Kalibrasi Tekanan Beban Mati
-
Upload
dakram-pranata -
Category
Documents
-
view
108 -
download
6
description
Transcript of Kalibrasi Tekanan Beban Mati
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
BAB I
KALIBRASI TEKANAN BEBAN MATI
1.1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan kalibrasi tekanan beban mati adalah untuk
mengkalibrasikan pengukuran tipe Bourdon dengan menggunakan kalibrator
sebagai alat pengukur tekanan benda mati.
1.2. Pengaturan Alat
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
(sumber : Modul Mekanika Fluida)Gambar 1.1. Alat Percobaan Kalibrasi Tekanan Beban Mati
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
Terdiri dari piston (4), tabung (2), dan pemberat yang dibebankan secara
bertahap pada piston sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan beberapa
perhitungan tekanan dalam tabung untuk masing-masing tahapan beban yang
diberikan.
Tabung diletakkan di atas kaki penyangga (7) yang dapat diatur tinggi rendahnya
dengan bantuan penyipat datar (1). Alat pengukur yang akan diuji dihubungkan
dengan tabung melaui pipa penyambung (6) dan air yang keluar dari sela-sela piston
dan tabung dialirkan melalui selang pembuangan yang dihubungkan dengan tabung
melalui pipa penyambung.
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
1.3. Dasar Teori
1.3.1. Pengertian Kalibrasi
Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of
International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran,
atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain,
kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional.
Sedangkan menurut Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990)
mendefinisikan bahwa kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkannya terhadap standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke
standart Nasional atau Internasional. Definisi lain kalibrasi adalah kegiatan penerapan
untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur,
(definisi : Permenkes No. 363 Tahun 1998).
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran
atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari
standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat
dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan
(melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut me-
nunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia terdapat direktori metrologi yang
memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan satuan turunannya) yang akan
digunakan sebagai acuan perangkat yang dikalibrasi direktorat metrologi juga
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
mendukung infrastruktur metrologi di suaru negara dengan membangun rantai
pengukuran dari standar tingkat tinggi atau internasional dengan perangkat yang
digunakan. Hasil kalibrasi harus menggunakan pernyataan “traceable uncetainity”
untuk menentukan tinggi tingkat kepercayaan yang di evaluasi seksama dengan
analisis ketidakpastian.
Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran
pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih
tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian
perbandingan yang tak terputus. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrument ukur. Dan menjamin hasil-hsil
pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Kemudian prinsip dasar kalibrasi mencangkup Obyek Ukur (Unit Under
Test),Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke
standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh
laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi)), Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan
operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat)),
Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol dan Gangguan
faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)
1.3.2. Macam-Macam Kalibrasi
Kalibrasi adalah proses verifikasi nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur
atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
tingkat kebenarannya.
Kalibrasi dibedakan menjadi dua macam:
1. Kalibrasi Internal, yaitu sistem menjamin peralatan ukur uji yang digunakan
dikalibrasikan secara teratur terhadap standar acuan atau dilakukan sendiri
2. Kalibrasi Eksternal, yaitu kalibrasi yang dilakukan oleh instuisi lain yang
berwenang
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
Kalibrasi internal adalah kalibrasi yang harus dilakukan secara periodik,
dengan selang waktu kalibrasiyang dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi
pemakaian dan pemeliharaan. Kalibrasi internal bisa dinyatakan dalam berbagai
cara yaitu, dengan waktu kalender dan dengan waktu pemakaian kombinasi cara
pertama dan kedua, tergantung mana yang dulu tercapai. Proses kalibrasi internal
dapat saja dilakukan, jika mempunyai peralatan standar yang mempunyai tingkat
accuracy (akurasi) yang lebih tinggi dari alat yang akan dikalibrasikan dan juga
harus “calibrated”. Kalibrasi internal dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kelengkapan fasilitas tersebut. Instansi bersangkutan hanya terbatas dan melayani
kebutuhan kalibrasi internal untuk jenis kalibrasi tertentu.
Jenis kalibrasi kedua yaitu kalibrasi eksternal. Kalibrasi eksternal adalah
kalibrasi yang harus dilakukan oleh institusi yang berwenang atau dilakukan oleh
badan dan lembaga yang sudah memiliki akreditasi penguji kalibrasi.
1.3.3. Alat Ukur Tekanan
Adapun alat pengukur tekanan sebagai berikut:
1. Manometer
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer
kolom cairan. Ala tukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan
langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah pengukuran. Manometer
kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekananyang tidak terlalu
tinggi (mendekati tekanan atmosfir)
2. Manometer merupakan tipe alat yang menggunakan tinggi aliran
menunjukan besarnya tekanan cairan yang digunakan dalam manometer.
Manometer di gunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua
titik saluran pembuangan gas maupun udara dan hitungan kecepatan aliran di
salurkan dengan menggunakan persamaan bernouli. Pengukuran juga
bedasarkan perbedaan tekanan yang di tunjukkan dengan ketinggian fluida
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
3. Bourdon Tube
Tabung Bourdon merupakan alat ukur yang banyak digunakan karena
mempunyai daerah pengukuran cukup besar (0 sampai 700 atmosfir) dan
harganya cukup murah. Tabung Bourdon terbuat dari paduan logam yang
dipasang melengkung membentuk huruf C. Tabung yang berpenampang
tipis tersebut oleh pengaruh tekanan akan mengembang dan bergerak ke arah
luar. Untuk tekanan sampai 600 psi bahan tabung terbuat dari perunggu
(bronze), tekanan sampai dengan 10.000 psi terbuat dari paduan berilyum-
tembaga, sedangkan untuk pengukuran tekanan 10.000 atau lebih digunakan
baja berkarat (stainless steel) maupun paduannya.
4. Bellows Gage
Beberapa proses, seperti peleburan besi metalurgi dan pengelasan,
memerlukan begitu banyak panas yang hanya dapat dikembangkan setelah
penemuan beloow. Bellow digunakan untuk memberikan udara tambahan
untuk bahan bakar, meningkatkan laju pembakaran, dan oleh karena itu
keluarannya panas.
Sebuah alat pengukur bellow berisi elemen elastis yang merupakan unit yang
berbelit-belit mengembang dan kontrak axially dengan perubahan tekanan. Tekanan
yang akan diukur dapat diterapkan pada bagian luar atau bagian dalam bellow.
Namun, dalam praktiknya, sebagian besar bellow memiliki alat pengukur tekanan
diterapkan pada bagian luar bellow.
Seperti tabung Bourdon-elemen, elemen-elemen elastis di bellow, alat
pengukurnya terbuat dari kuningan, fosfor perunggu, stainless steel, berilium-
tembaga, atau logam lainnya yang cocok, tujuan dimaksud gauge. Kebanyakan
bellow pengukur adalah pegas, yaitu menentang pegas bellow, sehingga mencegah
perluasan penuh bellow. Membatasi perluasan bellow dengan cara ini bellow
melindungi dan memperpanjang kehidupannya. Dalam bellow pegas elemen,
defleksi adalah hasil dari gaya yang bekerja pada bellow dan gaya lawan pegas.
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
Meskipun beberapa instrumen bellow dapat dirancang untuk mengukur tekanan
sampai 800 psi, aplikasi utama mereka di atas kapal adalah dalam pengukuran
tekanan rendah atau perbedaan tekanan kecil.
2.) Pressure Transducer
Pada banyak penerapan di mana pengukuran tekanan dibutuhkan, tekanan harus
diukur dengan peralatan yang mengubah tekanan menjadi keluaran listrik. Misalnya,
kerap kali kita ingin memantau tekanan yang berubah menurut waktu. Jenis alat
pengukur tekanan ini disebut transdusser tekanan (pressure transducer)
1.3.4. PRINSIP KERJA BOURDON
Bourdon adalah sejenis pipa pendek lengkung, dan salah satu ujunganya
tertutup. Jika bourdon tubes diberikan tekanan maka ia cenderung untuk menegang.
Perubahan yang dihasilkan sebanding dengan besarnya tekanan yang diberikan.
Perubahan tekanan yang dideteksi oleh tabung bourdon akan menyebabkan
tabungnya bergerak. Kemudian gerakan tabung tersebut ditransmisikan untuk
menggerakkan jaru meter. Biasanya skala meter tekanan ini dikalibrasi dalam
beberapa ukuran antara lain Psi, kPa, Bar, dan kg/cm2. Tekanan gauge merupakan
ukuran relatif.
Misalnya meter gauge menunjukkan skala 0 psi. Ini bukan berarti dalam
bejana yang diukur dalam kondisi vakum atau tidak ada gas. Secara absolut di
dalam bejana yang diukurnya masih ada gas tetapi tekanannya sama dengan tekanan
atmosfir 1 bar. Tekanan tersebut disebut dengan tekanan absolut.
Secara mekanis cara kerja alat ukur tekanan tipe bourdon adalah sebagai
berikut: ketika tekanan dikenakan pada tabung, tabung akan menegang dengan
gerakan yang bebas. Untuk tekanan rendah, gerakan tabung dikonversi ke dalam
gerakan cirkular dengan kuadran mekanik dan roda gigi pinion. Jika keluaran sinyal
eletrik diperlukan untuk pengindikasian, pointernya dapat diganti dengan
potensioner. Sistem hidrolika dan peneumatik cenderung untuk menunjukkan
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
tekanan yang besar. Penyumbatan ini dapat menjadikan kesalahan penunjukkan
khususnya terkait pada nilai sebenarnya yang diukur dan juga akhirnya
menyebabkan kerusakan pada alat pengukur tekanan. Untuk menghindari ini,
tonjolan penghambat (snubber) disediakan untuk mengurangi respon dari sensor
tekanan.
Pengukur tekanan bourdon didasarkan pada transducer yang kuat tetapi
keakuratannya rendah. Untuk lebih mengakuratkan pengukuran tekanan transducer
yang didasarkan pada prinsip keseimbangan gaya digunakan adalah sebuah
transducer berbeda, lubang tekanan masuk rendah (LD) dibiarkan terbuka ke udara
dan yang lubang tekanan (Hp) dihubungkan dengan sistem. Perbedaan didapat dari
sinyal yang menunjukkan ukuran tekanan.
1.3.5 Rumus
Adapaun rumus-rumus yang berkenaan dengan praktikumini ialah sebagai
berikut :
P = FA
....................................................................................(1.1)
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
(Sumber : Rahmat, 2011 ; 1)
Gambar 1.2. Bourdon Tube
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
Keterangan :
P = Tekanan (MKS: kgf/m2, SI: N/m2)
F = Gaya (MKS: kgf, SI: N)
A = Luas penampang (m2)
Selain rumus tersebut berlaku juga rumus beda tekanan dimana percobaan
tekanan dapat dicari dengan melakukan pengurangan tekanan (P) dengan tekanan
udara luar (Po)
∆P = P – Po ................................................................................................... (1.2)
Beda tekanan (P – Po) adalah tekanan yang menyebabkan adanya gaya yang
bekerja pada tiap elemen permukaan dengan arah tegak lurus pada permukaan zat
cair. Terdapat resultan gaya yang bekerja dimana resultan gaya dilambangkan
dengan Fres, merupakan perkalian beda tekanan dengan luas penampang zat cair.
Pg = Pa-Ps ..................................................................................................... (1.3)
Keterangan :
Pg = tekanan terukur
Pa = tekanan absolut
Ps = tekanan atmosfer
Selain itu, rumus untuk mencari tekanan dalam tabung (P) percobaan adalah
P = berat piston +berat bebanluas piston
x g x 1 Pa ....................................................... (1.4)
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
1.4. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan dari pengukuran kalibrasi tekanan beban mati ialah :
1. Siapkan alat
2. Hubungkan pipa masuknya air dengan lubang penutup pada alat
pengukur tekanan serta hubungkan pipa yang menghubungkan antara alat
pengukur tekanan dengan alat kalibrator.
3. Ukur diameter piston serta timbang dengan teliti.
4. Tutup kedua katup di alat kalibrasi sementara satunya lagi dibuka.
5. Isi pipa dengan cara manual hingga air mengisi penuh ke alat kalibrasi dan
pipa penghubung antara alat pengukur tekanan dengan alat kalibrasi.
6. Isi penuh tabung dan tutup katup pengatur masuknya air dari tabung serta
tutup pipa masuknya air.
7. Masukkan piston dengan cara di putar dengan berbarengan membuka
katup aliran penghubung alat kalibrasi dengan alat pengukur.
8. Amati pembacaan tekanan pada alat kalibrator.
9. Lakukan percobaan sebelumnya dengan menambahkan 0,5kg per
percobaan hingga beban mencapai 4,5kg.
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
1.5 Hasil Percobaan Dan Perhitungan
Berat piston = 0,5 kg
Diameter piston = 1,77 x 10-2 m
Gravitasi = 9,81 m/s2
1 Pa = 10-3 KN/m2
Tabel 1.1. Hasil Percobaan dan Perhitungan
Berat Piston
(Kg)
Luas Piston
(m2)
Tekanan dalam
Tabung
(KN/m2)
Bacaan Tekanan Pada Alat
Simpangan Mutlak Pada
Alat
Simpangan (%)
0,5 2,460 x 10-4 19,939 17,8 2,139 10,727%
1,0 2,460 x 10-4 39,878 28,8 11,078 27,779%
1,5 2,460 x 10-4 59,817 38,8 21,017 35,135%
2,0 2,460 x 10-4 79,756 70,8 8,956 11,229%
2,5 2,460 x 10-4 99,695 88,8 10,895 10,928%
3,0 2,460 x 10-4 119,634 107,8 11,834 9,891%
3,5 2,460 x 10-4 139,573 130,8 8,773 6,285%
4,0 2,460 x 10-4 159,512 144,8 14,712 9,223%
4,5 2,460 x 10-4 179,451 169,8 9,651 5,378%
Luas piston =
= )
= 2,460 m2
Tekanan dalam Tabung =
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
Bacaan Tekanan Pada Alat = x +
= 17,8
= 28,8
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
= 38,8
= 70,8
= 88,8
= 107,8
= 130,8
= 144,8
= 169,8
Simpangan Mutlak pada Alat (S = ∣ )
8,956
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
Simpangan (%)= PS=
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
GRAFIK HUBUNGAN SIMPANGAN, SIMPANGAN MUTLAK, DAN BACAAN TEKAAN PADA ALAT
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 1800
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0
2
4
6
8
10
12
14
Simpangan Mutlak Simpangan %
Bacaan Tekanan Pada Alat
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity
IKATAN MAHASISWA SIPILFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 18
1.6. Sumber Kesalahan
Adapun sumber kesalahan dari percobaan kalibrasi tekanan beban mati adalah:
1. Posisi kurang tepat pada saat memasukkan piston ke dalam tabung
2. Kurang teliti pada saat pembacaan hasil tekanan pada alat
3. Pada saat memasukkan piston tidak bersamaan dengan saat membuka piston
4. Kurang teliti dalam perhitungan, pembulatan maupun pada saat konsentrasi data hasil percobaan
5. Masih adanya gelembung udara pada selang dan kurang penuhnya air dalam tabung
1.7. Aplikasi
Adapun aplikasi dari percobaan kalibrasi tekanan beban mati adalah :
1. Perairan
2. Barometer
3. Pompa manometer
4. Tekanan diafragma
5. Pompa Hidrolik
1.8. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan kalibrasi tekanan beban mati adalah:
1. Semakin berat piston maka tekanan yang dihasilkan di dalam tabung akan semakin besar juga
2. Nilai berat piston berbanding lurus dengan besar tekanan dalam tabung
3. Persentase simpangan merupakan perbandingan antara simpangan mutlak dengan tekanan dalam tabung (sesungguhnya) dikalikan dengan 100%
4. Semakin besar tekanan maka semakin kecil simpangan mutlak
5. Tekanan dalam tabung merupakan tekanan yang dihasilkan dalam suatu bagian yang dihitung secara manual dengan rumus P = F/A
CivilEngineeringofSriwijayaUniversity