kali code-short.pdf

download kali code-short.pdf

of 4

Transcript of kali code-short.pdf

  • Short List 4. Penataan Lingkungan

    42

    4.12.(3)

    Penanganan Permukiman Bantaran Sungai Code Yogyakarta

    Tipe kegiatan:

    Penataan permukiman kumuh Inisiatip dalam manajemen perkotaan:

    Keterlibatan pihak-pihak yang concerned dalam penataan lingkungan permukiman Tempat dan skala kegiatan:

    Seluruh bantaran Kali Code mendapatkan pembinaan, tetapi sebagai contoh kasus difokuskan pada RT01/RW01 Kelurahan Kotabaru (sebagai kawasan binaan Romo Mangun)

    Pelaku utama: Masyarakat, institusi/perorangan lainnya

    Deskripsi kegiatan Sebagai salah satu kawasan permukiman kota (yang berlokasi di pusat kota), bantaran Sungai Code berperan sebagai penunjang kegiatan kota, khususnya kegiatan di kawasan Malioboro. Namun di saat yang bersamaan, pada waktu itu bantaran Sungai Code mempunyai kondisi sosial-ekonomi maupun fisik yang sangat buruk, karena penggunaan kawasan tersebut sebagai tempat pembuangan sampah, tempat hunian masyarakat yang mempunyai profesi hitam, tempat kaum migran yang tidak mempunyai pekerjaan tetap (namun demikian mempunyai elastisitas yang tinggi dalam melaksanakan kehidupan ekonominya), serta rawan terhadap banjir. Sejak tahun 1990 masyarakat di sepanjang bantaran Sungai Code (baik penduduk asli maupun pendatang) berproses secara sosial-ekonomi, sehingga kemudian menyatu menjadi suatu masyarakat dengan sifat-sifat : Apriori, apatis, takut dan curiga terhadap lembaga-lembaga resmi Mempunyai solidaritas tinggi terhadap sesama orang yang kurang beruntung Relatif tidak peduli (mengabaikan) hukum dan peraturan Kurang menghargai hak-hak pribadi Sulit menghadapi perubahan-perubahan yang datangnya dari luar Berorientasi terhadap kehidupan masa kini

    Beberapa pihak menaruh perhatian terhadap kondisi tersebut. Konsep yang akan digunakan disepakati tidak akan penggusuran karena diperhitungkan bahwa hal tersebut tidak memecahkan masalah dalam penanganan kawasan Bantaran Code, karena meskipun memperoleh penggantian, masyarakat di sana yang digusur akan tetap menjadi kelompok marjinal di tempatnya yang baru. Untuk itu kemudian Pemerintah Daerah mengembangkan visi dalam penanganannya yaitu (1) menjadikan kawasan bantaran Sungai Code, meskipun berkepadatan tinggi tetapi tetap layak huni serta mempunyai sarana dan prasarana yang memadai; (2) pola pemanfaatan tempat tinggal di kawasan tersebut sekaligus sebagai tempat bekerja; serta (3) menjadikannya sebagai pendukung kawasan Malioboro. Penanganan kawasan bantaran Sungai Code oleh Pemerintah Daerah dimulai pada tahun 1983, dengan menggunakan apa yang dinamakan konsep TRIBINA serta dengan menerbitkan Perda No. 7 tahun 1986 tentang RIK untuk Kawasan Code yang ditetapkan

  • Short List 4. Penataan Lingkungan

    43

    Beberapa bangunan artistik di wilayah studi: mengubah citra kumuh

    sebagai kawasan khusus. Sementara itu program-program yang dijalankan adalah penyuluhan masalah permukiman, peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat, rasionalisasi sungai, KIP, sistem pembiayaan bergulir dan penyediaan air bersih. Di luar Pemerintah Daerah, terdapat usaha penanganan yang sama yang dilakukan oleh LSM, swasta, perguruan tinggi maupun perorangan, termasuk diantaranya yang dilakukan oleh Romo Mangunwijaya. Pelaksanaan kegiatan Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penataan kawasan kumuh di bantaran Sungai Code membentuk suatu kemitraan, yaitu : Masyarakat baik sebagai kelompok sasaran (penerima program dan yang

    memanfaatkannya) maupun sebagai pelaksana LSM, swasta, perguruan tinggi serta perorangan sebagai fasilitator dan penyandang

    dana Pemerintah daerah sebagai pemberi legalitas dan mediator

    Dari keseluruhan kegiatan yang terlibat dalam penanganan masalah bantaran Sungai Code, kegiatan serta pendekatan yang dilakukan oleh Romo Mangunwijaya secara khusus memperoleh banyak catatan dari berbagai pihak. Romo Mangun memulai kegiatannya pada tahun 1983 dengan memperkenalkan konsep rumah panggung sebagai antisipasi terhadap kemungkinan banjir yang dapat datang secara berkala maupun sewaktu-waktu. Beberapa hal lain yang dilakukan adalah : Memperkenalkan nilai-nilai kehidupan baru, diantaranya adalah memperkenalkan

    penggunaan intelektualitas dalam menyelesaikan permasalahan hidup. Pengembangan intelektualitas masyarakat dapat dibangkitkan melalui pengenalan pada buku serta melalui pendidikan yang terstruktur (misalnya sekolah). Untuk kepentingan tersebut Romo Mangun kemudian membangun perpustakaan, sekolah, dll

    Memperkuat struktur sosial masyarakat, dengan membangun struktur kelembagaan maupun solidaritas di dalam masyarakat.

    Secara fisik membentuk lingkungan yang baik dari sisi estetika, dengan menawarkan konsep-konsep bangunan rumah yang mempunyai nilai arsitektural tinggi dan unik

    Meskipun wilayah yang dibina oleh Romo Mangun (RT01/RW01 Kelurahan Kotabaru) merupakan bagian yang kecil dari keseluruhan kawasan bantaran Sungai Code, namun cukup signifikan untuk dapat ditampilkan sebagai wajah penanganan permukiman kumuh di kawasan tersebut. Dengan mengambil contoh penanganan di RT01/RW01 Kelurahan Kotabaru, terlihat bahwa kegiatan penanganan di kawasan Code dapat menarik perhatian berbagai pihak, misalnya : Kawasan bantaran Sungai Code sering dijadikan

    ajang studi banding untuk dijadikan contoh dalam melakukan peremajaan kota, khususnya yang berada di kawasan bantaran sungai

    Secara khusus wilayah yang dibina oleh Romo Mangun memperoleh Aga Khan Award atas prestasinya dalam bidang arsitektur kota. Hal ini merupakan pengakuan serta penghargaan pihak yang berkompeten dalam bidang arsitektur atas apa yang dilakukan Romo Mangun (beserta masyarakat setempat)

  • Short List 4. Penataan Lingkungan

    44

    Keterlibatan lebih banyak lagi pihak yang bersedia memberikan alih teknologi, pendanaan maupun sumbangan pemikiran, misalnya perguruan tinggi, LSM, swasta, dll

    Manfaat dan keuntungan kegiatan serta faktor-faktor pelaksanaannya Secara keseluruhan kegiatan ini memberikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat di bantaran Sungai Code. Secara sosial terlihat bahwa masyarakat menjadi lebih solid, yaitu (1) mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan serta merumuskan alternatif pemecahannya; (2) telah terbentuk berbagai struktur kelembagaan; serta (3) terjadi perubahan perilaku dalam menghadapi pihak luar maupun perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Selain itu, terlihat juga adanya perubahan fisik pada kawasan bantaran Sungai Code, yang secara mencolok ditunjukkan oleh arsitektur bangunan maupun kondisi sungai yang semakin bersih dan rapi.

    Perbaikan-perbaikan kondisi pada kawasan bantaran Sungai Code tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu : Terdapat figur perorangan yang memberikan waktu, tenaga maupun usahanya secara

    intensif. Tokoh tersebut kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat setempat sehingga kemudian mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap permasalahan maupun pola pikir mereka. Pada akhirnya pendekatan-pendekatan yang dilakukan relatif lebih dapat diterima oleh warga setempat

    Terdapat Pemerintah Daerah yang mempunyai konsep-konsep penanganan yang cukup komprehensif, terutama dengan prinsipnya untuk tidak menggusur. Tanpa adanya ancaman penggusuran ini membuat masyarakat bantaran Sungai Code menjadi tidak apriori terhadap upaya penanganan tersebut

    Permasalahan terbesar yang dihadapi dalam penanganan kawasan bantaran Sungai

    Code adalah terus bertambahnya pendatang di sepanjang sungai tersebut, yang dapat mengganggu ketercukupan sarana dan prasarana yang disediakan. Tidak berimbangnya ketersediaan sarana dan prasarana dengan jumlah penduduk akan memunculkan kembali kekumuhan sehingga merusak upaya penanganan yang telah dilakukan selama ini. Sementara itu untuk keberlanjutan (sustainability) kegiatan, terutama pada penanganan kawasan binaan Romo Mangun, harus dapat menjawab tantangan untuk dapat menghilangkan ketergantungan pada satu figur.

    Kondisi S.Code dan bantarannya : relatif rapi dan bersih untuk ukuran perkotaan

    Keunikan satu bangunan rumah : membentuk lingkungan yang lebih

    manusiawi

  • Short List 4. Penataan Lingkungan

    45

    Hal-hal yang dapat dipelajari Dari penanganan kawasan bantaran Sungai Code, khususnya yang merupakan binaan Romo Mangun, dapat ditarik beberapa pelajaran, yaitu : Dengan membangun masyarakat yang solid, akan membuat mereka sebagai kelompok

    yang kokoh sekaligus fleksibel (namun kompak) dalam menyikapi perubahan dari luar. Penanaman nilai-nilai intelektualitas dan budaya akan menambah bobot penyikapan mereka terhadap berbagai permasalahan.

    Pemberian citra baik yang secara mencolok diperlihatkan oleh arsitektur bangunan maupin lansekap kawasan mampu menggugah keterlibatan masyarakat setempat maupun pihak-pihak lain untuk lebih banyak lagi memberikan kontribusinya dalam penanganan kawasan bantaran Sungai Code. Keindahan, ketertiban serta kebersihan diharapkan mampu mengimbas kepada perubahan perilaku keseharian ke arah yang lebik baik.

    Kedua hal di atas dapat dilakukan oleh lembaga atau perorangan yang mengidentikkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat setempat.

    Kemungkinan-kemungkinan Replikasi

    Program ini menarik untuk direplikasi di tempat lain, mengingat saat ini di Indonesia, salah satu permasalahan perkotaan adalah penataan lingkungan permukiman. Bantaran Sungai Code dapat dijadikan contoh kasus yang mewakili sebagian besar wajah permasalahan permukiman kota, yaitu kumuh, di pusat kota, di bantaran sungai serta memiliki problem sosial-ekonomi yang kompleks. Namun demikian untuk replikasi kegiatan ini, khususnya pembinaan kawasan bantaran Sungai Code oleh Romo Mangun, tidak dapat dengan mudah dilakukan sebelum memperoleh pengganti figur tokoh tersebut, dengan syarat kesamaan dedikasi, intregitas maupun kemampuan-kemampuan teknis lainnya. Nara sumber: Ir. Eko Suryo

    Bappeda Tingkat II Kotamadya Yogyakarta Kompleks Balai Kota Jl. Kenari Yogyakarta Telp. 0274-515207

    Adi Suprayitno

    Ketua RT01/RW01 Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman Kotamadya Yogyakarta

    Referensi lainnya :