Kamis, 06 Des 2018 19:32:56 WIB | E-paper Media Indonesia ... · Menegakkan Kekuasaan Kehakiman...
-
Upload
nguyenliem -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Kamis, 06 Des 2018 19:32:56 WIB | E-paper Media Indonesia ... · Menegakkan Kekuasaan Kehakiman...
12/6/18, 19:32Menegakkan Kekuasaan Kehakiman
Page 1 of 3http://mediaindonesia.com/read/detail/201896-menegakkan-kekuasaan-kehakiman
! !
Seno
KASUS suap dan korupsi di tubuh lembaga peradilan tak kunjung hilang. Dalam tiga tahunterakhir (2016-2018), setidaknya 14 hakim di lingkungan MA telah tersangkut OTT KPK. Belumlagi, menyaksikan dua kali pucuk pimpinan hakim konstitusi di MK, Akil Mochtar dan PatrialisAkbar, yang pula menjadi terpidana kasus korupsi. Kasus-kasus itu jelas mencoreng integritaskekuasaan kehakiman.
Di sisi lain, sering kali putusan-putusan yang dilahirkan jauh dari cerminan rasa keadilan sosial.Putusan MK soal electoral threshold kurang mencerminkan keadilan publik yang menghendakicalon presiden alternatif, dan justru memperkuat kartelisasi dalam pemilu.
Dalam sebulan terakhir misalnya, kasus putusan MA terkait dengan pemidanaan melaluiUndang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap Baiq Nuril, memperlihatkan MAtak peka konteks kasus pelecehan seksual yang terjadi pada korban. MA memperberat putusanterhadap pemidanaan Budi Pego yang dinilai telah menyebarkan gagasan komunisme, padahal iasedang memperjuangkan hak warga menolak tambang emas di gunung Tumpang Pitu,Banyuwangi.
MK dan MA sebagai pilar kekuasaan kehakiman menjadi lembaga negara yang sangat pentingkedudukannya dalam sistem negara hukum RI. Dua puluh tahun pascakepemimpinan Soeharto,harusnya menjadi momentum perubahan agar jajaran di kedua lembaga negara peradilanmenjadi lebih dipercaya publik sekaligus menjadi muara keadilan sosial di Republik ini.
Masalahnya, apa hambatan utama yang menyebabkan kasus korupsi yang mendera kekuasaankehakiman terus menerus terjadi, dan bagaimana sesungguhnya kedua lembaga negara itumerespons upaya perubahan dalam menegakkan kekuasaan kehakiman yang berintegritas?
Problem paradigmatisProblem paradigmatis
Perilaku cela hakim dan putusan-putusan bermasalah ialah sebagian dari isu yang berulang danbertahan di lembaga kekuasaan kehakiman. Memperbaikinya memang bukan perkara mudahkarena benih bobroknya lembaga peradilan telah diinkubasi lama di masa Orba sehinggatumbuh suburnya korupsi dan bertahannya gerak mafia di lembaga peradilan terus berlangsung.
Sementara itu, respons pembaruan peradilan sejak masa reformasi lebih ke pembaruan denganpendekatan neoinstitusionalis yang tidak menyentuh masalah mendasar secara paradigmatis.
Berita Pilihan
Politik Menang-menangan
Generasi Milenial danNasionalisme…PembangunanPertanian
Rahasia untukhilangkan nafas bau,…hanya butuh 2 menitsehariAD
Ketegangan PolitikRusia-NATO
Aktualisasi NilaiKepramukaan
by
Menegakkan Kekuasaan KehakimanMenegakkan Kekuasaan KehakimanPenulis: Herlambang P Wiratraman Dosen Hukum TataHerlambang P Wiratraman Dosen Hukum TataNegara dan HAM FH Unair, Ketua Peneliti Sosio-LegalNegara dan HAM FH Unair, Ketua Peneliti Sosio-LegalJSSP Kerja Sama MA dan Leiden Law SchoolJSSP Kerja Sama MA dan Leiden Law SchoolPada: Selasa, 04 Des 2018, 08:10 WIB OPINIOPINI
Berita TerkiniBerita Terkini
Angin Beliung Landa Batu Tulis Bogor, SatuOrang MeninggalMEGAPOLITAN
Akibat peristiwa tersebut satu orang meninggaldunia. Dia adalah pengendara mobil Avanzabernofol F 1618 EY....
Kamis, 06 Des 2018, 18:45 WIB
WFP Peringati 50 Tahun Kerja Sama denganIndonesia HUMANIORA
Sejak 1998, WFP telah membantu 15 juta orangdi seluruh Indonesia, melalui bantuan makananlangsung, transfer...
Kamis, 06 Des 2018, 18:40 WIB
Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Negara Kalahdengan PemberontakNUSANTARA
Semangat membangun wilayah perbatasan, kataMa’ruf, perlu dilanjutkan demi menghapuskesenjangan. Untuk...
Kamis, 06 Des 2018, 18:40 WIB
Pemkot Bekasi Tentukan Lokasi SekolahDisabilitasMEGAPOLITAN
Beberapa sekolah akan digabung sehinggadalam satu wilayah terdapat SD, SMP, jugasekolah...
Kamis, 06 Des 2018, 18:30 WIB
Buka Forum FIABCI, Menteri PUPR InginProperti Indonesia ke Panggung GlobalEKONOMI
PERTEMUAN FIABCI Global Business Summit2018 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 6-8Desember 2018...
Kamis, 06 Des 2018, 18:28 WIB
Ma’ruf Amin : Media itu TemanPOLITIK DAN HUKUM
Amin menilai, media atau wartawan merupakanteman yang bisa saling...
Kamis, 06 Des 2018, 18:28 WIB
Arema Tak Terganggu Isu Pengaturan SkorSEPAK BOLA
Arema FC fokus di laga terakhir dna inginmenutup kemenangan di Liga 1...
Kamis, 06 Des 2018, 18:24 WIB
Soal Kosmetik Oplosan, Polda Jatim BakalPeriksa Via Vallen dan Nella KharismaNUSANTARA
Produk kosmetik ilegal itu juga mengendorseartis lain untuk mempromosikan...
Kamis, 06 Des 2018, 18:20 WIB
Surya Paloh Tegaskan Komitmen NasDemMembangun AcehNUSANTARA
Dia mengaku siap menentang siapa pun yangmeragukan komitmen masyarakat Aceh dalammembangun...
Kamis, 06 Des 2018, 18:20 WIB
SKPD Mengaku Hati-hati Ambil KeputusanMEGAPOLITAN
Dia tak memungkiri, ada sejumlah keputusanyang dikomunikasikan dan dikoordinasikandengan pimpinan. Akan...
Kamis, 06 Des 2018, 18:19 WIB
Kamis, 06 Des 2018 19:32:56 WIB | E-paper Media Indonesia Hari Ini
Subscribe MasukCari Berita..
HOME NEWS ! FOTO VIDEO WEEKEND EKONOMI INFOGRAFIS INTERNASIONAL MEGAPOLITAN NUSANTARA OLAHRAGA POLITIK DAN HUKUM SEPAK BOLA
12/6/18, 19:32Menegakkan Kekuasaan Kehakiman
Page 2 of 3http://mediaindonesia.com/read/detail/201896-menegakkan-kekuasaan-kehakiman
Sekalipun penyatuatapan telah dilakukan MA, tidak serta-merta membawa perubahan di dalamtubuh peradilan itu sendiri.
Ada delapan hambatan yang berkontribusi atas masalah mendera kekuasaan kehakiman saat ini,yang dapat dipilah menjadi eksternal dan internal. Secara eksternal, pertama, menyangkuttekanan mafia peradilan dengan pusaran kekuasaannya. Kedua, politisasi peradilan. Ketiga,tiadanya proteksi bagi peradilan dan hakimnya. Keempat, pengawasan hakim yang lemah dandilemahkan.
Kasus pelanggaran etik Hakim Konstitusi Arief Hidayat merupakan refleksi hakim berada dalampusaran kekuasaan. Sementara itu, dalam kasus-kasus korupsi yang melahirkan OTT pada hakim,menjelaskan mafia memainkan peran kuat untuk mengontrol putusan.
Politisasi peradilan pula menjadi masalah yang tak terpisahkan ketika hakim tunduk padapemerintahan untuk melayani kebijakan yang keliru atau menindas (oppressive decision).Harusnya dalam situasi kuasa rezim otoriter pun, hakim harus berani tidak berpartisipasi danteguh menegakkan kemandirian dalam memberi perlindungan hak dan kebebasanmasyarakatnya (Graver, 2015).
Masalahnya, memang peradilan berhadapan tidak hanya kuasa politik, tetapi juga massa yangmengancam secara fisik. Perlindungan hakim terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada,sekalipun aparat keamanan berjaga, tapi tak memadai.
Kelembagaan Komisi Yudisial (KY) untuk mengawasi hakim lemah dan dilemahkan melaluiputusan MK. Pelemahan wewenang KY yang tidak bisa mengawasi hakim konstitusi dan hakimagung, menjadi penanda belum siapkan lembaga kekuasaan kehakiman menerima pengawasandari institusi negara yang jelas dimandatkan konstitusi.
Baca juga
Memahami Kepanikan Prabowo agar BisaMelawan Lupa
Prabowo Sebut Jurnalis Antek Penghancur NKRI
Walaupun libur, jangan malas berolahragaChristmasSport
AJI Minta Prabowo Buktikan Ucapannya
by
Perdebatan terkini di parlemen terkait dengan wacana perubahan UU untuk memperkuat KYdalam memberi sanksi terhadap hakim merupakan salah satu langkah baik agar pengawasanlebih efektif.
Sementara itu, hambatan secara internal pula mendasar. Pertama, konservatisme. Kedua,teknokratisme, birokrasi, dan feodalisme. Ketiga, oligarki. Keempat, lemahnya kapasitas hakim.
Konservatisme ini terkait dengan lemahnya imajinasi keadilan. Hakim justru kerap mengambilputusan yang bertentangan dengan keadilan. Dalam buku Judge against Justice, Lee Epstein et al(2012), menyatakan ada hubungan antara ideologi dan perilaku hakim, yakni psikologi untukberada dalam 'zona nyaman' dan aman dengan putusan yang cenderung normativisme, justruberperan melemahkan imajinasi. Tidak hanya di lingkungan MA, konservatisme di MK punserupa, sebagaimana ditulis Simon Butt (2012: 98).
Di sisi lain, teknokratisme, birokrasi, dan feodalisme di tubuh peradilan masih kuat terjadi, danjustru memperlihatkan anatomi yang tidak sehat. Hakim yang tunduk pada aturan kepegawaianlayaknya PNS serta hirarki birokrasi yang memperlihatkan karakter feodalisme, sepertikewajiban menghadiri pejabat MA yang datang di daerah-daerah menunjukkan situasi itu.Celakanya, oligarki terjadi di dalam penentuan karier dan sistem mutasi hakim (Widodo DwiPutro, 2018).
Hal itu semua memengaruhi bertahannya budaya hukum yang kebal rasa malu, sekalipunmelanggar etik jabatan hakim. Miskin keteladanan, bukan soal perilaku individual, melainkansistem yang menciptakan.
Satu lagi yang tidak pernah dinilai serius ialah soal kapasitas hakim yang lemah. Kapasitas ituterlihat dari kualitas pertanyaan, putusan, dan terjebak kepada pengetahuan usang yang hakimtidak mengikuti perkembangan doktrin dan konteks perubahan sosial. Hal itu sayangnyadidominasi pendekatan keilmuan hukum yang sempit.
Independen dan aksesibelIndependen dan aksesibel
Menegakkan kekuasaan kehakiman (Pasal 1 angka 1 UU No 48/2009), bukan semata soalindependensi, melainkan pula aksesibel (dapat diakses) keadilannya. Peradilan harus menjaminperan hakim untuk menguatkan konstitusionalisme, baik dalam upaya pembatasan ataskesewenang-wenangan sekaligus mengupayakan perlindungan HAM.
Politisasi dan pelanggaran prinsip rule of law harus dijawab dengan ketegasan hakim, yang taksekalipun tepat seolah-olah 'berposisi netral'. Pertanggungjawaban setiap hakim dimiliki ketika iamemilih argumen dan metode hukumnya. Itu sebabnya tak lagi relevan hakim membunyikansekadar 'mulut UU' dan hanya mampu bertindak layaknya sekadar tukang mahir merangkaipasal.
Menegakkan kekuasaan kehakiman tidak cukup soal pasal-pasal, prosedur formal, danwewenang yang dijaminkan, tetapi juga tantangan mencipta akses keadilan substantif, yangukurannya bukan penegakan aturan, melainkan penegakan hukum yang lebih efektif danberkeadilan sosial sekaligus melipatgandakan integritas dan keteladanan.
! !
Fokus Benahi Kekurangan Jelang Final WorldTour 2018OLAHRAGA
Indonesia memiliki enam wakil yang bermain diempat nomor di ajang yang akandiselenggarakan di Tiongkok...
Kamis, 06 Des 2018, 18:15 WIB
Pemain Muda Juga Butuh KompetisiSEPAK BOLA
Kompetisi diyakini sebagai mediummeningkatkan jam terbang...
Kamis, 06 Des 2018, 18:11 WIB
Read More
Top TagsTop Tags
# Bencana Banjir # Pilpres 2019 # Natal dan Tahun Baru 2019
# Penembakan Papua # NH Dini
PolingPoling
Tingkat kelulusan calon pegawai negeri sipil dalam tes seleksikompetensi dasar kurang dari 10% atau sekitar 128.236 yangmemenuhi ambang batas. Padahal, jumlah peserta yangdiperlukan lolos ke tahap seleksi kompetensi bidang (SKB)adalah tiga kali dari jumlah formasi yang dibuka. Karena itu,pemerintah berencana mengurangi nilai ambang batas danmenurunkan 10 poin nilai untuk tes intelegensia umum.Setujukah Anda dengan rencana pemerintah itu?
PILIH
Setuju
Tidak Setuju
Tidak Peduli
Berita PopulerBerita Populer
Prabowo Sebut Jurnalis Antek PenghancurNKRIPOLITIK DAN HUKUM
Prabowo mengajak publik tidak usah lagimenghormati jurnalis yang bekerjamewartakan...
Rabu, 05 Des 2018, 13:51 WIB
Asad Shahab, Bahasa Arab, dan KebangsaanIndonesiaOPINI
PADA April 1947, delegasi Republik Indonesiayang dipimpin H Agus Salim tiba di Kairo gunameyakinkan...
Sabtu, 01 Des 2018, 04:50 WIB
Memahami Kepanikan Prabowo agar BisaMelawan LupaOPINI
CALON Presiden nomor urut 02 PrabowoSubianto hari demi hari tampaknya semakin...
Rabu, 05 Des 2018, 20:05 WIB
Pekerja Tambang Laut Dikuasai TKANUSANTARA
AKTIVITAS kapal isap produksi (KIP) timah yangmenambang di perairan Provinsi BangkaBelitung (Babel) banyak...
Kamis, 29 Nov 2018, 23:00 WIB
Isu Dugaan Pengaturan Skor Jadi Bola Salju
12/6/18, 19:32Menegakkan Kekuasaan Kehakiman
Page 3 of 3http://mediaindonesia.com/read/detail/201896-menegakkan-kekuasaan-kehakiman
Berita Rekomendasi
Memahami KepanikanPrabowo agar Bisa…Melawan Lupa
Walaupun libur, janganmalas berolahragaChristmasSport
Demokrasi Pendidikan danPendidikan Demokrasi
Hoaks dan Anak-Anak Kita
Nilai-Nilai Pancasila bagiGenerasi Milenial di…Zaman Now
Performansi Demokrasi Digital Rahasia untuk hilangkannafas bau, hanya butuh 2…menit sehari!AD
by
0 Comments Sort by
Facebook Comments plugin
Oldest
Add a comment...
OLAHRAGA
NAMA anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSIHidayat tiba-tiba menjadi perbincangan publiksetelah dituding...
Jumat, 30 Nov 2018, 03:00 WIB
PB Tangkas Ingin Tetap Lahirkan AtletBerprestasiOLAHRAGA
PERKUMPULAN Bulu Tangkis (PB) TangkasIntiland kini berusia 67 tahun. Klub bulu tangkisasli dari Ibu Kota...
Jumat, 30 Nov 2018, 08:00 WIB
GMC Cirebon Petik Kemenangan PerdanaOLAHRAGA
GMC Cirebon akhirnya memetik kemenanganperdana di seri pertama Srikandi Cup musim2018-2019. Bertanding di...
Jumat, 30 Nov 2018, 00:15 WIB
Read More
RUBRIKASI
OPINI
Editorial
Podium
Kolom Pakar
EKONOMI
Bursa
Properti
Sektor Rill
HUMANIORA
Nusantara
Tanah Air
OLAHRAGA
Sepak Bola
Otomotif
WEEKEND
Muda Asik
FOTO / VIDEO
Foto
Galeri
MEDIA INDONESIA © 2018 ALL RIGHTS RESERVED
Berita
MI Komunitas
Event Organizer
Publishing
Rss
Tentang
Beriklan
Contact
Karir
Pedoman Media Siber
IKUTI KAMI DI
Youtube
Contact Info
INFORMASI
Phone: 021 582 1303
Fax: 021 582 0476
Email: [email protected]