KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis,...

94
KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transcript of KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis,...

Page 1: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA

DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI

MURI MUHAERIN

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2008

Muri Muhaerin C24104030

Page 3: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

RINGKASAN

Muri Muhaerin. Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove untuk Pengelolaan Ekowisata di Estuari Perancak, Jembrana, Bali. Dibimbing oleh Fredinan Yulianda dan Achmad Fahrudin

Estuari Perancak, yang terletak di Kabupaten Jembrana Bali memiliki hutan mangrove dengan luas areal 177,09 ha (BROK, 2004). Beberapa pihak yang terlibat langsung dan terpengaruh oleh perubahan atau dinamika ekosistem mangrove Perancak diantaranya adalah petambak, pencari ikan, pencari kepiting, pencari udang, pencari kerang, pencari kayu bakar, peternak sampai dengan masyarakat secara umum. Agar kegiatan pemanfaatan yang dilakukan di ekosistem mangrove berlangsung secara optimal dan berkelanjutan maka diperlukan suatu perencanaan dan pengelolaan. Ekosistem mangrove dengan keunikan yang dimilikinya, merupakan sumberdaya alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata. Konsep ekowisata merupakan salah satu alternatif untuk pengelolaan kawasan wisata dalam suatu wilayah yang tetap memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggunakan potensi sumberdaya dan mengikut sertakan masyarakat lokal.

Penelitian dilaksanakan di Estuari Perancak, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan dari 8 April sampai 28 Mei 2008. Analisis data yang digunakan adalah analisis potensi ekosistem mangrove, analisis kesesuaian ekologis, analisis daya dukung dan analisis SWOT.

Estuari Perancak didominasi oleh 6 jenis mangrove yaitu bakau (Rhizophora spp.), lindur (Bruguiera gymnorrhiza), api-api (Avicennia spp.), pedada (Sonneratia spp.), tingi (ceriops tagal), dan nipah (Nypa fruticants). Secara umum, nilai kerapatan spesies yang paling besar nilainya pada tingkat pohon dan semai adalah pada jenis Rhizophora spp. sedangkan pada fase anakan adalah jenis Nypa fruticants. Indeks kesesuaian ekosistem untuk kegiatan wisata mangrove di Estuari Perancak termasuk kedalam kategori sesuai (S) dan kategori sesuai bersyarat (SB). Didapatkan 2 usulan lokasi track wisata mangrove, yaitu track jalur perairan dan track jalur daratan. Nilai daya dukung kawasan jalur perairan adalah 165 dan jalur daratan adalah 172. Diperoleh tiga prioritas alternatif strategi untuk pengelolaan ekowisata di sekitar Estuari Perancak. Strategi-strategi tersebut adalah: Pertama, membuat dan mengaplikasikan sistem pemantauan dan evaluasi yang melibatkan para pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem mangrove. Kedua, membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam pengendalian pencemaran lingkungan. Ketiga, meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui kegiatan ekowisata.

Page 4: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA

DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI

MURI MUHAERIN

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 5: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

SKRIPSI

Judul : Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove untuk

Pengelolaan Ekowisata di Estuari Perancak, Jembrana, Bali

Nama Mahasiswa : Muri Muhaerin Nomor Pokok : C24104030 Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan

Disetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. NIP 131 788 596

Pembimbing II

Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MS NIP 131 841 723

Diketahui Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Indra Jaya, M.Sc NIP.131 578 799

Tanggal Lulus: 22 September 2008

Page 6: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

PRAKATA

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas

flora dan fauna daerah pantai. Ekosistem ini merupakan salah satu ekosistem

alamiah yang unik dan mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi.

Sehubungan dengan manfaatnya ini, ekosistem mangrove sebagai wilayah

produktif di pesisir dan lautan sudah selayaknya untuk dipertahankan

keberadaannya. Potensi sumberdaya mangrove yang tinggi telah sering

dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya, pemanfaatan di ekosistem ini sering

dilakukan dengan tidak mengikuti kaidah-kaidah kelestarian dan keseimbangan.

Penelitian ini dilakukan untuk menjadikan ekowisata sebagai salah satu

alternatif pemanfaatan yang dapat dilakukan pada ekosistem mangrove,

khususnya di daerah Estuari Perancak. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji

sumberdaya ekosistem mangrove, baik itu dari segi potensi dan kondisi

sumberdaya maupun kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan untuk

pengelolaan ekowisata. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Bogor, Oktober 2008

Penulis

Page 7: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT atas anugerah dan

hikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini yang berjudul “Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove Untuk

Pengelolaan Ekowisata di Estuari Perancak, Jembrana, Bali”. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Fredinan Yulianda,M.Sc. dan Dr. Ir. Achmad Fahrudin,MS selaku

Pembimbing Skripsi.

2. Ir. I.N.N Suryadiputra selaku Pembimbing Akademik

3. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, MS selaku Wakil Ketua Komisi Pendidikan

4. Ir. Santoso Rahardjo, M.Sc selaku Penguji Tamu

5. Frida Sidik, M.Sc dan Agung Yunanto, M.Si selaku Pembimbing Lapang.

6. Balai Riset dan Observasi Kelautan atas kesempatan yang di berikan

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh staf Balai Riset dan Observasi Kelautan yang telah banyak

membantu penulis selama penelitian.

8. Keluarga tercinta atas doa, semangat, dukungan, dan kasih sayang kepada

penulis.

9. Teman-teman yang telah membantu penulis baik di lapangan maupun saat

penyusunan laporan akhir ini.

Page 8: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ vii

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 2 C. Tujuan ........................................................................................... 3 D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4

A. Mangrove ...................................................................................... 4 1. Pengertian Ekosistem Mangrove ............................................... 4 2. Jenis-Jenis Mangrove ................................................................ 5 3. Fauna di Habitat Mangrove ....................................................... 5 4. Karakteristik Ekosistem Mangrove ........................................... 6 5. Zonasi Penyebaran Mangrove.................................................... 6 6. Fungsi Ekosistem Mangrove ..................................................... 7 7. Kerusakan Ekosistem Mangrove ............................................... 8

B. Ekowisata ...................................................................................... 9 1. Pengertian Ekowisata ................................................................ 9 2. Potensi Ekowisata Mangrove..................................................... 11 3. Sifat Pengunjung Ekowisata ...................................................... 12 4. Partisipasi Masyarakat Lokal..................................................... 12

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 14

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 14 B. Alat dan Bahan .............................................................................. 14 C. Jenis data dan informasi yang diperlukan ....................................... 14

1. Data primer ............................................................................... 14 2. Data sekunder............................................................................ 18

D. Analisis Data ................................................................................. 18 1. Analisis Potensi Hutan Mangrove.............................................. 18 2. Analisis Kesesuian Ekologis...................................................... 19 3. Analisis Daya Dukung............................................................... 20 4. Analisis SWOT ......................................................................... 21

a. Cara penentuan faktor strategi internal ................................. 21 b. Cara penentuan faktor strategi eksternal ................................ 22 c. Pembuatan matriks SWOT.................................................... 23 d. Pembuatan Tabel Ranking Alternatif Strategi........................ 23

Page 9: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 24

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................. 24 1. Letak dan Luas .......................................................................... 24 2. Demografi ................................................................................ 25 3. Aksesbilitas .............................................................................. 26 4. Kondisi Fisik ............................................................................. 26 5. Pasang Surut.............................................................................. 28

B. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya ............................................ 28 1. Karakteristik Masyarakat Pemanfaat Ekosistem Mangrove........ 28 2. Kegiatan Pemanfaatan Kawasan Estuari Perancak oleh

Masyarakat................................................................................ 30 3. Pemahaman dan Persepsi Masyarakat........................................ 31 4. Keterlibatan Masyarakat............................................................ 33 5. Karakteristik Pengunjung .......................................................... 34 6. Pemahaman dan persepsi pengunjung ....................................... 36 7. Keinginan pengunjung berwisata mangrove............................... 38

C. Ekosistem Mangrove ..................................................................... 38 1. Potensi Sumberdaya Mangrove ................................................. 38 2. Keberadaan Fauna Ekosistem Mangrove di Estuari Perancak .... 41

D. Kesesuaian Ekologis untuk Kegiatan Ekowisata............................. 41 E. Daya Dukung Kawasan Untuk Kegiatan Ekowisata ....................... 44

1. Perairan..................................................................................... 44 2. Daratan...................................................................................... 45

F. Strategi Pengelolaan Kawasan untuk Ekowisata............................. 47 1. Faktor-Faktor Internal (IFAS).................................................... 47

a. Kekuatan (Strengths) ............................................................ 47 b. Kelemahan (Weakness) ......................................................... 49

2. Faktor-Faktor Eksternal (EFAS) ............................................... 50 a. Peluang (Opportunities) ........................................................ 50 b. Ancaman (Threats) ............................................................... 51

3. Penentuan Bobot dan Skor Setiap Faktor ................................... 52 4. Matriks SWOT.......................................................................... 52 5. Alternatif Strategi...................................................................... 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 58

A. Kesimpulan .................................................................................. 58 B. Saran............................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60 LAMPIRAN ............................................................................................ 62 RIWAYAT HDUP................................................................................... 81

Page 10: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Komposisi dan jenis data ..................................................................... 16

2. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori wisata mangrove 19

3. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) ............... 20

4. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata mangrove 21

5. Faktor strategi internal.......................................................................... 22

6. Faktor strategi eksternal........................................................................ 22

7. Diagram Matrik SWOT ........................................................................ 23

8. Luas, jumlah penduduk dan kepadatan/luas pada setiap desa di Kecamatan Jembrana Tahun 2006 ........................................................ 25

9. Kelompok umur dan jenis kelamin Desa Perancak dan Desa Budeng Tahun 2006 .......................................................................................... 25

10. Komposisi jenis mangrove yang didapatkan ....................................... 39

11. Kisaran kerapatan jenis mangrove ........................................................ 40

12. Indeks Kesesuaian Ekosistem untuk wisata mangrove .......................... 42

13. Nilai Daya Dukung Kawasan................................................................ 44

14. Matriks faktor strategi internal (IFAS) .................................................. 53

15. Matriks fakor strategi eksternal (EFAS)................................................ 53

16. Matriks SWOT ..................................................................................... 54

17. Alternatif strategi.................................................................................. 55

Page 11: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Zonasi penyebaran jenis pohon mangrove (Irwanto, 2006) ................... 7

2. Peta Lokasi Penelitian Estuari Perancak ...............................................

15

3. Prediksi pasang surut di estuari Perancak 1 – 7 April 2008 (BROK, 2008) .....................................................................................

28

4. Karakteristik usia masyarakat ............................................................... 29

5. Karakteristik pendidikan masyarakat .................................................... 29

6. Karakteristik pekerjaan masyarakat ...................................................... 30

7. Jenis kegiatan dan alasan pemanfaatan Estuari Perancak oleh Masyarakat........................................................................................... 31

8. Pemahaman masyarakat terhadap mangrove dan ekowisata .................. 31

9. Persepsi masyarakat terhadap kondisi mangrove................................... 32

10. Persepsi masyarakat terhadap sarana dan prasarana .............................. 33

11. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata............................... 34

12. Karakteristik usia pengunjung .............................................................. 34

13. Karakteristik pendidikan pengunjung.................................................... 35

14. Karakteristik pendapatan pengunjung ................................................... 35

15. Karakteristik daerah asal pengunjung ................................................... 36

16. Pemahaman pengunjung terhadap ekowisata dan mangrove ................. 36

17. Persepsi pengunjung terhadap kondisi sumberdaya ............................... 37

18. Persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana.............................. 37

19. Keinginan pengunjung untuk berwisata mangrove ................................ 38

20. Peta kesesuaian ekosistem mangrove untuk ekowisata.......................... 43

21. Peta usulan track wisata mangrove di Estuari Perancak......................... 46

22. Contoh-contoh boardwalk (Yulianda, 2006) ......................................... 47

Page 12: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Gambaran umum hutan mangrove di Estuari Perancak ......................... 62

2. Tabel IKW setiap stasiun ..................................................................... 63

3. Tabel Hasil Pengamatan Potensi Mangrove .......................................... 67

4. Contoh perhitungan kerapatan spesies dan kerapatan total .................... 69

5. Contoh perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK)............................. 70

6. Hasil kuisioner karakteristik masyarakat............................................... 71

7. Hasil kuisioner pemanfaatan Estuari Perancak oleh masyarakat ............ 72

8. Hasil kuisioner pemahaman dan persepsi masyarakat ........................... 73

9. Hasil kuisioner karakteristik dan keinginan pengunjung ....................... 74

10. Hasil kuisioner pemahaman dan persepsi pengunjung........................... 75

11. Tingkat kepentingan faktor strategi internal dan eksternal..................... 76

12. Penilaian bobot faktor strategi internal dan eksternal ............................ 77

13. Contoh perhitungan penilaian skor faktor strategi internal dan eksternal

dan perhitungan rangking ..................................................................... 78

14. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 79

Page 13: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup

di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Hutan mangrove

merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies

pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut

pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal

dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang

besar dan arus pasang surut yang kuat. Ekosistem mangrove banyak ditemukan di

pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung

(Bengen, 2001).

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas

flora dan fauna daerah pantai. Selain menyediakan keanekaragaman hayati

(biodiversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma nutfah (genetic pool) dan

menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Habitat mangrove

merupakan tempat mencari makan (feeding ground), tempat mengasuh dan

membesarkan (nursery ground), tempat bertelur dan memijah (spawning ground)

dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai juvenile dan larva ikan serta

kerang (shellfish) dari predator. Habitat mangrove juga merupakan tempat hidup

berbagai macam hewan buas/ predator.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, maka

kebutuhan hidup manusia akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya

kebutuhan ini akan menimbulkan tekanan terhadap sumberdaya alam, dimana

pemanfaatan belum banyak memperhitungkan kerugian yang berdampak ekologis.

Demikian juga dengan pembangunan wilayah pesisir sekitar kawasan hutan

mangrove, pemanfaatan wilayahnya biasanya tidak dilakukan dengan bijaksana

dan berwawasan lingkungan.

Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang

mengutamakan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk

kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007). Menurut

Eplerwood (1999) dalam Fandeli (2000) ekowisata adalah bentuk baru dari

Page 14: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

perjalanan yang bertanggung jawab ke area alami dan berpetualang yang dapat

menciptakan industri pariwisata.

Estuari Perancak, yang terletak di Kabupaten Jembrana, Bali memiliki

hutan mangrove dengan luas areal 177,09 ha (BROK, 2004). Beberapa pihak yang

terlibat langsung dan terpengaruh oleh perubahan atau dinamika ekosistem

mangrove perancak diantaranya adalah petambak, pencari ikan, pencari kepiting,

pencari udang, pencari kerang, pencari kayu bakar, peternak sampai dengan

masyarakat secara umum.

Agar kegiatan pemanfaatan yang dilakukan di ekosistem mangrove

berlangsung secara optimal dan berkelanjutan maka diperlukan suatu perencanaan

dan pengelolaan. Ekosistem mangrove dengan keunikan yang dimilikinya,

merupakan sumberdaya alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai

tempat kunjungan wisata. Penerapan sistem ekowisata di ekosistem ini merupakan

salah satu pendekatan dalam pemanfaatan ekosistem tersebut secara lestari.

Kegiatan ekowisata adalah alternatif yang efektif untuk menanggulangi

permasalahan lingkungan di ekosistem ini seperti tingkat eksploitasi yang

berlebihan oleh masyarakat dengan menciptakan alternatif ekonomi bagi

masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Hutan mangrove dengan luas 177,09 ha di kawasan Estuari Perancak

merupakan luas hutan yang tersisa setelah terjadinya kegiatan konversi lahan

menjadi areal pertambakan pada sekitar tahun 1980 (BROK, 2004). Setelah

kegiatan konversi lahan sampai dengan saat ini, masih banyak kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat di dalam ekosistem ini.

Kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Estuari

Perancak khususnya di ekosistem mangrove ini dapat menimbulkan dampak

positif dan negatif. Dampak positif dari kegiatan pemanfaatan ini contohnya

adalah dapat menambah penghasilan bagi masyarakat yang memanfaatkan, seperti

hasil sumberdaya mangrove (berupa kayu, ikan, udang dan kepiting) yang dapat

dijual. Dampak negatif contohnya adalah kerusakan ekosistem mangrove itu

sendiri karena pemanfaatan yang tidak terkelola dengan baik, seperti pemanfaatan

Page 15: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

sumberdaya yang over eksploitasi. Agar dampak pemanfaatan yang bersifat

positif dapat dioptimalkan dan berkelanjutan, serta dampak negatifnya dapat

diminimalkan maka perlu adanya suatu pengelolaan secara benar dengan

mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan kelestarian.

Konsep ekowisata merupakan salah satu alternatif untuk pengelolaan

kawasan wisata dalam suatu wilayah yang tetap memperhatikan konservasi

lingkungan dengan menggunakan potensi sumberdaya dan mengikut sertakan

masyarakat lokal. Untuk mendukung konsep ekowisata maka perlu dikaji potensi

dan kondisi kawasan serta kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove

terhadap kegiatan ekowisata ini. Berdasarkan hasil kajian yang diperoleh, maka

dapat disusun suatu strategi untuk pengelolaan ekowisata mangrove secara lestari.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengkaji potensi dan kondisi sumberdaya ekosistem mangrove di Estuari

Perancak, jembrana, Bali.

2. Mengkaji kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove untuk

penyusunan arahan strategi pengelolaan ekowisata mangrove di Estuari

Perancak, Jembrana, Bali.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan

bagi pengambil keputusan dalam mengelola ekowisata mangrove dengan tetap

memperhatikan kondisi kelestarian ekologi dan sosial ekonomi masyarakat di

sekitar kawasan Estuari Perancak, Jembrana, Bali..

Page 16: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mangrove

1. Pengertian Ekositem Mangrove

Mangrove berasal dari kata mangal yang menunjukkan komunitas suatu

tumbuhan. MacNae (1968) dalam Santoso (2006), menggunakan kata mangrove

untuk individu tumbuhan dan mangal untuk komunitasnya. Menurut Snedaker

(1978) dalam Santoso (2006), hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan

yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki

fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan

berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Hutan mangrove adalah tipe hutan

yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh

pasang surut (Nontji, 2005).

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang

didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan

berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat

aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.

Ekosistem mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal,

estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung (Bengen, 2001).

Santoso (2006), menyatakan bahwa ruang lingkup mangrove secara

keseluruhan meliputi ekosistem mangrove yang terdiri atas:

1) Satu atau lebih spesies pohon dan semak belukar yang hidupnya terbatas

di habitat mangrove (exclusive mangrove).

2) Spesies tumbuhan yang hidupnya di habitat mangrove, namun juga dapat

hidup di habitat non-mangrove (non-exclusive mangrove).

3) Biota yang berasosiasi dengan mangrove (biota darat dan laut, lumut

kerak, cendawan, ganggang, bakteri dan lain-lain) baik yang hidupnya

menetap, sementara, sekali-sekali, biasa ditemukan, kebetulan maupun

khusus hidup di habitat mangrove.

4) Proses-proses dalam mempertahankan ekosistem ini, baik yang berada di

daerah bervegetasi maupun di luarnya.

Page 17: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

5) Daratan terbuka atau hamparan lumpur yang berada antara batas hutan

sebenarnya dengan laut.

6) Masyarakat yang hidupnya bertempat tinggal dan tergantung pada

mangrove.

2. Jenis-Jenis Mangrove

Menurut Nontji (2005) mangrove di Indonesia dikenal mempunyai

keragaman jenis yang tinggi. Seluruhnya tercatat 89 jenis tumbuhan, 35 jenis

diantaranya berupa pohon dan selebihnya berupa terna (5 jenis), perdu (9 jenis),

liana (9 jenis), Epifit (29 jenis), dan parasit (2 jenis). Beberapa contoh mangrove

yang berupa pohon antara lain adalah bakau (Rhizophora), api-api (Avicenia),

pedada (Sonneratia), tanjang (Brugueira), nyirih (Xylocarpus), tengar (Ceriops),

buta-buta (Excocaria).

Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis api-api (Avicennia

sp.), bakau (Rhizophora sp.), tancang (Bruguiera sp.), dan pedada (Sonneratia

sp.) merupakan tumbuhan mangrove utama yang paling banyak dijumpai (Nontji,

2005). Jenis-jenis mangrove tersebut adalah kelompok mangrove yang

menangkap, menahan endapan dan menstabilkan tanah habitatnya.

3. Fauna di Habitat Mangrove

Menurut Bengen (2001) komunitas fauna ekosistem mangrove membentuk

percampuran antara 2 (dua) kelompok:

1. Kelompok fauna daratan / terestrial yang umumnya menempati bagian atas

pohon mangrove, terdiri atas: insekta, ular, primata dan burung. Kelompok ini

tidak mempunyai sifat adaptasi khusus untuk hidup di dalam hutan mangrove,

karena mereka melewatkan sebagian besar hidupnya diluar jangkauan air laut

pada bagian pohon yang tinggi, meskipun mereka dapat mengumpulkan

makanannya berupa hewan laut pada saat air surut.

2. Kelompok fauna perairan / akuatik, terdiri atas dua tipe yaitu :

a. Yang hidup di kolom air, terutama berbagai jenis ikan dan udang;

Page 18: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

b. Yang menempati substrat baik keras (akar dan batang mangrove) maupun

lunak (lumpur) terutama kepiting, kerang dan berbagai jenis invertebrata

lainnya.

4. Karakteritik Ekosistem Mangrove

Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai

yang datar. Biasanya di tempat yang tidak ada muara sungainya ekosistem

mangrove terdapat agak tipis, namun pada tempat yang mempunyai muara sungai

besar atau delta yang alirannya banyak mengadung lumpur dan pasir, mangrove

biasanya tumbuh meluas. Mangrove tidak tumbuh di pantai terjal dan berombak

besar dengan arus pasang surut yang kuat karena hal ini tidak memungkinkan

terjadinya pengendapan lumpur dan pasir, substrat yang diperlukan untuk

pertumbuhannya (Nontji, 2005).

Karakteristik ekosistem mangrove, yaitu: (Bengen, 2002)

1. Umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur,

berlempung atau berpasir

2. Daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun

tergenang hanya saat pasang purnama. Frekuensi genangan menentukan

komposisi vegetasi hutan mangrove

3. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat

4. Terlindung dari gelombang dan arus pasang surut yang kuat. Air

bersalinitas payau (2-22 ‰) hingga asin (mencapai 38 ‰).

5. Banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuari, delta dan

daerah pantai yang terlindung.

5. Zonasi Penyebaran Mangrove

Pertumbuhan komunitas vegetasi mangrove secara umum mengikuti suatu

pola zonasi. Pola zonasi berkaitan erat dengan faktor lingkungan seperti tipe tanah

(lumpur, pasir atau gambut), keterbukaan terhadap hempasan gelombang, salinitas

serta pengaruh pasang surut (Dahuri, 2003).

Menurut Bengen (2002), hutan mangrove terbagi atas beberapa zonasi

yang paling umum, yaitu:

Page 19: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

a. Daerah yang paling dekat dengan laut dan substrat agak berpasir, sering

ditumbuhi oleh Avicennia spp.. Pada zona ini, Avicennia spp biasanya

berasosiasi dengan sonneratia spp. yang dominan tumbuh pada substrat

lumpur dalam yang kaya bahan organik.

b. Lebih ke arah darat, ekosistem mangrove umumnya didominasi oleh jenis

Rhizophora spp.. Pada zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan

Xylocarpus spp..

c. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.

d. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah, biasa

ditumbuhi oleh Nypa fruticants dan beberapa jenis palem lainnya.

Gambar 1. Zonasi penyebaran jenis pohon mangrove (Irwanto, 2006)

6. Fungsi Ekosistem mangrove

Menurut Wibisono (2005), secara ekologis ekosistem mangrove

mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir, di antaranya:

1. Sebagai tempat peralihan dan penghubung antara lingkungan darat dan

lingkungan laut.

2. Sebagai penahan erosi pantai karena hempasan ombak dan angin serta

sebagai pembentuk daratan baru.

3. Merupakan tempat ideal untuk berpijah (spawning ground) dari berbagai

jenis larva udang dan ikan.

Page 20: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

4. Sebagai cadangan sumber alam (bahan mentah) untuk dapat diolah

menjadi komoditi perdagangan yang bisa menambah kesejahteraan

penduduk setempat.

Manfaat sosial ekonomis ekosistem mangrove bagi masyarakat sekitarnya

adalah sebagai sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan

dan turunannya, antara lain kayu bakar, arang, bahan bangunan, obat-obatan,

minuman, peralatan rumah tangga, bahan baku tekstil dan kulit, madu, lilin dan

tempat rekreasi (Hamilton dan Snedaker, 1994 dalam Dahuri, 1996).

7. Kerusakan Ekosistem mangrove

Data sementara tingkat kerusakan hutan mangrove pada 15 propinsi di

Indonesia menunjukan bahwa: luas hutan mangrove yang tidak rusak (2.432.418

ha) yang terdapat pada kawasan hutan (2.268.033 ha) dan yang berada diluar

kawasan hutan (623.136 ha). Sedangkan luas hutan mangrove yang rusak

(5.901.975 ha) yang terdapat dalam kawasan hutan (1.712.462 ha) dan yang

berada di luar kawasan hutan (4.189.512 ha) (Ditjen RLPS Dephutbun, 1999

dalam Santoso, 2006).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove

adalah (Annisa, 2004):

a. Gangguan fisik – mekanis

Abrasi pantai atau pinggir sungai

Sedimentasi dengan laju yang tidak terkendali

Banjir yang menyebabkan melimpahnya air tawar

Gempa bumi (tsunami)

Konversi mangrove untu kepentingan pemukiman, industri,

pertanian, pertambangan, sarana angkutan dan penggunaan lahan

non kehutanan.

b. Gangguan kimia

Pencemaran air, tanah dan udara

Hujan asam

c. Gangguan biologis

Invasi Acrostichum aureum (piay) dan jenis semak belukar lainnya

Page 21: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

B. Ekowisata

1. Pengertian ekowisata

Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang

mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk

kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007).

Ekowisata lebih popular dan banyak dipergunakan dibandingkan dengan

terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourism. Pengertian tentang ekowisata

mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnya,

pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab

terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area), memberikan manfaat

secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya pada masyarakat

setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk ekowisata pada dasarnya merupakan

bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini

pada hakekatnya konservasionis (Fandeli, 2000).

Sumberdaya ekowisata terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia yang dapat diintegrasikan menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan

wisata. Berdasarkan konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi

(Fandeli, 2000; META, 2002 dalam Yulianda, 2007):

a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan

pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan

budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan.

c. Ekowisata (Ecotourism, green tourism atau alternative tourism),

merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani

kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri

kepariwisataan.

Honey’s dalam Bahar (2004), mengemukakan bahwa ada 7 butir prinsip-

prinsip ekowisata :

1. Perjalanan ke suatu tempat yang alami (involves travel to natural

destinations).

Sering tempat tersebut jauh, ada penduduk atau tak ada penduduk, dan

biasanya lingkungan tersebut dilindungi.

Page 22: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

2. Meminimalkan dampak negatif (minimized impact)

Pariwisata menyebabkan kerusakan, tetapi ecoturisme berusaha untuk

meminimalkan dampak negatif yang bersumber dari hotel, jalan dan

infrastruktur lainnya. Meminimalkan dampak negatif dapat dilakukan melalui

pemanfaatan material/ sumberdaya setempat yang dapat di daur ulang, sumber

energi yang terbaharui, pembuangan dan pengolahan limbah dan sampah yang

aman, dan menggunakan arsitektur yang sesuai dengan lingkungan

(landscape) dan budaya setempat, serta memberikan batas/jumlah wisatawan

sesuai daya dukung obyek dan pengaturan prilaku.

3. Membangun kepedulian terhadap lingkungan (build environmental

awareness).

Unsur penting dalam ekoturisme adalah pendidikan, baik kepada wisatawan

maupun masyarakat penyangga obyek. Sebelumnya semua pihak yang

terintegrasi dalam perjalanan wisata alam harus dibekali informasi tentang

karakteristik obyek dan kode etik sehingga dampak negatif dapat

diminimalkan.

4. Memberikan beberapa manfaat finansial secara langsung kepada kegiatan

konservasi (Provides direct financial benefit for conservations).

Ekoturisme dapat membantu menigkatkan perlindungan lingkungan,

penelitian dan pendidikan melalui mekanisme penarikan biaya masuk dan

sebagainya.

5. Memberikan manfaat/keuntungan finansial dan pemberdayaan pada

masyarakat lokal (Provides financial benefit and enpowerment for local

people).

Masyarakat akan merasa memiliki dan peduli terhadap kawasan konservasi

apabila mereka mendapatkan manfaat yang menguntungkan, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Keadaan ekoturisme di suatu kawasan harus

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat (local community

walfare). Manfaat finansial dapat dimaksimalkan melalui pemberdayaan atau

peningkatan kapasitas masyarakat lokal, baik dalam pendidikan, wirausaha

permodalan dan manajemen.

Page 23: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

6. Menghormati budaya setempat (Respect local culture).

Ekoturisme disamping ramah lingkungan, juga tidak bersifat destruktif,

intrusif, polutan dan eksploitatif terhadap budaya setempat, yang justru

merupakan salah satu “core” bagi pengembangan kawasan ekoturisme.

7. Mendukung gerakan hak azasi manusia dan demokrasi (Support human right

and democratic movement).

2. Potensi Ekowisata Mangrove

Menurut Dahuri (1996), alternative pemanfaatan ekosistem mangrove

yang paling memungkinkan tanpa merusak ekosistem ini meliputi: penelitian

ilmiah (scientific research), pendidikan (education), dan rekreasi terbatas/

ekoturisme (limited recreation/ecoturism).

Potensi rekreasi dalam ekosistem mangrove antara lain (Bahar, 2004):

a. Bentuk perakaran yang khas yang umum ditemukan pada beberapa jenis

vegetasi mangrove seperti akar tunjang (Rhizophora spp.), akar lutu

(Bruguiera spp.), akar pasak (Sonneratia spp., Avicenia spp.), akar papan

(Heritiera spp.).

b. Buah yang bersifat viviparious (buah berkecambah semasa masih

menempel pada pohon) yang terlihat oleh beberapa jenis vegetasi

mangrove seperti Rhizophora spp. dan Ceriops spp..

c. Adanya zonasi yang sering berbeda mulai dari pinggir pantai sampai

pedalaman (transisi zonasi).

d. Berbagai jenis fauna yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove seperti

beraneka ragam jenis burung, serangga dan primata yang hidup di tajuk

pohon serta berbagai jenis fauna yang hidup di dasar mangrove seperti

babi hutan, biawak, buaya, ular, udang, ikan, kerang-kerangan, keong,

kepiting dan sebagainya.

e. atraksi adat istiadat masyarakat setempat yang berkaitan dengan

sumberdaya mangrove.

f. Hutan-hutan mangrove yang dikelola secara rasional untuk pertambakan

tumpang sari dan pembuatan garam, bisa menarik wisatawan.

Page 24: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Potensi ini dapat dikembangkan untuk kegiatan lintas alam, memancing,

berlayar, berenang, pengamatan jenis burung dan atraksi satwa liar, fotografi,

pendidikan, piknik dan berkemah, serta adat istiadat penduduk lokal yang

hidupnya bergantung pada keberadaan hutan mangrove.

3. Sifat pengunjung Ekowisata

Sifat dan karakteristik dari ekowisatawan adalah mempunyai rasa

tanggung jawab sosial terhadap daerah wisata yang dikunjunginya. Kunjungan

yang terjadi dalam satu satuan tertentu yang mereka lakukan tidak hanya terbatas

pada sebuah kunjungan dan wisata saja. Wisatawan ekowisata biasanya lebih

menyukai perjalanan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga tidak

mengganggu lingkungan disekitarnya. Daerah yang padat penduduknya atau

alternatif lingkungan yang serba buatan dan prasarana lengkap kurang disukai

karena dianggap merusak daya tarik alami.

Secara khusus, ekowisatawan mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Menyukai lingkungan dengan daya tarik utama adalah alam dan budaya

masyarakat lokal, dan mereka juga biasanya mencari pemandu yang

berkualitas.

b. Kurang memerlukan tata krama formal (amenities) dan juga lebih siap

menghadapi ketidaknyamanan, meski mereka masih membutuhkan

pelayanan yang sopan dan wajar, sarana akomodasi dan makanan yang

bersih.

c. Sangat menghargai nilai-nilai (high value) dan berani membayar untuk

suatu daya tarik yang mempesona dan berkualitas.

d. Menyukai daya tarik wisata yang mudah dicapai dengan batasan waktu

tertentu dan mereka tahu bahwa daya tarik alami terletak didaerah

terpencil.

4. Partisipasi Masyarakat Lokal

Untuk meningkatkan pengelolaan ekosistem mangrove, perlu dilibatkan

masyarakat dalam menyusunan proses perencanaan dan pengelolaan ekosistem ini

secara lestari. Dalam pengelolaan secara lestari dapat dikembangkan metode-

Page 25: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

metode sosial budaya masyarakat setempat yang bersahabat dengan ekosistem

mangrove, dalam bentuk penyuluhan, penerangan dan membangkitkan kepedulian

masyarkat dalam berperan serta mengelola ekosistem mangrove (Bengen dan

Adrianto, 1998).

Menurut Suratmo (1990), manfaat dari partisipasi masyarakat dalam

sebuah rencana pembangunan adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat mendapat informasi mengenai rencana pembangunan di

daerahnya.

b. Masyarakat akan ditingkatkan pengetahuan mengenai masalah lingkungan,

pembangunan dan hubungannya.

c. Masyarakat dapat menyampaikan informasi dan pendapat atau persepsinya

terhadap pemerintahan terutama masyarakat di tempat pembangunan yang

terkena dampak langsung

d. Dapat menghindari konflik di antara pihak-pihak yang terkait.

e. Masyarakat akan dapat menyiapkan diri untuk menerima manfaat yang

akan dapat dinikmati dan menghindari dampak negatifnya.

f. Akan meningkatkan perhatian dari instansi pemerintah yang terkait pada

masyarakat setempat.

Page 26: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 8 April – 28 Mei 2008.

Kegiatannya terdiri dari tiga tahap yaitu :

1. Penelitian pendahuluan untuk menentukan metode pengumpulan data (8-

11 April 2008).

2. Pengumpulan data, baik itu data sekunder maupun data primer (14 April –

9 Mei 2008).

3. Pengolahan data dan penyusunan laporan sementara (12 – 28 Mei 2008).

Lokasi penelitian berada di Estuari Perancak, yang secara administratif

berada di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Batasan

wilayah penelitian berada pada dua desa, yaitu Desa Budeng dan Desa Perancak

(Gambar 2).

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, alat tulis, GPS

(Global Positioning System), meteran dan tali rapia. Bahan yang digunakan yaitu

peta kawasan Estuari Perancak serta formulir pertanyaan (kuisioner).

C. Jenis data dan informasi yang diperlukan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi empat

kelompok jenis data. Kelompok jenis data tersebut terdiri dari faktor fisik, faktor

sosial (masyarakat dan wisatawan), faktor biologi dan faktor-faktor lainnya (isu-

isu yang berkembang dan kebijakan pengelola di wilayah penelitian) (Tabel 1) .

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung

(observasi) di lapangan, dengan melakukan pengukuran potensi hutan mangrove

dan melakukan wawancara langsung dengan pengunjung, masyarakat lokal dan

pihak-pihak terkait.

Page 27: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Estuari Perancak

Page 28: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Tabel 1. Komposisi dan jenis data

Jenis Data No. Kelompok Jenis Data Aspek-aspek Primer Sekunder

Geografi √

Topografi √

Demografi √ √

Aksesbilitas √ √

Kondisi fisik √ √

1 Faktor Fisik

Pasang Surut √ √ Identitas (Umur, Jenis kelamin, Pendidikan

dan Pekerjaan )

Masyarakat

Persepsi, Pemahaman dan Harapan

Identitas (Umur, Pendidikan

Penghasilan dan Daerah asal) √

2 Faktor Sosial

Wisatawan

Persepsi, Pemahaman dan Keinginan

Vegetasi mangrove

(Ketebalan dan Kerapatan) √ √

3 Faktor Biologi

Obyek biota mangrove √ √

Isu-isu yang berkembang √ 4 Faktor Lainnya

Kebijakan Pengelolaan √

a. Metode Pengamatan Ekosistem mangrove

Lokasi yang ditentukan untuk pengamatan vegetasi mangrove harus dapat

mewakili setiap zona mangrove yang terdapat di wilayah kajian (Bengen, 2001).

Data vegetasi mangrove yang diambil berupa data primer dan data sekunder.

Penentuan lokasi stasiun pengamatan di Estuari Perancak dilakukan dengan

menentukan perwakilan dari setiap zonasi yang bisa dilihat dari peta hasil

interpretasi citra SPOT tahun 2006. Selain dengan sistem perwakilan, penentuan

lokasi stasiun pengamatan juga mempertimbangkan apakah suatu lokasi

memungkinkan dilakukannya sampling atau tidak. Dari kedua pertimbangan

tersebut, didapatkan 4 stasiun dan 13 plot (Lampiran 3).

Page 29: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Pada setiap lokasi pengamatan, letakan petak-petak contoh (plot)

berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 x 10 m untuk tingkat pohon (diameter

batang > 4 cm), 5 x 5 m untuk tingkat pancang (diameter batang < 4 cm dan tinggi

> 1 m), 1 x 1 m untuk semai dan tumbuhan bawah (tinggi < 1 m). Data yang

diambil pada pengamatan ekosistem mangrove adalah jenis mangrove yang

berada di dalam stasiun pengamatan serta jenis perakarannya, kemudian dilakukan

pengukuran diameter setiap pohon setinggi dada (1.3 meter) yang berada di dalam

stasiun serta pengamatan visual biota-biota yang berada di stasiun tersebut

(Bengen, 2001).

b. Metode Pengambilan Data Persepsi Masyarakat

Data dikumpulkan secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara

secara terstruktur dengan responden (pedoman dengan kuisioner) dengan jumlah

responden sebanyak 30 orang. Metode pengambilan sampel/responden yang

digunakan adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel tidak

secara acak melainkan berdasarkan pertimbangan tertentu atau sengaja.

Pertimbangannya adalah bahwa sampel/responden tersebut bersifat spesifik,

sehingga penentuannya harus dilakukan secara sengaja (purposive). Dalam hal ini

yang menjadi pertimbangan adalah responden (masyarakat) yang memanfaatkan

ekosistem mangrove dan bersedia untuk diwawancarai. Data yang dikumpulkan

meliputi:

1. Data karakteristik responden (umur, pendidikan formal, pekerjaan)

2. Kegiatan Pemanfaatan Kawasan Estuari Perancak oleh Masyarakat

3. Pemahaman atau persepsi masyarakat tentang ekowisata mangrove

4. Keterlibatan Masyarakat

c. Metode Pengambilan Data Persepsi Pengunjung

Data dikumpulkan secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara

secara terstruktur dengan responden (pedoman dengan kuisioner) dengan jumlah

responden sebanyak 30 orang. Metode yang digunakan untuk pengambilan

sampel/responden adalah metode purposive sampling. Pertimbangan yang

digunakan adalah responden (pengunjung) yang berada di sekitar lokasi penelitian

dan bersedia diwawancarai. Data yang dikumpulkan meliputi:

Page 30: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

1. Data karakter responden (umur, pendidikan, pendapatan, asal wisatawan)

2. Pemahaman atau persepsi wisatawan tentang ekowisata, mangrove,

kondisi mangrove serta sarana dan prasarana

3. Keinginan untuk berwisata mangrove

2. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen hasil studi/penelitian, peraturan perundang-undangan dan data

pendukung lainnya. Sumber data berasal dari Pemerintahan Pusat atau

Pemerintahan Daerah dari Dinas/Instansi terkait dengan penelitian, yaitu : Balai

Riset dan Observasi Kelautan (BROK), Kantor Wilayah/Dinas Perikanan

Kehutanan dan Kelautan, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, Kantor Kepala Desa,

Perguruan Tinggi.

D. Analisis Data

1. Analisis Potensi Ekosistem Mangrove

Data yang dikumpulkan meliputi: data mengenai jenis spesies, jumlah

individu, dan diameter pohon. Data-data tersebut kemudian diolah untuk

mengetahui kerapatan setiap spesies dan kerapatan total semua spesies.

a. Kerapatan Spesies

Kerapatan spesies adalah jumlah individu spesies i dalam suatu unit area

yang dinyatakan sebagai berikut:

Kerapatan Spesies = ni / A

b. Kerapatan Total

Kerapatan Total adalah jumlah semua individu mangrove dalam suatu

unit area yang dinyatakan sebagai berikut:

Kerapatan Total = ∑n / A

Keterangan: ni : Jumlah total individu dari spesies i ∑n : Jumlah total individu seluruh spesies A : Luas area pengambilan contoh

Page 31: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

2. Analisis Kesesuaian Ekologis

Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan

potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai

persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai objek wisata yang akan

dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata

bahari adalah (Yulianda, 2007):

%100max

N

NiIKW

Keterangan: IKW = Indeks kesesuaian ekosistem untuk wisata mangrove (Sesuai: 83% -

100%, Sesuai Bersyarat: 50% - <83%, Tidak Sesuai: <50) Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor). Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata mangrove (39).

Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh

dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase

kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter.

Kesesuaian wisata pantai kategori wisata mangrove mempertimbangkan 5

parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata pantai

kategori wisata mangrove antara lain: ketebalan mangrove, kerapatan mangrove,

jenis mangrove, pasang surut, dan obyek biota (Tabel 2).

Tabel 2. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori wisata mangrove

No. Parameter Bobot Kategori Baik Skor Kategori

Cukup Baik Skor Kategori Cukup Buruk Skor Kategori

Buruk Skor

1. Ketebalan mangrove

(m) 5 >500 3 >200-500 2 50-200 1 >50 0

2. Kerapatan mangrove (100 m2)

3 >15-25 3 >10-15 2 5-10 1 <5 0

3. Jenis mangrove

3 >5 3 3-5 2 1-2 1 0 0

4. Pasang surut

(m) 1 0-1 3 >1-2 2 >2-5 1 >5 0

5. Obyek biota 1

Ikan, udang,

kepiting, moluska,

reptil, burung

3 Ikan, udang,

kepiting, moluska

2 Ikan, moluska 1 Salah satu biota air 0

Sumber: Revisi Yulianda, 2007

Page 32: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

3. Analisis Daya Dukung

Analisa daya dukung ditujukan untuk pengembangan wisata bahari dengan

memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara

lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism,

mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan

daya dukung kawasan. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya

dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya

Dukung Kawasan (DDK).

DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat

ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan

gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah

sebagai berikut (Yulianda, 2007):

= xLp WtDDK k xLt Wp

Keterangan: DDK = Daya Dukung Kawasan (orang/hari). K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang). Lp = Panjang area yang dapat dimanfaatkan (m). Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m). Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam

satu hari (jam/hari). Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan

tertentu (jam/hari).

Tabel 3. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) Jenis

Kegiatan K (

Pengunjung)

Unit Area (Lt) Keterangan

Wisata Mangrove 1 50 m

Dihitung panjang track, setiap orang sepanjang 50 m

Sumber: Yulianda, 2007 Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu

yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu

pengunjung diperhitungkan dengan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt).

Page 33: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Waktu kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata-rata

waktu kerja sekitar 8 jam (Tabel 4).

Tabel 4.. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan wisata mangrove

No. Kegiatan Waktu yang

dibutuhkan (Wp) (jam/hari)

Total waktu 1 hari (Wt) (jam/hari)

1. Wisata mangrove 2 8 Sumber: Yulianda, 2007

4. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi pengelolaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta

lingkungan eksternal Opportunities dan Threats. Analisis SWOT membandingkan

antara faktor eksternal dan internal (Rangkuti, 2005).

Hal pertama yang dilakukan dalam menentukan matriks SWOT adalah

mengetahui faktor strategi internal (IFAS) dan faktor strategi eksternal (EFAS)

(Rangkuti, 2005). Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat

kepentingan setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orang-orang

yang berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang. Hal ini

dilakukan agar sifat obyektif dari analisis ini dapat diminimalkan.

a. Cara penentuan faktor strategi internal:

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan dari

kegiatan pengelolaan.

2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat

kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.

3. Menghitung rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor berdasarkan

pengaruh/respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem

Page 34: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

mangrove di Estuari Perancak (nilai : 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =

cukup penting, 1 = kurang penting).

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasil dari perkalian ini

akan berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

Tabel 5. Faktor strategi internal

No. Faktor-faktor strategi Bobot Rating Skor

1 Kekuatan

2 Kelemahan b. Cara penentuan faktor strategi eksternal:

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman dari

kegiatan pengelolaan.

2. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut sesuai dengan tingkat

kepentingannya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,00.

3. Menghitung rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor berdasarkan

pengaruh/respon faktor-faktor tersebut terhadap pengelolaan ekosistem

mangrove di Estuari Perancak (nilai : 4 = sangat penting, 3 = penting, 2 =

cukup penting, 1 = kurang penting).

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya akan berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor.

Tabel 6. Faktor strategi eksternal

No. Faktor-faktor strategi Bobot Rating Skor

1 Peluang

2 Ancaman

Page 35: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

c. Pembuatan Matriks SWOT

Setelah matriks IFAS dan EFAS selesai, selanjutnya unsur-unsur tersebut

dihubungkan dalam matrik untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Matriks

ini memungkinkan empat kemungkinan stategi.

Tabel 7. Diagram Matriks SWOT IFAS EFAS

STRENGTHS (S) Tentukan Faktor

kekuatan internal

WEAKNESSES (W) Tentukan Faktor

kelemahan internal

OPPORTUNIES (O) Tentukan Faktor

peluang eksternal

Strategi S –O (Strategi menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

Strategi W – O (Strategi meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang)

TREATHS (T) Tentukan Faktor

ancaman eksternal

Strategi S – T (Strategi menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman)

Strategi W – T (Strategi meminimalkan

kelemahan untuk menghindari ancaman)

d. Pembuatan Tabel Ranking Alternatif Strategi

Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan

memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan

menentukan ranking prioritas strategi dalam pengelolaan ekosistem pesisir untuk

pengembangan kawasan ekowisata. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan

semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Ranking akan ditentukan

berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang terkecil dari semua strategi

yang ada.

Page 36: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

1. Letak dan Luas

Berdasarkan pembagian administratif pemerintahan, kawasan Estuari

Perancak berada di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Negara dan Kecamatan

Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Kecamatan Negara terdiri dari 4

Kelurahan dan 8 Desa sedangkan Kecamatan Jembrana terdiri dari 4 Kelurahan

dan 6 Desa. Batasan wilayah penelitian ini hanya terbatas pada dua desa, yaitu

Desa Budeng dan Desa Perancak. Luas total Kecamatan Jembrana adalah 9.397 ha

(BPS Jembrana, 2007).

Estuari Perancak secara geografis terletak antara 8o 22’ 30” LS sampai 8o

24’ 18” LS dan 114o 36’ 18” BT sampai 114o 38’ 31,2” BT, dengan batas wilayah

sebagai berikut:

- Bagian Utara berbatasan dengan Desa Budeng, Loloan Timur dan

Lelateng

- Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Perancak dan Selat Bali

- Bagian Barat berbatasan dengan Desa Pangambengan dan Lelateng

- Bagian Timur berbatasan dengan Desa Air Kuning dan Sangkar Agung

Kawasan Estuari Perancak memiliki luasan cukup besar yaitu 2.512,69 ha,

dengan penggunaan lahan berupa tambak dan hutan mangrove. Hutan mangrove

di estuari ini merupakan hutan alam yang ditumbuhi berbagai jenis mangrove

tersebar secara acak pada luasan 177,09 ha (Balai Riset dan Observasi Kelautan,

2004).

Secara umum keadaan topografi wilayah Kabupaten Jembrana bervariasi

dengan bentuk permukaan wilayah sebagai berikut :

Datar = 25,00 %

wilayah landai = 10,16 %

wilayah berbukit = 25,24 %

wilayah curam = 39,60 %

Estuari Perancak berada di wilayah selatan Kabupaten Jembrana yang memiliki

tofografi relatif datar hingga bergelombang.

Page 37: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

2. Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Jembrana pada tahun 2006 mencapai sekitar

50.711 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 7.204 jiwa per km2. kepadatan

penduduk yang paling besar berada di Kelurahan Loloan Timur (1.532 jiwa/km2)

dan Desa Air Kuning (1.371 jiwa/km2). Desa Budeng memiliki jumlah penduduk

1.552 dan luas wilayah 5,96 km2 sedangkan Desa Perancak memiliki jumlah

penduduk 3.577 dan luas wilayah 3,74 km2.

Tabel 8.Luas, jumlah penduduk dan kepadatan/luas pada setiap desa di Kecamatan Jembrana Tahun 2006

Kelurahan/Desa Luas (km2) ∑ penduduk Kepadatan/km2 Dauhwaru 10,76 7.203 669 Sangkar agung 5,27 3.176 603 Loloan Timur 4,34 6.647 1.532 Pendem 19,72 9.455 479 Budeng 5,96 1.552 260 Dangintukadaya 18,48 4.491 243 Perancak 3,74 3.577 956 Air Kuning 2,71 3.715 1.371 Yeh Kuning 4,21 2.770 658 Batuagung 18,78 8.125 433 Jumlah Total 93,97 50.711 7.204

Sumber: BPS Jembrana, 2007

Tabel 9. Kelompok umur dan jenis kelamin Desa Perancak dan Desa Budeng Tahun 2006

Kisaran Usia Desa JK 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >70

L 300 323 261 319 239 123 101 55 Perancak P 293 282 267 343 293 144 117 63 L 102 15 116 138 108 76 38 35 Budeng P 131 123 102 144 138 59 63 23

Sumber: BPS Jembrana, 2007

Page 38: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Penduduk Kecamatan Jembrana terdiri dari agama Islam, Hindu, Budha,

Protestan dan Katolik. Agama mayoritas di Kecamatan ini adalah Hindu (83,24%)

dan berikutnya adalah Islam (15,58%).

Mata pencaharian penduduk Desa Perancak, sekitar 55% (dari total jumlah

penduduk) adalah nelayan dan sekitar 24% adalah petani. Sebagian besar

penduduk Desa Budeng (35%) menggantungkan hidupnya sebagai petani (BROK,

2007).

3. Aksesbilitas

Aksesibilitas merupakan salah satu kunci utama yang akan mendukung

keberhasilan pengembangan pada suatu kawasan, karena akan menghubungkan

wilayah pengembangan dengan daerah luar. Sampai tahun 2005, jumlah terminal

penumpang yang ada di Kabupaten Jembrana sebanyak 2 buah, yaitu Terminal

Negara dan Terminal Gilimanuk, Pangkalan angkutan umum sebanya 13 buah dan

halte sebanyak 21 buah, terminal barang 1 buah dan sarana angkutan

penyebrangan di Gilimanuk. Sarana transportasi angkutan umum di Kabupaten

Jembrana terdiri dari Truk, Bus, Mini Bus serta Angkutan Desa/Kota

(http://www.jembranakab.go.id).

Sudah ada sarana jalan umum menuju kawasan Estuari Perancak, sehingga

akses menuju kawasan ini sudah mudah. Untuk mencapai ibu kota Kabupaten

Jembrana (Negara) dari Denpasar dapat ditempuh dengan menggunakan sarana

transportasi darat umum ataupun pribadi selama 2-3 jam (± 85 km) ke arah Barat

Bali. Dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Negara (± 35 km) dapat ditempuh selama

30-40 menit ke arah timur. Dari kota Negara menuju kawasan Estuari Perancak

dapat di tempuh dengan waktu kurang lebih 5-10 menit (± 4 km) ke arah selatan.

4. Kondisi Fisik

Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Jembrana sampai tahun 2006

adalah sebanyak 63 unit, dengan rincian: 13 Taman Kanak-kanak (TK), 34

Sekolah Dasar (SD), 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 8 Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan 1 akademik/universitas. Sarana pendidikan di Desa Budeng

Page 39: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

hanya terdapat 1 unit SD, sedangkan di Desa Perancak terdapat 1 unit TK dan 2

unit SD (BPS Jembrana, 2007).

Jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Jembrana adalah sebanyak 72 unit,

dengan rincian: 10 Puskesmas, 3 Rumah Sakit Bersalin dan 54 Posyandu. Tidak di

temukan Poliklinik atau Polides di Kecamatan Jembrana. Sarana kesehatan di

Desa Budeng yaitu 2 unit Posyandu, sedangkan di Desa Perancak terdapat 1 unit

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan 5 Unit Posyandu (BPS Jembrana, 2007).

Sarana ibadah di Kecamatan Jembrana terdiri dari 52 unit, dengan rincian:

23 unit Masjid/Longgar/Musola, 1 unit Gereja, 27 unit Pura dan 1 unit

Klenteng/Wihara. Di Desa Budeng terdapat 2 Pura dan Desa Perancak terdapat 2

Masjid/Longgar/Musola dan 4 Pura (BPS Jembrana, 2007).

Sumber air bersih di Kecamatan Jembrana berasal dari PAM, sumur prigi,

dan mata air. Sumber yang paling banyak digunakan adalah dari PAM, sekitar

7.251 Rumah Tangga. Sedangkan untuk pengguna sumur prigi sebanyak 6.902

Rumah Tangga dan pengguna sumber mata air adalah 226 Rumah tangga. Khusus

Desa Budeng dan Desa Perancak sebagian besar penduduknya (65%)

menggunakan sumur prigi untuk sumber air bersihnya (BPS Jembrana, 2007).

Jaringan telepon kabel di Kabupaten Jembrana menggunakan 2 buah

Sentral Telepon Otomatis (STO) induk yaitu STO Negara dan STO Gilimanuk.

Selain STO juga terdapat terminal stasiun pedesaan (Rural Area) transmisi bukit

Rangda dan Klatakan yang salah satunya terletak di area Perancak. Selain

menggunakan jaringan telepon kabel, masyarakat Jembrana juga sudah banyak

menggunakan telepon seluler hal ini didukung oleh adanya beberapa buah stasiun

transmisi yang dibangun di Kabupaten Jembrana (www.jembranakab.go.id) .

Jaringan Listrik di Kabupaten Jembrana berasal dari: PLTG Pesanggaran =

191.112 MW, PLTG Gilimanuk = 145 MW dan Interkoneksi Jawa Bali = 200

MW. Selain itu, jaringan listrik di daerah ini juga berasal dari Gardu Induk = 25

Buah dan Gardu Distribusi = 248 Buah (www.Jembranakab.go.id).

Secara umum fasilitas MCK di Kecamatan Jembrana telah memadai.

Fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) yang digunakan masyarakat di Kecamatan

Jembrana adalah berupa jamban atau tangki yang dapat dipakai sendiri atau

bersama.

Page 40: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

5. Pasang Surut

Pasang surut merupakan salah satu gejala alam yang tampak nyata di laut.

Menurut Wibisono (2005) pasang surut adalah suatu gerakan vertikal dari seluruh

partikel massa air laut dari permukaan sampai bagian terdalam dari dasar laut

yang disebabkan oleh pengaruh dari gaya tarik menarik antara bumi dan benda-

benda angkasa terutama matahari dan bulan.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa kisaran pasang surut di sekitar

Estuari Perancak berkisar antara -72,9 cm sampai 117,2 cm dari batas normal air

(Gambar 3). Tipe pasang surut di daerah ini adalah tipe Semi diurnal, artinya

dalam sehari terjadi dua kali pasang surut (BROK, 2008).

Prediksi Pasang Surut

-80.0-60.0-40.0-20.0

0.020.040.060.080.0

100.0120.0

3/31/2008 0:00:00

4/1/2008 0:00:00

4/2/2008 0:00:00

4/3/2008 0:00:00

4/4/2008 0:00:00

4/5/2008 0:00:00

4/6/2008 0:00:00

4/7/2008 0:00:00

4/8/2008 0:00:00

4/9/2008 0:00:00

Waktu

Ket

ingg

ian

(cm

)

Gambar 3: Prediksi pasang surut di Estuari Perancak 1-7 April 2008

(BROK,2008)

B. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya

1. Karakteristik Masyarakat Pemanfaat Ekosistem Mangrove

Masyarakat yang diwawancarai adalah masyarakat yang bermukim di

sekitar Estuari Perancak dan memanfaatkan daerah estuari tersebut. Jumlah

respoden adalah 30 orang, terdiri dari 29 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Sebagian besar usia masyarakat berkisar antara 20-29 tahun dengan

persentase 46%. Kisaran usia 30-39 adalah 37%, usia < 20 tahun dan 40-49 tahun

Page 41: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

masing-masing adalah 7%, usia 50-59 tahun adalah 3% dan tidak ditemukan

masyarakat yang usianya > 59 tahun (Gambar 4).

37%

7%7% 3%

46%<2020-2930-3940-4950-59>59

Gambar 4 . Karakteristik usia masyarakat

Secara umum pendidikan masyarakat sudah cukup baik. Pendidikan SLTA

dan sederajat sebanyak 56%, SLTP sebanyak 20%, SD sebanyak 7%, S1 sebanyak

10% dan yang tidak pernah bersekolah sebanyak 3% (Gambar 5).

7%

56%

20%

7%10%

Tidak sekolah

SDSLTPSLTA

D1S1

Gambar 5. Karakteristik pendidikan masyarakat

Wajib Pendidikan di Jembrana yaitu wajib pendidikan 12 Tahun mulai

dari pendidikan Pra Sekolah yaitu Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar

(SD/Mi), Sekolah menengah pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA).

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya, Pemerintah Kabupaten

Jembrana melakukan berbagai inovasi di bidang pendidikan. Inovasi-inovasi

Page 42: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

tersebut yaitu pembebasan biaya sekolah untuk semua siswa sekolah negeri,

memberikan beasiswa bagi siswa swasta, meningkatkan sarana dan prasarana

pendidikan, meningkatan sumber daya pendidik dan meningkatkan kualitas proses

belajar dan mengajar di sekolah.

Berdasarkan karakteristik pekerjaan, terdapat masyarakat wiraswasta

sebanyak 23%, swasta sebanyak 23%, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 7%, lain-

lain (tenaga kontrak, mahasiswa, buruh dan nelayan) sebanyak 23% dan

masyarakat yang tidak bekerja sebanyak 24 % (Gambar 6). Masyarakat di

Kabupaten Jembrana sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani

dan nelayan. Sebagian besar masyarakat pemanfaat ekosistem mangrove di

Estuari Perancak tidak menjadikan pemanfaatannya sebagai pekerjaan utama,

tetapi sebagai pekerjaan tambahan.

24%23%

23%7%23%

Tidak bekerja

Wirasw asta

Buruh

PNS

Lain-lain

Gambar 6. Karakteristik pekerjaan masyarakat

2. Kegiatan Pemanfaatan Kawasan Estuari Perancak oleh Masyarakat

Masyarakat sebagian besar melakukan kegiatan pemanfaatan kawasan

Estuari Perancak berupa penangkapan ikan (91%), sisanya ada yang melakukan

penangkapan udang, kerang dan kepiting. Selain itu terdapat juga masyarakat

yang melakukan pemafaatan kayu mangrove (Gambar 7). Masyarakat pemanfaat

kayu yang terdata relatif sedikit, namun pada kenyataannya masih banyak

masyarakat yang melakukan kegiatan tersebut. Masyarakat pemanfaat kayu

Page 43: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

cenderung takut untuk diwawancarai karena mereka mengetahui bahwa kegiatan

yang mereka lakukan itu sudah dilarang.

Alasan masyarakat melakukan kegiatan pemanfaatan kawasan ini sangat

beragam, baik itu untuk kepentingan komersial, untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dan juga untuk kegiatan wisata. Alasan masyarakat yang paling banyak

adalah untuk kegiatan wisata (44%) (Gambar 7).

Gambar 7. Jenis kegiatan dan alasan pemanfaatan Estuari Perancak oleh

masyarakat 3. Pemahaman dan Persepsi Masyarakat

Pemahaman masyarakat terhadap ekosistem mangrove cukup baik.

Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui pengertian ekosistem mangrove

secara umum dan fungsinya, namun ada beberapa masyarakat yang sama sekali

belum mengetahui tentang ekosistem ini (Gambar 8). Lebih dari 50% masyarakat

sekitar Estuari Perancak belum mengenal istilah ekowisata (Gambar 8).

0

20

40

60

80

100

Mangrove Ekowisata

pers

enta

se ju

mla

h or

ang

(%)

RendahSedangtinggi

Gambar 8. Pemahaman masyarakat terhadap mangrove dan ekowisata

91%

3% 3% 3%

Menangkap ikanMenangkap ikan dan udangMencari kayuMencari kerang dan kepiting

3%

44%

10%

43%

0%

Komersial KebutuhanWisata Komersial dan WisataKebutuhan dan wisata

Page 44: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Apabila di sekitar Estuari Perancak akan dikembangkan menjadi kawasan

ekowisata, maka perlu adanya sosialisasi program atau penyuluh konservasi

secara kontinyu kepada masyarakat. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat

mengetahui dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan yang

dilakukan. Selain itu, dengan adanya kegiatan sosialisasi ini dapat meningkatkan

pemahaman masyarakat mengenai konservasi.

Masyarakat sebagian besar mengatakan bahwa kondisi mangrove di

Estuari Perancak berada dalam keadaan baik. Adapun beberapa yang mengatakan

kondisi mangrove berada dalam keadaan buruk (Gambar 9). Persepsi masyarakat

terhadap kondisi mangrove yang berada dalam keadaan buruk ini disebabkan

karena masyarakat cenderung membandingkan keadaan mangrove pada saat ini

dengan keadaan mangrove sebelum tahun 1980 (sebelum adanya alih fungsi lahan

ekosistem mangrove menjadi pertambakan).

0

20

40

60

80

100

Mangrove

Pese

ntas

i jum

lah

oran

g (%

)

BaikSedangBuruk

Gambar 9. Persepsi masyarakat terhadap kondisi mangrove

Sarana dan prasarana adalah salah satu kunci utama yang akan mendukung

keberhasilan pengembangan di suatu kawasan. Lebih dari 50% masyarakat

mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana yang mencakup listrik, air bersih,

kesehatan dan transportasi di sekitar kawasan Estuari Perancak sudah memadai

dengan kualitas sedang (Gambar 10).

Page 45: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

0

20

40

60

80

100

Listrik Air Bersih Kesehatan Transportasi

pers

enta

si ju

mla

h or

ang

(%)

Baik Sedang Buruk

Gambar 10. Persepsi masyarakat terhadap sarana dan prasarana

Sumber listrik daerah Estuari Perancak berasal dari PLTG dan

interkoneksi Jawa dan Bali, yang beroperasi selama 24 jam dalam satu hari.

Masyarakat lokal sebagian besar menggunakan sumur prigi untuk sumber air

bersihnya. Lokasi yang sangat dekat dengan laut menyebabkan kualitas air tanah

yang dihasilkan di daerah ini masih kurang baik (payau). Selain dari sumur prigi,

ada juga beberapa masyarakat yang menggunakan sumber air bersihnya dari

PAM. Sarana kesehatan yang ada di kawasan ini adalah Pusat Kesehatan

Masyarakat (puskesmas). Tidak ada kendaraan umum yang beroperasi di daerah

ini, namun sudah ada fasilitas jalan umum yang bisa menghubungkan daerah ini

dengan daerah lainnya.

4. Keterlibatan Masyarakat

Salah satu tujuan dari kegiatan ekowisata adalah untuk mensejahterakan

masyarakat lokal. Keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata sangat

penting, karena merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi

sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Dari hasil wawancara, sebagian

besar dari masyarakat (53%) berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan

ekowisata, 17 % tidak ingin terlibat, dan sekitar 30% mengatakan tidak tahu.

Masyarakat yang ingin terlibat dalam kegiatan ekowisata ini ada yang bersedia

menjadi pemandu, menyewakan rumahnya untuk penginapan ekowisatawan dan

ada juga yang berkeinginan untuk menjadi relawan (Gambar 11).

Page 46: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Gambar 11. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata

5. Karakteristik Pengunjung

Sama halnya dengan masyarakat, responden untuk pengunjung yang

diwawancarai adalah sebanyak 30 orang. Pengunjung yang diwancarai adalah

pengunjung yang datang ke sekitar Estuari Perancak dan melakukan kegiatan

pemanfaatan seperti kegiatan wisata.

Usia pengunjung didominasi oleh kisaran usia 20-29 tahun sebanyak 33%,

kisaran usia 30-39 dan 40-49 sebanyak 27%, di bawah 20 tahun sebanyak 10%

dan usia yang di atas 59 tahun sebanyak 3%. Tidak ditemukan pengunjung yang

usianya 50-59 tahun (Gambar 12).

10%

33%

3%

27%

27%

<20

20-29

30-39

40-49

50-59

>59

Gambar 12 . Karakteristik usia pengunjung

Tingkat pendidikan pengunjung sangat bervariasi, mulai dari yang tidak

pernah sekolah (3%) sampai dengan tingkat S1 (7%). Tingkat pendidikan

pengunjung yang paling banyak adalah tingkat SMA sebanyak 64 % (Gambar 13).

53%

17%

30%

Terlibat Tidak Terlibat Tidak Tahu

14%

79%

7%

Pemandu Pemandu dan Rumah peninapan Relawan

Page 47: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

3%10%

64%

3%7%

13%

Tidak sekolah

SD

SLTP

SLTA

D1

S1

Gambar 13 . Karakteristik pendidikan pengunjung

Rata-rata pendapatan pengunjung yang paling banyak didapatkan adalah

Rp. 500.000 – 1.000.000 per bulannya (40%). Yang mempunyai penghasilan

kurang dari Rp. 500.000 sebanyak 37 %, Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebanyak

18 % dan Rp. 3.000.000 – 4.000.000 sebanyak 10%. Tidak ada pengunjung

dengan tingkat penghasilan diatas Rp. 4.000.000 (Gambar 14).

37%

40%

13%10%

<500

500-1jt

1-2jt

3-4jt

4-5jt

>5jt

Gambar 14. Karakteristik pendapatan pengunjung

Pengunjung sebagian besar berasal dari dalam Kabupaten Jembrana (76

%). Pengunjung yang datang dari luar Kabupaten Jembrana tetapi masih berada di

dalam Provinsi Bali sebanyak 17% dan yang datang dari luar Provinsi Bali adalah

sebanyak 7% (Gambar 15).

Page 48: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

76%

7%

17%

JembranaBaliLuar Bali

Gambar 15 . Karakteristik daerah asal pengunjung

Hasil wawancara mengenai karakteristik pengunjung ini dapat dijadikan

sebagai sumber informasi untuk pengelola dalam pembuatan paket-paket wisata.

Paket wisata yang bisa diterapkan di Estuari Perancak ini adalah paket wisata

yang digemari oleh kalangan dewasa yang memiliki penghasilan yang tidak begitu

tinggi.

6. Pemahaman dan Persepsi Pengunjung

Secara umum pemahaman pengunjung tentang ekosistem mangrove dan

ekowisata masih sangat rendah (Gambar 16). Kegiatan ekowisata dalam

pelaksanaannya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengunjung tentang

ekosistem mangrove.

0

20

40

60

80

100

Mangrove Ekowisata

Pese

ntas

e ju

mla

h or

ang(

%)

RendahSedangtinggi

Gambar 16. Pemahaman pengunjung terhadap ekowisata dan mangrove

Page 49: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Pengunjung Estuari Perancak sebagian besar mengatakan kondisi

mangrove di Estuari ini masih dalam keadaan baik, beberapa mengatakan sedang

dan sama sekali tidak ada pengunjung yang mengatakan kondisi mangrove di

wilayah ini dalam keadaan buruk (Gambar 17).

0

20

40

60

80

100

Mangrove

Pers

enta

se ju

mla

h or

ang

(%)

BaiksedangBuruk

Gambar 17. Persepsi pengunjung terhadap kondisi sumberdaya

Pengunjung kawasan Estuari Perancak mengungkapkan bahwa sarana dan

prasarana seperti listrik, air bersih, kesehatan dan transportasi cukup memadai

(Gambar 18). Kegiatan wisata yang akan dikembangkan di suatu wilayah harus

didukung dengan adanya fasilitas umum penunjang kegiatan, seperti kamar mandi

umum, tempat sampah dan fasilitas lainnya. Pembangunan sarana dan prasarana

dapat meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan

secara optimal.

0

20

40

60

80

100

Listrik Air Bersih Kesehatan Transportasi

pers

enta

se ju

mla

h or

ang

(%)

Baik Sedang Buruk

Gambar 18. Persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana

Page 50: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

7. Keinginan Pengunjung Berwisata Mangrove

Sekitar 77 % pengunjung mengatakan bersedia datang untuk berwisata

mangrove dan sisanya sekitar 23 % mengatakan tidak tahu (Gambar 19). Selain

keadaan sumberdaya alam, jenis kegiatan wisata yang ditawarkan juga dapat

mempengaruhi tingkat keinginan pengunjung untuk datang ke suatu kawasan

wisata.

77%

23%

Mau

Tidak tahu

Gambar 19. Keinginan pengunjung untuk berwisata mangrove

C. Ekosistem Mangrove

1. Potensi Sumberdaya Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang

didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan

berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat

aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.

Ekosistem mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal,

estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung (Bengen, 2001).

Dari hasil pengamatan mangrove di 4 stasiun diperoleh 6 jenis mangrove

dominan yang terdiri dari bakau (Rhizophora spp.), lindur (Bruguiera

gymnorrhiza), api-api (Avicennia spp.), pedada (Sonneratia spp.), tingi (ceriops

tagal), dan nipah (Nypa fruticants) (Tabel 10).

Page 51: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Tabel 10. Komposisi jenis mangrove yang didapatkan

No. Stasiun No. Nama Spesies 1 2 3 4

1 Rhizophora spp √ √ √ - 2 Bruguiera gymnorrhiza √ - √ - 3 Avicennia spp √ √ √ - 4 Sonneratia spp √ √ √ - 5 Ceriops tagal √ - √ - 6 Nypa Fruticants - - - √

Keterangan: √ = Ditemukan , = Tidak ditemukan (Data Primer diolah tahun 2008) Zonasi mangrove di Estuari Perancak dari perairan menuju ke arah daratan

adalah zona depan (dekat perairan) didominasi oleh Avicnenia spp. dan

Sonneratia spp.. Di zona tengah didapatkan campuran jenis Rhizophora spp,

ceriops tagal dan Bruguiera gymnorrhiza serta beberapa mangrove ikutan. Pada

zona akhir (dekat daratan) didominasi oleh jenis Nypa fruticants. Komposisi jenis

ini masih tetap sama dengan penelitian greenbelt yang dilakukan oleh Balai Riset

dan Observasi Kelautan pada tahun 2004.

Dari hasil pengamatan di lapang, diperoleh kisaran kerapatan jenis setiap

stasiunnya baik itu untuk tingkat pohon, anakan ataupun semai. Selain itu, kisaran

kerapatan total mangrove juga dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan semua

jenis yang terdapat pada setiap plotnya (Tabel 11 dan Lampiran 3) .

Stasiun 1 terdiri dari 5 jenis mangrove, yaitu Rhizophora spp., Bruguiera

gymnorrhiza, Avicennia spp., Sonneratia spp. dan Ceriops tagal. Kerapatan jenis

yang paling besar pada stasiun ini adalah pada jenis Rhizophora spp.. Pada stasiun

ini, kisaran kerapatan total semua jenis mangrovenya adalah 13 - 46 ind/ 100 m2

untuk tingkat pohon, 2 – 18 ind/ 25 m2 untuk tingkat anakan dan 9 – 45 ind/ 1 m2

untuk tingkat semai.

Stasiun 2 terdiri dari 3 jenis mangrove, yaitu Rhizophora spp., Avicennia

spp. dan Sonneratia spp.. Pada stasiun ini, sonneratia spp. memiliki kisaran

kerapatan yang paling besar. Kisaran kerapatan total semua jenis mangrove pada

stasiun ini adalah 16 - 21 ind/ 100 m2 untuk tingkat pohon, ± 20 ind/ 25 m2 untuk

tingkat anakan dan 4 - 9 ind/ 1 m2 untuk tingkat semai.

Page 52: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Tabel 11. Kisaran kerapatan jenis mangrove Kisaran Kerapatan Jenis

Lokasi Jenis Mangrove Pohon (Ind/100 m2)

Anakan (Ind/25 m2)

Semai (Ind/1 m2)

Rhizophora spp 4 - 46 1 - 10 8 – 45 Bruguiera gymnorhizza 1 - 9 1 - 8 0 – 4 Avicennia spp 3 - 10 0 - 3 0 – 25 Sonneratia spp 0 - 5 - - Ceriops tagal - - 1 – 5

Stasiun 1

Total Jumlah Mangrove 13 - 46 2 - 18 9 – 45 Rhizophora spp 3 – 14 - 0 – 9 Sonneratia spp 7 - 9 5 - 20 0 – 4 Avicennia spp 0 – 4 0 - 15 -

Stasiun 2

Total Jumlah Mangrove 16 - 21 ± 20 4 – 9 Rhizophora spp 7 – 13 - 10 – 38 Bruguiera gymnorhizza 10 – 14 2 – 4 2 – 40 Avicennia spp 1 – 2 0 – 2 - Sonneratia spp 1 – 4 0 – 1 - Ceriops tagal 0 - 4 0 – 1 0 – 56

Stasiun 3

Total Jumlah Mangrove 8 - 32 2 - 7 16 – 77 Nypa Fruticants - ± 118 -

Stasiun 4 Total Jumlah Mangrove - ± 118 -

Sumber: Data Primer dan Sekunder diolah tahun 2008

Sama halnya dengan stasiun 1, pada stasiun 3 terdapat 5 jenis mangrove,

yaitu Rhizophora spp., Bruguiera gymnorrhiza, Avicennia spp., Sonneratia spp.

dan Ceriops tagal. Kerapatan jenis yang paling besar pada stasiun ini adalah pada

jenis Rhizophora spp.. Pada stasiun ini, kisaran kerapatan total semua jenis

mangrovenya adalah 8 - 32 ind/ 100 m2 untuk tingkat pohon, 2 - 7 ind/ 25 m2

untuk tingkat anakan dan 16 - 77 ind/ 1 m2 untuk tingkat semai.

Pada stasiun 4 hanya terdapat jenis Nypa Fruticants tingkat anakan dengan

kisaran kerapatannya adalah ± 118 ind/ 25 m2. Keberadaan jenis Nypa fruticants

pada stasiun 4 ini dikarenakan lokasi stasiun 4 ini terletak pada zona akhir (dekat

daratan).

Page 53: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

2. Keberadaan Fauna Ekosistem Mangrove di Estuari Perancak

Mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai habitat berbagai jenis satwa.

Komunitas fauna ekosistem mangrove di Estuari Perancak membentuk

percampuran antara dua kelompok, yaitu kelompok fauna daratan (terestrial) dan

kelompok fauna perairan (akuatik).

Kelompok fauna daratan (terestrial) di Estuari Perancak adalah jenis

burung seperti kuntul besar (Egretta alba), kuntul kecil (Egretta garzetta),

belekok/ kuntul sawah (Ardeola speciosa) dan jenis reptil seperti biawak (Varanus

salvator), ular air (Natrix sp.) dan kadal (Mabouia multifasciata). Sedangkan

kelompok fauna perairan (akuatik) di daerah adalah jenis ikan seperti ikan buntal

(Diodon sp), ikan putihan/bawal putih (Pampus argeteun), ikan sadar/ baronang

(Siganus sp.), ikan kerapu lumpur (Epinephelus coroides), ikan kerong

(Plectorhinchus lessoni), ikan blanak (Mugil sp.) dan ikan mujaer (Oreochromis

mossambicus); jenis moluska seperti teritip (Belanus spp.) dan kerang bakau

(Polymesoda bengalensis L.); jenis krustasea seperti udang dan kepiting (kepiting

bakau (Scylla serrata), Uca (Uca sp.)).

Keberadaan fauna-fauna ini dapat menjadi potensi pengembangan

alternatif wisata mangrove lainnya. Contoh alternatif–alternatif ini seperti

pengamatan jenis burung, memancing dan fotografi.

D. Kesesuaian Ekologis untuk Kegiatan Ekowisata

Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan

potensi sumberdaya dan peruntukannya. Indeks kesesuaian ekologis dapat

mengidentifikasikan apakah suatu ekosistem sesuai (S), sesuai bersyarat (SB),

atau tidak sesuai (N) untuk suatu kegiatan wisata. Kesesuaian wisata mangrove

mempertimbangkan 5 parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter-

parameter tersebut adalah ketebalan mangrove, kerapatan mangrove, jenis

mangrove, pasang surut dan obyek biota.

Parameter ketebalan mangrove diperoleh dari hasil interpretasi citra.

Kerapatan mangrove diperoleh dari hasil interpretasi citra dengan koreksi lapang

pada beberapa titik pada saat pengamatan mangrove. Parameter jenis mangrove

diperoleh dari hasil pengamatan mangrove dan pengamatan di lapangan.

Page 54: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Parameter Pasang surut diperoleh dari prediksi pasang surut yang telah dikoreksi

dan Parameter Obyek biota diperoleh dari pengamatan di lapangan.

Analisis kesesuaian ekologis dilakukan di semua stasiun pengamatan dan

setiap stasiun tersebut dibagi menjadi beberapa plot. Penentuan plot lebih

didasarkan pada perbedaan ketebalan mangrove, karena parameter lainnya

mempunyai hasil yang hampir sama pada setiap stasiunnya. Untuk kerapatan

mangrove, walaupun terlihat dari citra ada lokasi yang memiliki kerapatan tinggi

atau kerapatan kurang tinggi, namun secara keseluruhan kerapatannya ≥15 ind/

100 m2 atau termasuk kategori baik untuk wisata mangrove (Yulianda, 2007).

Berdasarkan analisis kesesuaian ekologis di 10 lokasi, didapatkan 3 lokasi

yang termasuk kedalam kategori sesuai (S) yaitu stasiun 1 plot 3, stasiun 2 plot 2

dan stasiun 3 plot 3 dan 7 lokasi yang masuk ke dalam kategori sesuai bersyarat

(SB), yaitu stasiun 1 plot 2 dan 3, stasiun 2 plot 2, stasiun 3 plot 1 dan 2 dan

stasiun 4 plot 1 dan 2 (Tabel 12). Kategori sesuai menunjukan bahwa kondisi

ekosistem mangrove di Estuari Perancak ini sesuai untuk dijadikan atau

dikembangkan sebagai obyek wisata. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan

yang lebih lanjut agar potensi yang ada pada ekosistem mangrove di kawasan ini

dapat terus dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata. Kategori sesuai

bersyarat menunjukan bahwa untuk menjadikan lokasi ini sebagai lokasi wisata,

maka lokasi ini perlu dikelola terlebih dahulu sebelum dijadikan sebagai tempat

wisata.

Tabel 12. Indeks Kesesuaian Ekosistem untuk wisata mangrove

Lokasi Indeks Kesesuaian Pengamatan Plot Total

Skor Ekosistem(%) Tingkat

Kesesuaian 1 23 58,97 SB 2 28 71,79 SB Stasiun 1 3 33 84,61 S 1 28 71,79 SB

Stasiun 2 2 33 84,61 S 1 23 58,97 SB 2 28 71,79 SB Stasiun 3 3 33 84,61 S 1 21 75 SB

Stasiun 4 2 26 75 SB

Keterangan: SB = Sesuai Bersyarat, S = Sesuai (Data Primer diolah tahun 2008)

Page 55: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Gambar 20. Peta kesesuaian ekosistem mangrove untuk ekowisata

Page 56: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Hasil analisis kesesuaian ekologis yang diperoleh kemudian ditampilkan

dalam bentuk peta kesesuaian ekosistem untuk kegiatan wisata. Dari peta tersebut

dapat diketahui lokasi yang sesuai maupun yang tidak sesuai untuk kegiatan

wisata (Gambar 20).

E. Daya Dukung Kawasan Untuk Kegiatan Ekowisata

Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara

fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa

menimbulkan gangguan pada alam dan manusia (Yulianda, 2007). Meskipun

mungkin permintaan sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang membatasi

kegiatan yang dilakukan di lingkungan alam.

Ekosistem mangrove di sekitar kawasan Estuari Perancak memiliki

keunikan yang khas, selain jenis mangrove yang cukup banyak, kondisi

ekosistemnya pun sangat menarik dengan adanya sungai besar di antara hamparan

hutan mangrove. Keunikan ini dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik

ekowisatawan untuk melakukan kegiatan ekowisata melalui perairan ataupun

daratan (Tabel 13).

Tabel 13. Nilai Daya Dukung Kawasan

No. Lokasi Usulan Track DDK (orang/hari)

Total (orang/hari)

1 Perairan 1 165 165 2 70 3 27 4 29 2 Daratan

5 46

172

Sumber: Data Primer diolah tahun 2008 1. Perairan

Kegiatan ekowisata mangrove di Estuari perancak dapat dilakukan dengan

menyusuri sungai di ekositem mangrove ini. Kegiatan yang dilakukan pada

kawasan ini dalam pelaksanaannya harus memperhatikan daya dukung kawasan.

Terdapat satu usulan track pada lokasi ini, dengan nilai daya dukung kawasan

sebanyak 165 (Tabel 13 dan Gambar 21). Nilai ini menunjukan bahwa, dalam satu

Page 57: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

harinya maksimal ekowisatawan yang dapat melalui lokasi ini adalah 165 orang.

Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan ekowisata mangrove ini

adalah 4 jam dalam satu harinya, waktu ini disesuaikan dengan rata-rata lama

pasang air laut. Hal ini dikarenakan ada beberapa lokasi pada sungai yang tidak

bisa dilalui oleh alat transportasi pada saat air surut.

Track ini dapat dilalui dengan menggunakan alat transportasi seperti

perahu dayung, canno atau kapal kecil. Fasilitas lain yang diperlukan pada track

ini adalah fasilitas keamanan seperti pelampung. Selain itu juga perlu adanya

darmaga untuk bersendernya alat-alat transportasi yang akan digunakan pada track

ini. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada track ini selain menikmati

keindahan mangrove sambil menyusuri sungai, juga dapat dilakukan kegiatan

memancing, fotografi, olah raga air (dayung) dan pengamatan burung.

2. Daratan

Ekosistem mangrove merupakan salah satu potensi wisata di kawasan

Estuari Perancak. Salah satu cara untuk menikmatinya adalah dengan berjalan

menyusuri ekosistem mangrove. Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman,

seperti pengalaman berjalan di tengah hutan mangrove, memberikan pengetahuan

mengenai jenis-jenis spesies mangrove dan ciri-ciri khasnya juga mengamati

jenis-jenis fauna yang terdapat di sekitar ekosistem mangrove seperti burung air.

Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kesadaran akan

pentingnya ekosistem mangrove.

Sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah boardwalk

(Gambar 22). Track daratan dibuat dengan pertimbangan dibuat pada daerah yang

memenuhi kriteria sesuai pada indeks kesesuaian wisata atau kategori sesuai

bersyarat. Kegiatan yang dilakukan pada kawasan ini dalam pelaksanaannya harus

memperhatikan daya dukung kawasan.

Page 58: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Gambar 21. Peta usulan track wisata mangrove di Estuari Perancak

Track 1

Track 2

Track 5 Track 4

Track 3

Page 59: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Jumlah maksimal ekowisatawan yang dapat berkunjung ke track daratan

ini berjumlah 172 orang per harinya (Tabel 13 dan Gambar 21). Waktu yang

diberikan oleh kawasan pada kegiatan track daratan ini adalah sebanyak 8 jam,

sesuai dengan rata-rata lama jam kerja (Yulianda, 2007). Track-track ini tidak

begitu dipengaruhi oleh kondisi pasang surut, asalkan tinggi boardwalk yang

dibuat disesuaikan dengan kondisi pasang tertinggi.

Gambar 22. Contoh-contoh boardwalk (Yulianda, 2006) F. Strategi Pengelolaan Kawasan untuk Ekowisata

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi

sumberdaya ekowisata dengan sumberdaya yang lain. Oleh sebab itu, semua pihak

khususnya masyarakat lokal perlu mengetahui apa kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki oleh kawasan dan obyek ekowisata tersebut (Damanik dan Weber, 2006).

1. Faktor-Faktor Internal (IFAS)

Identifikasi faktor-faktor strategis internal didapatkan dari hasil wawancara

dengan masyarakat, pengunjung dan pihak pengelola atau instansi yang berkaitan

serta pengamatan secara langsung di lapangan.

a. Kekuatan (Strengths)

1. Adanya Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK).

Balai Riset dan Obeservasi Kelautan merupakan Unit Pelaksanaan

Teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan yang memiliki mandat

dalam pengembangan riset strategi dan aplikasi observasi kelautan

Page 60: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

nasional untuk mendukung terciptanya pengelolaan sumberdaya kelautan

yang lestari. Ekosistem mangrove adalah salah satu sumberdaya bahari

yang sangat penting dan perlu dijaga kelestariannya. Oleh karena itu,

ekosistem mangrove di sekitar kawasan Estuari Perancak ini termasuk

kedalam daerah kajian BROK. Salah satu program BROK adalah

rehabilitasi hutan mangrove di kawasan Estuari Perancak. Program ini

diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari masyarakat setempat sampai

kalangan pelajar dari luar kawasan. Dalam pelaksanaannya, bukan hanya

kegiatan rehabilitasi mangrove saja yang dilakukan, tetapi juga dilakukan

sosialisasi tentang pentingnya ekosistem mangrove.

2. Ekosistem mangrove yang mendukung untuk dilakukannya kegiatan

ekowisata.

Kawasan Estuari Perancak memiliki hutan mangrove dengan luas

area 177,09 ha (BROK, 2004). Terdapat 6 jenis mangrove dominan pada

kawasan ini yang terdiri dari Bakau (Rhizophora spp.), Lindur (Bruguiera

gymnorrhiza), api-api (Avicennia spp.), Pedada (Sonneratia spp.), Tingi

(ceriops tagal), dan Nipah (Nypa fruticants) (Tabel 10). Berdasarkan

indeks kesesuaian ekosistem didapatkan 3 lokasi yang termasuk kedalam

kategori sesuai (S) untuk kegiatan wisata mangrove yaitu stasiun 1 plot 3,

stasiun 2 plot 2 dan stasiun 3 plot 3 (Tabel 12). Selain itu, ekosistem

mangrove di Estuari Perancak sangat unik serta kondisi geografisnya yang

terdiri dari daratan dan perairan memungkinkan untuk dilakukannya

berbagai kegiatan wisata lainnya. Kegiatan wisata tersebut antara lain

seperti lintas alam, memancing, canoing, pengamatan jenis burung,

fotografi, pendidikan, piknik dan berkemah.

3. Dukungan dari sebagian masyarakat setempat terhadap kegiatan

ekowisata.

Hasil wawancara menunjukan bahwa sebagian besar dari

masyarakat mendukung dan berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan

ekowisata. Masyarakat yang ingin terlibat dalam kegiatan ekowisata ini

ada yang bersedia menjadi pemandu, menyewakan rumahnya untuk

Page 61: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

penginapan ekowisatawan dan ada juga yang berkeinginan untuk menjadi

relawan (Gambar 11).

b. Kelemahan (Weakness)

1. Belum adanya sarana umum penunjang ekowisata

Kawasan Estuari Perancak belum dijadikan sebagai daerah wisata

sehingga sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisatapun belum ada.

Daya tarik atraksi alam harus didukung oleh faktor ketersediaan

infrastruktur pendukung agar wisatawan aman dan nyaman melakukan

kegiatannya di kawasan itu. Salah satu fasilitas yang harus ada dalam

kegiatan wisata mangrove adalah boardwalk. Sarana prasarana lainnya

yang tidak kalah penting adalah seperti tempat sampah dan fasilitas kamar

mandi umum.

2. Kesadaran sebagian masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove

masih rendah.

Kegiatan sosialisasi tentang pentingnya ekosistem mangrove telah

sering dilakukan, namun dalam kenyataannya masih banyak kegiatan

penebangan liar vegetasi mangrove di wilayah Estuari perancak ini

(Gambar 7). Masyarakat memanfaatkan hasil tebangannya itu sebagai

pengganti bahan kayu bakar. Sampai saat ini, kegiatan penebangan liar ini

belum bisa dihentikan. Hal ini dikarena belum adanya peraturan tertulis

yang melarang kegiatan penebangan liar dan juga belum adanya aparat

yang secara khusus ditugaskan untuk mengawasi daerah hutan mangrove

ini. Jika kegiatan penebangan liar ini tidak di hentikan, maka akan

mengancam keberadaan ekosistem mangrove.

3. Banyaknya areal pertambakan di sekitar Estuari Perancak akibat konversi

lahan mangrove.

Sebagian besar luasan Estuari Perancak di dominasi oleh lahan

tambak, baik itu tambak yang masih dikelola ataupun yang tidak dikelola

lagi. Objek dari ekowisata mangrove adalah ekosistem mangrove yang

mempunyai daya tarik. Keberadaan tambak-tambak ini dapat mengurangi

nilai estetika dari objek ekowisata mangrove sendiri (Gambar 2).

Page 62: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

4. Belum ada pengelolaan wisata

Kegiatan wisata di Estuari Perancak sudah ada, hal ini dapat dilihat

dari banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi ini. Walaupun kegiatan

wisata sudah ada, namun belum ada pihak yang secara khusus mengelola

wisata di lokasi ini. Hal ini menyebabkan potensi wisata yang ada belum

dapat di manfaatkan secara optimal.

2. Faktor-Faktor Eksternal (EFAS)

Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal didapatkan dari hasil wawancara

dengan masyarakat, pengunjung dan pihak pengelola atau instansi yang berkaitan

serta pengamatan secara langsung di lapangan.

a. Peluang (Opportunities)

1. Lokasi Estuari Perancak berada di Provinsi Bali yang merupakan pusat

pariwisata Indonesia.

Secara geografis Estuari Perancak terletak di Provinsi Bali, hal ini

merupakan suatu peluang yang sangat besar dikarenakan Provinsi Bali

adalah pusat pariwisata Indonesia. Jumlah total kunjungan wisatawan pada

obyek-obyek wisata di Bali pada tahun 2006 adalah sebanyak 3.502.026

orang dengan wisatawan nusantara sebanyak 1.854.237 orang dan

wisatawan mancanegara sebanyak 1.647.498 orang (Dinas Pariwisata

Provinsi Bali, 2007). Walaupun Jembrana bukan merupakan salah satu

kawasan utama pariwisata Bali namun citra positif Bali diharapkan dapat

mengangkat potensi wilayah Estuari Perancak dalam mengembangkan

kegiatan ekowisata mangrove ini.

2. Persepsi positif pengunjung terhadap ekosistem mangrove dan keinginan

untuk berwisata mangrove

Pengunjung Estuari Perancak sebagian besar mengatakan kondisi

mangrove di Estuari ini masih dalam keadaan baik dan sama sekali tidak

ada pengunjung yang mengatakan kondisi mangrove di wilayah ini dalam

keadaan buruk (Gambar 17). Selain persepsi terhadap ekosistem

mangrove, sekitar 77 % pengunjung mengatakan bersedia datang untuk

berwisata mangrove (Gambar 19). Kedua hal tersebut adalah sebuah

Page 63: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

peluang yang sangat besar, karena di mata pengunjung yang datang ke

Estuari Perancak, ekosistem mangrove di daerah ini cukup menarik untuk

dikunjungi.

3. Adanya Rencana alokasi tata ruang kawasan Pariwisata Perancak

Pemerintah Kabupaten Jembrana telah menyusun Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun 2000 sampai dengan Tahun

2010 dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 7 Tahun 2002

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jembrana.

Rencana kawasan pariwisata di Kabupaten Jembrana terdiri dari 2

lokasi, yaitu: pertama, kawasan Pariwisata Candikusuma yang meliputi :

Desa Tuwed, Desa Tukadaya, Desa Banyubiru, dan Desa Baluk dengan

luas seluruhnya 4.930,00 Ha. Kedua, kawasan Pariwisata Perancak

meliputi Desa Perancak, Desa Air Kuning, Desa Yeh Kuning, Desa

Delodbrawah, Desa Penyaringan, Desa Yeh Embang, Desa Yeh Embang

Kangin, Desa Yeh Sumbul, Desa Medewi, dan Desa Pulukan dengan luas

seluruhnya 20.010,00 (www.jembranakab.go.id).

b. Ancaman (Threats)

1. Konflik kepentingan.

Konflik didefinisikan sebagai suatu “perwujudan perbedaan cara

pandang” antara berbagai pihak terhadap obyek yang sama. Jenis kegiatan

yang memicu terjadinya konflik di sekitar kawasan Estuari Perancak

contohnya adalah penebangan kayu secara ilegal yang dilakukan oleh

masyarakat sekitar kawasan Estuari Perancak (di lokasi yang bukan

miliknya), sehingga menimbulkan konflik dengan pihak lain yang merasa

dirugikan (pemilik lahan);

2. Sampah

Sampah adalah ancaman yang sering kali menjadi permasalah di

suatu lokasi wisata. Kurangnya pemahaman pengunjung ataupun

masyarakat terhadap fungsi ekosistem mangrove dapat menimbulkan

kerusakan terhadap ekosistem ini sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan

Page 64: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

yang dapat merusak ekosistem mangrove ini contohnya adalah membuang

sampah ke sungai (Lampiran 14).

3. Banjir akibat tanggul tambak yang jebol

Banjir akibat air pasang sering kali terjadi di sekitar kawasan

Estuari Perancak. Salah satu faktor yang menyebabkan banjir di kawasan

ini adalah karena tanggul tambak yang jebol akibat erosi (Lampiran 14).

Kawasan Estuari Perancak didominasi oleh areal pertambakan. Jadi, yang

menahan air sungai meluap ke daratan bukan hutan mangrove saja, di

beberapa lokasi luapan air ini ditahan oleh tanggul tambak. Jika tanggul ini

jebol maka air sungai tidak akan ada yang menahan lagi, hal ini lah yang

menyebabkan banjir di sekitar kawasan Estuari Perancak.

3. Penentuan Bobot dan Skor Setiap Faktor

Pemberian bobot masing-masing faktor harus sesuai dengan kriteria

penilaian obyek wisata hutan mangrove. Sedangkan hasil penilaian faktor-faktor

internal dan eksternal digunakan untuk menghitung rating atau tingkat

kepentingan suatu faktor terhadap suatu kegiatan (Tabel 14 dan Tabel 15).

4. Matriks SWOT

Setelah matriks IFAS dan EFAS selesai, selanjutnya unsur-unsur tersebut

dihubungkan dalam matriks untuk memperoleh beberapa alternative strategi.

Matriks ini menghubungkan empat kemungkinan strategi, yaitu menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada (strategi S-O),

mengunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancama yang dihadapai

(Stategi S-T), mendapatkan keuntungan dari peluang dengan mengatasi

kelemahan (Stategi W-O), meminimalkan kemahan untuk menghindari ancama

(Stategi W-T) (Tabel 16).

5. Alternatif Strategi

Prioritas dari strategi yang dihasilkan dengan memperhatikan faktor-faktor

yang saling terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor

terbesar sampai terkecil (Tabel 17).

Page 65: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Tabel 14. Matriks faktor strategi internal (IFAS) No. Faktor-faktor strategi internal Bobot Nilai Skor

1.

2.

3.

1.

2.

3.

4.

Strenghts (kekuatan) Adanya Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK). Ekosistem mangrove yang mendukung untuk dilakukannya kegiatan ekowisata. Dukungan dari sebagian masyarakat setempat terhadap kegiatan ekowisata.

Weaknesses (Kelemahan) Belum adanya sarana umum penunjang wisata Kesadaran sebagian masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove masih rendah. Banyaknya areal pertambakan di sekitar Estuari Perancak akibat konversi lahan mangrove. Belum ada pengelolaan wisata

0,19

0,29

0,10

0,05

0,24

0,05

0,10

4

4

3

3

4

3

3

0,76

1,14

0,29

0,14

0,95

0,14

0,29 Sumber: Data Primer diolah tahun 2008 (lampiran 11 dan 12)

Tabel 15. Matriks fakor strategi eksternal (EFAS)

No. Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Nilai Skor

1.

2.

3.

1. 2. 3.

Opportunities (Peluang) Lokasi Estuari Perancak berada di Provinsi Bali yang merupakan pusat pariwisata Indonesia. Persepsi positif pengunjung terhadap ekosistem mangrove dan keinginan untuk berwisata mangrove. Adanya Rencana alokasi tata ruang kawasan Pariwisata Perancak

Treaths (Ancaman) Konflik kepentingan Sampah Banjir akibat tanggul tambak yang jebol

0,07

0,13

0,20

0,27 0,27 0,07

3

4

3

4 3 2

0,20

0,53

0,60

1,07 0,80 0,13

Sumber: Data Primer diolah tahun 2008 (lampiran 11 dan 12)

Page 66: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Tabel 16. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

1. Adanya Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK).

2. Ekosistem mangrove yang mendukung untuk dilakukannya kegiatan ekowisata.

3. Dukungan dari sebagian masyarakat setempat terhadap kegiatan ekowisata.

WEAKNESSES (W)

1. Belum adanya sarana umum penunjang ekowisata

2. Kesadaran sebagian masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove masih rendah.

3. Banyaknya areal pertambakan di sekitar Estuari Perancak akibat konversi lahan mangrove.

4. Belum ada pengelolaan wisata

Opportunities (O)

1. Lokasi Estuari Perancak berada di Provinsi Bali yang merupakan pusat pariwisata Indonesia.

2. Persepsi positif pengunjung terhadap ekosistem mangrove dan keinginan untuk berwisata mangrove.

3. Adanya Rencana alokasi tata ruang kawasan Pariwisata Perancak

Strategi S-O

1. Meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui kegiatan ekowisata.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata dan mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola usaha-usaha wisata dan menjadi pemandu wisata.

Strategi W-O

1. Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarana umum penunjang kegiatan ekowisata.

2. Memanfaatkan areal pertambakan yang masih produktif untuk dijadikan sebagai salah satu obyek wisata mangrove dengan menerapkan system silvofishery.

Treaths (T)

1. Konflik kepentingan 2. Sampah 3. Banjir akibat tanggul

tambak yang jebol

Strategi S-T

1. Membuat dan mengaplikasikan sistem pemantauan dan evaluasi yang melibatkan para pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem mangrove.

2. Membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam pengendalian pencemaran lingkungan

Strategi W-T

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung tentang pentingnya ekosistem mangrove melalui pendidikan konservasi.

2. Meningkatkan upaya rehabilitasi pada ekosistem mangrove yang rusak dan kritis.

Sumber: Data Primer diolah tahun 2008

Page 67: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Tabel 17. Alternatif strategi No. Alternatif strategi Keterkaitan Jumlah Skor Rangking

1.

2.

Strategi S-O

Meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui kegiatan ekowisata. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata dan mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola usaha-usaha wisata dan menjadi pemandu wisata.

S1, S2, S3, O1, O2, O3 S2, S3, O1, O2

3,52

2,16

III

IV

1.

2

Strategi W-O

Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarana umum penunjang kegiatan ekowisata. Memanfaatkan areal pertambakan yang masih produktif untuk dijadikan sebagai salah satu obyek wisata mangrove dengan menerapkan system silvofishery.

W1, W4, O2, O3 W3, W4, O2, O3

1,56

1,56

VII

VI

1.

2.

Strategi S-T

Membuat dan mengaplikasikan sistem pemantauan dan evaluasi yang melibatkan para pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem mangrove. Membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam pengendalian pencemaran lingkungan.

S1, S2, S3, T1, T2, T3 S1, S2, S3, T1, T2

4,19

4,06

I

II

1.

2.

Strategi W-T

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung tentang pentingnya ekosistem mangrove melalui pendidikan konservasi. Meningkatkan upaya rehabilitasi pada ekosistem mangrove yang rusak dan kritis.

W2, W4, T2 W3, W4, T3

2,04

0,56

V

VIII

Sumber: Data Primer diolah tahun 2008

Page 68: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Berdasarkan analisis yang mempertimbangkan kepentingan faktor-faktor

eksternal dan internal serta keterkaitan antar faktor-faktornya (analisis SWOT)

maka diperoleh alternatif strategi kegiatan ekowisata mangrove di sekitar estuari

Perancak sebagai berikut:

1. Membuat dan mengaplikasikan sistem pemantauan dan evaluasi yang

melibatkan para pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem

mangrove.

2. Membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam pengendalian

pencemaran lingkungan

3. Meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui kegiatan

ekowisata.

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola usaha-usaha wisata

dan menjadi pemandu wisata.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung tentang pentingnya

ekosistem mangrove melalui pendidikan konservasi.

6. Memanfaatkan areal pertambakan yang masih produktif untuk dijadikan

sebagai salah satu obyek wisata mangrove dengan menerapkan system

silvofishery.

7. Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam meningkatkan sarana dan

prasarana umum penunjang kegiatan ekowisata.

8. Meningkatkan upaya rehabilitasi pada ekosistem mangrove yang rusak dan

kritis.

Dari delapan alternatif strategi diperoleh tiga prioritas utama kegiatan untuk

pengelolaan ekowisata di sekitar Estuari Perancak. Strategi-strategi tersebut

adalah:

Pertama, Membuat dan mengaplikasikan sistem pemantauan dan evaluasi

yang melibatkan para pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem

mangrove. Sistem pemantauan dapat dilakukan dengan pembuatan peraturan

daerah yang secara khusus membahas tentang perlindungan dan pemanfaatan

mangrove. Selain itu, perlu dibentuk suatu kelompok pengawasan hutan

Page 69: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

mangrove di Estuari Perancak ini yang melibatkan semua pihak, seperti

pemerintahan, pemilik lahan dan masyarakat sekitar.

Kedua, membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam

pengendalian pencemaran lingkungan. Pencemaran yang dapat terlihat jelas di

kawasan Estuari Perancak adalah sampah, baik itu yang berasal dari masyarakat

ataupun pengunjung (lampiran 14). Pencemaran lingkungan akan terus terjadi bila

tidak ada komitmen dan kesadaran. Komitmen dapat berupa peraturan tertulis dan

kesadaran dapat ditingkatkan dengan pendidikan lingkungan.

Ketiga, meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui

kegiatan ekowisata. Menurut Dahuri (1996), alternative pemanfaatan Hutan

mangrove yang paling memungkinkan tanpa merusak ekosistem mangrove

meliputi: penelitian ilmiah (scientific research), pendidikan (education), dan

rekreasi terbatas/ ekoturisme (limited recreation/ecoturism). Ekowisata

(Ecotourism, green tourism atau alternative tourism), merupakan wisata

berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan

sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan (Fandeli, 2000; META,

2002 dalam Yulianda, 2007). Konsep ekowisata merupakan salah satu alternatif

untuk pengelolaan kawasan wisata dalam suatu wilayah yang tetap

memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggunakan potensi sumberdaya

dan mengikut sertakan masyarakat lokal.

Page 70: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Estuari Perancak didominasi oleh 6 jenis mangrove yaitu bakau

(Rhizophora spp.), lindur (Bruguiera gymnorrhiza), api-api (Avicennia spp.),

pedada (Sonneratia spp.), tingi (ceriops tagal), dan nipah (Nypa fruticants).

Secara umum, nilai kerapatan spesies yang paling besar nilainya pada tingkat

pohon dan semai adalah pada jenis Rhizophora spp. sedangkan pada fase anakan

adalah jenis Nypa fruticants.

Indeks kesesuaian ekosistem untuk kegiatan wisata mangrove di Estuari

Perancak termasuk kedalam kategori sesuai (S) dan kategori sesuai bersyarat

(SB). Terdapat 2 usulan lokasi track, yaitu track perairan dan track daratan. Nilai

daya dukung kawasan track perairan adalah 165 dan track daratan adalah 172.

Nilai daya dukung kawasan ini masih dapat berubah, disesuaikan dengan track

yang akan dibuat oleh pihak pengelola.

Strategi alternatif pengelolaan ekowisata mangrove yang diprioritaskan di

kawasan Estuari Perancak adalah:

9. Membuat dan mengaplikasikan sistem pemantauan dan evaluasi yang

melibatkan para pemangku kepentingan dalam perlindungan ekosistem

mangrove.

10. Membangun komitmen dan kesadaran semua pihak dalam pengendalian

pencemaran lingkungan.

11. Meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui kegiatan

ekowisata.

B. Saran

1. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang alternatif-alternatif ekowisata

mangrove lainnya, baik itu dari segi potensi, analisis kesesuaian lahan maupun

daya dukung sehingga akan didapatkan peta potensi kesesuaian lahan bagi

keseluruhan jenis kegiatan ekowisata mangrove.

2. Kegiatan rehabilitasi mangrove yang telah dilakukan di Estuari Perancak

diharapkan dalam pelaksanaan menggunakan metode penanaman yang benar

Page 71: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

(menanam langsung dari buahnya dengan media khusus atau menanam dari

hasil bibit persemaian), sehingga kegiatan rehabilitasi yang dilakukan dapat

berjalan lebih efisien

Page 72: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

DAFTAR PUSTAKA

Annisa. 2004. Identifikasi Kerusakan Mangrove dengan Citra Satelit Landsat-ETM dan Sistem Informasi Geografis di Persisir Selatan Provinsi Gorontalo [Skripsi]. Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bahar, A. 2004. Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk

Pengembangan Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bengen, G. dan L. Adrianto. 1998. Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam

Pelestarian Hutan Mangrove. Makalah Lokakarya Jaringan Kerja Pelestarian Mangrove. Bogor: PKSPL. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 21 hal.

Bengen, D. G. 2001. Ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut serta pengelolaan

secara terpadu dan berkelanjutan. Prosiding pelatihan pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Bogor, 29 Oktober – 3 November 2001.

Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian

Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

BPS (Badan Pusat Statistik) Jembrana. 2007. Statistik Kecamatan Negara 2007.

Jembrana: Badan Pusat Statistik Jembrana. BROK (Balai Riset dan Observasi Kelautan). 2004. Pengembangan Teknologi

Struktur Lunak (Greenbelt) untuk Perlindungan Pantai . Laporan Antara . Pusat Riset Teknologi Kelautan. Balai Riset dan Observasi Kelautan. DKP.

BROK (Balai Riset dan Observasi Kelautan). 2007. Format Laporan Profil Desa.

Pusat Riset Teknologi Kelautan. Balai Riset dan Observasi Kelautan. DKP. BROK (Balai Riset dan Observasi Kelautan). 2008. Prediksi Pasang Surut Estuari

Perancak 1 – 7 April 2008. Pusat Riset Teknologi Kelautan. Balai Riset dan Observasi Kelautan. DKP.

Dahuri, R. 1996. Pengembangan Rencana Pengelolaan Pemanfaatan Berganda

Hutan Manrove di Sumatera. PPLH. Institut Pertanian Bogor. Bogor Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Damanik, J dan H. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada dan C.V Andi Offset.

Page 73: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas kehutanan. Universitas Gadjah mada.

Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove.

http:// www.irwantoshut.com Diakses 1 Februari 2008 11:25:00

Nontji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Tinjauan Ekologis. Jakarta: PT.

Gramedia. Pemkab Jembrana. 2007. Jembrana Online.

http://www.jembranakab.go.id/m-listrik.php Diakses 1 Mei 2008 13:45:00

Pemkab Jembrana. 2007. Jembrana Online.

http://www.jembranakab.go.id/m-wilayah.php Diakses 1 Mei 2008 13:15:00

Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT: Teknik membedah kasus bisnis-reorientasi

konsep perencanaan strategis untuk menghadapi Abad 21. cetakan ke-10. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Santoso, N. 2006. Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan di Indonesia.

Dalam bahan pelatihan. 2006. “Training Workshop on Developing The Capacity of Environmental NGOs in Indonesia to Effeticvely Implement Wetland Project According to the Ramsar Guidelines and Obyectives of the Convention on Biodiversity”. Bogor.

Suratmo, G. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press. Wibisono, M.S. 2005. Pengantar ilmu kelautan. Jakarta: PT Grasindo. Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya

pesisir berbasis konservasi. Makalah Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK. IPB.

Yulianda, F. 2006. Bahan Kuliah Pengelolaan Kawasan Wisata Air. Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK. IPB.

Page 74: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

LAMPIRAN

Page 75: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 1. Gambaran umum hutan mangrove di Estuari Perancak

Page 76: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 2. Tabel IKW setiap stasiun

Stasiun 1. Plot 1 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 <50, 0 0

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

Bruguiera gymnorhiza Avicennia spp., Rhizophora spp., 3 Jenis mangrove 3

Sonneratia spp.,dan ceriops tagal 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 23

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 58.97

Tingkat kesesuaian SB

Plot 2 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 50-200 0 1 5

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

Bruguiera gymnorhiza Avicennia spp., Rhizophora spp., 3 Jenis mangrove 3

Sonneratia spp.,dan ceriops tagal 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 28

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 71.79

Tingkat kesesuaian SB

Plot 3 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 200-500 2 10

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

Bruguiera gymnorhiza Avicennia spp., Rhizophora spp., 3 Jenis mangrove 3

Sonneratia spp.,dan ceriops tagal 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 33

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 84.61

Tingkat kesesuaian S

Page 77: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Stasiun 2 Plot 1 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 50-200 1 5

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

Rhizophora spp., Avicenia spp. 3 Jenis mangrove 3

dan Soneratia spp. 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 28

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 71.79

Tingkat kesesuaian SB

Plot 2 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 200-500 2 10

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

Rhizophora spp., Avicenia spp. 3 Jenis mangrove 3

dan Soneratia spp. 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 33

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 84.61

Tingkat kesesuaian S

Stasiun 3. Plot 1 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 <50 0 0

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9 Bruguiera gymnorhiza

Avicennia spp., Rhizophora spp., 3 Jenis mangrove 3

Sonneratia spp.,dan ceriops tagal 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 23

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 58.97

Tingkat kesesuaian SB

Page 78: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Plot 2 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 50-200 1 5

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9 Bruguiera gymnorhiza

Avicennia spp., Rhizophora spp., 3 Jenis mangrove 3

Sonneratia spp.,dan ceriops tagal 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 28

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 71.79

Tingkat kesesuaian SB

Plot 3 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 200-500 2 10

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9 Bruguiera gymnorhiza

Avicennia spp., Rhizophora spp., 3 Jenis mangrove 3

Sonneratia spp.,dan ceriops tagal 3 9

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2

Ikan, Udang, Kepiting, 5 Obyek biota 1

Moluska, Reptil, Burung 3 3

Total 33

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 84.61

Tingkat kesesuaian S

Stasiun 4. Plot 1 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 50-200 1 5

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

3 Jenis mangrove 3 Nypa fruticants 1 3

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2 5 Obyek biota 1 Ikan, Udang, Kepiting dan Moluska 2 2

Total 21

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 53.85

Tingkat kesesuaian SB

Page 79: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Plot 2 No Parameter Bobot hasil Skor Ni

1 Ketebalan mangrove (m) 5 200-500 2 10

2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 >15-25 3 9

3 Jenis mangrove 3 Nypa fruticants 1 3

4 Pasang surut (m) 1 1.9 2 2 5 Obyek biota 1 Ikan, Udang, Kepiting dan Moluska 2 2

Total 26

Indeks Kesesuaian

Ekosistem (%) 66.67

Tingkat kesesuaian SB

Ket : SB = Sesuai Bersyarat, S = Sesuai spp ≥ 2 spesies

Contoh Perhitungan stasiun 4 plot 2.

Nmax = Nilai maksimum (39)

Ni = Bobot x Skor

Ketebalan Mangrove = Ni = 5 x 2 = 10

Indeks Kesesuaian lahan (IKW) = 67.66%10039

26%100

max

xx

NNi

Page 80: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan Potensi Mangrove

Posisi Pohon Anakan Semai Stasiun No.Plot

Lintang Bujur SP IND DB (cm) SP IND DB SP IND DB Substrat

Rhizophora spp 13 13 sampai 21 Rhizophora spp 10 Bruguiera gymnorhiza 3 13 sampai 14 1* 08 23 44.3 114 37 40.1

Avicenia spp 3 15 sampai 22

Bruguiera gymnorhiza 8

Rhizophora spp 45 Lumpur

Rhizophora spp 4 12 sampai 17 Rhizophora spp 1 Bruguiera spp 4 Avicennia spp 3 2* 08 23 48.3 114 37 38.9 Bruguiera

gymnorhiza 9 12 sampai 24 Bruguiera gymnorhiza 1

Ceriops tagal 5 Lumpur

Rhizophora spp 10 16 sampai 30 Avicennia spp 3 Avicennia spp 10 16 sampai 91 3* 08 23 43.9 114 37 42.3 Sonneratia spp 5 34 sampai 72

Rhizophora spp 1 Avicennia spp 25

Lumpur

Rhizophora spp 8 4* 08 23 45.9 114 37 41.8 Rhizophora spp 46 12 sampai 24 Rhizophora spp 3 Ceriops tagal 1

Lumpur

Rhizophora spp 31 19 sampai 40

1

5* 08 23 46.3 114 37 43.9 Bruguiera gymnorhiza 1 15

Bruguiera gymnorhiza 2 Rhizophora spp 21 Lumpur

Rhizophora spp 14 30 sampai 40 1* 08 23 29.2 114 37 57.6 Sonneratia spp 7 9 sampai 12

Sonneratia spp 20 Rhizophora spp 9 Lumpur

Rhizophora spp 3 10 sampai 12 Sonneratia spp 9 18 sampai 50

Sonneratia spp 5 2

2** 08 23 35.9 114 37 56.9 Avicennia spp 4 13 sampai 15 Avicennia spp 15

Sonneratia spp 4 Lumpur

Rhizophora spp 13 20 sampai 15 Avicennia spp 1 12

Avicennia spp 2 Rhizophora spp 10

Bruguiera gymnorhiza 10 20 sampai 30

Bruguiera gymnorhiza 4

1** 08 23 35.6 114 37 30.2

Sonneratia spp 1 30 Sonneratia spp 1

Bruguiera gymnorhiza 40

Lumpur

Rhizophora spp 12 18 sampai 22

3

2** 08 23 36.0 114 37 32.2 Avicennia spp 2 35 dan 40

Rhizophora spp 35 Lumpur

Page 81: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Bruguiera gymnorhiza 14 20 sampai 30

Sonneratia spp 4 10 sampai 12 dan 55

Bruguiera gymnorhiza 40

Rhizophora spp 7 8 sampai 13 Rhizophora spp 19 Ceriops tagal 56 3** 08 23 31.0 114 37 35.8 Ceriops tagal 4 12 sampai 14

Bruguiera gymnorhiza

2 Bruguiera gymnorhiza 2

Lumpur

Ceriops tagal 1 Rhizophora spp 38 4** 08 23 31.0 114 37 36.3 Rhizophora spp 8 6 sampai 12 Bruguiera

gymnorhiza 3 Bruguiera gymnorhiza 5

Lumpur

Rhizophora spp 10 5** 08 23 30.9 114 37 36.7 Rhizophora spp 9 6 sampai 10

Bruguiera gymnorhiza 4 Bruguiera

gymnorhiza 6 Lumpur

4 1* 08 23 4.2 114 37 28.2 Nypa Fruticants 118 Lumpur Keterangan : * : Data primer ** : Data Sekunder (Balai Riset dan Observasi Kelautan 2007)

Page 82: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 4. Contoh perhitungan kerapatan spesies dan kerapatan total

Kisaran kerapatan spesies dan kerapatan total stasiun 2 tingkat pohon

Jumlah individu/ 100 m2 Jenis Mangrove

Plot 1 Plot 2 Kisaran kerapatan

ind/ 100 m2

Rhizophora spp 14 3 3 – 14

Sonneratia spp 7 9 7 – 9 Avicennia spp 0 4 0 – 4

Total Jumlah Jenis 21 16 16 – 21

tingkat anakan Jumlah individu/ 50 m2

Jenis Mangrove Plot 1 Plot 2

Kisaran kerapatan ind/ 50 m2

Rhizophora spp - - -

Sonneratia spp 20 5 5 - 20 Avicennia spp 0 15 0 – 15

Total Jumlah Jenis 20 20 ± 20

tingkat semai Jumlah individu/ 1 m2

Jenis Mangrove Plot 1 Plot 2

Kisaran kerapatan ind/ 1 m2

Rhizophora spp 9 0 0 - 9

Sonneratia spp 0 4 0 - 4 Avicennia spp - - -

Total Jumlah Jenis 9 4 4 - 9

Page 83: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 5. Contoh perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK) Track 1

1652

4

50

125.41 x

mmx

WpWtx

LtLpKxDDK

Track 2

702

8

50

8751 x

mmx

WpWtx

LtLpKxDDK

Track 3

272

8

50

5.3371 x

mmx

WpWtx

LtLpKxDDK

Track 4

292

8

50

5.3621 x

mmx

WpWtx

LtLpKxDDK

Track 5

462

8

50

5751 x

mmx

WpWtx

LtLpKxDDK

Keterangan:

DDK = Daya Dukung Kawasan (orang/hari) K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang) Lp = Panjang area yang dapat dimanfaatkan (m) Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m) Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari (jam) Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam)

Page 84: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 6 . Hasil kuisioner karakteristik masyarakat

No. Nama JK Usia Agama Pendidikan Pekerjaan

1 I Nyoman surana L 37 Hindu SLTA PNS

2 Tut adi Suastika L 20 Hindu S1 Mahasiswa

3 Yudi L 23 Islam SLTA Tenaga Kontrak

4 I Made Ardika L 23 Hindu SLTA tenaga Kontrak

5 Made Budiane L 28 Hindu SLTA Wiraswasta

6 Wawan L 37 Hindu SLTA Wiraswasta

7 Azis L 26 Islam SLTP Tenaga Kontrak

8 Bambang L 21 Islam SLTP Wiraswasta

9 Zaenal L 28 Islam SLTA Swasta

10 Taufik soleh L 29 Islam SLTA PNS

11 Putu Libra L 30 Hindu S1 Swasta

12 Gusti L 40 Hindu SLTP Swasta

13 Heriadi L 26 Islam SLTA Wiraswasta

14 I gusti putu raih saputra L 23 Hindu SLTA Wiraswasta

15 I gusti putu Sudiarsana L 28 Hindu SLTP Swasta

16 Putu Adi wahyu Hendrawan L 21 Hindu SLTA Swasta

17 Achmad Halidin L 35 Islam SLTP Wiraswasta

18 Komang Suwerni P 35 Hindu SD Buruh

19 I Putu Hardiana L 40 Budha SLTA Karyawan

20 Agus Ray L 20 Hindu SLTA -

21 Gede Raditya L 22 Hindu SLTA -

22 Putu Catur L 32 Hindu SLTA -

23 Nyoman Andre L 55 Hindu - Nelayan

24 Putu Yartamo L 39 Hindu S1 -

25 Andre L 21 Hindu SLTA Swasta

26 Agus Suyase L 35 Hindu SLTA Swasta

27 Steve Wardana L 25 Hindu - Wiraswasta

28 Ngurah L 30 Hindu SLTA -

29 Gusti Kade Winaye L 34 Hindu SD -

30 Dewo Nyoman L 34 Hindu SLTP -

Page 85: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 7. Hasil kuisioner pemanfaatan Estuari Perancak oleh masyarakat

Pemanfaatan Estuari Perancak

Kegiatan Frekuensi Alasan Keterlibatan

Menangkap ikan Sering Wisata Pemandu

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Sering Kebutuhan Pemandu

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Jarang Kebutuhan, Wisata -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Pemanfataan kayu Jarang Komersial, Kebutuhan Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Jarang Kebutuhan, Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Jarang Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Jarang Wisata -

Menangkap ikan Sering Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata Relawan

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Mncari kijing Sering Komersial, Kebutuhan -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Sering Wisata -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata -

Menangkap ikan Sering Kebutuhan, Wisata -

Menangkap ikan Sering Wisata Pemandu, Rumah Penginapan

Menangkap ikan Sering Komersial, Kebutuhan -

Menangkap ikan Sering Wisata -

Menangkap ikan Jarang Wisata -

Menangkap ikan Sering Wisata -

Menangkap ikan Sering Wisata -

Menangkap ikan Jarang Wisata -

Menangkap ikan Sering Wisata -

Menangkap ikan Sering Wisata -

Page 86: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 8. Hasil kuisioner pemahaman dan persepsi masyarakat

Pemahaman Persepsi No.

Ekowisata Mangrove Kondisi mangrove Listrik Air bersih Kesehatan Transportasi

1 Tinggi Tinggi Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

2 Tinggi Tinggi Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

3 Rendah Sedang Bagus Baik Sedang Baik Sedang

4 Rendah Tinggi Rusak Baik Sedang Sedang Sedang

5 Rendah Tinggi Bagus Baik Sedang Baik Sedang

6 Rendah Sedang Rusak Sedang Sedang Sedang Sedang

7 Rendah Tinggi Bagus Baik Sedang Sedang Sedang

8 Rendah Sedang Netral Sedang Buruk Sedang Sedang

9 Rendah Sedang Rusak Sedang Sedang Sedang Sedang

10 Sedang Sedang Bagus Baik Sedang Baik Buruk

11 Rendah Sedang Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

12 Rendah Sedang Rusak Sedang Sedang Sedang Buruk

13 Rendah Tinggi Netral Baik Buruk Baik Sedang

14 Rendah Sedang Netral Baik Sedang Sedang Sedang

15 Rendah Sedang Netral Baik Sedang Sedang Buruk

16 Rendah Sedang Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

17 Rendah Rendah Rusak Sedang Sedang Sedang Sedang

18 Rendah Rendah Bagus Baik Baik Sedang Sedang

19 Rendah Sedang Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

20 Rendah Sedang Netral Baik Sedang Sedang Sedang

21 Rendah Sedang Bagus Sedang Sedang Sedang Buruk

22 Rendah Sedang Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

23 Rendah Sedang Bagus Baik Baik Sedang Sedang

24 Rendah Rendah Bagus Baik Sedang Sedang Sedang

25 Rendah Rendah Netral Sedang Sedang Sedang Sedang

26 Rendah Rendah Bagus Baik Sedang Sedang Buruk

27 Rendah Rendah Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

28 Rendah Sedang Netral Baik Sedang Baik Sedang

29 Rendah Sedang Bagus Sedang Sedang Sedang Sedang

30 Rendah Sedang Netral Sedang Sedang Sedang Sedang

Page 87: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 9 . Hasil kuisioner karakteristik dan keinginan pengunjung

No. Nama Daerah asal Usia Pendidikan Penghasilan Keinginan

1 Wirata Putra Deloud Berawah 43 S1 500-1 jt Mau

2 Ketut Kusparte Singaraja 69 SLTA 1-2jt Mau

3 Nyoman Negara 38 S1 3-4jt Tidak tau

4 Astama Ktuktug 21 SLTP <500 Mau

5 Kade Astawu Negara 22 SD 500-1jt Tidak tau

6 Putu Pance 40 - 500-1jt Mau

7 Suryadi Suprianto Negara 36 SLTA 1-2jt Tidak tau

8 Wayan Lateng 48 SLTA 500-1jt Mau

9 Wisnu Lateng 33 SLTP 500-1jt Tidak tau

10 Ide bagus Putrayase Negara 37 D1 1-2jt Mau

11 Komang Negara 20 SLTP 500-1jt Mau

12 Rudi Harianto Banyuwangi 25 SLTA 500-1jt Mau

13 Wagiono Banyuwangi 24 SLTA 500-1jt Mau

14 Wadiarta Tabanan 26 SLTA 500-1jt Mau

15 Bambang Lumajang 45 SLTA 3-4jt Mau

16 Komang Banjar Tengah 40 SLTA 1-2jt Mau

17 Sudi artane Negara 35 SLTA 500-1jt Mau

18 Dewa Ari Brambang 20 SLTA <500 Mau 19 Putra Negara 34 SLTA <500 Tidak tau

20 Komang Merte Pergung 18 SLTA <500 Mau

21 Dodi Pergung 19 SLTA <500 Mau

22 Edi Slamet Perumnas BBAgung 23 SLTP <500 Tidak tau

23 Roni Perumnas BBAgung 19 SLTA <500 Tidak tau

24 Ibe Antare Batu Agung 38 SLTA 500-1jt Mau

25 Kusma Batu Agung 40 SLTA 3-4jt Mau

26 Putu Eka Wahyudi Batu Agung 29 SLTA <500 Mau

27 Bagus Tut Batu Agung 40 SD <500 Mau

28 Nyoman Ridie Batu Agung 40 SLTA 500-1jt Mau

29 Kastiono Jawa Timur 35 SD <500 Mau

30 Arya Jawa Timur 25 SLTA <500 Mau

Page 88: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 10 . Hasil kuisioner pemahaman dan presepsi pengunjung

Pemahaman Persepsi No.

Ekowisata Mangrove Kondisi mangrove Listrik Air bersih Kesehatan Transportasi

1 Tinggi Tinggi Baik Sedang Sedang Sedang Buruk

2 Rendah Rendah Baik Sedang Sedang Sedang Sedang

3 Rendah Rendah Baik Sedang Sedang Sedang Sedang

4 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Sedang

5 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Baik Sedang

6 Rendah Rendah Sedang Sedang Buruk Buruk Sedang

7 Rendah Sedang Baik Baik Sedang Sedang Sedang

8 Rendah Sedang Baik Sedang Buruk Sedang Sedang

9 Rendah Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Sedang

10 Rendah Sedang Baik Sedang Sedang Sedang Buruk

11 Sedang Rendah Baik Baik Baik Sedang Sedang

12 Sedang Tinggi Baik Sedang Sedang Sedang Buruk

13 Rendah Rendah Baik Baik Buruk Baik Sedang

14 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Sedang

15 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Buruk

16 Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

17 Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

18 Rendah Sedang Baik Baik Baik Sedang Sedang

19 Rendah Rendah Baik Sedang Sedang Sedang Sedang

20 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Sedang

21 Rendah Rendah Baik Sedang Sedang Sedang Buruk

22 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Sedang

23 Rendah Rendah Baik Baik Baik Sedang Sedang

24 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Sedang

25 Rendah Rendah Baik Sedang Sedang Sedang Sedang

26 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Sedang Buruk

27 Rendah Rendah Baik Baik Baik Baik Baik

28 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Baik Sedang

29 Rendah Rendah Baik Baik Sedang Baik Sedang

30 Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Page 89: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 11. Tingkat kepentingan faktor strategi internal dan eksternal

Strategi internal Simbol Strength (Kekuatan) Tingkat kepentingan

Adanya Balai Riset dan Observasi S1

Kelautan (BROK). Sangat Penting

Sumberdaya mangrove yang mendukung S2

untuk dilakukannya kegiatan ekowisata. Sangat Penting

Dukungan dari sebagian masyarakat S3

setempat terhadap kegiatan ekowisata. Penting

Weaknesses (Kelemahan) Belum adanya sarana umum

W1 penunjang ekowisata

Penting

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya W2

ekosistem mangrove masih rendah. Sangat Penting

Banyaknya areal pertambakan di sekitar

Estuari Perancak di sekitar Estuari W3

Perancak akibat konversi lahan mangrove.

Penting

W4 Belum ada pengelolaan wisata Penting

Stategi eksternal Simbol Opportunities (Peluang) Tingkat kepentingan

Lokasi Estuari Perancak berada di Provinsi O1

Bali yang merupakan pusat pariwisata Indonesia. Penting

Persepsi positif pengunjung terhadap ekosistem O2 mangrove dan keinginan untuk berwisata

mangrove. Sangat Penting

Adanya Rencana alokasi tata ruang kawasan O3

Pariwisata Perancak Penting

Threats (Ancaman) T1 konflik kepentingan Sangat Penting

T2 Sampah Penting T3 Banjir akibat tanggul tambak yang jebol Cukup Penting

Page 90: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 12. Penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal

Penentuan Bobot Faktor-Faktor Internal FAKTOR YANG LEBIH URGEN

Simbol Kekuatan S1 S2 S3 W1 W2 W3 W4 Jumlah Bobot

S1 - S2 S1 S1 W2 S1 S1 4 0.19

S2 S2 - S2 S2 S2 S2 S2 6 0.29

S3 S1 S2 - W1 W2 S3 S3 2 0.10

Simbol Kelemahan

W1 S1 S2 W1 - W2 W3 W4 1 0.05

W2 O2 S2 W2 W2 - W2 W2 5 0.24

W3 S1 S2 S3 W3 W2 - W4 1 0.05

W4 S1 S2 S3 W4 W2 W4 - 2 0.10

Jumlah total 21 1 Penentuan Bobot Faktor-Faktor Eksternal

FAKTOR YANG LEBIH URGEN Simbol Peluang O1 O2 O3 T1 T2 T3

Jumlah Bobot

O1 - O2 O3 T1 T2 O1 1 0.07

O2 O2 - O2 T1 T2 T3 2 0.13 O3 O3 O2 - O3 T2 O3 3 0.20

Simbol Ancaman T1 T1 T1 O3 - T1 T1 4 0.27

T2 T2 T2 T2 T1 - T2 4 0.27

T3 O1 T3 O3 T1 T2 - 1 0.07 Jumlah total 15 1.00

Contoh Perhitungan Bobot Eksternal O1:

07.015

1

TotalJumlahJumlahBobot

Page 91: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lampiran 13. Contoh perhitungan penilaian skor faktor strategis internal dan eksternal dan perhitungan rangking. Contoh perhitungan penilaian skor No. Faktor-faktor strategi internal Bobot Nilai Skor

1.

2.

3.

Strenghts (kekuatan)

Adanya Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK). Ekosistem mangrove yang mendukung untuk dilakukannya kegiatan ekowisata. Dukungan dari sebagian masyarakat setempat terhadap kegiatan ekowisata.

0.19

0.29

0.10

4

4

3

0.76

1.14

0.29

Contoh Perhitungan :

Skor = Bobot x Nilai = 0.19 x 4 = 0.76

Contoh Perhitungan Penentuan Rangking Alternatif Strategi No. Alternatif strategi Keterkaitan Jumlah Skor Rangking

1. 2.

Strategi S-O

Meningkatkan usaha pengelolaan ekosistem mangrove melalui kegiatan ekowisata. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan ekowisata dan mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola usaha-usaha wisata dan menjadi pemandu wisata.

S1, S2, S3, O1, O2, O3 S2, S3, O1, O2

3.52

2.16

III

IV

Contoh Perhitungan :

Jumlah Skor rangking = ∑ Skor Keterkaitan

= S1 + S2 ++S3+ O1+O2+O3

= 0.76+1.14+0.29+0.20+0.53+0.60 = 3.52

Page 92: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Jembatan penghubung desa Perancak dan Budeng

Lampiran 14: Dokumentasi Penelitian

Ekosistem mangrove Sungai Estuari Perancak

Jalan Baru Perancak

Pantai Perancak

Muara Perancak

Page 93: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Penanaman mangrove oleh pelajar Penanaman mangrove oleh masyarakat

Sampah di sekitar sungai Tambak jebol

Persemaian mangrove Sosialisasi mangrove pada pelajar

Lampiran 14: Dokumentasi Penelitian (Lanjutan)

Page 94: KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK … · merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 5

November 1986, merupakan anak ke enam dari tujuh

bersaudara pasangan bapak Maman Suparman dan Irah

Mariah. Pendidikan formal pertama diawali dari TK Al-

Ikhlas (1991-1992), SD Negeri Sriwidari 1 Sukabumi (1992-

1998), SLTP Negeri 4 Sukabumi (1998-2001), SMA Negeri

2 Sukabumi (2001-2004).

Semasa menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti pelatihan yang

diselenggarakan oleh Wetlands International-Indonesia Programme (2006),

menjadi asisten Mata Kuliah Limnologi (2007), melakukan kegiatan magang di

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi (2007) dan di Balai

Riset dan Obeservasi Kelautan Bali (2008).

Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI (Ujian

Seleksi Masuk IPB). Penulis memilih program studi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis

menyusun skripsi dengan judul “Kajian Sumberdaya Ekosistem Mangrove

Untuk Pengelolaan Ekowisata di Estuari Perancak, Jembrana, Bali “.