KANKER PARU

35
KANKER PARU DISUSUN OLEH : 1. ARDI WIRAWAN 2. PANDU FAJRIANTO

description

E

Transcript of KANKER PARU

KANKER PARU

DISUSUN OLEH :

1. ARDI WIRAWAN2. PANDU FAJRIANTO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul KANKER PARUI.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini masih banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

Pringsewu, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISIHalamanJuduliTim PenyususniiKata PengantariiiDaftar Isiiv

BAB I PENDAHULUAN11.1. LatarBelakang11.2. RumusanMasalah21.3. Tujuan2

BAB II PEMBAHASAN32.1.Pengertian KankerParu32.2. Etiologi32.3. Patofisiologi72.4. ManifestasiKlinik82.5. PemeriksaanPenunjang.2.6. PenatalaksanaanMedis.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN133.1. Pengkajian13 3.2. DiagnosaKeperawatan113.3. PerencanaanKeperawatan16

BAB IV PENUTUP194.1. Kesimpulan194.2. Saran20

DAFTAR PUSTAKA21

ii

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGKanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan neoplasma adalah istilah yang sering di pakai. Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.Kanker paru merupakan penyakit yang sering di derita pria dan wanita. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi dari kanker paru ? 2. Apa etiologi dari kanker paru?3. Apa patofisiologi dari kanker paru ?4. Apa manifestasi klinis kanker paru ?5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru?6. Bagaimana penatalaksanan medis kanker paru ?7. Bagai mana asuhan keperatan pada kanker paru?

1.2. TUJUAN1.2.1. Tujuan UmumAgar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker paru

1.2.2. Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui definisi dari kanker paru 2. Untuk mengetahui etiologi dari kanker paru3. Untuk mengetahui patofisiologi dari kanker paru 4. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker paru 5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik pada kanker paru6. Untuk mengetahui penatalaksanan medis kanker paru 7. Untuk mengetahui bagai mana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian kanker ParuKanker adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar )Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich)

2.2. EtiologiMeskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :1. MerokokTak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2. Iradiasi.Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.

3. Kanker paru akibat kerja.Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru paru hematite) dan orang orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.

4. Polusi udaraMereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.(Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).

5. Genetik.Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :a. Proton oncogen.b. Tumor suppressor gene.c. Gene encoding enzyme.

6.Teori Onkogenesis.Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.7. DietDilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

2.3.PatofisiologiDari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

2.4.Manifestasi Klinis1.Gejala awal.Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.

2.Gejala umum.a..Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.b.HemoptisisSputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.c.Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

2.5. Pemeriksaan Penunjang1. Radiologi.a. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.b. Bronkhografi.Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

2. Laboratorium.a.Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.c.Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).

2. Histopatologi.a. Bronkoskopi.Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).b.Biopsi Trans Torakal (TTB).Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.c.Torakoskopi.Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.d.Mediastinosopi.Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.e.Torakotomi.Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.4. Pencitraan.a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

2.6.Penatalaksanaan MedisTujuan pengobatan kanker dapat berupa :1. KuratifMemperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.

2. Paliatif.Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.4. Supotif.Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000

A. Penatalaksaaan Medis1.Pembedahan.Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru paru yang tidak terkena kanker..2.Kemoterafi.Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.3. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit.4. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local.5. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan6. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.

B. Penatalaksanaan Perawata. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinyab. Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untu mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN3.1. PengkajianI.Identitas klien:1. Nama2. Usia3. Jenis kelamin4. Suku/ bangsa5. Agama6. Status marital7. Pendidikan/ pekerjaan8. alamat

II. Keluhan Utama : Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas

III. Riwayat Kesehatan1. Riwayat kesehatan Sekarang :Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan keluhan berkurang.

2. Riwayat Penyakit DahuluKeluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung,diabetes ,asthma, dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan sembuh.

3. Riwayat Kesehatan keluarga :Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjalIV. Kebutuhan dasar: Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan menelan (disfagia), penurunan berat badan. Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus) Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada. Aktivitas : keletihan, kelemahan

V. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Pasien tanpak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada Tanda Tanda Vital

TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.1. Sistem pernafasan- Sesak nafas, nyeri dada- Batuk produktif tak efektif- Suara nafas: mengi pada inspirasi- Serak, paralysis pita suara.2. Sistem kardiovaskuler- tachycardia, disritmia- menunjukkan efusi (gesekan pericardial)3. Sistem gastrointestinal- Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.4. Sistem urinarius- Peningkatan frekuensi/jumlah urine.5. Sistem neurologis- Perasaan takut/takut hasil pembedahan- Kegelisahan

VI. Data Penunjang1. Foto dada, PA dan lateral2. CT scan/MRI3. Bronchoscope4. Sitologi : TTB, biopsy kelenjar getah bening leher

3.2. Diagnosa KeperawatanA Analisa DataNODATAETIOLOGIMASSALAH

1.DS: - Klien mengungkapkan sesak saat ber-nafas dan dada terasa berat.

DO: - KU agak lemah.- Suara nafas menghilang pada dada anterior.- Pada perkusi dada terdengar redup.- Respirasi 36 x/mnt, cepat dan dang-kal.

Massa pada mediastinumMenekan rongga paru

Penurunan ekspansi paru

Pengembangan paru terbatas

Klien sesakKetidakefektifan pola nafas

2.DS : - Pasien mengelu sesak dan nyeri saat bernafasDO : - Gelisah,- nilai GDA tidak normal,- perubahan TTV

Obstruksi jalan nafas oleh sekresi dan spasme bronkusKerusakan alveoli

Bronkiektasis/AktelektasisGangguan pertukaran gas

3.S: -Mengeluh sakit disertai rasa nyeri yang menetapO: - Pasien tampak gelisah- Wajahya terlihat pucat- Tanda vital : TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.IntrapulmonerMetastatikAdanya Invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.Gangguan Rasa nyaman (Nyeri)

4.DS : - Mengatakan nafsu makan menurun dan terasa mualDO: A: Penurunan berat badan,(BB sebelumnya 66kg,setelah masuk RS BB 55Kg) B : C : lemas, BB menurun,rambut rontok D : porsi makan tidak habis,makan hanya 2 - 4 sendok SesakPsikologis

Mual

AnoreksiaPereubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

A Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru2. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.3. Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia4. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli

3.3. Perencanaan KeperawatanTglNo dxTUJUAN & KHINTERVENSIRASIONAL

1.Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 jan di harapkan pola nafas klien efektif dengan KH:- Klien mengungkapkan sesak berkurang/ tidak sesak.- Respirasi dalam batas normal.- Tidak menggunakan otot bantu pernafasan1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.

2. Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas tambahan.3. Observasi pola batuk dan karakter secret

4. Berikan pada klien posisi semi fowler.

5. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan.6. Berikan humidifikasi tambahan.

1. Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan karena kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.2. Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder3. Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif4. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan5. Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas.6. Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret

2.Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 diharapkan pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran gas efektif.dengan KH:- Tidak bingung dan gelisah - TTV normal- Tidak sesak- Nilai GDA normal

1. Kaji frekluensi dan kedalaman pernafasan.

2. Auskultasi paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan

3. Observasi ferfusi daerah akral dan sianosis ( daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah )4. Lakukan tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.

5. Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.

6. Kaji TTV

7. Monitor GDA

8. Berikan o2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA.

1. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.2. Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan dengan tak adanya bunyi nafas.3. Menunjukan hipoksemia sistemik.

4. Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran gas.5. Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan.6. Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung7. PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.8. Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

3Seteh di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Nyeri hilang/ berkurang dengan KH: - TTV normal- Klien nampak rileks.- Klien dapat tidur.- Klien dapat berpartisi dalam aktivitas.1. Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri

2. Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya

3. Observasi tanda-tanda vital

4. Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien.

5. Evaluasi keefektifan pemberian obat6. Berikan tindakan kenyamanan, ubah posisi, dll.7. Berikan lingkungan tenang.8. Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi.1. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri kanker yang dapat melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang2. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalammengkaji tingkat nyeri3. Untuk mengetahui Penurunan tekanan darah : peningkatan nadi dan pernafasan4. Ketidaksesuaian antara verbal dan non verbal menunjukan.derajat nyeri5. Memberikan obat berdasarkan aturan.6. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian..7. Penurunan stress, menghemat energy8. Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode nyeri

4.Setelah di lakukan tindakan keperawatan sselama 2x 24 jam Nutrisi klien terpenuhi.Dengan KH: - Berat badan bertambah dan.- Menunjukan perubahan pola makan.

1. Catat ststus nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan2. Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi

3. Pastikan pola diet pasien yang disukai/tidak disukai

4. Awasi pemasukan/pengeluaran dan berat badan secara periodic5. Dorong klien untuk makan diet TKTP

6. Pertahankan higiene mulut

7. Kolaborasi dengan Ahli gizi dalam pemberian makanan1. Berguna dalam mengidentifikasi derajat kurang nutrisi dan menentukan pilihan intervensi2. Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai atura3. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet.4. Mengukur kefektifan nutrisi dan dukungan cairan.5. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh6. Akumulasi partikel makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan7. Meninkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien

BAB IVPENUTUP

4.1. KesimpulanKanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.

EtiologiAda beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru : Merokok Iradiasi. Kanker paru akibat kerja Polusi udara Genetik. Diet

Patofisiologi kaknker paru di lihat dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan dysplasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi

Pemeriksaan Penunjang Radiologi. Bronkhografi. Laboratorium. Histopatologi. Pencitraan.Penatalaksaaan Medis Pembedahan. Kemoterafi Radioterapi radikal Radioterapi paliatif Terapi endobronkia Perawatan faliatifAsuhan Keperawatan Pengkajian Diagnosa keperawatan Perencanaan keperawatan

4.2. SaranDalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga berharap: Setelah membaca makalah ini,kami berharap kita menjadi lebih tahu dan lebih faham tentang proses keperawatan pada sistem respirasi khususnya tentang Kanker paru. Dan yang paling penting kita bisa mengaplikasikan ilmu ini dalam kahidupan pekerjaan kelak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta2. Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.3. Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik, Yayasan