Kajian Per Banding An Jumlah Air Dan Gas Pada Sumur Cbm Di Pt Vico

8
KAJIAN PERBANDINGAN JUMLAH AIR DAN GAS PADA PROSES DEWATERING SUMUR CBM DI PT MEDCO E & P INDONESIA, BLOK CBM SEKAYU, SUMATERA SELATAN . PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : RIZKY FERDIAN 112080005 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011

Transcript of Kajian Per Banding An Jumlah Air Dan Gas Pada Sumur Cbm Di Pt Vico

KAJIAN PERBANDINGAN JUMLAH AIR DAN GAS PADA PROSES DEWATERING SUMUR CBM DI PT MEDCO E & P INDONESIA, BLOK CBM SEKAYU, SUMATERA SELATAN.

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

RIZKY FERDIAN 112080005

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2011

A. JUDUL : KAJIAN PERBANDINGAN JUMLAH AIR DAN GAS PADA PROSES DEWATERING SUMUR CBM DI PT MEDCO E & P INDONESIA, BLOK CBM SEKAYU, SUMATERA SELATAN.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Adapun alasan pemilihan judul ini adalah sbb : 1. Untuk mengetahui dan mengkaji perbandingan antara jumlah air dan gas yang didapat dari proses dewatering. 2. Dengan proses dewatering maka tekanan yang ada dalam seam batubara dapat dikurangi dengan memompakan air ke atas.

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan kadar air tinggi yang merupakan penyebab menurunnya effisiensi dalam penggunaan batubara dan untuk mengurangi tekanan yang ada dalam seam batubara sehingga produksi gas metana akan meningkat.

D. DASAR TEORI 1. Pengertian Coal Bed Methane CBM adalah gas metana (gas alam) yang dihasilkan selama proses pembatubaraan dan terperangkap dalam batubara. CBM dikenal juga sebagai sweet gas, karena sedikitnya kandungan sulfur (dalam bentuk hidrogen sulfida). Gas metana ini terperangkap dalam batubara itu sendiri dan juga air yang ada didalam ruang pori-porinya. Gas metana terbentuk di dalam batubara melalui dua proses yaitu thermogenic gas dan biogenic gas sekunder: 1. Thermogenic gas Thermogenic gas terbentuk secara alami melalui proses pembatubaraan (coalification process) yang merubah humic organic material menjadi

batubara. Gas tersebut termasuk metana, CO2, dan bisa juga etana dan propane 2. Biogenic gas sekunder Biogenic gas sekunder terbentuk pada masa geologi saat ini melalui mikroorganisme anaerobic yang terbawa dalam system air bawah tanah yang aktif setelah proses pembatubaraan selesai. Beberapa karakteristik batubara yang cocok untuk CBM adalah sebagai berikut: Kandungan gas yang tinggi: 15 m3 30 m3 per ton Permeabilitas yang bagus: 30 mD 50 mD Dangkal: Coal seams < 1.000 m (3.300 ft). Tekanan pada kedalaman yang lebih dalam, pada umumnya terlalu tinggi untuk mengalirkan gas bahkan ketika coal seamsnya sudah selesai dewatering. Hal ini terjadi karena tekanan tinggi menyebabkan berkurangnya permeabilitas batubara Jenis batubara: Umumnya proyek CBM memproduksi gas dari Bituminous coals, akan tetapi bisa juga gas yang dihasilkan dari Anthractie

2. Mengeluarkan Gas Metane Pada Batubara Gas metan tersimpan dalam batubara sebagai komponen gas yang teradsorpsi pada atau di dalam matriks batubara dan gas bebas dalam struktur micropore atau cleat lapisan batubara. Gas ini berada di tempat tempat yg menjebaknya terutama karena adanya tekanan reservoir. Apabila kita dapat mengurangi tekanan reservoir ini, maka memungkinkan gas yang terperangkap akan dapat keluar dari micropore pada batubara ini. Untuk mengeluarkan gas metan ini tentusaja harus mengurangi tekanan dengan mengalirkan seluruh fluida yang ada terutama air. Ya, air akan sangat banyak terdapat dalam selasela lapisan (cleat) juga micropore (porositas mikro) pada batubara ini. Pada proses penambangan batubara, sering juga dijumapi air ini. Seringkali air membanjiri pada lubang-lubang pertambangan batubara. Dan tentusaja diikuti oleh keluarnya gas-gas metan. Itulah sebabnya seringkali terdengar adanya ledakan tambang yang merupakan akibat terbakarnya gas metan yang terakumulasi dilubang tambang. Untuk mengurangi resiko ledakan terowongan

tambang serta memanfaatkan gas metan yang keluar inilah maka ide CBM muncul sebagai solusi untuk dua hal yang saling berhubungan. Dalam proses pengeluaran air inilah gas akan secara bersama-sama ikut terproduksi. Jumlah air yang terproduksi semakin lama semakin berkurang sedangkan jumlah gas yang ikut terproduksi bertambah. Proses ini disebut dewatering. Proses dewatering ini memakan waktu yang cukup lama bahkan hingga 3 tahun. Ya selama 3 tahun inilah masa-masa menunggu yang sangat melelahkan sekaligus masa deg-degan karena menunggu sebesar apa besar kapasitas produksi sumur ini. Berbeda dengan proses produksi minyak dan gas konvensional dimana tekanan gas cukup besar sehingga gas akan keluar dahulu yang kemudian akan diikuti oleh air. Dibawah ini perbandingan komposisi air dan gas pada proses pengurasan air hingga proses memproduksi gas.

Gambar perbandingan komposisi air dan gas pada proses pengurasan air hingga proses memproduksi air ( sumber : Sumberdaya Gas Alam 2 CBM Dongeng Geologi.htm ).

E. PENYELESAIAN MASALAH. Untuk menyelesaikan masalah ini maka yang dilakukan adalah sebagai berikut 1.Pengumpulan Data a. Data-data yang berhubungan dengan penelitian, yang meliputi antara lain: Data curah hujan. Data kualitas umum batubara Data pemboran.

2. Analisa Analisa yang dilakukan terhadap data-data yang diambil tersebut diatas yang diantaranya : Analisan data pemboran sumur cbm di lapangan. Analisa kimia air sumur CBM. Analisa kandungan logam berat air sumur CBM. Analisa data komposisi gas terproduksi dari masing-masing seam.

F. METODOLOGI PENELITIAN 1. Studi Literatur Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data di lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian ini dan perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa : a. Literatur b. Brosur-brosur c. Karya-karya ilmiah,dll. 2. Penelitian Langsung di lapangan Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : a. Observasi lapangan Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas serta kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang diperoleh.

b. Penentuan titik pengamatan Yaitu dengan menentukan batas-batas tempat atau lokasi yang nantinya akan dilakukan pengambilan data. b. Cek kembali perumusan masalah Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di dapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan. 3. Pengambilan Data Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari : Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun dokumen. Instansi yang terkait, seperti P3TM dan pusat informasi lainnya Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN Veteran maupun perpustakaan daerah. 4. Akuisisi Data Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya : Pengumpulan dan pengelompokan data Menghitung jumlah data dengan metode statistik

5. Mengolah Data Macam pengolahan data dipergunakan rumus-rumus sebagai berikut : a. Jumlah sampel Dalam hal ini jumlah persampel yang akan diambil dipakai Probability sampling untuk populasi tidak terbatas yaitu :

N=

G. JADUAL KEGIATAN.

Waktu Kegiatan Studi pustaka Pengamatan Pengambilan Data Pengolahan Data Pembuatan Draft 1

FEBRUARI 2 3 4 1

MARET 2 3 4

DAFTAR PUSTAKA

1. ________________, 2011, Materi kuliah Coalbed Methane Power point. 2. Laporan Pelaksanaan Pemboran Sumur Uji CBM, PPPTMGB LEMIGAS, Jakarta 2006. 3. http://en.wikipedia.org/wiki/Coalbed_methane 4. Multi seam well completion Technology : Implications for Powder River Basin Coalbed Methane Production, U.S Departement of Energy, National Energy Technology Laboratory (NETL), Strategic Center for Natural Gas. September 2003.