KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT...

69
KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT LAPANG DI KAWASAN NUKLIR PASAR JUMAT MENGGUNAKAN DAISY II INCUBATOR EKO JATMIKO PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1440 H

Transcript of KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT...

Page 1: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

RUMPUT LAPANG DI KAWASAN NUKLIR PASAR JUMAT

MENGGUNAKAN DAISYII

INCUBATOR

EKO JATMIKO

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 2: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

RUMPUT LAPANG DI KAWASAN NUKLIR PASAR JUMAT

MENGGUNAKAN DAISYII

INCUBATOR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

EKO JATMIKO

11140950000024

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1440 H

Page 3: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA
Page 4: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA
Page 5: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA
Page 6: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

vi

ABSTRAK

EKO JATMIKO. Kandungan Nutrisi dan Kecernaan In Vitro pada Rumput

Lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat Menggunakan DaisyII Incubator. Skripsi.

DIBIMBING OLEH FIRSONI DAN ETYN YUNITA

Identifikasi rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, serta analisis

kandungan nutrisi dan nilai kecernaan secara in vitro diperlukan untuk menjadi

dasar pembuatan formula pakan ransum ternak ruminansia. Penelitian bertujuan

untuk menganalisis jenis rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, nilai

kandungan nutrisi dan kecernaan bahan organik yang diinkubasi menggunakan

DaisyII Incubator. Pengambilan sampel rumput lapang dengan metode kuadrat,

peletakan plot secara purposive sampling dan jumlah plot sebanyak 10 buah pada

masing-masing lahan dengan ukuran plot 1x1 m. Sampel diidentifkasi dan

dilakukan analisis proksimat serta inkubasi selama 48 jam. Hasil identifikasi

rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat didapatkan 9 jenis rumput lapang,

ke dalam famili Cyperaceae dan Poaceae. Hasil analisis proksimat menunjukkan

bahwa Cyperus kyllinga, Echinochloa colonum dan Eleusine indica memiliki

kandungan protein kasar tinggi (13-15%), serta rendah akan kandungan neutral

detergent fiber (66-70%) dan acid detergent fiber (30-33%). Hasil analisis juga

menunjukkan bahwa ketiga rumput lapang memiliki nilai Relative Feed Value

(RFV) dan In Vitro True Digestibility (IVTD) yang tinggi (63-66%), khususnya

nilai degradabilitas E. colonum tertinggi dengan persentase 66,6% (p<0,05).

Penelitian ini menunjukkan bahwa C. kyllinga, E. colonum dan E. indica

merupakan rumput lapang yang potensial dikembangkan dalam formula pakan

ransum, dibandingkan dengan jenis rumput lapang lainnya

Kata kunci : kandungan nutrisi, kecernaan in vitro, ruminansia, rumput lapang

Page 7: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

vii

ABSTRACT

EKO JATMIKO. Nutrient Content and In Vitro Digestibility of Native Grass in

Kawasan Nuklir Pasar Jumat Using DaisyII Incubator. Undergraduated Thesis.

SUPERVISED BY FIRSONI AND ETYN YUNITA

Identification, nutrient content and in vitro digestibility of native grass in

Kawasan Nuklir Pasar Jumat are needed to be know for making ruminant rations.

The study aims to analyze the type of native grass in Kawasan Nuklir Pasar

Jumat, the value of the nutrient content and organic matter digestibility using

DaisyII Incubator. Native grass sampling by the quadratic method, laying the plot

by purposive sampling and the number of plots 10 pieces on each land with a plot

size of 1x1 m. Samples were identified, proximate analysis and incubation for 48

hours. The results showed that the native grass identification in the Kawasan

Nuklir Pasar Jumat were found 9 kinds of native grass, in the family of

Cyperaceae and Poaceae. The proximate analysis results showed that Cyperus

kyllinga, Echinochloa colonum and Eleusine indica were contained high crude

protein content (13-15%), and low neutral detergent fiber (66-70%) and acid

detergent fiber (30-33%). The results also showed that the three native grass had

high Relative Feed Value (RFV) and In Vitro True Digestibility (IVTD) (63-

66%), especially the highest degradability value of 66.6% E. colonum (p<0.05).

This study showed that C. kyllinga, E. colonum and E. indica are native grasses

that have the potential to be developed in feed rations, compared with other types

of native grass.

Keywords : in vitro digestibility, native grass, nutrient content, ruminant

Page 8: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis diberikan

kemudahan dalam menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana sains pada Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

berjudul “Kandungan Nutrisi dan Kecernaan In Vitro pada Rumput Lapang

di Kawasan Nuklir Pasar Jumat Menggunakan DaisyII

Incubator”.

Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak atas segala

bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama menyusun

skripsi ini. Ucapan terimakasih terutama ditujukan kepada :

1. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

izin pelaksanaan penelitian.

2. Dr. Dasumiati, M.Si selaku Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

izin pelaksanaan penelitian.

3. Ir. Firsoni, M.P selaku pembimbing 1 yang telah membimbing saya dalam

menyusun skripsi.

4. Etyn Yunita, M.Si selaku pembimbing 2 yang telah membimbing saya

dalam menyusun skripsi.

5. Teguh Wahyono, S.Pt, M.Si dan Shintia Nugrahini Wahyu Hardani, A.md

selaku pembimbing yang telah membimbing kerja di Laboratorium.

6. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-

BATAN) Laboratorium Biologi, bidang nutrisi ternak dan lahan rumput

yang telah menyediakan tempat, alat, bahan, dan arahan dalam pelaksanaan

penelitian.

7. Orang tua penulis yang telah memberikan izin, dukungan serta motivasi

dalam melaksanakan perkuliahan jenjang S1.

8. Teman-teman program studi Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2014 yang telah memberikan banyak dukungan moril kepada

penulis.

Page 9: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

ix

Demikianlah skripsi ini disusun, semoga bermanfaat bagi para pembaca

untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.

Jakarta, Mei 2019

Penulis

Page 10: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

x

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iii

PERNYATAAN....... .............................................................................................. v

ABSTRAK........... ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI....... ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3. Tujuan... .................................................................................................. 3

1.4. Manfaat ................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pakan Ternak Ruminansia ...................................................................... 4

2.2. Rumput Lapang ...................................................................................... 5

2.3. Sistem Pencernaan Ruminansia .............................................................. 8

2.4. Kecernaan In Vitro dengan DaisyII Incubator ANKOM ........................ 9

2.5. Pakan Ransum ...................................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................ 11

3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 11

3.3. Cara kerja .............................................................................................. 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Identifikasi Rumput Lapang di Kawasan Nuklir Pasar jumat

(KNPJ) .................................................................................................. 19

4.2. Kandungan Nutrisi Rumput Lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat . 30

Page 11: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

xi

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 37

5.2. Saran ..................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

LAMPIRAN......... ................................................................................................ 42

Page 12: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Persyaratan khusus mutu konsentrat sapi potong berdasarkan

bahan kering……………………………………………………. 4

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi untuk ternak ruminansia besar........................ 5

Tabel 3. Kandungan nutrisi rumput lapang……………...…..................... 7

Tabel 4. Hasil pengukuran kondisi lingkungan Kawasan Nuklir Pasar

Jumat per September 2018........................................................... 20

Tabel 5. Hasil identifikasi rumput lapang Kawasan Nuklir Pasar

Jumat..... 20

Tabel 6. Kandungan nutrisi rumput lapang Kawasan Nuklir Pasar

Jumat............................................................................................. 31

Tabel 7. Nilai Relative Feed Value (RFV), Total Digestive Nutrient

(TDN), dan In Vitro True Digestibility (IVTD) rumput lapang

di Kawasan Nuklir Pasar Jumat……............................................ 34

Tabel 8. Koefisien korelasi antara In Vitro True Digestibility (IVTD)

dengan analisis kandungan nutrisi……....................................... 36

Tabel 9. Nilai produk fermentasi dari kecernaan in vitro……..……......... 36

Page 13: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Morfologi dan bagian-bagian rumput……………………...... 7

Gambar 2. Proses pencernaan pada ruminansia ….................................... 8

Gambar 3. Peta Kawasan Nuklir Pasar Jumat, dan lokasi pengambilan

rumput lapang……….............................................................. 12

Gambar 4. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Cyperus kyllinga...................................................................... 22

Gambar 5. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Axonopus compressus.............................................................. 23

Gambar 6. Daun (A), morfologi utuh (B) rumput Brachiara sp................ 24

Gambar 7. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Dactyloctenium aegyptium...................................................... 25

Gambar 8. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Echinochloa colonum............................................................... 26

Gambar 9. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Echinochloa crus-galli............................................................. 27

Gambar 10. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Eleusine indica......................................................................... 28

Gambar 11. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Imperata cylindrica.................................................................. 29

Gambar 12. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput

Paspalum distichum................................................................. 30

Page 14: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan penelitian…………………….......... 43

Lampiran 2. Hasil konversi persentase hemiselulosa dan Non Fiber

Carbohydrate (NFC) pada rumput lapang di Kawasan

Nuklir Pasar Jumat (%BK).................................................... 44

Lampiran 3. Hasil uji ANOVA dan Tukey pada Berat Kering (BK)

rumput lapang…………………………………………........ 45

Lampiran 4. Hasil uji ANOVA dan Tukey pada Berat Organik (BO)

rumput lapang…………………………………………........ 46

Lampiran 5. Hasil uji ANOVA dan Tukey pada Lemak Kasar (LK)

rumput lapang…………………………………………........ 47

Lampiran 6. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Neutral Detergent

Fiber (NDF) rumput lapang….............…………………..... 48

Lampiran 7. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Acid Detergent Fiber

(ADF) rumput lapang……...………….……………............ 49

Lampiran 8. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Relative Feed Value

(RFV) rumput lapang…………………………………........ 50

Lampiran 9. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada In Vitro True

Digestibility (IVTD) rumput lapang……………………...... 51

Lampiran 10. Hasil uji korelasi nilai IVTD dengan parameter kandungan

nutrisi rumput lapang ...……...........……….......................... 52

Page 15: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pakan merupakan salah satu faktor yang penting sebagai penentu

keberhasilan produktivitas ternak ruminansia, dalam hal ini susu dan daging

sebagai produk hasil dari ternak ruminansia. Sektor pakan mencakup 60-70%

biaya produksi dan komposisi hijauan di ransum pada usaha ternak ruminansia

mencapai 90% (Riswandi, 2015). Ketersediaan pakan khususnya rumput lapang

masih merupakan kendala bagi para peternak, karena sebagian besar pakan ternak

ruminansia berasal dari tanaman hijauan.

Pakan ternak ruminansia yang umum digunakan peternak adalah rumput

lapang. Rumput lapang biasa tumbuh liar di tepi jalan, sekitar sawah atau ladang,

dan memiliki kualitas yang rendah sebagai pakan ternak (Aboenawan, 1991).

Walaupun daya produksi dan kualitas yang dimiliki rendah, rumput lapang mudah

didapat, murah dan pengelolaannya mudah. Pakan berkualitas rendah

menyebabkan terjadinya defisien dan ketidakseimbangan gizi, dalam hal ini

energi, protein, mineral dan vitamin (Suryahadi, 2003).

Kawasan Nuklir Pasar Jumat (KNPJ) merupakan area pusat penelitian yang

memiliki laboratorium riset aplikasi nuklir di bidang peternakan khususnya

nutrisi, reproduksi dan kesehatan ternak. Fasilitas laboratorium dilengkapi adanya

kandang terpadu yang di dalamnya terdapat fasilitas pemeliharaan ternak

ruminansia dengan jumlah domba sebanyak 20 ekor, sapi 6 ekor dan kerbau 1

ekor, namun yang difokuskan dalam penelitian ini adalah memenuhi kebutuhan

nutrisi sapi pejantan. Kandang terpadu ini ditunjang pula dengan penyediaan

hijauan pakan sepanjang masa pemeliharaan, yakni rumput lapang yang tumbuh

di Kawasan Nuklir Pasar Jumat. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan persyaratan

kode etik hewan percobaan sebagai pedoman dalam pemeliharaan ternak

(National Research Council, 2011).

Rumput lapang di KNPJ masih merupakan sumber utama pakan ternak di

kandang terpadu Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Teknologi Nuklir

Nasional (PAIR-BATAN). Rumput lapang ini dapat ditemukan di beberapa titik

lokasi pada KNPJ, diantaranya areal sekitar lapang utama PAIR-BATAN dan

Page 16: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

2

areal ladang sorgum. Namun, belum adanya data tentang identifikasi jenis rumput

lapang

Page 17: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

2

di kawasan ini. Rumput lapang yang ditemukan di areal ladang dan kebun Desa

Rimbo Kota Padang adalah Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Cynodon

dactylon, Eleusine indica, Imperata cylindrica dan Paspalum vaginatum (Sari,

2013).

Rumput adalah pakan dasar yang berkualitas rendah, dengan protein kasar

rendah 4,5% dari Berat Kering (BK), dan nilai Neutral Deteregent Fiber (NDF)

yang tinggi 78,4% dari Berat Kering (BK) (Jayanegara, 2009). Baku mutu nutrisi

untuk kebutuhan pakan sapi menurut Badan Standarisasi Nasional (2009), yakni

protein kasar minimal 12% BK dan NDF maksimal 35% BK. Penelitian

sebelumnya oleh Umar (2015) melaporkan bahwa rumput lapang memiliki

kandungan serat kasar 29,03% BK, protein kasar 6,99% BK, serta TDN 46,6%.

Kecernaan in vitro rumput lapang tertinggi pada jenis Digitaria milanjiana

sebesar 63% (Kondo, 2015). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mencukupi kebutuhan ternak di kandang terpadu PAIR-BATAN, adalah dengan

menganalisis kandungan nutrisi pada rumput lapang di KNPJ. Data ini akan

menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan formula pakan ransum, yang dirasa

mampu untuk memenuhi kebutuhan ternak ruminansia di kandang terpadu PAIR-

BATAN sesuai dengan baku mutu nutrisi.

Penelitian menggunakan berbagai jenis rumput lapang di KNPJ, untuk

menganalisis kandungan nutrisi dan kecernaan secara in vitro belum dilakukan.

Terlebih penggunaan instrumen DaisyII Incubator untuk analisis degradabilitas

pakan belum banyak dilakukan. DaisyII Incubator memberikan nilai akurasi yang

tinggi dalam memprediksikan nilai degradabiltas pakan (Mabjeesh, 2000).

Sebagai pedoman untuk pemeliharaan ternak ruminansia dan penggunaan formula

pakan yang cocok, maka penelitian mengenai identifikasi jenis rumput lapang

serta kandungan nutrisi dan kecernaan perlu dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis rumput lapang apa saja

yang terdapat di KNPJ, serta jenis mana yang memiliki nilai kandungan nutrisi

dan kecernaan bahan organik secara in vitro yang baik?

Page 18: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

3

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jenis dan kandungan nutrisi

rumput lapang di KNPJ, serta mendapatkan jenis rumput lapang dengan nilai

kandungan nutrisi dan kecernaan bahan organik secara in vitro yang baik.

1.4. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

panduan kepada peneliti maupun petugas kandang terpadu PAIR-BATAN, untuk

meningkatkan kualitas pakan ternak yang cocok di KNPJ dalam bentuk ransum.

Page 19: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pakan Ternak Ruminansia

Jumlah kebutuhan nutrisi yang melebihi batas aman didesain khusus untuk

memenuhi variasi yang dibutuhkan pada tiap individu. Hijauan pakan diberikan

pada hewan ternak ruminansia mencangkup 10% dari bobot badan (Mc Donald,

2010). Standar pakan menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu, dan pengujian

konsentrat untuk ternak ruminansia (Tabel 1).

Tabel 1. Persyaratan khusus mutu konsentrat sapi potong berdasarkan bahan

kering

Jenis pakan

Protein kasar

(%)

(minimal)

Lemak

kasar (%)

(maksimal

Ca (%) P (%) NDF (%)

(maksimal)

Penggemukan 13 7 0,8-1,0 0,6-0,8 35

Induk 14 6 0,8-1,0 0,6-0,8 35

Pejantan 12 6 0,5-0,7 0,3-0,5 30

Keterangan : NDF = Neutral Detergent Fiber

Sumber : Badan Standardisasi Nasional, 2009

Bahan organik pakan yang diantaranya termasuk serat, karbohidrat, lemak,

dan protein merupakan sumber bahan energi bagi ternak ruminansia. Potensi yang

dimiliki masing-masing sumber energi berbeda, tergantung tingkat degradabilitas.

Efisiensi pakan yang rendah disebabkan karena kualitas pakan ternak yang rendah

(Haryanto, 2012).

Vitamin dan mineral berperan sebagai faktor dalam menentukan kualitas

pakan ternak ruminansia, karena dibutuhkan sebagai sumber nutrisi untuk

produktivitasnya. Mikromineral merupakan mineral yang sedikit dibutuhkan

ternak seperti Zn, Cr, Se dan Mo, sedangkan makromineral adalah mineral yang

banyak dibutuhkan ternak seperti Ca, P, Mg, K dan S. selain itu, kebutuhan

protein untuk ternak ruminansia juga harus terpenuhi. Protein yang terkandung

dalam pakan ternak dibutuhkan berupa protein yang tidak mudah dipecah dalam

rumen, sehingga dapat melalui retikulorumen dalam kondisi utuh sebagai asam

amino (Norton, 2000).

Page 20: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

5

Energi berasal dari hijauan pakan yang mengandung banyak karbohidrat dan

lemak. Pertambahan bobot badan akan memengaruhi peningkatan kebutuhan

energ yang diperlukan hewan ternak ruminansia besar (Tabel 2). Upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan menyesuaikan ketersediaan pakan dan dapat

dimanfaatkan secara efisien. Peningkatan angka kelahiran dan bobot hewan ternak

dikarenakan adanya perbaikan manajemen pakan yang baik (Imran, 2012).

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi untuk ternak ruminansia besar

Jenis ternak Kebutuhan

TDN (%)

Kebutuhan

PK (%)

Sapi Perah *)

Pejantan 55 10

Dara (Umur 6-12 Bulan) 61-66 12

Masa Pengeringan 56 12

Laktasi (Produksi susu 7-10 kg/hari) 63-67 12-15

Kerbau **)

Hidup Pokok (Bobot 450 kg) 45 12-14

Dara (Bobot 300 Kg) 58 8

Bunting (Trimester akhir, Bobot 400 kg) 53 8

Laktasi (Produksi susu 4 kg/hari), Kadar

Lemak 7%, Bobot 550-600 kg

55-56 9-10

Keterangan : TDN = Total Digestive Nutrient PK = Protein Kasar

Sumber : *) NRC, 2001

**) Parakkasi, 1999

2.2. Rumput Lapang

Pakan ternak ruminansia yang umum digunakan peternak adalah rumput

lapang. Rumput lapang biasa ditemukan di tepi jalan, sekitar sawah atau ladang

dan tumbuh liar sehingga memiliki kualitas yang rendah sebagai pakan ternak

(Aboenawan, 1991). Walaupun daya produksi dan kualitas yang dimiliki rendah,

rumput lapang mudah didapat, murah dan pengelolaannya mudah. Rumput lapang

yang biasa ditemukan adalah Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Cynodon

dactylon, Eleusine indica, Imperata cylindrica dan Paspalum vaginatum (Sari,

2013). Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an :

(٤٨) شقا األرض شققنا ثم (٤٧) صبا الماء صببنا أنا (٤٦) طعامه إلى اإلنسان فلينظر

وأبا وفاكهة (٥٣) غلبا وحدائق (٤٢) ونخال وزيتىنا(٤٢) وقضبا وعنبا(٤٢) حبا فيها فأنبتنا

٥٤) وألنعامكم لكم متاعا (٥٣)

Page 21: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

6

Page 22: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

6

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya kami

benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian kami belah bumi

dengan sebaik-baiknya, lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan

sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan

serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang

ternakmu” (Q.S. ‘Abasa : 24-32).

Ayat di atas menjelaskan bahwa semua tumbuhan yang diciptakan Allah

memiliki manfaat masing-masing, dan Allah telah memberi petunjuk kepada

manusia. Tugas manusia yakni untuk mencari tahu manfaat tumbuhan tersebut

melalui penelitian dan pemikiran. Rumput lapang adalah salah satu pakan dasar

untuk ternak ruminansia. Bahan pakan ini mudah didapat dan jumlah banyak,

tetapi kandungan nutrisi rumput lapang sangat bervariasi. Jenis, umur, musim dan

lokasi tumbuh rumput tersebut merupakan faktor penting penentu kandungan

nutrisi didalamnya. Rumput lapang terdiri dari campuran berbagai macam rumput

lokal yang tumbuh secara alami (Aprilia, 2018).

Identifikasi genus/jenis hijauan pakan semakin penting dilakukan mengingat

semakin pentingnya arti hijauan pakan termasuk bangsa rumput, polong-polongan

dan hijauan dari tumbuh-tumbuhan lain dapat dilakukan berdasarkan pada tanda-

tanda atau karakteristik vegetatif (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput terdiri atas

akar, batang yang lunak, daun dan bunga (Gambar 2). Sebagian rumput ada yang

tumbuh membentuk rumpun, ada yang memiliki stolon (batang yang menjalar di

permukaan tanah), dan ada yang memiliki rimpang yaitu batang yang tumbuh

menjalar di bawah permukaan tanah. Semua rumput berakar serabut. Daun rumput

biasanya berbentuk pita, yaitu tulang daun yang sejajar dan ujungnya lancip, baik

rumput yang kecil (rumput kawat) maupun rumput yang besar (rumput gajah).

Namun ada juga yang daunnya berbentuk lanset atau tombak (Prawiradiputra,

2012).

Page 23: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

7

Gambar 1. Morfologi dan bagian-bagian rumput (Prawiradiputra, 2012)

Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi ternak seperti

air, lemak, bahan ekstrak tanpa Nitrogen, serat kasar, mineral (terutama phospor

dan garam dapur) serta vitamin. Syarat-syarat rumput sebagai bahan makanan

ternak antara lain (1) mempunyai manfaat yang tinggi sebagai bahan makanan, (2)

mudah dicerna alat pencernaan dan (3) tersedia dalam keadaan yang cukup

(Lubis, 1992). Sumber energi pada rumput lapang berasal dari komponen serat

yang terdiri atas selulosa dan hemiselulosa. Kandungan nutrisi rumput lapang

secara umum disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan nutrisi rumput lapang

Parameter Nilai

Bahan Kering (%) *) 21,4

Protein Kasar (%BK) **) 6,99

Serat Kasar (%BK) **) 29,0

Lemak Kasar (%BK) *) 2,56

BETN (%BK) *) 36,7

TDN (%BK) *) 46,7

Abu (%BK) *) 21,0

Sumber : *) Aprilia, 2018

**) Umar, 2015

Page 24: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

8

2.3. Sistem Pencernaan Ruminansia

Proses unik dalam sistem pencernaan ruminansia dikenal dengan memamah

biak. Dimulai dari masuknya pakan ke dalam rongga mulut, masuk ke dalam

rumen lalu pakan yang telah menjadi bolus dikembalikan ke rongga mulut

(regurgitasi) untuk dikunyah kembali (Gambar 3). Pakan yang telah dikunyah

bercampur dengan saliva (remastikasi) lalu ditelan kembali menuju ke retikulum

(redeglutasi) (Rahmadi, 2003).

Gambar 2. Proses pencernaan pada ruminansia (Campbell et al., 2008)

Sistem pencernaan ternak ruminansia memiliki sistem yang unik dengan

efektifitas mencerna bahan pakan serat tinggi. Sistem ini melibatkan interaksi

dinamis antara populasi mikroorganisme, bahan pakan dan ternak. Sistem

pencernaan ruminansia secara antomi meliputi rongga mulut, lidah, kelenjar air

liur, kerongkongan, lambung empat kompartemen (rumen, retikulum, omasum

dan abomasum), pankreas, kantung empedu, usus halus serta usus besar. Saliva

ruminansia mengandung enzim untuk pemecahan lemak (salivary lipase), pati

(salivary amilase) yang membantu dalam mengunyah dan menelan, serta ada

keterlibatan dalam pengolahan ulang nitrogen di dalam rumen. Rongga mulut dan

lidah digunakan ruminansia untuk proses mengunyah hijauan pakan secara

mekanis (Parish, 2009).

Tempat bagi populasi mikroorganisme dalam sistem pencernaan ruminansia

adalah rumen dan retikulum. Mikroorganisme memecah dinding sel hijauan pakan

menjadi fraksi karbohidrat dan memfermentasinya untuk menghasilkan asam

Page 25: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

9

lemak bebas seperti propionat yang berperan dalam sintesis glukosa dan butirat

dari glukosa, serta asetat yang berperan dalam sintesis lemak. Asam lemak bebas

selanjutnya dapat digunakan oleh ruminansia sebagai energi untuk tubuh. Rumen

berperan penting sebagai wadah fermentasi dalam sistem pencernaan ruminansia,

dilapisi oleh papila yang berperan dalam penyerapan nutrisi. Temperatur dalam

rumen berkisar antara 38-42oC (Rachmadi, 2003). Sementara itu pH rumen

berkisar antara 6,5-6,8 (Parish, 2009).

2.4. Kecernaan In Vitro dengan DaisyII

Incubator ANKOM

Metode in vitro adalah proses metabolisme yang terjadi di luar tubuh ternak

dengan prinsip dan kondisi sama dengan proses metabolisme dalam rumen dan

abomasum. pH retikulorumen biasanya berkisar antara 5,5-7,0 dan bervariasi

dengan rasio pemberian konsentrat (Hungate, 1966). Kelebihan dari teknik in

vitro dibandingkan teknik in vivo adalah, 1) lebih efektif, efisien dan mudah, 2)

biaya dan waktu yang dibutuhkan lebih sedikit, 3) memungkinkan mengontrol

kondisi fermentasi sesuai dengan kebutuhan, 4) volume sampel yang dibutuhkan

sedikit sangat cocok digunakan untuk evaluasi pakan yang banyak ragamnya, 4)

tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, 5) dan mudah untuk diulang

(Kurniawati, 2007).

Metode DaisyII Incubator dapat digunakan untuk menduga kecernaan in

vitro dengan nilai variasi yang sangat rendah (Rofiq, 2011). Kecernaan pakan

pada ruminan dapat diukur secara akurat di laboratorium dengan cara

menginkubasikan sampel selama 48 jam dengan larutan buffer cairan rumen

dalam tabung dengan kondisi anaerob. Residu bahan yang tidak larut disaring,

kemudian dikeringkan dan dipanaskan hingga substrat tersebut dapat

dipergunakan untuk mengukur kecernaan bahan organik (McDonald, 2002).

Kecernaan (degradability) dan konsumsi pakan merupakan parameter penting

dalam nutrisi ternak guna meningkatkan produktivitas ternak. Kecernaan yang

rendah pada pakan memiliki degradasi pakan yang rendah pula, sehingga tidak

mampu mengimbangi aktifitas fermentasi pakan oleh mikroba rumen (Kurniawati,

2007).

Page 26: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

10

2.5. Pakan Ransum

Ransum merupakan campuran jenis pakan yang diberikan untuk ternak

sehari atau dalam jangka waktu 24 jam. Ransum sempurna mengandung gizi yang

seimbang, bentuk mudah dicerna sehingga disukai ternak. bahan-bahan yang

dimakan ternak mengandung energi dan gizi dikatakan sebagai pakan (Tillman,

1997).

Ransum komplit adalah pakan yang cukup gizi untuk ternak, dibentuk dan

dicampur dari berbagai jenis pakan untuk diberikan sebagai makanan yang

memenuhi kebutuhan pokok. Ransum komplit berasal dari campuran pakan

dengan menimbang dan menyatukan semua bahan-bahan pakan yang dapat

menyediakan kecukupan zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak. Setiap bagian

yang dikonsumsi dapat menyediakan nutrisi (energi, protein, serat, mineral dan

vitamin) yang dibutuhkan oleh ternak (Tillman, 1997). Ternak membutuhkan

pakan atau ransum yang mengandung protein dan energi yang seimbang,

disamping kebutuhan vitamin dan mineral yang cukup (Suryahadi, 2003).

Strategi formulasi ransum ternak ruminansia sangat mempertimbangkan

keberadaan fraksi NDF dan ADF. Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid

Detergent Fiber (ADF) adalah fraksi dinding sel dengan kecernaan yang rendah

(Sudirman, 2015).

Page 27: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2018 di

Laboratorium Nutrisi Ternak, dan Lahan Rumput, Pusat Aplikasi Isotop dan

Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-BATAN), di Kawasan Nuklir

Pasar Jumat (KNPJ), Jakarta, Indonesia. Titik sampling rumput lapang dilakukan

di dua lokasi, yakni areal sekitar lapang yang ternaungi oleh pohon (A) dan areal

lahan kering di sekitar ladang sorgum (B) (Gambar 4).

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah DaisyII Incubator ANKOM,

Fiber Analyzer ANKOM200, soxhlet Labconco, Protein Analyzer Opsis

LiquidLine, Analytic TitroLine5000, grinder Fritsch, tali rafia, timbangan analitik

Fujitsu kapasitas 210 mg, cawan porselen, oven Fisher suhu 100oC, oven Heraeus

suhu 60oC, tanur Pyrolabo suhu 600

oC, magnetic stirrer, desikator, Erlenmeyer,

Termos, gelas ukur, hot plate, centrifuge, weather meter dan gelas piala ukuran

100 ml.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput lapang yang

didapat dari KNPJ, cairan rumen sapi jantan berfistula dari kandang terpadu

Laboratorium Peternakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), koran,

plastik sampel ukuran 35x50 cm, gas CO2, acetone, chloroform, akuades, H3BO3,

NaOH 40%, HCl 0,2 N, selenium mix, reagent NDS (Neutral Detergent Solution),

NDS concentrate, sodium sulfite, glycol, metyl red, enzim α amilase, reagent

ADS (Acid Detergent Solution) ADS powder, H2SO4 96%, filter bag, vaselin,

kasa, parafilm, larutan buffer A (KH2PO4, MgSO4.7H2O, NaCl, CaCl2.2H2O,

Urea), dan larutan buffer B (Na2CO3, Na2S.9H2O).

3.3. Cara kerja

3.3.1. Identifikasi Rumput Lapang

Pengambilan sampel rumput lapang di KNPJ dengan metode kuadrat. Plot

dengan ukuran 1x1 m diletakkan secara purposive sampling sebanyak 10 buah

pada masing-masing lokasi. Pencatatan tentang jenis rumput lapang dilakukan

Page 28: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

12

pada setiap plot pengamatan, lalu dicabut dan dikoleksi ke dalam plastik sampel

ukuran 35x50 cm. Rumput lapang diamati morfologinya, diidentifikasi dan

dideskripsi menggunakan buku identifikasi Soerjani (1987) atau mencocokkan

dengan gambar yang ada pada buku tersebut.

3.3.2. Persiapan Sampel

Persiapan sampel dilakukan dengan tujuan untuk membuat bahan pakan

agar sesuai dengan ukuran sampel untuk pengujian selanjutnya, yakni sampel

berbentuk serbuk dengan ukuran 1 mm. Bahan pakan yang digunakan yakni

berbagai jenis rumput lapang yang telah didapat dari hasil identifikasi di KNPJ.

Rumput lapang diambil sebanyak 1 kg dalam keadaan segar, masing-masing

dibungkus koran lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60oC selama 48

jam. Rumput lapang dihaluskan menggunakan grinder menjadi berukuran 1 mm

(Lampiran 1). Sampel rumput lapang yang telah dihaluskan, dibungkus dengan

plastik untuk kemudian dilakukan analisis proksimat dan kecernaan secara in

vitro.

3.3.3. Pengukuran Kandungan Nutrisi Rumput Lapang

Pengukuran kandungan nutrisi bertujuan untuk mengetahui kualitas sampel

rumput lapang. Analisis kandungan nutrisi menggunakan analisis proksimat

berdasarkan Association of Analytical Chemist (AOAC, 2005) untuk pengukuran

Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), Protein Kasar (PK), Lemak Kasar

(LK), dan analisis profil serat berdasarkan analisis Van Soest (1980). Profil serat

yang diukur adalah kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid

Detergent Fiber (ADF). Kandungan NDF merupakan fraksi dinding sel yang

terdiri dari hemiselulosa, selulosa, dan lignin, sedangkan ADF hanya mencangkup

selulosa dan lignin (Moller, 2014). Pengukuran NDF dan ADF dalam penelitian

ini menggunakan alat Fiber Analyzer ANKOM200.

3.3.3.1. Pengukuran Bahan Kering (BK) dan Bahan Organik (BO) (AOAC, 2005)

Pengukuran BK dan BO bertujuan untuk menjadi dasar analisis kandungan

nutrisi lain yang digunakan sebagai parameter pada penelitian ini. Cawan poselen

kosong dimasukkan ke dalam oven pada suhu 100oC selama 1 jam. Cawan

dipindahkan ke dalam desikator selama 30 menit, lalu setelah itu ditimbang

Page 29: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

13

sebagai B0. Sampel rumput lapang masing-masing sebanyak 0,5 g dimasukkan ke

dalam cawan dan ditimbang sebagai Bt. Cawan berisi sampel dipanaskan kembali

ke dalam oven pada suhu 100oC selama 24 jam, selanjutnya dipindahkan ke dalam

desikator selama 30 menit dan ditimbang sebagai Bt100oC. Setelah itu, cawan

berisi sampel dipanaskan ke dalam tanur pada suhu 600oC selama 6 jam. Cawan

dimasukkan kembali ke dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang sebagai

Bt600oC. Kadar BK dan BO dihitung menggunakan rumus :

*

+

Keterangan :

B0 = berat cawan kosong (g)

Bt = berat cawan + sampel

Bt100oC = berat cawan setelah dipanaskan pada suhu 100

oC (g)

Bt600oC = berat cawan setelah dipanaskan pada suhu 600

oC (g)

3.3.3.2. Pengukuran Protein Kasar (AOAC, 2005)

Metode Kjeldhal digunakan untuk mengukur kadar protein kasar pada

sampel. Sampel rumput lapang dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal sebanyak 1 g,

ditambahkan 1 g selenium mix dan 5 ml H2SO4 pekat. Sampel didestruksi selama

2 jam hingga larutan berubah menjadi jernih. Labu Kjeldhal dipasang pada

rangkaian alat Protein Analyzer OpsisLine dan ditambahkan 10 ml NaOH 40%.

Hasil destilasi ditampung dalam erlenmeyer yang yang sebelumnya telah diisi

dengan 2 tetes metyl red, proses destilasi selama 5 menit dengan hasil destilasi

berwarna ungu. Destilat yang berwarna ungu kemudian dititrasi dengan HCl 0,2 N

pada alat Analytic Titroline5000, hingga terbentuk warna merah muda yang tidak

hilang selama 30 detik. Kadar protein dihitung menggunakan rumus :

( )

3.3.3.3. Pengukuran Lemak Kasar (AOAC, 2005)

Filter bag kosong ditimbang, lalu dimasukkan masing-masing sampel

rumput lapang sebanyak 0,5 g sebagai (A) ke dalam filter bag tersebut. Sampel

yang telah dibungkus dengan filter bag dipanaskan ke dalam oven pada suhu

Page 30: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

14

100oC selama 12 jam. Setelah itu, filter bag sampel ditimbang tanpa didinginkan

sebagai (B), lalu dimasukkan ke dalam soxhlet dan diekstrasi dengan larutan

etanol kloroform selama 6 jam (sampai jernih). Filter bag sampel kembali

dipanaskan ke dalam oven pada suhu 100oC selama 12 jam, lalu ditimbang tanpa

didinginkan sebagai (C). Nilai lemak kasar dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

A = berat sampel (g)

B = berat filter bag + sampel setelah dipanaskan pada suhu100oC

C = berat filter bag + sampel hasil ekstraksi setelah dipanaskan pada suhu 100oC

3.3.3.4. Pengukuran Neutral Detergent Fiber (NDF) (Van Soest, 1980)

Pengukuran NDF diawali dengan pembuatan reagent Neutral Detergent

Solution (NDS). Ditimbang NDS concentrate dalam gelas piala sebanyak 119,96

g, glycol 20 ml, sodium sulfite 40 g, bahan dilarutkan dalam akuades 2 liter

menggunakan gelas piala ukuran 100 ml . Larutan dihomogenkan sampai larutan

jernih.

Filter bag ditimbang (W1), lalu masing-masing sampel rumput lapang

diambil sebanyak 0,5 g (W2) dan dimasukkan ke dalam filter bag lalu dipress.

Filter bag sebanyak 24 terdiri dari 23 sampel yang diukur, satu filter bag kosong

sebagai kontrol (C1). Filter bag dimasukkan ke dalam Fiber Analyzer

ANKOM200, kemudian dituangkan reagent NDS dan dijalankan selama 75

menit. Setelah itu, kran pembuangan dibuka agar reagent NDS bisa keluar.

Sampel dibilas dengan air panas dengan suhu 70oC yang telah dicampur dengan

enzim α amilase sebanyak 4 ml selama 5 menit, dan dilakukan sebanyak dua kali

pengulangan. Pembilasan yang ketiga hanya dengan air panas 70oC selama 5

menit. Sampel dikeluarkan dan direndam di dalam larutan acetone selama 3

menit, baru kemudian sampel dipanaskan ke dalam oven pada suhu 100oC selama

2 jam. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam silika gel bag selama 30 menit

lalu sampel ditimbang. Nilai NDF dapat dihitung menggunakan rumus :

( ( )

)

Keterangan :

W1 = berat filter bag

Page 31: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

15

W2 = berat sampel

W3 = berat akhir setelah NDF

C1 = berat blanko setelah NDF

3.3.3.5. Pengukuran Acid Detergent Fiber (ADF) (Van Soest, 1980)

Pengukuran ADF diawali dengan pembuatan reagent Acid Detergent

Solution (ADS). H2SO4 55,6 ml dilarutkan menggunakan akuades 2 liter dalam

gelas piala ukuran 100 ml, lalu ditambahkan ADS powder yang telah ditimbang

sebanyak 40 g. Larutan dihomogenkan sampai larutan jernih.

Filter bag ditimbang (W1), lalu masing-masing sampel rumput lapang

diambil sebanyak 0,5 g (W2) dan dimasukkan ke dalam filter bag lalu dipress.

Filter bag sebanyak 24 terdiri dari 23 sampel yang diukur, satu filter bag kosong

sebagai kontrol (C1). Filter bag dimasukkan ke dalam Fiber Analyzer

ANKOM200, kemudian dituangkan reagent ADS dan dijalankan selama 60

menit. Setelah itu, kran pembuangan dibuka agar reagent ADS bisa keluar.

Sampel dibilas dengan air panas dengan suhu 70oC selama 5 menit, dan dilakukan

sebanyak tiga kali pengulangan. Sampel dikeluarkan dan direndam di dalam

larutan acetone selama 3 menit, baru kemudian sampel dipanaskan ke dalam oven

pada suhu 100oC selama 2 jam. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam silika

gel bag selama 30 menit lalu sampel ditimbang. Nilai ADF dapat dihitung

menggunakan rumus :

( ( )

)

Keterangan :

W1 = berat filter bag

W2 = berat sampel

W3 = berat akhir setelah ADF

C1 = berat blanko setelah ADF

3.3.4. Perhitungan Nilai Relatif Feed Value (RFV)

Nilai pakan relatif atau Relative Feed Values (RFV) didapat dari hasil uji

kandungan nutrisi Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber

(ADF) pada sampel. Indeks RFV dapat dihitung menggunakan rumus :

( )

( )

Page 32: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

16

( )

Keterangan :

DMD = Dry Matter Digestibility

DMI = Dry Matter Intake

Sesuai dengan standar penilaian mutu yang ditetapkan oleh Hay Marketing

Task Force of The American Forage and Grassland Council, indeks RFV dinilai

berdasarkan premium 125-151, good 103-124, fair 87-102, poor 75-86, reject <75

(Gulecyuz, 2017).

3.3.5. Perhitungan Nilai Non Fiber Carbohydrate (NFC) dan Total Digestive

Nutrient (TDN)

Nilai NFC merupakan representasi dari isi sel yang meliputi gula sederhana,

pati dan pektin tanpa serat. Total Digestive Nutrient (TDN) perkiraan total energi

dari keseluruhan nutrisi pakan yang tercerna dalam ternak (Jayanegara, 2019).

Nilai NFC dan TDN dapat dihitung menggunakan rumus :

( )

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan :

BO = Berat Organik

NDF = Neutral Detergent Fiber

LK = Lemak Kasar

PK = Protein Kasar

3.3.6. Uji In Vitro dengan DaisyII Incubator ANKOM (Ankom Procedure)

Filter bag ditimbang (W1), lalu masing-masing sampel rumput lapang

diambil sebanyak 0,5 g (W2) dan dimasukkan ke dalam filter bag lalu dipress.

Filter bag sebanyak 25 terdiri dari 24 sampel yang diukur, 1 filter bag kosong

sebagai kontrol (C1). Filter bag dimasukkan ke dalam tabung pencernaan DaisyII

Incubator ANKOM. Pemanasan dilakukan pada kedua buffer A dan B hingga

suhu 39oC. Dalam wadah terpisah tambahkan 266 ml larutan B ditambahkan ke

dalam 1330 ml larutan A dalam wadah terpisah (rasio 1: 5). Jumlah yang tepat

dari A ke B harus disesuaikan untuk mendapatkan pH akhir 6,8 pada suhu 39oC.

Campuran buffer A dan B sebanyak 1600 ml ditambahkan ke dalam masing-

masing tabung pencernaan. Tabung pencernaan dengan sampel dan larutan buffer

Page 33: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

17

ditempatkan ke DaisyII Incubator ANKOM, lalu saklar panas dan agitasi

dihidupkan. Suhu di dalam tabung dibiarkan selama dua puluh hingga tiga puluh

menit agar seimbang.

3.3.6.1. Pengambilan Cairan Rumen

Air panas dengan suhu 39oC dituangkan ke dalam 2 termos, sesaat sebelum

pengambilan inokulum rumen termos dikosongkan. Inokulum rumen dimasukkan

sebanyak 2 L ke dalam wadah termos. Blender diisi air panas dengan suhu 39oC,

sesaat sebelum pengambilan inokulum rumen blender dikosongkan tepat sebelum

menuangkan inokulum rumen dari termos ke dalam blender. Wadah blender

dibersihkan dengan gas CO2 dan dicampurkan dengan kecepatan tinggi selama 30

detik. Blending action berfungsi untuk mengeluarkan mikroba yang melekat dan

memastikan populasi mikroba yang representatif untuk fermentasi in vitro. Rumen

diambil dari sapi jantan berfistula yang belum diberi pakan lalu rumen disaring

melalui empat lapis kain tipis ke dalam labu erlenmeyer 5 liter (suhu 39oC).

3.3.6.2. Prosedur Inkubasi

Diambil tabung pencernaan dari DaisyII Incubator ANKOM, lalu

ditambahkan 400 ml inokulum ke dalam larutan buffer dan sampel. Tabung

pencernaan diisi dengan gas CO2 selama 30 detik dan ditutup (gas CO2 jangan

dibiarkan menggelembung di dalam inokulum, tetapi digunakan CO2 untuk

membentuk selimut gas di atas tempat penyimpanan tabung). Diinkubasi selama

48 jam, lalu setelah selesai inkubasi cairan dibuang dan kantung sampel

dipisahkan lalu dibilas dengan air hingga bersih. Setelah kantung sampel dibilas,

selanjutnya dilakukan prosedur NDF. Nilai In Vitro True Digestibility (IVTD)

dihitung menggunakan rumus :

( ( )

)

Keterangan :

W1 = berat filter bag

W2 = berat sampel

W3 = berat akhir setelah in vitro dan perlakuan NDF

C1 = berat blanko setelah in vitro dan perlakuan NDF

3.3.7. Analisis Data

Page 34: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

18

Analisis proksimat, profil kandungan serat dan kecernaan secara in vitro

pada rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat dilakukan sebanyak 3 kali

ulangan, lalu dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS 20.0. Data

hasil analisis diuji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal sebelum

dilakukan uji Analysis of Variance (ANOVA), dan jika terdapat perbedaan nyata

maka dilakukan uji tukey. Analisis korelasi dilakukan terhadap nilai IVTD dengan

kandungan nutrisi sampel rumput lapang (Mattjik, 2013). Model matematikanya

adalah:

Keterangan :

Yij = Nilai Pengamatan dengan ulangan ke-j

µ = Rata-rata umum (nilai tengah pengamatan)

τi = Pengaruh Perlakuan ke i ( i = 1, 2, 3, 4,5)

€ij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j ( j = 1, 2, 3,

4, 5)

Page 35: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Identifikasi Rumput Lapang di Kawasan Nuklir Pasar jumat

(KNPJ)

Penelitian identifikasi rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat

(KNPJ) dilakukan pada dua titik lokasi sampling, yakni areal sekitar lapang yang

ternaungi oleh pohon (A) dan areal lahan kering di sekitar ladang sorgum (B).

Data pengukuran faktor fisik lingkungan pada kedua titik lokasi disajikan pada

Tabel 4. Hasil identifikasi rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat

didapatkan 9 jenis rumput lapang, yang tergolong ke dalam famili Cyperaceae

dan Poaceae (Tabel 5).

Tabel 4. Hasil pengukuran kondisi lingkungan Kawasan Nuklir Pasar Jumat per

September 2018

Faktor lingkungan Lokasi

A B

Suhu (oC) 32-33,1 31,1-32,4

Intensitas cahaya (Lux) 7590-9875 12590-15372

Kelembapan udara (%) 55-60 54-58

Tabel 5. Hasil identifikasi rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat

Famili Nama Latin Nama Lokal Lokasi

A B

Cyperaceae Cyperus kyllinga Teki badot Tidak ada Ada

Poaceae Axonopus compressus Rumput pait Tidak ada Ada

Brachiara sp. Brabahan Ada Tidak ada

Dactyloctenium aegyptium Tapak jalak Tidak ada Ada

Echinochloa colonum Rumput kusa-kusa Tidak ada Ada

Echinochloa crus-galli Padi burung Tidak ada Ada

Eleusine indica Rumput belulang Ada Ada

Imperata cylindrica Alang-alang Ada Tidak ada

Paspalum distichum Lamhani Ada Tidak ada

Faktor fisik lingkungan di Kawasan Nuklir Pasar Jumat (Tabel 4) mampu

menunjang pertumbuhan rumput lapang dengan baik. Rumput lapang dapat

tumbuh subur pada keadaan suhu yang baik, cahaya matahari melimpah, dan

Page 36: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

20

curah hujan yang cukup di daerah tropik (Hamid, 2010). Rumput lapang yang

tergolong gulma dapat berkembangbiak secara generatif dengan biji, secara

vegetatif dengan stolon, dan rimpang (Hamid, 2010). Kondisi areal lapang pada

kondisi ternaungi pohon lebih lembap dibandingkan pada areal lahan kering

sorgum. Kelangsungan hidup rumput lapang dipengaruhi oleh pH tanah,

kelembapan tanah, aerasi dan lain-lain (Solfiyeni, 2013).

Hasil pengukuran kondisi lingkungan menunjukkan angka kisaran normal

untuk wilayah tropik. Kisaran suhu dan kelembapan udara untuk pertumbuhan

rumput lapang di wilayah tropik yakni 31-35oC dan 57-65% (Andini, 2015).

Lokasi A yang berupa areal sekitar lapang merupakan areal terbuka, namun di

beberapa titik terdapat pohon-pohon yang menaungi areal tersebut. Eleusine

indica, Imperata cylindrica dan Paspalum distichum ditemukan di areal ini

khususnya pada areal yang tidak ternaungi oleh pohon. Paspalum distichum

ditemukan pada areal dekat dengan saluran air. Berbeda dengan Brachiara sp.

yang ditemukan hanya pada areal yang ternaungi oleh pohon. Rumput ini tumbuh

menjalar pada seluruh luasan areal tersebut.

Lokasi B berupa areal lahan kering ladang sorgum, merupakan areal

terbuka tanpa adanya naungan pohon. Dactyloctenium aegyptium, Echinochloa

colonum dan Echinochloa crus-galli ditemukan di sekitar ladang sorgum pada

kondisi tanah yang kering. Keberadaan genangan air dari sisa pengairan ladang

menjadikan tempat tumbuh untuk jenis Axonopus compressus, Cyperus kyllinga,

dan Eleusine indica, yang berada tidak jauh dengan ladang tersebut.

1.) Cyperus kyllinga

Habitus herba, Batang berbentuk segitiga dan tajam, dengan tinggi antara

10-20 cm (Gambar 5). Daun berisi 4-5 helai berjejal pada pangkal batang dengan

pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna

hijau, panjang daun 10-15 cm, lebar daun 1-1,5 cm, anak bulir berkumpul menjadi

bulir pendek dan tipis pada bagian ujung atas. Daun pembalut sebanyak 3-4, tepi

daun kasar dan tidak rata.

Persebaran Cyperus kyllinga dengan menggunakan biji. Perbedaan paling

terlihat jika Cyperus kyllinga dibandingkan dengan Cyperus rotundus adalah pada

bentuk spikelet. Spikelet pada Cyperus kyllinga berkumpul membentuk bulir

Page 37: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

21

pendek, sedangkan spikelet pada Cyperus rotundus menyebar membentuk 3-5

cabang pada ujung tangkai. Rumput ini tumbuh pada wilayah tropik dan sub

tropik Asia, hingga ke Malaysia dan Indonesia. Kondisi tanah yang cocok untuk

pertumbuhan rumput ini adalah tanah yang tidak basah dan tidak terlalu kering,

serta dapat paparan sinar matahari langsung (Soerjani, 1987).

Gambar 5. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Cyperus

kyllinga

2.) Axonopus compressus

Habitus herba, tinggi rumput sekitar 3-40 cm, akar serabut menjalar dengan

stolon yang keras, batang roset, daun berbentuk pita, berwarna hijau tua, panjang

8-12 cm, lebar 1 cm, pelepah berwarna hijau dan menutupi batang (Gambar 6).

Ligula terdapat di bagian pangkal daun, perbungaan majemuk, bulir dengan

spikelet 2-3. Hasil yang sama dengan penelitian Andini (2015) bahwa Axonopus

C

Page 38: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

22

compressus memiliki tinggi sekitar 5-30 cm, daun berwarna hijau tua dengan

panjang daun 3-10 cm.

Axonopus compressus dalam penelitian ini ditemukan di lahan kering ladang

sorgum KNPJ. Rumput dapat hidup di daerah tropik, dan tumbuh paling baik di

tanah berpasir ataupun campuran tanah dengan pasir. Axonopus compressus juga

dapat tahan pada kondisi genangan air (Reksohadiprodjo, 1985).

Gambar 6. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Axonopus

compressus

3.) Brachiaria sp.

Habitus herba, rumput merayap dengan stolon panjang, berakar pada tiap

ruas batang, stolon bersinggungan dengan tanah, akar serabut (Gambar 7). Daun

berbentuk pita, warna hijau tua, panjang 5-8 cm, lebar 0,8-1 cm, pertulangan

sejajar, duduk daun berseling. Perbungaan bulir dengan tangkai bulir yang

C

Page 39: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

23

pendek, terdiri atas 3-4 spikelet. Rumput ini ditemukan pada lokasi A yang

ternaungi penuh oleh pohon di areal lapang tersebut.

Tumbuh pada kondisi tanah yang lembap dan mendapat naungan penuh.

Andini (2015) melaporkan bahwa rumput Brachiara reptans dapat ditemukan

pada kondisi areal yang ternaungi. Rumput ini berasal dari Afrika tropik, terdapat

di pinggir hutan di daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Perbanyakan rumput

ini dengan bagian akar dan rhizoma (Reksohadiprodjo, 1985).

Gambar 7. Daun (A), morfologi utuh (B) rumput Brachiara sp.

4.) Dactyloctenium aegyptium

Habitus herba, panjang batang 25-60 cm, tidak berongga dan tidak bersilia,

bentuk batang bulat, pada ruas batang tumbuh akar serabut dan terbentuk tunas-

tunas baru. Daun berwarna hijau dengan panjang 3-10 cm dan lebar 1 cm. Biji

berjumlah 3-6 tumbuh di ujung tangkai dan membentuk seperti jari (digitarius)

Page 40: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

24

(Gambar 8). Biji rumput ini memiliki sumbu yang tidak bersilia. Sejalan dengan

Chaudari (2013), rumput ini ditemukan di areal terbuka sekitar ladang sorgum

yang kering.

Penyebaran dengan menggunakan biji yang mudah ditumbuhkan.

Perkembangan secara vegetatif dengan menggunakan akar yang terletak pada

bagian simpul dan kadang-kadang berstolon. Habitat dataran rendah terbuka, area

limbah, bukit berpasir, dan rumput ini juga tahan terhadap salinitas di daerah

pantai (Chaudhari, 2013).

Gambar 8. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Dactyloctenium

aegyptium

5.) Echinochloa colonum

Habitus herba, tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 30-65 cm (Gambar

9). Batang tegak berbentuk silindris dan ramping, terdapat silia pada batang. Daun

bergaris, agak lebar pada bagian pangkal daun meruncing di bagian ujung daun.

C

Page 41: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

25

Silia pada daun hanya sedikit terdapat pada bagian pangkal daun. Spikelet

berkeliling pada tangkai, bulir berwarna hijau dengan bentuk lonjong, panjang

bulir 2-3 mm, dan terdapat silia pada bulir.

Echinochloa colonum memiliki tinggi sekitar 10-100 cm, ujung malai tegak

dengan panjang 3 -15 cm, dan terdapat 3-18 tandan. Rumput ini biasa ditemukan

pada areal persawahan atau ladang. Selain itu, Echinochloa colonum juga

merupakan kompetitor untuk tanaman padi (Soerjani, 1987).

Gambar 9. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Echinochloa

colonum

6.) Echinochloa crus-galli

Habitus herba, bentuk rumput tegak dengan tinggi 25-50 cm. Pangkal daun

tidak terdapat ligula dan aurikel, daun tegak pada dasar dengan ukuran panjang

sampai 15-35 cm dan lebar 1 cm. Daun berwarna hijau, setiap daun memiliki

pelepah yang tidak bersilia. Helaian daun bersatu dengan pelepah, berbentuk

C

Page 42: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

26

linear, bagian dasar lebar dan melingkar di bagian ujung yg meruncing. Batang

kuat, tidak bersilia dan berbentuk silindris. Bunga berupa panikel apikal diujung

dengan 5-40 bunga bulir majemuk dengan tipe raceme. Bunga majemuk terdiri

dari banyak spikelet (Gambar 10).

Echinochloa crus-galli memiliki tinggi 20-150 cm dengan jenis perakaran

berserat dan tebal. Persebaran pada daerah tropis dan subtropis di seluruh negara

Asia Tenggara. Perbanyakan diri secara generatif melalui biji, bereproduksi

dengan cara penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang dengan bantuan angina

(Soerjani, 1987).

Gambar 10. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Echinochloa

crus-galli

7.) Eleusine indica

Habitus Herba, tinggi 35-50 cm, memiliki ruas pada batang dan terdapat 3-5

daun yang saling menutupi pada tiap ruas. Daun memiliki lebar 1,5 cm dengan

C

Page 43: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

27

bentuk meruncing, berumpun dengan jumlah sedikit, bercabang pada bagian

pangkalnya, dari ketiak daun tumbuh tunas baru. Pelepah berwarna hijau muda,

berbulu halus panjang. Perbungaan tegak diatas sebanyak 4-6 butir yang terpusat

diujung, 1-2 butir dibawahnya memiliki pola yang berseling, panjang bulir 3-5 cm

(Gambar 11). Eleusine indica ditemukan di kedua lokasi pegambilan sampel.

Eleusine indica memiliki tinggi 30-60 cm yang tersebar di tanah tropik.

Rumpun terdiri dari 12 sampai 85 tangkai batang yang ditunjang 1-3 tangkai

batang pokok. Rumput ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-2000 mdpl, dengan

atau tanpa naungan tanaman lain (Soerjani, 1987).

Gambar 11. Morfologi utuh (A), batang (B), dan spikelet (C) rumput Eleusine

indica

8.) Imperata cylindrica

Habitus herba, perakaran serabut, tinggi mencapai 25-50 cm, batang rumput

berbetuk silindris tegak, tidak keras dan terdapat ligula pada batas antara pelepah

C

Page 44: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

28

dan helaian (Gambar 12). Daun terdiri dari upih daun dan helaian daun, bangun

daun bangun pita, ujung daun runcing, tulang-tulang daun sejajar atau lurus,

warna daun hijau dengan permukaan atas lebih gelap dari permukaan bawah,

permukaan atas daun licin. Bunga bulir majemuk, silindris, mudah terbawa angin,

spikelet berpasangan, berwarna putih, panjang 6-10 cm, pada satu tangkai terdapat

dua bulir, letak bersusun, panjang anak bulir sekitar 3-4 mm, pada pangkal bulir

terdapat silia. Rumput ini ditemukan di kedua lokasi, namun pada lokasi A hanya

ditemukan di bagian pinggir lapang yang tidak ternaungi pohon.

Imperata cylindrica memiliki tekstur rumput yang mudah kering dan

terbakar pada musim kemarau, namun cepat tumbuh kembali pada musim hujan.

Rumput ini mudah tumbuh pada tempat yang memperoleh banyak cahaya dan

tidak dapat tumbuh pada lokasi yang ternaungi penuh. Sifat fisik tanah yang

ditumbuhi rumput ini yaitu tanah kapur yang bertekstur kering, sedikit zat hara

dan air (Soerjani, 1987).

C

Page 45: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

29

Gambar 12. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Imperata

cylindrica

9.) Paspalum distichum

Habitus herba, tumbuh menjalar dengan rimpang yang ramping, tinggi

rumput 20-45 cm, akar serabut, batang beruas sedikit bersilia, panjang daun 3-6

cm dan meruncing ke bagian ujung daun (Gambar 13). Batang berongga, semakin

ke bawah berbentuk pipih. Perbungaan menyebar di ujung batang, terdapat silia

yang berumbai pada tiap biji. Biji berbentuk pipih bulat, dan halus. Rumput ini

ditemukan di sekitar areal lapang yang bersebelahan dengan saluran air.

Paspalum distichum tersebar di daerah tropik dan subtropik. Keberadaan

rumput ini lebih banyak teridentifikasi pada titik lokasi yang teraliri air ataupun

lahan basah, dan dapat hidup pada kesuburan tanah yang rendah dan tergenang

air. Persebaran Paspalum distichum dengan stolon dan biji (Soerjani, 1987).

C

Page 46: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

30

Gambar 13. Morfologi utuh (A), daun (B), dan spikelet (C) rumput Paspalum

distichum

4.2. Kandungan Nutrisi Rumput Lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat

Hasil analisis proksimat dan serat pada rumput lapang di KNPJ dapat dilihat

pada Tabel 6. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan nutrisi rumput

lapang memiliki nilai yang bervariasi. Kandungan PK pada beberapa jenis rumput

lapang di KNPJ mampu mencukupi kebutuhan nutrisi sapi pejantan yaitu 10%

dari Berat Kering (BK) (NRC, 2001).

Tabel 6. Kandungan nutrisi rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat

Jenis rumput lapang

Kandungan Nutrisi

BK (%) BO PK* LK NDF ADF

--------------------%BK-----------------

Cyperus kyllinga 22,9a 10,4

a 15,2 0,41

a 66,1

a 32,4

b

Axonopus compressus 29,0ab

16,2ab

14,1 1,71ab

67,5ab

36,7c

Brachiara sp. 39,5bc

23,0bc

11,8 2,13ab

69,4bc

37,7cd

Dactyloctenium aegyptium 36,5bc

29,1cd

9,41 1,54ab

70,3c 36,3

c

Echinochloa colonum 33,2bc

23,1bc

13,5 3,11b 69,2

bc 33,8

b

Echinochloa crus-galli 36,8bc

21,6b 12,7 1,37

ab 70,1

c 38,7

de

Eleusine indica 29,6b 21,5

b 14,0 1,60

ab 67,6

ab 30,1

a

Imperata cylindrica 44,1e 38,0

e 6,96 1,57

ab 78,5

e 40,3

ef

Paspalum distichum 41,1de

32,1de

8,54 1,70ab

75,2d 41,0

f

SEM 1,29 1,58 0,90 0,74 0,68

Keterangan : BK = berat kering; BO = berat organik; PK = protein kasar; LK = lemak kasar; NDF

= neutral detergent fiber; ADF = acid detergent fiber; SEM = standard error of the

means; Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan

nyata (p<0.05).

(*) = tanpa adanya ulangan pengukuran.

Kandungan PK pada Cyperus kyllinga sebesar 15,2% BK, menunjukkan

nilai yang tertinggi dibandingkan dengan rumput lainnya. Imperata cylindrica

memiliki kandungan PK yang terendah (6,96% BK), dengan persentase ADF yang

relatif tinggi (41% BK). Hal tersebut menjadikan kedua rumput ini sebagai pakan

yang sulit untuk dicerna. Aprilia (2018) melaporkan bahwa rumput lapang

memiliki kandungan PK 15% BK. Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan PK

pada rumput lapang KNPJ tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Aprilia

(2018), khususnya pada jenis rumput lapang Cyperus kyllinga.

Perbedaan kandungan PK pada beberapa jenis rumput lapang KNPJ, diduga

karena faktor umur rumput lapang saat pengambilan sampel berbeda. Umur

Page 47: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

31

rumput lapang dalam penelitian ini tidak diketahui. Kandungan PK yang berbeda

juga terlihat pada Echinochloa colonum dan Echinochloa crus-galli. Ruiz-

Santaella (2006) menjelaskan bahwa tingkat kemiripan karakterisitik morfologi

Echinochloa colonum dan Echinochloa crus-galli hanya berkisar 38%. Umur

pengambilan sampel yang baik adalah pada saat rumput berumur 35-40 hari

setelah tanam (Chen, 2006). Peningkatan umur tanaman akan menurunkan

kandungan nutrisi dalam rumput (Jayanegara, 2009). Kandungan PK pada rumput

usia muda, masak dan jerami berturut-turut sebesar (10-20,4%), (4,3-10,3%) dan

(3,7-4,3%) dari bahan kering (Tillman, 1997).

Analisis LK menunjukkan nilai yang normal dalam standar maksimal Badan

Standarisasi Nasional (2009), nilai LK maksimal 7% BK. Echinochloa colonum

memiliki kandungan LK tertinggi (3,11% BK). Aprilia (2018) melaporkan bahwa

kandungan LK yang terdapat pada rumput lapang adalah 2,5% BK. Hasil

kandungan LK pada rumput lapang di KNPJ masih dalam kisaran normal untuk

dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Kandungan LK pada pakan dibutuhkan

ternak ruminansia sebagai sumber energi, namun jika jumlahnya melebihi 6-7%

dari bahan kering dapat mengurangi konsumsi pakan pada ternak ruminansia

(Jayanegara, 2009).

Fraksi NDF merupakan fraksi dinding sel yang terdiri dari hemiselulosa,

selulosa, dan lignin, sedangkan ADF hanya mencangkup selulosa dan lignin

(Moller, 2014). Kandungan NDF pada Cyperus kyllinga 66,1% BK dan ADF pada

Elusine indica 30,1% BK, menunjukkan kedua rumput ini memiliki kandungan

NDF dan ADF yang terendah dibandingkan dengan rumput lainnya (p<0,05).

Standar maksimal NDF berdasarkan Badan Standarisasi Nasional (2009) adalah

30-35% BK untuk NDF, sedangkan ADF menurut National Research Council

(2001) adalah 17-22% BK. Widiawati (2007) menjelaskan bahwa struktur dinding

sel rumput dengan polong-polongan berbeda, dinding sel rumput 75% lebih

banyak dibandingkan dengan polong-polongan yang hanya 49% BK. Fraksi serat

pada rumput lapang merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk ternak

ruminansia (Jayanegara, 2009).

Nilai NDF dan ADF tertinggi pada Imperata cylindrica dan Paspalum

distichum disebabkan karena serat pada kedua rumput telah mengalami ikatan

Page 48: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

32

lignin. Ikatan lignin membentuk kerak di dalam dinding sel sebagai ikatan

kovalen dengan selulosa dan hemiselulosa, dikenal dengan lino-karbohidrat

(Suhada, 2012). Selain itu, secara morfologi proporsi batang pada Imperata

cylindrica dan Paspalum distichum lebih dominan daripada daun. Kandungan

protein dalam daun lebih banyak dibanding batang karena terjadi proses

fotosintesis oleh enzim Rubisco (des Francs, 1985). Rumput yang berusia tua

memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi karena hanya terdiri dari batang

sebagai bahan penyokongnya (Tillman, 1997).

Imperata cylindrica secara relatif memiliki kandungan hemiselulosa yang

tinggi (38,13% BK) (Lampiran 2), substrat yang mudah difermentasi dalam rumen

didapatkan dari hasil pengurangan NDF oleh ADF (Khurin’in, 2016).

Hemiselulosa relatif lebih mudah difermentasi asam menjadi monomer gula yang

sederhana (McDonald, 2002). Kondo (2015) melaporkan kandungan hemiselulosa

tertinggi pada rumput lapang Digitaria milanjiana (26,6% BK). Perbedaan

kandungan nutrisi dalam hijauan pakan dapat bervariasi dikarenakan kondisi

lingkungan tempat tumbuh, umur saat panen dan varietas yg berbeda (Jayanegara,

2009).

Non Fiber Carbohydrate (NFC) merupakan isi sel yang meliputi gula

sederhana, pati dan pektin (Kondo, 2015). Hasil perhitungan NFC tertinggi pada

penelitian ini terdapat pada jenis Eleusine indica (5,67% BK) (Lampiran 2).

Kondo (2015), yang melaporkan bahwa Digitaria milanjiana merupakan jenis

rumput dengan nilai NFC tertinggi (9,51% BK). Nilai NFC pada rumput lapang di

Kawasan Nuklir Pasar Jumat masih tergolong rendah. Huhtanen (2015)

menjelaskan bahwa nilai optimal NFC yang dibutuhkan sapi di daerah tropis

sekitar 30% dari Berat Kering (BK) pakan. Sumber energi yang dihasilkan oleh

fermentasi karbohidrat NFC lebih optimal dibandingkan dengan proses degradasi

serat (Theodorou, 2000). Komponen fraksi NFC sebagai sumber energi untuk

sintesis protein mikroba rumen, yang meliputi fermentasi karbohidrat gula dan

pati (Kondo, 2015).

4.3. Kecernaan dan Korelasi In Vitro True Digestibility (IVTD) dengan

Kandungan Nutrisi Rumput Lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat

Page 49: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

33

Nilai Relative Feed Value (RFV), Total Digestible Nutrient (TDN) dan In

Vitro True Digestibility (IVTD) yang dihasilkan dari sembilan jenis rumput

lapang dapat dilihat pada Tabel 7. Nilai RFV digunakan untuk menentukan

kualitas hijauan berdasarkan estimasi nilai NDF dan ADF, sedangkan IVTD

adalah nilai degradabilitas suatu pakan setelah masa inkubasi secara in vitro

selama 48 jam (Rofiq, 2011). Kecernaan pakan yang tinggi pada suatu bahan akan

meningkatkan banyaknya gizi yang dapat diserap tubuh (Silalahi, 2003).

Tabel 7. Nilai Relative Feed Value (RFV), Total Digestive Nutrient (TDN) dan In

Vitro True Digestibility (IVTD) rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar

Jumat

Jenis Rumput Lapang RFV Forage

Quality

TDN

(%BK)

IVTD

(%)

Cyperus kyllinga 89,4e Fair 43,0 65,1

bc

Axonopus compressus 82,9cd

Poor 44,9 62,9bc

Brachiara sp. 79,6bc

Poor 42,4 59,9bc

Dactyloctenium aegyptium 80,1bcd

Poor 43,5 60,7bc

Echinochloa colonum 84,0d Poor 47,3 66,6

c

Echinochloa crus-galli 77,8b Poor 41,2 65,4

bc

Eleusine indica 88,3e Fair 49,0 63,4

bc

Imperata cylindrica 68,0a Reject 47,1 49,3

a

Paspalum distichum 70,3a Reject 46,2 55,0

ab

SEM 1,41 1,18

Keterangan : SEM = standard error of the means; Superskrip yang berbeda pada kolom yang

sama menunjukkan perbedaan nyata (p<0.05).

Relative Feed Value (RFV) score = premium (125-151), good (103-124), fair (87-

102), poor (75-86), reject (<75).

Nilai RFV Cyperus kylingga dan Eleusine indica berturut-turut adalah 89,4

dan 88,3. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas kedua rumput ini berada pada

tingkat fair. Kualitas keduanya juga tertinggi dibandingkan dengan rumput lapang

lainnya (p<0,05). Hasil ini berasosiasi dengan kandungan NDF dan ADF pada

kedua rumput tersebut, dimana Cyperus kylingga dan Eleusine indica relatif

memiliki nilai NDF dan ADF yang lebih rendah dibandingkan dengan

Echinochloa colonum. Hal ini juga menunjukkan bahwa Echinochloa colonum

memiliki nilai RFV yang relatif tinggi mendekati angka 85, namun kualitas

rumput ini hanya berada pada tingkat poor. Pakan dengan kandungan NDF dan

ADF rendah menunjukkan bahwa pakan tersebut memiliki indeks RFV yang

tinggi (Guleycuz, 2017).

Page 50: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

34

Total Digestible Nutrient (TDN) merupakan estimasi total energi dari

keseluruhan nutrisi pakan yang tercerna (Umar, 2015). Hasil perhitungan TDN

tertinggi terdapat pada Eleusine indica (49% BK). Umar (2015) melaporkan

bahwa nilai TDN pada rumput lapang sebesar 46,6% BK. Perbedaan hasil ini

sejalan dengan nilai kandungan nutrisi pada rumput lapang tersebut. Hasil lainnya

terlihat pada nilai TDN Imperata cylindrica yang relatif tinggi, yang mana nilai

ini berasosiasi dengan kandungan hemiselulosa yang tinggi pula pada rumput

tersebut. Imperata cylindrica memungkinkan dapat memenuhi kebutuhan energi

ternak akan sumber serat, karena kandungan hemiselulosa yang tinggi.

Kandungan nutrisi pada pakan mempengaruhi level TDN, semakin banyak nutrisi

yang tercerna akan memberikan sumber energi untuk ternak (Rofiq, 2011). Nilai

TDN pada sembilan jenis rumput lapang KNPJ masih berada dibawah standar

kebutuhan untuk sapi pejantan. Standar kebutuhan TDN sapi pejantan (55% BK)

(NRC, 2001).

Nilai IVTD yang tertinggi terdapat pada jenis rumput lapang Echinochloa

colonum dengan persentase 66,6%, kemudian diikuti oleh Echinochloa crus-galli

dan Cyperus kyllinga. Hasil ini merupakan reprentasi bahwa ketiga rumput

tersebut memiliki degradabilitas pakan yang baik jika dibandingkan dengan

rumput lapang lainnya (p<0,05). Berbeda dengan penelitian Kondo (2015) yang

mengatakan bahwa rumput lapang Digitaria milanjiana memiliki degradabilitas

pakan yang tinggi dengan persentase 63,7%. Perbedaan hasil ini disebabkan oleh

faktor umur saat pengambilan sampel rumput lapang, serta adanya perbedaan

metode yang digunakan untuk uji in vitro sampel. Penelitian Kondo (2015)

menggunakan metode Tilley and Terry, sedangkan dalam penelitian ini adalah

DaisyII Incubator.

Metode Daisy Incubator dapat memberikan nilai IVTD yang lebih tinggi

pada penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik

pakan dan filter bag yang digunakan. Pori pada filter bag berukuran (50±15 µm),

ukuran ini berada dalam kisaran yang disarankan oleh Vanzant (1998) yakni (10

mg/cm2) untuk meningkatkan akurasi prediksi degradabiltas relatif pada pakan.

Keunggulan lainnya dari metode ini adalah rotasi terus-menerus pada fermentasi

yang terjadi secara menyeluruh, pencampuran inokulum selama masa inkubasi.

Page 51: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

35

Namun metode Daisy terbatas pada pakan dengan konsentrat tinggi yang mungkin

dapat terbebas dari filter bag selama inkubasi (Mabjeesh, 2000).

Hasil analisis IVTD pada rumput lapang Echinochloa colonum,

Echinochloa crus-galli dan Cyperus kyllinga, berasosiasi dengan kandungan PK

pada ketiganya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rumput lainnya

(Tabel 8.). Degrabilitas (IVTD) nyata (p<0,05) dipengaruhi secara positif oleh

protein kasar (r = 0,776 ), secara negatif oleh kandungan NDF (r =-0,762) dan

ADF (r = -0,576). Hal ini menjelaskan bahwa nilai IVTD akan semakin tinggi

seiring dengan kandungan PK yang tinggi pada rumput lapang, namun kandungan

NDF dan ADF yang tinggi akan menurunkan nilai IVTD.

Tabel 8. Koefisien korelasi antara In Vitro True Digestibility (IVTD) dengan

analisis kandungan nutrisi

BK BO PK LK NDF ADF

IVTD -0,623* -0,674* 0,776* 0,131tn

-0,762* -0,576*

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata pada p<0,05

Hal serupa ditunjukkan pada hasil IVTD rumput lapang Imperata cylindrica

dan Paspalum distichum, hal tersebut karena kandungan NDF dan ADF kedua

jenis ini relatif sama. Nilai IVTD juga berasosiasi dengan kandungan profil serat

yang tinggi pada kedua rumput tersebut, dimana nilai IVTD keduanya paling

rendah dibandingkan dengan rumput lapang lainnya. Hal ini disebabkan ADF

terdiri atas lignoselulosa dan silika yang sangat sulit didegradasi dalam rumen,

sedangkan protein mudah didegradasi (Tillman, 1997). Penjelasan ini didukung

oleh penelitian Jayanegara (2009), yang melaporkan bahwa kecernaan secara in

vitro positif dipengaruhi oleh kandungan protein kasar dan negatif oleh

kandungan NDF dan ADF. Kandungan ADF adalah fraksi yang sulit didegradasi

dan difermentasi mikroba rumen (Reeves, 1985).

Hasil pengukuran konsentrasi NH3, produksi Total Volatile Fatty Acid

(TVFA) dan nilai pH disajikan pada Tabel 9. Pengukuran dilakukan dalam tabung

fermentor DaisyII Incubator ANKOM, karena sistem in vitro pada penelitian ini

hanya menggunakan satu tabung fermentor untuk seluruh sampel rumput lapang.

Konsentrasi NH3 dan produksi TVFA perlu untuk mengetahui aktifitas mikroba

rumen dalam menfermentasi pakan. Protein yang berasal dari pakan akan

dihidrolisa mikroba rumen menjadi asam amino dan NH3, sedangkan TVFA

Page 52: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

36

adalah produk akhir dari hidrolisis karbohidrat sebagai sumber energi (Tillman,

1997).

Tabel 9. Nilai produk fermentasi dari kecernaan in vitro

Produk fermentasi

NH3 TVFA pH

Setelah inkubasi 48 jam 14 mg/L 82 mg/L 6,36

Keterangan : NH3 = Amonia; TVFA = total volatile fatty acid.

Konsentrasi NH3 setelah masa inkubasi 48 jam pada rumput lapang KNPJ

menunjukkan nilai yang tinggi. Konsentrasi NH3 optimum tidak lebih dari 5 mg/L

untuk sistem in vitro (Wahyono, 2014). Konsentrasi NH3 yang meningkat setelah

masa inkubasi 48 jam disebabkan adanya akumulasi NH3 dari hasil fermentasi

protein pada sampel rumput lapang. Akumulasi terjadi karena teknik in vitro

membuat NH3 berada pada tabung fermentor yang tertutup, tidak digunakan oleh

tubuh ternak. Nilai TVFA hasil inkubasi 48 jam masih dalam kisaran yang

normal. Produksi TVFA rumen yang dihasilkan dari hijauan pakan berkisar 50-

100 mg/L (Jayanegara, 2009). Hemiselulosa dalam serat akan didegradasi oleh

enzim, sehingga proses fermentasi karbohidrat mudah dilakukan oleh mikroba

rumen dalam menghasilkan produk akhir TVFA (Wahyono, 2014).

Pengukuran nilai pH penting dilakukan untuk menjaga nilai pH rumen tetap

pada kisaran normal saat proses degradasi pakan berlangsung. pH rumen dengan

kisaran yang normal akan mendukung pertumbuhan bakteri selulolitik dalam

meningkatkan kecernaan serat (Wahyono, 2014). Nilai pH awal sebelum inkubasi

masih dalam kisaran normal yakni 5,5. Rumen diambil dari sapi jantan berfistula

ini tepat pada pagi hari sebelum sapi diberi pakan, lalu rumen tersebut langsung

diolah untuk dijadikan media fermentasi secara in vitro. pH rumen setelah

inkubasi 48 jam terlihat masih dalam kisaran normal, yakni pada kisaran 5,5-7,5

(Tillman, 1997).

Berdasarkan hasil analisis kandungan nutrisi dan nilai kecernaan pada

sampel rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat. Cyperus kyllinga,

Echinochloa colonum dan Eleusine indica merupakan rumput lapang yang

potensial dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak, dibandingkan dengan jenis

rumput lapang lainnya. Namun, untuk kebutuhan pakan ternak yang kaya

kandungan serat maka Imperata cylindrica adalah jenis rumput lapang yang dapat

Page 53: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

37

dikembangkan. Cyperus kyllinga, Echinochloa colonum dan Eleusine indica

memiliki nilai protein kasar yang tinggi dengan (13-15 %BK), serta rendah NDF

(66-69 %BK) dan ADF (30-33 %BK). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga rumput

telah sesuai dengan baku standar nutrisi Badan Standardisasi Nasional, terlebih

hasil kecernaan in vitro pada ketiga rumput relatif tinggi. Tentunya hasil ini

merepresentasikan ketiga rumput tersebut adalah hijauan pakan yang baik untuk

ternak ruminansia.

Page 54: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

37

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah didapatkan 9 jenis rumput

lapang hasil identifikasi di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, yang tergolong ke dalam

dua famili yaitu Cyperaceae dan Poaceae. Cyperus kyllinga, Echinochloa

colonum dan Eleusine indica memiliki kandungan protein kasar tinggi, rendah

NDF dan ADF, serta kecernaan in vitro pada Echinochloa colonum tertinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga rumput tersebut potensial untuk

dikembangkan ke dalam formula pakan ransum karena telah sesuai dengan baku

standar kebutuhan nutrisi ternak ruminansia.

5.2. Saran

Perlu adanya penelitian lanjutan menggunakan ketiga rumput lapang diatas

yang telah diformulasikan ke dalam pakan ransum, untuk melihat formulasi yang

optimal untuk pakan ternak ruminansia di kandang terpadu PAIR-BATAN.

Page 55: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

38

DAFTAR PUSTAKA

Aboenawan, L. (1991). Pertambahan Berat Badan, Konsumsi Ransum dan Total

Digestible Nutrient (TDN) Pellet Isi Rumen dibanding Pellet Rumput pada

Domba Jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. IPB.

Andini, Wahyu.Widi. (2015). Struktur Adaptasi Anatomi Tumbuhan Monokotil

terhadap Kondisi Akuatik di Situ Burung, Dramaga Bogor. [Skripsi].

FMIPA. IPB.

Aprilia, Rizka.Muizzu. (2018). Evaluasi Kandungan Nutrien Konsentrat Sapi

Perah Rakyat di Kabupaten Malang. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis. 1, 54-59.

Association of Analytical Chemist. (2005). Official Methods of Analysis

Association of Official Analytical Chemist. Benjamin Franklin Station.

Washington.

Badan Standardisasi Nasional. (2009). Pakan Konsentrat Bagian 2. No.314.2.

Jakarta.

Campbell, N. A., J. B. Reece. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid Satu. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Chaudari S.K., M. Arshad, M.S & Amjad, S.Fatima. (2013). Taxonomic

Inventory of Grasses on the Basis of Morphological Attributes from Thal

Desert, Pakistan. International Journal of Sciencetific and Engineering

Research. 4, 509-517.

Chen, Chia-Sheng., Wang, Su-Min & Hsu., Jih-Tay. (2006). Factors Affecting In

vitro True Digestibility of Napier Grass. Journal of Animal Science. 19(4),

507-513.

Des Francs CC., Thiellement H & Vienne D. (1985). Analysis of Leaf Proteins by

Two-dimensional Gel Electrophoresis. Plant Physiology. 78(1), 178-182.

Firsoni., Sulistyo, J., Tjakradidjaja, A, S & Suharyono. (2008). Uji Fermentasi In

Vitro terhadap Pengaruh Suplemen Pakan dalam Pakan Komplit. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 1, 223-240.

Gulecyuz, E. (2017). Effects of Some Additives on In Vitro True Digestibility of

Wheat and Soybean Straw Pellets. Open Life Science. 12, 206–213.

Hamid, Iskandar. (2010). Identifikasi Gulma pada Areal Pertanaman Cengkeh

(Eugenia aromatica) di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru

Selatan. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan. 3, 62-71.

Haryanto, B. (2012). Perkembangan Penelitian Nutrisi Ruminansia. Wartazoa. 4,

169-177.

Page 56: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

39

Huhtanen, P & Nousiainen, J. (2012). Production Responses of Lactating Dairy

Cows Fed Silage-based Diets to Changes in Nutrient Supply. Livestock

Science. 148, 146-158.

Hungate, R. E. (1966). The Rumen and Its Microbes. Academic Press. New York.

Imran, S.P.S., Budhi, Ngadiyono N., & Dahlanuddin. (2012). Pertumbuhan Sapi

Bali lepas Sapih yang diberi Rumput Lapangan dan Disuplementasi Daun

Turi (Sesbania gradiflora). Jurnal Agrinimal. 2, 39-40. Ambon.

Ishler, V., J. Heinrichs & Varga, G. (1996). From Feed to Milk : Understanding

Rumen Function. The Pennsyilvania State University. United State.

Jayanegara, A. (2009). Kinetika Produksi Gas, Kecernaan Bahan Organik dan

Produksi Gas Metana in Vitro pada Hay dan Jerami yang Disuplementasi

Hijauan Mengandung Tanin. Media Peternakan. 2, 120-129.

Jayanegara, A. (2019). Estimation and Validation of Total Digestible Nutrient

Values of Forage and Concentrate Feedstufs. Prosiding the 9th

annual basic

science international confrence.

Khurin'in. (2016). Penambahan Daun Nangka sebagai Sumber Tanin dan

Pengurang Emisi Gas Metana pada Pakan Kacang Hijau Afkir yang

Difermentasi In Vitro. [Skripsi]. FST. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kondo, Makoto & Yoshida, Mami. (2015). Nutrient Contents and In vitro

Ruminal Fermentation of Tropical Grasses Harvested in Wet Season in the

Philippines. Advances in Animal and Veterinary Sciences. 3, 694-699.

Kurniawati, A. (2007). Teknik Produksi Gas In-Vitro untuk Evaluasi Pakan

Ternak : Volume Produksi Gas Dan Kecernaan Bahan Pakan. Jurnal Ilmiah

Aplikasi Isotop dan Radiasi. 3, 40-49.

Lubis, M. H. (1992). Laju Degradasi Bahan Kering dan Bahan Organik Setaria

splendida, Rumput Lapang, Alang-alang (Imperata cylindrica) dengan

Teknik In Situ [Skripsi]. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor.

Mabjeesh, S.J., M. Cohen & A. Arieli. (2000). In Vitro Methods for Measuring

the Dry Matter Digestibility of Ruminant Feedstuffs : Comparison of

Methods and Inoculum Source. Journal of Dairy Science. 83, 2289-2294.

Mattjik, A.Anshori & Sumertajaya, I Made. (2013). Perencanaan Percobaan

dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press. Bogor.

McDonald, P., R.A. Edward., J.F.D. Greenhalgh & C.A. Morgan. (2002). Animal

Nutrition. Sixth Edition. Ashford Colour Press. Gosport.

McDonald, P., R.A. Edwards., J.F.D. Greenhalgh., C.A. Morgan., L.A. Sinclair &

R.G. Wilkinson. (2010). Animal Nutrition : Seventh Edition. Pearson.

England.

Page 57: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

40

Moller, Jurgen. (2014). Comparing Methods for Fiber Determination in Food and

Feed. FOSS. Denmark.

National Research Council. (2001). Nutrient Requirement of Dairy Cattle. The

National Academy Press. Washington D. C.

National Research Council. (2011). Guide for the Care and Use of Laboratory

Animals Eighth Edition. The National Academy Press. Washington D. C.

Norton, B.W. (2000). The Significance of Tannins in Tropical Animal Production.

Proceeding of the International Workshop on Tannin in Livestock and

Human Nutrition. ACIAR. Adelaide.

Parakkasi, A. (1999). Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit Universitas

Indonesia. Jakarta.

Parish, D.A., R.J, Daniel & T.B. Holly. (2009). Understanding the Ruminant

Animal Digestive System. Mississipi State University. America.

Prawiradiputra, Bambang R., Sutedi, Endang., Sajimin. & Fanindi, Achmad.

(2012). Hijauan Pakan Ternak untuk Lahan Sub-optimal. Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian. IAARD Press. Jakarta.

Rahmadi, D., Sunarso, J. Achmadi, E. Pangestu, A. Muktiani, M. Christiyanto &

Surono. (2003). Ruminologi Dasar. Universitas Diponegoro. Semarang.

Reksohadiprodjo, S. (1985). Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak tropik.

Edisi Kedua. BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Reeves, J.B. (1985). Lignin Composition and In Vitro Digestibility of Feeds.

Journal of Animal Sci. 60, 316-322.

Riswandi. (2015). Evaluasi Nilai Kecernaan Secara In Vitro Ransum Ternak Sapi

Bali yang Disuplementasi dengan Probiotik Bioplus. Jurnal Peternakan

Surabaya. 4(1), 35-46.

Rofiq, M Nasir & Sandi Sofia. (2011). Evaluasi Kecernaan In vitro Penggunaan

Ekstrak Minyak Cengkeh Beberapa Dosis pada Rumen Sapi Perah Dengan

Metoda DaisyII Incubator. Prosiding Seminar Nasional dan Kongres I ISAA.

BPPT Serpong.

Ruiz-Santaella, J.P. (2006). Morphological and Molecular Characterization of

Different Echinochloa spp. and Oryza sativa Populations. Journal of

Agriculture Food Chemical. 54, 1166−1172.

Sari, H.F.M. (2013). Jenis-jenis Gulma yang Ditemukan di Perkebunan Karet

(Hevea brasiliensis Roxb.) Desa Rimbo Datar Kabupaten 50 Kota Sumatera

Barat. Biogenesis. 1(1), 28-32.

Page 58: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

41

Solfiyeni., Chairul & Muharrami, Rahmatul. (2013). Analisis Vegetasi Gulma

pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah

di Kabupaten Pasaman. Prosiding Semirata FMIPA, UNILA. 1, 351-356.

Soerjani, M. Kostermans & A.J.G.H. Tjitrosoepomo, G. (1987). Weed of Rice in

Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Sudirman., Suhubdy., Hasan, S.D., Dilaga, S.H & Karda. (2015). Kandungan

Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF) Bahan

Pakan Lokal Ternak Sapi yang Dipelihara pada Kandang Kelompok. Jurnal

Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia. 1(1), 66-70.

Suhada, A.T., Pangestu E. & Nuswantara, L.K. (2012). Kelarutan Mineral Ca dan

Zn Hasil Samping Agroindustri pada Rumen Kambing Jawa Randu secara

In Sacco. Journal of Animal Agriculture. 1(1), 757-775.

Suryahadi, B. Bakrie, Amrullah, B. V. Lotulung & R. Lasidie. (2003). Kajian

Tehnik Suplementasi Terpadu untuk meningkatkan Produksi dan Kualitas

Susu Sapi Perah di DKI Jakarta. Laporan Penelitian Kerjasama LPPM IPB

dengan BPTP. Jakarta.

Theodorou MK & Kingston-Smith AH. (2000). Post-ingestion Metabolism of

Fresh Forage. New Phytol. 148(1), 37-55.

Tillman, A.D., S. Reksohadiprodjo & H. Hartadi. (1997). Tabel Komposisi Pakan

untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Umar, Malikah. (2015). Estimasi Kebutuhan Total Digestible Nutrien pada Sapi

Madura yang Digemukkan. Prosiding Seminar Nasional Hasil-hasil

Penelitian Pascasarjana, PPS UNDIP. Semarang

Van Soest, P.J. & J.B. Robertson. (1980). System of analysis for evaluating

fibrous feeds. In: W. W. Pigden, C. C. Batch, and M. Graham (eds).

Standardization of Analytical Metodology for feeds. I.D.R.C., Canada.

Vanzant, E.S., R.C. Cochran & E.C. Titgemeyer. (1998). Standardization of In

Situ Techniques for Ruminant Feedstuff Evaluation. Journal of Animal

Science. 76, 2717-2729.

Wahyono, Teguh (2014). Pengujian Ransum Kerbau Berbahan Baku Sorgum

Sebagai Sumber Serat Secara In Vitro dan In Sacco. Jurnal Ilmiah Aplikasi

Isotop dan Radiasi. 1, 113–126.

Widiawati Y., Winugroho M. & Teleni E. (2007). Perbandingan rumput Gajah

dan Tanaman Polong-polongan didalam Rumen. Prosiding Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. 374-379.

Page 59: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

42

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan penelitian

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)

Keterangan :

(a) Kandang terpadu PAIR-BATAN

(b) Penggilingan rumput lapang

(c) Pengukuran protein kasar

(d) Pengukuran lemak kasar

(e) Pengukuran NDF dan ADF

(f) Inkubasi in vitro rumput lapang selama 48 jam

(g) Pengukuran konsentrasi NH3

(h) Pengukuran TVFA

(i) Pengukuran pH

Page 60: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

43

Lampiran 2. Hasil konversi persentase hemiselulosa dan Non Fiber Carbohydrate

(NFC) pada rumput lapang di Kawasan Nuklir Pasar Jumat (% BK)

Rumput lapang Hemiselulosa NFC

Cyperus kyllinga 33,6 -0,20

Axonopus compressus 30,7 -0,34

Brachiara sp. 31,6 -3,70

Dactyloctenium aegyptium 34,0 0,97

Echinochloa colonum 35,3 -0,58

Echinochloa crus-galli 31,3 -5,07

Eleusine indica 37,5 5,67

Imperata cylindrica 38,1 3,23

Paspalum distichum 34,1 1,99

Page 61: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

44

Lampiran 3. Hasil uji ANOVA dan Tukey pada Berat Kering (BK) rumput lapang

Page 62: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

45

Lampiran 4. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Berat Organik (BO) rumput

lapang

Page 63: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

46

Lampiran 5. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Lemak Kasar (LK) rumput

lapang

Page 64: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

47

Lampiran 6. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Neutral Detergent Fiber (NDF)

rumput lapang

Page 65: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

48

Lampiran 7. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Acid Detergent Fiber (ADF)

rumput lapang

Page 66: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

49

Lampiran 8. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada Relative Feed Value (RFV)

rumput lapang

Page 67: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

50

Lampiran 9. Hasil uji ANOVA, dan Tukey pada In Vitro True Digestibility

(IVTD) rumput lapang

Page 68: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

51

Lampiran 10. Hasil uji korelasi nilai IVTD dengan parameter kandungan nutrisi

rumput lapang

Page 69: KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47457/1/EKO JATMIKO... · KANDUNGAN NUTRISI DAN KECERNAAN IN VITRO PADA

52