Kajian Sarana Dan Prasarana kota Medan

59
Perencanaan Sarana dan Prasarana Kota Studi Kasus : Kota Medan PENDAHULUAN Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan, pada tahun 2004 jumlah penduduk Kota Medan sebanyak 2.108.607 jiwa, jumlah rumah tangga sebanyak 324.674 kepala keluarga, dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.954 jiwa per km. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar bagi Kota Medan berdasarkan harga berlaku pada tahun 2000 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni sebesar 35,03% dari PDRB Kota Medan, disusul sektor industri (19,70%) dan pengangkutan dan komunikasi (14,26%). Sedangkan sektor usaha yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor penggalian yaitu sebesar 0,01% dari total PDRB Kota Medan (BPS, 2000). Dari gambaran aktivitas Kota Medan dan wilayah pendukungnya (Mebidang), menyebabkan arus mobilitas masyarakat cenderung memusat menuju Medan. Hal ini karena sarana pelayanan umum (pemerintah, kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya) lebih lengkap di Kota Medan dibanding sarana dan prasarana yang disediakan wilayah hinterland-nya. Karena hal tersebut, tiap tahunnya penduduk kota medan bertambah. Pada tahun 2013, menurut dinas kependudukan dan catatan sipil, penduduk kota Medan Wydia Ineke Sarsika 127020006 1

description

Kajian Sarana Dan Prasarana kota Medan

Transcript of Kajian Sarana Dan Prasarana kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

PENDAHULUAN

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan, pada tahun 2004 jumlah penduduk

Kota Medan sebanyak 2.108.607 jiwa, jumlah rumah tangga sebanyak 324.674

kepala keluarga, dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.954 jiwa per km.

Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar bagi Kota Medan berdasarkan

harga berlaku pada tahun 2000 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni

sebesar 35,03% dari PDRB Kota Medan, disusul sektor industri (19,70%) dan

pengangkutan dan komunikasi (14,26%). Sedangkan sektor usaha yang memberikan

kontribusi terkecil adalah sektor penggalian yaitu sebesar 0,01% dari total PDRB

Kota Medan (BPS, 2000).

Dari gambaran aktivitas Kota Medan dan wilayah pendukungnya (Mebidang),

menyebabkan arus mobilitas masyarakat cenderung memusat menuju Medan. Hal ini

karena sarana pelayanan umum (pemerintah, kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial,

dan budaya) lebih lengkap di Kota Medan dibanding sarana dan prasarana yang

disediakan wilayah hinterland-nya. Karena hal tersebut, tiap tahunnya penduduk kota

medan bertambah. Pada tahun 2013, menurut dinas kependudukan dan catatan sipil,

penduduk kota Medan sebanyak 2.970.032. Seluruh penduduk kota Medan ini

memerlukan sarana dan prasarana kota di dalam kehidupannya. Sarana dan prasarana

tersebut diantaranya : perencanaan transportasi perkotaan (urban transport planning),

water supply dan distribution, waste water management, pengelolaan sampah (solid

waste management), power supply, sarana pendukung fasilitas perkotaan (pedestrian,

public open space, parking area, dll).

Wydia Ineke Sarsika127020006

1

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

PERENCANAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN (URBAN

TRANSPORT PLANNING)

A. GAMBARAN UMUM TRANSPORTASI DI KOTA MEDAN

Transportasi di Kota Medan di era 1990-an terfokus pada penggunaan mobil

angkutan umum berkapasitas 9 orang. Pertumbuhan jenis kendaraan ini cukup pesat

dan pada tahun 1997 pemerintah mulai membatasi penambahan angkutan ini. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada awal dibukanya trayek/jalur angkutan umum,

operator masih menerima manfaat ekonomi. Tetapi pada saat ini operator mengalami

kerugian sehingga kendaraan umum tidak dioptimalkan pemanfaatannya.

Pada tahun 2000-an, sepeda motor menjadi alternatif, karena mudahnya

masyarakat mendapatkan sepeda motor. Sepeda motor dapat diperoleh dengan cara

kredit, dengan uang muka (down payment)yang cukup rendah, dan cicilan dalam

jangka yang lama sehingga masyarakat lapisan menengah ke bawah mampu

mendapatkan jenis moda angkutan ini. Pemanfaatan moda angkutan sepeda motor

secara membabi butamenyebabkan kesemrawutan kota, keselamatan dan keamanan

pengguna jalan lainnya (pejalan kaki) menjadi sangat terancam.

1) Ketersediaan Sarana Pendukung Transportasi

a. Jaringan Jalan

Pola jaringan jalan di Kota Medan berbentuk grid pada daerah pusat kota dan

berbentuk radial pada daerah pinggiran kota. Jalan utama sebagai koridor dalam kota

adalah Jalan Thamrin, Jalan Pandu, Jalan Sutomo,Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani,

Jalan Balai Kota, Jalan Haryono M.T., Jalan Cirebon, Jalan Raden Saleh, Jalan Guru

Patimpus, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Mohd. Yamin. Koridor luar yang

menghubungkan wilayah pinggiran kota: (a) Jalan Yos Sudarso, Jalan Putri Hijau,

Wydia Ineke Sarsika127020006

2

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

dan Jalan Krakatau yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah utara,(b)

Jalan Letda Sujono yang menghubungkan wilayah barat dengan pusat kota, (c) Jalan

Gatot Subroto yang menghubungkan wilayah Timur dengan pusat kota dan Jalan

Sisingamangaraja, Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Jamin Ginting menghubungkan

daerah selatan dengan pusat kota. Untuk menghubungkan wilayah pinggiran dan

hinterlandsecara langsung tanpa harus masuk ke kota disediakan jalan lingkar luar

yakni Jalan Asrama untuk wilayah utara dan Jalan Tritura dan Karya Jasa untuk

wilayah selatan. Selain itu terdapat jalan tol (Belmera) yang menghubungkan wilayah

utara - selatan ke pelabuhan.

Selanjutnya untuk menjaga keteraturan berkendaraan di jalan raya maka

diperlukan rambu-rambu lalu lintas yang terdiri dari pembatas, marka jalan, garis

jalan, dan lampu pengatur lalu lintas. Untuk beberapa jalan tidak menggunakan

pembatas jalan/median jalan seperti di Jalan Yos Sudarso, sebagian Jalan Gatot

Subroto (depan Makro) dan Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Balai Kota. Marka

jalan juga tidak terlihat secara jelas (mulai memudar), seperti di Jalan Gatot Subroto,

Jalan S.M. Raja, Letda Sujono, dan sebagian Jalan Jamin Ginting. Demikian juga

dengan tanda arah memutar, tanda parkir, larangan parker, danpenunjuk arah, tidak

lengkap di sepanjang jalan koridor luar ini. Ketidakteraturan pengguna jalan raya

sangat dipengaruhi oleh kelengkapan median jalan, marka jalan, dan lampu pengatur

lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi disebabkan karena tingkah laku

pengemudi sendiri dan ketidaklengkapan sarana pendukung transportasi ini.

Pertumbuhan kendaraan bermotor haruslah didukung oleh prasaran ini untuk menjaga

keselamatan pengguna kendaraan bermotor maupun pengguna jalan lainnya (pejalan

kaki)

Wydia Ineke Sarsika127020006

3

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

4

Pinggiran kota berbentuk radial

Dalam kota berberntuk grid

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

b. Jenis Transportas

Untuk memenuhi dan membantu masyarakat kota dalam pergerakannya,

masyarakat kota membutuhkan sarana kota. Di kota Medan, masyarakat kota

menggunakan berbagai jenis transportasi. Jenis transportasi di kota Medan dibagi

menjadi dua bagian yaitu transportasi umum dan transportasi pribadi.

- Transportasi pribadi

Transportasi pribadi adalah angkutan yang menggunakan kendaraan pribadi,

seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda, tapi bisa juga

menggunakan bus yang biasanya digunakan untuk keperluan pribadi. Angkutan

pribadi merupakan lawan kata angkutan umum. Transportasi dengan

menggunakan kendaraan pribadi biasanya lebih mahal dari transportasi

menggunakan angkutan umum karena alasan efisiensi angkutan umum yang

lebih baik. Penggunaan angkutan pribadi bermotor di Indonesia ditandai

dengan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang berlatar belakang hitam

dengan tulisan berwarna putih sedangan angkutan umum menggunakan Tanda

Nomor Kendaraan Bermotor yang berlatar belakang kuning dengan tulisan

berwarna hitam.

- Transportasi umum

Transportasi umum adalah seluruh alat transportasi di mana penumpang tidak

bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Di kota Medan terdapat

berbagai macam transportasi umum yaitu: taxi, becak, angkutan kota / angkot.

Wydia Ineke Sarsika127020006

5

Gambar 1. Jaringan Jalan di kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

2) Aspek Kenyamanan dan Keamanan dalam Transportasi

Ada empat hal yang kita bisa jadikan tolok ukur dalam melakukan evaluasi

sederhana kondisi transportasi kota, yaitu: keselamatan, keamanan, keterjangkauan,

dan kenyamanan (keempat hal ini selanjutnya disebut dengan 4K). Kenyamanan dan

keamanan bagi penglaju (commuter) menjadi tujuan dari sistem transportasi secara

umum. Namun pada kenyataannya kedua aspek ini terabaikan dalam sistem

transportasi di Kota Medan. Kenyamanan hanya bisa dinikmati oleh pengendara

mobil pribadi, sedangkan pengguna moda lainnya akan mengalami kebisingan,

kemacetan, polusi udara, dan ketidaknyamanan lainnya. Kemacetan lalu lintas selain

menyebabkan kerugian ekonomis juga memberikan dampak psikologis yang cukup

berat.

Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa stres banyak dipicu oleh kemacetan di

jalan raya. Kenyamanan dalam menggunakan kendaraan juga merupakan sesuatu

Wydia Ineke Sarsika127020006

6

Gambar 2. Berbagai jenis transportasi umum yang ada I kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

yang cukup mahal di Kota Medan, bukan hanya menurut pengguna angkutan umum,

juga oleh pengguna kendaraan pribadi. Keamanan dalam berkendaraan dalam hal ini

adalah kecelakaan di mana terjadi kenaikan jumlah yang signifikan dengan

pertambahan volume kendaraan tiap tahunnya. Data dari Bidang Kecelakaan Lalu

Lintas menunjukkan antara tahun 2002–2005 terjadi kenaikan jumlah kecelakaan

sebesar 155% .

Ternyata di lapangan ada juga kecelakaan yang tidak terdata oleh kepolisian, dan

biasanya pelaku dan korban berdamai di tempat atau tidak mengadu karena pelaku

melarikan diri . Ketika harga bahan bakar minyak (BBM) naik, transportasi berbiaya

murah menjadi alternatif. Berjalan kaki dan bersepeda menjadi alternatif yang paling

rasional. Namun pada kenyataannya sepeda motor menjadi pilihan masyarakat dalam

melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan karena selain biaya murah, sepeda motor

dapat menempuh jarak yang cukup jauh.

Wydia Ineke Sarsika127020006

7

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

WATER SUPPLY AND DISTRIBUTION

Pelayanan air minum Kota Medan secara khusus, dan beberapa daerah di

Provinsi Sumatera Utara dilakukan oleh PDAM Tirtanadi. PDAM Tirtanadi

merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam

bidang pelayanan air minum.

Medan yang merupakan kota dagang dan tujuan wisata dan memiliki populasi

penduduk sebanyak 2,9 juta jiwa. Hal ini berimplikasi pada peningkatan kebutuhan

air bersih untuk berbagai keperluan. PDAM Tirtanadi saat ini memasok kebutuhan air

bersih sebanyak lebih kurang 70% penduduk kota Medan. Proyeksi kebutuhan air

bersih bagi Kota Medan pada tahun 2005 adalah 6.200 liter per detik dan pada tahun

2010 mencapai 7.500 liter per detik.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, area operasional PDAM Tirtanadi Propinsi

Sumatra Utara adalah Kota Medan dan daerah sekitarnya serta wilayah Kerjasama

Operasional (KSO) atau kerjasama manajemen (KSM). Sehubungan dengan daerah

operasional tersebut, daerah pelayanan PDAM Tirtanadi juga dapat dibagi menjadi 2,

bagian, yaitu :

1. Kota Medan dan sekitarnya (Daerah Pelayanan 1)

2. Area Kerjasama Operasi/Kerjasama Management (Daerah Pelayanan 2)

Daerah pelayanan 1 PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatra Utara adalah wilayah

kota Medan dan sekitarnya, yang merupakan seluruh wilayah Kota Medan ditambah

beberapa kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang berbatasan dengan kota Medan,

meliputi Kecamatan-kecamatan Deli Tua, Sunggal, Pancur Batu, Percut Sei Tuan,

Namorambe, Labuhan Deli, Tanjung Morawa, Hamparan Perak dan Batang Kuis.

Wydia Ineke Sarsika127020006

8

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

A. JUMLAH SAMBUNGAN DAN PEMAKAIAN AIR

Adapun total jumlah pelanggan PDAM Tirtanadi - Propinsi Sumatra Utara pada

tahun 2004 adalah sebanyak 335,339 sambungan pelanggan, dan ini merupakan

peningkatan dari jumlah pelanggan tahun 2001 sebanyak 294,898 sambungan

pelanggan seperti dapat dilihat pada table 1.

Pada akhir tahun 2004 jumlah sambungan pelanggan di kota Medan dan

sekitarnya adalah 294,812 sambungan pelanggan dan melayani ± 79,5% dari total

jumlah penduduk kota Medan sebanyak 1.990.432 jiwa (daerah operasi ). Area

pelayanan di kota Medan dan sekitarnya ini dibagi atas beberapa cabang. Jumlah

pelanggan pada tahun 2001 adalah 262,572 sambungan dan pada tahun 2004

meningkat menjadi 294,821 sambungan, atau dalam 3 tahun meningkat 12.3%. Bila

melihat jumlah sambungan dari tiap cabang pada tahun 2004, maka jumlah yang

terbanyak adalah di daerah pusat kota, yaitu di cabang Utama sebanyak 50,517

sambungan dan cabang Sei Agul sebanyak 42,590 sambungan.

Ditinjau dari klasifikasi pelanggan, maka jumlah pelanggan yang terbanyak

adalah pelanggan rumah tangga yang mencapai 82% dari jumlah pelanggan di kota

Medan dan sekitarnya. Jumlah sambungan pada tiap cabang pada tahun 2001 sampai

dengan tahun 2004 dapat dilihat pada tabel 5. Sedangkan tabel 6. memperlihatkan

klasifikasi jenis pelanggan pada tahun 2004 pada daerah pelayanan kota Medan dan

sekitarnya.

Wydia Ineke Sarsika127020006

9

Tabel 1. Jumlah pelanggan PDAM Tirtanadi, tahun 2001 – 2004

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Jumlah air terjual pada tahun 2004 adalah 102,94 juta m3/tahun, atau

mengalami peningkatan 15% dibandingkan jumlah air terjual pada tahun 2001. Sesuai

dengan banyaknya jumlah pelanggan, maka jumlah air yang paling banyak terjual

adalah di cabang Utama dan cabang Sei Agul. Tabel 7. memperlihatkan jumlah air

terjual pada tiap cabang dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Pemakaian air

rata-rata dari tiap sambungan pelanggan pada tahun 2004 adalah 29.10

m3/sambungan/bulan. Pemakaian air rata2/bulan setiap tahun meningkat sebesar

0.25m3.

Wydia Ineke Sarsika127020006

10

Tabel 2. Jumlah Sambungan Pelanggan (unit) Pada Tiap Cabang di Wilayah Pelayanan I (Kota Medan dan Sekitarnya) PDAM Tirtanadi Tahun 2001 – 2004

Tabel 3. Klasifikasi Pelanggan Pada Tiap Cabang di Wilayah Pelayanan I (Kota Medan dan sekitarnya) - PDAM Tirtanadi Tahun 2004

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

B. PERMASALAHAN KONSERVASI SUMBER AIR

Medan yang merupakan kota dagang dan tujuan wisata dan memiliki populasi

penduduk sebanyak 2,3 juta jiwa memiliki jalinan kerjasama dengan kota-kota di sisi

Selat Malaka seperti Kuala Lumpur, Penang dan Singapura. Hal ini berimplikasi pada

peningkatan kebutuhan air bersih untuk berbagai keperluan. PDAM Tirtanadi saat ini

memasok kebutuhan air bersih sebanyak lebih kurang 70% penduduk kota Medan.

Proyeksi kebutuhan air bersih bagi Kota Medan pada tqahun 2005 adalah 6.200 liter

per detik dan pada tahun 2010 mencapai 7.500 liter per detik. Air bersih yang

diproduksi PDAM Tirtanadi berasal dari sumber-sumber air baku sebagai berikut:

\\

\\\

Ketersediaan dan jaminan pasokan air baku untuk PDAM ditentukan oleh

beberapa faktor, antara lain: fluktuasi debit air air permukaan sungai yang diandalkan

sebagai sumber air baku, ketersediaan debit yang memadai dari sumber mata air serta

air tanah. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk di daerah resapan, terjadi

konservasi atau alih fungsi lahan untuk pemukiman. Selain konversi tata guna lahan

yang bersifat alami, terdapat peningkatan nyata alih fungsi lahan di daerah resapan air

untuk keperluan investasi skala besar (> 1000 ha/blok) yang akan meningkatkan run

off dan menurunkan laju resapan air. Jika alih fungsi lahan ini tidak dikelola

sebagaimana seharusnya dalam kerangka konservasi sumber daya air yang

berwawasan lingkungan, akan berdampak merugikan bagi ketersediaan sumber air

baku PDAM Tirtanadi secara signifikan dan sekaligus meningkatkan ancaman banjir

terhadap Kota Medan.

Wydia Ineke Sarsika127020006

11

Tabel 4. Sumber air baku PDAM Tirtanadi untuk kota Medan dan kondisi tutupan hutan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

C. FASILITAS PRODUKSI DAN AIR BAKU

1. Intalasi Pengelolaan Air

Untuk melayani daerah pelayanan PDAM Tirtanadi di kota Medan dan

sekitarnya, pada tahun 2004 terdapat 4 instalasi pengolahan air, 1 instalasi

pengolahan air yang air bakunya dari mata air dan 3 instalasi pengolahan dari air

sungai. Dua instalasi pengolahan air sungai dibangun dan dioperasikan oleh PDAM

Tirtanadi sendiri sedangkan satu instalasi dibangun oleh PT. Tirta Lyonnaise Medan

dan dioperasikan dengan sistem BOT. Disamping 4 instalasi pengolahan air tersebut

ada unit-unit pengolahan kapasitas kecil untuk sumur bor berupa sistem Ferro filter.

IPA Sibolangit

Bangunan pengolahan air mata air Sibolangit merupakan bangunan pengolahan

pertama yang dibangun pada zaman Belanda tahun 1907. Bangunan pengolahan ini

adalah sistem aerasi untuk menurunkan CO2 agresif dengan sistem pemancaran air

dari mata air didalam bangunan tertutup. Selanjutnya untuk proses kimia digunakan

kapur/soda ash untuk netralisasi pH dan kaporit/sodium hipochlorit sebagai

desinfektan.

IPA Sunggal

Intalasi Pengolahan Air Sunggal merupakan IPA dengan pengolahan lengkap yang

pertama dibangun PDAM Tirtanadi pada tahun 1969 secara bertahap dimulai dengan

300 liter/detik hingga akhirnya berkapasitas menjadi 1.500 liter/detik. Sumber air

baku yang digunakan adalah air dari sungai Deli dan instalasi pengolahan air ini

terdiri dari bendungan, bak prasedimentasi, clarifier, filter dan reservoir serta

dilengkapi dengan Screen/saringan air baku, fasilitas gas chloor, intake, pompa air

baku, pompa distribusi, genset, gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.

Wydia Ineke Sarsika127020006

12

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

IPA Deli Tua

Intalasi Pengolahan Air Deli Tua menggunakan air baku dari sungai Deli dan

merupakan IPA lengkap kedua yang dibangun PDAM Tirtanadi pada tahun 1989

secara bertahap, dimulai dari 350 liter/detik hingga selesai tahap terakhir kapasitasnya

menjadi 1.400 liter/detik. Bangunan pengolahan air di IPA Deli Tua mirip dengan

bangunan pengolahan Sunggal, terdiri dari bendungan, bak presedimentasi, clarifier,

filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screen/saringan air baku, fasilitas gas

chloor, intake, pompa air baku, pompa distribusi, genset, gudang kimia, laboratorium,

dan ruang scada.

IPA Belumai 1

Intalasi Pengolahan Air Sunggal bersumber air baku dari sungai Belumai merupakan

IPA lengkap yang dibangun dengan sistem BOT (Build Operation Transfer) oleh PT.

Tirta Loienes berlokasi di desa Limau Manis Tanjung Morawa. Pembangunan

melalui sistem BOT dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama 200 liter/detik

selesai tahun 2000, tahap kedua 200 liter/detik tahun 2001 dan tahap ketiga 100

liter/detik tahun 2004. Bangunan pengolahan terdiri dari bendungan, bak

prasedimentasi, clirifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screen/saringan

air baku, fasilitas gas chloor, Raw Water Pump Station, Distribution pump, genset,

gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.

2. Air Baku

Sumber air baku PDAM Tirtanadi untuk daerah pelayanan 1 (kota Medan dan

sekitarnya) berasal dari 3 jenis sumber air baku, yaitu mata air, air permukaan, dan air

tanah dalam.

Mata Air

Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku dari IPA

Sibolangit dan disadap dari beberapa mata air sebagai berikut :

Wydia Ineke Sarsika127020006

13

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

- Lau Kaban/Puang Aja sebanyak 15 bangunan penangkap air dengan kapasitas

283 lt/det.

- Lau Bangklewang sebanyak 12 bangunan penangkap air dengan kapasitas 204

l/detik.

- Rumah Sumbul sebanyak 3 bangunan penangkap air dengan kapasitas.

Air Permukaan

Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air bersih di

pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) berasal dari Sungai Belawan, Sungai Deli

dan Sungai Belumai.

- Sungai Belawan: Air sungai Belawan merupakan air baku untuk IPA Sunggal

yang terletak di Kecamatan Sunggal. Berdasarkan studi MUDP II, sungai Belawan

mempunyai catchment area 200 km2 dan debit aliran minimum 8,6 m3/detik. Bila

mengacu pada hasil studi tersebut, , maka penyadapan air sungai sebesar 1.5 – 1.7

m3/detik dapat dilakukan secara baik, namun pernah terjadi kapasitas penyadapan

harus diturunkan bahkan dihentikan karena debit air Sungai Belawan tidak

mencukupi, walaupun dalam 1 tahun hanya terjadi selama beberapa jam. Hal

tersebut menunjukkan adanya penurunan kuantitas yang drastis dari Sungai

Belawan yang kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi di

hulu sungai.

- Sungai Deli: Air sungai Deli merupakan air baku untuk IPA Deli yang terletak di

kecamatan Deli Tua. Sungai Deli yang mengalir melalui tengah kota Medan

adalah merupakan gabungan beberapa anak sungai dan dan bermuara di Selat

Malaka. Catchment area sungai Deli adalah seluas 160 km2 . Saat ini debit yang

disadap untuk IPA Deli Tua antara 1,5-1,8 m3/detik dan berdasarkan informasi

lapangan yang ada, diperkirakan kapasitas pengambilan air baku dari sungai ini

sudah tidak bisa ditingkatkan lagi.

- Sungai Belumai: Memiliki “catchment area” di Limau Manis (IPA BOT) seluas

244 km2. Berdasarkan studi yang ada, semula air sungai ini yang akan

Wydia Ineke Sarsika127020006

14

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

dimanfatkan sebagai sumber air baku untuk penyediaan air bersih di daerah

pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) adalah 3m3/detik. Namun dari

peninjauan lapangan serta informasi dari PDAM Tirtanadi Medan, maka saat ini

debit air baku yang mungkin bisa dimanfaatkan dari sungai ini hanya 1 m3/detik.,

dan ini sudah dimanfaatkan untuk IPA Belumai 1 dan Ini menunjukkan adanya

penurunan kuantitas air sungai Belumai.

Air Tanah Dalam

Air tanah dalam diwilayah kota Medan dan sekitarnya pada umumnya memiliki kadar

Fe dan Mn yang tinggi, sehingga bila air tanah dalam ini akan dimanfaatkan sebagai

sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih kota Medan dan sekitarnya, perlu

dilengkapi instalasi pengolahan air untuk menurunkan kadar Fe. PDAM Tirtanadi

sebagai pengelola sistem penyediaan air bersih telah memanfaatkan air tanah dengan

membuat sumur bor pada kedalaman rata-rata 200 m dengan kapasitas 10 – 20

liter/detik. Sumur-sumur bor yang telah dibangun oleh PDAM Tirtanadi sejak tahun

1984 sampai dengan tahun 2004 sebanyak 26 unit, namun hingga saat ini yang masih

beroperasi hanya 4 unit. Untuk mengatasi kekurangan air di daerah Medan dan

sekitarnya akibat pertambahan pelanggan saat ini sedang dibangun 4 unit sumur bor

dengan kapasitas masing-masing 25 liter/detik sedangkan 1 unit sumur bor telah

dioperasikan dengan kapasitas 10 liter/detik.

D. SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Sistem pengaliran pada jaringan transmisi/distribusi di daerah pelayanan 1 (kota

Medan dan sekitarnya) dilakukan dengan sistem pemompaan, baik langsung dari IPA

maupun dari reservoir distribusi. Sistem pemompaan ini dilakukan karena daerah

pelayanan 1 ini merupakan daerah yang datar dan lokasi IPA berada pada elevasi

yang relative sama dengan daerah pelayanan tersebut, kecuali pengaliran air mata

air/IPA Sibolangit (dengan elevasi + 400 m) dilakukan secara gravitasi langsung ke

Wydia Ineke Sarsika127020006

15

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

pelanggan. Panjang total jaringan pipa transmisi dan distribusi adalah sekitar 2.617

km, dan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

- Pipa transmisi/distribusi utama meliputi jaringan perpipaan dengan diameter

200 –1.000 mm, sepanjang ± 430,7 km.

- Pipa distribusi sekunder/tersier(retikulasi/minor distribution) meliputi

perpipaan dengan diameter < 200 mm sepanjang 2.186,5 km. Penyadapan ke

sambungan pelanggan dilakukan dari jaringan pipa sekunder/tersier ini.

1. Sistem Transmisi

Pipa transmisi di daerah pelayanan 1(Kota Medan dan sekitarnya) adalah untuk

mengalirkan air dari reservoir produksi IPA ke reseroir distribusi/reservoir booster.

Permasalahan yang dihadapi adalah adanya penyadapan dari pipa tranmisi ke jaringan

pipa distribusi, sehingga air mengalir langsung ke konsumen dan pengaliran air ke

reservoir distribusi menjadi berkurang dan reservoir tidak pernah penuh. Hal ini

mengakibatkan tidak dapat melayani kebutuhan air pada jam puncak.

2. Sistem Distribusi

Distribusi air bersih ke konsumen di daerah pelayanan 1(kota Medan dan

sekitarnya) dilakukan selama 24 jam/hari. Pendistribusian ini dilakukan secara

pemompaan, baik langsung dari reservoir produksi maupun melalui reservoir

distribusi/booster, kecuali pendistribusian air dari IPA Sibolangit yang terletak pada

elevasi + 400 m diatas permukaan laut, dilakukan secara gravitasi.

Pada insatalasi pengolahan air dan jaringan distribusi ini terdapat 17 reservoir

dengan total kapasitas design 94.000 m3. namun kapasitas effektif dari reservoir

tersebut hanya 61.700 m3 atau kurang lebih 66% dari kapasitas design. Hal ini diduga

sebagai salah satu penyebab tidak baiknya pelayanan air ke konsumen.

Wydia Ineke Sarsika127020006

16

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Dalam rangka pembangunan IPA Hamparan Perak dan IPA Belumai 2, juga

dibangun reservoir distribusi Cemara asri dengan kapasitas 4,000 m3. Secara garis

besar, reservoir ini dapat dibagi menjadi 2 jenis reservoir, yaitu :

- Reservoir produksi, 2 unit di IPA Sunggal dan IPA Deli Tua.

- Reservoir distribusi, 15 unit.

Reservoir produksi ini tidak hanya menampung air hasil produksi dan

mengalirkannya ke reservoir distribusi, tapi juga ada yang langsung dipompakan ke

jaringan distribusi. Reservoir produksi/distribusi ini dilengkapi dengan pompa

distribusi sebagai berikut :

- Total pompa pada seluruh reservoir produksi adalah 17 unit pompa distribusi.

- Total pompa pada seluruh reservoir distribusi adalah 56 unit pompa distribusi.

Untuk mengukur volume air yang dialirkan ke jaringan pipa distribusi, sebagian

dari reservoir ini dilengkapi dengan meter air, dan sebagian lagi tidak dilengkapi

dengan meter air. Dari meter air yang terpasang, tidak seluruhnya dalam kondisi baik.

Wydia Ineke Sarsika127020006

17

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

18

Sumber air berupa air

tanah

Sumber air

berupa air

permukaan

Bangunan

penangkap air

Bangunan

pengelolaan

air

reservoir

Distribusi air

konsumen

Gambar 3. Skema pendistribusian air dari sumber, Reservoir sampai wilayah pelayanan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

WASTE WATER MANAGEMENT

Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun dalam

bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat yang di kenal sebagai

air buangan atau air limbah adalah bekas air pemakaian, baik pemakaian rumah

tangga maupun pemakaian dalam proses industri. Cemaran atau timbulan air

limbah domestik (rumah tangga) yang dominan umumnya bersifat organo-

mikrobiologis dan umumnya berasal dari rumah tinggal, kantor-kantor institusi,

fasilitas hotel, tempat hiburan, daerah komersil dan fasilitas umum lainnya yang

digunakan masyarakat untuk menunjang kegiatan sehari-hari.

Kota Medan tumbuh dan berkembang kearah kota metropolitan, setiap

tahunnya penduduk kota Medan semakin bertambah, hal ini berdampak pada

semakin banyak limbah cair yang dihasilkan oleh penduduk kota Medan, oleh

karena itu perlu penanganan dan pengelolaan terhadap limbah cair.

Fasilitas sanitasi dan pengelolaan limbah di kota Medan terdiri dari: (i) sebuah

sistem pembuangan air limbah dengan 12.150 sambungan yang mengalir ke

IPAL Pulo Brayan Bengkel; sistem ini secara keseluruhan dikelola oleh PDAM

Tirtanadi; (ii) sistem setempat (septic tank) yang digunakan oleh kebanyakan

penduduk; (iii) sejumlah kecil septic tank komunal yang dibangun di luar

wilayah yang dicakup sistem pembuangan air limbah. Sambungan rumah ke

sistem ini menjadi tanggung jawab Dinas Permukiman Kota Medan. 

Pada saat ini, kota medan memiliki unit pengelolaan limbah cair yang

dioperasikan oleh PDAM Tirtanadi Medan yang disebut Instalasi pengelolaan

air limbah Cemara (IPAL Cemara). IPAL ini didirikan sejak tahun 1995. Secara

kelembagaan, pengelolaan air limbah di kota Medan dilakukan oleh Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi dan dinas pembangunan kota Medan.

Wydia Ineke Sarsika127020006

19

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Kedua instalasi tersebut bekerja sama dan melakukan koordinasi dalam teknis

pembuangan air limbah yang didukung oleh peraturan daerah Pemerintah

Daerah Provinsi Sumatera Utara (Pempropsu) dan Pemerintah Kota (Pemko)

Medan.

Sesuai dengan program “Medan Urban Development Project MUDP” disusun

master plan air limbah kota Medan pada tahun 1984, dan dengan ditetapkannya

MUDP I (1985-1989) dan MUDP II (1989-1995) maka dibangunlah IPAL

Cemara Medan secara bertahap, meliputi area 11 Ha, dengan kapasitas 60.000

m2 limbah cair per hari.

Wydia Ineke Sarsika127020006

20

Gambar 5. Skema pengelolaan limbah cair di IPAL Cemara Medan

Gambar 4. Keadaan IPAL Cemara Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

SOLID WASTE MANAGEMENT

A. SISTEM PENGUMPULAN SAMPAH

Dalam mengumpulkan sampah-sampah kota Medan dri berbagai sumber

sampah, dinas kebersihan kota Medan menggunakan 2 sistem pengumpulan sampah.

Sistem yang pertama adalah sampah diambil oleh pemulung sampah menggunakan

gerobak sampah dari sumber sampah seperti sampah rumah tangga, industry dan

sumber sampah lainnya untuk dipindahkan ke tempat pembuangan sampah

sementara. Lalu sampah yang telah dikumpulkan dianggkut oleh truk sampah milik

dinas kebersihan kota Medan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Sistem yang kedua, sampah diambil langsung dari sumber sampah menggunakan truk

sampah untuk langsung dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA)

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Pemko Medan di dua kawasan yaitu

Namu Bintang dan Desa Terjun. sumber sampah domestik Pemko Medan adalah dari

sisa rumah tangga yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan total

produksi 1.400 ton per hari.

Wydia Ineke Sarsika127020006

21

Gambar 6. Skema sistem pengumpulan sampah di Kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

B. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH

Untuk mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di TPA (tempat

pembuangan akhir), sampah harus diolah. Di kota Medan, dalam mengolah

sampahnya menggunakan cara, yaitu : sampah yang masuk ke TPA disortir,

dipisahkan antara sampah organik dan sampah non organic. Sampah yang

merupakan sampah organic seperti dedaunan, sisa makanan,dll diolah kembali

untuk dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah yang merupakan sampah non

organik disortir dan dipilih kembali. Mana sampah yang masih bisa digunakan

kembali seperti botol, kaca, besi, kardus dijual ke pengepul, sedangkan yang tidak

bisa digunakan kembali dibakar di tungku pembakaran sampah dan selanjutnya

ditumpuk di TPA (tempat pembuangan akhir).

Wydia Ineke Sarsika127020006

22

Gambar 7. Skema sistem pengolahan sampah di Kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Sistem pengelolaan sampah di kedua TPA yang ada di kota Medan adalah

sistem open dumping (pembuangan terbuka) yaitu cara pembuangan sampah yang

sederhana. Sampah dihamparkan di suatu lokasi, dibiarkan terbuka tanpa penutupan

dan pengolahan, meskipun sampah – sampah tersebut kemudian dibakar tetapi sering

menimbulkan berbagai masalah lingkungan, estetika maupun kesehatan. Sistem Open

dumping dapat menurunkan kualitas lingkungan, salah satunya pencemaran terhadap

sumber air yang berasal dari lindi.

Wydia Ineke Sarsika127020006

23

Gambar 8. Alat yang digunakan untuk mengolah sampah organic menjadi pupuk kompos

Gambar 9. Tumpukan Sampah-sampah kota Medan yang ada paa TPA terjun.

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

TPA Terjun kecamatan Medan Marelan merupakan TPA sampah terbesar ke 2

di Medan dengan luas 14 Hektar . Dari 14 hektar luas kawasan tersebut, hanya 10

hektar yang digunakan sebagai kawasan sampah, sedangkan 4 hektar lagi masih

kosong.

Wydia Ineke Sarsika127020006

24

Gambar 10. Situasi pada TPA terjun yang dilihat dari foto udara

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

POWER SUPPLY

A. SISTEM TENAGA LISTRIK

Untuk penyediaan tenaga listrik diperlukan berbagai peralatan listrik. Peralatan

listrik tersebut dihubungkan satu sama lain dan secara keseluruhan membentuk suatu

sistem tenaga listrik. Sistem Tenaga Listrik merupakan sekumpulan Pusat Listrik dan

Gardu Induk yang satu sama lain terhubung dgn Jaringan Transmisi sehingga

merupakan sebuah kesatuan Interkoneksi.

Di dalam sistem tenaga listrik terdapat 5 elemen dasar, yaitu:

• pembangkit tenaga listrik

• saluran transmisi

• gardu induk transmisi

• gardu induk distribusi

• jaringan distribusi => beban

Wydia Ineke Sarsika127020006

25

Gambar 11. Sistem tenaga listrik

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

1. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Pengelompokan berdasarkan jenis tenaga yang dirubah menjadi tenaga listrik.

Jenis-jenis tenaga tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tenaga panas (thermal); dibagi menurut sumber tenaga panas yang dipakai,

yaitu:

- Berbahan-bakar fosil : batubara (coal), minyak bumi (oil) dan gas alam

(natural gas)

- Tenaga panas bumi (geothermal).

b. Tenaga air (hidro)

c. Tenaga nuklir.

Wydia Ineke Sarsika127020006

26

Gambar 12. Elemen dasar listrik

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Penggerak Mula

Untuk menghasilkan tenaga listrik generator diputar oleh mesin penggerak

yang disebut penggerak mula. Jenis penggerak mula : Mesin Diesel, Turbin gas,

Turbin uap ,Turbin air, Kincir angin.

Peran Pembangkit dalam Operasi Sistem :

a. Pemikul beban dasar (base load power plant)

- daya keluaran besar

- biaya capital tinggi

- biaya operasi rendah

- 5000 jam operasi rata-rata per tahun

- PLTU batubara, PLTN, PLTP, PLTA Dasar.

b. Pemikul beban menengah (intermediate plant)

- 2200 jam <jam operasi < 5000 jam rata-rata per tahun

- PLTGU, pembangkit berbahan bakar minyak, pembangkit tua yang kurang

efisien.

c. Pemikul beban puncak (peaking unit)

- Jam operasi kurang dari 2200 jam rata-rata per tahun;

- Biaya operasi tinggi

- PLTG; PLTA waduk, pumped storage, PLTD.

2. PENYALURAN TENAGA LISTRIK

Transformator Tenaga

Fungsi dari sistem ini adalah untuk Mentransformasikan tenaga listrik ke tegangan

yang lain, Penaik tegangan untuk menaikkan tegangan keluaran generator ke

tegangan transmisi yang diinginkan, Penurun tegangan untuk menurunkan tegangan

transmisi ke tegangan yang diinginkan (subtransmisi, distribusi).

Wydia Ineke Sarsika127020006

27

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Saluran Transmisi

Saluran transmisi merupakan sistem penyaluran untuk mengirimkan tenaga listrik.

Umumnya berupa penghantar udara yang ditopang oleh menara (tower), ada yang

panjangnya hingga ratusan kilometer dan ada juga yang berupa kabel yang ditanam

di tanah (untuk estetika dan keselamatan lingkungan kota / pemukiman)

Tegangan Transmisi

Di dalam tegangan transmisi dibagi menjadi 4 jenis tegangan, yaitu:

a. Tegangan Tinggi (high voltage – HV)

- Hingga tegangan 230 kV;

- Saluran udara disebut Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);

- Saluran kabel disebut Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT);

b. Tegangan Ekstra Tinggi (extra high voltage – EHV)

- Di atas tegangan 230 kV hingga 765 kV;

- Saluran udara disebut Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET);

c. Tegangan Ultra Tinggi (ultra high voltage – UHV)

- Tegangan 800 kV ke atas;

- Saluran udara disebut Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET);

d. Tegangan Tinggi Arus Searah (high voltage direct current –HVDC)

- Tegangan mencapai 1000 kV.

Wydia Ineke Sarsika127020006

28

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Gardu Induk

a. Gardu Induk Transmisi

Sebagai fasilitas dimana ruas saluran transmisi berujung atau terhubung dengan

ruas saluran transmisi yang lain. Gardu induk transmisi memiliki peralatan untuk

memisahkan sistem tenaga, peralatan yang terganggu atau peralatan yang akan

dipelihara dan memiliki transformator untuk menurunkan tegangan ke tegangan yang

lebih rendah.

Wydia Ineke Sarsika127020006

29

Gambar 13. Transformator transmisi

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

3. DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Gardu Distribusi

Gardi distribusi berfungsi untuk memasok jaringan distribusi. Di dalam gardu

distribusi terdapat transformator tenaga. Kebanyakan sistem mengoperasikan jaringan

distribusi pada tegangan antara 4 – 34,5 kV

Jaringan Distribusi

• Tahap akhir dalam menyampaikan tenaga listrik ke konsumen

Penyulang Distribusi

• Rangkaian distribusi primer yang dipasok gardu distribusi

• Berupa kawat udara yang ditopang tiang-tiang, atau berupa kabel bawah tanah

• Tegangan diturunkan oleh transformator pelayanan untuk digunakan

konsumen ke 120 atau 240 V (220 V di Indonesia).

Wydia Ineke Sarsika127020006

30

Gambar 14. Transformator distribusi

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

31

Gambar 15. Transformator distribusi

Gambar 16. Transformator pelayanan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

4. SISTEM BEBAN

Beban:

- Konsumsi listrik di sisi pemakai;

- Dinyatakan dengan satuan W, VA (VAr) atau A;

- Beban Puncak : konsumsi tertinggi pada kurun waktu tertentu;

- Terdiri dari komponen yang pola konsumsi listriknya khas;

- Karena sifat dan pertumbuhannya, beban perlu diramal (prakiraan).

Wydia Ineke Sarsika127020006

32

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

SARANA PENDUKUNG FASILITAS PERKOTAAN

1. PEDESTRIAN

Kondisi pedestrian di kota Medan:

- Tidak terawat / Rusak.

Beberapa jalur pedestrian di kota Medan telah rusak dan tidak terawat

sehingga pejalan kaki yang melewati jalur pedestrian tersebut tidak merasa

aman dan nyaman. Keadaan jalur pedestrian atau pejalan kaki yang telah

rusak dan tidak terawatt di kota Medan dapat di lihat pada gambar 17 dan

gambar 18.

Wydia Ineke Sarsika127020006

33

Gambar 17. Keadaan jalur pedestrian yang telah rusak dan tidak terawat

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

- Beralih fungsi

Jalur pedestrian yang ada di kota Medan tidak sedikit yang telah beralih

fungsi. Banyak yang dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan, pedagang

kaki lima berjualan, tempat papan reklame, tempat pot tanaman, dll. Hal

tersebut membuat pejalan kaki merasa tidak nyaman dan aman ketika

melewati jalur pedestrian tersebut.

Wydia Ineke Sarsika127020006

34

Gambar 18. Keadaan jalur pedestrian yang telah berlubang

Gambar 19. Jalur pedestrian yang dilewati kendaraan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

35

Gambar 20. Jalur pedestrian yang beralih fungsi sebagai tempat papan reklame

Gambar 22. Jalur pedestrian yang beralih fungsi sebagai tempat pedagang kaki lima berjualan

Gambar 21. Jalur pedestrian yang beralih fungsi sebagai tempat parkir kendaraan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

- Pedestrian yang kondisinya masih baik

Beberapa jalur pedestrian di kota Medan masih ada jalur pedestrian yang

keadaannya masi baik. Saat ini pemerintah kota Medan sedang memperbaiki

beberapa bagian jalur pedestrian yang ada di kota Medan. Salah satunya di

kawasan jl. Diponegoro. Situasi Jalur pedestrian pada kawasan ini dapat dilihat

pada gambar 24.

Wydia Ineke Sarsika127020006

36

Gambar 23. Jalur pedestrian yang beralih fungsi sebagai tempat pot tanaman

Gambar 24. Jalur pedestrian di kawasan jl. Diponegoro yang baru diperbaiki oleh pemerintah Kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

2. AREA PARKIR

Di kota Medan, Area parkir terdiri dari 2 jenis, yaitu:

a. Parkir di tepi jalan (on street parking)

Parkir di tepi jalan (on street parking) adalah parkir yang mengambil tempat di

sepanjang badan jalan dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk pembatas parkir.

Parkir di tepi jalan ini baik untuk pengunjung yang ingin dekat dengan tujuannya,

tetapi untuk lokasi yang intensitas penggunaan lahan yang tinggi, cara ini kurang

menguntungkan. Permasalahan di kota-kota besar tujuan pergerakan kepada pusat-

pusat kegiatan tata guna lahan tidak selalu menyediakan tempat parkir yang memadai,

akhirnya badan jalan menjadi sasaran tempat parkir (on-street parking).

b. Parkir di luar jalan (off street parking)

Parkir di luar jalan ini menempati pelataran parkir tertentu di luar badan jalan, baik

itu di bangunan khusus parkir ataupun di halaman terbuka. Beberapa jenis parkir di

luar jalan diantaranya yaitu :

- Gedung parkir atau basement, yaitu ruang parkir pada suatu bagian bangunan.

- Pelataran parkir, yaitu ruang parkir pada suatu bidang tanah di luar badan jalan.

Wydia Ineke Sarsika127020006

37

Gambar 25. Jalur pedestrian di kawasan jl. Kesawan masih dalam kaadaan baik

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

38

Gambar 26. Parkir di tepi jalan (on street parking) yang sering terjadi di kota Medan.

Gambar 27. Parkir di tepi jalan (on street parking) yang memyebabkan kemacetan.

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

3. PUBLIC OPEN SPACE

Public open space adalah ruang terbuka yang diperuntukkan bagi warga kota sebagai

sarana rekreasi, bermain, olahraga atau hanya duduk-duduk santai, dan sebagai

tempat bersosialisasi satu sama lain antar masyarakat kota.

Kondisi public open space di kota Medan :

a. Taman Beringin

Taman beringin merupakan taman yang berada pada jl. Cik Di Tiro. Taman ini

biasanya dimanfaatkan masyarakat kota Medan sebagai tempat rekreasi dan

tempat berolahraga. Saat ini, taman ini terancam hilang karena pemerintah kota

Medan sedang merencanakan pembangunan Mesjid raya di atas lahan taman

beringin ini.

Wydia Ineke Sarsika127020006

39

Gambar 28. Parkir di tepi jalan (on street parking) di depan sekolah Methodist 3

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

b. Lapangan Merdeka

Lapangan merdeka merupakan ruang terbuka publik yang berada pada pusat

kota Medan yaitu pada titik nol kota Medan. Lapangan ini telah ada sejak jaman

penjajahan Belanda. Lapangan ini sering dijadikan sebagai tempat atraksi budaya

dan acara-acara kepemerintahan yang dilakukan pemko Medan. Banyak masyarakat

kota Medan yang memanfaatkan lapangan ini sebai tempat untuk berolahraga, hal itu

didukung dengan berbagai alat olahraga yang disediakan oleh pemerintah kota

Medan.Di Dekat Lapangan Merdeka terdapat sebuah bangunan Gedung Balai Kota,

yang sering disebut nol kilometer kota Medan. Hingga sekarang, bangunan gedung

balai kota tersebut masih utuh, dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat Medan

untuk berbagai kegiatan

Wydia Ineke Sarsika127020006

40

Gambar 29. Taman beringin kota Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

41

Gambar 30. Lapangan Merdeka kota Medan

Gambar 31. Lapangan Merdeka sering dimanfaatkan sebagai tempat olahraga

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

c. Taman Ahmad Yani

Taman Ahmad Yani berada ditengah kota Medan, tepatnya di jalan protokol

jalan Sudirman dan jalan Imam Bonjol. Persis ditengah taman ada patung

pahlawan Jenderal A. Yani sehingga taman ini disebut dengan taman Ahmad

Yani. Banyak pohon pohon yang besar dan sudah tua di taman ini. Salah

satunya adalah pohon roda, yaitu pohon yang buahnya seperti roda traktor.

karena lokasinya yang berada ditengah kota, taman ini tidak mau ketinggalan

dengan kemajuan teknologi. Taman ini dilengkapi dengan fasilitas koneksi

internet.. Kehadiran taman digital di medan sangatlah bermanfaat terhadap

warga medan, letak taman digital ini sangatlah strategis, taman digital ini

terletak di dalam kota, dekat dengan sekolah,universitas,maupun perkantoran

sehingga memudahkan para pengguna laptop (note book) untuk mengakses

internet dengan bebas.

Wydia Ineke Sarsika127020006

42

Gambar 32. Lapangan Merdeka sering dimanfaatkan sebagai tempat atraksi budaya

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Wydia Ineke Sarsika127020006

43

Gambar 34. Pepohonan di taman Ahmad Yani Medan

Gambar 35. Fasilitas konekesi internet yang ada di taman Ahmad Yani Medan

Perencanaan Sarana dan Prasarana KotaStudi Kasus : Kota Medan

Selain ke tiga taman di atas, di kota Medan masih terdapat berbagai ruang terbuka publik yang dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan berolahraga, diantaranya : taman gajahmada, taman dirgantara, dsb

Wydia Ineke Sarsika127020006

44