Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

15
MAKALAH SEMINAR NASIONAL .IMEDIAST DAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA; AGENDA DAN.PROBLEMATTKA', I{e b ij akan Ma h lea m a h Ag u ng Terhadap Penerap an Lemb aga Mecliasi dalam Penyelesaian Sengketa pertlata Oletr: Dr. H. Ahmad Kamit, SH., M. Hum ( Wakil Kefua Mahkamah Agong Bidnng Non yndisiat Sabtu, Zl Januari 2012 Auditorium prof. Kahar Muzakkir Universitas lslam lndonesia Jl. Kaliurang t(^4. 14, 5 yogyakarta

Transcript of Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

Page 1: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

MAKALAH SEMINAR NASIONAL.IMEDIAST DAN BANTUAN HUKUMDI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA;

AGENDA DAN.PROBLEMATTKA',

I{e b ij akan Ma h lea m a h Ag u ngTerhadap Penerap an Lemb aga Mecliasidalam Penyelesaian Sengketa pertlata

Oletr:

Dr. H. Ahmad Kamit, SH., M. Hum( Wakil Kefua Mahkamah Agong Bidnng Non yndisiat

Sabtu, Zl Januari 2012

Auditorium prof. Kahar Muzakkir

Universitas lslam lndonesia Jl. Kaliurang t(^4. 14, 5

yogyakarta

Page 2: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

K EBIJAKAN MAIIKA\'IAII AGUNCTERHADAP PENERAPAN LEMBAGA MEDIASI

DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA(Dr.H.Ahnad Kamil,SH.,M,Hum)

-, Sesungguhnya orang-orcng muhnin adalah bersaudara karena itudamaikanlah antara kedua saudaramu dan be aqwalah kepada Allahsup,ya kaDut nendapat rdrmdt. (eS. al-Hujurat (49): l0).

PENCANTARLaju perkembangan dunia dan era globalisasi mengharoskan adanya suatu

sistenr/lembaga penyelesaian sengketa yang dapat menyesuaikan dengan laju perkembanganpermasalahan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Hal ini berkaitan langsung denganmunculnya tuntutan untuk menyelesaikan setiap sengketa tidak hanya dalam dunia usiha tetapijuga dalam permasalahan yang bersinggungan dengan penegakan hukum di berbagai bidangsecara cepat, efektif, dan efesien. Dengan demikian harus ada lembaga yang dapat diterim;sekaligus memiliki kemampuan sistem p€nyelesaian sengketa yang cepat dan biaya_murah sertasejalan dengan tuntutan yang tengah berkembang di masyarakat.

Pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara di pengadilan dapat nenjadi salah saluinstrumen efektif mengatasi masalah penumpukan perkara di pengadilan serta m;mperkuat danmemaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyejesaian sengketa di samping prosespengadilan yang bersifat memutus (ajudikatio.

Mahkamah agung..rnempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan keberhasilanperdamaian melalui m€diasi di pengadilan sebagai implementasi dari pasal 130 HIR dan pasal158 RBG, Penyelesaian sengketa perdata di pengaditan merupakan fenomena global yang tjrjadidi seluruh pengadilan di dunia dan mempunyai tingkar keberhasilan yang cukup tingg; dibeberapa Negara antara lain Jepang, Amerika Serikat, Australia, philiphina dan Singaporc.

Llasil evaluasi Peraturan Mahkamah Agung (perma) No.2 tahun 2003 tentang prosedurMediasi di Pengadilan, pada tanggal 31 Juli 2008 Mahkamah Agung telah mengeluarkan permaNo. I Tahun 2008 sebagai penyempurnaan pemturan sebelumnya yang diharapkan rlapat menjadipedoman pelaksanaan mediasi di dalarn pengadilan maupun di luar pengadilan sambii menunggulahirnya undang,undang tentang mediasi.

DASAR HUKUM MEDIASI- HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154 telah mengarur lembaga perdamaian. Hakim wajib terlebih

dahulu mendarraikan para pihak yang berperkam sebelum perkaranya diperiksa.

I_EYA \"_ I tahun 2002 rentang peDberdayaan lembaga perdamaian dalam pasal 130HIR/i 54 Rbg.

- PERMA No 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di pengadilan.- PERMA No 0l tahun 2008 tentang prosedur rnediasi di pengadilan.- Mediasi atau APS di luar Pengadilan diatur dalam pasal 6 UU No. 30 tahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

PERATURAN PERUNDANGAN YANG MENGATUR MEDIASI,1. UU No 2l Th 1997 ftg Lingkungan Hidup2. UU No l8 th 1999 ttg Jasa Konstruksi3 UU No 8 th I999 ttg perlindungan Konsumen4 UU No.39 Tahun 1999 tig HAK ASASI MANUSIA5 UU No.40 Tahun 1999 ttg PERS6 UU No 30 rh 2000 ftg Rahasia Dagnng7 UU No 3l th 2000 ttg Desain Indusrri

Page 3: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

8 UU No 14 th 2001 ttg Patenn I U \o , i lh 2001 g \4erkl0 UU No 2 th 2004 tlg Pengad;lan Hubungan IndustrialI I UU No.37 tahun 2008 teniang OMBUDSMAN R12 UU No 14 Tahun 2008 Pasal 40 Tentang Keterbukaan lnlormasi Publik13 UU No.32 Tahun 2009 Pasal 85 ayat 3 ttg Lingkungan Hidupl4 UU No.36 Tahun 2009 Pasal29 tentang Kesehatanl5 UU NO 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publikl6 Peraturan B.l. No. 8/5/PBl/2006 ttg Pembentukan Lembaga Med iasi Perbankan

PENGERTIAN MEDIASI- Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna

mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus

ata! memaksakan sebuah penyelesaian (PERMA NO.l/2008. Pasal I ayat 6).- Mediasi adalah cara penyelesaian sengkela melalui proses perundingan untuk mempercleh

kesepakatan para pihak dengan dibantu ol€h mediator (PERMA NO.l/2008. Pasal I ayat 7)- Kaukos adalah peftemuan anta€ mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak

lainnya (Pasal I ayat 4 Perma 0l/2008).- Kesepakatan perdamaian adalah dokumen yang memuat syarat-syarat yang disepakafi oleh

para pihak guna mengakhiri sengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan

bantuan seorang mediator atau lebih berdasarkan Peratumn ini (Pasal I ayat 5 PERMA01/2008.

- Akta perdamaian adalah akta yang m€muat isi kesepakatan perdamaian dan putusan hakimyang menguatkan kesepakatan perdamaian teasebut yang tidak tunduk pada lpaya hukumbiasa maupun luar biasa (Pasal I ayat 2 PERMA 0l/2008).

BATAL DEMI HUKUM- Tidak ditenpuhnya proses mediasi berdasarkan PERMA ini merupakan pelanggaran

terhadap ketentuan Pasal 130 HIR/154 RBg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.( ayat:l)

- Hakim dalam pertimbangan putusannya wajib menyebutkan bahwa perkara ybs telahdiupayakan perdamaian melalui mediasi dengan menyebutkan nana mediator ybs.( ayat4) .

BIAYA PANCCILAN- Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses mediasi lebih dahulu dibebankan

kepada pihak pengggugat melalui uang panjar biaya perkara.- Jika para pihak berhas;l mencapai kesepakatan, biaya pemanggilan para pihak ditanggung

bersama alau sesr:ai kesepakatan. Apabila gagal biaya dibebankan kepada yang kalah. (Pasal

l)- Kaukus adalah pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak

lainnya (Pasal I ayat 4 Perma 0l/2008).- Kesepakatan perdamaian adalah dokumen yang memuat syarat-syarat yang dis€pakati ol€h

para pihak guna mengakhiri sengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian denganbantuan seorang mediator atau lebih berdasarkan Peraturan ini (Pasal I ayat 5 PERMA01/2008.

- Akta perdamaian adalah akta yang memuat isi kesepakatan perdanaian dan putusan hakimyang menguatkan kesepakatan perdamaian tersebut yang iidak tonduk pada upaya hukunbiasa maupun luar biasa (Pasal I ayat 2 PERMA 0l/2008).

BATAL DEMI HUKUM

Page 4: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

- _Iidek ditempuhnya proscs nrediasi berdasar'kan PERMA ini merupakan pelanggaran

terhadap ketentuan Pasal 130 HIR/154 RBg yang mengakibarLan putuscn brtrl derni hukrm.( Pasal 2, ayat 3) .

- Hakim dalam pertimbangan putusannya wajib menyebutkan bahwa perkara ybs telahdiupayakan perdarnaian melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator ybs.( Pasal 2,ayat: 4) .

BIAYA PANGGILAN- Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses mediasi lebih dahulu dibebankan

kepada pihak pengggugat melalui uang panjar biaya perkara.- Jika p4ra pihak berhasil mencapai kesepakatan, biaya pemanggilan para pihak ditanggung

bersama atau sesuai kesepakatan. Apabila gagal biaya dibebankan kepada yang kalah. (Pasal

3)

MEDIASI BERSIFAT WAJIB- Semua Perkara Perdata wajib mediasi kecuali : Perkara Niaga, Pengadilan Hub Industrial <

keberatan atas pullsan BPSK, dan KPPU ( Pasal4)- Mediasi Di Wajibkan pada hari sidang pertama yang dihadiri para pihak ( Pasal 7 ayat l)

SYARAT MENJADI MEDIATOR- Pada asasnya riap mediatot bere ifkat- Dalam wilayah hukum Pengadilan Tingkat Pertama tidak ada mediator terdaftar

bersertifikat, hakim tanpa sertifikat boleh menjadi mediator.- Sertifikat di peroleh dari pelatihan oleh lembaga yang terakreditasi di MA RI (Pasal 5)

HAK PARA PIHAK MEMILIH MEDIATOR- Bukan hakim pemerik"sa perkara- Advokat atau akademisihokum- Profesi non hokum- Hakim Majelis pemeriksa perkara (Pasal 8)

DAFTAR MEDIATOR- Ketua Pengadilan menyediakan daffar mediator sekumng-kurangnya 5 (lima) nama mediator

bersertifikat, terdiri dari mediator Hakim dan mediator non Hakim. (Pasal 9, ayat l).- Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbaharui daftar mediator. ( Pasal 9,

ayar 6).

HONORARIUM MEDIATOR- Mediator Hakim tidak di kenakan biaya- M€diator Non Hakin dikenakan biaya- Uang jasa mediator non hakim ditanggung bersama oleh para pihak atau berdasarkan

kesepakatan para pihak.LAMA PROSES MEDIASI- Proses mediasi maksimal 40 hari ke4a sejak mediaror di pilih oleh para pihak arau ditunjuk

oleh ketua majelis.( Pasal I I ayat 5 dan 6)- iangka waktu Mediasi dapat diperpanjang paling lama 14 hari, atAs dasar kesepakatan para

pihak.

TUCAS ]VIEDIAl'OR- Merrpersiapkan jadwal pedemuan- Mendorong paia pihak berperan langsung dalam proses mediasi- N4cnyclengFamkan kaukus

.l

Page 5: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

- Mendorong para pihak untuk melaksanakan perundingan berbasis kepentingan . (pasal l5)

KESEPAKATAN PERDAMAIAN- Kesepakatan perdamaian tertulis, ditandatangani para pihak dan mediator.- Jika proses mediasi diwakili kuasa hukum, wajjb persetujuan tertulis &ri prinsipal.- Dapat dikuatkan dengan akta perdamaian (Pasal 17)

MEDIASI DALAM LITIGASIPasal l8- Pada setiap tahapan litigasi Majelis Hakirn berkewajiban untuk mengupayakan perdanaian

hingga sebelum ucapan putusan.- Apabila para pihak sepakat untuk memasuki proses mediasi dalam litigasi dan sepakat

memilih salah satu Hakim Majelis menjadi Mediator, maka Kerua majelis memberikesempatan kepada para pihak selama 14 hari untuk memasuki proses mediasi dalam Iitigasi.

TEMPAT PENYELENGCARAAN MEDIASIPasal 20- Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruang Pengadilan tingkat pertama atau di tempat

lain yang disepakati oleh para pihak.- Mediator hakim ridak boleh menyelenggarakan mediasi di luar pengadilan- Penyelenggaraan mediasi di salah satu ruang Pengadilan Tingkat pertama tidak dikenakan

biaya.- Jika para pihak memilih peny€lenggaraan mediasi ditempat lain, pembiayaan dibebankan

kepada para pihak berdasarkan kesepakatan.

PERDAMAIAN PADA T]NCKAT BANDINC, KASASI, DAN ATAU PENINJAUANKEMBALI.- Apabila para pihak sepakat menempuh proses mediasi (perdamaian) pada saat perkara dalam

proses Banding /Kasasi/ PK. maka para pihak dapat mengajukan permohonan kepada k€tuaPengadilan Negeri setempat.

- Mediasi tingkat Banding/kasasi/ PK, berlangsung paling lama l4 (empat belas) hari kerjasejak Penetapan Penunjukan Mediator oleh Kerua pengadilan Tingkat pertama. (pasal 2l)

PROSEDUR PROSES PERDAMAIAN PADA TINGKAT BANDING, KASASI, ATAU PK.- Pengajuan tertulis kepada Ketua Pengadilan Tingkat pertama.- Ketua Pengadilan Tingkat Pertama memberitahu Ketua pengadilan Banding atau Ketua MA.- Jika berkas belum dikirim, maka pengiriman ditunda.

- Jika berkas sedang diperiksa, maka pemeriksaan ditunda selama 14 hari kerja (pasal 21 danPasal 22 PERMA No. I Tahun 2008) .

KESEPAKATAN PERDAMAIAN DI LUAR SIDANC' Dapat dikuatkan dengan akta perdamaian dengan pengajuan gugatan disefiai dengan

dokunen-dokumen terkait.- Hakim wajib memastikan kesepakatan itu memenuhi syarat-syarat :

- Sesuai kehendak pam pihak;- Tidak bertentangan dengan hukum;- Tidak merugikan pihak ketiga;- Dapat dieksekusi;- Dengan itikad baik. (Pasal23)

PERI-INDLJNC^N IIIJKUM TERHADAP N,IDDIATOR

4

Page 6: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

- Mediator tidak boleb menjadi saksi dalam perkara yang di mediasinya ( pasal l9 ayat 3)- Mediator ridak bedanggungjawab secarc pcrdata jan ;idana rta\ i.i i"..p"t"iun p..aurrruiun(Pasal l9 ayat 4)

SAMNA PRASAILA.NA:l. Ruang mediasi/kaukus) R uanE tu.tggll3. Papan nama daftar mediator4. Whiteboard/spidot5. Meja (bundar, oval, pentagon)6. kursi7. Al!tr Administrasi. M€diasi8. Register mediaror (hakinvnon hakim)a. Regisrer mediasil0.Map dan formulir mediasi

SARANA PRA SARANA MEDIASI DI LUAR PENGADILANL Kanror2. Papan nama kantor3. RLrang mediasi/kaukus/ruang tamu4. Register mediator associate5. Register mediasi6. Properti administrasi mediasiCatatan:L Harus mendafiarkan diri ke pengadilan Negeri/pengadilan Agama2. Harus mendafta,kin diri ke Asosiasi MediaLor lndo-nesja tAriindol

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH AKREDITASI BAGI LEMBAGA SERTIFIKASIl. \y'eng.jrlkan permohonan kepada Kerua Mahkamah AgDng.2. Memiliki insrruktur atau pelatih yang memitiki sertifitii mediator dan sertifikat sebagaiinstrukrur diklat mediasi.3 Sekurang-kurangnya 2 kari meraksanakan peraihan mediasi untuk sertifikasi mediator,4. Memiliki kurikutum pendidikan arau pelariban ,.di".; J

';;;s;;i;"1i""g 'ii."r,tu" or"r,MARI-

LEMBAGA SERTIFIKASI AKREDITASI MA.RI,I. PUSA f MEDIASI NASIONAL (PMN)2. INDONfSIA t\St ITL fF I OR CO\f LIC f TRA\S|ORMA] tON r I|CTI]. TARUMANECARA (UNTAR)4, UNIVLRSII As CAJAH N4ADA { UcM,5. ASOSIASI14f DIASI INDONFSIA (AMI'NDO)6. BADAN \4FDIATOR INDONFSIA i BAN4U

KEBIJAIGN MAHKAMAH AGUNGDALAM PEMBERDAYAAN LEMBAGA N{EDIASI

- Kctua MA membentuk Working Group yang membantu POKJA perdata dalamImplementasi perMA No.l Tahun 200g.- N,lahkamah Agxng mengeluarkan Surrt Edaran MA RI No. 054l'l20}g. tanggat I Mei200o. kepadd Semua pergidildn negeri pengadilan rgara. n-embL,' ,rr"!r" lrrr",.rneorasr 0dn I.etaporanl"rrdara_dara (eberl"silln redi".i setian I bul-n.- Vaerimed.r.i $aiib Jibe,ikan fadd.elidp peh.ihdna. Diklet Cnlon Hakirn.

Page 7: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

b. l)iklar Pdn.rera. Panilerd pengganti.c. Drklar hakim bcrkclaniUrznd.Diklat Calon pimpinan pengadilan peradilan

Umum dan peradilan Agama pada tingkat pertamamaupun tingkat banding.

- Cakim yang telah memiliki sertifikat didaftarkan pada daftar pengadilan NegeriSetenpar.

- Ketua MARI mengeluarkan surat.No._ 122lIX/2009, ranggal 30 Seprember 2009 tentangpenunjulan I2 pilor Coun. sebegai berilui:- Pengadilan NegeriJakarta pusat j- Pengadilan Negeri Jakarta Selatar j- Pengadilan Negeri Jakarta Barat ;- Pengadilan Negerj Jakarta Utara ;- Pengadilan Negeri Surabaya ;- Pengadilan Negeri Semarang;- Pengadilan Negeri Bandung ;- Pengadilan Negeri Tangerang ;- Pengadilan Negeri Bogor ;- Pengadilan Negeri Depok;- Pengadilan Negeri Batusangkar ;- Pengadilan Negeri Bengkalis ;

KBRJASAMA MAHKAMAH AGLN{C DENGAN PERGURUAN TINGGISertifikasi Mediator:l. Fak. Hukum UI (Jakana)2. Fak. Hukum UCM (Jogiakarta)3. Fak. Hukum UNPAD (Bandung)4. Fak. Hukurr UNHAS (Makassar)5. FaL. Hukum USU (Medan)6. Fak. Hukunr I arumanegara {JakartaJ7. Fak. Hulunt Ja;abaya (Jakarta)8. Fak. Hukum parahlangan (Bandung)

,9. Fak. Hut urn Warmadewa (Bali)

SURAT KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI NO.I3O/KMA,/SK/VII/ 20IOTANGCAL 6 JULI 2OI() TENTANG PEMBENTUKAN PIiOi' COiJNi'UANrASI,SEBAGAI BERIKUT:Pengadilan Negeri :

l. lengadilan NegeriJakana pu(at tKtas IA);2. PengaJilan Negeri Jakaa.l Baral {Klas lA):J. Pengadilan NegeriJakana Selatan {Kla. lA)t4. Pengadilan Neteri Jakartd Utara { KIas lA):5. Pengadilun \egeri Jakana Timur tKlas IA)t6. Pengddilan Negeri BandungtKlas lA);7. Peneadrlan \egeri Bekaqi {Klas lA)8. P! ,gddiJdn Negeri Bogor (l..las I B),9.

_ Pengadilan Negeri Kara$,ang (Klas I B);l0.Prn;aJiIarr Negeri Cib,norg rKlJs lB):I LPengcdrlan Negeri Detok (Klas IB)tl2.Pengadilan Negeri purwakarta (Klas lB);l3.Pengadilan Negeri langerang (klas lA);14. Pengadilan Negeri Semarang (Klas IA);15. Pengadilan Negeri Surabaya Selatan (Klas lA):

Page 8: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

16. Pengadilan Negeri Jokjakafta (KIas lA);17. Pengadilan Negeri Banda Aceh (Klas lA);I8. Pengadilan Negeri Medan (Klas lA)t19. Pengrdilan \egeri Slabal (Klas jlJ.20. Pengadilan Negeri Pekan Baru (Klas lA);21. Pengadilan Negeri Batam (Klas lA);22. Pengadilan Ncgeri Makasar (Klas 1A);23. Pengadilan Negeri Banjarmasin (Klas lA);24. Pengadilan Negeri Denpasar (Klas IA);

PENGADILAN AGAMAi. JAKARTA PUSAT (KLAS ]A)2, JAKARTA TIMUR (KLAS ]A)3. JAKARTA UTARA (KLAS IA)4. JAKARI'A BARAT (KLAS ]A)5..}AKARTA SELATAN (KLAS IA)6. TANGERANC (KLAS ] B)7. BANDUNC (KLAS ]A)8, JOKJAKARTA (KLAS IA)9. SURABAYA (KLAS IA) -

10, MEDAN (KLAS IA)I I. SUNCGUMINASA (KLAS IB)I2. SAMARINDA (KLAS IA)I3. KENDAL (KLAS IB)14. PONTIANAK (KLAS IA)15. MANADO (KLAS tA)]6. TANJUNC KARANG (KLAS 1A)I7. MATARAM (KLAS IA)

PERKEMBANGAN MEDIASI DI BERBAGAI NEGAF"A

l. Amerika ScrikatKedudukan dan kebeEdaan mediasi di Ameriksa Serikat sebagai lcmbaga penyelesaiansengketa telah didukung secara formal oleh hukum positif, benpa Disputi Risorution Adyang dikeluarkan pada saat pemerintahan presiden Jimmy Cartei pada tanggal 12 Februari1980. Pelbagai macam jenis sengketa dapat dimediasikan, baik jenis sengkel yang bersifatumurn ftaupunjenis sengketa yang bersifat khusus, seperti sengketa perceraian dan sengketabisnis.

2. SrilangkaPada tahun 198 8 di Srilanka diundangkan Medra tion Board.s Act Nomor 72 yang meletakkanpengawasan terhadap para penyedia jasa di bawah komisi khusus yang ditunjuk orehPresiden, yaitu Komisi Badan Mediasj (Mediatian Boards commission). K-omisi ini terdiriafas lima orang, tiga diantaranya harus berpcngalaman di dun;a pengad;lan setingkatMahkamah Agung atau pengadilan Tinggi. Bersamaan dengan itu diberiakrikan pula mediasisebagai upaya rvaj ib yang harus dilempuh para penca.i keadilan sebelum menempuh upayapengadilan (cor?r/so,? nedidtion atau plimary iurisdictian).

3. PhilipinaSecam tradisional, ADR dan termasuk mediasi di dalamnyajuga telah dikenal di philippinanelalui tradisi penyelesaian sengketa secara kekeluargaan dan kooperatifdi tingkat pedesaan(barangay atau 6aJ"/idl. Pelembagaannya didorong oleh keinginan untu-k rnengatasi

Page 9: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

penunipukan serla kemacetan administrasi perkara di pengadilan yang menimbulkanpenurunan kualitas keadilan. Pelembagaan ADR tersebut dilakukan oleh pemerintahPhilippina melalui Presidenrial Decree Philippina Nomor 1508 ranggal I I Juni 197g, yangdikenal dengan Katarungafig Pambarangay Low at.{i Barangay Justice Law. Adaptnkewenangan yang dimilikinya adalah menyelesaikan seluruh jenis sengketa perdata danpidana dengan ancarran hukuman ringan. Keberhasilan mediasi 75%

4. Chin:;Sejak tahun I949, sisrem mediasi di China relah diformalkan dalam berbagai bentukpedoman dan instruksj. Pada tahun 1982, KonstiDsi China secara tegas menyebutkanpendirian Komisi Mediasi Rakyat (People,s Mediations Committees) di wilayah perkoraanmaupun pedesaan. Salah satu lungsi mediasi rakyat diseblrlkan melaksanakun upuyu-upuyupenengahan (to mediate) sengketa pefiaIa (civil dispute).

5. Korea SelatanADR di Korea Selatan system penyelesaiannya pun berkoneksitas antara mediasi, konsiliasidan arbitrase. Tipe sengketa yang dapat diselesaikannya adalah domestik dan infemasional.Beniuk ADR yang paling menonjol adalah arbitrase.

6. HongkongADR yang populer di Hongkong dalam rnencari penyelesaian sengketa bisnis, adalaharbitrase, mediasi, dan adjudikasi. Adjudikas; khusus menyelesaikan sengketa di bidangkonstruksi lapangan terbang dengan cara mengangkat seorang adjudikatoi profesional dibidang konstruksi laparrgan terbang.

7, SingaporSingapura telah mengenal konsepsi penyelesaian sengketa non litigasi sejak tahun 1966, yangtermuat dalam subotdinate Rules 1966. Ketentuan ini mengatur bahwa sebelum para pihakrnelanjutkan keinginannya membawa sengketa ke pengadilan, h€ndaknya terlebih dahulumenempuh jalur penyelesaian antar pihak, oleh sebab itu singapura mempunyai Corl,Mediation Centre. Di samping itu, di Singapura dikembangt<an puta Lrrgirr Co rt Mediationyang ditujlkar bagi pihak-pihak yang hanya mempunyai waktu setelah irereka bekerja padasiang lrari. Kasus-kdsus yang diselesaikan pada umumnya kasus_kasus keluarya'(familyccse./. Ke bedras ilan mediasi sengketa bisnis 90%.

8 AuslraliaPengembangan ADR di Australia baru muncul belakangan bila dibandingkan dengan

Amerika Serikat atau Korea Selatan, akan tetapi dalam waktu singkat dapat-menandingikemajuan yang dicapai negara lain. Bahkan sekarang sudah hampir sa-mpai tahap konsolidasi.ADR dikelola dalam satu wadah yang dinam^kan Centre Jor Dispute Reiotution yangdidirikan pada tahlln 1988, yang bernaung dibawah University oi tectrnology, Si<lneybekerjasama dengan Faculty ofLarv and Legal practice and Bussinis.

Pada prinsipnya lingkup mediasi yang dikembangkan di Australia tidak iauh berbedadengan rnediasi yang dikernbangkan dr Amerika Serikat. Akan rerapi bila perbandingannyatermasuk dengan mediasi di Jepang dan Korea, maka Australia mengatur system mediasiyang berkoneksitas dcngan pcngadilan (medilrion connected to the ciurt). iada unumnyalang bertindak <bagai rnediaLorxdalah pejdbar fengddila.r.

8. JepingDi Jepang, ncdiasi sudah lama populer. Namun sistennya selalu berkoneksitas dengankonsiliasi dan arbitrase. Bila mediasigagal, prosesnya dihentikan tetapi langsung dilanjurkandengan konsiliasi dan mediaro. bedindak sebagai konsiliator. Bila konsiliasijuga gagal,lnaka proses langsung dilaniutk.tn melalui erbitrasc dan konsiliator bertindik sJagai

8

Page 10: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

arbitrator. Sistem Mediasi di Jepang dikenal dengan [/a,tai clan Cldlei Keberhasilan Chotei

60%.

9.IndonesiaDi Indonesia pengembangan ADR termasuk mediasi sesungguhnya bukan hal batu.

Dalam sengketa ketenagakerjaan, sebagaimana diatur dalam UU No. 22 Tahun 1957 tentang

Peoyelesaian Perselisihan Perburuhan dikenal lembaga Pemntaraan.

Lembaga ini merupakan forum dan mekanisme penyelesaian perselisihan petburuhan

secara damai sebelum sengketa diteruskan pada forum adjudicative. Demikian pula arbitmse

sebagai bentuk ADR sudah lama didayagunakan oleh masyarakat usahawan Indonesia melauikelembagaan arbitrase seperti Badan Arbitras€ Nasional Indonesia (BANI) yang diditikanpada tanggal 3 Desember 1977 oleh Kamar Dagang dan Induski (KADIN).

Mediasi atao APS di luar Pengadilan sudah diatur dalam pasal 6 UU No 30 tahun 1999

tentang Arbitras; dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Di dalam Pasal 130 HlR./Pasal 154 telah mengatur lembaga perdamaian, Hakim wajiblerlebih dahulu mendamaikan para pihak yang berperkara sebelum perkaranya diperiksaKemudian Mahkamah Agung meogeluarkan SEMA No I tahun 2002 tentang pemberdayaad

lembaga perdamaian dalam pasal 130 HIR/I54 Rbg dan kemudian diseinpurnakan dengan

PERMA No 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di Pengadilan.PerMA No 2 Tahun 2003 telah direvisi dengan PerMA No. I Tahun 2008 tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan pada tanggal 3l Juli 2008.

LAMP]RAN-LAMPIRANl. Alur Mediasi dan Liligasi2. Alur Mediasi di Tingkal Banding, Kasasi, dan PK.

3. Desain Ruang Mediasi.

TtdDR.H.AHMAD KAMIL,SH., MH

Page 11: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi
Page 12: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

PENYELESAIAN SENGKETAMELALUI JALUR NON-LITIGASI "MEDIASI'

...Adakan perundingdn pet damaian, karcna perundinRanperdamaidn itu lebih baik...(An Nisa: j28).'.

Jika ada dua pihatc yang sedang bersengketa, hendaHah engkauda aikan (densan perianjian danai, ttan hendaLlah kanubertak jujur tefiadap t ereka... (At,Hujuraat::9).

A. PenganfarFenomena perselisihan dan atau pertengkaran yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

menjadi fakta yang tidak terbantahkan lagi. Bahkan dalam sejamh peradaban ummat manusia,perselisihan dan atau pertengkaran itu secara embrional telah terjadi sejak kemunculanmanusia pertama Adam di surga dan put.anya Qabil dan Habil di bumi.

Manusia sebagai mahluk sosial, memiliki karakter kecenderungan untuk berkumpul danbergaul. Masing-masing manusia memiliki karakter karakter jndividual dan kepentinganpersonal yang berbeda-beda. Perbedaan karakter dan kepentingan individual yang bertemudalam satu komunitas, melahirkan gesekan-gesekan, dan benturan-benturan karakter dankepentingan yang memercikkan api perselisihan, permusuhan, dan pertengkaran.

Menurut Umar, untuk t€rwujudnya ketentraman, kedamaian dan keadilan, maka wajibhukumnya didirikan lembaga pengadilan di tengah-tengah masyarakat yang berfungsi anr;ralain menerirna, memeriksa dan menyelesaikan sengketa yang diajukan kepadanya. pingadilanbukanlah satu,satunya lembaga penyelesaian sengkela, tetapi ada lembaga lain yang diakuieksistensi dan perannya yang sangat penting dalam ikut mewliudkan mtsyarakat yang adil,makmurdan sentausa, d ianlaranya ada lah "Lenfiaga Mediasdi atau,,Ash_Sh lhu"._ _

Berita suci Al,Qur'an mengabarkan bctapa pentingnya pemberdayaan lembaga ,'Ash_

Shullu" dalam menyelesaikan sengketa di lengah-tengah masyarakat. An-Nisa, ayat 12g, danAl-Hujarat, ayat:9, Allah Swt mendorong pentingnya pe.undingan perdama;an dalamDenyelesaikan setiap sengketa yang te.jadi dalam keluarga dan nrasyarakat. Setiapperdamaian, di da,amnya terkandung kebaikan, keirnanan, amal shalih, dan ketaqwaan.

Anju.an berperan sebagiri "Pendamai" bersilat umum sehingga terbuka bagi senruakalangan, bagi tokoh masyarakat, pemuka agama, ustadz, cendek;a;n, lembaga pendidikan,lembaga masyarakat, tokoh adat, dan lainlain. permasalahannya adalah iudahkah kitamengambil peran dalam proyek kemanusiaan yang sangat mulia tersebut?.

B, Urgensi Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur Non-Litigasi Mediasi.

_ - Pen)€lesaian sengketa yang dilakukan melaluijalur nonlit;gasi, dalarr perkara pidanabiasa disebut "Mediasi Penal', (penal Mediation), yang berupata mempert;mukan antarapelaku tindak pidana dan korban (Malfivo, 20l l| 72). Miller, sebagaimana dikutip SoerjonoSoekanto mendefinisika0 mediasi mediasi penal adalah penyelesaiin persengketaan melaluiintervensi pihak ketiga yang lidak mempunyai hubungan darah (Soerjono Soekanto, 1999:92).Mediasi, merupakan penyelesaian sengkcta di luar pengadilan.

Pihak pihak yang terlibat dalam proses mediasi selain kedua pihak antara lain peran"Mediator" yailu pihak netral yang membanlu para pihak dalanl proses perundingan gunamencar; berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggutlakan ;ara memutus ataumemaksakan sebuah penyelesaian (PERMA NO.l/2008. pas4l I ayat 6). Maka kcrika mediasioleh Mahkarrah Agung didefinisikan sebagai ,.Cara penyelesaian sengketa melalui prosesperundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh nediator,,(PERMA NO.l/2008. Pasal I ayal 7), maka eda proses yang disebut..Kaukus', yaitupertenuan antara ntediator dengan saleh satu pihtk tarpa dihadiri oleh pihak lainnya (pasal 1

ayat 4 llerrna 0l/2008). dan mediasi )-ang melahirkan produk,.Kesepak:ltan perdamaian,.

Page 13: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

yaitu dokunren yang memuat syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak gllna mehgakhirisengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan bantuan seorang mediator ataulebih berdasarkan Peraturan ini (Pasal I ayat 5 PERMA 0l/2008. kesepakatan damaitersebut,kemud;an dilegalkan dalam bentuk "Akta Perdamaian', yang memuat isi k€sepakaianperdamaian.dan putusan hakim yang menguatkan kesepakatan perdamaian terseb$iyang tidaktunduk pada upaya hukum biasa maupun luar biasa (pasal 1 ayat 2 PERMA 0l/2008).

Mediasi pada unumnya ser;ng digunakan untuk menyelesaikan kasus-kasus perdata,tidak untuk kasus pidana. Barda Nawawi Arief, menegaskan bahwa penyelesaian kasus pidanaberdasarkan perundang-undangan yang berlaku saat ini pada prinsipnya tidak dapatdiselesaikan di luar pengadilan, kecuali dalam hal-hal tedentu, antara lain:L dalan hal tindak pidana yang dilakukan oleh anak di bawah usia 8 tahun. Menurut UU.

No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, batas usia anak nakal yang dapat diajukan kepengadilan sekurang-kurangnya 8 tahun dan belum mencapai usia 18 tahun. Terhadapanak di bawah 8 tahun, penyidik dapat menyerahkan kell1bali anak tersebut kepada orangtua, rvali, atau orang tua asuhnya apabila dipandang masih dapat dibina atau diserahkankepada Departemen Sosial apabila dipandang tidak lagi dapat dibina oteh orang tua, wali,atau orang tua asuh (Pasal 5 UU.No.3/1997).

2. dalarr hal delik yang dilakukan berupa "pelanggamn yang hanya diancam dengan pidanadeoda". PaSal 82 KUHP menyatakan "kelvenangan m€nuntut delik pelanggaran hapus,apabila ierdakwa telah membayar denda maksimum untuk delik pelanggaran tersebut, danbiaya-biaya yang telah dikellarkan kalau penututan telah dilakukan,'. (Malfivo, 201l: 73)

Perdebatan masih terus berkembang sepular permasalahan ,' Apakah penyelesaianperkara melalui jalur non-liligasi mediasi dapat diterapkan dalam perkara hukum pidana?',.Rasyid Ridho, dengan mengutip pendapat Madjono, berpcndapat bahwa,,Mediasi, sangatcocok untuk dicoba dalam proses hukum pidana, meskipun konteksnya tidak sama persisdengan mediasi dalam perkara perdata. Karena dalam hukum pidana, korban wajib diwakilioleh negara, terulama pada tindak pidana yang dikatagorikan sebagai delik aduan, baik aduanmutlak maupun delik aduan relariq sehingga pihak korban tidak Iaqi mandiri dalamnenentukan mekanisme penyelesaian perkara'\Rasyid Ridha, 2008:9-10t. Barda Nawawijuga sependapat dengan mengatakan "Mediasi yang telah dikembangkan dalam lingkunganhukum perdata, seyogyanya juga dapat diterapkan secara luas di lingkungan peradilanpidana"(Barda Nawawi, 2006: I )

. Sunaryati Hartono, berpandangan bahwa penyelesaian perkara pidana di luar proseslitigasi dapat diterima sebagai sebuah alternatif pemahaman baru, karina penegakan hukurnhendaknya tidak hanya dilakukan secara harfiyah atau secara formalitas belaka.letapi benar-benar dilakukan dengan maksud untuk menciptakan keadilan, baik bagi para pihak yangbeeerkara maupun bagi masyarakat luas (Sunaryati. lggl:26).

Pmktik di tengah-tengah masyarakar {elah menjadi hukum yang hidup bahwa rernyaraperkara-perkara pidanajuga oleh masyarakat diselesaikan secara damai meialui musyawarahantar keluarga, musyawa.ab desa, musyawarah adat, dan lain sebagainya. praktik demikian itutidak ada dasar hukumnya, namun secara teoritik ilmu hukum ;praktek Masyarakaf, yangtelah berlaku secara berulang-ulang harus dijadikan sunber hukum. Karena hakim dalanrnem!(us perkara wajib memahami, dan mengikuti nilai-nilai hukunr yang hidup dalammasyarakat. Praktik hukum tersebut, merupakan bagian dari hukum yang hidup itu.

Praktik penyelesaian perkara pidana di luar pengadilan tersebut, ternyata di beberapanegara juga trerkenrbang melalui apa yang disebur "Mediasi penal... tde pingembangannyadidasarkan pada lilosofi perlindungan korban, filosofi harmonisasi, fi:osofi resiralive.justi;e,filosofl mcngatasi kekuatan formalislik dalarn sisten yang berlaku. dall lainlain. (Malfivo.2u l:70). (unc; kcberlr,r.iidnn)i lerleran pldd nedirLoJ )erg beba\ Rcllenlingan. belorienLa.iDada kualitas proscs. dan mengedepankan proses.

Poin yang dapat digarisbawahi adalah betapa peniing pemberdayaan lembaga rnediasiyang bukan banya berlaku di dalern bidang hLL(L|n nerdam saja, namuI telah rnerambah

Page 14: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

melebar nasuk di lingkungan bidang hukum pidana. Berkembangnya lembaga mediasi dilingkungan hukum pidana, merupakan respon alas lenomena praktik masyarakat

menyelesaikan kasus pidana melalui lembaga mediasi. Klaim yang mengharamkanpenyelesaian kasus pidana melaluijalur nonlitigasi mediasi di iuar persidangan harus dilinjaur:lang.

HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154 ielah mengatur urgensi pembnerdayaan lembagaperdamaian tersebut. Hakim wajib terlebih dahulu rnendamaikan para pihak yang berp€rkarasebelum perkaranya diperiksa. Bahkan selama perkara belum diputus, upaya perdamaian

masih terbuka lebar untuk dilakukan langkahlangkah upaya damai. Mabkamah Agungmelihat urgensi pemberdayaan lembaga mediasi untuk mengurangi jumlah perkara kasasiyang nasuk ke Mahkamah Agung, maka diambil langkahlangkah kebijakan regulasi dengan

menerbitkan beberapa regulasi, yaitu:l. SEMA No I tahun 2002 lentang pemberdayaan lembaga perdarnaian {jalam pasal 130

HIR/t54 Rbg.2. PERMA No 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di Pengadilan.3. PERMA No 0l tahun 2008 tentang prosedur mediasi di Pengadilan.4. Mediasi atau APS di luar Pengadilan diatur dalam pasal 6 UU No. 30 lahun 1999 tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

C. Kebijakan Mahkarnah Agung dalxm Pemberdayaan Lembaga MediasiKuatnya dasar hokum lenbaga mediasi, baik dilihat dari sudut yuridis, sosiolog;s, dan

fi losofis, maka mengambil langkah-langkah kebijakan progrsif antara lain:L Membentuk working Group yang membantu PoKJA Perdata dalam Implementasi

PERMA No.l Tahun 2008.2. Mengeluarkan Surat Edaran MA RI No. 054/5/2009, tanggal I Mei 2009, kepada Semua

pengadilan neger; / pengadilan agama, membuat ruangan khusus mediasi danmelaporankan data-data keberhasilan mediasi setiap 3 bulan.

3. Materi mediasiwajib diberikan pada setiap pe latihan :

a. DiklaI Calon Hakin.b. Diklat Panitera / Panitera Pengganti.c. Diklat hakim berkelanjoian.d.Diklat Calon Pimpinan Pengadilan peradilan

Umum dan Peradilan Agama pada lingkat pertamamaupun tingkat banding.

4. Calon hakirn yang telah memiliki sertifikat mediasi harus didaftarkan pada daftarPengadilan Nege.i/ Pengadilan Agama Setempal.

5. Ketua MARI mengeluarkan surat No. i22l1v2009, tanggal 30 September 2009 tentangpenunjukan l2 Pilot Cou11, sebaga; berikut:c. Pengadilan Negeri lalana Pu'at :

b. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ;

c. Pengddilan \egeri JJksnd Barat id. PenCddilan Negeri Jakdna I lara:e. Pengadilan Negeri Surabaya ;

f. Pengadilan Negeri Semarang ;g. Pengad;lan Negeri Bandung ;h. Pengadilan Negeri Tangerang ;i. Pengadilan Negeri Bogor ;

j. Pengadilan Negeri Depok ;

K. Penlddilll \c-cri Ba.u'ang.dr :

l. Pengadilan Nege.i Bengkal;s ;6- Mahkafiah Agung nrelakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi unluk

rnelakukan sertifikasi "Mediatof'yang berasal dari non hakim, antara lain dengan:

Page 15: Kamil Kebijakan Mahkamah Agung Terhadap Penerapan Lembaga Mediasi

D. Dinamika MedirsiSebelum, dan setelah Indonesia merdeka, sanmpai di era reformasi, sejatinya lembaga

penyelesaian sengketa melalui jalur non-litigasi mediasi, telah ada dan telah menjadi bagiandari pa(ik yang hidup dalarr kehidupan sosial masyarakat. Sejak Islam masuk ke Indonesiaabad VII M, lslam telah mengajarkan "Ash-Shulh,'dan .,Musyawarah,'. Lembaga mediasitelah diakomodir dalam hukunr acara perdata HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154, namun darievaluasi menunjukkan hakim kurang maks;mal menerapkan mediasi dalam rangka mengakhirisengketa secara damai. Oleh karena itu, setelah berbagai kajian dan study banding keb€berapa negara tentang pemberdayaan lembaga mediasi, maka Mahkamah Agungmengambil langkah kebijakan mendorong optimalisasi penerapan lembaga mediasi di luaipengadilan dengan mengeluarkan beberapa SEMA dan PERMA tersebut.

Se.jak Tahun 2005 sampai Tahun 201t, tren penyelesaian perkara di lingkunganPeradilan Agana yang berhasil diselesaikan melalui mediasi mengalami peningkaiansignifikan. Hal ini dapat dilihat pada label di bawah:

a. Fak. Hukum UI (lakarta)b. Fak. Hukum UcM (Jogjakarta)c. Fak. Hukum UNPAD (Bandung)d. Fak. Hukum UNHAS (Makassar)e. Fak. Hukum USU (Medan)f. Fak. Hukum Tarumanegara (Jakarta)g. Fak- Hukum Jayabaya (Jakarta)h. Fak. Hukum Parahyangan (Bandung)i. Fak. Hukum Warmadewa (Bali)Universitas lslam Indonesia (Ull) justru belum termasuk dariyang mengadakan MOU Sertifikasi Mediator.

beberapa perguruan tinggi

NO TAHUN SELESAI MEDIASII 2005 9188). 2006 95t2l 200'7 t 1 .3214 2008 l3.t:t25 2009 ) 6.7A66 2010 i 8.7657 20tI 20.081

Sumber data: Dirjen Badan Peradilan Agama, Mahkamah Aanng RI

E. Kesimpulnn dan Rekomend{sil. Lembaga Mediasi telah mengakar dan telah dikenal oleh semua lapisan masyarakat yang

telah berperun membantu pengadilan menyelesaikan masalah secara damai di luarpengadilan.

2. Lembaga Mediasi harus lebih diberdayakan secara lllas, penyelesaian perkara pidanaterlenlu,

3. Perguruan tingg; diharapkan mengambil langkah cepat ikur berperan aktifmemberdayakan lembaga mediasi.

Jakarta. 19 Januari 2012-ftd

DR.H.AHMAII KAMiL, SH.,M.Hum.