KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran...

32
KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEMARITIMAN TAHUN 2016 ANALISIS STRATEGI PENCAPAIAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN ASURANSI PERTANIAN DALAM APBN MELALUI ANALISIS SWOT SUBDIREKTORAT ANGGARAN BIDANG PERTANIAN, KELAUTAN DAN KEHUTANAN DESEMBER 2016

Transcript of KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran...

Page 1: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARANBIDANG PEREKONOMIAN DAN KEMARITIMAN

TAHUN 2016

ANALISIS STRATEGI PENCAPAIAN EFEKTIVITASPELAKSANAAN ANGGARAN ASURANSI PERTANIAN

DALAM APBN MELALUI ANALISIS SWOT

SUBDIREKTORAT ANGGARAN BIDANG PERTANIAN,KELAUTAN DAN KEHUTANAN

DESEMBER 2016

Ortala
Rectangle
Page 2: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan ……………………………………………................ 1B. Landasan Teori……………………................................................. 6

1. Asuransi Pertanian…...……………………............................... 62. Efektivitas...........…………………………………….…........... 83. Teori SWOT...........................................…………………........ 12

C. Pembahasan......…………………..………...................................... 131. Kekuatan (Strength).………………………………………...... 13

1.1. Keterlibatan BUMN Bidang Asuransi SebagaiPelaksana Asuransi Pertanian.........................................

13

1.2. Dukungan dari Legislatif dan Eksekutif......................... 152. Kelemahan (Weakness).............................................................. 15

2.1. Kontribusi Pembayaran Premi Asuransi dari APBDBelum Memadai.............................................................

15

2.2. Belum Membudayanya Sadar Asuransi di Indonesia..... 173. Peluang (Opportunity)................................................................ 17

3.1. Cakupan dan Potensi Komoditas Yang DiasuransikanAkan Terus Berkembang................................................

17

3.2. Cakupan dan Potensi Luasan Lahan yangDiasuransikan.................................................................

19

4. Ancaman (Threat)...................................................................... 204.1. Kebijakan Penghematan Anggaran Belanja................... 204.2. Bencana.......................................................................... 21

D. Kesimpulan dan Saran.................................................................... 241. Kesimpulan................................................................................. 242. Saran........................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

1

A. Pendahuluan

Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan

ekonomi suatu negara. Pertanian dapat menjadi alat pemersatu bangsa mengingat pangan,

sebagai produk hasil pertanian, merupakan kebutuhan paling mendasar (primer) warga negara

yang harus terpenuhi baik untuk kelangsungan hidup maupun untuk peningkatan kualitas gizi

tiap individu. Stabilitas politik suatu negara tercermin dari stabilnya harga pangan dan

tersedianya stok pangan dan cadangannya dalam jumlah yang cukup. Pertanian juga berperan

fundamental dalam perekonomian negara mengingat banyak sektor lain yang berkaitan

langsung dengan sektor pertanian karena kedudukannya selaku penyedia bahan baku (input)

produksi.

Pertanian termasuk dalam tiga sektor terbesar yang berkontribusi terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia bersama dengan sektor industri pengolahan (manufaktur)

dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 1Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Periode Tahun 2009 s.d. 2014

(dalam persen)

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013* 2014**

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, 15,29 15,29 14,71 14,50 14,42 14,33KEHUTANAN DAN PERIKANAN

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 10,56 11,16 11,82 11,81 11,29 10,493. INDUSTRI PENGOLAHAN 26,36 24,80 24,34 23,96 23,69 23,714. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 0,83 0,76 0,75 0,76 0,77 0,805. B A N G U N A N 9,90 10,25 10,16 10,26 9,98 10,056. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 13,28 13,69 13,80 13,96 14,32 14,607. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6,31 6,56 6,62 6,67 6,99 7,398. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. 7,23 7,24 7,21 7,27 7,52 7,659. JASA - JASA 10,24 10,24 10,58 10,81 11,01 10,98

PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS 91,71 92,17 91,60 92,21 92,65 93,03Keterangan:* Angka sementara

** Angka sangat sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik (2016), http://bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1207

Page 4: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

2

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di atas, terlihat bahwa sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan memberikan besaran kontribusi antara 14,33% s.d. 15,29 %

terhadap PDB selama periode tahun 2009 s.d. 2014. Sektor ini berada pada peringkat dua

penyumbang PDB terbesar setelah sektor industri pengolahan selama kurun tahun 2009 s.d.

2013. Kemudian pada tahun 2014, kedudukan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan sedikit menurun menjadi berada pada peringkat ketiga, dibawah sektor

perdagangan, hotel dan restoran.

Selain berkontribusi terhadap PDB, sektor pertanian juga turut berperan dalam

penyerapan tenaga kerja. Lebih dari 50% penduduk Indonesia bermukim di wilayah pedesaan

dimana mayoritas rumah tangga bekerja dan mendapatkan penghasilan dari sektor pertanian.

Pengembangan turunan dari sektor pertanian seperti: tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan, dan perikanan menghasilkan beragam produk berbasis pertanian

yang dimanfaatkan menjadi sumber pendapatan.

Gambar 1Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian

Sumber: Badan Pusat Statistik, Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat 26,14 juta rumah tangga usaha pertanian di

Indonesia yang terkonsentrasi paling banyak berada di wilayah Jawa dan Sumatera Utara.

Konsentrasi rumah tangga usaha pertanian terbanyak berikutnya berada di wilayah

Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan sebagaimana terlihat pada gambar di atas.

Page 5: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

3

Tabel 2Jumlah Usaha Pertanian Menurut Subsektor dan Jenis Usaha

No Sektor/SubsektorRumah TanggaUsaha Pertanian

Perusahaan PertanianBerbadan Hukum

Usaha PertanianLainnya

SEKTOR PERTANIAN*) 26.135.469 4.165 5.922SUBSEKTOR1. Tanaman Pangan 17.728.162 114 1.316

Padi 14.147.861 75 589Palawija 8.624.228 47 950

2. Hortikultura 10.602.142 185 1.4553. Perkebunan 12.770.571 2.216 1.4514. Peternakan 12.969.206 636 2.1965. Perikanan 1.975.249 379 979

Budidaya Ikan 1.187.604 279 950Penangkapan Ikan 864.506 100 35

6. Kehutanan 6.782.956 656 9647. Jasa Pertanian 1.078.308

Sumber: Badan Pusat Statistik, Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013

*) Keterangan: satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian sehingga jumlah rumahtangga usaha pertanian di sektor pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor.

Berdasarkan Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013, rumah tangga usaha pertanian terbesar

berada pada subsektor tanaman pangan yaitu sebanyak 17,7 juta rumah tangga, diikuti dengan

subsektor peternakan sebanyak 12,9 juta rumah tangga dan subsektor perkebunan sebanyak

12,7 juta rumah tangga.

Adapun profil rumah tangga usaha pertanian berdasarkan luas kepemilikan lahan

dapat dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 3Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai

NoGol Luas Lahan

(m2)

Laporan Sensus PertanianPerubahan (%)

Tahun 2003 Tahun 2013

1 <1.000 9.380.300 4.338.847 (53,75)2 1.000 – 1.999 3.602.348 3.550.185 (1,45)3 2.000 – 4.999 6.816.943 6.733.364 (1,23)4 5.000 – 9.999 4.782.812 4.555.075 (4,76)5 10.000 – 19.999 3.661.529 3.725.865 1,766 20.000 – 29.999 1.678.356 1.623.434 (3,27)7 ≥30.000 1.309.896 1.608.699 22,81

JUMLAH 31.232.184 26.135.469 (16,32)

Sumber: Badan Pusat Statistik, Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013

Berdasarkan perbandingan data Laporan Hasil Sensus Pertanian Tahun 2003 dengan Tahun

Page 6: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

4

2013 di atas, terlihat bahwa dalam 10 tahun berjalan terjadi penurunan rumah tangga usaha

pertanian sebesar 16,32%. Perubahan secara signifikan terjadi pada rumah tangga usaha

pertanian dengan penguasaan lahan kurang dari 1.000 m2 dengan 9,3 juta rumah tangga pada

tahun 2003 menjadi 4,3 juta rumah tangga pada tahun 2013.

Tingginya potensi di sektor pertanian seharusnya dapat menjadi pendorong bagi

pemerintah untuk melakukan pembangunan yang lebih intensif. Hal ini dibutuhkan

mengingat ketahanan pangan nasional merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

nasional (Pasaribu et al. 2010). Pemerintah telah bertekad untuk mencapai kedaulatan

pangan melalui swasembada pangan yang diturunkan melalui program peningkatan produksi

pertanian. Namun diakui bahwa dalam upaya peningkatan produksi pertanian, dijumpai

berbagai kendala dalam pelaksanaannya di lapangan khususnya terkait dengan dampak

perubahan iklim global dan fenomena perdagangan internasional yang sulit dikendalikan.

Pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang paling rawan terhadap

dampak negatif perubahan iklim (Yohe dan Tol, 2001). Perubahan iklim menunjukkan tren

peningkatan setiap tahunnya. Banjir dan kekeringan merupakan salah satu peristiwa yang

disebabkan oleh adanya fenomena perubahan iklim. Carter, Cheng dan Sarris (2011)

menyatakan sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling rentan

terhadap berbagai risiko bencana khususnya bencana banjir.

Selain bencana banjir, Estiningtyas et al. (2011) menambahkan kejadian kekeringan

sebagai faktor lainnya dari fenomena perubahan iklim yang mempengaruhi produktivitas

pertanian. Bencana banjir menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, sedangkan kekeringan

menyebabkan kekurangan hasil produktivitas panen. Fenomena kekeringan merupakan

bencana yang terjadi setiap tahun sedangkan banjir merupakan bencana yang terjadi per tiga

tahun. Kementerian Pertanian dalam Andrayani (2013) memaparkan persoalan mendasar

yang dapat menjadi ancaman bagi sektor pertanian yang meliputi: (i) meningkatnya jumlah

penduduk, (ii) meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global,

(iii) ketersediaan infrastruktur lahan dan air, (iv) status kepemilikan lahan yang sempit,

(v) lemahnya kemampuan sistem pembenihan dan pembibitan nasional, (vi) terbatasnya

akses petani terhadap permodalan, (vii) masih tingginya suku bunga usahatani, (viii)

lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, (ix) rendahnya nilai tukar petani, (x)

masih rawannya ketahanan pangan dan tahanan energi, (xi) belum berjalannya diversifikasi

pangan dengan baik, (xii) belum padunya antar sektor dalam pembangunan pertanian, dan

(xiii) kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.

Untuk beradaptasi dengan bencana, para petani baik secara perorangan maupun

Page 7: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

5

berkelompok telah mengembangkan berbagai pendekatan praktis tradisional seperti

menyimpan sebagian hasil panen padi dalam lumbung, menanam umbi-umbian di pekarangan

atau ladang, memelihara ternak, dan sebagainya yang lazim ditemui di Indonesia dan negara

agraris lainnya. Sumaryanto dan Nurmanaf (2007) menjabarkan beberapa strategi yang

diterapkan petani dalam menghadapi risiko sebagai berikut:

Strategi produksi

Tercakup dalam kategori ini adalah diversifikasi atau memilih sistem usahatani yang

sekuen kegiatannya fleksibel, usahatani yang pembiayaannya fleksibel, dan/atau cara

pengelolaan produksinya fleksibel. Strategi yang diterapkan sebagian besar petani di

Indonesia adalah diversifikasi usahatani.

Strategi pemasaran

Tercakup dalam strategi ini adalah menjual hasil panen secara berangsur atau tidak

sekaligus, memanfaatkan sistem kontrak untuk penjualan produk yang akan dihasilkan

(forward contracting), ataupun melakukan perjanjian tingkat harga antara petani dengan

pembeli tertentu untuk hasil panen yang akan datang (hedging on the future market). Yang

paling banyak dilakukan oleh petani di Indonesia adalah dengan cara menjual hasil panen

secara berangsur.

Strategi finansial

Tercakup dalam strategi ini adalah: (a) melakukan pencadangan dana yang cukup,

(b) melakukan investasi pada kegiatan berdaya hasil tinggi, ataupun (c) membuat proyeksi

arus tunai berdasarkan estimasi biaya produksi, harga jual produk, dan produksi yang

realistis. Di Indonesia strategi ini mungkin diterapkan oleh sebagian petani yang termasuk

kategori mampu, itupun untuk beberapa petani yang menerapkan strategi (c) yang pada

umumnya tidak tertuang dalam bentuk formal (tertulis).

Pemanfaatan kredit informal

Contoh penerapan strategi ini adalah petani meminjam uang atau barang kebutuhan pokok

dari pihak lain (pedagang, pemilik modal perorangan). Strategi ini relatif banyak

diterapkan oleh petani di Indonesia, terutama rumah tangga petani kecil yang

berpendapatan rendah.

Asuransi pertanian.

Menjadi peserta asuransi pertanian formal untuk menutup sebagian atau semua kerugian

yang diperkirakan akan terjadi. Strategi ini banyak ditempuh oleh petani di negara maju,

ataupun sebagian petani di negara-negara berkembang. Di Indonesia asuransi pertanian

Page 8: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

6

mulai dikembangkan sejak tahun 2015.

Dilatarbelakangi oleh kecenderungan meningkatnya perubahan iklim, kerentanan

terhadap bencana alam dan risiko usaha, globalisasi dan gejolak ekonomi global, serta

sistem pasar yang tidak berpihak kepada petani itu pula kemudian dirumuskan kebijakan

perlindungan dan pemberdayaan bagi petani yang ditetapkan melalui Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Strategi perlindungan

dan pemberdayaan petani dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Tabel 4Strategi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

Strategi perlindungan petani Strategi perberdayaan petani

1 Prasarana dan sarana produksi pertanian 1 Pendidikan dan pelatihan

2 Kepastian usaha 2 Penyuluhan dan pendampingan

3 Harga komoditas pertanian 3 Pengembangan sistem dan saranapemasaran hasil pertanian

4 Penghapusan praktik ekonomi biayatinggi

4 Konsolidasi dan jaminan luasan lahanpertanian

5 Ganti rugi gagal panen akibat kejadianluar biasa

5 Penyediaan fasilitas pembiayaan danpermodalan

6 Sistem peringatan dini danpenanganan dampak perubahan iklim

6 Kemudahan akses ilmu pengetahuan,teknologi, dan informasi

7 Asuransi pertanian 7 Penguatan kelembagaan petani

Sumber: Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013

B. Landasan Teori

1. Asuransi Pertanian

Kebijakan pemerintah yang cenderung hanya terfokus kepada bantuan langsung tidak

dapat memberikan peningkatan ketahanan masyarakat secara signifikan dalam situasi

bencana. Asuransi pertanian merupakan salah satu skema pembiayaan untuk melindungi

petani dari risiko akibat fenomena perubahan iklim (Dong dalam Dodon dan Sagala, 2014).

Skema asuransi memungkinkan untuk memastikan sebuah fenomena yang tidak pasti ke

dalam rencana yang pasti (Duncan dan Myers, 2000). Selain itu, asuransi dianggap menjadi

Page 9: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

7

salah satu skema pembiayaan yang paling efektif dalam usaha meningkatkan ketahanan

ekonomi masyarakat (Hazell, Pomareda dan Valdes, 1986).

Gambar 2Peranan Asuransi dalam Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat

Sumber: Dodon dan Sagala (2014)

Gambar 2 menjelaskan ilustrasi bagaimana kinerja asuransi dalam merespon kejadian

bencana kekeringan dan bencana banjir. Hasil survei di lapangan menunjukkan sebagian

besar masyarakat yang bekerja sebagai petani umumnya mengalami kerugian yang besar

sebagai dampak dari semakin menurunnya pendapatan dan kerugian akibat bencana yang

dialami. Asuransi pertanian memungkinkan memberikan bantuan melalui pembayaran klaim

asuransi pertanian, dimana pembiayaan ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk

mengganti kerugian yang dialaminya (Dodon dan Sagala, 2014).

Pelaksanaan asuransi pertanian di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang

dalam ketentuan pasal 37 ayat (1) mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usaha tani yang dilakukan oleh petani

dalam bentuk asuransi pertanian. Dalam undang-undang diatas, asuransi pertanian

didefinisikan sebagai perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk

mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani. Secara lebih teknis, program

asuransi pertanian diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor

40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Dalam peraturan menteri

tersebut, dijelaskan bahwa asuransi pertanian dilakukan untuk melindungi petani dari

7

salah satu skema pembiayaan yang paling efektif dalam usaha meningkatkan ketahanan

ekonomi masyarakat (Hazell, Pomareda dan Valdes, 1986).

Gambar 2Peranan Asuransi dalam Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat

Sumber: Dodon dan Sagala (2014)

Gambar 2 menjelaskan ilustrasi bagaimana kinerja asuransi dalam merespon kejadian

bencana kekeringan dan bencana banjir. Hasil survei di lapangan menunjukkan sebagian

besar masyarakat yang bekerja sebagai petani umumnya mengalami kerugian yang besar

sebagai dampak dari semakin menurunnya pendapatan dan kerugian akibat bencana yang

dialami. Asuransi pertanian memungkinkan memberikan bantuan melalui pembayaran klaim

asuransi pertanian, dimana pembiayaan ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk

mengganti kerugian yang dialaminya (Dodon dan Sagala, 2014).

Pelaksanaan asuransi pertanian di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang

dalam ketentuan pasal 37 ayat (1) mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usaha tani yang dilakukan oleh petani

dalam bentuk asuransi pertanian. Dalam undang-undang diatas, asuransi pertanian

didefinisikan sebagai perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk

mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani. Secara lebih teknis, program

asuransi pertanian diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor

40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Dalam peraturan menteri

tersebut, dijelaskan bahwa asuransi pertanian dilakukan untuk melindungi petani dari

7

salah satu skema pembiayaan yang paling efektif dalam usaha meningkatkan ketahanan

ekonomi masyarakat (Hazell, Pomareda dan Valdes, 1986).

Gambar 2Peranan Asuransi dalam Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat

Sumber: Dodon dan Sagala (2014)

Gambar 2 menjelaskan ilustrasi bagaimana kinerja asuransi dalam merespon kejadian

bencana kekeringan dan bencana banjir. Hasil survei di lapangan menunjukkan sebagian

besar masyarakat yang bekerja sebagai petani umumnya mengalami kerugian yang besar

sebagai dampak dari semakin menurunnya pendapatan dan kerugian akibat bencana yang

dialami. Asuransi pertanian memungkinkan memberikan bantuan melalui pembayaran klaim

asuransi pertanian, dimana pembiayaan ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk

mengganti kerugian yang dialaminya (Dodon dan Sagala, 2014).

Pelaksanaan asuransi pertanian di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang

dalam ketentuan pasal 37 ayat (1) mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usaha tani yang dilakukan oleh petani

dalam bentuk asuransi pertanian. Dalam undang-undang diatas, asuransi pertanian

didefinisikan sebagai perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk

mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko Usaha Tani. Secara lebih teknis, program

asuransi pertanian diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor

40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Dalam peraturan menteri

tersebut, dijelaskan bahwa asuransi pertanian dilakukan untuk melindungi petani dari

Page 10: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

8

kerugian gagal panen akibat: (i) bencana alam, (ii) serangan organisme pengganggu

tumbuhan, (iii) wabah penyakit hewan menular, dan/atau (iv) dampak perubahan iklim.

2. Efektivitas

Efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang telah ditetapkan

(Subagyo, 2000). Definisi secara lebih mendalam disampaikan Mandl, Dierx, dan

Ilzkovitz (2008) dalam The Effectiveness and Efficieny of Public Spending yang

mengemukakan bahwa efektivitas menghubungkan input atau output dengan tujuan akhir

yang hendak dicapai (outcome). Efektivitas menggambarkan keberhasilan sumber daya yang

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan keterkaitan antara input,

output dan outcome dijelaskan melalui gambar di bawah ini.

Gambar 3Kerangka Konseptual Mengenai Efisiensi dan Efektivitas

Sumber: Mandl, Dierx, and Ilzkovitz (2008)

Rondonuwu, Tinangon, dan Budiarso (2015) menjelaskan bahwa, secara sederhana,

efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output. Jika efisiensi berfokus

pada output dan proses, maka efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu program atau

kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang

diharapkan atau dikatakan spending wisely. Menurut Mahmudi (2010), tingkat efektivitas

dinilai dengan mengukur hasil akhir suatu layanan dikaitkan dengan output-nya (cost of

outcome). Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat

Page 11: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

9

output tak berwujud (intangible) yang tidak mudah dikuantifikasi, maka pengukuran

efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan (judgement).

Berkenaan dengan pelaksanaan asuransi pertanian, Sumaryanto dan Nurmanaf (2007)

menjelaskan unsur-unsur kunci yang menentukan efektivitas, viabilitas operasional dan

keberlanjutan suatu sistem asuransi pertanian yang mencakup:

a. Petani sasaran

Maksud dari petani sasaran disini adalah apakah sasarannya tertuju pada petani-petani

tertentu berdasarkan kategori menurut skala usaha, partisipasinya dalam lembaga

perkreditan, status garapan, dan sebagainya. Untuk kasus usahatani padi di Indonesia

tampaknya lebih layak tidak dilakukan pemilahan menurut skala pengusahaan,

partisipasinya dalam lembaga perkreditan ataupun status garapan. Jika difokuskan pada

petani dengan skala usaha tertentu maka kontraproduktif dengan pendekatan yang

ditempuh dalam implementasi struktur pokok landasan sebagaimana dibahas di atas.

Seandainya difokuskan pada petani yang terkait dengan lembaga perkreditan tertentu,

diperkirakan skala usaha yang efisien untuk asuransi pertanian tidak akan

tercapai karena secara empiris partisipasi petani dalam lembaga perkreditan sangat kecil.

Sementara itu jika difokuskan pada petani dengan status garapan tertentu, maka justru

akan terkendala dengan kondisi empiris di lapangan yaitu: umumnya transaksi status

garapan (sewa, bagi hasil) antara petani penggarap – pemilik lahan tidak bersifat formal;

dan status garapan sering berubah antar tahun, bahkan antar musim sehingga

kontraproduktif dengan upaya efisiensi biaya administrasi asuransi pertanian. Selain itu

juga kontraproduktif dengan manifestasi dari struktur pokok landasan asuransi pertanian

sebagaimana dibahas di atas. Mengacu pada kondisi empiris, tampaknya yang layak

dipertimbangkan sebagai basis penentuan petani sasaran adalah kombinasi dari wilayah

administratif dan daerah pengelolaan irigasi; atau wilayah tertentu yang oleh

pemerintah diprogramkan sebagai wilayah pertanian yang dicagar (terkait dengan strategi

pengendalian alih fungsi lahan sawah).

b. Cakupan komoditas usahatani

Cakupan komoditas disini adalah apakah mencakup semua komoditas ataukah komoditas

tertentu saja. Berpijak pada kondisi empiris, tampaknya lebih layak mengembangkan

asuransi pertanian pada komoditas tertentu, khususnya padi. Hal ini terkait dengan fakta

bahwa: karakteristik komoditas berimplikasi pada risiko usahatani, dan untuk tahap inisiasi

pengembangan maka asuransi pertanian komoditas tunggal lebih layak karena asuransi

pertanian adalah sangat kompleks.

Page 12: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

10

c. Cakupan asuransi

Dalam konteks ini yang terutama adalah substansi permasalahan mengenai nilai jaminan

dan penentuan kerugian. Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam nilai jaminan dan

penentuan kerugian lazimnya dikaitkan dengan peluang terjadinya claim yang memenuhi

persyaratan dan kesanggupan petani membayar premi yang dikaitkan dengan kompensasi

yang dinikmati petani untuk melanjutkan usahatani yang dijalankan. Secara teoritis,

perhitungan tentang kisaran nilai jaminan dan penentuan kerugian memang

dapat diperoleh dari hasil studi empiris dengan pendekatan survey, tetapi hasil

perhitungan akurat hanya dapat diperoleh dari hasil kajian empiris dengan pendekatan

action research.

d. Nilai premi dan prosedur pengumpulannya

Strategi kebijakan yang selama ini ditempuh pemerintah dalam pengembangan produksi

padi tidak hanya berhasil meningkatkan ketahanan pangan nasional, tetapi di sisi lain juga

mempunyai ekses meningkatnya ketergantungan petani terhadap bantuan pemerintah.

Hal ini tak lepas dari posisi padi dalam perekonomian nasional yang sangat strategis

sehingga secara historis strategi kebijakan yang harus ditempuh seringkali sulit

menghindar dari kepentingan politik. Fakta tersebut harus dipertimbangkan dengan

seksama dalam penentuan nilai premi maupun prosedur pengumpulannya.

e. Mekanisme penyesuaian kerugian

Penentuan mekanisme penyesuaian kerugian harus memperhitungkan struktur biaya

yang dihadapi oleh asuransi pertanian maupun struktur biaya dan risiko usahatani dengan

pendekatan simultan. Oleh karena itu bentuk skim yang dipilih juga ikut menentukan.

Secara teoritis, informasi dan data yang dibutuhkan dalam merancang mekanisme

penyesuaian kerugian dapat disediakan dari hasil studi dengan pendekatan survey, tetapi

harus disempurnakan melalui pemanfaatan informasi dan data yang dihasilkan dari

penelitian dengan pendekatan kaji tindak.

f. Struktur organisasi

Struktur organisasi terkait dengan skim yang dipilih. Jika bentuk badan usaha adalah

BUMN, dengan sendirinya persoalan yang berkenaan dengan aspek property right

harus disesuaikan dengan kerangka hukum yang berlaku. Sementara itu substansi

permasalahan yang berkenaan dengan batas yurisdiksi dan aturan representasi harus

sinkron dengan sistem administrasi pemerintahan yang dianut. Di tingkat operasional,

struktur organisasi yang dibentuk harus pula memperhatikan eksistensi kelembagaan

di tingkat petani yang relevan dengan kepentingan asuransi pertanian.

Page 13: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

11

g. Skim pendanaan

Jika bentuk badan usaha yang dipilih adalah BUMN, maka kebijakan pemerintah yang

diberlakukan untuk badan-badan usaha milik negara akan berlaku pula sebagai acuan

pokok dalam skim pendanaan asuransi pertanian. Modifikasi mungkin diperlukan

terkait dengan keunikan sistem asuransi pertanian usahatani padi, tetapi hal tersebut

berada pada tataran operasional.

h. Susunan penjaminan ulang

Secara teknis, susunan penjaminan ulang harus diputuskan sejak asuransi pertanian akan

didirikan. Meskipun demikian, sejumlah modifikasi dan penyempurnaan tentu sangat

diperlukan seiring dengan makin banyaknya informasi dan data hasil evaluasi dan

monitoring.

i. Komunikasi dengan petani

Di antara sembilan unsur kunci yang membentuk suprastruktur skim asuransi pertanian,

komunikasi dengan petani merupakan unsur yang paling menentukan. Pembentukan

sistem komunikasi dengan petani yang kondusif membutuhkan pemahaman

komprehensif mengenai karakteristik komunitas agraris. Pengembangan sistem

komunikasi harus memperhatikan implikasi dari eksistensi kelembagaan lokal

komunitas agraris. Perlu dicatat bahwa pendekatan formal tidak selalu lebih efektif

untuk mencapai tujuan mengingat jumlah petani sangat banyak dan tersebar. Jika

pendekatan yang ditempuh adalah kelompok tani sehamparan, maka penguatan kelompok

tani merupakan syarat mutlak. Dalam konteks ini, peningkatan kemampuan kelompok

tani dalam pencatatan usahatani yang dijalankan (Farm Record Keeping – FRK) sangat

diperlukan karena sangat kondusif untuk menekan biaya operasional asuransi

pertanian. Untuk jangka panjang kemampuan dan kebiasaan pembuatan FRK seyogyanya

bukan hanya di tingkat kelompok, tetapi sampai ke tingkat petani.

Dalam penciptaan sistem komunikasi, perusahaan asuransi pertanian dengan petani,

peranan PPL sangat strategis. Peranannya tidak hanya diperlukan untuk menjembatani

kepentingan pihak asuransi dengan kepentingan petani. Pengalaman yang diperoleh

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam penyuluhan sangat kondusif untuk

mendukung terciptanya sistem usahatani padi yang sinergis dengan usaha asuransi

pertanian untuk usahatani padi. bahwa informasi adalah bahan baku utama untuk

pengambilan keputusan, maka arus informasi (untuk pengambilan keputusan tingkat

strategis, taktis, ataupun tingkat teknis) antara berbagai pemangku kepentingan dalam

sistem asuransi pertanian harus terjalin dengan baik dan up to date.

Page 14: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

12

3. Teori SWOT

SWOT adalah akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),

Opportunities (kesempatan/peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah suatu

bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap

kekuatan dan kelemahan suatu organisasi, juga kesempatan dan ancaman dari lingkungan

untuk merumuskan strategi organisasi (Sumaryo, 2015). Melalui analisis SWOT akan

diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk kemudian dirumuskan strategi yang

akan ditempuh oleh organisasi baik internal maupun eksternal. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Maksud dari analisis SWOT ini adalah untuk meneliti dan menentukan dalam hal

manakah suatu organisasi/lembaga:

a. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan);

b. Lemah (sehingga dapat segera dibenahi);

c. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan);

d. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi).

Whalley (2010) merumuskan matriks analisis SWOT sebagai berikut:

Gambar 4Matriks Analisis SWOT

Sumber: Whalley (2010)

Berdasarkan matriks SWOT dari Whalley di atas, kekuatan (strengths) agar diberdayakan

sehingga sehingga peluang/kesempatan yang ada dapat dioptimalkan dan hambatan/ancaman

(threats) yang ada dapat direduksi. Sementara, kelemahan (weaknesses) agar diatasi sehingga

hambatan dalam memanfaatkan peluang/kesempatan yang ada dapat dicegah. USDA (2008)

menambahkan bahwa analisis SWOT dapat diterapkan pada bidang pertanian dan peternakan.

Page 15: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

13

Adapaun alur proses analisis SWOT dijelaskan melalui gambar berikut:

Gambar 5Alur Proses Analisis SWOT

Sumber: Riston (2008)

Berdasarkan alur proses SWOT dari Riston di atas, terdapat dua proses analisis yaitu analisis

internal dan analisis eksternal. Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang berasal dari dalam organisasi, sedangkan

analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) yang berasal dari luar organisasi.

C. Pembahasan

Strategi pencapaian efektivitas pelaksanaan anggaran asuransi pertanian dalam APBN melalui

analisis SWOT dapat dijelaskan menggunakan masing-masing unsur sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strength)

1.1. Keterlibatan BUMN Bidang Asuransi Sebagai Pelaksana Asuransi Pertanian

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur kunci yang menentukan efektivitas

dan keberlanjutan pelaksanaan asuransi pertanian. Jika bentuk badan usaha adalah BUMN,

maka harus disesuaikan dengan kerangka hukum yang berlaku. Ketentuan pasal 38

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 mengatur bahwa pelaksanaan asuransi pertanian

dapat dilakukan melalui penugasan pemerintah kepada BUMN di bidang asuransi.

Page 16: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

14

Berdasarkan surat Menteri Badan Usaha Milik Negara RI nomor S-587/MBU/09/2015

tanggal 21 September 2015, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) ditunjuk untuk

melaksanakan penugasan sebagai Pelaksana Asuransi Usahatani Padi.

Penugasan BUMN sebagai pelaksana asuransi pertanian telah sesuai dengan kerangka

hukum yang berlaku dan dapat dikategorikan sebagai unsur kekuatan (Strength).

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau lebih dikenal dengan PT Asuransi Jasindo

merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang usaha asuransi umum. BUMN ini

mempunyai pengalaman yang panjang dan mumpuni di bidang perasuransian. Dalam situs

resminya yang beralamat www.jasindo.co.id, dijelaskan sejarah berdirinya PT Asuransi Jasa

Indonesia (Persero) yang berawal dari dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie

Maatschappij de Nederlander (perusahaan asuransi umum milik kolonial Belanda) dan Bloom

Vander (perusahaan asuransi umum milik Inggris). Kebijakan nasionalisasi tersebut

berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi

Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda yang berada di dalam wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Setelah dilakukannya nasionalisasi, NV Assurantie Maatschappij de

Nederlander berganti nama menjadi PT Asuransi Bendasraya yang bergerak di bidang

asuransi umum dalam mata uang Rupiah. Sementara, Bloom Vander berganti nama menjadi

PT Umum Internasional Underwriters (UIU) yang bergerak pada bidang asuransi umum

dalam valuta asing. Selanjutnya melalui Keputusan Menteri Keuangan RI nomor

764/MK/IV/12/1972 tanggal 9 Desember 1972, pemerintah memutuskan untuk

menggabungkan (merger) PT Asuransi Bendasraya dan PT Umum Internasional

Underwriters menjadi sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asuransi dengan

nama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

PT Asuransi Jasindo juga menunjukkan kinerja yang gemilang sehingga berhasil

dalam meraih kepercayaan publik baik dalam negeri maupun luar negeri. Layanan yang

profesional dan terpercaya ditunjukkan melalui keterlibatan Asuransi Jasindo dalam

pertanggungan dengan kategori mega risk. Penyelesaian atas klaim-klaim besar yang telah

dilakukan antara lain adalah klaim Apogee Kick Motor Satelit Palapa B2 sebesar

US$ 75 juta, BDC Failure Satelit Palapa C2 senilai US$ 31,2 juta, Battery Charging Failure

Satelit Palapa C2 sebesar US$ 36,5 juta, dan Loss of DB Satelit Garuda milik Aces

International hingga senilai US$ 101,5 juta. PT Asuransi Jasindo meraih banyak apresiasi dan

penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri diantaranya:

a. Peringkat 1 Annual Report Award 2014 Kategori BUMN Keuangan Non Listed dari

Kementerian BUMN;

Page 17: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

15

b. Peringkat 1 Annual Report Award 2015 Kategori BUMN Keuangan Non Listed dari

Otoritas Jasa Keuangan (OJK);

c. Penghargaan Good Corporate Governance Award 2015 sebagai Perusahaan Paling

Terpercaya berdasarkan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari Indonesia

Institute for Corporate Governance (IICG) dan Majalah SWA;

d. Best Financial Performance General Insurance Company 2016 untuk Kategori

Perusahaan dengan Aset lebih dari Rp 5 triliun dari Warta Ekonomi;

e. Best's Financial Strength Rating B++ (Good) Tahun 2015 dan 2016 dari AM Best,

badan pemeringkat internasional yang berbasis di Hongkong dan Amerika Serikat.

1.2. Dukungan dari Legislatif dan Eksekutif

Asuransi pertanian telah mendapatkan dukungan dari parlemen dan pemerintah yang

terwujud dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Dasar hukum berupa undang-

undang tersebut merupakan aturan hukum tertinggi yang menjadi acuan dalam menyusun

aturan hukum turunan secara lebih rinci dengan melibatkan pihak-pihak yang memiliki

kepentingan dalam usaha pertanian. Detail tata cara pelaksanaan asuransi pertanian yang telah

ditetapkan saat ini adalah pengaturan dalam bentuk Peraturan Menteri Pertanian (Permentan).

Dalam UU Nomor 19 Tahun 2013 disebutkan bahwa strategi perlindungan petani

dilakukan melalui 7 (tujuh) langkah yaitu: (i) prasarana dan sarana produksi pertanian,

(ii) kepastian usaha, (iii) harga komoditas pertanian, (iv) penghapusan praktik ekonomi biaya

tinggi, (v) ganti rugi gagal panen akibat kejadian luar biasa, (vi) sistem peringatan dini dan

penanganan dampak perubahan iklim, dan (vii) asuransi pertanian. Semua langkah strategi

perlindungan petani tersebut telah mulai diimplementasikan oleh pemerintah setelah

ditetapkannya undang-undang tersebut, kecuali asuransi pertanian yang baru mulai

dditerapkankan uji cobanya mulai tahun 2015.

2. Kelemahan (Weakness)

2.1. Kontribusi Pembayaran Premi Asuransi dari APBD Belum Memadai

Salah satu unsur kunci yang menentukan efektivitas dan keberlanjutan pelaksanaan

asuransi pertanian adalah skim pendanaan. Pada tataran operasional, dapat dilakukan

modifikasi skim pendanaan mengingat keunikan sistem asuransi pertanian. Ketentuan pasal

37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 mengatur bahwa pemerintah dan

pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban melindungi usaha tani yang

dilakukan oleh petani dalam bentuk asuransi pertanian. Dalam pasal 39 juga dijelaskan bahwa

Page 18: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

16

pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi setiap petani menjadi peserta asuransi

pertanian melalui kemudahan pendaftaran untuk menjadi peserta, kemudahan akses terhadap

perusahaan asuransi, sosialisasi program asuransi, dan/atau bantuan pembayaran premi.

Dalam Keputusan Menteri Pertanian RI nomor 02/Kpts/SR.220/B/01/2016 tentang

Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usahatani Padi, ditetapkan harga pertanggungan sebesar

Rp6.000.000,00 per hektar per musim tanam sebagai dasar perhitungan premi dan batas

maksimum ganti rugi. Pemberian ganti rugi kepada peserta AUTP dilakukan apabila terjadi

banjir, kekeringan dan atau serangan OPT yang mengakibatkan kerusakan tanaman padi yang

dipertanggungkan dengan persyaratan sebagai berikut: (i) umur padi sudah melewati 10 hari

(10 hari setelah tanam/HST), (ii) umur padi sudah melewati 30 hari (teknologi tabela), dan

(iii) intensitas kerusakan mencapai ≥75% dan luas kerusakan mencapai ≥75% pada

setiap luas petak alami. Total premi asuransi ditetapkan sebesar Rp180.000,00 per hektar (ha)

per masa tanam (MT). Besaran bantuan premi dari pemerintah adalah sebesar 80% atau

Rp144.000,00/ha/MT dan sisanya swadaya petani sebesar 20% atau Rp36.000,00/ha/MT.

Jika luas lahan yang diasuransikan kurang atau lebih dari 1 (satu) hektar, maka besarnya

premi (dan ganti rugi) dihitung secara proporsional. Sementara, melalui Keputusan Menteri

Pertanian nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016 tentang Pedoman Bantuan Premi Asuransi

Usaha Ternak Sapi, ditetapkan harga pertanggungan sebesar Rp10.000.000,00 per ekor

per tahun sebagai dasar perhitungan premi dan batas maksimum ganti rugi. Pemberian ganti

rugi kepada peserta AUTS dilakukan apabila terjadi kematian sapi karena penyakit,

kecelakaan, atau beranak maupun kehilangan sapi karena kecurian selama jangka waktu

pertanggungan. Besaran bantuan premi dari pemerintah adalah sebesar 80% atau

Rp160.000,00/ekor/tahun dan sisanya swadaya peternak sebesar 20% atau Rp40.000,00/ekor

/tahun.

Skim pendanaan yang telah berjalan selama ini adalah pembayaran premi asuransi

pertanian ditanggung oleh 2 (dua) pihak yakni pemerintah sebesar 80% dan petani/peternak

sebesar 20%. Sementara, kontribusi dari pemerintah daerah melalui APBD baru sebatas

fasilitasi pendaftaran kepesertaan dan sosialisasi program asuransi pertanian. Belum adanya

pemerintah daerah yang berinisiatif menyiapkan anggaran pembayaran premi melalui APBD

dapat dikategorikan sebagai unsur kelemahan (weakness). Sesuai amanat Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2013, perlindungan usaha tani melalui asuransi pertanian merupakan

tanggung jawab bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dapat dipahami bahwa

kemampuan fiskal tiap-tiap daerah beragam dan tidak merata sehingga kontribusi pembayaran

premi dari APBD tidak dapat diterapkan secara menyeluruh. Meski demikian, inisiasi ke arah

Page 19: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

17

tersebut dipandang perlu untuk diterapkan secara bertahap dimulai dari pemerintah daerah

dengan kategori kapasitas fiskal yang tinggi dan sangat tinggi. Daftar provinsi/kabupaten/kota

sebagaimana termuat dalam lampiran Peraturan Menteri Keuangan nomor 37/PMK.07/2016

tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah dapat digunakan sebagai dasar acuan.

2.2. Belum Membudayanya Sadar Asuransi di Indonesia

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi masih tergolong rendah

dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut disebabkan karena asuransi belum dianggap

sebagai kebutuhan utama bagi sebagian besar masyarakat. Selain itu, pemahaman

masyarakat akan klaim juga masih kurang. Berdasarkan hasil analisis Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS), asuransi masih menjadi kebutuhan tersier di Indonesia karena hal ini

berkaitan erat dengan tingkat pendapatan dan pendidikan seseorang. Faktor pendapatan dan

pendidikan inilah yang menyebabkan asuransi lebih banyak dimiliki oleh masyarakat dari

golongan menengah ke atas. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkembangkan asuransi mikro

yang terjangkau oleh kelompok menengah ke bawah, seperti petani dan nelayan. Di Filipina

dan Thailand, asuransi mikro sudah berjalan karena adanya kontribusi dari pemerintah.

Dari sekitar 240 juta jiwa penduduk Indonesia, baru 18% atau sekitar 43,2 juta jiwa

yang sudah mengerti dan memahami asuransi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), dari jumlah keseluruhan penduduk tersebut hanya 12% atau 28,8 juta jiwa yang

benar-benar merasakan produk asuransi. Rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia

disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minimnya literasi asuransi atau belum

sadarnya masyarakat akan pentingnya memiliki asuransi. Sebagian masyarakat beranggapan

masih banyak kebutuhan lain yang lebih mendesak ketimbang menyisihkan penghasilan

mereka untuk keperluan proteksi diri dan harta bendanya.

3. Peluang (Opportunity)

3.1. Cakupan dan Potensi Komoditas yang Diasuransikan Akan Terus Berkembang

Salah satu unsur kunci yang menentukan efektivitas dan keberlanjutan pelaksanaan

asuransi pertanian adalah cakupan asuransi. Gambaran umum insurance in emerging markets

dijelaskan melalui gambar berikut:

Page 20: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

18

Gambar 6Densitas dan Penetrasi Asuransi di Emerging Markets Tahun 2015

Sumber: Swiss Re Economic Research & Consulting (Sigma, 2016)

Berdasarkan data World Insurance in 2015 di atas, posisi Indonesia dalam dunia

perasuransian global menempati urutan ke-45 dari 58 emerging markets. Posisi ini sedikit

meningkat dimana sebelumnya berada di peringkat ke-46 di tahun 2014. Pada gambar di atas

terlihat posisi Indonesia, Filipina, India, Sri Langka, Vietnam, Pakistan dan Bangladesh

berada di bawah rata-rata (average) emerging markets, sementara posisi Malaysia dan

Thailand berada jauh diatas rata-rata. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati

posisi yang lebih baik dibandingkan dengan Filipina dan Vietnam berdasarkan nilai premi per

kapita dan densitas asuransi. Namun berdasarkan penetrasi asuransi, posisi Filipina sedikit

lebih tinggi dari Indonesia dan Vietnam. Penetrasi asuransi Indonesia yang masih di bawah

3% terhadap PDB menjadi potensi besar bagi pertumbuhan asuransi di masa mendatang

sehingga hal ini dapat dikategorikan sebagai unsur peluang (Opportunity).

Page 21: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

19

Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang

Fasilitas Asuransi Pertanian, diatur jenis asuransi pertanian yang dilaksanakan oleh

Kementerian Pertanian sebagai berikut:

a. Asuransi Tanaman

Asuransi Tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Mulai tahun

2015, telah diimplementasikan asuransi untuk usahatani padi yang berpedoman pada

Keputusan Menteri Pertanian nomor 782/HK.160/B.1.1/10/2015 tentang Pedoman

Bantuan Premi Asuransi Usahatani Padi. Untuk tahun 2016, pedoman tersebut

diperbaharui melalui Keputusan Menteri Pertanian nomor 02/Kpts/SR.220/B/01/2016.

b. Asuransi Ternak.

Asuransi Ternak meliputi ruminansia, nonruminansia dan monogastrik/pseudoruminant.

Untuk tahun 2016, telah diimplementasikan asuransi untuk usaha ternak sapi yang

berpedoman pada Keputusan Menteri Pertanian nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016 tentang

Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usaha Ternak Sapi.

Perluasan cakupan asuransi pertanian pada tahun-tahun mendatang adalah suatu

keniscayaan yang tentunya harus seiring sejalan dengan kapasitas fiskal pemerintah yang

semakin baik. Asuransi pertanian untuk tanaman yang saat ini telah diterapkan baru meliputi

salah satu tanaman pangan saja yakni usahatani padi. Sementara, dalam Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 dijelaskan bahwa asuransi tanaman meliputi

tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Masih terbuka peluang penerapan asuransi

untuk jenis tamanan pangan lain seperti jagung dan sagu, juga untuk kelompok tanaman

lainnya seperti buah dan sayur (hortikultura) atau karet, kakao, kopi, dan tebu (perkebunan).

Hal yang sama pun berlaku untuk asuransi pertanian untuk ternak mengingat dalam Peraturan

Menteri Pertanian di atas diatur bahwa asuransi ternak meliputi ruminansia, nonruminansia

dan monogastrik/pseudoruminant. Asuransi pertanian untuk ternak yang saat ini telah

diterapkan baru meliputi salah satu ruminansia saja yakni usaha ternak sapi. Masih terbuka

peluang penerapan asuransi untuk kategori ruminansia lainnya seperti kambing dan domba,

juga untuk kelompok ternak lainnya seperti unggas (monogastrik).

3.2. Cakupan dan Potensi Luasan Lahan yang Diasuransikan

Selain pengembangan asuransi pertanian untuk komoditas sejenis lainnya, masih

terbuka kemungkinan perluasan cakupan terkait luasan lahan yang diasuransikan pada

tahun-tahun mendatang. Potensi ditemui mengingat terdapat gap yang lumayan jauh antara

luas lahan pertanian yang terdata dengan luas lahan yang telah mendapatkan perlindungan

Page 22: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

20

asuransi sebagaimana dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 5Target dan Alokasi Anggaran Asuransi Pertanian

TahunLuas Panen

(Ha)Produksi

(Ton)

Luas LahanTerasuransi

(Ha)

CakupanAsuransi

(%)

2014 13.797.307 70.846.465 - -

2015 14.116.638 75.397.841 1.000.000 7,14

2016 * 15.035.736 79.141.352 3.000.000 19,95

Sumber : Kementerian Pertanian

Melalui tabel 5 di atas, terlihat perbandingan luas lahan yang telah mendapatkan

asuransi dengan luas lahan pertanian keseluruhan yang terdata. Cakupan asuransi pertanian

untuk AUTP adalah sekitar 7,14% di tahun 2015 dan meningkat menjadi 19,95% di tahun

2016.

4. Ancaman (Threat)

4.1. Kebijakan Penghematan Anggaran Belanja

Mekanisme pelaksanaan AUTP diserahkan Kementerian Pertanian dengan

menggunakan anggaran Kementerian Pertanian (BA 018) yang berasal dari APBN untuk

membayar premi asuransi. Skema pembayaran premi asuransi dibebankan kepada pemerintah

sebesar 80% bersumber dari APBN dan sisa 20% dibebankan kepada petani. Besaran

tanggungan premi atas beban APBN sebesar Rp144.000,00 per hektar per masa tanam untuk

AUTP dan sebesar Rp160.000,00 per ekor per tahun menunjukkan adanya korelasi antara

alokasi anggaran dengan target yang akan dicapai. Semakin besar anggaran yang tersedia,

semakin besar cakupan target yang dapat dicapai, demikian pula sebaliknya. Dinamika

kebijakan di level nasional, khususnya yang terkait dengan penghematan anggaran, sedikit

banyak mempengaruhi pelaksanaan kegiatan asuransi pertanian di lapangan. Kebijakan

penghematan anggaran tahun 2016 yang terakhir ditetapkan melalui Instruksi Presiden

Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/

Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

Tahun Anggaran 2016, berdampak pada penyesuaian target pelaksanaan asuransi pertanian.

Gambaran mengenai pengaruh penghematan anggaran asuransi pertanian terhadap

pencapaian target AUTP dijelaskan melalui tabel berikut:

Page 23: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

21

Tabel 6Target dan Alokasi Anggaran Asuransi Pertanian

Pada Kementerian Pertanian (BA 018)

Tahun Anggaran Target Alokasi Keterangan

2015 1 juta ha 150 miliar

2016 – APBN 3 juta ha 473,1 miliar

2016 – APBN Perubahan 0,7 juta ha 134 miliar Penghematan anggaran

Sumber : RKA-K/L Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian

Melalui Tabel 5 di atas, terlihat anggaran asuransi pertanian yang dialokasikan

Kementerian Pertanian sebesar Rp150 miliar untuk uji coba AUTP pada tahun 2015 dengan

target capaian seluas 1 juta hektar. Di tahun 2016, alokasi anggaran asuransi pertanian

mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp473,1 miliar dengan target capaian seluas 3 juta

hektar. Adanya dinamika kebijakan terkait penghematan anggaran belanja

kementerian/lembaga berdampak pada peghematan/pemotongan anggaran untuk AUTP

dalam APBN-P TA 2016 menjadi sebesar Rp134 miliar. Hal ini membawa pengaruh pada

target yang akan dicapai dari semula seluas 3 juta hektar menjadi seluas 700 ribu hektar.

Karenanya, kebijakan penghematan anggaran belanja yang dilakukan pemerintah dapat

dikategorikan sebagai unsur ancaman (threat).

4.2. Bencana

Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi geografis dan faktor

alam. Kondisi geografis Indonesia berada di atas pertemuan 3 lempeng tektonik dengan

hampir 200 gunung berapi, dimana 70 gunung diantaranya termasuk dalam kategori sangat

aktif. Dengan kata lain, wilayah Indonesia berada di atas jalur gempa dan letusan gunung

berapi.

Potensi bencana lainnya berasal dari faktor alam. Iklim negeri kita yang tropis

dengan curah hujan yang cukup tinggi selain memudahkan terjadinya pelapukan, juga

menyebabkan lapisan tanah menjadi tidak stabil. Banyaknya kondisi tanah yang rusak

berpotensi memunculkan longsor dan banjir. Gambaran peta wilayah bencana di Indonesia

yang dikaitkan dengan risiko mortalitas dan penurunan PDB adalah sebagai berikut:

Page 24: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

22

Gambar 7Hotspots Risiko Bencana di Indonesia: Risiko Mortalitas

Sumber: M. Dilley et al. dalam Bappenas (2006)

Gambar 8Hotspots Risiko Bencana di Indonesia: Dampak terhadap GDP

Sumber: M. Dilley et al. dalam Bappenas (2006)

Bappenas (2006) menyampaikan bahwa bencana banjir menimbulkan risiko khusus

mengingat kecenderungan dampaknya yang sangat tinggi pada PDB dan mortalitas. Bencana

kebakaran juga patut diperhitungkan sebagaimana kerusakan akibat kebakaran lahan yang

ditunjukkan selama musim El Nino. Pada Gambar 2 terlihat pulau Jawa dan sebagian kecil

Sumatera menjadi wilayah dengan risiko bencana tertinggi dari segi korban jiwa (mortalitas).

Sementara, melalui Gambar 3 terlihat pengaruh bencana terhadap penurunan PDB dimana

sebagian besar wilayah Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan

PDB dengan proporsi yang tertinggi di Indonesia.

Bencana yang terjadi di Indonesia memiliki keragaman jenis dan berkarakteristik

merusak dan berdampak kerugian selain kematian dan kerusakan infratsruktur namun juga

Page 25: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

23

kerusakan lahan. Data mengenai jenis dan frekuensi bencana yang berdampak pada kerusakan

lahan di Indonesia dalam lima tahun terakhir serta data kerusakan lahan akibat bencana

dijelaskan melalui tabel berikut:

Tabel 7Frekuensi Jenis Bencana yang Berdampak Kerusakan Lahan di Indonesia

Tahun 2011 s.d. 2015

Jenis Bencana 2011 2012 2013 2014 2015 Total Rata-rata

BANJIR 554 540 683 559 492 2.828 565,6

BANJIR DAN TANAH LONGSOR 26 51 47 37 31 192 38,4

GELOMBANG PASANG / ABRASI 17 29 36 20 7 109 21,8

KEBAKARAN 492 469 20 - 3 984 246,0

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN 23 51 26 101 45 246 49,2

KEKERINGAN 221 264 66 7 7 565 113,0

LETUSAN GUNUNG API 4 7 8 5 10 34 6,8

PUTING BELIUNG 447 562 503 621 565 2.698 539,6

TANAH LONGSOR 329 291 296 600 504 2.020 404,0

TOTAL 2.113 2.264 1.685 1.950 1.664 9.676 1.935,2

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana

Tabel 8Kerusakan Lahan Akibat Bencana di Indonesia

Tahun 2011 s.d. 2015 (dalam Ha)

Jenis Bencana 2011 2012 2013 2014 2015 TotalRata-rata

BANJIR 18.265,0 38.924,5 86.719,0 116.612,0 46.120,3 306.640,7 61.328,1

BANJIR DANTANAHLONGSOR

39,0 1.473,2 2.915,0 206,0 70,4 4.703,6 940,7

GELOMBANGPASANG /ABRASI

125,0 168,0 0,0 0,0 0,0 293,0 58,6

KEBAKARAN 55,0 12,0 0,0 - 0,0 67,0 16,8

KEBAKARANHUTAN DANLAHAN

0,0 0,0 0,0 214,0 0,0 214,0 42,8

KEKERINGAN 48.545,0 43.067,0 4.068,0 0,0 434,0 96.114,0 19.222,8

LETUSANGUNUNG API

0,0 0,0 0,0 5.146,0 0,0 5.146,0 1.029,2

PUTING BELIUNG 0,0 14.189,5 875,5 0,0 1,0 15.066,0 3.013,2

TANAHLONGSOR

165,7 162,3 5.393,7 9.358,2 1.203,8 16.283,6 3.256,7

TOTAL 67.194,7 97.996,4 99.971,2 131.536,2 47.829,4 444.527,9 88.905,6

Sumber : Badan Nasional Penanggulangan Bencana http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana

Page 26: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

24

Melalui Tabel 7 di atas terlihat data bencana yang tercatat oleh Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) sepanjang periode tahun 2011 hingga 2015 secara rata-rata

di Indonesia sebanyak 1.935 kejadian bencana setiap tahunnya yang berdampak pada

kerusakan lahan. Jenis bencana yang paling sering terjadi pada periode tersebut adalah

bencana banjir dengan frekuensi terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 683 kejadian.

Sementara, jenis bencana yang paling jarang terjadi dalam periode yang sama adalah bencana

letusan gunung api.

Sementara, melalui Tabel 8 di atas terlihat maka kerusakan lahan terbesar sepanjang

lima tahun terakhir disebabkan oleh bencana banjir. Sementara, kerusakan lahan terkecil

dalam periode yang sama disebabkan oleh bencana kebakaran. Adapun kerusakan lahan

terbesar terjadi di tahun 2014 dengan luasan 131.536,2 hektar yang dominan disebabkan oleh

bencana banjir. Total kerusakan lahan yang terjadi selama periode 2011 s.d. 2015 adalah

seluas 306.640,7 hektar dengan rata-rata kerusakan lahan yang ditimbulkan seluas

61.328,1 hektar per tahun.

Tingginya luas kerusakan lahan yang disebabkan oleh bencana alam tersebut tentu

merugikan aktivitas ekonomi nasional, tidak terkecuali sektor pertanian. Bencana alam

seperti banjir, kekeringan, dan puting beliung tidak hanya mengakibatkan lahan pertanian

menjadi rusak dan petani tidak mampu melanjutkan usahanya kembali namun juga

infrastruktur yang meliputi sektor pertanian sehingga mengganggu kinerja sektor pertanian

serta merugikan petani sebagai pelaku usaha. Karenanya, kejadian bencana dapat

dikategorikan sebagai unsur ancaman (threat).

D. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Pertanian termasuk dalam tiga sektor terbesar yang berkontribusi terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Asuransi merupakan salah satu skema pembiayaan yang

paling efektif dalam usaha meningkatkan ketahanan ekonomi petani. Pelaksanaan asuransi

pertanian di Indonesia dimulai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Dalam UU tersebut diuraikan strategi

perlindungan petani dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (i) prasarana dan

sarana produksi pertanian, (ii) kepastian usaha, (iii) harga komoditas pertanian,

(iv) penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi, (v) ganti rugi gagal panen akibat kejadian

luar biasa, (vi) sistem peringatan dini dan penanganan dampak perubahan iklim, dan

Page 27: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

25

(vii) asuransi pertanian. Asuransi pertanian telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2015

dalam bentuk uji coba. Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran untuk asuransi

pertanian sebesar Rp150 miliar di tahun 2015 dan meningkat menjadi Rp473,1 miliar

di tahun 2016.

Unsur kunci yang menentukan efektivitas, viabilitas operasional dan keberlanjutan

suatu sistem asuransi pertanian menurut Sumaryanto dan Nurmanaf (2007) mencakup

9 (sembilan) hal yaitu: (i) petani sasaran, (ii) cakupan komoditas usahatani,

(iii) cakupan asuransi, (iv) nilai premi dan prosedur pengumpulannya, (v) mekanisme

penyesuaian kerugian, (vi) struktur organisasi, (vii) skim pendanaan, (viii) susunan

penjaminan ulang, dan (ix) komunikasi dengan petani. Kajian ini mengacu pada

9 (sembilan) unsur tersebut serta unsur tambahan lainnya yang berkorelasi. Gabungan dari

pelbagai unsur tersebut kemudian diteliti menggunakan analisis SWOT dan diidentifikasi ke

dalam 4 kelompok yaitu kekuatan (strength) sehingga dapat dioptimalkan, kelemahan

(weakness) sehingga dapat dibenahi, peluang/kesempatan (opportunity) untuk dapat

dimanfaatkan, dan hambatan/ancaman (threat) untuk dapat diantisipasi.

Hasil analisis SWOT strategi pencapaian efektivitas pelaksanaan anggaran asuransi

pertanian adalah sebagai berikut:

a. Keterlibatan BUMN bidang asuransi sebagai pelaksana asuransi pertanian dan dukungan

dari legislatif dan eksekutif sebagai unsur kekuatan (strength).

b. Kontribusi pembayaran premi asuransi dari APBD yang belum memadai dan belum

membudayanya sadar asuransi di Indonesia sebagai unsur kelemahan (weakness).

c. Cakupan dan potensi komoditas yang diasuransikan dan potensi luas lahan yang akan

terus berkembang sebagai unsur peluang (opportunity).

d. Kebijakan penghematan anggaran belanja dan bencana sebagai unsur ancaman (threat).

2. Saran

Upaya pemerintah untuk menerapkan asuransi pertanian sebagai wujud keberpihakan

kepada petani layak mendapatkan apresiasi. Besaran anggaran dan cakupan asuransi pertanian

pada Kementerian Pertanian menunjukkan trend yang positif. Meski demikian, asuransi

pertanian memiliki keterbatasan karena hanya memberikan perlindungan terhadap risiko

gagal panen akibat bencana banjir, kekeringan dan atau serangan OPT, sementara terdapat

risiko lain yang dihadapi para petani Indonesia seperti harga jual hasil panen yang rendah,

kelangkaan pupuk sehingga menjadi mahal harganya, atau benih berkualitas yang sulit

didapat. Karenanya, strategi perlindungan kepada petani tidak dapat hanya mengandalkan

Page 28: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

26

pada asuransi pertanian saja, namun harus terpadu pelaksanaannya bersama dengan kebijakan

lainnya seperti peningkatan prasarana dan sarana produksi pertanian, stabilisasi harga

komoditas pertanian, penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi, maupun pemberian subsidi

pupuk.

Pelaksanaan asuransi pertanian yang fokus pada komoditas tertentu yakni usahatani

padi dan usaha ternak sapi di tahun-tahun awal implementasi merupakan langkah yang tepat.

Fokus pelaksanaan selanjutnya adalah ekstensifikasi cakupan sehingga luasan usahatani padi

dan usaha ternak sapi yang diasuransikan meningkat pada wilayah yang tersebar secara lebih

merata diiringi dengan ketepatan sasaran dan proses yang benar.

Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan sumber daya, dalam kajian ini belum

dilakukan analisis pembobotan, rating dan scoring masing-masing faktor SWOT, juga

belum dilakukan matriks formulasi strategi antara faktor internal dengan faktor eksternal.

Meski demikian, adanya kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sederhana

mengenai pelaksanaan anggaran asuransi pertanian di Indonesia. Mengingat asuransi

pertanian masih dalam tahun awal pelaksanaan, masih terbuka luas peluang untuk penelitian

selanjutnya secara lebih mendalam dengan landasan teori dan metode yang berbeda dan

terkini disertai alat analisis yang lebih terukur.

Page 29: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

i

DAFTAR PUSTAKA

Andrayani, D. (2013). Asuransi Pertanian Sebagai Sarana Meningkatkan Kesejahteraan Petani;

Analisis Simulasi pada PT. Saung Mirwan dan Mitra Taninya di Kecamatan

Megamendung, Kabupaten Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2016). Data dan Informasi Bencana Indonesia.

Jakarta.

http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana

Badan Pusat Statistik. (2013). Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 (Pencacahan Lengkap).

Jakarta.

http://st2013.bps.go.id/st2013esya/booklet/at0000.pdf

Badan Pusat Statistik. (2016). Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2000-2014 (Persen). Jakarta.

http://bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1207

Bappenas. (2006). Preliminary Damage and Loss Assessment: Yogyakarta dan Central Java

Natural Disater. Paper presented at The 15th Annual Meeting of The Consultative

Group on Indonesia, June. Jakarta

Budiani, Ni Wayan. (2007). Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang

Taruna ”Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota

Denpasar. Jurnal Ekonomi dan Sosial INPUT. Vol. 2 No.1. Hal. 49-57. Denpasar:

Universitas Udayana.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/input/article/viewFile/3191/2288

Carter, M., Cheng, L., dan Sarris, A. (2011). The Impact of Interlinked Index Insurance and

Credit Contracts on Financial Market Deepening and Small Farm Productivity. Paper

presented at the Annual Meeting of The American Applied Economics Association,

Pittsburgh PA, July.

Duncan, J., dan Myers, R.J. (2000). Crop Insurance Under Catastropic Risk. American Journal

of Agricultural Economics. Vo. 82 No.4 page 842-855.

Page 30: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

ii

Dodon, dan Sagala, Saut A.H. (2014). Asuransi Pertanian untuk Meningkatkan Ketahanan

Ekonomi Masyarakat Petani dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Jurnal Perencanaan

Wilayah dan Kota B. SAPPK V4N1 Hal.57-63. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan

Pengembangan Kebijakan, Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Estiningtiyas, W. Boer, I, Buono, A. dan Rakhman, A. (2011). Delinasi Risiko Iklim dan

Evaluasi Model Hubungan Curah Hujan dan Produksi Padi dalam Mendukung

Pengembangan Asuransi Indeks Iklim (Climate Index Insurance) pada Sistem Usahatani

Berbasis Padi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.

Hazell, P.B., Pomareda, C., dan Valdes, A. (1986). Crop Insurance for Agricultural

Development: Issues and Experience. IICA Biblioteca. Venezuela.

Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan.

Mahmudi. (2010). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN.

Mandl U., Dierx A., & Ilzkovitz, Fabienne. (2008). Effectiveness and Efficiency of Public

Spending. Economic Papers 201. February 2008. Brussels: European Commission.

http://ec.europa.eu/economy_finance/publications/publication16267_en.pdf

Pasaribu M.S., I.S. Agung, N.K. Agustin, E. M. Lokollo, H. Tarigan, Y. Supriyatna. (2010).

Laporan Akhir Penelitian : Pengembangan Asuransi Usahatani Padi untuk

Menanggulangi Risiko Kerugian 75% Akibat Banjir, Kekeringan, dan Hama Penyakit.

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian. Bogor

Riston, Neil. (2008). Strategic Management. Neil Ritson & Ventus Publishing ApS. ISBN 978-

87-7681-417-5

http://www.kau.edu.sa/Files/0057862/Subjects/Strategic%20Management%20Book.pdf

Rondonuwu R.H., Tinangon J.J., & Budiarso, Novi. (2015). Analisis Efisiensi dan Efektivitas

Pengelolaan Keuangan Daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa.

Jurnal EMBA Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal.23-32. Manado: Universitas Sam

Ratulangi.

Sigma. (2016). World Insurance in 2015: Steady Growth Amid Regional Disparities. Swiss Re

Sigma No. 3/2016. June 2016

http://www.swissre.com/library/sigma3_2016_en.html

Page 31: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

iii

Subagyo, A. Wito. (2000). Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan dalam

Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan: Studi Kasus di Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sumaryo. (2015). Strategi Pengembangan Widyaiswara Menghadapi Tunututan Peningkatan

Kebutuhan Unit Pengguna. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Kementerian Keuangan.

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-

sdm/21218-strategi-pengembangan-widyaiswara-menghadapi-tuntutan-peningkatan-

kebutuhan-unit-pengguna

Sumaryanto, dan Nurmanaf, A.R. (2007). Simpul-simpul Strategis Pengembangan Asuransi

Pertanian untuk Usahatani Padi di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 25

No. 2 Hal 89-103, Desember 2007.

Sumaryanto, dan Nurmanaf, A.R. (2007). Simpul-simpul Strategis Pengembangan Asuransi

Pertanian untuk Usahatani Padi di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 25

No. 2 Hal 89-103, Desember 2007.

USDA. (2008). SWOT Analysis: A Tool for Making Better Business Decisions. Washington D.C.

United States Departement of Agriculture, Risk Management Agency.

www.rma.usda.gov/pubs/2011/swot_brochure.pdf

Whalley, Andrew. (2010). Strategic Marketing. Andrew Whalley and Ventus Publishing ApS.

ISBN 978-87-7681-643-8.

http://library.ku.ac.ke/wp-content/downloads/2011/08/Bookboon/Strategy/strategic-

marketing.pdf

Yohe, Gary., dan Tol, Richard S.J. (2001). Indicators for Social and Economic Coping

Capacity – Moving Towards a Working Definition of Adaptive Capacity. September

2001. Global Environmental Change

www.start.org/Projects/AIACC.../gyoheindicators.doc.pdf

Peraturan:

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang Fasilitas

Asuransi Pertanian

Page 32: KAJIAN TEMATIK DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG … dan artikel... · Sektor pertanian mempunyai peran yang vital dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi suatu negara. Pertanian dapat

iv

Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 02/Kpts/SR.220/B/01/2016 tentang Pedoman

Bantuan Premi Asuransi Usahatani Padi

Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 56/Kpts/SR.230/B/06/2016 tentang Pedoman

Bantuan Premi Asuransi Usaha Ternak Sapi