KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi...

42
SKRIPSI Oleh AINAA MAHARANI AZZAHRA I 111 11 008 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BULUKUMBA

Transcript of KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi...

Page 1: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

i

SKRIPSI

Oleh

AINAA MAHARANI AZZAHRA

I 111 11 008

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN

TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BULUKUMBA

Page 2: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

ii

SKRIPSI

Oleh

AINAA MAHARANI AZZAHRA

I 111 11 008

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan,

Universitas Hasanuddin, Makassar

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN

TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BULUKUMBA

Page 3: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ainaa Maharani Azzahra

NIM : I 111 11 008

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli.

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam

Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, 05 Desember

2015

Ttd

Ainaa Maharani Azzahra

Page 4: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

iv

Page 5: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pada program studi Ilmu

Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di

Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.

Dalam penyusunan skripsi ini terdapat berbagai kendala yang dihadapi.

Namun segala proses tersebut dapat dijalani dengan bimbingan, arahan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang

setinggi-tingginya dengan segala keikhlasan hati kepada:

1. Kedua orang tua, saudara-saudaraku, dan seluruh keluarga yang telah

mengajarkan banyak hal, memberikan motivasi, dan dukungan baik dari

segi moril maupun materi. Terima kasih atas do’a dan dukungannya.

2. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc sebagai pembimbing utama dan Prof.

Dr. Ir. Syamsuddin Garantjang, M.Agr sebagai pembimbing kedua yang

telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Wakil Dekan I, II dan III

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan seluruh staf yang telah

membantu penulis dalam proses akademik.

Page 6: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

vi

4. Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc. sebagai Wakil Dekan I dan

Ketua Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin.

5. Prof. Rr. Sri Rachma Aprilita Bugiwati, M.Sc., Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira,

M. Sc., Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt., Dr. Ir. Wempie Pakiding, M.Sc., dan

Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc sebagai penguji yang telah

memberikan masukan kepada penulis.

6. Ir. Mustakim Mattau, MS., selaku penasehat akademik yang senantiasa

memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis.

7. Dr. Ir. Wempie Pakiding, M.Sc., dan Rahman Hakim, S.Pt, M.Si, yang telah

membimbing selama melaksanakan Praktek Kerja Lapang.

8. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

9. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11 dan PROTEK 11” terima kasih atas

segala kebersamaannya selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

10. Kepada Arditia, Sarianti, S.Pt., dan Nur Aryati yang selalu memberi

dukungan dan menemani penulis selama menjalani perkuliahan.

11. Kepada teman-teman posko, Bapak dan Ibu Desa, serta seluruh warga Desa

Ta’cipong, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, terima kasih telah

menemani penulis selama ber – KKN.

12. Kepada Rumput 07, Bakteri 08, Lion 10, Flock Mentality 12 dan Larva 13

dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Page 7: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

vii

13. Kepada seluruh responden di lokasi penelitian yang telah berpartisipasi

dalam penelitian ini, tanpa mereka penelitian ini tidak akan berjalan sesuai

apa yang diinginkan.

14. Kepada seluruh pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kabupaten Bulukumba yang telah membantu dalam memberi informasi

yang dibutuhkan penulis selama penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan baik dalam segi

penulisan maupun penyusunan kata, kiranya semua pihak dapat memakluminya

dan penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 05 Desember 2015

Ainaa Maharani Azzahra

Page 8: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

viii

ABSTRAK

AINAA MAHARANI AZZAHRA (I 111 11 008). Kajian Populasi dan

Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba. Dibawah bimbingan

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc. sebagai pembimbing utama dan Prof. Dr.

Ir. Syamsuddin Garantjang, M.Agr. sebagai pembimbing anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan ternak kerbau di

Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus di

Kecamatan Kajang dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan metode analisa deskriptif. Jumlah

sampel adalah 60 peternak kerbau yang dipilih secara sengaja dan melakukan

wawancara dengan alat bantu kuisioner. Parameter pengamatan dalam penelitian

meliputi tingkat kelahiran kerbau, tingkat kematian, tingkat pemotongan,

manajemen reproduksi dan manajemen pemeliharaan. Hasil penelitian

menunjukkan struktur populasi ternak kerbau di Kecamatan Kajang dan

Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba berdasarkan jenis kelamin 29,63%

jantan dan 70,37% betina. Struktur populasi ternak kerbau berdasarkan umur

adalah dewasa 94,44%, muda 4,63% dan pedet 0,93%. Pertambahan populasi

secara alami (natural increase) ternak kerbau adalah 4,64%. Dalam upaya

pengembangan ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba, peternak masih bersifat

tradisional, sistem perkawinan kerbau adalah kawin alami dengan jarak antara

kelahiran ke-1 dan ke-2 yaitu 2,5-3 tahun. Sedangkan sistem pemeliharaan kerbau,

peternak sepanjang hari hanya melepaskan kerbau di sawah atau lapangan

kemudian akan dibawa kembali pada pagi hari dan hanya diikat dibawah pohon

atau dibawah rumah, jika ada ternak kerbau juga diberikan rumput dan dedak.

Kata kunci : Ternak kerbau, struktur populasi, natural increase, perkembangan.

Page 9: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

ix

ABSTRACT

AINAA MAHARANI AZZAHRA (I 111 11 008). Population Study and

Livestock Growth Buffalo in Bulukumba Regency. Under supervised of Prof. Dr.

Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc. as the main supervisor and Prof. Dr. Ir. Garantjang

Shamsuddin, M. Agr. as a member supervisor.

This Research bent on to know livestock growth buffalo in Bulukumba Regency.

This research is executed on July – August in District Kajang and District

Gantarang, Bulukumba Regency. This research is type of field research with

method of descriptive analysis. Amount sample is 60 breeders buffalo that

selected in intentionally and conduct interview with tool quisioner. Perception

parameter in research cover birth level buffalo, deat rate, amputation level,

reproduction management and maintenance management. Research result shows

structure livestock population buffalo in District Kajang and District Gantarang,

Bulukumba Regency bases gender 29,63% male and 70,37% female. Structure of

livestock population buffalo bases age is adult 94,44%, young 4,63% and pedet

0,93%. Population accretion naturally (natural increase) livestock buffalo is

4,64%. In the effort livestock development buffalo in Bulukumba Regency,

breeder has been had the character of traditional, marriage system buffalo is

marries experience of by deistance between first and second birth that is 2,5-3

year. Whereas maintenance system buffalo, breeder all day long frequently release

buffalo in rice field or field later will under return at morning and only girded

upon under tree or under house, if there is livestock buffalo is also given grass and

bran.

Keywords: livestock buffalo, population structure, natural increase, growth.

Page 10: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

x

DAFTAR ISI

Halama

n

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ternak Kerbau ............................................................. 3

Tingkat Kelahiran Ternak Kerbau ............................................................ 4

Tingkat Mortalitas (Kematian) Ternak Kerbau......................................... 4

Manajemen Pemeliharaan Ternak Kerbau ................................................ 5

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 7

Materi Penelitian ....................................................................................... 7

Sumber Data ............................................................................................. 7

Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 8

Analisa Data .............................................................................................. 8

Parameter Penelitian.................................................................................. 8

Page 11: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

xi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 10

Keadaan Umum Responden ...................................................................... 11

Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau ............................................ 16

Mutasi Ternak Kerbau............................................................................... 18

Struktur Populasi Ternak Kerbau .............................................................. 19

Tingkat Kelahiran Ternak Kerbau ............................................................ 20

Tingkat Kematian Ternak Kerbau ............................................................. 21

Tingkat Pemotongan Ternak Kerbau ........................................................ 21

Pertambahan Populasi Secara Alami (Natural Increase) ......................... 22

Manajemen Reproduksi Ternak Kerbau ................................................... 23

Sistem Pemeliharaan Ternak Kerbau ........................................................ 24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................................... 26

Saran .......................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 29

Page 12: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

xii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Keadaan responden berdasarkan jenis kelamin ..................................... 12

2. Keadaan responden berdasarkan umur ................................................. 13

3. Keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan ............................. 14

4. Keadaan responden berdasarkan pekerjaan .......................................... 14

5. Keadaan responden berdasarkan lama beternak ................................... 15

6. Keadaan responden berdasarkan skala kepemilikan ternak .................. 16

7. Data populasi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba ........................ 17

8. Data mutasi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba ........................... 18

9. Struktur populasi ternak kerbau ............................................................. 19

10. Tingkat kelahiran ternak kerbau ............................................................ 20

11. Tingkat kematian ternak kerbau ............................................................. 21

12. Tingkat pemotongan ternak kerbau........................................................ 22

13. Perhitungan Natural Increase ................................................................ 22

14. Manajemen Reproduksi Ternak Kerbau di Kecamatan Kajang dan Kecamatan

Gantarang, Kabupaten Bulukumba ........................................................ 24

15. Manajemen Pemeliharaan Ternak Kerbau ............................................. 25

Page 13: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Peta wilayah Kabupaten Bulukumba ...................................................... 11

Page 14: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

1

PENDAHULUAN

Peternakan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat di

Indonesia terutama bagi peternak di daerah pedesaan, sehingga diperlukan

pembangunan pada sektor peternakan guna meningkatkan pendapatan petani

peternak, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi seluruh masyarakat. Selain itu,

pembangunan di sektor peternakan diharapkan dapat meningkatkan populasi dan

produksi ternak sehingga upaya pemenuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi.

Salah satu komoditi peternakan yang dapat dikembangkan adalah ternak

kerbau. Ternak kerbau merupakan salah satu ternak sumber protein hewani

penghasil daging dan susu, selain itu ternak kerbau juga banyak digunakan

sebagai sumber tenaga kerja. Pada umumnya, ternak kerbau dipelihara oleh petani

peternak sebagai usaha sampingan yang bersifat tradisional, namun nilai jual

kerbau lebih tinggi dibandingkan sapi.

Perkembangan ternak kerbau di Sulawesi Selatan pada umumnya dan

khususnya di Kabupaten Bulukumba tidak secepat ternak sapi. Hal ini disebabkan

karena menurut masyarakat peternak, memelihara kerbau cukup merepotkan

karena tidak tahan di bawah terik matahari sehingga harus disediakan tempat

untuk berkubang. Selain itu, siklus reproduksi ternak kerbau lebih lambat,

demikian pula jarak beranak pertama lebih lambat dibanding ternak sapi.

Di Kabupaten Bulukumba ternak kerbau biasanya dijadikan sebagai hewan

yang dipersembahkan pada upacara adat, perkawinan dan upacara keagamaan.

Selain itu, ternak kerbau juga digunakan oleh masyarakat untuk membajak sawah,

Page 15: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

2

tetapi di zaman modern ini masyarakat tidak lagi menggunakan kerbau untuk

membajak sawah, sehingga ternak kerbau kini hanya dijadikan sebagai usaha

sampingan masyarakat saja.

Populasi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba tidak sebanyak populasi

ternak sapi akibat banyaknya peternak yang beralih untuk memelihara ternak sapi

dengan alasan reproduksi ternak sapi lebih cepat dibandingkan dengan ternak

kerbau. Namun, populasi kerbau mulai meningkat karena tingkat kelahiran ternak

lebih tinggi dibandingkan tingkat pemotongan, tingkat kematian, dan mutasi

ternak. Populasi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba tahun 2011 sampai tahun

2014 mengalami perubahan dari 1.432 ekor menjadi 1.548 ekor (Anonim, 2015).

Upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak kerbau menjadi salah satu

hal yang penting dalam pembangunan di sektor peternakan, sehingga ternak

kerbau dapat lebih berkembang seperti ternak sapi. Atas dasar pemikiran di atas

maka penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai populasi

dan perkembangan ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur populasi dan

perkembangan ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba. Dengan demikian

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi

atau rujukan bagi penelitian berikutnya, serta dapat dijadikan sebagai sumber

informasi, pedoman dan bahan pertimbangan bagi petani peternak, masyarakat

umum, dan pemerintah setempat agar dapat meningkatkan produksi ternak kerbau

di Kabupaten Bulukumba.

Page 16: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ternak Kerbau

Kerbau adalah hewan yang kuat tapi lamban, tak begitu tahan terhadap

iklim panas dan memerlukan banyak air minum. Sebagai hewan penarik di sawah

kerbau sangat berharga, terutama di tempat-tempat dengan tanah yang keras.

Karena besarnya bidang telapak kaki dibandingkan dengan berat badan, hewan ini

sangat cocok untuk bekerja di sawah (Huitema, 1985).

Dibandingkan dengan sapi, kerbau mempunyai sistem pencernaan yang

lebih efisien dalam mencerna pakan kualitas rendah. Pada daerah kering dimana

ternak sapi kondisi tubuhnya sudah memprihatinkan (kurus), kondisi tubuh kerbau

masih cukup baik (Bamualim dan Muhammad, 2006).

Protein hewani ternak kerbau juga tidak kalah dengan sapi. Daging kerbau

mempunyai kandungan protein 20-30% (Shantosi, 2010). Kelebihan ternak kerbau

antara lain kemampuan daya cerna terhadap serat kasar mencapai 62,7% lebih

besar daripada ternak sapi yang hanya 51,1%. Daging kerbau berwarna relatif

gelap dan seratnya relatif keras dan kasar. Lemaknya berwarna putih dan jika

diraba akan melekat pada jari (Rukmana, 2003).

Tipe kerbau domestik umumnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

kerbau sungai (River buffalo) yang mempunyai sifat kesenangan akan air mengalir

yang bersih, dan kerbau rawa-rawa/lumpur (Swamp buffalo) yang mempunyai

kegemaran akan air jernih dan suka berkubang dalam air atau lumpur, rawa-rawa

dan air yang menggenang (Williamson dan Payne, 1993).

Page 17: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

4

Kerbau termasuk ternak yang lambat didalam mencapai dewasa kelamin,

kerbau betina baru memperlihatkan tanda-tanda birahi pada umur 2 – 2,5 tahun

begitu juga jantan muda baru menunjukan ingin kawin pada umur 2,5 tahun

setelah gigi tengahnya menonjol (Subiyanto, 2010). Siklus birahi pada ternak

kerbau sekitar 21-24 hari, lama birahi 1,5 hari dan umumnya terjadi pada malam

hari. Lama bunting ternak kerbau 310 hari. (Anonim, 2008).

Tingkat Kelahiran Ternak Kerbau

Perkawinan kerbau berkerabat dekat (inbreeding) pada sistem

pemeliharaan kerbau secara ekstensif diduga sebagai penyebab lain menurunya

performa kerbau. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya peningkatan produktivitas

kerbau melalui program pemuliaan yang berkelanjutan (Dudi, 2007).

Populasi ternak kerbau di Indonesia mengalami penurunan setiap

tahunnya. Hal ini selain disebabkan oleh faktor internal atau sifat-sifat alamiah

ternak kerbau itu sendiri, seperti birahi diam, lama masa kebuntingan, panjang

jarak antar kelahiran. Disamping itu juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti

keterbatasan bibit unggul, perkawinan silang dalam (Subiyanto, 2010).

Tingkat Mortalitas (Kematian) Ternak Kerbau

Hardjosubroto (1994), menyatakan bahwa pemeliharaan ternak kerbau

yang dijumpai di daerah-daerah banyak yang masih menganut cara tradisional

karena campur tangan manusia dan teknologi yang digunakan masih minim,

sehingga prestasi yang diharapkan tidak tercapai dimana banyak terjadi kematian

terutama anak yang baru lahir.

Page 18: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

5

Selain faktor genetik dan faktor lingkungan, maka faktor kesehatan juga

mempengaruhi peningkatan produksi ternak kerbau. Karena salah satu kendala

pada pemeliharaan ternak kerbau ini adalah adanya kematian pada ternak kerbau

yang umumnya terjadi pada anak kerbau akibat adanya penyakit yang

menyerangnya (Huitema, 1985).

Murtidjo (1992 dalam Pipiet (2007), mengatakan bahwa faktor yang

menyebabkan penurunan populasi ternak kerbau di Indonesia adalah kematian

ternak kerbau yang cukup tinggi (6,98%) dibandingkan dengan kematian anak

sapi (2,75%).

Manajemen Pemeliharaan Ternak Kerbau

Sistem pemeliharaan ternak kerbau yang dijumpai di daerah-daerah

banyak yang masih menganut cara tradisional karena campur tangan manusia dan

teknologi yang digunakan boleh dikatakan minim, sehingga prestasi yang

diharapkan tidak tercapai dimana banyak terjadi kematian terutama anak yang

baru lahir (Hardjosubroto, 1994).

Kondisi pemeliharaan ternak kerbau ditingkat peternak di pedesaan

umumnya belum tergeser dari pola tradisional. Kerbau hampir sepanjang hari

dilepas diladang atau dipadang pengembalaan dan baru pada malam hari kerbau di

giring ke kandang. Peternak kurang memperhatikan kesehatan kerbau, seperti

pencengahan dan pengobatan penyakit, sehingga jika di temukan kerbau yang

terjangkit suatu penyakit, pengobatan hanya dilakukan secara tradisional. Hal ini

mengakibatkan tingginya angka kematian ternak kerbau (Pasaribu, 2010).

Page 19: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

6

Alat pencernaan hewan ruminansia terbagi atas empat bagian, yakni

rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Dengan alat ini ternak mampu

menampung jumlah pakan yang lebih besar seperti hijauan dan pakan penguat.

Pada umumnya bahan pakan hijauan diberikan dalam jumlah 10% dari berat

badan dan pakan penguat cukup 1% dari berat badan. Bahan pakan harus

diberikan pada ternak sebagai kebutuhan hidup pokok dan produksi. Dengan

adanya pakan maka proses pertumbuhan, reproduksi dan produksi akan

berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, pakan harus terdiri dari zat-zat pakan

yang dibutuhkan ternak berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan

air (Sembiring, 2013).

Page 20: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

7

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2015, yang

bertempat di Kecamatan Kajang dan Kecamatan Gantarang, Kabupaten

Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Materi Penelitian

Materi penelitian ini adalah petani peternak yang memelihara ternak

kerbau di Kecamatan Kajang (40 orang peternak) dan Kecamatan Gantarang (20

orang peternak), dengan kepemilikan ternak kerbau berkisar 1-4 ekor.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari instansi terkait, guna mendukung

penelitian ini yakni Dinas Peternakan Kabupaten Bulukumba meliputi jumlah

populasi ternak kerbau, tingkat kelahiran ternak kerbau, tingkat kematian

ternak kerbau, tingkat pemotongan ternak kerbau, dan mutasi ternak kerbau.

2. Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan

responden dengan menggunakan kuisioner. Wawancara dilakukan terhadap

responden yang merupakan masyarakat peternak di Kecamatan Kajang dan

Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

Page 21: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

8

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian dan aktivitas masyarakat

peternak untuk menentukan lokasi penelitian.

2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara

langsung dan menggunakan quisioner.

Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif

yaitu dengan cara menghitung persentase rata-rata. Serta menghitung nilai natural

increase. Menurut Hardjosubroto (1994) bahwa natural increase yaitu

pertambahan populasi secara alami yang dapat dihitung berdasarkan selisih antara

tingkat kelahiran dengan tingkat kematian dalam jangka waktu satu tahun, dengan

rumus: )

Parameter Penelitian

Dalam penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Kajang dan Kecamatan

Gantarang Kabupaten Bulukumba terdapat beberapa parameter yang diambil,

yaitu:

Page 22: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

9

1. Data sekunder: jumlah populasi ternak kerbau 4 tahun terakhir, tingkat

kelahiran ternak kerbau 4 tahun terakhir, tingkat kematian ternak kerbau 4

tahun terakhir, tingkat pemotongan ternak kerbau 4 tahun terakhir, mutasi

ternak kerbau 4 tahun terakhir.

2. Data Primer: tingkat kelahiran ternak kerbau 4 tahun terakhir, tingkat

kematian ternak kerbau 4 tahun terakhir, tingkat pemotongan ternak kerbau 4

tahun terakhir, manajemen reproduksi dan manajemen pemeliharaan.

Page 23: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah sekitar 1.154,7 km2

atau

sekitar 2,5% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan secara

administrative terbagi dalam 10 kecamatan, yaitu Kajang, Ujung Loe, Herlang,

Bulukumpa, Bontotiro, Rilau Ale, Kindang, Bontobahari, Gantarang, dan Ujung

Bulu. Di sebelah Utara daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, di Timur

berbatasan dengan Teluk Bone, di Selatan dengan Laut Flores, dan di Barat

berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.

Wilayah kabupaten Bulukumba hampir 95,4% berada pada ketinggian 0

sampai 1000 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah

umumnya 0-400. Kabupaten Bulukumba terletak antara 05

020’-05

040’ lintang

selatan dan 119058’-120

028’ bujur timur.

Kabupaten Bulukumba didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan.

Wilayah yang memiliki luas 1.154,67 Km2 ini telah mampu menghasilkan padi

192.807 ton, jagung 93.449 ton, ubi kayu 24.871 ton, ubi jalar 4.099 ton, dan

kacang tanah 4.333 ton. Tanaman padi tersebar di 10 kecamatan dengan hasil

produksi terbesar di Gantarang, Bulukumpa, dan Rilau. Untuk jagung, terpusat di

Kecamatan Kajang, Herlang, dan Bontotiro. Ubi kayu banyak dihasilkan dari

daerah Bulukumpa, Ubi Jalar di Rilau Ale dan Gantarang. Kacang tanah banyak

dihasilkan dari Bontotiro dan Bontobahari. Keseluruhan tanaman tersebut dapat

Page 24: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

11

dijadikan sebagai sumber bahan pakan bagi ternak ruminansia, seperti kerbau dan

sapi.

Gambar 1. Peta wilayah Kabupaten Bulukumba

Kecamatan Kajang dan kecamatan Gantarang merupakan lokasi yang

dipilih. Pemilihan lokasi berdasarkan populasi ternak kerbau yang banyak terdapat

pada 2 kecamatan tersebut. Kecamatan Kajang terletak antara 5020’0” LS dan

120022’0” BT. Kecamatan Kajang memiliki luas wilayah 129,1 km

2 dengan

ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Gantarang

terletak antara 50 30’ 30” LS dan 120

0 7’ 30” BT. Kecamatan Gantarang memiliki

luas wilayah 173,5 km2 dengan ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut.

Keadaan Umum Responden

Masyarakat kabupaten Bulukumba sekitar 98,33% bekerja sebagai petani

peternak dan 91,67% berjenis kelamin laki-laki, dimana 48,33% masih berusia

produktif (antara 41-50 tahun) sehingga kemampuan untuk bekerja masih baik.

Pendidikan yang ditempuh 70% hanya sampai tingkat SD, hal inilah yang

Page 25: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

12

membatasi peternak sehingga tidak mampu menerima informasi dan teknologi

peternakan yang ada. Namun, mereka memiliki pengalaman beternak yang cukup

baik, dimana 61,67% memiliki pengalaman beternak sekitar 10 sampai 20 tahun

dengan rata kepemilikan ternak sekitar 1-2 ekor.

a. Jenis Kelamin

Jumlah responden di Kecamatan Kajang dan Kecamatan Gantarang,

Kabupaten Bulukumba berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Keadaan Responden berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis Kelamin Kecamatan

Jumlah Persentase (%) Kajang Gantarang

Laki-Laki 40 15 55 91,67

Perempuan - 5 5 8,33

Total 40 20 60 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 1. menunjukkan bahwa responden di Kecamatan Kajang dan

Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba terdiri dari 55 orang laki-laki atau

91,67% dan 5 orang perempuan atau 8,33%. Persentase laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan karena laki-laki lebih kuat bekerja dibandingkan

perempuan, selain itu perempuan lebih memilih untuk bertani dibandingkan

berternak.

b. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan. Umur 30 - 60 tahun

dikategorikan dalam usia produktif, sedangkan umur > 60 tahun dikategorikan

dalam usia non produktif. Klasifikasi responden di Kecamatan Kajang dan

Page 26: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

13

Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba berdasarkan umur dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Keadaan Responden berdasarkan Umur.

Umur (Tahun) Kecamatan

Jumlah Persentase (%) Kajang Gantarang

21-30 2 0 2 3,33

31-40 6 4 10 16,67

41-50 25 4 29 48,33

51-60 7 3 10 16,67

61-70 0 4 4 6,67

71-80 0 4 4 6,67

81-90 0 1 1 1,67

Total 40 20 60 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 2. menunjukkan bahwa peternak di Kecamatan Kajang dan

Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba berkisar antara 21-90 tahun,

dimana 31,68% peternak masuk ke dalam usia produktif sehingga memungkinkan

bagi para peternak tersebut dapat bekerja lebih baik dan mampu mengadopsi

inovasi baru yang dapat meningkatkann jumlah produksi ternak. Sedangkan

68,32% peternak berada pada umur di atas 50 tahun sehingga kamampuan kerja

mereka telah mengalami penurunan. Umur merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi seseorang dalam berfikir dan mengambil keputusan dalam

melakukan pekerjaan, sehingga pada umur tertentu mereka mampu bekerja secara

optimal dan produktif.

c. Pendidikan

Klasifikasi responden di Kecamatan Kajang dan Kecamatan Gantarang,

Kabupaten Bulukumba berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 27: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

14

Tabel 3. Keadaan Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tingkat Pendidikan Kecamatan

Jumlah Persentase (%) Kajang Gantarang

SD 33 9 42 70

SLTP 6 8 14 23,33

SLTA 1 3 4 6,67

Total 40 20 60 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di Kecamatan

Kajang dan Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba sangat rendah, dimana

70% responden hanya menempuh pendidikan di tingkat SD saja. Hal ini

merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan usaha peternakan,

karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir dalam mengambil suatu

keputusan. Dengan adanya pendidikan dapat mempermudah dalam menerima atau

mempertimbangkan suatu inovasi yang dapat membantu peternak untuk

meningkatkan produksi ternaknya.

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan sumber penghasilan utama bagi setiap individu,

dimana jenis pekerjaan dapat menunjukkan status sosial. Adapun keadaan

responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan Responden berdasarkan Pekerjaan.

Pekerjaan Kecamatan

Jumlah Persentase (%) Kajang Gantarang

Petani 40 19 59 98,33

Wirausaha 0 1 1 1,67

Total 40 20 60 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Page 28: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

15

Tabel 4. menunjukkan bahwa 98,33% responden bekerja sebagai petani

dan hanya 1,67% saja yang berwirausaha. Hal ini terlihat dari potensi wilayah

penelitian yang sangat cocok untuk usaha pertanian, dimana Kecamatan Kajang

merupakan sekor tanaman jagung, sedangakan Kecamatan Gantarang merupakan

sektor tanaman padi dan ubi kayu. Sementara beternak kerbau hanya sebagai

pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan.

e. Lama Beternak

Pengalaman beternak responden adalah lamanya responden dalam

beternak kerbau yang diukur dalam tahun. Semakin lama seseorang dalam

melakukan suatu usaha maka semakin banyak pula pengalaman yang dimiliki.

Adapun klasifikasi responden berdasarkan tingkat pengalaman dalam beternak

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Keadaan Responden berdasarkan Lama Beternak.

Lama Beternak

(Tahun)

Kecamatan Jumlah Persentase (%)

Kajang Gantarang

< 10 8 - 8 13,33

10 - 20 29 8 37 61,67

> 20 3 12 15 25

Total 40 20 60 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 5. menunjukkan bahwa 61,67% responden sudah berpengalaman,

karena rata-rata telah beternak sekitar 10-20 tahun. Peternak yang memiliki

pengalaman beternak cukup lama umumnya memiliki pengetahuan yang lebih

banyak dibandingkan peternak yang baru memulai, karena pengalaman yang

dimiliki dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyelesaikan masalah yang akan

dihadapi dikemudian hari.

Page 29: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

16

f. Kepemilikan Ternak

Jumlah kepemilikan ternak merupakan faktor penentu jumlah pendapatan

yang diperoleh. Keadaan responden berdasarkan skala kepemilikan ternak dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Keadaan Responden berdasarkan Skala Kepemilikan Ternak.

Kepemilikan

Ternak

Kecamatan Jumlah Persentase (%)

Kajang Gantarang

1-3 40 20 60 100

>3 - - - -

Total 40 20 60 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 6. menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan ternak rendah, dimana

peternak hanya memelihara 1-3 ekor dengan persentase 100% yang dipelihara

secara tradisional. Hal ini disebabkan akibat tingginya tingkat pemotongan

sedangkan tingkat kelahiran rendah. Selain itu, banyak peternak yang menjual

ternak kerbaunya untuk memelihara sapi dengan alasan pemeliharaan ternak sapi

lebih mudah dan masa reproduksinya lebih cepat dibandingkan dengan ternak

kerbau. Sesuai dengan pendapat Dudi (2007), yang menyatakan bahwa sistem

pemeliharaan kerbau di Indonesia umumnya masih tradisional, dengan skala

kepemilikan 2-3 ekor per peternak.

Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi

Selatan yang memiliki populasi ternak kerbau selain Kabupaten Enrekang dan

Kabupaten Toraja. Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan,

jumlah populasi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba mulai meningkat setiap

Page 30: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

17

tahunnya. Data populasi ternak kerbau dari tahun 2011-2014 pada setiap

kecamatan di Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Populasi Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba Tahun

2011-2014.

Kecamatan Tahun

2011 2012 2013 2014

Kajang 1,052 1,102 1,127 1,144

Ujung Loe 68 71 73 73

Herlang 10 10 10 10

Bulukumpa 66 69 69 69

Bontotiro 4 4 4 4

Rilau Ale 7 7 7 7

Kindang - - - -

Bontobahari 7 7 7 7

Gantarang 210 220 224 226

Ujung Bulu 8 8 8 8

Jumlah 1,432 1,498 1,529 1,548

Sumber: Data Sekunder Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kabupaten Bulukumba, 2015.

Tabel 7. terlihat bahwa hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten

Bulukumba memiliki populasi ternak kerbau. Namun, hanya terdapat 2

Kecamatan yang populasi ternak kerbaunya mengalami peningkatan setiap

tahunnya yaitu Kecamatan Kajang yang memiliki populasi ternak kerbau

terbanyak, dan Kecamatan Gantarang yang memiliki populasi ternak kerbau

terbanyak kedua setelah Kecamatan Kajang.

Jumlah populasi kerbau mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana

pemerintah setempat mulai mengatasi hal tersebut dengan mengontrol dan

membatasi mutasi ternak sehingga jumlah populasi ternak kerbau mulai

meningkat sedikit demi sedikit setiap tahunnya. Menurut Permentan (2008),

bahwa populasi ternak kerbau dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, mutu

Page 31: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

18

pakan ternak rendah, perkawinan, pola pemeliharaan, berkurangnya lahan

penggembalaan, tingginya pemotongan pejantan yang berdampak pada

kekurangan pejantan, pemotongan ternak betina produktif, kematian pedet yang

cukup tinggi, rendahnya produktivitas, pengembangan sistem pemeliharaan semi

intensif yang masih terbatas.

Mutasi Ternak Kerbau

Mutasi ternak yaitu jumlah ternak yang masuk dan keluar dari wilayah

Kabupaten Bulukumba. Data mutasi ternak kerbau dari tahun 2011-2014 pada

setiap kecamatan di Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Data Mutasi Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba Tahun

2011-2014.

Kecamatan

Tahun

2011 2012 2013 2014

Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk

Kajang

Ujung Loe

-

-

-

-

-

-

-

59

-

-

-

-

-

-

-

-

Herlang - - - - - - - -

Bulukumpa - - - - - - - -

Bontotiro - - - - - - - -

Rilau Ale - - - - - - - -

Kindang - - - - - - - -

Bontobahari - - - - - - - -

Gantarang - - 13 - 4 - 4 -

Ujung Bulu - - - - - - - -

Jumlah - - 13 59 4 - 4 -

Sumber: Data Sekunder Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kabupaten Bulukumba, 2015.

Tabel 8. menunjukkan bahwa pengeluaran maupun pemasukan ternak

yang keluar maupun masuk mulai berkurang setiap tahun, dimana pengeluaran

Page 32: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

19

ternak hanya terjadi di Kecamatan Gantarang yang berjumlah 13 ekor pada tahun

2012 dan menurun menjadi 4 ekor pada tahun 2013 dan 2014. Sedangkan ternak

masuk hanya pada tahun 2012 di kecamatan Ujung Loe yang berjumlah 59 ekor.

Mutasi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba umumnya berasal dari Kabupaten

Bantaeng.

Struktur Populasi Ternak Kerbau

Stuktur populasi ternak digunakan untuk mengetahui perbandingan jumlah

ternak yang dipelihara berdasarkan jenis kelamin dan umur, dimana umur ternak

kerbau terbagi atas dewasa, muda, dan anak. Adapun struktur populasi ternak

kerbau di Kecamatan Kajang dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Struktur Populasi Ternak Kerbau.

Jenis Ternak Kecamatan

Jumlah Persentase

(%) Kajang Gantarang

Pejantan ( > 3 th ) 19 12 31 28,70

Betina Induk ( > 3 th ) 55 16 71 65,74

Dara ( 1-3 th ) 2 2 4 3,70

Steer ( 1-3 th ) 1 - 1 0,93

Anak Jantan ( 0-1 th ) - - - -

Anak Betina ( 0-1 th ) 1 - 1 0,93

Total 78 30 108 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 9. menunjukkan bahwa struktur populasi ternak kerbau di

Kecamatan Kajang dan Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

berdasarkan data responden terdiri dari ternak dewasa berjumlah 102 ekor, ternak

muda 5 ekor, dan anak 1 ekor. Hal ini terjadi akibat kurangnya kelahiran ternak

karena untuk berproduksi kembali, ternak kerbau membutuhkan waktu ± 2,5 – 3

Page 33: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

20

tahun. Menurut Junaidi (2009), masalah utama dalam usaha ternak kerbau, sering

terjadi lambatnya induk menjadi bunting dan lamanya jarak beranak bukan

semata-mata disebabkan oleh rendahnya kondisi induk, namun karena

ketersediaan pejantan yang terbatas saat dibutuhkan.

Tingkat Kelahiran Ternak Kerbau

Tingkat kelahiran ternak kerbau diukur dari banyaknya ternak kerbau yang

lahir baik ternak jantan maupun betina. Adapun tingkat kelahiran ternak di

Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tingkat Kelahiran Ternak Kerbau.

Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah Jumlah Induk Jantan Betina

Kajang 1 3 4 58

Gantarang - 2 2 18

Total 1 5 6 76

Persentase (%) 16, 67 83,33 - -

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 10. menunjukkan jumlah anak kerbau yang lahir dalam satu tahun

terakhir adalah 6 ekor, dimana jumlah kerbau betina yang lahir lebih banyak

dibandingkan dengan kerbau jantan dengan selisih 1 ekor jantan dan 5 ekor betina.

Rendahnya angka kelahiran ternak kerbau diakibatkan karena kurangnya

pengetahuan peternak mengenai cara mendeteksi birahi dan pemanfaatan

teknologi Inseminasi Buatan (IB) belum dilaksanakan sehingga ternak kerbau

hanya melakukan perkawinan secara alam. Menurut Dania (1992), angka

kelahiran adalah jumlah anak yang lahir pertahun dibagi dengan jumlah betina

dewasa atau populasi dikali 100%. Dengan melihat jumlah induk sebanyak 76

Page 34: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

21

ekor maka dapat diketahui angka kelahiran ternak kerbau terhadap induk adalah

sebesar 7,89 % dan angka kelahiran ternak kerbau terhadap populasi adalah

sebesar 5,56 %.

Tingkat Kematian Ternak Kerbau

Tingkat kematian diukur dari jumlah ternak kerbau yang mati tanpa

dipotong dalam satu tahun terakhir. Adapun tingkat kematian ternak kerbau di

Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Tingkat Kematian Ternak Kerbau.

Kecamatan

Penyebab Kematian

Jumlah Sakit Kecelakaan Keracunan

Akibat

Melahirkan

Kajang - - - 1 1

Gantarang - - - - -

Total - - - 1 1

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 11. menunjukkan bahwa angka kematian ternak kerbau rendah,

dimana penyebab kematian adalah akibat melahirkan yang terjadi pada anak

kerbau karena tidak adanya petugas yang dapat membantu saat ternak melahirkan.

Menurut Huitema (1985), yang menyatakan selain faktor genetik dan faktor

lingkungan, salah satu kendala pada pemeliharaan ternak kerbau ini adalah adanya

kematian pada ternak kerbau yang umunya terjadi pada anak kerbau.

Tingkat Pemotongan Ternak Kerbau

Pemotongan ternak kerbau disebabkan oleh berbagai faktor, baik untuk

dijual, untuk kegiatan sosial maupun karena ternak sudah tidak produktif. Data

pemotongan ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 35: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

22

Tabel 12. Tingkat Pemotongan Ternak Kerbau.

Kecamatan Tujuan Pemotongan

Jumlah Dijual Kegiatan Sosial Tidak Produktif

Kajang 21 1 5 27

Gantarang 7 - 2 9

Total 28 1 7 36

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Tabel 12. menunjukkan bahwa tujuan pemotongan ternak kerbau 28 ekor

dijual untuk konsumen dan 7 ekor akibat ternak kerbau sudah tidak produktif lagi.

Sedangkan pemotongan untuk kegiatan sosial hanya 1 ekor, jumlah tersebut

tergantung jenis kegiatan sosial yang dilakukan.

Pertambahan Populasi Secara Alami (Natural Increase)

Populasi ternak kerbau dapat ditingkatkan dengan memperhatikan pola

pembiakan ternak kerbau, terutama dalam pengendalian pengeluaran ternak, salah

satunya dengan cara memperhatikan nilai pertambahan populasi secara alami

(natural increase). Natural increase diperoleh dengan menghitung selisih antara

angka kelahiran dan angka kematian. Besarnya nilai natural increase berdasarkan

hasil penelitian di Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Perhitungan Natural Increase.

No. Keterangan Persentase (%)

1 Betina Dewasa (76 ekor) 70,37

2 Tingkat Kelahiran

- terhadap induk 7,89

- terhadap populasi 5,56

3 Tingkat Kematian

- terhadap populasi 0,92

4 Natural Increase 4,64

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Page 36: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

23

Tabel 13. menunjukkan bahwa nilai natural increase di Kabupaten

Bulukumba rendah yaitu 4,64%, nilai tersebut diperoleh dari selisih antara

persentase kelahiran 5,56% dikurangi dengan persentase kematian 0,92%.

Rendahnya nilai natural increase disebabkan akibat rendahnya angka kelahiran

ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba, sehingga nilai natural increase yang

diperoleh juga rendah.

Nilai natural increase diperlukan agar pertambahan populasi ternak secara

alami dalam satu periode dari suatu wilayah dapat diketahui. Menurut Basyir

(2009), bahwa faktor yang dapat menyebabkan tingginya nilai natural increase

yaitu (1) tingginya persentase betina dewasa, (2) tingginya angka kelahiran, dan

(3) rendahnya angka kematian.

Manajemen Reproduksi Ternak Kerbau

Reproduksi merupakan hal yang paling penting diperhatikan oleh peternak

agar dapat meningkatkan jumlah populasi ternak yang dipelihara, dengan

memperhatikan aspek manajemen reproduksi secara baik dan teratur (seperti

deteksi berahi dan sistem perkawinan).

Menurut Basyir (2009), bahwa dengan manajemen reproduksi yang baik

peternak dapat meningkatkan efisiensi reproduksi termasuk perbaikan

keturunannya, dan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi reproduksi adalah

dengan memanfaatkan teknologi-teknologi reproduksi. Data manajemen

reproduksi ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 37: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

24

Tabel 14. Manajemen Reproduksi Ternak Kerbau di Kecamatan Kajang

dan Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba.

No Keterangan Angka

1 Sistem Perkawinan

- Kawin Alam 100%

- Inseminasi Buatan (IB)

2 Umur Pertama Kali Dikawinkan

- Jantan 2,5 - 3 tahun

- Betina 3 tahun

3 Jarak Kelahiran ke-1 dan ke-2 2,5 – 3 tahun

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Sistem perkawinan ternak kerbau yang dilakukan responden hanya dengan

kawin alam (bebas alamiah), sedangkan penggunaan teknologi- peternakan seperti

Inseminasi Buatan (IB) belum diterapkan karena kurangnya informasi yang

dimiliki peternak tentang Inseminasi Buatan (IB). Ternak kerbau jantan mulai

dikawinkan pada umur 2,5 - 3 tahun, sedangkan kerbau betina mulai dikawinkan

pada umur 3 tahun. Jarak antara kelahiran ke- 1 dan ke- 2 yaitu 2,5 – 3 tahun, hal

inilah yang menyebabkan sehingga banyak peternak menjual kerbaunya dan

berganti memelihara ternak sapi.

Peternak kerbau kurang mengetahui tanda-tanda berahi, sehingga mereka

hanya menggunakan pejantan untuk mendeteksi berahi pada betina. Menurut

Arman (2006), pejantan mutlak diperlukan sebagai salah satu syarat terjadinya

kawin tepat waktu pada ternak kerbau, baik kawin alam maupun IB.

Sistem Pemeliharaan Ternak Kerbau

Dahulu masyarakat Bulukumba memelihara ternak kerbau untuk

mengukur status sosialnya, selain itu ternak kerbau juga digunakan untuk

membajak sawah dan dijadikan sebagai penghasilan utama karena banyak

digunakan dalam beberapa upacara adat. Namun, seiring perkembangan zaman

Page 38: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

25

ternak kerbau tidak lagi digunakan untuk membajak sawah dan hanya dijadikan

sebagai penghasilan tambahan saja. Hal ini sesuai dengan pendapat Issudarsono

(1976) yang menyatakan bahwa selain sebagai hewan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sosial, ritual maupun kepercayaan tradisional, kerbau juga menjadi alat

takaran status sosial, dan alat transaksi. Dari sisi sosial, kerbau merupakan harta

yang bernilai tinggi bagi pemiliknya.

Tabel 15. Manajemen Pemeliharaan Ternak Kerbau.

Kecamatan

Sistem Pemeliharaan (peternak)

Jumlah Intensif Semi-Intensif

Diikat dan

Dilepas

Kajang - - 40 40

Gantarang - - 20 20

Total - - 60 60

Persentase (%) - - 100 100

Sumber: Data primer penelitian yang telah diolah, 2015.

Kerbau yang dipelihara oleh petani peternak di Kabupaten Bulukumba

adalah kerbau lumpur. Sistem pemeliharaan ternak kerbau yang dilakukan masih

bersifat tradisional. Ternak kerbau sepanjang hari dilepas di sawah ataupun

lapangan kemudian akan diambil kembali pada pagi hari dan hanya diikat

dibawah pohon atau dibawah rumah. Bila ada ternak kerbau juga diberikan

hijauan dan dedak. Menurut Saleh (2004), menyatakan bahwa keterbatasan lahan

yang dimiliki peternak yang menyebabkan penggunaan tanah yang dirangkap

(tumpang tindih), misalnya tanah sawah yang digunakan untuk perkebunan dan

pengembalaan ternak.

Page 39: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

26

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh di Kecamatan Kajang dan

Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba maka dapat disimpulkan bahwa

populasi ternak kerbau di kabupaten Bulukumba meningkat setiap tahunnya,

namun perkembangannya menurun akibat rendahnya tingkat kelahiran dan

tingginya tingkat pemotongan selama 4 tahun terakhir. Populasi tersebut terdiri

dari 94,44 % dewasa, 4,63 % muda, dan 0,93% anak betina. Dimana angka

kelahiran terhadap betina dewasa sebesar 7,89 % dan angka kelahiran ternak

kerbau terhadap populasi sebesar 5,56 %, sedangkan persentase pemotongan

sebesar 33,33%. Sehingga nilai natural increase (pertambahan populasi secara

alami) ternak kerbau sebesar 4,64 %. Diharapkan angka ini dapat meningkat

setiap tahunnya agar ternak kerbau di Kabupaten Bulukumba dapat lebih

meningkat.

Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan

maka peneliti menyarankan agar peternak dapat memperhatikan tatalaksana

pemeliharaan dan pengelolaan reproduksi ternak kerbau agar deteksi berahi dapat

diketahui dengan cepat. Serta perlu adanya penyuluhan mengenai penerapan

Inseminasi Buatan (IB) pada ternak kerbau sehingga peternak dapat mengetahui

informasi dan teknologi yang ada, dengan demikian populasi dapat di tingkatkan.

Page 40: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

27

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Panduan Teknik Budidaya Peternakan Unggul. Pt Ciptawidya,

Jakarta Timur

Anonim. 2015. Data Populasi Ternak Kerbau di Kabupeten Bulukumba. Dinas

Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bulukumba.

Arman, C. 2006. karakteristik reproduksi kerbau Sumbawa. Pros. Lokakarya

Nasional Usaha Ternak Kerbau mendukung Program Kecukupan Daging

Sapi.

Bamualim, A. dan Z. Muhammad. 2008. Situasi dan keberadaan ternak kerbau di

Indonesia. Pros. Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha ternak Kerbau.

Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 32 - 39.

Basyir, A. 2009. Meningkatkan Efisiensi Reproduksi Melalui Kelahiran Pedet

Kembar. http://www.vet-indo.com. Diakses 31 Agustus 2015,

Dania.1992. Ilmu Produksi Ternak Potong. Fakultas Peternakan Universitas

Mataram. Bahan ajar. Mataram.

Dudi. 2007. Peningkatan Produktivitas Kerbau Lumpur (Swamp Buffalo) di

Indonesia melalui Kegiatan Pemuliaan Ternak Berkelanjutan (Review). ,

http://deptan.go.id/ind/infotek/b-1.pdf. Diakses 25 Maret 2015.

Hardjosubroto, E. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Huitema. 1985. Peternakan Di Daerah Tropis Arti Ekonomi Dan Kemampuannya.

PT Gramedia, Jakarta.

Issudarsono. 1976. Pasar Ternak Rantepao, (Studi Kasus tentang kegiatan

perdagangan dalam jual beli kerbau, dalam hubungannya dengan tradisi

pemakaian kerbau oleh orang Toraja Sa’dan), Laporan Penelitian Pusat

Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Ujung Pandang.

Juniadi. 2009. Kerbau. http://tmtnews.wordpress.com/kerbau/. Diakses, 28

Agustus 2015.

Page 41: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

28

Pasaribu, K. 2010. Kerbau sebagai penghasil daging dan susu.

http://www.ditjennak.go.id/buletin/artikel_4.pdf. Diakses 25 Maret 2015.

Pipiet, O. 2007. Perkembangan Populasi Ternak Kerbau Di Kabupaten Tanah

Toraja. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Rukmana, R. 2003. Beternak Kerbau Potensi dan Analisis Usaha. Aneka Ilmu,

Semarang.

Saleh, H. 2004. Rencana Pemanfaatan Lahan Kering Untuk Pengembangan

Usaha Peternakan Ruminansia Dan Usaha Tani Terpadu Di Indonesia,

Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Sembiring, E. 2013. Tinjauan Pustaka Potensi Ternak Kerbau.

http://repository.usu.ac.id./Chapter II/pdf. Diakses 25 Maret 2015.

Subiyanto. 2010. Populasi Kerbau Semakin Menurun.

http://www.ditjennak.go.id/buletin/artikel_3.pdf. Diakses 25 Maret 2015.

Williamson,G., & Payne. W.J.A. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.

Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Page 42: KAJIAN POPULASI DAN PERKEMBANGAN TERNAK KERBAU DI ... · Peternakan dengan judul Kajian Populasi dan Perkembangan Ternak Kerbau di Kabupaten Bulukumba, sebagai salah satu syarat dalam

29

RIWAYAT HIDUP

Ainaa Maharani Azzahra (I 111 11 008), lahir di Makassar pada

tanggal 31 Agustus 1993 merupakan anak pertama dari lima

bersaudara dari pasangan H. Sofyan Amry, SH dan Hj. Anisah

Fatimah Alfrida. Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SDN.

INPRES PERUMNAS ANTANG II/I MAKASSAR pada tahun 2005, kemudian

menyelesaikan pendidikan di SMPN 36 SURABAYA pada tahun 2008, dan

menyelesaikan pendidikan di SMAN 10 MAKASSAR pada tahun 2011. Pada

tahun 2011 Penulis diterima di Perguruan Tinggi melalui Jalur Undangan dengan

Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Makassar.