Kalkulasi Dosis

9
1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat 1.1 Umur Umur pasien merupakan suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat. Dosis obat memiliki kekhususan dalam perawatan neonatal (kelahiran baru), pasien pedriatik dan geriatik. Dosis yang diperuntukan bagi pediatrik merupakan pecahan dari dosis orang dewasa. Tergantung pada umur pasien dan secara relative terhadap pasien yang lebih muda. 1.2 Berat Badan Dosis lazim secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150 pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentarsi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat memerlukan penyesuaian dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosis yang tidak lazim, pasien kurus atau gemuk, penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda, berdasarkan berat badan lebih tepat diandalkan dari pada yang mendasarkan kepada umur sepenuhnya. Dosis obat berdasarkan kepada berat badan, dinyatakan dalam milligram (obat) perkilogram (berat badan). 1.3 Luas Permukaan Tubuh

description

farmasi farmakologi

Transcript of Kalkulasi Dosis

1. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat

1.1 Umur

Umur pasien merupakan suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat. Dosis obat memiliki kekhususan dalam perawatan neonatal (kelahiran baru), pasien pedriatik dan geriatik. Dosis yang diperuntukan bagi pediatrik merupakan pecahan dari dosis orang dewasa. Tergantung pada umur pasien dan secara relative terhadap pasien yang lebih muda.

1.2 Berat Badan

Dosis lazim secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150 pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentarsi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat memerlukan penyesuaian dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosis yang tidak lazim, pasien kurus atau gemuk, penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda, berdasarkan berat badan lebih tepat diandalkan dari pada yang mendasarkan kepada umur sepenuhnya. Dosis obat berdasarkan kepada berat badan, dinyatakan dalam milligram (obat) perkilogram (berat badan).

1.3 Luas Permukaan Tubuh

Luas permukaan perseorangan bisa ditentukan dari suatu monogram yang membuat skala tinggi, lebar, dan luas permukaan.

1.4 Jenis Kelamin

Wanita dipandang lebih mudah terkena efek obat-obatan dari pada laki-laki, dan dalam beberapa hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan dosis.

1.5 Status Patologi

Efek obat-obatan tertentu dapat dimodifikasikan oleh kondidi patologi pasien dan harus dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga dosisnya yang tepat. Obat-obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada suatu situasi terapeUtik tertentu hanya boleh dipakai apabila kemungkinan manfaatnya melebihi kemungkinan resikonya terhadap pasien, dan bila sudah tidak ada lainnya yang cocok dan kemungkinan keracunannya lebih rendah.

1.6 Toleransi

Kemampuan untuk memperpanjang pengaruh suatu obat, khususnya apabila dibutuhkan untuk pemakaian bahan yang terus menerus disebut toleransi obat. Efek toleransi obat ialah obat yang dosisnya harus ditambah untuk menjaga respon terapeutik tertentu. Untuk kebanyakan obat-obatan pengembang toleransi dapat diperkecil dengan cara memprakasai terapi dengan dosis efektifnya yang terendah dengan cara mencegah perpanjangan pemakaian

Waktu Pemakaian

Waktu ketika obat itu dipakai mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada terapi oral dalam hubungannya dengan makanan. Jadwal waktu yang tepat dari dosis obat merupakan suatu faktor penyakit dan kadar obat dalam tubuh yang diharapkan, sifat fisika kimia obat itu sendiri, rancangan bentuk sediaan dan derajat serta kecepatan absorpsi obat.2. Kalkulasi Dosis ObatPertimbangan pengaturan dosis khusus untuk pasien geriatrik dan pediatric karena pasien geriatric mengalami penurunan fungsi fisiologis terkait usia dan pasien Pediatrik memiliki bobot lebih kecil dari pasien dewasa dan sistem tubuh tertentu belum berkembang sepenuhnya.2.1. Berdasarkan UsiaKalkulasi dosis berdasarkan usia kurang akurat karena tidak mempertimbangkan sangat beragamnya bobot dan ukuran anak-anak dalam satu kelompok usia, dosis hanya dikelompokkan atas usia. Persamaan yang digunakan adalah2.1.1 Rumus Young (anak di bawah 8 tahun)(n/n + 12) x DM (dewasa) n = umur dalam tahun

2.1.2 Rumus Dilling (anak di atas 8 tahun)

(n/20) x DM (Dewasa)2.1.3 Rumus Cowling

(n+1 / 24) x DM2.1.4 Rumus Fried (khusus untuk bayi (dibawah 1 tahun))

n (dalam bulan) / 150

2.1.5 Rumus Gaubius1. 0 1 tahun : 1/12

2. 1 2 tahun : 1/8

3. 2 3 tahun : 1/6

4. 3 4 tahun :

5. 4 7 tahun : 1/3

6. 7 14 tahun :

7. 14 21 tahun : 2/3

8. 21 60 tahun : dosis dewasa2.2. Berdasarkan Berat Badan2.2.1 Rumus Clark

BB(dalam pon) / 150 x DM

2.2.2 Rumus Thremich-Fier

BB (dalam kg) / 70 x DM

2.2.3 Rumus Black

BB (dalam kg) / 62 x DM

2.3. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh

Disebut juga dengan metode BSA (body surface area) dan merupakan kalkulasi paling akurat karena mempertimbangkan tinggi dan berat badan pasien dengan menggunakan rumus Du Bois dan Du Bois. Terutama digunakan untuk pasien kanker yang menerima kemoterapi dan pasien pediatrik untuk pada semua usia kanak-kanak, kecuali bayi prematur dan bayi normal yang fungsi hati dan ginjalnya belum sempurna sehingga memerlukan penilaian tambahan dalam pengaturan dosis.

Rumus:

BSA (cm2) = W0,425 x H0,725 x 71,84

keterangan:

W = bobot (kg), H = Tinggi (cm)

BSA dewasa rata-rata = 1,73 m2. Beberapa literatur lain menyebut sekitar 1,75 m2. Biasanya dosis untuk anakadalah BSA anak / 1,733. Dosis Dewasa

Besarnya dosis setiap obat yang tercantum dalam pustaka merupakan dosis lazim obat untuk memberikan efek terapi pada individu dewasa, sehingga dosisnya harus disesuaikan. Kadangkala seorang dokter memerlukan dosis obat yang akan ditulis dalam resep melebihi dosis maksimal dalam pustaka. Untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam pelayanan resep di apotek khususnya obat-obat yang memerlukan dosis maksimal, maka dibelakang jumlah obat yang tertulis dalam resep diberi tanda seru (!) disertai dengan paraf.

Dalam praktek sehari-hari banyak sekali kendala mengenai cara penentuan dosis yang dihadapi oleh dokter terutama dalam menghadapi penderita anak-anak. Hal ini disebabkan karena organ-organ tubuh anak (hepar, ginjal dan susunan syaraf pusat) masih sangat labil dan belum berfungsi secara sempurna, sehingga penentuan dosisnya harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi anak tersebut. Namun pada pasien dewasa pada umumnya diberikan sesuai dengan dosis yang tercantum pada produsen obat atau pada buku Farmakoape Indonesia.

4. Dosis untuk Pasien dengan Penyakit Sistemik

Beberapa perhitungan dosis obat yang harus dipertimbangkan pada pasien dengan kelainan sistemik atau biasa disebut dengan dosis khusus yaitu :

1.Dosis penderita yang obesitas

Harus diperhitungkan jumlah lemak dan persentase BB tanpa lemak (BBTL).

2.Dosis penderita geriatrik (>65 tahun)

Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM). Dosis diturunkan ( 75 % DD)

3.Dosis penderita penyakit ginjal

Ekskresi obat terganggu yang merupakan akibat dari penyakit ginjal menyebabkan obat terdistribusi lebih lama di peredarah darah sehingga dosis dan interval obat harus diatur.

4.Dosis untuk pengguna dopamine

Salah satu indikasi penggunaan dopamine adalah pada TD sistolik