KAJIAN PENGGUNAAN KERTAS DAUR ULANG … untuk proses produksi kertas, masih menjadi permasalahan...

44
KAJIAN PENGGUNAAN KERTAS DAUR ULANG (WASTE PAPER) SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI KERTAS BALAI BESAR PULP DAN KERTAS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

Transcript of KAJIAN PENGGUNAAN KERTAS DAUR ULANG … untuk proses produksi kertas, masih menjadi permasalahan...

KAJIAN PENGGUNAAN KERTAS DAUR

ULANG (WASTE PAPER)

SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI KERTAS

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

2012

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 1

KATA PENGANTAR

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku

Industri Kertas dilakukan atas kerjasama antara Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia

(APKI) dengan Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) berdasarkan kontrak kerjasama

Nomor 44/BBPK/KKS/2012.

Kegiatan kajian kertas daur ulang meliputi kajian ilmiah tentang komponen

dan komposisi kertas daur ulang (waste paper) terutama klasifikasi kontaminannya,

pengisian kuesioner oleh industri kertas, survey lapangan ke industri kertas, evaluasi

kajian, menetapkan kriteria keberterimaan berdasarkan persentase kontaminan

yang terikut dalam kertas daur ulang dan rekomendasi.

Dengan disusunnya kajian ini, diharapkan rekomendasi yang dihasilkan dapat

digunakan sebagai bahan verifikasi atau penelusuran teknis impor dan kegiatan lain

yang terkait dengan jasa pemeriksaan/verifikasi dalam lingkup fasilitas Industri dan

Perdagangan untuk menyederhanakan prosedur KSO.

Ucapan terimakasih disampaikan atas kepercayaan yang diberikan kepada

Balai Besar Pulp dan Kertas.

Bandung, Desember 2012

Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas

NGAKAN TIMUR ANTARA

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 6

2.1. Pengertian Kertas Daur Ulang ................................................................................... 6

2.2. Komposisi Kertas Daur Ulang .................................................................................... 7

2.3. Pengertian Komponen Tak Berguna ....................................................................... 7

2.4. Spesifikasi dan Kriteria Kualitas Kertas Daur Ulang ........................................... 8

2.4.1. Standar Amerika Serikat - ISRI..................................................................... 9

2.4.2. Standar Eropa .................................................................................................... 10

2.4.3. Standar Jepang .................................................................................................. 12

2.4.4. Standar Afrika Selatan .................................................................................... 13

2.4.5. Standar India ...................................................................................................... 13

2.4.6. Standar Inggris .................................................................................................. 15

2.4.7. Standar Jerman.................................................................................................. 16

2.4.8. Standar Timur Tengah .................................................................................... 18

2.4.9. Standar Australia............................................................................................... 19

2.4.10. Klasifikasi Kertas Daur Ulang di China ...................................................... 20

2.5. Konsumsi Kertas Daur Ulang ..................................................................................... 21

2.6. Negara Pengumpul dan Pengguna Kertas Daur Ulang

Terbesar di Dunia ............................................................................................................ 22

2.7. Ekspor dan Importir Utama Kertas Daur Ulang Dunia ..................................... 23

III. KERTAS DAUR ULANG DI INDONESIA .............................................................................. 25

3.1. Produksi dan Konsumsi Kertas .................................................................................. 25

3.2. Struktur Industri Kertas ................................................................................................ 26

3.3. Impor dan Ekspor Kertas Daur Ulang ..................................................................... 26

3.4. Hasil Survei Kertas Daur Ulang APKI 2012 ............................................................ 33

IV. KRITERIA KERTAS DAUR ULANG UNTUK BAHAN BAKU

INDUSTRI KERTAS ..................................................................................................................... 36

V. REKOMENDASI ............................................................................................................................ 39

VI. PENUTUP ................................................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 41

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 1

Produksi pulp Dunia pada tahun 2010 masih didominasi oleh Amerika utara dan

Eropa sedangkan produksi kertas didominasi oleh negara Asia dan Eropa, terlihat pada

tabel 1.1.

Tabel 1.1. Produksi Pulp dan Kertas Dunia Tahun 2010

Uraian Pulp Kertas

Juta Ton (%) Juta Ton (%)

Produksi Dunia 185.6 100,00 393.9 100,00

Amerika Utara 67.8 36.5 88.6 22.5

Eropa 46.8 25.2 109.6 27.8

Asia 44.5 24.0 164.4 41.7

Amerika Latin 21.1 11.3 20.3 5.2

Oceania 2.9 1.5 4.3 1.1

Afrika 2.1 1.1 2.8 0.7

Timur Tengah 0.4 0.5 3.9 1.0

Sumber : RISI, 2011

Industri pulp dan kertas Indonesia masing-masing menempati posisi 9 dunia

(Buletin APKI, Oktober 2011). Melihat perkembangan industri pulp dan kertas

Indonesia yang begitu pesat dan mendunia, tidak mengherankan kalau industri ini

menjadi sasaran kampanye hitam internasional (black campaign) untuk menghambat

perkembangan industri pulp dan kertas Indonesia. Utamanya kampanye hitam ini

dikaitkan dengan isu lingkungan hidup. Untuk mengimbangi kampanye hitam ini

industri pulp dan kertas Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya, perlu

mempertimbangkan (i) menjaga kelestarian Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan

Hidup (LH) serta menjaga kemampuan SDA dalam mendukung pembangunan

berkelanjutan; (ii) mengendalikan tingkat pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup; (iii) tidak melakukan illegal logging; (iv) dapat menurunkan emisi karbon; dan

(v) mempersiapkan industrinya dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Kelompok industri hulu kertas adalah industri pulp, yang terdiri dari virgin pulp

dan pulp dari kertas daur ulang (recovered paper). Virgin pulp secara garis besar ada

dua macam yaitu pulp serat pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp) dan pulp serat

panjang (Needle Bleached Kraft Pulp). Untuk industri pulp di Indonesia,

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 2

sebagian besar menggunakan bahan baku kayu yang berasal dari Hutan Tanaman

Industri (HTI). Akan tetapi, seiring dengan makin terbatasnya pasokan kayu, dan

makin tingginya kesadaran dunia terhadap masalah lingkungan, maka pada dekade

terakhir berkembang pesat penggunaan kertas daur ulang sebagai bahan baku

industri kertas. Disamping itu, pemakaian kertas daur ulang sebagai bahan baku

industri juga dipicu oleh harganya yang relatif murah serta adanya dukungan

teknologi yang dapat dipakai untuk membuat kertas dengan kualitas yang baik.

Kebutuhan kertas daur ulang untuk industri kertas nasional pada saat ini sekitar 6.5 juta

ton per tahun, sekitar 4.2 juta ton (65%) dipasok dari pengumpulan kertas bekas lokal,

sisanya sekitar 2.4 juta ton (35%) masih diimpor (sumber: roadmap industri pulp dan

kertas kementerian perindustrian, 2011) .

Pada Gambar 1.1, untuk kurun 2006 – 2010 terlihat adanya peningkatan

produksi pulp dan kertas dan peningkatan konsumsi kertas. Ini bisa digunakan sebagai

data penyeimbang kampanye hitam, bahwa pertumbuhan industri kertas Indonesia,

tidak serta merta membabat habis hutan, tetapi juga memanfaatkan kertas bekas

sebagai bahan baku.

.

Sumber : Direktori APKI, 2011

Gambar 1.1. Produksi-Konsumsi Pulp, Kertas, dan Kertas Bekas

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 3

(Sumber : RISI, 2011)

Gambar 1.2. Distribusi Produksi Kertas dan Karton Dunia

Penggunaan bahan baku kertas bekas untuk pembuatan kertas akan semakin

meningkat seiring dengan tekanan internasional di bidang lingkungan hidup.

Pengembangan bahan baku kayu akan dilakukan oleh Negara-negara yang masih

memiliki potensi hutan yang cukup besar, seperti : Indonesia dan Negara-negara di

Amerika Latin, dengan sistem HTI dan penerapan SFM (Sustainable Forest

Management). Dalam rangka memastikan penggunaan bahan baku industri kehutanan

yang legal, Kementerian Kehutanan telah menerbitkan Peraturan Menteri Kehutanan

No. 38 tahun 2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan

Hak.

Tabel 1.2. Perkembangan Penggunaan Kertas Bekas di Indonesia

Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010

Konsumsi (M.Ton) 5.560.670 5.761.160 6.411.000 6.088.886 6.598.464

Impor (M.Ton 2810.670 2.161.160 2.700.00 2.284.656 2.412.462

Utilization Rate (%) 49,08 60,14 58,43 58,00 54,00

(Sumber : Direktori APKI, 2011)

Perkembangan produksi kertas Indonesia dalam kurun 2006 – 2010 kertas

cetak-tulis, lainer-medium, dan karton. Gambaran perkembangan tersebut dapat dilihat

pada Gambar 1.3 berikut.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 4

Sumber : Direktori APKI, 2011

Gambar 1.3. Perkembangan Produksi Kertas Indonesia

Indonesia telah menetapkan bahwa dalam pengelolaan sumber daya alam

(SDA) dan lingkungan hidup (LH) harus dilakukan secara rasional, efisien, bijaksana dan

berkelanjutan. Sehubungan dengan itu dan sesuai dengan amanat RPJMN 2010-2014,

arah pembangunan bidang SDA dan LH dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (i)

pengelolaan SDA dan LH untuk mendukung pembangunan ekonomi, dan (ii)

pengelolaan SDA dan LH untuk meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan

hidup.

Selain menggunakan bahan baku dari alam, industri pulp dan kertas juga

menggunakan bahan baku dari kertas daur ulang (recoverd paper) untuk jenis kertas

tertentu seperti kertas koran, sack kraft, paperboard dan lain-lain. Berdasarkan data

pemohon rekomendasi Impor Limbah Non B3/kertas bekas tingkat penggunaan kertas

bekas meningkat dari tahun 2006 yaitu 27 perusahaan menjadi 31 perusahaan pada

tahun 2010.

Salah satu isu penting dalam globalisasi adalah masalah lingkungan. Oleh karena

itu, industri pulp dan kertas selalu berupaya menjaga lingkungan secara proporsional.

Secara umum di Indonesia, saat ini pengadaan bahan baku kertas daur ulang (waste

paper) untuk proses produksi kertas, masih menjadi permasalahan yang belum

terselesaikan. Ketersediaan kertas daur ulang yaitu limbah non B3 (menurut

PERMENDAG NO. 39/M-DAG/PER/9/2009) sebagai bahan baku yang diperlukan

untuk kebutuhan proses produksi industri kertas tidak dapat diperoleh

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 5

sepenuhnya dari sumber di dalam negeri, sehingga perlu dilakukan pengadaan

tambahan dari sumber di luar negeri. Oleh karena itu ada peran KSO (Kerjasama

Operasional) untuk verifikasi. KSO didirikan dengan tujuan melakukan kegiatan

verifikasi atau penelusuran teknis impor dan kegiatan lain yang terkait dengan jasa

pemeriksaan/verifikasi dalam lingkup fasilitas Industri dan Perdagangan.

Sebagai industri yang berwawasan lingkungan, penggunaan bahan baku yang

ramah lingkungan yaitu kertas daur ulang tidak termasuk kedalam limbah B3, tetapi

dalam pengadaannya bahan baku tersebut terutama kertas daur ulang tidak dapat

100% bersih dari kontaminan seperti plastik, kawat, rags, stones, metal pieces dan lain-

lain, sehingga kontaminan tersebut yang akan menyebabkan bahan baku utamanya

masuk kedalam kategori limbah B3 walaupun kandungan kontaminan yang temasuk

kedalam limbah B3 tersebut hanya sedikit. Hal ini merupakan permasalahan yang

mendesak yang harus diselesaikan untuk kelangsungan industri kertas. Untuk itu perlu

dilakukan kajian tentang kontaminan yang terkandung atau terikut dalam kertas daur

ulang dan seberapa banyak kontaminan perlu dipersyaratkan dalam kertas daur ulang

tersebut. Kegiatan kajian kertas daur ulang meliputi kajian ilmiah tentang komponen

dan komposisi kertas daur ulang (waste paper) terutama klasifikasi kontaminannya, agar

tidak termasuk dalam limbah B3 (menurut Permendag 39 tahun 2009 Kertas daur

ulang/kertas bekas termasuk kedalam kategori limbah non B3) dan menetapkan kriteria

keberterimaan berdasarkan persentase kontaminan/impuritis yang terikut dalam kertas

daur ulang. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah tentang

“Green Product”, menunjang program pemerintah dalam pelaksanaan dan penerapan

produk “Ecolabel” yang mensyaratkan penggunaan kertas daur ulang sebanyak

mungkin dan upaya menyederhanakan prosedur KSO. Selain itu dalam rangka

menerapkan dan melaksanakan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam

program 3 R (Reuse;Recycle;Recovery). Hasil kajian akan memberikan klasifikasi

tingkatan kertas daur ulang dan kriteria keberterimaan kertas daur ulang sebagai bahan

baku industri kertas berdasarkan persentase kontaminannya

Kegiatan kajian ini dilakukan dengan tahapan yaitu studi literatur, pengisian

kuesioner oleh industri kertas berbahan baku kertas daur ulang, survey lapangan ke

industri kertas, evaluasi kajian dan rekomendasi.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 6

2.1 Pengertian Kertas daur ulang

Dalam konteks daur-ulang, kertas daur ulang dapat mencakup beberapa pengertian

yaitu:

a. Serat Sekunder (Secondary Fiber)

Serat yang sebelumnya telah mengalami proses manufaktur, dan direklamasi

sebagai bahan baku untuk proses yang lain.

b. Kertas daur ulang Pra-Konsumen (Pre-Consumer Waste)

Setiap kertas daur ulang, dicetak maupun tidak, yang dihasilkan dari proses

konversi kertas, sebelum digunakan oleh konsumen sebagai produk akhir.

c. Kertas daur ulang Pasca-Konsumen (Post-Consumer Waste)

Kertas yang telah mengalami penggunaan akhir sebagai produk konsumen.

d. Broke

Kertas hasil proses manufaktur yang tidak bisa dijual karena tidak memenuhi

syarat, dan biasanya diproses kembali di pabrik yang bersangkutan, Dalam

konteks daur-ulang, broke tidak dipandang sebagai kertas daur ulang.

Dalam kaitan penggunaan kertas daur ulang sebagai bahan baku industri, ada dua

parameter penting yang biasa digunakan, yaitu:

a. Recovery Rate (RR)

RR menunjukkan berapa banyak kertas terpakai yang tidak menjadi sampah

atau buangan sesudah pemakaian, didefinisikan sebagai :

RR = 100% Ton Kertas dau r ulang yang Dikumpulkan

Ton Kertas yang Dikonsumsi

b. Utilization Rate (UR)

UR menunjukkan fraksi serat daur-ulang yang terkandung dalam kertas

dibandingkan terhadap serat virgin, dirumuskan sebagai :

UR = 100% x Ton Kertas daur ulang yang Digunakan di Pabrik

Ton Kertas yang Dihasilkan

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 7

2.2 Komposisi Kertas daur ulang

Berbeda dengan pulp, kertas daur ulang sebagai bahan baku industri kertas tidak

berada dalam keadaan seluruhnya serat. Hal ini karena sebenarnya kertas daur ulang

masuk dalam kategori kertas bekas, sehingga keberadaannya bercampur dengan

barang bekas yang lain, Meskipun demikian, karena kertas daur ulang sudah menjadi

barang dagangan, maka kandungan komponen tak berguna (unusable) dalam kertas

daur ulang dikondisikan sedemikian pada sistem pengumpulannya sehingga minimal.

Dengan demikian maka komponen tak berguna menjadi salah satu parameter penting

dari kualitas kertas daur ulang. Pada Gambar 2.1 terlihat komponen tak berguna adalah

“unusable paper and board” dan “non-paper components”.

Sumber : (Fapet, 1999)

Gambar 2.1 Salah Satu Contoh Komposisi Kertas daur ulang

2.3 Pengertian Komponen Tak Berguna

Komponen tak berguna dalam kertas daur ulang bisa berupa kertas dan non-

kertas. Untuk itu ISRI (SSC 2009) mendefinisikan istilah outthrow dan prohibitive.

a. Outthrows

Adalah semua jenis kertas sedemikian rupa sehingga tidak sesuai untuk

digunakan dalam kertas yang dispesifikasikan

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 8

b. Prohibitive Materials

- Setiap bahan yang keberadaannya dalam stok melebihi batas yang

diperbolehkan hingga menyebabkan stok menjadi tak berguna untuk kertas

yang dispesifikasikan

- Setiap bahan yang akan merusak peralatan proses

c. Semua kertas daur ulang terpilih harus bebas dari kotoran makanan, medis,

sampah beracun dan berbahaya baik padat maupun cair.

d. Wax terlarang kecuali ada persetujuan pembeli.

Standar Eropa (EN-643) merinci lebih lanjut komponen non-kertas yang tidak

diperbolehkan mencakup:

a. Logam

b. Plastik

c. Kaca

d. Tekstil

e. Kayu

f. Pasir dan Bahan Bangunan

g. Bahan Sintetis

h. Kertas Sintetis

Sementara itu, menurut Jepang (PRPC 2012), komponen tak berguna terdiri dari dua

jenis, yaitu :

a. Tipe A: tergolong prohibitive materials, yaitu komponen non-kertas yang lepas

seperti pasir, logam, plastik, pakaian, thermal forming coated paper, tekstil,

kertas parfum, dan kertas sintetis.

b. Tipe B: Bahan yang lebih disukai disingkirkan dari bahan baku. Contoh bahan

seperti ini adalah kertas karbon, kertas NCR, kertas terlaminasi, pita adesif, dan

kertas termal.

2.4 Spesifikasi dan Kriteria Kualitas Kertas daur ulang

Klasifikasi kertas daur ulang di dunia, pada dasarnya mengikuti spesifikasi yang

ditetapkan oleh Standar Eropa (EN-643) dan Standar Amerika Serikat (ISRI).

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 9

2.4.1 Standar Amerika Serikat – ISRI (SSC 2009)

Klasifikasi kertas daur ulang di Amerika Serikat terdiri dari 51 grades ditambah 35

specialty grade. Istilah yang digunakan untuk kertas daur ulang dalam standar Amerika

Serikat adalah paper stock. Kriteria kualitas kertas daur ulangnya dinyatakan dalam

istilah prohibitive materials dan outthrows. Rentang nilai untuk prohibitive materials

adalah 0 – 2 % dan rentang nilai untuk outthrows adalah 1 – 5 %. Standar tersebut juga

menetapkan kadar air maksimal sebesar 12 %.

Gambar 2.2 Grade Old Corrugated Container (kiri) dan grade Sorted Office Paper (kanan)

Gambar 2.3 Grade Sorted White Ledger (kiri) dan grade Old Newspaper (kanan)

Gambar 2.4 Grade Mixed Paper

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 10

Sebagai contoh Spesifikasi dan Kriteria Kualitas Kertas daur ulang menurut ISRI (SSC

2009), dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Spesifikasi dan Kriteria Kualitas Kertas daur ulang Menurut ISRI

No Jenis Kertas Persentase

1 Residential Mixed Paper.

Consists of a mixture of various qualities of paper not limited

as to type of fiber content, normally generated from

residential, multi-material collection programs.

- Prohibitive Materials may not exceed

- Outthrows plus prohibitives may not exceed

2%

5%

2 Soft Mixed Paper

Consist of a clean, sorted mixture of various qualities of paper

not limited as to type of fiber content.

- Prohibitive Materials may not exceed

- Outthrows plus prohibitives may not exceed

1%

5%

3 Hard Mixed Paper (HMP)

Consist of a clean, sorted mixture of various qualities of paper

containing less than 10% groundwood content.

- Prohibitive Materials may not exceed

- Outthrows plus prohibitives may not exceed

½ of 1%

3%

4 Boxboard Cuttings

Consists of new cuttings of paperboard used in the

manufacture of folding cartons, set-up boxes, and similar

boxboard products.

- Prohibitive Materials may not exceed

- Outthrows plus prohibitives may not exceed

½ of 1%

2%

5 Mill Wrappers

Consists of paper used as outside wrap for rolls, bundles, or

skids of finished paper

- Prohibitive Materials may not exceed

- Outthrows plus prohibitives may not exceed

½ of 1%

3%

2.4.2 Standar Eropa (European Standard EN 643 – The European List of Standard

Grades of Recovered Paper and Board)

Klasifikasi kertas daur ulang menurut standar Eropa terdiri dari 5 kelompok yaitu

ordinary, medium, high, kraft dan specialty grades. Masing-masing kelompok terdiri dari

sejumlah kelas,dan setiap kelas diberikan penandaan dalam bentuk angka-angka. Istilah

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 11

yang digunakan dalam standar Eropa untuk kertas daur ulang adalah Recovered Paper.

Kriteria kualitas kertas daur ulang yang ditetapkan adalah komponen tak berguna,yaitu

komponen non-kertas dan kertas atau karton yang mengganggu produksi. Standar

Eropa menetapkan kadar air tidak lebih dari “kadar air alami” nya, bila lebih dari 10 %

maka pembeli diperkenankan untuk klaim balik.

Contoh klasifikasi menurut Standar Eropa (EN-643) dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Perhatikan cara penomoran dan turunannya.

Tabel 2.2. Klasifikasi Eropa Untuk Kelompok 4 Kraft Grades

Nomor Klasifikasi Nomor Klasifikasi

4.01 New shavings of corrugated

board

Shavings of corrugated board, with

liners of kraft or testliner.

4.01.01 Unused corrugated kraft

Unused boxes, sheets and shavings

of corrugated board, with kraft liners

only, the fluting made from

chemical or thermochemical pulp

4.01.02 Unused corrugated

material

Unused boxes, sheets and shavings

of corrugated board, with kraft liners

only, the fluting made from

chemical or thermochemical pulp

4.05 Unused kraft sacks

Unused kraft sacks. Wet-

strength and non wet-

strength.

4.05.01 Unused kraft

sacks with polycoated

papers

Unused kraft sacks. Wet-

strength and non wet-

strength, may include

polycoated papers.

4.06 Used kraft

Used kraft paper and

board of a natural or

white shade

4.07 New kraft

Shavings and other new

kraft paper and board of a

natural shade.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 12

2.4.3 Standar Jepang (Paper Recycling Promotion Center, 2012)

Klasifikasi kertas daur ulang di Jepang terdiri dari 9 kelompok yang dibagi kembali

menjadi 26 kelas. Istilah yang digunakan untuk kertas daur ulang dalam standar Jepang

adalah waste paper. Kriteria kualitas kertas daur ulangnya dinyatakan dalam istilah

bahan tak berguna. Rentang nilai untuk bahan tak berguna tersebut adalah 1 – 3 %.

Standar Jepang tidak menetapkan persyaratan kualitas terkait kadar air.Contoh

klasifikasi menurut standar Jepang (PRPC 2012) dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Klasifikasi menurut standar Jepang (PRPC 2012)

Statistical

Group No Grade Description

Hard white

shaving;

cards

1

(Japanese: Jouhaku)

White shavings

Shavings or sheets of white unprinted wood-free

paper collected from bookbinders, printers, and

sheet cutting facilities

2

(Japanese: Kuriimu

Jouhuku)

Cream shavings

Shavings or sheets of cream-colored unprinted

wood-free paper collected from bookbinders,

printers, and sheet cutting facilities.

3

(Japanese: Keihaku)

Ruled-paper shavings

Shavings or sheets of white or cream-colored

unprinted wood-free paper with red or blue

ruling or register marks, collected from

bookbinders, printers, and sheet cutting facilities.

White

woody

shavings;

white

manila

4

(Japanese: Tokuhaku)

High-grade white

wood-containing

shavings

Shavings or sheets of white unprinted high-

grade wood-containing paper collected from

bookbinders, printers, and sheet cutting facilities.

5

(Japanese: Tokuhaku)

White wood-

containing shavings

Shavings or sheets of white unprinted

groundwood paper collected from bookbinders,

printers, and sheet cutting facilities.

Fine printed

paper

6 (Japanese: Mozou)

White ledger White wood-free paper printed with black ink

7 (Japanese: Irojou)

Colour ledger

White wood-free uncoated or coated paper

printed in color.

8

(Japanese: Kento)

Wood-free shavings

with partial color print

Shavings or white uncoated or coated wood-free

paper, some of which is color printed, collected

from bookbinders and printers.

9 (Japanese: Shiroaato)

Coated white shavings

Shavings or sheets of unprinted coated paper

collected from bookbinders and printers.

10 (Japanese: Tirashi)

Fliers High-grade wood-containing white paper, etc.

11

(Japanese: Inryo-you

Kamipack)

Polycoated milk

carton stock

Washed used household polycoated beverage

cartons, and shavings and sheets of industrially

generated polycoated milk carton board, with

no aluminum content.

12

(Japanese: Ofisu-

peepaa)

Sorted office paper

Paper and paper products from offices,

consisting primarily of loose black-printed paper

andcopier paper.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 13

2.4.4 Standar Afrika Selatan (Paper Recycling of South Africa (PRASA), 2009)

Klasifikasi kertas daur ulang di Amerika Serikat terdiri dari 16 kelompok. Istilah yang

digunakan untuk kertas daur ulang dalam standar Afrika Selatan adalah recovered

paper. Kriteria kualitas kertas daur ulangnya dinyatakan dalam istilah prohibitive

materials dan outthrows. Rentang nilai untuk prohibitive materials adalah 0 – 1 % dan

rentang nilai untuk outthrows adalah 1 – 5 %. Standar tersebut juga menetapkan kadar

air maksimal 10 % untuk kertas, dan 12 % untuk kraft atau karton, apabila nilai tersebut

lebih dari yang dipersyaratkan, maka pembeli berhak klaim balik.Contoh Klasifikasi

Kertas daur ulang di Afrika Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Klasifikasi Kertas daur ulang di Afrika Selatan

Cartonboard Cuttings [MW]: Consist of new cuttings of paperboard as are used in the

manufacture of folding paper cartons and similar boxboard products.

Prohobitive materials allowed -1%

Total out-throw may not exceed – 2%

Mechanical Grades Special News [SN]: Consist of newspaper, magazines and sorted

graphic paper from Kerbside and other post consumer collections. All kraft paper must

be removed.

Prohobitive materials allowed -1%

Total out-throw may not exceed – 3%

Over Issue News [FN]: Consist of over run unsold newspapers containing not more than

the normal percentage of inserts, no flexographic printed material allowed.

Prohobitive materials allowed –none permitted

Total out-throw may not exceed – 1%

2.4.5 Standar India

Klasifikasi kertas bekas di India terdiri dari 62 kelompok. Istilah yang digunakan untuk

kertas bekas dalam standar India adalah waste paper. Kriteria kualitas kertas bekasnya

dinyatakan dalam istilah prohibitive materials dan outthrows. Rentang nilai untuk

prohibitive materials adalah 0 – 5 % dan rentang nilai untuk outthrows adalah 2,5 – 15

%. Standar India tidak menetapkan persyaratan kualitas terkait kadar air.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 14

Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar India (IPMA,

2001), dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.5. Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar India

No. Name of the variety

Type of waste

General Description

Outthrows %

Prohibitive %

1. New text books

Pre consumer domestic refuse

Over issue unused printed books.

2.5 NIL

2. Old text books

Post consumer domestic refuse

Old text books without plastic laminated or straw board covers, contains bleached printed sheets, yellowness observed due to ageing.

5 2.5

3. Old/ New Telephone directory

Post as well as pre consumer domestic/ industrial refuse

Clean telephone directories bleached & heavily printed. Severe yellowness observed due to ageing. Includes both old as well as over issues from publishing houses/offices etc. May contain upto 15% other books.

5 2.5

4. Old note

books

Post consumer

domestic

refuse

School notebooks, bleached

variety with less ink.

Sometimes slight

yellowing

observed.

5 2.5

5. Box board /

Duplex

cutting

Pre consumer

trade

refuse

New cuttings of

uncoated/coated

duplex

boards with very

little

printing/lamination

received from

folding box

board cartons

converters.

2.5 NIL

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 15

2.4.6 Standar Inggris

Klasifikasi kertas bekas di Inggris terdiri dari 11 kelompok yang terbagi lagi menjadi 68

kelas. Istilah yang digunakan untuk kertas bekas dalam standar Inggris adalah waste

paper. Kriteria kualitas kertas bekasnya tidak menyatakan istilah prohibitive materials

dan outthrows maupun bahan tak berguna. Standar Inggris tidak menetapkan

persyaratan kualitas terkait kadar air.

Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar Inggris, dapat

dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar Inggris

Group 1 (White woodfree

unprinted)

Best white shavings no.-1 Best white shavings no.-2 Cream shavings

White and cream envelope cuttings

White coated

White printers’ shaving

White soft tissue

Group 2 (White woodfree printed)

Best one-cuts

Black and white best PAMS

Book quite

Sulphate waste

Tear white shavings

White carbonless copy paper (NCR)

White continuous business forms

White heavy letter

White listings no.-1(CPO)

White listings no.-2 (CPO)

Group 3 (White and lightly printed

mechanical)

Lightly printed scanboard

White mechanical coated

White mechanical listings (CPO)

White scanboard (duplex)

White unprinted news

Woody one-cuts

Group 4 (Colored woodfree)

Colored best PAMS

Colored carbonless copy paper

(NCR)

Colored continuous business forms

Colored heavy letter

Colored mill broke

Colored shavings

Colored tissue

Multigrade

Sulphite bag waste

White and light toned shavings

Group 5 (Heavily printed

mechanical)

Crushed news

Green mechanical listings

Heavily printed scanboard

Mechanical book quire

News and PAMS

Over-issue news

Over-issue PAMS

Telephone quire

Group 6 (Colored krafts and

manilas)

Buff and colored tab cards

Buff envelope cuttings

Dark and light colored manilas

Kraft liner

Multiply kraft sacks

New brown krafts

Old brown and colored krafts

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 16

Group 7 (New KLS)

Double lined kraft (DLK)

New KLS cuttings

Group 8 (Container waste) Container waste (Old KLS)

Group 9 (Mixed papers)

Mixed papers

Group 10 (Colored card)

Colored card

Group 11 (Contaminated grades)

Beer mats and beer mat board (wet

strength)

Foil laminated boards

Label waste (woodfree mixed

papers)

Mechanical book binders cuttings

(latex tips or bindings)

Photographic papers

Plastic granule/poly-lined kraft

sacks

Polycoated carton waste

Polythene sprayed kraft sacks

Silicon coated papers

Telephone directories (soft covers)

Wet strength kraft

Wet strength papers (white and

colored)

Wet strength wallpaper base and

printed wallpaper

White wax laminated cup waste

Woodfree book binders’ cuttings

(latex tips or bindings)

2.4.7 Standar Jerman

Klasifikasi kertas bekas di Jerman terdiri dari 4 kelompok yang terbagi lagi menjadi 40

kelas. Istilah yang digunakan untuk kertas bekas dalam standar Jerman adalah waste

paper. Kriteria kualitas kertas bekasnya dinyatakan istilah foreign bodies atau bahan

asing yang dapat mengganggu produksi. Standar Jerman tidak menetapkan

persyaratan kualitas terkait kadar air.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 17

Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar Jerman, dapat

dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar Jerman

Grade Description

Group I Lower grades

A00

B10

B12

B19

B42

C02

D11

D21

D29

D31

D39

Original mixed wastepaper including domestic wastepaper with no

guarantee against foreign bodies or grades of paper which may be

detrimental to production

Sorted mixed wastepaper, mixture of different paper and board grades of

which a maximum of 1% contains foreign bodies or grades which may be

detrimental to production

Sorted mixed wastepaper, a mixture of different paper and board grades

containing less than 40% old news and PAMS, and of which a maximum of

1% contains foreign bodies or grades which may be detrimental to

Production

Wastepaper from retail outlets, used packaging and wrapping, but

containing at least 70% corrugated material, solid board and packaging

papers, and of which a maximum of 11% contains foreign bodies or grades

which may be detrimental to production

Grey and mixed board grades including imitation leatherboard, but

excluding straw board

Sorted mixed printers’ and publishers’ wastepaper

Heavily printed materials, brochures, periodicals, subscription magazines,

paper backs, magazines, directories, and catalogues

Periodicals and magazines, etc., with pins and staples

Periodicals and magazines, etc., with pins and staples but without glue

bonding

Old news and PAMS, at least 60% newspaper

Old news and PAMS, at least 60% newspaper and without glue bonding

Group II Medium grades

E12

F12

G12

H12

H22

J11

J19

Sorted, crushed and over issue newspapers

Continuous stationary sorted by colored, mechanical

Carbonless copy paper

White carbonboard excluding B42 grey and mixed grades but with pines

and staples

Coated cartonboard waste from liquid packaging board manufacturers

Shredded colored files

Shredded colored files, without file separators and carbon paper

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 18

Group III Upper grades

K02

K12

K22

K51

K59

L11

O14

P22

P23

P32

Q14

R12

S12

T14

U31

U33

Printed papers containing woodfree, coated and non-waterproof

wastepaper grades, but free of dyed paper

White files, mixed woodfree and mechanical, without pads and ticket books

Sorted white woodfree files

White woodfree continuous stationary with a maximum of 3% carbonless

copy paper and carbon paper

White woodfree continuous stationary, free of carbonless copy paper and

carbon paper

Unsorted coloured shavings

Mechanical, lightly printed shavings

Best white newsprint without reel core material

Best white mechanical magazine paper without reel core

Best white mechanical paper shavings free of reel paper

White uncoated woodfree shavings, lightly printed

Best white uncoated woodfree shavings

Best white coated woodfree shavings

White, coloured or lightly printed substitute chromo board

Coloured wood free punched cards

Manila wood free punched cards

Group IV Strength retaining grades

V11

W12

W13

W41

W52

W62

Used Kraft paper sacks (waterproof and non-waterproof)

Used pure kraft paper

New pure kraft paper

Corrugating material from production and converting without cores

Used corrugating material II, double lined with kraft and/or test liner

Used corrugating material I, with Kraft liner and corrugating medium of

semi- chemical or chemical pulp

2.4.8 Standar Timur Tengah

Klasifikasi kertas bekas berdasarkan negara timur tengah terdiri dari 37 kelompok.

Istilah yang digunakan untuk kertas bekas dalam standar timur tengah adalah waste

paper. Kriteria kualitas kertas bekasnya dinyatakan dalam istilah prohibitive materials

dan outthrows. Rentang nilai untuk prohibitive materials adalah 0 – 2 % dan rentang

nilai untuk outthrows adalah 0,25 – 10 %. Standar negara timur tengah tidak

menetapkan persyaratan kualitas terkait kadar air.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 19

Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar negara timur

tengah, dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar Timur

Tengah

Grade General Description Prohibitive

Material

(%)

Outthrows

(%)

Residential Mixed

Paper

Consists of a mixture of various qualities

of paper not limited as to type of fiber

content, normally generated from

residential, multi-material collection

programs

2 5

Soft Mixed Paper Consists of a clean, sorted mixture of

various qualities of paper not limited as

to type of fiber content.

1 5

Hard Mixed Paper

(HMP)

Consists of a clean, sorted mixture of

various qualities of paper containing less

than 10% groundwood content.

0,5-1 3

Boxboard Cuttings Consists of new cuttings of paperboard

used in the manufacture of folding

cartons, set-up boxes, and similar

boxboard products.

0,5-1 2

Mill Wrappers Consists of paper used as outside wrap

for rolls, bundles, or skids of finished

paper.

0,5-1 3

News, De-ink Quality

(#7 ONP)

Consists of sorted, fresh newspapers, not

sunburned, containing not more than

the normal percentage of rotogravure

and colored sections. May contain

magazines.

None

permitted

0,25-1

2.4.9 Standar Australia

Klasifikasi kertas bekas di Australia terdiri dari 15 kelompok. Istilah yang digunakan

untuk kertas bekas dalam standar Australia adalah recovered paper. Kriteria kualitas

kertas bekasnya dinyatakan dalam istilah prohibitive materials dan outthrows. Rentang

nilai untuk prohibitive materials adalah 0 – 2 % dan rentang nilai untuk outthrows

adalah 0,25 – 5 %. Standar tersebut juga menetapkan kadar air maksimal sebesar 12 %.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 20

Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar Australia, dapat

dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Contoh spesifikasi dan kriteria kualitas kertas bekas menurut standar

Australia

Grade Name Office Pack #1

AuRPS Grade Code AuRPS OP1-37

Similar Grades ISRI - Sorted Office Paper (37)

Common Source(s) Retail, Industrial, and Commercial.

Specification Consists of >95% uncoated papers, as typically generated

by offices and printers, containing mainly white, ground

wood free ledger, bond, envelope, writing and other similar

papers and <5% selected white coated papers.

Prohibitive Materials Prohibitive materials such as plastic, metal, glass, synthetics,

timber, dirt, food, insoluble adhesives, corrugated

cardboard boxes, folding cartons, kraft liners,

high wet strength papers, waxed boxes, or any other

material damaging to equipment or machinery may not

exceed 0.5%

Out Throws Out Throws such as newspapers

Common End Uses Plaster liner wall boards

Grade Name Old Corrugated Containers

AuRPS Grade Code AuRPS OCC-11

Similar Grades ISRI - Corrugated Containers (11)

Common Source(s) Sorted Kerbside, Retail and Industrial.

Specification Consists of used corrugated cardboard boxes having liners

of either test liner, or kraft. May include folding cartons, and

similar boxboard products.

Prohibitive Materials Prohibitive materials such as plastic, metal, glass, synthetics,

timber, dirt, food, or any other material damaging to

equipment or machinery may not exceed 1.,0%

Out Throws Out Throws such as newspapers, magazines, offi ce and

stationery papers, high wet strength material, waxed boxes,

and telephone books may not exceed 5.0%

Common End Uses Corrugated cardboard boxes, and folding cartons.

2.4.10 Klasifikasi Kertas Daur Ulang di China

Impor kertas daur ulang ke China tertinggi berasal dari negara Amerika Serikat (US)

sebesar 42%, Jepang, Inggris, dan Belanda, dapat dilihat pada Gambar 2.5. Pada

Gambar 2.6 dapat dilihat kertas daur ulang di China diklasifikasikan menjadi high grade,

mixed grade, ONP (Old News Paper), dan OCC (Old Corrugated Cartoon).

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 21

Gambar 2.5 Impor kertas daur ulang dari beberapa negara ke China,

Source : WRAP, 2011

Gambar 2.6 Impor kertas daur ulang ke China berdasarkan grade,

Source : WRAP, 2011

2.5 Konsumsi Kertas Daur Ulang Dunia

Data pada Tabel 2.5 menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi pengguna kertas

daur ulang skala dunia sejak tahun 2000, dan tingkat konsumsinya terus meningkat dari

3,9 jutaton tahun 2000 menjadi 5,3 juta ton tahun 2009. Peningkatan konsumsi yang

cukup pesat terjadi di China, dari 18,1juta ton tahun 2000 menjadi 61,0 juta ton tahun

2009. Hal ini perlu dicermati karena China dan Indonesia berada dalam satu kawasan

sehingga tidak terjadi kelangkaan kertas daur ulang bagi Indonesia.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 22

Tabel 2.5 Konsumsi kerbas bekas dunia

2000 2006 2007 2008 2009 2010

China 18.1 42.1 50.2 55.5 61.0 66.3 EU-27 41.5 49.1 49.9 48.6 44.6 48.3 USA 31.3 30.6 30.2 28.9 25.9 27.7 Japan 17.8 18.8 19.3 19.0 16.8 17.3 South Korea 6.9 8.2 8.7 8.5 8.5 - Indonesia 3.9 4.9 5.2 5.2 5.3 - India 2.3 3.9 4.3 4.6 4.7 - Total 152.1 194.7 206.9 208.9 206.2

(Sumber : Professor Philippe Chalmin, 2011, Bureau of International Recycling (BIR)

Avenue Franklin Roosevelt 24, 1050 Brussels, Belgium)

2.6 Negara Pengumpul dan Pengguna Kertas daur ulang Terbesar Dunia

Tabel 2.6 berikut menunjukkan Indonesia termasuk ke dalam jajaran negara-negara

pengumpul dan pengguna kertas daur ulang terbesar dunia. Dari sisi kemampuan

pengumpulan kertas daur ulang Amerika Serikat terbesar kemudian disusul China dan

Jepang. Kapasitas pengumpulan kertas daur ulang China sekitar 10 kali dari Indonesia.

Sementara dari sisi konsumsinya sekitar 12 kali dari Indonesia.

Tabel 2.6. Negara Pengumpul dan Pengguna Kertas daur ulang Dunia

Country Collection

2008

Collection

2009 % change

Consumption

2009

USA 47.600.000 45.610.000 -4.1 25.925.000

China 31.300.000 34.240.000 9.5 61.750.000

Japan 22.437.000 21.660.000 -3.5 16.795.000

Germany 15.620.000 15.390000 -1.5 14.775.000

UK 8.803.000 8.150.000 -4.8 3.800.000

South Korea 7.530.000 7.718.000 2.5 8.514.000

France 6.860.000 6.970.000 1.5 4.500.000

Italy 63300000 6.200.000 -2 4.750.000

Spain 5.000.000 4.600.000 -8 4.595.000

Brazil 3.810.000 3.836.000 0.7 3.850.000

Mexico 3.420.000 3.200.000 -6.3 4.513.000

Indonesia 3.140.000 3.090.000 -2 5.350.000

Netherlands 2.915.000 2.360.000 -19 2.000.000

Taiwan 2.770.000 2.880.000 3.8 3.400.000

India 2.790.000 2.560.000 -8.2 4.690.000

Thailand 1.760.000 2.020.000 14.5 2.960.000

Russia 22.440.000 2.140.000 -4.7 1.955.000

Belgium 1.960.000 1.880.000 -4 1.090.000

Austria 1.395.000 1.548.000 10.9 2.290.000

Switzerland 1.355.000 1.320.000 -2.7 860.000

(Sumber : WORLD RECOVERED PAPER MARKET IN 2009, Report prepared by Giampiero Magnaghi, Past

President of the BIR Paper Division )

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 23

2.7 Eksportir dan Importir Utama Kertas daur ulang Dunia

Eksportir kertas daur ulang dari beberapa Negara dapat dilihat pada Tabel 2.10. Pada

tabel tersebut menunjukkan bahwa negara-negara eksportir kertas daur ulang

didominasi oleh Negara maju Amerika, Eropa, dan Jepang. Fakta ini menunjukkan

bahwa standardisasi kertas daur ulang akan mengikuti standar mereka, dalam hal ini

Amerika dan Eropa.

Tabel 2.10. Negara Pengumpul dan Pengguna Kertas daur ulang Dunia

No Negara Eskportir Kontribusi (%)

1 Amerika Serikat 33

2 Inggris 8

3 Jepang 8

4 Belanda 7

5 Jerman 6

6 Perancis 5

Sumber: FAO, 2010

Sementara itu, menurut Tabel di bawah, Indonesia masuk ke Negara pengimpor atau

pengguna kertas daur ulang 5 besar dunia pada tahun 2010.Terkait dengan data

eksportir di atas, maka dapat diduga sebagian besar impor kertas daur ulang di

Indonesia berasal dari Negara-negara tersebut. Ini juga berdampak bahwa Indonesia

harus mengikuti standar kertas daur ulang mereka.

Tabel 2.11. Negara Pengimpor dan Pengguna Kertas Daur Ulang

No Negara Importir Kontribusi (%)

1 China 47

2 Jerman 7

3 Belanda 5

4 India 5

5 Indonesia 4

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 24

Tabel 2.12 Ekspor Impor Kertas daur ulang di Kawasan Asia

No

Negara Importir

di Kawasan Asia

Jumlah ( 1000 Mt)

2007 2008 2009 2010

1 Jepang 67 61 44 44

2 China 22,562 24,204 27,501 24,352

3 Korea Selatan 1,182 1,307 1,122 1,356

4 Taiwan 983 834 563 569

5 Indonesia 2,225 2,080 2,285 2,412

6 Thailand 1,016 1,217 970 1,024

Sumber : RISI, Januari 2012

Menurut RISI, ke-enam negara importir kertas daur ulang di atas mencakup 90%

impor kertas daur ulang di kawasan Asia. Meskipun volume impornya hanya

sepersepuluh dari China, Indonesia merupakan importir kertas daur ulang kedua

di kawasan Asia.

Selanjutnya bila dilihat negara sumber impor kertas daur ulang di kawasan Asia,

maka sejalan dengan data pada butir 3.3, kertas daur ulang sebagaian besar

berasal dari Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, sebagaimana diperlihatkan

pada Tabel berikut.

Tabel 2.13 Ekspor Impor Kertas daur ulang di Kawasan Asia

No

Negara Eksportir

ke Kawasan Asia

JUMLAH ( 1000 Mt)

2007 2008 2009 2010

1 Amerika Serikat 11,202 11,914 12,318 11,707

2 Eropa 8,835 10,092 11,342 9,010

3 Jepang 3,736 3,459 4,683 4,193

4 Lain-Lain 4,261 4,239 4,141 4,848

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 25

Meskipun Indonesia memiliki sumber daya hutan yang luas, industri pulp dan kertas

Indonesia menggunakan kertas daur ulang sebagai bahan baku dengan volume yang

cukup signifikan. Walaupun Indonesia mengekspor sebagian kecil hasil produksi

kertasnya, pertumbuhan produksi selama sepuluh tahun ke depan akan memenuhi

permintaan domestik yang lebih kuat untuk produk kertas. Produsen kertas diharapkan

untuk mencoba untuk memenuhi peningkatan permintaan mereka dengan

merangsang pengumpulan kertas daur ulang domestik. Namun demikian, masih

terdapat ruang untuk pertumbuhan impor kertas daur ulang.

3.1 Produksi dan Konsumsi Kertas

Industri kertas Indonesia telah berkembang dengan pesat sejak awal 1990, didukung

oleh sumber daya hutan yang luas, Indonesia telah menjadi produsen dan eksportir

pulp dan kertas yang besar.

Diperkirakan 9,5 juta ton kertas telah diproduksi di Indonesia pada tahun 2008 (Tabel

1). Tingkat konsumsi kertas Indonesia pada tahun tersebut sekitar 6 juta ton.

Lebih dari sepertiga produk kertas yang diproduksi di Indonesia saat ini diekspor ke

mancanegara. Sebanyak 60% dari sepertiga produk kertas tersebut merupakan kertas

cetak dan tulis, nilai ini cukup jauh bila dibandingkan dengan ekspor bahan kemasan

yang hanya sekitar 5% (meskipun beberapa di antaranya mungkin selanjutnya diekspor

sebagai kemasan barang).

Tabel 3.1 Produksi dan konsumsi kertas Indonesia tahun 2008

Komoditi Produksi

(juta ton)

Konsumsi

(juta ton)

Kertas Koran 0,6 0,4

Kertas Tulis dan Cetak 4,5 1,7

Kertas Tisu 0,3 0,2

Kertas Kemas 4,0 3,7

Lainnya 0,2 0,0

Total 9,5 6,0

Sumber : Pöyry Forest Industry Consulting

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 26

3.2 Struktur Industri Kertas

Industri kertas Indonesia didominasi oleh sejumlah kecil pemain kunci. Sepuluh besar

produsen kertas menguasai sekitar 83% dari produksi kertas nasioanal, dengan industri

terbesar adalah Asian Pulp dan Paper (APP/Sinarmas). Kelompok Sinarmas sendiri

menguasai sekitar 46% kapasitast produksi total kertas nasional.

Produksi kertas terkonsentrasi di pulau Sumatera dan Jawa. Pulau Sumatera difokuskan

untuk industri pulp kertas dari kayu dan industri pulp dan kertas yang terintegrasi,

sedangkan produksi kertas dengan bahan baku kertas daur ulang dikonsentrasikan di

Pulau Jawa.

Meskipun Indonesia memiliki sumber daya hutan dan perkebunan yang luas untuk

mendukung produksi pulp virgin, kertas daur ulang digunakan lebih dari setengah

jumlah serat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Konsumsi serat

non-kayu, seperti ampas tebu, jerami dan bambu sangat minimal. Kertas daur ulang

digunakan terutama oleh industri yang memproduksi kertas kemasan dan kertas koran.

Sumber : Pöyry Forest Industry Consulting

Gambar 3.1 Konsumsi pulp industri kertas Indonesia

3.3 Impor Kertas Daur Ulang

Industri kertas Indonesia menggunakan bahan baku serat dari berbagai sumber.

Sebagai Negara tropis yang subur, bahan baku pulp virgin merupakan pilihan yang

sangat menarik dan ekonomis. Meskipun demikian Indonesia juga

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 27

menggunakan bahan baku non-kayu dan kertas daur ulang. Kertas daur ulang tersebut

ada yang dikumpulkan di dalam negeri maupun impor.

Sebanyak 40% dari lima juta ton kertas daur ulang yang digunakan oleh Industri kertas

Indonesia merupakan barang impor.

Gambar 3.2 Rata-Rata Produksi Kertas Daur Ulang Indonesia 2001-2011

Gambar 3.3 Rata-Rata Ekspor Kertas Daur Ulang Indonesia 2001-2011

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 28

Gambar 3.4 Rata-Rata Impor Kertas Daur Ulang Indonesia 2001-2011

Gambar 3.5 Rata-Rata Produksi Kertas Daur Ulang 5 Besar Dunia 2001-2011

Gambar 3.6 Rata-Rata Ekspor Kertas Daur Ulang 5 Besar Dunia 2001-2011

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 29

Gambar 3.7 Rata-Rata Impor Kertas Daur Ulang 5 Besar Dunia 2001-2011

Gambar 3.8 Rata-Rata Produksi Kertas Daur Ulang Berdasarkan Kawasan

2001-2011

Gambar 3.9 Rata-Rata Ekspor Kertas Daur Ulang Berdasarkan Kawasan

2001-2011

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 30

Gambar 3.10 Rata-Rata Impor Kertas Daur Ulang Berdasarkan Kawasan

2001-2011

Gambar 3.11 Kecenderungan Rata-Rata Produksi Kertas Daur Ulang 5 Besar

Dunia 2001-2011

Gambar 3.12 Kecenderungan Rata-Rata Ekspor Kertas Daur Ulang 5 Besar Dunia

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 31

2001-2011

Gambar 3.13 Kecenderungan Rata-Rata Impor Kertas Daur Ulang 5 Besar Dunia

2001-2011

Tabel 3.2 Impor Berdasarkan Jenis Kertas Bekas

IMPOR BERDASARKAN JENIS KERTAS

BEKAS (kg)

TAHUN

KODE HS DESKRIPSI 2008 2009 2010 2011 2012*

4707100010 Recovered Unbleached kraft paper &

paper board for paper making purpose

1,114,893,017 1,322,869,643 1,473,913,291 1,501,572,172 52,396,718

4707100090 Recovered Unbleached kraft paper &

paper board for paper other purpose

170,207 10,677 6,390 4,199 1,378

4707200010 For paper making purpose Recovered

bleached chemical pulp

50,354,136 20,241,613 100,528,934 70,498,547 -

4707200090 Recovered bleached chemical pulp, for

other purpose

5,906 7,716 11,012 6,137 -

4707300010 Recovered mechanical pulp paper or paperboard for paper making purpose

809,626,435 758,742,963 689,622,308 602,970,141 376,751,481

4707300090 Recovered mechanical pulp paper or paperboard for other purpose

6,263 16,077 15,109 516 63,979

4707900010 Recovered unsorted waste &scrap paper

& paperboard for paper making purpose

- 182,226,494 148,362,202 148,704,053 85,350,077

4707900090 Recovered unsorted waste and scrap paper

& paperboard for other purpose

- 18,538 2,494 309 882

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 *Sampai Agustus

2012

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 32

Tabel 3.3 Ekspor Berdasarkan Jenis Kertas Bekas

EKSPOR BERDASARKAN JENIS KERTAS BEKAS

(kg)

TAHUN

KODE HS DESKRIPSI 2008 2009 2010 2011 2012*

4707100010 Recovered Unbleached kraft paper &

paper board for paper making purpose

0.00 11.17 97.00 211.30 160.00

4707100090 Recovered Unbleached kraft paper & paper board for paper other purpose

1,418,649.0

0

10,123,477.6

3

15,278,680.1

1

14,257,086.1

0

1,589,367.0

0

4707200010 For paper making purpose Recovered bleached chemical pulp

0.00 15,196.00 16.00 59,309.00 65.00

4707200090 Recovered bleached chemical pulp, for

other purpose

0.00 34,204.18 1,095.00 8,582.08 52,548.00

4707300090 Recovered mechanical pulp paper or

paperboard for other purpose

3.80 653,213.20 11,819.87 867,084.05 5.00

4707900010 Recovered unsorted waste &scrap

paper & paperboard for paper making

purpose

- - 420,257.00 1,393,846.49 938,179.56

4707900090 Recovered unsorted waste and scrap

paper & paperboard for other purpose

- - 493,021.88 - 328,482.00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012 *Sampai Agustus 2012

Tabel 3.4 Impor Berdasarkan Jenis Kertas Bekas

NEGARA ASAL 2004 2005 2006 2007 2008

USA 17 16 17 17 16

Inggeris 14 3 17 18 16

Singapura 12 13 16 18 15

Belanda 11 12 13 12 11

Australia 8 10 8 9 10

Negara Lainnya 37 47 29 26 32

Sumber : Bussiness Intellegence Report, 2010

Tabel 3.5 Ekspor Berdasarkan Jenis Kertas Bekas

NEGARA TUJUAN 2007 2008

Singapura 2 4

Malaysia 0 0

Taiwan 22 93

Amerika Serikat 1 3

Hongkong 2 0

Negara Lainnya 72 1

Sumber : Bussiness Intellegence Report, 2010

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 33

Tabel 3.6 Kondisi Pengelolaan Kertas Daur Ulang

ASPEK TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Produksi Kertas dan Karton

(1000 Ton)

6,99

5

6,99

5

7,04

0

7,22

3

7,22

3

7,22

3

7,72

7

11,349 11,527 11,527 11,527

Produksi Kertas Bekas

(1000 Ton)

1,87

0

1,87

0

1,87

0

1,87

0

1,87

0

1,87

0

1,87

0

3,711 3,934 3,934 3,934

Impor Kertas Bekas

(1000 Ton)

2,48

4

2,20

9

2,01

4

2,20

2

1,95

8

2,08

2

2,22

5

2,080 2,285 2,412 2,324

Ekspor Kertas Bekas

(1000 Ton)

17 20 18 15 16 15 18 21 15 20 20

Konsumsi Kertas Bekas

(1000 Ton)

4,33

7

4,05

9

3,86

6

4,05

7

3,81

2

3,93

7

4,07

7

5,770 6,204 6,326 6,238

Recovery Rate (%) 43 46 48 46 49 47 46 64 63 62 63

Utilization Rate (%) 62 58 55 56 53 55 53 51 54 55 54

Sumber : FAO, 2012

3.4 Hasil Survei Kertas Daur Ulang APKI 2012

Dalam rangka melakukan kajian penggunaan kertas daur ulang sebagai bahan baku

industri, APKI telah menyebarkan angket tentang penggunaan kertas daur ulang ke

industri kertas di Indonesia, Sebanyak 6 industri kertas telah merespons angket

tersebut, dan hasilnya dirangkum pada Tabel 3.7.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 34

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Survei APKI 2012

NO ASPEK INDUSTRI KERTAS

1 2 3 4 5 6

1 Bahan Baku Serat

(%)

Virgin 0 0 0-25 0 0,5 32

Kertas daur ulang 100 100 75-100 100 99,5 68

2 Sumber Kertas

daur ulang (%)

Lokal 15 √ 100 5-10 45 30

Impor 85 √ 0 90-95 55 70

3 Negara Pengimpor USA √ √ √ √ - √

Eropa √ √ √ √ √ √

Australia/S,Baru - √ - √ √ √

ASEAN √ - - √ √ √

Asia/China - √ √ √ √ √

4 Komposisi Kertas

daur ulang (%)

Kertas 80-100 90-98 100 √ 90-98 95

Non-Kertas 0-20 2-10 0 √ 2-10 5

Prohibitive - - - - Max 2 Max 1

5 Persyaratan Kertas

daur ulang (%)

Kadar Air - - Max 10 Max 12 Max 12 Max 14

Kontaminan 1 10 - 1-6 2 Max 5

6 Jenis Kontaminan Plastik √ √ √ √ √ √

Metal √ √ √ √ √ √

Lain-Lain √ √ √ √ √ √

7 Jenis Kertas daur

ulang

OCC - - - - √ √

ONP √ √ √ √ √ √

OMP √ - - √ - √

SWL √ - √ √ - √

Campuran - - - - - √

Lain-Lain - √ √ - - √

8 Sistem Klasifikasi Ada √ √ √ √ √ √

Tidak Ada - - - - - -

9 Penanganan

Kertas daur ulang

Inspeksi √ √ √ √ √ √

Sampling √ √ √ √ √ √

Pengujian √ √ √ √ √ √

Penyimpanan √ √ √ √ √ √

Spill Cntainmnt √ √ √ √ √ √

10 Tindakan Kontrol

Mutu

Visual √ √ √ √ √ √

Uji Lab √ √ √ √ √ √

Data pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa ke-enam industri kertas telah

menggunakan kertas daur ulang sebagai bahan baku di pabriknya masing-masing, dan

sebagian besar kertas daur ulangnya berasal dari impor dari Negara Amerika Serikat,

Eropa, dan Australia, Komposisi kertas daur ulangnya menunjukkan komponen kertas

berkisar antara 0 – 20 %, sementara prohibitive materials 1-2 %.

Kertas daur ulang yang digunakan dipersyaratkan mengandung kontaminan 1 – 10 %,

dan kadar air 10 – 14 %, Persyaratan ini bila dibandngkan dengan hasil tinjauan pustaka

terhadap standar Amerika Serikat dan Eropa sebenarnya sejalan.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 35

Jenis kertas daur ulang yang digunakan umumnya OCC, ONP, OMP, damn SWL,

Sedangkan pengguna kertas daur ulang campuran hanya 1 responden. Industri kertas

sudah memiliki sistem klasifikasi terkait dengan kebutuhan prosesnya. Namun belum

ada standar klasifikasi yang diacu.

Selanjutnya, dalam penanganan kertas daur ulang, sejak barang masuk hingga

digunakan dalam proses, semua responden telah memilikinya, Seperti hasil tinjauan

pustaka terhadap standar kertas daur ulang di negara asing, parameter mutu kertas

daur ulang yang bersifat kuantitatif hanya 2 yaitu kadar air dan kandungan bahan tak

berguna. Namun terkait dengan tonase kertas daur ulang yang demikian besar saat

masuk ke pabrik, prosedur penetapan parameter tersebut cenderung dilakukan secara

visual saja, karena kalo dilakukan secara laboratorium akan memerlukan waktu dan

tenaga yang cukup besar, Berkenaan dengan itu, pabrik-pabrik memerlukan tenaga

trampil dan terlatih untuk mendukung insting visualnya.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 36

Tingkat recovery limbah kertas di masing-masing negara tergantung pada sumber daya

serat dan struktur industri kertas seperti halnya konsumsi kertas dan karton per kapita.

Klasifikasi kertas daur ulang di beberapa negara dirangkum dalam tabel 4.1. Indonesia

tidak memiliki kriteria atau sistem klasifikasi kertas daur ulang yang dapat digunakan

secara nasional. Sistem klasifikasi kertas daur ulang hanya dimiliki oleh industri

pengguna bahan baku kertas daur ulang. Oleh karena itu perlu adanya standar atau

sistem klasifikasi yang dapat digunakan oleh industri kertas secara nasional.

Tabel 4.1 Matriks klasifikasi kertas daur ulang di beberapa Negara

Kriteria

Negara

Amerika

Serikat

Eropa

(EN-

643)

Jepang Afrika

Selatan India FAO Inggris Jerman Australia

Timur

Tengah Indonesia*

Grades

51 + 35

grade

khusus

5 9 16 62 4 11 4 15 37 -

Sub.

Grades - 57 26 - - - 68 40 - - -

Rentang

nilai

prohibitive

materials,

%

0-2 - 1-3 1-5 0-5 - - - 0-2 0-2 1-2

Rentang

Nilai

Outthrows,

%

1-5 - - 0-1 2,5-15 - - 1-11 0,25-5 0,25-10 0-20

Kadar air,

%

Max.

12%

Max.

10% -

Max. 10

(kertas)

Max. 12

(kraft

dan

karton)

- - - - Max. 12 - Max. 10-14

*Hasil survey di industri kertas Indonesia

Sistem klasifikasi di beberapa negara menunjukkan kriteria pengelompokan (grading)

atau pengklasifikasian jenis kertas daur ulang, komponen bukan kertas atau pun bahan

tak berguna (prohibitive material dan outthrows), nama/istilah yang digunakan untuk

kertas daur ulang dan besaran maksimal kadar air kertas daur ulang.

Eropa, Inggris, Jerman dan Jepang memiliki pola pengklasifikasian yang sama. Kertas

daur ulang dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang selanjutnya

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 37

dibagi lagi menjadi sub kelompok. Sedangkan Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia

dan Timur Tengah langsung dibagi dalam sub kelompok tanpa ada pengelompokan

terlebih dahulu. Standar Internasional dari FAO hanya membagi kertas daur ulang

menjadi 4 kelompok tanpa menjelaskan atau mencantumkan kriteria lainnya.

Kriteria untuk pengotor atau impurities dalam kertas daur ulang setiap Negara memiliki

standar tersendiri tergantung kelompok atau sub kelompoknya. Amerika Serikat, Afrika

Selatan, India, Australia dan negara Timur Tengah memiliki criteria yang sama dalam

menyatakan pengotor dalam kertas daur ulang. Kelima negara tersebut menggunakan

istilah yang sama yaitu prohibitive material dan outthrow. Besaran nilai untuk pengotor

tersebut, setiap negara memiliki besaran tersendiri. Eopa memiliki istilah tersendiri

mengenai pengotor dengan istilah unusable material dan non-paper component, tetapi

besaran nilai pengotor tersebut tidak ditetapkan tetapi dikembalikan kepada industri

terkait. Inggris tidak menetapkan besaran maupun istilah untuk pengotor, sedangkan

Jerman menyatakan pengotor di dalam kertas daur ulang dengan menggunakan istilah

foreign bodies atau bahan yang dapat mengganggu proses produksi dan Jepang

menggunakan istilah bahan tak berguna. Baik Jerman maupun Jepang keduanya

memberikan batasan untuk kandungan pengotor.

Kriteria kadar air digunakan oleh Amerika Serikat, Eropa, Afrika Selatan dan Australia,

sedangkan Jepang, India, Inggris, Timur Tengah dan Jerman tidak menetapkan nilai

batasan untuk kadar air.

Kertas daur ulang (Waste paper) tidak masuk dalam klasifikasi Hazardous waste

menurut Basel Convention dapat dilihat pada tabel 4.2 dan menurut PP 18 tahun 1999

serta di dalam European Waste Catalogue and Hazardous Waste List, kertas daur ulang

tidak tercantum dalam daftar limbah B3.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 38

Tabel 4.2 Limbah B3 dan non-B3 dalam konvensi Basel

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 39

1. Sistem klasifikasi kertas daur ulang di Indonesia dikelompokkan (grading) menjadi

tiga kelompok besar yang terdiri dari Ordinary grades, Medium grades dan High

grades. Setiap kelompok besar dibagi lagi menjadi beberapa subkelompok yang

terdiri dari ONP (Old Newspaper), OMP (Old Magazine Paper), OCC (Old Corrugated

Container), SWL (Sorted White Ledger), Mixed Paper, SOP (Sorted Office Paper).

2. Kriteria keberterimaan kertas daur ulang ditentukan oleh parameter prohibitive

material (bahan tak berguna bukan kertas) dan outthrows (bahan tak berguna

berupa kertas), dengan besaran untuk prohibitive material maksimal 2% dari berat

kering udara (air dry) dan maksimal 5% dari berat kering udara untuk outthrows.

Grade Sub. Grade Prohibitive

Material (%)

Outthrows (%)

Ordinary OCC 1 5

ONP 2 4

OMP 1 3

SWL 1 2

Mixed Paper 2 5

SOP 1 5

Medium OCC 1 2

ONP 1 3

OMP 1 2

SWL 0,5 1

Mixed Paper 1 3

SOP 1 3

High OCC 0 2

ONP 1 2

OMP 1 1

SWL 0 0,5

SOP 0 1

3. Kadar air kertas daur ulang maksimal 12%.

4. Kertas daur ulang (Waste Paper) tidak masuk dalam klasifikasi Hazardous Waste

menurut Basel Convention, PP 18 tahun 1999 dan European Waste Catalogue and

Hazardous Waste List.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 40

Kertas daur ulang sebagai bahan baku industri kertas di Indonesia diklasifikasikan ke

dalam tiga kelompok besar yaitu Ordinary grades, Medium grades dan High grades.

Kriteria keberterimaan kertas daur ulang ditentukan oleh parameter prohibitive material

(bahan tak berguna bukan kertas) dan outthrows (bahan tak berguna berupa kertas),

dengan besaran untuk prohibitive material antara 0 - 2% dari berat kering udara (air

dry) dan antara 0,5 - 5% dari berat kering udara untuk outthrows. Kertas daur ulang

(Waste paper) tidak masuk dalam klasifikasi Hazardous waste menurut Basel

Convention, PP 18 tahun 1999 dan European Waste Catalogue and Hazardous Waste

List.

Kajian Penggunaan Kertas Daur Ulang (Waste Paper) sebagai Bahan Baku Industri Kertas 2012

Kerjasama Balai Besar Pulp dan Kertas dengan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia 41

1. Anonim, 2002, “European List of Standard Grades of Recovered Paper and Board”

June 2002, CEPI, ERPA EN-643

2. Anonim, 2002, ”Australian Recovered Paper Specifications (AuRPS)”, Published by

the Australian Council of Recyclers through funding from the National Packaging

Covenant Transitional Arrangements Program.

3. Alejandro Villanue, Peter Eder, 2011. “ End-of-Waste Criteria for Waste Paper”

Technical proposals, JRC Scientific and Technical Reports.

4. BADAN PUSAT STATISTIK, Beberapa Perkembangan Indikator Utama Sosial

Ekonomi Indonesia, 2012

5. Buletin APKI, Oktober 2011

6. Directory Indonesian Pulp and Paper Industry, 2011

7. EPA, 2002, “European Waste Catalogue and Hazardous Wastelist”, 1 January 2002

8. Feng, H.; Shinichi, T. 2012. “ China’s Sustainable Strategy on Waste Paper as

Reusable Resources” Journal of Environmental Science and Engineering A 1 (2012)

1142-1148, ISSN 1934-8932

9. -------------, “Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of

Hazardous wastes and their Disposal” UNEP

10. The Scrap Recycling Industry: Recovered Paper, ISRI, Institute of Scrap Recycling

Industries, Inc. 2012,

11. Paper Recycling Promotion Center, Statistics Of Recovered Paper In Japan, 2012

12. Paper Recycling of South Africa (PRASA), 2009

13. Anonim. “Paper Recycling In Japan”, Paper Recycling Promotion Center, April,

2009

14. Roadmap Industri Pulp dan Kertas, Kementerian Perindustrian, 2011

15. RISI, 2011

16. Market Situation Report – Spring, The Chinese markets for recovered paper and

plastics – an update, WRAP (Waste & Resources Action Program), 2011

17. Indonesia Forestry Outlook Study, Center for Forestry Planning and Statistics -

Ministry of Forestry, Food And Agriculture Organization Of The United Nations,

Regional Office For Asia And The Pacific, Bangkok, 2009