KAMIS, 1 DESEMBER 2011 Menkum dan HAM Abaikan Pemilu … · suara menjadi kursi. ... rekapitulasi...

1
KAMIS, 1 DESEMBER 2011 5 P OLKAM Pemilu Harus Ramah Biaya AMAHL S AZWAR P EMBAHASAN Ran- cangan Undang-Un- dang (RUU) tentang Pemilu yang berla- rut-larut mendapat sorotan. Pasalnya, politisi lebih menge- depankan perjuangan politik ketimbang merancang sistem politik yang ramah biaya. “Itu memang menjadi sa- lah satu perhatian kami. DPR dalam membahas revisi UU Pemilu saat ini tidak memikir- kan sistem yang hemat, murah, dan efisien,” ujar Koordina- tor Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow di Jakarta, kemarin. Menurut dia, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti didalami DPR demi menge- depankan sistem pemilu yang ramah biaya. Beberapa poin yang menurut Jeirry patut menjadi perhatian antara lain pembatasan biaya untuk setiap tingkatan pemilu, penyeleng- garaan pemilihan presiden dan pemilihan gubernur secara serentak, dan bupati dan wali kota dipilih DPRD. “Hal-hal tadi bisa menjadi pendalaman demi mempermu- rah penyelenggaraan pemilu. Akan tetapi, kesannya DPR ha- nya menjadikan desain ramah biaya sebagai pelengkap. Mere- ka lebih peduli dengan isu-isu lainnya seperti ambang batas parlemen,” sahut dia. Jeirry mendesak DPR un- tuk tidak mengabaikan faktor politik ramah biaya di dalam pembahasan RUU Pemilu. Ia mengkhawatirkan sistem pemilu ke depan hanya akan menjadi semakin rumit, pe- makaian biaya tinggi, dan tidak esien. “Yang ada hanya kepen- tingan masing-masing. Agak sulit mengharapkan pemilu ke depan nanti bakal murah, esien, dan hemat. Yang ada malah sebaliknya. Mahal, ru- mit, dan tidak esien,” tegas Jeirry. Wakil Ketua Pansus RUU Pe- milu Arwani Thomamenga- ku pembahasan RUU Pemilu terancam molor. Pasalnya, be- lum ada kesepakatan terhadap sejumlah poin krusial. “Terancam tidak bisa menye- lesaikan pembahasan RUU Pe- milu pada Maret 2012. Sampai sekarang di internal DPR masih lonjong,” ujar Arwani. Setidaknya terdapat empat poin krusial yang mengemuka dalam pembahasan RUU Pemi- lu, yaitu sistem pemilu, besaran ambang batas parlemen (parlia- mentary treashold/PT), alokasi kursi, dan mekanisme konversi suara menjadi kursi. Rapat Pansus RUU Pemilu, kemarin, baru membahas sis- tem pemilu. F-PKS malah ber- balik arah mendukung sistem pemilu dengan proporsional tertutup. Dengan begitu, penetapan calon anggota legislatif (caleg) dilakukan berdasarkan nomor urut. Semula, hanya F-PDIP yang menggadang-gadang ga- gasan itu. “Kami ingin membangun sis- tem. Masalah caleg itu urusan parpol, terserah mereka untuk mengatur, kami tidak menjual caleg individu,” tutur anggo- ta Pansus dari F-PKS Agoes Poernomo. Dalam rapat yang dipimpin Ketua Pansus Arif Wibowo juga menyepakati komitmen untuk sistem pemilu yang sederhana. Hal itu sebagai koreksi atas ma- halnya biaya kampanye pada Pemilu 2009. Panitia seleksi Pemerintah didesak untuk membuka nama-nama anggota panitia seleksi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). De- ngan waktu yang semakin sempit, masyarakat seharusnya bisa memberi masukan dan kri- tik terhadap nama-nama yang diajukan Kementerian Dalam Negeri untuk menyeleksi calon anggota KPU. “Dalam satu minggu ini harusnya Kemendagri sudah mengumumkan nama calon anggota tim Pansel kepada masyarakat,” kata Direktur Ek- sekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti saat mendatangi Kementerian Dalam Negeri. (Wta/Che/P-1) [email protected] Warga Diancam Dikutuk dalam Pemilu Kada Mappi Pelayanan Kesehatan Berkonsep Komersial PEMILIHAN umum kepala daerah Kabupaten Mappi, Papua, digugat oleh dua pa- sangan calon kepala daerah karena dugaan kecurangan yang berlangsung secara masif, terstruktur, dan sistematis. Dua pasangan yang meng- gugat keputusan Komisi Pe- milihan Umum (KPU) Mappi yang memenangkan pasangan Stefanus Kaima-Benyamin Ngali adalah pasangan Kristo- simus Yohanes Agamewu-Mar- tinus Guntur Ohoiwutun dan Aminadab Jumame-Marinus Kwamtakai. “Terjadi pelanggaran sebe- lum dan saat pencoblosan. Semua pelanggaran itu meng- untungkan pasangan Stefanus Kaima-Benyamin Ngali kare- na termohon membiarkan itu semua,” kata kuasa hukum penggugat Paskalis Letsoin di hadapan majelis hakim panel yang dipimpin hakim konsti- tusi Akil Mochtar. Dia menambahkan, pasang- an Stefanus Kaima-Benyamin Ngali mengintimidasi ma- syarakat Mappi untuk memi- lih mereka. Bahkan sejumlah warga di Kampung Mememu diancam diusir dari kampung kalau tidak memilih pasangan nomor urut satu tersebut. Se- lain itu, lanjut dia, ada pemuka agama yang mengancam akan mengutuk warga yang nekat memilih pemohon. Selanjutnya, para penggu- gat juga menuding pasangan pemenang melibatkan aparat kampung dan birokrasi yang mengarahkan masyarakat memilih Stefanus Kaima-Ben- yamin Ngali. Paskalis juga menuding pa- sangan pemenang melaku- kan politik uang dan barang. Modus politik uang yang di- lakukan, jelas dia, dengan membagi-bagi uang dengan kisaran Rp100 ribu hingga Rp1 juta kepada pemilih. “Termohon dengan sengaja melakukan pembiaran pelang- garan yang dilakukan oleh pa- sangan nomor urut satu, seperti intimidasi dan penghilangan hak pilih yang berpotensi me- nambah suara pemohon.” Berdasarkan bukti pelang- garan tersebut, pemohon me- minta MK membatalkan hasil rekapitulasi perolehan suara pemilu kada Mappi pada 17 November. (*/P-1) KOMITMEN pemerintah mem- biayai pelayanan kesehatan masyarakat sangatlah rendah. Hal itu terlihat dari pos anggar- an kesehatan yang kurang dari 2% dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Nega- ra Perubahan (APBN-P) 2011. Padahal negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Timor Leste menganggarkan dana ke- sehatan 12% per tahun. Demikian diungkapkan Guru Besar Fakultas Kesehatan Ma- syarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany saat mem- berikan keterangan sebagai ahli dalam pengujian UU No 11 Ta- hun 2011 tentang (APBN-P) Ta- hun Anggaran 2011 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, kemarin. “Melihat keadaan tersebut, jangan heran jika nanti Timor Leste akan memiliki generasi yang lebih baik daripada kita.” Kondisi tersebut, menurut dia, disebabkan konsep pela- yanan kesehatan di Indonesia tidak untuk melayani dan me- nyehatkan rakyat. Melainkan lebih mementingkan sisi ko- mersial. Padahal hak untuk mendapatkan pelayanan ke- sehatan erat kaitannya dengan hak untuk hidup. Atas dasar tersebut, ia menilai pemerin- tah hanya menjual pelayanan kesehatan, bukan memberi pelayanan. “Rakyat harus dilayani, bukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rakyat harus bayar seperti konsep berjualan,” ujar dia. Hasbullah pun memaparkan satu contoh tentang pelayanan kesehatan Indonesia di hadap- an majelis hakim pleno yang dipimpin Ketua MK Mahfud MD. Yakni, bila ada orang membutuhkan perawatan in- tensive care unit atau operasi tetapi tidak memiliki uang muka, rumah sakit akan mela- kukan penolakan. “Faktanya, meski di rumah sakit pemerintah kalau tidak ada uang muka untuk kelas dua ke atas, pelayanan tidak diberikan. Apakah ini bukan pembunuhan,” cetusnya. Mengenai pernyataan pe- merintah bahwa yang berhak atas jaminan pelayanan kese- hatan hanya fakir miskin dan anak-anak telantar, Hasbullah menganggapnya sebagai sa- lah kaprah. Sebaliknya, dalam Pasal 34 ayat (2), (3) UUD 1945 hasil amendemen, diatur bahwa hak jaminan kesehatan diberikan untuk seluruh rakyat Indonesia. (*/P-4) Hasbullah Thabrany Guru Besar FKM UI DOK PRIBADI PERSETERUAN antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) terus mema- nas. Akan tetapi, pemerintah memastikan akan mengabaikan desakan dari PKB. Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin di Jakarta, kemarin, memastikan lolos- tidaknya partai politik (parpol) untuk mendapat status badan hukum tidak dipengaruhi de- sakan partai lain. Menurut dia, Kemenkum dan HAM hanya mengacu data faktual berdasarkan keleng- kapan persyaratan. “Apa pun suratnya tidak memengaruhi. Surat apa pun juga. Partai diloloskan atau tidak dilolos- kan tergantung verikasinya. Silakan bersurat, tapi itu tidak memengaruhi,” terangnya. Juru bicara (jubir) PKBN Imron Rosyadi Hamid di Ja- karta, kemarin, meminta Ke- tua Umum PKB Muhaimin Iskandar bersikap negarawan dengan tidak mengganggu proses berdirinya PKBN. Dia juga menyinggung pe- lengseran mendiang Ketua De- wan Syuro PKB Abdurrahman Wahid atau yang kerap dipang- gil Gus Dur. “Saya berharap Muhaimin merenung kembali, setelah Gus Dur dilengserkan dari Ketua Dewan Syuro, ma- sak sekarang umatnya yang diganggu untuk melakukan hak berpolitik?” tuturnya. Putri mendiang Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau yang kerap dipanggil Yen- ny Wahid saat ini memimpin PKBN. PKBN salah satu dari tiga parpol yang harus me- lengkapi sejumlah syarat untuk meraih status badan hukum. Dalam surat tertanggal 25 Agustus, DPP PKB meminta Menteri Hukum dan HAM un- tuk tidak mengesahkan PKBN atau memerintahkan kepada PKBN untuk mengubah nama, lambang, atau tanda gam- barnya. Pasalnya, PKBN atau yang kerap disebut dengan PKB Nusantara memiliki kesa- maan nama dengan PKB. Surat itu pun dibalas kubu PKBN dalam surat kepada Men- teri Hukum dan HAM tertang- gal 29 November. Dalam surat itu, mereka membantah alasan yang disampaikan PKB. Ketua DPP PKB Abdul Malik Haramain membantah ang- gapan PKB hendak menjegal PKBN. Namun, ia mengakui PKB menyayangkan langkah Kemenkum dan HAM yang memberi tambahan waktu bagi parpol baru untuk melengkapi persyaratan. “Pemberian kesempatan melengkapi berkas kepada partai-partai baru saat proses verikasi berlangsung itu tidak benar dan melanggar Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Ta- hun 2011 tentang Parpol,” cetus Malik. (*/P-1) Menkum dan HAM Abaikan Desakan Muhaimin DPR memperkirakan pembahasan RUU Pemilu akan tuntas lewat dari target Maret 2012.

Transcript of KAMIS, 1 DESEMBER 2011 Menkum dan HAM Abaikan Pemilu … · suara menjadi kursi. ... rekapitulasi...

Page 1: KAMIS, 1 DESEMBER 2011 Menkum dan HAM Abaikan Pemilu … · suara menjadi kursi. ... rekapitulasi perolehan suara pemilu kada Mappi pada 17 ... satu contoh tentang pelayanan kesehatan

KAMIS, 1 DESEMBER 2011 5POLKAM

Pemilu HarusRamah Biaya

AMAHL S AZWAR

PEMBAHASAN Ran-cangan Undang-Un-dang (RUU) tentang Pemilu yang berla-

rut-larut mendapat sorotan. Pasalnya, politisi lebih menge-depankan perjuangan politik ketimbang merancang sistem politik yang ramah biaya.

“Itu memang menjadi sa-lah satu perhatian kami. DPR dalam membahas revisi UU Pemilu saat ini tidak memikir-kan sistem yang hemat, murah, dan efisien,” ujar Koordina-tor Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, sebenarnya ada beberapa hal yang mesti didalami DPR demi menge-depankan sistem pemilu yang ramah biaya. Beberapa poin yang menurut Jeirry patut menjadi perhatian antara lain pembatasan biaya untuk setiap tingkatan pemilu, penyeleng-garaan pemilihan presiden dan pemilihan gubernur secara serentak, dan bupati dan wali kota dipilih DPRD.

“Hal-hal tadi bisa menjadi pendalaman demi mempermu-rah penyelenggaraan pemilu. Akan tetapi, kesannya DPR ha-nya menjadikan desain ramah biaya sebagai pelengkap. Mere-ka lebih peduli dengan isu-isu lainnya seperti ambang batas

parlemen,” sahut dia.Jeirry mendesak DPR un-

tuk tidak mengabaikan faktor politik ramah biaya di dalam pembahasan RUU Pemilu. Ia mengkhawatirkan sistem pemilu ke depan hanya akan menjadi semakin rumit, pe-makaian biaya tinggi, dan tidak efi sien.

“Yang ada hanya kepen-tingan masing-masing. Agak sulit mengharapkan pemilu ke depan nanti bakal murah, efi sien, dan hemat. Yang ada malah sebaliknya. Mahal, ru-mit, dan tidak efi sien,” tegas Jeirry.

Wakil Ketua Pansus RUU Pe-milu Arwani Thomafi menga-ku pembahasan RUU Pemilu terancam molor. Pasalnya, be-lum ada kesepakatan terhadap sejumlah poin krusial.

“Terancam tidak bisa menye-lesaikan pembahasan RUU Pe-milu pada Maret 2012. Sampai sekarang di internal DPR masih lonjong,” ujar Arwani.

Setidaknya terdapat empat poin krusial yang mengemuka dalam pembahasan RUU Pemi-lu, yaitu sistem pemilu, besaran ambang batas parlemen (parlia-mentary treashold/PT), alokasi kursi, dan mekanisme konversi suara menjadi kursi.

Rapat Pansus RUU Pemilu, kemarin, baru membahas sis-tem pemilu. F-PKS malah ber-balik arah mendukung sistem

pemilu dengan proporsional tertutup.

Dengan begitu, penetapan calon anggota legislatif (caleg) dilakukan berdasarkan nomor urut. Semula, hanya F-PDIP yang menggadang-gadang ga-gasan itu.

“Kami ingin membangun sis-tem. Masalah caleg itu urusan parpol, terserah mereka untuk mengatur, kami tidak menjual caleg individu,” tutur anggo-ta Pansus dari F-PKS Agoes Poernomo.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Pansus Arif Wibowo juga menyepakati komitmen untuk sistem pemilu yang sederhana. Hal itu sebagai koreksi atas ma-halnya biaya kampanye pada Pemilu 2009.

Panitia seleksiPemerintah didesak untuk

membuka nama-nama anggota panitia seleksi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). De-ngan waktu yang semakin sempit, masyarakat seharusnya bisa memberi masukan dan kri-tik terhadap nama-nama yang diajukan Kementerian Dalam Negeri untuk menyeleksi calon anggota KPU.

“Dalam satu minggu ini harusnya Kemendagri sudah mengumumkan nama calon anggota tim Pansel kepada masyarakat,” kata Direktur Ek-sekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti saat mendatangi Kementerian Dalam Negeri. (Wta/Che/P-1)

[email protected]

Warga Diancam Dikutukdalam Pemilu Kada Mappi

Pelayanan Kesehatan Berkonsep Komersial

PEMILIHAN umum kepala daerah Kabupaten Mappi, Papua, digugat oleh dua pa-sangan calon kepala daerah karena dugaan kecurangan yang berlangsung secara masif, terstruktur, dan sistematis.

Dua pasangan yang meng-gugat keputusan Komisi Pe-milihan Umum (KPU) Mappi yang memenangkan pasangan Stefanus Kaima-Benyamin Ngali adalah pasangan Kristo-simus Yohanes Agamewu-Mar-tinus Guntur Ohoiwutun dan Aminadab Jumame-Marinus Kwamtakai.

“Terjadi pelanggaran sebe-lum dan saat pencoblosan. Semua pelanggaran itu meng-untungkan pasangan Stefanus Kaima-Benyamin Ngali kare-na termohon membiarkan itu

semua,” kata kuasa hukum penggugat Paskalis Letsoin di hadapan majelis hakim panel yang dipimpin hakim konsti-tusi Akil Mochtar.

Dia menambahkan, pasang-an Stefanus Kaima-Benyamin Ngali mengintimidasi ma-syarakat Mappi untuk memi-lih mereka. Bahkan sejumlah warga di Kampung Mememu diancam diusir dari kampung kalau tidak memilih pasangan nomor urut satu tersebut. Se-lain itu, lanjut dia, ada pemuka agama yang mengancam akan mengutuk warga yang nekat memilih pemohon.

Selanjutnya, para penggu-gat juga menuding pasangan pemenang melibatkan aparat kampung dan birokrasi yang mengarahkan masyarakat

memilih Stefanus Kaima-Ben-yamin Ngali.

Paskalis juga menuding pa-sangan pemenang melaku-kan politik uang dan barang. Modus politik uang yang di-lakukan, jelas dia, dengan membagi-bagi uang dengan kisaran Rp100 ribu hingga Rp1 juta kepada pemilih.

“Termohon dengan sengaja melakukan pembiaran pelang-garan yang dilakukan oleh pa-sangan nomor urut satu, seperti intimidasi dan penghilang an hak pilih yang berpotensi me-nambah suara pemohon.”

Berdasarkan bukti pelang-garan tersebut, pemohon me-minta MK membatalkan hasil rekapitulasi perolehan suara pemilu kada Mappi pada 17 November. (*/P-1)

KOMITMEN pemerintah mem-biayai pelayanan kesehatan masyarakat sangatlah rendah. Hal itu terlihat dari pos anggar-an kesehatan yang kurang dari 2% dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Nega-ra Perubahan (APBN-P) 2011.

Padahal negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Timor Leste menganggarkan dana ke-sehatan 12% per tahun.

Demikian diungkapkan Guru Besar Fakultas Kesehatan Ma-syarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany saat mem-berikan keterangan sebagai ahli dalam pengujian UU No 11 Ta-hun 2011 tentang (APBN-P) Ta-hun Anggaran 2011 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, kemarin.

“Melihat keadaan tersebut, jangan heran jika nanti Timor Leste akan memiliki generasi yang lebih baik daripada kita.”

Kondisi tersebut, menurut dia, disebabkan konsep pela-yanan kesehatan di Indonesia

tidak untuk melayani dan me-nyehatkan rakyat. Melainkan lebih mementingkan sisi ko-mersial. Padahal hak untuk mendapatkan pelayanan ke-sehatan erat kaitannya dengan hak untuk hidup. Atas dasar tersebut, ia menilai pemerin-tah hanya menjual pelayanan kesehatan, bukan memberi pelayanan.

“Rakyat harus dilayani, bukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rakyat harus bayar seperti konsep berjualan,” ujar dia.

Hasbullah pun memaparkan satu contoh tentang pelayanan kesehatan Indonesia di hadap-an majelis hakim pleno yang dipimpin Ketua MK Mahfud MD. Yakni, bila ada orang membutuhkan perawatan in-tensive care unit atau operasi tetapi tidak memiliki uang muka, rumah sakit akan mela-kukan penolakan.

“Faktanya, meski di rumah sakit pemerintah kalau tidak ada uang muka untuk kelas dua ke atas, pelayanan tidak diberikan. Apakah ini bukan pembunuhan,” cetusnya.

Mengenai pernyataan pe-merintah bahwa yang berhak atas jaminan pelayanan kese-hatan hanya fakir miskin dan anak-anak telantar, Hasbullah menganggapnya sebagai sa-lah kaprah. Sebaliknya, dalam Pasal 34 ayat (2), (3) UUD 1945 hasil amendemen, diatur bahwa hak jaminan kesehatan diberikan untuk seluruh rakyat Indonesia. (*/P-4)

Hasbullah ThabranyGuru Besar FKM UI

DOK PRIBADI

PERSETERUAN antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) terus mema-nas. Akan tetapi, pemerintah memastikan akan mengabaikan desakan dari PKB.

Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin di Jakarta, kemarin, memastikan lolos-tidaknya partai politik (parpol) untuk mendapat status badan hukum tidak dipengaruhi de-sakan partai lain.

Menurut dia, Kemenkum dan HAM hanya mengacu data faktual berdasarkan keleng-kapan persyaratan. “Apa pun suratnya tidak memengaruhi. Surat apa pun juga. Partai diloloskan atau tidak dilolos-kan tergantung verifi kasinya. Silakan bersurat, tapi itu tidak memengaruhi,” terangnya.

Juru bicara (jubir) PKBN Imron Rosyadi Hamid di Ja-karta, kemarin, meminta Ke-tua Umum PKB Muhaimin Iskandar bersikap negarawan dengan tidak mengganggu proses berdirinya PKBN.

Dia juga menyinggung pe-lengseran mendiang Ketua De-wan Syuro PKB Abdurrahman Wahid atau yang kerap dipang-gil Gus Dur. “Saya berharap Muhaimin merenung kembali, setelah Gus Dur dilengserkan dari Ketua Dewan Syuro, ma-sak sekarang umatnya yang diganggu untuk melakukan hak berpolitik?” tuturnya.

Putri mendiang Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau yang kerap dipanggil Yen-ny Wahid saat ini memimpin PKBN. PKBN salah satu dari tiga parpol yang harus me-lengkapi sejumlah syarat untuk meraih status badan hukum.

Dalam surat tertanggal 25

Agustus, DPP PKB meminta Menteri Hukum dan HAM un-tuk tidak mengesahkan PKBN atau memerintahkan kepada PKBN untuk mengubah nama, lambang, atau tanda gam-barnya. Pasalnya, PKBN atau yang kerap disebut dengan PKB Nusantara memiliki kesa-maan nama dengan PKB.

Surat itu pun dibalas kubu

PKBN dalam surat kepada Men-teri Hukum dan HAM tertang-gal 29 November. Dalam surat itu, mereka membantah alasan yang disampaikan PKB.

Ketua DPP PKB Abdul Malik Haramain membantah ang-gapan PKB hendak menjegal PKBN. Namun, ia mengakui PKB menyayangkan langkah Kemenkum dan HAM yang

memberi tambahan waktu bagi parpol baru untuk melengkapi persyaratan.

“Pemberian kesempatan melengkapi berkas kepada partai-partai baru saat proses verifi kasi berlangsung itu tidak benar dan melanggar Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Ta-hun 2011 tentang Parpol,” cetus Malik. (*/P-1)

Menkum dan HAM AbaikanDesakan Muhaimin

DPR memperkirakan pembahasan RUU Pemilu akan tuntas lewat dari target Maret 2012.