KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar...

60
i KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR TONGKOL JAGUNG (Zea mays) YANG DIINOKULASI DENGAN FUNGI Trichoderma sp. PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh YATTI DWI ARIYANTI S I 111 11 322 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Transcript of KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar...

Page 1: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

i

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN

KASAR TONGKOL JAGUNG (Zea mays) YANG

DIINOKULASI DENGAN FUNGI Trichoderma sp.

PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh

YATTI DWI ARIYANTI S

I 111 11 322

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

ii

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN

KASAR TONGKOL JAGUNG (Zea mays) YANG

DIINOKULASI DENGAN FUNGI Trichoderma sp.

PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh

YATTI DWI ARIYANTI S

I 111 11 322

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yatti Dwi Ariyanti S

NIM : I 111 11 322

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Makassar, 21 Mei 2015

YATTI DWI ARIYANTI S

Page 4: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

iv

Page 5: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam

semoga selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta

keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir,

yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidyahnya, sehingga akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati

penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan

yang setinggi tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku Ayahanda SURAHMAN dan ibunda HARTINI, serta

saudaraku yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih

sayang, saran dan dorongan kepada penulis.

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Rohmiyatul Islamiyati, MP. sebagai pembimbing utama dan

Ibu Dr. Harfiah, S.Pt, MP. selaku pembimbing anggota yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan

nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan

skripsi ini.

3. Bapak Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Ibu Wakil Dekan I

dan Ibu Wakil Dekan II serta Bapak Wakil Dekan III.

Page 6: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

vi

4. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua Program

studi peternakan Universitas Hasanuddin.

5. Dr. Ir. Anie Asriany selaku penasehat akademik yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan.

6. Ibu Dr. Hj. Jamila, S.Pt, M.Si, Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Laily Agustina, MS

Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong, MP dan Bapak Dr Ir. H. Muhammad Zain

Mide, M.Sc. sebagai pembahas yang telah memberikan masukan dalam

proses perbaikan makalah ini.

7. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya

selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

8. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah

memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama

penulis berada di bangku kuliah.

9. Teman satu tim penelitian Wardyanti terima kasih atas kerja sama dan

Kepada Tim Wafer Mas’ud Raichul Fajri terima kasih atas bantuannya mulai

selama penelitian sampai selesainya penelitian

10. Sahabatku Tami, Iqha, Yana, Pitta dan Riani yang setia bertahan

menemani dan mendukung penulis meskipun sikap yang selalu

menjengkelkan namun rasa sayangnya lebih besar daripada rasa bencinya.

11. Kepada teman-teman kelas “SOSEK 11” terima kasih atas segala

kebersamaannya dalam bingkai kampus ini yang tak pernah penulis

lupakan.

Page 7: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

vii

12. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil

di Kampus Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis

di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

13. Teman-teman KKN Reguler UNHAS GEL.87 Kab.Enrekang Kec.Maiwa

terkhusus kepada posko Desa Pattondonsalu Titi, Kak Yani, Adi,

Uya,Wetri dan Yaumil semoga apa yang menjadi kebersamaan kita akan

selalu ada untuk tetap menjadikan kita sebagai saudara.

14. Saudara dan Saudari seperjuanganku di 011 HPMM KOM. UNHAS terima

kasih telah menjadi tempat belajar yang baik untuk penulis.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapakan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan skripsi ini.

16. Buat kakak “Muh. Musyfinul Akraam” yang selama ini memberi semangat

dan bantuan baik pada bangku perkuliahan, mulai dari rencana sampai

selesainya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin

Makassar, April 2015

YATTI DWI ARIYANTI S

Page 8: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

viii

RINGKASAN

YATTI DWI ARIYANTI S (I 111 11 322). Kandungan Bahan Organik dan

Protein Kasar Tongkol Jagung (Zea mays) yang Diinokulasi fungi

Trichoderma sp pada Lama Inkubasi yang Berbeda. (Dibawah Bimbingan

ROHMIYATUL ISLAMIYATI sebagai Pembimbing Utama dan HARFIAH

sebagai pembimbing anggota).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik dan

protein kasar tongkol jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp pada lama

inkubasi yang berbeda. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu: P0= tongkol jagung

tanpa inokulasi (kontrol), P1= tongkol jagung + 5% Trichoderma sp dengan lama

waktu inkubasi 1 minggu, P2= tongkol jagung + 5% Trichoderma sp dengan lama

waktu inkubasi 2 minggu, P3= tongkol jagung + 5% Trichoderma sp dengan lama

waktu inkubasi 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tongkol jagung

yang diinokulasi fungi Trichoderma sp pada lama inkubasi yang berbeda

berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap kandungan protein kasar dan

kandungan bahan organik. Disimpulkan bahwa tongkol jagung yang diinokulasi

dengan 5% fungi Trichoderma sp dapat meningkatkan kadar protein kasar dan

menurunkan bahan organik. Lama inkubasi yang terbaik adalah 2 minggu.

Kata kunci : Protein Kasar, Bahan Organik, Inkubasi, Tongkol Jagung,

Trichoderma sp.

Page 9: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

ix

ABSTRACT

YATTI DWI ARIYANTI S (I 111 11 322). Countent of organic matter and

Crude Protein in the Corn Cob (Zea mays) Inoculated with Fungi

Trichoderma sp at Different Incubation Time. (Under Direction

ROHMIYATUl ISLAMIYATI as main supervisor and HARFIAH as Co-

supervisor).

This research aim to investigate countent of organic matter and crude

protein corn cobs inoculated with Trichoderma sp. at different incubation time.

This study is based on completely randomized design (CRD) with 4 treatments

and 4 replications is: P0 = corn cobs without inoculation (control), P1 = corn cobs

+ 5% Trichoderma sp with long incubation time 1 week, P2 = corn cobs + 5 %

Trichoderma sp. with a long incubation period of 2 weeks, P3 = corn cobs + 5%

Trichoderma sp. with a long incubation period of 3 weeks. The results showed

that corn cobs inoculated with fungi Trichoderma sp at different incubation time

was significant (P <0.01) the content of organic matter and crude protein. It was

concluded that corn cobs were incubated with 5% fungi Trichoderma sp can lower

organic matter and increase levels of crude protein. Long incubation is best 2

weeks.

Keywords : Organic Matter, Crude Protein, Incubation, Corn Cobs, Trichoderma

sp.

Page 10: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung Sebagai Hijauan Makanan Ternak .................. …… 4

Pemanfaatan Tongkol Jagung sebagai Pakan Ternak………………… 7

Fungi Trichoderma sp .......................................................................... 10

Kandungan Bahan Organik .................................................................. 16

Kandungan Protein Kasar .................................................................... 17

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat ............................................................................... 19

Materi Penelitian .................................................................................. 19

Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 19

Parameter Yang Diukur ....................................................................... 20

Analisis Data ........................................................................................ 22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi fisik tongkol jagung ................................................................ 23

Kandungan Bahan organik dan Protein Kasar Tongkol Jagung yang

diinokulasi dengan Trichoderma sp .................................................... 25

KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….. 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

LAMPIRAN ....................................................................................................... 36

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 46

Page 11: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

xi

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Jagung Kabupaten/Kota di Sulawesi

Selatan................ .................................................................................. 5

2. Kandungan Nilai Gizi Tongkol Jagung ................ .............................. 7

3. Warna, Bau dan Tekstur pada tongkol jagung yang diinokulasi

dengan Trichoderma sp pada Lama Inkubasi yang Berbeda................ 23

4. Kandungan Protein Kasar dan Bahan Organik tongkol jagung yang

Diinokulasi dengan Trichoderma sp pada Lama Inkubasi

Berbeda ................ ............................................................................... 25

Page 12: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Trichoderma sp................ .................................................................... 13

2. Hifa Trichoderma sp................ ............................................................ 13

3. Kurva Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Kandungan Protein Kasar

Tongkol Jagung................ .................................................................... 27

Page 13: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Rataan Kandungan Bahan Organik (%) pada tongkol jagung yang diinokulasi

dengan Trichoderma sp. pada lama inkubasi yang berbeda........................... 36

2. Rataan Kandungan Protein Kasar (%) pada tongkol jagung yang diinokulasi

dengan Trichoderma sp. pada lama inkubasi yang berbeda............................38

3. Denah penelitian Tongkol Jagung……………………...................................40

4. Foto – foto Kegiatan Selama Penelitian ……………….................................41

5. Data Hasil Pengujian Labotarorium …..……………….................................42

Page 14: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

1

PENDAHULUAN

Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha

peternakan, yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak. Ternak

ruminansia sangat tergantung pada pakan hijauan. Produktivitas hijauan sangat

berfluktuasi, berlimpah pada musim hujan, terjadi kekurangan saat kemarau.

Apabila kekurangan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas dapat

menyebabkan rendahnya produksi ternak yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan usaha untuk mencari bahan pakan yang berpotensi baik dari segi

kualitas maupun kuantitas.

Permasalahan pakan dapat diatasi dengan mencari pakan alternatif yang

potensial, murah, mudah diperoleh dan tidak bersaing dengan manusia serta

memiliki kandungan gizi untuk hidup pokok, pertumbuhan dan produksi. Salah

satu penyediaan pakan ruminansia adalah dengan pemanfaatan sisa hasil pertanian,

perkebunan maupun agroindustri. Hasil sampingan pertanian merupakan bahan

yang mudah diperoleh dan melimpah.

Limbah pertanian yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak yaitu

tongkol jagung. Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang cukup banyak

tersedia dan sangat potensial untuk dapat dikembangkan sebagai pakan

ruminansia pada saat persediaan rumput berkurang. Namun hasil samping ini

belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan pakan. Limbah tanaman jagung

di Sulawesi Selatan meningkat, seiring digalakkannya program pencapaian

produksi jagung 1.5 juta ton. Limbah tanaman jagung berkisar 5-6 ton bahan

kering per hektar (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2006).

Page 15: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

2

Kandungan nutrisi tongkol jagung terdiri dari bahan kering 90,0%, protein

kasar 2,8%, lemak kasar 0,7%, abu 1,5%, serat kasar 32,7%, dinding sel 80%,

lignin 6,0% dan ADF 32% (Murni dkk, 2008). Permasalahan utama penggunaan

tongkol jagung sebagai pakan ternak ruminansia adalah tingginya kandungan serat

kasar. Kadar lignin dan silika yang tinggi mengakibatkan kecernaan tongkol

jagung menjadi rendah dan konsumsinya oleh ternak terbatas. Sehingga perlu

dicari teknologi yan dapat meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaannya.

Upaya untuk meningkatkan kualitas nutrisi tongkol jagung dapat

dilakukan suatu proses pengolahan secara biologis yaitu dengan memberi fungi

pendegradasi serat. Pada pro Fses pengolahan secara biologis, umumnya terjadi

perombakan bahan-bahan yang kompleks menjadi lebih sederhana sehingga

mudah dicerna dan diserap oleh ternak. Trichoderma adalah salah satu fungi yang

tersebar luas dan hampir dapat ditemui di lahan-lahan pertanian dan perkebunan.

Inokulasi fungi Trichoderma sp. pada tongkol jagung diharapkan dapat

meningkatkan nilai nutrisinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik dan

protein kasar tongkol jagung yang diinokulasi dengan fungi Trichoderma sp. pada

lama inkubasi yang tepat. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai sumber

informasi kepada peternak untuk memanfaatkan tongkol jagung yang telah

diinokulasikan dengan fungi Trichoderma sp. sebagai pakan ternak.

Page 16: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

3

TINJAUAN PUSTAKA

Limbah Tanaman Jagung Sebagai Hijauan Makanan Ternak

Tanaman jagung termasuk keluarga graminae dan merupakan jenis

tumbuhan semusim (annual), susunan tubuh (morfologi) tanaman jagung terdiri

atas akar, batang, dan buah. Batang tanaman jagung beruas-ruas (berbuku-buku)

dengan jumlah ruas yang bervariasi 10 – 40 ruas. Tanaman jagung umumnya

tidak bercabang, kecuali pada jagung manis, sering tumbuh beberapa cabang

(beranak) yang muncul dari pangkal batang. Jagung bisa mencapai ketinggian

antara 180 – 210 cm, lamina dan pelepahnya berwarna hijau hingga hijau tua.

Masa berbunga selepas tanam adalah 50 hari. Panjang tongkol 16 -19 cm dan

mempunyai baris biji (Rukmana, 1997). Menurut Hardjodinomo (1982), tanaman

jagung dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Temperatur yang optimal untuk

tumbuhnya adalah antara 30 – 320 C temperatur terendah 9 – 10

0 C dan

temperatur tertinggi 40 – 440 C.

Menurut Tangendjaja dan Wina (2008) menyatakan bahwa tanaman

jagung merupakan komoditas pertanian yang cukup penting, baik sebagai sumber

pangan maupun pakan ternak. Tanaman jagung berupa batang dan daun dapat

diberikan pada macam-macam ternak ruminansia, bulir jagungnya juga dapat

digunakan untuk makanan manusia. Seluruh batang tanaman jagung dapat pula

diberikan pada ternak bila tanaman tersebut gagal sebagai tanaman pangan.

Tanaman jagung pada umur tertentu, tertama ketika bulir mulai tumbuh

mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk sapi.

Page 17: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

4

Tanaman Jagung setiap kali panen akan menghasilkan limbah sebagai

hasil sampingan. Adapun yang termasuk jenis hasil limbah tanaman jagung

misalnya batang, daun jagung (kelobot) dan janggel jagung. Potensi tongkol

jagung untuk pakan di Sulawesi Selatan cukup besar disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Jagung Kabupaten/Kota di Sulawesi

Selatan, 2014

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

Kabupaten Selayar 3.010 5.510

Bulukumba 33.011 135.758

Bantaeng 27.012 144.035

Jeneponto 47.663 201.446

Takalar 4.757 21.579

Gowa 43.001 213.186

Sinjai 7.609 28.070

Maros 4.193 14.386

Pangkep 856 4.571

Barru 1.338 4.980

Bone 43.606 148.293

Soppeng 8.753 47.377

Wajo 10.035 25.902

Sidrap 16.613 90.333

Pinrang 13.521 81.733

Enrekang 12.423 59.109

Luwu 2.308 5.781

Tana Toraja 2.768 19.325

Luwu Utara 16.132 67.562

Luwu Timur 3.860 19.694

Toraja Utara 59 302

Makassar 15 20

Pare-pare 170 310

Palopo 665 3.779

Sulawesi Selatan 2013 274.046 1.250.202

2012 325.329 1.515.329

2011 297.126 1.420.154

Sumber : BPS Sulawesi Selatan (2014)

Page 18: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

5

Limbah tanaman jagung terutama berupa batang, daun, kulit, tongkol atau

janggel mencapai 1,5 kali bobot biji artinya bahwa jika dihasilkan 8 ton biji per ha

maka sekaligus diperoleh 12 ton limbah yang dapat dijadikan pakan sapi, baik

secara langsung maupun melalui pengolahan lebih dahulu (Faesal, 2013). Selain

itu limbah jagung potensial ini dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan

pakan komplit sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan hijauan

pakan. Limbah tanaman jagung biasanya melimpah pada saat panen, sehingga

tidak setiap saat tersedia karena itu diperlukan teknologi pengolahan limbah saat

melimpah dan disimpan untuk persediaan pakan sapi atau ternak ruminansia

lainnya pada saat musim kemarau (Maryono dan Romjali 2007).

Nilai gizi limbah tanaman jagung lokal berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa silase batang dan daun jagung serta konsentrat tongkol

jagung mengalami sedikit peningkatan protein dan serat kasar pada fementasi

selama satu bulan (Naiola dkk, 2012). Nutrisi tanaman jagung dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain adalah bagian tanaman yang dipanen, cara

penyimpanan meliputi kelembaban dan prosesing (Lardy, 2013).

Nutrisi limbah tanaman jagung dapat ditingkatkan melalui fermentasi

sebagaimana dilaporkan Oseni dan Esperigin (2007) bahwa nilai protein, lemak,

serat kasar, abu dan tanin meningkat dengan perlakuan fermentasi, sedangkan zat

anti nutrisi phytate mengalami penurunan, meskipun terjadi peningkatan tanin

akan tetapi tidak begitu tinggi jika dibandingkan dengan penurunan anti nutrisi

phytate yang cukup tajam akibat perlakuan fermentasi, hal ini memberi indikasi

bahwa dengan fermentasi kualitas pakan yang bersumber dari limbah tanaman

Page 19: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

6

jagung dapat ditingkatkan.

Pemanfaatan jagung sebagai pakan ternak, yaitu pada seluruh tanaman

termasuk batang, daun dan buah jagung muda yang dicacah dan diberikan

langsung kepada ternak. Petani hanya menanam jagung sebagai hijauan dan pada

umur tertentu tanaman dipangkas dan dicacah untuk diberikan kepada ternak,

terutama jagung yang berumur muda sehingga gampang dicerna oleh ternak

ruminansia (Rukmana, 1997).

Pemanfaatan Tongkol Jagung sebagai Pakan Ternak

Janggel jagung adalah hasil ikutan dari tanaman jagung yang telah

diambil bijinya dan merupakan limbah padat. Selama ini janggel jagung selalu

dibuang atau dibakar, padahal sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan

alternatif karena mudah didapat, kandungan nutrisinya memadai dan

ketersediaannya cukup. Sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai pakan

ternak. Palatabilitas tongkol jagung yang rendah masih dapat dimanfaatkan

sebagai pakan ruminansia dengan pengolahan terlebih dahulu. Adapun kandungan

zat makanan tongkol jagung berdasarkan persentase bahan kering dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Nilai Gizi Tongkol Jagung

Komponen Zat Persentase

Bahan Kering 90,0

Lemak 0,7

Serat Kasar 32,7

Protein Kasar 2,8

BETN 33,36

Abu 1,5

Lignin 6,0

ADF 32

Sumber : Murni, dkk (2008)

Page 20: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

7

Komponen tanaman jagung tua dan siap panen terdiri atas 38% biji, 7%

tongkol, 12% kulit, 13% daun dan 30% batang. Janggel jagung dapat diberikan

kepada ternak ruminansia dan merupakan bahan pakan kasar berkualitas rendah.

Janggel jagung termasuk bahan pakan yang kurang palatabel dan jika tidak segera

dikeringkan akan ditumbuhi jamur dalam beberapa hari (Murni dkk., 2008).

Yulistiani (2010) mengungkapkan tongkol jagung mempunyai kadar protein yang

rendah (kurang dari 4,64%), kadar lignin (15,8%) dan selulosa yang tinggi.

Kecernaan tongkol jagung rendah (kecernaan in vitronya kurang dari 50%).

Peningkatan kualitas nutrisi pada tongkol jagung melalui pengurangan

ukuran partikel dan fermentasi secara nyata dapat meningkatkan protein kasar,

namun tidak mampu memperbaiki nilai nutrisi pada serat kasar maupun pada total

digestible nutrients (TDN). Penggunaan tongkol jagung yang telah difermentasi

dengan Aspergillus niger sebanyak 50% dalam konsentrat pada sapi PO yang

mendapat pakan basal jerami padi mampu menghasilkan pertambahan bobot

hidup harian (PBBH) yang tidak berbeda nyata dengan sapi PO yang diberi pakan

konsentrat tanpa tongkol jagung, sehingga penggunaan tongkol jagung dalam

konsentrat sebanyak 50% mampu maningkatkan nilai keuntungan (Anggraeny

dkk., 2008).

Upaya peningkatan kualitas tongkol jagung sebagai pakan ruminasia dapat

dilakukan dengan perlakuan fisik, kimiawi, biologi atau gabungan perlakuan

tersebut. Perlakuan fisik dengan pencacahan dapat digabungkan dengan perlakuan

kimiawi berupa amoniasi dan perlakuan biologi yaitu fermentasi menggunakan

starter mikrobia. sedangkan fungsi fermentasi adalah dapat menurunkan serat

Page 21: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

8

kasar dan sekaligus meningkatkan kecernaan bahan pakan berserat. Proses

fermentasi bertujuan menurunkan kadar serat kasar, meningkatkan kecernaan

sekaligus meningkatkan kadar protein kasar (Tampoebolon, 1997).

Menurut Maynard et al. (1983), tongkol jagung tergolong pakan serat

bermutu rendah, kecernaan dan palatabilitasnya pun rendah. Rendahnya

kecernaan disebabkan kandungan lignin yang tinggi yang membentuk komplek

dengan selulosa dan hemiselulosa, Oleh karena itu agar nilai gizi dan

kecernaannya dapat ditingkatkan perlu dilakukan pengolahan. Salah satu alternatif

peningkatan mutu bahan pakan adalah teknik fermentasi (Ummiyasih dan Wina,

2008).

Fermentasi dengan menggunakan kapang memungkinkan terjadinya

perombakan komponen bahan yang sulit dicerna menjadi lebih tersedia, sehingga

diharapkan pula nilai nutrisinya meningkat (Supriyati dkk., 1998). Kandungan

lignin pada tongkol jagung yang dapat menghambat hidrolisis tersebut dapat

diatasi dengan delignifikasi. Delignifikasi bertujuan untuk memudahkan

pelepasan hemiselulosa dan mengurangi kandungan lignin pada tongkol jagung

yang dapat menghambat fermentasi selulosa menjadi gula-gula sederhana.

Delignifikasi dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu pengecilan ukuran,

perendaman dalam NaOCl 1 % (b/v), pembilasan, penyaringan, dan pengeringan

untuk menurunkan kadar air tongkol jagung. Selain itu, enzim lignase yang juga

diproduksi oleh Aspergillus niger dapat memecah ikatan lignin polisakarida

menjadi bagian yang lebih sederhana (Rizqi, 2012).

Page 22: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

9

Menurut Winarno dan Fardiaz (2003) bahwa fermentasi adalah segala

macam proses metabolik dengan bantuan enzim dari mikroba (jasad renik) untuk

melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi kimia lainnya, sehingga terjadi

perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan menghasilkan produk

tertentu dan menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan tersebut.

Yulistiani dkk., (2011) melaporkan bahwa pengolahan tongkol jagung

dengan fermentasi Aspergillus niger sebanyak 0,5 gram per 100 gram tongkol

jagung tidak secara signifikan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan

organik. Kecernaan bahan kering dan bahan organik tongkol jagung yang

difermentasi dengan Aspergillus niger lebih tinggi yaitu berturut-turut sebesar

47,2 % dan 47,5% dibanding kecernaan bahan kering dan bahan organik

perlakuan kontrol (tanpa pengolahan) berturut-turut sebesar 45,5% dan 42%.

Semakin tinggi penggunaan Aspergillus niger akan meningkatkan kadar

kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik pada tongkol jagung.

Beberapa metode untuk meningkatkan nilai nutrisi tongkol jagung sebagai

pakan ternak pernah juga dilakukan diantaranya dengan fermentasi meggunakan

kapang Trichoderma viridae yang dilaporkan oleh Ward and Perry (1998) bahwa

ransum yang mengandung fermentasi tongkol jagung dengan jamur

Trichoderma viridae mempunyai kecernaan serat dan TDN pakan yang lebih

tinggi dibanding yang tidak difermentasi.

Page 23: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

10

Fungi Trichoderma sp.

Trichoderma adalah salah satu fungi yang tersebar luas dan hampir dapat

ditemui di lahan-lahan pertanian dan perkebunan. Fungi ini tumbuh pada kisaran

suhu optimal 22-30°C. Miselium Trichoderma dapat menghasilkan suatu enzim

yang bermacam-macam, termasuk enzim selulase (pendegradasi selulosa) dan

kitinase (pendegradasi kitin). Oleh karena adanya enzim selulase, Trichoderma

dapat tumbuh secara langsung di atas kayu yang terdiri atas selulosa sebagai

polimer dari glukosa. Spesies Trichoderma disamping sebagai organisme

pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan

tanaman (Prayuwidayati, 2009).

Trichoderma sp. merupakan sejenis cendawan/fungi yang termasuk kelas

Ascomycetes. Di alam, Trichoderma banyak ditemukan di tanah hutan maupun

tanah pertanian atau pada substrat berkayu. Suhu optimum untuk tumbuhnya

Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Ada yang dapat tumbuh pada

temperatur rendah ada pula yang tumbuh pada temperatur cukup tinggi,

kisarannya sekitar 7 °C – 41 °C. Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh

cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat

tumbuh. Perbedaan suhu memengaruhi produksi beberapa enzim seperti

karboksimetilselulase dan xilanase (Pelczar dan Reid, 1986). Sedangkan menurut

Enari (1983), suhu optimal untuk pertumbuhan fungi ini adalah 32- 350 C.

Trichoderma sp. merupakan fungi dengan salah salah satu ciri genusnya

yaitu reproduksi aseksual, yang lebih sering ditemukan pada tanah yang terisolasi,

hampir semua daerah dingin dan pada tanah tropis. Fungi ini juga hidup berkoloni

pada kayu. Meskipun banyak strain termasuk dalam biokontrol strain, tidak

Page 24: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

11

diketahui jaringan seksualnya. Di alam, golongan aseksual fungi ini tetap

melakukan penggandaan diri, lebih sering disebut Heterocaryiotic, individual dan

populasi kemungkinan berkembang secara aseksual. Trichoderma sp. penghasil

prolifik protein ekstraseluler dan yang terbaik diketahui untuk kemampuannya

menghasilkan enzim yang dapat mendegradasi selulosa dan kitin, meskipun

Trichoderma sp juga menghasilkan enzim lain yang berguna, sebagai contoh

perbedaan strain yang menghasilkan lebih banyak daripada 100 perbedaan

metabolisme yang telah diketahui sebagai antibiotik (Harman. dkk., 2004).

Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa Trichoderma sp. merupakan

salah satu jamur yang dapat menjadi agen biokontrol karena bersifat antagonis

bagi jamur lainnya, terutama yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis yang

dimaksud dapat meliputi persaingan, parasitisme, predasi, atau pembentukan

toksin seperti antibiotik. Untuk keperluan bioteknologi, agen biokontrol ini dapat

diisolasi dari Trichoderma dan digunakan untuk menangani masalah kerusakan

tanaman akibat patogen. Kemampuan dan mekanisme Trichoderma sp. dalam

menghambat pertumbuhan patogen secara rinci bervariasi pada setiap spesiesnya.

Perbedaan kemampuan ini disebabkan oleh faktor ekologi yang membuat

produksi bahan metabolit yang bervariasi pula Trichoderma sp. memproduksi

metabolit yang bersifat volatil dan non volatil. Metabolit non volatil lebih efektif

dibandingkan dengan yang volatil. Metabolit yang dihasilkan Trichoderma sp.

dapat berdifusi melalui membran dialisis yang kemudian dapat menghambat

pertumbuhan beberapa patogen. Salah satu contoh metabolit tersebut adalah

monooksigenase yang muncul saat adanya kontak antar jenis Trichoderma sp, dan

Page 25: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

12

semakin optimal pada pH 4. Ketiadaan metabolit ini tidak akan mengubah

morfologi dari Trichoderma namun hanya akan menurunkan kemampuan

penghambatan patogen (Hasanuddin, 2003).

Klasifikasi fungi Trichoderma sp. menurut Niken (2009), adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Fungi

Divisio : Amastigomycota

Subdiviso : Deuteromycotina

Classis : Deuteromycetes

Ordo : Moniliases

Family : Moniliaceae

Genus : Trichoderma

Species : Trichoderma sp.

Gambar 1. Trichoderma sp. Gambar 2. Hifa fungi Trichoderma sp.

Sumber : Data Hasil Penelitian, 2015 Sumber : Anonim, 2014

Page 26: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

13

Koloni dari fungi Trichoderma berwarna putih, kuning, hijau muda, dan

hijau tua. Susunan sel kapang Trichoderma bersel banyak berderet membentuk

benang halus yang disebut dengan hifa. Hifa pada jamur ini berbentuk pipih,

bersekat, dan bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.

Miseliumnya dapat tumbuh dengan cepat dan dapat memproduksi berjuta-juta

spora, karena sifatnya inilah Trichoderma dikatakan memiliki daya kompetitif

yang tinggi. Dalam pertumbuhannya, bagian permukaan akan terlihat putih bersih,

dan bermiselium kusam. Setelah dewasa, miselium memiliki warna hijau

kekuningan (Niken, 2009).

Kapang ini memiliki bagian yang khas antara lain miselium berseptat,

bercabang banyak, konidia spora berseptat dan cabang yang paling ujung

berfungsi sebagai sterigma. Konidiofornya bercabang berbentuk verticillate. Pada

bagian ujung konidiofornya tumbuh sel yang bentuknya menyerupai botol

(fialida), sel ini dapat berbentuk tunggal maupun berkelompok. Konidianya

berwarna hijau cerah bergerombol membentuk menjadi seperti bola dan berkas-

berkas hifa terlihat menonjol jelas diantara konidia spora. Trichoderma

berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora di ujung fialida atau

cabang dari hifa (Lidia, dkk 2005).

Salah satu jenis fungi yang sering dipergunakan untuk inokulasi adalah

Trichoderma sp. Dalam proses inokulasi, fungi mengubah senyawa-senyawa yang

ada di dalam substrat untuk pertumbuhan dan pembentukan protein, sehingga

produksi yang terinokulasi tersebut merupakan bahan pakan dengan kandungan

protein yang lebih tinggi. Selain itu terjadi pula perombakan senyawa-senyawa

Page 27: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

14

yang kompleks menjadi lebih sederhana sehingga mudah dicerna dan diserap oleh

ternak. Perombakan ini terjadi karena proses fermentasi, fungi memproduksi

enzim yang melakukan perombakan terhadap senyawa-senyawa kompleks.

Keuntungan ganda diperoleh dari inokulasi limbah dengan fungi Trichoderma sp.

yaitu kandungan protein meningkat dan enzim yang diproduksi fungi membantu

dalam kecernaan bahan (Rukhmani, 2005).

Penggunaan fungi sebagai inokulum fermentasi sudah banyak dilakukan

karena pertumbuhannya relatif mudah dan cepat, kadar asam nukleat rendah.

Pertumbuhannya pun mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut

seperti kapas yang mulanya bewarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan

terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis fungi, dan fungi ini terdiri dari

suatu thallus bercabang yang disebut hifa, dimana miselia merupakan masa hifa

(Fardiaz, 1989).

Salah satu produk fermentasi yang didalamnya terjadi perubahan bahan

organik yang kompleks menjadi senyawa lebih sederhana oleh adanya kegiatan

enzim dan senyawa-senyawa yang dihasilkan dapat menghambat pertumbuhan

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat

pula memperbaiki nilai gizi dari produk tersebut (Akhirany, 2003). Pederson

(1971) berpendapat bahwa kandungan asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin,

dan mineral bahan mengalami perubahan akibat aktivitas dan perkembangbiakan

mikroorganisme selama fermentasi, selain itu juga terjadi perubahan bau dan

tekstur.

Page 28: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

15

Trichoderma sp. pada pengolahan bahan pakan yang akan dilakukan

adalah dengan proses fermentasi, yang memanfaatkan kapang penghasil enzim,

sehingga diharapkan dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh

Trichoderma sp. dapat mendegradasi dan meningkatkan kandungan nutrisi

limbah jerami (Volk, 2004). Sedangkan Gilbert dan Tsao (1993) menyatakan

bahwa penggunakan fungi Trichoderma sp. dalam proses pengolahan bahan pakan

memiliki kelebihan antara lain, enzim yang dihasilkan oleh kapang tersebut

kualitas yang sangat baik jika dibandingkan dengan jenis kapang lainnya sehingga

dapat meningkatkan kualitas kandungan nutrisi yang akan digunakan sebagai

sumber protein untuk ternak ruminansia.

Kandungan Bahan Organik

Bahan pakan mengandung nutrisi yang terdiri dari air dan bahan kering,

selanjutnya bahan kering terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Bahan

organik adalah protein, lemak dan vitamin sedangkan bahan anorganik adalah

elemen mineral-mineral (Kartadisastra, 1994).

Bahan organik merupakan bagian terbesar nutrien yang dibutuhkan oleh

ternak. Bahan organik merupakan bagian dari bahan kering, sehingga apabila

bahan kering meningkat akan meningkatkan bahan organik begitu juga

sebaliknya. Oleh karena itu, hal tersebut juga akan berlaku pada nilai

kecernaannya apabila kecernaan bahan kering meningkat tentu kecernaan bahan

organik juga meningkat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar komponen

bahan kering terdiri dari komponen bahan organik, perbedaan keduanya terletak

pada kandungan abunya (Fathul dan Wajizah, 2010).

Page 29: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

16

Komposisi bahan organik yaitu terdiri atas karbohidrat, protein, lemak dan

vitamin. Karbohidrat merupakan bagian dari bahan organik yang utama serta

mempunyai komposisi yang tertinggi (50-70%) dari jumlah bahan kering (Tillman

dkk, 1998). Zat-zat mineral sebagai suatu golongan dalam bahan makanan atau

jaringan hewan ditentukan dengan membakar zat-zat organik, kemudian

menimbang sisanya yang disebut abu. Penentuan demikian tidak menjelaskan apa-

apa mengenai zat-zat khusus yang terdapat dalam bahan makanan dan abunya

dapat mengandung karbon yang berasal dari zat-zat organik sebagai karbonat bila

terdapat terlalu banyak zat-zat mineral pembentuk basa. Abu hasil pembakaran

dapat digunakan sebagai titik tolak untuk determinasi persentase zat-zat tertentu

yang terdapat dalam bahan makanan (Anggorodi, 1994).

Kadar bahan kering bahan makanan dihitung sebagai selisih antara 100%

dengan % air. Analisis mineral dimulai dengan membakar contoh bahan makanan

pada suhu 500-6000C dengan istilah diabukan. Fraksi-fraksi yang hilang dalam

proses pembakaran adalah bahan organik yang dikandung bahan makanan

tersebut. Abu sisa pembakaran itu dianggap sebagai mineral bahan makanan.

Selisih antara bahan kering dengan mineral adalah bahan organik (Amrullah,

2003).

Page 30: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

17

Kandungan Protein Kasar

Protein merupakan zat gizi yang amat penting, karena paling erat

hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Protein adalah sumber asam

amino yang memiliki unsur-unsur C, H, O dan N. Fungsi utama protein adalah

membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada, karena

protein merupakan materi penyusun dasar dari semua jaringan tubuh yang

dibentuk (Anggrodi, 1994).

Protein kasar dalam analisa yang mendekati angka nyata (proksimat)

hanya menggambarkan komposisi asam-asam amino dalam protein, untuk maksud

ini diperlukan analisa khusus lebih lanjut. Protein kasar mengandung senyawa

protein murni dan senyawa NPN. Protein mewakili nitrogen yang ditemukan

terikat dalam suatu ikatan peptide untuk membentuk protein sedangkan senyawa

NPN nitrogen yang berasal dari senyawa bukan protein dan tanaman termasuk

asam amino, lipid, nitrogen, amina, nitrat, alkali dan vitamin (Tillman, dkk, 1998).

Kandungan selulosa yang cukup tinggi yang merupakan komponen serat

yang dapat dicerna maka tongkol jagung dapat menyediakan energi yang cukup

untuk pertumbuhan mikroba dalam rumen. Namun karena rendahnya kandungan

protein dan tingginya kadar lignin menyebabkan selulosa menjadi tidak tersedia

untuk difermentasi di dalam rumen akibatnya kecernaannya menjadi rendah. Oleh

karena itu perlu diolah untuk meningkatkan nilai nutrien dan kecernaannya. Hasil

penelitian sebelumnya pengolahan tongkol jagung menggunakan urea dapat

menghasilkan kadar protein sebasar 10% dan kecernaan sebasar 60% (Yulistiani

dkk., 2009).

Page 31: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

18

Untuk meningkatkan nutrien tongkol jagung beberapa metode pengolahan

telah dicobakan diantaranya dengan metode perlakuan kimia ataupun biologi.

Perlakuan kimia yang pernah dicobakan antara lain dengan menggunakan

amonium hidroksida dan sodium hidroksida (Brandt Dan Klopfenstein, 1996).

Oseni and Espirigin (2007) melaporkan bahwa perlakuan tongkol jagung dengan

urea atau ammonia dapat meningkatkan konsumsi pakan dan kecernaan nutrisi

pakan. Sapi potong yang diberi ransum dengan kandungan 80% tongkol jagung

yang telah diberi perlakuan NaOH 3% dapat meningkatkan laju pertambahan

bobot hidup yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak diolah (730 vs 300

g/hari).

Page 32: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

19

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Februari 2015,

yang bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ruminansia dan di Laboratorium

Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, talenan,

karung goni, timbangan, oven, dan seperangkat alat untuk analisis kandungan

bahan organik dan protein kasar.

Bahan-bahan yang digunakan adalah tongkol jagung, Trichoderma sp.,

kertas label, air, dan kantong plastik.

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan dan Perbanyakan Starter Trichoderma sp.

Beras jagung sebanyak 1 kg direndam di air selama 24 jam. Selanjutnya

ditiriskan dan dimasukkan pada kantong tahan panas sebanyak 15 kantong

kemudian diatoclave pada suhu 121o

C selama 20 menit. Setelah dingin setiap

kantong dimasukkan setengah cawan petri biakan murni Trichoderma sp.,

diratakan dan ditutup lalu diberi lubang kecil. Diinkubasi pada suhu kamar selama

satu minggu. Dikeringkan pada suhu rendah, digiling sampai halus selanjutnya

digunakan sebagai inokulum.

Page 33: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

20

Penelitian ini dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan (Gaspersz, 1994). Adapun susunannya

sebagai berikut :

P0 = Togkol jagung tanpa inokulasi (kontrol)

P1 = Tongkol jagung + 5% fungi Trichoderma sp. dengan lama waktu inkubasi

1 minggu.

P2 = Tongkol jagung + 5% fungi Trichoderma sp. dengan lama waktu inkubasi

2 minggu.

P3 = Tongkol jagung + 5% fungi Trichoderma sp. dengan lama waktu inkubasi

3 minggu.

Tongkol jagung hibrida Bisi-2 yang berasal dari kabupaten Takalar

dicacah ukuran ± 1 cm sebanyak 1 kg kemudian disemprot dengan air sampai

kelembaban 55-60% dan di autoclave selama 20 menit, lalu ditaburkan 5%

inokulum fungi Trichoderma sp., dicampur hingga merata, dimasukkan kedalam

kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil kemudian di inkubasi selama 1, 2,

dan 3 minggu. Setelah cukup waktunya plastik dibuka, diamati kondisi fisik

Kemudian diambil sampel untuk dianalisa kandungan bahan organik dan protein

kasar. Jumlah koloni fungi Trichoderma sp. sebanyak 8,6 x 106 cfu/ml.

Parameter yang Diukur

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kandungan bahan

organik tongkol jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp. berdasarkan

analisis proksimat sesuai dengan prosedur kerja yang dikemukakan AOAC (1992)

sebagai berikut :

Page 34: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

21

a) Bahan Organik

Cawan porselin bersamaan sampel dalam penetapan kadar air

dimasukkan ke dalam tanur listrik. Suhunya diatur 6000C, dibiarkan 3 jam

sampai menjadi abu, tanur dimatikan dan dibiarkan agak dingin kemudian

dimasukkan kedalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang (d gram).

Rumus yang digunakan :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 % =d−a

b−a X 100%

BO = 100% - Kadar abu

Keterangan :

a = Berat cawat kosong (g)

b = Berat cawan + berat sampel sebelum oven (g)

d = Berat cawan + berat sampel setelah ditanur (g)

b) Protein Kasar

Menimbang sampel 0,5 gr (a), kemudian dimasukkan ke dalam

labu Kjeldahl, tambahkan satu sendok teh campuran selenium dan 10 ml

H2SO4 pekat. Kocok hingga seluruh sampel terbasahi oleh H2SO4 pekat

lalu didestruksi (dalam lemari asam) di atas pemanas listrik hingga jernih.

Dinginkan dan encerkan dengan aquadest 100 ml sampai tanda garis

(pengenceran b), siapkan penampung yang terdiri dari 10 ml H3BO3 2%

dan tambahkan 4 tetes larutan indikator campuran dalam Erlenmeyer 100

ml. Dipipet 10 ml larutan NaOH 30% dan 100 ml aquadest. Alat destilasi

dijalankan sampai larutan penampung mencapai 50 ml (penampung = 4

tetes indikator + asam borat). Tahap berikutnya titrasi dengan H2SO4

Page 35: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

22

0,02N sampai terjadi perubahan warna. Keberhasilan analisis ini ditandai

dengan perubahan warna hijau menjadi merah pada labu penampung.

Rumus yang digunakan :

Kadar Protein Kasar 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × N H2SO4 × 0,014 × 6,25 × 𝑏

Berat sampel (a) X 100%

Keterangan :

a. = Berat sampel

b. = Faktor pengenceran

n. = Normalitas larutan H2SO4

Analisis Data

Data yang diproleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik

ragam sesuai Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.

Selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan (Gasperz, 1994). Data diolah dengan

bantuan software SPSS versi 16.

Persamaan matematika dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah

sebagai berikut :

Yij = μ + ti + eij

Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan dari peubah perlakuan ke-i dengan ulangan ke- j

Μ = Nilai tengah umum

ti = Pengaruh perlakuan ke-i (1, 2, 3, 4)

eij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke- j (1, 2,

3, 4)

Page 36: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Fisik Tongkol Jagung

Hasil pengamatan warna, bau, tekstur dan pertumbuhan fungi pada

tongkol jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp. pada lama inkubasi

yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Warna, Bau Dan Tekstur Pada Tongkol Jagung Yang Diinokulasi

Dengan Trichoderma Sp. Pada Lama Inkubasi Yang Berbeda.

Pengamatan

fisik P0 P1 P2 P3

Warna Krem Coklat kehijau-

hijauan

Coklat kehijau-

hijauan Hijau tua

Bau Khas tongkol

jagung Harum Harum

Harum lebih

menyengat

Tekstur Keras Agak lembek Agak lembek Agak lembek

Pertumbuhan

fungi Tidak ada

Tumbuh belum

merata

Tumbuh agak

merata

Menutupi

permukaan

Sumber : Data Hasil Penelitian, 2015. Keterangan :

P0 = Togkol jagung tanpa inokulasi (kontrol)

P1 = Tongkol jagung + 5% fungi Trichoderma sp. dengan lama waktu inkubasi 1 minggu.

P2 = Tongkol jagung + 5% fungi Trichoderma sp. dengan lama waktu inkubasi 2 minggu.

P3 = Tongkol jagung + 5% fungi Trichoderma sp. dengan lama waktu inkubasi 3 minggu.

Warna tongkol jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp. pada

lama inkubasi yang berbeda, secara fisik menunjukkan bahwa mempunyai warna

coklat kehijau-hijauan dan hijau tua. Perubahan warna tersebut merupakan efek

dari penambahan fungi Trichoderma sp, hal ini disebabkan karena adanya

kumpulan konidia pada ujung hifa kapang tersebut. Hal ini sesuai dengan

pendapat Prayuwidayati, (2009) Dalam pertumbuhan Trichoderma sp. bagian

permukaan akan terlihat putih bersih, dan bermiselium kusam. Setelah dewasa,

miselium memiliki warna hijau kekuningan. Menurut Siregar (1996) warna

fermentasi yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna hijau atau kecoklatan.

Page 37: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

24

Bau tongkol jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp. pada lama

inkubasi yang berbeda menghasilkan bau aroma harum dan harum lebih

menyengat. Hal ini disebabkan semakin lama inkubasi bau yang dihasilkan

semakin menyengat. Bau harum keasaman seperti bau tape merupakan ciri khas

fermentasi yang baik sedangkan teksturnya agak lembek. Hal ini disebabkan telah

terjadinya perombakan struktur keras oleh fungi Trichoderma sp. sehingga bahan

dari struktur yang kompleks menjadi struktur yang lebih sederhana. Pederson

(1971) berpendapat bahwa kandungan asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin,

dan mineral bahan mengalami perubahan akibat aktivitas dan perkembangbiakan

mikroorganisme, selain itu juga selama fermentasi terjadi perubahan bau dan

tekstur (Saraswati, dkk, 2005).

Pertumbuhan fungi pada tongkol jagung yang diinokulasikan dengan

Trichoderma sp. pada lama inkubasi yang berbeda, pada perlakuan P1

pertumbuhan fungi belum merata, perlakuan P2 pertumbuhan fungi agak merata

dan perlakuan P3 pertumbuhan fungi menutupi permukaan. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin lama tongkol jagung diinkubasi maka

pertumbuhan Trichoderma sp. semakin banyak. Menurut Judoamidjojo et al.

(1989), mikroba yang dimasukkan ke dalam medium baru tidak akan segera

tumbuh dan waktu generasinya masih lambat, hal ini tergantung spesies dan umur

mikroba, substrat serta faktor lingkungan pertumbuhan. Peningkatan lama waktu

pemeraman menyebabkan meningkatnya kesempatan mikroba untuk melakukan

pertumbuhan dan fermentasi, sehingga semakin lama waktu pemeraman maka

kesempatan mikroba untuk mendegradasi tongkol jagung semakin tinggi.

Page 38: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

25

Kandungan Bahan Organik dan Protein Kasar Tongkol Jagung yang Diinokulasi

dengan Trichoderma sp.

Tabel 4. Rata-Rata Kandungan Protein Kasar Dan Bahan Organik Tongkol

Jagung Yang Diinokulasi Dengan Trichoderma Sp. Pada Lama

Inkubasi Yang Berbeda.

Nutrien Perlakuan

PO P1 P2 P3

Bahan Organik (%) 98.32c

97.90bc

97.38ab

96.72a

Protein Kasar (%) 2.99a 5.63

b 6.07

b 5.91

b

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang sangat

nyata (P<0.01)

Berdasarkan analisis ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa tongkol

jagung yang diinokulasi dengan Tichoderma sp. pada lama inkubasi yang berbeda

menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) terhadap kandungan

bahan organik tongkol jagung.

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada

perlakuan PO sama dengan perlakuan P1, perlakuan P1 sama dengan perlakuan P2

dan perlakuan P2 sama dengan perlakuan P3. Perlakuan PO nyata lebih tinggi dari

perlakuan P2 dan Perlakuan P1 nyata lebih tinggi dari perlakuan P3.

Kandungan bahan organik semakin menurun seiring dengan meningkatnya

waktu inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama inkubasi akan

memberikan kesempatan kapang untuk memanfaatkan bahan organik substrat.

Penurunan bahan organik disebabkan karena bahan organik dirombak oleh enzim

guna memenuhi kebutuhan energi bagi pertumbuhan kapang, akibatnya terjadi

perubahan komposisi bahan. Hal ini sesuai pendapat Rahman (1992) bahwa bahan

organik merupakan sumber nutrisi bagi kapang dan penggunaannya sangat

dipengaruhi oleh kemampuan metabolisme serta daya larut bahan nutrisi tersebut.

Page 39: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

26

Kapang memanfaatkan nutrisi yang tersedia dalam medium untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhannya dimana molekul-molekul sederhana yang larut sekitar

hifa dapat langsung dimanfaatkan, sedangkan komponen yang lebih kompleks

seperti protein, selulosa, pati, dan lain-lain harus didegradasi terlebih dahulu.

Demikian juga dengan bertambahnya waktu inkubasi maka makin banyak

kesempatan bagi kapang untuk mendegradasi bahan organik substrat guna

memenuhi kebutuhannya untuk bertumbuh sehingga mengakibatkan

berkurangnya bahan organik tersebut, disamping faktor lain dari proses fermentasi

itu sendiri.

Rendahnya kandungan bahan organik pada perlakuan juga dimungkinkan

oleh aktivitas mikroorganime yang terdapat pada tongkol jagung pada proses

fermentasi yang menyebabkan terjadinya pemecahan kandungan senyawa

kompleks menjadi sederhana sehingga mempermudah mikroorganisme tersebut

untuk memanfaatkan bahan organik dan hasil fermentasi bahan organik

melepaskan hasil fermentasi berupa gula, alkohol dan asam-asam amino.

Perubahan-perubahan yang terjadi dapat pula mempengaruhi nilai gizi tongkol

jagung. Hal ini didukung oleh Wilkinson (1998) proses fermentasi yang

merupakan aktivitas mikroorganisme, sehingga terjadi perubahan yang

mempengaruhi nilai gizi yaitu karbohidrat diubah menjadi alkohol, asam organik,

air dan karbondioksida. Didukung oleh Ensminger dan Olentine (1999) yang

menyatakan bahwa selama proses fermentasi ada hubungannya dengan panas

fermentasi yang dihasilkan.

Page 40: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

27

Berdasarkan analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa tongkol

jagung yang diinokulasi dengan Trichoderma sp. pada lama inkubasi yang

berbeda menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap kandungan

protein kasar. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kandungan protein

kasar pada Perlakuan PO nyata lebih rendah dari perlakuan P1, P2 dan P3.

Gambar 3. Kurva Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Kandungan Protein

Kasar Tongkol Jagung

Kandungan protein kasar meningkat seiring dengan bertambahnya lama

inkubasi, kadar protein kasar yang di inkubasi selama satu minggu (5,63%), dua

minggu (6,07%) dan tiga minggu (5.91%) lebih tinggi dibanding dengan

perlakuan tongkol jagung tanpa inkubasi (2,99%). Hal ini sesuai dengan pendapat

Harman (2004) yang menyatakan bahwa peningkatan protein kasar ini disebabkan

karena adanya proses fermentasi dengan fungi Trichoderma sp, dimana fermentasi

tersebut mampu meningkatkan atau memperbaiki nilai gizi kandungan protein.

Menurut Winarno dan Fardiaz (2003) bahan yang mengalami fermentasi

mempunyai nilai gizi lebih tinggi dari bahan asalnya sebab mikroba akan

memecah komponen yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana.

0

1

2

3

4

5

6

7

P0 P1 P2 P3

% k

adar

pro

tein

kas

ar

lama Inkubasi

Protein Kasar

Page 41: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

28

Peningkatan protein kasar tongkol jagung yang diinokulasi dengan

Trichoderma sp. disebabkan adanya kenaikkan jumlah massa sel Trichoderma sp.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartadi, dkk (1994) yang menyatakan bahwa

berkembangnya Trichoderma sp. akan membentuk miselium, sehingga dengan

sendirinya akan meningkatkan kadar protein sejalan dengan bertambahnya lama

waktu inkubasi dalam proses biodegradasi. Didukung oleh Nurhayati, dkk (2006)

peningkatan jumlah massa mikroba akan menyebabkan meningkatkan kandungan

produk fermentasi, dimana kandungan protein merupakan refleksi dari jumlah

massa sel dan mikroba juga akan mensistesis protein yang merupakan proses

protein enrichment yaitu pengkayaan protein bahan. Menurut Sukora dan

Atmowidjojo (1990), kapang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang

lebih baik yang mana dapat memecah komponen penyusun media menjadi massa

sel. Sehingga dengan waktu fermentasi yang lebih lama memberikan kesempatan

bagi kapang untuk melaksanakan aktivitas enzim secara maksimum sehingga

kadar protein kasar juga meningkat

Peningkatan protein kasar ini disebabkan juga oleh kandungan protein

kasar oleh kapang tersebut, dimana menurut Anah dan Lindajati (1997) setiap sel

dalam tubuh mikroba tersebut mengandung 40 – 60 persen protein hingga

membutuhkan energi yang mudah tersedia untuk keperluan sintesis protein,

Sehingga sumbangannya terhadap peningkatan kandungan protein kasar produk

fermentasi yang dihasilkan cukup tinggi.

Page 42: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

29

Semakin lama waktu fermentasi semakin meningkatkan kandungan

protein kasar, Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan dan

perkembangbiakan kapang, dimana waktu yang optimal adalah pada inkubasi 2

minggu (P2) kemudian pada minggu berikutnya ada yang mengalami penurunan

(fase kematian) dan ada yang mengalami titik kestabilan (fase stasioner). Hal ini

sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (2005) bahwa tahapan-tahapan

pertumbuhan kapang yang utama ada 4 yaitu: lag phase (fase adaptasi), dimana

pada saat ini posisi pertumbuhan lambat dan cenderung kapang beradaptasi

menyesuaikan lingkungan yang baru; exponential/logarithmic phase (fase

pertumbuhan); stationary phase (fase stasioner /fase dimana kematian seimbang

dengan pertumbuhan); death phase (fase kematian), Kematian lebih besar

daripada pertumbuhan.

Page 43: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tongkol

jagung yang diinokulasi fungi 5% Trichoderma sp. dapat menurunkan bahan

organik dan meningkatkan kandungan protein kasar. Lama inkubasi yang terbaik

adalah 2 minggu.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa perlu pemanfaatan

tongkol jagung yang diinokulasi fungi Trichoderma sp. sebagai pakan ternak

ruminansia.

Page 44: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

31

DAFTAR PUSTAKA

Akhirany. 2003. Silase Ikan untuk Pakan Unggas.Poultry Indonesia No. 27 Maret

2003. Jakarta.

Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Penerbit Satu Gunung Budi, Bogor.

Anah, L.T, dan Lindajati. 1997. Peningkatan kadar protein onggok dengan cara

fermentasi media padat. 3(4): 335-341.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak. PT. Gramedia, Jakarta.

Anggraeny, Y.N., U. Umiyasih dan N.H. Krishna. 2008. Potensi limbah jagung

siap rilis sebagai sumber hijauan sapi potong. Prosiding Lokakarya

Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung-Sapi.

Puslitbangnak, Pontianak, 9-10 Agustus 2006. hal.149-153.

Anonim. 2014. Gambar Trichoderma sp. .http:// id. wikipedia.org/ wiki/ Berkas:

Trichoderma _fertile.jpg. Diakses pada 15 Januari 2015.

Badan Pusat Statistika. 2014. Luas Panen dan Produksi Tanaman Palawija

Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

AOAC. 1992, Official Methods of Analysis. 13th

Edition. Association of

Official

Analytical Chemist. Washington, D.

Brandt, Jr. R. 1. and T. J. Klopfenstein, 1996. Evaluation of Alfalfa-Corn Cob

Associative Action. I. Interactions between Alfalfa Hay and Ruminal

Escape Protein on Growth of Lambs and Steers, J Anim Sci 63: 894-901 .

Data Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia.2006. Limbah tanaman sebagai

pakan ruminansia. Jakarta.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Enari. T.M. 1983. Microbial cellulase. In: Microbial Enzymes and Biotechnology.

W.N. FOGARTY (Ed.). Applied Science Publisher. New York : 183 –

2243.

Ensminger. M. E. and C.E. Olentine. 1999. Feed and Nutrision Complete.

Ensminger Publishing Company California. USA.

Faesal. 2013. Pengolahan Limbah Tanaman Jagung Untuk Pakan Ternak Sapi

Potong. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Balai Penelitian

Tanaman Serealia. Jawa Timur.

Page 45: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

32

Fardiaz, S. 1989. Fisiologi Fermentasi. PAU. Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Fathul, F dan S. Wajizah, 2010. Penambahan Mikromineral Mn dan Cu dalam

Ransum terhadap Aktivitas Biofermentasi Rumen Domba secara In Vitro.

Jurnal lImu Ternak dan Veteriner, 15(1):9-15.

Gasperz, V. 1994. Metode Rancangan Percobaan CV. Armico, Bandung.

Gilbert, I. G., and G. T. Tsao. 1993. Interaction Between Solia Substrat and

Cellulase Enzyme in Cellulose Hydrolysis. In : G. T. Tsao sd Annual

Reports on Fermentation Processes. 6: 323-358.

Hardjodinomo. 1982. Bertanam Jagung. Penerbit Bina Cipta, Bandung.

Harman. G. E., C. R. Howel., A. Viterbo., I. Chet., and M. Lorito. 2004.

Trichoderma spesies Opportunistic, Avirulent Plant Symbionts. Nature

Review Microbiology Volume 2.www.nature.com. Diakses tanggal 20

Januari 2015.

Hartadi. H, M. Soejono. dan M.B. Aerubi. 1994. Penggunaan Pleurotitius sp

untuk Meningkatkan Kualitas Jerami Padi sebagai Pakan

Ruminansia.LKN-LIPI. Bandung

Hasanuddin. 2003. Peningkatan Peranan Mikroorganisme dalam Sistem

Pengendalian Penyakit secara Terpadu. Library.usu.ac.id/ download/

fp/fp_hasanuddin.pdf USU digital library medan. Diakses pada tanggal 20

Januari 2015.

Judoamidjojo, R. M., E. G. Said and L. Hartoto. 1989. Biokonversi. Bogor: Pusat

Antar Universitas Bioteknologi.

Kartadisastra. H. R. 1994. Perencanaan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Pertanian,

Teknik dan Biologi.CV. Armico. Jakarta

Lardy, G. 2013. Feeding to beef cattle. Departement Head Animal. Animal

Sciencies Department NDSU Extention service North Dakota State

University. Australian : 135-187.

Lidia, M., S. Rasminah dan T. Hadiastono. 2005. Pemanfaatan Jamur

Trichoderma sp dan Gliocladium sp. Sebagai Agen Hayati terhadap

Penyakit Layu Fusarium (F. oxysporum f.sp. capsici) pada Tanaman Cabe

Merah. Jurnal Habitat XVII (1):29-44.

Maryono dan E. Romjali. 2007. Petunjuk teknis teknologi inovasi pakan murah

untuk usaha pembibitan sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. Jakarta.

Page 46: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

33

Maynard, LA, JK Loosli, HF Hintz and RG Warner, 1983. Animal Nutrition.

Seventh Edition. Hill Publishing Company Limited. New Delhi.

Murni, R., Suparjo, Akmal dan B.L. Ginting. 2008. Buku Ajar. Teknologi

Pemanfaatan Limbah untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak

Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.

Naiola, B .P., T. Ningsih dan S. B. Suhati. 2012. Penyediaan kebutuhan pakan

ternak berbasis limbah tanaman jagung varietas lokal NTT untuk

mendukung program sejuta sapi nasional. PKPP Litbang Pertanian.

Niken, 2009. Mengenal Lebih Jelas Trichoderma sp.http:// ayya. multiply. com/

journal. Diakses tanggal 23 Desember 2014.

Nurhayati, O. Sjofjan dan Koentjoko. 2006. Kualitas nutrisi campuran bungkil inti

sawit dan onggok yang difermentasi menggunakan Aspergillus niger.

JPPT. 31 (3) : 172 – 178.

Oseni, O. A., dan M. Esperigin 2007. Studies on biochemical change in maize

wastes fermented with Aspergillus niger. Biochemistry 19(2)75-79.

BioIology Depart. Federal University of Technology PMS 704 Akare

Nigeria.

Pederson, C. 1998. Microbiology of Food Fermentation. The AVI Publ. Co.,

Westport.Connecticut. New York

Pelczar, M.J. dan Reid. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1. Penerjemah

Ratna Siri Hadioetomo. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 46,

189.

Prayuwidayati, M. 2009. Pemutusan ikatan lignoselulosa bagas tebu oleh isolate

mikrofungi terseleksi secara enzimatis untuk pembuatan ransum

ruminansia berkualitas tinggi. Unila.PHK-0176 152.118.80.2/opac/

themes/green/ detail. jsp. Diakses November 2014.

Rahman, A., 1992. Teknologi Fermentasi Industrial. Penerbit Arcan. Jakarta.

Rizqi. 2012. Bahan Bakar Alternatif Dari Tongkol Jagung .http: // rizqidiaz.

blogspot. com/ archive.html. Diakses pada hari Kamis 22 Januari 2015.

Rukhmani, S. 2005. Peningkatan nilai gizi bahan pakan dari limbah pertanian

melalui fermentasi. Prosiding Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang

Pengembangan Usaha Agrobisnis Kelinci. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Rukmana, R. H. 1997. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kasinius, Yogyakarta.

Page 47: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

34

Saraswati, E., E.Santoso dan E. Yuniarti. 2005. Organisme Perombak Bahan Organik. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015.

Siregar. 1996. Pengawetan Pakan Ternak.Penebar Swadaya, Jakarta. Sukara, E. Dan A.H. Atmowidjojo. 1970. Pemanfaatan Ubi Kayu Untuk Produksi

Enzim Amilasi Dan Protein Sel Tunggal. Optimasi Nutrisi Untuk Proses

Fermentasi Substrat Cair Dengan Menggunakan Kapang Rhizopus Proc.

Seminar Nasional. UPT-EPG Lampung. P. 506- 517. Suprapto, H. S. 1992. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Supriyati, T. Pasaribu, H. Hamid dan A. Sinurat, 1998. Fermentasi Bungkil Inti

Sawit secara Substrat Padat dengan Menggunakan Aspergillus niger.

Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 3(3). 165-170.

Tampoebolon, B. I. M. 1997. Seleksi dan Karakterisasi Enzim Selulase Isolat

Mikrobia Selulolitik Rumen Kerbau. Program Pascasarjana Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tangendjaja, B., S. Rachmawati And E. Wina. 2008. Origins and factors

associated with mycotoxins level in corn used as animal feed in Indonesia.

IJAS (in print).

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosoekojo, 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ke –V. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. hlm: 249 – 267

Ummiyasih, U dan E. Wina. 2008. Pengolahan Nilai Nutrisi Limbah Jagung

sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Wartazoa 18 (3): 127-136.

Volk, T.J., 2004. Trichoderma viridae, the darkgreen parasitic mold and maker of

fungaldigestedjeans. http ://botit. botany.wisc.edu/ toms_fungi/ nov p2004.html.

Ward, J. W. and T. W. Perry. 1998. Enzymatic conversion of corn cobs to glucose

with Trichoderma viride fungus and the effect on nutritional value of the

corn cobs. Journal Of Animal Science, Vol. 54, No.3, pp 609-619 . Wilkinson. J. M. 1988. The Feed Value of By Product and Wastes In Feed

Science. Edited Ab 2 9 SB. Scotland. Winarno FG dan Fardiaz. 2003. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta. Penerbit

PT. Gramedia.

Page 48: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

35

Yulistiani. 2009. Teknologi perbaikan nutrien tongkol jagung sebagai pakan

ternak untuk meningkatkan produktivitas ruminansia. Buletin Peternakan

Vol. 35(3):173-18.

. 2010. Fermentasi Tongkol Jagung (kecernaan kurang dari 50%) dalam

Ransum Komplit Domba Komposit Sumatera dengan Laju Pertumbuhan

kurang dari 125 gram/hari. Program Insentif Riset Terapan. Balai

Penelitian Ternak. Bogor.

. 2011. Pengaruh Berbagai Pengolahan terhadap Nilai Nutrisi Tongkol

jagung: Komposisi Kimia dan Kecernaan in vitro. Jurnal Ilmu Ternak dan

Veteriner, 17(1):59-66.

Page 49: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

36

LAMPIRAN

Page 50: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

37

Lampiran 1. Rataan Kandungan Bahan Organik Tongkol Jagung Yang

Diinokulasi Dengan Trichoderma Sp Pada Lama Inkubasi Yang

Berbeda.

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 98.37 97.19 97.31 97.19

2 98.37 98.16 97.11 96.28

3 98.24 98.46 97.31 97.3

4 98.31 97.79 97.78 96.11

Rata-rata 98.32c

97.90bc

97.38ab

96.72a

Keterangan : Superscrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berpengaruh sangat

nyata (P<0.01).

Descriptives

Bahan Organik

N Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

PO 4 98.3225 .06185 .03092 98.2241 98.4209 98.24 98.37

P1 4 97.9000 .54693 .27347 97.0297 98.7703 97.19 98.46

P2 4 97.3775 .28441 .14221 96.9249 97.8301 97.11 97.78

P3 4 96.7200 .61183 .30591 95.7464 97.6936 96.11 97.30

Total 16 97.5800 .73084 .18271 97.1906 97.9694 96.11 98.46

ANOVA

Bahan Organik

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 5.737 3 1.912 10.089 .001

Within Groups 2.275 12 .190

Total 8.012 15

Page 51: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

38

Bahan organic

Perlak

uan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Duncana P3 4 96.7200

P2 4 97.3775 97.3775

P1 4 97.9000 97.9000

PO 4 98.3225

Sig. .054 .115 .195

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Lampiran 2. Rataan Kandungan Protein Kasar Tongkol Jagung Yang

Diinokulasi Dengan Trichoderma Sp Pada Lama Inkubasi Yang

Berbeda.

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 2.48 5.25 5.55 5.97

2 3.37 5.52 6.17 5.58

3 3.68 5.57 5.79 6.21

4 2.45 6.17 6.76 5.89

Rata-rata 2.99

a 5.63

b 6.07

b 5.91

b

Keterangan : Superscrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berpengaruh sangat

nyata (P<0.01).

Page 52: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

39

Descriptives

Protein kasar

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimu

m

Maximu

m

Lower

Bound

Upper

Bound

PO 4 2.9950 .62506 .31253 2.0004 3.9896 2.45 3.68

P1 4 5.6275 .38802 .19401 5.0101 6.2449 5.25 6.17

P2 4 6.0675 .52753 .26377 5.2281 6.9069 5.55 6.76

P3 4 5.9125 .26005 .13002 5.4987 6.3263 5.58 6.21

Total 16 5.1506 1.36241 .34060 4.4246 5.8766 2.45 6.76

ANOVA

Protein kasar

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 25.181 3 8.394 37.844 .000

Within Groups 2.662 12 .222

Total 27.842 15

Protein

Perlak

uan N

Subset for alpha =

0.05

1 2

Duncana PO 4 2.9950

P1 4 5.6275

P3 4 5.9125

P2 4 6.0675

Sig. 1.000 .232

Page 53: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

40

Lampiran 3. Denah penelitian Trichoderma sp

P01 P12

P13

P33

P21 P31 P24

P01

P02

P03

P04

P34

P32

P11

P22 P14

P23

Page 54: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

41

4. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Pencacahan jongkol jagung Penimbangan sampel

Sampel yang telah ditimbang Proses autoclave Sampel

Page 55: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

42

Penyemprotan dengan air Penimbangan fungi Trichoderma sp.

Fungi Trichoderma sp. Pencampuran Fungi Trichoderma sp dan

tongkol Jagung

Page 56: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

43

Inkubasi selama 1-3 minggu

Tongkol jagung hasil inkubasi menggunakan fungi Trichoderma sp.

Page 57: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

44

Inkubasi 1 minggu Inkubasi 2 minggu

Inkubasi 3 minggu

Pengamatan kondisi fisik

Page 58: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

45

Penggilingan sampel Penimbangan sampel untuk analisis

Page 59: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

46

Analisis Sampel

Page 60: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR … · i kandungan bahan organik dan protein kasar tongkol jagung (zea mays) yang diinokulasi dengan fungi trichoderma sp. pada lama inkubasi

47

RIWAYAT HIDUP

Yatti Dwi Ariyanti S lahir di Enrekang pada tanggal

28 Januari 1993, anak Pertama dari 2 bersaudara.

Dibesarkan oleh orang tua Surahman (Ayah) dan

Hartini (Ibu). Tingkat pendidikan dimulai di bangku

TK Aisyah Baroko pada tahun 1998, kemudian

melanjutkan di SD Negeri 120 Baroko, pada tahun 2000. Setelah lulus SD,

melanjutkan di SMPN 1 Alla Enrekang pada tahun 2005, kemudian melanjutkan

di SMA Negeri 1 Alla Enrekang pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan SMA,

penulis kemudian diterima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) melalui jalur

SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tertulis di Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan

Sarjana (S1) Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin Makassar pada Tahun 2015. Penulis aktif pada Himpunan

HIMATEHATE dan aktif sebagai asisten dosen pada mata kuliah Bioteknologi

Pakan (2015-2016) dan Ransum Ruminansia (2015-2016).