KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

24
PROPOSAL GROUP PROJECT PRAKTIKUM BIOKIMIA KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata) Disusun oleh : Gahar Ajeng Prawesthi (13304241064) Katon Waskito Aji (13304241069) Yustina Bangun Restu W. (13304244002) Hidayah Ina Qodriyani (13304244004) Antika Nur Adi Wijaya (13304244015) Rahmayanti (13304244016)

description

tugas akhir semester tiga mata kuliah Biokimia sebagai syarat UAS. uji yang digunakan adalah uji terhadap karbohidrat

Transcript of KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

Page 1: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

PROPOSAL GROUP PROJECT

PRAKTIKUM BIOKIMIA

KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

(Cucurbita moschata)

Disusun oleh :

Gahar Ajeng Prawesthi (13304241064)

Katon Waskito Aji (13304241069)

Yustina Bangun Restu W. (13304244002)

Hidayah Ina Qodriyani (13304244004)

Antika Nur Adi Wijaya (13304244015)

Rahmayanti (13304244016)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN

1. Mengetahui jenis karbohidrat apa saja yang terkandung dalam biji Labu Kuning

(Cucurbita moschata)

2. Mengetahui adanya polisakarida pada biji Labu Kuning (Cucurbita moschata).

3. Mengetahui manfaat biji Labu Kuning (Cucurbita moschata).

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Buah labu kuning atau yang sering disebut dengan waluh (Jawa Tengah), labu

parang (Jawa Barat), ataupun pumpkin (Inggris), merupakan salah satu sayuran yang

mempunyai bentuk bulat sampai lonjong dan berwarna kuning kemerahan. Pada bagian

tengah buah labu kuning tersebut terdapat biji yang diselimuti lender dan serat. Biji ini

berbentuk pipih dengan kedua ujungnya runcing (Hendrasty, 2003:11).

Labu kuning atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, B dan C,

mineral, serta karbohidrat.Daging buahnya mengandung antioksidan sebagai penangkal

berbagai jenis kanker. Tanaman labu kuning biasanya hanya ditanam sebagai tanaman

sampingan, namun walaupun hanya sebagai tanaman sampingan saja, jumlah produksi

labu tetap melimpah. Labu Kuning (Cucurbita moschata) paling banyak dikonsumsi

sebagai sayuran.Selain daging buahnya, biji labu kuning dapat dikonsumsi dalam bentuk

kwaci.

Salah satu komposisi kimia yang terkandung dalam labu kuning adalah karbohidat.

Untuk mengetahui kandungan karbohidrat pada biji Labu Kuning (Cucurbita moschata)

yang masih mentah, direbus dan biji yang telah menjadi kwaci, maka perlu dilakukan uji

karbohidrat. Ekstrak biji Labu Kuning (Cucurbita moschata)diuji dengan uji Molish,

Benedict, Seliwanoff, dan Iodine sehingga dapat diketahui jenis karbohidrat yang

terkandung padabiji Labu Kuning (Cucurbita moschata).

Page 3: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman sayuran menjalar dari family

Cucurbitaceae, yang tergolong dalam jenis tanaman semusim yang setelah berbuah langsung

mati.Tanaman labu kuning ini sudah banyak dibudidayakan di Negara-negara seperti Afrika,

Amerika, India dan Cina.Tanaman ini mampu tumbuh di daratan rendah maupun

tinggi.Dengan ketinggian ideal antara 0 m – 1500 m diatas permukaan laut (Krissetiana,

2003:10).

Batang Labu Kuning menjalar cukup kuat, bercabang banyak, dan berbulu agak tajam

dengan panjang batang mencapai 5 m- 10 m. Daun labu kuning berwarna hijau keabuaabuan,

ujung sedikit meruncing, tulang daun tampk jelas dan sedikit lembek sehingga bila terkena

sinar matahari akan tampaak layu (Krissetiana, 2003:10).

Tanaman Labu Kuning memiliki klasifikasi, yaitu:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Familia : Cucurbitaceae

Genus : Cucubita

Spesies : Cucubita moschata Duch

Biji labu berbentuk pipih dan oval dengan kulit yang berwarna putih. Biji ini kaya akan

zat besi dan seng. Biji labu yang dipanggang dapat dijadiakn camilan atau ditambahkan ke

dalam salad, sereal dan makanan untuk para vegetarian (Marshall, 2005 : 99)

Pemanfaatan biji labu untuk pengobatan hipertrofi sudah dikenal sejak jaman Beheula.

Di Jerman biji labu banyak digunakan untuk pengobatan orang yang terkena penyakit prostat

yaitu untuk menghambat pembesaran kelenjar prostat.Bahkan menurut salah satu penelitian

ternyata biji labu bermanfaat untuk mengembalikan daya seksual pria. Biji labu dapat

dikonsumsi dalm bentuk kolak, kuaci, ataupun disangrai (Prihandana, dkk. 2007 : 159)

Buah labu kuning atau yang sering disebut dengan waluh (Jawa tengah), labu parang

(Jawa Barat), ataupun pumpkin (Inggris), merupakan salah satu sayuran yang mempunyai

bentuk bulat sampai lonjong dan berwarna kuning kemerahan. Ada bagian tengah buah labu

kuning tersebut, terdapat biji yang diselimuti lender dan serat. Biji ini berbentuk pipih dengan

kedua ujungnya yang meruncing (Krissetiana, 2003 : 11).

Page 4: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

Berat buah labu kuning dapat mencapai 4kg, bahkan jenis Cucurbita moschata dapat

mencapai berat hingga 20kg.Buah labu kuning sudah dapat dipanen pada umur 3-4 bulan,

sementara dari jenis hibrida dapat dipanen pada umur 90 hari (Krissetiana, 2003 : 11).

Salah satu factor yang penting dalam suatu bahan makanan adalah kandungan gizinya.

Labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang mempunyai kandungan gizi

cukup tinggi dan lengkap. Secara lengkap labu kuning mempunyai kandungan gizi seperti

yang disajikan (Krissetiana, 2003:11).

Tabel Komposisi Zat Gizi Labu Kuning per 100 g Bahan

No Kandungan Gizi Kadar/Satuan

1. Kalori 29,00 kal

2. Protein 1,10 g

3. Lemak 0,30 g

4. Hidrat arang 6,60 g

5. Kalsium 45,00 mg

6. Fosfor 64,00 m

7. Zat Besi 1,40 mg

8. Vitamin A 180,0 SI

9. Vitamin B1 0,08 mg

10. Vitamin C 52,00 g

11. Air 91,20 g

12. BDD 77,00 %

(Krissetiana, 2003 : 11).

Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam dengan

rumus molekul Cn(H2O)m. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis dengan reaksi

sebagai berikut:

nCO2(g) + mH2O(l) → Cn(H2O)m + nO2

Karbohidrat merupakan sumber karbon untuk organisme hidup. Karbohidrat juga

merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik.

Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan

turunannya (Lehninger, 1993).

Bahan makanan mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat,

protein dan lemak atau lipid. Karbohidrat merupakan senyawa karbon hidrogen dan oksigen

yang terdapat dalam alam.Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Misalnya

Page 5: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

glukosa (C6H12O6).  Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton.Molekul karbohidrat

terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang termasuk

karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton.

Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Karbohidrat dikelpokan menjadi empat

kelompok penting yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida (Anna Poedjiadi,

2005:24-27).

1. Monosakarida

Monosakarida merupakan sakarida sederhana yang tidak dapat dihidrolisis

menjadi satuan terkecil walaupun dalam suasana yang lunak sekalipun.Monosakarida

dapat melangsungkan reaksi antar molekul reversible membentuk senyawa lingkar.

Suatu aldoa seperti glukosa membentuk cincin piranosa lingkar enam sedangkan ketosa

seperti fruktosa membentuk cincin furanosa lingkar lima.

Struktur khas monosakarida dapat diidentifikasi menggunakan reaksi kimia

berikut:

a. Senyawa Iod

Jika suatu aldosa direaksikan dengan Asam Iodida (HI), maka aldosa akan

kehilangan seluruh oksigennya dan digantikan dengan senyawa Iodat (C6H13I).

Turunan yang dihasilkan merupakan suatu senyawa dengan rantai lurus seperti

heksana.Ini membuktikan bahwa aldosa tidak mempunyai rantai samping. Dengan

reaksi:

C6H12O6 + HI → CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2I + 3O2

b. Oksidasi

Oksidasi monosakarida akan menghasilkan asam. Gugus aldehid yang

terdapat pada aldosa teroksidasi menjadi gugus aldonat. Apabila gugus CH2OH

teroksidasi maka akan membentuk asam uronat. Larutan HNO3 pekat dapat

mengoksidasi kedua gugus aldehida membentuk asam sakarat.

2. Disakarida

Disakarida terdiri dari dua lingkar monosakarida. Ikatan yang menghubungkan

kedua monosakarida tersebut disbut ikatan glikosidik, yang terbentuk dengan cara

kondensasi gugus hidroksil pada atom karbon nomor satu dari satu monosakarida

dengan gugus hidroksil dari salah satu atom karbon nomor 2,4 atau 6 pada

monosakarida yang kedua. Contoh disakarida adalah:

a. Maltosa tersusun atas 2 glukosa

b. Laktosa tersusun atas beta-D-Galaktosa dengan Beta-D-glukosa.

Page 6: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

c. Sukrosa tersusun atas fruktosa dan glukosa

3. Polisakarida

Poliskaarida terdiri dari rantai monosakarida, yang dapat digolongkan secara

fungsional ke dalam dua kelompok besar yaitu struktur polisakarida dan nutrien

polisakarida. Struktural poliskarida berlaku sebagai pembngun komponen dari organel

sel dan sebagai unsur pendukung intrasel.Polisakarida yang termasuk golongan ini

adalah selulosa, kitin, kondroitin, dan asam hialuronat.Polisakarida nutrien berperan

sebagai sumber cadangan monosakarida yang termasuk dalam kelompok ini adalah

paraamilum, pati dan glikogen.

Uji karbohidrat dapat dilakukan dengan cara, yaitu sebagai berikut:

a) Uji Molisch

Larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi Molisch, yaitu larutan 5% α-

naftol dalam alcohol, kemudian ditambah asam sulfat pekat dengan hati-

hati.Warna violet yang terbentuk menunjukkan adanya karbohidrat (Sumardjo,

2008).

Dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh

asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi

aldehida yang terbentuk ini dengan α-naftol membentuk senyawa yang berwarna

khusus untuk polisakarida dan disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga tahapan,

yaitu hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentose, dan

diikuti oleh proses dehidrasi dan proses kondensasi (Sumardjo, 2008).

b) Uji Benedict

Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus

aldehid atau keton bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji

benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton

bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat

atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai

dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya

endapan.Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam

suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi

merah bata.Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran

gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat reduktor, dengan

diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji

Page 7: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak

gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Isnawati, 2009).

Pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung

gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,

menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan

terbentuknya endapan berwarna merah bata.Hal tersebut dikarenakan

terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.Pereaksi benedict dapat mendeteksi gula

dengan konsentrasi 0,01 %. Endapan Cu2O dapat berubah warna merah, kuning

atau hitam-kekuningan bergantung pada warna asal dan jumlah gula pereduksi

yang direaksikan (Sumardjo, 2008).

Berikut reaksi yang berlangsung:

(Lehninger, 1982)

c) Uji Iod

Uji Iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida.Reagent yang

digunakan adalah larutan iodine yang merupakan I2 terlarut dalam potassium

iodide.Reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.

Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat

berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida

dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan

dengan iodine (Sumardjo, 2008)

d) Uji Seliwanoff

Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton.Adanya gugus keton dapat

dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yan

gmemiliki gugus keton

Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengansali

wanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi

positifnya.Adanya warna merah (kuning +) merupakan hasil kondensasi dari

resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil

Page 8: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari

fruktosa oleh asamklorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan

hidroksi metal furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan

jenis karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa).

Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi saliwanoff memberikan turunan fulfural

ynag selanjutnya berkondensasi denganresoreinol memberikan warna merah

(kuning +) kompleks. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa uji saliwanof

digunakan untuk membedakan antara karbohdrat yang mengandung aldehid dan

keton. Dimanapada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan sukrosa adalah

karbohidrat yangmengandung gugus fungsi keton. Karena hanya gugus fungsi

keton yang bisacepat bereaksi dengan saliwanof (Anna Poedjiadi,2009).

Page 9: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

BAB III

METODE

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1) Tabung Reaksi (12)

2) Pipet Tetes (3)

3) Penjepit tabung reaksi (1)

4) Rak tabung reaksi (1)

5) Gelas ukur 10 ml (1)

6) Waterbath

7) Lampu Spiritus

8) Drupple plate (1)

9) Penumbuk bahan (1)

10) Kertas saring

11) Corong

12) Gelas beker 50 ml (1)

13) Beker gelas 30 ml (2)

b. Bahan

1) Larutan ekstrak labu kuning

2) Pereaksi Molish

3) Pereaksi Benedict

4) Pereaksi Selliwanof

5) Pereaksi Iodine

6) H2SO4 pekat

B. CARA KERJA

1. Uji Benedict

Page 10: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

2. Uji Molish

3. Uji Selliwanof

Setelah 5 menit dibiarkan dingin dan mengamati perubahan warna yang terjadi

Memanaskan di dalam waterbath selama 5 menit

Kemudian menambahkan 5 tetes larutan ekstrak labu kuning (biji mentah, direbus, kwaci)

Memasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml pereaksi Benedict

Menegakkan tabung reaksi dan mengamati adanya cincin ungu pada perbatasan kedua larutan

Memiringkan tabung reaksi (40ᵒ C) dan tambahkan secara hati-hati 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi

Mengocok perlahan-lahan selama 5 detik

Menambahkan 2 tetes pereaksi Molish ke dalam tabung reaksi

Memasukkan 2 ml larutan ekstrak labu kuning (biji mentah, direbus, kwaci) ke dalam tabung reaksi

Menunggu dan mengamati hingga terjadi adanya perubahan warna

Memasukkan tabung reaksi yang telah berisi larutan ekstrak dan pereaksi Seliwanoff ke dalam waterbath

Menambahakan 2 tetes larutan ekstrak labu kuning ke dalam tabung reaksi

Memasukkan 1 ml pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi.

Page 11: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

4. Uji Iodine

C. SASARAN PENGAMATAN

Sasaran pengamatan pada pengujian karbohidrat pada biji labu kuning adalah :

1. Pengamatan ditunjukkan pada reaksi warna antara furfural dari sakarida dengan

alpha-naphtol dari pereaksi Molish.

2. Pengamatan ditunjukkan pada perubahan warna larutan dan endapan yang terbentuk

di dasar tabung reaksi.

3. Pengamatan ditunjukkan pada reaksi perubahan warna dan kecepatan reaksi.

4. Pengamatan ditunjukkan pada pembentukan warna dan perubahan-perubahannya.

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Menambahkan 1 tetes larutan iodine ke pada drupple plate

Meneteskan larutan ekstrak labu kuning (biji mentah, direbus, kwaci) 1 tetes pada drupple plate

Page 12: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. TABEL HASIL PENGAMATAN

No Cara KerjaHasil Pengamatan

Biji mentah Biji direbus Biji (kwaci)

1 Biji labu kuning + pereaksi Molish +

H2SO4

(+)

terbentuk

cincin ungu

(+++)

terbentuk

cincin ungu

(++)

terbentuk

cincin ungu

2 Biji labu kuning + pereaksi Benedict (-) tetap

berwarna

biru

(-) tetap

berwarna

biru

(-) tetap

berwarna

biru

3 Biji labu kuning + pereaksi Seliwanoff (-) larutan

berwarna

orange

(-) larutan

berwarna

orange

(-) larutan

berwarna

orange

4 Biji labu kuning + larutan Iodine (-) tetap

orange

(-) tetap

orange

(-) tetap

orange

B. PEMBAHASAN

1. Uji Molish

Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya karbohidrat secara umum

(monosakarida, disakarida, polisakarida). Percobaaan yang pertama menggunakan 2

ml ekstrak biji labu kuning mentah diberi 2 tetes pereaksi molish dan 20 tetes H2SO4

pekat, menunjukkan positif terhadap uji molish ini. Pada 2 ml ekstrak biji labu kuning

yang telah direbus yang diberikan penambahan 2 tetes pereaksi molish dan 20 tetes

H2SO4 pekat, serta pada 2 ml ekstrak biji labu kuning berupa kwaci yang penambahan

2 tetes pereaksi molish dan 20 tetes H2SO4 pekat, keduanya juga menunjukkan positif

terhadap uji molish ini.

Hasil uji molish yang positif ini ditunjukkan dengan adanya cincin berwarna

ungu yang terbentuk antara kedua larutan tersebut (bagian bawah adalah H2SO4 dan

yang atas adalah karbohidrat. Dengan adanya cincin berwarna ungu tersebut

menunjukkan bahwa pada biji labu kuning yang mentah, direbus dan berupa kwaci

mengandung karbuhidrat. Akan tetapi kadar masing-masing karbohidratnya berbeda,

Page 13: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

ini dibedakan dengan tebal dan tipisnya cincin ungu yang terbentuk. Urutan

kandungan karbohirat dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit yaitu pada

ekstrak biji labu direbus, kwaci dan ekstrak biji labu mentah. Sehingga pada ekstrak

biji labu kuning yang direbus mengandung karbohidrat paling banyak, sedangkan

pada ekstrak biji labu mentah mengandung karbohidrat paling sedikit.

Menurut Rohmad (2007:44) Jika asam sulfat pekat (H2SO4) ditambahkan

kedalam karbohidrat, maka asam sulfat akan menyerap air dan akan membentuk

furfural. Furfural dapat berikatan dengan alfa naftol membentuk senyawa gabungan

berwarna ungu (kompleks ungu).

Dan pada ekstrak biji labu kuning yang direbus mengandung karbohidrat yang

paling banyak dikarenakan adanya volume H2SO4 yang berlebih meskipun dalam

pemberiannya sama dengan yang lain yaitu sebanyak 20 tetes, tetapi setiap tetesnya

mungkin berbeda volumenya.

2. Uji Benedict

Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi

dalam suasana alkalis. Reaksi ini terutama untuk membedakan sakarida (gula) yang

dapat mereduksi dan sakarida yang tidak dapat mereduksi. Percobaaan yang pertama

menggunakan 2 ml pereaksi benedict diberi 5 tetes ekstrak biji labu mentah

menunjukkan negatif terhadap uji benedict ini, pada 2 ml pereaksi benedict diberi 5

tetes ekstrak biji labu direbus serta pada 2 ml pereaksi benedict diberi 5 tetes ekstrak

biji labu berupa kwaci, keduanya juga menunjukkan negatif terhadap uji benedict ini.

Menurut Rohmad (2007 : 44) Uji Benedict positif terhadap gula pereduksi.

Apabila gula pereduksi ditambah dengan campuran tembaga fosfat, natrium sitrat,

natrium karbonat, lalu dipanaskan akan membentuk endapan Cu2O yang berwarna

merah coklat dan terjadi dalam suasana basa yang menyebabkan gula akan

mereduksi. Natrium sitrat bersifat sebagai pengikat Cu dengan membentuk kompleks

Cu sitrat, jika tidak diikat CuSO4 mengendap karena basa sedangkan natrium

karbonat berfungsi untuk menciptakan suasana basa agar gula dapat mereduksi.

Namun ternyata setelah dilakukan pengujian benedict di dapatkan hasil yang

negatif dan ini ditunjukkan dengan warna larutan tidak berubah setelah dilakukan

pemanasan. Larutan berwarna biru tersebut menunjukkan bahwa pada biji labu kuning

yang mentah, direbus dan berupa kwaci bukan merupakan sakarida (gula) yang dapat

mereduksi.

Page 14: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

3. Uji Seliwanoff

Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya gugus ketosa / keton

(fruktosa). Percobaaan yang pertama menggunakan 1 ml pereaksi seliwanoff diberi 2

tetes ekstrak biji labu mentah menunjukkan negatif terhadap uji seliwanoff ini, pada 1

ml pereaksi seliwanoff diberi 2 tetes ekstrak biji labu direbus serta pada 1 ml pereaksi

seliwanoff diberi 2 tetes ekstrak biji labu berupa kwaci, keduanya juga menunjukkan

negatif terhadap uji seliwanoff ini.

Berdasarkan teori menurut Anwar (1994:240) Uji seliwanoff positif dengan

adanya perubahan warna menjadi merah bata. Perubahan warna ini terjadi akibat

adanya reaksi kondensasi resorsinol dengan furfural atau hidroksifurfural.

Namun ternyata setelah diuji dengan uji seliwanoff pada eksktak biji labu

kuning ini negatif ditunjukkan dengan larutan berwarna orange setelah dilakukan

pemanasan. Larutan berwarna orange tersebut menunjukkan bahwa pada biji labu

kuning yang mentah, direbus dan berupa kwaci tidak mengandung gugus ketosa /

keton (fruktosa).

4. Uji Iodine

Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya polisakarida, terutama

amilum. Percobaaan yang pertama menggunakan 1 tetes ekstrak biji labu mentah

diberi 1 tetes larutan iodine menunjukkan negatif terhadap uji iodine ini, pada 1 tetes

ekstrak biji labu direbus diberi 1 tetes larutan iodine serta pada 1 tetes ekstrak biji

labu berupa kwaci diberi 1 tetes larutan iodine, keduanya juga menunjukkan negatif

terhadap uji iodine ini.

Menurut Bintang (2010) Uji Iodine ini merupakan uji yang bertujuan untuk

mengetahui adanya polisakarida terutama amilum, dapat juga digunakan untuk

menguji buah atau makanan lain. Larutan pati akan bereaksi dengan larutan Iod

membentuk warna biru.

Namun ternyata setelah dilakukan pengujian iodine hasil yang diperoleh yaitu

negatif dan ditunjukkan dengan warna larutan tidak berubah. Larutan berwarna

orange tersebut menunjukkan bahwa pada biji labu kuning yang mentah, direbus dan

berupa kwaci bukan merupakan polisakarida, terutama amilum.

Page 15: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

Ekstrak biji labu kuning mentah, direbus maupun ekstrak biji yang berupa

kwaci mengandung karbohidrat. Biji labu kuning termasuk sakarida (gula) yang tidak

dapat mereduksi. Biji labu kuning tidak mengandung gugus ketosa / keton (fruktosa)

maupun amilum yang termasuk golongan polisakarida.

Mengetahui manfaat biji Labu Kuning (Cucurbita moschata) yang

mengandung karbohidrat secara keseluruhan seperti yang telah diujikan sebelumnya,

bahwa biji labu bermanfaat untuk meningkatkan energy seperti yang dikutip dari

laman Boldsky. Sama halnya dengan fungsi karbohidrat secara umum adalah sebagai

sumber energy, hal ini dikarenakan karbohidrat merupakan sumber karbon untuk

organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis

biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat didefinisikan sebagai

senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan turunannya (Lehninger,

1993). Dengan mengkonsumsi biji Labu Kuning (Cucurbita moschata) maka akan

menambah energy bagi tubuh manusia.

Page 16: KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA BIJI LABU KUNING

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Choiril, dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta : Depdikbud.

Astawan, M. dan  M. Wahyuni, 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna.

Jakarta: Akademi Pressindo.

Bintang, Maria.2010. Biokimia-Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.

Hendrasty, H K. 2003. Tepung Labu Kuning. Yogyakarta: Kanisius.

Isnawati . 2009. Biokimia. Surabaya: Unesa University Press.

Krissetiana, Henny.2003. Tepung Labu Kuning: Pembuatan dan Pemanfaatannya.

Yogyakarta: Kanisius.

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Marshall, Jannete,2005. Makanan Sumber Tenaga. Jakarta: Erlangga

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasarBiokimia. Jakarta: UI Press.

Prihandana, Rama, dkk.2007. Energi Hijau .Jakarta: Penebar Swadaya.

Rohmad, Abdul.2007.Analisis Makanan. Yogyakarta: Gama Press.

Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiwa Kedokteran dan

Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.