dari tahu setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan.

Pengetahuan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi

yang diperbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan

dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik

terhadap diri sendiri atau lingkungannya.

2. Tingkat pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pendidikan

merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Menurut Suhartono (2006), pendidikan

dalam arti luas yaitu segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung

sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan

dalam arti sempit yaitu seluruh kegiatan belajar yang direncanakan,

dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam

sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan

yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, akseptor akan digolongkan

sesuai tingkat pendidikan terakhirnya.

3. Status pekerjaan.

Menurut Nursalam (2003), pekerjaan adalah kesibukan yang

harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang, dan banyak tantangan. Pada penelitian ini akseptor akan

digolongkan menjadi akseptor yang bekerja dan tidak bekerja.

Page 17: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Tidak diteliti :

Diteliti :

C. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB baru dan

aktif dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan formal akseptor KB

baru dan aktif dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik.

3. Terdapat hubungan antara status pekerjaan akseptor KB baru dan aktif

dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik.

4. Paritas 5. Ekonomi

Faktor pendukung : a. Ketersediaan Alat KB b.Kualitas Layanan KB c. Jarak ke tempat

pelayanan

Faktor Pendorong : 1) KIE KB 2) Dukungan suami dan

keluarga

Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik

Karakteristik Akseptor: 1. Tingkat

Pengetahuan Alat Kontrasepsi Suntik

2. Tingkat Pendidikan Akseptor

3. Status Pekerjaan

Page 18: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Wilayah Gajahan Kota Surakarta.

Penelitian ini dilaksanakan selama minggu ke-1 hingga minggu ke-4 bulan

November tahun 2012.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi :

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB

baru dan aktif di Wilayah Gajahan Kota Surakarta.

2. Kriteria Inklusi dan Ekslusi :

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum setiap penelitian dari

suatu populasi suatu target dan terjangkau akan diteliti (Nursalam,

2003). Adapun kriteria inklusi sampel yang akan diteliti yaitu: a)

Akseptor yang menggunakan KB suntik dan metode lain di Wilayah

Gajahan Kota Surakarta b) Akseptor KB lain yang pindah

menggunakan KB suntik c) Akseptor KB suntik yang bersedia

menjadi responden d) Bisa membaca dan menulis e) Sedang dalam

keadaan sehat dan tidak terganggu jiwanya.

Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek

memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak dapat diikutsertakan dalam

penelitian (Nursalam, 2003). Adapun kriteria eksklusi yaitu: a)

Akseptor KB yang tidak bersedia menjadi responden b) Non

Akseptor KB.

11

Page 19: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Teknik Sampling dan Besarnya Sampel

Menurut data dari Puskesmas Gajahan, jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) hingga bulan Mei 2012 yang terdapat di Puskesmas

Gajahan adalah sebanyak 604 pasangan. Sementara itu, yang

menggunakan KB suntik adalah sejumlah 183 orang (30%).

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Simple

Random Sampling, yaitu setiap unit dasar (individu) mempunyai

kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Teknik ini

mempunyai arti penting karena merupakan dasar dari cara

pengambilan sampel yang lain. (Budiarto, 2002) .Sampel didapatkan

dengan metode random sederhana (simple random sampling) dan

besar sampel dihitung dengan rumus : n =

dimana :

n : Jumlah sampel penelitian

N : Subyek penelitian

d : Tingkat kemaknaan

Diketahui :

a. Jumlah peserta KB baru dan aktif di Puskesmas Gajahan,

N =604 peserta

b. Tingkat kemaknaan = d = 0,05

Ditanya :

Jumlah sampel penelitian (n) ?

Jawab :

n =

Page 20: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

= 85,79

» 86

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapatkan jumlah

sampel penelitian sebanyak 86 sampel dari sejumlah populasi

sebanyak 604 peserta.

Page 21: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

D. Rancangan Penelitian

Populasi : Peserta KB Baru dan Aktif di Wilayah Gajahan Surakarta

Simple Random Sampling

Sampel : Peserta KB Baru dan Aktif di Wilayah Gajahan Surakarta

Pemberian kuesioner

Tingkat Pendidikan Akseptor

Tingkat Pengetahuan Akseptor

Status Pekerjaan Akseptor

Tinggi Rendah Tinggi Rendah Bekerja Tidak Bekerja

Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik

Simpulan

Akseptor bukan KB suntik Akseptor KB suntik

Analisis Data

(Uji Chi Square)

Page 22: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

E. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel bebas: Tingkat pengetahuan akseptor, tingkat pendidikan akseptor,

dan status pekerjaan akseptor.

Variabel terikat: Pemilihan metode kontrasepsi suntik.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

a. Tingkat Pengetahuan Akseptor

Merupakan kemampuan responden dalam memahami tentang

kontrasepsi suntik. Tingkat pengetahuan diukur dengan

menggunakan kuesioner. Kemudian dijumlah skornya dan dibagi

menjadi dua kategori, rendah (0 - 10) dan tinggi (11 - 20).

Skala: Nominal

b. Tingkat Pendidikan Akseptor

Pendidikan formal terakhir akseptor KB hingga mendapat tanda

lulus. Dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni rendah (Tamat

SD/MI/Sederajat dan SMP/MTs/Sederajat) dan tinggi (Tamat

SMA/MA/Sederajat, Akademi dan Sarjana).

Skala: Nominal

c. Status Pekerjaan Akseptor

Merupakan kegiatan utama ibu dalam rangka mendapatkan

penghasilan. Dikelompokkan menjadi dua kategori, bekerja dan

tidak bekerja. Skala: Nominal

2. Variabel Terikat

a. Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik

Suatu tindakan yang dilakukan akseptor dalam memilih

kontrasepsi suntik. Dibagi menjadi dua kategori, memilih

kontrasepsi suntik dan tidak memilih kontrasepsi suntik.

Skala: Nominal

Page 23: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian

ini adalah dengan pemberian kuesioner pada responden penelitian. Data

primer yang diperoleh peneliti secara langsung dari responden dengan

menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan

kontrasepsi suntik. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden,

responden diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian kemudian

diminta menandatangani lembar persetujuan. Peneliti akan datang sendiri

ke responden yang berada di Wilayah Gajahan Surakarta dan selama

mengisi kuesioner dipantau dan dibimbing oleh peneliti, bila ada yang

tidak jelas maka dijelaskan oleh peneliti.

1. Instrumen

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang meliputi pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan

pemilihan kontrasepsi suntik. Kuesioner ini dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan tentang tingkat pengetahuan mengenai alat kontrasepsi

suntik serta data tentang variabel yang akan diteliti yaitu tingkat

pendidikan dan status pekerjaan.

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu

yaitu dengan pengujian validitas dan reabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen

Menurut Notoatmodjo (2002), validitas adalah suatu indeks

yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang

diukur. Uji validitas ini dilakukan dengan analisis butir soal yaitu

skor yang ada pada butir pertanyaan dipandang sebagai nilai x dan

skor total dipandang sebagai nilai y. Selanjutnya dihitung dengan

korelasi product moment.

Setelah diperoleh harga rxy (koefisien korelasi hitung)

hasilnya dikorelasikan dengan harga kritik product moment. Jika

Page 24: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

harga rxy > rtabel maka dapat dikatakan butir itu valid dengan α =

5%

Perhitungan validitas kuesioner dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

r : Koefisien korelasi item dengan skor total

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

N : Jumlah subjek penelitian

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner

yang disusun mampu mengukur apa yang hendak diukur.

Kuesioner tersebut selanjutnya dibagikan kepada sekelompok

individu yang memiliki kesamaan dengan sampel penelitian.

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi yaitu dengan cara

membandingkan r tabel dengan r hitung. Jika harga r hitung > r

tabel maka dapat dikatakan butir soal tersebut valid dengan α =

10%. Apabila pada uji signifikansi ada item pertanyaan yang tidak

memenuhi taraf signifikansi, pertanyaan tersebut dihilangkan,

diganti, atau direvisi. Uji coba dilakukan terhadap 30 responden di

luar responden sesungguhnya.

b. Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Notoatmodjo (2002), reliabilitas ialah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya

atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji

item pertanyaan yang telah dilakukan uji validitasnya. Data

dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach ≥ 0,60. Apabila nilai

yang diperoleh di bawah angka kritis, maka kuesioner tersebut

tidak reliabel sebagai alat ukur (Ghozali, 2006).

Page 25: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

H. Teknik dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini data yang sudah dikumpulkan langkah selanjutnya

yang diperlukan adalah mengolah data sedemikian rupa sehingga jelas

sifat-sifat yang dimiliki oleh data tersebut. Adapun langkah-langkah

pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing data

Kuesioner yang telah diisi oleh responden terlebih dahulu di-edit

untuk mengecek kebenaran data berdasarkan pengisian kuesioner.

Pada tahap editing ini peneliti melakukan pengecekan

kelengkapan data yang ada terutama dalam kelengkapan data baik

kuesioner. Editing dilakukan untuk memastikan apakah

pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh sesuai dengan isi yang

akan didapat melalui alat ukur kuesioner. Pada tahap ini editing

ini dilakukan untuk memenuhi kriteria kesahihan dengan

menggunakan uji statistik.

b. Coding

Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban

dengan kode berupa angka, sehingga memudahkan proses

pemasukan data di komputer, seperti memberi kode tingkat

pengetahuan mengenai alat kontrasepsi suntik yaitu tinggi 1 dan

rendah 0. Tingkat pendidikan yaitu tinggi 1 dan rendah 0. Status

pekerjaan yaitu bekerja 1 dan tidak bekerja 0. Menggunakan

kontrasepsi suntik mendapatkan skor 1 dan tidak menggunakan

kontrasepsi suntik mendapatkan skor 0.

c. Scoring

Pada tahap ini memberikan nilai pada data sesuai skor terhadap

item yang perlu diberikan skor seperti pengukuran pengetahuan

yaitu untuk masing-masing item pertanyaan bernilai 1 untuk yang

benar dan 0 untuk yang salah.

Page 26: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Processing

Processing adalah proses mengolah data agar dapat menganalisis.

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan

pengkodean, maka langkah pengolahan data selanjutnya adalah

memproses data agar dapat dianalisis.

e. Cleaning

Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

diproses apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan dapat terjadi

pada saat data diproses ke dalam komputer.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analitik. Analisis

deskriptif menjelaskan karakter sampel sedangkan analisis analitik

terdiri dari analisis univariat, bivariat, dan multivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-

masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat.

Melalui prosentasi dan frekuensinya. Analisis univariat untuk

menganalisis pengetahuan mengenai alat kontrasepsi suntik,

tingkat pendidikan, pekerjaan dengan pemilihan metode

kontrasepsi suntik.

b. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan hipotesis

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis bivariat

untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas pengetahuan,

pendidikan, dan pekerjaan dengan variabel terikat pemilihan

metode kontrasepsi suntik. Dengan menggunakan uji Chi Square.

Dari data statistik tersebut dapat ditetapkan:

1) Hipotesis penelitian Ha diterima dan Ho ditolak jika

dengan P value lebih kecil dari alpha 0,05.

2) Hipotesis penelitian Ha ditolak dan Ho diterima jika

dengan P value lebih besar dari alpha 0,05.

Page 27: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dapat memberikan informasi mengenai

hubungan ketiga faktor (tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan,

status pekerjaan) secara simultan dengan pemilihan kontrasepsi

suntik. Analisis ini dilakukan untuk menentukan faktor paling

dominan yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

Page 28: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian dilakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.

A. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik,

tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan pemilihan kontrasepsi suntik. Semua

variabel dinyatakan dengan skala nominal sehingga deskripsi dilakukan dalam

bentuk distribusi frekuensi.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Kontrasepsi Suntik

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 9 10,5

Tinggi 77 89,5

Total 86 100,0

Tabel 4.1 memperlihatkan pembagian responden menurut tingkat

pengetahuan tentang kontrasepsi suntik. Dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden yaitu sebanyak 77 akseptor (89,5%) memiliki tingkat pengetahuan

yang tinggi. Selebihnya yaitu sebanyak 9 akseptor (10,5%) memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah.

21

Page 29: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 24 27,9

Tinggi 62 72,1

Total 86 100,0

Tabel 4.2 memperlihatkan pembagian responden menurut tingkat

pendidikan formal. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu

sebanyak 62 akseptor (69,8%) memiliki tingkat pendidikan tinggi. Selebihnya

yaitu sebanyak 24 akseptor (19,8%) memiliki tingkat pendidikan rendah.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Status Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

Tidak Bekerja 50 58,1

Bekerja 36 41,9

Total 86 100,0

Tabel 4.3 memperlihatkan pembagian responden menurut status

pekerjaan. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 50

akseptor (58,1%) bekerja atau memiliki mata pencaharian. Selebihnya yang

tidak bekerja atau tidak memiliki mata pencaharian ada sebanyak 36 akseptor

(41,9%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemilihan Kontrasepsi Suntik

Memilih KB Suntik Frekuensi Prosentase (%)

Tidak 8 9,3

Ya 78 90,7

Total 86 100,0

Page 30: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 4.4 memperlihatkan pembagian responden menurut pemilihan

kontrasepsi suntik. Dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

78 akseptor (90,7%) memilih menggunakan kontrasepsi suntik. Selebihnya

yang tidak memilih kontrasepsi suntik ada sebanyak 8 akseptor (9,3%).

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara masing-masing faktor atau karakteristik (tingkat pengetahuan, tingkat

pendidikan, status pekerjaan) dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Kontrasepsi Suntik dengan Pemilihan Kontrasepsi Suntik

Tingkat Pengetahuan

Pemakai Kontrasepsi Suntik Uji Statistik

Frekuensi Prosentase (%) X2 p

Rendah (n=9) 6 66,7 6,880 0,009

Tinggi (n=77) 72 93,5

Pada tabel 4.5 disajikan hasil-hasil analisis bivariat hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi suntik. Diketahui bahwa

dari 9 responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah, ada 6 akseptor

(66,7%) yang memilih kontrasepsi suntik. Adapun dari 77 responden yang

memiliki tingkat pengetahuan tinggi, ada 72 akseptor (93,5%) yang memilih

kontrasepsi suntik.

Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 6,880

dengan signifikansi (p) sebesar 0,009. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel

signifikan.

Page 31: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 4.6 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pemilihan Kontrasepsi Suntik

Tingkat Pendidikan Pemakai Kontrasepsi Suntik Uji Statistik

Frekuensi Prosentase (%) X2 p

Rendah (n=24) 20 83,3 2,140 0,144

Tinggi (n=62) 58 93,5

Pada tabel 4.6 disajikan hasil-hasil analisis bivariat hubungan antara

tingkat pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi suntik. Diketahui bahwa dari

24 responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah, ada 20 akseptor

(83,3%) yang memilih kontrasepsi suntik. Dari 62 responden yang memiliki

tingkat pendidikan tinggi, ada 58 akseptor (93,5%) yang memilih kontrasepsi

suntik.

Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 2,140

dengan signifikansi (p) sebesar 0,144. Nilai p > 0,05 berarti bahwa pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel tidak

signifikan.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Status Pekerjaan dengan Pemilihan Kontrasepsi Suntik

Status Pekerjaan Pemakai Kontrasepsi Suntik Uji Statistik

Frekuensi Prosentase (%) X2 p

Tidak Bekerja (n=50) 42 84,0 6,351 0,012

Bekerja (n=36) 36 100,0

Pada tabel 4.7 disajikan hasil-hasil analisis bivariat hubungan antara

status pekerjaan dengan pemilihan kontrasepsi suntik. Diketahui bahwa dari

50 responden yang tidak bekerja, ada 42 akseptor (84,0%) yang memilih

kontrasepsi suntik. Adapun dari 36 responden yang bekerja, semuanya

(100,0%) memilih kontrasepsi suntik.

Page 32: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 6,351

dengan signifikansi (p) sebesar 0,012. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel

signifikan.

C. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dapat memberikan informasi mengenai hubungan

ketiga faktor (tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan)

secara simultan dengan pemilihan kontrasepsi suntik, atau hubungan masing-

masing faktor dengan pemilihan kontrasepsi suntik secara parsial (dengan

mempertimbangkan pengaruh faktor lain). Dalam penelitian ini analisis

multivariat dilakukan untuk menentukan faktor paling dominan yang

berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Multivariat Hubungan antara Tingkat Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, dan Status Pekerjaan dengan Pemilihan Kontrasepsi Suntik

Variabel/Faktor Uji Statistik Koefisien Chi Square Test

Wald P X2 p

Tingkat Pengetahuan 4,084 0,043

15,240 0,002 Tingkat Pendidikan 0,126 0,722

Status Pekerjaan 0,000 0,998

Pada tabel 4.8 disajikan hasil-hasil analisis multivariat hubungan

antara tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan dengan

pemilihan kontrasepsi suntik. Uji Chi Square terhadap model regresi logistik

menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 15,240 dengan signifikansi (p)

sebesar 0,002. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf kepercayaan 95% atau

tingkat signifikansi 5% hubungan simultan antara ketiga faktor dengan

pemilihan kontrasepsi suntik signifikan.

Page 33: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis univariat, pada variabel tingkat pengetahuan

dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan akseptor KB

baru dan aktif di Wilayah Gajahan sudah termasuk baik. Dengan pemahaman

yang baik mengenai kontrasepsi suntik maka terdorong oleh keunggulan atau

kelebihannya seorang akseptor akan memiliki menggunakan kontrasepsi

suntik tersebut. Meskipun begitu akseptor yang tahu baik tentang kontrasepsi

suntik tidak serta-merta pasti memiliki kontrasepsi tersebut karena sebenarnya

semua jenis kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Pemilihan jenis kontrasepsi juga ditentukan oleh karakteristik atau

kondisi akseptor.

Pada variabel penelitian yang kedua, yakni tingkat pendidikan

akseptor, distribusi pada tabel tersebut menggambarkan bahwa mayoritas

responden sudah menempuh pendidikan hingga jenjang SMA atau bahkan

perguruan tinggi, artinya tingkat pendidikan akseptor sudah cukup baik.

Tingkat pendidikan sebenarnya tidak memiliki pengaruh langsung terhadap

perilaku, tingkat pendidikan memiliki pengaruh langsung terhadap

pengetahuan yang kemudian baru berpengaruh terhadap perilaku. Di samping

itu pendidikan tinggi juga tidak menjamin seorang akseptor akan memilih

kontrasepsi suntik karena pengetahuan tentang kontrasepsi pada umumnya dan

kontrasepsi suntik khususnya tidak secara wajib diajarkan di jenjang

pendidikan formal pada umumnya melainkan hanya mungkin di perguruan

tinggi dan pada program studi tertentu di antaranya kedokteran atau kesehatan.

Namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan yang tinggi akan

mendorong tingginya kemampuan belajar (tingkat pemahaman akan sesuatu)

dan luasnya wawasan yang merupakan faktor penting terbentuknya atau

meningkatnya pengetahuan.

Status pekerjaan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui

bagaimana para akseptor mengisi waktu sehari-hari. Akseptor yang bekerja

26

Page 34: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

lebih banyak mencurahkan tenaga dan pikiran untuk pekerjaannya sehingga

waktu longgarnya pun sedikit. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan

akseptor untuk memilih suatu kontrasepsi tertentu. Sebagaimana diketahui

bahwa kontrasepsi suntik cocok untuk akseptor yang menghendaki kontrasepsi

jangka panjang dan cocok untuk akseptor yang sering lupa menggunakan pil,

maka kontrasepsi ini memang merupakan pilihan baik untuk yang bekerja.

Begitu dominannya responden yang menggunakan kontrasepsi suntik

tidaklah secara pasti menggambarkan bahwa akseptor KB baru dan aktif di

Wilayah Gajahan memang mayoritas pengguna kontrasepsi suntik.

Berdasarkan hasil analisis bivariat, terlihat bahwa proporsi pengguna

kontrasepsi suntik pada akseptor dengan tingkat pengetahuan yang tinggi lebih

besar dibandingkan pada akseptor dengan tingkat pengetahuan yang rendah.

Dengan kata lain tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik berbanding

lurus dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 6,880

dengan signifikansi (p) sebesar 0,009. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel

signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik dengan pemilihan

kontrasepsi suntik pada akseptor KB baru dan aktif di Wilayah Gajahan.

Akseptor dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih cenderung

untuk memilih kontrasepsi suntik.

Pada variabel penelitian kedua, yakni tingkat pendidikan akseptor,

terlihat bahwa proporsi pengguna kontrasepsi suntik pada akseptor dengan

tingkat pendidikan yang tinggi lebih besar dibandingkan pada akseptor dengan

tingkat pendidikan yang rendah. Dengan kata lain tingkat pendidikan

berbanding lurus dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 2,140

dengan signifikansi (p) sebesar 0,144. Nilai p > 0,05 berarti bahwa pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel tidak

signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

Page 35: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi suntik pada

akseptor KB baru dan aktif di Wilayah Gajahan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pemilihan kontrasepsi suntik pada akseptor KB baru dan aktif di Wilayah

Gajahan.

Menurut analisis bivariat pada variabel penelitian ketiga, terlihat

bahwa proporsi yang menggunakan kontrasepsi suntik pada akseptor yang

bekerja lebih besar dibandingkan pada akseptor yang tidak bekerja. Dengan

kata lain akseptor yang bekerja akan lebih cenderung memiliki kontrasepsi

suntik dibandingkan akseptor yang tidak bekerja.

Pengujian statistik menghasilkan nilai uji statistik (X2) sebesar 6,351

dengan signifikansi (p) sebesar 0,012. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pada taraf

kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% korelasi kedua variabel

signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara status pekerjaan dengan pemilihan kontrasepsi suntik pada akseptor KB

baru dan aktif di Wilayah Gajahan. Akseptor yang bekerja akan lebih

cenderung memiliki kontrasepsi suntik dibandingkan akseptor yang tidak

bekerja.

Berdasarkan analisis multivariat, besarnya efek masing-masing faktor

secara relatif dapat dilihat dari hasil uji statistik koefisien regresi. Faktor yang

paling dominan adalah faktor yang memiliki nilai uji statistik (wald) terbesar

atau nilai signifikansi (p) terkecil. Dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

memiliki nilai uji statistik (wald) terbesar yaitu 4,084 dan signifikansi (p)

terkecil yaitu 0,043. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan

pemilihan kontrasepsi suntik.

Page 36: KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF …... · Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk ... kontrasepsi suntik. 2. Untuk ... Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada para akseptor KB baru dan aktif

di Wilayah Gajahan dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas responden adalah akseptor kontrasepsi suntik (90,7%). Berdasarkan

karakteristiknya diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat

pengetahuan tinggi (89,5%), berpendidikan tinggi (72,1%), dan tidak bekerja (58,1%).

2. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik dengan

pemillihan kontrasepsi suntik.

3. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemillihan kontrasepsi

suntik.

4. Terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan pemillihan kontrasepsi suntik.

5. Tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik merupakan faktor paling dominan

yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi suntik.

B. Saran

Berkenaan dengan penelitian yang telah dilakukan maka penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan penyuluhan mengenai alat kontrasepsi untuk meningkatkan kesadaran

pasangan usia subur untuk menggunakan alat kontrasepsi.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan variabel tingkat pengetahuan mengenai

kontrasepsi suntik, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan akseptor KB baru dan

aktif terhadap pemilihan metode kontrasepsi suntik.

29