KAK Pembuatan Unsur Peta Dasar 5K

22
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBUATAN UNSUR PETA DASAR KABUPATEN KLATEN SKALA 1:5.000 KAK Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten Skala 1:5.000 1

description

TOR for mapping 5k in indonesia

Transcript of KAK Pembuatan Unsur Peta Dasar 5K

KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

PEMBUATAN UNSUR PETA DASAR KABUPATEN KLATEN SKALA 1:5.000KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBUATAN UNSUR PETA DASAR KABUPATEN KLATEN

SKALA 1:5.000

1. LATAR BELAKANGUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data baik spasial dan nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, serta Pemerintah Daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 menegaskan bahwa aspek wilayah/spasial haruslah diintegrasikan dan menjadi bagian dari kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan. Lebih lanjut, adanya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial juga mensyaratkan penggunaan referensi tunggal informasi geospasial.Keempat amanat Undang-Undang tersebut menunjukkan pentingnya data spasial dalam proses perencanaan pembangunan. Namun ketersedian data dan informasi geospasial terkini khususnya peta dasar pada skala besar yang disediakan Pemerintah belum sepenuhnya mencakup seluruh wilayah Indonesia. . Perlunya data spasial nasional/prov/kab/kota serta berada dalam satu sistem tunggal dan terintegrasi secara nasional sesuai asas keterpaduan dalam UU Penataan Ruang dan UU Informasi Geospasial. Kondisi ini menuntut Pemerintah Daerah untuk membuat peta skala detail sebagai input penting dalam perencanaan pembangunan misalnya dalam hal perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang.Secara umum permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan peta skalabesar, diantaranya dapat dikategorikan sebagai berikut:1. Peta tidak dalam sistem koordinat yang umum, sehingga tidak bisa ditampalkan dengan peta sebelumnya atau dengan peta lain; 2. Pemilihan data citra satelit yang salah sehingga tidak memenuhi skala yang diinginkan;

3. Pemakaian citra google earth yang tidak memiliki koordinat, dan sudah kadaluarsa;

4. Perbedaan batas wilayah administrasi baik batas desa, kecamatan, kabupaten, dan batas provinsi; dan

5. Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang menguasai teknologi terkini dalam pembuatan peta.Berdasarkan kondisi diatas Pemerintah Kabupaten Klaten memandang perlu segera membuat unsur peta dasar skala besar yang berbasis Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi (CTSPJRT). Data spasial tersebut disusun berbasis desa (persil-persil tanah) yang berisi informasi spasial tentang indikator strategis kondisi sosial, ekonomi, fisik prasarana, tata guna lahan, dan status lahan. Data spasial tersebut disusun sesuai dengan tingkat kedetilan unsur peta dasar pada skala 1:5.000, yang tertuang dalam spesifikasi teknis pembuatan peta dasar yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).Dengan dibangunnya data spasial pada skala besar, bisa dimanfaatkan untuk merencanakan sistem perencanaan daerah dalam rangka mendukung pembangunan daerah yang berbasis data strategis dalam jejaring spasial. Data spasial yang akan dibangun merupakan obyek perencanaan daerah yang apabila dilengkapi dengan non spasialnya sebagai subyek dapat disusun nomor identifikasi obyek yang tunggal berkorelasi terhadap subyeknya dan bermanfaat untuk aspek perencanaan daerah.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan pembuatan unsur peta dasar skala 1:5.000 dengan cakupan wilayah Kabupaten Klaten.

Adapun tujuan Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000 adalah sebagai:

a. Terwujudnya peta dasar skala besar Kabupaten Klaten yang sesuai dengan norma,spesifikasi teknis pemetaan dan kaidah kartografi; dan

b. Terwujudnya data spasial yang mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang akurat dan sesuai dengan kondisi di lapangan.3. SASARAN

Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000 adalah:

a. Tersedianya unsur peta dasar skala besar Kabupaten Klaten; dan

b. Tersedianya data dan informasi spasial skala besar di Kabupaten Klaten yang tepat dan akurat untuk perencanaan daerah yang lebih terarah, cepat, dan terpadu.4. LOKASI KEGIATANLokasi Kegiatan Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000 meliputi 26 Kecamatan dengan 401 Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Klaten seluas kurang lebih 70.035 hektar (tujuh puluh ribu tiga puluh lima) hektar. Indeks lokasi pekerjaan ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1: indeks lokasi pekerjaan

5. SUMBER PENDANAAN

Kegiatan Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000 ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Klaten. Sedangkan untuk pengadaan Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi (CTSPJRT) diperoleh dari LAPAN dan BIG.6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama Pejabat Pembuat Komitmen:

Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten.7. STANDAR TEKNIS

a. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;b. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;c. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan;d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang; e. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan, dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi;f. Standard Operating Procedures (SOP) Pembuatan Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh dari BIG Tahun 2013.g. Spesifikasi Teknis pembuatan peta skala besar dari BIG.h. SPR-77 Spesifikasi Penyajian Peta Dasar Skala Besar dari BIG.8. LINGKUP KEGIATANSecara umum lingkup pekerjaan yang terdiri dari:

a. Perencanaan & Pengukuran GCP;b. Orthorektifikasi;c. Digitasi Unsur Peta Dasar d. Pembentukan Geodatabase Unsur Peta Dasar;e. Survei Kelengkapan Lapangan;f. Entry Data Lapangan dan Penyelarasan Data;g. Penyajian Peta; danh. Pelaporan.9. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000 menggunakan data citra satelit resolusi tinggi, harus melalui beberapa tahap pengerjaan yaitu: orthorektifikasi menggunakan data GCP dan DEM, proses digitasi citra yang telah ter-orthorektifikasi sesuai spesifikasi pemetaan skala 1:5.000. Sehingga dihasilkan unsur peta dasar skala 1:5.000 dua dimensi (2D) yang sesuai dengan standar spesifikasi pemetaan Badan Informasi Geospasial.

Secara umum metodologi pelaksanaan pekerjaan ditunjukkan pada diagram alir berikut:

Gambar 1: Metodologi Pekerjaan10. KELUARAN

Hasil dari kegiatan ini adalah data dan informasi spasial hasil analisa Citra Tegak Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi dan survei lapangan. Hasil akhir dari kegiatan ini dituangkan dalam bentuk buku laporan akhir yang disertai dengan hard copy peta dasar dengan skala 1:5.000, data tersebut juga tersimpan dalam media DVD, adapun hasil kegiatan yang harus diserahkan adalah:

NoOutputVolume

1Buku Laporan Pendahuluan berukuran F43 (tiga) eksemplar)

2Basis data dan deskripsi titik hasil pengukuran GCP, yang berisi informasi tentang koordinat, denah, foto dari 4 penjuru mata angin1 set

3Image hasil orthorektifikasi1 set

4Buku Laporan Antara berukuran F43 (tiga) eksemplar)

5Hasil survei kelengkapan lapangan, berupa: peta manuskrip, daftar nama geografis, cek lapangan dan verifikasi penutup lahan per Nomor Lembar Peta (NLP)1 set

6Buku Laporan Akhir berukuran F43 (tiga) eksemplar)

7Data unsur peta dasar digital format .shp dalam sheetwise satuan Nomor Lembar Peta (sistem koordinat/ datum SRGI 2013) dan blockwise/gabungan seamless (sistem koordinat geografis)1 set

8Metadata menggunakan ISO 19139 yang merupakan implementasi dari ISO 19115Per NLP

9Hasil penyajian unsur peta dasar sesuai kaidah kartografi dalam satu paket format .mxd per NLPPer NLP

10Quicklook layout unsur peta dasar setiap NLP dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (90 dpi)Per NLP

11Album peta tercetak pada skala 1:5.000 (per NLP)1 set

a. b. c. d. e. Semua data digital hasil pekerjaan diserahkan dalam DVD sebanyak 3 (tiga) set DVD.11. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pejabat pembuat komitmen dapat memberikan datadata dasar maupun data yang dibutuhkan kepada penyedia jasa, serta pendampingan oleh tim teknis dalam rangka koordinasi.12. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PENYEDIA JASAPenyedia jasa senantiasa berkoordinasi dengan pejabat pembuat komitmen maupun personil yang ditugaskan oleh PPK dalam melaksanakan kegiatan. Dalam melakukan koordinasi tersebut seluruh perlengkapan ditanggung oleh penyedia jasa. Penyedia jasa harus mengadakan diskusi dan alih pengetahuan tentang substansi pekerjaan dengan Tim Teknis dan SKPD terkait melalui forum-forum diskusi yang telah disepakati.Adapun persyaratan peralatan yang dibutuhkan adalah:1. Pengukuran Titik Kontrol Pemetaan menggunakan receiver GPS Geodetik dual frequency;2. Peralatan yang harus digunakan untuk pekerjaan orthorektifikasi adalah software pengolah citra yang memiliki kemampuan pengolah citra;3. Peralatan yang harus digunakan untuk pekerjaan digitasi 2 Dimensi unsur peta dasar adalah software CAD atau GIS;4. Software Office;5. Jumlah unitnya disesuaikan dengan jumlah tim dan kapasitas kerja; dan6. Software yang digunakan berlisensi.

13. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASAPenyedia jasa membuat produk Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000.14. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten skala 1:5.000, diberikan batas waktu selama 9 (sembilan) bulan, terhitung sejak diterbitkan Surat Perintah Kerja (SPK).15. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKANTenaga ahli dan pendukung dalam pekerjaan ini harus memenuhi kualifikasi minimum seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.

NoPosisiPendidikanBidang KeahlianPengalaman MinimumJumlah MinimumTugas

1Ketua Tim PelaksanaS2(geodesi/geografi)Pemetaan5 thn1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi terhadap tim kerja dan hasil pekerjaan. Menyiapkan rencana detil persiapan kegiatan, integrasi hasil pekerjaan dan penyusunan laporan.

2Tim Pengukuran GCPS1

(geodesi)GPS dan Survei Pemetaan5 thn3 Melakukan pengukuran titik GCP.

3TimOrthorektifikasiS1

(geodesi/geografi)Penginderaan Jauh dan GPS5 thn2 Melakukan orthorektifikasi.

4Tim

Digitasi unsur peta dasarS1

(geodesi/geografi)GIS dan Penginderaan Jauh5 thn5 Melakukan digitasi citra unsur peta dasar.

5Tim Survei

Kelengkapan LapanganS1

(geodesi/ geografi)Toponimi dan Survei Pemetaan5 thn3 Melakukan perencanaan mobilisasi survey kelengkapan lapangan. Melakukan kegiatan survey kelengkapan lapangan.

6Tim Entry

data lapangan dan Penyelarasan DataS1

(geodesi/

geografi)GIS dan Toponimi5 thn3 melakukan entry data lapangan dan penyelarasan data.

7TimPembentukan Geodatabase Unsur Peta DasarS1(geodesi/ geografi/ ilmu komputer)Geodata base5 thn3 Melakukan pembentukan geodatabase unsur peta dasar.

8Koordinator Penyajian PetaS1(geodesi/ geografi)Kartografi5 thn3 Melakukan penyajian peta.

9AdministrasiSLTAManajemen/

Akuntansi3 thn1 Melakukan tugas administrasi

16. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

NO.PEKERJAAN123456789

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536

1Persiapan1

2Rencana Survei dan Distribusi GCP1

3Pelaksanaan Survei GCP1

4Orthorektifikasi1

5Digitasi Unsur Peta Dasar1

6Pembentukan Geodatabase1

7Survei Kelengkapan Lapangan1

8Entry Data Lapangan & Penyelarasan Data1

9Penyajian Peta1

10Pelaporan1

17. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATANa. Perencanaan & Pengukuran GCP (Ground Control Point)Ground Control Point adalah suatu titik kontrol lapangan yang mengarahkan citra pada lokasi sebenarnya di lapangan dan digunakan sebagai input dalam proses orthorektifikasi.Citra satelit resolusi tinggi yang diperoleh dari LAPAN belum dilakukan proses koreksi geometrik orthorektifikasi atau penegakkan. Citra yang belum terkoreksi geometrik orthorektifikasi memerlukan GCP atau titik kontrol lapangan. Selain itu, keperluan survei dan pemetaan khususnya pekerjaan ini, diperlukan citra satelit resolusi tinggi yang telah terkoreksi secara posisi dan relief topografinya.GCP/titik ikat dihasilkan dari hasil pengukuran di lapangan menggunakan alat GPS Geodetik. Persebaran titik GCP ini harus merata di seluruh wilayah dan disesuaikan dengan topografi/reliefnya. Pelaksanaan pekerjaan perencanaan dan pengukuran GCP harus melalui persetujuan pemberi pekerjaan.b. Orthorektifikasi Citra Satelit Dalam konteks pelaksanaan kegiatan pembuatan unsur peta dasar yang umumnya membutuhkan tingkat akurasi pada level pemetaan rupa bumi skala 1:5.000. Proses orthorektifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan citra satelit tegak yang terkoreksi secara posisi dan relief topografinya. Oleh karena itu resolusi citra optis yang digunakan untuk proses orthorektifikasi juga harus memenuhi standar pemetaan skala 1:5.000, namun level data yang dapat diperoleh dari hasil orthorektifikasi hanya pada tingkatan 2 Dimensi.

Spesifikasi teknis yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan orthorektifikasi adalah sebagai berikut:

1). Input data berupa:a). DEM (Digital Elevation Model). Data DEM disediakan oleh Pemberi Pekerjaan; danb). Titik GCP yang diperoleh dari hasil pengukuran.

2). Pemrosesan menggunakan software pengolahan citra yang support dengan orthorektifikasi.

3). Metode yang dipilih dalam proses orthorektifikasi adalah Least Square Collocation (level akurasi yang dibutuhkan hingga sub-piksel).

4). Citra hasil proses orthorektifikasi harus memenuhi:a). Resolusi spasial lebih baik atau sama dengan resolusi input citra; danb). Akurasi horisontal lebih baik atau sama dengan 0,3 mm x skala peta yang akan dihasilkan. Yang dibuktikan dengan nilai ICP.c. Digitasi Unsur Peta DasarUnsur peta dasar merupakan jenis informasi yang dapat digunakan sebagai kerangka referensi analisis keruangan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Unsur peta dasar yang harus dikompilasi dari citra hasil orthorektifikasi antara lain:

1). Perairan (Hidrografi) sebagai representasi wilayah aliran perairan;

2). Transportasi dan Utilitas sebagai representasi jaringan penghubung aktivitas dan mobilitas buatan manusia;

3). Bangunan (bangunan,persil/batas kapling) dan Fasilitas Umum sebagai representasi obyek yang digunakan manusia dalam beraktivitas;

4). Penutup Lahan sebagai representasi zonasi obyek rupabumi berdasarkan kriteria klasifikasi jenis tutupan lahan; dan5). Batas Wilayah indikatif sebagai representasi pembagian wilayah administratif secara politis.Digitasi unsur peta dasar harus dilakukan pada semua detil objek yang memiliki ukuran lebih besar dari 0,5mm x 0,5mm pada skala peta, atau ukuran 2,5m x 2,5m pada skala 1:5.000.Unsur rupa bumi yang tidak dapat teridentifikasi dengan pasti pada tahapan pekerjaan ini harus ditambahkan pada tahap pekerjaan survei kelengkapan lapangan. d. Pembentukan GeodatabaseSemua objek yang dihasilkan pada proses digitasi, harus dikonversi ke dalam format geodatabase dan dikelompokkan kedalam tema unsur peta dasar dimana setiap tema dapat berupa titik, garis, atau area.

e. Survei Kelengkapan LapanganKegiatan survei kelengkapan lapangan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

Memperoleh batas wilayah administrasi indikatif dan pengesahannya dari aparat pemerintahan setempat,

Melakukan pengumpulan nama rupabumi,

Cek Lapangan

Cek lapangan dilakukan dengan mengambil beberapa titik sampel untuk dilakukan pengukuran GPS.

Verifikasi penutup lahan dan unsur rupabumi lainnya. Baik untuk unsur yang tidak teridentifikasi pada saat plotting, maupun untuk mendapatkan perhitungan kappa indeks.Unsur-unsur yang dilakukan uji lapangan antara lain meliputi batas administrasi, nama-nama geografis, penutup lahan, dan batas persil/kapling.f. Entri Data Lapangan Dan Penyelarasan DataKegiatan entry data lapangan merupakan kegiatan memasukkan dan mengolah seluruh data yang telah didapatkan dari hasil survei lapangan dan toponimi ke dalam atribut peta. Proses entry data lapangan, hasil survei lapangan tersebut digabungkan untuk melengkapi data yang dihasilkan dari tahapan digitasi unsur peta dasar.

1). 2). g. Penyajian PetaPenyajian peta harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Data yang telah bersih dari kesalahan disajikan secara kartografis sesuai dengan spesifikasi rupabumi skala 1:5.000 yang telah ditetapkan;2. Penyajian peta rupabumi disajikan untuk tiap-tiap NLP;3. Hasil dari proses penyajian peta rupabumi pada akhirnya harus dicetak untuk diserahkan pada penyerahan akhir.4. Metadata yang dibuat, menggunakan ISO 19139 yang merupakan implementasi dari ISO 19115.h. PelaporanPelaporan yang diberikan pada pekerjaan ini, antara lain terdiri atas: Laporan Pendahuluan; Laporan Antara; dan Laporan Akhir.Laporan yang diberikan masing-masing sebanyak 3 (tiga) eksemplar.18. HAL LAINLAINLaporan diketik 1,5 spasi dengan kertas HVS ukuran F4 dan dijilid dengan sampul berwarna, ilustrasi dan tulisan dicetak warna. Laporan Akhir yang diserahkan disertai dengan media elektromagnetis Digital Versatile Disc (DVD) serta dokumen presentasi, dan foto yang dikemas dalam file box. Dokumen Peta tersendiri dalam bentuk Album Peta (ukuran menyesuaikan skala peta) diserahkan beserta masternya.

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KLATENDrs. H. BAMBANG SIGIT SINUGROHO, MMNIP. 19601212 198603 1 037

EMBED CDraw5

Maksudnya?

Apa perlu dimasukkan?

SAYA KESULITAN MENENTUKAN BOBOT PEKERJAAN DARI HPS YG SUDAH MBA SUSUN, SILAHKAN DITENTUKAN BOBOT PEKERJAANNYA SESUAI HPS MBA..

Belum disesuaikan dengan tahapan yang baru

KAK Pembuatan Unsur Peta Dasar Kabupaten Klaten Skala 1:5.0001

_1040804301.unknown