kajian pustaka untuk kita.doc

22
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam sebuah transportasi perkotaan, tidak hanya cukup hanya sebuah terminal untuk mengatur seluruh sistem transportasi. Perlu adanya terminal pembantu atau sub terminal yang membantu mengatur moda transportasi darat. Banyumanik merupakan salah satu daerah yang sangat strategis dalam sistem transportasi kota semarang. Karena semua transportasi dari arah selatan harus melewati daerah ini dulu sebelum masuk ke kota semarang. Dengan demikian, perlu adanya pemetaan penumpang dengan moda transportasi yang lebih spesifik. Seperti transportasi ke semarang barat, utara, timur atau selatan. Sehingga penumpang tidak perlu ganti moda transportasi di sembarang tempat. Sudah ada tempat yang jelas dimana penumpang harus memilih moda transportasi yang lebih spesifik. Keadaan sub terminal yang sangat tidak layak di banyumanik menyebabakan kacaunya sistem transportasi yang kemudian munculsub-sub terminal tidak resmi (terbentuk dengan sendirinya karena kebiasaan) seperti di persimpangan jalan setiabudi. Hal tersebut sering mengakibatkan kemacetan ketika sirkulasi di daerah tersebut sedang padat. Keberadaan sub terminal banyumanik yang sudah sangat tidak layak menjadi pemikiran dalam rencana re-design kawasan tersebut supaya hidup kembali. Sehingga diharapakan sistem transportasi untuk daerah semarang dan sekitarnya bisa lebih tertata yang akhirnya akan menyebabkan berkurangnya kemacetan di beberapa titik.

Transcript of kajian pustaka untuk kita.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam sebuah transportasi perkotaan, tidak hanya cukup hanya sebuah terminal untuk mengatur seluruh sistem transportasi. Perlu adanya terminal pembantu atau sub terminal yang membantu mengatur moda transportasi darat.

Banyumanik merupakan salah satu daerah yang sangat strategis dalam sistem transportasi kota semarang. Karena semua transportasi dari arah selatan harus melewati daerah ini dulu sebelum masuk ke kota semarang. Dengan demikian, perlu adanya pemetaan penumpang dengan moda transportasi yang lebih spesifik. Seperti transportasi ke semarang barat, utara, timur atau selatan. Sehingga penumpang tidak perlu ganti moda transportasi di sembarang tempat. Sudah ada tempat yang jelas dimana penumpang harus memilih moda transportasi yang lebih spesifik.

Keadaan sub terminal yang sangat tidak layak di banyumanik menyebabakan kacaunya sistem transportasi yang kemudian munculsub-sub terminal tidak resmi (terbentuk dengan sendirinya karena kebiasaan) seperti di persimpangan jalan setiabudi. Hal tersebut sering mengakibatkan kemacetan ketika sirkulasi di daerah tersebut sedang padat.

Keberadaan sub terminal banyumanik yang sudah sangat tidak layak menjadi pemikiran dalam rencana re-design kawasan tersebut supaya hidup kembali. Sehingga diharapakan sistem transportasi untuk daerah semarang dan sekitarnya bisa lebih tertata yang akhirnya akan menyebabkan berkurangnya kemacetan di beberapa titik.

B. Maksud

Penyusunan LP3A ini kami harap dapat membantu memaparkan sub terminal yang ideal sesuai dengan kaidah arsitektur yang ada. Sehingga semua pihak dapat menggunakann sub terminal sesuai dengan fungsinya.

C. Tujuan

Mengetahui standar sub terminal yang digunakan sebagai kajian untuk merencanakan dan merancang sub terminal.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN TERMINAL

Pengertian Umum Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul utama dalam jaringan dimana sekumpulan lintasan rute secara keseluruhan bertemu. Dengan demikian terminal merupakan komponen utama dalam sistem jaringan transportasi jalan yang mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting. Terminal bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari sistem, tetapi juga sering merupakan prasarana dimana titik kemacetan mungkin terjadi.

Menurut Undang-Undang Lalu Lintas No. 14 tahun 1992, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jarinya transportasi. Yang dimaksud terminal bus sendiri adalah tempat dimana sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya.

Berdasarkan,Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Terminal juga tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Serta unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota.

Dengan mengacu kepada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal, penumpang dapat mengakhiri perjalanannya dengan mengganti lintasan bus lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bus maka bangunan terminal adalah tempat dimana kendaraan dapat beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin. Bangunan terminal juga menjadi peran utama atau peran penentu suatu kota karena dari terminal sarana atau pelayanan kota dapat dilihat nilai transportasi dan lalu lintas kota tersebut.2.2. FUNGSI TERMINAL Fungsi utama terminal dapat ditinjau dari tiga unsur yang terkait, yaitu penumpang, pemerintah dan operator angkutan umum. Fungsifungsi tersebut adalah sebagai berikut :

a) Fungsi terminal bagi penumpang adalah mempermudah perpindahan dari satu moda ke moda lainnya atau dengan kata lain untuk mempercepat arus penumpang menuju daerah tujuan dengan memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan, tersedianya fasilitas terminal dan informasi serta fasilitas parkir kendaraan pribadi.

b) Fungsi terminal bagi pemerintah adalah perencanaan dan manajemen lalu lintas serta pengendalian arus kendaraan umum untuk menghindari kemacetan sekaligus sebagai sumber pendapatan daerah.

c) Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan

Menurut Undangundang No. 14 tahun 1992, fungsi utama dari terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa tempat untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk pengendalian lalu lintas dan angkutan umum, serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.Sedangkan fungsi terminal jika ditinjau dari sekelompok komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya. Komponen komponen yang dimaksud adalah:

a. Bis

Dari lintasan rutenya, bis datang di terminal, kemudian menurunkan penumpang penumpangnya. Setelah menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bis menaikkan penumpangnya kemudian pergi kembali menelusuri lintasan rutenya. Terkadang, dengan alasan tertentu, bis terpaksa harus diperbaiki atau dilakukan perawalan kecil, seperti mengganti ban, mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bis-bis yang harus berangkat dari terminal di pagi hari, maka bis harus menginap di tempat penyimpanan khusus.

Dengan demikian, bagi bis fungsi terminal adalah :

Tempat bis dapat berhenti

Tempat bis menurunkan penumpang

Tempat bis menaikkan penumpang

Tempat bis mendapat perawatan kecil

Tempat bis disimpan untuk sementara

b. Penumpang

Untuk penumpang, kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang dengan bis ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya diterminal, maka penumpang turun dari bis. Jika ingin meneruskan perjalannya maka penumpang tersebut harus berganti bis dengan lintasan rute yang sesuai dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika penumpang ingin mengakhiri perjalanannya dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan kendaraan lain, maka dia keluar dari terminal. Jika dia ingin berpindah pada lintasan rute yang lain, dia harus membeli tiket dan menunggu kedatangan bis yang diperlukannya. Setelah itu, ketika bis yang dinanti datang, dia naik ke dalam bis dan akhimya bis meninggalkan terminal.

Dengan demikian, maka fungsi terminal bagi seorang penumpang adalah :

Tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan dengan bis

Tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer)

Tempat penumpang menunggu bis yang akan dinaikinya

Tempat penumpang naik bis

Tempat penumpang berganti dengan moda lainnya (becak, mobil atau berjalan kaki) menuju tujuan akhir perjalanannya.

c. Kiss & Ride

Bagi calon penumpang yang diantar dengan kendaraan oleh orang lain, maka ketika sampai di terminal, dia segera turun untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan, rute dan arah yang dituju. Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang Selanjutnya dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.

Dengan demikian bagi calon penumpang tipe Kiss & Ride, fungsi terminal adalah :

Tempat dia turun dari kendaraan penghantar

Tempat kendaraan penghantar datang dan langsung pergi

Tempat dapat membeli tiket

Tempat dia harus menunggu

Tempat dia naik bis dan memulai perjalannya

d. Park & Ride

Bagi calon penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi ke terminal, maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan masuk ke terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya. Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang. Kemudian dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.

Dengan demikian, bagi calon penumpang jenis Park & Ride, fungsi terminal adalah :

Tempat kendaraannya dapat diparkir selama dia melakukan perjalanan

Tempat membeli tiket

Tempat dia harus menunggu

Tempat naik bis dan memulai perjalannya.

Tempat dia mengakhiri perjalannya dengan bis untuk kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah

e. Pejalan Kaki

Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bis untuk perjalannnya, dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki. Sesampainya di terminal dia membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya. Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang. Kemudian dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.

Dengan demikian, bagi calon penumpang pejalan kaki, fungsi terminal adalah :

Tempat membeli tiket

Tempat dia harus menunggu

Tempat dia naik bis dan memulai perjalannya.

Tempat dia mengakhiri perjalannya dengan bis untuk kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.

Jika kesemua komponen di atas memang diakomodasi dalam sebuah terminal maka mekanisme yang ada secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.2.

Tapi perlu diingat bahwa suatu terminal tidak selamanya berfungsi untuk mengantisipasi kelima komponen di atas. Pada beberapa kasus, hanya dua atau tiga komponen saja yang dilayani, misalnya pada terminal kecil di mana hanya menampung komponen bis, penumpang dan Kiss &. ride.

2.3.TIPE TERMINAL Berdasarkan karakteristik dan fungsinya, menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995, maka terminal dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Terminal Tipe A

Terminal tipe A berfungsi untuk melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan atau Antar Lintas Batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkutan kota, dan angkutan pedesaan. Persyaratan lokasi terminal tipe A :

a) Terletak di ibukota propinsi, kotamadya, atau kabupaten dalam jaringan trayek Antar Kota Antar Propinsi dan atau Lintas Batas Negara.

b) Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan minimal kelas III A.

c) Jarak antara dua terminal tipe A minimal 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatra dan 50 km di pulau lainnya.

d) Luas lahan yang tersedia sekurangkurangnya 5 Ha untuk Pulau Jawa dan Sumatra dan 3 Ha di pulau lainnya.

e) Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sejauh 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya.

2. Terminal Tipe B Terminal tipe B mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Dalam Propinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan. Persyaratan lokasi terminal tipe B :

a) Terletak di kotamadya / kabupaten dan dalam jaringan trayek Antar Kota Dalam Propinsi.

b) Terletak di jalan arteri / kolektor dengan kelas jalan minimal III B.

c) Jarak antara dua terminal tipe B atau dengan terminal tipe A minimal 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di pulau lainnya.

d) Tersedia luas lahan minimal 3 Ha di Pulau Jawa dan Sumatra dan 2 Ha di pulau lainnya.

3. Terminal Tipe C Terminal tipe C mempunyai fungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Persyaratan lokasi terminal tipe C :

a) Terletak di wilayah kabupaten tingkat dua dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.

b) Terletak di jalan kolektor / lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas III A.

c) Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

d) Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

Terminal tipe A, B, dan C memiliki kapasitas bis yang berbeda. Selain itu, pelayanan yang diberikan juga mempengaruhi armada bus yang dapat ditampung terminal. Semakin baik pelayanan yang diberikan oleh terminal, makin banyak bis yang akan singgah. Namun, apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka, bis-bis akan enggan untuk memasuki terminal.

1. Untuk tipe A, dapat menampung 50 100 angkutan tiap jam

2. Untuk tipe B, dapat menampung 25 50 angkutan tiap jam

3. Untuk tipe C, hanya menampung kurang dari 25 angkutan tiap jam.

Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Terminal induk yaitu : terminal utama yang berfungsi sebagai pusat atau induk dari terminalterminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang tinggi.

2. Terminal pembantu atau sub terminal, merupakan terminal pelengkap yang menunjang keberadaan terminal induk dengan tingkat pelayanan lokal dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume penumpang yang lebih sedikit.

3. Terminal transit yang merupakan terminal yang melayani aktifitas transit penumpang dari satu tujuan ke tujuan lain, kendaraan umum hanya menurunkan dan menaikkan penumpang.2.4. FASILITAS TERMINAL PENUMPANG 2.4.1Fasilitas Utama Terminal Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam terminal penumpang yaitu :

1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum adalah pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menaikkan penumpang.

2. Jalur kedatangan kendaraan umum adalah pelataran di dalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang.3. Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap menuju jalur pemberangkatan.

4. Bangunan kantor terminal dan menara pengawas adalah bangunan yang biasanya berada dalam wilayah terminal, yang biasanya digabung dengan menara pengawas yang berfungsi sebagai tempat memantau pergerakan kendaraan dan penumpang.

5. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar Tempat tunggu penumpang atau pengantar adalah pelataran yang disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum atau orang yang mengantarnya.

6. Jalur lintasan Jalur lintasan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum yang akan langsung melakukan perjalanan setelah menurunkan atau menaikkan penumpang.

7. Loket penjualan karcis adalah ruangan yang digunakan oleh masing masing penyelenggara untuk penjualan tiket yang melayani perjalanan dari terminal yang bersangkutan.

8. Tempat istirahat sementara kendaraan adalah tempat bagi kendaraan untuk istirahat sementara dan dilakukan perawatan sebelum melanjutkan pemberangkatan.

9. Ramburambu dan papan informasi yang sekurangkurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal pemberangkatan.2.4.2Fasilitas Penunjang Terminal Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang menunjang fasilitas utama sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, terdiri atas :

1. Kamar kecil / toilet

2. Musholla

3. Kios / kantin

4. Ruang pengobatan

5. Ruang informasi dan pengaduan

6. Telepon umum

7. Tempat penitipan barang

8. Taman

9. Dan lainlain2.5. PERENCANAAN SUB TERMINALSeperti telah dikatakan sebelumnya, ditinjau dari sistem jaringan rute angkutan umum secara keseluruhan, fungsi terminal sangatlah signifikan, karena pada terminallah terjadi interaksi antar lintasan rute dan pada terminal pula terjadi interaksi antara penumpang dan lintasan rute. Karenanya efektifitas dan efisiensi sistem transportasi dalam suatu jaringan lintasan rute sangat dipengaruhi oleh performansi dari terminal-terminalnya. Untuk itulah, maka perencanaan terminal yang baik merupakan prasyarat agar diperoleh suatu terminal yang berfungsi secara efektif dan efisien dalam mengantisipasi kebutuhan pergerakan.

Dalam merencanakan suatu terminal, sangat penting untuk mengetahui secara rinci fungsi dari terminal, baik fungsi ditinjau dari sistem jaringan rute secara keseluruhan, maupun fungsi ditinjau dari aktifitas maupun mekanisme yang ada di dalam terminal. Selanjutnya aspek lainnya yang perlu diketahui adalah intensitas dari pergerakan yang harus diantisipasi. Karena terminal pada dasarnya dibangun dalam usaha untuk mengatisipasi aktifitas maupun mekanisme pergerakan yang ada dengan tingkat intensitas tertentu.

Komponen Prasarana Terminal Bis

Komponen prasarana transportasi yang seharusnya ada pada sebuah terminal adalah disesuaikan dengan fungsi terminal yang ingin dicanangkan. Karena pada dasarnya komponen prasarana yang disediakan dalam sebuah terminal dimaksudkan untuk mengantisipasi ataupun melayani mekanisme pergerakan yang mungkin muncul.

Ditinjau dari mekanisme pergerakan yang mungkin timbul dari sebuah terminal, maka gambar pergerakan diatas dapat dijadikan sebagai dasar dari suatu mekanisme pergerakan yang paling lengkap yang mungkin ada dalam sebuah terminal. Dari gambar tersebut jelas bahwa prasarana yang harus disediakan adalah sedemikian sehingga mampu mengantisipasi pelayanan ataupun pergerakan seperti yang dijelaskan pada Tabel berikut:

Kriteria Perencanaan

Dalam perencanaan terminal bis kriteria utama yang diterapkan adalah :

Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian), yaitu mudah dicapai dari daerah sekitarnya.

Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi sirkulasi pergerakan bis secara efektif dan efisien.

Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi kebutuhan transfer secara cepat dan mudah.

Terminal yang dimaksud hendaknya mampu mengantisipasi pergerakan kiss & ride secara mudah dan cepat

Terminal yang dimaksud hendaknya membuat penumpang merasa nyaman dan aman, baik untuk kegiatan naik ke bis, turun dari bis maupun transfer antar lintasan bis

Terminal yang dimaksud hendaknya adalah sedemikian sehingga bis dapat menaikturunkan penumpang secara mudah dan cepat.

Terminal yang dimaksud hendaknya sekecil mungkin mempengaruhi kondisi lalu lintas pada jaringan jalan di sekitarnya.

TAHAPAN PERENCANAAN

Secara umum, tahapan dasar dari suatu perencanaan terminal terdiri dari dua, yaitu :

Penentuan lokasi terminal

Perencanaan tata-letak dan desain komponen terminal

Penentuan lokasi terminal biasanya dilakukan pada tahapan studi kelayakan, keluaran yang dihasilkan meliputi : lokasi terpilih, preliminary design, tingkat kelayakan dan studi analisis dampak lalu lintas. Sedangkan perencanaan tata-letak dan desain rinci dilakukan pada tahapan Final Engineering Design, output yang dihasilkan meliputi : gambar perencanaan, spesifikasi, bill & quantity dan estimasi biaya,

a. Penentuan Lokasi Terminal

Studi penentuan lokasi terminal merupakan tahapan yang cukup penting dalam perencanaan terminal, karena terminal yang baik adalah terminal yang secara sistem jaringan mampu berperan dalam melancarkan pergerakan sistem transportasi secara keseluruhan. Dengan demikian, maka letak terminal sangatlah berperan, terutama dalam kaitannya dengan peran yang disandang oleh terminal bersangkutan dalam sistem jaringan rute ataupun keberadaan terminal tersebut dalam sistem prasarana jaringan jalan.

Dalam penentuan lokasi terminal, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian adalah :

Tipe terminal yang akan dibangun

Komponen pergerakan yang akan dilayani (loading, unloading, transfer, kiss & ride, park & ride dll)

Tipe lintasan rute yang akan dilayani (trunk routes, collector routes atau local routes)

Jumlah lintasan rute yang akan dilayani.

Kondisi dan karakteristik tata-guna tanah pada daerah sekitar terminal

kondisi dan karakteristik prasarana jaringan jalan

Kondisi dan karakteristik lalu-lintas pada jaringan jalan di sekitar lokasi terminal

Lintasan rute angkutan umum perlu dipertimbangkan, hal ini akan terkait dengan distribusi perge-rakan pengguna angkutan umum. Pola lintasan rute yang baik diharapkan menghasilkan pelayanan yang baik, dalam arti menghubungkan asal dan tujuan perjalanan pengguna angkutan umum dengan jarak yang sesingkat mungkin, menjangkau semua wilayah secara merata sesuai dengan distribusi permintaan angkutan umum, menghasilkan perjalanan dengan minimal tranfer. Secara umum dike-nal beberapa bentuk pola trayek angkutan umum sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini. Ada empat pola rute angkutan umum, yaitu : radial criss-croos, trunk line with feeders, grid, radial.

Sedangkan tahapan yang perlu dilakukan dalam penentuan lokasi terminal adalah :

1. Identifikasikan tipe terminal yang akan dibangun.

2. Estimasikan kebutuhan luasan lahan yang diperlukan. Estimasi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan prakiraan jumlah lintasan bis yang akan dilayani. Selanjutnya diestimasikan secara lebih rinci jumlah bis dan jumlah penumpang per hari yang akan diiayani. Dari data-data tersebut dapat diestimasi luas lahan yang diperlukan untuk masing-masing komponen prasarana terminal.

3. Dari gambar peta jaringan lintasan rute eksisting, identifikasikan beberapa alternatif lokasi terminal didasarkan jumlah dan jenis lintasan yang mungkin dilayani dan luasan lahan yang dibutuhkan. Indikasi iokasi terminal dapat ditentukan berdasarkan simpul-simpul jaringan yang mungkin terbeniuk dari peta jaringan lintasan rute.

4. Selanjutnya untuk masing-masing alternatif lokasi terminal, lakukan hal-hal berikut ini :

Identifikasikan kondisi dan karakteristik tata-guna tanah dari lokasi dimaksud.

Cek luasan lahan yang mungkin tersedia.

Estimasikan luas dan harga lahan yang dapat dibebaskan.

Identifikasi karakteristik dan kondisi jaringan jalan yang ada di sekitar lokasi terminal.

Identifikasikan karakteristik dan kondisi lalu-lintas yang ada pada jaringan jalan.

Estimasikan secara kasar besarnya dan karakteristik lalu-lintas yang akan dibangkitkan oleh terminal dimaksud. Lalu-lintas yang dimaksud dapat berupa lalu-lintas bis ataupun lalu-lintas yang dihasilkan oleh penumpang (untuk penumpang park & ride ataupun kiss & ride).

Identifikasikan sistem sirkulasi keluar-masuk bis dan kendaraan lain dari dan ke jaringan jalan di sekitar lokasi terminal.

Lakukan traffic assignment dari volume lalu-lintas yang dibangkitkan pada jaringan jalan yang ada di sekitar lokasi. Cek kondisi dan karakteristik lalu-lintas yang dihasilkan akibat adanya terminal terhadap jaringan jalan sekitar.

Identifikasikan titik-titik mana dalam jaringan jalan sekitar yang diperkirakan rawan terhadap kemacetan ataupun gangguan lalu-lintas. Berikan beberapa solusi yang dimungkinkan untuk mengantisipasi permasalahan yang ada.

4. Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua alternatif. Tentukan alternatif terbaik berdasarkan kriteria tertentu.

Perencanaan Tata-letak dan desain komponen prasarana terminal

Jika lokasi terminal telah ditentukan pada tahap sebelumnya, ataupun telah ditentukan karena alasan lainnya, maka pada lokasi dimaksud perlu dilakukan perencanaan rinci, yang meliputi perencanaan tata-letak dan perencanaan komponen-komponen prasarana.

Hal terpenting dari kedua aspek di atas adalah perencanaan tata letak, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas sistem terminal secara keseluruhan.

Suatu sistem tata letak yang baik adalah sistem tata-letak yang menghasilkan situasi terminal di mana:

Interaksi antara satu lintasan bis dengan lintasan bis lainnya dapat dilakukan dengan baik, sehingga penumpang yang ingin melakukan transfer dapat dengan mudah melakukan.

Interaksi antara lalu lintas bis yang keluar / masuk terminal dengan lalu lintas yang ada di daerah sekitarnya dapat dilakukan dengan baik , sehingga tidak menyebabkan gangguan yang signifikan bagi kelancaran lalu lintas ataupun kelancaran lalu lintas bis itu sendiri.

Interaksi antara penumpang dengan bis dapat dilakukan dengan mudah , sehingga penumpang yang datang ke terminal dengan moda apapun (berjalan kaki , kiss n ride , atau park n ride ) dapat dengan mudah mencari lintasan bis yang diinginkan dan penumpang yang baru turun dari bis dapat dengan mudah keluar dan melanjutkan perjalanannya dengan moda lain.

Sirkulasi bis dapat dilakukan secara efektif dan efisien tanpa harus menyebabkan bis mengalami tundaan yang berlebihan.

Sirkulasi pejalan kaki (pedestrian) dapat dilakukan secara efektif dan efisien tanpa harus menyebabkan pejalan kaki berputar putar.

Sirkulasi kendaraan pribadi atau kendaraan lain non bis yang keluar / masuk terminal dapat dilakukan dengan efektif dan efisien , sehingga tidak menyebabkan tundaan ataupun gangguan pada lalu lintas lainnya.

Untuk menghasilkan sistem tata letak yang baik, maka komponen prasarana terminal yang harus mendapat perhatian utama adalah :

Jalur masuk dan keluar untuk bis

Ramp untuk bis keluar dari atau masuk ke terminal dari jaringan jalan sekitar

Loading bay / bis bay / berth

Unloading platform untuk penumpang turun dari bis

Loading queue (tempat antrian untuk naik ke bis)

Platform untuk penumpang menunggu

Platform untuk kiss and ride

Areal parkir untuk kendaraan pengantar/penjemput atau kendaraan milik penumpang

Jalur masuk dan keluar bagi kendaraan non bis

Fasilitas pelengkap lainnya, yaitu areal khusus untuk penyimpanan bis atau perawatan bis, kios tempat penjualan tiket, papan informasi dan ruang kontrol.

Tahapan yang perlu dilakukan dalam penentuan tata letak dan desain fasilitas prasarana terminal adalah :

1. Identifikasi karakteristik dan pola pergerakan

Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasikan besaran dasar dan karakteristik dari pergerakanpergerakan yang akan diantisipasi dalam terminal, meliputi pergerakan bis, penumpang dan kendaraan non bis.

Adapun analisis yang dilakukan meliputi :

terminal klasifikasi dan fungsi terminal yang akan di bangun ,

identifikasi komponen pergerakan yang akan diantisipasi

prediksi dan estimasi banyaknya lintasan rute yang akan dilayani

prediksi dan estimasi banyaknya penumpang yang akan dilayani untuk masing masing lintasan rute , baik besaran rata rata maupun untuk kondisi puncak (peak hour)

Prediksi dan estimasi banyaknya penumpang yang akan menggunakan pola pedestrian, pola 'park & ride' dan pola 'kiss & ride'.

Prediksi pola dan besaran arrival rate dari bis untuk masing-masing lintasan rute

Prediksi pola dan besaran arrival rate dari calon penumpang untuk masing-masing tipe penumpang

2. Identifikasi sistem/mekanisme operasional terminal

Sasaran yang ingin dicapai pada tahap ini adalah mendapatkan beberapa alternatif dari sistem/mekanisme operasional terminal, meliputi : pola interaksi antara lintasan bis, pola interaksi antara bis dan penumpang, pola interaksi antara penumpang dan penumpang dan pola sirkulasi, baik penumpang, pejalan kaki, bis dan kendaraan lainnya.

Adapun analisis yang dilakukan meliputi :

Tentukan banyaknya lajur bis yang diperlukan, baik untuk jalur akses maupun jalur keluar.

Tentukan banyaknya platform/lajur bis yang diperlukan dalam terminal

Tentukan banyak bis bay yang diperlukan

Tentukan pola penempatan lintasan bis dalam platform/Iajur bis

Tentukan pola dan sistem sirkulasi bis

Tentukan pola dan sitem sirkulasi pedestrian

Tentukan pola dan sistem sirkulasi kendaraan non-bis

Tentukan pola penempatan/tata-letak masing-masing komponen prasarana terminal berdasarkan pola dan sistem sirkulasi yang dicanangkan di atas.

3. Evaluasi alternatif sistem operasi terminal yang terbaik

Dari semua alternatif sistem operasional terminal yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya, dilakukan evaluasi dalam usaha mendapatkan alternatif yang terbaik. Kriteria utama yang diterapkan dalam menentukan alternatif terbaik adalah efisiensi dan efektifitas pergerakan di dalam terminal dan pergerakan dari dan ke terminal.

Dalam evaluasi ini aspek-aspek yang dianalisis meliputi :

Estimasi panjang antrian bis dan tundaan yang terbentuk pada masing-masing lajur/paltform

Estimasi panjang antrian dan waktu tunggu rata-rata yang dirasakan penumpang pada masing-masing platform

Estimasi panjang antrian dan tundaan rata-rata yang dirasakan kendaraan non-bis di daerah park & ride dan kiss&ride

Estimasi waktu total transfer rata-rata yang dirasakan penumpang yang melakukan transfer

Estimasi Biaya

Adapun metoda analisis yang digunakan adalah :

teori antrian, dan atau

model Simulasi

4. Tentukan dimensi rinci masingmasing komponen

Dari alternatif sistem operasional terminal yang terbaik, selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis untuk menentukan besaran/dimensi rinci dari masingmasing komponen prasarana terminal. Hasil yang diperoleh dari tahapan ini adalah desain rinci dari seluruh komponen prasarana terminal.

Dalam penentuan dimensi rinci dari masingmasing komponen prasarana terminal ini masukan dasar yang digunakan dalam analisis adalah :

Pola, besaran kuantitatif dan karakteristik pergerakan dari masingmasing entities (penumpang, bis , dan kendaraan non bis )

Standar desain yang berlaku

Standar geometrik yang berlaku

5. Dimensi dasar komponen prasarana terminal

Dimensi dasar komponenkomponen prasarana di terminal bis sangat dipengaruhi oleh besarnya bis yang akan dilayani, kemudahan manuver, jumlah bis dan jumlah penumpang.

Secara umum, dimensi dasar dari komponenkomponen prasarana terminal bis adalah :

Lebar Lajur Masuk / Keluar untuk Bis

Lajur dengan lebar 3.5 m dapat digunakan untuk bis dengan lebar 2.8 m

Lebar Lajur Bis dalam terminal

Dimensi dasar untuk lajur bis dalam terminal hendaknya dua kali lajur bis biasa , atau cukup untuk menampung 2 bis sekaligus, baik untuk manuver maupun penyimpanan bis sementara. Untuk lajur bis yang terletak di daerah unloading platform , lebar lajur bis dibuat untuk cukup menampung dua bis, agar bis yang sudah kosong dapat segera pergi, tanpa harus menunggu bis yang di depannya, yang sedang menurunkan penumpang.

Clearance untuk memutar

Clearance (ruang bebas) yang disediakan untuk manuver bis dari lajur bis di terminal ke lajur bis untuk keluar hendaknya dibuat dengan memperhatikan ukuran maksimum bis . Maksudnya agar bis dapat berputar dengan mudah.

Sumber: http://kamiharibasuki.blogspot.com/2009/08/terminal.html

http://expertofsomething.wordpress.com/2011/04/29/tipe-terminal/

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:tIx8m2Te9A0J:eprints.undip.ac.id/34238/5/1770_chapter_II.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id