kalor jenis

download kalor jenis

of 55

Transcript of kalor jenis

Suhu dan Kalor 1. Pengertian Suhu Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es yang sedang mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu tempat atau ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan. 2. Alat Ukur Suhu Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada suhu tertentu, bebrapa sifat fisik benda tersebut berubah. Sifat-sifat benda yang akibat berubah adanya perubahan suhu di sebut sifat termometrik. Sifat termometrik suatu zat dapat di manfaatkan sebagai suatu alat pengukur suhu. Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur suhu atau benda. Berbagai jenis thermometer di buat berdasarkan beberapa sifat termometrik zat, seperti pemuain zat padat, pemuain zat cair, pemuain gas, tekanan zat cair, teknan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda). Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut.

Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan). Thermometer Bimetal Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan memuai (bertambah panjang) jika di panaskan. Thermometer Hambatan Alat ini bekerja berdasar prinsi bahwa seutas kawat logam di panaskan, hambatan listriknya akan bertambah. Perubahan hambatan listrik ini kemudian di ubah ke dalam pulsa-pulsa listrik. Pulsa listrik inilah yang menunjukan suhu saat itu. Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopeluntuk menunjukan suhu. Thermometer Gas Bila sejumlah gas yang di panaskan volumenya di jaga tetap, tekanannya akan bertambah. Sifat termometrik inilah yang di manfaatkan untuk mengukut suhu pada thermometer gas Pyrometer Pyrometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang di pancarkan oleh benda yang sangat panas. Instrument pyrometer

tidak menyentuh benda panas sehingga pyrometer dapat di gunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (kira-kira 5000C 30000C) yang dapat membakar habis thermometer jenis lainnya. Secara umum untuk menuntukan suhu thermometer X dibandingkan dengan thermometer celcius, reamur dan Fahrenheit di nyatakan dengan: Keterangan : TX = suhu di ukur dengan thermometer X TXa = titik atas thermometer X TXb = titik bawah thermometer X TC = suhu dalam derajat celcius TR = suhu dalam derajat reamur TF = suhu dalam derajat Fahrenheit T = suhu dalam derajat Kelvin TRa = suhu dalam derajat rankine. Conth soal 1. pada saat demam, suhu badan khairul mencapai 400C. berapa derajat suhu badan khairul jika diukut dengan termometer klinis skala reamur atau skala Fahrenheit ? Penyelesaian: TR = 4 TC = 4 (400) = 320R 55 TF = 9 TC + 32 = 9 (400) + 320 = 9 (80) + 320 =1040F

55 B. KALOR Air sumur mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu. Hal ini menunjukan terjadi perpindahan energi dan benda yang mempunyai suhu tinggi (panas) ke benda yang bersuhu elebih rendah, energi yang berpindah pada peristiwa di atas adalah kalor. Definisi kalor adalah energi yang berpinda dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan 1. Kalor Menyebabkan Perubahan Suhu Kalor Jika kalor diberikan pada suatu zat, maka ada tiga kemungkinan zat tersebut yaitu zat emengalami perubahan suhu, zat mengalami perubahan wujud, dan zat mengalami pemuaian. Semakain lama pemanasan berarti berarti semakin besar kalor yang diberikan, sehingga akan menaikan suhu benda secara linear 2. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Besarannya Kalor Besarnya kalor yang di perlukan untuk menaikan suhu suatu zat sebanding dengan: a. Massa zat itu b. Kenaikan suhunya Jika besarnya kalor yang di butuhkan suatu zat yang bermassa m untuk kenaikan suhu T sebesar Q, maka:

3. Kalor Jenis Dan Kapasitas Kalor Suatu Benda Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang di perlukan untuk menaikan atau melepaskan suhu tiap satu kilogram massa suatu zat sebesar 1C0 atau satu Kelvin. Atau dapa di tulis sebagai Kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar 10C Atau dapat ditulis sebagai 1.Berdasarkan persamaan diatas maka kepastian kalor dapat ditulis Keterangan: C = kapasitas kalor daam satuan J/K atau J/C0 C = kalor jenis, dalam satuan J/kg K atau J/KG C0 M = massa benda, dalam satu kg.

Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain: kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom. Suatu

benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan kedalam fluida, maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan diserap oleh fluida hingga tercapai keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida). Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida. pada percobaan ini akan diukur panas jenis benda padat berupa logam dengan menggunakan kalorimeter. mula-mula benda dapat dipanaskan dalam gelas kimia sehingga diasumsikan bahwa tempratur benda sama dengan tempratur uap sehingga diasumsikan bahwa temperatur benda sama dengan temperatur uap. titk didih air tergantung pada tekanan udara dan kemudian menentukan titik didih air berdasarkan tabel yang ada. massa jenis benda padat dapat dihitung menggunakan persamaan : mb . Cb . ( tb-t2 ) = ( ma . Ca + H ) ( t2 - t1 ) Dimana : * mb = massa benda * Cb = panas jenis benda * tb = temperatur benda mula-mula (setelah dipanaskan) * t1 = temperatur air mula-mula * t2 = temperatur kalorimeter saat keadaan seimbang * ma = massa air * H = harga air kalorimeter Alat dan Bahan Alat : 1. Neraca 2. Kain kasar 3. Kalorimeter 4. Lap kasar 5. Gelas kimia 6. Kawat kasar 7. Spritus 8. Korek api 9. Kaki Tiga Bahan : Air Cara kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan 2. Meletakkan alat dan bahn di tempat yang datar serta nyaman 3. Memeriksa alat dan bahan apakah ada yang rusak atau cacat 4. Meminimalkan neraca sampai bernilai nol (0) 5. Mengatur beban pada neraca sampai seimbang 6. Menimbang kalorimeter + pengaduknya 7. Mengisi air pada kalori meter 8. Menimbang kalorimeter yang sudah ditambah air 9. Mengukur suhu air pada kalorimeter 10. Menimbang gelas beker (Gelas kimia) 11. Masukkan air pada kalorimeter ke dalam gelas kimia 12. Mempersiapkan alat pendidih 13. Memanaskan gelas kimia yang sudah dimasukkan air 14. Menimbang air yang sudah mendidih 15. Mengukur suhu air panas 16. Memindahkan air panas kedalam kalorimeter 17. Mengaduk air panas pada kalorimeter sebanyak 30 kali 18. Mengukur suhu air yang telah diaduk 19. Mencatat hasil pengamatan Hasil pengamatan * Data Massa air dingin (gr) Massa air panas (gr) Temperatur () Kalorimeter+ pengaduk(1) (1)+air m.air mula G.kimia G.kimia+air m.air panas t1 t2 tb 131,7 151,1 19,4 153,4 208,2 44,8 27 50 61 Analisis Data Adapun untuk menentukan massa air mula-mula (Mam) dan massa air setelah dipanaskan (Map) adalah sebagai berikut : Mam : (Massa kalorimeter + pengaduk + air) (massa kalorimeter + pengaduk) Map : (Massa gelas beker + air) (massa gelas beker) Dik : massa kalorimeter + pengaduk + air = 147,6 massa kalorimeter + pengaduk = 132,7 Dit : Mam = massa kalorimeter+pengaduk+air massa kalorimeter+pengaduk = 147,6 132,7 = 14,9 gr Dik : massa gelas beker + air = 162 massa gelas beker = 153, 3 Dit : Massa air panas = ...... ? massa air panas = massa gelas beker + air massa

gelas beker = 162 153,3 = 8,7 gr Untuk menentukan harga air kalorimeter (H) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut H = mb . Cb (tb t2) = ma . Cb (t2 - tb) (t2 t1) Keterangan : * mb = massa benda (kg) * Cb = panas jenis benda (J/kg.K) * tb = suhu setelah dipanaskan (K) * t2 = suhu saat setimbang (K) * ma = masa benda mula-mula (kg) * t1 = suhu mula-mula (K) * H = Harga air kalorimeter * c = 4200 J/kg.k Sehingga berdasarkan data yang kami peroleh dapat diketahui sebagai berikut : Dik : ma = 14,9 gr = 0,0149 kg mb = 8,7 gr = 0,0087 kg t1 = 27 = 27 + 273 = 300 Kt2 = 33 = 33 + 273 = 360 K tb = 57 = 57 + 273 = 330 K Cb = 4200 J/kg.k Dit : H ..........? Jawab : H = mb . Cb (tb t2) = ma . Cb (t2 - tb) (t2 t1) = 0,0087 . 4200 (330 - 306) 0,0149 . 4200 (306 - 300) 306 300 = 876,96 375,48 = 83,58 6 Pembahasan Dari hasil pengamatan kami, kami mendapatkan bahwa kalor merupakan bentuk energi yaitu energi panas. oleh karena itu pada kalor berlaku hukum setelah energi jika dua buah benda yang suhunya barlainan hukum kekelan energi jika dua buah benda yang suhunya berlainan disentukan atau dicampur, benda yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor dan benda yang bersuhu rendah akan menyerap kalor. banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyaknya kalor yang diserap. pernyataan ini sesuai dengan pernyataan/azas blask yang menyatakan:

Q lepas = Q terima. Dimana kalor jenis merupakan perbandingan diantara kapasitas panas dengan massa benda = c = Q/(M . t) Dimana c adalah kalor jenis, Q adalah jumlah kalor, adalah massa benda dan t adalah perubahan suhu perubahan suhu ini dapat dicari dengan t2 t1. dimana suhu saat setimbang kurang dengan suhu mula mula, kalor jenis zat disebut dengan kalorimeter. Semakin tinggi suatu benda maka semakin rendah massa benda. kapasitas kalor juga disebut harga air (H) atau di sebut juga harga air kalorimeter. harga air kalorimeter dapat ditentukan dengan persamaan rumus yang di dapat melalui persamaan azas black yaitu Q lepas = Q trima mb . Cb (tb t2) = (ma . Ca + H) (t2 t1) ma . Ca + H = mb . Cb (tb t2) (t2 t1) H = mb . Cb (tb t2) - ma . Cb (t2 t1) H = mb . Cb (tb t2) - ma . Cb (t2 t1) (t2 t1) Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang kami peroleh penulis dapat menyimpulkan bahwa semakin tinggi suhu suatu benda maka semakin rendah massa benda. kalor dapat diartikan sebagai suatu bentuk energi yang bila ditambahkan sebuah benda akan menyebabkan kandungan energinya bertambah/temperaturnya akan naik Read more at: http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/kalorimeter.html Copyright aadesanjaya.blogspot.com

Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor 1. massa zat 2. jenis zat (kalor jenis) 3. perubahan suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan : Q = m.c.(t2 t1) Dimana : Q adalah kalor yang dibutuhkan (J) m adalah massa benda (kg) c adalah kalor jenis (J/kgC)

(t2-t1) adalah perubahan suhu (C) Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c) Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. H = Q/(t2-t1) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. c = Q/m.(t2-t1) Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru H = m.c

Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.

Keterangan : Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5) Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini. Hubungan antara kalor dengan energi listrik Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah

energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan. W=Q Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut : W = P.t Keterangan : W adalah energi listrik (J) P adalah daya listrik (W) t adalah waktu yang diperlukan (s) Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 t1) maka diperoleh persamaan ; P.t = m.c.(t2 t1) Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubahubah sesuai dengan soal. Asas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q terima Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh : Q lepas = Q terima m1.c1.(t1 ta) = m2.c2.(ta-t2) Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan. ADVERTISEMENT Berdasarkan serangkaian percobaan beberapa fisikawan, seperti Sir James Prescolt Joule (1818-1889), Francis Bacon (1561 1626), Robert Boyle (1627-1691) dan Robert Hooke (1635-1703) diperoleh kesimpulan bahwakalor didefinisikan sebagai bentuk

energy yang berpindah dari satu zat ke zat lain akibat perbedaan teperatur. Jadi kalor bukanlah berbentuk zat yang berpindah seperti anggapan sebelumnya. Lalu bagaimanakah kalor itu dapat diketahui nilainya? Seperti halnya besaran lain, kalor juga dinyatakan dalam satuan energi kalor yaitu dalam satuan kalori. Para ahli mencoba memberi kesepakatan untuk mendefinisikan satuan kalori ini seperti satuan lainnya (coba buka kembali materi kelas 1 tentang definisi dari masing-masing satuan besaran pokok). 1 kalori didefinisikan sebagai jumlah energy yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature 1 gram sebesar 10C dari temperature 14,50C menjadi 15,50C. Berdasarkan percobaan alat Joule menunjukkan gerak mekanis alat sebesar 4,186 joule ternyata akan menaikkan temperature air sebesar 10C. Sehingga kita peroleh hubungan 1 kalori = 4,186 J ~ 4,2 J atau 1 joule ~ 0,42 kalori http://requestartikel.com/db/makalah+tentang+kalor+jenis Kalor jenis (c) dan Capasitas kalor ( C ) Bagaimanakah kalau zat selain air ingin dinaikkan temperature sebesar 10C, apakah diperlukan 1 kalori juga? Kalau kita perhatikan, tenyata masing-masing zat memerlukan energi kalor yag berbeda untuk menaikkan suhunya. Ada yang zat yang mudah panas juga ada yang lama naik suhunya. Dengan demikian

kita perlu mendefinisikan besaran lain yang disebut dengan kalor jenis (c specific heat capacity).Secara matematis ditulis c=Q/mt Dari rumusan tersebut dapat kita fahami bahwa jika suatu zat kalor jenisnya bernilai kecil, ini artinya zat tersebut mudah berubah suhunya, lebih cepat panas dan lebih cepat dinginnya. Dari rumusan inilah kita dapat menentukan besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhunya ( t), yaitu Q=mct Besaran yang melibatkan seluruh massa zat yang yang terlibat pada pertukaran kalor adalah Kapasitas kalor dimana C =m.c http://fisika79.wordpress.com/tag/kalor-jenis/ Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah: 1 kalori = 4,2 joule 1 joule = 0,24 kalori Kalor dapat Mengubah Suhu Benda Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda bergantung pada:

massa benda (m) jenis benda / kalor jenis benda (c) perubahan suhu (t )

Oleh karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.

Keterangan: Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule) m = Massa zat (kg) c = Kalor jenis zat (joule/kg C) t = Perubahan suhu (C) Kalor dapat Mengubah Wujud Zat Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud.

Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terusmenerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut. Menguap (terjadi perubahan suhu) Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu berlaku:

Sama halnya pada peristiwa membeku, melebur, dan mengembun. Mendidih (tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi perubahan wujud) Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan

bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Karena tidak terjadi perubahan suhu, maka besarnya kalor uap dapat dirumuskan:

Keterangan: Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule) m = massa zat (kg) U = kalor uap (joule/kg) http://www.artikelbagus.com/2011/10/materi-fisika-smp-kelas-7semester.html

Kita menggunakan istilah kalor dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan kita tahu apa yang kita maksud. Tetapi istilah tersebut tetap digunakan secara tidak konsisten, sehingga perlu bagi kita untuk mendefinisikan kalor secara jelas, serta menerangkan fenomena dan konsep yang berhubungan dengan kalor tersebut(Glancoli, 1997). Kalor adalah energy yang ditransfer karena tinggi ke benda bersuhu rendah, merupakan energy yang ditransfer dari benda yang panas ke benda yang dingin, maka kalor merupakan energy

yang ditransfer dari suatu benda ke benda yang lain karena perbedaan suhu. Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperature zat itu biasanya naik. Jumlah energy panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu zat adalah sebanding dengan perubahan temperature dan massa zat itu (Q=C T = mc T) dengan C adalah kapasitas panas zat, yang didefinisikan sebagai energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan satu derajat. Panas jenis C adalah kapasitas panas persatuan massa(Tipler, 1991). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari adanya praktikum fisika dasar tentang kalor jenis adalah agar praktikan mengetahui tentang kalor jenis yang ada dalam benda-benda dan dilingkungan sekitar serta perhitungannya. Tujuan dari adanya praktikum fisika dasar tentang kalor jenis adalah untuk menentukan panas jenis mata bahan kalorimeter. 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum fisika dasar tentang kalor jenis dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Oktober 2010 pukul 07.00-08.40 WIB, di laboratorium

IIP(Ilmu-ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, universitas Brawijaya, Malang. 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kalor Jenis Kalor adalah sesuatu yang dipindahlan diantara sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan temperatur. Konsep kalor sebagai sebuah zat yang jumlah seluruhnya tetap konstan akhirnya tidak mendapat dukungan eksperimen(Wiley, 1978). Karakteristik bahan dalam penyerapan kalor ini dinyatakan dalam besaran kalor jenis. Kalor jenis suatu bahan didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg bahan tersebut sebesar 1 C(Astra, 2006). Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau melepaskan suhu tiap satu kilogram massa. Sutau zat sebesar 1 C atau satu Kelvin atau dapat ditulis sebagai kapasitas kalor suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar 10 C(Marskip, 2009). 2.2 Pengertian Kalorimeter

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan atau diserap menyebabkan perubahan suhu pada calorimeter. Ada 2 tipe calorimeter yaitu calorimeter Bum dan calorimeter larutan Kalorimeter Bum adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna suatu senyawa. Contohnya adalah calorimeter makanan. Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam system larutan(Mubi, 2010). Prinsip penting yang digunakan dalam calorimeter adalah hokum kekekalan energy. Hokum ini menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan berubah dari bentuk yang satu menjadi bentuk yang lain(Esomer, 1996). 2.3 Pengertian Termometer Thermometer adalah system indicator(petunjuk) kesetimbangan termal antara system yang satu dan yang lain. Suhu yang ditunjuk thermometer adalah suhu tiap system yang dalam kesetimbangan termal dan kepekaannya(perubahan koordinat keadaan akibat sedikit saja perubahan suhu dapat tertukar)(Zemanskie, 1962). Tiap sifat thermometer dapat digunakan untuk menetapkan suatu skala dan membentuk sebuah thermometer. Thermometer

air raksa terdiri dari bola gelas dan pipa yang berisi sejumlah air raksa tertentu. Temperature diukur dengan membandingkan ujung kolom air raksa dengan tanda-tanda pada gelas(Tipler, 1991). 2.4 Prinsip kerja Kalorimeter Menurut Bresnick(2000), prinsip kerja calorimeter didasarkan azas Black : 1. Jika suatu benda yang suhunya berbeda didekatkan satu sama lain maka suhu akhir kedua benda akan sama. 2. Jumlah kalor yang diterima sama dengan kalor yang diberikan. Kalorimeter tersusun dari wadah yang terbuat dari logam kalor seperti sterofom. Usaha peningkatan efektifitas dari alat penukar kalor perlu ditingkatkan karena dengan meningkatkan efektisitas alat penukar kalor dapat menghemat energy disektor industry(Zainuddin, 2005). 2.5 Timbangan Digital Fungsi timbangan digital untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan. Banyak kurang terlebihnya cara kerja timbangan digital hanya bias mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul ditampilkan dilayar LCDnya(Mansur, 2010).

Selain itu fungsi lain timbangan digital yaitu untuk mengurangi adanya human error, dengan timbangan digital maka akan didapatkan ketepatan(Jacque, 2010). 2.6 Manfaat di Bidang Perikanan Menurut Wikipedia(2010) : 3. Teknik pendinginan untuk produksi hasil perikanan Untuk pengasapan ikan Sebagai bahan bakar solar cold strong pada kapal nelayan. METODOLOGI

3.1 Alat dan fungsi Adapun alat yang digunakan dalam praktikum fisika dasar tentang calorimeter, antara lain: 1. Kalorimeter : alat yang digunakan untuk menghitung besar kecilnya kalor jenis pada benda 2. Termometer : untuk mengukur suhu benda 3. Stopwatch : untuk menghitung waktu 4. Ketel uap : untuk memanaskan air

5. Timabangan digital : untuk menimbang massa benda dengan ketelitian 10-2 6. Pinset : untuk mengambil dan memindahkan bahan

(Alumunium dan kaca) dari ketel uap ke calorimeter 7. Nampan : tempat untuk meletakkan alat dan bahan

3.2 Bahan dan Fungsi Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum fisika dasar tentang calorimeter, antara lain: 1. Kaca sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya 2. Alumunium sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya 3. Tisu untuk membersihkan alat-alat 4. Air untuk medium perambatan panas 4. PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur Langkah pertama disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu calorimeter yang berfungsi menghitung besarnya kalor jenis pada benda. Thermometer berfungsi untuk mengukur perubahan suhu, ketel uap berfungsi untuk memanaskan air,

pinset berfungsi untuk mengambil benda, stopwatch untuk menghitung waktu, timbangan digital untuk menghitung alat dan bahan dengan ketelitian 10-2, serta namapan untuk wadah alat dan bahan. Kemudian langkah kedua, bahan-bahan disiapkan antara lain tisu untuk membersihkan alat, air untuk medium perambatan panas, alumunium dan kaca sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya. Langkah berikutnya alumunium ditimbang dengan timbangan digital caranya pertama disambungkan arus DC, zerokan untuk mendapatkan nilai yang akurat, lalu diletakkan alumunium diatas timbangan digital dan dicatat hasilnya, begitu dilakukan hal yang sama untuk kaca. Setelah itu calorimeter diambil, ditimbang dan diisi dengan air seperlima bagian. Kemudian ketel uap diisi dengan air secukupnya( 5 cm), kaca dan alumunium dimasukkan sampai terendam. Setelah itu disambungkan ke sumber arus DC, tunggu sampai mendidih. Setelah itu matikan ketel uap, ambil alumunium diletakkan pada calorimeter. Kemudian diaduk selama 30 detik, catat hasil suhunya sebagai T2, kemudian aduk kembali selama 30 detik, ukur suhunya sebagai T3(suhu akhir). Begitu juga lakukan langkah yang sama pada kaca, ambil dari ketel uap menggunakan pinset, diletakkan di dalam calorimeter, diaduk selama 30 detik, ukur suhu sebagai T2, diaduk kembali selama 30 detik, ukur suhu sebagai T3. Setelah semua

percobaan selesai dan dicatat hasilnya. Lalu dibersihkan alat-alat dan dirapikan dalam nampan kembali. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini, yaitu : 1. Kalor adalah energy panas yang dimiliki oleh suatu zat 2. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat Celcius. 3. Menurut azas Black, apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. 4. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menghitung besar kecilnya kalor jenis benda. 5. Kalor yang diserap atau yang dilepas pada saat terjadi perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda. 6. Hasil kalor jenis yang didapat dalam praktikum kali ini yaitu : Kalor jenis alumunium yang dihasilkan adalah 0,314 kal/goC Kalor jenis kaca yang dihasilkan adalah 0,308 kal/goC 5.2 Saran

Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum kali ini, kita harus berhati-hati dalam mengambil ketel uap karena panas. Selain itu terjalinnya kerjasama antara asisten dengan praktikan harus ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA

Alyospikel. 2010. Termometer. http://alyoskipel.blogspot.com/2010 diakses tanggal 7 Oktober Astra, I. dan Setiawan H. 2006. Fisika untuk SMA dan MA kelas10. Piranti Darama Kalokatama: Jakarta Crook, J. 2010. Timbangan digital. http://www.articelsnatch.com/Article/Benefits-of-DigitalScales/1600726 diakses tanggal 10 Oktober 2010 Glancoli.C, Douglas. 1997. Fisika Jilid1 edisi empat. Erlangga: Jakarta Kinardi, AK, dkk. 1997. Pelajaran Fisika SMU kelas1. Erlangga: Jakarta Mansur.2010.htpp://bisnis.tenue.co.id/Artikelbisnis/4teknologi/33-artikel-timbangandigitalbzerba.html/ diakses tanggal 7 Oktober 2010

Narskip. 2010. Kalor. http://narskip.blogspot.com/2010 diakses tanggal 7 Oktober 2010 Snps. 2010. Kalor Jenis. www.snps.its.ac.id/ diakses tanggal 7 Oktober 2010 Usu. 2010. Kalor Jenis. http://www.usu.ac.id/artikel/shell.tittle.pdf diakses tanggal 7 Oktober 2010 Wahyu, S. dkk. 2010. Analisis Perpindahan Panas pada Saluran Berliku.Teknik Mesin : Universitas Brawijaya Wapedia. 2010. Calorimeter. http://wapedia.mobi/id/2010 diakses 7 Oktober 2010 Wikipedia. 2010. Prinsip Kerja Kalorimeter. http://wikipedia.org/wiki/2010 diakses 7 Oktober 2010 Willey, J., Suns.1978. Fisika jilid1 edisi ketiga. Erlangga: Jakarta Zainuddin, dkk. 2005. Studi Eksperimental Efektivitas Alat Penukar Kalor Shell and Tube dengan Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel sebagai Pemanas Air. Institut Teknologi Medan(ITM) http://sintaardi.wordpress.com/2010/12/17/laporan-fisikatentang-kalor-jenis/

1 LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius (Akbar, 2010). Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering

dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo, 2008). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis yaitu agar praktikan lebih memahami tentang kalor jenis yang terkandung di dalam benda benda sekitar beserta perhitungannya. Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah untuk menentukan panas jenis mata bahan kalorimeter. 2 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis ini dilaksanakan pada Rabu, 08 Desember 2010 pukul 13.00-14.00 WIB dan bertempat di laboratorium IIP (Ilmu-ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kalor Jenis

Menurut Halliday (1985), perbandingan banyaknya tenaga kalor (Q) yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak T dinamakan kapasitas kalor (C) dari benda tersebut yakni: Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis (c) adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut: Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut. Kalor dinyatakan dalam satuan energi joule (J) menurut satuan SI. Kalor umunya dinyatakan dalam satuan kalori (kkal), yaitu satu kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat celcius pada suhu kamar (293 K) (Metana, 2010). 2.2 Pengertian Kalorimeter dan Gambar Kalor yang dipindahkan dari atau ke sistem diukur di dalam alat yang dinamakan kalorimeter, yang terdiri dari sebuah wadah cuplikan kecil yang dibenamkan dalam sebuah bejana air yang besar. Bejana luar itu disekat dengan baik sekali di sebelah luar untuk menghalangi lubang kamar mencapai air, sedangkan wadah di dalam dibuat dari tembaga atau suatu bahan penghantar kalor yang lain untuk mengizinkan kalor acara mudah dipertukarkan antara wadah itu dan air (Cromer, 1994).

Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan 4 hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen.Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci,1987). (Google, images, 2010) 2.3 Pengertian Termometer dan Gambar Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Merkuri adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan Suhu hampir selalu sama. Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakanmaterial kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuanpengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jikatemperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa danmemberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang

telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalahSkala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih(Skuler, 2007). Termometer umum yaitu termometer zat cair dalam gelas yang terdiri daribola gelas yang berdinding tipis. Bagian atas dari bola ini dihubungkan denganpipa kapiler panjang. Zat cair, misalnya air raksa atau alkohol berwarna mengisi sebagian bola dan pipa tersebut. Bagian atas dari pipa tersebut tertutup danbiasanya ruang diatas zat cair dihilangkan udaranya. Untuk mengukur tinggi permukaan air raksa didalamnya itu diadakan pembagian skala yang digoreskan pada pipa tersebut (Sears, 1970). 5 (Google, images, 2010) 2.4 Prinsip Kerja Kalorimeter Panas jenis air jauh lebih besar dari pada panas jenis zat lain. Sebagai contoh, panas jenis air sepuluh kali lebih besar dari pada panas jenis aluminium. Karena kapasitas panasnya yang sangat besar, air adalah bahan yang baik sekali untuk menyimpan energi termis, seperti misalnya dalam sistem pemanasan solar/matahari. Air juga merupakan pendingin yang baik. Air dalam jumlah banyak, seperti danau atau lautan, cenderung membuat variasi temperatur tidak berlebihan didekatnya karena air dapat menyerap atau melepas energi termis dalam jumlah yang besar sementara mengalami perubahan tenperatur sangat kecil. Karena panas jenis air praktis

konstan meliputi jangkauan temperatur yang lebar, panas jenis sebuah benda dengan mudah dapat diukur dengan memanaskan benda sampai suatu temperatur tertentu yang mudah diukur, dengan menempatkanya dalam bejana air yang massa dan temperaturnya diketahui, dan dengan mengukur temperatur kesetimbangan akhir. Jika seluruh sistem terisolasi dari sekitarnya maka panas yang keluar dari benda sama dengan panas yang masuk ke ai dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri, dan wadah air yang terisolasi dinamakan calorimeter (Tipler, 1998). Tidak ada usaha dikerjakan oleh sistem atau lingkungan. Sebagai akibatnya perubahan suhu lingkungan (air) hanyalah karena kalor yang dipertukarkan antara air dan sistem. Perubahan suhu ini diukur dengan sebuah termometer, dan kalor yang dipertukarkan dihitung dari massa dan kalor jenis air yang diketahui. Dari kekekalan tenaga, kalor yang diperoleh oleh sistem adalah harga negatif dari kalor yang hilang dari lingkungan dan sebaliknya. Dengan demikian kalorimeter mengukur kalor yang dipertukarkan oleh sistem dibawah syarat-syarat tertentu (Cromer, 1994). 6 2.5 Timbangan Digital dan Gambar Kita mengenal Timbangan Digital sebagai alat ukur untuk satuan

berat.Dibandingkan dengan jaman dulu yang masih meggunakan Timbangan Analog atau Manual , Timbangan Digital dinilai memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya Timbangan Digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (PT Digi Indonesia, 2010). Mungkin sebelumnya timbangan digital untuk orang awam tidak seberapa mengerti dan di butuhkan, namun fungsi timbangan digital ini untuk membantu mengukur berat serta secara kalkulasi secara otomatis harganya dengan harga dasar satuan. Banyak kurang lebihnya cara kerja timbangan digital hanya bisa mengeluakan label, ada juga yang hanya timbul ditampilan layar LCD nya. Untuk harga tidak terlalu mahal cocok untuk usaha kecil hingga menengah. Serta untuk timbangan digital tentunya merk bizerba ini cocok untuk mengembangkan usaha. Untuk merk bizerba masing-masing punya kelebihan diatas merk lain, tentunya dengan keunggulan di fasilitas yang sangat banyak, maka kita tidak perlu pusingpusing

untuk menghitung karena di tampilan LCD nya akan keluar jumlah total untuk setiap penimbangan barang baik penimbangan untuk buah sampai untuk keperluan dapur. Bahkan untuk pelanggan mudah untuk membaca angkanya, dengan layar LCD yang sangat bagus. Untuk sampai level yang sangat tinggi timbangan merk bizerba bisa integrasi dengan mesin kasir sehingga bisa mengeluarkan label harga. Bizerba adalah merk timbangan digital yang lumayan terkenal di beberapa minimarket seperti indomaret dan alfamart. Untuk setingan timbangan digital merk bizerba ini tidak semua software kasir yang bisa dukung karena ada pola baca yang membedakan barcodenya (Mansur, 2010). (Google, images, 2010) 7 2.6 Manfaat di Bidang Perikanan Menurut Metana (2010), kalor mempunyai manfaat diantarnya: 1. Teknik refigrasi adalah teknik pendinginan untuk produk hasil perikanan 2. Untuk pengasapan ikan 3. Pemilihan logam untuk pembuatan kapal.

11 4. PEMBAHASAN 4.1 Analisa Prosedur Langkah awal yang harus dilakukan pada praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah kalorimeter untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis benda, termometer untuk mengukur tinggi rendahnya suhu benda, stopwatch untuk menghitung waktu, ketel uap untuk memanaskan air, timbangan digital untuk menimbang massa benda dengan ketelitian 10-2, Pinset untuk mengambil serta memindahkan aluminium dan kaca dari ketel uap ke kalorimeter, penggaris untuk menentukan 1/5 bagian dari kalorimeter, nampan sebagai wadah alat dan bahan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah aluminiumdan kaca sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya, air sebagai media perambatan kalor, tissue untuk membersihkan alatalat praktikum yang telah digunakan. Aluminium Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang calorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang aluminium dengan timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan aluminium ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam

kalorimeter dan dicatat sebagai T1. Lalu diambil aluminium dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2 .Hasilnya dicatat pada tabel. Kaca Setelah disiapkan alat dan bahan. Selanjutnya ditimbang calorimeter kosong bagian dalam dengan timbangan digital. Lalu diisi kalorimeter dengan air sebanyak 1/5 bagian dan ditimbang kembali. Kemudian ditimbang kaca dengan timbangan digital. Selesai ditimbang dimasukkan kaca ke dalam ketel uap yang berisi air dan dipanaskan hingga mendidih. Diukur suhu air dalam kalorimeter dan dicatat sebagai T1. Lalu diambil kaca dengan pinset dan dimasukkan ke dalam kalorimeter (sambil digojok). Dihidupkan stopwatch dan diamati perubahan suhu air dalam kalorimeter 30 detik pertama sebagai T1 dan 30 detik kedua sebagai T2 .Hasilnya dicatat pada tabel. 12 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis didapatkan kesimpulan yaitu Kalor jenis adalah jumlah energi yang dipindahkan dari suatu benda atau

tubuh ke benda lain akibat dari suatu perbedaan suhu diantara benda atau tubuh tersebut Rumus kalor jenis yaitu Keterangan: c = kalor jenis Q = perbandingan banyaknya kalor m = massa T = perbandingan suhu Kalor yang dipindahkan dari atau ke suatu sisttem diukur didalam alat yang dinamakan kalorimeter Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer yang sering digunakan adalah termometer merkuri Timbangan digital memilik fungsi lebih sebagai alat ukur diantaranya lebih akurat, presisi, dan akuntable Manfaat kalor dibidang perikanan yaitu untuk teknik refrigasi, pemilihan logam dalam pembuatan kapal, dan untuk pengasapan ikan Hasil pengamatan yang diperoleh adalah Kalor jenis aluminium = 0,420 kal/g oC Kalor jenis kaca = 0,465 kal/g oC 15

Hasil ini jauh berbeda dan berbanding terbalik dengan literatur yang ada. Menurut literatur kalor jenis aluminium = 0,22 dan kalor jenis kaca = 0,20. 5.2 Saran Dalam praktikum Fisika Dasar tentang kalor jenis diharapkan praktikan berhati-hati ketika mengambil aluminium dan kaca didalam ketel uap. Agar tangan kita tidak terkena air panas. 16 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Fauzi. 2010. Suhu, Kalor, dan Pemuaian. http://www.akujagoan.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-ilmu Hayati edisi kedua. Yogyakarta:Gadjah mada University Press Halliday, David dan Robert Resnick. 1985. Fisika edisi ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga Lohat, Alexander San. 2009. Kalor Jenis. http://www.gurumuda.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Metana, Arga. 2010. Kalor. http://www.argametana.blogspot.com. Diakses pada

8 Desember 2010 pukul 15.34 Mansur. 2010. Timbangan Digital Bizerba. http://www.bisnis.fenue.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Petrucci, Ralph A. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi keempat. Jakarta:Erlangga PT Digi Indonesia. 2010. Timbangan Digital. http://www.timbangandigital.co.id. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Purnomo, Sidik. 2008. Kalor dan Perubahan Wujud Zat. http://sidikpurnomo.net. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Sears, Francis Weston. 1970. Mekanika, Panas, dan Bunyi. Jakarta:Binacipta Skuler. 2007. Termometer. http://www.forumsains.com. Diakses pada 8 Desember 2010 pukul 15.34 Tipler, Paul A. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga http://loophee.files.wordpress.com/2011/02/kalor-jenis9.pdf Mudahlah bagi kita sekarang menerima gagasan bahwa kalor itu energi. Tidak demikianlah halnya dua abad yang lampau. Pada waktu itu para cendekiawan masih mengira bahwa kalor itu suatu zat yang dapat mengalir dan data disimpan oleh benda.

Pendapat ini menerangkan berbagai gejala perpindahan kalor dan penyerapan kalor. Berdasarkan pengamatannya waktu mengawasi permbuatan meriam, Count Rumford memperoleh kesimpulan bahwa tidak benar kalor itu zat. (Sutrisno, 2003). Anda telah mengetahui bahwa jika gelas berisi air ledeng dicelupkan sebagian ke dalam bak berisi air panas, air ledeng mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya perpindahan energi dari benda bersuhu tinggi (air panas) ke benda bersuhu rendah (air ledeng). Untuk lebih meyakinkan, Anda dapat mencelup gelas air ledeng yang sama ke dalam bak berisi air es. Anda akan amati sekarang air ledeng pengalamai penurunan suhu dan air es mengalami kenaikan suhu. Uraian tersebut dengan jelas mempertegas kesimpulan bahwa perpindahan energi secara alami selalu terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah (Kanginan, 2002). Joseph Black pada tahun 1760 merupakan orang pertama yang menyatakan perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu adalah derajad panasnya atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh termometer, sedangkan kalor adalah suatu yang mengalir dari benda panas ke benda lebih dingin untuk menyamakan suhunya. (Marthen, 2002). 2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari paktikum Fisika Dasar tentang Kalor Jenis adalah agar praktikan mengetahui tentang kalor jenis yang dimiliki benda-benda di lingkungan sekitar beserta perhitungannya. Tujuan dari praktikum Fisika Dasar tentang Kalor Jenis adalah untuk menentukan panas jenis mata bahan kalorimeter.

3. Waktu dan Tempat Praktikum Fisika Dasar tentang Kalor Jenis ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Oktober 2010 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB dan bertempat di Laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan) Gedung C lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kalor Jenis Energi yang berpindah disebut kalor. Dengan demikian dapat kita mendefinisikan kalor sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. (Marthen, 2002). Kalor jenis adalah sifat khas suatu benda atau zat yang menunjukkan kemampuannya untuk menyerap kalor. Zat yang kalor jen isnya tinggi mampu menyerap lebih banyak kalor untuk kenaikan suhu yang rendah. Zat-zat seperti ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan energi termal (Kanginan, 2002). Kalor jenis dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg benda setinggi 1 Kelvin atau 1 derajad celcius. (Marthen, 2002). Kalor jenis adalah bilangan yang menujukkan berapa kalori panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu tip satu satuan massa zat dalam satu derajad. (Irawati, 2008). Kalor jenis suatu benda adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram benda setinggi 1 derajad celcius.

Atau dalam satuan Internasional sering juga orang mendefinisikan kalor jenis menunjukkan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg benda setinggi 1 Kelvin (Kamajaya, 2007).

2. Pengertian Kalorimeter Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu wadah (Marthen, 2002). Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Dengan menggunakan hokum Hess, perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatic, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter (Petrucci, 1987). 3. Pengertian Termometer Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Telah kita ketahui bahwa termometer memanfaatkan sifat termometrik zat untuk mengukur suhu. Sifat termometrik zat adalah sifat fisis zat yang berubah jika dipanaskan, misalnya volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas kawat platina, tekanan gas pada volume tetap, dan warna pijar kawat (filamen) lampu (Kanginan, 2002).

Suhu merupakan istilah yang dipakai untuk menyatakan panas dingin dari suatu benda. Misalnya benda panas dikatakan memiliki suhu tinggi dan benda dingin dikatakan memiliki suhu rendah. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer (Suwadi, 2008).

4. Prinsip Kerja Kalorimeter Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri. Dalam roses ini berlaku asas Black, yaitu: qlepas = qterima qair panas = qair dingin + qkalorimeter m1 C (Tp - Tc) = m2 c (Tc - Td) + (Tc - Td) keterangan: m1 = massa air panas m2 = massa air dingin c = kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter Tp = suhu air panas Tc = suhu air campuran Td = suhu air dingin (Petrucci, 1987). Karena kalor jenis bernilai konstan pada suhu yang lebar, kalor jenis benda lain dapat ditentukan dengan memanfaatkan

fakta tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memanaskan benda tersebut sampai dengan suhu tertentu kemudian benda itu dicelupkan ke dalam wadah yang suhu dan massanya diketahui. Setelah mencapai kesetimbangan termal, suhu akhir sistem diukur. Jika seluruh sistem terisolasi dengan lingkungannya, panas yang dilepaskan benda sama dengan panas yang diterima air dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri dan wadah yang terisolasi tersebut dinamakan kalorimeter. Kalorimeter bekerja berdasarkan asas-asas Black (Ruwanto, 2007).

5. Timbangan Digital Timbangan digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang. (Mansur, 2010). Cara kerja timbangan digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010). Kita mengenal timbangan digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan timbangan jaman dulu yang masih menggunakan timbangan analog atau manual, timbangan digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya timbangan digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa

menyimpan hasil dari setiap penimbangan) (Timbangandigital, 2010).

6. Manfaat di Bidang Perikanan Menurut Metana (2010), manfaat kalor jenis di bidang perikanan adalah: a. Teknik refrigerasi Teknik pendinginan untuk produk hasil perikanan b. Pemilihan logam untuk pembuatan kapal c. Pengasapan ikan Dalam bidang perikanan, kalor jenis bermanfaat pada proses pengeringan ikan. Prosesnya melalui tahap penguapan air. Tahap ini dilakukan dengan cara menurunkan kelembaban nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga uap air bahan lebih besar daripada tekanan uap air bahan ke udara. Faktor utama yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dari suatu bahan pangan adalah sifat fisik dan sifat kimia bahan. Sifat fisik dan kimia bahan meliputi bentuk, ukuran, kalor jenis, komposisi dan kadar airnya (Javanesa, 2010). Sebelum melaksanakan praktikum Fisika Dasar tentang Kalor Jenis, hal yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang

dibutuhkan. Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain, kalorimeter yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya kalor jenis suatu benda; ketel uap untuk memanaskan air; termometer yang berfungsi untuk mengukur suhu; stopwatch digunakan untuk menghitung waktu pada saat pengukuran suhu; timbangan digital untuk menimbang massa benda dengan ketelitian 10-2 gram; pinset untuk mengambil dan memindahkan kaca dan alumunium dari ketel uap ke kalorimeter; dan nampan sebagai tempat alat dan bahan. Selanjutnya bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kaca dan alumunium, dalam hal ini digunakan sebagai bahan yang diukur kalor jenisnya; tissue yang digunakan untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan; dan air sebagai media perambatan kalor. Setelah alat dan bahan siap, langkah pertama adalah menimbang massa kalorimeter kosong menggunakan timbangan digital matter dan catat hasilnya. Kemudian kalorimeter diisi dengan air sebanyak 15 bagian dan ditimbang massa kalorimeter dengan air dengan timbangan yang sama dan dicatat hasilnya. Setelah itu alumunium ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam ketel uap dan dipanaskan. Kemudian diukur suhu air dalam kalorimeter untuk digunakan sebagai T1. Diambil alumunium dengan pinset dan dipindahkan ke dalam kalorimeter dan dinyalakan stopwatch serta air dalam kalorimeter digojog-gojog. Setelah 30 detik pertama, amati perubahan suhu dalam kalorimeter dan gunakan sebagai T2. Setelah 30 detik kedua, amati perubahan suhunya untuk T3 dan catat hasilnya.

Pada kaca prosedurnya sama, langkah pertama adalah menimbang massa kalorimeter kosong menggunakan timbangan digital matter dan catat hasilnya. Kemudian kalorimeter diisi dengan air sebanyak 15 bagian dan ditimbang massa kalorimeter dengan air dengan timbangan yang sama dan dicatat hasilnya. Setelah itu kaca ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam ketel uap dan dipanaskan. Kemudian diukur suhu air dalam kalorimeter untuk digunakan sebagai T1. Diambil kaca dengan pinset dan dipindahkan ke dalam kalorimeter dan dinyalakan stopwatch serta air dalam kalorimeter digojog-gojog. Setelah 30 detik pertama, amati perubahan suhu dalam kalorimeter dan gunakan sebagai T2. Setelah 30 detik kedua, amati perubahan suhunya untuk T3 dan catat hasilnya.

1. Kesimpulan Dari praktikum yang dilaksanakan, dapat disimpulkan: a. Kalor jenis adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram benda. b. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. c. Termometer adalah suatu benda yang memiliki suhu sehingga setiap suhu dapat dinyatakan dalam suatu bilangan tertentu.

d. Timbangan digital adalah suatu alat yang digunakan untuk

menimbang alat dan bahan dengan ketelitian 10-2 gram e. Kalor jenis dapat dihitung dengan menggunakan rumus Cg = A (T3- T2)B T1- T3+ k ( T3- T2 )f. Kalor jenis alumunium yang dihasilkan adalah 0,536

kal/gr0C.g. Kalor jenis kaca yang dihasilkan adalah 1,3 kal/gr0C.

2. Saran Dari praktikum Fisika Dasar tentang Kalor Jenis disarankan agar praktikan sebelum praktikum sebaiknya memahami konsep terlebih dahulu sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar, dan untuk asisten praktikum hendaknya mendampingi praktikan selama berlangsungnya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2010. http://www.google.image.com/ diakses pada hari Minggu, tanggal 17 Oktober 2010, pukul 11.00 WIB Google Image. 2010. http://image.google.co.id/ diakses pada hari Minggu, tanggal 17 Oktober 2010, pukul 11.00 WIB Gurumuda. 2009. http://gurumuda.com/kalorjenis-kapasitas-kalor diakses pada tanggal 17 Oktober 2010, pukul 11.00 WIB Helman. 1991. Fisika Umum. Jakarta: Erlangga Irawati, Ani. 2008. Fisika. Surabaya: Cipta Sikan Kentjana Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Bandung: Grafindo jenis.htm diakses pada hari Minggu, tanggal 17 Oktober 2010, pukul 11.00 WIB Kanginan, Marthen. 2002. Fisika. Jakarta: Erlangga Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4. Jakarta: Erlangga Susilo. 2010. Termodinamika. Malang: Universitas Brawijaya Sutrisno. Fisika Dasar Listrik: Magnet dan Termodinamika. Bandung: ITB Suwadi. 2008. Fisika. Surabaya: Cipta Sikan Kentjana Wikipedia. 2010. http://id.wikipedia.com/termometer diakses pada hari Kamis, tanggal 14 Oktober 2010, pukul 10.00 WIB Zemansky, Mark W. 1962. Fisika Untuk Universitas 2. Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia http://triosetyawan.blogspot.com/2010/12/pendahuluan-latarbelakang-mudahlah.html

avanesa, Putra. 2010. Kalor Jenis. http://triosetyawan.blogspot.com/2010/kalor-