Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

download Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

of 11

Transcript of Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    1/11

    Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

     Sistem perlindungan anak yang efektif melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,

    perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran. Dalam tingkatan yang mendasar, penyebab

    berbagai persoalan seperti kekerasan, perlakuan sala, eksploitasi dan penelantaran anak saling

    berkaitan! Untuk mengetaui akar masala"masala tersebut dan untuk mengidenti#kasi berbagai

    tindakan yang arus dilakukan untuk melindungi anak diperlukan pendekatan berbasis sistem,bukan pendekatan berbasis isu yang sempit dan ber$okus anya pada kelompok anak tertentu!

    Sistem perlindungan anak yang efektif mensyarakatkan adanya komponen-komponenyang saling terkait. Komponen"komponen ini meliputi sistem kesejateraan sosial bagi anak"anak dan keluarga, sistem peradilan yang sesuai dengan standar internasional, dan mekanismeuntuk mendorong perilaku yang tepat dalam masyarakat! %elain itu, juga diperlukan kerangkaukum dan kebijakan yang mendukung serta sistem data dan in$ormasi untuk perlindungan anak!Di tingkat masyarakat, berbagai komponen tersebut arus disatukan dalam rangkaian kesatuanpelayanan perlindungan anak yang mendorong kesejateraan dan perlindungan anak danmeningkatkan kapasitas keluarga untuk memenui tanggung ja&ab mereka!Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari layananpencegahan primer dan sekunder sampai layanan penanganan tersier. 'ayanan

    pen(egaan primer bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat se(ara menyeluru dalampengasuan anak dan memastikan keselamatan mereka! 'ayanan ini meliputi kegiatan"kegiatanyang menguba sikap dan perilaku, memperkuat keterampilan orangtua, dan menyadarkanmasyarakat tentang dampak yang tidak diinginkan dari kekerasan teradap anak! 'ayananpen(egaan sekunder atau layanan inter)ensi dini di$okuskan pada keluarga dan anak"anak yangberesiko, dilakukan dengan menguba keadaan sebelum perilaku kekerasan menimbulkan dampakburuk se(ara nyata teradap anak"anak, misalnya melalui konseling dan mediasi keluarga sertapemberdayaan ekonomi! Inter)ensi tersier menangani situasi dimana anak suda dalam keadaankrisis sebagai akibat kekerasan, perlakuan sala, eksploitasi, penelantaran, atau tindakan"tindakanburuk lainnya! *le karena itu, inter)ensi ini bertujuan untuk membebaskan anak"anak daridampak buruk atau, jika dianggap layak, melakukan penga&asan terstruktur danmemberikanlayanan dukungan! Mekanisme pen(egaan dianggap lebi dibandingkan tepatdibandingkan inter)ensi tersier atau reakti$!Sistem perlindungan anak di IndonesiaKerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk mencegah danmenangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran anak. Kerangkaukum dan kebijakan yang ada saat ini kondusi$ untuk mempromosikan ak anak, tetapi masiterdapat beberapa kesenjangan! Kerangka ukum tersebut arus menunjuk lembaga pemerintadengan tugas, &e&enang dan tanggung ja&ab yang jelas teradap penanganan dan penyediaanlayanan perlindungan anak! Indonesia juga mengadapi tantangan untuk memastikan keselarasanperaturan daera +Perda dan kebijakan perlindungan anak di ampir -.. kabupaten, masing"masing dengan ke&enangan untuk menetapkan peraturannya sendiri! *le karena itu, langkaterakir yang dilakukan ole pemerinta pusat untuk mengembangkan pedoman Perda yangmenga(u pada pendekatan berbasis sistem teradap perlindungan anak merupakan sebualangka positi$!

    unite $or (ildren

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    2/11

    Undang-undang No. ! "#" tentang Sistem $eradilan $idana %nak,yang baruditandatangani pada bulan &uli "#", merupakan langkahmaju yang penting. Undang"undang baru tersebut akan mulai berlaku dalam&aktu dua taun! Undang"undang ini menggunakan prinsip"prinsip keadilanrestorati$ untuk menangani kasus"kasus yang melibatkan remaja, termasukreabilitasi, dan memperkenalkan mekanisme untuk lebi menge$ekti$kandi)ersi, yaitu penyelesaian di luar pengadilan! Akan tetapi, ada bagian"bagiandari undang"undang tersebut yang masi tidak sesuai dengan standarinternasional! Misalnya, kepentingan terbaik anak tidak selalu menjadipertimbangan utama dalam prosedur dan usia minimal pertanggungja&abanpidana adala /0 taun! Dalam banyak al, pelaksanaan di)ersi tergantung padapersetujuan dari korban! Pengiriman anak ke institusi menjadi sala satu piliandalam di)ersi, di antara opsi"opsi lain, yang dapat menyebabkan penaananadministrati$ atau de $a(to tanpa jaminan ukum sepenunya!

    'i tingkat kabupaten, peraturan dan kebijakan tentang perlindungananak cenderung berfokus pada permasalahan, terbatas pada

    rehabilitasi korban dan seringkali mengabaikan aspek-aspekpencegahan. 1idak adanya penetapan ke&enangan yang jelas bagi pelayananperlindungan anak di tingkat pro)insi dan kabupaten menyebabkan aksi"aksiter$ragmentasi dan kurang terkoordinasi! Pemerinta daera tidakmengalokasikan anggaran yang memadai untuk perlindungan anak, dankapasitas untuk implementasi se(ara umum lema!

    (ayanan kesejahteraan sosial dan keluarga di banyak pro)insi telahmengembangkan penanganan tersier dengan baik bagi anak-anakdalam krisis, tetapi tetap belum memadai dalam hal pencegahan. Unit"unit polisi kusus +PPA dan pusat pelayanan terpadu berbasis ruma sakit +PP1dan PK1i memberikan pelayanan medis, dukungan psikososial, bantuan ukum

    dan prosedur in)estigasi yang sensiti$ anak bagi anak"anak yang menjadi korbandari berbagai bentuk kekerasan dan perdagangan anak yang serius! Akan tetapi,unit"unit pelayanan ini biasanya anya menangani kasus"kasus yang palingberat! Unit"unit tersebut tidak memiliki mandat atau kapasitas untuk menilaipengasuan dalam keluarga, atau untuk memastikan ba&a anak"anakmendapatkan pelayanan dan perlindungan yang tepat setela merekameninggalkan pusat pelayanan tersebut! 2espon tersier juga di$okuskan padapengembangan ruma perlindungan sosial anak +2P%Aii, dimana korban anak"anak dapat berlindung!*anpa mekanisme identi+kasi dini, sistem dan pelayanan cenderunghanya merespon ketika anak sudah berada dalam krisis.  3aringan pekerja

    sosial dan parapro$esional yang ada tidak dilengkapi dengan keterampilan untukmelibatkan masyarakat dan keluarga dan memberikan layanan primer dansekunder yang melindungi anak"anak! Pekerja sosial tidak memiliki ke&enanganuntuk ikut (ampur tangan atas nama negara!$rogram bantuan sosial ino)atif memberikanbantuan kepada kelompok anak-anak yang paling rentan. PemerintaIndonesia mengakui ba&a perampasan ekonomi dapat meningkatkankerentanan anak dan ba&a anak dalam kemiskinan ekstrim mengadapi resikoyang lebi tinggi teradap penelantaran, eksploitasi, kekerasan dan diskriminasi!Program Kesejateraan %osial Anak +PK%Aiii memberikan bantuan tunai se(aralangsung kepada lima kelompok anak yang dide#nisikan sebagai 4anak terlantar,anak jalanan, anak yang beradapan dengan ukum, anak (a(at dan anak yang

    memerlukan perlindungan kusus!5 Pekerja sosial pemerinta atau berbasis '%Mmemantau pen(airan dan penggunaan bantuan tunai tersebut! 6antuan tunai ini

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    3/11

    membantu anak memenui beberapa kebutuan dasar, seperti pangan,pelayanan pendidikan dan keseatan, dan mendorong pergeseran daripelayanan berbasis institusi ke berbasis keluarga!

    Kerentanan

    $ada tahun "##, persen anak balita di Indonesia telah memiliki aktakelahiran, peningkatan sebesar persen sejak tahun "##. Anak"anakyang tidak ter(atat dan tidak memiliki akta kelairan mengadapi resiko yanglebi besar untuk diperdagangkan dan dieksploitasi se(ara seksual, dipaksamenika sebagai anak dan dieksploitasi sebagai pekerja anak! Peritungandengan menggunakan data sensus menunjukkan ba&a lebi dari /. juta anaktidak terda$tar di seluru Indonesia! Perbedaan angka antar pro)insi sangatbesar +7ambar /! 6iaya merupakan alasan yang paling umum disampaikanteradap kegagalan untuk menda$tarkan kelairan terlepas dari tempat tinggaldan status ekonomi! Mengakui pentingnya masala ini, Pemerinta telamembebaskan pen(atatan kelairan dari biaya apapun! Akan tetapi,

    pembebasan biaya ini tidak sepenunya meme(akan persoalan di atas, karenabiaya transportasi dan biaya tidak langsung +seperti &aktu libur kerja masimenjadi masala, dan beberapa kabupaten terus memungut biaya! Alasan keduayang paling banyak dikemukakan untuk tidak menda$tarkan kelairan anak

    adala kurangnya in$ormasi8 tidak tau mengapa dan dimana mereka arus

    menda$tarkan kelairan!

    Kekerasan terhadap anak di rumah, di jalan dan di sekolah perlumendapatkan perhatian segera. Menurut sur)ei empat pro)insi 0..9,sebagian besar responden remaja di A(e, Papua, 3a&a 1enga dan Nusa

     1enggara 1imur melaporkan pengalaman kekerasan, termasuk kekerasan seksual+7ambar 0! Kekerasan terjadi di ruma atau dalam lingkungan keluarga!

    Kekerasan ini dilakukan ole orang"orang yang searusnya bertanggung ja&abuntuk melindungi anak"anak! Kekerasan juga dilakukan ole guru baik di sekolanegeri maupun pesantren! 2en(ana Pembangunan 3angka Menenga Nasional+2P3MN 0./."0./: menekankan masala kebutuan data, dan analisa tentang,kekerasan teradap anak, resiko dan $aktor"$aktor penyebab!%nak yang berhadapan dengan hukum memerlukan perlindungan darikekerasan dan pelanggaran. %tudi 0..; yang dilakukan ole Uni)ersitasIndonesia menunjukkan ba&a 9; persen kasus anak yang diajukan kepengadilan mengakibatkan ukuman penaanan, ;. persen ukuman ini di atassatu taun, dan ada sedikit atau tidak ada bantuan ukum! Direktorat 3enderalPemasyarakatan memperkirakan ba&a kurang lebi -!... anak dipenjarakan,

    baik dalam &aktu menunggu pengadilan atau sedang menjalani ukumanmereka! 6anyak anak dipenjara karena kejaatan ke(il dan pelanggaran"pelanggaran ringan, seperti pen(urian, pergelandangan, pembolosan, ataupenyalagunaan obat!Indonesia memiliki sekitar empat juta anak yang terlibat sebagaipekerja anak, termasuk dua juta yang bekerja dalam kondisi berbahayaambar /0. Anak"anak yang bekerja berjumla kira"kira tuju persen darikelompok usia -"/< taun pada taun 0..9! %ebagian besar bekerja sebagaipekerja keluarga yang tidak dibayar di perkebunan dan pertanian! Mereka yangterpapar ole kondisi berbaaya atau bentuk"bentuk terburuk pekerja anakmeliputi anak"anak yang bekerja di pertambangan, bangunan, penggalian dananak"anak yang dipekerjakan di tempat"tempat seks komersial! =ampir dua

    pertiga anak yang tidak bersekola terlibat dalam beberapa kegiatan produkti$!%eperempat anak yang tidak bersekola dalam kelompok usia /."/: taun

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    4/11

    memiliki kurang dari empat taun pendidikan, yang berarti ba&a mereka akantumbu menjadi orang de&asa yang buta uru$ se(ara $ungsional! Angka"angkaini menunjukkan pentingnya per(epatan upaya"upaya dalam kesempatanpendidikan yang kedua dan dalam memberikan pelayanan"pelayanan lain yangmeningkatkan pilian idup anak! Perbandingan sur)ei taun 0..9 dan 0..:menunjukkan ba&a pekerja anak belum mengalami penurunan!

    $re)alensi pekerja anak di daerah perdesaan kira-kira tiga kali

    pre)alensi di daerah perkotaan. Di antara anak"anak yang lebi tua,

    pre)alensi tersebut lebi banyak melibatkan anak laki"laki daripada anak

    perempuan! Faktor"$aktor yang mempengarui keputusan ruma tangga tentang

    apaka melibatkan anak"anak mereka dalam pekerjaan atau menyekolakan

    mereka meliputi usia dan jenis kelamin anak, pendidikan kepala ruma tangga,

    pendapatan ruma tangga, dan tempat tinggal! Kemungkinan anak yang bekerja

    meningkat seiring dengan perkembangan usia, yang disebabkan ole

    meningkatnya biaya kesempatan pendidikan seiring dengan pertumbuan anak,atau kurangnya akses ke pendidikan setela lulus sekola dasar! Perbandingan

    yang dilakukan dengan meliat pada $aktor"$aktor lain yang samas, diketaui

    ba&a kemungkinan anak laki"laki untuk anya bekerja lebi besar daripada

    anak perempuan, dan kemungkinan anak laki"laki anya bersekola (enderung

    lebi ke(il dibandingkan anak perempuan! Kemungkinan orang tua yang lebi

    berpendidikan untuk mempekerjakan anak mereka se(ara penu &aktu lebi

    ke(il!Kemungkinan anak"anak yang berasal dari keluarga miskin untuk

    berpartisipasi dalam pekerjaan lebi besar daripada mereka yang berasal dari

    ruma tangga sejatera! Kemungkinan anak"anak dari daera perkotaan untuk

    bekerja lebi ke(il dan kemungkinan untuk bersekola lebi besar daripada

    mereka yang berasal dari daera perdesaan!

    Sembilan puluh persen anak yang ditempatkan di lembaga pengasuhananak biasanya memiliki minimal satu orang tua yang hidup. Pada taun0..!;/.!Standar pelayanan di lembaga pengasuhan anak masih kurang

    memadai, meskipun Keputusan 1enteri Sosial pada "# telah

    menetapkan standar pelayanan di lembaga pengasuhan anak.

    Kebanyakan lembaga pengasuan anak tidak mematui norma"norma yang

    ditetapkan ole pemerinta pusat! Anak"anak rentan teradap kekerasan dan

    seringkali diremekan ole sta?! %ebagian besar lembaga pengasuan anak

    yang disur)ei pada taun 0..< kekurangan sta? dan anak"anak melakukan

    pekerjaan sebagai pengganti sta? tersebut! 6anyak lembaga pengasuan anak

    tidak mendukung pertemuan tetap antara anak dan keluarganya, dan sebagian

    besar men(ega atau melarang ubungan tetap tersebut! 6eberapa anak"anak

    di lembaga"lembaga ini tidak bertemu dengan keluarga mereka selamabeberapa taun! 'embaga pengasuan anak memperole man$aat dari program

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    5/11

    bantuan pemerinta yang diberikan atas dasar per anak, yang men(iptakan

    insenti$ bagi lembaga untuk merekrut se anak, yang men(iptakan insenti$ bagi

    lembaga untuk merekrut sejumla besar anak.

     2ambatan

    Tradisi, sikap dan praktek tertentumenimbulkan dampak buruk terhadap anak-anak dan melanggar hak-hak mereka.Misalnya, banyak

    masyarakatmenganggap ukuman #sik dan kekerasan teradap anak sebagai

    norma! Kampanye ad)okasi pada umumnyabelum e$ekti$ dalam menguba

    perilaku tersebut! Kampanye tersebut di$okuskan pada pendistribusian poster

    dan baan"baan komunikasi lainnya, dan memiliki jangkauan yang terbatas!

    Kerangka hukum dan kebijakan nasional harus menangani kesenjangan

    yang melemahkan perlindungan anak !

    Kebijakan belum sepenunya sesuai dengan standar internasional! Kerangka

    ukum masi memuat ketentuan"ketentuan yang bertentangan, misalnya,

    de#nisi anak dan usia minimal tanggung ja&ab pidana!

    Hambatan dalam peradilan anak meliputi kurangnya staf khusus, tidak 

    adanya prosedur yang jelas bagipetugas penegak hukum dan

    kurangnya sumber daya, khususnya terbatasnya alokasi anggaran

    untuk petugas pengawas masa percobaan(probation ocer.

     1erbatasnya jumla $asilitas penaanan anak berarti ba&a anak"anak masi

    dapat ditempatkan dalam taanan dengan narapidana de&asa! Di tingkat

    masyarakat, dimana praktek"praktek peradilan tradisional dan in$ormal masi

    diberlakukan, tidak ada prosedur yang jelas mengenai anak"anak dan tidk adaa

    kesepakatan dengan polisi tentang mekanisme tersebut.

    Hambatan normati! dan kelembagaan di tingkat kabupaten

    menyebabkan pelayanan kesejahteraan dan perlindungan anak tidak 

    dapat diberikan secara sangat e!ekti!"

      'egislasi kabupaten pada umumnya tidak sesuai dengan ukum nasional!

    Koordinasi pada umumnya kurang memadai! Misalnya, sektor peradilan jarang

    berubungan dengan mereka yang bertanggung ja&ab teradappelayanan

    kesejateraan sosial!  1ugas dan tanggung ja&ab seringkali tidak jelas, karena

    tidak adanya ke&enangan yang jelas bagi pengelolaan dan pemberian

    pelayanan perlindungan anak di tingkat pro)insi dan kabupaten! Kurangnya

     jumla, kapasitas dan mandat pekerja sosial mengambat pemberian pelayananuntuk melindungi anak! Dengan kata lain, pelayanan asuan tersier saat ini

    belum menjadi bagian dari rangkaiankesatuan pelayanan yang menjangkau

    masyarakat dan lingkungan keluarga! Penentuan sasaran masi menjadi

    masala bagi program PK%A! Program tersebut juga perlu meningkatkan

    pemantauannya!

    Tidak adanya model pengasuhan alternati! merupakan hambatan

    utama untuk bergeser dari pengasuhanlembaga!

    Anak"anak tanpa pengasuan orang tua dan anak"anak dari keluarga miskin

    memerlukan pilian"pilian lain selain pelembagaan untuk tumbu dalamlingkungan protekti$ dan untuk melanjutkan pendidikan mereka! *psi

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    6/11

    pengasuan berbasis keluarga perlu dikembangkan dalam sistem pengasuan

    alternati$ yang didukung dan diatur ole pemerinta!

    #rogram bantuan sosial untuk pendidikan harus menjangkau anak-anak 

    termiskin.

    Bantuan Siswa Miskin +6%M yang memberikan bantuan tunai kepada sis&amiskin, dan Bantuan Operasional Sekolah +6*% untuk dana operasional sekola,

    keduanya berbasis sekola dan belum se(ara e$ekti$ menjangkau anak"anak

    termiskin yang tidak bersekola! $ata perlindungan anak harus digunakan

    untuk perencanaan dan penyusunan kebijakan secara lebih tepat. Data

    tentang $enomena seperti kekerasan dan perdagangan anak kurang dipaami,

    sedangkan data lain, seperti tentang pekerja anak dan pernikaan dini,

    dikumpulkan melalui sur)ei tetap! kesempatan untuk aksi %ndang-undang

     peradilan anak yang baru memberikan beberapa kesempatan! Undang"

    undang ini melakukan pengalian &ajib, mengaruskan penegakan ukum untuk

    menunjuk sta?yang berserti#kasi, dan memperkuat peran petugas penga&as

    masa per(obaan dan pekerja sosial! Untuk mengimplementasikan undang"

    undang baru tersebut, diperlukankepastian kapasitas dan sumber daya yang

    memadai untuk memperkuat peran dan prosedur!

    keluarga mereka selama beberapa taun! 'embaga pengasuan anak

    memperole man$aat dari program bantuan pemerinta yang diberikan atas

    dasar per anak, yang men(iptakan insenti$ bagi lembaga untuk merekrut

    sejumla besar anak.

    2ambatan

    Tradisi, sikap dan praktek tertentumenimbulkan dampak buruk 

    terhadap anak-anak dan melanggar hak-hak mereka.

    Misalnya, banyak masyarakatmenganggap ukuman #sik dan kekerasan

    teradap anak sebagai norma! Kampanye ad)okasi pada umumnyabelum e$ekti$ 

    dalam menguba perilaku tersebut! Kampanye tersebut di$okuskan pada

    pendistribusian poster dan baan"baan komunikasi lainnya, dan memiliki

     jangkauan yang terbatas!

    Kerangka hukum dan kebijakan nasional harus menangani kesenjangan

    yang melemahkan perlindungan anak !

    Kebijakan belum sepenunya sesuai dengan standar internasional! Kerangka

    ukum masi memuat ketentuan"ketentuan yang bertentangan, misalnya,de#nisi anak dan usia minimal tanggung ja&ab pidana!

    Hambatan dalam peradilan anak meliputi kurangnya staf khusus, tidak 

    adanya prosedur yang jelas bagipetugas penegak hukum dan

    kurangnya sumber daya, khususnya terbatasnya alokasi anggaran

    untuk petugas pengawas bagi anak yang menjalani masa percobaan.

     1erbatasnya jumla $asilitas penaanan anak berarti ba&a anak"anak masi

    dapat ditempatkan dalam taanan dengan narapidana de&asa! Di tingkat

    masyarakat, dimana praktek"praktek peradilan tradisional dan in$ormal masi

    diberlakukan, tidak ada prosedur yang jelas mengenai anak"anak dan tidk adaakesepakatan dengan polisi tentang mekanisme tersebut.

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    7/11

    Hambatan normati! dan kelembagaan di tingkat kesejahteraan dan

     perlindungan anak tidak dapat diberikan secara sangat e!ekti!"

    'egislasi kabupaten pada umumnya tidak sesuai dengan ukum nasional!

    Koordinasi pada umumnya kurang memadai! Misalnya, sektor peradilan jarang

    berubungan dengan mereka yang bertanggung ja&ab teradappelayanan

    kesejateraan sosial!

     1ugas dan tanggung ja&ab seringkali tidak jelas, karenatidak adanya ke&enangan yang jelas bagi pengelolaan dan pemberian

    pelayanan perlindungan anak di tingkat pro)insi dan kabupaten! Kurangnya

     jumla, kapasitas dan mandat pekerja sosial mengambat pemberian pelayanan

    untuk melindungi anak! Dengan kata lain, pelayanan asuan tersier saat ini

    belum menjadi bagian dari rangkaiankesatuan pelayanan yang menjangkau

    masyarakat dan lingkungan keluarga! Penentuan sasaran masi menjadi

    masala bagi program PK%A! Program tersebut juga perlu meningkatkan

    pemantauannya!

    Tidak adanya model pengasuhan alternati! merupakanhambatan utama

    untuk bergeser dari pengasuhanlembaga! Anak"anak tanpa pengasuanorang tua dan anak"anak dari keluarga miskin memerlukan pilian"pilian lain

    selain pelembagaan untuk tumbu dalam lingkungan protekti$ dan untuk

    melanjutkan pendidikan mereka! *psi pengasuan berbasis keluarga perlu

    dikembangkan dalam sistem pengasuan alternati$ yang didukung dan diatur

    ole pemerinta!

    #rogram bantuan sosial untuk pendidikan harus menjangkau anak-anak 

    termiskin.Bantuan Siswa Miskin +6%M yang memberikan bantuan tunai kepada

    sis&a miskin, dan Bantuan Operasional Sekolah +6*% untuk dana operasional

    sekola, keduanya berbasis sekola dan belum se(ara e$ekti$ menjangkau anak"

    anak termiskin yang tidak bersekola!

    $ata perlindungan anak harus digunakan untuk perencanaan dan

     penyusunan kebijakan secara lebih tepat.

    Data tentang $enomena seperti kekerasan dan perdagangan anak kurang

    dipaami, sedangkan data lain, seperti tentang pekerja anak dan pernikaan

    dini, dikumpulkan melalui sur)ei tetap yang dilakukan se(ara periodik!

    PE'UAN7 UN1UK ME'AKUKAN 1INDAKAN

    %ndang-undang peradilan anak yang baru memberikan beberapa

    kesempatan!

    Undang"undang ini melakukan pengalian &ajib, mengaruskan penegakan

    ukum untuk menunjuk sta?yang berserti#kasi, dan memperkuat peran petugas

    penga&as masa per(obaan dan pekerja sosial! Untuk mengimplementasikan

    undang"undang baru tersebut, diperlukankepastian kapasitas dan sumber daya

    yang memadai untuk memperkuat peran petugas penga&asmasa per(obaan dan

    pekerja sosial! Untuk mengimplementasikan undang"undang baru tersebut,

    arus dipastikan adanya kapasitas dan sumber daya yang memadai untuk

    menjalankan peran dan prosedur yang suda diperkuat ini!

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    8/11

    Sistem kesejahteraan dan perlindungan anak harus bergeser daripendekatan reaktif dan berbasis institusi.%elain itu, diperlukan pendekatan yang lebi kompreensi$ bagi pemberianpelayanan kesejateraan anak dan keluarga, yang mengubungkan pelayanantersier dengan pelayanan primer dan sekunder dalam sebua rangkaiankesatuan perlindungan bagi anak"anak! Pendekatan ini melibatkan aksi"aksidalam beberapa bidang8

    Kerangka hukum dan peraturan perlu ditingkatkan.Kerangka ukum yang menyeluru dan mengikat diperlukan di tingkat pusat!Kerangka ukum dan peraturan di tingkat pro)insi dan kabupaten arus sejalandengan kerangka nasional!

    $enguatan dan pemberian pelayanan kesejahteraan dan perlindungananak memerlukan gambaran yang jelas tentang tugas, tanggung ja3abdan proses kelembagaan di setiap tingkat.Proses dan kriteria pelaporan, penilaian, dan peren(anaan inter)ensi dan

    penanganan kasus perlu dipetakan, dilakukan standarisasi dan disosialisasikan disemua tingkat!

    Kapasitas pekerja sosial pro)insi, kabupaten, dan masyarakat perludiperkuat.

     1ugas dan tanggung ja&ab yang baru ditetapkan dan akuntabilitas arusmenentukan kapasitas yang diperlukan di setiap tingkat!U4K*456R "#" ringkasan Kajian

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    9/11

    Pekerja sosial di tingkat kabupaten dan masyarakat memerlukan alat praktis,pelatian keterampilan, bimbingan dan penga&asan!

    Kabupaten harus mengambil peran dalam melaksanakan pelatihan danakreditasi pekerja sosial. Pekerja sosial kini menjadi tanggung ja&abKementerian %osial, tetapi seiring dengan perkembangan jaringan, kabupatenarus mengambil ali seingga pekerja sosial menjadi pega&ai kabupatenyang terakreditasi! Petugas yang bekerja di panti asuan dan lembagapengasuan anak arus mendapatkan pelatian ulang dan

    diangkat kembali sebagai pekerja sosial masyarakat!

    $elayanan penjangkauan untuk mengidenti+kasi anak-anak beresikoperlu menghubungkan pekerja sosial dengan jaringan sistemkesehatan berbasis masyarakat. 3aringan sistem keseatan, yang terdiridari puskesmas, pos keseatan dan Posyandu, memiliki jangkauan terbesar!Pekerja sosial arus ditempatkan di tingkat ke(amatan untuk berubungkandengan jaringan keseatan!

    Kapasitas pemantauan dan sistem data perlu ditingkatkan. Pemerintaperlu mengembangkan seperangkat indikator yang disepakati, standar terkaitdan pendekatan pengukuran! Dalam banyak al, ketika $enomena tersebut tabuatau tidak sa, data keluaran tentang proses dan lembaga dapat menjadipengganti yang berguna untuk mengukur situasi! Akan tetapi, data keluaranyang berguna pertama memerlukan penetapan norma"norma yang disepakatiole pemerinta untuk proses dan lembaga! %edapat mungkin, sur)ei tetapseperti %usenas dan %akernas arus dikembangkan! Indonesia juga arusmempertimbangkan penguatan $ungsi penga&asan independen KomisiPerlindungan Anak Indonesia +KPAI!

    'i tingkat kabupaten dan pro)insi, lembaga perlindungan anak yangmelakukan tugas pemantauan perlu melakukan penyesuaian denganindikator dan metodologi yang disepakati secara nasional dalamkerangka nasional kesejahteraan dan perlindungan anak. 3ika koordinasitersebut tidak dilakukan, data perlindungan anak tidak dapat dibandingkan diseluru pro)insi dan kabupaten, dan tidak berguna bagi kebijakan danperen(anaan!

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    10/11

    SumberAntarini Prati&i Arna, Asteria 1aruliasi Aritonang, Astrid 7! Dionisio, AyiNurmalaila, 6ora %iregar, Didik Istiana, =ironimus 2! %ugi, Irma Nadjamudding,Naning Pudji 3ulianingsi, Pardina Pudiastuti, 2etno @ulandari and %etiadi Agus+0..-! Kekerasan 1eradap Anak di Mata Anak Indonesia8 =asil Konsultasi Anakregarding Kekerasan teradap Anak di /> Pro)insi dan Nasional! 3akarta8 Ministryo$ @omens Empo&erment!

    6appenas and UNICEF +0./08 'aporan 7abungan8 Pemetaan %istemPerlindungan Anak di ; Pro)insi di Indonesia8 A(e, 3a&a 1imur, 3a&a 1enga,%ula&esi %elatan, %ula&esi 6arat, dan Nusa 1enggara 1imur! 3akarta8 6appenas+National De)elopment Planning Agen(y and UNICEF

    6P% " %tatisti(s Indonesia and International 'abour *rganiBation +0./.8 @orkingCildren in Indonesia 0..9 +based on te National 'abour For(e %ur)ey+%AKE2NA% and Indonesia Cild 'abour %ur)ey, 0..9! 3akarta8 6P% and I'*

    6P%"%tatisti(s Indonesia +0.//8 National %o(io"E(onomi( %ur)ey +%usenas 0./.! 3akarta8 6P%

    6P%"%tatisti(s Indonesia and Ma(ro International +0..>8 Indonesia Demograpi(and =ealt %ur)ey +ID=% 0..

  • 8/18/2019 Kajian UNICEF Mengenai Perlindungan Anak

    11/11

    Ini adala sala satu dari serangkaian 2ingkasan Kajian yang dikembangkan oleUNICEF Indonesia!

    Untuk in$ormasi lebi lanjut, ubungi jakartauni(e$!org atau klik&&&!uni(e$!or!id

    ;