KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan...

137

Click here to load reader

Transcript of KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan...

Page 1: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN STILISTIKA

NASKAH SANDIWARA BERBAHASA JAWA

JULUNG SUNGSANG DAN KETULA-TULA KETALI

KARYA KUSUMA DANANG JOYO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh:

FAJAR YULI CAHYANINGRUM

C 0107022

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama: Fajar Yuli Cahyaningrum

NIM: C0107022

Menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang berjudul Kajian Stilistka Naskah

Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya

Kusuma Danang Joyo adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak

dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi

tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan

Fajar Yuli Cahyaningrum

Page 5: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Hidup adalah perjuangan.

Sabar, Ulet, dan Tetap Semangat !!!

Page 6: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Bapak dan ibu yang selalu memberiku semangat, doa, dan yang mendidikku

menjadi seorang yang mandiri.

Mas Wawan yang selalu memberiku motivasi, semangat untuk berjuang

tiada henti.

Dik Dwi yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Almamaterku yang kubanggakan.

Page 7: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah mencurahkan segala rahmat, taufik, hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Skripsi yang berjudul Kajian Stilistika Naskah Sandiwara Berbahasa Jawa

Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma Danang Joyo, merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra di Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Proses penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra, yang telah

berkenan memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi.

2. Drs. Supardjo, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah, yang telah

berkenan memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi.

3. Prof. Dr. Drs. Sumarlam, M.S., selaku pembimbing pertama yang telah

berkenan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan penuh

perhatian dan kesabaran.

4. Drs. Y. Suwanto, M.Hum., selaku pembimbing kedua dengan sabar

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama studi di Jurusan Sastra Daerah dengan penuh

perhatian dan kebijaksanaannya.

Page 8: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Bapak dan ibu dosen Jurusan Sastra Daerah yang telah berkenan memberikan

ilmunya kepada penulis.

7. Kepala dan staf perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa maupun

perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak

membantu penulis memberikan kemudahan dalam pelayanan pada

penyelesaian skripsi.

8. Bapak dan Ibuku yang telah memberikanku dukungan, doa, pengorbanan,

kasih sayang, perhatian, serta sebuah kepercayaan yang besar sehingga saya

dapat menempuh kuliah sampai akhir.

9. Teman-teman Sastra Daerah angkatan 2007, yang selalu mendukung dan

memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas persahabatannya.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadikan

pahala dan mendapat balasan dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam berbagai hal. Maka penulis

mengharap kritik dan saran guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis dan orang lain.

Penulis

Page 9: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

PENGESAHAN ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN ..................................................... xii

BAGAN ...................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

ABSTRAK ..................................................................................................... xv

SARIPATHI ................................................................................................. xvi

ABSTRACT ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................... 8

C. Perumusan Masalah ..................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR…………………11

A. Landasan Teori ........................................................................... 11

1. Stilistika…. .......................................................................... 11

2. Purwakanthi ......................................................................... 14

3. Diksi……. ............................................................................ 15

4. Gaya bahasa ......................................................................... 20

a. Pengertian Gaya Bahasa ................................................... 20

b. Jenis-Jenis Gaya Bahasa .................................................. 21

5. Pencitraan ............................................................................. 32

Page 10: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Sandiwara……… ................................................................. 34

7. Pengarang Naskah Sandiwara JS dan KK ............................ 35

8. RRI Surakarta ....................................................................... 36

B. Kerangka Pikir ............................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 39

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 39

B. Sumber Data dan Data ............................................................... 40

C. Metode Pengumpulan data ......................................................... 40

D. Metode Analisis Data ................................................................. 41

E. Metode Penyajian Hasil Analisis Data ....................................... 43

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 44

A. Analisis Data ............................................................................... 44

1. Pemanfaatan Bunyi-Bunyi Bahasa dalam Naskah Sandiwara

JS dan KK ............................................................................ 44

a. Purwakanthi Swara (Asonansi).......................................... 44

b. Purwakanthi Sastra (Aliterasi) ......................................... 49

c. Purwakanthi Lumaksita (Basa) .......................................... 53

2. Diksi atau Pilihan Kata........................................................... 58

a. Kosakata Bahasa Indonesia ................................................ 59

b. Sinonim .............................................................................. 63

c. Idiom atau Ungkapan ......................................................... 64

d. Kata Kasar atau Makian ..................................................... 65

e. Tembung Saroja ................................................................. 68

f. Kata Seru............................................................................. 72

3. Pemakaian Gaya Bahasa dalam Naskah Sandiwara

JS dan KK ............................................................................. 76

a. Pemanfaatan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat 76

b. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna ..... 85

4. Pencitraan dalam Naskah Sandiwara JS dan KK ................. 101

B. Pembahasan ............................................................................... 115

Page 11: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 118

A. Simpulan ................................................................................... 118

B. Saran .......................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 120

LAMPIRAN ............................................................................................... 122

Page 12: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN

1. Daftar Tanda

/...../ : Tanda pengapit fonemis

’....’ : Glos sebagai pengapit terjemahan langsung dari kalimat atau

kata yang disebutkan sebelumnya.

[ ... ] : Tuturan sebelumnya atau tuturan sesudahnya ada yang

dilesapkan

(...) : Tanda opsional atau pelengkap

(”....”) : Kutipan

2. Daftar Singkatan

BUL : Bagi Unsur Langsung

FM : Frekuensi Modulation

JS : Julung Sungsang

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KK : Ketula-tula Ketali

PUP : Pilah Unsur Penentu

RRI : Radio Republik Indonesia

WIB : Waktu Indonesia Barat

Page 13: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAGAN

Bagan: Skema Kerangka Pikir............................................................................38

Page 14: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Aspek-aspek Bunyi ........................................................... 122

Lampiran 2. Diksi atau Pilihan Kata ..................................................... 129

Lampiran 3. Gaya Bahasa ..................................................................... 140

Lampiran 4. Pencitraan ......................................................................... 153

Page 15: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Fajar Yuli Cahyaningrum. C0107022. 2011. Kajian Stilistika Naskah Sandiwara

Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali Karya Kusuma

Danang Joyo. Skripsi: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini difokuskan pada empat pokok permasalahan yaitu: (1)

bagaimanakah pemanfaatan aspek bunyi dalam naskah sandiwara Julung

Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma Danang Joyo, (2) bagaimanakah

pilihan kata atau diksi dalam naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula

Ketali karya Kusuma Danang Joyo, (3) bagaimanakah gaya bahasa dalam naskah

sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma Danang Joyo,

(4) bagaimanakah pencitraan dalam naskah sandiwara Julung Sungsang dan

Ketula-tula Ketali karya Kusuma Danang Joyo.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan

pemanfaatan aspek bunyi dalam naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-

tula Ketali karya Kusuma Danang Joyo, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan

pilihan kata atau diksi dalam naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula

Ketali karya Kusuma Danang Joyo, (3) mendeskripsikan dan menjelaskan gaya

bahasa dalam naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya

Kusuma Danang Joyo, (4) mendeskripsikan dan menjelaskan pencitraan dalam

naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma Danang

Joyo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang

digunakan adalah sumber data tulis yang berupa naskah sandiwara JS dan KK

RRI tahun 2010 sebagai data primer dan kaset cd sandiwara JS dan KK sebagai

data primer. Jenis data dalam penelitian ini berupa data tulis. Wujud datanya

berupa tuturan-tuturan atau kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat kekhasan

aspek-aspek bunyi, kekhasan pemakaian kosakata atau diksi, gaya bahasa, dan

pencitraan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik catat.

Metode padan dengan teknik dasar pilah unsur penentu dilanjutkan dengan daya

pilah referensial digunakan untuk menganalisis, aspek-aspek bunyi, diksi, gaya

bahasa dan pencitraan.

Dari analisis data ditemukan adanya (1) pemanfaatan aspek-aspek bunyi

dalam naskah sandiwara JS dan KK yaitu purwakanthi (swara, sastra, dan

lumaksita/basa). (2) kekhasan diksi atau pilihan kata dalam naskah sandiwara JS

dan KK yaitu, kosakata bahasa Indonesia, sinonim, idiom/ungkapan, kata

kasar/makian, tembung saroja, kata seru. (3) pemakaian gaya bahasa dalam

naskah sandiwara JS dan KK yaitu klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis,

elipsis, eufemisme, litotes, hiperbola, paradoks, simile, metafora, personifikasi,

sinekdoke, hipalase, sarkasme, sinisme, satire. (4) pemanfaatan pencitraan dalam

naskah sandiwara JS dan KK yaitu yaitu pencitraan penglihatan, pendengaran,

perabaan, penciuman, gerak.

Page 16: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

SARI PATHI

Fajar Yuli Cahyaningrum C0107022. 2011. Kajian Stilistika Naskah Sandiwara

Berbahasa Jawa Julung Sungsang lan Ketula-tula Ketali Anggitanipun

Kusuma Danang Joyo. Skripsi: Jurusan Daerah Fakultas Sastra lan Seni Rupa

Pawiyatan Luhur Sebelas Maret Surakarta.

Pêrkawis ingkang dipunrêmbang wontên panalitèn punika inggih mênika

(1) kados pundi munpangatipun pérangan suwantên wontên naskah sandiwara

Julung Sungsang lan Kêtula-tula Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo? (2)

kados pundi diksi utawi pamilihing têmbung wontên naskah sandiwara Julung

Sungsang lan Kêtula-tula Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo? (3) kados

pundi lêlêwaring basa wontên naskah sandiwara Julung Sungsang lan Kêtula-tula

Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo? (4) kados pundi citra wontên naskah

sandiwara Julung Sungsang lan Kêtula-tula Kêtali anggitanipun Kusuma Danang

Joyo?

Ancasipun panalitèn punika kanggé (1) ngandharakên munpangatipun

utawi pamilihan pérangan suwantên wontên naskah sandiwara Julung Sungsang

lan Kêtula-tula Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo, (2) ngandharakên

diksi utawi pamilihing têmbung wontên naskah sandiwara Julung Sungsang lan

Kêtula-tula Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo, (3) ngandharakên

pigunanipun lêlêwaring basa wontên naskah sandiwara Julung Sungsang lan

Kêtula-tula Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo, (4) ngandharakên

pigunanipun citra wontên naskah sandiwara Julung Sungsang lan Kêtula-tula

Kêtali anggitanipun Kusuma Danang Joyo.

Jinising panalitèn punika deskriptif kualitatif. Dhata panalitèn mênika

dhata tulis saking naskah sandiwara RRI taun 2010 irah-irahipun Julung Sungsang

lan Kêtula-tula Kêtali lan kaset cd sandiwara irah-irahipun Julung Sungsang lan

Kêtula-tula Kêtali. Jinising dhata mênika awujud data tulis. Dhata panalitèn

mênika awujud tuturan ingkang ngêmu kekhasan swantên, diksi, lêlêwaring basa,

lan citra. Anggènipun ngêmpalakên dhata migunakakên metode simak,

migunakakên teknik catat. Metode padan dipunginakakên kanggé ngandharakên

pérangan-péranganipun suwantên, péranganipun diksi, lêlêwaring basa lan citra.

Teknik dhasar metode padan inggih punika pilah unsur penentu. Daya pilah

ingkang dipunginakakên inggih punika daya pilah referensial.

Kasiling panalitèn data kados mêkatên (1) dipunginakakên purwakanthi

(swara, sastra, lumaksita). (2) pamilihing têmbung utawi diksi tembung basa

Indonesia, sinonim, idiom, têmbung kasar, têmbung saroja, têmbung panyilah. (3)

lêlêwaring basa ing naskah Julung Sungsang lan Kêtula-tula Kêtali inggih punika

klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, elipsis, eufemisme, litotes, hiperbola,

paradoks, simile, metafora, personifikasi, sinekdoke, hipalase, sarkasme, sinisme,

satire. (4) citra ing naskah Julung Sungsang lan Kêtula-tula Kêtali inggih punika

citra pandulu, citra pamirêng, citra pangraos, citra pangambêt, citra panggêrak.

Page 17: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

ABSTRACT

Fajar Yuli Cahyaningrum. C0107022. 2011. Kajian Stilistika Naskah Sandiwara

Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali Karya Kusuma Danang

Joyo. Skripsi. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

The research focuses in four problems are: (1) how the benefit of sound

aspect in cinema script Julung Sungsang and Ketula-tula Ketali by Kusuma

Danang Joyo, (2) How word option or the diction of the cinema script Julung

Sungsang and Ketula-tula Ketali by Kusuma Danang Joyo, (3) how the language

style in cinema script, (4) how the value in cinema script Julung sungsang and

Ketula-tula Ketali by Kusuma Danang Joyo.

The aim of the research are (1) to describe and explain the benefit of the

sound aspect in cinema script in Julung Sungsang and Ketula-tula Ketali by

Kusuma Danang Joyo, (2) to describe and to explain the word option or the

diction in the script of Julung Sungsang and Ketula-tula Ketali by Kusuma

Danang Joyo, (3) to describe and to explain the language style of script in Julung

Sungsang and Ketula-tula Ketali by Kusuma Danang Joyo (4) to describe and to

explain the value of Julung Sungsang and Ketula-tula Ketali scipt by Kusuma

Danang Joyo.

The research is qualitative research. The data source is used in written data

which is RRI cinema script in 2010 with the title Julung Sungsang and Ketula-tula

Ketali. The kind of the data in the research is written data. The form of the data is

utterances or the sentence within sound aspect characteristic, the collecting data is

with listening and writing technique. The using of the technique in padan method

is the sound techinique option with the reverential. It used to analyses the the

sound aspect, diction, language style and the value.

From the analyses data will be found (1) the use of sound aspect

Purwakathi (sound, literature, and language), (2) the characteristic of the word

option or the Indonesia language, synonym, idiom, the cruel word, saroja word,

request word, (3) the use of language based on the word structure and the direct of

meaning. Based on the sentence structure are climax, anticlimax, paralelisme,

antitesis. Based on the indirect of meaning are elipses, eufemisme, litotes,

hiperbola, paradoks, simile, metafore, personification, sinekdoke, hipalase,

sakasme, sinisme, satire, (4) the using of the visual, listened, smiled, moved.

Page 18: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan wujud hasil karya seorang pengarang. Bahasa

merupakan sarana estetis terpenting yang digunakan pengarang ketika

menuangkan ide dan imajinasinya ke dalam karya sastra. Bahasa di dalam karya

sastra mengandung imajinasi yang tinggi sehingga tidak membuat bosan pembaca.

Karya sastra dibuat oleh pengarang bertujuan untuk dinikmati oleh masyarakat.

Pengarang menggunakan bahasa yang indah agar mengesan di hati pembacanya.

Pilihan kata yang tepat oleh pengarang akan menimbulkan efek estetis di dalam

karyanya sehingga karya sastra tersebut dapat membuat senang pembaca dan

pembaca merasa terhibur.

Selain itu pemanfaatan diksi atau pemilihan kata akan menghindarkan sifat

monoton dalam bahasa. Diksi bukan hanya dipergunakan untuk menyatakan kata

yang akan dipakai untuk mengungkapkan suatu gagasan, tetapi juga meliputi

persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan, dan sebagainya (Gorys Keraf,

2004:18). Kekhasan bahasa seorang pengarang adalah fenomena teks sastra yang

menarik untuk dikaji. Untuk mengetahui ciri khas suatu karya sastra, perlu diteliti

gayanya. Salah satu kajian yang dapat dilakukan dengan penelitian ini adalah

stilistika yaitu ilmu tentang gaya.

Pengkajian karya sastra dari segi bahasa tidak dapat dihindarkan adanya

penguraian dan pengamatan terhadap gejala atau ciri linguistik yang terdapat

dalam wacana untuk mengetahui efek yang ditimbulkan. Pengkajian stilistika juga

menyadarkan pengarang dalam memanfaatkan kemungkinan yang tersedia dalam

1

Page 19: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahasa sebagai pengungkapannya (Panuti Sudjiman, 1993:2). Sudiro Satoto

(1995:4) mendefinisikan bahwa stilistika merupakan bidang linguistik yang

mengemukakan teori dan metodologi pengkajian sebuah teks sastra, termasuk

dalam pengertiannya extended. Ektended artinya suatu sifat pandangan yang

mencakup bidang kajian yang menggunakan bahasa sebagai unsur penting dan

menerima teori linguistik sebagai sesuatu yang amat relevan. Titik berat kajian

stilistika terletak pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa suatu karya sastra.

Stilistika merupakan kajian kualitatif yang berkaitan dengan usaha-usaha

mendapatkan atau membuktikan pemanfaatan potensi-potensi bahasa khas dan

khusus yang dapat membangun suatu ciri-ciri estetis atau keindahan bahasa yang

universal suatu karya sastra, misalnya sistem perulangan, persajakan dan

sebagainya dalam bentuk novel, cerpen, drama (modern/ tradisional), puisi (Lutfi

Abas, dalam Sutarjo, 2003:6).

Sandiwara merupakan salah satu karya sastra yang memanfaatkan potensi

bahasa yang khas untuk membangun keindahan karya sastra. Sandiwara

merupakan karya sastra yang bertujuan menggambarkan tikaian dan emosi lewat

lakuan dan dialog, lazimnya dirancang untuk pementasan atau penyiaran. Dalam

penyiaran sandiwara, pemain sandiwara tidak lepas dari naskah sandiwara.

Naskah sandiwara sebagai salah satu jenis kesusastraan memiliki elemen-elemen

yaitu alur, tema, dan penokohan. Pemain sandiwara harus memahami dan

menghayati isi naskah sandiwara agar dapat membawakan cerita dengan baik

sehingga terkesan menarik oleh pendengar. Pemain sandiwara harus mampu

memerankan tokoh-tokoh di dalam cerita serta melaksanakan dialog-dialognya

Page 20: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

demi mendukung kelancaran cerita. Pementasan sandiwara dapat melalui TV,

radio, dan panggung.

Stasiun radio yang masih aktif menyiarkan sandiwara berbahasa Jawa

yaitu RRI Surakarta. Sandiwara di dalam RRI Surakarta masuk dalam program

siaran hiburan. Bentuk siaran hiburan merupakan siaran yang digemari oleh

masyarakat pendengar. Bentuk siaran hiburan yang sangat populer adalah siaran

hiburan, siaran kata, siaran iklan (Harley Prayudha, 2006:34). Sandiwara

merupakan salah satu bentuk siaran hiburan yang digemari oleh masyarakat

pendengar karena dapat menghibur pendengar lewat ceritanya.

Sandiwara berbahasa Jawa di RRI Surakarta disiarkan setiap hari Senin

pukul 22.00-23.00 WIB, durasi untuk menyiarkan sandiwara berbahasa Jawa

hanya satu jam setiap minggunya. Sandiwara berbahasa Jawa di RRI Surakarta

disiarkan secara bersambung setiap seri. Cerita sandiwara bersambung dari seri ke

seri berikutnya. Ada beberapa judul sandiwara berbahasa Jawa yang disiarkan

oleh RRI Surakarta pada tahun 2010 yaitu Rajapati, Misteri Kalong Wewe, Julung

Sungsang dan Ketula-tula Ketali. Dari judul sandiwara yang pernah disiarkan

penulis tertarik pada judul Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma

Danang Joyo karena ceritanya menarik dan menggunakan gaya bahasa yang

indah. Bahasa yang digunakan adalah bahasa krama dan ngoko. Sandiwara Julung

Sungsang memiliki lima seri cerita dan Ketula-tula Ketali memiliki tujuh seri

cerita.

Sandiwara Julung Sungsang menceritakan tentang dua sosok gadis yang

mempunyai watak yang berbeda. Darwani adalah seorang gadis yang berwatak

jahat yang selalu berbuat jahat pada Darwati adiknya. Kedua bersaudara adik dan

Page 21: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kakak ini adalah anak dari Pak Projo pemilik perkebunan yang kaya raya. Pak

Projo ingin mewariskan hartanya pada Darwati karena Darwati dianggap mampu

mengelola perkebunan dengan baik. Darwani tidak terima akan hal ini, dia

kemudian pergi ke dukun untuk menjampi-jampi adiknya agar pergi dari

kampungnya. Usaha Darwani berhasil dan akhirnya Darwati pergi dari kampung

dengan bau bacin dan wajah yang jelek. Satu bulan Darwati tinggal di hutan

akhirnya ditolong Dewi Arum Dalu penunggu sendang dan wajahnya Darwati

kembali cantik lagi.

Sandiwara Ketula-tula Ketali menceritakan kehidupan keluarga Murtini

yang selalu terkena musibah berturut-turut. Murtini hidup bersama ibunya di

tempat kontrakan milik Pak Renggo. Keluarga Murtini nunggak membayar

kontrakan selama tiga bulan. Pak Renggo dan Hery mempunyai niat jahat untuk

menculik Rustini adik dari Murtini. Hery memperkosa Rustini, musibah yang

dialami Rustini dialami pula oleh ibunya. Ibunya diperkosa oleh Pak Renggo.

Nasib malang tidak semakin mereda. Murtini yang diketahui menderita penyakit

kanker otak stadium empat akhirnya meninggal.

Bahasa di dalam karya sastra dibuat dengan sedemikan rupa dengan

menggunakan imajinasi seorang pengarang, hal ini dilakukan oleh pengarang agar

cerita di dalam karya sastra tidak monoton atau tidak membuat bosan pembaca

atau pendengar. Bahasa sandiwara lazimnya menggunakan bahasa dalam bentuk

cakapan (dialog atau monolog). Bahasa sandiwara mengacu pada citra

pendengaran, sehingga bahasa yang digunakan di dalam sandiwara pendek-

pendek, mudah difahami, enak didengar. Maka tidak mengherankan jika

Page 22: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sandiwara merupakan bentuk siaran hiburan yang menghibur masyarakat

pendengar lewat bahasa-bahasa yang enak didengar dan indah.

Naskah sandiwara mempunyai kekhasan tersendiri lewat pemilihan kata-

kata yang indah. Bahasa yang indah adalah bahasa yang berbunga-bunga, yang

memanfaatkan rima, pengulangan, majas, dan sebagainya (Panuti Sudjiman,

1993:6). Bahasa merupakan sarana untuk mencapai nilai estetika. Pemakaian

bahasa di dalam naskah sandiwara RRI memiliki unsur estetis yang tersusun dari

pilihan kata-kata yang merupakan ekspresi pengarang. Keindahan bahasa dalam

naskah sandiwara disusun secara kreatif oleh pengarang agar terkesan di hati

pembaca dan tidak membuat bosan pembaca. Setiap pengarang dalam membuat

karya-karyanya pasti memperlihatkan ciri-ciri masing-masing dan ciri pribadinya

tersebut diakui sebagai suatu kebenaran baginya.

Gaya yang dipilih seorang pengarang, biasanya berbeda dengan

pengarang-pengarang yang lain (Sutejo, 2010:9). Setiap pengarang pasti

memperlihatkan ciri-ciri individualisme, originalitas, dan gaya masing-masing.

Contoh kekhasan penggunaan bahasa di dalam sandiwara oleh pengarang sebagai

berikut.

Sadewo : Sampun ... kersanipun ... kula paringi pelajaran ... mangke ndhak

gedhe sirahe [...]

’Sudah ... biarkan ... saya beri pelajaran ... supaya tidak sombong

[...]

Darwati : [...] ya ora bakal mari ... wong nyat pancen disengaja ... gen ora

mari ... pancen bodho kabeh ... malah ... malah ... iki mau tak

tonton ... sing diwenehake ... marang Darwati iki mau ... dudu ...

obat ... nanging ... nanging ... racun ... rasakna ... rasakna [...]

’ [...] ya tidak mungkin sembuh ... emang disengaja ... supaya

tidak sembuh ... memang bodoh semua ... lebih-lebih ... ini

tadi tak lihat ... yang dikasihkan ... pada Darwati itu tadi ...

bukan ... obat ... tetapi ... tetapi ... racun ... rasakan ... rasakan

[...]’

Page 23: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada wacana di atas terdapat gaya bahasa metafora yaitu gedhe sirahe

’besar kepalanya dan purwakanthi lumaksita yaitu mari ’sembuh’, malah ’lebih-

lebih’, nanging ’tetapi’, rasakna ’rasakan’. Kekhasan pemakaian bahasa oleh

Kusama Danang Joyo dalam naskah sandiwara radio berbahasa Jawa di RRI

Surakarta menarik untuk diteliti.

Penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan kajian stilistika adalah :

1. Penelitian berjudul Telaah Linguistik atas Novel Tirai Menurun Karya

N.H Dini oleh D. Edi Suboto, dkk (1997), mengkaji keunikan pemakaian

bahasa, pemakaian gaya bahasa dan metafora, serta faktor sosial budaya

yang melatar-belakangi novel Tirai Menurun.

2. Telaah Stilistika Novel Berbahasa Jawa Tahun 1980-an oleh D. Edi

Subroto, dkk (1999). Penelitian ini mengkaji pemanfaatan aspek bunyi

bahasa dalam novel, keunikan kosakata, keunikan segi morfosintaksis

serta gaya bahasa.

3. Analisis dengan pendekatan stilistika dalam Bahasa Pedalangan Gaya

Surakarta (Suatu Kajian Stilistika) oleh Sutarjo (2003), membahas

pemanfaatan atau pemilihan aspek bunyi, faktor kekhasan morfologi,

pemakaian dan pemilihan kosakata; penggunaan gaya bahasa; serta

kekhasan struktur sintaksis dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta.

4. Kajian Stilistika Bahasa Jawa dalam Lagu-Lagu Karya Koes Plus oleh

Rani Gutami (2005), penelitian ini membahas parikan, wangsalan, pola

rima, dan kekhasan bentuk-bentuk morfologi, serta makna yang berkaitan

dengan ungkapan dan gaya bahasa, serta fungsi bahasa dalam lagu-lagu

berbahasa Jawa Koes Plus.

Page 24: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Serat Piwulang Warna-Warni Karya Mangkunegara IV (Suatu Tinjauan

Stlistika) oleh Priyanto tahun 2008. Penelitian ini berisi pembahasan

tentang pemilihan bunyi-bunyi bahasa, pilihan kata arkhais dan gaya

bahasa yang dipergunakan dalam Serat Piwulang Warna-Warni Karya

Mangkunegara IV.

6. Kajian Stilistika Novel Sirah Karya AY. Suhayana oleh Retno Dwi

Handayani (2010), penelitian ini membahas aspek-aspek bunyi, diksi atau

pilihan kata, dan gaya bahasa.

Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian terhadap stilistika pada naskah

sandiwara berbahasa Jawa di RRI Surakarta yang berjudul Julung Sungsang dan

Ketula-tula Ketali (lebih lanjut disingkat menjadi JS dan KK) belum pernah

diteliti. Penulis tertarik meneliti naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma

Danang Joyo, karena (1) naskah sandiwara tersebut memiliki keunikan-keunikan

pemanfaatan aspek bunyi, pemakaian bahasa seperti kosakata, gaya bahasa, dan

pencitraan, (2) pada umumnya setiap pengarang ingin menampilkan ciri tersendiri

sehingga masyarakat akan lebih mudah memahami karya sastra, (3) naskah

sandiwara sebagai salah satu karya sastra dan pernah disiarkan di RRI Surakarta.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian ini menjadi terarah dan

membantu peneliti dalam menganalisis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis menekankan batasan objek kajian yang akan diteliti, sehingga dapat

mempertegas pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada kajian

Page 25: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

stilistika dengan fokus aspek-aspek bunyi, diksi atau pilihan kata, gaya bahasa dan

pencitraan dalam naskah sandiwara JS dan KK Karya Kusuma Danang Joyo.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pemanfaatan aspek-aspek bunyi dalam naskah sandiwara JS

dan KK karya Kusuma Danang Joyo?

2. Bagaimanakah diksi atau pilihan kata dalam naskah sandiwara JS dan KK

karya Kusuma Danang Joyo?

3. Bagaimanakah gaya bahasa dalam naskah sandiwara JS dan KK karya

Kusuma Danang Joyo?

4. Bagaimanakah pencitraan dalam naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma

Danang Joyo?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk.

1. mendeskripsikan dan menjelaskan pemanfaatan aspek-aspek bunyi dalam

naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo.

2. mendeskripsikan dan menjelaskan diksi atau pilihan kata dalam naskah

sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo.

3. mendeskripsikan dan menjelaskan gaya bahasa dalam naskah sandiwara JS

dan KK karya Kusuma Danang Joyo.

4. mendeskripsikan pencitraan dan menjelaskan dalam naskah sandiwara JS dan

KK karya Kusuma Danang Joyo.

Page 26: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian terbagi menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis

adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Peneltian secara teoretis diharapkan dapat memberikan pengembangan

ilmu pengetahuan dalam hal ini kebahasaan (linguistik), khususnya stilistika.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penetian ini dapat dimanfaatkan oleh:

a. Guru bahasa Jawa yaitu dapat menambah wawasan materi pengajaran bahasa

Jawa, khususnya sandiwara.

b. Pengarang muda agar lebih mementingkan pola estetik dan kreatif dalam

menuangkan ide-ide pada karya sastra

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini meliputi lima bab. Kelima bab tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori dan Kerangka Pikir. Dalam penelitian ini berisi

pengertian stilistika, purwakanthi, diksi, sandiwara, gaya bahasa, pencitraan,

tentang pengarang naskah sandiwara JS dan KK, RRI Surakarta dan kerangka

pikir.

Page 27: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bab III Metode Penelitian. Bab ini berisi jenis penelitian, sumber data dan

data, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta

metode penyajian hasil analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan. Bab ini berisi analisis data berupa

aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi, gaya bahasa, dan pencitraan.

Bab V Penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran. Pada akhir tulisan ini

disertakan daftar pustaka dan lampiran data penelitian.

Page 28: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Landasan Teori

1. Stilistika

Stilistika adalah ilmu tentang style. Style, ’stail’ yaitu cara yang khas

dipergunakan oleh seseorang untuk mengutarakan atau mengungkapkan diri; gaya

pribadi (Soediro Satoto, 1995:36). Pemakaian gaya bahasa yang digunakan

pengarang disadari oleh pengarang. Hal ini digunakan oleh pengarang untuk

mencapai keindahan dalam membuat karyanya.

Menurut P. Suparman Natawidjaja (1986:1) menyatakan bahwa ekspresi

individual melahirkan stilistika. Yang dimaksud dengan ekspresi individual

adalah cara tersendiri dari seorang penulis dalam menyatakan atau

menggambarkan sesuatu hal. Suparman juga menambahkan bahwa lisensi

stilistika (licentia stlestica) merupakan penyimpangan tata kalimat untuk

mencapai retorik, tetapi hasilnya tidak menimbulkan efek artistik. Pemakaian

bahasa dalam karya sastra yang runtut dan sesuai gramatikal memang baik, tetapi

terdapat juga pemakaian yang memperlihatkan keunikan bahasa atau yang

menyimpang dari pola umum. Penyimpangan tersebut merupakan daya tarik karya

sastra yang merupakan cerminan dari gaya bahasa seorang pengarang.

Menurut Enkvit dalam Umar Junus (1989:4) pengertian style mencakup

enam konsep yakni (1) bungkus membungkus inti atau pernyataan yang telah ada

sebelumnya, (2) pilihan antara berbagai-bagai pernyataan yang mungkin, (3)

sekumpulan ciri-ciri pribadi, (4) penyimpangan daripada norma atau kaidah, (5)

sekumpulan ciri-ciri kolektif, (6) hubungan antara satuan bahasa yang dinyatakan

11

Page 30: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dalam teks yang lebih luas daripada sebuah ayat. Pengertian style atau gaya dalam

arti luas dapat meliputi gaya penulisan pengarang.

Menurut pendapat Sutejo (2010:5) style merupakan gaya bahasa termasuk

di dalamnya pilihan gaya pengekspresian seorang pengarang untuk menuangkan

maksud yang bersifat individu dan kolektif. Karena itu, berkaitan dengan

keunikan pengarang dalam memilih bahasa sebagai sarana estetis penulisan

karyanya. Sedangkan stilistika sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang

style.

Stilistika mengkaji wacana sastra dengan orientasi linguistik yakni

mengkaji cara sastrawan memanipulasi potensi dan kaidah yang terdapat dalam

bahasa serta memberikan efek tertentu. Harimurti Kridalaksana (2001:202)

stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya

sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik dan kesastraan; penerapan linguistik

pada penelitian gaya bahasa.

Teori stilistika mempunyai pandangan bahwa pentingnya bahasa dalam

teks sastra. Bahasa merupakan medium untuk mengekspresikan karya sastra.

Sebagai media pengucapan seorang sastrawan, bahasa mempunyai kedudukan

yang sama dengan cat sebagai medium ekspresi seorang pelukis. Oleh karena itu,

teori stilistika merupakan teori sastra yang menitikberatkan pada penggunaan

bahasa dalam teks sastra.

Secara definitif stilistika adalah ilmu yang berkaitan dengan gaya dan gaya

bahasa, tetapi pada umumya lebih banyak mengacu pada gaya bahasa. Jadi, dalam

pengertian yang paling luas, stilistika sebagai ilmu tentang gaya, meliputi

Page 31: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

berbagai cara yang dilakukan dengan kegiatan manusia (Nyoman Kutha Ratna,

2009:167).

Aminudin (1995:13) menyatakan bahwa style dapat diartikan sebagai

bentuk pengungkapan ekspresi kebahasaan sesuai dengan kedalaman emosi dan

sesuatu yang ingin direfleksikan pengarang secara tidak langsung.

Penulisan karya sastra tidak terlepas dari persolan style. Style ditulis

pengarang memang untuk estetis, dan dalam konteks kesastraan dilakukan untuk

menuansakan estetika sebuah karya. Hakikat style menyarankan seorang

pengarang dalam memilih teknik berbahasa memilih ungkapan kebahasaan yang

dipandang representatif untuk mengungkapkan gagasan dan pemikiran.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai stilistika penulis dapat menarik

simpulan bahwa stilistika adalah ilmu yang mempelajari gaya pengarang yang

dituangkan ke dalam karya sastra dengan medium bahasa. Kajian stilistika ini

meliputi pembahasan mengenai kekhasan pemakaian bahasa Jawa naskah

sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo dalam pemanfaatan aspek

bunyi, diksi atau pilihan kosakata, gaya bahasa dan pencitraan.

2. Purwakanthi

Istilah purwakanthi berasal dari dua kata purwa ’permulaan’ dan kanthi

’menggandeng kawan, memakai, menggunakan’. Jadi purwakanthi berarti

menggandeng atau menggunakan apa yang telah disebutkan di bagian depan atau

di bagian permulaan. Adapun yang digandeng adalah suara, huruf, dan kadang-

kadang katanya. Di dalam sastra Indonesia istilah purwakanthi identik dengan

Page 32: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

persamaan bunyi yaitu persamaan vokal, persamaan bunyi konsonan dan

pengulangan kata (Dhanu Priyo Prabowo, 2007:246).

Purwakanthi ’persajakan’ ada tiga jenis yaitu asonansi atau purwakanthi

swara ’persamaan bunyi vokal’, aliterasi atau purwakanthi sastra ’persamaan

bunyi konsonan dalam pembentukan kata, kalimat, atau frasa’ dan purwakanthi

lumaksita atau basa ’pengulangan suku kata atau kata yang telah digunakan pada

bagian sebelumnya’ (Padmosoekotjo dalam Sutarjo, 2002:60).

a. Purwakanthi swara ’asonansi’ adalah semacam gaya bahasa retoris yang

sama berdasarkan langsung tidaknya makna yang berwujud bunyi vokal

yang sama, atau asonansi merupakan perulangan bunyi yang terdapat pada

kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan. Asonansi adalah

ulangan bunyi vokal pada kata yang berurutan tanpa disertai ulangan bunyi

konsonan. Maksudnya mencapai efek kesepadanan bunyi (Panuti

Sudjiman, 1990:4). Asonansi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud

pengulangan bunyi vokal sama. (Gorys Keraf, 2004:130).

b. Purwakanthi sastra ’aliterasi’ adalah pengulangan konsonan atau

kelompok konsonan pada awal suku kata atau awal kata secara berurutan

(Harimurti Kridalaksana, 2008:204). Panuti Sudjiman dalam Sutarjo,

2003:23), bahwa purwakanthi sastra ’aliterasi’ adalah ulangan bunyi

konsonan, lazimnya pada awal kata yang berurutan untuk mencapai efek

kesepadanan bunyi, dengan istilah purwakanthi atau runtut konsonan.

(Gorys keraf, 2004:130) mengatakan bahwa aliterasi adalah gaya bahasa

yang berwujud pengulangan konsonan yang sama. Biasanya dipergunakan

dalam puisi atau prosa.

Page 33: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Purwakanthi basa (lumaksita) adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata

atau frasa letaknya di depan, tengah dan akhir satuan lingual yang

kesemuanya itu untuk memberikan suasana estetis/indah (Sutarjo,

2002:125). Purwakanthi basa (lumaksita) adalah pengulangan suku kata,

kata, dan baris (Dhanu Priyo Prabowo, 2007:247).

3. Diksi

Diksi adalah pilihan kata untuk memperoleh efek tertentu dalam pidato

drama dan karang mengarang. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-

kata yang dipakai untuk menyampaikan ide atau gagasan-gagasan pengarang.

Selain itu, diksi bukan hanya sebagai kata-kata yang diberikan untuk

mengungkapkan ide, gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya

bahasa, ungkapan (Gorys Keraf, 2004:23). Fraseologi mencakup persoalan kata-

kata dalam pengelompokan atau susunannya yang khusus berbentuk ungkapan-

ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-

ungkapan yang individual atau karakteristik atau yang memiliki nilai artistik yang

tinggi.

Menurut Gorys Keraf (2004:24) pengertian diksi adalah pertama, pilihan

kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan

suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat dan

gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi. Kedua, pilihan kata atau

diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari

gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang

sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat

Page 34: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh

penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

Perbendaharaan kata atau kosakata bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki

oleh sebuah bahasa.

Harimurti Kridalaksana (2008:50) mengatakan bahwa diksi adalah pilihan

kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan

umum atau dalam karang mengarang. Sementara Panuti Sudjiman (1990:21)

mengatakan bahwa diksi adalah pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan.

Diksi yang baik berhubungan dengan pemilihan kata yang bermakna tepat dan

selaras yang penggunaannya cocok dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan

khalayak pembaca/pendengar.

Pengertian diksi yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002:264) adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)

untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (seperti yang

diharapkan).

Jadi, jelaslah bahwa pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat yang

digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan kemampuan untuk menemukan

bentuk yang sesuai dengan situasi.

a. Ketepatan dalam pemilihan kata

Gorys Keraf (2004:87) mengemukakan bahwa ketepatan pilihan kata

mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan

yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan

atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketepatan pilihan

kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosakata seseorang.

Page 35: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Ambiguitas makna ganda sebisa mungkin dihindarkan apabila akan

berbicara atau menulis. Kita tidak perlu memakai kata terlalu banyak untuk

menyampaikan maksud yang dapat disampaikan secara singkat. Gorys Keraf

(2004:100) menyebutkan cara lain untuk menjaga ketepatan pilihan kata adalah

kelangsungan. Yang dimaksud dengan kelangsungan pilihan kata adalah teknik

memilih kata yang sedemikian rupa, sehingga maksud atau pikiran seseorang

dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis.

b. Persyaratan ketepatan diksi

Penulis atau pembicara di dalam menggunakan sebuah kata harus hati-hati

dan cermat agar maksud yang ingin disampaikan tercapai dan tidak menimbulkan

salah paham. Gorys Keraf (2004:88-87) mengatakan bahwa hal-hal yang harus

diperhatikan dalam ketepatan diksi yaitu; (1) membedakan secara cermat denotasi

dari konotasi, (2) membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim,

(3) membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya, (4) hindarilah kata-kata

ciptaan sendiri, (5) waspada terhadap penggunaan akhiran asing, (6) kata kerja

yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis, (7) mampu

membedakan kata umum dan kata khusus, (8) mempergunakan kata-kata indria

yang menunjukkan persepsi yang khusus, (9) memperhatikan perubahan makna

yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal, (10) memperhatikan

kelangsungan pilihan kata.

Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan

sejumlah besar kosakata atau perbendaharan kata bahasa itu. Perbedaharaan kata

atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah

Page 36: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bahasa. Kekhasan penggunaan pilihan kata yang ditemukan dalam sandiwara JS

dan KK antara lain sebagai berikut.

1) Kosakata Bahasa Indonesia

Kata atau frasa sudah sering kita jumpai dalam penulisan ilmiah. Dalam

teks bahasa Jawa bisa saja disisipkan kata atau frasa Indonesia. Pemakaian kata

atau frasa Indonesia dalam teks bahasa Jawa dirasakan lebih ilmiah daripada harus

menerjemahkannya dalam bahasa Jawa. Namun bisa saja pemakaian kata atau

frasa Indonesia tersebut hanya untuk menunjukkan bahwa seseorang mengetahui

istilah-istilah tersebut, padahal belum tentu ia mengerti maksudnya dan dapat

mengucapkan atau menulisnya dengan benar. Contoh: kata stan, frasa vas bunga.

2) Sinonim

Sinonim adalah salah satu dari dua kata lebih dalam bahasa yang sama

yang maknanya sama atau mirip dalam semua atau beberapa seginya (Panuti

Sudjiman, 1990:74). Sementara itu, Harimurti Kridalaksana (2001:198)

mengatakan bahwa, sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau

sama dengan bentuk lain; kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau

kalimat, walaupun umumnya yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja.

Misalnya: omba ’luas’ dan jembar ’luas’, dandan ’berhias’ dan macak ’berhias’.

3) Idiom atau ungkapan

Idiom atau ungkapan adalah (a) kontruksi dari unsur-unsur yang saling

memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada karena bersama

yang lain; (b) konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna

anggota-anggotanya; (c) bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa,

suku atau kelompok (Harimurti Kridalaksana, 2001:80).

Page 37: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4) Tembung Kasar atau Makian

Kata Makian yang diturunkan dari verbal memaki berarti ’mengeluarkan

kata-kata keji, kotor, kasar sebagai pelampiasan kemarahan atau rasa jengkel

(KBBI, 2002:702). Makian mempunyai arti yang tidak jauh berbeda dengan

umpatan, yaitu ’perkataan yang keji-keji atau kotor yang diucapkan karena marah,

jengkel atau kecewa’ (KBBI, 2002:1244). Kata-kata kasar berarti tidak sopan, keji

berarti sangat rendah, tidak sopan, dan kata-kata kotor berarti jorok, menjijikkan,

melanggar kesusilaan (KBBI, 2002:511,527,599). Oleh karena itu, seseorang yang

memaki atau mengumpat berarti mengucapkan kata-kata tersebut tidak biasa

digunakan dalam percakapan secara wajar dan hanya digunakan sebagai

pelampiasan perasaan marah, jengkel atau kecewa. Misal: iblis ’makhluk

pengganggu manusia’, brengsek ’kurang ajar’.

5) Tembung Saroja

Tembung saroja adalah penggunaan dua kata atau mirip artinya

dimaksudkan untuk memberikan penyangatan arti sehingga menimbulkan efek

emosi yang kuat. Tembung saroja tegese tembung rangkep, maksudte tembung

loro kang padha utawa meh padha tegese dienggo bebarengan. Kata saroja

adalah kata rangkap, maksudnya dua kata yang sama atau hampir sama artinya

digunakan bersamaan (Padmosoekotjo, dalam Sutarjo, 2003:62). Misalnya: bagas

waras dan pas trep. Kata bagas berarti sehat, waras juga berarti sehat, dan pas

berarti sesuai trep juga berarti sesuai.

6) Kata Seru

Kata seru adalah kata atau frasa yang dipakai untuk mengawali seruan,

bentuk yang tak dapat diberi afiks dan yang tidak mempunyai dukungan sintaksis

Page 38: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dengan bentuk lain, dan dipakai untuk mengungkapkan perasaan (Harimurti

Kridaslaksana, 2001:84 dan 100). Misal: Wahh untuk kata pengungkap rasa

kagum, Huuhhh untuk kata pengungkap rasa kesal.

4. Gaya Bahasa

a. Pengertian Gaya Bahasa

Gorys Keraf (2004:113) mengatakan bahwa gaya atau khususnya gaya

bahasa dikenal retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin

stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Akan tetapi

pengertian gaya bahasa dapat dibatasi, gaya bahasa adalah cara mengungkapkan

pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian

penulis (pemakai bahasa).

Gaya bahasa ialah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang

timbul atau yang hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan

tertentu dalam hati pembaca (Slametmuljana dalam Pradopo, 2005:93). Sementara

itu, Panuti Sudjiman (1993:33) menyatakan bahwa yang disebut gaya bahasa

adalah cara menyampaikan pikiran dan perasaan dengan kata-kata dalam bentuk

tulisan maupun lisan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

adalah cara yang digunakan penulis dalam menyampaikan pikiran dan gagasan

dengan kata-kata yang khas kepada pembaca dan memberikan kesan tertentu di

hati pembaca.

Page 39: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Jenis-jenis Gaya Bahasa

Menurut Zainuddin Fananie (2002:29) gaya bahasa yang lazim digunakan

pengarang di dalam karya sastra adalah (1) gaya bahasa berdasarkan struktur

kalimat; (2) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.

1) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat

Struktur kalimat ada yang bersifat periodik, kendur dan berimbang.

Apabila bagian yang terpenting mendapat penekanan di akhir kalimat, disebut

periodik. Apabila kalimat mendapat penekanan di akhir kalimat dan bagian-

bagian yang kurang penting dideretkan sesudah bagian penting, disebut kendur.

Selanjutnya kalimat yang mengandung dua bagian kalimat atau lebih yang

kedudukannya terlalu tinggi atau sederajat, disebut berimbang. Dari ketiga

struktur macam kalimat tersebut diperoleh gaya bahasa klimaks, anti klimaks,

paralelisme, antitesis, dan repetisi.

a. Klimaks merupakan gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran

yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan

sebelumnya.

Contoh :

Murtini: Ahh .. kena apa ... sirahku iki ... kena apa aku kok kerep ngalami ...

kadadeyan sing ngene iki ... ora pisan ... ora pindho ...bola-bali aku

... ngalami mumet sing lara banget kaya ngene iki[...](KK/1/5)

’Ahh .. kena apa ... kepalaku ini ... kenapa saya sering mengalami ...

kejadian seperti ini ... tidak sekali ... tidak dua kali ...sering

sekali saya ... mengalami sakit kepala yang begitu sakit seperti ini

[...]’

b. Antiklimaks merupakan gaya bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari

yang terpenting, berturut-turut ke gagasan yang kurang penting.

Contoh:

Murtini: ... Ahh... arep tak priksakne wae ... aku dhewe kuwi wedi ... tur

mumet iki yo ora suwe ... yen wis sakwetara ... bakal ilang dhewe

Page 40: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

rasa mumet iki [...] (KK/1/5)

: ’... Ahh... mau saya priksakan saja ... saya sendiri takut ... lagipula

sakit kepala ini tidak lama ... kalau sudah sementara ... hilang sendiri

rasa sakit ini [...]’

c. Paralilesme adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam

bentuk gramatikal yang sama.

Contoh:

Sundari : Aku tak rewangi ... paribasan kowe wis nglarani atiku ... gawe gela

atiku bola-bali ... aku tetep narima mas ... ora rumangsa serik ...

ora rumangsa anyel ... aku sabar ... lan terus tak sabar-sabarke

... nanging ... nanging .... kowe babar blas ... ora ngerti ...

perasaanku mas ... kowe ... acuh ... kowe masa bodoh ... karo apa

sing wis tak ... korbanke marang kowe mas [...] (JS/4/5)

: ’Sudah tak belain ... walaupun kamu sudah menyakiti hatiku...

membuat kecewa hatiku berkali kali... saya tetap terima mas ...

tidak merasa benci ... tidak merasa sebel ... saya sabar ... dan terus

saya sabar-sabarkan ... tetapi ... tetapi .... kamu sama sekali ... tidak

tau ... perasaanku mas ... kamu ... acuh ... kamu masa bodoh ...

dengan apa yang sudah ... saya korbankan untuk kamu mas [...]’

d. Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang

bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang

berlawanan.

Contoh:

Baroto : Iyo bener ... wong urip kuwi mung sedhela ... kenapa digawe susah ...

rak ya becike ... digawe seneng [...] (JS/1/3)

: ’Iya benar ... orang hidup itu cuma sebentar ... kenapa dibuat susah ...

lebih baik ... dibuat senang [...]’

e. Repetisi merupakan perungan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang

dianggap penting memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang

disesuaikan. Gorys Keraf (2001:127) membagi gaya bahasa repetisi yaitu

epizeuksis, tautotes, anaphora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis,

dan anadiplosis.

Contoh:

Pak Projo : Pokoke... sedhela maneh... sedhela meneh ... aku bakal

rembukan bab iki ... marang kowe sakloron [...] (JS/2/4)

Page 41: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

: ’Pokoknya... sebentar lagi... sebentar lagi ... saya mau

bicara bab ini ... kepada kalian berdua [...] ’

2) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna

Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna diukur dari acuan yang

masih dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada

penyimpangan. Gaya bahasa ini dibagi atas dua kelompok, yaitu gaya bahasa

retoris dan gaya bahasa kiasan.

a. Gaya bahasa retoris

Gaya bahasa retoris merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk

mencapai efek tertentu (Gorys Keraf, 2004:129). Bermacam-macam gaya bahasa

retoris terdiri atas:

1) Aliterasi, yaitu gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama.

Biasanya dipergunakan dalam puisi, kadang-kadang dalam prosa, untuk

penghiasan atau penekanan.

Contoh : Kudune kok kuras kolah kuwi.

’Harusnya kamu kuras bak mandi itu.’

2) Asonansi, yaitu gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang

sama.

Contoh : Ora apa-apa ta lara sirahmu , apa digawa nyang dhokter wae.

’Tidak apa-apa kan sakit kepalamu, apa dibawa ke dokter saja.’

3) Anastrof, yaitu gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan pembalikan

susunan kata yang biasa dalam kalimat.

Contoh : Lunga saka kene, mumet sirahku yen eneng kowe neng kene.

’Pergi dari sini, pusing kepalaku kalau ada kamu di sini.’

4) Apofasis, yaitu sebuah gaya di mana penulis atau pengarang menegaskan

sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.

Page 42: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Contoh : Aku percaya kowe nanging awakmu bacut nglarani aku.

’Aku percaya kamu tetapi dirimu terlanjur menyakiti aku.’

5) Apostrof, yaitu semacam gaya bahasa berbentuk pengalihan amanat dari para

hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir.

Contoh : Patrioting nagari sampun sare kanthi tenang wonten ing

sandhinging Gusti Pangeran.

’Pahlawan negara sudah tidur tenang di samping Tuhan.’

6) Asidenton, yaitu gaya bahasa berupa acuan, bersifat padat dan mampat

dimana beberapa kata, frasa, atau klausa, yang sederajat tidak dihubungkan

dengan kata sambung, hanya dipisahkan dengan koma.

Contoh : Wong kuwi mau jebule gemi, setiti, ngati-ati.

’Orang tadi ternyata, hemat, cermat, hati-hati.’

7) Polisindenton, yaitu sebuah gaya yang merupakan kebalikan dari asindenton.

Beberapa kata, frasa, klausa yang berurutan dihubungkan dengan kata-kata

sambung.

Contoh: Nalika sore wayah bocah padha arep sinau les dheweke lan adhine

mara nggawa buku wacan basa Jawa amarga pengen minterke

bocah-bocah.

’Ketika sore hari anak-anak mau belajar les dia dan adiknya datang

membawa buku bahasa Jawa karena ingin membuat pandai anak.’

8) Kiasmus, yaitu suatu gaya yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa,

yang sifatnya berimbang dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan

frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa

lainya.

Contoh : Kabeh kesabaranku ilang, bubar kabeh usahaku pirang-pirang taun.

’Habis kesabaranku, hilang semua usahaku selama bertahun-tahun.’

9) Elipsis, yaitu suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat

yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau

pendengar, sehingga struktur kalimatnya memenuhi pola yang berlaku.

Page 43: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Contoh : Jane dheweke arep ngomong mau sore, menawa dheweke.....

’Sebetulnya dia mau bilang tadi sore, kalau dirinya.....’

10) Eufemismus, yaitu semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak

menyinggung perasaan orang, atau ungkapan-ungkapan yang halus untuk

menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung,

perasaan, atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Contoh : Bapake wis ora eneng tengah-tengahing keluargane.

’Bapaknya sudah tidak ada di tengah-tengah keluarganya.’

11) Litotes, yaitu gaya bahasa yang mengecilkan sesuatu hal. Jadi mengandung

pertentangan antara kenyataan dan perkataan. Dipakai untuk merendahkan

diri.

Contoh : Mangga mampir riyen ten gubuk kula.

’Silahkan singgah dulu di rumah saya.’

12) Histeron, yaitu gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari sesuatu yang logis

dan kebalikan dari urutan yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu yang

terakhir pada awal peristiwa.

Contoh : Dokar mlayune banter digeret jaran neng ngarape.

’Kereta larinya cepat ditarik kuda di depannya.’

13) Pleonasme dan tautologi, yaitu suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang

berlebihan itu dihilangkan, artinya tetapi utuh. Sebaliknya, acuan itu disebut

tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan

dari sebuah kata yang lain.

Contoh : Getih abang kuwi mili terus saka sikile.

’Darah merah itu mengalir terus dari kakinya.’

14) Parifrasis, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang dipergunakan.

Gaya ini mirip dengan pleonasme. Perbedaannya terletak dalam hal kata-kata

yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja.

Page 44: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Contoh : Doni nulis surat nganggo tangane dhewe.

‘Doni menulis surat menggunakan tangannya sendiri.’

15) Prolepsis, yaitu gaya bahasa yang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau

sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.

Contoh : Mau esuk dheweke kuliah numpak bis.

’Tadi pagi dia kuliah naik bis.’

16) Erotesis, yaitu pertanyaan retoris yang merupakan semacam pertanyaan yang

dipergunakan dalam tulisan atau pembicaraan dengan tujuan untuk mencapai

efek yang lebih mendalam dan penekanan wajar dan sama sekali tidak

menghendaki adanya jawaban. Dalam erotesis terdapat asumsi bahwa hanya

ada satu jawaban yang mungkin.

Contoh : Apa bener Jakarta kuwi ibu kota negara?

’Apa benar Jakarta itu ibu kota negara.’

17) Silipsis dan zeugma

Silipsis adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua konstruksi rapatan

dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya

hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Konstruksi

secara gramatikal benar, tetapi secara semantik tidak benar.

Zeugma kata yang dipakai untuk membawahi kedua berikutnya, sebenarnya

hanya cocok salah satu.

Contoh : Mbokdhe Ijah nggendhong nyangking ngempit kendhi-kendhi

dagangane.

’Bude Ijah menggendong membawa dan menjepit, kendi

dagangannya.’

18) Koreksio atau epanortosis adalah suatu gaya yang berwujud mula-mula

menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.

Contoh : Nunik nikah karo wong Semarang eh dudu deng wong Klaten.

’Nunik menikah dengan orang Semarang eh bukan orang Klaten.’

Page 45: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

19) Hiperbola, yaitu semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan

berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal.

Contoh : Wahh omahe gendhe banget kaya kraton.

’Wahh rumahnya besar sekali seperti kraton.’

20) Paradoks, yaitu semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang

nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks juga berarti semua hal yang

menarik perhatian karena kebenarannya.

Contoh : Bocah iku kaliren neng tengahing bandhan-bandhane.

’Anak itu kelaparan di tengah hartanya.’

21) Oksimoron, yaitu acuan yang berusaha untuk menghubungkan kata-kata untuk

mencapai efek yang bertentangan.

Contoh : Wong usaha kuwi susah ditampa seneng disyukuri.

’Orang usaha itu sulit diterima suka disyukuri.’

b. Gaya Bahasa Kiasan

Gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya

makna yang dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan (Gorys Keraf,

2004:136). Berikut ini adalah penjelasan mengenai gaya bahasa kiasan.

1) Persamaan atau simile, ialah perbandingan yang bersifat eksplisit yaitu

langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Kata-kata yang

sering digunakan antara lain: seperti, sama, bagaikan, dan laksana.

Contoh : Mlakune kaya macan luwe.

‘Jalannya seperti macan kelaparan.’

2) Metafora, ialah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora tidak menggunakan

kata: seperti, bak, bagaikan, bagai, dan sebagainya.

Page 46: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Contoh : Hani dadi kembang desa ing ndesane.

’Hani jadi bunga desa di desanya.’

3) Alegori, Parabel dan Fabel

(a) Alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Dalam

alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta

tujuannya selalu jelas tersurat.

Contoh : Legenda Lutung Kasarung memuat ajaran untuk sabar dan rajin.

(b) Parabel adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh biasanya manusia

yang selalu mengandung tema moral.

Contoh : Cerita Sukrasana yang tekun belajar

(c) Fabel adalah metafora berbentuk cerita mengenai dunia binatang, di mana

binatang-binatang dan makhluk-makhluk yang tidak bernyawa bertindak

seolah-olah sebagai manusia.

Contoh : Sapi lunga nalika ditagih dening pitik jago.

’Sapi pergi ketika ayam jago datang menagih.’

4) Personifikasi merupakan gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki

sifat-sifat kemanusiaan.

Contoh : Bolpen kuwi nari ing dhuwuring kertas putih.

’Bolpoint itu menari di atas kertas putih.’

5) Alusi, ialah acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan antara orang,

tempat, atau peristiwa.

Contoh: Bali minangka kutha dewata bisa dadi nambah devisa negara.

’Bali sebagai kota dewata bisa menambah devisa negara.’

Page 47: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

6) Eponim, ialah suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering

dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk

menyatakan sifat.

Contoh: Keprigelane Arjuna nggunake panah ora ana tandingane.

’Keahlian Arjuna menggunakan panah tidak ada tandingannya.’

7) Epitet, ialah suatu gaya yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari

seseorang atau sesuatu hal.

Contoh: Raja alas ngamuk merga kelangan anake.

’Raja hutan marah karena kehilangan anaknya.’

8) Sinekdoke, ialah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian

dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan atau mempergunakan

keseluruhan untuk menyatakan sebagian.

Contoh: Tiket mlebu stadion bal iki per gundul Rp 25.000,00.

’Tiket masuk stadion bola ini per kepala Rp 25.000,00.’

9) Metonomia, ialah gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk

menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.

Contoh: Mas Rudi tumbas kijang abang.

‘Mas Rudi membeli kijang merah.’

10) Antonomasia, ialah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan

sebuah epitet untuk menggantikan nama diri atau gelar atau jabatan.

Contoh: Presiden mengumumke wajib sinau sembilan taun.

’Presiden mengumumkan wajib belajar sembilan tahun.’

11) Hipalase, ialah semacam gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata

tertentu untuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada

sebuah kata yang lain.

Contoh: Raine butheg bar didukani ibune.

‘Wajahnya cemberut habis dimarahi ibunya.’

Page 48: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

12) Ironi, sinisme, sarkasme

(a) Ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna

atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-

katanya.

Contoh: Becik tenan keputusanmu, dadi kantor kentekan kas.

’Bagus sekali keputusanmu, sehingga kantor kehabisan kas.’

(b) Sinisme adalah suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang

mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.

Contoh: Pancen sampeyan niku wanita ingkang paling ayu kiyambak sing

bisa ngrusak keluargane wong liya.

’Memang benar anda itu wanita yang tercantik yang bisa merusak

rumah tangga orang lain.’

(c) Sarkasme adalah acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme. Gaya ini

selalu menyakitkan dan kurang enak didengar.

Contoh: Ngebuta sing banter yen numpak pit yen jiglok mben moncrot

polomu.

’Ngebutlah dalam mengendarai sepeda kalau jatuh biar

berdarah otakmu.’

13) Satire, yaitu ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Satire

mengandung kritik terhadap kelemahan manusia agar diadakan perbaikan

secara etis maupun estetis.

Contoh:

A: Mangga didhahar nasinipun, sampun cemepak wonten ing meja

makan?

’Ayo dimakan nasinya, sudah tersedia di meja makan?’

B: Iya, aku durung ngelih.

’Iya saya belum lapar.’

14) Inuendo, yaitu semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang

sebenarnya. Ia menyatakan kritik dan sugesti yang tidak langsung dan tidak

menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu.

Page 49: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Contoh: Pendhak sore mesti dheweke mabuk sitik merga kakeyan

ngombe.

.’Setiap sore mesti dia mabuk sedikit karena kebanyakan

minum.’

15) Antifrasis, yaitu semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata

dengan makna kebalikannya, yang biasa saja dianggap sebagai ironi sendiri.

Antifrasis dapat diketahui dengan jelas apabila pembaca atau pendengar

dihadapkan pada kenyataan sebenarnya.

Contoh: Iki jik esuk lho, ngapa tangi esuk-esuk.

’Ini masih pagi lho, mengapa bangun pagi-pagi.’

16) Pun atau Paronomasia adalah kiasan dengan mempergunakan kemiripan

bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar dalam maknanya.

Contoh: Dheweke lunga nggawa sak botol anggur lan sak kranjang anggur.

’Dia pergi membawa satu botol anggur dan satu kranjang anggur.’

1. Pencitraan

Pencitraan adalah penggunaan kata-kata dan ungkapan yang mampu

membangkitkan tanggapan indera dalam karya sastra (Burhan Nurgiantoro,

2007:304). Citra merupakan sebuah gambaran pengalaman indera yang

diungkapkan lewat kata-kata. Citra, kemudian diformulasikan lebih jauh sebagai

reproduksi mental, suatu ingatan masa lalu yang bersifat inderawi dan berdasarkan

persepsi dan tidak selalu bersifat visual (Ibid dalam Sutejo, 2010:19). Sementara

Rachmad Djoko Pradopo memaknakan citra sebagai gambar-gambar dalam

pikiran dan bahasa yang menggambarkannya (1993:79).

Burhan Nurgiyantoro yang mengelompokkan citra didasarkan pada

pengalaman kelima indera. Kelima citra itu meliputi (i) citra penglihatan (visual),

Page 50: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(ii) citra pendengaran (auditoris), (iii) citra gerak (kinestetik), (iv) citra rabaan

(taktil termal) dan (v) citra penciuman (olfaktori).

a. Citra Penglihatan

Mengikuti pemahaman citra sebagaimana diformulasikan Wellek dan

Warren dalam Sutejo (2010:20) sebagai reproduksi mental, suatu ingatan masa

latu yang bersifat inderawi dan berdasarkan persepsi dan tidak selalu bersifat

visual, maka ekspresi pengalaman masa lalu, akan terekspresikan sedemikian rupa

oleh pengarang dengan instrumen bahasa.

Citra penglihatan biasanya dapat memberikan rangsangan kepada indera

penglihatan sehingga hal-hal yang semula terlihat akan tampak atau hadir di depan

penikmat. Citra penglihatan ialah jenis citraan yang sering yang menekankan

pengalaman visual (penglihatan) yang dialami pengarang kemudian

diformulasikan ke dalam rangkaian kata yang seringkali metaforis dan simbolis

(Sutejo, 2010:21).

b. Citra Pendengaran

Citra pendengaran merupakan bagaimana pelukisan bahasa yang

merupakan perwujudan dari pengalaman pendengaran (Sutejo, 2010:22). Citra

pendengaran juga dapat memberikan rangsangan kepada indera pendengaran

sehingga mengusik imajinasi pembaca untuk memahami teks sastra secara tebih

utuh. Citra pendengaran biasanya dapat memberikan rangsangan kepada indera

pendengaran sehingga hal-hal yang semula tak terlihat akan tampak atau hadir di

depan penikmat dengan rangsangan pendengaran.

Page 51: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c. Citra Penciuman

Citraan penciuman ialah penggambaran yang diperoleh melalui

pengalaman indera penciuman (Sutejo, 2010:23). Selanjutnya, citraan jenis ini

dapat membangkitkan emosi penciuman pembaca untuk memperoleh gambaran

yang lebih utuh atas pengalaman indera yang lain.

d. Citra Perabaan

Citraan perabaan ialah penggambaran atau pembayangan dalam cerita

yang diperoleh melalui pengalaman indera perabaan (Sutejo, 2010:24). Citraan

perabaan seringkali menggambarkan bagaimana sesuatu secara ”erotik” dan

”sensual” dapat memancing imajinasi pembaca.

e. Citra Gerak

Citraan ini, menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak,

tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak, ataupun gambaran gerak pada umumnya

(Sutejo, 2010:24).

6. Pengertian Sandiwara

Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia istilah drama itu diganti

dengan istilah tonil (bahasa Belanda: toneel = pertunjukan). Kemudian sebagai

pengganti istilah tonil digunakan istilah sandiwara (diciptakan oleh KKG

Mangkunegara VII).

Sandiwara berasal dari kata sandi ’rahasia’ dan wara ’warah atau

pengajaran’. Jadi sandiwara berarti suatu pengajaran yang disampaikan secara

samar-samar (rahasia). Menurut Ki Hajar Dewantara sandiwara adalah pengajaran

yang dilakukan dengan perlambang.

Page 52: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Di samping istilah drama, di Indonesia terkenal pula istilah ”sandiwara”.

Istilah tersebut berasal dari bahasa Jawa. Sandi artinya rahasia dan warah artinya

ajaran. Jadi sandiwara adalah suatu pelajaran (ajaran) yang diberikan secara

rahasia atau perlambang karena disampaikan secara tidak langsung lewat suatu

bentuk tontonan (Adhi Asmara, 1983:32).

Drama merupakan karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan

dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog; lazimnya

dirancang untuk pementasan di panggung (Panuti Sudjiman,1990:22). Drama

merupakan salah satu jenis sastra (genre) memiliki elemen-elemen yang sama

dengan prosa pada umumnya, yaitu tema, amanat, penokohan, alur, latar, konflik,

dan cakapan. Kata drama berasal dari bahasa Yunani dramoi yang berarti

menirukan (Tjokroatmojo, 1985:11).

Sandiwara tidak lepas akan adanya naskah. Sandiwara sebagai sastra

tertulis ialah sandiwara yang diolah dari suatu naskah yang bermutu sastra dan

yang dituangkan adalah sastranya (Tjokroatmojo, 1985:30). Jadi, naskah

sandiwara adalah suatu karya sastra yang berbentuk teks sastra yang berisi cerita

dengan bentuk dialog.

7. Pengarang Naskah Sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali

Kusuma Danang Joyo lahir pada tanggal 20 Maret 1972 di Surakarta.

Nama lengkap Kusuma Danang Joyo adalah Kusuma Danang Joyo dan biasa

dipanggil Danang. Danang adalah anak pertama dari ketiga bersaudara,

saudaranya bernama Retno Setyoningrum dan Retno Setyowati. Bapak dari

Kusuma Danang Joyo bernama Mulyadi dan ibunya bernama Nuryati. Dalam diri

Page 53: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kusuma Danang Joyo masih mengalir darah seni karena bapaknya adalah

penabuh gamelan (niaga) dan ibunya adalah pemain wayang orang.

Kusuma Danang Joyo suka menulis sejak duduk di SMEA, Danang

menulis hanya berawal dari hobi. Menurut Kusuma Danang Joyo menulis

sandiwara di RRI Surakarta adalah suatu hal yang menarik karena bisa

menyenangkan orang lain. Berangkat dari RRI Surakarta, sebagai penulis naskah

sandiwara Kusuma Danang Joyo karirnya dalam bidang menulis mulai

berkembang.

Bidang yang ditekuni sekarang ini berbeda dari dunia pendidikan mulai

dari SD Manahan 2 Surakarta, SMP Negeri 18 Surakarta, SMEA 3 Surakarta dan

melanjutkan di Univertitas Muhamadiyah Surakarta mengambil jurusan Ekonomi

Akuntansi. Walaupun begitu, Kusuma Danang Joyo sangat menyukai bidang

mengarang karya sastra, karena selain tuntutan pekerjaan, Kusuma Danang Joyo

juga dapat menyenangkan hati orang lain lewat ceritanya.

Selain menulis naskah sandiwara Jawa, Kusuma Danang Joyo juga

menulis naskah sandiwara Indonesia di RRI Surakara. Kusuma Danang Joyo

bekerja di RRI di bagian kebudayan. Kusuma Danang Joyo diberi tanggung Jawab

membuat naskah sandiwara oleh pihak RRI Surakarta. Selain membuat naskah

sandiwara, Kusuma Danang Joyo juga membantu rekan yang lain. Kusuma

Danang Joyo juga membantu dalam Siaran Cepat-Cepat, Siaran Ruang Pelajar,

Siaran Macapat.

Karya-karya yang telah dihasilkan Kusuma Danang Joyo dan pernah

disiarkan di RRI Surakarta adalah sandiwara berbahasa Jawa dan sandiwara

berbahasa Indonesia. Sandiwara Jawa yang pernah disiarkan di RRI Surakarta

Page 54: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

antara lain berjudul Rajapati, Misteri Kalong Wewe, Rewanda Seta, Julung

Sungsang, Ketula-tula Ketali, Kasedan Jati, Nyai Rara Kembar Seri, Kliwon dan

Legawa. Sandiwara Indonesia yang pernah disiarkan di RRI Surakarta antara lain

berjudul Misteri Jati Seribu, Sosok Bertopeng, Manusia Berkepala Buaya.

Kusuma Danang Joyo merupakan pengarang yang berprestasi pernah

meraih juara tiga dalam perlombaan (Radio Indonesia Word) pada bulan Juni

2011 dengan karyanya yaitu sandiwara berbahasa Jawa yang berjudul Legawa.

8. Radio Republik Indonesia Surakarta

RRI Surakarta merupakan cabang RRI yang beralamat di Jalan Abdul

Rahman Saleh No. 51 Surakarta, Jawa Tengah. RRI Surakarta merupakan

lembaga penyiaran publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh

negara berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

RRI Surakarta berusaha menampilkan program terbaik untuk masyarakat.

Programa yang ada di RRI Surakarta ada tiga programa yaitu programa satu,

programa dua, dan programa tiga. Programa satu menyuguhkan siaran setiap hari

mulai pukul 04.30 pagi sampai 24.00 malam bentuk sirannya yaitu berita,

pendidikan, budaya, iklan, dan hiburan dengan frekuensi 105.5 FM. Programa dua

juga menyuguhkan siaran setiap hari mulai pukul 04.30 pagi sampai 24.00 malam

bentuk siaranya yaitu hiburan, berita, pendidikan, iklan, kebudayaan dengan

frekunsi 97 FM. Programa tiga menyuguhkan bentuk siaran berita atau informasi,

pendidikan, hiburan, iklan, waktu siar 24 jam.

Sandiwara radio termasuk siaran hiburan yang masuk pada programa satu.

Sandiwara berbahasa Jawa di RRI Surakarta disiarkan tiap hari senin pukul 22.00

sampai 23.00. Drama radio adalah drama yang disajikan dengan siaran radio

Page 55: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(Tjokroatmojo, 1985:46). Sandiwara radio bersifat monodimensional yaitu hanya

bersifat dengaran saja. Jadi penggarapannya sangat mengedepankan aspek suara

untuk menyakinkan imajinasi pendengar. Ini berarti kualitas aspek struktur sangat

ditentukan oleh suara secara keseluruhan.

Jadi, pengertian sandiwara radio adalah suatu karya sastra yang

menggunakan cerita konflik lewat dialog para tokohnya dengan media suara yang

dirasakan melalui suara.

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian merupakan penggambaran pemikiran

peneliti dalam memahami masalah yang akan diteliti. Objek kajian penelitian ini

adalah naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma

Danang Joyo. Dari naskah sandiwara ini peneliti mengamati wujud pemakaian

bahasanya. Berdasarkan landasan teori pemakaian bahasa dalam karya sastra yang

berbentuk tulisan ini merupakan objek kajian stilistika. Wujud pemakaian bahasa

tersebut kemudian ditelaah pada aspek bunyi bahasa, pilihan kata atau diksi, gaya

bahasa dan pencitraaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema di bawah

ini.

Page 56: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Bagan : Skema Kerangka Pikir

Stilistika

Pilihan kata

(Diksi)

Gaya Bahasa Aspek Bunyi

Sandiwara naskah JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo

Pencitraan

-Kosakata Bahasa

Indonesia

-Sinonim

-Idiom/Ungkapan

-Tembung

Kasar/Makian

-Tembung Saroja

-Kata Seru

-Berdasarkan

stuktur kalimat

-Berdasarkan

langsung tidaknya

makna

-Citra

Penglihatan

-Citra

Pendengaran

-Citra

Penciuman

-Citra

Perabaan

-Citra Gerak

-Purwakanthi

swara

‘asonansi’

-Purwankanthi

sastra

‘aliterasi’

-Purwakanthi

basa

(lumaksita)

Page 57: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah cara untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena,

sedangkan metode penelitian mencakup kesatuan dan serangkaian proses

penentuan kerangka pikiran, perumusan masalah, penentuan sampel data, teknik

pengumpulan data dan analisis data (Edi Suborto, 1992:31). Dalam metode

penelitian ini akan dijelaskan mengenai lima hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2)

data dan sumber data, (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) metode dan

teknik analisis data, dan (5) metode penyajian analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini deskripsi kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan

semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang secara

empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga menghasilkan catatan berupa

pemberian bahasa dan sifatnya seperti potret (Sudaryanto, 1992:62).

Dalam penelitian kualitatif data yang terkumpul berupa kata-kata bukan

angka-angka. Penelitian deskriptif dilakukan dengan cara mencatat secara teliti

dan cermat data yang berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, wacana, gambar-

gambar atau foto, catatan harian, memorandum, vidio tape (Edi Subroto, 1992:7).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, karena data yang digunakan

merupakan data tulis dan tidak berupa angka-angka melainkan berwujud kata-

kata, kalimat-kalimat pada naskah sandiwara yang terdapat unsur-unsur stilistika

39

Page 58: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

seperti aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi, gaya bahasa serta pencitraan

dan hasil analisis disampaikan dengan kata-kata.

B. Sumber Data dan Data

Sumber data adalah asal-muasal dari mana data penelitian itu diperoleh

(Edi Subroto, 1992:34). Sumber data dalam penelitian ini adalah data tulis berupa

naskah sandiwara JS dan KK sebagai data primer dan kaset cd sandiwara JS dan

KK sebagai data sekunder yang pernah disiarkan di RRI Surakarta.

Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam

(dalam arti luas), yang harus dicari dan dikumpulkan dengan sengaja oleh peneliti

sesuai dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian, data itu merupakan bahan

yang sesuai untuk memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti

(Sudaryanto, 1993:3). Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah data tulis,

wujud datanya berupa kalimat-kalimat dalam naskah sandiwara JS dan KK, yang

di dalamnya terdapat aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi, gaya bahasa, dan

pencitraan.

C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak.

Metode simak atau penyimakan adalah metode pengumpulan data dengan

menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Metode simak dilakukan

dengan teknik membaca, mempelajari, dan memperhatikan penggunaan bahasa

tulis yang berupa kata-kata, kalimat-kalimat pada naskah sandiwara JS dan KK.

Page 59: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Selanjutnya teknik catat dilakukan dengan cara melakukan pencatatan

terhadap data berupa kata-kata, kalimat-kalimat pada naskah sandiwara JS dan

KK yang memuat aspek-aspek bunyi, diksi, gaya bahasa dan pencitraan pada

kartu data. Data setelah terkumpul diseleksi selanjutnya diklasifikasi berdasarkan

aspek bunyi, diksi, gaya bahasa, dan pencitraan. Pengklasifikasian data

dimaksudkan untuk memilih dan memilah data agar mudah untuk dianalisis.

Dalam penelitian ini peneliti mengklasifikasikan data berdasarkan aspek-aspek

bunyi, diksi atau pilihan kata, gaya bahasa dan pencitraan.

Adapun langkah-langkah kongkret untuk pengumpulan data adalah

sebagai berikut.

1) Menyimak (membaca, mempelajari, dan memperhatikan) penggunaan bahasa

tulis yang berupa kata-kata, kalimat-kalimat pada naskah sandiwara JS dan KK.

2) Menggarisbawahi atau menandai aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi,

gaya bahasa, dan pencitraan pada naskah sandiwara JS dan KK.

3) Mencacat data yang memuat aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi, gaya

bahasa, dan pencitraan yang ada pada naskah sandiwara JS dan KK pada kartu

data.

4) Mengklasifikasi data berdasarkan aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau

diksi, gaya bahasa dan pencitraan.

D. Metode dan Teknik Analisis Data

Menganalisis berarti memilah-milah unsur yang membentuk satuan lingual

atau menggunakan ke dalam komponen-komponennya atau mengandung

pengertian penentuan identitas suatu satuan lingual. Penentuan identitas itu

Page 60: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

didasarkan atas pengujian berdasarkan segi-segi tertentu dari satuan lingual yang

kita teliti (Edi Subroto, 1992:55).

Metode padan adalah metode yang dipakai untuk mengkaji atau

menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang

berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa dan tidak menjadi bagian dari bahasa

yang bersangkutan (Edi Suboto, 1992:55). Adapun teknik yang digunakan dalam

metode padan adalah teknik dasar pilah unsur penentu atau teknik PUP. Adapun

alat yang digunakan adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh

peneliti sendiri. Daya pilah yang digunakan adalah daya pilah referensial dengan

daya pilah referensial dapat diketahui referen yang berupa tulisan yang di

dalamnya memuat, aspek-aspek bunyi, diksi, gaya bahasa dan pencitraan.

Adapun contoh penerapan sebagai berikut.

(6) Sundari : Ahhh ... kasunyatane ... Mas Sadewo wis kabukak atine

[...](JS/3/3)

: ‘Ahhh ... kenyataannya ... Mas Sadewo sudah terbuka

hatinya [...]’

Data (6) terdapat gaya bahasa metafora yaitu kabukak atine ’terbuka

hatinya’, sesuatu yang abstrak disamakan dengan yang kongkret seperti pintu

yang dapat dibuka. Ungkapan kabukak atine ’terbuka hatinya’ dalam tuturan

tersebut mengandung pengertian sadar.

E. Metode Penyajian Hasil Analisi Data

Penyajian hasil analisis data digunakan metode informal dan metode

formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa agar

mudah dipahami (Sudaryanto, 1993:145). Metode formal adalah metode

penyajian hasil analisis dengan menggunakan lambang atau tanda-tanda. Tanda

Page 61: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

yang dimaksud adalah kurung biasa ((...)), tanda untuk menyatakan terjemahan

dari satuan lingual yang disebutkan sebelumnya (’...’), tanda (...) tuturan

sebelumnya atau sesudahnya, tanda (/..../) tanda pengapit fonemis. Analisis

penyajian informal dalam penelitian ini mempermudah pemahaman terhadap hasil

analisis.

Page 62: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa hal yaitu mengenai

aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi, gaya bahasa, dan pencitraan dalam

naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo.

1. Pemanfaatan Bunyi-Bunyi Bahasa dalam Naskah Sandiwara

JS dan KK

Pemanfaatan bunyi-bunyi bahasa dalam naskah sandiwara JS dan KK

karya Kusuma Danang Joyo ditemukan tiga hal kekhususan purwakanthi

‘persajakan’ yaitu asonansi atau purwakanthi swara ‘persamaan bunyi vokal’,

aliterasi atau purwakanthi sastra ‘persamaan bunyi konsonan dalam pembentukan

kata, frasa atau kalimat’, purwakanthi lumaksita atau basa ‘pengulangan suku

kata atau kata yang digunakan pada bagian sebelumnya’ (Padmosoekotjo dalam

Sutarjo, 2003:13). Hasil analisis data purwakanthi ‘persajakan’ dalam naskah

sandiwara JS dan KK adalah sebagai berikut.

a. Purwakanthi swara atau asonansi

Asonansi yaitu gaya bahasa berwujud pengulangan bunyi vokal yang sama

(Gorys Keraf, 2004:130). Asonansi adalah ulangan bunyi vokal pada kata yang

berurutan tanpa disertai ulangan bunyi konsonan (Panuti Sudjiman, 1990:7).

Maksudnya mencapai efek kesepadanan bunyi.

44

Page 63: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1). Purwakanthi swara ‘asonansi’ /a/

(1) Sundari

(2) Pak Wardoyo

(3) Pak Projo

(4) Murtini

(5) Anggoro

:

:

:

:

:

[…] aku ngerti … kena apa …kowe saiki … karo aku

rada beda … eee jebule … kowe … duwe wanita liya

[…] (JS/4/4)

‘[…] saya tau … mengapa … kamu sekarang … dengan

saya agak beda … eee ternyata … kamu …punya

wanita lain […]’

[…] mengko malah padha gila … lan terus dikuya-kuya

… rak mesakake ta […] (JS/4/11)

‘[…] nanti malah membuat jijik … dan terus disindir …

malah kasihan […]’

Diketat-ketati piye ta kowe kuwi Darwani … mosok

wong lara … arep mbok peksa kudu kerja … kuwi

jenenge nyiksa […] (JS/5/3)

‘Diketat-ketati bagaimana Darwani … masak orang

sakit … mau kamu paksa kerja … itu namanya

menyiksa […]’

Aku mau ya sempat rada … tersinggung … nanging

…ora apa-apa …wis tak apura […] (KK/1/3)

‘Saya tadi sempat agak… tersinggung … tetapi …

sudah saya maafkan […]’

[…] wong tresna kuwi ora adhedhasar saka bandha …

utawa rupa … amung ati pawitane […] (KK/4/11)

‘[…] orang mencintai itu bukan berdasarkan dari

kekayaan … atau kecantikan … tetapi hatinya […]’

Data (1) sampai (5) asonansi /a/ dengan pelafalan bunyi [O] digunakan

dalam naskah sandiwara dan pemanfaatan suara ‘asonansi’ /a/ pada data (1) yaitu

pada kata kenapa ’kenapa’, rada ’agak’, beda ’berbeda’, wanita ’wanita’, liya

’lain’. Asonansi /a/ dengan pelafalan bunyi [O] pada data (1) di atas dimanfaatkan

pengarang untuk menggambarkan kemarahan Sundari karena pacarnya

mempunyai wanita lain. Asonansi /a/ dengan pelafalan bunyi [O] pada data (2)

yaitu pada kata padha ’sama’, gila ’jijik’, dikuya-kuya ’dianiaya’. Asonansi /a/

dengan pelafalan bunyi [O] pada data (2) digunakan pengarang untuk

Page 64: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

menggambarkan rasa kasihan Pak Wardoyo kepada Darwati. Pada (3) asonansi /a/

dengan pelafalan bunyi [O] yaitu pada kata lara ’sakit’, peksa ’paksa’, kerja

’kerja’, nyeksa ’menyiksa’. Asonansi /a/ dengan pelafalan bunyi [O] pada data (3)

dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan kekesalan Pak Projo kepada

Darwani yang sulit dinasehati. Data (4) asonansi /a/ dengan pelafalan bunyi [O]

yaitu pada kata rada ’agak’, apa-apa ’apa-apa’, apura ’maafkan’. Asonansi /a/

dengan pelafalan bunyi [O] pada data (4) menggambarkan kesabaran Murtini.

Pada data (5) asonansi /a/ dengan pelafalan bunyi [O] yaitu pada kata tresna

’cinta’, saka ’dari’, bandha ’harta’, rupa ’wajah’. Asonansi /a/ dengan pelafalan

bunyi [O] pada data (5) dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan kesetian

Anggoro.

2). Purwakanthi swara ‘asonansi’ /i/

(6) Bu Lasmi : […] aja lapor polisi … Pak Renggo pesen … yen nganti

lapor polisi … Rustini bakal dipateni […] (KK/1/7)

‘[…] jangan lapor polisi … Pak Renggo berpesan …

kalau sampai lapor polisi ... Rustini akan dibunuh […]’

Data (6) menggunakan purwakanthi swara ‘asonansi’ bunyi /i/ yaitu pada

kata polisi ‘polisi’, nganti ‘sampai’, dipateni ‘dibunuh’. Asonansi /i/ pada data (6)

dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan kekejaman Pak Renggo.

3). Purwankanthi swara ‘asonansi’ /e/

(7) Baroto

:

Lha saiki kepiye… adhimu Darwati kuwi … mengkone

… digawe mati … apa .. digawe … ora isoh mlaku …

piye … piye sing mbok karepke. (JS/3/2)

‘Lha sekarang bagaimana … adikmu Darwati … nanti

… dibunuh ... atau … dibuat lumpuh ... mana yang

kamu inginkan.’

Page 65: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Data (7) menggunakan purwakanthi swara ‘asonansi’ bunyi /e/ yaitu pada

kata kepiye ‘gimana’, mengkone ‘nantinya’, digawe ‘dibuat’, piye ‘gimana’,

karepe ‘inginkan’. Asonansi /e/ pada data (7) menggambarkan Baroto yang suka

menghasut.

4). Purwakanthi swara ‘asonansi’ /u/

(8) Darwani

(9) Bu Lasmi

(10) Baroto

(11) Darwati

(12) Bu Rekso

:

:

:

:

:

Hah… aku turu-turu … ya karepku dhewe […] (JS/1/5)

‘Hah … saya mau tidur ... ya terserah saya sendiri […]’

[…] ora ngerti … ora kenal babar blas … kuwi rak

jenenge lucu tur wagu […] (KK/1/8)

‘[…] tidak tau … tidak kenal sama sekali … itu

namanya lucu dan tidak pantas […]’

Yen … ayu kuwi ya ayu … nanging bareng ngerti …

kowe nesu … aku lagi sadhar … yen kowe kuwi tambah

ayu dhik. (JS/5/3)

‘Kalau … cantik itu cantik … tetapi setelah tau … kamu

marah … saya baru sadar … bahwa kamu itu bertambah

cantik dik.’

[…] aku tau krungu… yen nggon … kana kae mas ..

nggon watu-watu kae … aku tau krungu swarane banyu

[…] (JS/5/5)

‘[…] saya pernah mendengar … kalau … disana itu mas

… di bebatuan itu … saya pernah mendengar suara air

[…]’

[…] wong aku ora sarujuk yen Anggoro kuwi … cedhak-

cedhak karo babu … ora ayu … tur mambu […]

(KK/6/5)

‘[…] saya tidak setuju kalau Anggoro itu … terlalu

dekat dengan pembantu … tidak cantik … lagi pula

berbau […]’

Data (8) terdapat purwakanthi swara ’asonansi’ /u/ yaitu turu-turu ’tidur-

tidur’, karepku ’karepku’ . Asonansi /u/ pada data (8) menggambarkan sifat

Darwani yang pemalas dan seenaknya. Data (9) terdapat purwakanthi swara

’asonansi’ /u/ yaitu pada kata lucu ’lucu’, wagu ’tidak pantas’. Data (10) terdapat

Page 66: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

purwakanthi swara ’asonansi’ yaitu pada kata ayu ’cantik’, aku ’saya’ dan nesu

’marah’ Asonansi /u/ pada data (10) dimanfaatkan untuk menggambarkan sifat

perayu Baroto. Data (11) terdapat purwakanthi swara asonansi /u/ yaitu kata aku

’saya’, tau ’pernah’, krungu ’mendengar’, watu ’batu’ dan banyu ’air’. Asonansi

/u/ pada data (10) dimanfaatkan untuk menggambarkan tempat. Data (12) terdapat

purwakanthi swara ’asonansi’ /u/ yaitu pada kata babu ’pembantu’, ayu ’cantik’

dan mambu ’bau’, Asonansi /u/ pada (12) dimanfaatkan untuk menggambarkan

keangkuhan Bu Rekso.

5). Purwakanthi swara ‘asonansi’ /a/ dengan variasi suku tertutup /h/

(13) Sundari

(14) Sundari

(15) Bu Rekso

:

:

:

[…] rak wong lumrah ta … malah-malah … oleh-oleh

iki mengko sing dadi … keremenane ibu […] (JS/2/5)

‘[...] sudah sepantasnya … lebih-lebih … oleh-oleh ini

nanti yang jadi … kesukaan ibu […]’

[…] sewalike kowe sing wis tumindak gawe gela lan

nglarani atiku malah ora ngrumangsani salah … malah

… tumindak sing sawiyah-wiyah […] (JS/4/5)

‘[…] sebaliknya kamu yang sudah membuat kecewa dan

menyakiti hatiku tidak merasa bersalah … malah …

bertindak seenaknya […]’

[…] ora kaya wong-wong kae … mung thengak-thenguk

… tanpa gaweyan … isane mung mamah … karo

mlumah. (KK/3/4)

‘[…] tidak seperti orang-orang lain … hanya duduk-

duduk … tanpa pekerjaan … kerjanya hanya makan dan

tidur.’

Dalam data (13) terdapat purwakanthi swara ’asonansi’ vokal /a/ yang

langsung diikuti konsonan /h/ yaitu pada kata lumrah ‘pantas’, malah-malah

‘lebih-lebih’ dan oleh-oleh ‘oleh-oleh’. Asonansi /a/ suku tertutup /h/ data (13)

menggambarkan perhatian Sundari kepada Bu Lasmi. Data (14) di atas

purwakanthi swara ’asonansi’ vokal /a/ yang langsung diikuti konsonan /h/ yaitu

pada kata salah ‘salah’, malah ‘malah’ dan sawiyah-wiyah ‘seenaknya. Asonansi

Page 67: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

/a/ suku tertutup /h/ pada data (14) menggambarkan tindakan Sadewo yang

semaunya kepada Sundari. Data (15) terdapat purwakanthi swara ’asonansi’ vokal

/a/ yang langsung diikuti konsonan /h/ yaitu pada kata mamah ‘makan’ dan

mlumah ‘tidur’. Asonansi /a/ suku tertutup /h/ data (15) dimanfatkan pengarang

untuk menggambarkan sifat rajin dan sombong Bu Lasmi dengan mengunggulkan

rajinnya.

6). Purwakanthi swara ‘asonansi’ /a/ dengan variasi suku tertutup /s/

(16) Mbah Kantiyo

(17) Baroto

:

:

[…] badan kula kraos … greges-greges … sirah kula

rasa mumet … badan menika lemes […] (JS/3/5)

‘[…] badan saya terasa … meriang … kepala saya

terasa pusing … badan ini lemas […]’

Wahhh… apes dhik … aku kalah … gek dhuwitku ludhes

… kalungku … amblas ... kira ... kira ... kowe ndhedhet

ora dhik. (JS/2/7)

‘Wahh … celaka dik … saya kalah … uangku habis …

kalungku … hilang ... kira ... kira ... kamu punya uang

tidak.’

Data (16) purwakanthi swara ’asonansi’ vokal /|/ yang langsung diikuti

konsonan /s/ yaitu pada kata greges-greges ‘meriang’ dan lemes ‘lemas’. Data

(17) purwakanthi swara ’asonansi’ vokal /|/ yang langsung diikuti konsonan /s/ /

yaitu pada kata apes ‘celaka’, ludhes ‘habis’.

b. Purwakanthi sastra atau aliterasi

Purwakanthi sastra adalah pengulangan konsonan atau kelompok

konsonan pada awal suku kata atau awal kata berurutan (Harimurti Kridalaksana,

2008:204). Aliterasi adalah gaya bahasa yang berupa pengulangan konsonan yang

sama. Biasanya digunakan dalam puisi, kadang-kadang dalam bentuk prosa, untuk

penghiasan atau penekanan (Gorys Keraf, 2003:130).

Page 68: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(18) Darwani

:

Bapak menika … menawi mboten mangertos mbok nggih

… mboten sisah … main nudhuh … ngoten … sinten …

sinten … ingkang … sanjang … menawi kula mabuk

menika sinten … menapa bapak mangertos pinyambak.

(JS/1/10)

‘Bapak itu … kalau tidak tau jangan … main tuduh …

siapa … siapa … yang … mengatakan … kalau saya

mabuk itu siapa … apakah bapak tau sendiri.’

(19) Darwani : Becike ngono mas … aku selak ora sabar iki … aku selak

kepengin seneng-seneng … wis ayo mas. (JS/1/2)

‘Sebaiknya begitu mas … saya keburu tidak sabar ini …

saya keburu ingin senang-senang … mari segera mas.’

(20) Darwati : Nggih ingkang pas menika … nggih mbak Darwani pak ...

piyambakipun … rak kaleres ingkang sepuh … ketimbang

kula pak. (JS/2/4)

‘Ya yang pantas itu … mbak Darwani pak ... dia … lebih

tua … daripada saya pak.’

(21) Sadewo

:

Huuhh … kaya aku ora ngerti wae karepanmu kuwi …

kowe nggawa oleh-oleh … ya ora mung sekedhar ngoleh-

olehi ibu … nanging aku yakin kowe duwe … kekarepan

liya … kowe kuwi kepengen njikuk atine ibu […] (JS/2/5)

‘Huuhh … seperti aku tidak tau saja keinginanmu itu …

kamu membawa oleh-oleh … ya tidak mungkin sekedar

memberi oleh-oleh ibu … tetapi saya yakin kamu punya

keinginan lain … kamu itu berkeinginan mengambil hati

ibu […]’

(22) Baroto

:

Nanging mbah ... menapa menika mangke .. mboten

ngawestrani ... a ... a ... ingkang kula karepaken menika

mangke ... menapa ... wedangipun mboten ... mambu ...

utawi warnanipun malih ngoten mbah ... teras raosipun

menapa mboten malih. (JS/3/10)

‘Tetapi mbah ... apa ini nanti ... tidak ketahuan ... a ... a ...

yang saya maksudkan nanti … apa … minumannya tidak

… berbau ... atau warnanya berubah mbah ... kemudian

rasanya apa tidak berubah.’

(23) Pak Projo : Ya ... pancen ... kadhang kala kowe ya kudu ... perlu ...

mubeng-mubeng perkebunan ... supaya ngerti ...

panggonan ... perkebunan sing merloake ... perawatan

khusus. (JS/3/12)

‘Ya ... memang ... kadang kala kamu juga ... perlu ...

mengililingi perkebunan ... supaya tau ... letak ...

perkebunan yang perlu ... perawatan khusus.’

Page 69: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(24) Darwati : [...] kula kepeksa kedah kesah saking mriki [...] (JS/4/7)

‘[...] saya terpaksa harus pergi dari sini [...]’

(25)Rustini

: Bu ... ibu mboten sisah ... bingung kados ngoten ta ...

mangke rak ... panjenengan tumut gerah ... sampun ta ...

Mbak Murtini mboten menapa-menapa ... sampun ...

mangga ... sarapan rumiyin ... mangke selak adhem

sedanten. (KK/1/10)

‘Bu ... ibu tidak usah ... bingung seperti itu ... nanti ... ibu

ikut sakit ... sudah ... Mbak Murtini tidak apa-apa ... sudah

... ayo ... makan dulu ... nanti keburu dingin semua.’

(26) Pak Renggo : […] kula nggih butuh mangan … mbayar ledheng ...

listrik… lan liya-liyane […] (KK/1/11)

‘[…] saya ya butuh makan … membayar pam ... listrik …

dan lain-lainya […]’

(27) Bu Rekso : Eeeee … wani wangsulan … wani karo aku ya kowe!

(KK/4/4)

‘Eeeee … berani membantah … berani dengan saya ya

kamu !’

(28) Pak Renggo : Aku selak ora sabar lho Her … seprono-seprene kok mung

jonja-janji wae … ora ana genahe. (KK/6/8)

‘Saya sudah tidak sabar Her … dari dulu sampai sekarang

kok cuma janji-janji … tidak ada buktinya.’

Pada data (18) terdapat purwakanthi sastra ‘aliterasi’ /m/ dan /s/ yaitu

aliterasi /m/ menika ‘itu’, menawi ‘kalau’, mangertos ‘tau’, main ‘main’, mabuk

‘mabuk’, menapa ‘apa’, dan aliterasi /s/ pada kata sinten ‘siapa’, sisah ‘tidak’,

sanjang ‘bilang’. Aliterasi /s/ dan /m/ pada data (18) dimanfaatkan oleh pengarang

untuk menggambarkan kemarahan Darwati karena dituduh mabuk. Pada data (19)

terdapat purwakanthi sastra ‘aliterasi’ /s/ yaitu pada kata selak ‘keburu’, sabar

‘sabar’, seneng-seneng ‘senang-senang’. Aliterasi /s/ pada data (19) dimanfaatkan

pengarang untuk menggambarkan sifat Darwati yang semaunya. Pada data (20)

terdapat purwakanthi sastra ‘aliterasi’ /k/ yaitu pada kata kaleres ‘termasuk’, kula

‘saya’, dan ketimbang ‘daripada’. Aliterasi /k/ pada data (20) dimanfaatkan

Page 70: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pengarang untuk menggambarkan ketulusan hati Darwati. Data (21) terdapat

aliterasi /k/ yaitu pada kata kaya ‘seperti’, kekarepan ‘keinginan’, kuwi ‘itu’ dan

kowe ‘kamu’ dan kepengin ‘berkeinginan’. Aliterasi /k/ pada data (21)

dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan kelicikan Sundari. Data (22)

terdapat aliterasi /m/ yaitu pada kata menapa ’apa’, menika ‘ini’, mangke ‘nanti’,

mambu ‘bau’, malih ‘lagi’. Aliterasi /m/ pada data (22) dimanfaatkan pengarang

untuk menggambarkan kejahatan Baroto yang ingin meracuni Darwati. Data (23)

terdapat aliterasi /p/ yaitu pada kata pancen ‘memang’, panggonan ‘tempat’,

perawatan ‘perawatan’, perlu ’perlu’, perkebunan ‘perkebunan’. Aliterasi /p/

pada data (23) dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan perhatian Pak

Projo pada perkebunan. Data (24) terdapat aliterasi /k/ yaitu pada kata kula ‘saya’,

kepeksa ’terpasa’, kedah ‘harus’, kesah ‘pergi’. Aliterasi /k/ pada data (24)

dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan situasi haru karena Darwati akan

pergi meninggalkan ayahnya. Data (25) terdapat aliterasi /s/ dan /m/, aliterasi /s/

yaitu pada kata sisah ’usah’, sampun ’sudah’, sarapan ’makan’, selak ’keburu’,

sedanten ‘semua’ dan aliterasi /m/ pada data (25) yaitu mangke ‘nanti’, mangga

‘mari’, menapa-menapa ‘apa-apa’. Aliterasi /m/ dan /s/ pada data (25)

dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan kekhawatiran Bu Rekso kepada

Murtini. Data (26) terdapat aliterasi /l/ yaitu pada kata ledheng ‘pam’, listrik

‘listrik’ dan lan liya-liyane ‘dan lain-lainnya’. Aliterasi /l/ pada data (26)

dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan kekesalan Pak Renggo. Data (27)

terdapat aliterasi /w/ yaitu pada kata wani ‘berani dan wangsulan ‘membantah’.

Aliterasi /w/ pada data (27) dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan

kekesalan Bu Rekso. Pada data (28) menggunakan aliterasi /s/ yaitu pada kata

Page 71: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

selak ‘keburu’, sabar ‘sabar’, seprono-seprene ‘dari dulu sampai sekarang’.

Aliterasi /s/ pada data (28) dimanfaatkan pengarang untuk menggambarkan

kekesalan Pak Renggo.

c. Purwakanthi lumaksita atau basa

Purwakanthi basa (lumaksita) adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata

atau frasa letaknya di depan, tengah dan akhir satuan lingual yang kesemuanya itu

untuk memberikan suasana estetis/indah (Sutarjo, 2002:125). Purwakanthi basa

(lumaksita) adalah pengulangan suku kata, kata, dan baris (Dhanu Priyo Prabowo,

2007:247).Purwakanthi lumaksita atau basa yang terdapat dalam naskah

sandiwara JS dan KK adalah sebagai berikut.

(29) Darwani : Bukak … kok suwene ora jamak … ora ndang

dibukak … dibukak. (JS/1/5)

‘ Buka … mengapa lama sekali … tidak cepat dibuka

… dibuka.’

Pada data (29) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata bukak

’buka’. Pengulangan kata bukak diulang dengan menembahkan prefik di- menjadi

kata dibukak.

(30) Darwati : Kula nggih ndherek no bu … wong mbak Darwani

ndherek … kula nggih ndherek. (JS/1/12)

‘Saya juga ikut ya bu … Mbak Darwani saja ikut … saya

juga ikut.’

Pada data (30) terdapat terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada

kata ndherek ’ikut’.

(31) Pak Wardoyo

: Menawi … rikala semanten … Bu Projo … enggal

pikantuk … pitulangan … mbok menawi … mboten

kedadosan kados mekaten …nggih pak … nggih.

(JS/2/1)

‘Jika … dahulu … Bu Projo … cepat … mendapat …

pertolongan … kira-kira … tidak terjadi hal seperti ini

… ya pak … ya.’

Page 72: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pada data (31) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada suku kata

dos dari kata kadadosan ’kejadian’ dan kados ’seperti’.

(32) Darwani : Ooo … ngono ta … critane … takkira ndhil kuwi

cindhil … jebule … brindhil … wahh … lagi ngerti aku

mas… yen parapanmu kuwi brindhil. (JS/3/9)

‘Ooo … begitu … ceritanya … saya kira ndil itu anak

tikus … ternyata … brindil … wahh … baru tau saya

mas … kalau panggilanmu itu brindil.’

Pada data (32) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata

brindhil ’brindil’, kuwi ’itu’.

(33) Dewi Arum

: Sesuk … rak jum’at kliwon … dadi kowe bisa miwiti …

sesuk esuk […] (JS/5/7)

’Besuk … kan jum’at kliwon … jadi kamu bisa

memulai … besuk pagi […]’

Pada data (33) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata sesuk

’besuk’. Dan pengulangan suku kata uk pada kata sesuk esuk.

(34) Darwati : Lhoh ... bapak dereng sare pak ... menika rak

sampun dalu ta pak ... mboten sae lho ... bapak

menika .... sare ... dalu-dalu. (JS/2/11)

’Lhoh ... belum tidur pak ... ini sudah malam pak ...

tidak baik ... bapak itu ... tidur ... malam-malam.

Pada data (34) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata bapak

’bapak’, dalu ’malam’, sare ’tidur’.

(35) Murtini : Nggih menika ingkang kedah kula … ngatos-atos … sebisa

kula … kula kedah … njagi asmanipun … keluarga … wong

kados ngaten kemawon … nggih tasih ingkang … srei …

dhateng keluarga mriki … menapa malih ngantos …

mangertos … menawi keluarga mriki …wonten ingkang

colong jupuk … ndah menapa suwantenipun. (KK/1/2)

‘Ya saya harus … hati-hati … sebisa saya … saya harus …

menjaga nama … keluarga … seperti ini saja … masih ada

yang … jahat … kepada keluarga sini … apalagi sampai tau

… kalau keluarga sini … ada yang mencuri … apa kata

orang.’

Page 73: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pada data (35) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata kula

’saya’, keluarga ’keluarga’ dan pengulangan suku kata tos pada kata ngatos-atos

’hati-hati’, ngantos ’sampai’, mangertos ’tau’.

(36) Murtini : Nanging … senadyan kowe dhewe sing njaluk … kancamu

kuwi tetep kudu masrahke … marang ibu … apa maneh …

nganti wengi kaya ngene iki … kuwi dienggo njaga … siji lan

sijine. (KK/1/3)

‘Tetapi … walaupun kamu yang minta … temanmu itu tetap

harus pamit … pada ibu … apalagi … sampai malam seperti

ini … itu untuk menjaga …. satu sama lain.’

Pada data (36) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata kuwi

’itu’ dan kata siji ’satu’.

(37) Rika

:

Kowe kuwi ora usah kemaki … sok alim ngono… padhake

aku ora ngerti wae sapa sejatine kowe kuwi… wis … Mas

Anggoro kuwi ora usah … munafik … wis ayo mas mlebu.

(KK/5/10)

‘Kamu itu tidak usah … sok alim … dikira saya tidak tau

siapa sebenarnya kamu itu … sudah … Mas Anggoro itu

tidak usah … munafik … sudah ayo … masuk.’

Pada data (37) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata kuwi

’kamu itu’, dan kata wis ’sudah’.

(38) Pak Projo : Darwani ayo mlebu … wong wedok … wengi-wengi lagi

mulih … ayo mlebu. (JS/2/13)

‘Darwani ayo masuk …wanita … larut malam baru pulang

… ayo masuk.’

Pada data (38) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada frasa ayo

mlebu ’ayo masuk.

(39) Darwani : Gegandhengan … rencang-rencang kula menika rak sampun

mangertos piyambak … menawi kula menika … putranipun

Pak Projo… juragan teh … ingkang kagungan perkebunan

teh ingkang ageng … mila … kula pun suwuni … bantuan …

kangge acara … kegiatan bakti sosial … kangge tiyang

mboten gadhah pak. (JS/2/2)

‘Karena … teman-teman saya sudah tau … kalau saya itu …

Page 74: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

anak Pak Projo juragan teh … yang memiliki perkebunan

yang besar … maka … saya dimintai …bantuan … untuk

acara … kegiatan bakti sosial … bagi orang yang tidak

punya.

Pada data (39) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata kula

’saya’ dan teh ’teh’.

(40) Darwati : Pak Wardoyo … nggih sampun … pekewet lho dhateng kula

… menawi kedah dipunleresaken … nggih dipunleresaken

kemawon … kula mboten menapa-menapa kok. (JS/1/8)

’Pak Wardoyo ... jangan ... sungkan dengan saya ... kalau

belum benar ... dibenarkan saja ... saya tidak apa-apa.’

Pada data (40) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata nggih

’ya’ dan dipunleresaken ’dibenarkan’.

(41) Sadewo

:

Pitakonmu kuwi aneh … gek kapan aku nemoni … kowe kuwi

pancen aneh … aneh banget. (JS/4/4)

‘Pertanyaanmu itu aneh … kapan saya menemui … kamu itu

memang … aneh … aneh sekali.’

(42) Murtini : Tulung mas … aku kepengin mulih saiki … tulung mas …

tulung. (KK/2/2)

‘Tolong mas … saya ingin pulang sekarang … tolong mas …

tolong.’

(43) Darwati : Apa yen wis lara … aku kudu melu lara … sing lara ya wis gen

lara … sing baku … awake dhewe … seneng-seneng … ya apa

ra mas. (JS/1/3)

‘Apa kalau sakit … saya harus ikut sakit … yang sakit biarlah

sakit … yang penting … kita … senang-senang … ya kan

mas.’

Pada data (41) sampai (43) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada

kata aneh ’aneh’ pada data (41). Kata tulung ’tolong’ pada data (42). Kata lara

’sakit’ pada data (43).

Page 75: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(44) Sundari : Dadi … aku mung mbok anggep adhimu dhewe … kena apa

kowe ora cerita ket mbiyen-mbiyen … malah kowe … kaya-

kaya … menehi kesempatan marang aku .. menehi panggonan

neng atimu … marang tresnaku iki … lan ibumu wis nyarujuki

... yen aku dadi jodhomu mas. (JS/4/5)

‘Jadi … saya hanya kamu anggap sebagai adik saja …

mengapa kamu tidak cerita … dari dulu … malah kamu …

sepertinya … memberi harapan kepadaku … memberi tempat

di hatimu … pada cintaku ini … dan ibumu sudah menyetujui

... kalau saya jadi istrimu mas.’

Pada data (44) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata aku

’saya’, kowe ’kamu’, menehi ’memberi’, marang ’kepada’.

(45) Baroto : Kosik … entenana sedhela ... aku tak njupuk dhuwit dhisik …

yoh … yoh ... yoh ... entenana sedhela … sedhela wae kok …

yoh … sedhela ... kok. (JS/2/6)

‘Sebentar … tunggu sebentar … saya mau mengambil uang

dulu … tunggu sebentar … sebentar saja … ya … ya … ya ...

sebentar.’

Pada data (45) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada frasa

entenana sedhela ’tunggulah sebentar’, kata sedhela ’sebentar’, kata yoh ’yoh’.

(46) Pak Renggo : Heh … aja mlayu kowe Rustini ... mandheg … mandheg

… kowe Rustini … hahh … kurang ajar … kowe mlayu …

padhakke … aku ora bisa ngoyak kowe … hehh … Rustini

… bakal tak oyak kowe … mandheg … mandheg kowe

Rustini … mandheg. (KK/7/2)

‘Heh … jangan lari kamu Rustini … berhenti … berhenti

… kamu Rustini … hahhh … kurang ajar … kamu lari …

dikira … saya tidak dapat mengejar kamu … hehh…

Rustini … saya kejar kamu … berhenti … berhenti kamu

Rustini … berhenti.’

Pada data (46) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata

mandheg ‘berhenti’, kata kowe ’kamu’ Rustini ’Rustini’.

(47) Murtini :

Pancen bener kowe Rus … kowe dadi wong wedok kuwi

... kudu bisa nahan diri … aja gampang … kesirep marang

rasa tresna sing jalari kowe gelaning tembe … mburine

… yen pancen wong lanang kuwi ora bener … senadyan

kowe tresna … kowe tetep kudu bisa nahan dhiri.

Page 76: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(KK/1/4)

‘Memang benar kamu Rus … jadi wanita itu … harus

dapat menahan diri … jangan … mudah percaya pada

cinta yang dapat membuat kamu kecewa … kalau memang

laki-laki itu tidak baik … walaupun kamu cinta … kamu

tetap harus dapat menahan diri.’

Pada data (47) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata pada

kowe ’kamu’ dan tresna ’cinta’.

(48) Anggoro : Ora usah … ehhh … iki lho … diculke … kok ndemok-

ndemok kayangene iki ahhh diculke … aku risih … diculke

ora … diculke ora. (KK/7/3)

‘Tidak usah … ehhh … ini … dilepaskan … mengapa

pegang-pegang seperti ini ahhh dilepaskan … saya risih …

dilepaskan tidak … dilepaskan tidak.’

Pada data (48) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata iki

’ini’, diculke ’dilepas’ dan frasa diculke ora ’dicolke tidak’.

(49) Sadewo : Oh iya dhik … nanging kowe ora salah … aku sing

kudune disalahke … kena apa … ana wong gematine

kaya kowe kuwi … kok ya disepelekake … dikiwake …

aku sing salah dhik … apuranen aku. (JS/3/4)

‘Oh iya dik … tetapi kamu tidak salah … saya yang

seharusnya disalahkan ... mengapa … ada orang perhatian

seperti kamu itu ... disepelekan … tidak diperhatikan …

saya yang salah dik … maafkan saya.’

Pada data (49) terdapat purwakanthi lumaksita atau basa pada kata dhik

dik’, kowe ’kamu’, salah ’salah’ diulang dengan menambahkan konfik di-ke jadi

disalahke ’disalahkan, aku ’saya’.

2. Pilihan Kata atau Diksi

Pilihan kata atau diksi pada naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma

Danang Joyo terdapat pada kata-kata yang digunakan memiliki kekhasan. Pilihan

kata yang terdapat dalam naskah sandiwara JS dan KK yaitu kosakata bahasa

Page 77: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Indonesia, sinonim, idiom/ungkapan, kata kasar atau makian, tembung saroja, dan

kata seru.

a. Kosakata bahasa Indonesia

Kosakata bahasa Indonesia yang ada di dalam naskah sandiwara JS dan

KK adalah sebagai berikut.

(50) Pak Projo : Nanging yen mbok obong neng cedhak tanduran teh …

kuwi marahi ... godhonge teh dadi ... kwalitase elek ...

Darwani ... kowe kuwi piye ta. (JS/5/2)

‘Tetapi kalau kamu membakar dekat tanaman teh ... itu

menyebabkan ... daun teh ... kwalitasnya jelek ...

Darwani ... kamu itu bagaimana.’

(51) Sundari : Mbok menawi … Mas Sadewo menika … badhe …

damel … kejutan … dhateng ibu. (JS/1/6)

‘Barangkali … Mas Sadewo itu … mau … membuat …

kejutan … pada ibu.’

(52) Pak Projo :

Ning rak ya ora … ngganggu … keuangan perkebunan

ta pak? (JS/2/2)

‘Tapi tidak … mengganggu … keuangan perkebunan

pak?’

(53) Darwati : Lha mbak Darwani ini mau bubar saka ngendi … ta ...

kok nganti yah mene lagi mulih? (JS/1/5)

‘Lha mbak Darwani ini tadi habis dari mana … sampai

larut malam baru pulang?’

(54) Darwati : Nggih … ngoten kemawon sampun sae … wong inggih

… namung jejeripun … perkebunan … saged maringi

pesangon kemawon … sampun kalebet … hebat …

menika. (JS/3/5)

‘Ya … begitu saja sudah bagus … ya … hanya …

perkebunan … bisa memberi uang saku saja … sudah

termasuk … hebat … itu.’

(55) Rika

: Kowe kuwi ... kok saiki ... kasar men ta karo aku mas ...

kok ora mesra kaya ndhek mbiyen ... wong salah aku ya

wis njaluk ngapura ... kurang apa ... kok malah isih ...

kasar men karo aku. (KK/7/3)

‘Kamu itu ... sekarang ... kasar sekali pada saya mas ...

mengapa tidak mesra seperti dulu ... saya sudah minta

maaf ... kurang apa ... mengapa masih kasar pada saya.’

Page 78: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

(56) Pak Wardoyo : Mila menika … khusus kangge Mbah Kantiyo …

dipunparingi … prioritas … nyambut damel wonten

mriki ... ngantos ... piyambakipun ... sampun mboten

kinyat malih. (JS/3/6)

‘Maka dari itu … khusus Mbah Kantiyo … diberi

prioritas … bekerja di sini … sampai ... Mbah Katiyo ...

tidak kuat lagi.’

(57) Pak Projo

: Ya … pancen … kadhang kala kowe ya kudu … perlu …

mubeng-mubeng perkebunan … supaya ngerti …

panggonan … perkebunan sing merlokake … perawatan

khusus. (JS/3/12)

‘Ya … memang … kadang kala kamu … perlu …

mengelilingi perkebunan … supaya tau … letak …

perkebunan … yang memerlukan perawatan khusus.’

(58) Baroto : Leres menika pak … kula kaliyan Dhik Darwani menika

… nembe … pados … trobosan … enggal … kangge

ningkataken omset penjualan … perkebunan menika

pak. (JS/5/8)

‘Benar itu pak … saya dan Dik Darwani itu … baru …

mencari … terobosan … baru … untuk meningkatkan

omset penjualan … perkebunan itu pak.’

(59) Bu Lasmi : Ampun pak … TV niki ampun … dibeta … TV niki rak ...

kenang-kenangipun ... bojo kula pak ... ampun.

(KK/1/11)

‘Jangan pak … TV ini jangan … dibawa …TV ini ...

kenang-kenangan ... suami saya pak ... jangan.’

(60) Dokter :

Kanker panjengan menika ... sampun stadium empat …

artinipun … umur panjenengan menika … kantun

sekedhap nak. (KK/2/6)

‘Kanker kamu … sudah stadium empat … artinya …

umur kamu … tinggal sebentar nak.’

(61) Dokter : Kula … mboten saged … menapa-menapa amargi …

kanker menika … kalebet kanker ganas […] (KK/2/6)

‘Saya … tidak dapat … berbuat apa-apa karena …

kanker itu … termasuk kanker ganas […]’

(62) Dokter : […] vitamin menika mangke saged mbiyantu

panjenengan … kangge … ngirangi … sumebaripun …

kanker menika […] (KK/2/7)

‘[…] vitamin ini nanti dapat membantu kamu …

mengurangi … menyebarnya … kanker kamu […]’

Page 79: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(63) Dokter :

[…] ngeten Nak Murtini ... panjenengan menika kenging

... kanker otak nak. (KK/2/6)

‘[…] begini Nak Murtini ... kamu terkena ... kanker

otak nak.’

(64) Pak Renggo

:

Wahh … pancen … nengsemake tenan … Rustini kuwi

Her … wis kulite putih … senadyan irunge pesek ...

nanging … bodyne … ya lumayan … seksi … apa

maneh ... bokonge ... wahhh ... marahi ... ngentos.

(KK/3/5)

‘Wahh … pancen … menarik sekali … Rustini itu Her

… sudah kulitnya putih … walaupun hidungnya pesek

… tetapi … bodynya … ya lumayan … seksi … apalagi

... pantatnya ... wahhh ... membuat ... terangsang.’

(65) Murtini

:

Anu mas … ora apa-apa kok … mung mumet biasa …

lha mbok menawa pas … tekanan darahku rendah …

dadi terus semaput … ning mengko yen wis stabil …

banjur mari dhewe kok. (KK/5/2)

‘Anu mas .. tidak apa-apa … hanya sakit kepala biasa …

mungkin … tekanan darahku rendah … lalu pingsan …

tapi nanti kalau sudah stabil … kemudian hilang

sendiri.’

(66) Murtini

: Lhoh … menika kok morak-marik …kados bibar …

kangge padudon … gek iki …vas buangane yo pecah

kaya ngene … wonten menapa ta bu. (KK/5/4)

‘Lhoh … ini berantakan … seperti habis … terjadi

pertengkaran … ini juga … vas bunganya juga pecah

seperti ini ... ada apa ta bu.’

(67) Pak Renggo

: Sapa sik … Pak Renggo … piye … piye … aktingku …

piye … rak ya kaya tenanan ta. (KK/3/4)

‘Siapa dulu … Pak Renggo … bagaimana … bagaimana

… aktingku … seperti sungguhan ta.’

(68) Tante Mirna

:

Aku wis cerai kok mas … ya sakploke aku cerai kuwi

banjur aku … nglakoni gaweyan iki. (KK/6/6)

‘Saya sudah cerai mas … semenjak saya cerai kemudian

saya … menjalani pekerjaan ini.’

(69) Bu Lasmi :

Ning ya becike nganggo banyu anget ... mengko ndhak

rematik. (KK/5/7)

‘Tapi ya sebaiknya pakai air hangat ... supaya tidak

rematik.’

Page 80: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pada data (50) sampai (69) terdapat kosakata bahasa Indonesia dalam

naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo yaitu kata kwalitas,

kejutan, keuangan perkebunan, ini, hebat, mesra, khusus, prioritas, perawatan

khusus, omset penjualan, TV, stadium empat, kanker ganas, vitamin, kanker otak,

seksi, tekanan darah rendah, vas bunga, akting, cerai, rematik.

Kosakata bahasa Indonesia digunakan oleh Kusuma Danang Joyo untuk

menggambarkan tokoh cerita dalam sandiwara dengan segenap latar belakang

sosial yang melingkupinya. Data (52) yaitu frasa keuangan perkebunan, (49)

kwalitas dan (57) perawatan khusus, digunakan Pak Projo. Pak Projo adalah

pemilik perkebunan yang kaya raya. Data (56) yaitu kata prioritas dan khusus

digunakan Pak Wardoyo adalah seorang karyawan. Data (60) frasa stadium

empat, data (61) frasa kanker ganas, data (62) kata vitamin, (63) frasa kanker otak

digunakan oleh dokter. Data (68) kata cerai digunakan tante Mirna. Tante Mirna

adalah seorang PSK.

Di samping itu kosakata bahasa Indonesia juga dipakai karena

pengungkapan gagasan lebih mengikuti pola struktur kalimat bahasa Indonesia.

Seperti pada kata TV, seksi, kejutan, stabil, akting, mesra, hebat, rematik dan frasa

vas bunga, tekanan darah rendah, omset penjualan apabila diganti dengan kata

yang lain maka maknanya akan berbeda karena memang di dalam bahasa Jawa

tidak ada yang pas untuk dapat menggantikan kata tersebut dalam kalimat. Data

(53) terdapat kesalahan penulisan kata ini seharusnya iki.

Jadi pemakaian kosakata bahasa Indonesia di dalam naskah sandiwara JS

dan KK ini untuk menggambarkan latar belakang tokoh di dalam sandiwara,

Page 81: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kosakata bahasa Indonesia juga dipakai karena pengungkapan gagasan lebih

mengikuti pola struktur kalimat bahasa Indonesia.

b. Sinonim

Dalam naskah Sandiwara terdapat pemakaian kosakata yang khas, di

antaranya dengan menemukan kata-kata yang bersinonim. Sinonim dapat

mewakili makna yang sama dari dua kata atau lebih yang digunakan silih berganti.

Berikut ini sinonim yang terdapat pada naskah sandiwara JS dan KK

(70) Pak Wardoyo

:

Mboten wonten pak … sedayanipun … mlampah kados

biasanipun …. malah-malah … panenan … kala wingi

… hasilipun … sae sanget. (JS/1/8)

‘Tidak ada pak … semuanya … berjalan seperti

biasanya … lebih-lebih … panen … kemarin …

hasilnya … baik sekali.’

(71) Darwani

:

Mas Baroto … menika … tiyangipun sae … pak …

pancen … blegeripun kados ngoten … nanging …

atinipun becik … piyambakipun … mangertos …

kesisahan kula. (JS/3/14)

‘Mas Baroto … itu … orangnya baik … pak … memang

… tampangnya begitu … tetapi … hatinya baik … dia

… tau … kesusahan saya.’

(72) Pak Projo : Uwis ndhuk … ora usah nangis … pacoban iki kudu …

mbok adhepi kanti sabar lan narima ya ndhuk. (JS/4/3)

‘Udah nak … tidak usah menangis … cobaan ini harus

… kamu hadapi dengan sabar dan tabah ya nak.’

(73) Pak Projo

:

Nanging rak perkebunan mlaku apik ta pak … ora ana

masalah ta? (JS/5/7)

‘Tetapi perkebunan berjalan baik pak … tidak ada

masalah ta?’

(74) Dewi Arum :

[…] cukup mbok usapne raine … mengko dheweke …

bakal sadhar … lan ngrumangsani kaluputane […]

(JS/5/12)

‘[…] cukup kamu usap ke wajahnya … nanti dia …

menjadi sadar … dan menyadari kesalahannya […]’

(75) Bu Lasmi

: Kowe ora luput ndhuk … kowe ora salah Murtini … iki

pancen … lelakon sing kudu tak sandhang […] (KK/5/5)

‘Kamu tidak salah nak … kamu tidak salah Murtini …

ini memang cobaan yang harus saya alami […]’

Page 82: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pada data (70) sampai (75) terdapat pilihan kata atau diksi berupa sinonim

kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan kata dengan frasa. Pada data (70)

terdapat sinonim kata dengan kata yaitu panenan ’hasil’, hasilipun ’hasil’. Pada

data (71) terdapat sinonim kata dengan kata yaitu sae ’baik’ dengan becik ’baik’.

Data (72) terdapat sinonim kata dengan kata yaitu sabar ’sabar’ dengan narima

’tabah’. Dalam data (73) terdapat sinonim frasa dengan frasa yaitu mlaku apik

’berjalan baik’ dengan ora ana masalah ’tidak ada masalah’. Data (74) sinonim

kata dengan frasa yaitu sadhar ’sadar’ dengan ngrumangsani kaluputane

’menyadari kesalahannya’. Data (75) terdapat sinonim frasa dengan frasa yaitu

ora luput ’tidak salah’ dengan ora salah ’tidak salah’.

c. Idiom atau Ungkapan

Idiom atau ungkapan yang terdapat di dalam naskah sandiwara JS dan KK

yaitu sebagai berikut.

(76) Baroto

: Ngeten mbah … rencang kula menika … rak klebet anak

ingkang mbarep … kedahipun … piyambakipun ingkang

nggadhahi hak … nggentosi bapakipun ... ingkang lengser …

nyepeng perkebunan … nanging kenging menapa … ingkang

dipunpilih menika kok malah … adhinipun … Darwati ingkang

dipunpilih … menika rak mboten adil ta mbah … mban cindhe

mban ciladan ... mila menika mbah … kula nyuwun sarana …

supados … adhikipun rencang kula menika … saged kesah

saking nggriya … mbah. (JS/3/10)

‘Begini mbah … teman saya ini … termasuk anak tertua …

seharusnya … dia yang memiliki hak … menggantikan

bapaknya … yang pensiun … memegang perkebunan … tetapi

mengapa … yang dipilih itu malah … adiknya … Darwati …

itu tidak adil … membeda-medakan satu dengan yang lain …

maka dari itu mbah … saya minta sarana ... supaya … adik

teman saya ini … dapat keluar dari rumah … mbah.’

Pada data (76) terdapat idom atau ungkapan yang sering digunakan oleh

orang Jawa. Di dalam naskah sandiwara terdapat ungkapan yaitu mban cindhe

Page 83: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mban ciladan ’tidak adil’. Ungkapan mban cindhe mban ciladan digunakan untuk

menggambarkan ketidakadilan Pak Projo dalam mewariskan perkebunan.

Perkebunan seluruhnya diberikan pada Darwati.

(77) Pak Projo

: Ya kepiye wae … Darwati kuwi rak isih anakku dhewe … ya

adhimu Darwani … jejere wong tuwa … kuwi ya sebisane

mbudidaya kanggo kasarasane anak … paribasan sirah

entuk sikil … sikil entuk sirah. (JS/4/3)

‘Ya bagaimanapun juga … Darwati itu masih anakku sendiri

… ya adikmu Darwani … sebagai orang tua … itu sebisanya

mengusahakan untuk kesembuhan Darwati … ibarat kepala

jadi kaki … kaki jadi kepala.’

Pada data (77) terdapat ungkapan atau idiom sirah entuk sikil … sikil entuk

sirah’ kepala dapat kaki ... kaki dapat kepala’. Ungkapan atau idiom sirah entuk

sikil … sikil entuk sirah ’usaha keras’ digunakan untuk menggambarkan tanggung

jawab Pak Projo sebagai ayah yang berusaha mengobatkan anaknya Darwati

d. Kata Kasar atau Makian

Kata kasar atau makian biasanya digunakan untuk meluapkan perasaan

marah dan kesal. Berikut kata kasar atau makian yang terdapat dalam naskah

sandiwara JS dan KK.

(78) Baroto : Matamu kuwi apa ora … ngerti … yen dhuwitku wis entek …

kalungku barang uga malah katut. (JS/2/6)

‘Kamu itu apa tidak … tau … kalau uangku sudah habis …

kalungku juga ikut amblas.’

Data (78) terdapat kata kasar yaitu matamu ’matamu’. Makian data di

atas mengacu pada bagian tubuh manusia yaitu mata. Di dalam keadaaan marah

kata matamu tidak digunakan sebagaimana semestinya. Tuturan matamu

’matamu’ menggambarkan kekesalan Baroto kepada lawan bermain kartu. Kata

mata ’mata’ disini digunakan Baroto untuk menjelaskan bahwa dia sudah tidak

punya apa-apa.

Page 84: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(79) Baroto : Gendheng kowe kuwi … dadi kowe njaluk … limang yuta.

(JS/2/8)

‘Gila kamu … jadi kamu minta … lima juta.’

Pada data (79) kata gendheng ’gila’ sebagai makian untuk Darwani yang

tidak tau aturan. Gendheng mengacu pada orang gila, tetapi disini tindakan

Darwani yang gila dengan meminta uang lima juta kepada ayahnya.

(80) Darwani : Hi ... hi ... hi ... kowe kuwi goblok … dhasar mabuk … wong

setandrate durung ngadek ... wis diculke. (JS/2/12)

‘Hi … hi ... hi ... kamu itu bodoh … dasar mabuk … setandrat

belum berdiri ... mau dilepas.’

Goblok ’bodoh’ data (80) mengacu pada orang bodoh. Kata goblok

dituturkan Darwani untuk melampiasan kekesalan.

(81) Sadewo : Lhoh … kok kowe ngono dhik … kowe aja … ngomong sak

enak udelmu dhewe lho. (JS/4/4)

‘Lhoh … kamu seperti itu dik … kamu jangan … berkata

semaumu sendiri.’

Data (81) udel ’pusar’ termasuk makian yang mengacu pada bagian

tubuh manusia. Kata udel ’pusar’ dimanfaatkan pengarang menggambarkan

kekesalan Sadewo.

(82) Sadewo : Pancen … iblis … wong loro kuwi … ora duwe perasaan …

tegel-tegelmen … gawe cilaka sedulure dhewe… ahhh ... setan.

(JS/4/13)

‘Memang … iblis … dua orang itu … tidak punya perasaan …

tega-teganya … membuat celaka saudara sendiri … ahhh ...

setan.’

Data (82) merupakan betuk kata kasar yaitu iblis ’iblis’. Iblis ’iblis’

mengacu mahkluk Tuhan yang paling ingkar. Iblis disini diucapkan oleh Sadewo

karena kesal pada Darwani dan Baroto yang kelakuannya seperti iblis.

(83) Hery : Lha wong dhasare … crongoh. (KK/3/9)

‘Lha wong dasare … mata keranjang.’

Page 85: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Kata crongoh ‘crongoh’ data (83) merupakan makian, secara referensial

mengacu pada laki-laki yang suka ganti-ganti wanita. Kata crongoh digunakan

untuk memaki Pak Renggo yang suka mempermainkan wanita.

(84) Murtini : Menapa!!! Mrawasa panjenengan … uueeedannn …

gendheng … koclok … Pak Renggo kuwi … biadab … huuhh

… iblis … tekan … kowe … Pak Renggo. (KK/5/5)

‘Kenapa!!! Memperkosa ibu … giilaa … gila … bodoh … Pak

Renggo ... biadab … huhuuh … iblis … kamu … Pak

Renggo.’

Data (84) terdapat kata makian yaitu Uueeedannn, gendheng, koclok,

biadab, iblis. Kata edan secara referensial mengacu pada orang gila, kata

gendheng ’gila’ secara referensial mengacu pada orang gila, koclok juga mengacu

pada orang gila, biadab mengacu pada orang jahat, iblis mengacu pada mahkluk

Tuhan yang ingkar. Ucapan kata kasar tersebut semakin meningkat dari manusia

yang gila ke iblis makhluk Tuhan paling ingkar. Kata-kata kasar pada data (95) di

atas digunakan melampiaskan kemarahan Murtini kepada Pak Renggo.

Kemarahan Murtini di sini sudah sangat meluap.

(85) Rika : Mas … Mas Anggoro … mandheg dhisik mas… mandheg mas …

aaaaahhh … kurang ajar … brengsek … kabeh … gara-gara

wong wadon mau … aku ditinggal … diterlantarke kaya ngene

… huuuhh … gendheng kabeh … koclok kabeh … haahhhh.

(KK/5/12)

‘Mas … Mas Anggoro … berhenti dulu mas … berhenti mas …

aaaaahh … kurang ajar … brengsek … semua … gara-gara

wanita tadi … saya ditinggal … diterlantarkan seperti ini …

huuhh … gila semua … bodoh semua … haahhhh.’

Data (85) terdapat kata kasar yaitu brengsek, gendheng, koclok. Kata kasar

tersebut merupakan pelampiasan kemarahan Rika yang tidak bisa mendekati

Anggoro.

Page 86: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

(86) Hery : Ha ... ha ... ha ... mripatmu kuwi lho Pak Renggo ... gedhene

semono ... ya ditabrak ... awakmu wis dhuwur pak. (KK/3/9)

’Ha ... ha ... ha ... matamu itu lho Pak Renggo ... besar begitu ...

ya ditabrak ... badan kamu tinggi pak.’

Data (86) terdapat kata kasar yaitu mripat ’mata’. Kata mata secara referen

menunjukkan mata. Kata kasar pada data di atas untuk menyindir perbuatan Pak

Renggo yang tidak hati-hati.

(87)Anggoro : Crigis ... kowe kuwi ... ora entuk!!! Ora entuk kowe takon-takon

bab kuwi ... wis ... saiki kowe meneng. (KK/7/3)

Cerewet ... kamu itu ... tidak boleh!!! Tidak boleh tanya bab itu

... sudah ... sekarang kamu diam.’

Data (87) terdapat kata kasar yaitu crigis ’cerewet’. Kata kasar pada data

di atas itu digunakan untuk menggambarkan kemarahan Anggoro.

(88) Rustini : Aduh ... pancen ... biadab kowe Pak renggo. (KK/1/12)

’Aduh ... memang ... biadap kamu Pak Renggo.’

Pada data (88) terdapat makian biadab ’biadab’. Makian pada data di atas

ditujukkan pada Pak Renggo yang selalu berbuat jahat kepada keluarga Rustini

(89) Rustini : Aahh … iki kesempatanku … bakal … maleske … dhendhamku

marang Hery kranjingan iki … padhake apa wae aku iki …

tumindak ... sak geleme dhewe … yoh … bakal tak rampungi …

setan iki. (KK/7/10)

‘Aahh … ini kesempatanku … membalaskan … dendamku pada

Hery kranjingan ini … dikira apa saya ini … bertindak …

semaunya sendiri … yoh … mau saya selesaikan … setan ini.’

Pada data (89) terdapat kata kasar yaitu kranjingan dan setan. Kranjingan

mengacu pada orang yang nakal. Setan adalah makhluk Tuhan yang suka

membisiki niat jahat pada manusia. Makian ini menggambarkan kemarahan

Rustini.

e. Tembung Saroja

Di dalam naskah sandiwara JS dan KK ditemukan tembung saroja. Kata-

kata yang termasuk tembung saroja dapat dilihat sebagai berikut.

Page 87: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(90) Darwani : Ahhh … ya ora mungkin ta mas … ora mungkin … wong

kowe kuwi … rak wis dadi … kanca lara lapaku … susah

seneng … mesti kowe sing bisa … nambani aku … dadi ... ya

ora bakal aku nglalekake ... pangorbananmu kuwi mas.

(JS/1/4)

‘Ahhh … tidak mungkin mas … tidak mungkin … kamu …

sudah jadi … teman senasibku … susah senang … mesti

kamu yang bisa … mengobati aku … jadi ... saya tidak akan

melupakan ... pengorbananmu mas.’

(91) Pak Projo : Nanging aku rada kuwatir pak … yen perkebunan iki …

dicekel Darwani … amarga … polah tingkahe … Darwani

kuwi … sing rada … ora cetha. (JS/1/12)

‘Tetapi saya agak kuatir pak … kalau perkebunan ini …

dipegang Darwani … karena … polah tingkahnya … Darwani

… yang … tidak jelas.’

(92) Pak Projo : Ahh … aku yen kelingan … bocah loro kuwi … aku mesakake

banget … amarga sakloron kuwi … ora suwe … ngrasakake

… kasih sayange wong tuwa. (JS/1/12)

‘Ahh … saya kalau teringat … kedua anak itu … saya kasian

sekali … karena kedua anak itu … tidak lama ... merasakan

… cinta orang tua.’

Pada data (90) sampai (92) terdapat tembung saroja lara lapa ‘senasib’,

polah tingkah ‘tingkah’, kasih sayang ‘cinta/perhatian’. Kata polah berarti

‘kelakuan’, kata tingkah juga berarti ‘tingkah’. Kata lara berarti ‘sakit’, lapa juga

berarti ‘sakit’. Kata kasih berarti ‘cinta’, sayang juga berarti ‘cinta’.

(93) Buruh 1 : Wahh … beda banget ya yu ya … karo … karo Nak Darwati

… iki galak … tur ora duwe … tata krama. (JS/4/10)

‘Wahh … beda sekali ya mbak … dengan … Nak Darwati …

ini galak … juga tidak punya … sopan santun.’

(94) Buruh 1 : Oooo … alah jabang bayi … amit-amit. (JS/4/10)

‘Ooo … alah jabang bayi … amit-amit.’

Pada data (93) dan (94) terdapat tembung saroja yaitu tata krama ‘sopan

santun’ dan jabang bayi ‘bayi’. Kata tata dan krama memiliki arti sama yaitu

berarti sopan santun. Kata jabang dan bayi berarti bayi. Penggunaan dua kata

Page 88: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

yang mirip artinya dimaksudkan untuk memberikan penyangatan arti sehingga

menimbulkan efek emosi yang kuat.

(95) Sadewo : Pancen … pancen aku sebel yen ngerti … solah tingkahmu

kuwi … sepet mripatku!!! (JS/4/12)

‘Memang … memang saya benci kalau tau … kelakuanmu itu

… bosan melihatnya!!!’

Pada data (95) terdapat tembung saroja yaitu solah tingkah. Kata solah

dan tingkah memiliki arti yang sama tingkah.

(96) Sadewo : Lha iya ta … gek neng ngendi … Nak Darwati kuwi … ahhh …

aku dadi was sumelang. (JS/4/14)

‘Lha iya … kira-kira di mana … Nak Darwati itu … ahhh …

saya jadi was-was.’

(97) Murtini : Ahhh … awon-awon kados kula menika … sudik menawi

tumindak colong jupuk. (KK/1/2)

‘Ahhh … amit-amit saya ... tidak mau mencuri.’

Pada data (96) dan (97) terdapat tembung saroja yaitu was sumelang ’was-

was’ dan colong jupuk ’mengambil’. Apabila kata was sumelang dan colong jupuk

dipisah kata-kata tersebut berarti sama atau hampir sama. Kata was berarti ’was-

was/hati-hati’, sumelang juga berarti ’was-was’. Kata colong berarti ’mengambil’,

jupuk juga berarti ’mengambil’.

(98) Murtini : Sampun bu ... panjenengan mboten sisah kagungan

penggalihan kados mekaten menika ... kados kula menika

sampun dados kuwajiban kula … mbiyantu … bot repotipun…

keluarga mriki. (KK/1/2)

‘Sudah bu ... ibu tidak usah memikirkan hal itu ... seperti saya

itu sudah jadi kewajiban saya… membantu … beban…

keluarga sini.’

Pada data (98) terdapat tembung saroja yaitu bot repot ’beban’. Kata bot

dan repot memiliki arti yang sama yaitu beban.

Page 89: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(99) Anggoro

:

A … a … a … sampun kados ngoten ta bu… wong

namanipun katresnan menika mboten ningali drajat

pangkat sanes bandha lan rupa … naming ati pawitane.

(KK/2/4)

‘A … a … a … jangan begitu bu … namanya cinta itu

tidak melihat pangkat maupun harta dan kecantikan … tapi

hati.’

(100) PakRenggo

:

Bengok … bengok … neng kene ora bakal ana sing krungu

… coba … sawangen … sepi nyenyet … ora ana

manungsa … babar blas ... ha ... ha ... ha ... wis saiki ...

kowe manut ... bakal tak ... rangket kowe. (KK/2/5)

‘Teriak … teriak … di sini tidak ada yang mendengar …

coba … lihatlah … sepi … tidak ada orang … sama sekali

... ha ... ha ... ha .... sudah sekarang ... kamu diam ... mau ...

saya bungkam kamu.’

(101) Rustini : Sepisan malih bu … ibu kedah mikiraken kasarasan badan

ibu piyambak … sampun ngantos … kegawa manah …

ingkang saget ngrugekaken … dhiri pribadi ibu piyambak.

(KK/4/2)

‘Sekali lagi bu … ibu harus memikirkan kesehatan ibu …

jangan sampai … terbawa hati … yang bisa merugikan …

diri ibu.’

Pada data (99) sampai (101) terdapat tembung saroja yaitu drajat pangkat

‘pangkat’, sepi nyenyet ‘sepi’, diri pribadi ‘diri’. Data (99) terdapat tembung

saroja yaitu drajat pangkat ‘pangkat’. Kata drajat berarti ‘pangkat’, kata pangkat

juga berarti ‘pangkat’. Pada data (100) terdapat tembung saroja yaitu sepi nyenyet.

Kata sepi berarti ‘sepi’, kata nyenyet juga berarti ‘sepi’. Dalam data (101) terdapat

tembung saroja yaitu dhiri pribadi ‘diri’. Kata dhiri berarti ‘diri’, kata pribadi

juga berarti ‘diri’.

(102) Bu Lasmi : Lha inggih … ta bu … kula mangke … tak pados … sisik

melik … dospundi … kahananipun … Mbak Murtini …

panjenengan mboten sisah … was sumelang …

sakmenika saenipun … panjenengan sare malih …

mangga ... kula nggih tak tilem wonten mriki. (KK/4/2)

‘Lha iya … ta bu … saya akan … mencari … keberadaan

… dan keadaan … Mbak Murtini … ibu tidak usah …

was-was … sebaiknya … ibu tidur lagi … mari ... saya

Page 90: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

temani ibu tidur di sini.’

Pada data (102) terdapat dua tembung saroja yaitu sisik melik ‘keberadan’

dan was sumelang ‘was-was’. Sisik melik, dua kata tersebut sisik dan melik

memiliki arti yang sama yaitu ‘mengetahui’. Dua kata was dan sumelang memiliki

arti yang sama yaitu ‘was-was’.

(103) Bu Rekso : Ya wis … cekat-ceket …olehe tandang gawe. (KK/4/4)

‘Ya udah … cepat … bekerjanya.’

(104) Rika : […] aku rak bisa bebas … lan ora duwe rasa ewuh

pekewuh. (KK/5/8)

‘[…] saya kan bisa bebas … dan tidak punya rasa sungkan.’

Pada data (103) dan (104) terdapat tembung saroja yaitu tandang gawe

’bekerja’ dan ewuh pekewuh ’sungkan’. Kata tandang dan gawe memiliki arti

yang sama yaitu bekerja. Kata ewuh dan pekewuh berarti sungkan. Penggunaan

tembung saroja dalam suatu kalimat akan memberikan makna lebih atau berlebih-

lebihan.

f. Kata Seru

Kata Seru merupakan kata untuk mengungkapkan perasaan, kagum,

marah, kecewa, dan lain sebagainya. Kata seru yang terdapat dalam naskah

sandiwara JS dan KK yaitu sebagai berikut.

(105) Sadewo : Huuhh … kaya aku ora ngerti wae karepanmu kuwi …

kowe nggawa oleh-oleh … ya ora mung sekedhar

ngoleh-olehi ibu … nanging aku yakin kowe duwe …

kekarepan liya … kowe kuwi kepengen njikuk atine ibu

[…] (JS/2/5)

‘Huuhh … seperti aku tidak tau saja keinginanmu itu …

kamu membawa oleh-oleh … ya tidak mungkin sekedar

memberi oleh-oleh ibu … tetapi saya yakin kamu punya

keinginan lain … kamu itu berkeinginan mengambil hati

ibu […]’

(106) Darwani : Eeeemmmm ... pantesan mas ... coba waspadakna ...

rak babar blas ora ana regetan neng latar iki ta ...

Page 91: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

apa maneh godhong sing gogrok blas ora ana.

(JS/3/8)

’ Eeeemmmm ... patas mas ... coba lihat ... tidak ada

kotoran di halaman ini ... apalagi daun yang jatuh

tidak ada.’

(107) Buruh : Huusss ... kang Karyo iki aja ngomong ngono kuwi lho

... mengko yen nganti krungu ... bisa-bisa ... kowe

ditokake saka perkebunan iki. (JS/4/10)

’Husss ... kang Karyo ini jangan berkata seperti itu ...

nanti kalau sampai terdengar ... bisa-bisa ... nanti kamu

dikeluarkan dari perkebunan.’

(108) Darwati : Ah ... mbak ... mbak ... wong kok ya ora ... eling-eling ...

kat mbiyen kok ... ngonoooo terus ... ora kapok-kapok ...

ahhh ... judheg aku ngrasake. (JS/1/5)

’Ah ... mbak ... mbak ... wong kok ya ora ... sadar ... dari

dulu seperti itu terus ... tidak kapok ... ahhh ... pusing

aku mikir kamu.’

(109) Bu Lasmi : Lha wareg kuwi ... mangan apa? (KK/1/10)

’Lha kenyang itu ... makan apa?’

(110) Bu Lasmi : Kok ... lagi mulih ... kowe mur. (KK/6/3)

’Kok ... baru pulang ... kamu Mur.’

(111) Murtini : Ahhh ... wong wadon kuwi kok ... menthel men ta

pawongane kuwi … ora nyebut … wong Mas Anggoro

... risih kok ... nekad ... nyosor wae. (KK/5/10)

‘Ahhh ... wanita itu ... mentel sekali ... tidak nyebut ...

Mas Anggoro ... risih ... nekat ... menyosor saja.’

(112) Sadewo : Weee lha … gudhigmu ilang kabeh … kulitmu dadi

resik … ora ana bekase lara … kowe … kowe … kok …

ya … tambah … ayu banget ta dhik … sik … sik … sik

… coba mripatku tak usek-useke … sapa ngerti … aku

kuwi lagi ngimpi… ahhh … nanging ora ki … pancen …

pancen … kowe … kowe Dhik Darwati … nanging …

kok kowe tambah wuuayu tenan. (JS/5/12)

‘Weee lha … gudikmu hilang semua … tidak ada

bekasnya sakit … kamu … kamu … ya … tambah …

cantik sekali dik … ntar … ntar … ntar coba mataku

saya usap-usap … siapa tau … saya lagi mimpi … ahhh

… tetapi tidak … memang … memang … kamu …

kamu Dik Darwati … tetapi … mengapa kamu tambah

cantik.’

Page 92: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(113) Darwani : Alah … mosok aku ngapusi ta mas. (JS/1/4)

‘Alah ... masak saya berbohong mas.’

(114) Bu Handayo :

Lho … isin piye ta nak … wong yen … kadadeyan …

kowe rak ya seneng ta? (JS/1/6)

‘Lho … malu dimana nak … kalau … jadi … suaminya

kamu juga senang kan?’

(115) Sadewo : Lhoh … kok mboten wonten tiyang pak! (JS/4/14)

‘Lhoh … tidak ada orang pak!’

(116) Darwati : Ooo … ngoten ta jebulanipun. (JS/5/3)

‘Ooo … begitu ternyata.’

(117) Baroto : Naaaa … ngene iki rak ayu tenan. (JS/5/4)

‘Naaa … begini cantik.’

(118) Baroto : Oh … kowe ta dhik … ana apa ta dhik … kok nganti

tekan … kos-kosanku kene? (JS/5/3)

‘Oh … kamu dik … ada apa dik … sampai … kos-

kosanku sini?’

(119) Gunadi : Badala …bungane kuwi ya petang yuta !!! (KK/2/11)

‘Badala … bunganya itu ya empat juta !!!’

(120) Darwati : Wahhh … panggonane … idhum banget ya mas … gek

resik sisan … iki mesti wonge ya … resikan. (JS/3/8)

‘Wahhh … tempatnya … rindang sekali ya mas … juga

bersih … ini mesti orangnya juga … rajin …’

(121) Baroto : Huus … ngomong kok sembarangan … sing dikarepke

… ndhil … kuwi … rak brindhil … aku ndhek isih cilik

kuwi ... rak rambutku ... rada ... kriting ... ning arang-

arang ... mula aku ... kulina diceluk brindhil ... karo ...

kanca-kancaku. (JS/3/9)

‘Huss … berkata sembarangan … yang dimaksud …

ndil itu … brindil … saya ketika masih kecil ...

rambutku ... agak ... kriting ... tapi jarang ... maka saya

... sering dipanggil brindil ... oleh ... teman-temanku.’

(122) Bu Lasmi : Ehhh … jam pira ta iki … kok ya nganti yah mene

durung mulih. (KK/1/2)

‘Ehhh… jam berapa ini … sampai sekarang belum

pulang.’

Page 93: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

(123) Pak Renggo

: Eeeiit … ora bisa … ora bisa … ana dhuwit … bocahe

tak culke … yen kowe meksa … bocahe mati!

(KK/2/11)

‘Eeeiit … tidak bisa … tidak bisa … ada uang …

anakmu aku lepas … kalau kamu memaksa … anakmu

mati!’

(124) Rustini

: Hihhh … sampun ngantos bu … awon-awon kados

ngoten … kula tasih njagi … asmanipun keluarga … bu.

(KK/7/7)

‘Hihhh …jangan sampai bu … amit-amit seperti itu …

saya masih menjaga ... nama keluarga … bu.’

(125) Rustini

: Heh … aja kurang ajar kowe pak … wong tua ora

nyebut … awasss … pisan maneh! (KK/3/2)

‘Heh … jangan kurang ajar kamu pak … sudah tua tidak

sadar … awasss … sekali lagi!’

(126) Bu Rekso

: Eeeee … wani wangsulan … wani karo aku ya kowe!

(KK/4/4)

‘Eeeee … berani membantah … berani sama saya ya

kamu!’

(127) Anggoro : Haahhh … kowe wis … gawe kuciwaning atiku … dhik

… kowe wis … ngapusi aku. (KK/6/3)

‘Haahhh… kamu sudah … membuat kecewa hatiku …

dik … kamu sudah … berbohong padaku.’

(128) Hery : Hiiii … njijiki kabeh … aku ora doyan kabeh … sing

loro … marahi pesing. (KK/4/8)

‘Hiiii … menjijikan semua … saya tidak mau semua …

yang kedua … membuat pesing.’

Data (105) pemakaian kata seru huuhh menunjukkan rasa kesal. Pada data

(106) dan (107) pemakaian kata seru eeemmmm, husss menunjukkan rasa terkejut.

Pada data (108) pemakaian kata seru ah, menunjukkan rasa heran. Data (110) dan

(111) kata seru kok, ahhh, menunjukkan rasa keheranan. Pada data (112) kata seru

weee lha menunjukkan rasa terkejut. Pada data (109) dan (113) pemakaian kata

seru lha dan alah menunjukkan rasa tidak percaya (istilah Jawanya maido).

Pemakaian kata seru pada data (114) sampai (119) yaitu lhoh, ooo, lho, oh, naaa,

Page 94: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

badala, weee lha menunjukkan rasa terkejut. Pada data (120) pemakaian kata seru

wahh menunjukkan rasa kagum. Pemakaian kata seru pada data (121) sampai

(124) huss, ehhh, eeeiitt, hihhh menunjukkan rasa jengkel. Pemakaian kata seru

pada data (125) sampai (127) yaitu heh, eeee, haahhh, menunjukkan rasa marah.

Pada data (128) pemakaian kata seru hiii menunjukkan rasa takut/jijik (istilah

Jawanya gila).

3. Pemakaian Gaya Bahasa dalam Naskah Sandiwara JS dan KK

Gaya bahasa merupakan salah satu ciri penting di dalam teks sastra. Gaya

bahasa banyak digunakan di dalam teks sastra karena bermanfaat untuk

menghidupkan makna, memberikan citraan yang khas, membuat gambaran yang

lebih jelas, serta membuat kalimat-kalimat lebih dimamis dan hidup (Rachmad

Djoko Pradopo, 1997:93). Beberapa jenis gaya bahasa yang dipergunakan dalam

naskah sandiwara JS dan KK adalah sebagai berikut.

a. Pemanfaatan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

1). Klimaks

Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan

pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya (Gorys Keraf,

2004:124). Berikut gaya bahasa klimaks dalam naskah sandiwara JS dan KK.

(129) Sadewo : Weee lha … gudhigmu ilang kabeh … kulitmu dadi resik

… ora ana bekase lara … kowe … kowe … kok … ya …

tambah … ayu banget ta dhik … sik … sik … sik … coba

mripatku tak usek-useke … sapa ngerti … aku kuwi lagi

ngimpi … ahhh … nanging ora ki … pancen … pancen …

kowe … kowe dhik Darwati … nanging … kok kowe tambah

wuuayu tenan. (JS/5/12)

‘Weee lha … gudikmu hilang semua … tidak ada bekasnya

… kamu … kamu kok … ya … tambah … cantik sekali dik

… coba mataku tak usap-usap … siapa tau … saya hanya

bermimpi … ahhh … tetapi tidak … benar … benar …

Page 95: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kamu … kamu Dik Darwati … tetapi … mengapa kamu

tambah cantik sekali.’

Pada data (129) terdapat gaya bahasa klimaks yang menggambarkan

proses kesembuhan Darwati yang semakin ada peningkatan, yang awalnya sakit

kulit, sembuh, semakin cantik.

(130) Murtini

: Nanging … becike … aku tak … tetepungan dhisik marang

wong tuwamu kuwi mas … wong jenenge omah-omah kuwi

… ya apike … ora mung cedhak karo calone … karo

keluargane … mestine ya kudu raket … apa maneh karo

wong tuwane. (KK/1/7)

‘Tetapi … baiknya … saya harus … berkenalan dulu pada

orang tuamu mas … namanya berkeluarga itu … sebaiknya

… tidak hanya dekat dengan calonnya … dengan keluarga

… juga harus dekat … apalagi dengan orang tuanya.’

Pada data (130) terdapat gaya bahasa klimaks menggambarkan niat

Murtini mendekati Anggoro dan keluarga Anggoro, semakin meningkat tidak

hanya dekat dengan calon pasangan tetapi harus dekat dengan keluarga kemudian

meningkat dekat dengan orang tua pasangan.

(131) Pak Renggo :

Njenengan niku pripun ta bu … bu … kula niku …

kirang pripun ta … pendhak-pendhak … yen njenengan

niku … telat mbayar … sok … nganti telat sesasi …

rong sasi … kula … wenehi kelonggaran terus-terusan

… kula nggih butuh mangan ... mbayar ledheng ... lan ...

liya-liyane bu. (KK/1/11)

‘Bagaimana bu … bu … saya itu … kurang apa …

setiap … ditagih … mesti telat … kadang … sampai

telat satu bulan … dua bulan … saya … beri

kelonggaran terus-terusan … saya juga butuh makan …

membayar pam ... dan ... lain-lainya bu.’

Pada data (131) terdapat gaya bahasa klimaks menggambarkan

kejengkelan Pak Renggo pada keluarga Murtini karena nunggak membayar

Page 96: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

kontrakan dari satu bulan, dua bulan bahkan Pak Renggo memberi waktu

kelonggaran terus menerus tidak segera dibayar.

(132) Bu Rekso : Oooo ... ngono ta!!! Wahh … yen seumpamane …

dheweke kuwi … gandheng karo Anggoro … ndah …

senenge aku … wahhh … seneng banget aku … wong

bocahe wae ayu … putih … pinter … gek wis kerja …

dhokter sisan … wahhh cocok banget karo Anggoro.

(KK/4/5)

‘Oooo ... begitu!!! Wahh … kalau seumpama … dia …

pacaran dengan Anggoro … bahagia sekali saya …

wahhh … senang sekali saya … anaknya saja cantik …

putih … pintar … bahkan sudah bekerja … dokter lagi …

wahhh pas sekali dengan Anggoro.’

Pada data (132) terdapat gaya bahasa klimaks menggambarkan tentang

Rika mantan kekasih Anggoro yang pribadinya semakin meningkat dari cantik,

pandai, dan sudah bekerja, bahkan dokter.

(133) Anggoro : Golek sewan kuwi … aja grusa-grusu … dipertimbangke

kanti temenan … amarga ora kanggo sedina … rong ndina

… bakale rak kanggo suwe … aja nganti kabeh kuwi mau ..

anjalari niating kerja dadi kegangggu. (KK/5/9)

‘Mencari kontrakan itu … jangan tergesa-gesa …

dipertimbangkan dengan benar … karena tidak untuk satu

hari … dua hari … juga untuk waktu yang lama … jangan

sampai semua itu ... menyebabkan pekerjaan kamu

terganggu.’

Pada data (133) terdapat gaya bahasa klimaks tentang waktu tinggal di

kost tidak untuk satu dua hari bahkan untuk waktu yang lama.

2). Antiklimaks

Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-

gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang

penting (Gorys Keraf, 2004:125)

(134) Murtini : Ahh ... sejatine ... aku wis ora duwe ... rasa gething marang

kowe ... kabeh mau wis tak ikhlaske ... wis suwe tak

pendhem jero-jero ... lan ora bakal tak dhudhuk maneh ...

Page 97: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dadi menawa kowe njaluk pangapura ... wis tak apura ...

ndhek mbiyen-biyen. (KK/7/11)

‘Ahh ... sebenarnya ... saya sudah tidak punya ... rasa benci

kepadamu ... semua itu sudah saya ikhlaskan ... sudah saya

kubur dalam-dalam ... dan tidak mau saya ingat lagi ... jadi

kalau kamu minta maaf ... sudah saya maafkan ... dari dulu.’

Pada data (134) terdapat gaya antiklimaks menggambarkan tentang rasa

benci Murtini yang semakin mereda dan akhirnya hilang kebencian Murtini.

(135) Bu Lasmi : Hmmm ... pancen nasibku sing elek ... kena apa selawase

… aku sara anak turunku … ora bisa ngalami urip

kepenak ... wiwit mbiyen nganti saiki ... kok mung rekasa

terus. (KK/1/2)

’Hmmm ... memang nasib saya jelek ... mengapa

selamanya ... saya sengsara anak keturunanku ... tidak

dapat mengalami hidup enak ... dari dulu sampai sekarang

... kok sengsara terus.’

Pada data (135) terdapat gaya bahasa antiklimaks menggambarkan

kesengsaraan yang terus menurus dari mulai aku (Bu Lasmi), anak bahkan

keturunannya.

(136) Bu Rekso : Bola-bali ... aku wis ngomong ... yen aku kuwi ora sarujuk

yen kowe cedhak-cedhak karo wong ndesa ... Murtini kuwi

... wis pesek ... malesan … mlarat sisan … blas ora ana

pilihane ... babar blas. (KK/6/9)

‘Berkali-kali ... saya menasehati ... kalau saya tidak setuju

kamu dekat dengan anak desa ... Murtini itu ... sudah pesek

... malas ... miskin ... bahkan tidak ada kelebihannya ...

sama sekali.’

Pada data (136) terdapat gaya bahasa antiklimaks menggambarkan

kesombongan Bu Rekso yang menghina Murtini mulai dari pesek, males, yang

semakin menurun hinaan itu yaitu miskin.

Page 98: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

3). Paralelisme

Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai

kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi

yang sama (Gorys Keraf, 2004126).

(137) Rustini : Untunge wae … minyak gosoke iki isih … gek gari siji … wah

beja banget aku … pancen minyak iki akeh sing cocok … sing

lagi kesleo … bisa mari … sing dientup tawon bisa pulih …

wahh pokoke mandi tenan … wis … becike … aku ndang mulih

wae ... mengko selak dadi ... pikirane ibu. (KK/2/5)

‘Untungnya saja … minyak gosok ini masih … tinggal satu …

wahh beruntung sekali saya … memang minyak ini banyak

yang cocok … yang lagi keseleo … sembuh … yang digigit

tawon bisa pulih … wahh … pokoknya manjur sekali … sudah

… saya harus cepat pulang … biar tidak ... dinanti ibu.’

Pada data (137) bisa mari ‘bisa sembuh’, bisa pulih ‘bisa pulih’, mandi

tenan ’manjur sekali’, menggunakan frasa-frasa yang sejajar.

(138) Anggoro : Piye yen miturut kowe ... ibuku rak becik ta … gemati ta …

pancen ibuku kuwi mung lahire tok kok … katon galak …

nanging … sejatine … ora kaya ngono … ibuku kuwi … atine

becik … gemati lan pangerten. (KK/5/3)

‘Bagaimana kalau menurut kamu … ibuku baik bukan …

penyayang bukan … memang ibuku itu hanya lahirnya …

terlihat galak … tetapi … sebenarnya … tidak seperti itu …

ibuku itu … baik hati ... penyayang dan pengertian.’

Pada data (138) di atas gemati ‘penyayang’ dan pangerten ‘pengertian’

menggunakan kesejajaran kata-kata.

(139) Murtini

: Mas …mas … kuwi rak mung … panyawangmu dhewe … lha

wong ya ibune … biasa yen diapik-apik … senadyan

kesunyatane … amit-amit … wong kok judhese … galake …

angkuhe … wong kok ora ngilo … wis mambu lemah wae ora

nyebut. (KK/5/3)

‘Mas … mas … itu hanya … sepengetahuanmu sendiri …

ibunya sendiri … biasa kalau dikatakan baik … walaupun

kenyataannya … amit-amit … orang judesnya … galaknya …

sombongnya … orang tidak intropeksi diri … sudah bau

tanah saja tidak sadar.’

Page 99: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Pada data (139) di atas judhese ‘judesnya’, galake ‘galaknya’, angkuhe

‘angkuhnya’, menggunakan kesejajaran kata-kata.

4). Antitesis

Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan

yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang

berlawanan (Gorys Keraf, 2004:126). Antitesis termasuk kelompok majas

pertentangan karena melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata

berlawanan arti, seperti data di bawah ini.

(140) Baroto

:

Iya bener … ha … ha … ha … wong urip kuwi mung

sedhela… kenapa digawe … susah … rak ya becike …

digawe seneng … rak iya ta ... ha ... ha ... ha. (JS/1/3)

‘Iya benar … ha … ha … ha … orang hidup itu hanya

sebentar … mengapa dibuat … susah … sebaiknya …

dibuat senang … benar bukan ... ha ... ha ... ha.’

(141) Pak Projo

:

Yoh … arep dikepiyekna maneh … mengko … saiki

padha wae … kowe bakale … ya padha … mangerteni

… bab iki. (JS/2/3)

‘Ya … mau bagaimana lagi … nanti … sekarang sama

saja … kamu akhirnya … tau … bab ini.’

(142) Sadewo

:

Ahhh … wong barang wis gebacut … dituku … kok

dibalekake … apa maneh semana akehe … ngisin-

ngisini. (JS/2/5)

‘Ahhh … udah terlanjur … dibeli … mau dikembalikan

… apa lagi begini banyaknya … malu-maluin.’

(143) Penjudi

:

Lha kowe dhil … piye … dibacutke apa … mandheg?

(JS/2/6)

‘Lha kamu dil … bagaimana … dilanjutkan apa …

cukup sampai disini?’

(144) Baroto

:

Lha piye maneh dhik … aku kalah kok … mula kuwi

bakal tak tutuh musuhku kuwi … supaya … dhuwitku

bisa bali maneh … aku yakin bisa menang … dhik.

(JS/2/7)

‘Lha bagaimana lagi dik ... saya kalah ... maka dari itu

mau saya balas musuhku itu ... agar ... uangku bisa

kembali lagi ... saya yakin bisa menang ... dik.’

Page 100: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

(145) Pak Projo : Bapak-bapak … ibu-ibu … sengaja kula … ngundang

panjenengan … sakperlu ... kula ken nyekseni ...

menapa ingkang badhe kula aturaken ing mriki.

(JS/2/13)

‘Bapak-bapak … ibu-ibu … sengaja saya …

mengundang anda … untuk keperluan ... mendengarkan

... apa yang saya sampaikan. ’

(146) Darwani : Ning ya … ampuh tenan ora … mas … mengko gek-gek

… ebyeh-ebyeh mas. (JS/3/2)

‘Tapi ya … ampuh tidak … mas … nanti jangan-jangan

… tidak ampuh mas.’

(147)Pak Wardoyo

: Nanging kabeh mau ya nganggo … wektu … ora …

terus … grusa-grusu … sing penting … kowe kuwi kudu

sabar … aja kuwatir … mengko … tak ewangi. (JS/3/8)

‘Tetapi semua itu ya pakai … waktu … tidak … terus

… tergesa-gesa … yang penting … kamu itu harus

sabar … jangan kuwatir … nanti … saya bantu.’

(148) Darwani : […] mengko tiwas awake dhewe seneng dhisik …

kasunyatane … luput karo kekarepane awake dhewe …

rak dadine awake dhewe kewirangan.(JS/3/11)

‘[…] nanti terlanjur kita senang dulu … kenyataannya

… tidak sesuai dengan keinginan kita … kan malu.’

(149) Darwati

: […] bubar adus … ngombe wedang anget … wahh…

pikiran dadi padhang … wis becike … tak ombene …

saiki … mengko mundhak selak adhem […] (JS/3/14)

‘[…] setelah mandi … minum air hangat … wahh…

pikiran kembali terang … sebaiknya … aku minum …

sekarang … nanti keburu dingin […]’

(150) Pak Projo

: Nanging … kowe … ya … kudu … tenanan lho …

anggonmu … ngurus perkebunan iki … aja … digawe

dolanan. (JS/4/9)

‘Tetapi … kamu … ya … harus … serius … dalam …

mengurus perkebunan ini … jangan … dibuat mainan.’

(151) Pak Wardoyo : Nggih sampun … Pak Projo … menika … mboten sisah

tindak-tindak … istirahat wonten dalem kemawon ...

sampun … mangke … mriki … kula ingkang ngurusi …

panjenengan mboten sisah kuwatir. (JS/5/8)

‘Ya sudah … Pak Projo … itu … tidak usah bepergian

… istirahat di rumah saja … sudah … saya yang

Page 101: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

mengurus perkebunan … bapak tidak usah kuwatir.’

(152) Pak Projo

: Leren kuwi ya ora kudu neng kamar kono … apa maneh

… lanang wedok … neng kamar wong loro … kuwi ora

becik … ora becik yen nganti dimangerteni wong liya …

saru. (JS/5/8)

‘Istirahat itu tidak harus di kamar … apalagi … laki-laki

wanita … di kamar berdua … tidak baik … tidak baik

kalau sampai orang lain tau … tidak baik.’

(153) Darwani

: […] kula teng mriki niku … pimpinan … kula berhak

ngatur … pripun kemawon … supados … perkebunan

mriki langkung sae … njenengan bawahan kula …

njenengan nggih kedah … manut kula … mboten …

malah … ngalang-ngalangi kula […] (JS/5/10)

‘[…] saya di sini itu … pimpinan … saya berhak

mengatur ... supaya … perkebunan ini lebih baik …

anda bawahan saya … anda harus … mengikuti saya …

tidak malah … menghalang-halangi saya […]’

(154) Bu Lasmi : Hhhh … aku jane ki mesakake kowe lho Mur … wong

wadon … kudu nyambut gawe awan bengi […]

(KK/1/2)

‘Hhhh … saya sebenarnya kasian pada kamu Mur …

anak perempuan … harus bekerja siang malam […]’

(155) Pak Renggo

: Haahhh … njenengan niku … dijak penak-penak

mawon … malah marahi … muntab … karepe

njengengan niku pripun … hah … dialus ora gelem …

apa njaluk dikasar. (KK/1/11)

‘Haahhh ... kamu itu ... diberi jalan keluar ... malah

membuat … marah ... apa yang kamu inginkan ... hah

… dialus tidak mau … apa minta dikasar.’

(156) Rustini : Nggih namung mampir … panggenanipun simbahipun

Mas Hery … nggih amargi kala wau … ban sepedha

montoripun Mas Hery bocor … kepeksa ngentosi dangu

sanget … lha sampun sonten … tambal banipun sampun

sami tutup … untung kemawon … kala wau wonten

ingkang tasih bikak. (KK/5/7)

‘Ya hanya mampir ... rumah neneknya Mas Hery ...

karena tadi ban sepeda motor Mas Hery bocor terpaksa

menunggu lama … sudah sore … tambal bannya sudah

banyak yang tutup … untung saja … tadi ada yang

masih buka.’

Page 102: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

(157) Rika

:

Kowe kuwi ora usah kemaki … sok alim ngono…

padhake aku ora ngerti wae sapa sejatine kowe kuwi…

wis … Mas Anggoro kuwi ora usah … munafik … wis

ayo mas mlebu. (KK/5/10)

‘Kamu itu tidak usah kemaki … sok alim … dikira saya

tidak tau saja siapa sebenarnya kamu itu … sudah …

Mas Anggoro itu tidak usah … munafik … sudah ayo

… masuk.’

(158) Rustini : Ya wis gen … ben kapok … wong prenjake … yen

nothol … sak udele dhewe … ora nyawang kuwi tuwa

apa enom … pokoke … dithothol kabeh … ya kuwi

entuk-entukane. (KK/7/2)

‘Biar … biar kapok … prenjaknya … kalau mematuk

… semaunya sendiri … tidak melihat itu tua atau muda

… pokoknya … dipatuk semua … itu ganjarannya.’

(159) Pak Renggo : […] gek dalane rame banget … Rustini malah wis

nyebrang … aku kepeksa … ya melu nyebrang … ahh ..

yoh … sedhela maneh … abang … bangjone … artine

… kuwi kesempatanku …nyabrang … nanging … iki

kok rada sepi […] (KK/7/2)

‘[…] ini jalannya rame banget … Rustini malah sudah

menyeberang … saya terpaksa … ikut menyeberang …

ya … sebentar lagi … lampu … merah … artinya … itu

kesempatanku … menyeberang … tetapi … ini agak

sepi […]

Data (140) sampai (159) memakai bentuk gaya bahasa antitesis. Pada data

(139) kata yang dipertentangkan susah ’sulit’ dan seneng ’senang’. Data (140)

kata yang dipertentangkan yaitu mengko ’nanti’ dan saiki ’sekarang’. Data (142)

kata yang dipertentangkan yaitu dituku ’dibeli’ dan dibalekake ’dikembalikan’.

Pertentangan pada data (143) dibacutke ’dilanjutkan’ dan mandheg ’berhenti’.

Pada data (144) terdapat pertentangan antara kalah ’kalah’ dan menang ’menang’.

Kata-kata yang dipertentangkan pada data (145) yaitu bapak-bapak ’bapak-bapak’

dan ibu-ibu ’ibu-ibu’. Pertentangan pada data (146) yaitu kata ampuh ’ampuh’ dan

ebyeh-ebyeh ’ebyeh-ebyeh/tidak sakti’. Data (147) terdapat pertentangan kata

Page 103: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sabar ’sabar’ dan grusa-grusu ’terburu-buru’. Dalam data (148) kata yang

dipertentangkan yaitu seneng ’senang’ dan kewirangan ’malu’. Kata anget

’hangat’ dipertentangkan dengan kata adhem ’dingin’ pada data (149).

Pertentangan pada data (150) yaitu kata tenanan ’sungguh-sungguh’ dan dolanan

’mainan’. Data (151) kata yang dipertentangkan yaitu kata tindak-tindak

’berpergian’ dipertentangkan dengan kata istirahat ’istirahat’. Kata lanang ’laki-

laki’ dipertentangkan dengan kata wedok ’perempuan’, pada data (152). Data

(153) kata yang dipertentangkan yaitu pimpinan ’pemimpin’ dan bawahan

’bawahan’. Dalam data (154) terdapat majas antitesis yaitu pada kata awan ’siang’

dan bengi ’malam’. Kata dialus ’dihalus’ berlawanan dengan kata dikasar

’dikasar’ pada data (155). Data (156) kata yang dipertentangkan tutup ’tutup’ dan

bikak ’buka’. Pada data (157) kata yang dipertentangkan yaitu alim ’alim’

dipertentangkan dengan kata munafik ’munafik’. Kata tuwa ’tua’ berlawanan

dengan enom ’muda’ pada data (158). Data (159) kata yang dipertentangkan yaitu

rame ’ramai’ dipertentangkan dengan kata sepi ’sepi’.

b. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

1). Elipsis

Elipsis adalah suatu gaya berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat

yang dengan mudah diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar,

sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku (Gorys

Keraf, 2004:132).

(160) Sadewo : Ngene dhik … terus terang wae … aku … aku …

(JS/3/7)

‘Begini dhik … terus tetang saja … saya … saya …’

Page 104: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Pada data (160) terdapat gaya bahasa elipsis, dalam tuturan Sadewo yaitu

ngene dhik … terus terang wae … aku … aku … setelah kata aku tidak dilanjutkan

Sadewo. Maksud Sadewo adalah ingin menyampaikan perasaan cinta kepada

Darwati.

(161) Pak Projo : Senadyan dudu wong liya … nanging tetep ora becik …

lanang wedok … neng kamar wong loro suwening …

suwe … ya entek-entekane … bakal … (JS/5/9)

‘Walaupun bukan orang lain … tetapi tidak baik … laki-

laki perempuan … di kamar berdua lama-kelamaan …

akhirnya … akan …’

Pada data (161) terdapat gaya bahasa elipsis pada akhir kata mengalami

pelesapan dan penafsiran pembaca dan pendengar. Kata yang tidak dilanjutkan

dari tuturan Pak Projo yaitu hamil.

2). Eufemisme

Eufemisme adalah semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang halus

untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina,

menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan

(Gorys Keraf, 2004:132).

(162) Mbah Kantiyo : Lha kula ajrih Nak Darwati … mangke menawi kula

mboten mlebet … kula … dipundalaken … saking

perkebunan menik. (JS/3/5)

‘Lha saya takut Nak Darwati … nanti kalau saya tidak

masuk … saya … dikeluarkan … dari perkebunan ini.’

Pada data (162) kata dipundalaken ’dikeluarkan’, menggantikan kata yang

dirasakan menghina atau kata yang sekiranya akan menyinggung perasaan

Darwati yaitu ditokake/PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

(163) Pak Projo : Aku kuwi … mikirake … nasibmu sakloron … mengko

yen wis bapak kuwi dipundhut … marang sing kuwasa.

(JS/2/11)

Page 105: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

‘Saya itu … memikirkan … nasib kalian bedua … nanti

kalau sudah bapakmu itu dipanggil … Tuhan.’

Pada data (163) pada tuturan bapak kuwi dipundhut … marang sing

kuwasa ’bapakmu itu dipanggil … Tuhan …’ menggantikan kata yang kurang

enak didengar yaitu mati.

(164) Baroto : Piye dhik … apa kowe bakal sida … nyingkerake bapakmu

… dhik. (JS/5/8)

‘Bagaimana dik … apa kamu jadi … menyingkirkan bapakmu

… dik.’

Pada data (164) nyingkerake bapakmu ’menyingkirkan bapakmu’ untuk

menggantikan kata yang tidak menyenangkan yaitu mateni ’membunuh’.

(165) Bu Lasmi : Nanging kena apa ... kowe saiki ya melu rekasa! Mbiyen

uribku rekasa banget ... banjur saiki kowe kudu ngopeni

aku ... naggung uripku … sakwise bapakmu ora ana.

(KK/1/2)

‘Tetapi mengapa ... kamu sekarang ikut menderita! Dulu

hidupku menderita sekali ... kemudian kamu harus

mengurus aku … menanggung hidupku ... sehabis

bapakmu tidak ada.’

Pada data (165) tuturan Bu Lasmi sakwise bapakmu ora ana ’ sehabis

bapakmu tidak ada’ menggantikan kata yang tidak menyenangkan yaitu mati.

3). Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan

tujuan merendahkan diri (Gorys Keraf, 2004:132). Jadi mengandung pertentangan

antara perkataan dengan kenyataan. Dipakai untuk merendahkan diri seperti data

berikut.

(166) Pak Wardoyo : Kae lho Sadewo … nggon gubuk kae … Nak Darwati …

kuwi manggon. (JS/4/13)

‘Disana Sadewo … di rumah itu … Nak Darwati … itu

tinggal.’

Page 106: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Data (166) gubuk termasuk gaya bahasa litotes yang mengandung

pertentangan antara kenyataan dan perkataan yaitu sebuah rumah diibaratkan

sebuah gubuk.

(167) Bu Rekso : Eeee … ora becik … nolak rejeki kuwi … wong ya mung

… banyu wae … ora apa-apa […](KK/4/6)

‘Eeee … tidak baik … menolak rejeki itu .. cuma … air

saja … tidak apa-apa […]’

Data (167) banyu termasuk gaya bahasa litotes yang mengandung

pertentangan antara kenyataan dan perkataan yaitu secangkir minuman.

4). Koreksio

Koreksio adalah suatu gaya yang berwujud, mula-mula menegaskan

sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.

(168) Pak Renggo

: Aku ora gendheng … nanging aku sableng …he... he …

he ... wis saiki … kanggo tamba celek … kowe wae …

sing dadi gantine. (KK/4/12)

‘Saya tidak gila … tetapi aku lebih gila …he ... he ... he

... sudah sekarang ... buat obat kecewa ... kamu saja ...

sebagai gantinya.’

Data (168) di atas ada gaya bahasa koreksio, Pak Renggo yang

menegaskan ora gendheng ’gila’ dengan kata nanging ’tetapi’ Pak Renggo

mengoreksi penegasannya menjadi kata sableng ’gila’.

5). Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi

penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan

kesan dan pengaruhnya (Henry Guntur Tarigan, 1985:55). Berikut ini gaya bahasa

hiperbola.

Page 107: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

(169) Darwati : Ahh … aku kok degdegan ya … bareng salaman karo … wong

iki … nanging … nanging aku ora selak … pancen ….

pasuryane bagus tenan pawongan iki … sorot mripate …

kaya-kaya … tembus … neng dhadhaku. (JS/2/11)

‘Ahh ... saya kok degdegkan ... setelah berkenalan ... orang ini

... tetapi ... tetapi saya tidak menyangkal … memang …

wajahnya tampan benar orang ini … sorot matanya … seperti

… tembus … di dadaku.’

Data (169) terdapat gaya bahasa hiperbola, tuturan sorot mripate … kaya-

kaya … tembus … neng dadaku ‘sorot matanya … seperti … tembus … di

dadaku’ dianggap sangat berlebihan karena tidak ada sinar mata orang yang

melihat sampai menembus ke dada.

6). Paradoks

Paradoks adalah semacam gaya-gaya yang mengandung pertentangan yang

nyata dengan fakta-fakta yang ada (Gorys Keraf, 2004:136). Paradoks adalah gaya

bahasa pertentangan yang hanya kelihatan arti kata yang berlawanan padahal

sesungguhnya objeknya berlainan (Sutejo, 2010:31). Berikut ini analisis gaya

bahasa paradoks.

(170) Pak Wardoyo

: Wong gagahe kaya ngono … gek nggantheng sisan …

mosok … kangelan golek gandhengan. (JS/2/10)

‘Orang gagahnya seperti itu … ganteng lagi … masak

… kesulitan mencari pasangan …’

Pada data (170) termasuk gaya bahasa parodoks yang dipertentangkan

pada data (170) yaitu orang yang gagah dan ganteng kenapa harus sulit mencari

pasangan. Fakta kebenaranya gagah dan ganteng dipertentangkan dengan tidak

bisa mencari pasangan.

Page 108: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

7). Simile

Perumpamaan (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya

berlainan dan yang sengaja kita anggap sama (Henry Guntur Tarigan, 1985:10).

Perbandingan itu dinyatakan dengan eksplisit dengan kata-kata; seperti, sebagai,

ibarat, umpama, laksana, bak, dan lain-lain. Di bawah ini adalah beberapa analisis

gaya bahasa perumpamaan (simile) dalam sandiwara naskah JS dan KK.

(171) Baroto : Dhik Darwati??? Ahhh ... pancen huwaayu tenan Darwati

kuwi ... yen dibandhingke karo mbakyune ... Darwani ...

pancen ... kaya bumi karo langit ... beda banget ... Darwati ...

luwih kalem ... luwih putih ... lan luwih ... ahhhh ... pokoke ...

sakabeh-kabehe ... adoh banget ... tinimbang Darwani. (JS/2/6)

’Ahhh ... memang cantik sekali Darwati itu ... kalau

dibandingkan dengan kakaknya ... Darwani ... memang ...

seperti bumi dengan langit ... berbeda dengan .... Darwati ...

lebih kalem ... lebih putih ... dan lebih ... ahhhh ... pokoknya ...

semuanya ... jauh sekali ... daripada Darwani.’

Data (171) merupakan gaya bahasa simele yaitu pada tututran huwaayu

tenan Darwati kuwi ... yen dibandhingke karo mbakyune ... Darwani ... pancen ...

kaya bumi karo langit ’cantik sekali Darwati itu ... kalau dibandingkan dengan

kakaknya ... Darwani ... memang ... seperti bumi dengan langit ...’. Dalam hal ini

kecantikan Darwati dibandingkan Darwani lebih cantik Darwati diumpamakan

jarak kecantikannya seperti bumi dan langit, yang artinya jauh lebih cantik

Darwati daripada Darwani.

(172) Sadewo : Pak Wardoyo menika dos pundi ta ... kula menika nganti ...

kados tiyang gendheng ... menawi mbayangken ...

piyambakipun menika. (JS/3/8)

‘Pak Wardoyo itu bagaimana ... saya itu sampai ... seperti

orang gila ... kalau membayangkan ... dirinya.’

Data (172) terdapat gaya bahasa simile yaitu pada tuturan kados tiyang

gendheng ... menawi mbayangken ... piyambakipun ’seperti orang gila ... kalau

Page 109: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

membayangkan ... dirinya’. Dalam hal ini Sadewo kalau membayangkan Darwati

seperti orang gila.

(173) Darwani : Mas Baroto kuwi ... wong wis … gerange semana … isih

gelut … kaya bocah cilik …wis ayo tak tambani ... coba

tontonen ... lambemu kuwi ... metu getihe. (JS/4/13)

‘Mas Baroto itu … sudah … dewasa seperti itu … masih

bertengkar … seperti anak kecil … sudah mari saya obati ...

coba lihat ... mulutmu ... keluar darahnya. ’

Pada data (173) tuturan wong wis … gerange semana … isih gelut … kaya

bocah cilik ’orang sudah … besar seperti itu … masih bertengkar … seperti anak

kecil’, adalah bentuk gaya bahasa simile dalam hal ini orang sudah besar mengapa

harus bertengkar seperti anak kecil. Baroto disamakan dengan anak kecil yang

suka bertengkar.

(174) Bu Rekso : Ana apa ta Gor ... Gor ... bengok-bengok ... kaya neng alas

wae. (KK/3/4)

‘Ada apa Gor ... Gor ... teriak-teriak ... seperti di hutan.’

Data (174) merupakan gaya bahasa simile yaitu bengok-bengok ... kaya

neng alas ’teriak-teriak ... seperti di hutan’. Dalam hal ini Anggoro yang teriak-

teriak di dalam rumah diumpamakan seperti teriak-teriak di dalam hutan.

(175) Bu Rekso : Nanging kowe rak bisa nyawang ... yen ngerti reged kuwi ...

ya ndang disapu ... ora malah mentheleng kaya bandeng.

(KK/3/11)

‘Tetapi kamu bisa lihat ... kalau tau kotor itu ... cepet disapu

... tidak malah diam melotot seperti bandeng.’

(176) Bu Rekso : Mula ... tandang gawe kuwi ora klelat-klelet ... kaya tuma

kathok ... wong mung ngepel ... ngono wae ... kat mau ... ora

rampung-rampung. (KK/4/3)

‘Makanya ... bekerja yang cekatan ... seperti kutu celana ...

mengepel ... seperti itu saja ... dari tadi ... tidak cepat

selesai.’

(177) Hery : Heh Pak Renggo ... kowe kuwi lagi ngapa ta pak ... kok

lingak-linguk ... kaya enthung ... ha ... ha ... ha. (KK/5/7)

Page 110: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

‘Heh Pak Renggo ... kamu itu lagi apa pak ... kok tolah-toleh

... seperti kepompong.’

Pada data (175) sampai data (177) merupakan gaya bahasa simile, data

(175) pada tuturan yen ngerti reged kuwi ... ya ndang disapu ... ora malah

mentheleng kaya bandeng ’kalau tau kotor itu ... ya cepet disapu ... tidak malah

menteleng seperti bandeng’. Dalam hal ini Murtini diumpamakan seperti ikan

bandeng karena cuma diam saja tidak cepat tanggap dengan lingkungan kantor

segera dibersihkan. Data (176) terdapat gaya bahasa simile yaitu pada tuturan

tandang gawe kuwi ora klelat-klelet ... kaya tuma kathok ’bekerja itu tidak bertele-

tele ... seperti kutu celana’. Dalam hal ini Murtini didalam bekerja tidak cepat

diibaratkan kerja Murtini lambat seperti kutu di celana. Data (177) merupakan

gaya bahasa simile yaitu pada tuturan lingak-linguk ... kaya enthung ’tolah-toleh

... seperti kepompong’. Dalam hal ini Pak Renggo yang sedang tolah-toleh seperti

ulat yang sering tolah-toleh.

(178) Anggoro : Kurang ajar ... neng ngendi bocahe iki mau ... kaya setan ...

kok ilang tanpa tilas.(KK/7/6)

‘Kurang ajar ... dimana anak ini tadi ... seperti setan ... hilang

tanpa bekas.’

Data (178) tuturan kaya setan ... kok ilang tanpa tilas ’seperti setan ... kok

hilang tanpa bekas’. Dalam hal ini menghilangnya Rika ketika dikejar Anggoro

cepat sekali seperti setan.

8). Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat (Gorys Keraf, 2004:139). Metafora

adalah gaya pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai

Page 111: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta dalam

Henry Guntur Tarigan 1985:15). Berikut gaya bahasa metafora dalam naskah

sandiwara JS dan KK.

(179) Sadewo : Dhasar ... wong wedok ... mata bandhanen. (JS/2/4)

’ Dasar ... wanita ... matre.’

Data (179) merupakan gaya metafora yaitu mata bandhanen ’mata

hartanan’ tidak berarti mata yang ada hartanya. Akan tetapi dalam tuturan itu

ditujukan pada orang yang hanya mengejar harta Sadewo.

(180) Baroto : Semprul … kertuku mati … ahhh … brengsek. (JS/2/6)

‘Semprul …. kartuku mati … ahhh … brengsek.’

Data (180) kertuku mati ’kartunya mati’ bukan berarti kartu itu hidup

kemudian mati. Kartu mati artinya kalah. Dalam hal ini Baroto kalah bermain

kartu.

(181) Darwani : Ahhh ... mesti aku sing bakal ... dikon nggenteni bapak ... aku

sing bakal ... nyekel perkebunan iki ... ha ... ha... ha ...

amarga ... aku rak kelebu tuwa ... ha ... ha... ha.. perkebunan

iki ... bakal ana neng tanganku ... ha ... ha ... ha. (JS/2/13)

‘Ahhh ... pasti saya yang akan ... menggantikan bapak ...

saya yang akan ... memegang perkebunan ini ... ha ... ha ... ha

... karena ... saya termasuk tua ... ha... ha... ha... perkebunan

ini ... akan ada di tanganku ... ha ... ha ... ha.’

Data (181) nyekel perkebunan ’memegang perkebunan’ merupakan gaya

bahasa metafora. Nyekel perkebunan ’memegang perkebunan’ bukan berarti bisa

memegang perkebunan dengan tangannya tetapi arti dari tuturan nyekel

perkebunan adalah menjadi pemilik perkebunan.

(182) Anggoro : Huhh ... kowe isih arep selak ... wong ora duwe isin ...

dhasar rai gedhek ... njaluk tak apake kowe kuwi ...

huhhh. (KK/7/4)

‘Huhh ... kamu masih menyangkal... orang tidak mau

malu ... dasar tidak tau malu ... harus diapakan kamu

itu ... huhhh.’

Page 112: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Pada data (182) di atas terdapat pemakaian gaya bahasa metafora yakni rai

gedhek ’wajah anyaman bambu’ bukan berarti wajah anyaman bambu tetapi

berarti tidak tau malu.

(183) Pak Wardoyo : [...] gek piyambakipun menika ... nguripi lare ...

cacah gangsal ... menapa mboten mesakaken.

(JS/3/6)

‘[...] dia itu ... menghidupi anak ... lima anak ... apa

tidak kasian.’

Data (183) ngurupi lare ’menghidupi anak’ bukan berarti dapat

menghidupkan anak tetapi memenuhi kebutuhan anak.

(184) Sadewo : Kowe aja marahi lho ... aku isih sabar ... mengko yen

sabarku entek ... cilaka kowe. (JS/4/12)

‘Kamu jangan mendahului ... saya masih sabar ...

nanti kalau kesabaranku habis ... celaka kamu.’

Pada data (184) sabarku entek ’kesabaranku habis’ bukan berarti

mempunyai kesabaran kemudian habis tetapi arti dari tuturan itu yaitu marah.

(185) Sundari : […] sewalike kowe sing wis tumindak gawe gela lan

nglarani atiku malah ora ngrumangsani salah …

malah … tumindak sing sawiyah-wiyah … apa kowe

ora ngerti … laraning atiku mas … remuking atiku.

(JS/4/5)

‘[…] sebaliknya kamu yang sudah membuat kecewa

dan menyakiti hatiku tidak merasa bersalah … malah

… bertindak yang seenaknya … apa kamu tidak tau ...

sakitnya hatiku mas ... hancurnya hatiku.’

Data (185) ungkapan remuking atiku ’hancurnya hatiku’ merupakan gaya

bahasa metafora, remuking atiku bukan berarti hatinya hancur tetapi dalam tuturan

itu berarti kecewa atau sakit hati.

(186) Sadewo : Pancen … pancen aku sebel yen ngerti … solah

tingkahmu kuwi… sepet mripatku!!!(JS/4/12)

Page 113: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

‘Memang … memang saya tidak suka kalau tau …

kelakuanmu itu … muak melihatnya !!!’

Pada data (186) sepet mripatku ’getir mataku’. Getir selalu berhubungan

dengan rasa disamakan dengan matanya yang getir yang artinya bosan.

(187) Pak Projo : Ah ... pancen atos kowe Darwani ... bocah wingi sore ...

dikandhani … malah ngenyel … sak karepe dhewe … wong

kok ora kena dieman … ora ngrumangsani babar blas.

(JS/5/3)

‘Ah … memang keras kepala kamu Darwani … anak

kemarin sore ... dinasehati ... malah ngenyel ... semaunya

sendiri ... tidak bisa dinasehati … tidak menyadari sama

sekali.’

Pada data (187) tuturan pancen atos kowe Darwani ’memang keras kamu

Darwani’ dan bocah wingi sore ’anak kemarin sore’. Tuturan tuturan pancen atos

kowe Darwani ’memang keras kamu Darwani’ bukan berarti tubuh Darwani keras

tetapi sukar dinasehati. Dan tuturan bocah wingi sore ’anak kemarin sore’ bukan

berarti anak yang lahirnya kemarin sore tetapi belum banyak pengalaman.

(188) Baroto : Lha piye ta … ngomonge … anyel … bareng diwenehi

dalan … kok malah … genti nyalahke aku … piye ta

kowe kuwi. (JS/5/4)

‘Lha bagaimana … katanya … benci … setelah diberi

jalan keluar … malah … menyalahkan saya …

bagaimana kamu itu.’

Data (188) diwenehi dalan ’diberi jalan’ bukan berarti memberi tau jalan

tetapi diberi tau cara atau strategi.

(189) Bu Lasmi : Ora becik lho ... yen arep kerja ... wetenge kosong ... kuwi

... mengko yen awakmu lemes piye? (KK/1/10)

‘Tidak baik ... kalau mau bekerja ... perutnya kosong ... itu

... nanti kalau badanmu lemes bagaimana?’

Data (189) ungkapan wetenge kosong ’perutnya kosong’ bukan berarti

perutnya kosong tidak ada isinya tetapi lapar.

Page 114: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

(190) Murtini : Inggih bu ... wong kaliyan kula menika ... sing ngelek-

elek ... ngantos ... ahh ... manaske kuping. (KK/2/4)

‘Iya bu ... saya ... dimaki-maki ... sampai ... membuat

emosi.’

Data (190) terdapat gaya bahasa metafora yaitu manaske kuping

’memanaskan telinga’. Ungkapan manaske kuping bukan berarti omongan Bu

Rekso dapat membuat panas telinga tetapi membuat marah.

(191) Bu Rekso : Kowe kuwi piye ta ... wong durung rampung olehmu

ngomong ... kok malah nangis kaya ngono kuwi ... wis

... wis ... neng kene iki aja adol tangis ... risih aku …

ngrungokake tangismu kuwi. (KK/3/10)

‘Kamu itu bagaimana ... belum selesai bicara ... kok

nangis seperti itu ... sudah ... sudah ... di sini jangan

menjual tangis ... risih saya ... mendengarkan

tangismu itu.’

Data (191) adol tangis ’menjual tangis’ bukan berarti menjual tangisan

tetapi butuh perhatian.

(192) Murtini : Mas … mas … kuwi rak mung … panyawangmu dhewe … lha

wong ya ibune … biasa yen diapik-apik … senadyan

kesunyatane … amit-amit … wong kok judhese … galake …

angkuhe … wong kok ora ngilo … wis mambu lemah wae

ora nyebut. (KK/5/3)

‘Mas … mas … itu kan hanya … anggapanmu sendiri …

ibunya … biasa kalau dikatakan baik … walaupun

kenyataannya … amit-amit … orang judesnya … galaknya …

sombongnya … orang tidak bercermin … sudah bau tanah

saja tidak sadar. ’

Pada data (192) terdapat gaya bahasa metafora yaitu ora ngilo ’tidak

bercermin’ dan mambu lemah ’berbau tanah’. Ungkapan ora ngilo ’tidak

bercermin’ bukan berarti bercermin di depan kaca tetapi sadar. Ungkapan mambu

lemah ’berbau tanah’ bukan berarti Bu Rekso itu baunya seperti tanah tetapi sudah

tua.

Page 115: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

(193) Murtini : Ooo … ngoten ta … pancen kranjingan Pak Renggo

menika … wong tua … ora bisa menehi dalan pandhang.

(KK/5/5)

‘Ooo … begitu … memang kurang ajar Pak Renggo itu

… orang tua … tidak bisa memberikan jalan terang.’

Data (193) dalan padhang ’jalan terang’ bukan berarti jalannya banyak

penerangan tetapi penyelesaian masalah.

(194) Murtini : Lho ... lho ... lho ... kok malah mimbik-mimbik ... kena apa

ta Rus ... apa sing dadi geganjelaning atimu kuwi Rus?

(KK/5/6)

‘Lho ... lho ... lho ... kok malah terisak-isak ... kenapa Rus

... apa yang jadi ganjalan hatimu itu Rus?’

Data (194) terdapat gaya bahasa metafora yaitu geganjelaling atimu

’mangganjal hati’ bukan berarti hatinya yang mengganjal tetapi ada masalah.

(195) Rika : Ha ... ha ... ha ... kasunyatane ... ibune ... Mas Anggoro ... wis

kemakan omonganku iki ... ha ... ha ... ha ... dheweke percaya

... wis tak apusi ... ha ... ha ... ha ... sedhela maneh ... aku bakal

kasil ... entuk Mas Anggoro ... ha ... ha ... ha. (KK/6/5)

‘Ha ... ha ... ha ... kenyataannya ... ibunya ... Mas Anggoro ...

sudah ... terpengauh omonganku ini ... ha ... ha ... ha ... Bu

Rekso percaya ... saya tipu ... ha ... ha ... ha ... sebentar lagi ...

saya berhasil ... mendapatkan Mas Anggoro ... ha ... ha ... ha. ’

Data (195) ungkapan kemakan omonganku ’termakan omonganku’ bukan

berarti makan omongan Rika tetapi terpengaruh pada Rika.

(196) Tante Mirna : Pancen bener mas ... kena apa Mas Anggoro kadhung

... arep duwe niat nglamar ... lagi ... mbukak

wewadine ... kena apa ora ndhek mbiyen-mbiyen.

(KK/6/6)

‘Memang benar mas ... kenapa Mas Anggoro terlanjur

... mau punya niat melamar ... lagi ... membuka

rahasianya ... mengapa tidak dari dulu mengatakan.’

Data (196) terdapat gaya bahasa metafora yaitu pada tuturan mbukak

wewadine ’membuka rahasia’, sesuatu yang abstrak disamakan dengan yang

Page 116: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kongkret seperti pintu yang dibuka. Ungkapan mbukak wewadine ’membuka

rahasia’ dalam tuturan tersebut mengandung pengertian mengatakan kebenaran.

9). Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan benda mati atau

tidak bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia

(Sutejo, 2010: 31).

(197) Rustini

: Pancen ora kleru kok mas ... yen kowe kepengin mangerteni

prasetyaku marang Mas Hery ... ngene ... muga disekseni bumi

lan langit ... menawa ... terusing batin ... aku tresna kowe mas.

(KK/4/7)

‘Memang tidak salah mas ... kalau kamu ingin mengetahui

kesetiaanku terhadap kamu Mas Hery ... begini ... semoga

disaksikan bumi dan langit kalau ... di dalam hatiku ... saya

mencintai kamu mas.’

Pada data (197) disekseni bumi lan langit ’disaksikan bumi dan langit’

merupakan gaya bahasa personifikasi. Bumi dan langit merupakan benda mati

dibuat seolah-olah bernyawa dapat menyaksikan.

10). Sinekdoke

Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai nama

keseluruhannya, atau sebaliknya (Moeliono dalam Henry Guntur Tarigan,

1985:124). Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan

sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (Gorys Keraf, 2004:142).

(198) Murtini : Nanging ya ora kabeh wong lanang kuwi … duwe sifat

sing ora bener … isih akeh wong lanang sing duwe sifat

sing becik … kaya Mas Anggoro kuwi. (KK/1/4)

‘Tetapi tidak semua laki-laki itu … punya sifat yang tidak

baik … masih banyak laki-laki yang punya sifat yang baik

… seperti Mas Anggoro.’

Page 117: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Data (198) terdapat gaya bahasa sinekdoke yaitu tuturan ora kabeh wong

lanang ’tidak semua laki-laki’ merupakan gaya bahasa sinekdoke karena

menyatakan sebagian dari laki-laki.

11). Hipalase

Hipalase adalah semacam gaya bahasa tertentu dipergunakan untuk

menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain

(Goryrs Keraf, 2004:142)

(199) Anggoro : Wis-wis … aja … ngledhek aku maneh … angger sing

bangsane ... ngumbah ngono ... wasise ora jamak. (KK/5/2)

‘Sudah-sudah … jangan … ngledek saya lagi … kalau hal-hal

... ngejek itu ... pintar sekali.’

Data (199) terdapat gaya bahasa hipalase yaitu kata ngumbah ’mencuci’.

Ngumbah ’mencuci’ selalu berhubungan dengan pakaian tetapi dalam tuturan

ngumbah ’mencuci’ yaitu ngumbah omongan yang artinya usil suka ngerjain

dengan kata-kata.

(200) Murtini : Ahhh ... wong wadon kuwi kok ... menthel men ta pawongane

kuwi … ora nyebut … wong Mas Anggoro ... risih kok ...

nekad ... nyosor wae. (KK/5/10)

‘Ahhh ... wanita itu ... mentel sekali orang itu ... tidak sadar ...

Mas Anggoro ... risih ... nekat ... menyosor saja.’

Data (200) kata nyosor selalu berhubungan dengan paruh binatang

digunakan untuk mencari makan tetapi dalam tuturan nyosor ’menyosor’ adalah

mulut Murtini yang nyosor wajahnya Anggoro artinya mencium.

(201) Tante Mirna : Kowe bakal nguras dhuwite ... Anggoro ngono !!!

(KK/7/4)

‘Kamu mau menguras uangnya ... Anggoro begitu !!!’

Page 118: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Data (201) merupakan gaya bahasa hipalase yaitu nguras ’menguras’.

Nguras ’menguras’ selalu berhubungan dengan air tetapi di tuturan nguras

’menguras’ artinya menghabiskan uang.

12). Sarkasme

Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar dengan

mempergunakan kata-kata tertentu yang cenderung tidak sopan (Sutejo, 2010:32)

(202) Pak Renggo : Heh … cangkemmu kuwi mingkem … tak suwek-

suwek lho. (KK/1/12)

‘Hah … mulutmu itu diam … saya robek-robek.’

Data (202) cangkemmu kuwi mingkem … tak suwek-suwek ’mulutmu itu

diam … saya robek-robek’ adalah gaya bahasa sarkasme. Menggambarkan kasar

dan kerasnya Pak Renggo.

13). Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang berbentuk kesangsian yang

mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati (Gorys Keraf,

2004:143). Berikut gaya bahasa sinisme.

(203) Bu Rekso : Oooo … iki ta bocahe … manis ... pakulitane uga resik ...

nanging rada pesek ... sapa jenengmu? (KK/1/13)

‘Oooo ... ini anaknya ... manis ... kulitnya juga bersih ...

tetapi agak pesek ... siapa namamu?’

Data (203) terdapat gaya bahasa sinisme yaitu pada tuturan manis ...

pakulitane uga resik ... nanging rada pesek ’manis ... kulitnya juga bersih ... tetapi

agak pesek ..’ pada tuturan manis ... pakulitane uga resik ’ manis ... kulitnya juga

bersih’ mengandung keikhlasan hati tetapi dengan tuturan nanging rada pesek

’nanging rada pesek’ mengandung kesangsian dari tuturan pertama, maksud dari

tuturan itu adalah menyindir.

Page 119: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

(204) Bu Rekso : Mur ... ti ... ni ... jeneng sing lumayan apik ... nanging ...

rada ndesa. (KK/1/13)

‘Mur ... ti ... ni ... nama yang bagus ... tetapi ... agak

kampungan.’

Data (204) tuturan Mur ... ti ... ni ... jeneng sing lumayan apik ... nanging

... rada ndesa ’Mur ... ti ... ni ... nama yang bagus ... tetapi ... agak kampungan’

termasuk gaya bahasa sinisme. Tuturan yang mengandung keikhlasan hati adalah

Murtini nama yang bagus tetapi disangsikan dengan nama dari desa.

14). Satire

Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Satire

mengandung kritik tentang kelemahan manusia. Tujuan utamanya adalah agar

diadakan perbaikan (Gorys Keraf, 2004:144). Berikut gaya bahasa satire.

(205) Anggoro

Murtini

:

:

Ora maem dhisik dhik?

‘Tidak makan dulu dik?’

Wis mas ... aku isih wareg ... wis … gek ndang bali wae.

(KK/1/13)

‘Udah mas … saya masih kenyang … sudah … cepat pulang

aja.’

Data (205) terdapat gaya bahasa satire yaitu pada penolakan Murtini. Pada

tuturan wis mas ... aku isih wareg ... wis … gek ndang bali ’udah mas … saya

masih kenyang … sudah … cepat pulang saja’ tuturan tersebut sebenarnya

kritikan terhadap Bu Rekso ibunya Anggoro yang sikapnya sombong agar

diadakan perbaikan dari sikap Bu Rekso.

4. Pencitraan dalam Naskah Sandiwara JS dan KK

Citraan dipergunakan pengarang secara menarik unik dan variatif sehingga

menciptakan pelukisan imajinasi yang hidup. Kekhasan dan keunikan bahasa

Page 120: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

personal pengarang adalah sarana bahasa untuk mencitrakan pengalaman lahiriah

dan batiniah pengarang itu sendiri (Sutejo, 2010:116). Berikut ini pencitraan

dalam naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo.

a. Citraan Penglihatan

Berikut citraan penglihatan yang digunakan Kusuma Danang Joyo dalam

sandiwara JS dan KK.

(206) Pak Projo : Nanging yen tak sawang ... Baroto kuwi ... wong sing ora

becik Iho ni ... kasunyatane ... angger-angger ... kowe

lunga karo dheweke ... mulih-mulih ... mesti kowe

mabuk ... kowe kudu eling Iho ni ... kowe kuwi bocah

wadon ... ngerti ora. (JS/1/11)

‘Tetapi kalau saya lihat … Baroto itu … orang tidak baik

… kenyatannya … setiap … kamu pergi dengannya …

pulang-pulang … mesti mabuk … kamu harus ingat Ni

… kamu itu wanita … tau tidak.’

Data (206) menunjukkan citraan penglihatan menggambarkan karakter

Baroto yang tidak baik untuk dijadikan teman karena kelakuan Baroto membawa

dampak negatif pada Darwani.

(207) Darwati : Nggih sampun ... menawi mekaten pak ... sak menika ...

bapak dhahar rumiyin ... wong kala wau ... kula

tingali ... bapak ... dereng dhahar ... mangke …bibar

dhahar … lajeng ngunjuk obat … mangga pak. (JS/2/4)

‘Ya sudah … kalau begitu … sekarang … bapak makan

dulu … dari tadi ... saya lihat ... bapak belum makan ...

nanti sesudah makan … kemudian minum obat … mari

pak.’

Data (207) menunjukkan adanya citraan penglihatan dipergunakan untuk

melukiskan karakter Darwati yang perhatian pada ayahnya. Pengolahan citraan

penglihatan diramu pengarang dengan asonansi /a/ suku tertutup /r/ yaitu pada

kata dhahar ’makan’, bibar ’sesudah’.

(208) Baroto : Ahhh ... pancen huwaayu tenan Darwati kuwi ... yen

dibandhingke karo mbakyune ... Darwani ... pancen kaya

bumi Ian langit ... bedha banget ... Darwati ... luwih kalem ...

Page 121: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

luwih putih ... lan luwih ... ahhhh ... pokoke ... sak ... kabeh-

kabehe . . . adoh banget . . . t inimbang Darwani. (JS/2/6)

‘Ahhh ... memang cantik sekali Darwati itu ... kalau

dibandingkan dengan kakaknya ... Darwani ... memang ...

seperti bumi dengan langit ... beda sekali … Darwati … lebih

kalem … lebih putih … lebih … ahhh … pokoknya …

semuanya … jauh sekali … daripada Darwani.’

Citraan penglihatan pada data (208) melukiskan karakter Baroto yang

crongoh jika melihat wanita langsung terpesona. Pengolahan citraan penglihatan

diolah dengan gaya bahasa simile yaitu diumpakan kecantikan Darwati

dibandingkan Darwani jauh sekali, jauhnya seperti bumi dan langit.

(209) Darwani : Eeeemmmm ... pantesan mas ... coba waspadakna ...

rak babar blas ora ana regedan neng latar iki ta ...

apa maneh godhong sing gogrok blas ora ana.

(JS/3/8)

‘Eeeemmmm ... patas mas ... coba lihat ... tidak ada

kotoran di halaman ini ... apalagi daun yang jatuh tidak

ada.’

Data (209) menunjukkan adanya citraan penglihatan digunakan untuk

melukiskan setting. Penggambaan tempat yang bersih. Tidak ada daun jatuh yang

berserakan di halaman rumah Mbah Kliwon.

(210) Baroto : Bener kok dhik ... senadyan ... pakulitanmu kuwi ireng

... nanging kowe manis ... manis banget ... ohhh Dhik

Darwani. (JS/5/4)

‘Benar dik ... walaupun ... kulitmu hitam ... tapi kamu manis ...

manis sekali ... ohhh Dik Darwani.’

Citraan penglihatan pada data (210) menggambarkan karakter Boroto yang

suka merayu. Penggambaran tipe karakter Baroto yang suka merayu dengan

memuji Darwani.

(211) Murtini : Omah semene gedhene ... mung aku karo ibuku sing ....

manggoni. (KK/1/12)

‘Rumah sebesar ini ... cuma saya dan ibuku yang

menempati.’

Page 122: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Pelukisan setting pada data (211) menunjukkan citraan penglihatan. Citra

penglihatan ini menunjukkan rumah Anggoro yang besar dan dapat diartikan

bahwa Anggoro anak orang kaya.

(212) Bu Rekso : Nanging kok katone dheweke kuwi ... ora ... sederajat karo

kowe Gor ... dheweke kuwi kerjane mung neng toko ...

terus ... mestine dheweke kuwi ... saka prejengane ...

dheweke kuwi... anake wong marat ... rak iya. (KK/2/4)

‘Tetapi kelihatannya dirinya itu ... tidak ... sederajat dengan

kamu Gor ... dia hanya kerja di toko ... kelihatan ... dari

dirinya ... kalau dia miskin ... benar kan.’

Data (212) menunjukkan citraan penglihatan menggambarkan karakter Bu

Rekso yang angkuh dengan mengunggulkan Anggoro anaknya dan menganggap

kekasih Anggoro miskin dianggap tidak cocok karena tidak sederajat.

(213) Bu Rekso : Nanging kowe rak bisa nyawang … yen ngerti reged kuwi

… ya ndang disapu … ora malah mentheleng kaya

bandeng. (KK/3/11)

‘Tetapi kamu juga bisa melihat ... kalau tau kotor itu ...

cepet disapu ... tidak malah diam melotot seperti bandeng.’

Data (213) menunjukkan citraan penglihatan menggambarkan karakter Bu

Rekso yang judes dengan suka memerintah dan suka menyindir. Pengolahan

citraan penglihatan diolah dengan menggunakan gaya bahasa simile yaitu dengan

membandingkan Murtini dengan ikan bandeng yang tidak tanggap dengan

lingkungan yang kotor tidak segera dibersihkan.

(214) Rustini : lya mas ... wahh ... senadyan omah iki ... katone

sedherhana ... nanging idhum banget hawane. (KK/4/7)

‘Iya mas ... wahh ... walaupun rumah ini ... kelihatan

sederhana … tetapi rindang sekali rasanya.’

Data (214) menunjukkan citraan penglihatan digunakan dengan

melukiskan tempat yang rindang.

Page 123: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

(215) Anggoro : Lhoh ... kowe kuwi piye ta dhik ... ya sakmestine ta ... yen

aku nulungi kowe ... aneh kowe kuwi ... ora dhik ... yen tak

sawang ... wis sakwetara iki ... aku kok ... nggumun ...

angger-angger ... kowe kuwi kok ... kerepmen ... mumet

sirahmu ... lan katone ... ora sak baene ... mumet ... terus ...

entek-entekane ... semaput ... saktenane kuwi kena apa ta

dhik. (KK/5/2)

‘Lhoh ... bagaimana dik ... sudah semestinya ... kalau saya

menolong kamu ... kamu aneh ... tidak dik ... kalau saya

perhatikan akhir-akhir ini ... saya ... heran ... kamu ... sering

... pusing.’

Data (215) menunjukkan adanya citraan penglihatan menggambarkan

karakter Anggoro yang perhatian kepada Murtini dengan memperhatikan kondisi

fisik Murtini yang belakangan mengalami kemunduran sering sakit.

b. Citraan Pendengaran

Citraan pendengaran merupakan pembayangan batin yang merupakan

perwujudan dari pengalaman pendengaran (Sutejo, 2010:118). Citraan

pendengaran juga dapat memberikan rangsangan kepada indera pendengaran

sehingga mengusik imajinasi pembaca untuk memahami teks sastra secara utuh.

Penggunaaan citraan semaksimal mungkin dipergunakan untuk melukiskan

suasana, keadaan, kondisi, tempat, karakter.

(216) Pak Projo : Huk ... huk ... huk ... Ni ... tulung Ni ... tulung jupukna obate

bapak Ni ... huk ... huk ... huk. (JS/1/1)

Huk ... huk ... huk ... Ni ... tolong Ni ... tolong ambilkan

obatnya bapak Ni ... huk ... huk ... huk.’

Data (216) menunjukkan citra pendengaran menggambarkan kondisi Pak

Projo yang sedang sakit batuk meminta bantuan anaknya Darwani untuk

mengambilkan obat.

(217) Sundari : lya mas … iki mau ya … amarga aku rumangsa trenyuh

… marang apa sing wis mbok ucapake kuwi … seprana-

seprene … aku durung tahu krungu … kowe njaluk

pangapura marang aku … nanging … nanging … iki mau

Page 124: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

… lagi wae aku krungu … pangapura sing wis mbok ucapke

kuwi … aku dadi … dari … ora kuwawa … nahan tangisku

iki mas. ( JS /3 /4)

‘Iya mas ... ini tadi ya ... karena saya merasa terharu ...

dengan apa yang sudah kamu katakan ... dari dulu ... saya

belum pernah mendengar ...kamu minta maaf padaku ... tapi

... tapi ...ini tadi ...baru saja saya dengar ... kata maaf yang

kamu ucapkan ... permintaan maafmu padaku ... saya tidak

tahan mengeluarkan air mata.’

Data (217) menunjukkan citraan pendengaran menggambarkan suasana

yang mengharukan ketika Sadewo mau minta maaf dan Sundari merasa terharu.

(218) Sundari : Wis cukup !!! Kowe ora susah … alesan sing akeh-akeh …

aku wis nek yen ngrungokake … alesanmu kuwi … kaya-

kayane … arep muntah. (JS/4/2)

‘Sudah cukup!!! Kamu tidak usah ... alasan ... saya sudah

tidak tahan mendengarkan ... alasanmu ... seperti ... mau

muntah.’

Data (218) menunjukkan citraan pendengaran digunakan menggambarkan

keadaan Sundari yang marah karena cintanya bertepuk sebelah tangan karena

hanya dianggap sebagai adik oleh Sadewo.

(219) Darwati : Aku dhewe ya durung ngerti kok mas ... nanging ... aku

... tau krungu ... yen nggon ... kana kae mas ... nggon

watu-watu kae ... aku tahu krungu swarane ... banyu.

(JS/5/5)

’Aku sendiri juga belum pernah tau mas ... tetapi ... saya

pernah ... mendengar ... kalau di sana itu mas ... di

bebatuan itu ... saya mendengar suara .. air ... mengalir ...

mas.’

Data (219) menunjukkan citraan pendengaran diungkapkan dengan

kekuatan asonansi /u/ menuansakan penggambaran pelataran setting.

(220) Rustini : Ahhh … uwis-uwis … aku bosen yen krungu

omonganmu kuwi … luwih becik kowe ngurus

awakmu dhewe … wong kowe dhewe … ya … ora payu-

payu wae … kok … ndadak sok … dadi wong tuwa.

(KK/1/3)

‘Ahhh ... sudah-sudah ... saya bosan mendengar

omonganmu ... lebih baik kamu mengurus dirimu sendiri ...

kamu saja ... ya ... tidak laku-laku saja ... kok ... merasa

Page 125: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

lebih dewasa.’

Data (220) menunjukkan citraan pendengaran menggambarkan karakter

seorang kakak yang dewasa yang suka menasehati adiknya Rustini dan

menggambarkan karakter Rustini yang bandel tidak mau dinasehati malah

menghina kakaknya Murtini. Citraan pendengaran dikombinasi dengan citraan

penglihatan dengan gaya bahasa metafora yaitu pada kata ora payu-payu tidak

laku-laku’. Maksudnya Murtini tidak punya pasangan karena sulit mencari jodoh.

(221) Murtini : Inggih bu ... wong kaliyan kula menika ... sing ngelek-elek...

ngantos ... ahhh ... manaske kuping. (KK/2/4)

‘Ya bu ... saya ... dimaki sampai ... ahh ... memanaskan

telinga.’

Data (221) menunjukkan citraan pendengaran menggambarkan karakter

Bu Rekso yang angkuh. Citraan penglihatan dikombinasi dengan gaya bahasa

metafora yaitu pada kata manaske kuping ’membuat marah’.

(222) Heri : Wahhh ... mak cless ... atiku ... krungu prasetyamu kuwi mau

... ha ... ha ... ha ... ha ... kaya nggon ketoprak wae ha...

ha... ha. (KK/4/7)

‘Wahhh ... mak cless ... hatiku ... mendengar kesetianmu itu

tadi ... ha ... ha ... ha ... ha ... seperti di ketoprak saja.’

Data (222) ditemukan adanya citraan pendengaran digunakan

menggambarkan karakter Rustini yang setia terhadap Hery kekasihnya.

Dikombinasi dengan gaya bahasa simile dengan membandingkan kesetiaan yang

diucapkan Rustini seperti di dalam ketoprak.

c. Citraan Perabaan (Taktil)

Citraan perabaan/taktil adalah yang menggambarkan pelukisan

pengamalan indera perabaan di dalam dengan berbagai bentuk visualisasinya.

Citraan ini dipergunakan untuk keadaan tokoh.

Page 126: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

(223) Sadewo : Ahh … tangane … alus tenan … irunge mbangir … lambene

tipis. (JS/1/11)

‘Ahh … tangannya halus … hidungnya mancung … bibirnya

tipis.’

Data (223) menggunakan citraan perabaan digunakan menggambarkan

keadaan tokoh Darwati yang cantik sekali.

(224) Anggoro : Ooooohhhh ... Dhik Murtini ... kena apa kowe dhik ...

awakmu anyep kabeh. (KK/5/1)

’Ooooohhhh ... Dik Murtini ... mengapa ... badanmu ...

dingin semua.’

Data (224) menggunakan citraan taktil digunakan untuk menggambarkan

keadaan Murtini yang sakit sampai badannya dingin.

d. Citraan Penciuman

Citraan penciuman adalah hakikatnya penggambaran imajinasi yang

diperoleh melalui pengalaman indera penciuman.

(225) Warga : Ambune ... ya bacin ... arep mukok aku ... huuookk ... huuook.

(JS/4/7)

’Baunya ... ya bacin ... mau muntah saya ... huuookk ...

huuook.’

Data (225) menunjukkan adanya citraan penciuman menggambarkan

keadaan Darwati yang sedang sakit kulit dan berbau tidak sedap gara-gara

penyakit kulitnya sehingga warga mau muntah karena bau busuk penyakitnya.

(226) Darwani : Ha … ha … ha … jebulane … obate … saka Mbah Kliwon

wis … ana reaksine … wahhh … aku ora ngira … yen

bakale kaya ngono … awake Darwati mlonyoh kabeh …

kaya gudhig … gek ambune ... hi ... hi ... hi ... bosok … ha

…ha … ha … sokur … rasakna kowe … ha … ha … ha …

wong bakale padha gila … nyawang Darwati … lan …

sing genah … wong padha ngedohi … lan akhire … bakal

ngusir Darwati saka kampung kene … aku … ha … ha …

ha … aku sing bakal … nggenteni Darwati … nyekel

perkebunan ini … ha … ha … ha. (JS/4/2)

’Ha ... ha ... ternyata ... obat ... dari Mbah Kliwon sudah ...

ada reaksinya ... wahhh ... saya tidak mengira ... kalau

akhirnya ... badannya Darwati melepuh ... seperti gudik ...

Page 127: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

baunya ... hi ... hi ... hi ... bau sekali ... dan akhirnya ...

orang tidak tahan ... dan mengusir ... Darwati ... dari

kampung ini ... ha ... ha ... ha ... saya yang akan

menggantikan ... memegang perkebunan.’

Data (226) menunjukkan citraan penciuman digunakan untuk

menggambarkan kejahatan Darwati yang telah meracuni adiknya sendiri.

Akhirnya tujuan Darwani berhasil membuat Darwati pergi dari desanya dan

memegang kendali perkebunan. Citraan penciuman dikombinasi dengan citraan

penglihatan dan citraan gerak. Citraan penglihatan ditunjukkan dengan badan

Darwani yang melepuh. Citraan gerakan ditunjukkan dengan gerak ambisi

Darwani ingin memiliki perkebunan dengan dibingkai gaya bahasa metafora yaitu

pada kata nyekel perkebunan ’memegang perkebunan’.

e. Citraan Gerak

Citraan gerak merupakan penggambaran sesuatu yang sesungguhnya tidak

bergerak tetapi dilukiskan bergerak ataupun gambaran gerak pada umumnya.

Citraan gerak digunakan untuk melukiskan kondisi, keadaan, karakter.

(227) Pak Wardoyo : Mboten wonten pak … sedayanipun … mlampah kados

biasanipun ... malah-malah .. . panenan . . . kala wingi

... hasilipun ... sae sanget. (JS/1/8)

‘Tidak ada pak … semuanya … berjalan dengan baik

… bahkan … panen … kemarin … hasilnya … baik

sekali.’

Data (227) menunjukkan citraan gerak menunjukkan peristiwa perkebunan

yang berjalan dengan baik dan bahkan mengalami masa panen yang baik.

Pengolahan citraan gerak dikombinasi dengan citra penglihatan dengan

menggambarkan hasil panen. Citra gerak diramu oleh pengarang dengan

permainan asonasi /a/ suku tertutup /h/ yaitu pada mlampah ’berjalan’, dan malah-

malah ’bahkan’.

Page 128: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

(228) Darwani : Ahhhh ya ora mungkin ta mas … ora mungkin … wong kowe

kuwi … wis kanca lara lapaku… seneng susah mesti kowe

sing bisa … nambani aku … dadi … ya ora bakal aku

nglalekake … pangorbanmu kuwi mas. (JS/1/4)

‘Ahhhh ya tidak mungkin mas … tidak mungkin … kamu

… sudah jadi teman senasibku ... suka duka mesti kamu

yang selalu bisa ... mengobati ... jadi tidak mungkin saya

akan melupakan pengorbananmu.’

Citraan gerak pada data (228) menggambarkan karakter Baroto yang setia

kawan mau hidup senasib sepenanggungan dalam keadaan suka dan duka, Baroto

dapat menghibur Darwani. Pilihan kata lara lapa oleh pengarang untuk

mengungkapkan bahwa Baroto mau berbagi dengan Darwani. Karakter Boroto

yang suka membantu Darwani diperkuat dengan gaya bahasa antitesis yaitu pada

kata seneng susah.

(229) Darwani : Kurang ajar ... piye ta bapak iki ... kok malah milih

Darwati kuwi piye ta .... ahhh ... ora cetha ... ora cetha

bapak iki ... rak ya wis genah ta ... kudune aku sing pantes

... nggenti nyekel perkebunan iki ... aku rak sing luwih

tuwa ... sing luwih duwe hak ... ahhh pancen ... brengsek.

... brengsek kabeh. (JS/2/14)

‘Kurang ajar … bagaimana bapak ini … mengapa memilih

Darwati itu bagaimana … ahhh … ngawur … ngawur

bapak ini … seharusnya saya yang pantas … menggantikan

memegang perkebunan ini… saya yang lebih tua … yang

lebih punya hak.’

Citraan gerak pada data (229) menggambarkan suasana Darwani yang

sedang marah karena tidak rela dengan keputusan ayahnya menyerahkan

perkebunan pada Darwati. Kejengkelan Darwani dipertegas dengan repetisi

epizeuksis pada kata ora cetha ’tidak jelas’. Citraan gerak dikombinasi dengan

gaya bahasa klimaks yaitu untuk menggambarkan kemarahan Darwani yang

memuncak.

(230)Pak Wardoyo : Ha ... ha ... ha ... critane ... kowe ... kuwi ... nembak

dheweke ta ... ha ... ha ... ha ... layak ... layak ... dheweke

mlayu ... ya wis ora apa-apa ... ning kowe ya seneng

Page 129: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

tenan ... karo dheweke kuwi. (JS/3/8)

’Ha ... ha ... ha ... ceritanya ... kamu itu ... nembak dia ...

ha ... ha ... ha ... layak ... layak ... dia lari ... tidak apa-apa

... tapi kamu suka beneran ... dengan dia.’

Data (230) menggunakan citraan gerak menggambarkan keadaaan Sadewo

yang sedang jatuh cinta pada Darwati. Citraan gerak diolah dengan gaya bahasa

metafora yaitu pada kata nembak dheweke yang artinya menyatakan cinta.

(231)Pak Projo : Ya ... pancen ... kadhang kala kowe ya kudu ... perlu ...

mubeng-mubeng perkebunan ... supaya ngerti ...

panggonan ... perkebunan ... sing merlokake ...

perawatan khusus. (JS/3/12)

‘Ya … memang … kadang kala kamu ya harus … perlu

… mengelilingi perkebunan … supaya tau… tempat …

perkebunan … yang memerlukan perawatan khusus.’

Data (231) menggunakan citaan gerak menggambarkan setting tempat.

Pelukisan kepedulian Pak Projo pada perkebunannya sehingga mengutus Darwati

agar mengelilingi perkebunan yang butuh perhatian.

(232) Bu Lasmi : Hhhhh … aku jane ki mesakake kowe lho Mur … wong

wadon … kudu nyambut gawe awan bengi … gek

aku ora bisa ngrewangi apa-apa … merga

kahananku sing ora bisa mlaku. (KK/1/2)

‘Hhhh ... saya sebenarnya kasian padamu Mur ... wanita

... harus bekerja siang malam ... saya tidak membantu ...

karena keadaanku yang tidak dapat berjalan.’

Data (232) menggambarkan keadaan Murtini yang bekerja keras dari siang

sampai dan menggambarkan keadaan Bu Lasmi yang yang tidak bisa membantu

Mutini bekerja karena konsidi fisik Bu Lasmi yang tidak bisa berjalan.

(233) Rustini : Hehhh ... Pak Renggo ... kowe pancen ora duwe isin

... rai gedhek ... wanine ... milara karo wong sing

ora duwe daya ... pancen menang kowe. (KK/1/12)

’Hehh ... Pak Renggo ... kamu memang tidak punya

malu ... beraninya ... menyakiti orang yang tidak punya

kekuatan ... memang menang kamu.’

Page 130: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Data (233) menunjukkan citraan gerak digunakan untuk melukiskan

kekejaman Pak Renggo. Karakter Pak Renggo yang jahat yang suka menyakiti

orang yang tidak punya kekuatan. Citraan gerak diolah dengan gaya bahasa

metafora yaitu rai gedhek ’tidak punya malu’. Menggambarkan Pak Renggo tidak

tau malu dan jahat.

(234) Rustini : Lha mula saka kuwi ... ibu ora ngentuke ... eee Pak Renggo

malah nesu-nesu ... iki ... cangkemku ditapuk ... dadi suwek

kaya ngene iki ... terus ibu ... sing sire ... nglindungi aku...

malah dijorokke saka kursi roda kuwi ... ibu banjur semaput

... nanging iki mau wis tak pijeti ... tak wenehi minyak gosok

... wis sadhar ... lan terus ... sare iki mau. (KK/2/2)

‘Lha maka dari itu … ibu tidak mengizinkan … eee Pak

Renggo … marah-marah … ini … mulutku ditampar … jadi

robek seperti ini ... kemudian ibu ... yang mau ... melindungi

saya ... malah digulingkan dari kursi roda ... ibu kemudian

tidak sadar ... tetapi tadi sudah saya pijat ... saya beri minyak

gosok ... kemudian ... tidur.’

Citraan gerak pada data (234) menggambarkan kekejaman Pak Renggo

yang menampar Rustini sampai sobek mulutnya dan menggulingkan kursi roda

Bu Lasmi. Kemarahan Pak Renggo dikarenakan Bu Lasmi tidak bisa membayar

kontrakan yang nunggak tiga bulan. Citraan gerak diperkuat dengan gaya bahasa

sarkasme yaitu dengan menampar Rustini sampai robek mulutnya.

(235) Anggoro : Lho bu ... sampun kados mekaten bu ... ahhh ... ibu iki piye

ta ... ora ngerti ... kekarepane anak ... wong tresna kuwi ...

ora adhedhasar saka bandha ... utawa rupa ... amung ati ...

pawitane ... ahhh ... masa bodho ... aku kudu ... nemoni

Murtini. (KK/4/11)

’Lho bu ... jangan seperti itu ... ahhh ... ibu ini bagaimana ...

tidak tau ... keinginannya anak ... orang cinta itu ... tidak dari

harta ... atau kecantikan ... hanya hati ... dasarnya ... masa

bodoh ... saya tetap ... menemui Murtini.’

Page 131: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Data (235) menunjukkan adanya citraan gerak digunakan untuk

menggambarkan kesetian Anggoro kepada kekasihnya. Karakter setia Anggoro

terlihat dari mau menerima Murtini apa adanya walaupun Murtini miskin.

(236) Rustini : Lha inggih … ta bu … kula mangke … tak pados … sisik

melik … dospundi … kahananipun … Mbak Murtini …

panjenengan mboten sisah … was sumelang … sakmenika

saenipun … panjenengan sare malih. (KK/4/2)

‘Lha iya … bu … saya akan … mencari … keberadaan …

… dan keadaan ... Mbak Murtini … ibu tidak usah …

was-was … sebaiknya … ibu tidur lagi.’

Pada data (236) terdapat citra gerak menggambarkan kondisi Bu lasmi

yang mengkhawatirkan keadaan Murtini. Citraan gerak diolah dengan pilihan kata

tembung saroja yaitu sisik melik ’keadaan’ dan was sumalang ’was-was’.

Pemilihan kedua kosakata tersebut mendukung keadaan Bu Lasmi yang sedang

kacau memikirkan keadaan anaknya.

(237) Tante Mirna : Lha mula kuwi ... apa ya bener ... Rika kuwi ... kaya apa

sing tak karepke ... amarga yen nganti bener ... wahh ...

dheweke kuwi ... wis bisa ... entuk ... korban anyar ...

amarga wis ... pira lanangan sing wis dadi korban

dheweke kuwi ... dhuwite ludhes ... mobile amblas.

(KK/6/7/)

’Lha maka dari itu ... apa benar ... Rika itu ... seperti yang

aku maksud ... karena kalau sampai benar ... wahhh ... dia

itu ... sudah ... dapat ... korban baru ... karena sudah ...

beberapa laki-laki yang sudah jadi korban dirinya itu ...

uangnya habis ... mobilnya hilang.’

Pada data (237) terdapat citra gerak menggambarkan karakter Rika yang

licik dan suka menipu laki-laki. Citra gerak diolah dengan gaya bahasa metarofa

yaitu korban anyar ’korban baru’ yang dimaksudkan disini adalah laki-laki yang

sudah diambil hartanya lalu ditinggal pergi.

(238) Tante Miirna : Ha ... ha ... ha ... kowe kaget ya ... ha ... ha ... ha ... kowe

lali ... yen kowe ... isih utang marang aku ... huhh ... arep

Page 132: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

... mlayu kowe ... marang tanggung jawabmu kuwi ... ora

bisa ... ora bisa ... paribasan ... kowe neng pucuking

gunung bakal tak parani. (KK/7/4)

Ha ... ha ... ha ... kamu terkejut ya ... ha ... ha ... ha ...

kamu lupa ... kalau kamu ... masih hutang padaku ... huhh

... mau ... lari kamu ... dari tanggungjawabmu itu ... tidak

bisa ... tidak bisa ... seumpama ... kamu di puncak gunung

tetap saya kejar.’

Pada data (238) terdapat citra gerak menggambarkan situasi yang

mendebarkan Rika karena terbongkar kebohongannya dan tertangkap oleh Tante

Mirna, orang yang pernah ditipu Rika. Citra gerak dikombinasi dengan gaya

bahasa simile pada tuturan paribasan ... kowe neng pucuking gunung bakal tak

parani ’seumpama ... kamu di puncak gunung tetap saya kejar.’

(239) Rika : Ahhh ... aku kudu golek wektu sing prayoga ... kanggo mlayu

... yen ora ngono ... aku bakal cilaka ... umpamane aku nurut

... mengko entek-enteke aku rekasa ... yoh ... mengko yen wis

ana kesempatan ... aku bakal mlayu sak adoh-adohe ... wegah

aku kudu nuruti ... kekarepanane tante ... yoh tak tunggune.

(KK/7/5)

’Ahhh ... saya harus mencari waktu yang tepat ... untuk lari ...

kalau tidak begitu ... saya bakal celaka ... seumpama saya

menurut ... saya akhirnya menderita ... nanti kalau sudah ada

kesempatan ... saya mau lari sejauhnya ... tidak mau saya

menuruti ... keinginan tante ... ya saya tunggu.’

Pada data (239) terdapat citra gerak menggambarkan karakter Rika yang

tidak tanggung jawab karena lari dari Tante Mirna dikarenakan Rika tidak mau

membayar hutang Tante Mirna.

(240) Bu Lasmi : Ya bener ndhuk ... pancen Pak Renggo kuwi wis ...

tumindak sing gawe ... laraning ati ... ya kalebu aku

barang ... nanging ... wong jejere ... padha-padha

menungsane ... ya becike ... awake dhewe kuwi...

ngikhlasake ... wae ... ora susah duwe rasa dhendham

maneh ... diapura wae ... tumindake Pak Renggo kuwi ...

supaya ... arwahe ... bisa tenang ... neng alam akherat

mengkone. (KK/7/7)

‘Memang benar nak ... Pak Renggo itu sudah ... berbuat

jahat ... termasuk menyakiti saya ... tetapi ... sesama

manusia ... sebaiknya ... kita itu ... mengikhlaskan ... saja ...

Page 133: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

tidak usah punya rasa dendam ... dimaafkan ... saja ...

perbuatan Pak Renggo itu ... supaya ... arwahnya ... tenang

... di alam akhirat.’

Data (240) menggunakan citraan gerak menggambarkan kesabaran Bu

Lasmi. Karakter sabar Bu Lasmi terlihat ketika dirinya disakiti Pak Renggo tetap

mau memaafkan Pak Renggo.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal mengenai kekhasan

yang terdapat dalam naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo.

Kekhasan yang digunakan pengarang dalam naskah sandiwara JS dan KK

yang berkaitan dengan aspek-apek bunyi yaitu ditemukan adanya (1) purwakanthi

swara (asonansi), (2) purwakanthi sastra (aliterasi), (3) purwakanthi basa

(lumaksita) atau repetisi anadiplosis.

Purwakanthi swara pada naskah sandiwara JS dan KK purwakanthi swara

vokal terbuka dan purwakanthi swara suku tertutup. Purwakanthi swara

(asonansi) ditemukan vokal /a/, /i/, /e/, /u/. Purwakanthi swara (asonansi) suku

tertutup /ah/, /es/. Purwakanthi swara (asonansi) vokal terbuka maupun suku

tertutup digunakan pengarang untuk menggambarkan tempat, karakter, kondisi,

suasana, keadaan tokoh dalam naskah sandiwara JS dan KK.

Purwakanthi sastra pada naskah sandiwara JS dan KK yaitu konsonan /k/,

/l/, /p/, /m/ dan /s/, /w/. Purwakanthi sastra digunakan pengarang untuk

menggambarkan kondisi (keadaan).

Page 134: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Purwakanthi basa atau lumaksita yang ditemukan dalam naskah

sandiwara JS dan KK berupa pengulangan suku kata, kata, dan frasa. Purwakanthi

basa atau lumaksita yang paling dominan adalah pengulangan kata. Pengulangan

suku kata dan frasa jarang ditemukan dalam naskah sandiwara JS dan KK.

Pengulangan digunakan oleh pengarang untuk mempertegas maksud yang

disampaikan tokoh.

Diksi yang digunakan pengarang dalam naskah JS dan KK meliputi

kosakata bahasa Indonesia, sinonim, idiom atau ungkapan, kata kasar atau

makian, tembung saroja, kata seru. Kata seru banyak ditemukan dalam naskah

sandiwara JS dan KK karena di dalam naskah sandiwara yang sering melakukan

perintah tokoh pertama yang menduduki status sosial lebih tinggi dari pada mitra

wicara.

Pengarang menggunakan diksi atau pilihan kata bertujuan menuangkan

gagasan dan ide dengan kata yang tepat agar bahasa di dalam karya sastra tidak

monoton dan tidak membuat bosan pembaca. Kosakata bahasa Indonesia

digunakan pengarang untuk menggambarkan latar belakang tokoh dan mengikuti

pola struktur kalimat. Sinonim digunakan pengarang sebagai variasi kata agar

dialog tidak monoton. Idiom digunakan pengarang untuk menegaskan maksud

tuturan dari tokoh. Kata kasar digunakan untuk meluapkan atau melampiaskan

emosi tokoh. Tembung saroja digunakan pengarang untuk menyangatkan maksud.

Kata seru digunakan pengarang untuk meluapkan rasa, terkejut, jengkel, jijik,

takut, marah, kagum.

Page 135: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Gaya bahasa terdiri atas dua jenis yaitu gaya bahasa berdasarkan struktur

kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Gaya bahasa

berdasarkan struktur kalimat terdiri dari lima gaya bahasa. Gaya bahasa

berdasarkan langsung tidaknya makna terdiri dari 37 gaya bahasa. Dari kelima

macam gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat pengarang menggunakan

kelima gaya bahasa tersebut. Dari 37 gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya

makna hanya digunakan 13 gaya bahasa yaitu elipsis, eufemismus, litotes,

hiperbola, paradoks, simile, metafora, personifikasi, sinekdoke, hipalase,

sarkasme, sinisme, satire. Gaya bahasa digunakan oleh pengarang untuk

memperindah sandiwara. Gaya bahasa juga digunakan pengarang sebagai sarana

pencitraan.

Pencitraan menurut pendapat Sutejo (2010:20-24) yang mengelompokkan

citra ke dalam lima jenis citraan yaitu meliputi (i) citraan penglihatan (visual), (ii)

citraan pendengaran (audio), (iii) citraan gerak, (iv) citraan rabaan (taktil) dan (v)

citraan penciuman.

Di dalam naskah sandiwara JS dan KK terdapat citraan penglihatan, citraan

pendengaran, citraan gerak, citraan rabaan, citraan penciuman. Pencitraan di dalam

sandiwara JS dan KK yang banyak ditemukan adalah citraan gerak. Citraan gerak

yang mendominasi karean di dalam naskah sandiwara peran tokoh seakan-akan

melakukan aktivitas dan citraan gerak dapat digunakan oleh benda mati atau sesuatu

yang tidak bisa bergerak tetapi seakan-akan dapat bergerak atau diasosiasikan

bergerak. Misal: majas personifikasi dapat menjadi sarana pencitraan, karena benda

mati seolah hidup. Citraan digunakan pengarang untuk menggambarkan keadaan,

kondisi, karakter tokoh, suasana.

Page 136: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis kajian stilistika naskah sandiwara JS dan KK

karya Kusuma Danang Joyo yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Pemanfaatan atau pemilihan bunyi-bunyi bahasa yang dipergunakan dalam

naskah sandiwara JS dan KK karya Kusuma Danang Joyo ditemukan adanya

purwakanthi swara ‘persamaan bunyi vokal’ atau asonansi, purwakanthi

swara suku terbuka /a, e, i, u/ dan suku tertutup yang ada adalah bunyi, ah,

/es/. Purwakanthi sastra ‘pengulangan bunyi konsonan’ atau aliterasi.

Pengulangan bunyi konsonan yang digunakan Kusuma Danang Joyo dalam

naskah sandiwara JS dan KK adalah /k/, /l/, /p/, /m/, /w/ dan /s/. Purwakanthi

basa atau lumaksita ‘repetisi anadiplosis’ di dalam naskah sandiwara JS dan

KK yaitu pengulangan suku kata, kata dan frasa.

2. Diksi atau pilihan kata dalam naskah sandiwara JS dan KK yaitu kosakata

bahasa Indonesia, sinonim, idiom atau ungkapan, tembung kasar atau makian,

tembung saroja, kata seru.

3. Pemakaian gaya bahasa yang digunakan dalam naskah JS dan KK oleh

Kusuma Danang Joyo yaitu klimak, antiklimaks, paralelisme, antitesis, elipsis,

eufemismus, litotes, hiperbola, paradoks, simile, metafora, personifikasi,

sinekdoke, hipalase, sarkasme, sinisme, satire.

Page 137: KAJIAN STILISTIKA NASKAH SANDIWARA BERBAHASA … · Sandiwara Berbahasa Jawa Julung Sungsang dan Ketula-tula ... Tujuan penelitian ini adalah ... bahasa dalam naskah sandiwara Julung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

4. Pemanfaatan citraan pada naskah JS dan KK ditemukan citraan penglihatan,

citraan pendengaran, citraan perabaan (taktil), citraan penciuman, citraan

gerak.

B. Saran

Peneliti hanya membahas stilistika mengenai pemanfaatan atau pemilihan

bunyi-bunyi bahasa, diksi atau pemakaian kosakata dan pemakaian gaya bahasa

dalam naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma

Danang Joyo. Oleh karena itu masih dimungkinkan peneliti berikutnya dapat

meneliti naskah sandiwara Julung Sungsang dan Ketula-tula Ketali karya Kusuma

Danang Joyo dari sudut pandang yang lain dari segi wacana atau dengan

pendekatan sosiolinguistik.