KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (P b) PADA BUAH NANGKA …digilib.unila.ac.id/31288/3/SKRIPSI TANPA BAB...

43
KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DI MEDIAN JALAN KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh RAMA WICAKSA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (P b) PADA BUAH NANGKA …digilib.unila.ac.id/31288/3/SKRIPSI TANPA BAB...

KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA BUAH NANGKA(Artocarpus heterophyllus) DI MEDIAN JALAN KOTA BANDAR

LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RAMA WICAKSA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA BUAH NANGKA(Artocarpus heterophyllus) DI MEDIAN JALAN KOTA BANDAR

LAMPUNG

Oleh

Rama Wicaksa

Timbal (Pb) merupakan logam berat yang secara alami ada dalam kerak bumi dan

tersebar ke alam dengan jumlah kecil melalui proses alami dan buatan yang dapat

bersatu dengan udara sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah

timbal yang terkandung pada buah nangka dan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi kandungan timbal pada buah nangka yang tumbuh di

sepanjang median jalan Kota Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Juli-Agustus 2017 dengan menggunakan metode survei dan analisis regresi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan timbal pada buah

nangka di median jalan Kota Bandar Lampung telah melampaui batasan konsumsi

maksimum cemaran logam berat dalam pangan. Variabel yang mempengaruhi

tingginya kandungan logam berat pada buah nangka adalah usia pohon, geometri

bentuk tikungan jalan, topografi bentuk tanjakan dan turunan jalan.

Kata kunci : Artocarpus heterophyllus, nangka, timbal (Pb).

ABSTRACT

TIMBAL’S CONTENT (Pb) ON JACKFRUITS (Artocarpus heterophyllus)ON THE MEDIAN ROAD, BANDAR LAMPUNG

By

RAMA WICAKSA

Timbal (Pb) is a heavy metal that naturally exists in the earth’s crust and diffuses

in small amounts through natural and artificial processes which can gathered with

the surrounding air. This research aims to determine the amount of timbal

contained on the jackfruit (Artocarpus heterophyllus) and to figure out the factors

that affected the timbal’s content of jackfruit that grown on throughout the median

road, Bandar Lampung City. This research conducted on July-August 2017 with

survey method and regression multiple analysis. The result showed that the

timbal’s content on the jackfruit on the median road of Bandar Lampung City had

exceeded the maximum consumption limit of heavy metals in food. Variables

that affected the hight of timbal’s content were the age of the tree, the geometry of

the bend shape, the topography of the incline and the derivation of the road.

Keyword : Artocarpus heterophyllus, jackfruit, timbal (Pb).

KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA BUAH NANGKA

(Artocarpus heterophyllus) DI MEDIA JALAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RAMA WICAKSA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis Rama Wicaksa dilahirkan di Kota Bandar Lampung, Lampung pada

tanggal 16 Februari 1996, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari bapak

Baharudin dan Ibu Purwati Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD)

diselesaikan di SD AL-AZHAR 2 Bandar Lampung pada tahun 2007, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMPN 12 Bandar Lampung pada tahun 2010, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA YP UNILA Bandar Lampung pada tahun

2013.

Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian (FP) Unila melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis

aktif di Organisasi LS – Mata FP Unila. Pada tahun 2014-2017 dan pada tahun

2015 penulis menjabat sebagai Kabid Hubungan Masyarakat selama satu periode,

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Terbanggi Subing,

Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis juga telah

melaksanakan Praktek Umum (PU) di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

(BKPH) Ngadisono, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan Perum

Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah pada tahun 2016.

Dengan kerendahan hati kupersembahkan karya kecil ini untuk ayahanda danibundaku serta adik-adikku tercinta.

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Kandungan

Logam Timbal (Pb) Pada Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) di Median

Jalan Kota Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Kehutanan di Universitas Lampung. Penulis menyampaikan penghargaan

dan terima kasih kepada.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si. selaku pembimbing utama atas kesediaan

untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S. selaku pembimbing kedua atas

kesediaan untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si. selaku penguji utama atas saran-saran yang

telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.

iii

6. Seluruh Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

atas ilmu yang telah diberikan kepada saya.

7. Kepada orang tua saya Bapak Baharudin S.Sos. dan Ibu Purwati S.Sos. yang

selalu mendukung saya selama ini, memberikan kasih sayang, semangat,

motivasi dan doa.

8. Kepada adik saya Rezha Afif dan Revallinda Putri Azzadiya yang telah

memberi motivasi, semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi.

9. Keluarga besar Angkatan Kehutanan 2013 (FOCUS’13) atas kebersamaan,

persaudaraan, motivasi serta dukungan dalam proses perkulihan hingga

penyelesaian skripsi.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya

mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dalam bidang kehutanan dan dalam bidang yang jauh lebih luas.

Bandar Lampung, 17 April 2018

Penulis

Rama Wicaksa

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 11.1 Latar Belakang ......................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 31.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 41.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 41.5 Kerangka Pemikiran................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 82.1 Median Jalan .......................................................................................... 82.2 Jalur Hijau .............................................................................................. 92.3 Pemilihan Jenis Tanaman Jalur ............................................................ 102.4 Nangka .................................................................................................. 112.5 Morfologi Tumbuhan ........................................................................... 132.6 Timbal (Pb) .......................................................................................... 14

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 173.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 173.2 Alat dan bahan Penelitian ...................................................................... 173.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 173.4 Metode Pengambilan Sampel .............................................................. 183.5 Analisis Data ......................................................................................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 224.1 Kondisi Lokasi Penelitian ..................................................................... 22

4.1.1 Jl. Kapten Abdul Haq................................................................... 224.1.2 JL. Zainal Abidin Pagar Alam .................................................... 224.1.3 JL. Teuku Umar .......................................................................... 234.1.4 JL. Sumanti Brojonegoro ............................................................ 234.1.5 JL. Mayjen HM Ryacudu ............................................................ 244.1.6 JL. Letjen Alamsya Ratuparawinegara ....................................... 244.1.7 JL. Sultan Agung ........................................................................ 24

v

Halaman4.2 Kandungan Timbal Buah Nangka Pada Median Jalan Kota

Bandar Lampung .................................................................................... 254.2.1 Nilai Kandungan Rataan Timbal Buah ....................................... 254.2.2 Nilai Kandungan Rataan Timbal Buah Nangka Berdasarkan

Geometri Jalan Dan Topografi Jalan .......................................... 284.3 Kelayakan Konsumsi Buah Nangka ........................................................ 30

4.3.1 Dampak Yang Timbul Akibat Buah Nangka TerpaparTimbal (Pb) ................................................................................. 31

4.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kandungan Timbal (Pb) PadaBuah Nangka Di Median Jalan Kota Bandar Lamppung........................ 33

4.4.1 Variabel Yang Berpengaruh ....................................................... 33

V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 425.1 Simpulan ................................................................................................. 425.2 Saran ........................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44

LAMPIRAN....................................................................................................... 50Tabel 7-8......................................................................................................... 51Gambar 4-10 .................................................................................................. 55

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Variabel dan difinisi oprasional .................................................................. 19

2. Kandungan rataan timbal buah nangka di median jalan KotaBandar Lampung ......................................................................................... 26

3. Kandungan rataan timbal buah nangka berdasarkan topografi jalanKota Bandar Lampung ................................................................................ 29

4. Kandungan rataan timbal buah nangka berdasarkan geometri jalanKota Bandar Lampung ................................................................................ 30

5. Hasil Regresi Linier berganda menggunakan Minitab 16 .......................... 33

6. Informasi kondisi Vegetasi ......................................................................... 51

7. Informasi kondisi Jalan ............................................................................... 53

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Bagan alir kerangka pikir ............................................................................... 7

2. Rata-rata kandungan timbal pada buah nangka di median jalan KotaBandar Lampung ......................................................................................... 27

3. Rata-rata Kandungan timbal pada tiap bentuk jalan ................................... 29

4. Lokasi penelitian pada Jl. Kapten Abdul Haq ............................................. 55

5. Lokasi penelitian pada Jl. Zainal Abidin Pagar Alam ................................ 55

6. Lokasi penelitian pada Jl. Teuku Umar ...................................................... 56

7. Lokasi penelitian pada Jl. Sumantri Brojonegoro ....................................... 56

8. Lokasi penelitian pada Jl. Mayjen HM Ryacudu ........................................ 57

9. Lokasi penelitian pada Jl. Letjen Alamsyah Ratuparawinegara .................. 57

10. Lokasi penelitian pada Jl. Sultan Agung...................................................... 58

11. Pengukuran kandungan udara sekitar pohon di Jl. Sultan Agung .............. 59

12. Pencatatan data pendukung pada Jl. Zainal Abidin Pagar Alam ............... 59

13. Pencatatan informasi pohon di Jl. Sumantri Brojonegoro .......................... 60

14. Pengukuran Ketinggian pohon menggunkan CH meter di Jl. LetjenAlamsyah Ratuparawinegara ...................................................................... 60

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau jalur dan

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, sebagai tumbuh

tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya terbagi atas dua, manfaat langsung dan tidak

langsung, manfaat langsung, yaitu mampu membentuk keindahan dan

kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan yang

kedepannya dapat dijual (kayu, daun, bunga dan buah). Manfaat tidak langsung,

yaitu menyaring dan membersih udara dari kandungan pencemar udara, menjaga

dan menyediakan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora

dan fauna (Departemen Pekerjaan Umum, 2008).

Terdapat beberapa bentuk RTH, salah satunya yang mudah dijumpai di daerah

perkotaan ialah areal memanjang atau jalur yang sering dikenal dengan istilah

jalur hijau, jalur hijau merupakan suatu bagian jalan baik median jalan atau tepi

jalan yang ditumbuhi oleh tanaman hijau, yang menjadikan tanaman tersebut

sebagai pembatas jalan antara lanjur yang berlawanan, mampu memberikan kesan

teduh, memberikan kesan keindahan dan mampu menyerap dan menjerap polusi

yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor (Dahlan, 2004).

2

Meningkatnya volume kendaraan di kota-kota besar membuat keberadaan median

jalan menjadi sangat penting sebagai infrastruktur jalan dan untuk menjadi media

tumbuh tanaman, hal ini merupakan suatu cara mengurangi dampak polusi dari

kendaraan bermotor. Pemilihan jenis tanaman pada median jalan terdapat

beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti sifat fisik dan ekologi tanaman

sehingga mampu memudahkan dalam perawatan tanaman, namun tetap dapat

memaksimalkan penyerapan dan penjerapan polusi yang dihasilkan oleh

kendaraan bermotor (Agus et al., 2015).

Untuk antisipasi pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor

dilakukan suatu tindakan antisipasi pencemaran kandungan polusi dengan

melakukan penanaman pada hutan kota dan jalur hijau. Kota Bandar Lampung

telah melakukan suatu penanaman pohon dan tumbuhan hias pada jalur hijau atau

median jalan, jenis tanaman yang digunakan oleh pemerintah Kota Bandar

Lampung salah satunya ialah jenis tanaman nangka. Penanaman jenis tanaman

nangka yang dilakukan pemerintah Kota Bandar Lampung sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Dahlan (2008) bahwa jenis tanaman nangka memiliki

kemampuan daya serap polusi pada udara bebas dan lingkungan sekitarnya.

Menurut Widyasari et al., (2013) timbal merupakan logam berat yang terdapat

pada bagian dalam kerak bumi dan tersebar kealam dengan jumlah kecil melalui

proses alami dan buatan. Timbal digunakan sebagai campuran bensin untuk

meningkatkan kinerja pembakaran kendaraan, Indonesia merupakan salah satu

negara tertinggal dalam penggunaan timbal pada bahan bakar, sebab dibeberapa

negara sudah banyak sekali bahan bakar tanpa campuran timbal (Witoler, 2005).

3

Timbal merupakan satu logam yang bersifat toksik, jika terakumulasi dalam tubuh

mahluk hidup maka berpotensi memicu keracunan bahkan untuk jangka panjang

akan menyebabkan kematian dan cacat pada suatu kelahiran (Widyasari et al.,

2013 dan Maksum, 2013).

Penelitian mengenai kandungan timbal pada buah nangka menjadi hal yang begitu

menarik, sebab terlepasnya kandungan timbal pada udara bebas yang dihasilkan

oleh kendaraan bermotor dikhawatirkan akan mempengaruhi kandungan suatu

tanaman yang ada disekitar jalan. Umum untuk kita jumpai masyarakat

mengonsumsi buah nangka baik dalam keadaan matang buah atau matang

masakan hingga menjadi suatu produk olahan minuman dan lainnya, khusus di

Kota Bandar Lampung masyarakat sangat mudah untuk mendapatkan buah

nangka sebab keberadaannya mudah kita jumpai pada median jalan kota, hal ini

dikhaatirkan kandungan timbal buah nangka pada median jalan melampaui

kandunga batas kandungan timbal pada buah, dan menjadi sangat berbahaya

untuk dikonsumsi masyarakat (Rukmana, 1998).

1. 2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah.

1. Berapa banyak kandungan timbal pada buah nangka di Kota Bandar Lampung ?

2. Apakah buah nangka yang berada pada media jalan Kota Bandar Lampung

layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat?

3. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi kandungan timbal pada buah

nangka di Kota Bandar Lampung ?

4

1. 3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan timbal pada buah nangka

antaranya ialah.

1) Untuk menentukan berapa banyak jumlah timbal yang terkandung pada buah

nangka di median jalan Kota Bandar Lampung.

2) Untuk menilai kelayakan konsumsi buah nangka.

3) Untuk menilai pengaruh faktor-faktor lingkungan pada tanaman terhadap

kandungan timbal pada buah nangka.

1. 4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah.

1) Sebagai pengambilan keputusan kebijakan pemerintah daerah dalam pemilihan

jenis tanaman pada RTH Kota Bandar Lampung.

2) Sebagai acuan dan refrensi penelitian selanjutnya.

1. 5 Kerangka Pemikiran

Kegiatan menghijaukan median jalan Kota Bandar Lampung menggunakan

beberapa jenis tanaman, salah satu jenis tanaman yang digunakan ialah tanaman

nangka. Penggunaan tanaman nangka diharapkan mampu menyerap polusi dan

khususnya timbalyang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, tanaman nangka

merupakan jenis tanaman buah - buahan yang tidak mengenal musim, buah

nangka merupakan buah yang sangat populer dikonsumsi oleh kalangan

5

masyarakat, nangka umumnya dikonsumsi oleh masyarakat baik berbentuk buah

yang matang pohon, olahan sayur hingga olahan lainnya (Rukmana, 1998).

Buah nangka sering di konsumsi menjadi beragam produk panganan, masyarakat

Kota Bandar Lampung sangat mudah untuk mendapatkan buah nangka sehingga

banyak masyarakat yang memanfaatkan kesempatan ini untuk dapat mengonsumsi

buah ini secara gratis, namun dikhawatirkan buah nangka yang berada di median

jalan dengan intensitas waktu yang lama dan volume kendaraan yang banyak, bisa

saja mengalami kontaminasi timbal pada buahnya. Di khawatirkan kandungan

timbal pada buah nangka melampaui batasan kandungan maksimum cemaran

logam berat dalam pangan (Standar NasionaI Indonesia, 2009).

Hal ini yang menjadi dasar dan ide di lakukannya suatu pengujian dan penelitian

mengenai kandungan timbal pada buah nangka di Kota Bandar Lampung dengan

cara uji laboratorium menggunakan uji Spectro Serapan Atom (SSA) terhadap

sampel buah nangka. Data dari analisis laboratorium akan selanjutnya di lakukan

kembali analisis menggunakan perangkat lunak Minitab 16 untuk mengetahui

tingkat pengaruh dan faktor-faktor yang mempengaruhi, beberapa faktor

lingkungan yang diperkirakan akan mempengaaruhi kandungan buah nangka

antaranya, tinggi pohon, diameter batang pohon, kelebatan daun pohon,

ketinggian buah pohon, informasi umur pohon, kandungan udara lingkungan

sekitar pohon, keberadaan pohon lain, jarak pohon dari lampu pengatur lalu lintas,

bentuk jalan, lebar jalan dan jumlah lajur jalan sebagai factor (X) dan kandungan

timbal pada buah nangka sebagai faktor (Y) (Ningrum, 2016).

6

Analisis data menggunakan analisis Regresi, untuk diketahuinya beberapa factor

maka perlu dilakukan juga analisis laboratorium yang menggunakan metode

Analisis Spectro Serapan Atom (SSA) sehingga mengetahui kadar timbal pada

buah nangka. Sehingga faktor yang berhubungan dan kelayakan konsumsi buah

nangka median jalan Kota Bandar Lampung dapat diketahui, hal ini bertujuan

agar masyarakat Kota Bandar Lampung tidak mengonsumsi buah nangka yang

mengandung kandungan timbal yang melampaui batas maksimum kandungan

logam berat pada buah. Gambaran kerangka pemikiran penelitia dapat dilihat

pada Gambar 1.

7

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian.

Variabel X:

Tinggi pohon

Diameter batang pohon

Kelebatan daun pohon

Ketinggianbuah pohon

Usia pohon

Kandungan udara sekitar pohon

Keberadaan pohon lainnya

Kepadatan lalu lintas

Jarak pohon dari lampu pengatur lalu

lintas

Geometri jalan

Topografi jalan

Lebar jalan

Dua lajur

Jumlah Lajur Jalan (Ningrum, 2016).

Faktor yang mempengaruhi kandungan timbal

pada buah

Analisis regresi

Variabel Y:

Kandungan timbalpada buah

nangka

Kelayakan konsumsi buah nangka

Analisis laboratorium Spektro Serapan Atom (SSA)

Pemanfaatan nangka sebagai konsumsi masyarakat sekitar

Aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor pada jalan

Kota Bandar Lampung

Kandungan paparan timbal pada buah nangka

Tanaman nangka pada median jalan Kota Bandar Lampung

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Median Jalan

Median jalan ialah pembatas tengah bagian jalan yang berguna sebagai pemisah

jalan untuk arus lalu lintas yang berlawanan arah, median jalan memiliki beberapa

bentuk dan jenis antaranya ialah median jalan yang ditinggikan (Rised), median

jalan yang lebih rendah (Depressed), atau median rata (Flush). Media jalan

bertujuaan untuk memberi peningkatan keselamatan, kelancaran dan kenyamanan

bagi pengguna jalan maupun lingkungan sekitarnya, median jalan memiliki

beberapa fungsi antaranya, memisahkan dua aliran jalur lalu lintas yang berbeda

arah, untuk menghalangi lalu lintas balik arah, lapak tunggu bagi penyebrang

jalan, penepis silau dari lampu kendaraan yang berlawanan arah, penempatan

fasilitas pendukung jalur, dan digunakan juga sebagai jalur hijau (Departemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004).

Terdapat tiga tipe median jalan yang umum dan biasa digunakan antaranya ialah,

median datar, yaitu median yang dibatasi oleh dua buah marka membujur garis

utuh, baik didalamnya terdapat bentuk marka serong. median yang ditinggikan,

merupakan suatu bentuk median jalan yang dibuat lebih tinggi dari jalan, median

yang ditinggikan terdapat beberapa ketentuan yaitu, median yang ditinggikan

dibuat apabila lahan yang tersedia untuk median kurang dari 5 m. Tinggi median

9

dari permukaan jalan antara 18cm 25 cm, median yang diturunkan, yaitu median

jalan yang dibuat lebih rendah dari jalan. Pembuatan median ini terdapat

beberapa ketentuan diantanyara, pembuatan median yang lebih rendah apabila

lahan yang disiapkan untuk pembuatan median lebih atau pas dari 5 m.

Kemiringan median antara 6-15% dimulai dari sisi luar ketengah-tengah median,

dan secara fisik berbentuk cekungan. Permukaan median tidak diperkeras dan

dapat diberikan median yang mampu menahan kendaraan yang lepas kendali.

Median ini dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan setiap wilayah yang ada seperti

penanaman tanaman atau pembuatan jalur hijau pada median untuk memperindah

dan sebagai penyerap polusi udara yang dihasilkan kendaraan bermotor, selain itu

median jalan juga bermanfaat sebagai dan saluran air pada saat terjadi hujan

(Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004 dan Saodang, 2010).

2.2 Jalur Hijau

Jalur hijau merupakan salah satu cara alternatif pemanfaatan lahan untuk

memenuhi keberadan RTH di wilayah perkotaan sehingga kebutuhan RTH

diperkotaan dapat dipenuhi dan pemanfaatan ini mampu mengembangkan suatu

RTH perkotaan, pada jalur hijau ditanami berbagai jenis tanaman mulai dari

penutup tanah, tanaman penghias dan pohon. Penanaman pohon di ruas jalan baik

itu di sebelah kiri jalan, sebelah kanan jalan maupun bagian tengah jalan, kondisi

pepohonan harus dalam keadaan baik dan sehat agar memberi kenyamanan bagi

pengguna jalan dan tidak mengganggu aktifitas pengendara (Lestari et al., 2013;

Hutagalung et al., 2016 dan Bararatin et al., 2016).

10

Bentuk keindahan dari suatu jalur hijau sangat penting untuk memberi unsur

kenyamanan, cara yang digunakan untuk mendapatkan keindahan yaitu

penanaman jenis tanaman jalur hijau berkelompok seperti tanaman keras, perdu,

semak, penutup dasar,pohon besar, dan tanaman lainnya sebagai unsur pendukung

(Bararatin et al., 2016).

Jalur hijau bertujuan untuk menjaga elemen keseimbangan kota, jalur hijau

berperan sebagai penyerapan CO2 dengan sedikit bantuan cahaya matahari dan air

dari tanah. Tanaman yang memilik klorofil mampu menyerap CO2 dari atmosfer

melalui peroses fotosintesis, hasil penyerapan ini mampu disebarkan keseluruh

bagian tanaman sebagai peroses penyimpanan biomasa atau unsur lainnya (Ai,

2012 dan Latifah et al., 2016).

2.3 Pemilihan Jenis Tanaman Jalur

Pemilihan jenis tanaman perdu atau pohon untuk jalur hijau terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan salah satunya akar tanaman tidak merusak jalan dan

tanaman tersebut mampu membersihkan dan menyerap kandungan pencemaran

udara dari gas emisi kendaraan bermotor, selain itu juga pemilihan jenis pohon

yang tepat sangat penting untuk mampu mengembangkan hutan kota atau areal

jalur hijau tersebut menjadi lebih baik dan menjaga kualitas udara perkotaan

(Departemen Pekerjaan Umum, 2008 dan Mukhlison, 2013).

Pohon memiliki beberapa keindahan yang lebih baik dinilai masyarakat, namun

tetaplah harus diberikan perawatan agar tidak menghalangi penglihatan dan

mampu membentuk payung alami di jalan perkotaan. Selain penggunaan pohon

11

dapat juga diberikan suatu tanaman perambat agar memberi keindahan, ada

beberapa refrensi disarankan menggunakan tanaman nona makan sirih

(Clerondendrum thomsoniae), pasiflora (Passiflora vitifolia), alamanda

(Allamanda cathartica), thunbergia (Thunbergia erecta) dan beberapa tanaman

hias lainnya (Syahindra et al., 2014).

Kota Bandar Lampung untuk menambah nilai keindahan menggunakan beberapa

jenis tanaman, pemilihan jenis tanaman yang digunakan salah satunya ialah

tanaman nangka, dan baru-baru ini penggunaan tanaman nangka semakin gencar

khususnya pada median jalan. Berdasarkan penelitian Samsoedin (2015)

menjelaskan bahwa tanaman nangka merupakan satu tanaman yang mampu

menyerap timbal, tanaman nangka menjadi tanaman penyerap timbal urutan ke 7

di Kota Semarang dengan total penyerapan timbal 94,95 ppm (mg/kg) pada

bagian daunnya.

2.4 Nangka (Artocarpus heterophyllus)

Nangka telah bertahun-tahun yang lalu dibudidayakan, asal dari tanaman nangka

ialah dari Negara India yang menyebar kenegara tropis lainnya. Nangka

merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang termasuk dalam family

Moraceae, terdapat banyak manfaat diantaranya ialah, daging buah muda (tewel)

dimanfaatkan sebagai makanan sayuran atau sayur gori, buahnya dapat digunakan

sebagai perasa es krim dan buah segar, daun muda dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak dan bijidapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan

(bahan makan campuran).

12

Selain dapat dikonsumsi dalam bentuk segar dan sayur atau bahkan menjadi

olahan lainnya, tanaman nangka juga dapat dijadikan tanaman penahan erosi

dalam sistem konservasi, sehingga sangat baik dan berpotensial untuk

dikembangkan menjadi tanaman penanggulang erosi (Widyastuti, 1993).

Taksonomi tanaman nangka menurut Rukmana (1997) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Morales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus heterophyllus

Terdapat begitu banyak kandungan manfaat yang dimiliki oleh buah nangka

diantanya protein, pati, kalsium, vitamin A, vitamin C dan tiamin. Selain itu di

beberapa negara buahnya telah digunakan untuk obat-obatan pecandu minuman

yang memabukan atau pemabok berat. Selain itu pada batang kulitnya yang

mengandung lateks digunakan sebagai peningkat kekebalan tubuh pasien

penderita penyakit HIV (Butool, 2013).

13

2.5 Morfologi Tumbuhan

Sesungguhnya tumbuhan terdiri dari beberapa bagian antaranya akar, batang,

daun, dan buah. Akar merupakan bagian pokok suatu tumbuhan, akar memiliki

beberapa fungsi antaranya, memperkuat berdirinya tumbuhan, untuk menyerap air

dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah,

mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada

tubuh tumbuhan yang memerlukan dan terkadang akar menjadi tempat untuk

penimbunan cadangan makanan. Batang umumnya terdiri dari bagian ruas-ruas

yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan batang selalu terjadi

percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali cabang

atau ranting yang kecil. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang

tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai

penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan

organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena

tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, yang merupakan tanaman pemasok

kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia,

dengan persamaan kimia sebagai berikut : 6 CO2 + 6 H2O + Energi cahaya →

C6H12O6 + 6 O2 (Ai, 2012 dan Harahap, 2012).

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan

lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi

biji, aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama

buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Proses penyebaran energi saat

14

pohon mengalami pembuahan, buah menjadi bagian yang amat penting untuk

dialirkan energi untuk membentuk biji (Harahap, 2012 dan Ningrum et al., 2016).

2.6 Timbal (Pb)

Timbal merupakan suatu logam yang begitu beracun bagi manusia khususnya

untuk anak-anak, timbal merupakan kandungan yang secara alami dapat dijumpai

pada bagian kerak bumi. Kandungan timbal tidaklah berbau dan berasa, timbal

mampu berinteraksi dan bereaksi dengan senyawa lainnya untuk membentuk

senyawa timbal lainnya baik senyawa-senyawa organik seperti timbal oksida

(PbO), timbal klorida (PBCl2) dan lainnya. Penggunaan senyawa-senyawa timbal

antara lain pembuatan gelas, penstabil pada PVC, cat berbasis minyak dan timbal

paling banyak dihasilkan pada permukaan bumi ialah dari sisa pembakaran bahan

bakar kendaraan bermotor yang tidak sempurna, bentuk dari timbal dapat

ditemukan dalam 2 bentuk pada permukaan bumi dan udara, umumnya dalam

bentuk partik dan dengan bentuk gas (Charlena, 2004 dan Gusnita, 2012).

Timbal mampu masuk kedalam tubuh melalui 2 cara yaitu melalui udara dan

melalui makanan, konsumsi timbal dengan jumlah banyak dapat mengakibatkan

kerusakan jaringan, termasuk kerusakan mucosal atau selaput lendir yang melapisi

areal luar tubuh, dan bersentuhan langsung dengan lingkungan udara. Selain itu

timbal juga mampu merusak syaraf tubuh manusia. Kandungan timbal dapat

menyebabkan gangguan perkembangan kognitif janin pada ibu hamil (Miranda et

al., 2010). Selain itu menurut Gusnita (2012), logam timbal yang terkandung

dalam bensin begitusangat berbahaya, sebab pembakaran bensin akan

15

mengemisikan setidaknya 0,09 gram timbal tiap 1 km. Bila di kota-kota besar,

setiap harinya 1 juta unit kendaraan bermotor yang bergerak sejauh 15 km saja

akan mengemisikan 1,35 ton timbal/hari. Dengan jumah pelepasan timbal perhari

yang tinggi di khawatirkan keracunan pada kalangan masyarakat, keracunan

timbal pada orang dewasa biasanyamemiliki ciri–ciri pusing, kehilangan selera,

sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan hingga keguguran kandungan.

Selain itu timbal berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan

ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Hubungan antara pertumbuhan kendaraan bermotor dan jumlah kandungan timbal

dipermukaan bumi sangatlah berkaitan, semakin banyak kendaraan bermotor

maka semakin banyak juga kandungan timbal yang ada di permukaan bumi, hal

ini yang mendasari mengapa begitu penting adanya RTH berbentuk jalur hijau

untuk mampu setidaknya mengurangi kandungan timbal yang begitu banyak di

kota-kota besar Indonesia (Sunoko et al., 2011 dan Ruslinda et al., 2016).

Terdapat beberapa persepsi mengenai jumlah timbal yang dihasilkan kendaraan

bermotor antaranya ialah menurut Gusnita (2012), dari satu kendaraan bermotor

yang melakukan pembakaran bensin atau pergerakan kendaraan akan

mengemisikan setidaknya 0,09 gram timbal tiap 1 km. Bila di Kota Bandar

Lampung, setiap harinya terdapat 1 juta unit kendaraan bermotor yang bergerak

dan lalu lalang sejauh 15 km maka diperkirakan kota Bandar Lampung akan

mengemisikan 1,35 ton timbal/hari hal yang menjadi ancaman besar bagi

masyarakat perkotaan yang akan mengonsumsi makanan yang terpapar, terdapat

batasan konsumsi makanan yang terpapar timbal berdasarkan Standar Nasional

16

Indonesia (SNI) terhadap produk buah yang dianggap layak antaranya buah tropis

dan subtropics sebesar 0,5 mg/kg. Untuk beberapa buah dan olahannya yang

tidak tertera dan terdaftar dalam standar kandungan maka ditetapkan oleh SK

Dirjen POM tahun 1989 maksimal konsumsi 2,0 mg/kg (Standar Nasional

Indonesia, 2009).

III. METODE PENELITIAN

3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada7 (tujuh) median jalan Kota Bandar Lampung yang

ditanami nangka yaitu, Jl. Kapten Abdul Haq, Jl. Zainal Abidin Pagar Alam,

Jl. Teuku Umar, Jl. Sumantri Brojonegoro, Jl. Sultan Agung, Jl. Mayjen HM

Ryacudu, Jl. Letjen Alamsyah Ratuparawinegara. Analisis sampel buah nangka

dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Lampung pada bulan Juli–Agustus

2017.

3. 2 Alat dan Bahan.

Alat yang digunakan perlengkapan alat tulis, kamera, komputer, gunting ranting,

pitameter, haga altimeter, meteran, seperangkat instrumen Spektro Serapan Atom

(SSA), dan perangkat lunak Minitab 16, bahan yang digunakan ialah sampel buah

nangka.

18

3. 3 Jenis dan Sumber Data.

3.3.1 Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek dalam waktu yang ditentukan dan melakukan pencatatan

secara sistematis. Pengambilan data sampel ialah dengan pengambilan 30 sampel

sesuai dengan batasan minimal pengambilan sampel penelitian, pengambilan

sampel dilakukan dari 7 lokasi jalur Kota Bandar Lampung. Tujuannya adalah

mengklarifikasi data primer yang diperlukan dari pencatatan volume kendaraan,

ketinggian pohon, bentuk tajuk hingga letak buah pada pohon.

3.3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan penelusuran literatur yang bersumber dari

buku, media, pakar dan juga hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk

meyusun dasar teori dalam melakukan penelitian. Studi pustaka yang dilakukan

yaitu mengenai kadar timbal pada buah yang layak dan dapat dikonsumsi oleh

manusia.

3. 4 Metode Pengambilan Sampel

Jumlah Sampel yang digunakan ialah 30 sampel yang dibagi atas 7 jalan atau

lokasi penelitian, tiap sampel yang diambil dilakukan seleksi kelayakan sesuai

kebutuhan dari penelitian. Sehingga didapatkan sampel terbaik yang mampu

mewakili setiap individu pohon yang ada dilokasi penelitian, pengambilan sampel

buah nangka diambil menggunakan gunting buah untuk memotong buahnya dari

pohon lalu dimasukan kedalam plastik penyimpanan sampel dan diberi keterangan

19

mengenai informasi sampel. Sampel buah akan diolah dan diproses di

laboratorium Kimia Universitas Lampung untuk dilakukan tahapan analisis

Spektro Serapan Atom (SSA) (Hasibuan, 2007 dan Kuntonjo, 2009).

Analisis selanjutnya setelah dilakukan analisis Spektro Serapan Atom (SSA)

dilanjutkan analisis regresi, analisis regresi dikenal juga sebagai suatu analisis

yang digunakan untuk mengolah data kuantitatif atau data kualitatif yang di

kuantitatifkan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apa sajakah

yang mempengaruhi suatu kandungan dari sampel yang digunakan, sehingga

peneliti mendapatkan jawaban dari tujuan yang ingin didaptkan dari penelitiannya

(Janie, 2012).

3.5 Analisis Data

Data faktor kandungan timbal pada buah nangka diubah dalam bentuk tabulasi

dan dianalisis menggunakan persamaan regresi linear berganda, variabel dan

difinisi oprasional dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional

No. Variabel atau Defenisi Operasional Simbol Skala Pengukuran

1. Kandungan timbal pada buah nangka [Y] Ppm

2. Tinggi pohon [TP] Rasio

3. Diameter batang pohon [DBP] Rasio

4. Kelebatan daun pohon [KDP] Dummy

1 = Tidak Lebat

0 = Lebat

5. Ketinggian buah pohon [KBP] Rasio

6. Usia pohon [UP] Rasio

7. Kandungan udara lingkungan sekitar

pohon

[KULSP] Rasio

20

Tabel 1. (lanjutan)

No. Variabel atau defenisi operasional Simbol Skala pengukuran

8. Keberadaan pohon lainnya [KPL] Dummy

1 = Ada

0 = Tidak Ada

9. Kepadatan lalu lintas [KLL] Rasio

10. Jarak pohon dari lampu pengatur lalu lintas [JPDLM] Rasio

11

.

Geometri jalan D1_TKGN

D1_PRPTN

D1_LRSN

Dummy

1= Jalan Tikungan

Jalan

Perempatan

0= Lainnya

12. Topografi jalan D2_TJKN

D2_TRUN

D2_DTRN

Dummy

1= Jalan Tanjakan

Jalan Turunan

0= Lainnya

12. Lebar jalan [LJ] Rasio

13. Jumlah lajur jalan D3_DL Dummy

1 = Dua Lajur

0 = Lainnya

Model yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu.

BPD]i+α3[KDP]i+ α4[UP]i+ α5[KULSP]i+

α6[KPL]i+α7[KLL]i+α8[JPDLM]+α9[D1_TKGN]i+α10[D1_PRPTN]i+α11[D2

_TJKN]i+ α12[D2_TRUN]i+ α13[LJ]+ α14[D3_DL]+e (Law, et al., 1991).

Hipotesis:

H0 : α1= α2= α3= α4= α5= α6= α7= α8= α9= α10= α11= α12≠ α13≠ α14= 0

H1 : α1≠α2≠ α3≠α4≠α5≠ α6≠ α7≠ α8≠ α9≠ α10≠ α11≠ α12≠ α13≠ α14=0

Keterangan:

= Konstanta

α1,α2,αi = Koefisien regresi

e = Error

[Y] = Kandungan timbal pada buah nangka

= Tinggi pohon

]i = Diameter batang pohon

[KDP]i = Kelebatan daun pohon

[KBP]i = Ketinggian buah Pohon

[UP]i = Umur pohon

[KULSP]i = Kandungan udara lingkungan sekitar pohon

[KPL]i = Keberadaan pohon lainnya

[KLL]i = Kepadatan lalu lintas

[JPDLM]i = Jarak pohon dari lampu pengatur lalu lintas

[D1_TKGN]i = Topografi jalan tikungan

[D1_PRPTN]i = Topografi jalan perempatan

[D1_TJKN]i = Geometri jalan tanjakan

21

[LJ]i = Lebar jalan

[D2_TRUN]i = Geometri jalan turunan

[D3_DL]i = Jumlah lajur jalan (Dua lajur)

Analisis regresi merupakan hubungan antara variabel bebas X dengan variabel

terikat Y. Analisis regresi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas (faktor yang mempengaruhi kandungan timbal pada buah

nangka) terhadap variabel terikat Y (Mona et,al,2015). Analisis dilakukan dengan

pendekatan regresi. Analisis regresi digunakan apabila variabel independen

(bebas) lebih dari satu, pengaruh variabel independen dapat dilihat terhadap

variabel dependen melalui regresi (Basrowi, 2010).

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat disimpulkan.

1. Kandungan timbal buah nangka terendah terdapat pada Jl. Kapten Abdul Huq

0,46 ppm (mg/kg), tertinggi pada Jl. Teuku Umar sebesar 1,94 ppm (mg/kg)

dan rata-rata kandungan timbal pada median jalan Kota Bandar Lampung ialah

1,05 ppm (mg/kg).

2. Rataan kandungan timbal buah nangka sebesar 1,05 ppm (mg/kg) menunjukan

bahwa buah nangka yang diperoleh dari median jalan tidak layak untuk

dikonsumsi oleh masyarakat.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kandungan timbal buah nangka

pada median jalan Kota Bandar Lampung adalah, umur pohon, topografi jalan

bentuk tikungan, geometri jalan bentuk tanjakan, dan geometri jalan bentuk

turunan.

43

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan.

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan kandungan timbal pada buah

nangka menggunakan beberapa faktor variabel yang belum digunakan pada

penelitian ini. Selain itu juga disarankan peneliti meneliti tanaman nangka dan

buahnya yang berada pada jarak yang menjauh dari pinggir jalan raya, agar

memberikan informasi yang lebih mendalam lagi.

2. Pemerintah atau Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota (DPKK) Bandar

Lampung diharapkan dapat mempertimbangkan kembali penggunaan jenis

tanaman nangka sebagai tanaman peneduh pada median jalan kota.

3. Masyarakat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi buah nangka tersebut.

Dikarnakan kandungan timbal buah nangka yang berada pada median jalan,

telah melampaui batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan.

DAFTAR PUSTAKA

45

DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. 2012. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains. 12(1) : 28-34.

Agus, N. D. P., Nurlalelih, E. E. dan Sitawati. 2015. Evaluasi pemilihan jenis dan

penataan tanaman median jalan kota malang. J. Produksi Tanaman. 3(4) :

269 – 277.

Ariansyah, K. G.,Kiki, Y. dan Siti, H. R. J. 2012. Analisis kandungan logam berat

(pb, hg, cu dan as) pada kerupuk kemplang di desa tebing gerinting utara

kecamatan indralaya selatankabupaten ogan ilir. J. Fishtech. 1(1) : 69-77.

Arman, B. dan Fatimah, N. 2010. Pengaruh umur eceng gondok (Eichernia

crassipes) dan genjer (Limnocharius flava) terhadap penyerapan logam pb,

cd dan cu dalam ember perlakuan dengan metode spektrofotometri serapan

atom. J. Fermasains. 1(2) : 62-70.

Anggarani, D. N., Mursyid, R. dan Nurjazuli. 2016. Hubungan kepadatan lalu

lintas dengan konsentrasi cohb pada masyarakat berisiko tinggi di

sepanjang jalan nasional kota semarang. J. Kesehatan Masyarakat. 4(2) :

139-148.

Bachtiar, V., S. 2006. Kajian hubungan antara variasi kecepatan kendaraan

dengan emisi yang dikeluarkan pada kendaraan bermotor roda empat.

J. RSDD. 1(4) : 47-55.

Badan Standar Nasional. 2004. Standar Nasional Geometri Jalan Perkotaan

No.14 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Geometri Jalan Kota. Buku.

BSN. Jakarta. 60 hlm.

Badan Standar Nasional. 2009. Standar Nasional Pangan No.7387 Tahun 2009

Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan. Buku.

BSN. Jakarta. 29 hlm.

Bararatin, K. dan Arina, H. 2016. Penataan jalur hijau di surabayaberdasarkan

karakteristik jalandan kemampuan visual pengamat studi kasus: jalan

mastrip surabaya emara indonesian. J. Of Architecture. 2 (1) : 1-12.

46

Basrowi. 2010. Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Buku. Jenggala Pustaka

Utama. Kediri. 338 hlm.

Butool, S. 2013. Nutritional quality on value addition to jack fruit seed flour.

J. Science and Research. 4(4 ) :19-27.

Charlena. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Dan Cadmium (Cd) Pada

Sayur-Sayuran. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 68 hlm.

Dahlan, E. N. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan

Kota. Buku. Institut Pertanian Bogor.Bogor. 226 hlm.

Dahlan, E. N. 2008. Jumlah emisi gas co2 dan pemilihan jenis tanaman berdaya

rosot sangat tinggi: studi kasus di kota bogor. J. Media Konservasi. 13(2) :

85-89.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Pedoman Konstruksi dan

Bangunan No. 17 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Media Jalan. Buku.

DPPW. Jakarta. 32 hlm.

Depertemen Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 05

Tahun 2008 Tentang PedomanPenanaman Pohon Pada Sistem Jaringan

Jalan. Buku. Dirjen Penata Ruang Dapertemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

59 hlm.

Fitriningrum, R., Sugiyarto. dan Susilowati, A. 2013. Analisis kandungan

karbohidrat pada berbagai tingkat kematangan buah karika (Carica

pubescens) di kejajar dan sembungan, dataran tinggi dieng jawa tengah.

J. Bioteknologi. 10(1) : 6-14.

Gusnita, D. 2012. Pencemaran logam berat timbal (pb) di udara dan upaya

penghapusan bensin bertimbal. J. Berita Dirgantara 13( 3) :95-101.

Harahap, F. 2012. Fisiologi Tumbuhan. Buku. Unimed Press. Medan. 69 hlm.

Hasibuan, Z. A. 2007. Metodologi Penelitian. Buku. Grasindo. Jakarta.53hlm.

Hutagalung, A. N., Delvian dan Deni, E. 2016. Analisis kualitas pohon di 5 jalur

hijau kota pematangsiantar. J. Peronema Forestry Science. 5( 1) :10-18.

Indrayana, M. 2007. Pengaturan lampu lalu lintas perempatan pingit yogyakarta

dengan simulasi arena. J. Ilmiah Bidang Ilmu Kerekayasaan. 1(4) : 42-49.

Janie, D. N. A. 2012. Statistik Deskriptif dan Regresi Linier Berganda Dengan

SPSS. Buku. Universitas Semarang. Semarang. 17 hlm.

47

Kartikasari, M. 2016. Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada Buah Apel (Pylus

Malus L.) Dengan Metode Dekstruksi Basah Secara Spektrofotometri

Serapan Atom. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang. 73 hlm.

Kuntonjo. 2009. Metodologi Penelitian. Buku. Dimar Intermedia. Kediri. 57hlm.

Latifah, S., Pindi, P. dan Rahmawaty. 2016. Potensi biomassa permukaan tanah

pada jalur hijau di kota medan. J. Abdimas Talenta. 1 (1) :70-75.

Lee, A. K. 2016. Limits to vehicle emission control: a case of guangzhou.

J. Procedia Environmental Sciences. 36(6) : 106-113.

Lestari, I., Bagyo, Y. dan Soemarno. 2013. Analisis kesesuaian vegetasi lokal

untuk ruang terbuka hijau jalur jalan di pusat kota kupang.

J. Pembangunan Alam dan Lestari. 4( 1) :140-149.

Maksum, T. S. 2013. Studi Keterpaparan Timbal (Pb) Pada Penjual Bensin

Eceran di Wilayah Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Skripsi.

Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. 85 hlm.

Miranda, M. L., Sharon, E. E., Geeta, K. S., Christopher, J. P. dan Brian, N. 2010.

Blood lead levels among pregnant women: historical versus

contemporaneous exposures. J. Environmental Research and Public

Health. 7(2) : 1508-1519.

Muziansyah, D., Rahayu, S. dan Syukur, S. 2015. Model emisi gas buangan

kendaraan bermotor akibat aktivitastransportasi; studi kasus: terminal

pasar bawah ramayana kota bandar lampung. J. Teknik Industri. 3(1) :57-

70.

Mona, M. G., Kekenusa, J. dan Prang, J. 2015. Penggunaan regresi linear

berganda untuk menganalisis pendapatan petani kelapa studi kasus: petani

kelapa desa beo kecamatan beo kabupaten talaud. J. De Cartesian. 4(2):

196-203.

Mukhlison. 2013. Pemilihan jenis pohon untuk pengembangan hutan kota di

kawasan perkotaan yogyakarta. J. Ilmu Kehutanan. 7 (1) : 37-47.

Ningrum, I. S., Defri, Y. dan Tuti, A. 2016. Kandungan timbal (pb) pada tanaman

peneduh di jalan tuanku tambusai kota pekanbaru. J. Online Mahasiswa

Faperta. 3(1) : 25-36.

Ningrum, D. H. U. 2010. Analisa optimasi jaringan jalan berdasar kepadatan lalu

lintas di wilayah semarang dengan berbantuan sistem informasi geografi

(studi kasus wilayah dati ii semarang). J. Teknologi Informasi Dinamik.

15(2) : 121-135.

48

Novalia, C., Rahayu, S. dan Sasana, P. 2016. Analisa dan solusi kemacetan lalu

lintas di ruas jalan kota (studi kasus jalan imam bonjol jalan sisinga

mangaraja). J. SDD. 4(1) : 153-162.

Omar, H. S., El-Beshbishy, H. A., Moussa, Z., Taha, K.F. dan Singab, A. N. B.

2011. Antioxidant activity of jack fruit (Artocarpusheterophyllus)

leafextracts: remarkable attenuations of hyperglycemia and hyperlipidemia

instreptozotocin-diabetic rats. J. The Scientific World. 11(11) : 788-800.

Pertiwi, A. A., Achmad, W. dan Mustika, A. 2011. Pengaruh keberadaan parkir

dan pedagang kaki lima terhadap biaya kemacetan dan polusi udara di

jalan kolonel sugiono malang. J. Rekayasa Sipil. 5(3) : 161-167.

Putra, G. 2012. Studi Perhitungan Emisi Co2 Pada Setiap Kendaraan Bermotor.

Buku.Prama. Jakarta. 65 hlm.

Purba, E. dan Ade, C. K. 2012. Kajian awal laju reaksi fotosintesis untuk

penyerapan gas co2 menggunakan mikroalga (Tetraselmis chuii).

J. Rekayasa Proses.6(1) : 7-13.

Rangkuti, M. N. S. 2004. Kandungan logam berat timbal dalam daun dan kulit

kayu tanaman kayu manis (Cinnamomum burmani) pada sisi kiri jalan tol

jagorawi. J. Bio Smart. 6(2) : 139-142.

Retnawati, H. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian. Buku. Prama.

Yogyakarta. 130 hlm.

Rukmana, R. 1998. Budi Daya Nangka. Buku. Kanisius. Yogyakarta. 72 hlm.

Ruslinda,Y., Hendra, G., Fadjar, G. dan Suci, W. 2016. Pengaruh jumlah

kendaraan berbahan bakar bensin terhadap konsentrasi timbal di udara

ambien jalan raya kota padang. Prosiding Seminar Nasional Sains dan

Teknologi Lingkungan di PadangUniversitas Andalas. 19 Oktober 2016.

386-399.

Samsoedin, I., Wayan, S. dan Pratiwi, D. W. 2015. Peran Pohon Dalam Menjaga

Kualitas Udara di Perkotaan. Buku. Forda Press. Bogor. 105 hlm.

Saodang, H. 2010. Konstruksi Jalan Raya. Buku. Novka. Bandung. 269 hlm.

Setyawan, A., Irvan, K., dan Syafi. 2015. The effect of pavement condition on

vehicle speeds and motor vehicles emissions. J. Procedia Engineering.

125(17) : 424-430.

Setiawan, A., Hadi, S. A., Andi, G., dan Dedy D. 2006. Keanekaragaman jenis

pohon dan burung di beberapa areal hutan kota bandar lampung.

J. Manajemen Hutan Tropika. 14 (1) : 1-13.

49

Sengkey, S. L., Freddy, J. dan Steenie, W. 2012. Tingkat pencemaran udara co2

akibat lalu lintas dengan model prediksi polusi udara skala mikro.

J. Ilmiah Media Engineering. 1(2) : 119-126.

Stevanus, C. T. dan Sahuri. 2014. Potensi peningkatan penyerapan karbon di

perkebunan karet sembawa sumatra selatan. J.Widyariset. 17(3) : 363-372.

Sudarto. 2011. Pemanfaatan dan pengembangan energi angin untuk proses

produksi garam di kawasan timur indonesia. J. Triton. 7(2) : 61-70.

Sunoko, H. R., Agus, H. dan Budi, S. 2011. Dampak aktivitas transportasi

terhadap kandungan timbal dalam udara ambient di kota semarang.

J.Bioma. 1( 2) : 105-112.

Syahindra, A. I., Sri, T., dan Siti, N. R. I. 2014. Jenis dan fungsi tanaman di jalur

hijau jalan affandi, jalan laksda adisucipto, jalan babarsari, jalan perumnas

seturan dan jalan ring road utara (alabseri) yogyakarta. J.Vegetalika. 3 (4) :

15 - 28.

Veronika, J., Astawa, I. B. M. dan Citra, I. P. A. 2011. Analisis tingkat kepadatan

lalu lintas di kecamatan denpasar barat. J. Bioma. 1( 2) : 105-112.

Widyastuti, Y. E. 1993. Nangka dan Cempedak Ragam Jenis Pembudidayaan.

Buku. Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hlm.

Widyasari, N., Anita, D. M. dan Rahayu, S. P. 2013. Analisis potensi pencemaran

timbal (Pb) pada tanah, air lindi dan air tanah (sumur monitoring) di tpa

pakusari Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa

2013. Universitas Jember. Jember. 38 hlm.

Witoler, R., Safrudin, A. dan Tamin, R. D. 2005. Status kesiapan bensin tanpa

timbal di indonesia. Prosiding Pengujian Kualitas Bahan Bakar di 10

Kota Besar di Indonesia Kementrian Lingkungan hidup. 22 November

2005. 31- 44.