KANKER PANKREAS (Autosaved)

32
Referat Pancreatic Cancer Treatment Disusun Oleh: Suriadi Masloman,dr Pembimbing:

description

kanker pankreas stase bedah

Transcript of KANKER PANKREAS (Autosaved)

ReferatPancreatic Cancer Treatment

Disusun Oleh:Suriadi Masloman,drPembimbing: Kurnia Swa Oetomo, Dr, dr, SpB, FINACS (K),TraumaBagian Bedah FK Unair-RSU Haji Surabaya2014

KANKER PANKREAS

I. PENDAHULUAN

Pankreas merupakan suatu organ penting yang berfungsi sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Dikatakan kelenjar eksokrin karena pancreas memiliki sel-sel asinus yang setiap harinya menyekresikan sekitar 2-2.5 liter enzim-enzim dan pro-enzim pencernaan yang kaya akan bicarbonate misalnya,tripsinogen, chymotripsinogen, procarboxy peptidase, proelastase, dan prophospolipase A dan B.1 Adapun pankreas dikatakan juga sebagai kelenjar endokrin karena pankreas memiliki pulau-pulau langerhans yang mengandung sel-sel alpha (), beta (), dan delta () yang akan menyekresikan hormon-hormon langsung ke aliran darah. Sel-sel tersebut menyekresikan hormone-hormon yang berbeda,yaitu : Sel menyekresikan hormon glukagon yang berfungsi untuk:2,3 Meningkatkan kadar gula darah. Menurunkan konsentrasi insulin dalam darah Sel menyekresikan hormon insulin yang berfungsi untuk : Menstimulasi pemakaian dan penyimpanan glukosa pada otot danjaringan. Meningkatkan proses glikogenesis pada hepar dan otot skelet. Mempercepat pengangkutan asam amino dan sintesis protein pada sel. Memicu sintesis asam lemak dan penyimpanan lemak pada jaringan adipose. Menghambat pemecahan protein, lemak, dan glukoneogenesis.

Sel menyekresikan hormon somatostatin yang juga diproduksi di hypothalamus, dimana berfungsi untuk menghambat (negative feed back) sekresi insulin dan glucagon..

Secara anatomis, pankreas terletak secara transversal pada rongga retroperitoneal dan dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan vaskularisasinya yaitu :caput, corpus, dan caudal. Pada orang dewasa, panjang pankreas + 20 cm dan berat + 90 gram pada laki-laki dan + 85 gram pada perempuan. Pankreas memiliki ductus-ductus untuk menyalurkan hasil sekresinya ke dalam duodenum.1

Gambar 1 : Gambaran anatomis pankreas normal. (dikutip dari kepustakaan 1)

Gambar 2 : Gambaran histologis sel-sel pankreas. (1: Retikulum Pulau Langerhans,A: Sel , B: Sel , D: Sel ; 2: sel asinus) (dikutip dari kepustakaan 3)

Berbagai faktor baik secara eksogen dan endogen dapat memicu terjadinya kanker pankreas. Pada + 90% kanker pankreas ialah kanker ganas dari kelenjar eksokrin yaitu, adenokarsinoma ductus pankreas. Kanker pankreas dapat mengenai kaput (+ 70%), korpus (15-20%), dan kauda (10%). Adapun perbedaan lokasi dari kanker pankreas ini akan memberikan berbagai gambaran klinik yang berbeda pula.4

II. EPIDEMIOLOGIKanker pankreas hanya berjumlah 2% dari seluruh kasus kanker baru di Amerika Serikat namun, menjadi penyebab kematian keempat akibat kanker. Kanker pankreas jarang terdapat pada orang dengan usia kurang dari 50 tahun dan resikonya meningkat seiring dengan usia. Sekitar 80% kasus mengenai penderita yang berusia 60-80 tahun. Selain itu, merokok, diabetes, obesitas, dan alkohol juga meningkatkan resiko terjadinya kanker pankreas. Penderita laki-laki lebih banyakdibanding perempuan dengan perbandingan 1,2-1,5 : 1. Lebih dari 2/3 kasus kanker pankreas terletak pada caputnya.4,5

III. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGISampai saat ini, penyebab kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya berbagai faktor resiko yang mempermudah seseorang untuk menderita kanker pankreas. Penelitian tersebut menyatakan bahwa faktor-faktor resiko tersebut mempengaruhi sel-sel DNA pada pankreas yang akan menyebabkan bertumbuhan abnormal dari sel. Dijelaskan pula bahwa mutasi DNA sel-sel pankreas lebih banyak terjadi setelah kelahiran dibandingkan secara herediter. Pada pengamatan suatu adeno karsinoma pankreas, didapatkan gambaran histopatologi terhadap 3 macam lesi yang menjadi precursor terjadinya kanker prankreas. Lesi-lesi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor.7,8

Gambar 3 : Gambaran histolopatologi suatu ductus pankreas normal yang dapatmengalami 3 macam lesi sebagai precursor untuk terjadinya kanker pankreas.(dikutip dari kepustakaan 8)Adapun faktor-faktor tersebut antara lain 4,6,7:Faktor eksogen (Lingkungan). MerokokMerokok merupakan penyebab terbanyak kanker pankreas. Perokok memiliki resiko 1,4-2,3 kali lebih besar untuk menderita kanker pankreas dan jika pada usia 40-50 tahun tetap menjadi perokokmaka, akan meningkatkan resiko lima kali lebih besar untukmenderita kanker pankreas. Diperlukan waktu berhenti merokokminimal 10 tahun untuk menurunkan kembali resiko menderita kanker pankreas seperti pada orang yang bukan perokok.. Alkohol Alkohol bukan merupakan faktor yang secara langsung menyebabkan kanker pankreas namun, dengan adanya riwayat konsumsi alkohol yang lama dalam jumlah banyak maka, akan mencetus terjadinya pancreatitis kronik. Adapun pancreatitis kronikmerupakan faktor endogen untuk terjadinya kanker pankreas.

. Diet Konsumsi daging merah, khususnya yang telah diproses di pabrik,meningkatkan resiko terjadinya kanker pankreas. Sedangkan konsumsi sayur dan buah yang kaya akan folat dan lycopene (contohnya tomat) akan menurunkan resiko terjadinya kanker pankreas.

Faktor endogen Usia Resiko menderita kanker pankreas akan meningkat seiring denganbertambahnya usia. Insiden terbanyak (80%) berada pada usia 60-80tahun dan jarang pada usia kurang dari 50 tahun.

Obesitas Adanya obesitas, khususnya obesitas sentral, akan meningkatkan resiko menderita kanker pankreas.

Diabetes Melitus Sekitar 80% penderita kanker pankreas disertai gangguan toleransi glukosa dan sekitar 20% memiliki klinis diabetes mellitus. Namun, sekarang yang masih dipertanyakan bahwa apakah diabetes mellitus adalah faktor predisposisi atau menjadi suatu akibat dari kanker pankreas tersebut.

Pankreatitis kronikPada pasien dengan pankreatitis kronik didapatkan peningkatan resiko terjadinya kanker pankreas sampai 20 kali lebih besar dan pada pasien dengan pancreatitis herediter didapatkan peningkatan resiko 5 kali lebih besar.

Faktor genetik dan rasResiko kanker pankreas meningkat 2 kali pada pasien dengan riwayat hubungan keluarga tingkat pertama. Sekitar 10% pasien kanker pancreas memiliki predisposisi genetik yang diturunkan. Selain itu, ras kulit hitam memiliki resiko yang lebih besar utnutk terkena kanker pancreas dibandingkan dengan ras kulit putih.

IV. GEJALA KLINIK

Gejala awal dari penyakit ini seringkali tidak spesifik dan sering terabaikan sehingga akan terlambat didiagnosis. Gejala klinis yang timbul tergantung dari ukuran dan lokasi kanker serta metastasinya dan seringkali tidakmemberikan gejala khas sampai kankernya berukuran cukup besar. Keluhan awal,misalnya kembung, anoreksia, muntah, diare, stetorea, dan badan lesu, biasanyatampak dan berlangsung lebih dari 2 bulan sebelum diagnosis ditegakkan. Ikterus,nyeri abdomen, dan penurunan berat badan merupakan gejala klasik yang seringmenjadi keluhan utama pasien.4,5Adapun gejala-gejala klasik tersebut.4

Nyeri abdomenNyeri abdomen merupakan keluhan yang paling sering dijumpai. Lokasi nyeri biasanya pada regio epigastrium, awalnya difus, selanjutnya lebih terlokalisir. Nyeri abdomen biasanya disebabkan invasi kanker pada pleksus coeliac dan pleksus mesenteric superior. Nyeri dapat menjalar ke punggung pasien, disebabkan oleh invasi kanker ke retroperitoneal dan terjadi infiltrasipada pleksus nervus splenicus. Nyeri yang berat menunjukkan kanker lanjut yang meluas ke jaringan sekitarnya dan sudah tidak dapat direseksi.Penurunan berat badanUmumnya dijumpai penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan ideal. Pada mulanya, terjadi secara bertahap, kemudian menjadi progresif. Penurunan berat badan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : asupan makanan yang berkurang, malabsorpsi lemak dan protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi (cancer necrosis factor a dan interleukin-6).

IkterusGejala ikterus yang timbul ialah ikterus obstruktif. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi saluran empedu oleh kanker dimana, 80-90% merupakan kanker kaput pankreas dan sering terjadi pada stadium awal. Ikterus dapat pula terjadi pada kanker corpus maupun cauda pankreas(6-13% kasus) pada stadium lanjut akibat metastasis di hati atau limfonodidi hilus yang menekan saluran empedu. Ikterus obstruktif pada kanker kaput pankreas umumnya disertai dengan nyeri abdomen, tetapi bukan kolik. Hal ini berbeda dengan ikterus tanpa nyeri (painless jaundice) yang sering dijumpai pada kanker ductus coleidocus atau kanker ampula vateri. Selain dari gejala-gejala klasik tersebut, gejala-gejala lain dapat pula didapatkan pada pasien-pasien dengan kanker pankreas. Gejala-gejala tersebut sesuai dengan lokasi dari kanker, misalnya gastrinomas, glucagonomas, insulinomas,somatostatinomas, dan lain sebagainya. Gejala-gejala seperti ini, utamanya didapatkan pada kanker sel endokrin pankreas.7

Prevalensi timbulnya gejala pada kanker pankreas berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada table 1 dibawah ini : (dikutip dari kepustakaan 5)

Penetuan stadium kanker pankreas juga merupakan faktor yang sangat penting untuk memilih jenis terapi dan menilai prognosis penyakit. Adapun standarisasi penentuan stadium kanker yang digunakan yaitu sistem TNM dari The AmericanJoint Committee on Cancer (AJCC).7Kategori TTx : Tumor utama tidak dapat dinilai.T0 : Tidak ada bukti adanya tumor primer. Tis : Carsinoma in situ T1 : Kanker belum menyebar keluar pankreas dan ukurannya kurang dari 2 cm. T2 : Kanker belum menyebar keluar pankreas namun,ukurannya lebih dari 2 cm. T3 : Kanker telah menyebar keluar dari pankreas ke jaringan sekitarnya namun, belum sampai ke pembuluh darah besar atau saraf.T4 : Kanker telah menyebar hingga ke pembuluh darah besar atau saraf.

Kategori N Nx : Pembesaran kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai. N0 : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional. N1 : Kanker telah menyebar ke kelenjar limfe regional.

Kategori MM0 : Kanker tidak menyebar ke kelenjar limfe lain atau organlain (seperti hepar, paru-paru, otak, dan lain sebagainya).M1 : Ditemukan adanya metastasis.Penentuan stadium berdasarkan system TNM.7

Stadium 0 (Tis, N0, M0)Tumor hanya terdapat pada bagian atas sel pankreas dan tidakmenginvasi jaringan yang lebih dalam. Tidak terdapat penyebaran keluar pankreas.

Stadium IA (T1, N0, M0)Tumor berukuran kurang dari 2 cm dan tidak terdapat penyebaran kekelenjar limfe dan organ lainnya

Stadium IB (T2, N0, M0)Tumor berukuran lebih dari 2 cm dan tidak terdapat penyebaran kekelenjar limfe dan organ lainnya.

Stadium IIA (T3, N0, M0)Tumor telah menyebar dan berkembang ke bagian luar pankreas. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional.

Stadium IIB (T1-3, N1, M0)Tumor telah menyebar dan berkembang ke bagian luar pancreas namun, tidak sampai ke pembuluh darah besar atau saraf terdekat.Dapat ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional.

Stadium III (T4, Any N, M0)Tumor telah menyebar dan berkembang ke pembuluh darah besar atau saraf terdekat. Dapat ditemukan pembesaran kelenjar limfe regional.

Stadium IV (Any T, Any N, M1)Tumor telah menyebar ke berbagai tempat.

Gambar 4 : Stadium-stadium kanker pankreas (dikutip dari kepustakaan 9)Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4

V. DIAGNOSISDiagnosis kanker pankreas dapat ditegakkan berdasarkan4,5,6:A.Anamnesis dan pemeriksaan fisisPada anamnesis, dapat ditelusuri berbagai gejala-gejala yang dialami pasien misalnya, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, nyeri abdomen (lokasi, intensitas, penjalaran, serta progresivitasnya), dan lain sebagainya. Selain itu, pada anamnesis dapat pula digali informasi tentang adanya faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya kanker pankreas pada pasien dan riwayat kebiasaan serta riwayat penyakit yang pernah diderita pasien,misalnya riwayat merokok, minum alcohol, riwayat diabetes mellitus, riwayat nyeri abdomen sebelumnya, riwayat stetorea, dan lain sebagainya. Sedangkan pada pemeriksaan fisis, dicari tanda-tanda kanker pankreas, misalnya yang paling sering yaitu ikterus, gizi kurang, dan juga tanda-tanda komplikasi dan metastasis seperti, hepatomegali, edema, tanda-tanda perdarahan, pembesaran kelenjar getah bening dan lain sebagainya.7B..Laboratorium CA 19-9 dan CEA Banyak pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan sebagai petanda kanker pankreas. Namun, oleh karena sensitivitas dan spesifitaspada pemeriksaan CA 19-9 dan CEA terhadap kanker pankreas cukup baik maka, kedua pemeriksaan inilah yang sering digunakan.CA 19-9 merupakan suatu substansi yang dihasilkan oleh sel-sel kanker kelenjar eksokrin pankreas dan dapat dideteksi pada pemeriksaan darah. Namun, pemeriksaan CA 19-9 sulit dideteksi pada kanker stadium dini sehingga tidak direkomendasikan untuk skring rutin pada penderita yang asimtomatik. Pemeriksaan CA19-9 sering digunakan untuk menilai hasil terapi serta rekurensi kanker pankreas setelah terapi..7 CEA (Carcinoembryonic antigen) merupakan suatu substansi yang juga dapat mendeteksi adanya kanker pancreas pada beberapa orang. Tapi, pemeriksaan ini tidak cukup sensitive untuk mendeteksi kanker pankreas pada stadium dini dan juga tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan untuk skrining.7

Pemeriksaan darah Pada pemeriksaan darah didapatkan peningkatan kadar bilirubin yang diakibatkan adanya massa pada pancreas yang menekan sistem biliari. Selain itu pada pemeriksaan gula darah, kanker pankreas dapat menyebabkan kadar gula darah yang tinggi, hal ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel penyekresi insulin. Namun, kadar gula darah yang tinggi tersebut seringkali tidak memberikan gejala seperti pada diabetes sehingga baru diketahui pada saat pemeriksaan darah.4C.Radiologi CT-Scan & MRI Saat ini, standar untuk menegakkan diagnosis serta untuk menilai stadium kanker pankreas adalah melalui pemeriksaan CT-Scan. Dimana tingkat keakuratan CT-Scan adalah lebih dari 80%. CT-Scan digunakan dalam menilai tumor primer, pembuluh darah sekitarnya (seperti venaporta, a. mesentrika superior, aksis celiac), serta jaringan dan organ sekitar pankreas. MRI dapat pula digunakan sebagai diagnosis serta penentuan stadium sama halnya dengan CT-Scan. MRI sering digunakan pada pasien yang alergi terhadapa kontras CT-Scan.5,10

Gambar 5 : Gambaran CT-Scan abdomen pada wanita berusia 58 tahun yang datang dengan keluhan nyeri abdomen dan ikterus. Didapatkan adanya massa pada caput pankreas. (dikutip dari kepustakaan 5) A : Gambaran radiologi, B : Gambaran anatomi

Gambar 6 : Gambaran CT-Scan abdomen pada wanita berusia 63 tahun yang datang dengan keluhan rasa tidak enak pada perut dan massa abdomen. Didapatkan adanya massa yang besar pada cauda pankreas. A : Gambaran radiologi, B : Gambaran anatomi.(dikutip dari kepustakaan 5)Endoscopic Ultrasonography (EUS)Pemeriksaan EUS digunakan pada saat tumor masih berukuran kecil sehingga sulit tervisualisasi dengan baik pada CT-Scan. EUS merupakan prosedur invasive minimal yang akurat dalam menilai tumor primer, vaskulernya, dan kelenjar limfe sekitarnya.10Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) ERCP merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi kanker pankreasyang menyebabkan ikterus obstruktif.. ERCP tidak dapat menetukanstadium kanker tetapi digunakan untuk menilai ikterus obstruktiftersebut disebabkan oleh suatu massa atau karena penyebab obstruksilainnya seperti pada choledocholithiasis dan striktur benigna.10Laparoskopi DiagnostikCT-Scan kurang sensitive dalam mendeteksi metastase berukuran kecil pada daerah peritoneum dan metastasis hepar yang berukuran < 1cm. Hal tersebut membuat ultrasonografi intracorporeal yang digunakan bersama laparoskopi sebagai modalitasi invasive minimal yang dapat menilai stadium dan metastasis kanker dengan baik khususnya yang menginvasi ke daerah peritoneum dan hepar dengan ukuran kecil.10D. Biopsi PerkutaneusJikalau pada pemeriksaan CT-Scan didapatkan gambaran massa padat densitas rendah disertai gejala-gejala klinis maka, diagnosis histologist umumnya tidakdiperlukan sehingga biopsy seringkali digunakan hanya sebagai bagian dari perisapan peri-operative dan persiapan terapi neoadjuvant.10VI. TATALAKSANATatalaksana pada kanker pankreas berdasarkan pada panduan (guideline) National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2009.11Pengobatan kuratifPengobatan kuratif ditujukan untuk mengobati penyakit tersebut. Pengobatan ini diberikan pada kanker pankreas dengan stadium dini (stadium Idan II). Adapun pengobatan kuratif terutama ialah dengan pembedahan disertai neoadjuvant terapi dengan menggunakan kemoterapi disertai radioterapi untuk mematikan sisa-sisa sel tumor. Pembedahan yang menjadi standar pada kasus kanker pankreas yaitu prosedur Whipple dimana, diadakan reseksi pada caput pankreas, duodenum, bagian lambung, dan kandung empedu. Selain prosedur Whipple, masih banyak lagi teknik pembedahan yang dapat dilakukan sesuai dengan keadaan kankernya. Adapun terapi suportif juga dapat berikan berdasarkan gejala yang ada misalnya obat analgesic, anti-muntah, dan diet TKTP untuk mempertahankan berat badan.10,11

Gambar 7 : Pembedahan dengan menggunakan prosedur Whipple. A : Sebelum prosedur, B : Sesudah prosedur.Terbentuk anastomose ductus hepaticus ke jejunum denganmempertahankan sebagian dari pankreas dan lambung.(dikutip dari kepustakaan 5)Pengobatan paliatifPengobatan paliatif digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita yang sudah tidak dapat diberikan tindakan kuratif oleh karena sudah berada pada stadium akhir. Tindakan paliatif pada pembedahan yang sering dilakukan adalah dengan membuat billiary bypass melalu laparoskopi untukmemberikan drainase saluran empedu sehingga bilirubin dapat dikeluarkan. Selain tindakan pembedahan, farmakoterapi dalam bentuk kemoterapi dapat diberikan untuk mengecilkan atau menghambat pertumbuhan tumor. Selain itu, obat-obat pereda nyeri seperti analgesic non-opiod hingga opiod dapat diberikan dengan indikasi yang jelas. Selain diberikan terapi terhadap kankernya, diberikan pula asupan nutrisi yang adekuat melalui diet TKTP untukmempertahankan serta meningkatkan berat badan dan kekuatannya serta dukungan emosional dari pihak medis dan keluarga dalam membantu penderita menerima keadaannya.9,10,11Panduan NCCN dalam penatalaksanaan kanker pancreas.11Recectable(Stadium IB/II, Local)Unresectable(Stadium IV,Metastase)

ReRe

Pembedahan

Salvage TherapyClinical TrialAtau kemoterapi fluoropyrimidine +oxaliplatin Atau perawatan terbaikClinical TrialAtau GemcitabineAtau Terapi Kombinasi berbasis GemcitabineAtau Terapi Supportive(Untuk Pasien Ekonomi Lemah)

ChemoterapyAdjuvant, Radioterapy

Terapi kombinasi berbasis gemcitabine meliputi erlotinib, cisplatin, atau 5-FUTerapi Biologis Terapi biologis adalah pengobatan yang menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien melawan kanker. Zat dibuat oleh tubuh atau dibuat di laboratorium digunakan untuk meningkatkan, langsung, atau mengembalikan pertahanan alami tubuh terhadap kanker. Jenis pengobatan kanker juga disebut biotherapy atau imunoterapi.12 Beberapa pasien, mengambil bagian dalam percobaan klinis mungkin merupakan pilihan pengobatan terbaik. Uji klinis adalah bagian dari proses penelitian kanker. Uji klinis dilakukan untuk mengetahui apakah pengobatan kanker baru yang aman dan efektif atau lebih baik dari pengobatan standar. Banyak pengobatan standar saat ini untuk kanker didasarkan pada uji klinis sebelumnya. Pasien yang mengambil bagian dalam percobaan klinis mungkin menerima pengobatan standar atau menjadi orang yang pertama untuk menerima pengobatan baru.12 Pasien yang mengambil bagian dalam uji klinis juga membantu meningkatkan cara kanker akan diperlakukan di masa depan. Bahkan ketika uji klinis tidak mengarah pada pengobatan baru yang efektif, mereka sering menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dan membantu memindahkan penelitian ke depan. Pasien dapat memasukkan uji klinis sebelum, selama, atau setelah memulai pengobatan kanker mereka.12 Tes Tindak Lanjut Beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker atau untuk mengetahui tahap kanker dapat diulang. Beberapa tes akan diulang untuk melihat seberapa baik pengobatan bekerja. Keputusan tentang apakah akan melanjutkan, mengubah, atau menghentikan pengobatan mungkin didasarkan pada hasil tes ini. Ini kadang-kadang disebut re-pementasan.Beberapa tes akan terus dilakukan dari waktu ke waktu setelah perawatan telah berakhir. Hasil tes ini dapat menunjukkan apakah kondisi telah berubah atau jika kanker telah kambuh (kembali). Tes ini kadang-kadang disebut tindak lanjut tes atau check-up. 12

Tahapan I dan Kanker Pankreas II Pengobatan stadium I dan stadium kanker pankreas II mungkin termasuk yang berikut: Bedah . Operasi diikuti dengan kemoterapi . Bedah diikuti dengan kemoradiasi . Sebuah uji klinis dari kombinasi kemoterapi . Percobaan klinik dari kemoterapi dan terapi target , dengan atau tanpa kemoradiasi. Percobaan klinik dari kemoterapi dan / atau terapi radiasi sebelum operasi.12 . Stadium III Kanker Pankreas Pengobatan kanker pankreas stadium III mungkin termasuk yang berikut: Paliatif operasi atau stent penempatan untuk memotong area di diblokir saluran atau usus kecil . Kemoterapi diikuti oleh kemoradiasi . Kemoradiasi diikuti dengan kemoterapi. Kemoterapi dengan atau tanpa terapi yang ditargetkan . Sebuah uji klinis dari antikanker baru terapi bersama dengan kemoterapi atau kemoradiasi. Percobaan klinik dari terapi radiasi diberikan selama operasi atau radiasi interna terapi.12 Tahap IV Kanker Pankreas Pengobatan kanker pankreas stadium IV mungkin termasuk yang berikut: Perawatan paliatif untuk mengurangi rasa sakit, seperti blok saraf , dan lainnya perawatan suportif . Paliatif operasi atau stent penempatan untuk memotong area di diblokir saluran atau usus kecil . Kemoterapi dengan atau tanpa terapi yang ditargetkan . Uji klinis agen antikanker baru dengan atau tanpa kemoterapi.12 Pengobatan Pilihan Kanker Pankreas BerulangPengobatan berulang kanker pankreas mungkin termasuk yang berikut: Paliatif operasi atau penempatan stent untuk memotong area di diblokir saluran atau usus kecil . Paliatif terapi radiasi untuk mengecilkan tumor . Perawatan medis paliatif lainnya untuk mengurangi gejala, seperti blok saraf untuk mengurangi rasa sakit. Kemoterapi.12VII. DIAGNOSIS BANDING

Pancreatic CystPancreatic cyst dapat bersifat neoplastic maupun bukan. Pada kista yang berukuran