KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly...

45
KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY ASH DAN BOTTOM ASH) UNTUK PEMANFAATAN DALAM BIDANG PERTANIAN MELISA DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly...

Page 1: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY ASH

DAN BOTTOM ASH) UNTUK PEMANFAATAN

DALAM BIDANG PERTANIAN

MELISA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan
Page 3: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

PERNYATAAN MENGENAI SRIKPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Karakterisasi Limbah

Abu Batubara (Fly Ash dan Bottom Ash) untuk Pemanfaatan dalam Bidang

Pertanian” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Melisa

A14090013

Page 4: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

ABSTRAK

MELISA. Karakterisasi Limbah Abu Batubara (Fly Ash dan Bottom Ash) untuk

Pemanfaatan dalam Bidang Pertanian. Dibimbing oleh BASUKI SUMAWINATA

dan DARMAWAN.

Penggunaan batubara sebagai bahan bakar akan menghasilkan limbah

padat berupa abu terbang dan abu dasar (fly ash dan bottom ash) yang belum

banyak dimanfaatkan khususnya dalam bidang pertanian. Hal ini dikarenakan

menurut Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999, limbah abu batubara

diklasifikasikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Tujuan

penelitian ini adalah melakukan pengujian karakteristik limbah abu batubara dari

2 sumber yang berbeda, sebagai dasar pengembangan pemanfaatannya bagi sektor

pertanian. Pengujian karakteristik limbah abu batubara dilakukan melalui

beberapa analisis kimia yaitu analisis kimia total, analisis kandungan logam

melalui uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Prosedure) yang mengacu

pada USEPA (1992), pengukuran pH (H2O 1:5), dan uji kelarutan unsur hara

makro dan mikro. Dari kimia total terlihat bahwa fly ash dan bottom ash

mengandung beberapa unsur hara sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pembenah tanah. Selain itu fly ash dan bottom ash juga mengandung beberapa

unsur logam seperti Pb, Cd, Cu, Zn, Cr, dan Hg. Akan tetapi, Hasil uji TCLP

logam membuktikan bahwa fly ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh dan PT. Pupuk

Kaltim memiliki konsentrasi logam lebih rendah dari nilai baku mutu TCLP zat

pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik sifat racun yang ditetapkan

oleh USEPA (1992) maupun yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 85

Tahun 1999. Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa limbah abu batubara dari

PLTU Nagan Raya, Aceh bersifat basa, dengan nilai pH fly ash dan bottom ash

secara berturut-turut adalah 8.9 dan 8.0. Sedangkan nilai pH fly ash dari PT.

Pupuk Kaltim sebesar 5.1. Dari hasil uji kelarutan secara umum terlihat bahwa

unsur Ca dan Mg merupakan unsur yang terlarut dalam jumlah yang relatif besar

kemudian disusul oleh K, Na, Fe dan Mn. Hasil uji kelarutan juga menunjukkan

bahwa Cu, Zn, Pb dan Cd juga terlarut dalam konsentrasi yang rendah.

Kata kunci : abu dasar, abu terbang, uji TCLP

Page 5: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

ABSTRACT

MELISA. Characterization of Coal Ash Waste (Fly Ash and Bottom Ash) for

Utilization in Agricultural Sector. Supervised by BASUKI SUMAWINATA and

DARMAWAN.

The use of coal as a fuel would produce solid waste such as fly ash and

bottom ash which haven’t been widely used especially in agricultural sector. This

is because government regulation No. 85th

(1999), coal ash waste classified as

hazardous waste. The objective of this research was to study the characteristic of

coal ash waste from two different sources, as the basis for the utilization for

agricultural sector development. The characteristic test of coal ash waste done

through with several chemical analysis namely total chemical analysis, analysis of

heavy metals content by TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Prosedure)

which refers to the USEPA (1992), pH (H20 1:5), and solubility of macro and

micro nutrients. The total chemical showed that fly ash and bottom ash contain

several nutrients so that it could be used as an amelioran. In addition fly ash and

bottom ash also contain Pb, Cd, Cu, Zn, Cr, and Hg. However, TCLP test showed

that the heavy metal content of fly ash from PLTU Nagan Raya and PT. Pupuk

Kaltim were lower than the standard of TCLP according to USEPA (1992) and

government regulation No. 85th (1999). The result of the pH measurement showed

that the coal ash from the PLTU Nagan Raya, Aceh was alkaline in that pH value

of fly ash and bottom ash were 8.9 and 8.0 respectively. While the pH value of fly

ash from PT. Kaltim was 5.1. The results of the solubility test generally showed

that the Ca and Mg elements were higher than that of K, Na, Fe and Mn.

Moreover, there were other elements including Cu, Zn, Pb and Cd found in low

concentration.

Keywords : bottom ash, fly ash, TCLP test

Page 6: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan
Page 7: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY ASH

DAN BOTTOM ASH) UNTUK PEMANFAATAN

DALAM BIDANG PERTANIAN

MELISA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan
Page 9: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

Judul Skripsi : Karakterisasi Limbah Abu Batubara (Fly Ash dan Bottom Ash)

untuk Pemanfaatan dalam Bidang Pertanian

Nama : Melisa

NIM : A14090013

Disetujui oleh

Dr Ir Basuki Sumawinata, MAgr.

Pembimbing I

Dr Ir Darmawan, MSc.

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus, MSc.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

Judul Skripsi : Karakterisasi Limbah Abu Batubara (Fly Ash dan Bottom Ash) untuk Pemanfaatan dalam Bidang Pertanian

Nama : Melisa NIM : A14090013

Disetujui oleh

r Ir BasU'Ki Sumawinata, MAgr. Dr Ir Dannawan, MSc. Pembimbing I Pembimbing II

a Barus MSc.

Tanggal Lulus: 1 0 FE.B 2014

Page 11: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan
Page 12: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Karakterisasi Limbah Abu Batubara (Fly Ash

dan Bottom Ash) untuk Pemanfaatan dalam Bidang Pertanian” ini merupakan

hasil penelitian sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi Sarjana Pertanian di

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Basuki Sumawinata, MAgr. dan

Dr Ir Darmawan, MSc. selaku pembimbing, serta kepada Dr Ir Suwardi, MAgr.

selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritik serta arahan dalam

penulisan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua

dan seluruh keluarga atas doa dan kasih sayang serta dukungan yang tiada

hentinya diberikan kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada

para staf laboratorium dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu

atas dukungan, semangat, dan kerjasamanya selama menempuh kuliah di

Departemen Ilmu Tanah dan sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB. Di

samping itu, terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis

selama penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya.

Bogor, Januari 2014

Melisa

Page 13: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iii

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................................. 1

Tujuan Penelitian.............................................................................................. 2

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 3

Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 3

Bahan ............................................................................................................... 3

Alat .................................................................................................................. 3

Metode Penelitian ............................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 6

Kimia Total Fly Ash dan Bottom Ash ................................................................ 6

Uji TCLP ......................................................................................................... 7

pH dan Kelarutan Unsur Hara ........................................................................... 8

KESIMPULAN.................................................................................................. 10

REKOMENDASI PEMANFAATAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH ............... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

LAMPIRAN ...................................................................................................... 12

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 30

Page 14: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

DAFTAR TABEL

1. Hasil Analisis Kimia Total Fly Ash dan Bottom Ash .................................. 6

2. Hasil Uji TCLP Logam .............................................................................. 8 3. Kelarutan Unsur Hara Makro dan Mikro dengan Menggunakan

Berbagai Macam Pengekstrak .................................................................... 9

DAFTAR GAMBAR

1. (a) Fly Ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh, (b) Bottom Ash dari

PLTU Nagan Raya, Aceh , (c) Fly Ash dari PT. Pupuk Kaltim ................. 3

DAFTAR LAMPIRAN

1. Metode Uji TCLP Logam ........................................................................ 12

2. Sertifikat Hasil Uji TCLP Logam ............................................................ 29

Page 15: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan
Page 16: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan energi yang semakin meningkat dan diiringi dengan kenaikan

harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta gas menuntut kita segera beralih ke

sumber yang lebih murah dan banyak tersedia di Indonesia. Salah satunya ialah

batubara yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi

dalam bidang industri seperti PLTU, industri pupuk, semen, tekstil, dan lain-lain.

Penggunaan batubara sebagai bahan bakar akan menghasilkan limbah

padat berupa abu terbang dan abu dasar (fly ash dan bottom ash). Banyaknya

limbah abu batubara yang dihasilkan oleh industri-industri besar dari tahun ke

tahun tidak seiring dengan cara penanganannya yang masih terbatas pada

penimbunan di suatu luasan lahan (landfill) atau bahkan terbuang begitu saja.

Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa limbah abu batubara

mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman seperti

K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn dan Mn, sehingga sangat berpotensi untuk digunakan

sebagai bahan pembenah tanah. Penelitian Iskandar et al. (2008), menyatakan

bahwa pemberian abu terbang pada tanah gambut meningkatkan kandungan P dan

kation basa seperti K, Na, Ca dan Mg. Selain itu, Mahale et al. (2012) melakukan

penelitian tentang penggunaan fly ash sebagai campuran dalam media tanam yang

dilakukan didalam pot dengan perbandingan 10-60% (b/b) pada tanaman Triticum

aestivum, Vigna radiata, dan Vigna mungo yang hasilnya menunjukkan bahwa

aplikasi fly ash dapat meningkatkan tingkat perkecambahan biji dan akumulasi

Cd, Cu , Fe, Mn , Mg, Ni , Pb , dan Zn dalam tanaman yang diteliti hanya terjadi

pada konsentrasi yang sangat rendah dan di bawah batas yang diperbolehkan

untuk konsumsi manusia. Menurut Jala dan Goyal (2006), dalam hubungannya

dengan pupuk organik dan inokulan mikroba, fly ash dapat meningkatkan

produksi biomassa tanaman pada tanah kritis. Menurut Haynes (2009), abu

terbang dapat digunakan untuk tujuan pengapuran karena mengandung CaO dan

MgO. Kemampuan pengapuran atau daya netralisasi dari abu terbang mempunyai

variasi yang besar tergantung pada sumber abu dan proses pelapukan. Daya

netralisasi abu terbang berkorelasi negatif dengan kandungan Fe dan si dan

berkorelasi positif dengan Ca dan Mg. Daya netralisasi dari abu terbang kelas C

(mengandung CaO>15%) lebih besar dari daya netralisasi abu terbang kelas F

(mengandung CaO<10%). Oleh sebab itu meskipun abu terbang kelas F

menunjukkan pH yang tinggi, tetapi daya netralisasinya ketika kontak dengan

tanah akan lebih rendah karena rendahnya kandungan CaO. Daya netralisasi abu

terbang equivalen 20-30% CaCO3. Menurut Haering dan Daniels (1991), banyak

peneliti telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai

bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

perubahan lainnya, sangat sulit untuk menumbuhkan tanaman pada lahan bekas

tambang yang teksturnya cenderung kasar dengan tingkat kesuburan tanah rendah

dan sering bersifat sangat asam. Fly ash sangat cocok untuk digunakan karena

dapat meningkatkan Water Holding Capacity (WHC) dan agregasi, mampu

menetralkan asam pada tanah, dan mensuplai unsur mikro esensial untuk

Page 17: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

2 2

pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, penggunaan fly ash harus secara hati-hati

untuk menghindari terjadinya bioakumulasi dan pencucian unsur logam.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut di atas

terlihat bahwa limbah abu batubara sangat berpotensi untuk dimanfaatkan

khususnya dalam bidang pertanian. Akan tetapi, sampai saat ini pemanfaatan

limbah abu batubara terutama dalam bidang pertanian terkendala oleh

kekhawatiran tentang kemungkinan abu tersebut mengandung limbah B3. Hal ini

menyebabkan sampai saat ini upaya pemanfaatan limbah ini masih sangat jarang.

Sebetulnya berdasarkan peraturan yang ada yaitu Peraturan Pemerintah No. 85

Tahun 1999, limbah abu batubara diklasifikasikan sebagai limbah B3 jika limbah

tersebut melebihi ambang batas hasil uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching

Prosedure). Sehingga jika limbah ini lolos uji TCLP maka tidak ada halangan

untuk memanfaatkannya di bidang pertanian.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian karakteristik limbah abu

batubara dari 2 sumber yang berbeda, sebagai dasar pengembangan

pemanfaatannya bagi sektor pertanian.

Page 18: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

3

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Limbah abu batubara yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

PLTU Nagan Raya, Aceh dan PT. Pupuk Kaltim. Analisis kimia limbah abu

batubara dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lahan IPB, Laboratorium Pusat Survei Geologi (Geology Laboratories),

Laboratorium PT. Holcim Indonesia, dan Laboratorium Pusarpedal (Pusat Sarana

Pengendalian Dampak Lingkungan). Penelitian berlangsung dari bulan Februari

hingga November 2013.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan fly ash dan

bottom ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh; bahan fly ash dari PT. Pupuk Kaltim;

HCl 0,025N dan 0,1N; DTPA (diethylene triamine penta acetic acid) 0,005 M;

asam sitrat (2%); asam asetat glasial; NaOH 1N; aquadest dan dan bahan-bahan

kimia lainnya.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan

laboratorium baik untuk keperluan ekstraksi maupun pengukuran. Alat-alat

tersebut terdiri dari oven, tanur, timbangan, pH meter, rotary agitation apparatus,

(a) (b)

(c)

Gambar 1 (a) Fly Ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh, (b) Bottom Ash dari PLTU

Nagan Raya, Aceh , (c) Fly Ash dari PT. Pupuk Kaltim

Page 19: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

4 4

AAS (Atomic Absorption Spectrometer), flamephotometer, XRF (X-Ray

Fluorescence)-Spectrometry, berbagai peralatan gelas dan lain-lain.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan seperti dibawah ini :

Analisis Sifat Kimia Fly Ash dan Bottom Ash

Analisis sifat kimia fly ash dan bottom ash meliputi : analisis kimia total

(total chemical analysis), pengukuran pH (H2O 1:5), dan uji kelarutan unsur hara

makro dan mikro.

Analisis kimia total dilakukan menggunakan XRF (X-Ray Fluorescence)-

Spectrometry. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur dan oksida-

oksida penyusun abu batubara. Analisis kimia total bahan fly ash dan bottom ash

dari PLTU Nagan Raya, Aceh di Laboratorium Pusat Survei Geologi (Geology

Laboratories), Bandung dan bahan fly ash dari PT. Pupuk Kaltim di Laboratorium

PT. Holcim Indonesia, Bogor.

Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencampurkan fly ash atau bottom

ash dengan aquadest dengan perbandingan fly ash atau bottom ash dengan

aquadest ialah 1 : 5 dengan pengocokan selama 30 menit dan diukur pH dengan

menggunakan pH-meter.

Uji kelarutan unsur hara makro dan mikro dilakukan dengan menggunakan

lima macam pengekstrak, yaitu HCl 0,1N, HCl 0,025N, aquadest, DTPA 0,005M

dan asam sitrat (2%). Perbandingan fly ash atau bottom ash dengan masing-

masing larutan pengekstrak ialah 1 : 20. Ekstraksi dilakukan dengan cara

menambahkan pengekstrak secara bertahap sebanyak 30 ml, dikocok dan disaring

ke dalam labu takar 100 ml. Kadar unsur hara makro dan mikro di dalam filtrat

diukur dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometer) atau

flamephotometer. Unsur-unsur yang diukur meliputi : K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn,

Mn, Pb, Cd, dan Cr. Uji kelarutan fly ash dan bottom ash dengan berbagai

pengekstrak ini dimaksudkan untuk membandingkan kadar unsur makro dan

mikro terekstrak dalam hubungannya dengan ketersediaan unsur hara tersebut

dalam tanah.

Analisis Kandungan Logam

Analisis kandungan logam yang terkandung dalam fly ash PLTU Nagan

Raya, Aceh dan PT. Pupuk Kaltim dilakukan dengan menggunakan metode uji

TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Prosedure) yang mengacu pada USEPA

(1992). Menurut PP. No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3, uji

TCLP digunakan untuk menentukan sifat racun suatu bahan sebagai salah satu

indikator penentu apakah suatu bahan tergolong limbah B3. Konsentrasi logam

yang diperoleh dari hasil analisis dalam penelitian ini selanjutnya dibandingkan

dengan baku mutu TCLP yang dikeluarkan USEPA tahun 1992 maupun yang

dikeluarkan oleh PP. No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.

Pengujian TCLP dilakukan pada fly ash yang lolos ayakan 9,5 mm. Ada

dua macam larutan pengekstrak yaitu pengekstrak 1 ialah campuran 5,7 ml HOAc

glasial dalam 500 ml air ditambah 64,3 ml NaOH 1N, kemudian ditera hingga 1

liter dengan pH 4,93±0,05. Pengekstrak 2 ialah pengenceran 5,7 ml HOAc glasial

Page 20: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

5

dengan air ASTM Tipe 2 hingga 1 liter dengan pH 2,88±0,05. Selanjutnya

pengekstrak yang akan digunakan dipilih dengan cara mencampurkan 5 gram fly

ash dengan 96,5 ml air deionisasi (ASTM Tipe 2), kemudian ditutup dengan kaca

arloji dan dikocok selama 5 menit menggunakan magnetic stirrer dan diukur pH

larutan tersebut. Jika pH <5,0 maka digunakan pengekstrak 1. Bila pH >5,0 maka

ditambahkan 3,5 ml HCl 1 N, diaduk selama 30 menit, di tutup dengan kaca arloji,

kemudian dipanaskan hingga 50 ⁰C selama 10 menit. Setelah larutan dingin

dilakukan pengukuran pH. Jika pH <5 digunakan pengekstrak 1. Jika pH >5

digunakan pengekstrak 2.

Perbandingan fly ash dengan larutan pengekstrak ialah 1 : 20. Campuran

diaduk menggunakan rotary agitation apparatus pada kecepatan 30±2 rpm selama

18±2 jam (suhu dipertahankan 22±2⁰C) kemudian disaring. Kadar logam di dalam

filtrat diukur menggunakan AAS. Pengujian TCLP dilakukan di Laboratorium

Pusarpedal (Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan) - Kementrian

Lingkungan Hidup.

Page 21: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

6 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kimia Total Fly Ash dan Bottom Ash

Hasil analisis kimia total fly ash dan bottom ash dari PLTU Nagan Raya,

Aceh dan fly ash PT. Pupuk Kaltim ditunjukkan pada Tabel 1. Dari tabel tersebut

terlihat bahwa kadar unsur yang terdapat dalam fly ash PLTU Nagan Raya, Aceh

sangat berbeda dengan fly ash PT. Pupuk Kaltim. Hal ini menunjukkan bahwa

batubara yang digunakan pada PLTU Nagan Raya, Aceh dan PT. Pupuk Kaltim

berasal dari sumber yang berbeda, selain itu juga dapat disebabkan oleh kondisi

pembakaran yang berbeda.

Tabel 1 Kimia Total Fly Ash dan Bottom Ash

Unsur

Fly Ash

PLTU Nagan Raya*

Bottom Ash

PLTU Nagan Raya*

Fly Ash

PT. Pupuk Kaltim**

(%)

SiO2 (%) 41.51 36.73 23.73

Al2O3 (%) 17.67 9.95 33.41

Fe2O3 (%) 10.72 7.79 26.13

CaO (%) 8.50 5.29 6.61 MgO (%) 3.36 1.92 1.72

K2O (%) 1.36 1.02 0.80

TiO2 (%) 0.61 0.42 1.29 P2O5 (%) 0.32 0.25 0.27

Na2O (%) 0.42 0.32 0.11

S (%) 0.28 0.09 1.05 Cl (%) 0.05 - 0.25

Zn (ppm) 70.00 40.00 514.98

Pb (ppm) - - 91.87

Ni (ppm) 260.00 650.00 160.24 Cu (ppm) 80.00 70.00 75.20

Sr (ppm) 790.00 640.00 -

As (ppm) - - 1.89 Cd (ppm) - - <0.002

Hg (ppm) - - 0.27

V (ppm) 150.00 120.00 205.86

Cr (ppm) 260.00 1610.00 117.23 Co (ppm) 40.00 30.00 86.46

Mn (ppm) 1610.00 1120.00 1419.09

Ba (ppm) 630.00 450.00 -

Rb (ppm) 50.00 40.00 - Ga (ppm) 30.00 20.00 -

Sb (ppm) - - 35.97

Se (ppm) - - <0.12

Keterangan : * = Analisis dilakukan di Laboratorium Pusat Survei Geologi (Geology

Laboratories), Bandung

** = Hasil analisis diperoleh dari PT. Pupuk Kaltim yang dilakukan di

Laboratorium PT. Holcim Indonesia, Bogor

Page 22: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

7

Kandungan unsur Fe dalam fly ash PT. Pupuk Kaltim lebih tinggi

dibandingkan fly ash dan bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh yaitu secara

berturut-turut sebesar 26.13%, 10.72%, dan 7.79%. Hal ini terlihat dari warna fly

ash PT. Pupuk Kaltim ialah merah sedangkan fly ash PLTU Nagan Raya, Aceh

ialah abu-abu kehitaman.

Kandungan unsur S dalam fly ash PT. Pupuk Kaltim lebih tinggi

dibandingkan fly ash dan bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh yaitu secara

berturut-turut sebesar 1.05%, 0.28%, dan 0.09%. Hal ini menjelaskan mengapa

pH fly ash PT. Pupuk Kaltim lebih rendah dibandingkan fly ash dan bottom ash

PLTU Nagan Raya, Aceh yaitu nilai pH fly ash PT. Pupuk Kaltim sebesar 5.1

sedangkan fly ash dan bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh secara berturut-turut

ialah 8.9, dan 8.0.

Sebagian besar kandungan kimia total fly ash lebih tinggi dibandingkan

bottom ash. Hal ini dapat disebabkan oleh pembakaran fly ash terjadi lebih

sempurna dibandingkan bottom ash dan juga ukuran fly ash lebih halus di

bandingkan bottom ash.

Berdasarkan hasil analisis kimia total, fly ash dan bottom ash mengandung

beberapa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu juga mengandung

beberapa unsur logam seperti Pb, Cd, Cu, Zn, Cr dan Hg . Hasil analisis kimia

total tidak dapat menunjukkan secara langsung tentang kadar unsur dalam

hubungannya dengan manfaat bagi tanaman jika diberikan pada tanah dan

bahayanya bagi lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan uji kelarutan dan uji

TCLP. Uji kelarutan dilakukan untuk mengetahui ketersediaan unsur hara bagi

tanaman jika fly ash dan bottom ash diaplikasikan ke tanah. Uji TCLP dilakukan

untuk mengetahui kadar logam dalam fly ash dan bottom ash tersebut dapat

mencemari lingkungan atau tidak jika dimanfaatkan dalam bidang pertanian.

Menurut PP No. 85 Tahun 1999, limbah abu batubara dapat digolongkan

ke dalam limbah B3 apabila limbah tersebut melebihi ambang batas hasil uji

TCLP (Toxicity Leaching Prosedure). TCLP adalah suatu metode untuk

menentukan mobilitas kontaminan organik maupun anorganik di dalam limbah

cairan, padatan, ataupun multifase. TCLP dapat digunakan sebagai ukuran potensi

pencucian.

Uji TCLP

Hasil uji TCLP fly ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh dan PT. Pupuk

Kaltim ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil uji TCLP dalam penelitian ini selanjutnya

dibandingkan dengan baku mutu Toxicity Characteristic Leaching Prosedure

(TCLP) zat pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik sifat racun

menurut USEPA tahun 1992 dan PP No. 85 Tahun 1999. Berdasarkan hasil uji

TCLP logam, fly ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh dan PT. Pupuk Kaltim

memiliki konsentrasi unsur logam lebih rendah dari nilai baku mutu TCLP zat

pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik sifat racun yang ditetapkan

oleh USEPA 1992 maupun yang ditetapkan oleh PP No. 85 Tahun 1999. Hal ini

menunjukkan bahwa fly ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh dan PT. Pupuk Kaltim

lolos uji TCLP.

Page 23: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

8 8

Penelitian Pathan et al (2003) juga melakukan uji TCLP terhadap fly ash.

Pada penelitian tersebut, Pathan et al (2003) menggunakan sampel fly ash dari

Kwinana dan Muja (Western Australia), Tarong, Callide, dan Gladstone

(queensland), dari hasil uji TCLP membuktikan bahwa semua sampel fly ash yang

digunakan lolos uji TCLP.

pH dan Kelarutan Unsur Hara

Berkaitan dengan hal pemanfaatan fly ash dan bottom ash sebagai bahan

pembenah tanah maka perlu dilihat sifat kimia fly ash dan bottom ash berupa pH

dan kelarutan unsur hara.

Hasil pengukuran pH (H2O 1:5) fly ash dan bottom ash dari PLTU Nagan

Raya, Aceh serta fly ash dari PT. Pupuk Kaltim secara berturut-turut ialah 8.9, 8.0,

dan 5.1. Berdasarkan hasil pengukuran pH tersebut terlihat bahwa nilai pH fly ash

dan bottom ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh bersifat basa, dengan nilai pH fly

ash dan bottom ash secara berturut-turut ialah 8.9 dan 8.0. Nilai pH fly ash lebih

tinggi dibandingkan bottom ash. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan basa-

basa dalam fly ash lebih tinggi dari bottom ash.

Nilai pH fly ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh lebih tinggi dibandingkan

pH fly ash dari PT. Pupuk Kaltim, yaitu berturut-turut 8.9 dan 5.1. Nilai pH fly

ash pada dasarmya ditentukan oleh komposisi bahan induk batubara. Batubara

dengan kandungan S tinggi akan menghasilkan fly ash dengan pH bersifat asam,

sedangkan batubara dengan kandungan S rendah akan menghasilkan fly ash

dengan pH bersifat alkalin (Haynes, 2009). Dari hasil kimia total terlihat bahwa

kandungan sulfur fly ash dari PT. Pupuk Kaltim lebih tinggi dibandingkan fly ash

dari PLTU Nagan Raya, Aceh yaitu berturut-turut 1.05% dan 0.28%. Adanya

perbedaan kandungan sulfur inilah yang menyebabkan pH fly ash dari PT. Pupuk

Kaltim lebih rendah dibandingkan fly ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh. Reaksi

sulfur tersebut ialah S+O2 2SO2+O2+2H2O 2H2SO4. Adanya asam sulfat

Tabel 2 Hasil Uji TCLP Logam

Unsur Satuan Fly Ash

PLTU Nagan Raya

Fly Ash

PT. Pupuk Kaltim TCLP

a TCLP

b

Cd mg/L <0.02 <0.02 1 1

Cu mg/L 0.028 <0.01 td 10 Pb mg/L <0.2 <0.2 5 5

Zn mg/L 0.27 0.14 td 50

Hg mg/L <0.0003 <0.0003 0.2 0.2

Cr mg/L 0.13 <0.02 5 5 Ag mg/L <0.007 <0.007 5 5

Keterangan : a

= baku mutu Toxicity Characteristic Leaching Prosedure (TCLP) zat

pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik sifat racun menurut USEPA tahun 1992 (Bricka et al, 1992)

b = baku mutu Toxicity Characteristic Leaching Prosedure (TCLP) zat

pencemar dalam limbah untuk penentuan karakteristik sifat racun

menurut PP No. 85 Tahun 1999. td = tidak diatur

Page 24: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

9

(H2SO4) yang terbentuk dari reaksi inilah yang menyebabkan nilai pH yang

dihasilkan bersifat asam.

Hasil uji kelarutan unsur hara yang terkandung dalam fly ash dan bottom

ash ditunjukkan pada Tabel 3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa fly ash dan

bottom ash mengandung unsur hara makro dan mikro dalam jumlah yang

bervariasi tergantung jenis pengekstrak yang digunakan. Kelarutan unsur-unsur

dalam HCl 0,1N lebih tinggi dibandingkan dalam HCl 0.025N. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin asam pengekstrak yang digunakan maka semakin

tinggi unsur-unsur yang akan terlarut. Dalam pengekstrak aquadest terlihat bahwa

adanya unsur-unsur yang terlarut seperti K, Na, Ca, Mg dari fly ash PLTU Nagan

Raya, Aceh secara berturut-turut sebesar 122.50; 92.15; 673.80; 145.40 (ppm) dan

dari bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh secara berturut-turut sebesar 15.00;

18.12; 203.08; dan 248.92 (ppm) serta dari fly ash PT. Pupuk Kaltim secara

berturut-turut sebesar 62.50; 234.34; 12088.00; dan 2693.20 (ppm). Kemampuan

fly ash dan bottom ash untuk dijadikan sebagai bahan pembenah tanah akan

sangat tergantung pada daya larut unsur-unsur tersebut dalam aquadest karena

unsur hara yang terlarut dalam aquadest merupakan yang paling mudah diambil

oleh tanaman. Unsur-unsur Fe, Mn, Cu, dan Zn lebih tersedia jika terlarut dalam

DTPA 0.005M. Masing-masing unsur tersebut yang terlarut dari fly ash PLTU

Nagan Raya, Aceh secara berturut-turut sebesar 36.38; 1.93; 0.41; dan 0.49 (ppm)

dan dari bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh secara berturut-turut sebesar 15.74;

tr; 0.28; dan 0.67 (ppm) serta dari fly ash PT. Pupuk Kaltim secara berturut-turut

sebesar 132.96; 71.77; 0.16; dan 1.50 (ppm). Asam sitrat digunakan pada

penetapan P dalam tanah karena P terlarut di zona perakaran yang suasananya

Tabel 3 Kelarutan Unsur Hara Makro dan Mikro dalam Berbagai Macam

Pengekstrak

Keterangan : tr = tidak terukur

td = tidak diukur

Pengekstak

Asal Sampel

Satuan (ppm)

K Na Ca Mg Fe Mn Cu Zn Pb Cd Cr

HCl 0.1N

Fly Ash PLTU Nagan Raya 340.00 281.07 25 146.00 10 884.00 179.72 154. 94 1.01 3.52 2.15 0.03 tr

Bottom Ash PLTU Nagan Raya 137.50 150.87 11 571. 80 6 302.00 1 233.30 143.24 2.21 1.92 1.63 0.02 tr

Fly Ash PT. Pupuk Kaltim 270.00 325.85 11 586.00 2 786.00 1 133.64 82.08 1.91 7.83 1.00 tr td

HCl 0.025N

Fly Ash PLTU Nagan Raya 187.50 138.11 2 004.00 1 779.20 tr tr tr tr 0.97 tr tr

Bottom Ash PLTU Nagan Raya 52.50 61.52 6 328.00 992.00 97.82 44.94 tr 0.92 0.37 tr tr

Fly Ash PT. Pupuk Kaltim 142.50 280.10 15 656.00 3 241.80 65.92 73.58 0.58 3.45 0.33 0.05 td

Aquadest

Fly Ash PLTU Nagan Raya 122.50 92.15 673,80 145.40 tr tr tr tr 0.45 tr td

Bottom Ash PLTU Nagan Raya 15.00 18.12 203.08 248.92 tr tr tr 0.25 1.04 tr td

Fly Ash PT. Pupuk Kaltim 62.50 234.34 12 088.00 2693.20 tr 78.96 tr 1.78 0.41 0.03 td

DTPA 0.005M

Fly Ash PLTU Nagan Raya 185.00 127.89 10 630.40 423.80 36.38 1.93 0.41 0.49 0.00 tr tr

Bottom Ash PLTU Nagan Raya 20.00 5.35 8 852.60 841.20 15.74 tr 0.28 0.67 tr tr tr

Fly Ash PT. Pupuk Kaltim 62.50 186.04 tr 2 124.80 132.96 71.77 0.16 1.50 0.25 tr td

Asam Sitrat (2%)

Fly Ash PLTU Nagan Raya 387.50 273.41 11 630.00 13 800.00 2 090.98 368.82 4.38 5.81 0.37 tr td

Bottom Ash PLTU Nagan Raya 122.50 110.02 8 936.80 3 990.00 1 274.90 95.80 0.30 1.33 1.34 0.01 td

Fly Ash PT. Pupuk Kaltim 200.00 308.06 9 039.40 2 386.20 1 045.12 84.42 0.98 3.92 1.98 tr td

Page 25: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

10 10

mirip dengan pH yang dihasilkan asam sitrat (2%). Jika P tersedia dalam suasana

tersebut, maka seharusnya unsur K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn dan Mn pun juga

diserap tanaman dalam suasana yang sama.

Kelarutan unsur logam dalam asam dan basa akan berbeda. Dalam larutan

yang bersifat basa, unsur logam akan mengendap. Hal ini dikarenakan unsur

logam tersebut akan berikatan dengan -OH. Unsur Ca dan Mg dalam larutan asam

sitrat akan mengendap.

Sebagian besar dari hasil uji kelarutan unsur hara makro dan mikro yang

terkandung dalam fly ash dan bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh terlihat bahwa

fly ash memiliki konsentrasi unsur hara lebih tinggi dibandingkan bottom ash. Hal

ini dapat disebabkan oleh pembakaran fly ash terjadi lebih sempurna

dibandingkan bottom ash dan juga ukuran fly ash lebih halus di bandingkan

bottom ash.

Berdasarkan hasil uji kelarutan unsur hara makro dan mikro yang

terkandung dalam fly ash dan bottom ash PLTU Nagan Raya, Aceh dan fly ash

PT. Pupuk Kaltim, secara umum terlihat bahwa unsur Ca dan Mg merupakan

unsur yang terlarut dalam jumlah yang relatif besar kemudian disusul oleh K, Na,

Fe dan Mn. Selain itu juga terdapat unsur Cu, Zn, Pb dan Cd dalam konsentrasi

yang rendah. Konsentrasi unsur Pb dan Cd yang terlarut masih berada di bawah

batas konsentrasi yang diperbolehkan sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian terlihat bahwa :

1. Fly ash dan bottom ash tidak dapat diklasifikasikan sebagai limbah B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun).

2. Karakteristik fly ash dan bottom ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh dan fly ash

dari PT. Pupuk Kaltim ialah berbeda, tergantung sumber batubara yang

digunakan dan kondisi pembakarannya.

3. Fly ash dan bottom ash dari PLTU Nagan Raya, Aceh dan fly ash dari

PT. Pupuk Kaltim memiliki peluang yang sama untuk dimanfaatkan dalam

bidang pertanian.

Page 26: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

11

REKOMENDASI PEMANFAATAN FLY ASH

DAN BOTTOM ASH

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa fly ash dan bottom ash dari

PLTU Nagan Raya, Aceh dan fly ash dari PT. Pupuk Kaltim mengandung unsur

hara seperti K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Zn , dan Mn yang dibutuhkan oleh tanaman

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan amelioran, campuran dalam media

tanam, bahan untuk reklamasi lahan bekas tambang, dan sebagai bahan campuran

pada pembuatan pupuk untuk meningkatkan kualitas pupuk. Akan tetapi untuk

memanfaatkan fly ash dan bottom ash tersebut diperlukan penelitian yang lebih

lanjut tentang cara dan jumlah/dosis fly ash dan bottom ash yang tepat untuk

digunakan.

Mengingat kualitas kimia dari berbagai fly ash dan bottom ash berbeda-

beda maka untuk tujuan penggunaan sebagai bahan amelioran perlu terlebih

dahulu dilakukan uji keefektifan bahan tersebut pada tanah dengan melalui teknik

inkubasi tanah dengan pemberian fly ash dan bottom ash.

DAFTAR PUSTAKA

Bricka RM, Holmes TT, Cullinane MJ. 1992. A Comparative Evalution of Two

Extraction Prosedures: The TCLP and The EP. Technical Report EL-92-33,

U.S. Army Engineer Waterways Experiment Station, Vicksburg, MS.

Haering KC, Daniels WL. 1991. Fly ash: Characteristics and use in mined land

reclamation - a literature review. Virginia Coal & Energi Journal 3: 33-46.

Haynes, RJ. 2009. Reclamation and revegetation of fly ash disposal sites –

challenges and research needs. Journal of Environmental Management

90: 43-53.

Iskandar, Suwardi, Ramadina EFR. 2008. Pemanfaatan bahan amelioran abu

terbang pada lingkungan tanah gambut: (I) Pelepasan hara makro. Jurnal

Tanah Indonesia 1: 1-6.

Jala S, Goyal D. 2006. Fly ash as a soil ameliorant for improving crop production-

a review. Bioresource Technology 97: 1136-1147.

Mahale NK, Patil SD, Sarode DB, Attarde SB. 2012. Effect of fly ash as an

admixture in agriculture and the study of heavy metal accumulation in wheat

(triticum aestivum), mung bean (vigna radiata), and urad beans (vigna mungo).

Journal of Environmental Study 21: 1713-1719.

Pathan SM, Colmer TD, Aylmore LAG. 2003. Properties of several fly ash

materials in relation to use as soil amendments. J. Environ. Qual 32: 687-693.

Page 27: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

12 12

LAMPIRAN

Lampiran 1 Metode Uji TCLP Logam

Page 28: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

13

Page 29: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

14 14

Page 30: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

15

Page 31: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

16 16

Page 32: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

17

Page 33: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

18 18

Page 34: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

19

Page 35: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

20 20

Page 36: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

21

Page 37: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

22 22

Page 38: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

23

Page 39: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

24 24

Page 40: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

25

Page 41: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

26 26

Page 42: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

27

Page 43: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

28 28

Page 44: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

29

Lampiran 2 Sertifikat Hasil Uji TCLP Logam

Page 45: KARAKTERISASI LIMBAH ABU BATUBARA (FLY … telah meneliti potensi efek yang menguntungkan dari fly ash sebagai bahan treatments pada lahan bekas tambang. Tanpa penambahan pupuk dan

30 30

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Melisa, dilahirkan di Meulaboh pada tanggal 5

Desember 1990 dan merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Bapak

Arsyad, SE dan Ibu Husnidar.

Penulis memulai pendidikan formal di SD Negeri 27 Meulaboh pada tahun

1997 hingga tahun 2003. Setelah lulus SD, penulis melanjutkan pendidikan di

SLTP Negeri 3 Meulaboh dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2006.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 4 Wira Bangsa

Meulaboh dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2009. Selanjutnya pada

tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan

Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi dan

kepanitian berbasis kekeluargaan yaitu OMDA IMTR bagi masyarakat Aceh yang

tinggal di Bogor Divisi Infokom (2010-2011), Wakil Ketua Koordinator Divisi

Kesekretariatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Nasional (PILMITANAS)

2011. Selain itu, penulis pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang

Penelitian (PKM-P) DIKTI 2010 dan 2011. Penulis pun menjadi penerima

beasiswa PPA/BBM dari DIKTI pada tahun 2012.