Kanker Kulit XxX

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam- macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) dan Melanoma Maligna (MM). Karsinomasel Basal dan Karsinoma Sel Skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit Non Melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit. Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari. Kanker kulit Non Malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker

Transcript of Kanker Kulit XxX

Page 1: Kanker Kulit XxX

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) dan Melanoma Maligna (MM). Karsinomasel Basal dan Karsinoma Sel Skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit Non Melanoma.

Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit. Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.

Kanker kulit Non Malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat, dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit  pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.

Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker kulit. Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker kulit.

Page 2: Kanker Kulit XxX

2

B. Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah pada :

Apa yang dimaksud dengan  kanker kulit?

Bagaimana anatomi dan fisiologi kulit ?

Apa etiologi dari kanker kulit ?

Apa saja klasifikasi kanker kulit ?

Bagaimana patofisiologi kanker kulit ?

Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit ?

Apa saja komplikasi kanker kulit ?

Apa saja pemeriksaan penunjang kanker kulit ?

Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis ?

Apa prognosis kanker kulit ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam pembuatan askep tentang kanker kulit serta memahami penyakit kulit khususnya kanker kulit serta penatalaksanaannya. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, anatomi dan fisiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis

Page 3: Kanker Kulit XxX

3

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk regenerasi dan tumbuh secara abnormal. Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).

Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan kulit, sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu, sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang  sering terjadi serangnya biasanya permukaan yang sering terkena paparan sinar matahari, seperti wajah, tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

B. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki.   

Kulit merupakan organ yang paling luas permukaan nya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh

.

Page 4: Kanker Kulit XxX

4

Fungsi kulit :

1. Sebagai proteksiKulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis.

2. Fungsi absorsiKulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, dan benda padat tetapi larutan yang mudah menguap mudah di serap begitu juga yang larut dalam lemak.

3. Fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi).4. Fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl dan amoniak.

5. Fungsi persepsi. Kulit mengandung ujung – ujung syaraf sensorik di dermis dan sub kutis respon terhadap rangsangan panas di perankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis . (Syarifudin, 2006 : 314 -316)

6. Metabolisme vitamin D

C.  Etiologi

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu :

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

2. Kulit PutihOrang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan KarsinogenBahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak

Page 5: Kanker Kulit XxX

5

kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah menemukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

4. Genetik/Faktor KeturunanSusunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

D.    Klasifikasi Kanker Kulit

Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, melanoma maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS)

A. Non Melanoma Maligna

1. Karsinoma Sel Basal (KSB)

a. Definisi

            Basalioma atau Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut. Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal  merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).

b. Manifestasi klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya  diwajah dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala.

Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah. Papula makin lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus.

Page 6: Kanker Kulit XxX

6

2. Karsinoma Sel Skuamosa

a. Defnisi

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari kanker kulit yang paling banyak dijumpai setelah KSB.

Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).

b. Manifestasi Klinis

Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh. Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002).

Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain.

B. Melanoma Maligna

a. Definisi Melanoma Maligna

Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian.

Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit.

Page 7: Kanker Kulit XxX

7

b. Manifestasi Klinis

Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti :

1. Perubahan dalam warna2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi

berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah, ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.

Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:

A = Asimetrik, bentuknya tak beraturan.B = Border atau pinggirannya juga tidak rata.C = Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya.

Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.

D = Diameternya lebih besar dari 6 mm

c. Klasifikasi Melanoma Maligna

1. Superficial Spreading Melanoma (Melanoma Superfisial)Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh  dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.

2. Lentigo Maligna Melanoma Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat  pada daerah kulit yang terbuka, khususnya permukaan dorsal tangan, kepala dan leher  pada orang yang berusia lanjut. 

3. Noduler Melanoma

Page 8: Kanker Kulit XxX

8

Melanoma noduler merupakan lesi yang berupa nodul yang berbentuk setengah bola (dome shaped) dengan permukaan  yang relatife licin  seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.

4. Acral Lentiginous Melanoma (Melanoma akral-lentigonosa)Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar matahari dan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki, telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap.

Klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam stadium klinik, yaitu sebagai berikut :

1. Stadium IMelanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe regional.

2. Stadium IISudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional

3. Stadium IIIMelanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.

E. Patofisiologi

Proses terjadinya kanker kulit salah satunya disebabkan oleh paparan sinar matahari yang biasa disebut dengan sinar ultraviolet. Dalam jumlah sedikit sinar UV bermanfaat untuk menghasilkan vitamin D. Sinar UV yang berhasil masuk ke kulit bagian dermis merusak DNA sel kulit. Sinar UV menyebabkan dinding sel pembuluh darah menipis menyebabkan lebih mudah memar hanya disebabkan oleh trauma kecil dikulit yang terkena matahari, Pada keadaan normal, sel yang rusak tersebut dibuang oleh tubuh dan diganti dengan sel baru yang sehat. Namun jika terpapar sinar UV dalam jumlah besar tubuh tidak akan bisa memperbaiki diri lagi sehingga terjadi mutasi DNA dimana sel-sel kulit yang rusak tidak mati malah tumbuh merajalela mendesak dan merusak sel yang normal, sel yang merusak itulah yang disebut kanker.

Page 9: Kanker Kulit XxX

9

F. Manifestasi Klinis

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :

1.  Benjolan kecil yang membesar

Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin, permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang–kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila dangkat.

2.   Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah

Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh.

3.   Tahi lalat yang berubah warna

Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah. Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sekitarnya timbul bintik-bintik.

4.   Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh

Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.

5.   Bercak kecoklatan pada orang tua

Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.

6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan

Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan, batas kabur, tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

Page 10: Kanker Kulit XxX

10

G. Komplikasi

1. Invasi lokal dan kerusakan jaringan pada semua jenis kanker kulit2. Dapat terjadi metastase ke kelenjar limfe regional diseluruh tubuh,

terutama pada melanoma maligna, karsinoma sel basal sangat kecil kemungkinan untuk bermetastasis, sedangkan karsinoma sel skuamosa berpotensi sedang. (Elizabeth. J. Corwin, 2008, Hal 138)

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium test dan Cuci Darah.Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic.

2. Biopsy jaringanHasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara Eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invasi dan  ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan  (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratase atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.

3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit. Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

I. Penatalaksanaan Kanker Kulit Non Melanoma

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :

1. Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor2. Pembedahan mikrografik moh/chemosurgery : merupakan metode untuk

mengangkat lesi kulit yang malignant

Page 11: Kanker Kulit XxX

11

3. Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik

4. Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing 5. Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk lesi-lesi melanoma yang

tidak mungkin untuk di operasi seperti yang terletak pada mata, ujung hidung, bibir dan daerah didekat struktur yang vital

Kanker Kulit Melanoma Maligna

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

a. Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80% lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm

b. Kemoterapi 

Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas

Page 12: Kanker Kulit XxX

12

c. Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebagai BCG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic monoklanal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BCG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa injeksi BCG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

d. Terapi radiasi

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma

J. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas Istirahat

Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan eksisi dan graft kulit).

b. Sirkulasi

Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuler dengan bagian luar yang tidak teratur

c. Neurosensori

Nyeri pada daerah karsinoma.

Page 13: Kanker Kulit XxX

13

d. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan graft kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada graft kulit)

e. Keamanan

Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulserasi. 

f. Penyuluhan /Pembelajaran

Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perawatan rumah.

2. Diagnosa

a. Nyeri berhubungan dengan pembedahan

b. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan insisi pebedahan. c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit.

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical

3. Intervensi & Rasional

Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan pembedahanTujuan : nyeri teratasi.Kriteria Hasil: Nyeri hilang/terkontrol.

Intervensi :1. Tentukan letak nyeri, karakteristik, kualitas dan beratnya sebelum

pasien mendapatkan pengobatan.

R/ : Memberikan data.

Page 14: Kanker Kulit XxX

14

2. Cek pesanan medis terhadap obat, dosis, dan frekuensi pemberian analgesik.

R/: mencegah kesalahan.

3. Pantau tanda-tanda vitalR/: memberikan data mengenai respons pada obat.

4. Bantu relaksasi untuk memfasilitasi respons terhadap analgesic.R/: meningkatkan respons terbaik ada pemberian obat.

5. Bantu pasien dalam distraksi.R/: pengalihan dapat mengurangi rasa nyeri.

Evaluasi: mengungkapkan bahwa nyeri turun atau hilang.

Diagnosa 2 : perubahan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan. 

Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka. Kriteria hasil : insisi luka sembuh.

Intervensi :1. Inspeksi daerah insisi terhadap adanya kemerahan dan pembengkakan.

R/: meningkatkan intervensi awal jika terjadi abnormalitas awal.

2. Catat karakteristik luka.R/: memberikan data.

3. Bersihkan sekeliling daerah insisi dengan larutan pembersih yang cocok.

R/: mencegah infeksi.

4. Ganti balutan luka sesuai permintaan atau sesuai kebutuhan.R/: memberikan kesempatan untuk melakukan observasi daerah insisi dengan interval waktu yang teratur.

5. Beri tahu pasien untuk melaporkan adanya kemerahan, pembengkakan, nyeri dari insisi.R/: memberikan pengenalan dini terhadap masalah potensial.

6. Instruksikan pasien bagaimana merawat insisi selama mandi R/: memberikan informasi yang akan dapat melindungi insisi tersebut.

Page 15: Kanker Kulit XxX

15

7. Instruksikan pasien bagaiman cara untuk meminimalkan penekanan pada daerah insisi.

R/: mencegah peregangan yang tidak perlu.

Evaluasi: - Tidak ada kemerahan dan pembengkakan pada daerah insisi.- Insisi tampak sembuh dengan baik.

Diagnosa 3 : gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit.Tujuan : pasien dapat menggungkapkan kekuatirannya atas penolakan oleh orang lain karena perubahan kulit dari pembedahan/terapi radiasi.Kriteria hasil : mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.

Intervensi : 1. Kaji pengetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang

berhubungan dengan pembedahan dan perubahan.R/:memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan.

2. Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya.R/: ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuhnya yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping.

3. Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan dari pembedahan.

R/: memberikan jalan untuk mengekspresikan dirinya.

4. Diskusikan pilihan dan cara-cara untuk membuat penampilan yang kurang menjadi menarik.

R/: meningkatkan control diri sendiri.

Evaluasi :- pasien mampu mengidentifikasi sumber-sumber komunitas yang

potensial untuk mengatasi.- Pasien melukiskan pilihan-pilihan untuk meminimalkan kelainan yang

ada.- Pasien mampu mendemonstrasikan kemampuan menghadapi kecacatan.

Page 16: Kanker Kulit XxX

16

Diagnosa 4 : kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical.

Tujuan : memberikan pemahaman tentang pembedahan, terapi radiasi dan penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit.

Kriteria hasil : menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan.

Intervensi:1. Beritahu kapan pembedahan/terapi radiasi akan dilakukan.R/: memberikan informasi yang diperlukan.

2. Jelaskan tujuan dari penanganan.R/: meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.

3. Ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.R/: meningkatkan perawatan diri sendiri.

4. Beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topical seperti iritasi kulit.

R/: meningkatkan keamanan dari pemberian obat topikal tanpa adanya komplikasi.

5. Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan perawatan diri untuk mengatasinya.

R/: meningkatkan perawatan diri.

Evaluasi:- Pasien mampu mendemonstrasikan pemakaian kemoterapi topikal

secara benar sesuai dengan kebutuhan.- Pasien mampu mengidentifikasi kemungkinan komplikasi dari

pengobatan dan tindakan-tindakan perawatan diri untuk menurunkan beratnya masalah.

Page 17: Kanker Kulit XxX

17

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara abnormal. Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan kulit, sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu, sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan.           

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu : Benjolan kecil yang membesar, Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan.

B. Saran

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.

2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan.

Page 18: Kanker Kulit XxX

18

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Danielle Gale & Jane Charette. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC

2. Doengoes.M.G. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGC.

3. Yellia Mangan. Cara Bijak Menaklukkan Kanker Kulit. Jakarta : EGC

4. Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC

5. Shirley.e Otto. 2005. Keperawatan Kanker Kulit. Jakarta : EGC

6. Kanker Kulit –E-Journal Universitas Udayana. URL : http:// ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4944/3740

7. Akhlis Hidayatul.2012. Makalah Kanker Kulit. URL : http://akhlisnurse.blogspot.com/2011/07/makalah-kanker-kulit.html

8. Kanker Kulit. URL : http://www.docstoc.com/docs/79648454/Kanker-Kulit

9. Amin. 2009. Anatomi Fisiologi Kulit. URL : http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT)

10. Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.