KAJIAN TERHADAP KPSI BANDUNG MENGENAI …

23
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS HUKUM Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 KAJIAN TERHADAP KPSI BANDUNG MENGENAI PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN DIKAITKAN DENGAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN JIWA Lita Aryani Manalu 2011200153 PEMBIMBING Prof. Dr. C. Dewi Wulansari, S.H, M.H. Penulisan Hukum Disusun Sebagai Salah Satu Kelengkapan Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Program Studi Ilmu Hukum 2017

Transcript of KAJIAN TERHADAP KPSI BANDUNG MENGENAI …

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS HUKUM

Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

Nomor: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

KAJIAN TERHADAP KPSI BANDUNG MENGENAI PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN

DIKAITKAN DENGAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN

2014 TENTANG KESEHATAN JIWA

Lita Aryani Manalu

2011200153

PEMBIMBING

Prof. Dr. C. Dewi Wulansari, S.H, M.H.

Penulisan Hukum

Disusun Sebagai Salah Satu Kelengkapan

Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Ilmu Hukum

2017

Disetujui Untuk Diajukan Dalam Sidang

Ujian Penulisan Hukum Fakultas Hukum

Universitas Katolik Parahyangan

Pembimbing

(Prof. Dr. C. Dewi Wulansari, S.H., M.H.)

PERNYATAAN INTEGRITAS AKADEMIK

Dalam rangka mewujudkan nilai - nilai ideal dan standar mutu akademik yang setinggi -tingginya, maka Saya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lita Aryani Manalu

No. Pokok : 2011 200 153

Dengan ini menyatakan dengan penuh kejujuran dan dengan kesungguhan hati dan pikiran, bahwa karya ilmiah I karya penulisan hukum berjudul :

"Kajian Terhadap KPSI Bandung dalam Pelaksanaan Upaya Kesehatan Jiwa Dikaitkan dengan Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa"

adalah sungguh-sungguh merupakan karya ilmiah I karya penulisan hukum yang telah Saya susun dan selesaikan atas dasar upaya, kemampuan, dan pengetahuan akademik Saya pribadi, dan sekurang-kurangnya tidak dibuat melalui dan atau mengandung hasil dari tindakan­tindakan yang :

a. secara tidak jujur dan secara langsung atau tidak langsung melanggar hak-hak atas kekayaan intelektual orang lain, dan atau

b. dari segi akademik dapat dianggap tidak jujur dan melanggar nilai-nilai integritas akademik dan itikad baik

Seandainya di kemudian hari temyata bahwa Saya telah menyalahi atau melanggar pemyataan Saya di atas, maka Saya sanggup untuk menerima akibat-akibat dan atau sanksi­sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan dan atau perundang-undangan yang berlaku.

Pemyataan ini Saya buat dengan penuh kesadaran dan kesukarelaan, tanpa paksaan dalam bentuk apapun juga.

Bandung, 07 Januari 2018

Llisan hukum,

2011 200 153

Abstrak

Di dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa yang

diman pada ayat tersebut menjelaskan bahwa Upaya Kesehatan Jiwa bertujuan untuk

menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan

kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang mengganggu

Kesehatan Jiwa dan di Pasal ini dijelaskan pula bahwa Upaya Kesehatan Jiwa bertujuan

untuk menjamin Ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam Upaya Kesehatan

Jiwa. Dapat diketahui bahwa Pelayanan bagi Orang Yang Mengalami Gangguan Jiwa belum

dilaksanakan secara maksimal, hal tersebut dapat dilihat masih banyaknya orang yang

mangalami gangguan jiwa di sekitar masyarakat. Diharapakan bahwa penangan pelayanan

kesehatanjiwa bagi orang yang mengalami gangguan jiwa tersebut dilaksanakan secara

maksimal. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis

sosiologis. Skripsi ini berkaitan dengan fasilitas Pelayanan Kesehatan di luar sektor

kesehatan dan fasilitas pelayanan berbasis masyaraka, skripsi ini melakukan penelitian di

KPSI Bandung yang dimana KPSI tepat untuk melaksanakan penelitian.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Krisus untuk segala

perlindungan dan kesetiaan-Nya kepada penulis , hingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penulisan hukum untuk memenuhi tugas akhir yang berjudul “KAJIAN

TERHADAP KPSI BANDUNG MENGENAI UPAYA KESEHATAN JIWA

DIKAITKAN DENGAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN JIWA”. Penyusunan penulisan

hukum ini ditujukan untuk salah satu syarat memperoleh Starata satu pada Jurusan Ilmu

Hukum di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Dalam penulisan dan penyelesaian penulisan hukum ini banyak pihak yang

memberikan bantuan dan dukungan serta doa kepada Penulis. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. C. Dewi Wulansari, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing yang sudah

membimbing dan memberikan arahan, nasihat, masukan. Penulis mengucapkan

terimakasih banyak

2. Dr. Tristam Pascal Moeliono,S.H.,M.H., L.L.M. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universita Katolik Parahyangan dan juga selaku penguji sidang penulis.

3. Dr. Niken Savitri, S.H., MCL. selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas

Katolik Parahyangan dan juga selaku penguji sidang penulis

4. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih terhadap

kedua orang tua penulis J. Manalu dan B. Sihombing yang sudah sudah

memberikan semangat penuh dan kasih sayang kepada penulis. Penulis juga berterima

kasih kepada kedua saudara penulis Fruliandona Manalu dan Eranto Manalu yang

sudah membantu dan mendukung penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada

saudara dan teman sedari kecil Gina Afriyani Manalu dan juga kepada Lamtiar

Sumarni Nababan serta Ayu Ros Arisen Silaban. Penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada teman seperjuangan pada saat kuliah Utari Siwi Ghaisani,

Aswad Sadio, Valeria Datu Tallulemang, Claudia Grace Chyntia L, Sharah

Anzelia, Lora Rebecca, Reymon Hutauruk, Chris Simorangkir, Naomy Sihotang

dan teman yang lainnya yang tiidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis

mengucapkan termakasih kepada teman kost Sry stevanie P, Kezia Gabriella I,

Shandy Angelica H dan penulis mengucapkan terimakasih kepada teman satu

pelayanan Joice Panjaitan, Hanna Putri Sihaloho, Ade Putri Siahaan.

Bandung, 07 Januari 2017

Lita Aryani Manalu

2011 200 153

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................9

C. Maksud dan Tujuan....................................................................................10

D. Kegunaan Penelitian..................................................................................11

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data...................................................11

F. Sistematika penulisan............................................................................13

BAB II KESEHATAN DAN KESEHATAN JIWA

A. Kesehatan dan Kesehatan Jiwa...................................................................15

1. Definisi Kesehatan...............................................................................15

2. Kriteria Sehat........................................................................................16

B. Kesehatan Jiwa...........................................................................................20

1. Definisi Kesehatan Jiwa.......................................................................20

2. Penyebab Gangguan Jiwa.....................................................................21

3. Penggolongan Gangguan Jiwa.............................................................22

4. Masyarakat dan Kemunculan-kemunculan Gangguan Jiwa................27

C. Upaya Kesehatan Jiwa................................................................................33

D. Kesehatan dan Kesehatan Jiwa berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan....................................................................................................37

BAB III KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN MASYARAKAT

A. Pengertian Kesejahteraan Sosial.................................................................43

B. Usaha Kesejahteraan Sosial........................................................................49

1. System Maintenance.............................................................................49

2. System Control.....................................................................................50

3. System Change.....................................................................................50

C. Fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial............................................................51

D. Masalah-masalah Sosial.............................................................................54

1. Pengertian Masalah Sosial....................................................................54

2. Ciri-ciri Masalah Sosial........................................................................55

3. Penyebab terjadinya Masalah Sosial....................................................56

E. Pengertian Masyarakat...............................................................................57

F. Kesejahteraan Sosial dan Peran Serta Masyarakat berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan Indonesia..................................................................63

1. Undang-undang Dasar 1945.................................................................63

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial....................................................................................................64

3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial................................................65

BAB IV PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN JIWA DI KOTA BANDUNG

DIKAITKAN DENGAN PASAL 55 UNDANG-UNDANG KESEHATAN

JIWA NOMOR 18 TENTANG KESEHATAN JIWA

A. Penerapan pasal 55 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang

Kesehatan Jiwa di Kota Bandung...............................................................67

B. Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat di Kota Bandung berdasarkan Pasal

55 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang di Kota

Bandung.....................................................................................................69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................82

B. Saran...........................................................................................................84

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia adalah Negara yang memiliki landasan Hukum yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung

tinggi Hak Asasi Manusia, serta menjamin seluruh warga Negara

Indonesia untuk memiliki hak yang sama di dalam Hukum tanpa

terkecuali, hal tersebut diperkuat dalam Pancasila sila ke-5 yang

menyatakan “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Keadilan

Sosial adalah milik Seluruh Rakyat Indonesia. Dijelaskan pula pada

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H Ayat (1) yang menyatakan,

“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapat hidup yang baik dan sehat serta berhak mendapat pelayanan

kesehatan”

Dalam ketentuan umum Undang-Undang Kesehatan menjelaskan apa

yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan suatu

Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

2

Indonesia dan setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya

dilaksanakan berdasarkan prinsip non-dikskriminasi, partisipatif dan

berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia,

serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan

nasional.1 Dari hal tersebut maka dapat dilihat bahwa kesehatan

merupakan unsur penting bagi pembangunan suatu Negara.

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang

memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh

dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi

kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kempampuan

dirinya, mampu menyadari tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja

produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta dalam

lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya

merasa nyaman bersama orang lain.2 Kesehatan jiwa dapat diartikan

sebagai pengetahuan yang bertujuan mempelajari dan berikhtiar

mempertahankan dan mempertinggi taraf kesehatan jiwa pada taraf yang

setinggi-tingginya; baik dalam hubungan dengan diri pribadinya, maupun

dengan dunia sekitarnya, berupa daya penyesuaian diri yang baik,

kesenangan hidup yang memuaskan, dan keinginan yang menetap untuk

1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 “ketentuan umum tentang Kesehatan” 2 Program kesehatan di UPTD unit puskesmas Pejagoan Kabupaten Kebumen ,

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/2015/09/18/program-kesehatan-jiwa-di-uptd-unit-puskesmas-pejagoan-kabupaten-kebumen/ Diakses tanggal 18 desember 2016

3

memperoleh hidup stabil, sabar dan harmonis; dengan perkataan lain;

sikap mental atau jiwa positif, bukan sekedar tidak ada gangguan atau

penyakit jiwa.3

Gangguan jiwa memiliki pengertian yaitu suatu ketidakberesan

kesehatan dengan manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan

penderitaan yang nyata dan kinerja yang buruk, dan desebabkan oleh

gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis atau kimiawi.

Gangguan jiwa memiliki suatu keadaan tidak beres yang berhakikatkan

penyimpangan dari suatu konsep normatif.4

Pengertian lain mengenai orang yang memiliki gangguan jiwa dapat

dilihat di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2014 Tentang Kesehatan Jiwa menyatakan “Orang Dengan Gangguan

Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami

gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam

bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna,

serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan

fungsi orang sebagai manusia”.

Kota Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yang memilki

luas wilayah 16.731 hektar. Yang secara administratif terbagi atas 30

3 Hasan shaidy, Ensiklopedia Umum, Kanisius, Yogyakarta, 2012 hlm.555. 4 Pengertian (definisi) gangguan Jiwa, http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/pengertian-definisi-

gangguan-jiwa.htm, diakses pada tanggal 03 April 2017

4

kecamatan. Jumlah penduduk Kota Bandung tercatat 2.655.160 jiwa,

terdiri dari 1.358.632 jiwa laki-laki, dan 1.296.537 perempuan.5 Dari

jumlah penduduk yang tinggal di Kota Bandung yang cukup padat, tak

menutup kemungkinan banyak yang mengalami masalah gangguan jiwa

yang disebabkan banyak faktor.

Orang yang memiliki gangguan jiwa tersebar di seluruh Indonesia,

salah satunya di Kota Bandung. Dari data yang tercatat jumlah orang yang

memiliki gangguan jiwa hingga Agustus 2015 sebanyak 11.363 Orang di

Kota Bandung.6 Jumlah tersebut Kota Bandung menjadi salah satu

penyumbang orang yang mengalami gangguan jiwa terbesar di Jawa Barat.

dari jumlah kasus gangguan jiwa yang terus menerus bertambah memiliki

dampak pada beban Negara dan penurunan prodiktivitas manusia untuk

jangka panjang.7

Masalah yang timbul bukan hanya berdasarkan jumlah orang yang

memiliki gangguan jiwa yang semakin banyak, masalah lainnya adalah

dari sebagian orang sakit jiwa banyak yang berkeliaran dan

menggelandang di banyak tempat. Contoh nyata yang dapat dilihat di

pinggiran jalan dan sudut Kota, di tempat-tempat fasilitas umum, dan

sebagainya. faktor yang mempengaruhi masalah orang yang mengalami

5 https://ppid.bandung.go.id/profil-kota-bandung/ diakses pada tanggal 28 Agustus 2017 6 http://www.inilahkoran.com/berita/bandung/47527/kota-bandung-penyumbang-terbesar-pasien-sakit-

jiwadiakses pada tanggal 12 Agustus 2017 7 ibid

5

gangguan jiwa yaitu faktor ekonomi, faktor keluarga dan faktor pekerjaan.

Usia yang mengalami gangguan jiwa berkisar 21 tahun sampai 45 tahun

dan didominasi jenis kelamin laki-laki.8

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang memiliki gangguan jiwa

seringkali menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan masyarakat dan

mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan. Hal ini

perlu penanganan khusus yang harus dilakukan oleh berbagai pihak, pihak

Pemerintah maupun masyarakat sekitar. Seringkali keberadaan orang

dengan gangguan jiwa dianggap sebelah mata oleh masyarakat, pandangan

tersebut harus diluruskan bahwa penangangan bagi orang sakit jiwa bukan

hanya perkerjaan Pemerintah, melainkan masyarakat memiliki bagian atau

peran penting untuk menanggulangi masalah orang dengan gangguan jiwa,

hal yang dapat dilakukan melalui upaya kesehatan jiwa.

Pada kalangan masyarakat awam, orang yang mengalami gangguan

jiwa dianggap sebagai hal yang memalukan, dan masyarakat cenderung

mengabaikan, mengucilkan bahkan mengurung mereka, tanpa

menghiraukan kebutuhan mereka akan makanan dan minuman.9 Pada

dasarnya, hak orang yang mengalami gangguan jiwa telah diatur dalam

Pasal 42 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia yang berbunyi “setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat

8 ibid 9 http://wilayah4.ilmpi.org/2017/07/12/mirisnya-pandangan-masyarakat-terhadap-orang-yang-memiliki-

gangguan-jiwa/diakses pada tanggal 16 Agustus 2017

6

fisik dan atau cacat mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan,

pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin

kehidupan yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaanya,

meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berptisipasi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “ dan hal tersebut

juga terdapat dalam Pasal 149 Undang-Undang Kesehatan “Penderita

gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan

dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau

keamanan umum wajib mendapatkan pengobatan dan perawatan di

fasilitas pelayanan kesehatan”.

Walaupun pelayanan kesehatan bagi orang yang mengalami

gangguna jiwa yang menggelandang gratis, tidak dapat dipunggkiri bahwa

hal tersebut memilki kesulitan bagi pihak Rumah Sakit Jiwa, karena pihak

Rumah Sakit Jiwa harus mengetahui dari mana asal dan pengirim orang

dengan gangguan jiwa tersebut, dan hal ini perlu pula adanya kerjasama

antara Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial. hingga pada saat ini bahwa

Dinas Sosial belum memiliki tempat penampungan bagi mantan orang

yang mengalami gangguan jiwa. Pihak Rumah Sakit Jiwa berharap adanya

rumah/atau penampung tersebut bagi mantan orang yang mengalami

gangguan jiwa10.

10 ibid

7

Upaya Kesehatan Jiwa dapat pula dilaksanakan dengan Fasilitas

pelayanan bedasarkan Pelayanan di luar Sektor Kesehatan dan Fasilitas

Pelayanan Berbasis Masyarakat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Pasal 55

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa ya

menyatakan :

“fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan

berbasis masyarakat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 45

huruf b meliputi: praktif psikolog; praktik pekerja sosial; panti sosial;

pusat kesejahteraan sosial; pusat rehabilitasi sosial; rumah

perlindungan sosial; pesantren atau insitiusi berbasis keagamaan;

rumah singgah; dan lembaga kesejahteraan sosial.”

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

dijelaskan pada Pasal 148 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan:

”Penderita Gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga

negara. Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi persamaan

perlakuan dalam setiap aspek kehidupan, kecuali peraturan perundang-

undangan menyatakan lain”

Pasal 149 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan:

“Penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam

keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu

ketertiban hukum dan/atau keamanan umum wajib mendapatkan

8

pengobatan dan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan

kesehatan. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat wajib

melakukan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan

bagi penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,

mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain.”

Pada Undang-Undang tentang Kesehatan Jiwa tahun 2014 dalam

ketentuan umum dijelaskan bahwa Upaya kesehatan jiwa adalah setiap

kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi

setiap individu, keluarga, masyarakat, dengan pendekatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan/atau masyarakat.

Kedua Undang-Undang yang disebutkan sebelumnya, didukung pula

oleh Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Sistem Kesehatan Kota Bandung dijelaskan pada Pasal 12 ayat (1) dan

ayat (2) “Masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan di Daerah. Peran serta masyarakat sebagaimana

yang dimaksud pada ayat (1) meliputi : Penyedia sumber daya kesehatan;

Pelaksana dan pengguna pelayanan kesehatan; dan Pengawasan atas mutu

pelayanan kesehatan.”

Untuk menanggulangi permasalahan orang yang mengalami

gangguan jiwa perlu peningkatan pelayanan Kesehatan Jiwa, hal tersebut

9

dapat dilihat dari jumlah orang yang mengalami gangguan jiwa di Kota

Bandung yang terus meningkat. Dari latar belakang tersebut penulis

memberi judul :

“PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN JIWA DI KOTA

BANDUNG DIKAITKAN DENGAN PASAL 55 UNDANG-

UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014

TENTANG KESEHATAN JIWA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Dengan diberlakukannya Pasal 55 Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa, bagaimana pelaksanaan

pelayanan Kesehatan Jiwa berbasis masyarakat di Kota Bandung

dalam mencapai tujuan dari dibuatnya undang-undang tersebut?

2. Apakah ditemukan berbagai permasalahan berkaitan dengan Pasal

55 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan

Jiwa?

10

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Setiap proses pada penelitian Penulis mempunyai maksud dan tujuan

yang disesuaikan dengan rumusan masalah diatas. Berdasarkan rumusan

masalah, yang hendak dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana fasilitas pelayanan di luar sektor

kesehatan dan fasilitas berbasis masyarakat dalam upaya kesehatan

jiwa berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku.

2. Untuk menganalisa apakah ditemukan permasalah yang berkaitan

dengan fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas

pelayanan berbasis masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa yang

dilaksanakan di Kota Bandung berdasarkan ketentuan undang-

undang yang berlaku.

D. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini penulis hendak menjelaskan dan memberikan

manfaat, mengenai informasi baik secara teoritis maupun praktis. Adapun

kegunaan yang dilakukan secara teoritis dapat memberikan sumbangan

pengetahuan terkhusus bagi ilmu hukum tentang pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh masyarakat di Kota Bandung berdasarkan Undang-undang

11

Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa. Sedangkan kegunaan praktis

dilakukan untuk penelitian ini adalah bagaimana implementasi dari penerapan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa terutama di

Kota Bandung.

E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun mengenai metode penelitian dapat dilihat dalam uraian di

bawah ini:

1. Metode Pendekatan

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini metode

penelitian yuridis-sosiologis, metode penelitian yuridis-sosiologis

adalah metode yang mengutamakan penelitian lapangan dan

peraturan/ literatur yang ada. Yang akan diteliti adalah bagaimana

fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan

berbasis masyarakat dalam Upaya Kesehatan Jiwa di Kota Bandung

yang diwakili oleh Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) di

Jl. L.L.R.E. Martadinata Nomor 11, Bandung.11

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis yaitu:

a. Penelitian Lapangan

11 Soerjono Soekanto, Puma di Purbacaraka, perihat penelitian hukum hal 65 (Alumni, Bandung, 1979)

12

Dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu mengumpulkan

data-data yang diperlukan dengan cara mengadakan hubungan

langsung dengan pihak yang terkait dalam penelitian.

b. Peneltian kepustakaan

Dilakukan untuk memperoleh data sekunder terhadap ketentuan

dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang

berwujud laporan dan seterusnya.

c. Observasi

Pengamatan secara langsung terhadap lokasi yang akan menjadi

objek penelitian yaitu Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia

(KPSI) Bandung

d. Wawancara

Memberikan pertanyaan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam

penelitian.12

3. Verifikasi Data

Selanjutnya hasil wawancara akan dainalisis dengan menggunakan

amalisis kualitaitif. Data yang sudah terkumpul dapat dilakukan analisis

kualitatif apabila: data yng terkumpul tidak berupa angka-angka yang

dapat dilakukan pengukuran, data tersebut sukar diukur dengan angka,

hubungan atar variabel tidak jelas, sampel lebih bersifat non

12 Amiruddin,H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,

hlm 92

13

probabilitas, pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan

pengamatan, pengunanaan-penggunaan teori kurang dilakukan.13

4. Sistematika Penulisan

Dalam rangka memberikan penjelasan mengenai apa yang akan

diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis akan menguraikan dalam

sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Merupakan bab yang meliputi latar belakang, rumusan masalah

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tujuan pustaka, metode

penelitian serta sitematika penulisan.

BAB II Landasan teori mengenai Kesehatan dan Kesehatan Jiwa

Dalam bab ini penulis akan memaparkan penjelasan-penjelasan

mengenai teori Kesehatan dan Kesehatan Jiwa di Indonesia

berdasarkan atau ditinjau dari pendapat ahli dan berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan.

13 Bambang, waluyo, penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, jakarta, 1996, hlm. 77

14

BAB III Landasan teori mengenai Kesejahteraan Sosial dan

Masyarakat

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai teori-teori

Kesejahteraan Sosial dan bagaimana Peran Masyarakat terhadap

Upaya Kesehatan Jiwa di Kota Bandung, diperkuat dengan pendapat

ahli yang akan dijelaskan secara rinci dalam bab ini.

BAB IV Hasil Penelitian

merupakan bab mengenai hasil penelitian yang diperoleh dari

pengamatan yang dilaksanakan di Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia (KPSI) Bandung, serta pihak-pihak yang berkaitan pada

penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

merupakan bab Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini akan

menguraikan kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan oleh

penulis.