Karakteristik Akhlak Islam

16
KARAKTERISTIK AKHLAK ISLAM Sebelum menjelaskan tentang pengertian akhlak , alangkah baiknya Penulis mengulas sekilas istilah yang sering disamakan dengan akhlak yaitu budi pekerti, etika dan moral. Budi pekerti merupakan istilah netral yang mempunyai arti tuntutan sekaligus ukuran baik dan buruk perbuatan, baik menurut apa? belum bisa dijawab inilah yang disebut netral tadi.(Tafsir, 2012: 120). Etika yaitu ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran. (Ya’qub, 1983: 13). Sedangkan moral berasal dari kata bahasa latin “mores” kata jama’ dari “mos” yang berarti adat kebiasaan. Secara terminologi moral yaitu perbuatan baik dan buruk yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat. ( Saebani,2010: 30). Dari ulasan singkat tentang budi pekerti, etika, moral jelas bahwa budi pekerti adalah kata netral yang menunjukan baik dan buruk, bila baik buruk itu berdasarkan akal maka budi pekerti etika dan bila baik buruk didasarkan dengan kesepakatan masyarakat maka budi pekerti moral. Lalu bagaimana dengan akhlak?, inilah yang akan dibahas oleh Penulis. Kata “ لاقْ خَ اberasal dari bahasa arab jama’ dari kata “ قُ لُ خٌ yang berarti budi pekerti, perangi, tingkah laku atau tabiat, tata karma, sopan santun, adab dan tindakan. ( Saebani, 2010: 13). Sedangkan pengertian secara termonologi, akhlak yaitu budi

Transcript of Karakteristik Akhlak Islam

Page 1: Karakteristik Akhlak Islam

KARAKTERISTIK AKHLAK ISLAM

Sebelum menjelaskan tentang pengertian akhlak , alangkah

baiknya Penulis mengulas sekilas istilah yang sering disamakan

dengan akhlak yaitu budi pekerti, etika dan moral.

Budi pekerti merupakan istilah netral yang mempunyai arti

tuntutan sekaligus ukuran baik dan buruk perbuatan, baik

menurut apa? belum bisa dijawab inilah yang disebut netral tadi.

(Tafsir, 2012: 120). Etika yaitu ilmu yang menyelidiki mana yang

baik dan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia

sejauh yang diketahui oleh akal pikiran. (Ya’qub, 1983: 13).

Sedangkan moral berasal dari kata bahasa latin “mores” kata

jama’ dari “mos” yang berarti adat kebiasaan. Secara terminologi

moral yaitu perbuatan baik dan buruk yang didasarkan pada

kesepakatan masyarakat. ( Saebani,2010: 30).

Dari ulasan singkat tentang budi pekerti, etika, moral jelas

bahwa budi pekerti adalah kata netral yang menunjukan baik dan

buruk, bila baik buruk itu berdasarkan akal maka budi pekerti

etika dan bila baik buruk didasarkan dengan kesepakatan

masyarakat maka budi pekerti moral. Lalu bagaimana dengan

akhlak?, inilah yang akan dibahas oleh Penulis.

Kata “َا5ْخ3الق ” berasal dari bahasa arab jama’ dari kata “ُل8ق ٌْخ8 ”

yang berarti budi pekerti, perangi, tingkah laku atau tabiat, tata

karma, sopan santun, adab dan tindakan. ( Saebani, 2010: 13).

Sedangkan pengertian secara termonologi, akhlak yaitu budi

pekerti yang ditentukan oleh agama. ( Tafsir, 2012: 121). Imam

ghozali ( Dzatnika, 1996: 27) berpendapat akhlak yaitu suatu sifat

yang tetap pada jiwa yang padanya timbul perbuatan-perbuatan

dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran.

Sedangkakan Ahmad Amin ( Dzatnika, 1996: 27) mendefinisikan

akhlak yaitu membiasakan kehendak. Dari pengertian Ahmad

Page 2: Karakteristik Akhlak Islam

Amin dan Ghozali sesuatu menjadi akhlak apabila perbuatan-

perbuatan baik atau buruk dilakukan dengan diulang-ulang

sehingga pada waktu mengerjakan perbuatan tersebut menjadi

kebiasaan dan tidak menimbulkan pemikiran lagi.

Uraian dia atas menjelaskan bahwa akhlak merupakan budi

pekerti yang berdasarkan agama Islam yakni al-Qur’an dan hadits

berbeda dengan etika dan moral bahkan dengan akhlak yang ada

dalam agama samawi lainnya yaitu Yahudi dan Nasroni.

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud ( 2004: 19) akhlak islam

berbeda dengan akhlak agama samawi lainnya yaitu Yahudi dan

Nasrani. Dalam yahudi akhlak lebih memperhatikan terhadap

kehidupan dunia. Sebagian besar konsentrasi mereka (yahudi)

dicurahkan kepada kehidupan dunia fana ini, sedangkan

kehidupan yang kekal mereka hanya sedikit perhatian dan

larangan-larang mereka hanya berlaku kepada kerabat,

sebagaimana tercantum dalam perjanjian lama, kitab

keluaran:19/5 yang berbunyi:

“ Hormatilah ayah dan ibumu agar kehidupan yang diberikan

Tuhanmu di bumi ini berlangsung lama, jangan sampai

membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan menjadi saksi

palsu atas tuntutan yang yang ditujukan kepada kerabatmu,

jangan pula kau menginginkan rumah, istri, hamba laki-laki, sapi,

keledai, dan sedikitpun dari milik kerabatmu.”

Menurut Mahmud ( 2004: 20) akhlak dalam agama Nasroni

yang berasal dari Tuhan tetapi Agama Masehi ini lebih

memperhatikan kehidupan akhirat, sehingga kehidupan dunia

terabaikan sebagaimana tercantum dalam injil Matius: 4/3:

“beruntunglah orang-orang yang penyayang kerena mereka

menyayangi. Beruntunglah orang-orang yang hatinya suci kerena

mereka menyaksikan Allah…...kalian bahwasannya ada yang

berkata ‘ Mata dibalas dengan mata, gigi dibalas dengan gigi’

akan tetapi Aku berkata’ janganlah kalian balas kejahatan akan

Page 3: Karakteristik Akhlak Islam

tetapi jika seseorang menampar pipi kananmu maka berikanlah

pipi kirimu….” Kalau begitu apa karakteristik akhlak islam?

Maka Penulis akan mengulas tentang karakteristik akhlak islam.

Akhlak Islam mempunyai karakter adalah al-qur’an dan hadits

sebagai sumbernya, kedudukan akal, motivasi iman, mata rantai

akhlak, tujuan luhur akhlak. ( Ya’qub, 1983: 50).

a.       Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber akhlak islam

Al-Qur’an dan hadits sebgai sumber hokum bagi umat islam baik

dalam aqidah, ibadah dan juga dalam akhlak. Sehingga Al-Qur’an

dan hadits sebagai pedoman bagi umat islam, Allh berfirman

dalam surat al-Maidah ayat 15-16:

“ Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul

Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu

sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan

kitab yang menerangkan”.

“Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang

mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan

kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap

gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya,

dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.

Sedangkan hadits sebagai pedoman kedua untuk umat islam

sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Hasr ayat 7 :

“……Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka

tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Amat keras hukumannya”.

Dan Allah berfirman dalam surat al-ahzab ayat 21 :

“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut

Allah”.

Page 4: Karakteristik Akhlak Islam

Jika telah jelas bahwa Al-Qur’an dan Sunah Rosul adalah

pedoman hidup yang menjadi dasar bagi setiap muslim, maka

teranglah keduannya merupakan sumber akhlak dalam Islam.

b.      Kedudukan Akal dan Naluri

Hamzah Ya’qub (1983: 51) berpendapat bahwa etika yang

menjadikan akal dan naluri sebagai dasar penentuan baik dan

buruk, maka ajaran akhlak Islam berpendirian sebagai berikut:

1). Akal dan naluri sebagai anugrah dari Allah

2). Akal pikiran manusia terbatas sehingga tidak bisa memecahkan

semua masalah sebagaiman Allah berfirman:

“ dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh

itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi

pengetahuan melainkan sedikit".(Q.S. 17 al-Isra: 85).

3). Naluri manusia harus mendapatkan pengarahan dari petunjuk

Allah yang dijelaskan dalam al-qur’an. Jika tidak naluri akan salah

dalam penyalurannya.

c.       Motivasi Iman

Dalam islam setiap perbuatan motivasi dalam perbuatan adalah

aqidah, iman yang terpatri dalam hati. Iman itulah yang membuat

seorang muslim ikhlas, mau bekerja (beramal). Keras bahkan rela

berkorban. Iman itulah yang menjadi pendorong dalamk

perbuatan. Nabi bersabda

“ sekali-kali tidaklah seorang mu’min akan merasa kenyang

(puas) mengerjakan kebaikan, menjelang puncaknya memasuki

surga” ( H.R. Tirmidzi).

d.      Mata Rantai Akhlak

Dengan motivasi iman, maka terdoronglah seorang mu’min

mengerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya menurut

kemampuannya. Dalam memanivestasikan iman tersebut

terdapat “mata rantai” yang berkaitan dalam realisasinya, yakni

niat (keikhlasan) dalam hati, dan pembuktian dengan amal yang

Page 5: Karakteristik Akhlak Islam

dilaksanakan oleh anggota tubuh ( Ya’qub, 1983: 53). Nabi

bersabda:

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada

niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai

dengan niatnya. ( Mutafaq ‘alaihi).

Dengan perkataan lain bahwa hanyalah perbuatan yang disertai

niat, yang dapat dietrima dan dipertanggungjawabkan. Amal

tanpa niat tidak mendapatkan penilaian dalam pandangan Islam (

Ya’qub, 1983: 53).

e.       Tujuan Luhur Akhlak

Dalam dua iftitah solat kita selalu mengucapkan sesungguhnya

solat ku, dan hidupku, hidup, mati semua semata-mata

dipersembahkan hanya kepada Allah. Tujuan yang akan dicapai

oleh seorang mu’min beraakhlak adalah untuk mencapai ridha

Allah. Sebagaimana Allah berfirman:

“ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati

yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah

hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Q.S. 89: 27-

30).

DAFTAR PUSTAKAMahmud A. Ali 2004     akhlak mulia, jakarta Gema insaniSaebani A. Beni 2010    Ilmu akhlak, Bandung Pustaka setiaTafsir Ahamad    2010   Filsafat pendidikan islami, Bandung RosdaYa'qubHamzah    1983  Etika Islam, Bandung Diponegoro 

Karakteristik Akhlak Islam

Page 6: Karakteristik Akhlak Islam

Oleh Dudi Mubarok, M.Ag.

Pengantar  Akhlak mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam agama Islam. Setiap aspek ajaran Islam selalu berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak. Ibadah yang disyariatkan Islam bukanlah suatu jenis ritual yang kering dan hanya mengaitkan manusia kepada satu wujud transendental serta membebaninya dengan serangkaian ritus agama yang hampa makna. Tetapi, hal itu merupakan suatu bentuk “exercise” (latihan) untuk mengkondisikan manusia agar hidup dalam suasana penuh keluhuran budi (akhlak) dalam kondisi apapun.

  Misi utama Rasulullah di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak, tepat sekali jawaban Aisyah r.a. atas pertanyaan mengenai akhlak Rasulullah, yaitu: “Akhlak Nabi Muhammad saw. adalah Alquran”. Jawaban yang ringkas dan sarat makna ini menunjukkan Alquran telah menyatu dalam diri Nabi dan menjadi paradigma dalam totalitas perilaku kesehariannya, sehingga Allah memposisikan Nabi tidak hanya sebagai pembawa risalah langit, tetapi sekaligus sebagai “uswatun hasanah”   Realitas sosial sebelum “bi’tsah” Nabi telah melahirkan nilai-nilai moral yang sudah berakar dan tertancap kuat di tengah-tengah masyarakat Arab. Kehadiran misi Nabi tidak serta merta mengeliminirnya, bahkan dalam batas-batas tertentu, Nabi mengakomodasi dan menjadikannya sebagai bagian integral ajaran Islam.  Substansi misi suci Nabi terkait erat dengan semangat “rabbaniyah dan insaniyah” yaitu pola hubungan antara dimensi vertikal (hablum min Allah) dan dimensi horizontal (hablum min An-Naas). Jika pola hubungan ini cukup kuat dan sejati, maka akan memancar pelbagai bentuk relasi pergaulan manusia yang berbudi luhur. Dari semangat rabbaniyyah dan insaniyyah ini. Nabi membangun masyarakat madani yang bercirikan kuat dan berorientasi kepada nilai-nilai luhur (akhlaq al-karimah). Oleh karena itu, suatu tatanan masyarakat yang sehat dan berkualitas akan terwujud bila  akhlak menjadi mainstream dan terefleksikan dalam perilaku keseharian.

Karakteristik Akhlak  Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Alquran dan Sunnah, mengandung muatan universalistik dan partikularistik. Muatan universalistik merupakan “common platform”(titik persamaan) nilai-nilai moral lain yang ada di dunia, sedangkan muatan partikularistik menunjukkan cirri khas dan karakteristik akhlak Islam yang berbeda dengan yang lainnya. Ciri khas dan karakteristik akhlak Islam itu meliputi:1) Akhlak RabbaniyahAkhlak rabbaniyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Ilahi merupakan “reference source” (sumber rujukan) ajaran akhlak. Hal ini tidak berarti mengandung kontradiksi dengan pendapat akal sehat, karena kebaikan yang diajarkan oleh wahyu adalah kebaikan menurut

Page 7: Karakteristik Akhlak Islam

akal dan yang diajarkan sebagai keburukan menurut wahyu adalah keburukan menurut akal.2) Akhlak InsaniyahAkhlak insaniyah mengandung pengertian bahwa tuntutan fitrah dan eksistensi manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran akhlak. Kecenderungan manusia kepada hal-hal yang positif dan ketetapan akal tentang kebaikan, secara langsung akan terpenuhi dan bertemu dengan kebaikan ajaran akhlak. Orientasi akhlak insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai nlai-nilai kemanusiaan secara umum, tetapi juga mencakup kepada perikemakhlukan, dalam pengertian menanamkan rasa cinta terhadap semua makhluk Allah.3) Akhlak Jami’iyahAkhlak jami’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalamnya sesuai dengan kemanusiaan yang universal, kebaikannya untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat, mencakup semua aspek kehidupan baik yang berdimensi vertikal maupun yang berdimensi horisontal.4) Akhlak WasithiyahAkhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan keseimbangan (tawassuth) antara dua sisi yang berlawanan, seperti keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat, dan seterusnya.Allah swt. dalam firman-Nya mengilustrasikan tentang dua kelompok manusia yang memiliki sifat saling berlawanan. Kelompok pertama hanya memprioritaskan kehidupan dunianya, dengan sekuat tenaga berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan membunuh kesadarannya akan kehidupan akhirat. Sedangkan kelompok yang kedua berusaha menyeimbangkan kepentingan hidupnya di dunia dan di akhirat serta merasa takut akan siksa neraka. Kelompok pertama akan mendapatkan keinginan-keinginan duniawinya, namun di akhirat tidak mendapatkan apa-apa, sedangkan kelompok yang kedua benar-benar akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.5) Akhlak Waqi’iyahAkhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia didasari oleh suatu kenyataan, bahwasanya manusia itu di samping memiliki kualitas-kualitas unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah berikut memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. 91:7-8)  Ayat di atas memberikan pemahaman bahwasanya manusia memiliki dua potensi yang berhadapan secara diametral. Satu potensi menunjukkan kualitas insaniyah dan yang satunya lagi manunjukkan kelemahan.  Dalam ayat lain terdapat sebuah ilustrasi, bahwasanya kondisi realitas menjustifikasi untuk melakukan sesuatu yang tadinya terlarang. “Barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. 2:173)  Dengan memahami karakteristik akhlak Islam ini, mudah-mudah kita terpacu untuk mewujudkan akhlak Islam di pentas kehidupan sehingga harmoni tercipta di muka bumi.

KARAKTERISTIK DAN RUANG LINGKUP AKHLAK

Page 8: Karakteristik Akhlak Islam

I.                   PENDAHULUAN

Akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam

jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berapa perbuatan baik yang disebut

akhlak yang mulia dan perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela.

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,

sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat

tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir

batinnya sedangkan apabila akhlaknya rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.1[1]

Akhlak Islami memiliki sejumlah karakteristik atau ciri khusus serta luas ruang

lingkupnya meliputi akhlak kepada Allah, Rasul, Lingkungan dan lain-lain.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai karakteristik dan ruang lingkup akhlak.

II.                RUMUSAN MASALAH

A.  Apa Sajakah karakteristik akhlak islami?

B.  Apa Sajakah ruang lingkup akhlak?

III.             PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Akhlak Islami

Pada hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa

dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara

spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak mempunyai

beberapa karakteristik atau ciri khas yaitu :

1.                            Bersifat umum dan terperinci.

Di dalam al-Qur’an ada materi akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang

mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara

umum; berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan.

Sedangkan dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk

saling mencela dan memanggil dengan gelar yang buruk.

2.                            Manusiawi

1[1] Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an, (Jakarta : Amzah, 2007), hlm.1

Page 9: Karakteristik Akhlak Islam

Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia.

Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq

dalam Islam. Ajaran ini diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam

arti hakiki bukan kebahagiaan semu.

3.                            Universal

Maksudnya bahwa ruang lingkup akhlak itu luas sekali, yakni mencakup semua

tindakan manusia baik tentang dirinya maupun orang lain atau yang bersifat pribadi,

kemasyarakatan ataupun negara. Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu

meliputi segenap aspek kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut

semua interaksi manusia dengan semua aspek kehidupan.2[2]

4.    Keseimbangan

Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan

manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan

manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut

pandangan Islam memiliki 2 kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan

akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan

kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan hidup

bahagia di dunia dan akhirat secara berimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi

harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.

5.                            Realistik

Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun

manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-

makhluk lain tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan

manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-

kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran.

Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan

untuk memperbaiki diri dengan bertaubat.3[3]

6.                            Akhlak sebagai buah dari iman.

2[2] Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Peradaban Muslim, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya), hlm. 99

3[3] Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : LPPI, 2007), hlm. 12-14

Page 10: Karakteristik Akhlak Islam

7.    Akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan. Islam tidak mengizinkan mancapai

tujuan, walaupun baik dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat. Karena hal

tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.4[4]

B.     Ruang Lingkup

Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi :

1.      Akhlak terhadap Allah

a. Mengabdi hanya kepada Allah

Bertaqwa dan mengabdi hanya kepada Allah, tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa

pun dalam bentuk apa pun, serta dalam keadaan situasi dan kondisi yang bagaimanapun.

Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka

menyembah kepada-Ku”.(QS. Adz-Dzariyat: 56).

b. Tunduk dan patuh kepada Allah

Artinya: “Taatlah kepada (perintah) Allah dan (perintah) Rasul-Nya supaya kalian mendapat rahmat”.(QS. Ali ‘Imran: 132(

c. Tawakkal

Artinya: “Yang apabila terjadi terhadap mereka satu kesusahan, mereka berkata; sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali”. (QS. Al-Baqarah: 15)d. Bersyukur kepada Allah

Artinya: “Dan (ingatlah), tatkala Tuhan kamu memberitahu; jika kamu berterima kasih, niscaya Aku tambah nikmat bagi kamu, apabila kamu tidak bersyukur, maka adzab-Ku itu sangat pedih”.(QS. Ibrahim: 6-7)

e. Penuh harap kepada Allah

Artinya: “Sesungguhnya ummat yang beriman dan berhijrah serta bekerja keras (berhijrah) di jalan Allah, mereka itu (ummat yang) berharap rahmad Allah; dan Allah itu Pengampun, Penyayang”.(Al-Baqarah: 218)

f. Ikhlas menerima keputusan Allah

Artinya: “Dan alangkah baik jika mereka ridha dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada mereka, sambil mereka berkata: cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya akan member kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai Allah”.(QS. At-Taubah: 59)5[5]

g. Tadlarru’ dan khusyu’

Artinya: “Beruntunglah orang-orang yang beriman. Mereka yang khhusyu’ dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 1-2)

4[4] http://abidponorogo.wordpress.com/2010/01/08/akhlak/7

5[5] Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri

Remaja, 1986), hlm. 23-27

Page 11: Karakteristik Akhlak Islam

“Bermohonlah kepada Tuhan kalian dengan rendah hati dan dengan rahasia (suara hati). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas”.(QS. Az-Zumar: 53)

h. Husnud-dhan

Artinya: “Janganlah mati salah seorang dari kalian, melainkan dalam keadaan baik sangka kepada Allah”.(H.R. Muslim)

i.     Taubat dan istighfar

Artinya: “Hai orang-orang beriman! Hendaklah kalian benar-benar taubat kepada Allah, agar segala dosa kalian diampuni dan kalian dimasukkan ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”.(QS. At-Tahrim: 8)6[6]

2.      Akhlak terhadap Makhluk

a.       Akhlak kepada Manusia

1)      Rasulullah meliputi mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya,

menjadikan Rasulullah sebagai idola dalam hidup dan kehidupan, menjalankan apa yang

diperintah dan menjauhi larangannya.

2)      Akhlak terhadap orang tua meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya,

merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih sayang, berkomunikasi dengan orang

tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada keduanya

sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang

atau kedua-duanya telah meninggal dunia.

3)      Akhlak terhadap diri sendiri meliputi : Memelihara kesucian diri, baik jasmaniah maupun

rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah ilmu pengetahuan,

Membina disiplin pribadi7[7], Pemaaf dan memohon maaf, Sikap sederhana dan jujur dan

Menghindari perbuatan tercela.8[8]

4)      Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat, antara lain : saling membina rasa cinta dan

kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh

hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan memelihara

hubungan silaturrahim.

6[6] Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah, (Bandung: CV. Diponegoro,

1988), hlm. 142-145

7 [7] Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah, hlm. 138-140

8[8] Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Seri

Remaja, 1986), hlm. 69-70

Page 12: Karakteristik Akhlak Islam

5)      Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling bantu diwaktu senang

lebih-lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat menghormati, saling

menghindari pertengkaran dan permusuhan.

6)      Akhlak terhadap masyarakat, meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong dalam melakukan kebajikan

dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuik dirin sendiri berbuat baik dan

mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain melakukan perbuiatan jahat dan munkar dan

bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.

b.      Akhlak kepada bukan manusia atau lingkungan hidup antara lain : sadar dan memelihara

kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati,

fauna dan flora yang sengaja diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk

lainnya, sayang pada sesame makhluk.9[9]

IV.          KESIMPULAN

A.  Karakteristik atau ciri khas akhlak yaitu : umum dan terperinci, manusiawi, universal,

keseimbangan, realistik, akhlak sebagai buah dari iman dan akhlak menjaga konsistensi

antara cara dan tujuan

B.  Ruang lingkup ilmu akhlak meliputi : Akhlak terhadap Allah, Akhlak terhadap makhluk yang

meliputi manusia dan bukan manusia. Yang termasuk manusia yaitu: Akhlak terhadap

Rasulullah (Nabi Muhammad), Akhlak terhadap orang tua, diri sendiri, keluarga, Akhlak

terhadap tetangga dan akhlak terhadap masyarakat. Sedangkan Akhlak yang bukan manusia

atau lingkungan hidup.

V.                PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari dalam pembuatan

makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran

yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan

berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin....

9[9] Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Rajawalin Press, 2008), hlm.357-359