KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Peti Tunjungsari NIM.E0009260 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A 2013

Transcript of KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN...

Page 1: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN

DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Peti Tunjungsari

NIM.E0009260

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2013

Page 2: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN

DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh

Peti Tunjungsari

E.0009260

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 3: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN

DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh

Peti Tunjungsari

E.0009260

Telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 21 Maret 2013

Page 4: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Peti Tunjungsari

Nim : E.0009260

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (Skripsi)

berjudul: Kajian Yuridis Penaatan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

oleh PT Dan Liris di Kabupaten Sukoharjo adalah benar-benar karya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (Skripsi) ini diberi

tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pusataka. Apabila dikemudian

hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar

yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Februari 2013

Yang membuat pernyataan

Peti Tunjungsari

Nim. E.0009260

Page 5: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Peti Tunjungsari, E.0009260. 2013. KAJIAN YURIDIS PENAATAN

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN

LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO. Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PT Dan Liris di

Kabupaten Sukoharjo telah menaati upaya pengelolaan dan pemantauan

lingkungan dari dua peristiwa konkrit atau fakta hukum yaitu mengenai upaya

pengelolaan dan pemantauan lingkungan, dan penaatan upaya pengelolaan dan

pemantaun lingkungan seperti yang telah direncanakan.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat deskriptif,

menemukan hukum in concerto mengenai ketaatan PT Dan Liris dalam Upaya

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. Lokasi penelitian di perpustakaan yang

ada di Universitas Sebelas Maret, Cyber Media, PT Dan Liris, dan Badan

lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo. Jenis data yang digunakan adalah data

primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui

studi kepustakaan baik berupa buku-buku, dokumen, dan arsip yang tersedia di

lokasi penelitian serta pengumpulan data melalui Cyber Media. Kemudian data

tersebut dimintakan konfirmasi melalui wawancara dengan Kepala Bagian Utility

maupun staff teknis Bagian Utility PT Dan Liris dan pihak Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukoharjo. Analisis data dilaksanakan dengan interpretasi

terhadap peristiwa konkrit (dalam permasalahan penelitian nomor 1 dan 2) untuk

dijadikan peristiwa hukum (jawaban permasalahan nomor 1 dan 2).

Berdasarkan pembahasan dihasilkan 2 kesimpulan yaitu pertama mengenai

Wujud Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan PT Dan Liris. Kedua,

ketaatan PT Dan Liris dalam Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.

Kata kunci: Upaya Pengelolaan Lingkungan, Upaya Pemantauan

Lingkungan, Penaatan.

Page 6: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Peti Tunjungsari, E.0009260. 2013. KAJIAN YURIDIS PENAATAN

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN

LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO. Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

This study aimed to determine the Obeying of Enviromental Management

and Enviromental Monitoring (In Bahasa known as UKL-UPL) of PT Dan Liris

which located in Sukoharjo Regency. There is two legal fact to describe the main

problem, the first are how is the Enviromental Management and monitoring of PT

Dan Liris has done. And the second is the obeying of PT Dan Liris Enviromental

Management and Enviromental Monitoring.

This research is a descriptive normative similiar, I found in the law

regarding obedience concerto PT Dan Liris in Environmental Management and

Monitoring Efforts. Locations of existing research in the library at the Sebelas

Maret University, Cyber Media, PT Dan Liris, and Environment Agency of

Sukoharjo. The type of data I used primary and secondary data. Data collection

techniques used were through the study of literature such us books, documents

and archives and also the sites and collecting data through Cyber Media. Then

the data is requested confirmation through interviews with the head of the

technical staff of Utility PT Dan Liris and the head of the sub-structure of

Environment Agency of Sukoharjo regency. Data analysis was carried out with a

concrete interpretation of an event (in the research problem number 1 and 2) to

serve as legal events (answers the problem number 1 and 2).

Based on the discussion generated two conclusions: first on Form

Environmental Management and Monitoring Efforts PT Dan Liris. Secondly,

obedience PT Dan Liris in Environmental Management and Monitoring Efforts.

Keywords: Environmental Management, Environmental Monitoring,

Compliance.

Page 7: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“The mind is like water. When it is agitated, it becomes difficult to see. But if you

allow it to settle, the answer becomes clear” (master Oogway dalam film

“Kungfu Panda”)

“Sayangilah siapa yang engkau sayangi, sesungguhnya engkau akan berpisah

dengannya! Hiduplah sebagaimana engkau kehendaki, sesungguhnya engkau akan

mati! Berbuatlah apa yang engkau kehendaki, sesungguhnya engkau akan dibalas

dengan amal perbuatanmu!” (HR: Asy-Syrari)

Page 8: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan ibunda tercinta yang telah membesarkan jiwa dikala sempii

dengan kasih sayang tulus yang tidak tertandingi, memberikan dukungan

moril, materiel, dan doa yang tidak ternilai demi kebahagian anak-

anaknya.

2. Kakak-kakaku, Mas Bagus, Mas Alip, Mas Uchin dan adiku tersayang,

Halimah, yang selalu memberikan dukungan, selalu sedia membantu

ketika dalam kesulitan, teman berbagi dalam suka dan duka.

3. Seseorang yang begitu beharga dalam hidup saya, yang selalu membuat

saya bersemangat untuk terus maju dan pantang menyerah.

4. Sahabat saya selama kuliah, Rahmani Eka Putri dan Vina Arkedina,

sahabat saya sedari SMP, Lia Ayu merdekawati, Lupita Ayu Laksmi, dan

Fajar Asmawati yang setia menemani, berbagi dan saling memberikan

dukungan.

5. Almameterku, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 9: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis

berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Yuridis Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan oleh PT Dan Liris di Kabupaten Sukoharjo”.

Meningkatnya pemahaman mengenai pembangunan berkelanjutan yang

ramah lingkungan ikut berdampak pada regulasi sektor industri, terutama dalam

bidang lingkungan. Pembangunan industi harus terlebih dahulu dilengkapi dengan

dokumen izin lingkungan sebelum sampai pada izin usaha. Dalam

pelaksanaannya, tidak jarang izin usaha yang telah didapatkan tidak diimbangi

dengan pelaksanaan dokumen lingkungan yang telah ada. Di era sekarang,

ketaatan perusahaan terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan yang telah

dimiliki menjadi penting dikarenakan desakan pangsa pasar yang menghendaki

suatu produk dari perusahaan yang ramah lingkungan. PT Dan Liris sebagai

perusahaan tekstil terpadu dengan pangsa ekspor adalah salah satu perusahaan

yang dapat dijadikan contoh penaatan dokumen lingkungan mengingat perolehan

peringkat biru dalam program PROPER.

Penulis mengakui bahwa terselesaikannya laporan penulisan hukum

(skripsi) ini tidak terlepas begitu saja dari bantuan serta dukungan baik meteriil

maupun non materiil yang diberikan oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah

memberi dukungan dan semangat untuk menyelesaikan penulisan hukum ini,

yaitu kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum selaku dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Pius Triwahyudi, S.H.,M.Si selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi atas ketulusan

hati dan kesabarannya dalam membimbing.

Page 10: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3. Bapak Mulyanto, S.H., M.Hum, selaku Pembimbing Akademik yang

telah membimbing, memberikan dorongan dan masukan bagi peningkatan

Prestasi Akademik saya selama kuliah di Fakultas Hukum UNS.

4. Bapak Ag. Eddy S Koentjoro Selaku Kepala Bagian Utility PT Dan Liris

yang memberikan kesempatan kepada saya dalam melakukan penelitian

di PT Dan Liris, memberikan akses atas dokumen-dokumen lingkungan

milik perusahaan, juga atas kesediaan beliau dalam konfirmasi /

wawancara dalam tahapan penelitian.

5. Bapak Sarwono selaku staff teknis/ petugas lapangan Bagian Utility PT

Dan Liris.

6. Bapak Purwanto Adi Nugroho,S.TP selaku kepala Bidang I: Bidang

Kajian Hukum Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo.

7. Bapak Ir. Hartoyo selaku Bidang III: Bidang Pencemaran Air

Pengendalian Pencemaran Udara, Limbah Padat dan B3 Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo.

8. Keluarga, sahabat, dan teman-teman yang telah banyak membantu dalam

penyusunan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penelitian lanjutan

di masa mendatang.

Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Februari 2013

Penulis

Page 11: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah. ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

1. Tujuan Objektif. .................................................................................. 5

2. Tujuan Subjektif. ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian. ................................................................................. 6

1. Manfaat Teoritis. ................................................................................. ̀ 6

2. Manfaat Praktis. .................................................................................. 6

E. Metodologi Penelitian. ........................................................................... 7

1. Jenis Penelitian. .................................................................................... 7

2. Sifat Penelitian. ................................................................................... 8

3. Pendekatan Penelitian. ......................................................................... 8

4. Jenis dan Sumber Data. ....................................................................... 8

5. Teknik pengumpulan bahan hukum .................................................... 10

6. Teknik Analisis Bahan Hukum ........................................................... 11

F. Sistematika Penulisan Hukum .............................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13

A. Kerangka Teori. ..................................................................................... 13

Page 12: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Tinjauan Umum Tentang Lingkungan Hidup ............................... 13

i. Pengertian Lingkungan Hidup. .................................................... 13

ii. Kualitas Lingkungan Hidup. ......................................................... 15

iii. Baku Mutu Lingkungan Hidup .................................................... 15

iv. Baku Kerusakan Lingkungan Hidup ............................................. 17

2. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Lingkungan. ..................... 18

i. Pengertian Pengelolaan lingkungan. ............................................. 18

ii. Asas-Asas dalam Pengelolaan Lingkungan. ................................ 19

a) Asas yang digunakan dalam Pengelolaan Lingkungan. .......... 20

b) Asas Pembatas dalam Pengelolaan Lingkungan ..................... 24

1. Hukum Minimum Liebig. ................................................. 24

2. Hukum Toleransi Shelford. .............................................. 24

iii. Tujuan dan Ruang Lingkup Pengelolaan Lingkungan. ................ 25

iv. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup. ............................... 26

3. Tinjauan Umum tentang Pemantauan Lingkungan. ..................... 27

i. Pengertian. ..................................................................................... 27

ii. Ciri Khas, Fungsi dan Manfaat Pemantauan Lingkungan

(H Wirtjes IV. 2003: 1-2). ............................................................. 29

iii. Jenis-jenis Pemantauan Lingkungan ............................................ 30

4. Program Penilaian Peningkatan Kinerja Perusahaan (PROPER). 34

i. Pengertian. .................................................................................... 34

ii. Tujuan dan Sasaran PROPER. ..................................................... 35

iii. Kategorisasi Peringkat Penilaian. .................................................. 36

iv. Manfaat PROPER. ........................................................................ 37

B. Kerangka Pemikiran. ............................................................................ 39

BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................. 41

A. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang dilakukan

PT Dan Liris terkait dengan Dampak Kegiatan Usaha PT Dan Liris

di Kabupaten Sukoharjo. ....................................................................... 41

1. Analisis Dampak Kegiatan Usaha PT Dan Liris ................................. 41

Page 13: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Limbah kegiatan operasi. ............................................................. 43

1. Limbah Cair. ............................................................................ 43

a) Limbah Cair Kegiatan Produksi. ...................................... 43

b) Limbah Cair Domestik. ..................................................... 43

c) Oli Bekas. ......................................................................... 43

2. Limbah Padat. .......................................................................... 43

a) Limbah Padat. ................................................................... 44

b) Limbah Padat B3 .............................................................. 45

b. Polusi Udara dan Kebisingan. ....................................................... 46

c. Bahaya Kebakaran......................................................................... 46

d. Dampak Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan. ...................... 46

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan. ......................................................... 46

a. Pengelolaan Limbah. ..................................................................... 47

1. Limbah Cair. ............................................................................. 47

a) Limbah Cair Sisa Kegiatan Produksi. ............................... 47

b) Limbah Cair Domestik ...................................................... 48

c) Oli Bekas. .......................................................................... 48

2. Limbah Padat. .......................................................................... 48

a) Limbah Padat. ................................................................... 48

b) Limbah Padat B3. ............................................................. 48

i. Padatan Lumpur IPAL. ............................................. 48

ii. Limbah Padat Abu Batubara. .................................... 49

iii. Aki Bekas. ................................................................. 49

b. Usaha Penghijauan Kawasan Pabrik. ........................................... 50

c. Pemeliharaan Saluran Drainase. ................................................... 50

d. Pengelolaan Kualitas Udara dan Kebisingan. .............................. 50

e. Pengelolaan Pencegahan Bahaya Kebakaran. .............................. 51

f. Pengelolaan Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan. .............. 51

1) Secara internal. ........................................................................ 52

2) Secara eksternal. ...................................................................... 52

3. Upaya Pemantauan Lingkungan oleh PT Dan Liris. ............................ 52

Page 14: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Pengelolaan Lingkungan Fisik-Kimia. ......................................... 52

1) Kualitas Udara dan Kebisingan. .............................................. 53

a) Tolak Ukur Kualitas Udara. ............................................. 53

b) Tolak Ukur Tingkat Kebisingan. ...................................... 53

2) Kualitas dan Kuantitas Air. ..................................................... 54

b. Bahaya Kebakaran. ....................................................................... 54

c. Limbah Padat/ Timbunan Sampah. .............................................. 55

d. Aspek Sosial, ekonomi dan Budaya. ............................................. 55

e. Aspek Kesehatan. ......................................................................... 56

B. Penaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan

dan Upaya Pemantauan Lingkungan PT Dan Liris. ........................... 57

1. Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan dan Upaya

Pemantauan Limbah Cair. ................................................................... 57

2. Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan dan Upaya

Pemantauan Kualitas Udara. ............................................................... 62

3. Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan dan Upaya

Pemantauan Limbah B3 ...................................................................... 65

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 67

A. Simpulan ................................................................................................. 67

B. Saran ....................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69

LAMPIRAN

Page 15: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Besar Kapasitas Limbah Padat PT Dan Liris .............................. 44

Page 16: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan mendorong pesatnya

perkembangan industri. Sektor industri sering mendapat piorotas utama karena

dianggap sebagai sektor peritins ekonomi. Hal ini tercermin dalam sumbangan

sektor industri dalam Produk Nasional Bruto (Gross National Product/ GNP)

yang semakin meningkat.

Disamping itu kegiatan pembangunan industri tidak membutuhkan lahan

yang luas dibandingkan dengan kegiatan pertanian tapi lebih banayak

menyediakan lapangan bagi penyerapan tenaga kerja, menyediakan barang-barang

konsumsi bagi kebutuhan masyarakat, mengolah hasil-hasil pertanian, kehutanan,

pertambangan dan peternakan serta lain-lainnya yang dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat (Perdana Ginting. 2010:1)

Didalam industrialisasi ini pastinya ada suatu pemanfaatan sumber daya

alam. Menurut R.M Gatot P.Soemarsono (1991:145) bahwa setiap pemanfaatan

sumber daya alam perlu meperhatikan patokan-patokan bahwa daya guna dan

hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batas-batas yang optimal, tidak

mengurangi kemampuan dan kelestarian alam lain yang berkaitan dengan

ekosistem dan memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan dalam

pembangunan masa depan.

Sedangkan dari sisi sumber daya manusia, industrialisasi ini menimbulkan

suatu gerakan perpindahan manusia menuju pusat-pusat industri, dimana hal

tersebut lebih kita kenal dengan urbanisasi. Industrialisasi dan urbanisasi selain

membawa kemakmuran, disaat yang bersamaan juga berdampak pada banyaknya

masalah lingkungan yang ditimbulkan. (X. Wang. 2001:25).

Upaya pencegahan pencemaran lingkungan hidup akibat buangan limbah

industry adalah persoalan mendasar dalam aktivitas pembangunan. Salah satu

upaya untuk mencegahnya adalah dengan mengimplementasikan kebijakan

pengelolaan lingkungan hidup dengan konsistensi dalam dinamika kegiatan

Page 17: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

industri. (Dewi Tuti Muryati, dkk, 2012: 1). Mengingat dampak negatif dari

kegiatan industri tersebut, kemudian dibutuhkan suatu regulasi dalam pengelolaan

lingkungan. Penerapan sistem pengelolaan lingkungan (Enviromental

Management System/ EMS) sebagai kerangka kerja untuk mengintegrasikan

kebijakan perusahaan dalam bidang perlindungan lingkungan, program, dan

praktik telah dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia baik

perusahaan domestik maupun multinasional (David Morrow & Dennis Rondinelli.

2002:159)

Politik hukum lingkungan Indonesia juga mengindikasikan bahwa

pemerintah bersungguh-sungguh dalam upaya pembangunan berwawasan

lingkungan. Hal ini sudah terlihat sejak zaman Orde Baru, dimana untuk pertama

kalinya dibentuk kementrian yang mengurusi urusan pembangunan dan

lingkungan yang diberi nama Kementrian Negara Pengawasan Pembangunan dan

Lingkungan Hidup (Men-PPLH). Prof Dr. Emil Salim diangkat sebagai Menteri

Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, dengan prioritas kerja

berupa peletakan daasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa merusak”

(Marhaeni Ria Siombo. 2012: 47)

Kebijakan hukum lingkungan nasional era ini dalam upaya perlindungan

dan pengelolaan lingkungan antara lain dengan diundangkannya Undang-undang

nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam hal kegiatan industria kemudian dimunculkan berbagai peraturan

pelaksana seperti Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Pemerintah Nomor 13

tahun tentang Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun

2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha

Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup dan Berbagai Peraturan Perundang-undangan Tentang Standar

Baku Mutu Lingkungan.

Page 18: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam hal penggalakan penaatan lingkungan oleh suatu perusahaan,

pemerintah kemudian membuat kebijakan Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan (PROPER) lewat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 127 tahun 2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan.

Kebijakan ini bertujuan untuk menggalakkan penaatan pengelolaan lingkungan

oleh perusahaan yang kegiatan usaha nya berdampak cukup penting terhadap

lingkungan.

Berdasarkan prinsip otonomi daerah, terdapat pendelegasian kewenangan

dari pusat kepada daerah. Pembagian kewenangan ini berdampak pada pembagian

urusan-urusan yang harus ditangani oleh pemerintah pusat dan daerah. Dasar

hukum pembagian kewenangan ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Daerah. Kategorisasi urusan terbagi dalam urusan absolut/ mutlak

pemerintah pusat dan urusan concruen (urusan bersama antara pemerintah pusat

dan pemerintah daerah). Urusan mutlak pemerintah pusat meliputi: pertanahan,

keamanan, yustisi, moneter, politik luar negeri, dan agama. Sedangkan urusan

concruen terbagi dalam dua hal yaitu urusan wajib dan urusan pilihan/ unggulan.

Bidang lingkungan hidup merupakan urusan wajib pemerintah pusat dan

pemerintah daerah secara bersama-sama. Sedangkan bidang industri masuk dalam

ketegorisasi urusan pilihan/ sector unggulan.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam hal pendelegasian urusan pilihan wajib

bersama yaitu dalam bidang lingkungan di daerah diperlukan suatu regulasi agar

lebih menjamin kepastian hukum. Kabupaten Sukoharjo telah memiliki Peraturan

Daerah tersendiri dalam bidang perlindungan lingkungan, yaitu Peraturan Daerah

Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan.

Meskipun sayangnya, Peraturan Daerah ini masih berdasar Undang-undang

Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (undang-undang

Lingkungan Hidup yang lama).

Sektor industri memang menjadi andalan Sukoharjo dengan distribusi

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Rp 663 milyar lebih

(http://desa-pondok.blogspot.com/2012/06/profil-sukoharjo.html). Sebagai sektor

Page 19: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

unggulan, arahan kebijakan Kabupaten Sukoharjo lebih banyak pada sektor

industri.

Sektor kegiatan industri yang cukup besar di Sukoharjo adalah kegiatan

indusri tekstil. Industry tekstil di Kabupaten Sukoharjo mencakup Industri Tekstil

skala besar sampai dengan skala menengah. Salah satu dari Industri tekstil skala

besar di Kabupaten Sukoharjo adalah PT Dan Liris.

Dalam Hasil Penilaian PROPER 2011 yang dilaporkan oleh Sekretariat

PROPER Kementrian Lingkungan Hidup, PT Dan Liris memperoleh peringkat

PROPER Biru. Yang artinya adalah bahwa PT Dan Liris telah memenuhi

persyaratan minimum yang telah ditetapkan dalam hal pengendalian pencemaran

lingkungan. Dalam hal ini bahwa di tahun 2011, ketaatan PT Dan Liris terhadap

pemenuhan persyaratan minimum dalam upaya pengenalian pencemaran yang

diakibatkan oleh kegiatan usahanya cukup bagus. Upaya pengendalian ini anatara

lain adalah dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Bagaimana

ketaatan PT Dan Liris terhadap upaya pengelolaan dan pemanatauan lingkungan

khususnya di tahun ini dan tahun sebelumnya sehingga mendapat PROPER Biru

kemudian menajdi menarik untuk dikaji.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “KAJIAN YURIDIS PENAATAN

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN

LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO”

B. Rumusan Masalah.

Dari pemaparan latar belakang tersebut diatas penulis tertarik untuk

membahas permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang

dilakukan PT Dan Liris terkait dengan dampak kegiatan usaha PT Dan

Liris di Kabupaten Sukoharjo?

2. Apakah PT Dan Liris Sukoharjo sudah melaksanakan/ menaati upaya

pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang direncanakan?

Page 20: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hal-hal tertentu yang hendak dicapai dalam

suatu penelitian. Tujuan penelitian memberikan kejelasan arah dalam

pelaksanaan penelitian. Dalam suatu penelitian dikenal dua macam tujuan,

yaitu tujuan ojekti dan tujuan subjektif. Tujuan objektif adalah tujuan

merupakan tujuan yang merupakan tujuan yang berasal dari penelitian itu

sendiri. Sedangkan tujuan sebjektif adalah tujuan yang berasal dari penulis.

Adapun tujuan objektif dan subjektif dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Objektif.

Tujuan objektif merupakan tujuan penulisan dilihat dari tujuan umum

yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan objektif dari

penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang

dilakukan terhadap kegiatan usaha PT Dan Liris Sukoharjo.

b. Untuk mengetahui mengenai ketaatan PT Dan Liris Sukoharjo dalam

upaya pengelolaan dan pemantauan yang telah direncanakan.

2. Tujuan Subjektif.

Tujuan subjektif merupakan tujuan penulis dilihat dari tujuan pribadi

penulis yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan subjektif

peneliti dalam penulisan hukum ini adalah:

a. untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan penulis di

bidang Hukum Administrasi Negara khususnya terkait dengan masalah

penaatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh PT Dan Liris di

Kabupaten Sukoharjo.

b. Untuk menerapakn teori hukum, mengembangkan dan memperluas

wacana pemikiran serta pengetahuan yang didapat selama perkuliahan

guna menganalisis permasalahan-permasalahan yang muncul terkait

dengan penaatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh PT Dan

Liris Sukoharjo.

Page 21: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna mempoleh gelar Sarjana

Hukum dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian.

Salah satu aspek penting dalam kegiatan penelitian yang tidak dapat

diabaikan adalah mengenai manfaat penelitian. Sebuah penulisan hukum

diharapkan dapat meberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan ilmu

hukum itu sendiri maupun dapa diterapkan dalam prakteknya. Penulis berharap

bahwa kegiatan penelitian dalam penulisan hukum ini sedikit banyak

bermanfaat baik bagi penulis sendiri pada khususnya maupun bagi para

pembaca pada umumnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis.

a. Hasil penelitian penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu di bidang ilmu hukum

pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-

penelitian yang sejenis pada tahap selanjutnya. Pentingnya hasil penelitian

ini bagi peneliti-peneliti yang akan datang terutama berkaitan dengan

ketersediaan data awal, karakterstik dan analisis masalah berkaitan dengan

permasalahan penaatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

2. Manfaat Praktis.

a. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan

gagasan, serta membentuk pola pikir ilmiah serta menerapkan ilmu yang

telah diperoleh.

b. Memberikan pemikiran alternatif yang diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan informasi kaitannya dengan pertimbangan yang

menyangkut masalah penaatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Page 22: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Hasil penulisan hukum ini diharapkan dapat meberikan masukan dan

sumbangan pemikiran terhadap pihak-pihak terkait mengenai penaatan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh PT Dan Liris di Kabupaten

Sukoharjo.

E. Metodologi Penelitian.

Metode penelitian merupakan faktor yang sangat penting sebagai

proses suatu permasalahan yang diteliti. Penelitian merupakan suatu

kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang

dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Metodologis

berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. Sistematis adalah

berdasarkan suatu system. Sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-

hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu. (Soerjono Soekanto,

2010: 42).

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yag didasarkan

pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk

mempelajarai dan mengkaji suatu gejala hukum tertentu dengan

menganalisisnya. Sedangkan metode penelitian merupakan suatu tipe

pemikiran yang digunakan dalam penelitian dan penilaian.

Dua syarat utama yang harus dipenuhi sebelum mengadakan

penelitian dengan baik dan dapat dipertangung jawabkan adalah peneliti

harus terlebih dahulu memahami konsep dasar ilmunya dan me todologi

penelitian disiplin ilmunya (Johny Ibrahim, 2006 : 26). Metode penelitian

yang akan penulis gunakan dalam penelitian hukum ini adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian

hukum normative (doctrinal research). Penelitian hukum normative

adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-

bahan pustaka yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum

Page 23: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sekunder (Johny Ibrahim, 2006:44). Bahan-bahan hukum tersebut

disusun secara sitematis, dikaji, dan dianalisis, kemudian ditarik

kesimpulan dalam hubungannya terkait dengan penaatan pengelolaan

dan pemantauan lingkungan oleh PT Dan Liris di Kabupaten

Sukoharjo.

2. Sifat Penelitian.

Penelitian hukum yang disusun penulis bersifat perspektif.

Penelitian perspektif yaitu penelitian yang ditujukan untuk

mendapatkan saran-saran untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.

(Soerjono Soekanto, 2006: 11)

Dalam penelitian ini penulis akan memberikan argumentasi/ saran-

saran berkaitan dengan masalah penaatan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan oleh PT Dan Liris di Kabupaten Sukoharjo.

3. Pendekatan Penelitian.

Dalam kaitannya dengan penelitian normatif dapat digunakan

beberapa pendekatan yaitu: pendekatan undang-undang (statute

approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis

(historical approach), pendekatan komaparatif (comparative

approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach) (Johny

Ibrahim, 2006:300)

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan undang-undang (Statute Approach) yaitu dengan menelaah

semua regulasi yang bersangkut paut dengan masalah penaatan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh PT Dan Liris di

Kabupaten Sukoharjo, dihubungkan dengan pelaksanaan regulasi

tersebut oleh PT Dan Liris.

4. Jenis dan Sumber Data.

Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji bahan hukum

mencakup:

Page 24: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a. bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,

seperti norma dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-

undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasikans eperti hukum

adat, yurisprudensi, traktat, bahan hukum dari zaman penjajahan

yang masih berlaku sampai sekarang.

b) bahan hukum sekunder, yaitu bahan hkum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer.

c) bahan hukum tersier atau penunjang, yaitu bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

hukum sekunder, misalnya bahan hukum dari internet, kamus,

ensiklopedia, indeks kumulatif, dan sebagainya. (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 1985: 14).

Bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian hukum ini adalah:

a. bahan hukum primer

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 jo Peraturan

Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah

Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun

2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup.

4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 127

tahun 2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja

perusahan dalam Pengelolaan Lingkungan.

5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah

Page 25: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2000

tentang Baku Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak

Tingkat Provinsi Jawa Tengah

7. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 tahun 2001

tentang Baku Mutu Udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah

8. Peraturan Daerah Sukoharjo Nomor 9 tahun 2009 tentang

Perlindungan Lingkungan

b. bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian

ini adalah buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum, dan teks yang

mendukung penulisan hukum ini khususnya mengenai penaatan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh PT Dan Liris di

Kabupaten Sukoharjo.

c.bahan hukum tersier atau penunjang.

Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

hukum sekunder, dalam hal ini penulis menggunakan bahan hukum

dari internet.

5. Teknik pengumpulan bahan hukum

Dalam penelitian hukum pada umumnya dikenal tiga jenis alat

pengumpulan data yaitu studi dokumen atau bahan pustaka,

pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview. Ketiga alat

tersebut digunakan masing-masing atau bersama-sama. (Soerjono

Soekanto, 2010:21). Didalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik pengumpulan data studi dokumen atau vahan pustaka dan

wawancara atau interview.

a. Studi Dokumen atau bahan pustaka.

Studi dokumen merupakan suatu alat pengumpulan data

yang dilakukan dengan mempergunakn “content analysis”

(Soerjono Soekanto, 2010:21). Dala peelitian ini, penulis

Page 26: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengumpulkan, membaca, dan mengkaji peraturan perundang-

undangan, dokumen resmi, buku, majalah, dan bahan pustaka

lainnya dalam bentuk tertulis.

b. Wawancara.

Wawancara merupakn suatu kegiatan pengumpulan data

degan cara mengadakan komunikasi secara langsung. Selain itu

wawancara dalam penelitian ini lebih difungsikan sebagai suatu

klarifikasi data kepada narasumber dan responden. Narasumber

dan responden dalam penelitian ini antara lain pejabat Dinas

Instansi terkait yag berwenang dan berkompeten tentang

permasalahan penaatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

di Kabupaten Sukoharjo dan Kepala Bagian atau yang sejenis

sesuai dengan struktur organisasinya, yang menangani masalah

pengelolaan dan pemantauan lingkungan di PT Dan Liris.

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

dengan metode silogisme dan interpretasi.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum adalah untuk mendapatkan gambaran yang

jelas mengenai isi penulisan hukum. Sistematika penulisan hukum ini penulis buat

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan Masalah.

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

e. Metode Penelitian

f. Sistematika Penulisan Hukum

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

1. Kerangka Teori.

Page 27: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Kerangka Pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang dilakukan terhadap

Dampak Kegiatan Usaha PT Dan Liris.

B. Pelaksanaan/ Penaatan Rencana Pengelolaan Lingkungan PT Dan Liris.

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 28: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Lingkungan Hidup

i. Pengertian Lingkungan Hidup.

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak

asasi setiap warga negara Indonesia, sebagaimana diamanatkan

dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa, “Lingkungan hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.

“Lingkungan hidup adalah semua benda, daya, dan kondisi

yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia

dan makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya”

(N.H.T Siahaan, 2004:4).

Pengertian dan definisi lingkungan hidup menurut para ahli

antara lain sebagai berikut

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_lingkungan hidup

menurut_para_ahli/info951.html) :

a) Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto

Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi

yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi

kehidupan kita.

b) S.J. Mcnaughton dan Larry L. Wolf

Lingkungan hidup adalah semua faktor eksternal yang

bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengarui

Page 29: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi

organisme.

c) Prof. Dr. St. Munadjat Danusaputro, S.H.

Lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi,

termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang

terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi

hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

d) Prof. Emil Salim

Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan

dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan

mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

e) Sri Hayati

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua

benda dan keadaan mahluk hidup, termasuk di dalamnya

manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan

dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

f) Jonny Purba

Lingkungan hidup adalah wilayah yang merupakan tempat

berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara

berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat ditegaskan

bahwa lingkungan hidup merupakan hal yang sangat penting

bagi kehidupan manusia. “Manusia dan lingkungan hidup

memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Terlebih manusia

mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya

dari ketersediaan sumber-sumber yang diberikan oleh

lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber utama dan

terpenting bagi pemenuhan kebutuhan” (N.H.T. Siahaan,

2004:2-3).

Pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia

inilah yang membawa konsekuensi logis, bahwa manusia hidup

Page 30: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berdampingan dengan lingkungan, dan banyaknya pencemaran

terhadap lingkungan sebisa mungkin harus dikurangi dan

bahkan dihindari demi kenyamaman hidup setiap makhluk

hidup.

ii. Kualitas Lingkungan Hidup.

Lingkungan hidup yang kompleks harus dilihat secara utuh

dan sitematik agar tampak semua komponen dan fungsi masing-

masing, karena semua komponen kehidupan itu saling

berinteraksi satu sama lain, saling mempengaruhi, dan saling

terkait (Marhaeni Ria Sihombo. 2012: 10).

Hakikat pokok pengelolaan lingkungan hidup adalah

bagaimana manusia melakukan upaya agar kualitas mereka

makin meningkat begitu pula kualitas lingkungnnya. (Marhaeni

Ria Sihombo. 2012: 10)

Menentukan apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan

sangatlah bersifat relatif. Pendapat tiap orang berbeda. Namun

untuk menentukan mutu lingkungan tersebut erat kaitannya

dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Karea ketika

kebutuhan dasar tersebut terpenuhi maka kualitas hidupnya

menjadi lebih baik, dan hal ini juga berpengaruh pada sikap

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

iii. Baku Mutu Lingkungan Hidup.

Definisi mengenai baku mutu lingkungan hidup dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa,

“Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar

makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus

ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya

dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan

hidup”.

Baku mutu lingkungan hidup merupakan salah satu

instrumen dalam pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan

Page 31: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan hidup yang

dimaksud adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup

oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu

lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Dan adapun yang

dimaksud dengan kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan

langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,

dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 pada Bab V

Paragraf ke 3 (tiga) Pasal 20 mengenai Baku Mutu Lingkungan

Hidup dijelaskan bahwa dalam penentuan terjadinya

pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu

lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan hidup antara lain

meliputi:

a) baku mutu air.

b) baku mutu air limbah.

c) baku mutu air laut.

d) baku mutu udara ambien.

e) baku mutu emisi.

f) baku mutu gangguan.

g) baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Disamping itu juga menyebutkan bahwa setiap orang

diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan

hidup dengan persyaratan:

a) memenuhi baku mutu lingkungan hidup.

b) mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Page 32: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Baku mutu lingkungan hidup diperlukan untuk

menetapkan apakah sudah terjadi pencemaran lingkungan yang

artinya apabila suatu lingkungan hidup keadaannya telah berada

diatas batas ukuran atau kadar baku mutu lingkungan hidup

yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka lingkungan hidup

tersebut telah mengalami pencemaran lingkungan hidup.

iv. Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

Baku kerusakan lingkungan hidup diperlukan untuk

menentukan ada tidaknya kerusakan lingkungan hidup yang

diakibatkan oleh suatu tindakan perusakan lingkungan hidup.

Definisi kerusakan lingkungan hidup menurut Undang-undang

Nomor 32 tahun 2009 terdapat dalam Pasal 1 butir 17, yaitu

“perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat

fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui

kriteria baku kerusakan lingkungan”. Sedangkan untuk tindakan

perusakan dirumuskan dalam Pasal 1 butir 16 Undang-undang

Nomor 32 tahun 2009 sebagai “tindakan orang yang

menimbulkan perubahan langsung dan/atau tidak langsung

terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup

yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan”.

Penentuan rusak/ tidaknya lingkungan hidup didasarkan

atas kriteria baku mutu kerusakan lingkungan. Kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup menurut Pasal 1 butir 15 Undang-

undangNomor 32 tahun 2009 adalah ukuran batas perubahan

fisik, kimia, dan/ atau hayati lingkungan hidup yang dapat

ditenggang oleh lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria

baku kerusakan lingkungan hidup.

Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup secara lebih

spesifik diatur dengan Peraturan Pemerintah. Kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup secara umum diatur dalam Pasal 21

Page 33: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009. Jenis kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup dalam undang-undang Nomor 32

tahun 2009 dibedakan atas criteria baku kerusakan ekosistem

dan kriteria baku akibat perubahan iklim.

Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi:

a. kriteria bakukerusakan tanah untukproduksi biomassa;

b. kriteria baku kerusakan terumbu karang;

c. kriteria bakukerusakan lingkungan hidup yang berkaitan

dengan kebakaran hutan dan/ataulahan;

d. kriteria bakukerusakan mangrove;

e. kriteria baku kerusakan padang lamun;

f. kriteria bakukerusakan gambut;

g. kriteria baku kerusakan karst;dan/atau

h. kriteria baku kerusakan ekosistemlainnya sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan

pada paramater antara lain:

a. kenaikan temperatur;

b. kenaikan muka air laut;

c. badai; dan/atau

d. kekeringan.

2. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Lingkungan.

i. Pengertian Pengelolaan lingkungan.

Pengelolaan lingkungan dapat kita artikan sebagai

usaha secara sadar untuk memelihara dan atau memperbaiki

mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi

dengan sebaik-baiknya (Otto Soemarwoto, 1997:76).

Di dalam peraturan perundang-undangan istilah

pengelolaan lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan

perlindungan lingkungan. Undang-undang yang ada adalah

Page 34: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Undang-undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan

lingkungan, bukan Undang-undang Pengelolaan

lingkungan.

Pengelolaan dan perlindungan dianggap sebagai suatu

kesatuan istilah baku yang memang harus dipergunakan

bersama-sama, meskipun dalam tatatanan kehidupan sehari-

hari kata “mengelola” dan “melindungi” mempunyai arti

yang berbeda. Rasa bahasa yang ditimbulkan dari

penggunaan kedua kata tersebut secara bersama-sama

adalah dua upaya berbeda yang dapat dilakukan sekaligus.

Oleh karenanya untuk kerangka teori yang dipergunakan

dalam pengelolaan lingkungan tidak dapat lepas dari upaya

perlindungan lingkungan.

Menurut Pasal 1 butir 2 Undang-undang Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

lingkungan hidup dijelaskan mengenai pengertian

perlindungan dan pengelolaan lingkungan

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah

upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Upaya sistematis dan terpadu dalam perlindungan

danpengelolaan lingkungan hidup ini mutlak dilakukan agar

supaya kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

dapat dijalankan dengan praktis dan efisien. Hal tersebut

dilakukan sebagai upaya preventif pencemaran dan/ atau

kerusakan lingkungan yang pasti ada dalam setiap kegiatan

manusia terutama dalam kegiatan industri.

ii. Asas-Asas dalam Pengelolaan Lingkungan.

Page 35: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

a) Asas yang digunakan dalam Pengelolaan

Lingkungan.

Didalam kegiatan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup harus berpedoman pada asas-asas

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas tanggung jawab Negara.

Yang dimaksud dengan “asas tanggung

jawab negara” adalah bahwa:

1. negara menjamin pemanfaatan sumber daya

alam akan memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan

mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini

maupun generasi masa depan.

2. negara menjamin hak warga negara atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat.

3. negara mencegah dilakukannya kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam yang

menimbulkan pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup

2. Asas Kelestarian dan Keberlanjutan.

Yang dimaksud dengan “asas

kelestarian dan keberlanjutan” adalah bahwa

setiap orang memikul kewajiban dan

tanggung jawab terhadap generasi mendatang

dan terhadap sesamanya dalam satu generasi

dengan melakukan upaya pelestarian daya

dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas

lingkungan hidup.

Page 36: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Asas Keserasian dan keseimbangan.

Yang dimaksud dengan “asas keserasian

dan keseimbangan” adalah bahwa

pemanfaatan lingkungan hidup harus

memperhatikan berbagai aspek seperti

kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan

perlindungan serta pelestarian ekosistem.

4. Asas Keterpaduan.

Yang dimaksud dengan “asas

keterpaduan” adalah bahwa perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup dilakukan

dengan memadukan berbagai unsur atau

menyinergikan berbagai komponen terkait.

5. Asas Manfaat.

Yang dimaksud dengan “asas manfaat”

adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan

pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan

dengan potensi sumber daya alam dan

lingkungan hidup untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia

selaras dengan lingkungannya.

6. Asas Kehati-hatian.

Yang dimaksud dengan “asas kehati-

hatian” adalah bahwa ketidakpastian

mengenai dampak suatu usaha dan/atau

kegiatan karena keterbatasan penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi bukan

merupakan alasan untuk menunda langkah-

Page 37: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

langkah meminimalisasi atau menghindari

ancaman terhadap pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup.

7. Asas Keadilan.

Yang dimaksud dengan “asas keadilan”

adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup harus mencerminkan

keadilan secara proporsional bagi setiap

warga negara, baik lintas daerah, lintas

generasi, maupun lintas gender.

8. Asas Ekoregion.

Yang dimaksud dengan “asas ekoregion”

adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup harus memperhatikan

karakteristik sumber daya alam, ekosistem,

kondisi geografis, budaya masyarakat

setempat, dan kearifan lokal.

9. Asas Keanekaragaman Hayati.

Yang dimaksud dengan “asas

keanekaragaman hayati” adalah bahwa

perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup harus memperhatikan upaya terpadu

untuk mempertahankan keberadaan,

keragaman, dan keberlanjutan sumber daya

alam hayati yang terdiri atas sumber daya

alam nabati dan sumber daya alam hewani

yang bersama dengan unsur nonhayati di

Page 38: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sekitarnya secara keseluruhan membentuk

ekosistem.

10. Asas Pencemar Membayar.

Yang dimaksud dengan “asas pencemar

membayar” adalah bahwa setiap

penanggung jawab yang usaha dan/atau

kegiatannya menimbulkan pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib

menanggung biaya pemulihan lingkungan

11. Asas Partisipatif.

Yang dimaksud dengan “asas

partisipatif” adalah bahwa setiap anggota

masyarakat didorong untuk berperan aktif

dalam proses pengambilan keputusan dan

pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

12. Asas Kearifan Lokal.

Yang dimaksud dengan “asas kearifan

lokal” adalah bahwa dalam perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup harus

memperhatikan nilai-nilai luhur yang

berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.

13. Asas Tata Kelola Pemerintahan.

Yang dimaksud dengan “asas tata kelola

pemerintahan yang baik” adalah bahwa

perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi,

Page 39: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan

keadilan.

14. Asas Otonomi Daerah.

Yang dimaksud dengan “asas

otonomi daerah” adalah bahwa Pemerintah

dan pemerintah daerah mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan di

bidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dengan memperhatikan

kekhususan dan keragaman daerah dalam

bingkai Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b) Asas Pembatas dalam Pengelolaan Lingkungan.

Asas pembatas dalam pengelolaan lingkungan

agar sesuai dengan daya dukung lingkungan adalah

sebagai berikut (Marhaeni Ria Sihombo. 2012:4):

1. Hukum Minimum Liebig.

Untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan

tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-

bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan perkembangbiakannya. Pada situasi stabil,

keadaan yang paling mínimum merupakan faktor

pembatas (Hukum Minimum Leibeg). Pemahaman

sederhananya adalah, pertumbuhan suatu makhluk

hidup tergantung pada jumlah vahan makanan yang

disediakan dalam jumlah yang mínimum.

2. Hukum Toleransi Shelford.

Hukum toleransi Shelford menyatakan

bahwa kehadiran dan keberhasilan sesuatu

Page 40: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

organism tergantung pada lengkapnya

permasalahan.

Beberapa hal mengenai hukum toleransi ini

adalah:

a) organisme dapat memiliki toleransi yang

besar terhadap satu faktor, dan toleransi

yang rendah terhadap faktor yang lain.

b) Organisme dengan toleransi yang besar

terhadap semua faktor memiliki tngkat

toleransi yang tinggi.

c) keadaan tidak optimal terhadap suatu

ekologi dapat dikurangi dengan faktor-

faktor ekologi lainnya.

d) seringkali ditemukan organisme di alam

sebenarnya tidak hidup dalam kisaran

optimum berkenaan dengan factor fisik

tertentu.

e) periode produksi merupakan periode yang

palin rawan.

iii. Tujuan dan Ruang Lingkup Pengelolaan Lingkungan.

Tujuan adalah suatu arah yang hendak dicapai dalam suatu

aktifitas. Kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

bertujuan untuk:

a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup;

b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan

manusia;

Page 41: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan

kelestarian ekosistem;

d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

lingkungan hidup;

f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini

dan generasi masa depan;

g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas

lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi

manusia;

h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana;

i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

j. mengantisipasi isu lingkungan global

Ruang Lingkup Perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup meliputi:

a. perencanaan;

b. pemanfaatan;

c. pengendalian;

d. pemeliharaan;

e. pengawasan; dan

f. penegakan hukum.

iv. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan kajian literatur, pendekatan-pendekatan

yang selama ini banyak dikembangkan dan dipraktekkan

cenderung mengarah apda dua pendekatan yang bertolak

belakang, yakni state based dan community based (Lilin

Budiati. 2012: 130).

Model pendekatan state based menempatkan negara

sebagai aktor tunggal. Bahwa karena kekayaan sumber daya

Page 42: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

alam secara konstitusional dikuasi oleh negara, maka

pengelolaan atas sumber daya tersebut termasuk diidalamnya

adalah lingkungan hidup, menjadi tanggung jawab negara.

Model pendekatan ini bersifat top down atau sentralistik.

Dalam pendekatan ini dikatakan bahwa penduduk lokal

dianggap tidak mempunyai kemampuan dalam sumber daya

da pengetahuan yang dibutuhkan, untuk memberikan

kontribusi efektif dalam proses perencanaan (Lilin Budiati.

2012: 131). Padahal meskipun secara de jure sumber daya

alam adalah milik negara namun secara de facto sumber daya

alam tersebut adalah milik masyarakat.

Hal tersebut diatas kemudian menggeser pendekatan

state based kepada pendekatan community based. Pendekatan

community based pada prinsipnya menekankan pada

pemberian kewenangan dan otoritas pada komunitas untuk

lebih berperan dalam pengelolaan lingkungan (Lilin Budiatti.

2012: 131).

Bertolak dari pendekatan state based yang top down,

pendekatan community based ini bermodel bottom up. Dalam

model ini, masyarakatlah yang berperan aktif dalam

manajemen lingkungan, sedangkan pemerintah dan swasta

berperan dalam rangka mendukung kegiatan masyarakat

tersebut.

3. Tinjauan Umum tentang Pemantauan Lingkungan.

i. Pengertian.

Pemantauan lingkungan adalah upaya lanjut dari upaya

pengelolaan lingkungan. Pemantauan lingkungan ini masuk

dalam aspek pengawasan dalam ruang lingkup pengelolaan

lingkungan. Seperti halnya pengendalian dan pengelolaan

Page 43: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

yang berkaitan erat, maka pengelolaan dan pemantauan juga

tidak dapat dipisahkan.

Sehingga pemahaman kita kemudian dapat dilukiskan

bahwa pemanatauan lingkungan ini sebagai pengkerucutan

dari upaya pengelolaan lingkungan. Dasar hukum yang

dirujuk dalam upaya pemantauan adalah Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2010 tentang

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 13 tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Hidup, pengertian dari Pemantauan

lingkungan hidup dijadikan satu kesatuan dengan pengertian

pengelolaan lingkungan. Adapun pengertian pngelolaan dan

pemantauan lingkungan menurut Pasal 1 Butir 1 Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2010

tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup dinyatakan bahwa

Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan

lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah

pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan

yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Sedangkan apabila pemantauan lingkungan dimaknai

secara mandiri, dalam artian terlepas dari pengertian

Page 44: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pengelolaan yang kerap kali diikutkan, maka pengertian

pemantauan lingkungan adalah sebagai berikut;

Pemantauan lingkungan adalah proses pengamatan,

pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan

visual menurut prosedur standard tertentu terhadap satu atau

beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau

beberapa parameter sebagai tolok ukur yang dilakukan secara

terencana, terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu

tertentu (H Wirtjes IV. 2003:1).

ii. Ciri Khas, Fungsi dan Manfaat Pemantauan Lingkungan (H

Wirtjes IV. 2003: 1-2).

a) Ciri Khas dari Pemantauan Lingkungan adalah sebagai

berikut:

1. Dilakukan secara terencana dan terkendali.

2. Setiap perlakuan didokumentasi secara verbal dan

visual.

3. Dilakukan menurut prosedur metodologi ilmiah

yang ketat.

4. Menggunakan instrumen pengukuran yang standard

dan sesuai.

5. Dilakukan dengan frekuensi dan siklus waktu

tertentu yang tetap

b) Fungsi Pemantauan Lingkungan.

Pemantauan lingkungan berfungsi sebagai alat

evaluasi terhadap mekanisme kerja suatu sistem

pengelolaan lingkungan.

c) Manfaat Pemantauan Lingkungan.

1. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan

mekanisme kerja suatu sistem pengelolaan

lingkungan.

2. Dapat memonitor secara dini perubahan kualitas

lingkungan.

Page 45: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Memperkecil risiko dan potensi gugatan hukum dari

pihak eksternal tehadap dampak kegiatan dan

kehandalan sistem pengelolaan lingkungan yang

dijalankan.

4. Dapat menguji ketepatan prediksi dampak kegiatan

dan menyempurnakan rekomendasi mitigasi dampak

dari sistem pengelolaan lingkungan yang dijalakan.

5. Menjadi alat bukti dalam menilai ketaatan/kepatuhan

pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan terhadap

peraturan perundangundang.

6. Dapat mendeteksi secara dini kerusakan/gangguan

pada sistem operasi dan dampaknya terhadap

kualitas lingkungan.

7. Meningkatkan citra baik perusahaan di kalangan

pemerintah, konsumen, mitra bisnis dan masyarakat.

iii. Jenis-jenis Pemantauan Lingkungan.

Diantara berbagai jenis pemantauan lingkungan yang

dikenal sampai saat ini, ada tiga jenis pemantauan

lingkungan yang paling banyak dilakukan yaitu (H Wirtjes

IV. 2003:3) :

a) Pemantauan Kualitas Efluen (limbah).

Limbah adalah bahan keluaran berbentuk benda

padat, cair dan gas yang dihasilkan dari suatu sistem

proses produksi. Menurut jenisnya limbah digolongkan

kedalam beberapa kategori yaitu limbah organik, limbah

anorganik, limbah radioaktif (H Wirtjes IV. 2003:3).

Pada umumnya limbah yang tidak dikelola dengan baik

dapat menurunkan kualitas lingkungan.

Volume limbah dari suatu sistem produksi dapat

dikurangi dengan cara : (1). Pengurangan dan

Page 46: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

penggunaan bahan baku dan bahan campuran secara

efisien (reduce), (2). Penggunaan kembali (reuse), (3).

Daur ulang (recycling), (4). Perolehan kembali materi

dan energi (recovery), (5). Memperpanjang daur hidup

materi (life cycle assessment), yang seluruhnya

merupakan konsep minimisasi limbah (H Wirtjes IV.

2003:3).

Untuk menjamin limbah yang dilepas ke alam bebas

tidak membahayakan makhluk hidup dan untuk menjaga

agar kualitas lingkungan tetap berada dalam batas yang

ditoleransi, pemerintah menetapkan Baku Mutu Limbah

yang boleh dilepas ke alam bebas. Baku mutu adalah

ukuran kuantitatif yang menunjukkan batas maksimal

kadar bahan yang dikandung di dalam beberapa

parameter tertentu antara lain BOD, COD, pH dan

Lemak (H Wirtjes IV. 2003:3).

Agar supaya limbah yang dibuang tetap berada

dibawah amabnga batas mutu maka pengelolaan limbah

yang bagus secara teknik mutlak diperlukan. Tolok ukur

yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas efluen

adalah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang terkait seperti:

1. KEP-35/MEN LH/10/1993 Tentang Ambang Batas

Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

2. KEP-13/MEN LH/3/1995 Tentang Baku Mutu

Emisi Sumber Tidak Bergerak.

3. KEP-51/MEN LH/10/1995 Tentang Baku Mutu

Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Lampiran B.

4. KEP-52/MEN LH/10/1995 Tentang Baku Mutu

Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel.

Page 47: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

5. KEP-58/MEN LH/12/1995 Tentang Baku Mutu

Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.

6. KEP-42/MEN LH/10/1996 Tentang Baku Mutu

Limbah Cair Bagi Kegiatan Eksplorasi Dan

Produksi Migas.

7. KEP-48/MEN LH/11/1996 Tentang Ba ku Tingkat

Kebisingan.

8. KEP-49/MEN LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat

Getaran.

9. KEP-50/MEN LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat

Kebauan.

b) Pemantauan Kualitas Ambien.

Ambien adalah komponen lingkungan seperti air,

udara, tanah, flora dan fauna. Untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya semua makhluk hidup

membutuhkan kualitas lingkungan hidup yang memadai (H

Wirtjes IV. 2003:3). Limbah yang dilepas begitu saja

dengan tanpa suatu proses pengolahan yang memadahi

dapat menimbulkan degradasi lingkungan. Bila degradasi

ini sudah dalam tahap yang cukup parah, maka akan

mengancam kelangsungan hidup organisme.

Untuk menjaga kualitas lingkungan agar tetap

berada dalam batas toleransi, pemerintah menetapkan

berbagai Baku Mutu Lingkungan Ambien seperti Baku

Mutu Udara, Baku Mutu Air, Baku Mutu Kebisingan.

Sebagai contoh Baku mutu air terkait dengan

penggolongan air menurut peruntukannya. Beberapa

golongan peruntukan air yaitu air golongan A (air yang

dapat langsung digunakan untuk keperluan hidup sehari-

hari), golongan B (air yang dapat digunakan untuk

keperluan hidup sehari-hari setelah melalui proses

Page 48: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pengelolaan), golongan C (air yang digunakan untuk

keperluan irigasi dan budidaya biota air), dan golongan D

(di luar peruntukan A, B dan C misalnya untuk industri).

Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasikan

kualitas ambien adalah :

1. PP 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran

Air.

2. KEP-43/MEN LH/10/1996 Tentang Kriteria Kerusakan

Lingkungan Bagi Usaha Atau Kegiatan Penambangan

Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas Di Daratan.

3. PP 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran

Udara dan/atau Perusakan Laut.

4. PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran

Udara.

c) Pemantauan Pelaksanaan Rekomendasi RKL dan RPL.

Dokumen AMDAL terdiri dari 4 bagian yang

merupakan suatu kesatuan dan saling berhubungan yaitu

Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan

(ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL),

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sebagian besar

perusahaan yang telah memiliki dokumen AMDAL tidak

melaksanakan seluruh rekomendasi/arahan yang terdapat

di dalam dokumen RKL, RPL dan hal itu telah

menyebabkan timbulnya masalah pencemaran/perusakan

lingkungan.

Pelaksanaan rekomendasi/arahan RKL dan RPL

dijadikan sebagai upaya preventif pencegahan perusakan

lingkungan. Pelaksanaanya harus dievaluasi dan jika

terdapat kekeliruan rekomendasi harus diperbaiki. Untuk

kepentingan evaluasi tersebut, instrumen yang sangat

Page 49: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

berperan adalah pemantauan lingkungan secara rutin.

Untuk memastikan bahwa rekomendasi RKL dan RPL

telah dilaksanakan adalah adanya laporan pemantauan

pelaksaan RKL dan RPL yang disusun berdasarkan

KEPKA BAPEDAL-105/1997 Tentang Pemantauan

Pelaksanaan RKL dan RPL.

d) Evaluasi dan Tolok Ukur Keberhasilan kinerja

Pelaksanaan.

Untuk menilai keberhasilan kinerja sistem

pemantauan lingkungan yang dikembangkan, digunakan

beberapa indikator sebagai tolok ukur (H Wirtjes IV. 2003:5):

1. Kualitas Efluen yang dihasilkan tidak melampaui

ambang batas Baku Mutu Efluen.

2. Kualitas Ambien tidak melampaui batas Baku

Kerusakan Lingkungan, Baku Getaran, Baku

Kebisingan dan Baku Kebauan.

3. Kepemilikan dokumen pengelolaan dan pemantauan

lingkungan yang lengkap dan memenuhi ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

4. Berkurangnya keluhan, pengaduan, tuntutan dan

gugatan dari warga masyarakat yang menyangkut

dengan masalah lingkungan terhadap perusahaan.

4. Program Penilaian Peningkatan Kinerja Perusahaan

(PROPER).

i. Pengertian.

Program Penilaian Peningkatan Kinerja Perusahaan

(PROPER) adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Page 50: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Program ini bertujuan mendorong perusahaan taat

terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai

keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui

integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam

proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan sistem

manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi

sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta

bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program

pengembangan masyarakat.

Program PROPER sudah dimulai sejak tahun 1996,

sempat dihentikan karena krisis ekonomi pada tahun 1997 -

2001. Tahun 2002 dihidupkan kembali dengan kriteria yang

lebih lengkap, semula hanya dinilai aspek pengendalian

pencemaran air, kemudian berkembang menjadi multimedia

meliputi pengendaliaN pencemaran air, udara, pengelolaan

limbah B3 dan penerapan AMDAL. Periode 2002 - 2009

aspek ketaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan

hidup lebih ditekankan. Upaya ini ditandai dengan

dimantapkannya kriteria penilaian ketaatan terhadap 4 aspek

multimedia tersebut diatas.

ii. Tujuan dan Sasaran PROPER.

a) Tujuan.

1. mendorong terwujudnya pembangunan

berkelanjutan.

2. Meningkatakan komitmen para stakeholder

dalam upaya pelestarian lingkungan

3. Meningkatkan kinerja pengelolaan

lingkungan secara berkelanjutan,

4. Meningkatkan kesadaran para pelaku

usaha/kegiatan untuk menaati peraturan

perundang-undangan bidang lingkungan,

Page 51: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5. Meningkatkan penaatan dalam pengendalian

dampak lingkungan melalui peran aktif

masyarakat.

6. Mengurangi dampak negative kegiatan

perusahaan terhadap lingkungan.

b) Sasaran

1. Mendorong perusahaan untuk menaati

peraturan perundang-undangan melalui

instrument insentif dan disinsetif reputasi.

2. Mendorong perusahaan yang sudah baik

kinerja lingkungannya untuk menerapkan

produksi bersih.

iii. Kategorisasi Peringkat Penilaian.

Peringkat penilaian PROPER diwujudkan dalam lima

warna yang masing-masing mempunyai suatu kriteria

tersendiri. Kategorisasi peringkat penilaian adalah sebagai

berikut (I Gusti Ayu K.R.H. 2011: 73):

1. Peringkat Emas, untuk usaha dan atau kegiatan yang

telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan

atau melaksanakan produksi bersih dan telah mencapai

hasil yang sangat memuaskan.

2. Peringkat Hijau, untuk usaha dan atau kegiatan yang

telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan

mencapai hasil yang lebih baik dari persyaratan yang

ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Peringkat Biru, untuk usaha dan atau kegiatan yang

telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian

Page 52: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan

mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan

minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Peringkat Merah, untuk usaha dan atau kegiatan yang

telah berhasil melaksanakan upaya pengendalian

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan

tetapi belum mencapai persyaratan minimum yang

ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

5. Peringkat Hitam, untuk usaha dan atau kegiatan yang

belum melaksanakan upaya pengendalian pencemaran

dan atau kerusakan lingkungan hidup yang berarti.

iv. Manfaat PROPER.

Mengutip dari web resmi Program PROPER Kementrian

Lingkungan Hidup, bahwa manfaat PROPER antara lain: waktu

dan biaya yang dibutuhkan untuk mendorong penaatan

perusahaan relatif lebih singkat dan murah dibandingkan

instrumen penaatan lainnya, misalnya penegakan hukum

lingkungan; dapat mendorong peran aktif parastakeholder dalam

pengelolaan lingkungan; meningkatnya intensitas dan kualitas

komunikasi antara para stakeholder; dan meningkatnya nilai

tambah bagi perusahaan yang melakukan pengelolaan

lingkungan lebih baik dari yang disyaratkan.

Bagi pemerintah, manfaat lain pelaksanaan PROPER

adalah: PROPER dapat digunakan sebagai instrumen untuk

mengukur kinerja pengelolaan lingkungan makro yang telah

dilakukan di tingkat pusat maupun daerah. PROPER juga dapat

menjadi pendorong untuk penerapan sistem basis data modern.

Page 53: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sedangkan perusahaan pelaksanaan PROPER juga

mendapatkan berbagai manfaat, seperti: perusahaan dapat

menggunakan informasi peringkat PROPER

sebagai benchmark untuk mengukur kinerja perusahaan.

Sedangkan untuk perusahaan yang berperingkat Hijau atau

Emas, PROPER dapat digunakan sebagai alat untuk

mempromosikan perusahaan. PROPER dapat juga digunakan

dalam mendorong perusahaan untuk melakukan upaya lebih dari

taat, seperti melaksanakan konservasi sumber daya alam atau

eco-efficiency.

Para investor, konsultan, supplier, dan masyarakat, dapat

menjadikan PROPER sebagai balai kliring untuk mengetahui

kinerja penaatan perusahaan. PROPER dapat digunakan oleh

investor untuk mengukur tingkat risiko investasi mereka.

Konsultan dan supplier dapat memanfaatkan informasi kinerja

penaatan perusahaan untuk melihat prospek peluang bisnis yang

ada. Informasi PROPER dapat menunjukkan tingkat tanggung

jawab perusahaan terhadap lingkungan bagi masyarakat di

sekitar lokasi kegiatan perusahaan.

Page 54: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Kerangka Pemikiran

Page 55: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Keterangan:

Berbagai peraturan perundang-undangan bidang lingkungan turut

mengikat PT Dan Liris sebagai salah satu perusahaan yang kegiatan operasi nya

mempunyai dampak terhadap lingkungan. Interpretasi atas peraturan perundang-

undangan tersebut kemudian diwujudkan dengan berbagai upaya konkret dalam

bidang lingkungan seperti analisis dampak lingkungan dan kajian pelaksanaan

penaggulangan dampak lingkungan tersebut.

Dalam pelaksanaan tersebut diketemukan dua fakta hukum yaitu, pertama,

Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan PT Dan Liris yang

diwujudkan dalam dokumen UKL-UPL. Kedua, yaitu Penaatan Upaya

Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan seperti yang telah

direncanakan.

Hasil interpretasi premis mayor dan premis minor tersebut mengahasilkan

dua kesimpulan yaitu pertama, mengenai wujud konkret Upaya Pengelolaan dan

Upaya Pemantauan Lingkungan PT Dan Liris seperti yang tercantum dalam

dokumen UKL-UPL. Kedua, ketaatan PT Dan Liris dalam pelaksanaan upaya

pengelolaan dan pemanatauan lingkungan seperti yang telah direncakana dalam

dokumen UKL-UPL.

Page 56: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang dilakukan

PT Dan Liris terkait dengan Dampak Kegiatan Usaha PT Dan Liris

di Kabupaten Sukoharjo.

1. Analisis Dampak Kegiatan Usaha PT Dan Liris

Sebelum merumuskan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan,

terlebih dahulu harus dirumuskan kemungkinan dampak yang terjadi akibat

kegiatan usaha PT Dan Liris (kegiatan operasional). Bentuk kegiatan operasi PT

Dan Liris adalah perusahaan tekstil yang terintegrasi (integrated textile industry).

Sebagai integrated textile industry, maka kegiatan operasi PT Dan Liris meliputi:

spinning, weaving, finishing and printing, dan garmen.

Kegiatan usaha PT Dan Liris yang merupakan kegiatan tekstil terpadu

meliputi beberapa proses kegiatan produksi, yaitu:

a. Proses Spinning (Pemintalan)

Proses Pemnintalan adalah pengolahan bahan baku menjadi benang.

Bahan baku yang digunakan adalah kapas, polyester dan fillamen. Bahan

tersebut kemudian dipintal untuk menghasilkan benang. Hasil akhir dari

proses spinning adalah benang.

Proses dimulai ketika bahan baku kapas/polyester cotton kemudian

diblowing, setelah itu dilakukan pengeringan, kemudian peregangan,

kemudian pembentukan, lalu pencampuran, masuk pada pemintalan awal

dilajutkan pemintalan akhir, terakhir dilakukan penggulungan dan

mengahasilkan produk akhir berupa benang.

b. Proses Weaving (penenunan)

Dalam proses weaving (penenunan), adalah proses dimana gulungan

benang dari unit Spinning (pemintalan) ditenun untuk kemudian

menghasilkan kain grey atau kain setengah jadi.

Page 57: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dalam proses ini, benang kemudian diwarping, lalu dilakukan sizing

(perekatan) yang mana dalam proses ini menghasilkan suatu limbah cair yaitu

air kanji, untuk kemudian diweaving sehingga membentuk kain grey. Produk

akhir adalah kain grey.

c. Proses Finishing and Printing.

Dalam proses ini kain setengah jadi atau kain grey kemudian

disempurnakan menajdi kain yang siap untuk dipasarkan atau masuk dalam

divisi garment untuk dijahit menjadi berbagai macam pakain. Bila dalam

proses-proses sebelumnya tidak menggunakan penambahan zat-zat kimia,

maka pada proses ini zat-zat kimia banyak digunakan. Zat kimia dalam hal ini

adalah sebagai bahan pembantu dalam penyempurnaan produk yang dapat

dipasarkan.

Proses dimulai dengan proses bakar bulu terhadap kain grey pada suhu

800o

Celcius. Tahap selanjutnya kain tersebut masuk dalam proses desizing

dengan menggunakan lapisan penghilang kanji, setelah itu kain disteaming,

kemudian dicuci dengan air, untuk kemudian dibleaching menggunakan zat

H2O2, kemudian dicuci unyuk yang kedua kali menggunakan air, setelah itu

dimercerizing dengan menggunakan zat NaOH 22-28o Be, kemudian disuse

kembali untuk ketika kali menggunakan air, setelah itu kain dicelup zat

warna. Dalam proses ini menghasilkan kain polos yang sudah dapat

dipasarkan, namun ntuk kain berdesain motif tertentu dilakukan proses

printing dengan menggunakan zat warna. Hasil akhir adlah kain jadi baik itu

kain polos maupun kain bermotof. Kain jadi ini siap dipasarkan mapun masuk

kembali dalam divisi garmen untuk dijahit menjadi pakaian sebelum dilepas

kepasaran.

Rangkaian kegiatan usaha diatas dapat menimbulkan dampak terhadap

lingkungan. Dampak lingkungan dari kegiatan saha tersebut tidak hanya

diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan oleh masing-masing unit produksi

melainkan juga karena beroperasinya mesin-mesin produksi, dan komunikasi

sosial karyawan dalam lingkungan kerja. Akibat dari dampak kegiatan usaha

Page 58: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

tersebut juga tidak hanya dampak dalam lingkup dalam pabrik tapi juga

terhadap masyarakat di sekitar pabrik (diluar pabrik).

Dampak dari kegiatan usaha PT Dan Liris adalah sebagai berikut:

e. Limbah kegiatan operasi.

1. Limbah Cair.

a) Limbah Cair Kegiatan Produksi.

Limbah cair operasinal pabrik adalah segala limbah

yang keluar dari masing-masing unit. Proses produksi kain

memerlukan berbagai bahan kimia penolong seperti cat/

pewarna, dan air untuk mencuci/ mebilas. Sisa-sisa cairan

dan air ini lah, yang kemudian masuk dalam masing-

masing saluran khusus di tiap-tiap unit, yang disebut

dengan limbah cair kegiatan produksi. Sifat dari limbah

cair kegiatan produksi ini adalah berbahaya.

b) Limbah Cair Domestik.

Limbah cair domestik ini berasal dari sarana MCK

dan kantin karyawan. Dampak limbah cair domestic ini bila

tidak dikelola dengan baik adalah menimbulkan bau yang

tidak sedap, lingkungan yang lembab, dan gangguan

estetika.

c) Oli Bekas.

Mesin- mesin produksi dan kendaraan pabrik

memerlukan oli sebagai pelumas. Dalam hal kualitas oli

sudah tidak bagus lagi, maka diperlukan penggantian oli.

Berdasarkan usulan pemambahan untuk dokumen UKL

UPL PT Dan Liris, sisa oli yang sudah tidak terpakai ini

masuk dalam kategori limbah cair. Limbah cair ini apabila

tidak dikelola dengan baik maka akan mempengaruhi

estetika lingkungan dan dapat mencemari air dan tanah.

2. Limbah Padat.

Page 59: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

a) Limbah Padat.

Kegiatan operasional pabrik tidak hanya

menghasilkan limbah cair namun juga limbah padat.

Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan operasional

pabrik tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1: Besar Kapasitas Limbah Padat PT Dan Liris

No Limbah Padat Unit Asal Kapasitas/ satuan

waktu

1 Aval Kapas Spinning 61.563 kg/ bulan

2 Aval Benang Spinning 25.330 kg/ bulan

3 Aval Printing Printing 70 kg/ blan

4 Aval Busa Garmen 10 kg/ bulan

5 Bobin Weaving 485 kg/ bulan

6 Besi Bekas Semua Unit 1.152 kg/ bulan

7 Can Fibre Spinning 40 kg/ bulan

8 Drum Besi Utilitas dan

Gudang 296 kg/ bulan

9 Drum Plastik Utilitas dan

Gudang 234 kg/ bulan

10 Jerigen Utilitas dan

Gudang 266 buah/ bulan

11 Gun Waeving 41 kg/ bulan

12 Kain Bekas Gudang 1.322 kg/ bulan

Page 60: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

13 Kaleng Gudang 60 kg/ bulan

14 Karet Gudang 176 kg/ bulan

15 Karung Gudang 731 kg/ bulan

16 Kawat Gudang 6.386 kg/ bulan

17 Kardus Gudang 3.066 kg/ bulan

18 Neon Semua Unit 389 buah/ bulan

19 Paper Cone Spinning 2.707 kg/ bulan

20 Paper Tube Spinning 136 kg/ bulan

21 Plastik Semua Unit 787 kg/ bulan

22 Plat Seng Semua Unit 23 kg/ bulan

23 Sisir Waeving 133 kg/ bulan

24 Shuttle Waeving 48 kg/ bulan

25 Zak Semua Unit 1.471 kg/ bulan

Dampak lingkungan apabila limbah padat tersebut

diatas tidak dikelola dengan baik adalah menimbulkan

debu, khususnya untuk aval, dan juga mengganggu estetika.

b) Limbah Padat B3

Limbah Padat yang dapat diketegorikan sebagai

limbah B3 adalah: Aki bekas dari kendaraan dan diesel 4

buah perbulan, Abu batubara yang berasal dari boiler

25.000kg perbulan, dan Lumpur IPAL yang berasal dari

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak 200kg

perbulan. Karena sifatnya yang beracun dan berbaya,

Page 61: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

maka dalam pengelolaannya harus benar-benar dikelola

dengan baik.

f. Polusi Udara dan Kebisingan.

Polusi udara diakibatkan oleh emisi kendaraan, emisi mesin-mesin,

emisi genset, emisi boiler, debu dari limbah, dan cerobong asap pabrik

(asap pembakaran batubara). Dampak dari polusi udara ini dapat

berakibat pada estetika, dan kesehatan utamanya penyakit pernafasan.

Kebisingan diakibatkan oleh beropeasinya mesin-mesin produksi

dan genset. Dampak yang ditimbulkan adalah menganggu sistem

pendengaran manusia dan mempengaruhi umur bangunan.

g. Bahaya Kebakaran

Bahaya kebakaran berasal dari mesin-mesin produksi maupun alat

elektronik perkantoran. Bahaya kebarakan yang diremehkan dapat

mengakibatkan kebakaran yang menimbulkan kerugian materiel, polusi

udara, dan kepanikan baik didalam maupun diluar pabrik.

h. Dampak Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan.

Kegiatan usaha perusahaan tentunya mempengaruhi pula pola

interaksi masyarakat dan karyawan. Dampak yang mungkin timbul

dalam aspek ekonomi berkaitan dengan pendapatan ekonomi karyawan

dan masyarakat, pemerataan pendapatan, dan kemungkinan peluang

pendapatan yang baru / alternatif pendapatan tambahan bagi masyarakat

disekitar pebrik, misal mendirikan kost atau warung. Sedangkan dari

segi sosial adalah kerawanan atas bahaya kecemburuan sosial. Dampak

aspek budaya adalah berkaitan dengan pola kerja karyawan. Dampak

dari segi kesehatan adalah berkaitan dengan kesehatan karyawan dan

masyarakat sekitar yang dapat dinilai dari jumlah surat izin sakit

karyawan dan pengaduan masyarakat sekitar akibat gangguan kesehatan

mereka.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan.

Tujuan pengelolaan lingkungan adalah untuk menanggulangi

kemungkinan dampak yang akan terjadi berkaitan dengan kegiatan operasional

Page 62: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

perusahaan/ pabrik. Upaya pengelolaan lingkungkungan yang dilakukan untuk

menanggulangi dampak negatif kegiatan operasional perusahaan yang telah

disebutkan diatas adalah:

a. Pengelolaan Limbah.

1. Limbah Cair.

a) Limbah Cair Sisa Kegiatan Produksi.

Limbah cair sisa kegiatan produksi dibuatkan saluran

khusus yang kesemuanya menuju ke IPAL. Sumber limbah

yang berasal dari sisa kegiatan unit wiping, finishing dan

printing masuk dalam bak penapis. Sifat limbah dari ketiga

unit tersebut bersifat bassa akibat kadar pH yang tinggi.

Sifat bassa tersebut perlu dinetralkan dengan asam

sulfat terlebih dahulu di bak netralisasi. Setelah itu limbah

dialirkan ke bak equalisasi untuk pengolahan kimia- fisika

yang pertama. Pengolahan kimia-kimia yang pertama

menggunakan fir sulfat sebagai koagulan, dan polymer

anion sebagai lokulan.

Keluaran dari proses tersebut kemudian diendapkan

dalam masa endap 20jam. Hasil yang diperoleh atas endapa

tersebut adalah air jernih dan lumpur endapan. Lumpur

endapan ini masuk dalam kategori limbah B3.

Air jernih yang terlihat kemudian masuk dalam proses

selanjutnya yaitu proses biologi. Proses biologi ini untuk

menetralkan kadar COD dan BOD yang masih tinggi.

Penetralan kadar COD dan BOD yang masih tinggi tersebut

menggunakan bakteri aerob dan anaerob.

Proses yang selanjutnya setelah proses biologi adalah

proses kimia-fisika yang kedua. Proses ini menggunakan

BAC Polyalumunium sebagai koagulan dan Polimer Anion

sebagai lokulan. Air keluaran dari proses ini adalah air

jernih dengan kadar COD dan BOD yang sudah aman bagi

Page 63: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

lingkungan. Sisa air ini kemudian dialirkan melalui saluran

air ke Sungai Premulung.

Pengelolaan limbah cair ini dilakuakan setiap waktu

tanpa mengenal libur. Bahkan dalam hari libur pun petugas

pengoperasi IPAL dan laboran tetap bekerja. Hal ini untuk

selalu memastikan bahwa kualitas air limbah industri

benar-benar memenuhi standar lingkungan disetiap waktu.

Pengawas pengelolaan limbah cair ini adalah kepala

bagian ulitity yang bertanggungjawab kepada pimpinan

pabrik. Pelaporan atas kegiatan ini dilakukan kepada Badan

lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo tiap 6 bulan sekali.

b) Limbah Cair Domestik.

Limbah cair domestic ini juga masuk dalam saluran

IPAL besama dengan limbah cair dari unit-unit produksi.

Semua saluran buangan air dalam pabrik bermuara ke

IPAL.

c) Oli Bekas.

Oli bekas ditampung dalam drum-drum kemudian

dikumpulkan di gudang. Pengelolaan oli bekas dilakukan

oleh pihak ke tiga. Oli bekas tersebut dijual ke penampung

oli bekas yaitu PT Umbul Mulyo. Pengelolaan oli bekas ini

dilakukan setiap ada penggantian oli.

2. Limbah Padat.

a) Limbah Padat.

Limbah dikumpulkan dan diberi wadah untuk langsung

dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

b) Limbah Padat B3.

i. Padatan Lumpur IPAL.

Padatan lumpur IPAL yang merupakan limbah

B3 masuk dalam bak penampung lumpur. Padatan

lumpur dalam bak penampung lumpur ini kemudian

Page 64: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

ditambahkan zat polimer kationik sebelum dipress.

Padatan Lumput yang telah dipress ini berubah

bentuk menjadi padat. Sedangkan air sisa press

masuk dalam saluran IPAL untuk mendapatkan

perlakuan proses biologi dan kimia-fisika yang

kedua. Padatan lumpur yang telah dipress ini

berbentuk seperti tanah, dimasukkan dalam karung

untuk disimpan di Tempat Penampungan Sementara

(TPS).

Pengolahan selanjutnya adalah diserahkan

kepada pihak ketiga yaitu PT Teknotama

Lingkungan Internusa (TLI) yang berkedudukan di

Karawaci. PT Teknotama Lingkungan Internusa

(TLI) merupakan satu-satunya perusahaan yang

ditunjuk oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini

Kementrian Lingkungan Hidup, untuk mengolah

limbah B3 di Indonesia.

ii. Limbah Padat Abu Batubara.

Pengolahan limbah abu batubara juga dilakukan

oleh pihak ketiga yang sama dengan pengolahan

padatan Lumpur IPAL yaitu PT Teknotama

Lingkungan Internusa (TLI). Abu batubara ini

dimasukkan kedalam karung-karung dan disimpan di

TPS, atau diangkut langsung untuk dikirin ke PT

Teknotama Lingkungan Internusa (TLI) untuk

diolah.

iii. Aki Bekas.

Pengolahan Aki Bekas diserahakan kepada

pihak ketiga yang sama dengan pegolahan padatan

Lumpur IPAL dan abu batubara, yaitui PT

Teknotama Lingkungan Internusa (TLI).

Page 65: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Usaha Penghijauan Kawasan Pabrik.

Tujuan penghijauan kawasan pabrik adalah untuk mempercantik

kawasan pabrik agar terlihat asri dan mengurangi polusi. Polusi yang dapat

ditekan dengan upaya penghijauan adalah polusi udara maupun

kebisingan. Lokasi yang menjadi sasaran adalah lahan terbuka didalam

maupun diluar pabrik. Lahan terbuka didalam pabrik dibangun taman yang

asri, pepohonan disepanjang pinggir jalan pabrik, dan disekitar saluran

IPAL. Pengelolaan upaya penghijauan ini dilakukan setiap hari dengan

cara menyiram dan merapihkan daun dan ranting. Pengawasan kegiatan

ini dilakukan oleh Kepala Bagian Umum PT Dan Liris.

c. Pemeliharaan Saluran Drainase.

Pemeliharaan saluran drainase dimaksudkan agar supaya saluran

tidak mampat. Hal ini dilakukan dengan membersihkan Lumpur dan

sampah-sampah yang ada dalam saluran drainase ini. Lumpur dan sampah

ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai tanah urug apabila pabrik

memerlukan urugan tanah, namun apabila tidak memerlukan maka

dibuang ke TPA. Pemeliharaan saluran drainase ini dilakukan setiap hari

dibawah pengawasan Kepala Bagiana Umum PT Dan Liris yang

bertangungjawab pada pimpinan pabrik.

d. Pengelolaan Kualitas Udara dan Kebisingan.

Emisi Genset dan boiler maupun partikel-partikel debu (TSP) dari

kegiatan-kegiatan produksi dapat menimbulkan penurunan kualitas udara.

Beroperasinya mesin-mesin dalam pabrik dapat menimbulkan kebisingan.

Penanggulangan atas permasalahan tersebut adalah dengan upaya sebagai

berikut.

1. Memasang cerobong asap yang dilengkapi dengan blower dan dust

collector di emisi gas buang genset maupun emisi gas buang

boiler.

2. Memasang alat dust collector, hoper penyedot debu,

humidifier,dan exhaust fan.

Page 66: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Pada ruang produksi dibuat tertutup agar debu dan kapas tidak

bertebaran keluar ruangan.

4. Pekerja produksi harus menggunakan alat pelindung berupa

masker, ear plug, kacamata pengaman, dan penutup kepala.

5. Partikel debu karena kagiatan bongkar muat diatasi dengan

mengaspal jalanan dalam pabrik, menyiram air, dan menanam

pohon disepanjang jalan dalam kawasan pabrik.

6. Pekerja bongkar muat harus menggunakan masker.

e. Pengelolaan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

Kebakaran dapat terjadi karena hubungan arus pendek listrik

mapuan kelalaian pekerja. Upaya preventif mutlak dilakukan untuk

menanggulangi bahaya kebakaran ini. Upaya tersebut yaitu:

a) Memasang sekring.

b) Memasang papan peringatan “dilarang merokok”.

c) Memasang papan peringatan “matikan listrik tiap istirahat”.

d) Instruksi kerja yang mengharuskan untuk melakukan control

terhadap alat-alat yang berhubungan dengan listrik tiap akan

memulai kerja, maupun mengakhiri kerja (tiap pergantian shift).

e) Pelatihan penggunaan alat pemadam kebakaran. Pelatihan ini

dilakukan dengan bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran

Kabupaten Sukoharjo.

f) Memasang alat pemadam api ringan sebanyak 593 unit.

g) Memasang hidran fire di 181 titik rawan kebakaran.

h) Hidran Pump sebanyak 2 unit dengan kekuatan 2000m3/ jam

Lokasi pengelolaan adalah di semua unit yang potensial

menimbulkan kebakaran seperti unit spinning dan weaving dan tempat-

tempat yang terdapat panel listrik. Waktu pengelolaan adalah setiap saat

dibawah pengawasan Kepala Bagian Utility dan Kepala Bagian Produksi.

f. Pengelolaan Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan.

Tujuan pengelolaandalam hal ini adalah untuk menekan

kerawananan kecemburuan sosial baik internal (sesama karyawan)

Page 67: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

maupun eksternal (dengan warga sekitar). Upaya pengelolaan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Secara internal.

i. Sosialisasi SOP, Job discriptioni masing-masing jabatan.

SOP dan instruksi kerja dibuat secara jelas.

ii. Meeting secara periodik.

iii. Merespon berdirinya serikat pekerja.

iv. Upah atau gaji yang sesuai.

v. Kerjasama dengan JPK, JAMSOSTEK/ ASKES.

vi. Memberi award pada karyawan yang berprestasi.

vii. Ada rambu-rambu dan satpam yang menjaga ketertiban.

viii. Pemberian susu kepada karyawan terutama yang bekerja pada

unit- unit Limbah/ IPAL.

b) Secara eksternal.

i. Mengutamakan masyarakat sekitar dalam perekrutan pekerja.

ii. Melakukan pendekatan pada aparat desa dalam hal ada

masalah sosial dengan warga sekitar.

Upaya pengelolaan dilakukan setiap hari didalam maupun diluar

pabrik dibawah pertanggungjawaban Pimpinan Pabrik. Pelaporan

dilakukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Dinas Tenaga

Kerja Kabupaten Sukoharjo, dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan oleh PT Dan Liris.

Upaya pemantauan lingkungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari

upaya pengelolaan lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa

upaya pengelolaan lingkungan benar-benar dapat berjalan dengan baik. Oleh

karena itu, didalam upaya pemantauan lingkungan juga digunakan indikator-

indikator tertentu untuk mempermudah sasaran pemantauan.

Upaya pemnatauan lingkungan yang dilakukan oleh PT Dan Liris

meliputi:

a. Pengelolaan Lingkungan Fisik-Kimia.

Page 68: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1). Kualitas Udara dan Kebisingan.

Metode pemantauan yang digunakan adalah dengan

mengambil contoh udara dan pengukuran di lapangan oleh

petugas laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur.

Parameter yang dipantau adalah total partikel debu (TPS)

dan Kebisingan.

Tolak ukur yang digunakan dalam pemantauan ini

adalah sebagai berikut:

a) Tolak Ukur Kualitas Udara.

1. SK Menteri Tenaga Kerja No.SE-

01/Men/1997 NAB Faktor kimia udara

lingkungan kerja untuk TSP: 0.2

mg/m3.

2. Baku Mutu Udara Ambien Keputusan

Gubernur Jateng Nomor 8 tahun 2001

batas TSP : 230g/m3.

b) Tolak Ukur Tingkat Kebisingan.

1. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Ruang

Kerja Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Nomor 51/Men/99, batas kebisingan:

85 dBA.

2. Baku Mutu Tingkat Kebisingan Untuk

Kawasan Pemukiman Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup

Kep.48/Men.LH/11/1996, batas

kebisingan 55 dBA.

Pemantauan dilakukan 6 bulan sekali dengan lokasi

pemantauan adalah di ruang produksi. Untuk pemantauan

udara ambien adalah dengan mengukur udara ambien

sebelum dan sesudah pabrik sesuai dengan arah mata angin.

Page 69: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pelaksana dan penanggungjawab kegiatan ini adalah Kepala

Bagian Lingkungan/ Bagian Utility PT Dan Liris.

2). Kualitas dan Kuantitas Air.

Metode pemantauan yang digunakan adalah dengan

mengambil contoh air kemudian pengukuran di lapangan

oleh petugas laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur.

Sumber dampak yang dilakukan dalam pemantauan ini

adalah limbah cair domestik. Parameter yang digunakan

dalam pemnatauan ini adalah pH, BOD, TSS, Minyak, dan

Lemak.

Tolak ukur yang digunakan dalam pemantauan ini

adalah Baku Mutu Air Domestik Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003. Batas pH= 6-9,

TSS= 100mg/l, BOD= 100mg/l, Minyak dan Lemak=

100mg/l.

Pemantauan dilakukan 3 bulan sekali dengan lokasi

pemantauan adalah di saluran effluen. Pelaksana dan

penanggungjawab kegiatan ini adalah Kepala Bagian

Lingkungan/ Bagian Utility PT Dan Liris.

b. Bahaya Kebakaran.

Metode yang digunakan untuk melakukan pemantauan

terhadap bahaya kebakaran adalah dengan pemeriksaan kondosi

panel listrik, kondisi alat-alat listrik/ elektronik/ mesin, tabung

APAR terutama waktu kadaluarsanya, dan kelancaran hidran.

Tolak ukur yang digunakan dalam pemantauan ini adalah

dengan memantau indikator adanya kebakaran. Indikator

kebakaran adalah asap yang berasal dari kebakaran berupa gas

SOx, NOx, NH3, CO, H2S.

Pemanatauan dilakukan setiap pergantian shift setiap hari.

Lokasi pemantauan adalah kawasan dalam pabrik dan sekitar

pabrik. Pelaksana dan penanggungjawab kegiatan ini adalah

Page 70: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kepala Bagian Lingkungan/ Bagian Utility PT Dan Liris yang

bertanggungjawab kepada pimpinan pabrik.

c. Limbah Padat/ Timbunan Sampah.

Limbah padat diketegorikan menjadi dua jenis limbah yaitu

limbah B3 dan limbah padat biasa (bukan kategori B3). Oleh

karena adanya kategori yang berbeda untuk limbah padat, maka

metode pemantauan yang digunakan juga ada dua metode.

Metode pemantauan yang digunakan untuk pemantauan limbah

padat B3 adalah dengan menguji kandungan logam, LCLP, dan

toksinasinya. Hal ini dimaksudkan agar supaya untuk memastikan

tidak ada sedikitpun kadar limbah padat B3 yang tercampur

dengan limbah padat yang lain yang bukan merupakan kategori

B3. Metode dalam pengelolaan limbah padat bukan B3 tidak

memerlukan uji laboratorium, melainkan cukup dipantau secara

visual. Yang termasuk dalam kategori limbah padat bukan B3

adalah limbah dari proses produksi dari tiap-tiap unit yang tidak

termasuk limbah B3 dan limbah administrasi serta sampah kantin.

Tolak ukur pemantauan limbah padat berdasarkan nilai

estetika. Pemanatauan dilakukan setiap hari. Lokasi pemantauan

adalah kawasan dalam pabrik dan sekitar pabrik. Pelaksana dan

penanggungjawab kegiatan ini adalah Kepala Bagian

Lingkungan/ Bagian Utility PT Dan Liris dan Kepala Bagian

Umum PT Dan Liris yang bertanggungjawab kepada pimpinan

pabrik.

d. Aspek Sosial, ekonomi dan Budaya.

Metode pemantauan yang digunakan untuk aspek sosial,

ekonomi dan budaya adalah dengan melalui pemantauan terhadap

absensi karyawan, evaluasi kerja karyawan, meeting rutin, dan

kerjasama dengan para aparatur desa setempat dan masyarakat

sekitar lingkungan pabrik.

Page 71: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tolak ukur yang dignakan dalam pemantauan aspek sosial,

ekonomi dan budaya ini adalah dengan melihat kedisiplinan dan

ketertiban karyawan, sikap masyarakat terhadap kegiatan

operasional pabrik, dan tingkat keamanan pabrik.

Pemantauan keamanan dilakukan setiap hari, sedangkan

untuk pemantauan terhadap kinerja karyawan dilakukan setiap

satu bulan sekali. Lokasi pemanatauan adalah didalam (antar

karyawan) dan diluar pabrik (karyawan dengan masyarakat).

Pelaksana dan penanggungjawab kegiatan ini adalah Kepala

Bagian Humas/ Personalia PT Dan Liris dan Kepala Bagian

Umum PT Dan Liris yang bertanggungjawab kepada pimpinan

pabrik, dengan mengikutsertakan Serikat Pekerja PT Dan Liris

Unit Spinning III di Semarang.

e. Aspek Kesehatan.

Metode yang digunakan dalam pemantauan aspek kesehatan

adalah secara visual. Cara visual yang digunakan adalah dengan

memanatau peralaan keselamatan kerja, papan peringatan bahaya

dan/ atau slogan K3 masih dapat dibaca atau tidak, dan

memnatau kesehatan karyawan.

Tolak ukur yang digunakan dalam pemantauan ini adalah;

pertama, jumlah surat izin sakit karyawan, kedua, kunjungan

karyawan ke Rumah Sakit/ Poliklinik, dan ketiga, tingkat

kecelakaan kerja.

Pemantauan dilakuakn di dalam lingkungan kerja dan Rumah

Sakit Rujukan oleh Bagian Humas/ Personalia. Bagian Humas/

Personalia PT Dan Liris mengevaluasi surat izin tidak masuk

kerja para karyawan dan laporan kejadian kecelakaan tiap tiga

bulan sekali untuk kemudian diteruskan kepada Pimpinan Pabrik.

Page 72: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Penaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan dan

Upaya Pemantauan Lingkungan PT Dan Liris.

Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan

dan Upaya Pemantauan Lingkungan dapat dilihat dari dua indikator, yaitu

ketaatan terhadap pengelolaan air limbah dan ketaatan terhadap pengendalian

kualitas udara. Ketaatan tersebut dapat diukur berdasarkan Laporan hasil uji

laboratorium atas dua indikator tersebut dengan menyandingkan pada baku

mutu yang telah ditetapkan. Laporan hasil Uji Laboratorium untuk kepentingan

intern dilaporkan setiap bulan, sedangkan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sukoharjo pelaporan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Penilaian ketaatan yang bertumpu hanya pada dua indikator ini

memang seperti kurang relevan bila dikaitkan dengan prestasi PROPER PT

Dan Liris yang memperoleh peringkat biru. Menurut I Gusti Ayu K.R.H,

Peringkat Biru PROPER memuat tiga indikator ketaatan yaitu: pertama,

ketaatan terhadap baku mutu air limbah, kedua ketaatan terhadap baku mutu

emisi udara, dan ketiga ketaatan terhadap pengelolaan limbah B3 (I Gusti Ayu

K.R.H. 2011: 78) . Menanggapi hal ini, Eddy S Koentjoro selaku Kasubag

Utility PT Dan Liris mengatakan bahwa dalam hal pengelolaan limbah B3, PT

Dan Liris bekerja sama dengan PT Teknotama Lingkungan Internusa (TLI).

Pengelolaan limbah B3 PT Dan Liris hanya sebatas pada penyimpanan limbah

B3 dalam suatu tempat yang disebut “Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)”,

untuk kemudian dikirim ke PT Teknotama Lingkungan Internusa (TLI) untuk

dikelola lebih lanjut. Sehingga dalam hal ini, tidak Laporan pengelolaan limbah

B3 sampai pada tahap netralisasi. Pengelolaan limbah hanya sebatas pada

penyimpanan limbah B3 saj (wawancara dengan Eddy S Koentjoro, Kasubag

Utility PT Dan Liris, pada 8 November 2012)

1. Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan dan Upaya

Pemantauan Limbah Cair.

Page 73: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Baku mutu limbah cair secara umum untuk wilayah Provinsi Jawa

Tengah diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5

tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang

Baku Mutu Air Limbah memuat parameter apa saja yang terdapat dalam

kandungan air limbah untuk tiap kegiatan usaha yang berbeda dengan

disertai batasan maksimum toleransi yang diwujudkan dalam statistik

angka dan satuan. Terdapat 10 (sepuluh) Lampiran dalam Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang

Baku Mutu Air Limbah, 9 (sembilan) Lampiran untuk penetapan Baku

Mutu untuk tiap kegiatan usaha yang berbeda, dan Lampiran ke 10

(sepuluh) merupakan penjelasan atas perhitungan debit air limbah

maksimum dan beban pencemaran maksimum untuk menentukan mutu air

limbah.

Penilaian terhadap kualitas air limbah PT Dan Liris menggunakan

Baku Mutu yang ditetapkan dalam lampiran I tentang Baku Mutu Air

Limbah Kegiatan Industri, Nomor 32 tentang Baku Mutu Air Limbah

Industri Tekstil dan Batik. Parameter yang diuji adalah Temperatur (batas

maksimal 38o

C) , BODs (batas maksimal 60mg/L) , COD (batas maksimal

150mg/L), TSS (batas maksimal 50mg/L), Fenol total (batas maksimal

0,5mg/L), Khrom Total (Cr) (batas maksimal 1,0mg/L), Amoniak total

(NH3-N) (batas maksimal 8,0mg/L), Sulfida (Sebagai S) (batas maksimal

0,3mg/L), Minyak dan Lemak (batas maksimal 3,0mg/L), pH (kisaran 6,0-

9,0), dan Debit Maksimum (m3/Ton Produk Tekstil). Beban pencemaran

dihitung dari tiap-tiap jenis tahapan kegiatan produksi yaitu pertama,

Tekstil Terpadu, kedua, pencucian kapas, pemintalan, penenunan, ketiga

perekatan (Sizing) Desizing, keempat, pengikisan, pemasakan (Klering,

Page 74: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Scouring), kelima pemucatan (Bleaching), keenam Merserisasi, ketujuh

Pencelupan (Dyeing), kedelapan pencetakan (printing).

Ketaatan PT Dan Liris dalam upaya pengelolaan air limbah dapat

dikaji dengan penaatan terhadap Pasal 8 Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah

sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. Pasal 8 memuat

tentang kewajiban pelaku usaha yang membuang air limbah ke lingkungan

untuk:

1). Memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor 5 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang

Baku Mutu Air Limbah.

2). Melakukan pengolahan air limbah yang dibuang agar memenuhi

baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam lampiran

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 tahun 2012

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah.

3). Membuat instalasi pengolahan air limbah dan sistem saluran air

limbah kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah

ke lingkungan.

4). Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah pada inlet

instalasi pengolahan air limbah serta outlet instalasi pengolahan

air limbah serta inlet pemanfaatan kembali apabila air limbah

yang dihasilkan dimanfaatkan kembali.

5). Melakukan pencatatan debit harian air limbah baik untuk air

limbah yang dibuang ke sumber air dan/atau laut, dan/ ata yang

dimanfaatkan kembali.

6). Melakukan pencatatan pH Harian air limbah.

7). Tidak melakukan pengenceran air limbah ke dalam aliran

buangan air limbah.

Page 75: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

8). Melakukan pencatatan jumlah bahan baku dan produk harian

senyatanya.

9). Memisahkan saluran pembuangan air limbah dengan limpasan

air hujan.

10). Menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh uji.

11). Memeriksakan kadar parameter air limbah sebagaimana

tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor 5 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang

Baku Mutu Air Limbah secara berkala paling sedikit 1 (satu)

kali dalam 1 (satu) bulan di laboratoruim yang terakreditasi di

Kementrian Lingkungan Hidup.

12). Menyampaikan laporan debit air limbah harian, pH Harian,

penggunaan bahan baku, jumlah produk harian, dan kadar

parameter air limbah sebagaimana dimaksud dalam huruf c,

huruf e, huruf g, dan huruf j secara berkala paling sedikit 1

(satu) kali dalam 1 (satu) bulan kepada Buoati/ Walikota dengan

tembusan kepada Gubernur dan Menteri serta instansi lain yang

terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

13). melaporkan kepada Bupati/ Walikota dengan tembusan kepada

Gubernur dan Menteri mengenai kejadian tidak normal dan/atau

keadaan darurat yang mengakibatkan baku mutu air limbah

dilampaui serta rincian upaya penanggulangannya paling lama 2

x 24 jam.

Kesiapan PT Dan Liris secara fisik dalam pengelolaan air limbah

diwujudkan dengan pembangunan saluran (Instalasi Pengolahan Air

Limbah) IPAL yang memadai. Legalisasi IPAL PT Dan Liris adalah

Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 660.1/ 390/ 2012 tentang Pemberian

Izin Pembuangan Air Limbah Hasil Pengolahan Instalasi Pengolah Air

Limbah ke Perairan Umum kepada PT Dan Liris.

Page 76: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pengelolaan air limbah PT Dan Liris menggunakan sistem

penggabungan, dalam hal ini semua saluran pembuangan air dalam pabrik

bermuara di IPAL. Saluran pembuangan air di tiap-tiap masing-masing

unit disaluran ke pipa dan dialirkan ke IPAL. Saluran untuk air limbah dan

air hujan dibedakan, dalam artian bahwa air limbah disalurkan dengan

menggunakan pipa yang sebagian tertanam/ tidak terlihat, sedangkan

untuk saluran air hujan adalah melewati parit-parit yang disebuat disetiap

penggir bangunan ditiap unit pabrik.

Pencatatan debit air dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran

air. Dalam hal saluran IPAL, PT Dan Liris juga menerima sebagian air

limbah dari PT Batik Keris yang berlokasi bersebelahan, dan masih

merupakan perusahaan yang bersaudara. Debit air diatur agar jangan

sampai terlalu berlebih/ melebihi batas dikarenakan adanya proses

pengendapan yang memakan waktu 20 jam. Oleh karenanya, sudah

ditentukan berapa kapasitas maksimal produksi PT Dan Liris dengan

asumsi perhitungn penggunaan air dan sisa dari penggunaan air tersebut.

Secara fisik bangunan IPAL PT Dan Liris telah memenuhi

persayratan. Sebagai satu-satunya unit yang bekerja 7 x 24 jam dalam satu

minggu ini memang dituntut kesiapan prima terutama dalam hal

pengawasan alat-alat dan sarana pendukung lain. Bak-bak penampungan

dibuat dari lapisan logam anti karat kedap air dengan ketebalan kurang

lebih 10cm. Bak-bak penampungan dibuat diatas cetakan betol setebal

setengah meter dari permukaan tanah galian sehingga meminimalisir

rembesan air limbah ke tanah. (wawancara dengan Bapak Sarwono, Staff

lapangan/ teknis bagian Utility PT Dan Liris pada Jumat, 16 November

2012).

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa selama ini PT Dan

Liris dapat dikategorikan perusahaan yang dapat memenuhi baku mutu

tersebut, meskipun terkadang adakalanya salah satu parameter melebihi

ambang batas. Data yang penulis kaji ketika berada di Bagian Utility PT

Dan Liris adalah laporan hasil uji laboratorium sepanjang tahun 2011.

Page 77: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Ringkasan atas laporan tersebut tersaji dalam laporan penilaian PROPER

Kementrian Lingkungan Hidup. Hasilnya, untuk tahun 2011 ketaatan PT

Dan Liris dalam Pengelolaan dan Pemantauan Kualitas air limbah adalah

91%. Hal ini dikarenakan ada satu parameter yang melebihi batas yaitu

parameter Sulfida pada bulan September 2011. Tingkat ketaatan 91%

menurut Laporan PROPER Kementrian Lingkungan hidup ini

menandakan bahwa PT Dan Liris sudah cukup baik dalam hal pengelolaan

dan pemantauan Air Limbah. Ketaatan dalam pelaporan ditunjukkan

dengan pembuatan laporan rutin setiap satu bulan sekali nuk kepentingan

iantern dan tiga bulan sekali untuk dilaporkan pada Badan lingkungan

Hidup Kabupateen Sukoharjo.

2. Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan dan Upaya

Pemantauan Kualitas Udara.

Pengukuran Kualitas Udara didasarkan atas dua hal yaitu Uji

Udara Emisi dan Uji Udara Ambien. Uji udara emisi didasarkan atas

penilaian terhadap emisi dari sumber tidak bergerak seperti ketel uap dan

steamboiler. Sedangkan untuk Uji Udara Ambien dilakukan dengan

penilaian dari titik-titik tertentu disekitar lokasi pabrik.

Baku Mutu Udara Emisi di Provinsi Jawa Tengah ditetapkan dalam

Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2000 tentang Baku

Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Parameter pengukuran udara emisi yang digunakan dalam análisis Uji

Emisi Udara PT Dan Liris adalah sulfur dioksida (SO2) (batas maksimum

750mg/m3), nitrogen dioksida (NOX) (batas maksimum 825mg/m

3), Total

Partikel Debu (batas maksimum 230mg/m3), Opasitas (batas maksimal

20%). Stándar ini sama dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 7 tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak Bagi Ketel

Uap yang Menggunakan Bahan Bakar Batubara.

Baku Mutu udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah ditetapkan

dalam keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 tahun 2001 tentang

Page 78: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Baku Mutu Udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah. Ketentuan mengenai

analisa baku mutu udara ambien terdapat dalam Lampiran. Penentuan titik

lokasi pengukuran didasarkan atas pertimbangan arah angin. Parameter

yang dipergnakan dalam penilaian baku mutu ambien adalah SO2 (Sulfur

Oksida), CO (Karbon Monoksida), NO2 (Nitrogen Dioksida), O3

(Oksidan), HC (Hidro Carbon), PM10 (Partikel <10 um), PM10 (Partikel <

2,5 um), TSP (debu), Pb (Timah Hitam), Dust Fall (Debu Jatuh), Total

Flurides (as F), Flour Indeks, Khlorine dan Khlorine Dioksida, dan

Sulphat Indeks.

Pengukuran atas baku mutu udara ambien dilakukan dalam jarak

waktu tertentu yang telah ditentukan. Masing-masing parameter

mempunyai waktu pengukuran yang berbeda. Begitu pula dengan metode

análisis dan peralatan yang dipergunakan.

Penulis mengkaji hasil Laporan uji Udara Emisi dan Laporan Uji

Udara Ambien PT Dan Liris selama tahun 2011 sampai dengan laporan

terakhir adalah September 2012. Selama kurun waktu tersebut, tidak

pernah sekalipun ada parameter yang melebihi batas maksimum yang

ditetapkan. Dengan demikian, PT Dan Liris telah taat dalam memenuhi

ketentuan Pasal 4 Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 tahun

2000 tentang Baku Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Tingkat

Provinsi Jawa Tengah yang berbunyi;

“Seluruh kegiatan industri yang mengeluarkan emisi wajib

memenuhi ketentuan Baku mutu Udara Emisi Sumber Tidak

Bergerak sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal

3 Keputusan ini”

Wujud Penaatan elaksanaan pengelolaan dan pemantauan emisi

udara dari sumber yang tidak bergerak yang lain adalah dengan melihat

kelengkapan peralatan dan pemenuhan kewajiban pelaporan. Seperti

telah ditentukan dalam Pasal 6 Keputusan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 10 tahun 2000 tentang Baku Mutu Udara Emisi Sumber Tidak

Bergerak Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Pasal 6 tersebut memuat

ketentuan bahwa penanggngjawab kegaiatan wajib:

Page 79: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

1). Membat cerobong emisi yang dilengkapi dengan sarana

pendukung dan alat pengaman.

2). Memasang alat ukur pemantauan yang meliputi kadar dan laju alir

volume untuk setiap cerobong emisi.

3). Melakukan pencatatan harian hasil emisi yang dikeluarkan dari

setiap cerobong emisi.

4). Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf (c) kepada Gubernur Jawa Tengah dengan tembusan

Kepala Bapedalda sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan

sekali.

5). Melaporkan kepada Gubernur serta Kepala Bapedalda apabila ada

kejadian tidak normal atau dalam keadaan darurat yang

mengakibatkan baku mutu udara terlampaui.

Dalam Pasal 6 poin a, disebutkan bahwa penanggungjawab

kegiatan wajib membuat cerobong asap dengan sarana alat pendukung

dan pengaman. Hal ini dapat dibuktikan secara visual, yaitu memang

benar ada cerobong asap yang berfungsi dengan baik di kawasan

pabrik. Cerobong asap tersebt dibuat dengan sekurangnya tiga lapis

dengan masing-masing lapis disertai filter. Selain itu setiap cerobong

juga dilengkapi dengan alat ukur pemantauan seperti alat ukur arah dan

kecepatan angin (wawancara dengan Sarwono, staff teknis Bagian

Utility PT Dan Liris). Selain itu juga dengan melihat dokumen

pelaporan yang memuat rincian spesifikasi cerobong asap. Sehingga

jelas bahwa untuk Pasal 6 poin a dan b, PT Dan Liris telah

memenuhinya.

Ketentuan Pasal 6 poin c menyebutkan adanya kewajiban

pencatatan harian mengenai hasil emisi dari setiap cerobong emisi.

Dengan dipasangainya alat ukur dan dengan metode pamantauan setiap

hari, maka secara langsung PT Dan Liris sudah memenuhi kriteria.

Setidaknya kemudian setiap per 3 bulan lapporan tersebut dilaporkan

kepada Badan Lingkungan hidup Kabupaten Sukoharjo. Dengan

Page 80: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

demikian Pasal 6 poin c dan d dapat dipenuhi. Poin yang terakhir,

adalah bahwasanya PT Dan Liris telah beruapay semaksimal mungkin

dalam usaha pengelolaan dan pemanantauan lingkungan sehingga

belum pernah ditemukan laporan atas kejadian tidak normal yang

membahayakan.

Sedangkan untuk hasil uji Udara Ambien, rata-rata sampel yang

penulis kaji dari Laporan Hasil Uji Emisi Udara Ambien bulan Januari

2011 sampai dengan September 2012 adalah tidak jauh berbeda. Pada

intinya adalah bahwa secara umum ketaatan PT Dan Liris dalam Pengujian

Udara Ambien tidak pernah mengalami angka diatas baku mutu yang telah

ditetapkan. Bahkan, Menurut Kasubag Bidang I Badan Lingkungan Hidup

Sukoharjo, P.Adi Nugroho, PT Dan Liris merupakan perusahaan dengan

laporan yang terbaik (wawancara kepada Kepala Bidang I: Bidang

Pengendalian Dampak Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Sukoharjo

pada hari Rabu, 19 Desember 2012). Laporan PROPER Kementrian

Lingkungan Hidup tahun 2011 juga menyebutkan bahwa ketaatan PT Dan

Liris dalam upaya pengendalian pencemaran udara adalah 100%.

3. Ketaatan PT Dan Liris terhadap Upaya Pengelolaan dan Upaya

Pemantauan Limbah B3

Pemerintah provinsi Jawa Tengah belum memiliki peraturan

daerah mengenai pengelolaan limbah B3, sehingga patokan untuk

pengelolaan limbah B3 mengacu pada peraturan pemerintah pusat.

Peraturan tersebut adalah Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 jo

Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah

Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3. Pasal 1 butir 3

Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 menyebutkan cakupan

pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,

penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,

dan penimbunan limbah B3. Kegiatan Pegelolaan dan Pemantauan Limbah

B3 PT Dan Liris hanya meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan,

Page 81: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dan penimbunan limbah B3. Sesuai dengan rencana dalam UKL-UPL

bahwa dalam pengelolaan limbah B3 PT Dan Liris bekerjasama dengan

PT Teknotama Lingkungan Indonesia.

PT Teknotama Lingkungan Indonesia adalah perusahaan resmi

yang ditunjuk Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementrian

Lingkungan Hidup. PT Dan Liris dalam hal uapaya pengelolaan dan

pemantauan limbah B3 hanya memiliki izin sebatas izin penyimpanan

yang dibuktikan dengan Izin Penyimpanan Limbah B3 PT Dan Liris

No.660.1/ 185/ 2010. Sehingga batasan kajian dalam penaatan pengelolaan

dan pemantauan limbah B3 ini hanyalah sebatas pada tahapan

penyimpanan saja.

Ketentuan pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999

tentang Pengelolaan Limbah B3 menyebutkan bahwa penghasil limbah B3

dengan kapasitas dibawah 50 (lima puluh) kg per hari dapat menimbun

limbah B3 maksimal waktu 90 (hari) hari sebelum diserahkan hari kepada

pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan

instansi yang bertanggung jawab. Besar kapasitas limbah B3 yang

dihasilkan per bulan adalah 200kg dari Lumpur IPAL dan 25.000kg dari

abu batubara. Apabila dikalkulasikan dalam hitungan hari maka besarnya

limbah B3 per harinya adalah 6,67kg untuk Lumpur IPAL dan 833,3kg

untuk Abu Batubara. PT Teknotama Lingkungan Indonesia timbunan

limbah B3 selambat-lambatnya setiap sebulan sekali untuk mengambil

timbunan limbah padatan Lumpur IPAL dan setiap hari untuk abu

batubara.

Laporan atas kegiatan penyimpanan, pengangkutan dan

penimbunan batubara ini dilaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada

Badan lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dengan tembusan

Gubernur Jawa Tengah dan Kemenrtian lingkungan Hidup. Hal ini telah

sesuai dengan apa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18

tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 jo Peraturan

Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3.

Page 82: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Analisis terhadap dampak lingkungan Yang ditimblakan PT Dan Liris

diwujudkan secara konkret dengan adanya Rencana Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan yang ditindaklanjuti dengan Upaya Pengelolaan dan Pemantaan

Lingkungan. Ketaatan atas Pelaksanaan Upaya Pengelolaan dana Pemantauan

Lingkungan PT Dan Liris menjadi bagian yang tidak terpisahakan dari Upaya

Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan tersebut. Dari hasi uaraian pembahasan,

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan PT Dan Liris meliputi

Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Limbah Cair, Upaya Pengelolaan dan

Pemantauan Limbah Padat dimana terdapat Upaya Pengelolaan dan

Pemantauan limbah B3, Upaya Pengelolaan dan Pemantauan atas Bahaya

Kebakaran, Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Sosial

Ekonomi Budaya Keamanan dan Kesehatan.

2. Dalam pelaksanaan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan PT Dan Liris

telah taat hukum dengan mengikuti prosedur dan ketentan yang ada dalam

pertauran perundang-undangan.

B. Saran

Atas hasil penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

Kepada pemerintah Sukoharjo terutama dinas terkait dengan perizinan

lingkungan sebaiknya lebih memperketat dalam pengawasan namun tetap

dengan prinsip kerja tepat, cermat dan cepat utamanya dalam penerbitan

suatu izin. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kekosongan hukum atas

legalitas operasional bidang lingkungan sebuah perusahaan, dalam hal ini

adalah PT Dan Liris yang masih menunggu proses perpanjangan izin IPAL.

2. Kepada PT Dan Liris.

Page 83: KAJIAN YURIDIS PENAATAN PENGELOLAAN DAN …/Kajian... · DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN OLEH PT DAN LIRIS DI KABUPATEN SUKOHARJO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

PT Dan Liris hendaknya lebih memaksimalkan dalam Upaya Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan utamanya adalah berkaitan dengan peralatan

teknis pengelolaan air limbah (IPAL) yang sudah mulai menyusut nilai

kegunaannya diakibatkan oleh usia.